Upload
tasya-siregar
View
93
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makro mikro
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas dalam jangka
panjang dari negara bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi
kepada masyarakatnya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau
dimungkinkan oleh adanya pertama kemajuan atau penyesuaian teknologi , kedua
dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk , ketiga secara institusi (
lembaga ) dan dasar terhadap berbagai tuntutan kondisi yang ada , dan keempat
yaitu pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Indikator kemajuan pembangunan suatu negara adalah pertumbuhan
ekonomi , indikator ini pada dasarnya mengukur kemampuan suatu negara untuk
memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari pada tingkat
pertumbuhan penduduknya. Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari
pertumbuhan ekonomi dimana pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi.
Pada negara – negara maju maupun negara yang sedang berkembang ,
Naik atau turunnya pertumbuhan ekonomi di suatu negara ternyata dibarengi
munculnya permasalahan makro ekonomi yang secara teori seharusnya tidak
terjadi , misalnya pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga diikuti dengan
meningkatnya jumlah pengangguran. Padahal berdasarkan teori Pertumbuhan
Ekonomi yang tinggi seharusnya menambah jumlah investasi – investasi baru
Universitas Sumatera Utara
yang gilirannya akan menyerap tenaga kerja yang lebih banyak. Gross Domestic
Product ( GDP ) atau lebih dikenal dengan PDB ( Produk Domestik Brutto )
merupakan total pendapatan dan pengeluaran total nasional atas output barang dan
jasa dalam satu periode tertentu. PDB ini mencerminkan kinerja ekonomi,
sehingga jika PDB semakin meningkat , maka semakin baik pula kinerja
perekonomian di negara tersebut. PDB suatu negara sangat penting dalam
perekonomian maka perlu dianalisa faktor – faktor apa sajakah yang dapat
mempengaruhi PDB.,ada banyak sekali faktor yang mempengaruhinya baik secara
langsung ataupun tidak langsung.Menurut teori para ahli yaitu Keynes, PDB
terbentuk dari empat faktor yang berpengaruh secara positif, keempat faktor
tersebut adalah ekspor netto ( NX ) , konsumsi ( C ) , Investasi ( I ) , dan
pengeluaran Pemerintah. Keempat faktor tersebut juga dipengaruhi oleh faktor –
faktor seperti tingkat pendapatan , tingkat harga , suku bunga , tingkat inflasi ,
money supply, nilai tukar.
Para ahli ekonomi berpendapat bahwa adanya kecendrungan menaik bagi
output perkapita saja tidaklah cukup, tapi kenaikan output harus bersumber dari
proses intern perekonomian tersebut, artinya proses pertumbuhan ekonomi harus
bersifat menghasilkan kekuatan bagi timbulnya kelanjutan pertumbuhan dalam
jangka panjang ( periode selanjutnya ).
Selanjutnya disini dijelaskan faktor – faktor (input dan output) yang akan
menunjang pertumbuhan ekonomi suatu negara :
1. Sumber Daya Manusia Tenaga kerja mempunyai jumlah tenaga kerja dan
keterampilan angkatan kerja.Banyak ekonom melihat bahwa kualitas input tenaga
kerja seperti keterampilan , pengetahuan , pendidikan dan disiplin merupakan
Universitas Sumatera Utara
satu-satunya unsur penting dari Pertumbuhan Ekonomi.Perkembangan teknologi
dalam kegiatan ekonomi menuntut tersedianya tenaga kerja yang terampil dan
terlatih.Contohnya perkembangan teknologi dalam bidang infokom ( informasi
dan komunikasi ) yang dahulu tenaga kerja hanya terampil memakai mesin ketik
karena perkembangan teknologi harus memaksakan belajar dan mengetik dengan
cara komputer.
2. Sumber Daya Alam Pertumbuhan Ekonomi suatu negara dipengaruhi oleh
kekayaan alamnya seperti suburnya tanah , luasnya daerah , keadaan iklim dan
cuaca , jumlah dan hasil hutan , hasil dari pertanian , hasil dari laut , barang
tambang . Kekayaan alam akan dapat memperlancar usaha untuk mengembangkan
ekonomi suatu negara, biasanya negara berkembang peranan hasil pertanian dan
pertambangan minyak yang di ekspor menjadi penggerak utama bagi permulaan
pertumbuhan ekonomi, meskipun demikian , sumber daya alam tidaklah
menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi, karena banyak negara yang tidak
mempunyai kekayaan alam seperti singapura namun pertumbuhan ekonominya
berkembang dengan pesat.
