EKG vikar db mendrofa

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Kerangka Teori2.1.1. Organ JantungJantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram. Agar jantung berfungsi sebagai pemompa yang efisien, otot-otot jantung, rongga atas dan rongga bawah harus berkontraksi secara bergantian. Laju denyut-denyut jantung atau kerja pompa ini dikendalikan secara alami oleh suatu "pengatur irama". Ini terdiri dari sekelompok secara khusus, disebut nodus sinotrialis, yang terletak didalam dinding serambi kanan. Sebuah impuls listrik yang ditransmisikan dari nodus sinotrialis ke kedua serambi membuat keduanya berkontraksi secara serentak. Arus listrik ini selanjutnya di teruskan ke dinding-dinding bilik, yang pada gilirannya membuat bilik-bilik berkontraksi secara serentak. Periode kontraksi ini disebut systole. Selanjutnya periode ini diikuti dengan sebuah periode relaksasi pendek - kira-kira 0,4 detik - yang disebut diastole, sebelum impuls berikutnya datang. Nodus sinotrialus menghasilkan antara 60 hingga 72 impuls seperti ini setiap menit ketika jantung sedang santai. Produksi impuls-impuls ini juga dikendalikan oleh suatu bagian sistem syaraf yang disebut sistem syaraf otonom, yang bekerja diluar keinginan kita. Sistem listrik built-in inilah yang menghasilkan kontraksi-kontraksi otot jantung beirama yang disebut denyut jantung. (Limchinyoung, 2010).Secara umum fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dan menampungnya kembali setelah dibersihkan oleh organ paru-paru. Hal ini berarti bahwa fungsi jantung manusia adalah sebagai alat atau organ pemompa darah pada manusia. Pada saat itu jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta membersihkan tubuh dari hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk melaksanakan fungsi tersebut jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan selanjutnya memompanya ke paru-paru, dengan cara darah pada jantung mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Pada jantung darah yang kaya akan oksigen yang berasal dari paru-paru dipompa ke jaringan seluruh tubuh manusia.Bertambahnya usia seseorang, akan sangat berpengaruh terhadap fungsionalitas jantung itu sendiri. Hal ini berarti karena jantung bekerja secara terus menerus selama manusia hidup dan akan berpengaruh terhadap kemampuan fungsi jantung yang secara berangsur akan mengalami penurunan. Hal ini akan semakin drastis penurunan fungsi jantung apabila terdapat keadaan lain yang mempengaruhi fungsi jantung itu sendiri. Misalnya terjadi infeksi otot jantung atau selaput otot miokarditis atau perikarditis, berkurangnya oksigen karena penyempitan pembuluh darah yang menyuplainya sering disebut sebagai penyakit jantung koroner, bertambahnya massa otot karena meningkatnya tekanan, dan sebagainya.Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan organ Jantung tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain:

