Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL
QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
MUARA BELITI
Linna Fitriani1, Destien Atmi Arisandy
2, Vety Anggraini
3
STKIP PGRI Lubuklinggau
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran biologi
menggunakan model Quantum Teaching pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Muara Beliti. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan
metode eksperimen semu. Desain penelitian menggunakan pretest postest control
group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas X di SMA
Negeri Muara Beliti sebanyak 5 kelas dengan jumlah 146 siswa. Sampel
penelitian diambil 2 kelas secara acak (random sampling). Teknik pengumpulan
data melalui teknik tes dengan instrumen berupa soal tes berbentuk soal uraian.
Analisis data dalam penelitian ini di uji secara statistik menggunakan uji t.
Berdasarkan hasil analisis data statistik dengan taraf signifikan 5% diperoleh nilai
thitung 1,92 dan ttabel 1,67. Memperhatikan nilai thitung > ttabel dapat diketahui ada
perbedaan yang signifikan dari hasil belajar biologi. berdasarkan data tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa pembelajaran biologi menggunakan model Quantum
Teaching efektif pada siswa kelas X SMA N 1 Muara Beliti.
Kata kunci: Efektivitas, Model Quantum Teaching, Hasil Belajar Biologi
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan hubungan antar pribadi pendidik dan anak didik.
Dalam pergaulan terjadi kontak atau komunikasi antara masing-masing pribadi.
Hubungan ini jika meningkat ke taraf hubungan pendidikan, maka menjadi
hubungan pribadi pendidik dan pribadi anak didik, yang pada akhirnya
melahirkan tanggung jawab pendidikan dan kewibawaan pendidikan. Pendidik
bertindak demi kepentingan dan keselamatan anak didik, dan anak didik
mengakui kewibawaan pendidik dan bergantung padanya (Hasbullah, 2011:6).
Menurut Made (1997:18) pendidikan bertujuan mengembangkan individu
peserta didik dan warga belajar secara alami atau wajar, dalam arti memberi
kesempatan kepada mereka untuk mengembangkan potensi-potensi mereka
seperti apa adanya. Suryosubroto (2002:36) menyatakan proses belajar mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan hasil observasi peneliti kesekolah dengan salah seorang guru
mata pelajaran biologi pada tanggal 24 maret 2016, dalam proses pembelajaran
biologi rata-rata siswa kurang berminat serta merasa bosan terhadap pelajaran
yang disampaikan oleh guru, karena proses pembelajaran bersifat teacher
centered, sehingga siswanya pasif dalam proses pembelajaran. Mereka lebih
mementingkan hal lain dari pada belajar, seperti keluar pada saat jam pelajaran
dan mengganggu teman-teman yang didekatnya. Hal itu tentu sangat mengganggu
dan tidak memungkinkan untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal. Data
nilai observasi awal masih kurangnya ketuntasan biologi siswa kelas X disetiap
semester, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa masih banyak yang dibawah nilai
rata-rata sedangkan KKM di SMA Negeri 1 Muara Beliti tahun ajaran 2015/2016,
yang ditetapkan sekolah tersebut sebesar 75.
Masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah)
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Prestasi ini tentunya merupakan
hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh
ranah dimensi peserta didik itu sendiri, yaitu bagaimana sebenarnya belajar itu.
Arti yang lebih subtansial, bahwa proses pembelajaran hingga dewasa ini masih
memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk
berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya (Trianto,
2011:1).
Proses belajar mengajar memerlukan suatu perubahan dimana guru
menerapkan model pembelajaran yang dapat mengolah proses berpikir siswa,
yaitu model Quantum teaching. Quantum teaching adalah suatu perencanaan atau
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merancanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial. Quantum teaching sangat menekankan
pada kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. Quantum teaching
merupakan kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang mempertajam
pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat, (Nandang, 2013:76). Quantum teaching identik
dengan proses pembelajaran dengan TANDUR dan bersandar pada suatu konsep
yaitu ”bawalah dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia
siswa”. (Deporter, et.al. 2010:34). Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan
penelitian untuk mengetahui “Efektivitas Pembelajaran Biologi Menggunakan
Model Quantum Teaching pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti’’.
