115
Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa Baru Skripsi Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh : Nama : Nanang Kurniawan NIM : 039114046 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk

Meningkatkan Prestasi Akademik Mahasiswa Baru

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh :

Nama : Nanang Kurniawan

NIM : 039114046

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

Page 2: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

= . r c - * = - = - : : * : g - _ - -E-,8#+*agE- Eae€-=

ie. g*eFsEsF;ae€fu=EE

=FiE_tF=t

F ;* €*# Ee=ee Fe€ le =e ="j * eee* €E * s€. E aeee graefu

FE"*s*s € €fu* g€*eeEE€i &€*€e* s€see,e E=eaE

F + i - - - ? - E - -

L-E 5-=;EE S€age €i.a+ g= ;

i4-*s:ae : i{i€Ea*EE€ *-geeeE*e*.*:e

r-fF€ ; t+-5=33.+E3€{;

r - - n - i - - t : - . - L - : - - : - i - = --L :--i trj:' i i-E-:* {-j_.!-g 1.._+ i ri : +ii =

F=e"fii:aaE:=eg

l l e i . = F = s _ I . t f , _ 4 t - e

! s I E E : L ' r r ? : . r . - r

i - ! a l i - - ; - + l E ; { =ia E=t+s:'=" "E.F=i" :i€.=i"

Page 3: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

SKRIP S I

Efsktivitns Pclatihan lllanaiemen Diri lntnk

Msningkatkan Prestasi Akndemik Mnhasiswa BaruDipersiadsan dmDitulis oleh :

Nma : NmangKrnniawan

NIM :A39114046

K€tua

$ela€taris

Ailggota

Yognakauta"*ll q., | 2008

Falnrha$ Psikologi

{Jnivssitas SmmDhrma

L

ll;iW;

lll

Page 4: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Februari 2008

Nanang Kurniawan

iv

Page 5: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

LBMBAR PERN-YATAAN PERSETUJUAN

PT]BLIKASI KARYA ILMIAH T]NTT]K KEPENTINGAhI AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

Nomor Mahasiswa

: Nanang Kurniawan

: 039114A46

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

Efekiivitas Pelatihen Manajeneil Diri udtuk Meningkatkdn Prestasi

Akademik Mahasiswa Baru.

Dengan demikian saya memberikan 'kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, rrlengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikan di internet atau medid lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu merrtiflta ijin dari saya maupurt frtemberikan royalti kepada saya selama

tetap mencafltumkannama saya sebagal penulis.

Demikian pernyatadn ini yang saya buat dertgan sebenarnya.

Dibuat di Yoryakarta

Padatanggal : 25 Maret 2008

V

Yang menyatakan,

( Nanang Kurniawan )

Page 6: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terutama untuk yang ‘KHALIK’

Kedua orangtuaku sebagai sponsor utama

Kedua adikku sebagai penyemangat

Untuk Keluarga & anak-anak ku kelak “ this is me, son! ”

Dan untuk Kesuksesan yang akan segera menyusul “ See u soon ”

“Thousand miles journey must begin with a single step”

vi

Page 7: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan manajemen diri efektif untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Hipotesa penelitian yang diajukan oleh peneliti yaitu pelatihan manajemen diri dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.

Rancangan penelitian ini menggunakan control group pre test – post test non randomized design dengan subyek peserta mahasiswa Psikologi angkatan 2007 Universitas Sanata Dharma sebanyak 30 orang. Pengambilan data dilakukan dengan mengevaluasi pelatihan dalam tiga evaluasi, yaitu Reaksi, Pembelajaran dan Hasil. Pengolahan data penelitian digunakan analisis uji t sampel berpasangan. Semua perhitungan dilakukan dengan SPSS for Windows versi 12.0.

Hasil analisa data pada evaluasi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan pengetahuan pada subyek penelitian sebelum dan sesudah pelatihan untuk Tipe Declarative and procedural pada kelompok perlakuan Pretest-postest pertama: nilai t sebesar -12,476 dengan p=0,000; Postest pertama-postest kedua: nilai t=3,568 dengan p=0,003. Pada kelompok kontrol Pretest-postests pertama: nilai t sebesar 0,979 dengan p=0,344; Postest pertama-postest kedua: nilai t=0,130 dengan p=0,898. Untuk Tipe Strategic pada kelompok perlakuan Pretest-postest pertama: nilai t sebesar -13,632 dengan p=0,000; Postest pertama-postest kedua: nilai t=2,712 dengan p=0,017. Pada kelompok kontrol Pretest-postests pertama: nilai t sebesar -1,081 dengan p=0,298; Postest pertama-postest kedua: nilai t=1,650 dengan p=0,121. Namun pada evaluasi hasil dapat disimpulkan tidak ada peningkatan nilai prestasi akademik subjek sebelum dan sesudah pelatihan pada kelompok perlakuan Pretest-postest: nilai t sebesar -.577 dengan p=0,573; kelompok kontrol Pretest-postest: nilai t sebesar -2.083 dengan p=0,056. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan Manajemen diri tidak efektif untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Kata kunci: Prestasi akademik, Pelatihan Manajemen diri, Mahasiswa.

vii

Page 8: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

ABSTRACT

This research was held to find out the effectiveness of self management training to increase the academic achievement in college student. The hypothesis in this research is self management training can increase the academic achievement.

Control group pretest–post test non randomized design in 30 (thirty) student of Sanata Dharma University majoring Psychology year 2007 is use as the design in this research. Data are taken by evaluating the training in 3 (three) evaluation, which is Reaction, Learning and Result. Data are processed by t-test pair sample and SPSS for Windows ver.12.0 for all the accounting process.

From the result of data analysis can be concluded that the student knowledge is increase before and after training for declarative and procedural type in first pretest-posttest group: the t value = -12,476 with p = 0,000, first posttest-second posttest: t value = 3,568 with p = 0,003. In control group with first pretest-posttest: t value = 0,979 with p = 0,344; first posttest-second posttest: t value = 0,130 with p = 0,898. Strategic type in first pretest-posttest experiment group: t value = -13,632 with p = 0,000; first posttest-second posttest: t value = 2,712 with p = 0,017. In first pretest-second posttest control group: t value = -1,081 with p = 0,298; first posttest-second posttest: t value = 1,650 with p = 0,121. However, from the result evaluation can be concluded that there is no increase in academic achievement before and after training in pretest-posttest experiment group: t value = -.577 with p=0,573; pretest-posttest control group: t value = -2.083 with p=0,056. Those mean that self management training is not effective for increasing the academic achievement in college student.

Keyword: academic achievement, self management training, college student.

viii

Page 9: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan baik. Skripsi

ini disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terwujud. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua

pihak, yaitu :

1. Seluruh staf dosen Psikologi yang telah mendidik dan membagikan ilmu

pengetahuan selama ini.

2. Seluruh staf karyawan yang selalu bersedia membantu dalam bidang

administrasi selama ini.

3. Seluruh responden penelitian yang membantu suksesnya penelitian ini.

4. Seluruh individu yang mencintai dan ku cintai.

5. Terkhusus untuk “my Lady”, thanks for everything.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis mengharap segala saran dan masukan yang dapat melengkapi

skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan.

Yogyakarta, 25 Februari 2008

Nanang Kurniawan

ix

Page 10: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................................iv

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................vi

ABSTRAK ........................................................................................................vii

ABSTRACT ......................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................x

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ...........................................................................7

A. Pelatihan ..................................................................................................7

x

Page 11: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

1. Pengertian Pelatihan …......................................................................7

B. Efektivitas Pelatihan ...............................................................................8

1. Pengertian Efektivitas ………….................................................8

2. Faktor-Faktor Penentu Efektivitas Pelatihan ..............................9

3. Metode dalam Pelatihan ……………………………………….11

4. Rancangan Pelatihan …………………………………………...14

5. Model Evaluasi Pelatihan ............................................................18

6. Metode Evaluasi …………………………………….….….…...22

C. Manajemen Diri …...................................................................................24

1. Pengertian Manajemen Diri………....................................................24

2. Dimensi Manajemen Diri ..................................................................26

D. Prestasi Akademik …...............................................................................31

1. Pengertian Prestasi Akademik .....................................................31

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik ..............31

E. Dinamika Manajemen Diri dan Prestasi Akademik ................................33

F. Hipotesis ..................................................................................................35

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………….….….36

A. Jenis Penelitian ........................................................................................36

B. Identifikasi Variabel …………………………………………………....36

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………...….…37

1. Pelatihan Manajemen Diri ….......................................................37

2. Reaksi Peserta Pelatihan Manajemen Diri …………………......37

3. Pembelajaran …………………………………………………...38

xi

Page 12: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

4. Nilai Akademik …………………………………………..……...38

5. Bakat ……………………….…………………………….....…...39

D. Manipulasi ………………………………………………………..……...39

1. Monitoring Diri ….........................................................................39

2. Analisis Diri ……………………………..………..…………......40

3. Perubahan Diri ………….………………………….……………40

4. Pemeliharaan Diri …………………………………...……….….41

E. Instrumen Penelitian …………………………………………...….…….41

1. Reaksi Program Pelatihan ….........................................................41

a. Definisi dan Informasi Umum …………………...…….……41

b. Reliabilitas dan Validitas ……………………………....……42

2. Tes Prestasi (Pengetahuan Manajemen Diri) ………………........44

a. Declarative and Procedural ……....……………...…………44

1. Definisi Umum ………………………………………….44

2. Analisis dan Seleksi item …………………………….….45

3. Reliabilitas dan Validitas …………………………….….46

b. Strategic ………………..………………………….......……48

3. Tes Prestasi ………….………………..……………....….……...49

4. Observasi ………………………………….................…….……50

F. Subjek Penelitian ………………………………….…………………….51

G. Pelaksanaan Penelitian ………………………………….……………….51

1. Pra Perlakuan …............................................................................51

2. Pelaksanaan Perlakuan ……………………………….……........52

xii

Page 13: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

3. Pasca Perlakuan ………….……………………………...……….59

H. Rancangan Eksperimen ………………………………………………….60

I. Metode Analisis Data ………………………………………………........61

1. Data Reaksi Peserta terhadap Pelatihan …....................................61

2. Data Pengetahuan Materi Manajemen Diri dan Data Prestasi

Akademik ………………………………………………….……62

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………...…66

A. Hasil Penelitian .........................................................................................66

1. Diskripsi Hasil Penelitian ………………….................................66

2. Hasil Uji Prasyarat ………………………………………………67

3. Hasil Uji Hipotesis ………………………………………………68

4. Uji Evaluasi Hasil ……………………………………………….71

5. Hasil Observasi ………………………………………………….75

B. Pembahasan ………….…………………………………………….…….82

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….92

A. Kesimpulan ...............................................................................................92

B. Saran ………………………………………………………...…………..92

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………......94

LAMPIRAN …………………………………………………………………….97

xiii

Page 14: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Framework Self management …………………………………. .…….30

Tabel 2. Blue print Angket Reaksi peserta pelatihan …………………………..43

Tabel 3. Blue print Uji coba Tes Pengetahuan Manajemen Diri ………………45

Tabel 4. Blue print Tes Pengetahuan Manajemen Diri setelah diuji coba ……..46

Tabel 5. Hasil Survey Hambatan Mahasiswa untuk mencapai

Prestasi Akademik …………………………………………………….49

Tabel 6. Rancangan Eksperimen Kontrol Group Pretest-postest non randomized

design ………………………………………………………………….60

Tabel 7. Norma Kategorisasi Reaksi peserta pelatihan ………………………...61

Tabel 8. Kategorisasi Reaksi peserta pelatihan ………………………………...61

Tabel 9. Kategorisasi Reaksi pada aspek Isi & Metode pelatihan ……………..62

Tabel 10. Kategorisasi Reaksi pada aspek Relevansi pelatihan …………………62

Tabel 11. Jadwal Pelatihan Manajemen Diri ……………………………………64

Tabel 12. Deskripsi Hasil Penelitian …………………………………………….66

Tabel 13. Hasil uji Normalitas sebaran ………………………………………….67

Tabel 14. Hasil uji Homogenitas Varians ……………………………………….68

Tabel 15. Reaksi keseluruhan pada peserta pelatihan …………………………...68

Tabel 16. Reaksi peserta per aspek ……………………………………………...69

Tabel 17. Hasil uji beda pretest ………………………………………………….69

Tabel 18. Hasil uji beda postest …………………………………………………70

Tabel 19. Hasil uji beda skor perolehan …………………………………………70

Tabel 20. Hasil uji beda sebelum dan sesudah pelatihan ………………………..71

Tabel 21. Deskripsi Evaluasi Hasil ……………………………………………...72

Tabel 22. Hasil uji Normalitas sebaran Evaluasi Hasil ………………………….73

Tabel 23. Hasil uji Homogenitas Varians Evaluasi Hasil ……………………….73

Tabel 24. Hasil uji beda pretest Evaluasi Hasil ………………………………….73

Tabel 25. Hasil uji beda postest Evaluasi Hasil …………………………………74

Tabel 26. Hasil uji beda skor perolehan Evaluasi Hasil …………………………74

xiv

Page 15: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

Tabel 27. Hasil uji beda sebelum dan sesudah pelatihan pada Evaluasi Hasil ….74

Tabel 28. Kategori Observasi ……………………………………………………75

Tabel 29. Rerata hasil observasi terhadap proses pelatihan ……………………..77

Tabel 30. Rerata hasil observasi terhadap performansi fasilitator ………………79

xv

Page 16: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Learning circle ……………………………………………...13

Gambar 2. Tingkat Kejenuhan ……………………………………….....76

Gambar 3. Tingkat Antusiasme …………………………………………76

Gambar 4. Tingkat Kelelahan …………………………………………. 77

xvi

Page 17: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

DAFTAR LAMPIRAN

A. Instrumen Penelitian ……………………………………………………98

B. Reliabilitas alat ukur …………………………………………………...142

C. Data penelitian …………………………………………………………146

D. Analisis statistik ………………………………………………………..163

E. Dokumentasi …………………………………………………………...171

F. Surat ijin ………………………………………………………………..176

xvii

Page 18: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mahasiswa, sebuah sebutan yang tidak asing lagi bagi kita. Sebutan

mahasiswa melekat secara otomatis pada diri seseorang ketika namanya terdaftar

sebagai siswa didik disalah satu lembaga pendidikan baik itu universitas, institut,

akademi, maupun sekolah tinggi. Mahasiswa baru merupakan istilah yang melekat

kepada individu yang memasuki tahun ajaran pertama di sebuah lembaga pendidikan

tinggi. Pada umumnya individu yang menjadi mahasiswa baru berasal dari tingkat

pendidikan sekolah menengah / sederajat. Perubahan tingkat pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi, tentunya diikuti dengan perubahan sistem pendidikan, misalnya

proses belajar-mengajar. Hal ini akan membawa dampak bagi mahasiswa baru,

karena mereka akan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

barunya.

Menurut Warsito (2004) dalam penelitiannya, penyesuaian diri mahasiswa

terhadap lingkungan akademik yang baru akan berdampak pada prestasi akademik

mahasiswa itu sendiri. Bagi mahasiswa yang mampu menyesuaikan diri dengan

lingkungannya, maka ia akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk

mendapatkan prestasi yang memuaskan jika dibandingkan dengan mahasiswa yang

kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Keberhasilan mahasiswa dalam studinya ditandai dengan prestasi akademik

yang baik antara lain nilai-nilai optimal yang diperoleh melalui indeks prestasi serta

1

Page 19: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

2

ketepatan waktu dalam menyelesaikan studinya (Warsito, 2004). Berdasarkan

pernyataan tersebut, mahasiswa yang berhasil akademiknya dilihat dari indeks

prestasi yang didapat selama masa studi dan ketepatan waktu menyelesaikan masa

studinya. Indeks prestasi diperoleh dari kumulatif nilai yang didapat mahasiswa dari

proses perkuliahan, sedangkan yang dimaksud dengan ketepatan waktu adalah

mahasiswa mampu menyelesaikan seluruh masa studinya sesuai dengan target waktu

yang ditentukan oleh lembaga pendidikan tersebut.

Setiap lembaga pendidikan tinggi memiliki target masa studi untuk

mahasiswanya. Pada umumnya untuk jenjang sarjana (S1) ditempuh dalam 8

semester dan maksimal harus diselesaikan dalam 14 semester, untuk jenjang diploma

(D3) ditempuh 6 sampai dengan 12 semester. Target masa studi tersebut sudah

diperkirakan sedemikian rupa supaya mahasiswa mampu menyelesaikan masa

perkuliahannya dengan tepat waktu. Sebagai contoh, Universitas Sanata Dhasrma

menargetkan mahasiswanya untuk menempuh masa studi selama 8 semester dan

harus diselesaikan maksimal 14 semester, sesuai dengan standar universitas seperti

yang tertulis pada bab III Peraturan Akademik (USD, 2006).

Pada kenyataannya banyak mahasiswa yang masa studinya tidak sesuai

dengan target waktu yang telah ditentukan, seperti yang dilansir dari salah satu

terbitan harian berita Suara merdeka (2005) yang menyatakan bahwa kasus

mahasiswa yang mengalami keterlambatan menyelesaikan masa studi S1

dikarenakan skripsi yang tak kunjung usai tidaklah sedikit. Fenomena ini menjadi

keprihatinan sendiri pada wajah pendidikan di Indonesia.

Page 20: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

3

Fenomena tersebut dikarenakan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

keberhasilan mahasiswa dalam menempuh studi akademiknya. Keberhasilan

mahasiswa dipengaruhi oleh pencapaian prestasi akademiknya yang ditandai dengan

indeks prestasi dan penyelesaian tugas akhir atau skripsi. Nilai IP mahasiswa tiap

semester menentukan jumlah mata kuliah yang dapat diambil pada semester

berikutnya. Jika IP tiap semester mahasiswa dinilai tidak cukup, mahasiswa tersebut

akan terhambat di semester berikutnya. Selain itu penyelesaian tugas akhir atau

skripsi yang tak kunjung selesai juga dapat menghambat mahasiswa untuk lulus

sesuai target waktu. Selain fenomena tersebut, perilaku mahasiswa seringkali

menunjukkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, terutama pada waktu akhir

semester. Seperti pengumpulan tugas yang tidak tepat waktu, kebiasaan mencari

catatan pada waktu menjelang ujian, kesiapan untuk menempuh ujian yang kurang

matang dan lain-lain. Beberapa hal tersebut akan sangat mempengaruhi performa

mahasiswa untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Tentunya kondisi yang diharapkan adalah, mahasiswa mampu menyesuaikan

diri dengan lingkungan yang baru sehingga memperoleh prestasi akademik yang

memuaskan. Sedangkan kemungkinan yang lain adalah dapat menyelesaikan masa

studinya sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena itu mahasiswa harus

memiliki kemampuan untuk mengontrol dan memanfaatkan lingkungannya untuk

dapat mencapai prestasi akademik yang memuaskan. Hal tersebut dapat dipelajari

dengan mengembangkan perilaku manajemen diri.

Manajemen diri adalah usaha individu untuk menggunakan kontrol terhadap

aspek-aspek tertentu terhadap pembuatan keputusan dan perilaku. Manajemen diri

Page 21: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

4

dapat dilihat sebagai suatu rangkaian strategi kognitif dan perilaku yang membantu

individu dalam menata lingkungannya, memunculkan motivasi diri, dan

memfasilitasi perilaku yang tepat untuk mencapai standar perilaku tertentu (Frayne

dan Geringer, 2000). Dengan demikian manajemen diri dapat membantu mahasiswa

dalam melakukan penyesuaian terhadap lingkungan baru sehingga diharapkan dapat

mencapai prestasi akademik yang memuaskan. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa

yang mampu menguasai manajemen diri, akan mampu menata lingkungan di

sekitarnya dan memfasilitasi perilaku yang tepat sehingga memunculkan motivasi

untuk mencapai prestasi yang diharapkan.