Otot jantung yang lemah. Ini adalah kelainan bawaan sejak lahir. Otot jantung yang lemah membuat pen- derita tak dapat melakukan aktifitas yang berlebihan, karena pemaksaan kinerja jantung yang berlebihan akan menimbulkan rasa sakit di bagian dada, dan kadangkala dapat menyebabkan tubuh menjadi nampak kebiru-biruan. Penderita lemah otot jantung ini mudah pingsan. Adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri, oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi saat pen- derita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor tercampur. Penyakit ini juga membuat penderita tidak dapat melakukan aktifitas yang berat, karena aktifitas yang be- rat hampir dapat dipastikan akan membuat tubuh pen- derita menjadi biru dan sesak nafas, walaupun tidak menyebabkan rasa sakit di dada. Ada pula variasi dari penyakit ini, yakni penderitanya benar-benar hanya memiliki satu buah serambi. (Azhar,2009)Jantung merupakan organ yang mampu memproduksi muatan listrik karena tubuh adalah konduktor yang baik, maka impuls yang dihasilkan jantung dapat menjalar ke seluruh tubuh, sehingga potensial aksi yang dipancarkan oleh jantung dapat diukur dengan galvanometer melalui elektroda-elektroda yang diletakkan pada berbagai posisi di permukaan tubuh (Juntak, 2011).2.1.1.1. Permukaan JantungUkuran jantung manusia kurang lebih sebesar kepalan tangan seorang laki-laki dewasa. Jantung adalah satu otot tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga thoracic, di balik tulang dada/sternum. Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah kiri.Jantung hampir sepenuhnya diselubungi oleh paru-paru, namun tertutup oleh selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma. Lapisan pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi karena gerakan memompa konstan jantung.Jantung dijaga di tempatnya oleh pembuluh-pembuluh darah yang meliputi daerah jantung yang merata/datar, seperti di dasar dan di samping. Dua garis pembelah (terbentuk dari otot) pada lapisan luar jantung menunjukkan di mana dinding pemisah di antara sebelah kiri dan kanan serambi (atrium) & bilik (ventrikel). (Limchinyoung, 2010).2.1.1.2. Struktur Internal JantungSecara internal, jantung dipisahkan oleh sebuah lapisan otot menjadi dua belah bagian, dari atas ke bawah, menjadi dua pompa. Kedua pompa ini sejak lahir tidak pernah tersambung. Belahan ini terdiri dari dua rongga yang dipisahkan oleh dinding jantung. Maka dapat disimpulkan bahwa jantung terdiri dari empat rongga, serambi kanan & kiri dan bilik kanan & kiri.Dinding serambi jauh lebih tipis dibandingkan dinding bilik karena bilik harus melawan gaya gravitasi bumi untuk memompa dari bawah ke atas, khususnya di aorta, untuk memompa ke seluruh bagian tubuh yang memiliki pembuluh darah. Dua pasang rongga (bilik dan serambi bersamaan) di masing-masing belahan jantung disambungkan oleh sebuah katup. Katup di antara serambi kanan dan bilik kanan disebut katup trikuspidalis atau katup berdaun tiga. Sedangkan katup yang ada di antara serambi kiri dan bilik kiri disebut katup mitralis atau katup berdaun dua. (Riyana, 2010).2.1.1.3. Anatomi Organ JantungPengetahuan kita tentang organ jantung akan sangat membantu kita dalam memahami kesehatan jantung dan dalam memahami adanya gangguan pada organ jantung.Pengetahuan akan anatomi jantung dan gambaran organ jantung akan sangat membantu kita didalam mengatasi dan menangani berbagai masalah jantung. Pengetahuan ini akan sangat bermanfaat didalam kita menjaga kesehatan jantung dan kita bisa sedini mungkin untuk bisa mencegah gangguan atau penyakit jantung.Di bawah ini sedikit akan kita jelaskan struktur dan bagian-bagian jantung manusai atau anatomi jantung manusia. Lihat gambar jantung di bawah ini.

