46
EFUSI PLEURA Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa II Dosen Pembimbing: Ns. Niken Safitri DK. S.Kep, Msi. Med Disusun oleh : KELOMPOK III 1. Dini Kandarina (22020112130029) 2. Diksi Puspita Dewi (22020112130031) 3. Karlinda Nuriya Afifah (22020112130032) 4. Fanny Shofiyatul Izzah (22020112130034) 5. Aldelya Intan M.K (22020112130035) 6. Agnes Yovita Prisca Rahayu (22020112130040) 7. Santi Widyaningrum (22020112130044) 8. Nur Lela Fitriani (22020112130046) A.12 1

Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah efusi pleura

Citation preview

Page 1: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

EFUSI PLEURA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Dewasa II

Dosen Pembimbing: Ns. Niken Safitri DK. S.Kep, Msi. Med

Disusun oleh :

KELOMPOK III

1. Dini Kandarina (22020112130029)

2. Diksi Puspita Dewi (22020112130031)

3. Karlinda Nuriya Afifah (22020112130032)

4. Fanny Shofiyatul Izzah (22020112130034)

5. Aldelya Intan M.K (22020112130035)

6. Agnes Yovita Prisca Rahayu (22020112130040)

7. Santi Widyaningrum (22020112130044)

8. Nur Lela Fitriani (22020112130046)

A.12 1

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

Page 2: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

A. Definisi

Efusi pleura adalah adanya cairan yang berlebih dalam rongga

pleura baik transudat maupun eksudat. (Smeltzer C Suzanne, 2001). Efusi

pleura adalah cairan nonpurulen yang berlebihan dalam rongga pleural,

antara lapisan visceral dan pariental. (Mansjoer Arif, 2001 hal 265). Efusi

pleural adalah suatu keadaan dimana terdapat akumulasi cairan yang

abnormal dalam rongga pleura. (brunner dan Suddart, 2001)

Penyakit ini jarang menjadi proses penyakit primer tetapi biasanya

sekunder terhadap penyakit lainnya. Cairan yang terdapat dalam efusi

pleura dapat berupa cairan serosa, darah (hemotoraks), atau nanah

(empiema). Biasanya, ruang pleura mengandung sejumlah kecil cairan

bervolume 5 sampai 15 mL, yang berfungsi sebagai pelumas yang

menghindari permukaan pleura dari gesekan. Cairan menumpuk pada saat

pengembangan cairan melebihi kemampuan tubuh untuk mengeluarkan

cairan. Kelebihan cairan dapat menghambat ekspansi penuh dari paru-

paru. Luas cairan build-up akan menggantikan jaringan paru-paru,

mengorbankan pertukaran udara di daerah tersebut. Cairan menumpuk dan

mengambil tempat jaringan paru-paru, dapat mendorong paru-paru runtuh

melewati tengah (mediastinum) dada. Ini menggantikan struktur pusat,

mengorbankan pertukaran udara yang lain paru-paru juga. Efusi pleura

mungkin merupakan komplikasi gagal jantung, TBC, pneumonia, paru

infeksi (infeksi terutama virus), nefrotik syndrome, penyakit jaringan ikat,

emboli paru, dan neoplastik tumor. Hal ini juga dapat terjadi sebagai

komplikasi pasca operasi. Karsinoma bronkogenik adalah yang paling

umum keganasan terkait dengan efusi pleura.

Efusi pleura adalah salah satu kelainan yang mengganggu sistem

pernapasan. Efusi pleura tidak merupakan diagnosis dari suatu penyakit,

namun hanya merupakan gejala atau komplikasi dari suatu penyakit. Jika

kondisi pasien efusi pleura dibiarkan maka dapat membahayakan jiwa

penderita.

Page 3: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Maka, efusi pleura adalah akumulasi cairan abnormal atau

penimbunan cairan yang berlebih dalam rongga pleura diantara permukaan

visceral dan pariental yang berupa transudat maupun eksudat.

B. Klasifikasi (Pangusti, 2009)

1. Efusi pleura Transudat

Pada efusi jenis transudat ini keseimbangan kekuatan menyebabkan

pengeluaran cairan dari pembuluh darah. Mekanisme terbentuknya

transudat karena peningkatan peningkatan tekanan hidrostatik ( CHF),

penurunan onkotik (hipoalbumin) dan tekanan negatif intra pleura

yang meningkat (atelektasis akut).

Ciri-ciri cairan :

- Serosa jernih

- Berat jenis rendah (dibawah 1,012)

- Terdapat limfosit dan mesofel tetapi tidak ada neutrofil

- Protein < 3%

Penimbunan cairan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan

hydrothorax, penyebabnya :

- Payah jantung

- Penyakit ginjal

- Penyakit hati

- Hipoalbuminemia (malnutrisi, malabsorbsi)

2. Efusi pleura eksudat

Eksudat ini terbentuk sebagai akibat penyakit dari pleura itu sendiri

yang berkaitan dengan peningkatan permeabilitas kapiler ( misal

pneumonia ) atau drainase limfatik yang berkurang.