Manajemen diri merupakan bentuk dari suatu kebiasaan yang dapat

dipelajari, oleh karena itu pelatihan self-management dapat dijadikan sebuah

program alternatif. Pelatihan tersebut memberi pengetahuan kepada individu

bagaimana cara mengukur masalah, menyusun suatu tujuan yang spesifik dalam

hubungannya dengan masalahnya, cara-cara memonitor lingkungan yang mendukung

atau yang menghalangi pencapaian tujuan, dan mengidentifikasi serta

mengadministrasikan penguat terhadap perilaku yang mengarah ke-tujuan dan

memberi hukuman terhadap perilaku yang tidak mendukung ke arah tujuan.

Peran manajemen diri dalam membantu individu untuk mencapai suatu

performa yang diharapkan sudah terbukti efektif pada berbagai bidang. Misal, pada

penelitian yang dilakukan oleh Childre (1998) menunjukkan bahwa manajemen diri

efektif untuk terapi penyembuhan pada pasien Diabetes Mellitus, pada penelitian

tersebut subjek yang memiliki penyakit diabetes diberikan pelatihan untuk me-

manajemen dirinya, dan terbukti efektif mempercepat proses penyembuhannya. Pada

Page 22: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

5

bidang industri, manajemen diri juga terbukti efektif untuk meningkatkan performa

kerja karyawan. Pada penelitian tersebut membandingkan antara kelompok karyawan

yang diberikan pelatihan manajemen diri dan yang tidak diberikan pelatihan

manajemen diri, pengukuran dilakukan beberapa kali pada periode tertentu dan

hasilnya menunjukkan secara signifikan bahwa peningkatan performa kerja

karyawan pada kelompok yang diberikan pelatihan lebih tinggi dibandingkan

kelompok karyawan yang tidak diberikan pelatihan (Frayne dan Geringer, 2000).

Berdasar pada bukti empiris dari penelitian sebelumnya yang menunjukkan

efektifitas pelatihan manajemen diri pada bidang kesehatan maupun industri, maka

peneliti terpacu untuk melihat efektifitas manajemen diri dalam bentuk pelatihan

pada bidang pendidikan. Asumsi yang digunakan peneliti, bahwa manajemen diri

dapat diterapkan pada semua bidang, sesuai yang diungkapkan oleh Frayne dan

Geringer (2000) bahwa semua orang dapat melakukan manajemen diri dalam tiap

bidang, namun belum tentu mereka melakukannya dengan tepat. Asumsi tersebut

berlaku juga pada bidang pendidikan untuk meningkatkan performa mahasiswa

dalam mencapai prestasi akademik yang diharapkan. Oleh karena itu pada penelitian

ini akan menguji keefektifan pelatihan manajemen diri pada bidang pendidikan.

Penelitian dilakukan dengan melihat kecenderungan mahasiswa baru yang

mengalami hambatan pada semester awal. Sehingga penelitian ini diharapkan dapat

menunjukan keefektifan pelatihan manajemen diri pada mahasiswa baru.

Page 23: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

6

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

Apakah pelatihan manajemen diri efektif untuk meningkatkan prestasi akademik

pada mahasiswa baru?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan pelatihan manajemen

diri bagi mahasiswa baru dalam meningkatkan prestasi akademik.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat memperkaya ranah psikologi pendidikan terapan,

dengan memberikan kontribusi kegunaan metode pelatihan dalam dunia

pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Apabila pelatihan menajemen diri pada penelitian ini terbukti efektif bagi

mahasiswa baru, maka pelatihan menejemen diri dapat menjadi salah satu

alternatif bagi Universitas Sanata Dharma dalam meningkatkan mutu pencapaian

prestasi akademik mahasiswanya.

Page 24: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PELATIHAN

1. Pengertian Pelatihan

Suatu bentuk proses pembelajaran yang dialami individu, yang

mengakibatkan suatu perubahan. Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat

DeCenzo dan Robbins (dalam Sasongko, 2005) bahwa pelatihan adalah

sebuah pengalaman belajar untuk membuat perubahan yang relatif permanen

pada individu, yang tujuannya meningkatkan kemampuan dalam bidangnya

atau pekerjaannya. Menurut Hardjana (2001), pelatihan merupakan suatu

kegiatan yang disusun dengan penuh perencanaan, yang kemudian

dilaksanakan secara sistematis dan metodis, dan pada akhirnya dievaluasi

secara tuntas. Sasongko (2005) menyatakan bahwa program pelatihan adalah

suatu bentuk pembelajaran yang teratur yang akan menghasilkan perubahan

permanen bertujuan meningkatkan kinerja individu tersebut. Dapat

disimpulkan bahwa pelatihan merupakan sebuah pengalaman belajar individu

yang mengakibatkan perubahan relatif permanen, tujuannya agar kemampuan

individu meningkat, suatu pelatihan haruslah terencana, pelaksanaannya pun

secara sistematis dan metodis, serta diperlukan evaluasi secara tuntas.

Proses pelaksanaan pelatihan memiliki tahapan, Cherrington (dalam

Sasongko, 2005) membagi menjadi tiga tahapan besar yakni pengukuran

kebutuhan, pelatihan dan pengembangan, evaluasi. Tahap pertama,

7

Page 25: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

8

pengukuran kebutuhan ialah tahap penentuan ada atau tidaknya kebutuhan

akan pelatihan dan ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk

mengadakan pelatihan. Tahap berikutnya, pelaksanaan pelatihan, meliputi

pembuatan desain program pelatihan dan pelaksanaannya. Pembuatan desain

pelatihan mengacu pada analisis dan pertimbangan yang dilakukan pada

tahap pertama serta berorientasi pada tujuan pelatihan. Tahap terakhir, tahap

evaluasi yakni membuat tolak ukur berdasarkan tujuan pelatihan, lalu

mengevaluasi apakah pelatihan telah berhasil dan dapat diterapkan dalam

bidang yang diukur.

B. EFEKTIVITAS PELATIHAN

1. Pengertian Efektivitas

Alvarez et all. (2004) menjelaskan bahwa efektivitas pelatihan

merupakan pendekatan secara teoritis untuk menganalisis dan mencapai

pemahaman tentang hasil pembelajaran dalam pelatihan. Efektivitas pelatihan

berfokus pada sistem pembelajaran secara keseluruhan, sehingga menyajikan

ulasan yang lebih luas tentang hasil pembelajaran pelatihan. Efektivitas

menganalisa mengapa peserta pelatihan belajar atau tidak belajar apapun

dalam sebuah pelatihan. Dan hasil dari analisa efektivitas pelatihan akan bisa

mendiskripsikan dan menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah program

pelatihan sehingga bisa dijadikan acuan untuk penyelenggaraan pelatihan

yang lebih baik di masa mendatang.

Page 26: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

9

2. Faktor-faktor Penentu Efektivitas

Tjia (2006) menjelaskan ada 4 hal yang menentukan agar program

pelatihan bisa efektif, yaitu:

a. Fasilitator / trainer

Peran fasilitator (trainer) sangat vital dalam sebuah pelatihan.

Trainer memfasilitasi proses belajar yang dilakukan peserta dalam

pelatihan. Persepsi peserta terhadap kredibilitas fasilitator bisa

memengaruhi tingkat partisipasi dalam proses pelatihan.

Faktor pengalaman, penguasaan materi, tingkat kepercayaan, dan

kemampuan komunikasi fasilitator bisa mempengaruhi efektivitas

pelatihan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh

fasilitator pelatihan, yaitu:

1) Menghindari sikap arogan dan superior dalam presentasi,

2) Bersikap terbuka terhadap segala pertanyaan dan komentar dari

peserta,

3) Memotivasi peserta untuk mengetahui lebih banyak dengan bertanya,

4) Terlibat dengan peserta, memanggil dengan nama, menjaga kontak

mata dan senyum,

5) Memiliki rasa humor dan cerita-cerita.

b. Peserta

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi efektivitas pelatihan antara

lain sifat dan tipe kepribadian, motivasi, kebutuhan-kebutuhan, usia, dan

Page 27: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

10

tingkat pendidikan. Bahkan efikasi diri peserta juga mempengaruhi

efektivitas pelatihan (Wei, 2006).

c. Topik pelatihan

Materi pelatihan harus mampu menjawab kebutuhan dari peserta

berdasarkan hasil training need analysis. Jika materi pelatihan tidak

mampu menjawab itu semua, pelatihan tidak akan efektif karena peserta

tidak termotivasi untuk belajar.

d. Metode pelatihan

Tjia (2006) merekomendasikan metode experiential learning dan

metode yang berhubungan dengan prinsip belajar orang dewasa untuk

diaplikasikan agar efektivitas pelatihan menjadi maksimal.

Selain itu, topik pelatihan hendaknya dibawakan dengan cara yang

mudah dipahami dan jelas, juga bersifat fun dan membuat peserta merasa

terfasilitasi untuk berbuat yang terbaik.

e. Lingkungan

Faktor lingkungan sekitar yang bisa mempengaruhi antara lain tata

ruang, jumlah peserta, maupun sarana pendukung seperti musik. Tata

ruang mempengaruhi interaksi dan respon peserta selama pelatihan.

Termasuk di dalam tata ruang antara lain, sistem ventilasi, penerangan,

akses keluar-masuk, tempat duduk, dll. Jumlah peserta hendaknya

berkisar antara 16 – 24 orang. Lebih dari itu, peserta akan cenderung

tidak nyaman mengikuti pelatihan. Sedangkan jika kurang dari 16 juga

Page 28: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

11

akan membuat peserta tidak nyaman, kecuali jika sesama peserta sudah

terjalin keakraban sebelum pelatihan.

3. Metode dalam pelatihan

Sasongko (2005) menyatakan bahwa kesesuaian antara tujuan dan

materi pelatihan dengan metode menentukan keberhasilan pelatihan. Oleh

karena itu perlu pemilihan metode yang tepat.

Hardjana (2001) menjelaskan beberapa metode yang dipakai dalam

sebuah pelatihan, yaitu:

a. Metode informatif

Tujuannya adalah untuk menyampaikan data, informasi,

penjelasan, data, fakta, dan pemikiran.

b. Metode partisipatif

Metode ini digunakan untuk melibatkan peserta dalam

pengolahan materi pelatihan.

c. Metode partisipatif – eksperiensial

Metode ini bersifat partisipatif sekaligus eksperiensial, yaitu

mengajak peserta untuk ikut serta dan memberi kemungkinan kepada

peserta untuk ikut mengalami apa yang diolah dalam pelatihan.

d. Metode eksperiensial

Merupakan metode yang memungkinkan peserta untuk ikut

terlibat dalam penuh pengalaman untuk belajar sesuatu dari

pengalaman tersebut.

Page 29: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

12

Metode yang serupa juga disampaikan oleh Pfeiffer dan Jones

(dalam modul pelatihan pengembangan kepribadian mahasiswa

Universitas Sanata Dharma, 2007) yaitu metode structured-

experiences (pengalaman terstruktur) berupa serangkaian aktivitas

yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan data untuk

belajar dan merumuskan kesimpulan. Dalam metode pengalaman

terstruktur peserta diajak untuk mengalami pembelajaran sendiri

dengan melalui siklus pembelajaran sebagai berikut:

experiencing

applying publishing

processing generalizing

Gambar 1.

Keterangan:

a. Experiencing (mengalami), pelibatan diri untuk mendapatkan

pengalaman pribadi konkret yang berkaitan dengan hal yang ingin

dipelajari.

b. Publishing (membagi pengalaman), menyatakan kembali hal-hal yang

sudah dialami dan tanggapannya dari hasil pengamatannya kepada

peserta lain.

Page 30: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

13

c. Processing (memproses pengalaman), menyusun dan mendiskusikan

data yang didapat dari tahap sebelumnya, dengan mencoba

menafsirkannya.

d. Generalizing (merumuskan kesimpulan), menyimpulkan prinsip atau

hikmah berdasarkan hasil penafsiran data sebelumnya.

e. Applying (menerapkan), merencanakan cara menerapkan hasil

penafsirannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut As’ad (2004)

teknik-teknik / bentuk pelatihan yang digunakan antara lain:

1) Ceramah / kuliah

Ceramah disampaikan secara lisan. Metode ini bisa dipakai untuk

kelompok besar dan bisa memberikan banyak materi dalam waktu

singkat. Kelemahan dari metode ini adalah komunikasi yang

terjadi hanya searah sehingga tidak ada umpan balik dari peserta.

2) Audiovisual

Penggunaan audiovisual di sini bisa berwujud, film, video klip,

maupun musik. Penggunaan media tersebut mampu membantu

memengaruhi emosi peserta (Tjia, 2006) yang membuat peserta

menggunakan lebih dari satu inderanya.

3) Diskusi

Diskusi memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan

personil dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah,

menyampaikan informasi baru, dan secara langsung mampu

Page 31: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

14

mengubah sikap-sikap dari peserta. Kelemahannya adalah, metode

diskusi kemampuan pengajarannya lebih lambat.

4) Studi kasus

Studi kasus merupakan uraian tertulis maupun lisan tentang

masalah tertentu yang nyata maupun hipotesis yang didasarkan

pada kenyataan.

5) Role play

Peran merupakan suatu pola perilaku yang diharapkan. Metode ini

terutama digunakan untuk memberi kesempatan kepada para

peserta mempelajari keterampilan hubungan antar manusia

melalui praktek dan untuk mengembangkan pemahaman akan

pengaruh kelakuan mereka sendiri pada orang lain.

4. Rancangan Pelatihan

Menurut Hardjana (2001) rancangan pelatihan adalah rancangan yang

akan dijadikan pegangan dan pedoman pelaksanaan pelatihan, oleh karena itu

ketika menyusun suatu rancangan pelatihan perlu mempersiapkan beberapa

hal:

a. Kebutuhan pelatihan

Kebutuhan pelatihan adalah kekurangan dalam bidang pengetahuan,

sikap, perilaku, kecakapan, dan keterampilan pada peserta yang hendak

dipenuhi melalui kegiatan pelatihan (Hardjana, 2001). Kebutuhan

pelatihan dapat diketahui melalui analisis kebutuhan pelatihan. Analisis

tersebut bertujuan agar dapat menemukan siapa, di bidang apa yang

Page 32: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

15

membutuhkan diberi pelatihan, dan mengapa mereka membutuhkan

pelatihan tersebut. Teknik yang dapat digunakan dalam analisis

kebutuhan antara lain wawancara, pemberian kuesioner, mengadakan tes,

atau audit lembaga pada unit-unitnya dengan mempelajari kegiatan,

masukan, keluaran, biaya atau efisiensi, dan efektivitasnya masing-

masing.

b. Tujuan pelatihan

Hardjana (2001) menyatakan bahwa dalam suatu pelatihan terdiri dari

serangkaian sesi yang disusun untuk mencapai tujuan dari keseluruhan

pelatihan, oleh karena itu setiap sesi memiliki tujuan masing-masing.

Diharapkan melalui pencapain tujuan tiap sesi, tujuan keseluruhan

pelatihan dapat tercapai. Smither (1994) menambahkan bahwa suatu

pelatihan yang tidak memiliki tujuan yang kongkret dan spesifik akan

menyebabkan pelatihan tersebut tidak fokus dan tidak berhasil.

Penetapan tujuan pelatihan sebaiknya menganut prinsip SMART,

yakni:

S : Specific, yang berarti khusus, terbatas jelas.

M : Measurable, yang berarti dapat diukur secara kuantitatif.

A : Achievable, yang berarti dapat dicapai oleh peserta, trainer,

penyelenggara, berdasarkan waktu, tempat, dan fasilitas yang

tersedia.

Page 33: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

16

R : Realistic, berarti memenuhi kebutuhan pelatihan yang

sebenarnya, bukan hanya keinginan penyelenggara atau

trainer.

T : Timebound, yang berarti waktu pencapaian tujuan dibatasi

misalnya 3 hari, 2 minggu, 1 bulan, atau 2 tahun.

c. Materi pelatihan

Materi pelatihan adalah bahan, topik, atau hal yang dibicarakan dan

diolah dalam pelatihan (Hardjana, 2001). Penyusunan materi pelatihan

mengacu pada analisis kebutuhan pelatihan dan harus berdasarkan sasaran

perilaku yang ingin dicapai. Sasongko (2005) menambahkan bahwa

materi merupakan susunan bahan pembelajaran sistematis berdasarkan

sasaran perilaku yang mengacu pada analisis kebutuhan, sehingga timbul

perilaku yang diharapkan pada peserta seusai pelatihan.

d. Metode, Strategi, dan Teknik pelatihan

Metode merupakan cara yang sudah dipikirkan secara masak-masak

dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu guna mencapai

tujuan yang hendak dicapai.

Strategi merupakan cara penggunaan metode yang sudah dipilih dan

dirancang untuk menjalankan sebuah pelatihan.

Teknik pelatihan merupakan cara pelaksanaan suatu metode.

e. Susunan dan Jadwal sesi pelatihan

Susunan sesi didasarkan pada seluruh kegiatan pelatihan, yang perlu

diperhatikan dalam menyusun sesi:

Page 34: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

17

1) Alur, yaitu arah, gerak, dan kelanjutan dari satu sesi ke sesi

berikutnya. Urutan sesi haruslah memiliki arah yang jelas dan tidak

terpisah.

2) Jarak, yaitu tenggang waktu antara satu sesi dengan sesi lain. Artinya

setiap sesi memiliki jeda waktu.

3) Nada, tekanan pada masing-masing sesi. Untuk kelancaran dan

efektivitas maka masing-masing sesi diberi tekanan yang berbeda.

4) Warna, yaitu suasana pelatihan. Pemeliharaan suasana pelatihan

haruslah mendukung pelatihan itu sendiri, maka penyampaian tiap

sesi dan bagian-bagiannya diberikan dalam suasana yang bervariasi,

antara serius dan santai.

5) Jalinan, yaitu jalannya seluruh pelatihan dan hubungan antar sesi.

f. Petugas yang bertanggung jawab dan Perlengkapannya

Menentukan penanggung jawab, termasuk instruktur / fasilitator.

Selain itu juga mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang

dibutuhkan.

g. Evaluasi pelatihan

Evaluasi diadakan untuk keseluruhan pelatihan maupun tiap sesi.

Evaluasi dapat berbentuk lisan maupun tulisan. Materi yang dikumpulkan

untuk dianalisis dan disimpulkan antara lain, isi, proses, manfaat, fasilitas

akomodasi, konsumsi, partisipasi peserta dan peran trainer atau petugas.

Page 35: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

18

5. Model Evaluasi Pelatihan

Menurut Smither (1994) efektivitas suatu program pelatihan hanya

dapat ditunjukkan melalui evaluasi terhadap program pelatihan tersebut.

Salah satu model evaluasi pelatihan yang ada adalah model yang

dikembangkan oleh Donald Kirkpatrick (Bramley, 1991; Kristanto, 2004;

Liberman, 2006). Menurut Liberman (2006) bahwa model yang disampaikan

oleh Kirkpatrick merupakan model yang paling populer dan digunakan secara

luas dalam melakukan evaluasi pelatihan.

Model yang dikembangkan oleh Kirkpatrick tersebut terdiri dari

empat model evaluasi, yaitu:

a. Evaluasi reaksi

Model evaluasi reaksi mengukur reaksi / perasaan peserta terhadap

pelatihan, apakah peserta menyukai program pelatihan yang ada atau tidak,

apakah peserta merasa pelatihan yang ada relevan dengan kehidupan

maupun pekerjaannya sehari-hari atau tidak.