Gambar 2.1. Jantung dan bagian-bagiannyaBerdasarkan kajian anatomi, struktur jantung manusia dapat diuraikan sebagai berikut: Katub Jantung Otob Jantung (Myocardium) Pericardium Endocardium Ateri Koroner Secara anatomis jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri jantung berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung terbagi atas separuh kanan dan kiri serta memiliki empat ruang, bagian atas kanan dan kiri disebut dengan serambi (atrium), sedangkan bagian bawah kanan dan kiri disebut bilik (ventrikel).Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atrium disebut dengan vena, dan pembuluh yang mengangkut darah menjauhi ventrikel dan menuju ke jaringan disebut dengan arteri. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum atau sekat, yaitu suatu partisi otot kontinu yang mencegah percampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting karena separuh jantung kanan menerima dan memompa darah beroksigen rendah sedangkan sisi jantung sebelah kiri memompa darah beroksigen tinggi.Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan berasal dari jaringan tubuh, darah ini banyak mengandung CO2 dan sedikit O2 sehingga disebut darah kotor. Darah yang kurang akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru-paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang kekurangan oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru-paru, darah akan kehilangan CO2 dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis.Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistem tubuh kecuali paru. Jadi, sisi kiri jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan menyebarkan darah ke berbagai jaringan tubuh.Sirkulasi sistemik memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing-masing bagian tubuh menerima darah segar. Darah yang berasal dari arteri tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Darah yang sekarang kekurangan O2 dan mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung.Sirkulasi paru adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistem dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.Dua katup jantung yaitu katup atrioventrikel (AV) terletak di antara atrium dan ventrikel kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut dengan katup trikuspid karena memiliki tiga daun katup sedangkan katup AV kiri sering disebut dengan katup bikuspid atau katup mitral karena terdiri atas dua daun katup. Katup-katup ini mengijinkan darah mengalir dari atrium ke ventrikel selama pengisian ventrikel (ketika tekanan atrium lebih rendah dari tekanan ventrikel), namun secara alami mencegah aliran darah kembali dari ventrikel ke atrium ketika pengosongan ventrikel atau ventrikel sedang memompa.Dua katup jantung lainnya yaitu katup aorta dan katup pulmonalis terletak pada sambungan dimana tempat arteri besar keluar dari ventrikel. Keduanya disebut dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup yang masing-masing mirip dengan kantung mirip bulan-separuh. Katup ini akan terbuka setiap kali tekanan di ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di aorta dan arteri pulmonalis selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isinya. Katup ini akan tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun di bawah tekanan aorta dan arteri pulmonalis. Katup yang tertutup mencegah aliran balik dari arteri ke ventrikel.