3. Sumber Daya Modal Sumber Daya Modal merupakan komponen yang
penting dalam pertumbuhan ekonomi.Dalam masyarakat yang sangat kurang maju
sekalipun barang-barang modal sangat besar perannya dalam kegiatan ekonomi.
Negara – negara yang pertumbuhan ekonominya berkembang pesat cenderung
melakukan investasi yang besar untuk pembentukan modal seperti contoh
membangun jalur transportasi kereta api , lapangan udara , membangun rigasi ,
jalan dan jembatan serta prasarana lainnya. Hal ini merupakan fakta bahwa ini
mampu meningkatkan dan terjadinya pertumbuhan ekonomi karena semakin besar
Universitas Sumatera Utara
uang yang digunakan dalam proses produksi maka semakin besar output yang
dihasilkan tetapi dengan syarat penggunaannya dikelola secara efektif dan efisien.
4. Teknologi Kemajuan teknologi mampu menaikkan efesiensi kegiatan
memproduksi barang . Kemajuan ini akan menurunkan biaya produksi dan
meningkatkan jumlah produksi.
2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Tanpa bermaksud mengabaikan beberapa definisi mengenai pertumbuhan
ekonomi yang sudah disampaikan sebelumnya, untuk lebih menyederhanakan
pembahasan, pertumbuhan ekonomi yang dimaksud dalam bahasan ini adalah
merupakan perkembangan atau kenaikan GDP suatu negara. Pertumbuhan
ekonomi bisa bersumber dari perubahan atau kenaikan pada sisi aggregate
demand dan sisi aggregat supply.
Proses pertumbuhan ekonomi secara garis besarnya dipengaruhi oleh dua
macam faktor, yakni faktor ekonomi dan non ekonomi. Pertumbuhan ekonomi
suatu negara sangat tergantung pada sumber alamnya, sumber daya manusia,
kapital, usaha, teknologi, dan sebagainya. Semua itu merupakan faktor-faktor
ekonomi. Tetapi pertumbuhan ekonomi tidak mungkin bisa terjadi selama
lembaga sosial dan budaya, kondisi politik dan keamanan, serta nilai-nilai moral
dalam suatu bangsa tidak menunjang. Dengan kata lain tanpa adanya dukungan
faktor-faktor non ekonomi semacam itu secara baik, maka pertumbuhan ekonomi
kemungkinan tidak terwujud. Adapun untuk menghitung laju pertumbuhan
ekonomi pada suatu negara berdasarkan konsep GDP caranya sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
gt = GDPt – GDP t-1
GDP
X 100% ...........................................................[2.1]
t-1
dimana gt adalah pertumbuhan ekonomi pada tahun t, GDPt adalah besarnya
Gross Domestic Product pada tahun ke t, dan GNPt-1 adalah besarnya Gross
Domestic Product pada tahun ke t-1. Teknik perhitungan laju pertumbuhan
ekonomi semacam inilah yang paling banyak digunakan oleh setiap instansi-
instansi, lembaga-lembaga, badan-badan resmi pemerintah maupun swasta.
Sebenarnya perhitungan laju pertumbuhan ekonomi untuk suatu negara banyak
caranya, tergantung model pertumbuhan bagaimana yang digunakan. Beberapa
model pertumbuhan ekonomi yang sangat terkenal diantaranya adalah model
pertumbuhan Harrod (1947) and Domar (1957), model pertumbuhan jangka
panjang Solow (1956), model akumulasi kapital Joan Robinson (1956), model
pertumbuhan Kaldor (1957), model Mahalanobis (1952), model Fel’dman (1957),
model pertumbuhan endogenus (endogenous growth model) dan lain-lain.
2.3. Pertumbuhan Ekonomi Harrod-Domar
Harrod-Domar memberi peranan kunci kepada investasi di dalam proses
pertumbuhan ekonomi, khususnya mengenai sifat ganda yang dimiliki investasi.