Ciri cairan eksudat :

- Berat jebis > 1,015 %

- Kadar protein > 3% atau 30g/dl

- Ratio protein pleura berbanding LDH serum

Page 4: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

- LDH cairan pleura lebih besar dari pada 2/3 batas atas LDH serum

normal

- Warna cairan keruh

Penyebab dari efusi eksudat ini adalah

- Kanker : karsinoma bronkogenik, mesoteliona atau penyakit

metastatik ke paru atau permukaan pleura

- Infark paru

- Pnemumonia

- Pleuritis virus

C. Epidemiologi

Menurut WHO (2008), efusi pleura merupakan suatu gejala

penyakit yang dapat mengancam jiwa penderitanya. Secara geografis,

penyakit ini terdapat di seluruh dunia bahkan menjadi problema utama di

negara-negara yang berkembang, termasuk Indonesia. Di negara-negara

industri, diperkirakan terdapat 320 kasus efusi pleura per 100.000 orang.

Amerika Serikat melaporkan 1,3 juta orang setiap tahunnya menderita

efusi pleura, terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan

pneumonia bakteri.

Menurut Depkes RI (2006), kasus efusi pleura mencapai 2,7% dari

penyakit infeksi saluran napas lainnya. Tingginya angka kejadian efusi

pleura disebabkan keterlambatan penderita untuk memeriksakan kesehatan

sejak dini dan angka kematian akibat efusi pleura masih sering ditemukan

faktor risiko terjadinya efusi pleura karena lingkungan yang tidak bersih,

sanitasio yang kurang, lingkungan yang padat penduduk, kondisi sosial

ekonomi yang menurun, serta sarana dan prasarana kesehatan yang kurang

masyarakat tentang pengetahuan kesehatan.

Di Indonesia, tuberkolosis paru adalah penyebab utama efusi

pleura, disusul oleh keganasan. Distribusi berdasarkan jenis kelamin, efusi

pleura didapatkan lebih banyak pada wanita daripada pria. Efusi pleura

Page 5: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

yang disebabkan oleh tuberkolosis paru lebih banyak dijumpai pada pria

daripada wanita. Umur terbanyak untuk efusi pleura karena tuberkolosis

adalah 21-30 tahun (30,26%).

Di Jawa tengah, didapatkan data bahwa efusi pleura menduduki

tingkat kedua setelah TB paru dengan jumlah kasus yang datang sebanyak

364 orang dan angka mortalitasnya mencapai 26 orang. Sedangkan tahun

1999 menduduki peringkat ke lima dengan angka mortalitasnya mencapai

31 orang dan prosentase 8,0% dari 387 kasus efusi pleura yang ada,

sementara tahun 2000 mencapai 7,65% dari 366 kasus efusi pleura dan

menduduki peringkat kedua setelah TB paru atau angka mortalitasnya

mencapai 38 orang.

D. Etiologi

Efusi Pleural adalah akumulasi cairan pleura akibat peningkatan kecepatan

produksi cairan, penurunan kecepatan pengeluaran cairan atau keduanya, ini

disebabkan oleh satu dari lima mekanisme berikut: (Morton, 2012)

1. Peningkatan tekanan pada kapiler subpleura atau limfatik

2. Peningkatan permeabilitas kapiler

3. Penurunan tekanan osmotic koloid darah

4. Peningkatan tekanan negative intrapleura

5. Kerusakan drainase limfatik ruang pleura

Penyebab efusi pleura:

Infeksi

- Tuberculosis

- Pneumonitis

- Abses paru

- Perforasi esophagus

- Abses subfrenik

Page 6: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Non infeksi

- Karsinoma paru

- Karsinoma pleuraa: Primer, sekunder

- Karsinoma mediastinum

- Tumor ovarium

- Bendungan jantung: gagal jantung, perikarditis konstriktiva

- Gagal hati

- Gagal ginjal

- Hipotiroidisme

- Kilotoraks

- Emboli paru

E. Manifestasi Klinis (Gleadle, 2005)

Gejala yang paling sering timbul adalah sesak. Nyeri bisa timbul akibat

peradangan pleura, dan batuk timbul akibat efusi yang banyak. Gejala

klinisnya adalah pengembangan paru menurun, perkusi pekak (stony dullness)

tetap, dan suara napas serta resonansi vokal memendek. Efusi ≤ 500 mL sulit

terdeteksi secara klinis. Pada foto toraks akan tampak sudut kostofrenikus

menumpul, yang lebih jelas pada efusi yang banyak. Efusi yang luas sering

disebabkan oleh keganasan.

Gejala

- Sesak nafas

- Nyeri dada

- Pleuritik

- Takipnea

- Sianosis

- Interkosta mencekung ke dalam

- hipotensi

Tanda-tanda :