2.1.1.4. Cara Kerja JantungPada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan.Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan.Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner.Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru.Jantung bekerja melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus yang juga disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual terlihat atau disebut sebagai denyut jantung. Melalui mekanisme berselang-seling, jantung berkonstraksi untuk mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi guna pengisian darah. Secara siklus, jantung melakukan sebuah periode sistol yaitu periode saat berkontraksi dan mengosongkan isinya (darah), dan periode diastol yaitu periode yang melakukan relaksasi dan pengisian darah pada jantung. Kedua serambi (atrium) mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik (ventrikel) juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan pula untuk melakukan mekanisme tersebut. Sel otot jantung melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompa darah yang dicetuskan oleh sebuah potensial aksi dan menyebar melalui membran sel otot. Ketika melakukan kontraksi, jantung menjadi berdenyut secara berirama, hal ini akibat dari adanya potensial aksi yang ditimbulkan oleh kegiatan diri jantung itu sendiri. Kejadian tersebut diakibatkan karena jantung memiliki sebuah mekanisme untuk mengalirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri untuk melakukan kontraksi atau memompa dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran listrik yang menimbulkan aksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan Ca++. Sehingga apabila didalam tubuh terjadi gangguan pada kadar elektrolit tersebut maka akan menimbulkan gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada jantung manusia.Otot jantung menghasilkan arus listrik dan disebarkan ke jaringan sekitar jantung dan dihantarkan melalui cairan-cairan yang dikandung oleh tubuh. Sehingga sebagian kecil aktivitas listrik ini mencapai hingga ke permukaan tubuh misalnya pada permukaan dada, punggung atau pada pergelangan atas tangan. (Ajimedia, 2011).2.1.2. Elektris Jantung Perjalanan aliran listrik pada jantung adalah sebagai berikut :Impuls listrik meninggalkan Sinoatrium Node (SA) menuju atrium kanan dan kiri. hingga kedua atrium bisa berkontraksi dalam waktu yang sama. Proses ini memakan waktu 0,4 detik. Pada saat atrium kanan dan kiri berkontraksi, ventrikel akan terisi darah kemudian kembali mengalir ke Atrioventricular Node (AV node) yang kemudian disebarkan ke kumpulan serabut yang berada disebalah kanan dan kiri jantung sampai ke serat Purkinje yang berada di ventrikel kanan dan kiri jantung hingga membuat kedua ventrikel berkontraksi bersamaan.Seluruh jaringan listrik pada jantung mampu menghasilkan impuls listrik. Namun SA node memiliki kemampuan yang paling besar. Apabila SA node gagal untuk menghasilkan impuls, maka fungsinya bisa saja digantikan oleh jaringan lainnya, meskipun impulsnya cenderung lebih rendah. Pencetus listrik pada jantung memang mampu mengakomodir kebutuhan jantung untuk mampu berkontraksi terus dalam rentang waktu yang panjang. Terdapat serabut saraf yang mampu mengubah arus listrik yang dihasilkan serta membuat perubahan pada kekuatan kontraksi jantung. Saraf yang dimaksud adalah bagian dari susunan saraf otonom. Susunan saraf otonom sendiri terdiri dari 2 bagian : sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.Dalam keadaan istirahat, sel jantung berada dalam keadaan terpolarisasi secara elektris, yaitubagian dalamnya bermuatan lebih negatif dibandingkan bagian luarnya. Polaritas listrik ini dijaga oleh pompa membran yang menjamin agar ion-ion terutama kalium, natrium klorida, dan kalsium untuk mempertahankan bagian dalam sel supaya tetap bersifat negatif. Sel jantung dapat kehilangan negativitas internalnya dalam suatu proses yang dinamakan depolarisasi. Depolarisasi ini merupakan kejadian yang penting pada jantung. Depolarisasi berjalan dari satu sel ke sel lain sehingga menghasilkan gelombang depolarisasi yang dapat berjalan ke seluruh bagian jantung.Gelombang depolarisasi ini menggambarkan aliran listrik yakni arus listrik yang dapat dideteksi dengan elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Sesudah depolarisasi selesai, sel jantung mampu memulihkan polaritas istirahatnya melalui sebuah proses yang dinamakan repolarisasi. Proses ini dapat direkam dengan elektroda-elektroda perekam.2.1.2.1. Pembentukan Gelombang Depolarisai dan Repolarisasi Elektroda adalah alat yang dapat merekam hasil aktivitas listrik dalam jantung. Elektroda hanya dapat ditempatkan pada tempat tertentu pada permukaan tubuh. Jika hal ini dilakukan, akan segera mendapatkan hasil bahwa gelombang-gelombang yang direkam oleh elektroda positif pada lengan kiri akan tampak berbeda dengan gelombang-gelombang yang direkam oleh elektroda positif pada lengan kanan, begitu pula bila pemasangan elektroda positif pada tungkai. Hal tersebut dapat terjadi karena gelombang depolarisasi bergerak mendekati elektroda positifmenghasilkan defleksi (lonjakan) positif pada EKG. Gelombang depolarisasi yang bergerakmenjauhi elektroda positif akan menghasilkan defleksi atau lonjakan negatif.

