Upload
ady-kunchoro
View
491
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas khususAdi Kunchoro03111003045
EJEKTOR
A. Fungsi Ejektor
Ejektor merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan udara atau
gas gas yang tidak dapat dikondensasikan di tempat-tempat vakum. Ejektor dapat
merupakan jenis kompresor, dalam hal ini tekanan tinggi yang dialirkan melalui
sebuah nozzel lah yang mengakibatkan pengembangan dan menyebabkan
timbulnya vakum. Uap yang dialirkan melalui nozzel mempunyai kecepatan yang
tinggi sehingga udara serta gas-gas tidak dapat dikondensasikan disekitar tempat-
tempat vakum tersebut. Masuknya campuran melalui pipa pancar mengakibatkan
perubahan energi kinetik menjadi energi tekan, kerena itu akan meningkatkan
tekanan diatas tekanan isap.
Gambar 1. Ejector Component Parts
Ejektor dapat digolongkan kedalam ejektor singel ataupun multiple, itu
tergantung dari bagaimana kompresi yang dilakukan dalam satu atau beberapa
unit secara berurutan. Golongan sebagai single atau multiple tergantung dari
bagaimana satu atau lebih unit ejektor yang dipasangkan secara paralel.
Ejektor harus dirancang untuk batas minimum tekanan uap yang masuk ke
dalam nozzle. Jika tekanan uap terlalu rendah dari batas minimumnya, maka
ejektor tidak akan bekerja baik sehingga tidak tercapai vakum yang dikehendaki.
Ejektor akan bekerja baik untuk uap yang bertekanan lebih dari batas minmum.
Bahan-bahan yang menyebabkan tersumbat / terhalangnya nozzle mempunyai
pengaruh yang sama seperti pengaruh kurangnya tekanan uap masuk ke nozzle.
Tekanan uap yang terlalu rendah tidak ekonomis tetapi sebaliknya tekanan yang
terlalu tinggi juga mengalami kesulitan karena kecilnya lubang nozzle. Batas-
batas tekanan yang baik adalah sekitar 5-20 kg/cm2. 1kg/cm2 =14,223 Psi.
Di kapal air ejektor digunakan untuk keperluan sistim bibawah ini:
1. Sistem perjalanan uap induk.
2. Sistem perjalanan uap penggerak turbo generator.
3. Sistem penyulingan pembuatan air tawar type tekanan rendah.
4. Sistem pemanasan drain kondensor.
Prinsip kerja Ejektor dipakai juga untuk memompa air atau cairan lain dengan
jalan mengadakan penurunan tekanan akibat pancaran uap yang tinggi.
2. POMPA EJECTOR
1. Prinsip
Sifat dari jets pump adalah sebagai pendorong untuk mengangkat cairan
dari tempat yang sangat dalam.Mampu merubah energi statis cairan menjadi
energi kinetis atau kebalikannya. Kondisi vacuum yang terjadi pada ruang inlet
pompa jet diperlukan untuk menarik cairan yang dipompa kedalam ruang inlet
tersebut. Kevacuman dihasilkan oleh aliran searah dari fluida penggerak
(actuating fluid).
2. Cara Kerja
Dalam pompa ejektor jet, cairan melewati nosel venturi dan
mengembangkan hisap yang menyebabkan aliran kedua fluida akan entrained.
Perubahan tekanan dari nozzle yang disebabkan oleh aliran media yang digunakan
untuk membawa cairan tersebut ke atas (prinsip ejector). Media yang digunakan
dapat berupa cairan maupun gas. Pompa ini tidak mempunyai bagian yang
bergerak dan konstruksinya sangat sederhana. Keefektifan dan efisiensi pompa ini
sangat terbatas karena dibuat dengan bahan dan desain konstruksi yang sangat
sederhana.
3. Sketsa
Berikut merupakan sketsa gambar dari cara kerja pompa ejector
4. Keunggulan dan Kekurangan
Keunggulan
1. Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga pompa bisa berumur panjang.
2. Tidak menimbulkan suarua gaduh dan mudah dioperasikan.
3. Mampu memompa cairan yang mengan dung kotoran.
4. Sulit tersumbat.
5. Mampu bekerja pada saluran hisap yang kering.
6. Kapasitasnya uniform.
7. Ukurannya kecil dan ringan
Kekurangan
1. Effisiensinya rendah.
3. STEAM JET EJECTOR
Steam jet ejector merupakan alat pembangkit vacuum dengan
menggunakan steam sebagai media pendorong. Suatu pancaran cairan, gas atau
uap (steam) keluar dari nozzle dengan kecepatan tinggi sehingga dihasilkan
tekanan rendah di titik nozzle tersebut. Dengan demikian, gas yang harus diangkut
akan terhisap, terbawa dan mengalami percepatan.
Steam jet ejector berfungsi untuk mengeluarkan gas atau uap dari suatu
ruangan dan mempertahankan kevakuman yang tercapai. Steam jet ejector
merupakan pompa yang tidak mempunyai bagian-bagian yang bergerak. Oleh
karena itu, pompa ini sangat sederhana dan tidak memerlukan perawatan yang
rumit.
Dalam steam jet ejector, steam yang telah dipakai dikondensasi dengan
mencampurkannya dengan air. Daya hisap dan vacuum akhir yang tercapai
seringkali tergantung pada tekanan awal pancaran, tekanan uap kondensate dan
konstruksi pompa (jumlah langkah kerjanya). Dengan steam jet ejector satu
langkah hanya bisa dicapai vacuum sebesar 130 mbar (atau perbandingan
kompresi sekitar 1:8).