Penelitian ini dilakukan guna mengetahui keefektifan pembelajaran biologi
dengan menggunakan model Quantum teaching, sehingga dapat meningkatkan
semangat mengajar guru, meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan bagi guru,
menambah pengetahuan guru dalam memilih strategi dan model yang tepat untuk
pengajaran. penggunaan model Quantum Teaching diharapkan membuat peran
aktif siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar, meningkatkan prestasi belajar
siswa, menambah semangat belajar siswa, mengurangi kebosanan siswa dalam
belajar biologi serta siswa mampu mengembangkan pengetahuannya dan
diharapkan penelitian ini memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu
sendiri dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar,
menjadi masukan, acuan dalam mengembangkan penelitian, serta menjadi
referensi sebagai calon pendidik.
B. LANDASAN TEORI
1. Efektivitas
Efektivitas adalah daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi,
sesuatu yang dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain dan tunduk
atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain”. Sedangkan menurut
Trianto (2012:24) “daya yang timbul atau ada dari sesuatu (orang/benda)
yang dapat membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang”.
Disimpulkan bahwa efektivitas adalah daya atau kekuatan yang dapat
memberikan dampak kepada orang lain untuk membentuk watak,
kepercayaan, dan perbuatan seseorang menjadi lebih baik ataupun sebaliknya.
2. Hasil belajar
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap apresiasi dan keterampilan, ini Menurut Suprijono
(2012:5). dan Dimyati dan Mudjiono (2010:3) menyatakan bahwa, hasil
belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Berdasarkan pendapat diatas, maka hasil belajar dalam penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki Siswa kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti tahun
2016 pelajaran biologi setelah mengikuti proses belajar-mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching.
Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan pada ranah-ranah (1) Kognitif
kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran
terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis,
evaluasi; (2) afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,
dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori
penerimaan, partisipasi, penilaian/penetuan sikap, organisasi dan
pembentukan pola hidup; dan (3) psikomotorik yaitu kemampuan yang
mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan,
dan kreatifitas (Syaiful, 2008:12). Peneliti akan melihat hasil belajar dari
kemampuan kognitif.
3. Model Quantum Teaching
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial (Trianto, 2010:51). Untuk
pemilihan model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan
diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam
pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Setiap model
pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang oleh siswa
dengan bimbingan guru (Trianto, 2010:54).
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Quantum Teaching merupakan panduan praktis dalam
mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat
menjangkau setiap siswa. Proses belajar mengajar adalah fenomena yang
kompleks, yang terjadinya interaksi guru dengan siswa dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencpai tujuan
pembelajaran (Suryosubroto, 2002:36).
a. Asas Utama Quantum Teaching
Quantum Teaching bersandar pada suatu konsep, yaitu “bawalah
dunia siswa ke dunia guru, dan antarkan dunia guru ke dunia siswa”.
Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Quantum Teaching juga menyertakan segala kaitan,
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas,
interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. (Deporter,
et.all, 2010:34).
b. Kerangka Perencanaan dan langkah-langkah pembelajarann
Quantum Teaching
Pada dasarnya dalam pelaksanaan komponen rancangan Quantum
Teaching dikenal dengan singkatan “TANDUR” yang merupakan
kepanjangan dari: Tumbuhan, Alami, Namai, Demontrasikan, Ulangi, dan
Rayakan (Deporter, et.all, 2010:39). Langkah–langkah proses
pembelajaran dengan menggunakan model Quantum Teaching pada Tabel
1.1 sebagai berikut:
Tabel 1.1.
Langkah-langkah Pembelajaran Quantum Teaching
Tahapan Tingkah Laku Guru dan Siswa
Persiapan Tahap ini untuk menyiapkan mental siswa mengenai model
quantum teaching yang menuntut keterlibatan aktif siswa.
Kegiatan pengkondisian awal meliputi: penumbuhan rasa
percaya diri siswa, motivasi diri, menjalin hubungan, dan
keterampilan belajar dan menggunakan pewanggi ruangan.