Gambar 2.2. Gelombang Depolarisasi(A) Gelombang depolarisasi bergerak mendekati elektroda positifmenghasilkan defleksi positif. (B) Gelombang depolarisasi bergerak menjauhi elektroda positifmenghasilkan defleksi negatif.Apabila elektroda positif EKG ditempatkan dipertengahan sel, pada mulanya ketika gelombang mendekati elektroda, EKG merekam defleksi positif (Gambar 2.3 (A)). Kemudian, tepat pada saat gelombang tersebut mencapai elektroda, muatan positif dan negatif menjadi seimbang dan pada dasarnya akan menetralkan satu sama lain. Gambaran EKG kembali ke garis dasar (Gambar2.3 (B)). Ketika gelombang depolarisasi bergerak menjauh, tampak gambaran berupa defleksi negatif (Gambar 2.3 (C)). Gambaran EKG akhirnya kembali lagi ke garis dasar ketika seluruh otot telah terdepolarisasi (Gambar 2.3 (D)).

Gambar 2.3. Sistem Kerja Depolarisasi(A) Pada saat depolarisasi mulai, pada EKG timbul defleksi positif.(B) Muka gelombang mencapai elektroda. Muatan positif dan negatif seimbang, dan gambaran EKG nya akan kembali ke garis dasar.(C) Gelombang depolarisasi mulai menyurut dari elektroda, sehingga menghasilkan defleksi negatif.(D) Sel telah benar-benar terdepolarisasi dan rekaman EKG nya sekali lagi kembali ke garis dasar.Gambaran lengkap gelombang depolarisasi yang bergerak tegak lurus terhadap sebuah elektroda positif dinamakan gelombang bifasik. Pengaruh repolarisasi pada EKG sama dengan pengaruh depolarisasi, tetapi muatannya terbalik. Gelombang repolarisasi yang bergerak mendekati elektroda positif menghasilkan defleksi negatif pada EKG. Gelombang repolarisasi yang bergerak menjauhi elektroda positif akan menghasilkan defleksi positif pada EKG. Sama halnya dengan depolarisasi gelombang yang tegak lurus menghasilkan gelombang bifasik akan tetapi pada gelombang ini defleksi negatif mendahului defleksi positif (Gambar 2.4).Elektroda yang ditempatkan pada permukaan tubuh akan merekam gelombang depolarisasi dan repolarisasi sewaktu kedua peristiwa ini menjalar di seluruh jantung. Bila gelombang depolarisasi yang menjalar di jantung itu bergerak menuju ke arah sebuah elektroda di permukaan, elektroda itu akan merekam defleksi positif (elektroda A). Bila gelombang depolarisasi itu bergerak menjauhi elektroda, elektroda itu akan merekam defleksi negatif (elektroda B). Bila gelombang depolarisasi itu bergerak tegak lurus terhadap elektroda, elektroda itu akan merekam gelombang bifasik (elektroda C). Efek repolarisasi tepat berlawanan dengan efek depolarisasi (Thaler, 2000).

Gambar 2.4. Sebuah gelombang repolarisasi yang bergerak melalui jaringan otot direkam dengan tiga buah elektroda positif. (A) Repolarisasi awal. (B) Repolarisasi akhir. (C) Repolarisasi selesai.

Gambar 2.5. Sebuah gelombang depolarisasi yang bergerak di jantung (lihat panah). Elektroda A akan merekam defleksi positif, elektroda B merekam defleksi negatif, dan elektroda C merekam gelombang bifasik.

2.1.3. EKGElektrokardiografi merupakan salah satu alat yang digunakan dalam pemeriksaan jantung. Hasil pengamatan elektrokardiografi berupa grafik Elektrokardiogram yang memberikan informasi mengenai ukuran, bentuk, kapasitas, dan kelainan yang terjadi pada jantung. Informasi tersebut tidak dapat langsung dibaca oleh orang awam. Elektrokardiogram menghasilkan citra grafik dan pernyataan tentang normal atau abnormalnya kondisi jantung.Secara harfiah didefinisikan : elektro berkaitan dengan elektronika, dan kardio berasal dari bahasa Yunani yang artinya jantung, kemudian gram berarti tulis / menulis, dan grafi berarti alat. Elektrokardiogram ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan elektrokardiograf yang ditampilkan melalui monitor atau dicetak pada kertas. Rekaman EKG ini digunakan oleh dokter ahli untuk menentukan kondisi jantung dari pasien. 2.1.3.1. Prinsip Kerja EKGElektrokardiografi bekerja dengan prinsip mengukur perbedaan potensial listrik. Tubuh manusia menghasilkan listrik walaupun dengan jumlah yang sangat kecil. Apabila ada listrik, maka pasti ada perbedaan potensial atau tegangan listrik. Tegangan listrik ini dapat menggambarkan atau mengilustrasikan keadaan denyut jantung manusia.

Gambar 2.6. Sinyal listrik yang dihasilkan aktivitas kelistrikanCara merekam denyut jantung menggunakan EKG tidaklah sembarang. Sensor atau dalam hal ini elektroda, harus diletakkan pada tempat-tempat tertentu. Biasanya ditempatkan pada lengan tangan dan kaki. Karena pada bagian-bagian tersebutlah pulsa tegangan menggambarkan kerja denyut jantung mendekati keadaan sebenarnya. Sebuah elektrokardiograf khusus berjalan di atas kertas dengan kecepatan 25 mm/s, meskipun kecepatan yang di atas daripada itu sering digunakan. Setiap kotak kecil kertas EKG berukuran 1 mm. Dengan kecepatan 25 mm/s, 1 kotak kecil kertas EKG sama dengan 0,04 s (40 ms). 5 kotak kecil menyusun 1 kotak besar, yang sama dengan 0,20 s (200 ms). Karena itu, ada 5 kotak besar per detik. 12 sadapan EKG berkualitas diagnostik dikalibrasikan sebesar 10 mm/mV, jadi 1 mm sama dengan 0,1 mV. Sinyal "kalibrasi" harus dimasukkan dalam tiap rekaman. Sinyal standar 1 mV harus menggerakkan jarum 1 cm secara vertikal, yakni 2 kotak besar di kertas EKG (Sika, 2009).