Pada steam jet ejector yang disusun secara seri, beberapa jet ejector
dihubungkan berturut-turut dan makin kebelakang jet ejector semakin kecil. Pada
tiap langkah, steam diumpankan secara terpisah. Agar uap dan steam dari langkah
sebelumnya tidak dikompresi pada langkah berikutnya, maka diantara jet ejector
dipasang condenser kontak. Didalam kondeser kontak ini, disemprotkan air agar
uap dan steam terkondensasi. Air yang keluar dari condenser dialirkan melalui
pipa barometik (ketinggian minimal 10 meter) atau dengan pompa (misalnya
dengan side channel pump).
Selain dengan system seri dan karena steam jet ejector tidak mempunyai
daya hisap yang besar, maka untuk membuat vacuum awal sering digunakan
pompa pendesak (misalnya dengan pompa vacuum cincin air). Dalam proses
stripping untuk evaporasi, sering digunakan sebuah steam jet ejector dengan
tekanan input steam 4 bar dan steam outputnya digunakan sebagai steam stripper
untuk stage sebelumnya, sedangkan vacuum awal digunakan pompa vacuum
cincin air. Dengan system seperti ini bisa diperoleh vacuum awal 600 mbar (oleh
pompa) dan vacuum akhir sebesar 980 mbar.
Vacum akhir ditempat hisap yang dicapai dengan steam jet ejector langkah
majemuk dibatasi oleh tekanan uap dari kondensate dan besarnya sekitar 4 mbar
abs (-996 mbar). Vacuum akhir yang lebih baik (0,7 mbar abs) bisa dicapai bila
bahan pancar dari langkah pertama tidak dikondensasi (langsung dibuang) karena
uap akhir yang tersisa biasanya merupakan uap yang tidak mudah untuk
dikondensasi.
Pada steam jet ejector yang bekerja pada vacuum yang tinggi (diatas 5
mbar), maka diperlukan pemanasan jet ejector supaya tidak terbentuk es akibat
titik beku air dilewati selama operasi berlangsung. Pemanasan bisa dilakukan
dengan system coil yang mengelilingi body jet ejector yang biasa dikenal dengan
trace heater. Model sekarang, trace heater dibuat mengelilingi penuh dinding jet
ejector dan supaya berfungsi optimal maka coil harus benar-benar menempel
dinding jet ejector.
Steam jet ejector bersifat stabil terhadap penghisapan cairan atau uap yang
terkondensasi (sama halnya dengan pompa pancar air). Umumnya dipakai steam
jet ejector 3 langkah atau 4 langkah secara seri, tergantung dari kebutuhan
vacuum disesuaikan dengan biaya steam dan air. Steam yang dipakai biasanya
adalah dry saturated steam dengan tekanan sekitar 10 bar atau lebih.
4. EJECTOR GLAND STEAM PLTP
Ejector Gland Steam menjaga adanya vakum pada saluran masuk uap
preparat yang masuk pada ruang turbin. Mengalirnya uap ke gland dan ke ejektor
hanya dapat diatur secara lokal membuka dan menutup katup yang di putar
dengan tangan pada saluran pipa. Lampu announciator di TCP atau UCD akan
menyala bila gland steam tekanannya terlalu rendah atau terlalu tinggi.
Penggunaan steam ejector sebagai alat untuk mengeluarkan gas-gas yang
tidak mengembun di dalam kondensor pada PLTP, mempunyai kuntungan-
keuntungan sebagai berikut :
1. Kehandalan tinggi.
2. Konstruksinya sederhana dan efisien.
3. Mudah pengoperasiannya.
4. Mudah pemeliharannya
Beberapa kerugian adalah tidak cocok untuk di gunakan pada PLTP yang
mempunyai kandungan gas-gas yang besar, karena efisiensi steam ejektor menjadi
rendah. Pada suatu pembangkit listrik tenaga panas bumi tekanan kerja sumur
semakin lama semakin menurun, sehingga energi akan menjadi rendah pula,
begitu pula tekanan di kondensor akan semakin rendah karena melemahnya
tekanan uap steam ejector. Dengan menurunkan steam ejector 1 tingkat maka
Mitshubisi berhasil membuat ejector dengan tekanan uap hanya 2-4
kg/cm2 dengan hasil tekanan hampa di kondensor 100-200 mmHg abs.apabila
dibutuhkan hampa yang lebih tinggi dapat dgunakan untuk sistem ejektor tingkat
II.
Dalam hal ini PLTP kamojang mempergunakan 2 tingkat maka
dibutuhkan interkondenser yang di maksudkan untuk memperkecil kebutuhan uap
bagisteam ejector tingkat II, juga dibutuhkan after condensor untuk mengurangi
suara bising.
Daftar Pustaka :
Lusiyanto.2012. Ejector. http://doinmarine.blogspot.com/2012/11/ejektor.html
(diakses 15 maret 2014 jam 09.30)
Maridjo. 2012. Steam jet ejector. http://digilib.polban.ac.id/gdl.php?mod=
browse&op=read&id=jbptppolban-gdl-s1-2006-diatsudraj-2070 (diakses 15
maret 2014 jam 10.00)
Safitri,nila. 2012. Pompa ejector . http://nilaasafitri.blogspot.com/2012/06/pompa-
ejektor .html(diakses 15 maret 2014 jam 11.00)