Kristanto (2004) dan Phillips & Stone (2002) menyatakan bahwa

model evaluasi reaksi perlu dilaksanakan karena:

1) Lebih baik daripada tidak ada sama sekali,

2) Mampu mengidentifikasi tren dan keinginan di kalangan peserta

terhadap sebuah pelatihan sehingga bisa menjadi masukan bagi

perkembangan program maupun materi pelatihan

3) Reaksi peserta mampu menjadi indikator apakah peserta akan

mengaplikasikan materi pelatihan.

Page 36: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

19

Metode yang paling sering digunakan dalam pengumpulan data

reaksi adalah kuesioner (Phillips & Stone, 2002). Phillips & Stone (2002)

menjabarkan aspek-aspek dalam pengukuran reaksi meliputi:

a) Isi (content) pelatihan

Terdiri dari adanya penjelasan tentang tujuan pelatihan, tercapainya

tujuan pelatihan, materi mudah dipahami, dan penilaian tentang

kesesuaian materi / topik dalam kehidupan sehari-hari.

b) Metode yang digunakan

Berkaitan dengan metode pengajaran, aktivitas-aktivitas, dan materi

yang digunakan untuk membantu peserta memahami materi dan

tercapainya tujuan pelatihan.

c) Lingkungan pendukung

Berkaitan dengan penilaian peserta tentang keadaan ruangan tempat

penyelenggaraan pelatihan.

d) Fasilitator pelatihan

Berkaitan dengan penguasaan materi, kejelasan dalam penyampaian

materi untuk membantu pemahaman peserta, kemampuan menciptakan

lingkungan yang melibatkan peserta untuk berdiskusi, respon terhadap

komentar dan pertanyaan peserta, kemampuan manajerial kelas yang

efektif, kemampuan menjadi moderator untuk menjaga fokus materi.

e) Rencana aksi (planned actions)

Mengungkap rencana aksi yang akan dilakukan oleh peserta berkenaan

dengan hasil dari setelah mengikuti pelatihan.

Page 37: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

20

f) Penilaian dan komentar tentang program pelatihan secara keseluruhan.

Kristanto (2004) mengungkapkan bahwa peserta tidak perlu

menyertakan nama untuk mendapatkan respon yang jujur, serta respon

harus segera didapat setelah sesi terakhir pelatihan agar mampu

mengindikasikan respon secara utuh / satu kesatuan.

b. Evaluasi belajar

Model ini menyoroti hasil belajar aktual yang didapat peserta

berupa pengetahuan dan ketrampilan (Smither, 1994). Kristanto (2004)

mendefinisikan evaluasi belajar sebagai “tingkat perubahan peserta dalam

sikap, peningkatan pengetahuan, dan / atau peningkatan keterampilan

pada saat program pelatihan selesai”. Kirkpatrick dan beberapa peneliti

lain menyatakan bahwa perubahan perilaku peserta dalam kehidupan

sehari-hari tidak akan terjadi jika peserta tidak menemui perubahan

pengetahuan setelah mengikuti pelatihan. Pengukuran belajar harus

mengacu pada tujuan pelatihan dan berkaitan dengan instruksional

pelatihan. Pengukuran hasil belajar tidak menunjukkan bagaimana

mengaplikasikan hasil belajarnya dalam keseharian, tapi lebih kepada

mengindikasikan efektivitas program pelatihan (Kristanto, 2004).

Cara untuk mengukur perubahan belajar ini harus dilakukan

dengan metode kuantitatif, misalnya dengan mengadministrasikan tes

pengetahuan (misalnya paper and pencil test) untuk mengukur

pengetahuan dan sikap peserta (Kristanto, 2004; Liberman, 2006).

Page 38: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

21

Liberman (2006) menambahkan bahwa hasil tes sesudah pelatihan harus

lebih tinggi daripada hasil tes sebelum pelatihan.

c. Evaluasi perilaku

Model evaluasi ini menekankan pada bagaimana perubahan

perilaku menetap yang timbul (Smither, 1994). Menurut Kristanto (2004)

bentuk evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku peserta

sebagai hasil dari mengikuti program pelatihan. Perubahan tersebut tidak

selalu terjadi pada diri peserta setelah mengikuti program pelatihan.

Menurut Kristanto (2004), ada 4 syarat agar seseorang mengubah

perilakunya, yaitu:

1) Adanya hasrat untuk berubah dari pribadi orang tersebut,

2) Individu tersebut mengetahui apa yang harus dilakukan dan bagaimana

melakukannya,

3) Adanya lingkungan yang tepat untuk mendukung perubahan

perilakunya,

4) Adanya penghargaan atas perubahannya.

Lebih lanjut, Kristanto (2004) juga mengungkapkan bahwa

program pelatihan mampu memfasilitasi dua persyaratan pertama, yaitu

dengan menciptakan sikap yang positif terhadap hasrat untuk berubah dan

mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Sedangkan

dua persyaratan berikutnya hanya bisa ditemui ketika peserta sudah

kembali ke kehidupan sehari-harinya dan program pelatihan tidak bisa

memfasilitasinya.

Page 39: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

22

Untuk mendapatkan data mengenai perilaku peserta pelatihan bisa

dengan cara pengamatan / observasi, penilaian diri dari peserta (self-

analyze), maupun penilaian dari rekan / lingkungan (Kristanto, 2004;

Liberman, 2006; Tjia, 2006).

d. Evaluasi hasil

Model evaluasi ini menekankan pada peningkatan produktifitas

peserta pelatihan (Smither, 1994). Evaluasi hasil merupakan hasil akhir

yang muncul akibat peserta hadir dalam program pelatihan. Dalam konteks

perusahaan, evaluasi hasil dikaitkan dengan peningkatan produksi,

berkurangnya biaya, turnover karyawan, dll (Kristanto, 2004; Liberman,

2006). Dalam konteks institusi pendidikan, evaluasi hasil bisa dikaitkan

dengan membaiknya rata-rata IPK yang diperoleh mahasiswa,

menurunnya tingkat DO, dll.

Kristanto (2004) menambahkan bahwa jenis-jenis pelatihan

pengembangan diri, seperti kepemimpinan, komunikasi, motivasi, dll sulit

untuk diukur dengan menggunakan model ini.

6. Metode Evaluasi

Smither (1994) dalam bukunya menjelaskan beberapa metode

evaluasi yang dapat digunakan yaitu :

Page 40: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

23

a. Studi kasus

Pada metode ini menggunakan pengamatan performansi setelah

pelatihan, biasanya mengunakan wawancara dan observasi atau

pengambilan data kuatitatif tentang produktivitas setelah pelatihan.

b. Pretest – Posttest

Pada metode ini peserta akan diukur sebelum dan setelah pelatihan

untuk melihat kemajuan performansi yang diharapkan. Kelemahan pada

metode ini, tidak dapat mengetahui secara pasti ketidak-beresan pelatihan,

dan juga metode ini rentan dengan Hawthorne effect yaitu kecenderungan

subjektifitas evaluator mempengaruhi hasil evaluasi.

c. Pretest – Posttest dengan kelompok kontrol

Pada metode ini terdapat kelompok pelatihan dan kelompok

kontrol (yang tidak mendapatkan pelatihan). Kedua kelompok akan

diukur sebelum dan sesudah pelatihan.

d. Posttest dengan kelompok kontrol

Pada metode ini hanya menggunakan satu kali pengukuran yaitu

setelah pelatihan, pengambilan secara acak baik itu pada kelompok

kontrol maupun pelatihan. Keuntungan dari metode ini menghemat biaya

evaluasi.

e. Solomon desain 4 kelompok

Pada metode ini lebih komplek, yaitu dengan membagi peserta

dalam 4 kelompok: kelompok pertama, mendapatkan pengukuran setelah

dan sebelum pelatihan serta program pelatihannya; kelompok kedua,

Page 41: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

24

hanya mendapatkan pengukuran sebelum dan sesudah pelatihan tanapa

dikenai program pelatihan; kelompok ketiga, hanya mendapatkan

pengukuran setelah pelatihan dan program pelatihan; kelompok keempat,

hanya pengukuran setelah pelatihan tanpa mendapatkan program

pelatihan.

C. MANAJEMEN DIRI

1. Pengertian

Manajemen diri juga disebut dengan modifikasi diri, oleh karena itu erat

hubungannya dengan modifikasi perilaku. Beberapa ahli seperti yang dikutip

pada Sarafino (2001) menyatakan bahwa modifikasi perilaku merupakan

karakteristik yang menyebabkan perkembangan perilaku dan menggunakan

prinsip pembelajaran. Manajemen diri merupakan salah satu cara untuk mengatur

perilaku dalam sebuah organisasi melalui suatu mekanisme aplikasi kontrol luar

untuk mempengarui individu ke arah tujuan suatu organisasi. Menajemen diri

merupakan usaha individu untuk menggunakan kontrol termasuk aspek

pembuatan keputusan dan perilaku (Frayne & Geringer, 2000).

Manajemen diri dapat dilihat sebagai sebuah rangkaian perilaku dan

strategi kognitif yang membantu individu dalam menyusun lingkungannya,

membangun motivasi diri, dan memfasilitasi perilaku yang tepat untuk

pencampaian suatu standar performansi (Manz, Frayne & Geringer 2000). Pada

dasarnya manajemen diri adalah sebuah kumpulan perilaku yang akan menjadi

suatu pola hidup individu. Sesuai yang diungkapkan oleh Bandura bahwa

Page 42: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

25

perilaku terbentuk dari suatu proses pembelajaran individu terhadap

lingkungannya yang diberi penguat (Bandura,1977), oleh karena itu perilaku me-

manajemen diri dapat dipelajari oleh tiap individu, salah satu caranya melalui

pelatihan manajemen diri.

Sarafino (2001) menyatakan bahwa dengan mempelajari teknik

manajemen diri seseorang dapat memperkuat dua kemampuan umum yang

mendukung perubahan perilaku, yakni: Self-control, adalah kemampuan untuk

mengekang emosi, impuls, hasrat atau keinginan yang berlebihan. Kemampuan

berikutnya adalah Self-regulation, yaitu kemampuan yang langsung dan

mengatur aksi dan perilaku kita dengan tepat ketika aksi kita tidak ada

seorangpun yang mengawasi. Dengan demikian semakin kuat kemampuan

seseorang dalam kedua kemampuan tersebut, maka kemungkinan seseorang

berhasil mencapai perubahan perilaku yang diinginkan semakin besar pula.

Menurut Frayne & Geringer (2000) bahwa dengan seseorang memiliki

manajemen diri yang efektif maka, individu akan dapat mencapai tujuan yang

ingin dicapai. Hal tersebut dikarenakan individu yang memiliki manajemen diri

yang efektif akan mampu memaksimalkan potensi dalam dirinya baik itu dari

dalam maupun dari luar dirinya. Sebaliknya apabila individu tidak memiliki

manajemen diri yang efektif maka ia tidak mampu memaksimalkan potensi yang

ada di dalam maupun di luar dirinya, sehingga tujuannya tidak tercapai.

Penelitian yang dilakukan oleh Frayne & Geringer (2000) pada wiraniaga

menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan pelatihan manajemen diri

lebih mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam mencapai tujuannya

Page 43: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

26

dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan pelatihan manajemen

diri.

2. Dimensi Manajemen Diri

Manajemen diri memiliki beberapa dimensi yang merupakan suatu

rangkaian proses. Beberapa ahli berpendapat tentang dimensi tersebut, salah

satunya Frayne & Geringer ( 2000 ). Mereka membagi dimensi manajemen diri

menjadi 6 tahapan yaitu:

a. Pengukuran diri (Self-assessment)

Pada dimensi ini lebih menekankan pada pengumpulan data tentang

harapan individu terhadap modifikasi perilaku yang diinginkan, sehingga

pada tahap ini individu akan disiapkan untuk mampu menginterpretasi dan

menentukan perubahan perilakunya.

b. Penentuan tujuan (Setting goal)

Pada dimensi ini lebih menekankan pada pembentukan tujuan baik itu

makro maupun meso. Pembentukan ini berdasarkan pengumpulan data dari

dimensi sebelumnya.

c. Monitoring diri

Pada dimensi ini lebih memfokuskan kepada proses merekam

kemajuan yang mengarah pada tujuan, sehingga individu dapat mengamati

perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Page 44: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

27

d. Evaluasi diri

Pada dimensi ini lebih memfokuskan pada penggunaan strategi

penguat dan hukuman pada performansi individu. Pemberian penguat

ditujukan pada perilaku yang mengarah kepada pencapaian tujuan, sedangkan

hukuman diberikan terhadap perilaku yang tidak mendukung kepada

pencapain tujuan.

e. Penulisan kontrak

Pada dimensi ini lebih untuk menekankan atau menancapkan

komitmen individu untuk menyelesaikan proses. Individu akan menuliskan

persetujuan tentang harapan, perencanaan, serta kemauan untuk perubahan

perilaku.

f. Pemeliharaan & pencegahan pengulangan (maintenance & relapse

prevention)

Pada dimensi ini lebih memfokuskan pada pengidentifikasian

kemungkinan masalah dan pencegahan pengulangan dengan membantu

individu belajar mengenal dan menjauhi potensi masalah.

Yates (1985), dalam bukunya membagi manajemen diri menjadi 4

dimensi yang berupa teknik-teknik pengolahan diri. Tahapan teknik tersebut

dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang. Tahapan tersebut adalah:

a. Monitoring diri (self-monitoring)

Pada tahap ini individu diajak untuk menyadari permasalahan yang

dihadapi, yaitu masalah dengan manajemen dirinya. Individu akan

Page 45: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

28

mengungkapkan informasi tentang apa yang ingin ia rubah dalam

kehidupannya; kerangka tujuan untuk mencapai perubahan; cara untuk

mengerjakan kerangka tujuan; perasaan ataupun pikiran apapun yang ingin

dirubah. Dari informasi tersebut akan digunakan untuk menentukan target

respon.

b. Analisis diri (self-analysis)

Pada tahap ini individu akan menganalisis informasi yang diperoleh

dari tahap sebelumnya, sehingga individu dapat menunjukan anteseden yang

spesifik dan konsekuensi yang mempengaruhi target respon sekarang. Dalam

tahap ini juga diajarkan metode untuk menentukan anteseden dan

konsekuensi yang mana untuk dirubah sehingga ditemukan pemecahan

masalah yang tepat.

c. Perubahan diri (self-change)

Pada tahap ini individu diajak untuk melihat kembali apakah

pemecahan masalah yang digunakan sudah cukup efektif untuk menjawab

permasalahan yang dihadapi. Penilaiannya dengan menggunakan informasi

yang didapatkan dari feedback dari permasalahan yang dihadapi. Apabila

pemecahan masalah tersebut tepat maka akan berlanjut pada tahap

pemeliharaan dan diintegrasikan dalam pola hidup dan kebiasaan. Namun

apabila pemecahan masalahnya belum tepat maka akan diubah.

d. Pemeliharaan diri (self-maintenance )

Pada tahap ini individu akan diajak untuk memelihara pemecahan

masalah yang tepat serta akan diintegrasikan dalam pola dan kebiasaan hidup

Page 46: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

29

individu. Pada tahap ini individu juga diajari untuk menghindari efek relapse

yang kemungkinan terjadi pada individu.

Dari kedua pendapat ahli tersebut terdapat kemiripan bahkan cenderung

dimensi yang diungkapkan oleh Freyne & Geringer juga terdapat pada dimensi

yang diungkapkan oleh Yates. Misalnya, pada Freyne & Geringer dimensi

assessment diri dan penetapan tujuan sudah terangkum dalam dimensi monitoring

diri yang diungkapkan oleh Yates. Dari dua pendapat tersebut, selain terdapat

kemiripan juga dirasa dapat saling melengkapi. Misalnya pada Freyne &

Geringer terdapat pemberian hadiah dan hukuman untuk menguatkan perilaku,

serta terdapat perjanjian kontrak, maka hal tersebut dapat dimasukkan dalam

dimensi perubahan dan pemeliharaan yang diungkapkan oleh Yates. Maka

peneliti lebih cenderung menggunakan pendapat Yates tentang dimensi

manajemen diri, namun dimodifikasi dengan memasukan beberapa hal yang

terdapat pada dimensi yang diungkapkan Freyne & Geringer.

Dalam pelatihan manajemen diri, peneliti berusaha memperjelas dimensi

tersebut dalam bentuk Tabel 1., hal tersebut untuk memudahkan pengaplikasian

ke dalam bentuk pelatihan nanti.

Page 47: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

30

Tabel 1. Framework Self Management

Dimensi

manajemen diri Fokus aktivitas Implikasi dari aktivitas

Monitoring diri Pengumpulan data tentang modifikasi perilaku yang diharapkan. Berdasarkan pengumpulan data sebelumnya maka dibangun tujuan meso dan makro.

Menyiapkan individu untuk menginterpretasi dan merubah perilakunya sendiri. Menyiapkan usaha individu untuk menghindari pembentukan tujuan yang menghambat, mencegah aktivitas yang tidak sesuai, selalu berdasarkan pada tujuan.

Analisis diri Proses yang dilakukan individu untuk menganalisis informasi sehingga dapat menentukan anteseden dan konsekuen yang mempengaruhi target respon.

Menyiapkan individu dengan data mengenai analisis informasi untuk menentukan anteseden dan konsekuan yang mempengaruhi target respon.

Perubahan diri Apabila ditemukan ketidak sesuaian dengan cara pemecahan masalah maka akan diubah. Menggunakan strategi penguat dan hukuman diri pada performansi individu.

Dengan menyiapkan hadiah untuk pencapaian tujuan yang memberi pengaruh positif di masa yang akan datang. Menggunakan hukuman administrasi untuk mengurangi perilaku yang tidak mendukung kearah pencapaian tujuan.

Pemeliharaan diri dan pencegahan relapse

Dalam pelatihan mengajarkan individu untuk mampu menginternalisasikan pemecahan masalah tersebut ke dalam dirinya, serta mampu untuk mengidentifikasi kemungkinan masalah dan perangkap dalam aplikasi teknik manajemen diri

Individu memiliki kemampuan mengidentifikasi situasi yang beresiko yang dapat menyebabkan individu berhenti melanjutkan perilaku manajemen diri, data tersebut dapat digunakan untuk mencegah pengulangan kembali dengan membantu individu belajar mengenal dan menjauhi hal yang berpotensi menjadi kekurangan.

Page 48: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

31

D. PRESTASI AKADEMIK

1. Pengertian Prestasi Akademik

Prestasi akademik merupakan tingkat keberhasilan atau tingkat

penguasaan siswa atau mahasiswa terhadap tugas belajar di perguruan tinggi

pada periode tertentu yang meliputi aspek pengetahuan, sikap dan

ketrampilan (Sukarti, 1986). Pada umumnya pambatasan keberhasilan

tersebut dengan membandingkan tindakan belajar seseorang pada kriteria

yang ditetapkan untuk tindakan tersebut. Menurut Jufri (2005) ada dua cara

yang dapat digunakan untuk menetapkan prestasi akademik, yaitu: pertama,

penetapan prestasi oleh dosen (tes prestasi buatan dosen). Kedua, tes prestasi

baku. Menurut Jufri (2005) untuk mengevaluasi kemajuan belajar mahasiswa

dilakukan tes hasil belajar dalam hal ini tes prestasi yang dibuat oleh dosen.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik

Menurut Suryabrata (1990), pencapaian prestasi akademik dipengaruhi

oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam diri individu sendiri baik yang bersifat

bawaan maupun yang diperoleh.