Pelaksanaan
Pembelajaran
dengan model
Quantum
Teaching:
1) Tumbuhkan
Guru membuka pelajaran dengan mengabsen siswa
kemudian memberikan motivasi : mengajukan
pertanyaan.
Guru memperlihatkan media pelajaran, yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari
Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Alami Guru menggali pengetahuan siswa dan menjelaskan
materi yang akan dipelajari dengan cara menghubungkan
materi dengan pengalaman mereka.
Guru membagi siswa kelompok secara heterogen
Guru membagikan LKS untuk masing-masing kelompok
dan menginformasikan cara kerjanya
Guru menyuruh siswa untuk mengerjakan LKS
3) Namai Guru membimbing dan memantau jalannya diskusi pada
setiap kelompok.
Siswa mendiskusikan LKS untuk menjawab bahan
diskusinya (pada saat siswa mengerjakan LKS, guru
memutarkan musik instrument dan mematikan musik
pada saat siswa selesai mengerjakan LKS).
1) Demonstarasi Presentasi dari kelompok terpilih (1 kelompok) disertai
dengan sesi tanya-jawab.
Guru memberikan klarifikasi atas jawaban LKS
berdasarkan hasil diskusi siswa.
2) Ulangi Guru menekankan kembali inti pelajaran yang harus
dikuasai siswa.
Siswa dan guru bersama-sama menggulang materi yang
sudah dipelajari
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
Guru menyuruh siswa menarik kesimpulan tentang
materi yang sudah dipelajari.
3) Rayakan Guru memberikan penghargaan serta pujian kepada
siswa, kemudian dengan tepuk tangan bersama-sama
Salam penutup
Sumber (Hidayat, A. 2014:15)
c. Materi Penelitian
1) Ekosistem
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi
kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik
(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini
tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan hewan dengan air.
2) Satuan-satuan dalam ekosistem
Berdasarkan fungsi dan aspek penyusunannya, ekosistem dapat
dibedakan menjadi dua komponen, yaitu sebagai berikut: Komponen
Abiotik, yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup
(nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan kimia, seperti tanah, air,
matahari, udara, dan energi. Ada 2 pembagian komponen biotik dalam
suatu ekosistem, yaitu Organisme Autotrof dan Organisme Heterotrof.
3) Satuan Makhluk Hidup Dalam Ekosistem
1) Individu merupakan satu makhluk hidup, contohnya seekor burung.
2) Populasi merupakan sekumpulan makhluk hidup yang menetap
disuatu tempat dalam jangka waktu tertentu dan mampu
berkembangbiak, contohnya sekumpulan semut.
3) Komunitas merupakan kumpulan dari populasi yang menempati
daerah yang sama dalam waktu jangka waktu yang panjang.
4) Ekosistem merupakan kumpulan dari komunitas tadi yang melibatkan
interaksi yang muantap antara makhluk hidup.
4) Komponen dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan sebagai berikut:
1) Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak
semuanya dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis.
2) Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan
melalui rantai makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora
dan detrivora.
d. Kerangka Berpikir
Kurangnya minat siswa dan rasa bosan terhadap pelajaran yang
disampaikan, serta kurang aktipnya siswa dalam proses pembelajaran
menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar biologi siswa dikelas X
SMA N 1 Muara Beliti. berdasarkan penelitian diah pratiwi (2013) Model
Quantum teaching memberikan pengaruh yang signifikan dalam
pembelajaran biologi. berdasarkan kelebihan Quantum teaching peneliti
menggunakan Model Quantum Teaching pada kelas Eksperimen sebagai
variabel bebas (X1) dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional
(X2) untuk melihat Hasil Belajar sebagai variabel terikat (Y). Adapun
Kerangka Berpikir pada penelitian ini, dapat dilihat pada gambar 1.1
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode
eksperimen semu, menggunakan desain penelitian pretest – posttes design
group, yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dengan
menggunakan model Quantum teaching dan kelompok kontrol menggunakan
model konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
pada kelas X SMA Negeri 1 Muara Beliti tahun ajaran 2015/2016 yang
berjumlah 146 orang dan dibagi dalam 5 kelas. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara acak (random sampling) sebanyak dua kelas. Tehnik
Pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini berupa soal uraian Data hasil penelitian dianalisis secara statistik
menggunakan uji t.