- Pergerakan dada berkurang

Page 7: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

- Perkusi pekak

- Bunyi nafas berkurang atau tidak ada

- Fremitus atau resonans vokal berkurang

- Gesekan pleura

F. Patofisiologi

Cairan peritoneal yang bersifat transudat dapat menyeberang

diafragma ke ruang pleura. Cairan ini dapat masuk ke dalam rongga pleura

melalui defek-defek diafragma atau melalui jarring-jaring limfatik

diafragma. Konsentrasi protein transudat cairan pleura dapat lebih besar

dari yang diharapkan kalau ada gangguan drainase limfatik, statis vaskuler,

atau kerusakan kapiler. Eksudat-eksudat cairan pleura disebabkan oleh

penyakit-penyakit yang meningkatkan permeabilitas kapiler pleura atau

mengganggu drainase limfatik rongga pleura

Cairan pleura diantara pleura visura dan pleura parietal bukan

hanya melindungi pleura saat bernafas tapi juga menimbulkan tekanan

yang berfungsi dalam proses ekspirasi dan inspirasi udara. Cairan dalam

pleura hanya berikisar antara 5-15mL, cairan ini harus tetap dijaga dalam

keaadaan negative. Pada saat awal pernafasan tekanan ini berkisar -5 cm

air agar paru tetap terbuka sampai nilai istirahatnya. Selama inspirasi

normal, pengembangan rongga dada akan menarik paru-paru keluar

dengan kekuatan yang lebih besar. Saat ini tekanan akan menurun menjadi

-7 cm air. Dengan tekanan yang semakin – dari pleura saat inspirasi

membantu proses bernafas karena tekanan dalam paru menjadi lebih

rendah dari tekanan udara luar sehingga udara masuk. Namun tekanan

pleura bukan penyebab utama masuknya udara ke dalam paru. Ada

tekanan alveolus yang juga ikut berperan. Berikut adalah diagramanya

Page 8: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Efusi pleura berarti terjadi penumpukan sejumlah besar cairan bebas dalam

kavum pleura. Kemungkinan proses akumulasi cairan di rongga pleura terjadi

akibat beberapa proses yang meliputi

1. Adanya hambatan drainase limfatik dari rongga pleura

2. Gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan

perifer menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi

cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura

3. Menurunnya tekanan osmotic koloid plasma juga memungkinkan

terjadinya transudasi cairan yang berlebihan

4. Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan apa pun pada

permukaan pleura dari rongga pleura dapat menyebabkan pecahnya

membrane kapiler dan memungkinkan pengaliran protein plasma dan

cairan ke dalam rongga secara cepat.

Page 9: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

EtiologiGagal jantung kiri Obsruksi fraktus urinariusObstruksi vena cava superiorAsitas pada sirosis hatiDialysis perioniial

Terdapat jaringan nekrotik pada septa

Perdangan pleura

Permeable membrane meningkat

Peningkatan tekanan kapiler sistemik/pulmonalPenurunan tekanan koloid osmotic & pleuraPenurunan tekanan intra pleura

Cairan bening dari getah bening masuk rongga

pluera

Konsentrasi protein cairan pleura meningkat

Eksudat

Kongesti pada pembuluh limfe

Reabsorbsi cairan terganggu

Gangguan tekanan kapiler hidrosatik dan koloid asmotik intrapluera

Transudat

Penumpukan cairan pada pleura

Ekspansi paru

Sesak nafas

Ketidakefektifan pola nafas

Penekanan pada abdomen

Anoreksisa

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Drainase

Resiko tinggi pada tindakan darinase dada

(efek samping):

nyeri

Resiko infeksi

Insufisiensi O2

Gangguan metabolisme

Tidak bertenaga

Intoleransi aktivitas

Suplai O2 menurun

Defisit perawatan diri

Ganguan rasa nyaman

Page 10: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

G. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan efusi pleura ganas harus segera dilakukan terapi paliatif

setelah diagnosis ditegakkan. Tujuan utama penatalaksanaan segera ini

adalah untuk mengatasi keluhan akibat volume cairan menurunkan

kualitas hidup pasien.

1. Pleuridesis

Pleuridesis adalah penyatuan pleura viselaris dan parietalis baik

secara kimiawi, mineral ataupun mekanik, secara permanen untuk

mencegah akumulasi cairan maupun udara dalam rongga pleura.

Pleuridesis merupakan terapi simptomatis jangka panjang serta

diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan aktivitas kehidupan

sehari-hari, sehingga pleurodesis dapat dilakukan untuk terapi paliatif

penderita efusi pleura ganas.

Secara umum, tujuan dilakukannya pleurodesis adalah untuk

mencegah berulangnya efusi pleura (terutama bila terjadi dengan

cepat), torakosintesis, atau pemasangan selang dada berikutnya serta

menghindari morbiditas yang berkaitan dengan efusi pleura atau

pneumotoraks berulang. Pemilihan teknik yang tepat, agen sklerosis,

kriteria pemilihan pasien merupakan hal yang sering diperdebatkan

serta menentukan keberhasilan tindakan pleurodesis.

2. Thorakosentasis

Drainase cairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif

seperti nyeri, dispnea dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1-1,5 liter

perlu dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru.

Jika jumlah cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan

berikutnya baru dapat dilakukan 1 jam kemudian.

3. Pemberian antibiotik

Jika ada infeksi

4. Tirah baring

Page 11: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Tirah baring ini bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen

karena peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen

sehingga dyspnea akan semakin meningkat pula

5. Biopsi pleura

Bertujuan untuk mengetahui tingkat keganasan penyakit

H. Pemeriksaan Penunjang (Davey, 2005)

1. Pemeriksaan fisik

Menurut Diaz-Guzman E (2008 dalam Divisi Pulmonologi, 2009)

beberapa tanda fisik efusi pleura seperti asimetris saat ekspansi dada,

asimetris dari fremitus taktil, perkusi yang dullness pada area efusi,

menghilangnya suara nafas, serta pleural rub akan ditemukan juga

EPM (Efusi Pleura Maligna).Penekanan penting pada pemeriksaan

fisik adalah dalam melihat tanda keganasan ekstrapleura yang

mendasari.