Pertama, investasi menciptakan pendapatan (merupakan dampak dari permintaan
investasi), dan kedua, investasi memperbesar kapasitas produksi perekonomian
dengan cara meningkatkan stok kapital (merupakan dampak dari penawaran
investasi). Karena itu selama investasi netto tersedia dan tetap berlangsung,
pendapatan riil dan output akan senantiasa meningkat. Namun demikian, untuk
Universitas Sumatera Utara
mempertahankan tingkat ekuilibrium pendapatan pada kapasitas full employment,
baik pendapatan riil dan output keduanya harus dalam laju yang sama pada saat
kapasitas produktif kapital meningkat. Kalau tidak, setiap perbedaan antara
keduanya akan menimbulkan kelebihan kapasitas atau ada kapasitas yang
menganggur (idle capacity). Hal ini memaksa pengusaha membatasi pengeluaran
investasinya yang akhirnya membawa dampak buruk terhadap perekonomian
yaitu menurunkan pendapatan dan kesempatan kerja pada periode berikutnya,
sehingga menggeser perekonomian keluar jalur steady growth. Jadi apabila
employment hendak dipertahankan dalam jangka panjang maka investasi harus
senantiasa diperbesar. Hal ini jelas memerlukan pertumbuhan pendapatan riil
secara terus menerus pada tingkat yang cukup untuk menjamin penggunaan
kapasitas secara penuh atas stok kapital yang terus tumbuh. Tingkat pertumbuhan
pendapatan yang diperlukan inilah disebut sebagai warranted rate of growth atau
tingkat pertumbuhan yang terjamin (Jhingan, 1993). Model Harrod-Domar
dibangun berdasarkan asumsi-asumsi : (1) perekonomian dalam kondisi full
employment dan closed economy, (2) tidak ada campur tangan pemerintah, (3)
APS sama dengan MPS, dan MPS dianggap konstan, (4) rasio stok kapital
terhadap pendapatan dianggap tetap, (5) tidak ada penyusutan barang kapital, (6)
tingkat harga umum konstan (upah riil sama dengan pendapatan riil), (7) tidak ada
perubahan tingkat bunga. Menurut Domar, sisi penawaran agregat ditunjukkan
melalui jumlah netto potensi kenaikan output perekonomian yang dirumuskan
sebagai berikut :
dY = Iv ………………..........................….............................……………… [2.2]
Universitas Sumatera Utara
dimana dY adalah kenaikan output, I adalah investasi, dan v adalah rasio kapital-
output. Telah kita ketahui bersama bahwa investasi itu merupakan salah satu
faktor penentu dalam permintaan agregat, dan juga telah dipahami bahwa
keterkaitan antara permintaan agregat dengan output dapat dijelaskan melalui
multiplier. Kita dapat menulis kembali bahwa dalam keseimbangan pasar barang :
Y = C + S ................................................................................................[2.3]
Oleh karena I = S dan C = cY maka,
Y = cY + I ..............................................................................................[2.4]
Y – cY = I ..............................................................................................[2.5]
( 1- c ) Y = I ..............................................................................................[2.6]
sY = I .............................................................................................[2.7]
Y = (1/s)I .............................................................................................[2.8]
Dimana Y adalah pendapatan nasional, I adalah investasi, s merupakan marginal
propensity to saving atau MPS, dan 1/s adalah multplier. Untuk menunjukan
adanya perubahan, persamaan [2.8] menjadi :
dY = ( 1/s )dI .............................................................................................[2.9]
Universitas Sumatera Utara
Menurut Domar untuk mencapai pertumbuhan steady state, permintaan agregat
harus tumbuh dalam laju yang sama dengan pertumbuhan kapasitas output.
Dengan demikian dari persamaan [2.2] dan [2.9] diperoleh :
Iv = ( 1/s ) dI ...........................................................................................[2.10]
dI/I = sv ...........................................................................................[2.11]
Kita telah membangun persamaan dasar dari Domar. Persamaan ini menunjukkan
bahwa untuk mempertahankan perekonomian dalam kondisi full employment
maka laju pertumbuhan investasi harus sama dengan "sv". Inilah batas kecepatan
laju investasi yang diperlukan untuk menjamin penggunaan kapasitas potensial
dalam rangka mempertahankan pertumbuhan steady state.