Pertanggungjawaban Penelitian
Untuk pertanggungjawaban penelitian, instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini telah diuji secara statistik dari validitas, reliabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukaran soal tes.
Rekapitulasi hasil tes uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut:
Rendahnya hasil belajar Biologi di kelas X SMA N 1 Muara Beliti yang
rata-rata di bawah KKM sekolah 75, disebabkan kurang minat nya
siswa dalam mengikuti pembelajaran, pembeajaran yang tidak menarik,
pembelajaran yang bersifat Teacher centered, siswa menjadi pasif.
Solusi/Tretment
Tretment
Pembelajaran Biologi dengan menggunakan Model Quantum
Teaching. Quantum Teaching pembelajaran yang menyenangkan,
siswa semangat belajar, pembelajaran student centered, Siswa aktif.
Model Quantum Teaching Efektif digunakan dalam pembelajaran
biologi siswa kelas X di SMA N 1 Muara Beliti
Tabel 1.2.
Rekapitulasi Hasil Uji coba Instrumen
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a) Hasil Analisis Skor Rata-Rata Dan Simpangan Baku Pre-test dan Post
Test
Pre-test atau tes awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa untuk memahami materi yang digunakan
dalam penelitian ini. Pre-test dilakukan pada kedua kealas sampel, kelas
X.4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.3 sebagai kelas kontrol dapat
dilihat pada tabel 1.3 dibawah ini:
Tabel 1.3
Hasil Pre-test kelas Eksperimen dan kelas Kontrol
Sampel Jumlah
siswa
Hasil analisa
Nilai Rata-rata Simpangan baku
K. Eksperimen 30 44,44 10,05
K. Kontrol 30 43,11 10,15
No Validitas Daya Pembeda Indeks kesukaran Keterangan
1 0,002
Validitas sangat
rendah 0,00
Sangat
Jelek 1,00
Soal
terlalumudah Tidak dipakai
2 0,002
Validitas sangat
rendah 0,00
Sangat
Jelek 1,00
Soal terlalu
mudah Tidak dipakai
3 0,62 Validitas baik 0,34 Baik 0,68 Soal sedang Dipakai
4 0,45 Validitas sedang 0,28 Cukup 0,74 Soal mudah Dipakai
5 0,36 Validitas rendah 0,05 Jelek 0,54 Soal sedang TidakDipakai
6 0,03
Validitas sangat
rendah
0,08 Jelek 0,72 Soal mudah TidakDipakai
7 0,63 Validitas baik 0,45 Baik 0,54 Soal sedang Dipakai
8 0,71 Validitas baik 0,28 Cukup 0,38 Soal sedang Dipakai
9 0,55 Validitas sedang 0,68 Baik 0,65 Soal sedang Dipakai
10 0,61 Validitas baik 0,30 Baik 0,29 Soal sukar Dipakai
11 0,71 Validitas baik 0,65 Baik 0,56 Soal sedang Dipakai
12 0,24 Validitas rendah 0,30 Baik 0,42 Soal sedang Tidak dipakai
13 0,48 Validitas sedang 0,27 Cukup 0,79 Soal mudah Dipakai
14 0,50 Validitas sedang 0,20 Cukup 0,90 Soal mudah Dipakai
15 0,61 Validitas baik 0,22 Cukup 0,88 Soal mudah Dipakai
Pembelajaran di kedua kelas sampel selesai dilakukan kemudian
peneliti melakukan penilaian akhir (post-test), Hasil analisis penelitian
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut:
Tabel 1.4
Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sampel Jumlah siswa
(N)
Hasil analisa
Nilai Rata-rata Simpangan Baku
Kelas Eksperimen 30 80,35 11,3
Kelas Kontrol 30 75,6 8,27
Kemampuan awal dan kemampuan akhir masing-masing kelas dapat
dilihat pada grafik 1.1.