2.1.3.2. Bentuk Gelombang EKG NormalSinyal bioelektrik adalah sinyal elektrik yang dihasilkan oleh tubuh. Dengan adanya aktivitas tubuh baik secara periodik maupun non periodik, yang membangkitkan sinyal elektrik dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Salah satu alat untuk mengukur bioelektrik tubuh adalah elektrokardiografi (EKG) (Ahmad, n.d). Sinyal EKG adalah sinyal listrik yang dihasilkan oleh aktifitas kelistrikan jantung. Kelainan dari fungsi jantung seseorang dapat dilihat dari rekaman sinyal EKG ini. Seorang ahli jantung menilai rekaman sinyal EKG dari bentuk gelombang, durasi, orientasi sinyal, dan irama sinyal. Sebuah sinyal yang didapat dari EKG normal adalah seperti pada gambar2.7.

Gambar 2.7. Gelombang EKG NormalSinyal EKG terdiri dari 4 jenis: Gelombang PGelombang P merupakan rekaman depolarisasi di miokardium atrium sejak dari awal sampai akhir. Oleh karena SA (sinoatrium) node terletak di atrium kanan, otomatis atrium kanan lebih dulu terdepolarisasi daripada atrium kiri. Sehingga bagian gelombang P pertama menunjukkan depolarisasi atrium kanan, dan bagian yang kedua menunjukkan depolarisasi atrium kiri.Kondisi normal pada gelombang P: Mempunyai amplitudo kurang dari 0,3 mV. Durasi gelombang P (diukur sejak permulaan gelombang P hingga akhir gelombang P) normalny sekitar 0,08-0,11 dtk atatu 80-110 mdtk. Gelombang P normalnya monofasik dan ukuran maupun bentuknya seragam. Gelombang P mendahului kompleks QRS, yang berarti satu gelombang P harus diikuti oleh satu kompleks QRS.Kondisi abnormal pada gelombang P: Tidak ada gelombang P pada EKG. Gelombang P tidak mendahului setiap kompleks QRS. Gelombang P tidak mencerminkan kontraksi atrium Bentuk dan ukuran gelombang P berbeda dengan gelombang P sinus normal Kompleks QRSKompleks QRS mencerminkan kontraksi vertikel setelah serat Purkinje mentransmisikan impuls listrik. Kompleks QRS dihitung sejak permulaan Q hingga akhir S. Amplitudo kompleks QRS jauh lebih besar dari gelombang P, sebab ventrikel jauh lebih besar daripada atrium.Bagian-bagian kompleks QRS :Penamaannya: Jika defleksi (letupan) pertama ke bawah, disebut gelombang Q,Gelombang Q mempunyai amplitudo sebesar minus 25% dari amplituda gekombang R. Jika defleksi pertama ke atas, disebut gelombang R,Gelombang R mempunyai amplitudo maksimum 3 mV. Jika ada defleksi ke atas kedua, disebut gelombang R (R-pelengkap = R-prime) Defleksi ke bawah pertama setelah defleksi ke atas, disebut gelombang S, Gelombang S merupakan defleksi negatif sesudah gelombang R.Arti penamaan:Kompleks QRS biasanya digambarkan dalam EKG sebanyak 3 defleksi, namun ada juga yang 2 defleksi saja. Defleksi pertama menggambarkan peristiwa depolarisasi septum interventrikulare oleh fasikulus septal dari cabang kiri berkas. Defleksi kedua dan ketiga menggambarkan depolarisasi ventrikel kiri dan kanan.Kondisi normal kompleks QRS: Kompleks QRS yang normal berdurasi 0,08 hingga