2. Pemeriksaan Radiologis

Menurut Tassi G.F, et al (2006 dalam Divisi Pulmonologi, 2009)

pemeriksaan radiologis dengan foto dada standar dapat mendeteksi

efusi pleura dengan volume minimal 50cc pada pandangan lateral,

tetapi pemeriksaan ini hanya bersifat sugestif untuk diagnosis EPM

(Efusi Pleura Maligna). Efusi pleura yang massif meningkatkan

kemungkinan terbentuknya meniscus sign dengan cairan yang terlihat

memanjat pada dinding dada lateral, pergeseran mediastium ke sisi

kontralateral, dan inverse dari diafragma. Tanda radiologi dari suatu

EPM (Efusi Pleura Maligna) termasuk penebalan pleura terlobulasi

yang sirkumferensial, penuhnya iga (crowded ribs), dan peninggian

hemidiafragma atau pergeseran mesiastinu ipsilateral konsisten

dengan atelektasis karena obstruksi oleh tumor.

3. Pemeriksaan ultrasonografi

Page 12: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Menurut Heffner J.E, Klein J.S (2008 dalam Divisi Pulmonologi,

2009) pemeriksaan ultrasonografi dada belakangan ini makin luas

penggunaannya untuk mengevaluasi pesien-pasien dengan efusi pleura

karena kemampuannya untuk mendeteksi cairan dengan volume yang

sedikit (5 cc), mengidentifikasi gambaran sugestif dari EPM (Efusi

Pleura Maligna), dan menuntun thoracentesis dan pemasangan kateter

thoraks. Temuan sugestif EPM (Efusi Pleura Maligna) antara lain

densitas pleural solid, penebalan pleura yang hypoechoic dengan batas

yang ireguler atau tidak jelas, invasi massa pleural-based ke jaringan

sekitar, serta pola melingkar dalam cairan pleura yang menunjukkan

debris selular.

4. CT scan

Menurut Heffner J.E, Klein J.S (2008 dalam Divisi Pulmonologi,

2009) contrast-enhanced chest computed tomography atau CT scan

dada dengan kontras memberikan informasi imaging yang paling

bermanfaat untuk mengevaluasi pasien dengan kecurigaan efusi

pleura. hasil pencitraan akan dapat dilihat sampai abdomen atas (untuk

metastasis adrenal dan hepar). Selain itu, tumor primer yang

tersembunyi dapat diidentifikasi seperti pada kanker payudara, kanker

paru, thymoma (tumor mediatinum), atau konsolidasi pada rongga

(limfoma). Temuan CT scan dada yang mengarah ke EPM antara lain

penebalan pleura sirkumferensial, penebalan pleura nodular,

penebalan pleura parietal yang lebih dari 1 cm, dan keterlibatan pleura

mediastinal atau bukti adanya tumor primer. Semua temuan sugestif

tersebut memiliki sensitivitas antara 88% sampai 100% dengan

spesifisitas 22% hingga 56%.

5. MRI

Menurut Heffner J.E, Klein J.S (2008 dalam Divisi Pulmonologi,

2009) beberapa metode imaging terkini seperti Magnetic Resonance

Imaging (MRI) atau positron emission tomography (PET) dengan

flourine 18-labeled fluorodeoxyglucose (FDG) memberikan angka

Page 13: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

senditivitas dan spesifisitas yang lebih baik dibandingkan CT scan.

Tetapi cara pemeriksaan ini biasanya digunakan sebagai tambahan dan

dikombinasikan dengan hasil CT scan dada.

6. Analisis cairan pleura

Beberapa karakteristik dari cairan pleura adalah memberikan petunjuk

diagnosis dan penting untuk menentukan jenis pemeriksaan diagnostik

selanjutnya. Seperti misalnya, efusi eksudatif memiliki kemungkinan

lebih tinggi mengalami keganasan daripada tersundat tetapi temuan ini

sifatnya nonspesifik karena banyaknya penyebab inflamasi dari efusi

pleura eksudatif. Selain itu sekitar 3% sampai 10% EPM (Efusi Pleura

Maligna) dikatakan merupakan efusi pleura yang bersifat tersudat. Hal

ini terjadi karena beberapa sebab, seperti tidak baiknya prosedur

pemeriksaan cairan efusi atau karena kondisi komorbid yang

berhubungan dengan tersudat, seperti gagal jantung kongestif. Efusi

pleura secara umum dikategorikan sebagai tersudat dan eksudat

dengan kriteria Light. menurut kriteria ini, cairan efusi pleura

dikategorikan eksudat apabila ditemukan satu dari tiga kriteria (rasio

LDH cairan pleura atau serum > 0,6; rasio protein cairan pleura atau

serum > 0,5; atau LDH cairan pleura > dua pertiga batas atas normal

LDH serum). Beberapa kriteria lain memakai juga kadar kolesterol

cairan pleura (> 45 mg/dl) serta kadar protein cairan pleura (> 3 g/dl)

sebagai tambahan untuk lebih menunjang kategori efusi pleura

eksudat.

7. Pemeriksaan sitologi

Sitologi cairan pleura dapat memberikan konfirmasi suatu EPM

dengan kemungkinan penemuan sel rata-rata 64% (berkisar 50%

sampai 90%) pada kategori umum dari semua pasien dengan EPM.