Grafik 1.1
Nilai Rata-rata Hasil Pre-test dan Post-Test
b) Hasil Analisis Pengujian Hipotesis
1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan apakah data hasil
tes siswa berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan analisis uji
normalitas dengan taraf signifikan 0,05 jika X2
hitung X2
tabel, maka
masing–masing data dapat katakan berdistribusi normal. Maka hasil
uji normalitas tes awal dan tes akhir dikatakan berdistribusi normal,
hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Kelas Kontrol KelasEksperimen
pre-tes
post- tes
Tabel 1.5.
Hasil Analisis Uji Normalitas
Sampel X2
hitung X2
tabel Distribusi
Kelas Eksperimen
Pre-tes
Pos-Test
7,27
3,37
11,07
11,07
Normal
Normal
Kelas Kontrol
Pre-tes
Pos-Test
5,51
1,07
11,07
11,07
Normal
Normal
Berdasarkan hasil pengujian diatas dengan mengunakan rumus
chi kuadrat (X2) semua data yang diujikan berdistribusi normal dalam
memahami materi ekosistem.
2) Uji Homogenitas
Rincian hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel dibawah:
Tabel 1.6.
Hasil Analisis Uji Homogenitas
Sampel Hasil Analisis
Fhitung Ftabel Keterangan
Tes Awal (Pre-test) 1,01 1,85 Homogen
Tes Akhir (pos-test) 1,44 1,85 Homogen
Berdasarkan data pada tabel diatas maka dapat dinyatakan
bahwa Ho diterima dan Ha di tolak karena pada tes awal diketahui
bahwa Fhitung Ftabel yaitu 1,01 1,85, dan tes akhir Fhitung Ftabel
yaitu 1,44 1,85.
3) Uji Kesamaan Rata-rata
Untuk melakukan uji kesamaan rata-rata maka digunakan uji-t
dengan taraf 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = (n1-n2-2) = 58
adalah 1,67. Untuk mengetahui data hasil uji kesamaan rata-rata dapat
dilihat pada tabel 1.7. dibawah ini:
Tabel 1.7.
Hasil Analisis Uji Kesamaan Rata-rata / Hipotesis
Sampel tahap tes DK Hasil Analisis
thitung ttabel Keterangan
Tes Awal (pre-test) 58 0,53 2.00 thitung ttabel (Ho diterima)
Tes Akhir (post-test) 58 1,92 1,67 thitung ttabel (Ha diterima)
Dari data diatas maka dapat diketahui melalui uji-t bahwa nilai
rata-rata pada tes awal (pre-tes) sama, karena nilai thitung ttabel (Ho
diterima). Setelah diberikan pembelajaran terhadap kedua kelas sampel
yaitu kelas kontrol menggunakan model konvensional dan kelas sampel
dengan menggunakan model Quantum Teaching terjadi peningkatan hasil
belajar, dapat dilihat bahwa thitung ttabel, maka Ha diterima dan Ho
ditolak. sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran biologi
menggunakan model Quantum Teaching efektif pada siswa kelas X SMA
Negeri Beliti.
2. Pembahasan
Berawal dari masih rendahnya hasil belajar siswa atau rendahnya
presentase ketuntasan belajar mata pelajaran biologi yang dicapai oleh siswa,
serta kurangnya minat belajar siswa kelas X di SMA N 1 Muara Beliti,
peneliti mencoba mengunakan model pembelajaran Quantum teaching.
Dengan menggunakan Model pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Deporter,et.all (2000) dalam
Fitriani (2010) pembelajaran quantum teaching adalah interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya, yaitu penggubahan bermacam-macam
interaksi yang ada di dalam dan sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini
mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan
bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching merupakan
pembelajaran yang menumbuhkan emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan
dan kehormatan diri.