Domar memberikan contoh angka untuk menjelaskan hal ini. Misalkan diketahui
COR = v = 25 persen per tahun, MPS = s = 12 persen, dan kenaikan pendapatan
(Y) yang diharapkan adalah 150 milyar dolar per tahun. Jika full employment
hendak dipertahankan setiap tahunnya maka jumlah investasi yang harus ditanam
adalah sebesar 150 milyar dolar x 0.12 = 18 milyar dolar. Jumlah ini akan
menaikan kapasitas produksi setiap tahun sebesar : 18 milyar dolar x 0.25 = 4.5
milyar dolar, dan pendapatan nasional akan naik sebesar itu pula. Akan tetapi
kenaikan relatif pendapatan akan sama dengan kenaikan absolut di bagi
pendapatan itu sendiri, yaitu :
150 x 0.12 x 0.25
150
= 0.12 x 0.25 = 0.03 atau 3 %
Jadi untuk mempertahankan full employment, pendapatan harus meningkat dengan
laju pertumbuhan sebesar 3 persen per tahun. Inilah yang merupakan laju
Universitas Sumatera Utara
ekuilibrium pertumbuhan. Setiap perbedaan dari lintasan emas (golden path) ini
akan membawa kepada fluktuasi siklis. Bila "dI/I" lebih besar dari "sv" maka
perekonomian akan mengalami booming dan sebaliknya akan mengalami depresi.
Sekarang, misalkan rasio investasi-output itu adalah I/Y. Rasio ini dapat juga
ditulis dengan cara lain, (I/K)(K/Y), dimana (I/K) merupakan laju pertumbuhan
tingkat akumulasi kapital yang dapat dinotasikan "g", dan (K/Y) merupakan rasio
kapital-output(capital output ratio) dengan notasi "v". Selanjutnya kita dapat
menulis kembali rasio investasi output adalah :
I/Y = (I/K)(K/Y) = gv ………………….......................………………......... [2.12]
Dari persamaan [2.8] dapat diperoleh : I/Y = s, dengan demikian persamaan [2.13]
menjadi,
s = gv ………………............…..................................................................… [2.13]
atau,
g = s/v ………......................................…………………………...........…… [2.14]
dimana "s/v" merupakan laju pertumbuhan terjamin (warranted growth rate).
Sekarang ini merupakan model dasar Harrod. Model original Harrod-Domar
beranggapan bahwa s dan v adalah konstan – yang sangat ditentukan oleh struktur
institusional. Model Harrod-Domar sering juga disebut model "knife edge",
maksudnya sebagai berikut. Jika laju pertumbuhan aktual lebih kecil atau lebih
lambat dari pada laju pertumbuhan terjamin, maka akan terjadi ekses barang-
barang kapital, yang berarti investasi yang diperlukan lebih kecil dibandingkan
investasi yang terealisir, dan juga permintaan agregat melebihi penawaran agregat.
Universitas Sumatera Utara
Akibatnya ialah terjadi depresi yang berkepanjangan. Sebaliknya, jika
pertumbuhan aktual lebih besar atau lebih cepat dibandingkan dengan laju
pertumbuhan terjamin, maka pendapatan aktual berkembang dalam laju yang
lebih cepat dari yang dimungkinkan oleh pertumbuhan kapasitas produktif
perekonomiannya. Ini lebih lanjut akan menyebabkan terjadinya kekurangan
kapital. Dimana dalam kondisi seperti itu investasi yang direncanakan akan lebih
besar dibandingkan dengan investasi yang terealisir, dan produksi akan
mengalami kekurangan permintaan agregat. Dari konsep "knife edge" ini kelihatan
bahwa pertumbuhan steady-state dalam model Harrod-Domar itu sangat tidak
stabil. Ia akan menjadi stabil apabila tingkat pertumbuhan riil sama dengan "s/v"
secara permanen. Salah satu contoh penerapan model Harrod-Domar adalah
sebagai berikut. Misalkan diketahui COR suatu negara adalah 4, dan negara
tersebut mengharapkan laju pertumbuhan terjamin untuk mencapai steady state
adalah sebesar 3%. Pertanyaanya, berapakah besarnya rasio tabungan yang
diperlukan untuk mencapai pertumbuhan terjamin tersebut. Karena diketahui
bahwa COR = v = 4 dan laju pertumbuhan terjamin atau g = 3%, maka s = gv = 4
x 0,03 = 0,12 atau 12%, artinya dengan rasio kapital output sebesar 4, dibutuhkan
setiap tahun tabungan masyarakat sebanyak 12% dari pendapatannya per tahun
agar negara tersebut bisa mencapai laju pertumbuhan terjamin sebesar 3%.