Kemungkinan mendapat diagnosis yang tepat dengan metode sitologi

standar ini dapat meningkat dengan dilakukannya thorakonsentesis

berulang. Abouzgeheib, et al (2009 dalam Divisi Pulmonologi, 2009)

melakukan penelitian mengenai jumlah cairan pleura yang diperlukan

Page 14: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

untuk melakukan diagnosis secara akurat dari pemeriksaan sitologi.

Ternyata pada penelitian ini didapatkan suatu konsep bahwa jumlah

cairan pleura yang dikeluarkan >50cc tidak akan meningkatkan

akurasi diagnosis. Menurut Topolcan O, et al (2007 dalam Divisi

Pulmonologi, 2009) Electrochemiluminescence dan microparticle

enzyme immunoassays dari cairan pleura dapat mendeteksi penanda

tumor, seperti carcinombryonic antigen, carbohydrate antigen 15-3,

cytokeratin 19, dan cancer antigen 125. Tetapi tidak ada satupun

penandaan tumor tadi yang memiliki kekuatan diagnostik yang

memadai untuk dapat dipakai sebagai standar pada praktek klinik

rutin.

8. Biopsi jaringan

9. Rongen thoraks

I. Komplikasi

1. Hemothoraks

Proses penumpukan cairan dalam rongga pleura dapat disebabkan

oleh peradangan. Bila proses radang oleh kuman piogenik akan

terbentuk pus/nanah, sehingga terjadi empiema/piothoraks. Bila

proses ini mengenai pembuluh darah sekitar pleura dapat

menyebabkan hemothoraks.

2. Fibrosis paru

Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat

jaringan ikat paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul

akibat cara perbaikan jaringansebagai kelanjutan suatu proses

penyakit paru yang menimbulkan peradangan. Pada efusi pleura,

atalektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian

jaringan paru yang terserang dengan jaringan fibrosis.

J. Asuhan Keperawatan

Page 15: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

KASUS

Tn. Syang berusia 57 tahun masuk ke UGD pada tanggal 2 April

2012 dengan keluhan utama sesak nafas. Ny. K sebagai istri dan

penanggung jawab pasien mengantar pasien datang ke rumah sakit. Klien

adalah seorang buruh yang tidak bersekolah serta beragama islam. Klien

telah menderita TB sejaka lama dan pernah masuk rumah sakit

sebelumnya. Setelah masa pengobatan namun henti obat. Dua hari

sebelum dibawa ke rumah sakit pasien mengeluh sesak nafas, batuk

berdahak yang susah keluar, badan terasa lemas dan timbul keringat di

malam hari dan dalam melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga dan

semenjak sakit dua hari yang lalu pasien mengatakan tidak mandi. Saat

ditanya mengenai penyakitnya pasien tidak banyak mengetahui mengenai

TB dan Efusi pleura. Saat dilakukan pengkajian di UGD pada saat masuk

klien menerima terapi oksigen 3 L/menit, infus linger laktat 16 tetes

permenit, captopril 3x12,5 mg, furesemid 1x20mg, ranitidine 2 x25 mg.

pemeriksaan TTV 170/100 mmHg, nadi 88 kali permenit, suhu 37OC dan

pernafasan 28 kali permenit. Semenjak remaja klien memiliki riwayart

merokok dan ada riwayat Tb di keluarganya. Hasil pemeriksaan fisik

mulut pasien kurang bersih dan ada karies. Hasil pemeriksaan dada saat

inspeksi terdapat tertaksi, palpasi vocal fremitus kanan dan kiri tidak sama,

perkusi pekak, dan auskultasi paru ronchi. Hasil pemeriksaan rongten pada

hasil laboratorium pemeriksaan Basil Tahun Asam (+).

A. PENGKAJIAN

TgL/ jam MRS : 2 April 2012

Ruang

No. register

Mx. Medis efusi pleura karena Tb

Tgl Pengkajian 2 April 2012

1. Identitas klien

Page 16: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Nama :Tn S

Umur :57 tahun

Jenis kealmin :laki-laki

Agama : islam

Suku bangsa :jawa

Bahasa :jawa dan Indonesia

Pendidikan :tidak sekolah

Pekerjaan :buruh

Status :menikah

Alamat :-

Suami/istri/orang tua

Nama : Ny. K

Pekerjaan : buruh

Alamat : -

Penanggung jawab

Nama :Ny. K

Alamat : -

2. Keluhan utama :

sesak nafas

3. Riwayat penyakit sekarang

Dua hari sebelum dibawa ke rumah skait pasien merasa sesak

nafa, batuk berdahak yang susah keluar badan terasa lemas dan

muncul keringat di malam hari.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Pernah menderita Tb dan dua kali dirawat di rumah sakit

kemudian henti henti obat. Pada saat remaja pasien memiliki

kebiasaan merokok.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Page 17: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Ada salah seorang anggota keluarga yang menderita Tb paru

(kakaknya)

6. Pengkajian kebutuhan

Kognitif

Saat ditanya mengenai penyakitnya klien tidak terlalu

memahami mengenai penyakit efusi pleura karena Tb dan

dampak penyakitnya.

Nutrisi

pasien mengatakan kehilangan nafsu makan sejak sakit.

Pasien terlihat kurus dengan tinggi badan 163 dan berat

badan 51 kg.