Model pembelajaran Quantum Teaching ini dapat meningkatkan aktivitas
siwa dan peneliti selama proses belajar mengajar karena langkah-langkah
Quantum Teaching dari itu sendiri bisa membuat siswa lebih memahami
materi yang diajarkan dengan baik, Siswa juga lebih betah dikelas, tidak
keluar masuk waktu jam pelajaran dan siswa berani untuk mengungkapakan
pendapat mereka karena waktu proses belajar mengajar berlangsung terasa
tidak membosankan dengan adanya interaksi kerja kelompok Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang diikuti musik instrumen yang diputarkan oleh peneliti
waktu siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Menurut Depoter, et.all
(2014:111) musik berpengaruh pada guru dan pelajar. Sebagai seorang guru,
kita dapat menggunkan musik untuk menata suasana hati, mengubah keadaan
mental siswa, dan mendukung lingkungan belajar. Musik membantu pelajar
bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak “musik merangsang,
meremajakan, dan memperkuat belajar, baik secara sadar maupun tidak sadar.
Berdasarkan penelitian diatas yang dilakukan di kelas X SMA N 1 Muara
Beliti menggunakan model Quantum Teaching dapat meningkatkan minat
belajar siswa, keterlibatan siswa untuk mengikuti pelajaran secara lebih aktif
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dilihat dari hasil belajar
siswa menjadi lebih baik lagi, siswa tidak mudah bosan dalam belajar, siswa
rileks dalam belajar tetapi tetap serius, membuat siswa betah dikelas, serta
meningkatkan kepercayaan diri siswa dan kemampuan siswa dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai uji kesamaan rata-rata
pos-test yaitu dengan thitung 1,92 dengan nilai ttabel 1,67 sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak, thitung ttabel, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran biologi efektif menggunakan model Quantum Teaching pada
siswa dikelas X SMA N 1 Muara Beliti.
2. Saran
a) Bagi siswa
Peneliti berharap kepada siswa agar lebih meningkatkan motivasi
juga minat dalam belajar serta menumbuhkan kepercayaan diri dalam
proses pembelajaran supaya siswa lebih aktif dalam proses belajar
mengajar.
b) Bagi Guru
Sebagai strategi untuk meningkatkan pembelajaran bervariasi
yang dapat meningkatkan dan memperbaiki hasil pembelajaran
didalam kelas, maka guru hendaknya menerapkan pembelajaran
khususnya model Quantum Teaching agar dapat membantu guru dalam
menciptakan kegiatan pembelajaran yang aktif dan menarik.
c) Bagi SMA N 1 Muara Beliti
Berharap agar SMA N 1 Muara Beliti tetap mempertahankan
visi dan misinya dalam meningkatkan mutu pendidikan terutama hasil
belajar bagi siswa, dan tetap mempertahankan tekad dalam
meningkatkan generasi penerus bangsa yang berintelektual tinggi dan
berbudi pekerti yang luhur.
d) Bagi Lembaga STKIP-PGRI
Sebagai dasar untuk meningkatkan kualitas mutu pendidikan melalui
proses pembelajaran, agar STKIP-PGRI tetap mempertahankan
konsistensinya dalam menciptakan calon-calon pendidik yang
memiliki kemampuan yang baik dan dapat mengharumkan nama baik
lembaga didunia pendidikan.
F. DAFTAR PUSTAKA
Depoter, et.all. 2010. Quantum Teaching. Bandung: MMU.
Hasbullah. 2011. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hidayat, A. 2014. Penerapan Motede Quantum Teaching pada Pembelajaran
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri Air Satan. Skripsi tidak diterbitkan.
Lubuklinggau: Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Kristina dan Endang. 2006. Biologi 1 Mahluk Hidup dan Lingkungannya untuk
SMA. Dinas Pendidikan Provinsi Sumatra Selatan: CV. Putra Nugraha.
Nandang. 2013. Pembelajaran Quantum dan Optimalisasi Kecerdasan. Bandung:
Alfabeta.
Sanjaya, W. 2011. Berorientasi Strategi Pembelajaran Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana, N. 2009. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sudjana. 2005. Metode statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suherman dan Sukjaya. 2012. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung:
Wijaya Kusumah.
Sukardi. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan kompetensi dan praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Suprijono. 2010. Cooperatif Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryosubroto. 2002. Prosedur Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syaiful. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Terpadu.
Trianto. 2012. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis.
Jakarta: Prestasi Pustaka.