1) Faktor fisik atau fisiologis

Antara lain kesehatan secara umum, koordinasi motorik, koordinasi

syaraf, serta struktur tubuh.

Page 49: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

32

2) Faktor psikis atau psikologis

Ahmadi dan Supriyono (1991) membagi ke dalam tiga hal spesifik,

yakni:

a) Faktor intelektual, yakni potensi dan kecakapan khusus yang dimiliki

oleh individu seperti kecerdasan, bakat, dan prestasi yang dimiliki

sebelumnya.

b) Faktor non intelektual, yakni unsur kepribadian tertentu seperti sikap,

kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, efikasi, dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan psikis, yakni kematangan emosional.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor lingkungan, seperti dorongan dari orang lain, persaingan, tuntutan.

2) Faktor instrumental, seperti perlengkapan belajar, temperatur udara.

Menurut Suryabrata dalam Jufri (2005), faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi akademik baik dari luar maupun dari dalam individu

tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain, untuk itu apabila individu

tersebut mampu memaksimalkan pengaruh positif dari masing-masing faktor,

maka akan mampu menunjang aktivitas belajar ke arah perolehan prestasi

akademik yang tinggi. Demikian pula sebaliknya, apabila individu tidak dapat

memaksimalkan pengaruh positif dari masing-masing faktor, maka tidak dapat

menunjang aktivitas belajar ke arah prestasi akademik yang tinggi.

Page 50: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

33

E. DINAMIKA MANAJEMEN DIRI DAN PRESTASI AKADEMIK

Prestasi akademik menurut Suryabrata (1990) dipengaruhi oleh faktor-faktor

dari dalam diri dan dari luar individu. Suryabrata menambahkan bahwa faktor-faktor

tersebut saling berinteraksi, apabila individu mampu untuk memaksimalkan

pengaruh positif dari masing-masing faktor, maka faktor-faktor tersebut akan dapat

menunjang aktivitas belajar ke arah perolehan prestasi akademik yang tinggi. Namun

jika sebaliknya maka faktor-faktor tersebut tidak dapat menunjang aktivitas belajar

ke arah pencapaian prestasi akademik yang memuaskan. Jadi dengan kata lain

prestasi akademik yang tinggi dapat dicapai apabila individu mampu

memaksimalkan pengaruh positif dari masing-masing faktor.

Usaha yang dapat dicapai individu dalam memaksimalkan pengaruh positif

dari masing-masing faktor adalah dengan memiliki kemampuan untuk memanfaatkan

potensi-potensi yang dimiliki. Menurut Prawitasari (1993) individu yang diterima

pada sebuah perguruan tinggi paling tidak memiliki intelegensi normal dan

dipandang dapat mencapai prestasi akademik yang cukup baik. Dengan kata lain

individu yang diterima dalam sebuah perguruan tinggi dipandang memiliki potensi-

potensi yang dapat menunjang dirinya untuk mencapai prestasi akademik yang cukup

tinggi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Sirait (dalam Prawitasari, 1993)

seringkali mahasiswa tidak mampu mencapai prestasi akademik yang memuaskan

dikarenakan tidak mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang dimiliki. Untuk

dapat memaksimalkan potensi tersebut maka mahasiswa harus memiliki kemampuan

untuk mengelola lingkungannya dan memiliki motivasi diri untuk mencapai prestasi.

Page 51: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

34

Kemampuan mengelola lingkungannya dan memiliki motivasi diri tersebut

dapat ditingkatkan dengan individu menguasai kemampuan manajemen diri yang

efektif. Hal tersebut dikarenakan dalam manajemen diri diajarkan untuk

menganalisis sebuah permasalahan, menyusun sebuah tujuan, menganalisis

lingkungan di sekitarnya yang dapat mendukung pada pencapaian tujuan,

memberikan penguat perilaku yang diharapkan dan mempertahankan perilaku

tersebut. Kemampuan tersebut akan terangkum dalam serangkaian langkah-langkah

yang akan dipelajari dalam pelatihan manajemen diri yakni monitoring diri, analisis

diri, perubahan diri, dan pemeliharaan diri. Diharapkan dengan mahasiswa memiliki

kemampuan manajemen diri yang efektif, mahasiswa dapat mengatasi permasalahan

yang dihadapi di lingkungan akademik dan dapat memaksimalkan potensi yang ada

dalam dirinya sehingga dapat mencapai prestasi akademik yang memuaskan.

Usaha pembelajaran Manajemen Diri tersebut dengan mempertimbangkan

Experiential learning dan Andragogy method. Dengan mempertimbangkan kedua hal

tersebut diharapkan pembelajaran tentang Manajemen Diri akan lebih efektif.

Experiential learning menekankan pada pembelajaran mandiri dengan mengelola

informasi yang didapatkan dari pengalamannya untuk mencapai kesimpulan.

Menurut Roger (http://tip.psychology.org/rogers.html) dengan cara belajar berdasar

pengalaman, individu akan lebih tertarik untuk belajar, sehingga informasi akan lebih

mudah dipahami dan diserap dan prosesnya relatif lebih cepat. Sedangkan

Andragogy method adalah metode pembelajaran yang menekankan pada cara belajar

orang dewasa, asumsinya dalam Fidishun

(http://www.mtsu.edu/~itconf/proceed00/fidishun.htm) adalah pembelajaran tersebut

Page 52: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

35

berdasar pada kebutuhan sehingga individu akan secara mandiri mempelajari hal

yang dianggapnya penting, hal tersebut akan memotivasinya untuk melakukan usaha-

usaha tertentu. Dengan demikian experiential learning dan andragogy method dapat

berperan efektif dalam sebuah proses pembelajaran. Dengan mempertimbangkan

kedua hal tersebut dalam proses pelatihan diharapkan individu akan menguasai

kemampuan manajemen diri, sehingga mampu untuk memanfaatkan potensi yang

dimiliki untuk mencapai prestasi akademik yang memuaskan.

F. HIPOTESIS

Hipotesis dari penelitian ini adalah pelatihan manajemen diri dapat

meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.

Page 53: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen kuasi dengan tujuan

untuk mengetahui apakah suatu metode atau cara yang digunakan efektif dalam

meningkatkan suatu perilaku yang diharapkan, yaitu dengan cara mengenakan

perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan

hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi

perlakuan tanpa melakukan metode random (Suryabrata,1998).

B. IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas : Pelatihan Manajemen Diri

2. Variabel tergantung :

• Reaksi peserta pelatihan (evaluasi reaksi).

• Pembelajaran peserta tentang Manajemen Diri (evaluasi belajar).

• Nilai akademik (evaluasi hasil).

3. Variabel kontrol : Bakat

36

Page 54: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

37

C. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN

1. Pelatihan Manajemen Diri

Pelatihan manajemen diri adalah suatu kegiatan yang diprogram untuk

melatih manajemen seseorang terhadap dirinya. Pada pelatihan ini, subjek akan

dilatih berbagai keterampilan untuk mengevaluasi kemampuan mereka serta

strategi untuk mengembangkan kemampuan tersebut, yaitu dengan cara melatih

kepekaan mereka dalam memonitoring diri; menganalisis diri; melakukan

perubahan diri; pemeliharaan diri. Secara operasional variabel pelatihan

manajemen diri akan diungkap melalui beberapa evaluasi pelatihan yakni

evaluasi reaksi, evaluasi pembelajaran, dan evaluasi hasil. Jika pada ketiga

evaluasi tersebut positif maka akan menunjukkan kefektifan pelatihan

manajemen diri.

2. Reaksi Peserta Pelatihan Manajemen Diri

Reaksi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan manajemen diri merupakan

penilaian, komentar, dan saran peserta terhadap pelaksanaan program pelatihan

manajemen diri. Dengan memiliki penilaian, komentar, dan saran positif, peserta

diharapkan akan tergugah kesadarannya dan terinspirasi sehingga

mengaplikasikan hal-hal yang didapat dalam pelatihan tersebut. Secara

operasional, variabel diungkap melalui angket reaksi. Nilai total yang tinggi

ditunjukkan dengan reaksi positif terhadap materi pelatihan, metode yang

digunakan, dan relevansinya dengan kehidupan sehari-hari (Frayne & Geringer,

2000).

Page 55: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

38

3. Pembelajaran

Pengetahuan peserta terhadap materi pelatihan manajemen diri

merupakan tingkat pemahaman subjek terhadap konsep dan keterampilan seperti

yang dijelaskan dalam program pelatihan. Secara operasional, variabel

pembelajaran diungkap melalui tes prestasi (pengetahuan manajemen diri). Tes

prestasi disusun berdasar isi materi yang dijabarkan pada bab sebelumnya. Tes

prestasi ini dibagi menjadi dua bentuk seperti yang disampaikan Blanchard &

Thacker (2007) yaitu:

a. Declarative and procedural

Nilai yang tinggi ditunjukkan dengan pengetahuan faktual dan

pemahaman terstruktur yang tinggi terhadap materi manajemen diri.

b. Strategic

Nilai yang tinggi ditunjukkan dengan aplikasi strategi kognitif dalam

memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pelatihan.

4. Nilai Akademik

Total nilai yang didapat mahasiswa karena mengikuti sejumlah ujian yang

dilaksanakan oleh dosen, sebagai salah satu bentuk evaluasi belajar. Evaluasi

tersebut untuk mengetahui, apakah materi yang telah disampaikan dalam

perkuliahan mampu diserap oleh mahasiswa dengan baik atau tidak. Bentuk

penilaiannya berupa skor, dengan rentang nilai dari 0 sampai dengan 100.

Page 56: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

39

5. Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan

menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam

situasi yang nyata (Gardner 1993, dalam Suparno 2004). Dalam melakukan

kontrol variabel dengan beracuan pada tes potensi akademik “plus” yang

dilaksanakan ketika penerimaan mahasiswa baru.

D. MANIPULASI

Pada penelitian ini menggunakan manipulasi berupa pelatihan manajemen

diri yang diberikan kepada subyek kelompok penelitian, sedangkan bagi subyek

kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan apapun.

Manipulasi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan modul

Pelatihan Manajemen Diri yang ditulis oleh Brian T. Yates (1985); pada modul

terdapat 4 tahap untuk melakukan manajemen diri, yakni; Self-Monitoring; Self-

Analysis; Self-Change; Self-Maintenance. Keempat tahap tersebut merupakan urutan

fase yang harus dilakukan untuk mencapai manajemen diri yang efektif dan

maksimal. Berikut penjelasan dari masing-masing tahap:

1. Monitoring Diri (Self-Monitoring)

Pada tahap ini individu diajak untuk menyadari permasalahan yang

dihadapi, yaitu masalah dengan manajemen dirinya. Individu akan

Page 57: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

40

mengungkapkan informasi tentang apa yang ingin ia ubah dalam kehidupannya;

kerangka tujuan untuk mencapai perubahan; cara untuk mengerjakan kerangka

tujuan; perasaan ataupun pikiran apapun yang ingin dirubah. Dari informasi

tersebut akan digunakan untuk menentukan target respon.

Pada tahap ini individu akan diajarkan membuat pemetaan waktu

pribadinya dari waktu bangun pagi sampai dengan menjelang tidur. Dari

pemetaan tersebut akan lebih jelas menemukan permasalahan yang dihadapi

individu, setelah itu individu akan diajarkan pemetaan yang efektif.

2. Analisis Diri (Self-Analysis)

Pada tahap ini individu akan menganalisis informasi yang diperoleh dari

tahap sebelumnya, sehingga individu dapat menunjukan anteseden yang spesifik

dan konsekuensi yang mempengaruhi target respon sekarang. Untuk

memudahkan penemuan anteseden dan konsekuensi perilaku yang spesifik dalam

diri subjek, maka diajarkan analisis matrik yaitu mencatat segala anteseden dan

konsekuen yang muncul. Dalam tahap ini juga diajarkan metode untuk

menentukan solusi yang tepat dengan mempertimbangkan keuntungan dan

kerugian yang didapat.

3. Perubahan Diri (Self-Change)

Pada tahap ini individu diajak untuk melihat kembali apakah pemecahan

masalah yang digunakan sudah cukup efektif untuk menjawab permasalahan

yang dihadapi. Penilaian dilakukan menggunakan informasi yang didapatkan dari

Page 58: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

41

feedback dari permasalahan yang dihadapi. Apabila pemecahan masalah tersebut

tepat maka akan berlanjut pada tahap pemeliharaan dan diintegrasikan dalam

pola hidup dan kebiasaan. Namun apabila pemecahan masalahnya belum tepat

maka akan diubah.

4. Pemeliharaan Diri (Self-Maintenance)

Pada tahap ini individu akan diajak untuk memelihara pemecahan

masalah yang tepat serta akan diintegrasikan dalam pola dan kebiasaan hidup

individu. Pada tahap ini individu juga diajari untuk menghindari efek relapse

yang kemungkinan terjadi pada individu. Efek relapse tersebut dapat

didiskusikan dengan anggota yang lain sehingga dapat ditemukan respon yang

lebih efektif.

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tiga alat yang digunakan untuk mengambil data

dari subjek, yang kemudian dari data tersebut dianalisis untuk mendapatkan

kesimpulan. Instrumen penelitian tersebut adalah:

1. Reaksi Program Pelatihan

a. Definisi dan informasi umum

Angket reaksi ini digunakan untuk mengetahui reaksi peserta

pelatihan terhadap program pelatihan yang dilaksanakan. Reaksi yang

dimaksud adalah reaksi peserta terhadap isi pelatihan, metode yang

Page 59: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

42

digunakan pada waktu pelatihan, relevansi hal yang didapat dari pelatihan

terhadap kondisi nyata (Frayne & Geringer, 2000). Alat ini terdiri dari 10

aitem berdasarkan pada reaksi yang diharapkan muncul dari peserta, cara

pengisiannya menggunakam skala linkert dengan rentang nilai dari 1 (tidak

sesuai) sampai 5 (sangat sesuai). Karena tujuan dari alat ini untuk mengetahui

reaksi peserta pelatihan, maka hanya diberikan pada kelompok yang

mendapatkan perlakuan atau pelatihan.

b. Reliabilitas dan Validitas angket Reaksi terhadap pelatihan

Alat ukur ini diujicobakan pada tanggal 07 Oktober 2007 pada 20

orang mahasiswa yang mengikuti try out pelatihan manajemen diri.

Reliabilitas alat ukur dengan pendekatan konsistensi internal teknik yang

digunakan untuk mendapatkan estimasi reliabilitas tersebut adalah dengan

menghitung koefisien bisarial. Hasil uji coba tersebut menghasilkan koefisien

alpha sebesar 0,70.

Peneliti menggunakan jenis validitas isi, yang merupakan validitas

yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional

dan penilaian dari individu yang dianggap pakar dalam bidangya

(professional judgement. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu validitas

muka (face validity) dan validitas logik (logical validity) (Azwar,1999).

1) Validitas Muka (Face Validity)

Validitas ini dicapai dengan membuat tampilan alat ukur sebaik

mungkin sehingga dapat meyakinkan subyek dan mampu mengesankan

bahwa angket ini sungguh mengungkap reaksi yang hendak diukur, yaitu

Page 60: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

43

reaksi peserta pelatihan terhadap pelassanaan pelatihan. Peneliti membuat

angket dengan tampilan yang menarik, ringkas dan jelas.

2) Validitas Logik (Logical Validity)

Validitas ini menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur mewakili

reaksi yang hendak diukur sebagaimana telah ditetapkan dalam bentuk alat

ukur reaksi yang diungkapkan oleh Kirkpatrick (2007). Peneliti terlebih

dahulu membuat blue print berdasarkan komponen-komponen yang

digunakan untuk mengukur reaksi, kemudian peneliti menyusun aitem-

aitemnya.

Setelah aitem-aitem selesai dibuat, peneliti mengajukan rancangan

skala tersebut kepada dosen pembimbing. Dari keseluruhan aitem

diperiksa satu persatu berdasarkan blue print, dibantu oleh dosen

pembimbing untuk menentukan mana aitem yang baik maupun aitem yang

harus diperbaiki sehingga kemudian didapatkan 10 aitem, yang terdiri dari

tiga komponen, yang terdistribusi secara merata sesuai dengan proporsinya

masing-masing.

Tabel 2. Blue Print Angket Reaksi Peserta Pelatihan

Uraian Jumlah aitem Bobot (%)

Tanggapan terhadap isi 3 (3,4,5) 30%

Tanggapan terhadap metode 3 (1,7,10) 30%

Tanggapan terhadap relevansi

kebutuhan 4 (2,6,8,9) 40%

Total 10 100 %

Page 61: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

44

2. Tes Prestasi (Pengetahuan Manajemen Diri)

Tes Prestasi ini digunakan untuk mengukur pengetahuan yang diserap

oleh peserta pelatihan. Pengetahuan yang dimaksud adalah informasi tentang

manajemen diri yang disampaikan pada waktu pelatihan. Alat tes ini dibagi

menjadi 2 bentuk seperti yang disampaikan Blanchard & Thacker (2007) yaitu:

a. Declarative and procedural

1) Definisi umum

Declarative adalah suatu bentuk pengukur pengetahuan faktual

seseorang tentang materi pelatihan manajemen diri, tujuannya untuk

mengetahui penyerapan informasi faktual oleh peserta. Sedangkan

Procedural bentuk pengukur pemahaman terstruktur terhadap materi

pelatihan, tujuannya untuk mengetahui penyerapan informasi secara

menyeluruh.

Isi soal ini mengungkap tentang definisi manajemen diri, urutan

langkah-langkah manajemen, dan hal-hal penting pada tiap langkah

manajemen diri. Cara pengisiannya dengan menulis jawaban pada lembar

jawaban yang telah disediakan. Cara penilaiannya dengan

mengkategorikan benar (1) dan salah (0), benar apabila jawaban peserta

mendekati jawaban ideal, dan jawaban dinilai salah apabila jawaban

peserta menjauhi jawaban ideal.

Page 62: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

45

Tabel 3. Blue Print Ujicoba Tes Pengetahuan Manajamen Diri

Uraian Jumlah aitem Bobot (%)

Pemahaman Definisi

Manajemen Diri 4 (1,2,18,20) 20 %

Pemahaman Monitoring diri 4 (7,9,12,14) 20 %

Pemahaman Analisis diri 4 (3,5,13,17) 20 %

Pemahaman Perubahan diri 4 (4,6,8,10) 20 %

Pemahaman Pemeliharaan diri 4 (11,15,16,19) 20 %

Total 20 100 %

2) Analisis dan Seleksi aitem

Salah satu kriteria dalam menentukan kualitas suatu aitem adalah

dengan melihat konsitensi antar aitem dengan tes secara keseluruhan,

karena konsistensi antar aitem dengan total ini mampu menunjukkan

perbedaan antar subyek dengan aspek yang diukur oleh tes yang

bersangkutan. Pengujian konsistensi skor pada tes uji coba ini dilakukan

dengan menggunakan program SPSS. 12 for Windows, didapatkan indeks

daya diskriminasi aitem yang dapat dilihat dari korelasi aitem-total yang

dikoreksi (Corrected Item Total Correlation), yang bergerak dari 0,210

sampai 0,873.