Oksigenasi

Klien mengatakan sesak nafas, ingin batuk namun tidak

keluar sputum,

Aktivitas dan latihan

Saat masih sehat pasien masih bisa bekerja namun setelah

sakit pasien mengatakan tidak bekerja karena lemas. Hanya

bisa melakukan bebrapa kegiatan saja di tempat tidur

kebersihan diri

Saat sakit aktivitas sehari-hari (toileting, bathing, dressing,

eating, continence) dibantu oleh keluarga kebersihan mulut

tidak baik karena terdapat caries. Pola kognisi dan persepsi

sensori : pasien dalam keadaan composmentis

kebutuhan aman nyaman

adanya rasa nyeri pada bagian dada

Kebutuhan hygiene dan integritas kulit

Klien mengatakan belum mandi semenjak marasakan sesak

nafas serta tidak sempat menggosok gigi, ada sianosis

pada kuku.

Page 18: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

7. Pemeriksan fisik

TTV

BP 170/100 mmHg,

HR 88 rpm

T 37oC

RR 28 bpm

Kepala berbentuk mesocephal, rambut mulai memutih

bersih dan tidak ada ketombe

Mata gerakan simetris, konjungtiva anemis, sclera tidak

ikterik.

Hidung simetris tidak ada polip, tidak ada secret, terpasang

terapi oksigen dengan kanul.

Telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada gangguan

pendengaran serum ada namun keadaan sedikit

Mulut kurang bersih, terdapat caries, tidak ada somatic,

mukosa bibir lembab.

Leher tidak ada pembesaran kelenjar, tidak terdapat kuku

kuduk

Dada : pada dada terdapat retraksi, pada palpasi ada vocal

fremitus kanan dan kiri tidka sama, perkusi pekak, saat

auskultasi ronchi. Bunyi nafas berkurang, terlihat

intercostal cekung kedalam, suara nafas dan resonansi

vocal memendek pergerakan dada berkurang

Integumen sianosis pada kuku

8. Terapi

Terapi infus linjer laktat 16 tetes permenit, terapi oksigen 3 L/

menit denga kanul, obat ceftriaxone 2x1 gran, aminophilin

3x240 mg, captopril 3x 1,25 mg, furosemide 1x20 mg.

Page 19: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

9. Pemeriksaan dignostik/ lanjutan

Pada paru terdapat gambaran Tb paru ada apek paru dan lobus

medium paru. Pemeriksaan BTA (Basil tahan asam ) positif.

Pada hasil rongten terdapta cairan pada paru bagian kanan.

B. ANALISA DATA

1. Gangguan pola nafas

Ds : klien marasakan sesak nafas

Do : pada dada terdapat retraksi, pada palpasi ada vocal

fremitus kanan dan kiri tidka sama, perkusi pekak, saat

auskultasi ronchi. Bunyi nafas berkurang, terlihat

intercostal cekung kedalam, suara nafas dan resonansi

vocal memendek pergerakan dada berkurang

2. Ketidakefektifan jalan nafas

Ds klien mnegatakan ingin batuk namun tidak keluar

sputumnya

Do: -

3. Nyeri

Ds : klien mengatakan adanya nyeri pada dada

Do : gambaran Tb paru ada apek paru dan lobus medium paru

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Ds : klien mengatakan tidak nafsu makan sejak sakit

Do : terlihat kurus dengan tinggi badan 163 dan berat badan 52

kg

5. Kurang pengetahuan

Page 20: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Ds : Saat ditanya mengenai penyakitnya klien tidak terlalu

memahami mengenai penyakit efusi pleura karena Tb dan

dampak penyakitnya.

Do : -

6. Defisit perawatan diri

Ds: klien mengatakan tidak mandi semenjak sakit

Do : Mulut kurang bersih, terdapat caries, tidak ada somatic,

mukosa bibir lembab.

7. Gangguan rasa nyaman

Ds: klien mengatakan tidak mandi semenjak sakit

Do : Mulut kurang bersih, terdapat caries, tidak ada somatic,

mukosa bibir lembab.

8. Intoleransi Aktivitas

Ds : klien mengatakan lemas, tidak mampu melakukan

kegiatan sendiri

Do : kegiatan (makan, berjalan) klien dibantu oleh keluarga

9. Risiko Infeksi

10.

Page 21: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

C. INTERVENSI

NO TANGGAL DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN DAN KRITERIA

HASIL

INTERVENSI

1. 03 April

2014

Ketidakefektifan

Pola Nafas

berhubungan dengan

kerusakan

neurologis, keletihan

otot pernafasan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x8 jam

diharapkan klien merasa nyaman

dengan kriteria hasil :

- Mendemonstrasikan batuk efektif

dan suara nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum, mampu

bernafas dengan mudah, tidak ada

pursed lips)

- Menunjukkan jalan nafas yang

paten (klien tidak merasa

tercekik, irama nafas, frekuensi

pernafasan dalam rentang normal,

tidak ada suara nafas abnormal)

Airway Management (3140)

- Pantau status respirasi dan oksigenasi

- Posisikan pasien agar dapat memaksimalkan ventilasi

napas

- Instruksikan pasien untuk batuk efektif

- Posisikan pasien untuk mengurangi dispnea

- Kelola humidifier air atau oksigen

Page 22: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

- Tanda Tanda vital dalam rentang

normal (tekanan darah, nadi,

pernafasan)

2. 03 April

2014

Bersihan Jalan Nafas

tidak Efektif

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x8 jam

diharapkan klien merasa nyaman

dengan kriteria hasil :