Sebaliknya, jika yang diketahui adalah COR = 4 dan rasio tabungan pendapatan
atau v sebesar 3% maka laju pertumbuhan terjamin yang dapat dicapai adalah g =
s/v = 0,03 . 4 = 0,12 atau 12%.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Pertumbuhan Ekonomi Solow – Swan
Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow
(1970) dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia (1956). Teori mereka
disebut juga dengan istilah teori neoklasik. Model Solow-Swan menggunakan
unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan
besarnya output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-
Domar adalah masuknya unsur kemajuan teknologi dalam model Solow-Swan ini.
Selain itu, Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang
memungkinkan adanya substitusi antara kapital (K) dan tenaga kerja (L). Tingkat
pertumbuhan menurut mereka berasal dari tiga sumber yaitu : akumulasi modal,
bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Teknologi ini
terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik sehingga produktivitas
meningkat. Dalam model Solow-Swan, masalah teknologi dianggap fungsi dari
waktu.
Teori Solow-Swan menilai bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar
dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak
mempengaruhi atau mencampuri pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas
kebijakan fiskal daan kebijakan moneter. Model Solow-Swan secara matematika
dapat disajikan sebagai berikut :
( )tLKifiY ,,= …………..................................………………......... [2.15]
Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh (full employment) perlu
mekanisme yang menyamakan investasi (I) dengan tabungan (S). Dengan
demikian pertumbuhan mantap (steady growth) membutuhkan syarat:
Universitas Sumatera Utara
pKY
aMPKi
iii == .........................................………………......... [2.16]
dimana iMPK = marginal productivity of capital. Jika p sudah tertentu, dan a
tetap konstan maka Y (pertumbuhan pendapatan) dan K (pertumbuhan modal)
harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan
sistem adalah :
∑=∑== 111 i
ii SI …………………………….......……………...…......... [2.17]
Suatu daerah akan mengimpor modal jika tingkat pertumbuhan modalnya
lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar persaingan
sempurna MPL (marginal productivity of labor) adalah merupakan fungsi
langsung tetapi memiliki hubungan terbalik dengan MPK (marginal productivity
of capital). Hal ini bisa dilihat dari rasio modal dan tenaga kerja (K/L).
Teori Neoklasik sebagai penerus teori Klasik menganjurkan agar kondisi
selalu diarahkan untuk menuju pasar persaingan sempurna. Dalam pasar
persaingan sempurna perekonomian bisa tumbuh optimal. Sama halnya dengan
model ekonomi klasik, kebijakan yang perlu ditempuh adalah meniadakan
berbagai hambatan dalam perdagangan, perpindahan orang, barang dan modal.
Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, tenaga kerja dan perlunya perluasan
informasi pasar. Sarana dan prasarana perhubungan dibangun dengan baik, dan
terjaminnya keamanan, ketertiban dan kestabilan politik. Model Neoklasik sangat
memperhatikan kemajuan teknologi yang dapat ditempuh melalui melalui
peningkatan sumberdaya manusia.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Pertumbuhan Ekonomi Dalam Perekonomian Terbuka
Kedua Model pertumbuhan ekonomi yang baru saja dijelaskan
sebelumnya adalah dalam kerangka perekonomian tertutup (closed economy
frame work) karena tidak terdapat perdagangan internasional (ekspor-
impor).Dalam kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang terjadi dalam konteks
internasional sangat besar pengaruhnya terhadap proses
pertumbuhan.Hubungannya adalah pertama, bahwa suatu negara dapat meminjam
atau meminjamkan dana sebagai bagian dari proses pertumbuhannya.Kedua,
pertumbuhan mempunyai keterkaitan dengan pola perdagangan dari suatu negara
dan jangkauannya sampai dimana ia dapat mengimpor perubahan teknologi yang
terjadi di bagian lain.