Untuk menentukan apakah aitem–aitem itu memiliki kualitas yang

baik dapat dilihat dari indeks daya diskriminasi aitem. Menurut Azwar

(2000), semakin tinggi daya diskriminasi aitem maka koefisien

korelasinya semakin mendekati nilai 1,00. Kriteria pemilihan aitem

berdasarkan korelasi aitem dengan total ini menggunakan rix > 0,30. Dari

Page 63: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

46

hasil analisa tersebut, dipilih aitem–aitem yang memiliki indeks daya

diskriminasi > 0,30 sehingga diperoleh 15 aitem, yakni aitem nomor : 1,

2, 5, 6, 8, 10, 11, 12,1 3, 14,1 5, 16, 17, 19, 20

Dari lima belas aitem yang memenuhi kriteria, peneliti

memutuskan untuk menggunakan 10 aitem saja dan tidak menggunakan

lima aitem, yakni aitem nomor 6 untuk kriteria pemahaman perubahan

diri. Nomor 11, 15 untuk kriteria pemahaman pemeliharaan diri. Nomor

13 untuk kriteria pemahaman analisis diri dan nomor 20 untuk kriteria

pemahaman definisi manajemen diri. Hal tersebut dilakukan dengan

pertimbangan untuk menjaga proporsi dari masing–masing kriteria

sehingga distribusinya dapat merata dan melihat pertimbangan bahwa

aitem–aitem tersebut sudah dapat digantikan fungsinya oleh aitem lain

dari kriteria yang sama.

Tabel 4. Blue Print Tes Pengetahuan Manajemen Diri Setelah Di Uji Coba

Uraian Jumlah aitem Bobot (%) Pemahaman Definisi

Manajemen Diri 2 (1,2) 20 %

Pemahaman Monitoring diri 2 (6,7) 20 % Pemahaman Analisis diri 2 (3,9) 20 %

Pemahaman Perubahan diri 2 (4,5) 20 % Pemahaman Pemeliharaan diri 2 (8,10) 20 %

Total 10 100 %

3) Reliabilitas dan Validitas

Hasil uji coba dari alat ini dilaksanakan pada tanggal 8 0ktober

2007 pada 40 mahasiswa angkatan 2007. Reliabilitas alat ukur dengan

pendekatan konsistensi internal teknik yang digunakan untuk

Page 64: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

47

mendapatkan estimasi reliabilitas tersebut adalah dengan menghitung

koefisien bisarial. Hasil uji coba tersebut menghasilkan koefisien alpha

sebesar 0,929.

Peneliti menggunakan jenis validitas isi, yang merupakan validitas

yang diestimasikan lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis

rasional dan penilaian dari individu yang dianggap pakar dalam bidangya

(professional judgemen)t. Validitas isi terbagi menjadi dua tipe, yaitu

validitas muka (face validity) dan validitas logik (logical validity)

(Azwar,1999).

a). Validitas Muka (Face Validity)

Validitas ini dicapai dengan membuat tampilan alat ukur

sebaik mungkin sehingga dapat meyakinkan subyek dan mampu

mengesankan bahwa tes ini sungguh mengungkap pengetahuan yang

hendak diukur, yaitu pengetahuan tentang manajemen diri. Peneliti

membuat tes dengan tampilan yang menarik, ringkas dan jelas, ini

dapat membangun kredibilitas alat ukur yang diharapkan dan dapat

memotivasi subyek untuk meresponnya dengan sungguh–sungguh.

b). Validitas Logik (Logical Validity)

Validitas ini menunjuk pada sejauh mana isi alat ukur

mewakili indikator yang hendak diukur sebagaimana telah ditetapkan

dalam aspek-aspeknya. Peneliti terlebih dahulu membuat blue print

berdasarkan komponen-komponen yang digunakan untuk mengukur

Page 65: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

48

pengetahuan tentang manajemen diri, kemudian peneliti membuat

aitem berdasarkan blue print.

Setelah aitem-aitem selesai dibuat, peneliti mengajukan

rancangan skala tersebut kepada dosen pembimbing. Dari keseluruhan

aitem diperiksa satu persatu berdasarkan blue print, dibantu oleh

dosen pembimbing untuk menentukan mana aitem yang baik maupun

aitem yang harus diperbaiki sehingga kemudian didapatkan 20 aitem,

yang terdiri dari lima kriteria penguasaan materi, yang terdistribusi

secara merata sesuai dengan proporsinya masing-masing.

b. Strategic

Bentuk pengukuran ini lebih menekankan pada aplikasi strategi

kognitif dalam memecahkan suatu permasalahan yang berkaitan dengan

materi pelatihan. Dengan bentuk pengukuran ini, kita dapat mengetahui

pemahaman peserta secara lebih mendalam. Biasanya bentuk pengukuran ini

dengan mengajukan suatu kasus permasalahan, kemudian peserta akan

mengerjakan dengan menulis langkah-langkah pemecahannya.

Isi dalam soal ini mengungkap pemahaman materi oleh peserta

dengan ditunjukan melalui pengaplikasian pada suatu permasalahan, dengan

cara memecahakan suatu kasus. Cara pengerjaannya, peserta mengisi lembar

jawaban. Penilaiannya dilakukan oleh 3 orang yang dianggap kompeten

dalam manajemen diri, yakni 2 orang fasilitator dan 1 orang pembuat modul

pelatihan. Nilai diberikan dengan rentang (1) = sangat tidak sesuai, sampai

dengan (5) = sangat sesuai.

Page 66: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

49

Kasus yang digunakan dalam bentuk soal ini berdasarkan pendapat

ahli dan surve terhadap mahasiswa 2007. Pendapat ahli yang dimaksud

adalah pendapat beberapa dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma yang mengajar mahasiswa angkatan 2007. Sedangkan survey yang

dilakukan pada mahasiswa Psikologi angkatan 2007. Di bawah ini hasil

survey yang dilakukan, menunjukkan bahwa tiga hambatan yang paling

menonjol adalah nilai usip pertama yang kurang memuaskan, tugas presentasi

dan kelompok, susah bangun pagi.

Table 5. Hasil Survey Hambatan Mahasiswa Untuk Mencapai Prestasi Akademik

No. Pilihan jawaban Jumlah pemilih Prosentase (%)

1 Nilai usip pertama kurang memuaskan 19 23,75%

2 Kangen rumah dan keluarga 6 7,5%

3 Tugas presentasi dan kelompok 14 17,5%

4 Mengalami kesulitan dalam mencari literatur mata kuliah 7 8,75%

5 Malas kuliah 5 6,25% 6 Susah bangun pagi 16 20%

7 Asyik bermain game (permainan baru) 4 5%

8 Lain-lain (tulis di bawah ini) Kerja paruh waktu (3), sakit (2), konflik dengan pacar (4)

9 11,25%

TOTAL 80

(dari 40 subjek)

100%

3. Tes Prestasi

Salah satu bentuk alat ukur yang bertujuan untuk mengetahui tingkat

prestasi seseorang. Tes ini disusun oleh dosen pengampu mata kuliah, yang

disusun berdasarkan materi yang sudah diberikan.

Page 67: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

50

Pada penelitian ini, tes prestasi diberikan sebelum dan sesudah pelatihan

berlangsung. Tes prestasi yang diberikan sebelum pelatihan berupa ujian sisipan

pertama yang diterima mahasiswa untuk masing-masing mata kuliah. Sedangkan

tes prestasi yang diberikan setelah pelatihan berupa ujian akhir semester yang

diterima mahasiswa untuk masing-masing mata kuliah. Rentang penilaianya skor

minimum 0, dan skor maksimum 100.

4. Observasi

Observasi merupakan salah satu alat untuk mendapatkan informasi

tentang pelatihan yang diadakan (Nasution,2004). Informasi yang didapatkan

untuk melengkapi data yang didapat dari alat ukur yang lain.

Pada pelatihan ini menggunakan jenis observasi partisipatif yang

dilakukan pada setiap sesi selama pelatihan berlangsung. Observer atau petugas

yang melakukan observasi bekerja secara independent, untuk mendapatkan data

secara detil dan objektif, maka menggunakan tiga observer yang keseluruhannya

ikut dalam proses pelatihan. Hal yang di observasi adalah kondisi peserta, proses

pelatihan, performa fasilitator, kondisi lingkungan pelatihan. Petugas akan

menilai sesuai dengan pengamatannya dengan mengisi lembar observasi yang

telah disediakan, dengan memberi penilaian antara 1 = sangat rendah, 7 = sangat

tinggi.

Page 68: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

51

F. SUBJEK PENELITIAN

Subjek pada penelitian ini menggunakan mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pemilihan subjek penelitian didasarkan pada

kriteria:

1. Semester I, karena pada semester ini mahasiswa dirasa memiliki beban akademik

yang relatif sama, dan hambatan yang dialami dalam akademik cenderung

homogen.

2. Berusia 17-20 tahun, dikarenakan pada rentang usia tersebut individu memiliki

motif yang relatif sama terhadap suatu kegiatan, dan hal tersebut mempengaruhi

penilaian individu sehingga dapat mempengaruhi tindakan subjek.

G. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. Pra Perlakuan

Persiapan penyusunan pelatihan dimulai dengan pembuatan modul

pelatihan yang di ambil dari buku Self-Management oleh T. Yates, kemudian

dilakukan pengajuan permohonan ijin untuk mengadakan penelitian pada pihak

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Permohonan tersebut berkaitan

pelaksanaan uji coba modul dan pelaksanaan penelitian. Untuk mendukung

pelaksanaannya maka membutuhkan tempat dan akomodasi, sebagian besar

meminta bantuan kepada pihak Universitas Sanata Dharma diantaranya

peminjaman tempat dan beberapa peralatan elektronik.

Uji coba modul dan alat ukur dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2007,

hari Minggu pukul 09.00–16.00 WIB lokasi pelaksanaan di Kampus III Paingan

Page 69: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

52

Universitas Sanata Dharma. Jumlah peserta pelatihan 20 orang mahasiswa

Psikologi angkatan 2007. Tujuan dari uji coba modul ini untuk memeriksa

kesiapan segala hal yang diperlukan dalam pelatihan, diantaranya materi

pelatihan, lembar kerja, jenis-jenis permainan simulasi, pelatihan fasilitator dan

petugas, serta susunan sesi pelatihan.

Melalui uji coba tersebut menunjukkan bahwa materi dapat dengan

mudah diterima oleh peserta, jenis permainan yang digunakan dirasa cukup tepat

karena respon peserta merasa lebih mudah menerima materi dan lebih fun. Selain

itu dari uji coba tersebut juga memberikan masukan terhadap beberapa hal yang

perlu diperbaiki, diantaranya lembar kerja peserta yang terlalu banyak sehingga

membuat peserta jenuh, jeda antar sesi dirasa terlalu pendek dan waktu tiap sesi

dirasa kurang.

2. Pelaksanaan Perlakuan

Pelaksanaan pelatihan pada tanggal 20-21 Oktober 2007, hari Sabtu dan

Minggu pada pukul 09.00-15.00 WIB. Pada hari pertama, peserta dikumpulkan di

ruang K.408 lantai IV Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sebelum hari pelaksanaan peserta sudah diberitahu informasi jadwal dan tempat

pelaksanaan pelatihan, sehingga proses kedatangan peserta tidak mengalami

hambatan yang berarti. Kemudian dilanjutkan dengan penyambutan dan

perkenalan oleh peneliti sekaligus memperkenalkan fasilitator dan asisten yang

akan mendampingi peserta selama proses pelatihan. Setelah itu peserta diberikan

pretest yang berguna untuk pengukuran efektifitas pelatihan yang diadakan.

Page 70: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

53

Selanjutnya dilanjutkan dengan sesi-sesi yang sudah diatur dalam jadwal,

penjelasan tiap sesi pada paragraf selanjutnya. Proses pelatihan hari pertama

selesai pada pukul 16.00 WIB. Pada hari kedua pelatihan dilaksanakan di

halaman taman belakang kampus III, pada pukul 10.00-16.00 WIB. Kedatangan

peserta kurang lebih tepat waktu, meskipun ada beberapa peserta yang ijin

terlambat namun proses secara keseluruhan tidak mengalami hambatan.

Kemudian dilanjutkan dengan sesi-sesi yang sudah dijadwalkan dan diakhiri

dengan pemberian postest pertama dan ucapan terima kasih berupa pemberian

sertifikat sebagai tanda keikutsertaan. Untuk tiap sesi hari pertama dan kedua

dijelaskan lebih lanjut dibawah ini.

Hari pertama diawali dengan sesi perkenalan, pada sesi ini fasilitator

berusaha menghafal tiap nama peserta, dan mengeluarkan cerita-cerita lucu

tentang dirinya sehingga peserta dapat lebih merasa nyaman ketika berproses

selanjutnya. Kemudian pada sesi perkenalan ini, peserta dan fasilitator

melakukan sebuah permainan aborigin dance yang bertujuan untuk mencairkan

suasana yang nampak sedikit kaku. Setelah dirasa cukup dilanjutkan dengan

pengisian lembar pretest. Kemudian dilanjutkan dengan sesi pertama, yaitu

memahami prinsip Manajemen diri. Pada awal sesi peserta diajak untuk

memainkan permainan benang ruwet, yang pada intinya peserta diberi tugas

untuk melepaskan ikatan tali yang sudah dipersiapkan fasilitator. Peserta dibagi

menjadi 2 kelompok, proses berjalan menarik dan seru. Diawal permainan kedua

kelompok mengalami kesulitan dan nampak kebingungan karena tiap anggota

mempunyai cara sendiri-sendiri, namun setelah 15 menit beberapa peserta

Page 71: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

54

berinisiatif untuk membiarkan satu orang memimpin akhirnya mereka berhasil

menyelesaikan permainan dengan sebuah keberhasilan. Kemudian peserta

kembali ke posisi tempat duduk, lalu fasilitator yang selama permainan

mengamati dinamika yang terjadi. Ia dimulai dengan menanyakan kepada peserta

hal-hal apa yang dirasakan dan dialami oleh peserta. Beberapa peserta berani

mengungkapkan pendapat, namun beberapa juga masih nampak malu. Beberapa

peserta mengungkapkan bahwa diawal permainan mereka mengalami kesulitan,

bahkan ada yang sempat marah dan jengkel karena tali ruwet tadi tidak kunjung

selesai-selesai, kemudian ia berkomentar menurutnya hal tersebut dikarenakan

tiap anggota ingin mengatur anggota lain, setelah itu tiap anggota sepakat untuk

membiarkan satu orang yang memberi instruksi, hasilnya berhasil. Kemudian

fasilitator mulai memberi tanggapan dan membawa peserta masuk ke dalam

materi Manajemen diri. Fasilitator kemudian meminta peserta untuk

membayangkan bahwa benang ruwet tadi merupakan simulasi dari permasalahan

yang sering kita hadapi di kehidupan sehari-hari. Kemudian fasilitator kembali

menanyakan hal apa saja yang perlu dilakukan oleh seseorang untuk

menyelesaikan permasalahannya? Sebagian besar peserta sudah nampak aktif,

mereka mulai berpendapat. Diantaranya mereka perlu mengetahui dahulu letak

permasalahannya, perlu mengetahui hal-hal apa yang kita miliki untuk dapat

menyelesaikan permasalahan serta hambatannya, sebagaian juga berpendapat

bahwa perlu mengawasi solusi sehingga tidak melenceng dari tujuan. Karena

begitu antusias dan banyak ide yang dikemukakan oleh tiap peserta, maka

fasilitator tidak mengalami hambatan yang berarti ketika memasukkan materi

Page 72: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

55

mengenai prinsip-prinsip Manajemen diri. Fasilitator juga menanyakan apakah

diantara peserta sudah merasa memiliki Manajemen diri yang tepat dan efektif?

Ternyata semua peserta merasa kurang memiliki manajemen diri yang tepat dan

efektif setelah mengetahui prinsip manajemen diri. Setelah semua prinsip

Manajemen diri sudah disampaikan, maka selanjutnya peserta dan fasilitator

istirahat untuk makan siang.

Setelah makan siang peserta memasuki sesi kedua yakni memahami

langkah-langkah manajemen diri. Sebelum masuk pada sesi kedua, peserta diajak

untuk melakukan permainan energizer yaitu permainan katakan “cinta”.

Permainan ini mampu memberi semangat dan kecerian kembali pada peserta

setelah istirahat dan kondisi yang cenderung panas. Kemudian fasilitator

mengulang prinsip dari manajemen diri, setelah itu peserta dibagikan lembar

kerja yang sudah disiapkan untuk diisi dan didiskusikan. Fasilitator menjelaskan

bahwa dalam manajemen diri terdapat langkah-langkah yang perlu diperhatikan

supaya proses manajemen diri yang dilakukan dapat efektif. Fasilitator mengajak

peserta untuk memperhatikan tiap-tiap lembar kerja. Pada tiap lembar kerja

fasilitator menjelaskan cara penggunaannya dan meminta peserta untuk mencoba

mengisi lembar kerja tersebut. Pada tiap lembar kerja peserta mengalami

kebingungan karena mereka masih belum dapat membayangkan contoh

permasalahan diri yang mereka hadapi sebagai bahan untuk mengisi lembar

kerja. Meskipun demikian fasilitator tetap mendorong peserta untuk mencari

contoh sederhana yang dialami. Alhasil masing-masing peserta dapat mengisi

lembar kerja yang diberikan, meskipun masih berupa gambaran. Namun yang

Page 73: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

56

penting mereka dapat memahami langkah-langkahnya. Fasilitaor juga

meyakinkan peserta akan dapat memahami langkah-langkah tersebut ketika

menghadapi situasi riil. Oleh karena itu fasilitator meminta peserta untuk mencari

permasalahan sederhana yang mereka hadapi, untuk dapat di bahas di pertemuan

esok. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB maka, fasilitator

segera mengajak peserta untuk menyelesaikan pertemuan hari pertama ini.

Fasilitator menutup acara dan mengumumkan hal-hal yang perlu dibawa dan

disiapkan untuk hari kedua besok. Untuk memberi semangat fasilitator mengajak

seluruh peserta untuk menyorakkan yel-yel dan memberi salam pada peserta lain.

Pada hari kedua peserta datang pada pukul 10.00 WIB, karena sudah

diberitahukan sebelumnya maka peserta langsung menuju ke lokasi yaitu di

halaman taman belakang kampus III Universitas Sanata Dharma. Ketika peserta

datang nampak kesegaran dan antusias dari diri mereka. Kemudian setelah

sebagian besar peserta sudah datang maka diawal sesi fasilitator mengajak

peserta untuk melakukan permainan kecil yaitu Samson delila, setelah

suasananya nampak ceria fasilitator mengajak peserta untuk duduk. Pada sesi

aplikasi ini fasilitator lebih menekankan pada diskusi dengan peserta mengenai

pengaplikasian Manajemen diri dalam kehidupan sehari-hari. Diskusi ini nampak

hidup karena masing-masing peserta menceritakan permasalahannya masing-

masing. Sebagian besar permasalahan yang mereka ceritakan mengenai kuliah

dan masa depan. Beberapa peserta mengalami hambatan dalam perkuliahan

ketika mereka harus mengerjakan tugas-tugas dari dosen, beberapa peserta juga

bercerita tentang permasalahan menghadapi ujian semester yang notabene baru

Page 74: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

57

pertama kali mereka mengalaminya. Fasilitator tidak nampak menggurui, namun

ia membawa tiap cerita tersebut kedalam forum dan mencoba mencari

pemecahan dengan menerapkan langkah-langkah manajemen diri yang kemarin

dibagikan. Diskusi nampak seru karena masing-masing peserta memberi kan

tanggapannya mengenai permasalahan dan cara menerapkan langkah-langkah

manajemen diri dalam permasalahan tersebut. Fasilitator tidak mencari mana

yang benar dan salah, namun dia cenderung memberikan gambaran dan

memfasilitasi masing-masing peserta untuk berpendapat. Setelah hampir

keseluruhan peserta berbagi cerita, karena sudah cukup siang maka diskusi

berhenti sejenak dan dilanjutkan dengan makan siang.