- Mendemonstrasikan batuk efektif

dan suara nafas yang bersih, tidak

ada sianosis dan dyspneu (mampu

mengeluarkan sputum, bernafas

dengan mudah, tidak ada pursed

lips)

-  Menunjukkan jalan nafas yang

paten (klien tidak merasa

tercekik, irama nafas, frekuensi

Oxygen Therapy (3320)

- Bersihkan sekret yang terdapat pada oral, nasal, dan

trakea

- Atur peralatan oksigen dan kelola sistem humidifier

- Pantau keefektifan terapi oksigen

- Pantau aliran oksigen selama terapi

Page 23: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

pernafasan dalam rentang normal,

tidak ada suara nafas abnormal)

- Mampu mengidentifikasikan dan

mencegah faktor yang penyebab.

- Saturasi O2 dalam batas normal

3. 03 April

2014

Nyeri berhubungan

dengan penyakit

efusi pleura

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 1x24 jam

diharapkan klien merasa nyaman

dengan kriteria hasil :

- klien Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri,mampu

menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk

mengurangi nyeri, mencari

bantuan)

- kaji nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,

karakteristik, awitan/durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas atau keparahan nyeri, dan faktor

presipitasinya

- Observasi isyarat ketidaknyamanan non verbal,

khususnya pada mereka yang tidak mampu

mengomunikasika nnya secara efektif

- kaji cara klien untuk mengatasi rasa nyeri yang

dialami

- Kendalikan faktor lingkungan yang dapat

Page 24: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

- klien Melaporkan bahwa nyeri

berkurang dengan menggunakan

manajemen nyeri

-  klien Mampu mengenali nyeri

(skala, intensitas,frekuensi dan

tanda nyeri)

- klien Menyatakan rasa nyaman

setelah nyeri berkurang

-  klien Tanda vital dalam rentang

normal

- klien  Tidak mengalami gangguan

tidur

mempengaruhi nyeri

- Lakukan pengalihan rasa nyeri dengan aktifitas lain

yang dapat dilakukan klien

- Lakukan terapi non farmakologis yang dapat

mengurangi rasa nyeri

4. 03 April

2014

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan

selama 1x 24 jam nutrisi kurang

teratasi dengan indikator:

- Albumin serum

-  Pre albumin serum

- Kaji kebisaan / pola diet sebelumnya

- Berikan diet tinggi kalori, tinggi protein, anjurkan

seleksi makanan

- Berikan makanan dan kudapan dalam ukuran kecil

dan sering

- Bantu pemberian makanan jika dibutuhkan

Page 25: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

- Hematokrit

- Hemoglobin

- Total iron binding

Capacity

- Jumlah limfosit

- Berikan kebersihan oral sebelum makan

- Pantau masukan dan toleransi makanan

- Timbang pasien setiap hari dengan waktu, pakaian,

dan timbangan yang sama

- Dorongan masukan cairan pada batas atas sesuai

umur dan berat badan

5. 03 April

2014

Kurang Pengetahuan

Berhubungan dengan

kurangnya minat

belajar

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan klien merasa nyaman

dengan kriteria hasil

Pasien dan keluarga menyatakan

pemahaman tentang penyakit,

kondisi, prognosis dan program

pengobatan

Pasien dan keluarga mampu

melaksanakan prosedur yang

dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu

Health education (5510)

- Bantu pasien dan keluarga dalam mengklarifikasi

nilai dan kepercayaan mengenai kesehatan

- Gunakan presentasi dengan sistem kelompok untuk

mendukung dan mengurangi ancaman kepada para

klien yang mempunyai masalah kesehatan yang sama

- Gunakan diskusi kelompok dan bermain peran untuk

mempengaruhi kepercayaan, perilaku dan nilai

keyakinan klien tentang kesehatan

- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk

menentang kebiasaan yang tidak sehat atau

mengubah kebiasaan menjadi baik

Page 26: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

menjelaskan kembali apa yang

dijelaskan perawat/tim

kesehatan lainnya

- Manfaatkan dukungan dari sistem sosial dan keluarga

untuk meningkatkan keefektifan gaya hidup atau

modifikasi kebiasaan sehat

- Gunakan strategi yang bervariasi dan poin-poin

intervensi dalam program pendidikan

- Masukkan strategi untuk meningkatkan harga diri

klien

- Gunakan metode ceramah untuk menyampaikan

informasi yang lengkap tentang kesehatan

- Libatkan pasien, keluarga dan kelompok dalam

merencanakan dan melaksanakan perencanaan yang

telah dibuat mengenai gaya hidup atau modifikasi

kebiasaan sehat klien

6. 03 April

2014

Defisit Perawatan

Diri (Mandi)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan klien dapat :