Setelah makan siang peserta kembali ke tempat diskusi. Karena nampak

lelah, maka fasilitator mengajak peserta untuk membuat lingkaran dan kemudian

saling memijat. Setelah nampak kembali bugar, fasilitator kembali meneruskan

diskusi sebelum masuk ke sesi review. Setelah semua peserta selasai berdiskusi,

maka selanjutnya menuju ke sesi terakhir, yakni sesi review. Di awal sesi

fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan Blind Polygon pada

intinya masing-masing peserta akan membentuk sebuah bangun yang

diinstruksikan dari tali tambang yang mereka pegang namun dengan mata

tertutup. Pada awal permainan peserta diminta untuk membuat sebuah bangun

segitiga sama sisi, setelah peserta mencoba untuk membentuk bangun tersebut

dan menyatakan sudah terbentuk, maka salah satu peserta diminta membuka mata

dan menilai apakah bangun yang mereka bentuk sudah segitiga, ternyata jauh

sekali dari bentuk segitiga sama sisi. Kemudian peserta kembali mencoba

Page 75: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

58

membentuk bangun tersebut. Berulang kali peserta gagal membentuk bangun

yang diinstruksikan, namun mereka merasa tertantang dan antusias sehingga

mereka tidak mau menyerah. Berbagai cara mereka gunakan, dengan mencoba

membuka mata semua dan mempelajari situasi, kemudian menutup mata

kembali, namun kembali gagal. Karena waktunya dirasa sudah cukup maka

permainan dihentikan. Kemudian peserta diajak untuk kembali duduk dan

mendiskusikan pengalaman mereka tadi. Fasilitator memulai dengan

menanyakan hal menarik apa yang mereka alami. Banyak peserta yang ketika

memberi tanggapan sudah menunjukan penerapan langkah-langkah manajemen

diri. Misalnya salah satu peserta, ia mengatakan bahwa pada awal-awal mereka

mengalami kesulitan kemudian ia mulai untuk memonitoring lingkungannya

dengan memperhatikan sekitarnya, kemudian dia merasa bahwa harus ada salah

satu yang mengarahkan dengan demikian akan lebih mudah membentuk bangun

segitiga. Kemudian peserta yang ditunjuk sebagai instruktor tadi mulai

menganalisa dengan jarak masing-masing peserta yang tidak beraturan maka

akan mengalami kesulitan, maka ia meminta masing-masing peserta untuk

memberi jarak yang sama diantara peserta lain. Kemudian ia meminta peserta

berhitung, dengan demikian akan mudah memberi instruksi. Setelah itu ia mulai

dengan meminta peserta untuk mengikuti pola yang ia bentuk, tetapi ternyata

pada percobaan awal gagal, kemudian ia meminta peserta lain untuk mengoreksi

dan memberikan masukkan solusi yang tepat. Kemudian dicoba lagi, pada

beberapa kali percobaan peserta hampir berhasil, dan mencoba mempertahankan

pola yang sudah terbentuk untuk menyempurnakan bangun tersebut. Dari

Page 76: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

59

tanggapan yang disampaikan oleh masing-masing peserta, fasilitator kemudian

hanya menegaskan kembali dengan mereview langkah-langkah manajemen diri

yang sudah sebagian besar peserta pahami. Kamudian fasilitator meminta peserta

untuk saling mengungkapkan dukungan pada tiap peserta dengan mengatakan

“anda adalah bos atas diri anda”, kemudian fasilitator menutup rangkaian acara

keseluruhan pelatihan dengan saling bersalam-salaman dan mengucapkan terima

kasih. Namun sebelum pulang peserta diminta untuk mengisi lembar postest

pertama dan lembar umpan balik (evaluasi reaksi).

3. Pasca Perlakuan

Setelah pelaksanaan pelatihan, peserta tidak diberikan perlakuan lebih

lanjut. Peserta tidak diawasi, namun setelah 3 minggu pemberian perlakuan,

peserta kembali dikumpulkan dan diberikan postest ke dua. Pelaksanaan

pemberian postest kedua pada tanggal 12 November 2007.

Page 77: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

60

H. RANCANGAN EKSPERIMEN

Rancangan eksperimen untuk penelitian ini adalah kontrol grup pretest-

posttest non randomized design. Bentuk rancangan tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut.

Tabel 6. Rancangan Eksperimen Kontrol Group Pretest-Posttest non randomized design Pretest Perlakuan Postest 1 Postest 2 Kelompok Eksperimen Y 1 Kelompok Kontrol Y 1

X -X

Y 2 Y 2

Y 3 Y 3

Keterangan:

Y 1= pretest variabel tergantung X = Perlakuan

Y 2 = Postest pertama variabel tergantung - X = Tanpa perlakuan

Y 3 = Postest kedua variabel tergantung

Prosedur eksperimennya sebagai berikut :

1. Menentukan subjek yang ikut serta dalam penelitian. Subjek yang masuk dalam

penelitian adalah subjek yang memiliki kreteria yang telah ditentukan untuk

penelitian.

2. Memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen dan tidak memberikan

perlakuan pada kelompok control.

3. Mengukur reaksi subjek yang menerima perlakuan.

4. Mengukur pengetahuan peserta tentang Manajemen diri pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

5. Mengukur prestasi akademik subjek.

6. Membandingkan hasilnya.

Page 78: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

61

I. METODE ANALISIS DATA

1. Data Reaksi Peserta terhadap Pelatihan

Pada data angket reaksi menggunakan metode statistik diskriptif. Metode

itu dipahami sebagai cara penyajian data tabel dengan perhitungan modus,

median, mean, standard deviasi (SD), dan presentase (Sugiyono, 2000). Dari

perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk melihat tingkat variasi

kelompok dengan berdasarkan kategorisasi teoritik (Azwar, 2001).

• X minimum teoritik : skor terendah pada angket = 1

• X maksimum teoritik : skor tertinggi pada angket = 5

• r (range) : luas jarak antara nilai maksimum dan minimum.

• SD (σ) : luas jarak sebaran dibagi menjadi 6 satuan standar deviasi.

• Mean (μ) : rerata teoritik dari skor maksimum dan skor minimum

Tabel 7. Norma Kategorisasi Reaksi Peserta Pelatihan Skor Kategori

X ≤ ( μ – 1,5σ ) Sangat Negatif (μ – 1,5σ) < X ≤ μ Negatif μ < X ≤ ( μ + 1,5σ ) Positif

(μ + 1,5σ) < X Sangat Positif

Bila dimasukkan ke dalam perhitungan matematis maka akan

menghasilkan kategorisasi berikut ini.

Tabel 8. Kategorisasi Reaksi Peserta Pelatihan

Skor Kategori X ≤ 19,995 Sangat Negatif

19,9995 < X ≤ 30 Negatif 30 < X ≤ 40,005 Positif

40,005 < X Sangat Positif

Page 79: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

62

Analisis data dengan memasukkan skor subjek kemudian dihitung

prosentasenya. Untuk mengetahui secara lebih spesifik reaksi peserta terhadap

program pelatihan, maka perhitungannya berdasarkan tiap aspek berdasarkan

pada blueprint nya.

Pada reaksi yang mengukur aspek isi pelatihan dan metode, masing-

masing memiliki bobot 30%, maka perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 9. Kategorisasi Reaksi pada aspek Isi dan Metode pelatihan

Skor Kategori X ≤ 6 Sangat Negatif

6 < X ≤ 9 Negatif 9 < X ≤ 12 Positif

12 < X Sangat Positif

Pada reaksi yang mengukur aspek Relevansi pelatihan memiliki bobot 40%,

maka perhitungannya sebagai berikut:

Tabel 10. Kategorisasi Reaksi pada Aspek Relevansi Pelatihan

Skor Kategori X ≤ 8 Sangat Negatif

8 < X ≤ 12 Negatif 12 < X ≤ 16 Positif

16 < X Sangat Positif

2. Data Pengetahuan Materi Manajemen Diri dan Data Prestasi Akademik

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis menggunakan

analisis statistik dengan menggunakan Software program SPSS for windows versi

12, analisis yang dilakukan sebagai berikut

a. Uji Prasyarat

Uji prasyarat ini dilakukan sebelum diadakan pengujian terhadap

hipotesis. Uji yang dilakukan adalah :

Page 80: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

63

1) Uji Normalitas Sebaran

Uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data

yang akan dianalisis berdasarkan kriteria normalitas. Aturan yang dijadikan

pegangan adalah jika nilai p > 0,05 maka dapat dikategorikan sebarannya

normal. Dalam penelitian ini uji asumsi normalitas menggunakan teknik

Kolmogorov Smirnov. Z

2) Uji Homogenitas Variasi antar kelompok

Uji ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui homogenitas

varian-varian yang digunakan dalam penelitian ini. Dengan menggunakan

Levene’s test for Equality of Varianc.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji-t. Perbedaan akan dilihat dari skor

pretest kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Skor posttest kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol. Skor pretest dengan posttest kelompok

eksperimen, skor pretest dengan posttest kelompok kontrol.

Page 81: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

64

Tabel 11. Jadwal Pelatihan Manajeman Diri

HARI

SESI KEGIATAN FOKUS AKTIVITAS Waktu

• Doa & Perkenalan

Peserta dan Fasilitator doa dan saling memperkenalkan diri

09.00

• Pre test Peserta mengisi lembar pretest 09.30 Pendahuluan

• Ice breaking & pengakraban

Peserta dan fasilitator terlibat dalam permainan aborigin dance yang bertujuan untuk mencairkan suasana.

09.50

• Permainan pengantar

Keseluruhan peserta terlibat dalam permainan benang ruwet. Permainan ini bertujuan untuk memudahkan peserta dalam menerima suatu materi.

10.00

• De Brief game Fasilitator dan peserta mendiskusikan prinsip-prinsip apa yang di dapat dari permainan tadi.

10.20

Memahami

prinsip Manajemen

diri • Materi prinsip-

prinsip Manajemen diri

Fasilitator menyampaikan materi berupa prinsip-prinsip dalam manajemen diri.

10.45

Istirahat Makan siang 12.00 • Game

energizer Fasilitator dan peserta terlibat dalam permainan katakan cinta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan semangat para peserta setelah terlihat jenuh.

13.00

• Penjelasan lembar kerja

Fasilitator menjelaskan lembar kerja yang berupa langkah-langkah dalam manajemen diri.

13.15

Memahami

langkah Manajemen

diri

• Pengisian dan diskusi lembar kerja

Fasilitator mendampingi & meminta peserta untuk mengisi lembar kerja yang telah diberikan

13.45

Pertama

Penutup

Penutup dan pemberian tugas untuk hari berikutnya

Fasilitator meminta peserta untuk menemukan permasalahan sederhana, yang dapat digunakan untuk membahas Manajemen diri. Fasilitator dan peserta bersama-sama berdoa.

15.00

• Doa & Penyambutan

Peserta disambut oleh fasilitator dan selanjutnya berdoa untuk jalannya proses pelatihan

10.00

Pendahuluan • Permainan Ice

breaking Peserta dan fasilitator terlibat dalam sebuah permainan Samson dan delila, permainan ini bertujuan untuk mencaikan suasana.

10.15

Kedua

Aplikasi

• Berbagi cerita Peserta akan membagi permasalahan yang dihadapinya. Sebagai bahan untuk memahami langkah-langkah manajemen diri.

10.30

Page 82: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

65

• Diskusi Fasilitator memimpin jalannya diskusi dengan tetap mengarahkan peserta dalam kajian manajemen diri.

11.00

Istirahat Makan siang 12.00

• Permainan pengantar

Keseluruhan peserta terlibat dalam permainan blind polygon. Permainan ini bertujuan untuk membantu peserta me review kembali langkah-langkah dalam manajemen diri.

13.00

Review • Diskusi Fasilitator membantu peserta untuk mereview dan keseluruhan peserta bersama-sama mereview kembali langkah-langkah manajemen diri.

14.00

Penutup

Ucapan terima kasih & Postest pertama

Fasilitator menutup keseluruhan proses acara pelatihan dengan ucapan terima kasih dan doa, serta penyerahan sertifikat sebagai tanda keikut sertaan. Kemudian peserta diminta untuk mengisi lembar postest.

15.30

Page 83: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Diskripsi Hasil Penelitian

Pada penelitian ini jumlah keseluruhan peserta pelatihan 30 responden.

Peserta pada pelatihan ini di bagi dalam kelompok. Kelompok eksperimen adalah

sekumpulan responden yang diberikan perlakuan berupa pelatihan manajemen

diri, jumlah responden pada kelompok ini 15 orang. Sedangkan kelompok

kontrol adalah sekumpulan responden yang tidak mendapatkan perlakuan berupa

pelatihan manajemen diri ataupun yang lain, jumlah responden pada kelompok

ini 15 orang.

Data diskripsi hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 12. Deskripsi Hasil Penelitian

Data Deskriptif SUMBER N Skor

min Skor maks Mean SD

Pretest 15 1 6 3,47 1,407 Postest 1 15 5 10 7,80 1,424 Pembelajaran

soal A Postest 2 15 3 10 6,47 2,066 Pretest 15 5,66 7,66 6,6853 ,65934

Postest 1 15 8,66 12,66 10,7073 1,14628Pembelajaran soal B Postest 2 15 7,66 12,66 9,7740 1,31290

Kelompok Eksperimen

Reaksi 15 34,00 49,00 41,2667 4,02611Pretest 15 0 7 3,13 1,807

Postest 1 15 1 4 2,67 1,113 Pembelajaran soal A Postest 2 15 0 8 2,60 2,165

Pretest 15 4,33 8,33 6,3300 1,05462Postest 1 15 5,33 7,66 6,5960 ,90083

Kelompok Kontrol Pembelajaran

soal B Postest 2 15 4,33 7,66 6,1513 ,97432

66

Page 84: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

67

2. Hasil Uji Prasyarat

Sebelum dilakukan analisis data untuk uji hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi Normalitas dan Homogenitas. Pengujian asumsi ini

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada penggunaan metode parametrik

(Nurgiyantoro,2004).

Hasil uji normalitas sebaran terhadap skor pembelajaran dan reaksi pada

kedua kelompok penelitian menunjukkan distribusi sebarannya normal. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini.

Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Sebaran

SUMBER K-S P Status

Soal A 0,632 0,819 Normal Pretest Pembelajaran Soal B 0,665 0,768 Normal Soal A 0,862 0,448 Normal Pembelajaran

Soal B 0,709 0,696 Normal Postest 1 Reaksi 0,550 0,923 Normal

Kelompok Eksperimen

Soal A 0,782 0,574 Normal Postest 2 Pembelajaran Soal B 0,473 0,978 Normal

Soal A 0,532 0,940 Normal Pretest Pembelajaran Soal B 0,686 0,743 Normal Soal A 0,843 0,475 Normal Postest

1 Pembelajaran Soal B 0,745 0,635 Normal Soal A 1,068 0,204 Normal

Kelompok Kontrol

Postest 2 Pembelajaran Soal B 0,669 0,762 Normal

Hasil uji Homogenitas pada pretest, postest 1, dan postest 2 antara kelompok

Eksperimen dan kelompok Kontrol, menunjukkan bahwa antara kelompok-kelompok

yang diujikan tersebut tidak berbeda satu sama lain, dengan kata lain homogen. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 85: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

68

Tabel 14. Hasil Uji Homogenitas Varians

Levene’s Test for Equality of Varians SUMBER

F Sign Keputusan

Pembelajaran soal A 0,316 0,578 Homogen

Pretest Pembelajaran Soal B 0,510 0,481 Homogen

Pembelajaran soal A 0,239 0,629 Homogen

Postest 1 Pembelajaran Soal B 0,133 0,719 Homogen

Pembelajaran soal A 0,055 0,816 Homogen

Postest 2 Pembelajaran Soal B 1,072 0,309 Homogen

3. Hasil Uji Hipotesis

a. Evaluasi Reaksi Peserta terhadap program pelatihan

Dari data yang didapat dari reaksi peserta pelatihan, menunjukkan

respon yang positif terhadap isi atau materi, Metode pelatihan, dan relevansi

pelatihan dengan kehidupan sehari-sahari. Data selengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 15. Reaksi Keseluruhan pada Peserta Pelatihan Kategori Jumlah Subjek

Sangat Negatif 0 subjek Negatif 0 subjek Positif 7 subjek Sangat Positif 8 subjek

TOTAL 15 subjek

Page 86: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

69

Tabel 16. Reaksi Peserta per Aspek

Jumlah subjek per aspek KATEGORI Isi atau Materi Metode Relevansi Sangat Negatif 0 Subjek 0 Subjek 0 Subjek Negatif 0 Subjek 0 Subjek 0 Subjek Positif 10 Subjek 11 Subjek 5 Subjek Sangat Positif 5 Subjek 4 Subjek 10 Subjek

TOTAL 15 Subjek 15 Subjek 15 Subjek

b. Evaluasi Pembelajaran

Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis

adalah dengan memeriksa apakah ada perbedaan pembelajaran antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum perlakuan. Untuk itu

dilakukan uji t-test pretest kedua kelompok penelitian tersebut. Hasil dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 17.

Hasil Uji Beda Pretest

Sumber t db P Keputusan Pembelajaran

soal A 0,564 28 0,578 Hipotesis diterima Pretest Pembelajaran

Soal B 1,106 28 0,278 Hipotesis diterima

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum

perlakuan tidak ada perbedaan pembelajaran pada kedua kelompok.

Uji t-test selanjutnya adalah untuk melihat apakah ada perbedaan

pembelajaran antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah

perlakuan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 87: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

70

Tabel 18. Hasil Uji Beda Postest

SUMBER t db P Keputusan Pembelajaran

soal A 11,000 28 0,000 Hipotesis ditolak Postest 1 Pembelajaran

Soal B 10,922 28 0,000 Hipotesis ditolak

Pembelajaran soal A 5,005 28 0,000 Hipotesis

ditolak Postest 2 Pembelajaran Soal B 8,582 28 0,000 Hipotesis

ditolak

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah perlakuan

terdapat perbedaan pembelajaran pada kelompok Eksperimen dan kelompok

Kontrol.

Untuk melihat efektivitas perlakuan secara lebih akurat, maka

dilakukan uji perbedaan skor perolehan. Berikut hasil ujinya.

Tabel 19. Hasil Uji Beda Skor Perolehan

N Mean Sumber KE K

K KE KK t db P Keputusan

Hipotesis

diterima

Pembelajaran soal A

0,578 15 15 3,47 3,13 0,564 28

Pretest Hipotesis

diterima

Pembelajaran Soal B

0,278 15 15 6,6853 6,3300 1,106 28

Pembelajaran soal A

0,000

Hipotesis ditolak 15 15 7,80 2,67 11,000 28 Postest

pertama Pembelajaran Soal B 15 15 10,707

3 0,00

0 Hipotesis ditolak 6,5960 10,922 28

Pembelajaran soal A

0,000

Hipotesis ditolak 15 15 6,47 2,60 5,005 28 Postest

kedua Pembelajaran Soal B

0,000

Hipotesis ditolak 15 15 9,7740 6,1513 8,582 28

Page 88: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

71

Tabel 20. Hasil Uji Beda Sebelum dan Sesudah Pelatihan

SUMBER t db P Keputusan Pretest - Postest

1 -12,476 14 0,000 Hipotesis ditolak

Pretest - Postest 2 -5,612 14 0,000 Hipotesis

ditolak Pembelajaran

Soal A Postes1 - Postest 2 3,568 14 0,003 Hipotesis

ditolak Pretest - Postest

1 -13,632 14 0,000 Hipotesis ditolak

Kelompok Eksperimen

Pretest - Postest 2 -9,120 14 0,000 Hipotesis

ditolak Pembelajaran

Soal B Postest1 - Postest 2 2,712 14 0,017 Hipotesis

ditolak Pretest - Postest

1 0,979 14 0,344 Hipotesis diterima

Pretest - Postest 2 1,258 14 0,229 Hipotesis

diterima Pembelajaran

Soal A Postest1 - Postest 2 0,130 14 0,898 Hipotesis

diterima Pretest - Postest

1 -1,081 14 0,298 Hipotesis diterima

Kelompok Kontrol

Pretest - Postest 2 0,648 14 0,528 Hipotesis

diterima Pembelajaran

Soal B Postest1 - Postest 2 1,650 14 0,121 Hipotesis

diterima

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang

diberikan efektif dalam meningkatkan pembelajaran tentang Manajemen diri.

4. Uji Evaluasi Hasil (Nilai Prestasi Akademik)

Peneliti merasa bahwa perlu juga diadakan uji evaluasi hasil untuk

melihat keefektifan pelatihan Manajemen diri pada prestasi akademik peserta

pelatihan. Uji ini dengan membandingkan nilai usip (pretest) dan uas (postest)

pada masing-masing kelompok penelitian.

Page 89: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

72

a. Deskripsi evaluasi hasil

Pada evaluasi hasil ini jumlah total subjek 30. Keseluruhan subjek

dikenai pretest (ujian sisipan1) dan postest (ujian akhir semester). Data

deskripsi evaluasi hasil dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 21. Deskripsi Evaluasi Hasil

Data Deskriptif SUMBER Skor

min Skor maks N Mean SD

Pretest (usip) 15 54.20 88.00 70.0000 11.50776 Kelompok

Eksperimen Postest (UAS) 15 59.20 81.40 70.8267 7.74407

Pretest (usip) 15 44.60 81.40 64.8800 11.12470 Kelompok

Kontrol Postest (UAS) 15 57.20 79.60 69.2267 6.94216

b. Hasil uji prasyarat

Sebelum dilakukan analisis data untuk uji hipotesis, terlebih dahulu

dilakukan uji asumsi Normalitas dan Homogenitas. Pengujian asumsi ini

merupakan persyaratan yang harus dipenuhi pada penggunaan metode

parametrik (Nurgiyantoro,2004).

Hasil uji normalitas sebaran terhadap skor evaluasi hasil pada kedua

kelompok penelitian menunjukkan distribusi sebarannya normal. Hasil

selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 90: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

73

Tabel 22. Hasil Uji Normalitas Sebaran

Sumber K-S P Status Pretest Ujian Sisipan .498 .965 Normal Kelompok

Eksperimen Postest Ujian Akhir .637 .811 Normal Pretest Ujian Sisipan .740 .644 Normal Kelompok

Kontrol Postest Ujian Akhir .408 .644 Normal

Hasil uji Homogenitas pada pretest (usip), posttest (uas) antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menunjukkan bahwa antara

kelompok-kelompok yang diujikan tersebut tidak berbeda satu sama lain,

dengan kata lain homogen. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 23. Hasil Uji Homogenitas Varians

Levene’s Test for Equality of Varians Sumber

F Sign Keputusan

Pretest Ujian sisipan .011 .916 Homogen Ujian Akhir

Semester Postest .642 .430 Homogen

c. Hasil uji hipotesis

Langkah pertama yang dilakukan sebelum melakukan uji hipotesis

adalah dengan memeriksa apakah ada perbedaan nilai evaluasi hasil antara

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum perlakuan. Untuk itu

dilakukan uji t-test pretest kedua kelompok penelitian tersebut. Hasil dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 23. Hasil Uji Beda Pretest

Sumber t db P Keputusan Ujian

Sisipan Pretest 1.239 28 .226 Hipotesis diterima

Page 91: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

74

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum

perlakuan tidak ada perbedaan nilai evaluasi hasil pada kedua kelompok.

Uji t-test selanjutnya adalah untuk melihat apakah ada perbedaan nilai

evaluasi hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah

perlakuan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 24. Hasil Uji Beda Postest

Sumber t db P Keputusan Ujian Akhir

Semester Postest .596 28 .556 Hipotesis diterima

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa setelah perlakuan

tidak terdapat perbedaan nilai evaluasi hasil pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

Untuk melihat efektivitas perlakuan secara lebih akurat, maka

dilakukan uji perbedaan skor perolehan. Berikut hasil ujinya.

Tabel 25. Hasil Uji Beda Skor Perolehan

N Mean Sumber t db P Keputusan KE KK KE KK Ujian

Sisipan Hipotesis diterima Pretest 15 15 70.0000 64.8800 1.239 28 .226

Ujian Akhir

Semester

Hipotesis diterima Postest 15 15 70.8267 69.2267 .596 28 .556

Tabel 26. Hasil Uji Beda Sebelum dan Sesudah Pelatihan SUMBER t db P KeputusanPretest (Ujian Sisipan) -

Postest (Ujian Akhir Semester)

Kelompok Eksperimen -.577 14 .573 Hipotesis

diterima

Pretest (Ujian Sisipan) - Postest (Ujian Akhir

Semester)

Kelompok Kontrol

Hipotesis diterima -2.083 14 .056

Page 92: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

75

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang

diberikan tidak efektif dalam meningkatkan evaluasi hasil peserta, dengan

kata lain perlakuan yang diberikan tidak efektif untuk meningkatkan prestasi

akademik peserta.

5. Hasil Observasi

Data observasi terhadap peserta yang didapatkan kemudian akan di rata-

rata, dan akan di interpretasikan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan

batasannya.

Berikut ini pembagian kategori tersebut.

Tabel 27. Nilai Rata-rata Data Observasi

KATEGORI NILAI RATA-RATA (X) Sangat Rendah X < 1,85 Rendah 1,85 < X ≤ 2,71 Cenderung Rendah 2,71 < X ≤ 3,57 Cukup 3,57 < X ≤ 4,43 Cenderung Tinggi 4,43 < X ≤ 5,29 Tinggi 5,29 < X ≤ 6,15 Sangat Tinggi X > 6,15

Page 93: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

76

Berikut ini hasil observasi pada setiap aspek yang diobservasi

a. Peserta pelatihan

1). Tingkat Kejenuhan

TINGKAT KEJENUHAN

2,2

2,866666667

2,1333333332,4

0 0,5

1 1,5

2 2,5

3 3,5

sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4

RATA-RATA

Gambar 2.

2). Tingkat Antusiasme

TINGKAT ANTUSIASME

5,2

4,733333333

5

4,8

4,54,64,74,84,9

55,15,25,3

sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4

RATA-RATA

Gambar 3.

Page 94: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

77

3). Tingkat Kelelahan Fisik

TINGKAT KELELAHAN

2

3

2,133333333

2,666666667

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4

RATA-RATA

Gambar 4.

b. Proses Pelatihan

Data yang didapat dari observasi terhadap proses pelatihan dapat dilihat

pada tabel rerata berikut ini.

Tabel 28. Rerata Hasil Observasi terhadap Proses Pelatihan

Sesi dalam pelatihan Proses pelatihan sesi 1 sesi 2 sesi 3 sesi 4 Game pengantar materi 5,33 6 5,33 5,67 Materi 5,67 6,33 6 5,67 Diskusi 4 5,67 5 4,67 Game ice breaking 6 5,67 6 6,33

1) Permainan pengantar materi

Selama jalannya pelatihan, permainan materi yang diberikan sebagai

simulasi dilihat memuaskan. Hal ini berarti permainan pengatar materi dirasa

dapat membawa peserta pelatihan untuk lebih mudah menangkap materi

Page 95: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

78

pelatihan yang diberikan. Permainan-permaian tersebut mampu membantu

peserta untuk berdiskusi dan merangsang untuk berfikir secara aplikatif.

a) Materi

Materi yang disampaikan selama pelatihan dinilai memuaskan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa materi pelatihan dirasa merupakan

informasi baru yang dibutuhkan oleh peserta.

b) Diskusi

Setiap sesi dirancang selalu ada waktu untuk berdiskusi, secara

keseluruhan diskusi berjalan dengan baik, namun pada sesi pertama dan

sesi terakhir dirasa kurang memuaskan. Hal tersebut nampak pada

antusiasme peserta yang cenderung rendah. Sikap tersebut dikarenakan

pada sesi pertama masih pada fase perkenalan sehingga tiap peserta dirasa

kurang dapat terbuka ketika harus mengutarakan pendapatnya di depan

kelompok. Pada sesi terakhir peserta nampak mengalami kelelahan fisik

sehingga hal ini berpengaruh pada proses diskusi.

2) Permainan pemecah suasana & energizer

Permainan kecil yang bertujuan untuk memecahkan suasana serta

pembangkit semangat peserta pada tiap sesi dinilai sangat memuaskan. Hal

ini ditunjukkan dengan antusiasme peserta untuk mengikuti pelatihan

kembali tinggi setelah diberikan permainan-permainan kecil. Selain itu pada

sesi pertama permaianan kecil ini juga dirasa dapat mengakrabkan antar

peserta dan fasilitator sehingga tidak ada kecanggungan lagi.

Page 96: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

79

3) Estimasi waktu

Batasan waktu yang diberikan pada tiap sesi cukup dapat membantu

fasilitator untuk mengatur jalannya proses pelatihan. Namun untuk beberapa

sesi yang membutuhkan banyak diskusi dirasa membutuhkan tambahan

waktu. Namun secara keseluruhan waktu yang disediakan sudah cukup.

c. Performa fasilitator

Data yang didapat dari observasi terhadap performansi fasilitator dapat

dilihat pada tabel rerata berikut ini.

Tabel 29. Rerata Hasil Observasi Terhadap Performansi Fasilitator

Sesi dalam pelatihan Aspek yang diukur Sesi 1 Sesi 2 Sesi 3 Sesi 4 Semangat 6 6 6 5,67

Penguasaan Materi 5,67 6,33 6,33 6 Penguasaan Suasana 6 6 6 5,67 Penguasaan diskusi 5,67 6,33 6,67 6,33

Kemampuan memberikan informasi 5,67 5,67 5,67 6

Kemampuan memotivasi 5,67 6 5,33 5,33

Interaksi dengan peserta 5,33 6 6 5,33 Efektifitas waktu 5 3,67 4 4,33

1) Semangat

Fasilitator secara konsisten menunjukkan semangat dalam

memberikan pelatihan tiap sesinya. Hal tersebut ditunjukkan dengan suaranya

yang cukup jelas dan intonasi suara yang tegas sehingga peserta dapat

terfokus pada dirinya. Hal ini berakibat positif bagi proses pelatihan karena

dapat menjaga semangat peserta untuk tetap mengikuti pelatihan.

Page 97: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

80

2) Penguasaan materi

Secara garis besar fasilitator menguasai materi dengan baik, nampak

dari kesiapannya yang cukup matang menyampaikan materi. Hal tersebut

berakibat pada ketertarikan peserta untuk menerima informasi yang

diberikan.

3) Penguasaan suasana

Fasilitator dinilai dapat mengarahkan dan menjaga suasana pada

kondisi yang mendukung pelatihan. Hal tersebut ditunjukkan dengan

menselipkan cerita humor dan pengalaman nyata yang berkorelasi dengan

materi. Suasana yang dibangun oleh fasilitator sejak awal yaitu kondisi

santai, hidup dan menyenangkan sehingga peserta merasa nyaman ketika

mengikuti pelatihan.

4) Penguasaan diskusi

Fasilitator dinilai cukup mampu untuk menguasai diskusi yang terjadi.

Hal tersebut ditunjukkan dengan mampu memfasilitasi peserta untuk

menyampaikan pendapat, meskipun peserta pada awal pelatihan nampak

pasif, selain itu fasilitator juga mampu mengarahkan jalannya diskusi agar

tidak menyimpang terlalu jauh dari materi.

5) Kemampuan memberikan informasi

Fasilitator dinilai memiliki kemampuan untuk menyampaikan

informasi dengan baik. Hal tersebut terlihat dengan cara penyampaian

informasinya yang mudah dimengerti karena menggunakan bahasa atau

Page 98: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

81

istilah sederhana dan disertai dengan contoh konkret, sehingga peserta dapat

lebih mudah menangkap informasi penting yang disampaikan.

6) Kemampuan memotivasi peserta

Kemampuan memotivasi peserta untuk mengikuti pelatihan dinilai

cukup baik. Hal tersebut nampak dengan caranya menjaga peserta untuk aktif

terlibat dalam proses pelatihan dengan melontarkan pertanyaan kepada

peserta. Namun pada sesi terakhir motivasi peserta agak turun, hal itu

dikarenakan kelelahan fisik baik peserta maupun fasilitator.

7) Interaksi dengan peserta

Fasilitator dinilai baik dalam interaksinya dengan peserta selama

proses pelatihan. Hal tersebut ditunjukkan dengan keakraban antara fasilitator

dengan peserta baik ketika jalannya sesi maupun ketika istirahat. Fasilitator

berusaha untuk mengingat nama tiap peserta sehingga hubungan peserta dan

fasilitator dirasa dekat.

8) Pemanfaatan waktu

Penggunaan waktu selama proses pelatihan dirasa cukup baik. Hal itu

nampak dengan materi dapat disampaikan semua dan masih ada waktu untuk

diskusi. Namun pada sesi 3 waktu nya dikurangi karena waktu mulainya agak

sedikit mundur.

Page 99: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

82

d. Lingkungan

1) Suhu udara

Selama pelatihan sesi 1 & 2 suhu udaranya cukup panas, karena

didalam ruangan, namun kondisi tersebut dapat dikurangi dengan penggunaan

kipas angin dalan ruangan. Pada sesi 3 & 4 dilaksanakan diluar ruangan

sehingga suhu udaranya tidak terlalu panas. Secara keseluruhan suhu udara

ketika proses pelaksanaan pelatihan dirasa cukup kundusif.

2) Pencahayaan

Pencahayaan dalam ruangan cukup terang sehingga jalannya sesi 1 &

2 dapat berjalan dengan baik. Pada sesi 3 & 4 pencahayaannya scukup terang

juga karena dilakukan di luar ruangan. Secara kesuluruhan pencahayaan

selama proses pelatihan cukup baik, sehingga peserta tidak terganggu

konsentrasinya.

3) Gangguan suara

Selama proses pelatihan tidak ditemukan gangguan suara yang berarti,

baik itu ketika proses pelatihan di dalam maupun di luar ruangan. Sehingga

selama pelatihan peserta tidak terganggu konsentrasinya.

B. PEMBAHASAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat keefektifan pelatihan manajemen

diri pada mahasiswa dengan mendasarkan pada evaluasi reaksi, evaluasi

pembelajaran, dan evaluasi hasil. Pelatihan manajemen diri adalah suatu kegiatan

yang diprogram untuk melatih manajemen seseorang terhadap dirinya. Pada

Page 100: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

83

pelatihan ini, subjek akan mempelajari berbagai keterampilan untuk mengevaluasi

kemampuan mereka serta strategi untuk mengembangkan kemampuan tersebut, yaitu

dengan cara melatih kepekaan mereka dalam memonitoring diri; menganalisis diri;

melakukan perubahan diri; pemeliharaan diri. Berikut ini akan dijelaskan secara lebih

lengkap pada setiap evaluasi yang dilakukan.

Pada evaluasi reaksi diperoleh hasil yang mengarah pada respon positif

peserta terhadap pelaksanaan program pelatihan. Hasil yang didapat adalah 8 subjek

masuk dalam kategori sangat positif, dan 7 subjek masuk dalam kategori positif.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa program pelatihan manajemen diri, dapat

digolongkan berhasil membangun respon subjek yang positif terhadap pelaksanaan

pelatihan. Diharapkan dengan respon positif tersebut subjek akan termotivasi untuk

menerima materi pelatihan. Keberhasilan tersebut dapat dilihat secara spesifik pada

masing-masing aspek reaksi. Pada aspek Isi materi menunjukkan bahwa 5 subjek

mengindikasikan respon sangat positif sedangkan yang 10 subjek menunjukkan

reaksi yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa materi yang disampaikan dalam

pelatihan dinilai sangat menarik oleh peserta pelatihan. Pada aspek metode yang

digunakan dalam pelatihan yang berupa experiential method direspon sangat positif

oleh 4 subjek, dan 11 subjek yang lain merespon positif. Hal ini menunjukkan bahwa

metode yang digunakan dapat membantu peserta untuk menerima materi pelatihan.

Sedangkan pada aspek relevansi pelatihan dengan keseharian peserta menunjukkan

10 subjek merespon sangat positif, dan 5 subjek yang lain merespon positif. Hal

tersebut menunjukkan bahwa peserta merasa bahwa kemampuan manajemen diri

sangat penting dalam kesehariannya, sekaligus respon yang sangat positif ini

Page 101: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

84

mengindikasikan bahwa peserta merasa membutuhkan kemampuan manajemen diri

dalam kesehariannya. Keseluruhan evaluasi reaksi yang ditunjukkan oleh peserta

memiliki peran yang cukup penting dalam suatu pelatihan, salah satunya dapat

menunjukkan kepuasan peserta terhadap program pelatihan, dengan demikian peserta

akan termotivasi untuk belajar. Pernyataan tersebut sejalan dengan Kirkpatrick

(1998), menurutnya dengan dilakukan evaluasi reaksi kita dapat mengetahui apakah

peserta merasa puas dengan program pelatihan sehingga akan memotivasi peserta

untuk belajar, selain itu bahwa evaluasi pelatihan juga bertujuan menyediakan

informasi untuk membangun standart dan performansi pelatihan pada masa yang

akan datang.

Pada pelatihan ini, selain reaksi dari peserta, juga terdapat observer yang

bertugas secara independent untuk menilai jalannya pelatihan secara menyeluruh.

Hasil observasi menunjukkan bahwa secara objektif proses pelatihan seperti materi

yang disampaikan menarik karena dirasa bahwa informasi ini penting dan baru oleh

peserta, hal tersebut nampak dari rerata penilaian ketiga observer pada sesi 1 = 5,67;

sesi 2 = 6,33; sesi 3 = 6; sesi 4 = 5,67. Selain observasi materi, metode yang

digunakan dalam program pelatihan, seperti permainan sebagai pengantar dengan

rata-rata sesi 1 = 5,33; sesi 2 = 6; sesi 3 = 5,33; sesi 4 = 5,67. Pada permainan

energizer dengan rata-rata sesi 1 = 6; sesi 2 = 5,67; sesi 3 = 6; sesi 4 = 6,33,

sedangkan diskusi kelompok pada sesi 1 = 4; sesi 2 = 5,67; sesi 3 = 5; sesi 4 = 4,67.