- Pasien mampu melakukan

kebersihan diri secara mandiri

- mempertimbangkan budaya pasien ketika

mempromosikan aktivitas perawatan diri

- mempertimbangkan pasien usia ketika mempromosikan

aktivitas perawatan diri

- memantau kemampuan pasien \untuk perawatan diri

Page 27: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

- Pasien mampu melakukan

berhias/berdandan secara baik

- Pasien mampu melakukan

mandi dengan baik

- Pasien mampu melakukan

BAB/BAK secara mandiri

independen

- memantau pasien perlu untuk perangkat adaptif untuk

kebersihan pribadi, berpakaian, dandan, toilet, dan

makan

- menyediakan lingkungan terapeutik dengan

memastikan hangat, santai, swasta, dan pengalaman

pribadi

- menyediakan peralatan pribadi yang diinginkan

- memberikan bantuan sampai pasien sepenuhnya dapat

mengasumsikan perawatan diri

- membantu pasien dalam menerima kebutuhan

ketergantungan

- menggunakan pengulangan yang konsisten dari rutinitas

kesehatan sebagai cara menetapkan mereka

- mendorong pasien untuk melakukan aktivitas normal

sehari-hari dengan tingkat kemampuan

7. 03 April Gangguan rasa

nyaman

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x8 jam

- Lakukan pengkajian nyeri secara terstruktur (lokasi,

Page 28: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

2014 berhubungan dengan

ketidakefektifan

pola nafas

Observasi perilaku

verbal dan non

verbal klien

diharapkan klien merasa nyaman

dengan kriteria hasil:

- RR: 20x/menit (normal)

- Auskultasi paru vesikuler (suara

nafas normal)

- Klien tidak mengeluhkan sesak

nafas

- Klien tidak mengalami batuk

berdahak

- Badan klien terasa segar

- Klien tidak berkeringat dimalam

hari.

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor).

- Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan

- Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri klien.

- Ajarkan terapi nafas dalam

- Kolaborasi dengan tim medis

8. 03 April

2014

Intoleransi aktifitas

berhubungan dengan

ketidakseimbangan

antara suplai dengan

kebutuhan O2,

kelemahan umum,

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan klien Menunjukkan

penghematan energi klien :

Menyadari keterbatasan

- Kaji respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktifitas

- Kaji penyebab kelemahan

- Kaji tanda-tanda vital

Page 29: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

tirah baring energi

Menyeimbangkan aktifitas

dan istirahat

Tingkat daya tahan adekuat

untuk beraktifitas

- Ciptakan lingkungan yang nyaman

- Bantu aktivitas pasien sesuai kemampuan pasien

- Bantu kegiatan fisik dengan teratur misalnya: ambulasi,

berpindah, berputar, dan perawatan pribadi sesuai

kebutuhan

9. 03 April

2014

Resiko Infeksi

berhubungan dengan

prosedur invasif

tindakan drainase

Setelah dilakukan intervensi selama

1x24 jam diharapkan klien dapat

memenuhi kriteria hasil sebagai

berikut:

- Klien akan menunjukkan terbebas

dari tanda dan gejala infeksi

- Klien akan memperlihatkan higiene

personal yang adekuat

Mengindikasikan status

gastrointestinal, pernafasan,

genitourinaria dan imun dalam batas

1. Pengendalian infeksi (infection control) :

- Ajarkan pasien teknik mencuci tangan yang benar

- Ajarkan kepada pengunjung untuk mencuci tangan sewaktu

masuk dan meninggalkan ruang pasien

- Bersihkan lingkungan dengan benar setelah dipergunakan

masing-masing pasien

- Pertahankan teknik isolasi, bila diperlukan

- Berikan terapi antibiotik, bila diperlukan

2. Perlindungan infeksi (infection protection) :

- Pantau tanda-tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal

Page 30: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

normal(suhu tubuh, denyut jantung, drainase, penampilan luka,

sekresi, penampilan urin, suhu kulit, keletihan)

- Kaji faktor yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap

infeksi (luluh imun dan malnutrisi)

- Pantau hasil laboratorium (hitung darah lengkap, granulosit,

protein serum, albumin)

Batasi jumlah pengunjung, bila diperlukan

Page 31: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

DAFTAR PUSTAKA

Gleadle, Jonathan. 2005. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta

: Erlangga

Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine.. Jakarta : Erlangga

Divisi pulmonologi bagian/ SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/ RSUP

Sanglah Denpasar. 2009. Diunduh dari

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jim/article/viewFile/3933/2925 pada tanggal 2

April 2014 pukul 18.30 WIB

Pangusti, Devi. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Ny.S Dengan Efusi Pleura Di

Ruang Khotijah Rs. Roemani Muhammadiyah Semarang. Undergraduate Theses

from JTPTUNIMUS Universitas Muhammadiyah Semarang

Tobing, Elizabeth, Widirahardjo. 2013. Karakteristik Penderita Efusi Pleura di

RSUP H.Adam Malik Medan. E-Jurnal FK USU Volume.1 No 2

Khairani, Rita, Syahruddin Elisna dkk. 2012. Karakteristik Pleura di Rumah

Sakit Persahabatan. J Respir Indo Vol.32, No 3

DiGiulio, Mary, Donna Jackson, Jim Keogh. 2007. Medical-Surgical Nursing

Demystified. USA : Mc Graw Hill

Brunner and Suddarth. 2004. Textbook of Medical-Surgical Nursing

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika

Page 32: Efusi-Pleura-Fix-Insyaallah.docx

Herdman, T Heather. 2011. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Jakarta : EGC

Nurarif Huda,Kusuma Hardhi.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

Diagnosa Medis & NANDA (North American Nursing Diagnosis Association)

NIC-NOC, Jilid 1. MediaAction

Mc Closkey, Joanne C dan Gloria M.Bulecheck. 2000. Nursing Interventions

Classification. Third Generation. USA : Mosby