Dengan hasil yang ditunjukkan pada setiap sesi pelatihan, maka metode tersebut

dirasa sangat membantu peserta untuk menerima dan memahami materi. Sedangkan

Hardjana (2003) mengatakan bahwa respon yang perlu diketahui dari peserta selain

Page 102: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

85

jalannya program pelatihan termasuk diantaranya materi, metode, perlu juga

dievalusi tentang fasilitas yang tersedia, makanan, lingkungan pelatihan, dan

performa pelatih / trainer. Pada pelatihan ini fasilitas yang tersedia dan konsumsi

dirasa cukup memuaskan, sedangkan berdasar hasil observasi lingkungan pelatihan

termasuk diantaranya suhu, pencahayaan, dan gangguan suara pada lokasi pelatihan

dinilai cukup kondusif terhadap pelatihan. Fasilitator / trainer dinilai memiliki

kemampuan yang memadai untuk membawakan pelatihan. Kemampuan tersebut

diantaranya fasilitator dinilai cukup menguasai materi, hal tersebut karena jauh hari

sebelumnya fasilitator sudah diberikan modul dan melakukan try out yang salah

satunya bertujuan untuk menyempurnakan modul. Selain itu fasilitator dinilai dapat

menguasai suasana, diskusi, dan peserta pelatihan. Hal tersebut nampak karena

fasilitator mampu secara konsisten mengarahkan setiap sesi dan diskusi pada alur

materi pelatihan, sedangkan pengusaan peserta oleh fasilitator nampak pada

terjaganya motivasi peserta untuk tetap fokus pada pelatihan. Hal ini tidak terlepas

dengan kemampuan fasilitator beriteraksi dan juga semangat yang ditunjukkan

selama pelatihan. Dengan demikian secara keseluruhan jalannya pelatihan

Manajemen diri dinilai berhasil memotivasi peserta untuk belajar dan mengikuti

pelatihan. Keberhasilan tersebut ditunjukkan dengan antusiasme peserta yang tinggi

dan kejenuhan yang cenderung rendah pada setiap sesi.

Berdasarkan evaluasi pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pertama dan posttest kedua,

yang terjadi pada kelompok eksperimen dan tidak ada perbedaan yang signifikan

pada kelompok kontrol. Pada alat A yaitu tipe Declarative and Procedural kelompok

Page 103: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

86

eksperimen menunjukkan mean pada pretest 3,47 sedangkan pada posttest pertama

7,80 dan pada posttest kedua 6,47 perbedaan mean antara pretest-posttest pertama

ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,000 hipotesis ditolak dengan demikian ada

perbedaan, pada posttest pertama-posttest kedua ditunjukan dengan nilai signifikansi

0,003 hipotesis ditolak dengan demikian ada perbedaan. Pada kelompok kontrol

menunjukkan mean pada pretest 3,13 sedangkan pada posttest pertama 2,67 dan pada

posttest kedua 2,60 perbedaan mean antara pretest-postest pertama ditunjukan

dengan nilai signifikansi 0,344 hipotesis diterima dengan demikian tidak ada

perbedaan, pada posttest pertama-posttest kedua ditunjukan dengan nilai signifikansi

0,898 hipotesis diterima dengan demikian tidak ada perbedaan. Hasil yang sama

ditunjukkan pada alat B yaitu tipe Strategic kelompok eksperimen menunjukkan

mean pretest 6,6853 sedangkan pada posttest pertama 10,7073 dan pada posttest

kedua 9,7740 perbedaan mean antara pretest-posttest pertama ditunjukan dengan

nilai signifikansi 0,000 hipotesis ditolak dengan demikian ada perbedaan, pada

posttest pertama-posttest kedua ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,017 hipotesis

ditolak dengan demikian ada perbedaan. Pada kelompok kontrol menunjukkan mean

pada pretest 6,3300 sedangkan pada posttest pertama 6,5960 dan pada posttest

kedua 6,1513 perbedaan mean antara pretest-posttest pertama ditunjukan dengan

nilai signifikansi 0,298 hipotesis diterima dengan demikian tidak ada perbedaan,

pada posttest pertama-posttest kedua ditunjukan dengan nilai signifikansi 0,121

hipotesis diterima dengan demikian tidak ada perbedaan.

Page 104: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

87

Dari perbandingan mean tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

pengetahuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa pemberian perlakuan yang berupa pelatihan manajemen diri

efektif untuk meningkatkan pengetahuan pada subjek. Hasil yang konsisten juga

ditunjukkan pada posttest pertama dan kedua, hal tersebut mengindikasikan bahwa

pengetahuan tentang manajemen diri yang didapat dari pelatihan cenderung bertahan

pada memori subjek.

Keefektifan pembelajaran pada subjek yang menerima pelatihan dapat

disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya yakni model pembelajaran experiential.

Pembelajaran dengan metode experiential menekankan pada proses pembelajaran

mandiri dengan mengolah pengalaman yang dirasakan (Hardjana, 2001). Menurut

Tjia (2006) dalam metode experiential selaras dengan model pembelajaran

andragogy yaitu serangkaian asumsi pembelajaran pada orang dewasa. Pada

pelatihan manajemen diri, subjek diberikan simulasi dalam bentuk permainan

sederhana, dari simulasi tersebut subjek akan mendapatkan pengalaman yang

kemudian akan diproses untuk mendapatkan informasi. Proses pengolahan

pengalaman tersebut tidak terlepas dengan model andragogy, yaitu subjek akan

mencoba untuk menelaah pengalamannya. Pada proses ini subjek akan

menyimpulkan pembelajaran yang ia dapatkan. Melalui proses tersebut subjek akan

mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang informasi manajemen diri, karena

proses untuk mendapatkan informasi dilakukan secara mandiri dan info tentang

manajemen diri dikemas dalam bentuk permainan yang sederhana dan fun. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Roger (http://tip.psychology.org/rogers.html)

Page 105: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

88

menurutnya individu akan lebih cepat belajar apabila pembelajaran tersebut berasal

dari inisiatif individu sendiri, selain itu apabila informasi tersebut mudah dicerna

oleh individu, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data yang didapatkan dari evaluasi hasil yang berupa evaluasi

akademik menunjukan bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Hal tersebut dengan melihat perbandingan mean nya,

menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen nilai sebelum pelatihan (Ujian

sisipan) 70,000 setelah pelatihan (Ujian Akhir semester) 70,8267 perbedaan mean

antara pretest-postest pertama ditunjukan dengan nilai signifikansi .573 hipotesis

diterima dengan demikian tidak ada perbedaan. Sedangkan pada kelompok kontrol

nilai sebelum pelatihan (Ujian sisipan) 64,8800 setelah pelatihan (Ujian Akhir

semester) 69,2267 perbedaan mean antara pretest-postest pertama ditunjukan dengan

nilai signifikansi .056 hipotesis diterima dengan demikian tidak ada perbedaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang diberikan berupa

pelatihan Manajemen diri tidak efektif mempengaruhi prestasi akademik responden.

Ketidakefektifan tersebut dikarenakan beberapa hal diantaranya pada

pelaksanaan pelatihan tidak dilakukan random assignment untuk menentukan subjek

yang masuk dalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol. Hal lainnya adalah

kontrol variabel-variabel yang mempengaruhi prestasi akademik yang dirasa kurang

ketat, misalnya efikasi diri dan penyesuaian diri, sehingga hasil yang didapat

kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel tersebut. Selain kedua hal tersebut

dapat juga dikarenakan tidak terjadinya perubahan perilaku yang diharapkan pada

subjek yang masuk dalam kelompok eksperimen. Tidak terjadinya perubahan

Page 106: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

89

perilaku tersebut kemungkinan dikarenakan peserta pelatihan enggan atau kurang

termotivasi untuk mempraktekan manajemen diri dalam kehidupan sehari-hari,

akibatnya pelatihan manajemen diri tidak dapat menunjukkan pengaruhnya terhadap

prestasi akademik peserta pelatihan. Peneliti merasa kelemahan-kelemahan dalam

penelitian tersebut menjadi penyebab ketidakefektifan pada evaluasi hasil atau

evaluasi prestasi akademik.

Berikut ini penjelasan penyebab ketidakefektifan tersebut. Random

assignment menurut Myers dan Hansen (2002) adalah teknik penentuan subjek untuk

masuk ke dalam kelompok perlakuan atau kelompok kontrol, teknik ini dilaksanakan

supaya setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk masuk dalam

kelompok perlakuan. Teknik ini bertujuan untuk meminimalisir munculnya pengaruh

variabel bebas yang tidak dikontrol terhadap variabel tergantung sehingga dapat

mengacaukan hasil penelitian. Karena pada penelitian ini tidak dilaksanakan random

assignment maka dapat terjadi kemungkinan di dalam kelompok penelitian terdapat

variabel-variabel bebas yang tidak dikontrol. Variabel tersebut diantaranya efikasi

diri menurut Bandura (1977) suatu keyakinan individu bahwa dirinya mampu untuk

melakukan sesuatu dalam situasi tertentu dangan berhasil. Efikasi diri mempengaruhi

mahasiswa untuk mau berusaha keras mengatasi suatu situasi dan tidak mudah

menyerah terhadap hambatan-hambatan yang dihadapinya dalam mencapai prestasi

akademiknya (Warsito, 2004), selain itu penyesuaian diri adalah kemampuan

mahasiswa dalam menggunakan sikap dan pikiran dengan baik dalam mengatasi

masalah-masalah yang dihadapi baik bersifat akademik maupun non akademik (Jufri,

2005). Mahasiswa yang memiliki penyesuaian diri yang baik akan dapat

Page 107: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

90

menyesuaikan diri dengan tugas dan tuntutannya, sehingga dapat diprediksi

memperoleh prestasi akademik yang tinggi. Menurut Suryabrata (1990) selain kedua

hal tersebut, kemungkinan variabel yang mempengaruhi prestasi akademik adalah

minat, motivasi, kebutuhan dan kematangan psikis. Hal tersebut dapat

mempengaruhi usaha individu untuk mencapai prestasi akademik, jadi apabila

individu memiliki motivasi, minat, kebutuhan, kematangan psikis yang tinggi maka

cenderung individu akan dapat meraih prestasi akademik yang tinggi pula.

Pada penelitian ini tidak dilakukan evaluasi terhadap perubahan perilaku

manajemen diri. Evaluasi perilaku dianggap cukup penting, karena dengan evaluasi

tersebut dapat mengetahui apakah program pelatihan yang diberikan dapat dilakukan

atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi perilaku untuk meyakinkan bahwa apakah

subjek melakukan manajemen diri dalam kesehariannya. Dasar peneliti tidak

melakukan evaluasi perilaku karena menurut Frayne & Geringer (2000) bahwa

perubahan perilaku tidak dapat terjadi tanpa perubahan pengetahuan. Sesuai yang

diungkapkan oleh Bandura bahwa perilaku terbentuk dari suatu proses pembelajaran

individu terhadap lingkungannya yang diberi penguat (Bandura,1977). Warr (1999)

juga menyatakan terdapat korelasi positif antara jarak skor pretest-postest dengan

perubahan perilaku. Atas dasar tersebut peneliti tidak melakukan evaluasi perilaku,

karena pada penelitian ini sudah dilakukan evaluasi pembelajaran secara berkala.

Dengan kata lain perubahan pengetahuan yang diukur berulang dan menunjukkan

hasil yang kurang lebih sama dapat manjadi indikator bahwa individu tersebut

mengalami perubahan perilaku. Namun setelah melihat tidak adanya perubahan pada

evaluasi hasil, dapat dikatakan evaluasi pembelajaran tersebut tidak dapat digunakan

Page 108: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

91

untuk meyakinkan bahwa pada subjek penelitian terjadi perubahan perilaku

manajemen diri. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat

kemungkinan tidak adanya perubahan prestasi akademik karena tidak ada perubahan

perilaku pada subjek kelompok eksperimen.

Page 109: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan prestasi akademik mahasiswa antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol setelah pelatihan. Hal tersebut dikarenakan subjek penelitian tidak diberi

perlakuan atau kontrol yang berkelanjutan berupa monitoring perkembangannya.

Sehingga muncul kemungkinan subjek tidak mempraktekan pelatihan yang sudah

diberikan pada kehidupan nyata, yang dapat mempengaruhi hasil yaitu prestasi

akademik. Dengan demikian pelatihan manajemen diri pada penelitian ini tidak dapat

digunakan untuk meningkatkan prestasi akademik mahasiswa.

B. SARAN

1. Untuk penelitian selanjutnya.

Berdasarkan beberapa kelemahan yang terdapat dalam penelitian ini, maka

peneliti menyarankan beberapa hal guna menyempurnakan kajian-kajian penelitian

yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk peneliti selanjutnya, perlu

diperhatikan beberapa hal di bawah ini:

a. Pelaksanaan Random Assignment

Metode ini disarankan untuk dilakukan oleh peneliti selanjutnya, hal

tersebut untuk dapat memperkecil kemungkinan terjadi intervensi dari

variabel bebas yang tidak terkontrol.

92

Page 110: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

93

b. Kontrol variabel prestasi akademik yang ketat

Mengingat banyak variabel yang mempengaruhi prestasi akademik,

maka sebaiknya pengontrolan variabel tersebut diperketat. Variabel tersebut

diantaranya Efikasi diri dan Penyesuaian diri.

c. Pengukuran perubahan perilaku subjek penelitian

Untuk meyakinkan bahwa terjadi perubahan perilaku pada subjek

penelitian maka perlu dilakukan pengukuran perilaku terhadap kelompok

eksperimen dan kontrol.

Peneliti menyarankan pengukuran perilaku tersebut melibatkan pihak

yang berhubungan langsung dengan subjek penelitian seperti, orang tua

ataupun dosen, sehingga dapat diobservasi secara langsung perubahan yang

terjadi.

d. Monitoring perkembangan responden

Monitoring ini dilakukan bertujuan untuk meminimalisir penurunan

motivasi peserta untuk mempraktekkan manajemen diri. Dengan demikian

diharapkan tiap responden akan melakukan manajemen diri dalam kehidupan

sehari-hari.

Peneliti menyarankan pertemuan dilakukan secara intensif dengan

durasi pertemuan yang tidak terlalu lama sehingga akan meminimalisir

kebosanan responden.

Page 111: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

94

2. Untuk Universitas Sanata Dharma.

Pelatihan ini dapat digunakan sebagai alternatif bagi Universitas Sanata

Dharma untuk meningkatkan mutu pencapaian prestasi akademik mahasiswa,

dengan mempertimbangkan kelemahan-kelemahan pada penelitian ini dan

memperbaikinya.

3. Untuk Mahasiswa, khususnya mahasiswa baru.

Pelatihan Manajemen diri ini dapat digunakan untuk meningkatkan

pencapaian prestasi akademik, dengan syarat memiliki kedisiplinan dan kemauan

yang kuat untuk melakukan setiap tahap Manajemen Diri pada kehidupan sehari-

hari.

Page 112: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

Daftar Pustaka

Ahmadi, A. & Supriyono, W. (1991). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta Alhusin, S.A. (2003). Applikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10

for Windows. Yogyakarta: Graha Ilmu Alvarez, K., Salas & Garofano, C. M. (2004). An Integrated Model Of Training

Evaluation And Effectiveness. Human Resource Development Review, 3(4), 385-416. http://proquest.umi.com/pqdweb

As’ad, Moh. (2004). Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri (edisi

keempat). Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (2007). Reliabilitas Dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar,S. (2007). Tes Prestasi: Fungsi Dan Pengembangan Pengukuran Prestasi

Belajar (edisi II). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bandura, A. (1986). Social foundationof thought and action: Asocial cognitive

theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall Blanchard, P. N., & Thacker, J.W. (2007). Effective Training (systems, strategies,

& practices)third edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall Frayne, C. A. & Geringer, J. M. (2000). Self-Management Training for Improving

Job Performance: A Field Experiment Involving Salespeople. Journal of Applied Psychology, 85, 361-372.

Frayne, C. A., & Latham, G.P. (1987). The application of social learning theory

to employee self-management of attendance. Journal of Applied Psychology. 72, 387-392.

Fidhishun. http://www.mtsu.edu.htm Groessl, E. J. & Cronan, T. A. (2000). A Cost Analysis of Self-Management

Program for People with Chronic Illness. American Journal of Community Psychology. 28, 455-479

Hardjana, A.M. (2001). Training SDM yang Efektif. Yogyakarta: Kanisius Jufri, M. (2003). Efikasi diri, Ketrampilan Belajar, dan Penyesuaian diri sebagai

Prediktor prestasi akademik mahasiswa tahun pertama. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Pascasarjana UGM

Page 113: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

95

Kirkpatrick, D.L (1998). Evaluating Training Programs: The four levels. Berrett-Koehler Publisher, Inc: San Fransisco.

Kristanto, Endro. (2004). Evaluasi Efektivitas Pelatihan. Jurnal Psiko Wacana,

III(1), 63-77. Latipun. (2004). Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press Latham, G. P. & Frayne, C. A. (1989). Self-Management Traning for Increasing

job attendance: A Follow up and Replication. Journal of Applied Psychology, 72, 411-416.

Landy, F. J. (1989). Psychology of Work Behavior. Pacific Grove: California Liberman, Kerry. (2006). Evaluate Training. Credit Union Management,

29(10),42.http://proquest.umi.com/pqdweb Myers, A. (2002). Experimental Psychology. United States of America:

Wadsworth Nasution, S. (2004). Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma Phillips, Jack J., & Stone, Ron D. (2002). How To Measure Training Results: A

Practical Guide To Tracking The Six Key Indicators. New York: McGraw-Hill.

Prawitasari, J.E. (1993). Evaluasi belajar di perguruan tinggi & menjaga

prestasi: Handout psikologi klinis. Yogyakarta: Pascasarjana UGM Raharjo, Y. E. (2003). Uji Validitas Prediktif Tes Penerimaan Mahasiswa Baru

Fakultas Psikologi Angkatan 1998 USD. Skripsi: Universitas Sanata Dharma

Roger. http://tip.psychology.org/rogers.html Sasongko, J. W. (2005). Pengaruh Faktor-fakor Pembelajaran Terhadap Manfaat

Pelatihan ditinjau dari Perspektif peserta pelatihan. Solso, R.L., Johnson. H.H., & Beal, M.K. (1998). Experimental Psychology: A

Case Approach. Addison-Wesley Longman Inc: New York Sukadi. (1997). Tes Bakat Karier Anda. Yogyakarta: Renika Cipta

Page 114: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

96

Supratiknya, A. (1999). Reader Konstrksi tes. Program Studi Fakultas Psikologi: Universitas Sanata Dharma

Supratiknya, A. (2000). Statistik Psikologi. Jakarta: PT Grasindo Suparno, P. (2004). Teori Intelegensi Ganda. Yogyakarta: Kanisius Suryabrata, S. (1990). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali Sukarti (1986). Suatu Studi mengenai Prediksi terhadap Prestasi belajar di STM

di Yogyakarta. Desertasi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Pascasarjana UGM

Suprawati, N. E. (2006). Pengaruh Pelatihan Efikasi Diri dalam Meningkatkan

Prestasi Akademik siswa SMP. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: UGM

Tjia, Eko Cahyono. (2006). The Experimental Study On Training Effectiveness Of

Personal Effectiveness Program: A Pre-Post Evaluation Of The Training Result With Myer Briggs Type Indicators Personality Profile As A Moderator. Tesis (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Pascasarjana Universitas Gadjah Mada.

USD (2006). Buku panduan mahasiswa baru 2006. Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma Wei, Tao Tai. (2006). Effects Of Training Framing, General Self-Efficacy And

Training Motivation On Trainees’ Training Effectiveness. Personnel Review, 35(1). 51-65. http://proquest.umi.com/pqdweb.

Warsito (2004). Hubungan antara Self-Efficacy dengan Penyesuaian Akademik

dan Prestasi Akademik. Jurnal Psikologi. 14, 92-107 Yates, B.T (1985). Self-Management. California: Wadsworth Yayasan Gloria Edukasindo. MBTI. Yogyakarta

Page 115: Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan …repository.usd.ac.id/28421/2/039114046_Full[1].pdf · 2018. 6. 21. · Efektivitas Pelatihan Manajemen Diri untuk Meningkatkan

LAMPIRAN DAPAT DIPEROLEH DENGAN MENGHUBUNGI

SAYA:

Nama : NANANG KURNIAWAN

NIM : 039114046

Email : [email protected]

No telp : 085643488593