Dalam perekonomian terbuka, Investasi dalam negeri bisa dibiayai dengan
tabungan luar negeri (world saving) dari pada tabungan dalam negeri itu sendiri
.Kita lihat model solow untuk model perekonomian terbuka.Misalkan bahwa
dunia dibagi atas dua wilayah yang masing-masing sedang tumbuh dan memiliki
tingkat pertumbuhan yang sama dan berada pada posisi steady state equilibrium
.Jika pada negara B mempunyai tingkat tabungan yang lebih tinggi daripada
negara A. Sebelumnya diketahui bahwa di dalam pertumbuhan ekonomi yang
mapan output masing masing tenaga kerja akan menjadi lebih tinggi di negara B
dari pada negara A , termasuk juga rasio pada modal – tenaga kerja. Karena
negara B banyak menggunakan modal per tenaga kerja dari negara A , maka
produktivitas marjinal modal (MPK) akan lebih rendah di negara B dari negara A
dan akibatnya tingkat bunga di negara B akan menjadi lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
Misalkan bahwa sekarang kedua perekonomian negara A dan B tersebut
membuka diri terhadap aliran modal luar negeri.Karena setiap negara ingin
mencari pendapatan yang tinggi, maka modal dengan sendirinya akan mengalir
dari negara B ke negara A. Akibatnya, negara B akan mengalami surplus dalam
neraca transaksi berjalan dan negara A mengalami defisit dalam neraca tersebut,
karena adanya kelebihan tabungan di negara B maka negara B mulai membiayai
pengeluaran investasi di negara A akibatnya rasio modal-tenaga kerja di kedua
negara itu akan sama, seperti terjadi ( Mohon Maaf tesis ini tidak lengkap,..karena
itu jika ingin melihat yang lengkap diharapkan lihat buku teks aslinya di
perpustakaan pusat / perpustakaan pascasarjana dan atau kepada pengarangnya
sendiri disebabkan adanya tindakan copn and paste ).pada output per tenaga kerja,
meskipun faktanya tingkat tabungan diantara kedua negara tersebut
berbeda.Negara dengan tingkat modal per tenaga kerja yang rendah pada awalnya
dan dengan begitu mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi pada investasi ,
maka akan menerima suatu aliran modal masuk.Selama masa transisi menuju new
steady state , maka negara yang awalnya memiliki kelangkaan modal, dalam hal
ini negara A akan memiliki tingkat pertumbuhan output diatas steady state rate.
iA SA
SB
i
0
i
A C A S 1A i0
C A D i
B 0
B
IA I
B
0 SA, IA 0 IB
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Perekonomian Terbuka terhadap aliran keuangan dilihat dari Investasi, Tabungan, Tingkat Bunga dan neraca transaksi berjalan.
Perekonomian yang terbuka dapat menjadi suatu faktor pendorong menuju
kearah penurunan dalam kesenjangan diantara berbagai negara dalam output
perkapita dan rasio modal-tenaga kerja, dan pertumbuhan ini tidak akan berubah
secara permanen.Setelah realokasi tabungan dunia, steady state growth diantara
kedua negara akan sama dengan tingkat pertumbuhan penduduk ditambah
perubahan teknologi yang meningkatkan tenaga kerja, Karena pada dasarnya
modal akan mengalir dari negara yang kaya modal ke negara miskin modal dan
kita percaya bahwa negara – negara akan menjadi pengimpor modal dalam tahap
awal di dalam proses pembangunan dan kemudian menjadi pengekspor modal.
2.6. Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal untuk
satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.” Dewasa ini
banyak negara-negara yang melakukan kebijaksanaan yang bertujuan untuk
meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan
oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi
suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan,
penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa. Menurut Husnan (1996:5)
menyatakan bahwa “proyek investasi merupakan suatu rencana untuk
menginvestasikan sumber-sumber daya, baik proyek raksasa ataupun proyek kecil
untuk memperoleh manfaat pada masa yang akan datang.” Pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
manfaat ini dalam bentuk nilai uang. Sedang modal, bisa saja berbentuk bukan
uang, misalnya tanah, mesin, bangunan dan lain-lain. Namun baik sisi
pengeluaran investasi ataupun manfaat yang diperoleh, semua harus
dikonversikan dalam nilai uang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara
seksama. Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang
dapat tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan
berhasil, atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang
kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.
Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan
mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan
perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi
pada proyek yang tidak menguntungkan. Menurut Senduk (2004:24) bahwa
produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain:
a. Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga
tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan
biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
b. Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito
tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang
tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan
antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga
yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga
Universitas Sumatera Utara
tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan
terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
c. Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli
saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan
tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan
mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual
kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya
disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih
harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada
dua yaitu deviden dan capital gain.
d. Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
(a) Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.
(b) Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
e. Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-
lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi
adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
f. Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata
uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki
perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada,
Universitas Sumatera Utara
dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-
negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin
tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah
dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula
kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi
itu sendiri.
g. Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi
dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem
mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan
penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang
rupiah sangat fluktuatif.
h. Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh
pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau
membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan
deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit
lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan
obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi
maupun lebih rendah daripada ketika membelinya. Terdapat pengelompokkan
jenis-jenis investasi yaitu:
1. Deposito berjangka
Universitas Sumatera Utara
Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi
dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1, 3, 6, 12,
dan 24 bulan.
2. Saham
Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai
hak menurut ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).
3. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga
tertentu, yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat,
guna pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran
belanjanya (debenture bond).
4. Sekuritas pasar uang
Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang
diperjualbelikan di pasar uang.
5. Sertifikat hutang obligasi
Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat
diperjualbelikan pada tingkat diskonto tertentu. Sertifikat hutang obligasi ini
merupakan bentuk investasi jangka panjang.
6. Tanah/bangunan
Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya
untuk jangka waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai
tanah/bangunan yang telah dibelinya.
7. Reksa dana.
Universitas Sumatera Utara
Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya
diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan
Manajemen Investasi (Mutual Fund).
Perusahaan maupun masyarakat(rumah tangga) menyukai untuk
berinvestasi . Perusahaan membeli barang-barang investasi untuk menambah
persediaan modalnya dan mengganti modal yang ada setelah habis dipakai dan
jumlah barang – barang investasi yang dibeli oleh perusahaan maupun masyarakat
dipengaruhi oleh tingkat bunga yang mengukur biaya dari dana yang digunakan
oleh masyarakat / perusahaan untuk membiayai investasi tersebut.Agar proyek
investasi ini menguntungkan , hasilnya (pendapatan dari naiknya produksi barang
dan jasa dimasa yang akan datang) harus melewati biayanya(yang di bayar untuk
dana pinjaman).Kalau nilai suku bunga naik, maka lebih sedikit proyek investasi
yang menguntungkan dan jumlah barang investasi yang diminta akan turun.
Contohnya seperti seseorang membeli rumah baru yang merupakan bagian dari
investasi dan dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan calon pemilik rumah
memutuskan untuk mengambil hipotek.hipotek sebesar Rp.1.000.000,- akan
berbiaya Rp.80.000,- per tahun jika tingkat bunga adalah 8% dan Rp.100.000 per
tahun jika tingkat suku bunga adalah 10%.Jika tingkat suku bunga naik,maka
biaya dari memiliki rumah akan naik dan permintaan rumah baru akan turun.
Investasi dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan tingat suku bunga
terdiri dari tingkat suku bunga riil dan tingkat suku bunga nominal, yang
membedakannya ketika tingkat harga berubah.Tingkat bunga nominal merupakan
tingkat bunga yang biasa dilaporkan oleh lembaga keuangan (tingkat bunga yang
akan dibayarkan investor dalam meminjam uang).Tingkat bunga riil merupakan
Universitas Sumatera Utara
tingkat bunga nominal yang secara berkala dikoreksi untuk menghilangkan
adanya pengaruh inflasi.Dibawah ini kita dapat melihat persamaan yang
mengaitkan investasi I pada tingkat bunga riil ‘r’
I = I(r).......................................................................................................[2.18]
Tingkat Bunga Riil (r)
Fungsi Investasi i (r)
Jumlah Investasi, I
Gambar 2.2 Fungsi Investasi
Gambar 2.2 menjelaskan mengenai fungsi Investasi.fungsi investasi
mengaitkan jumlah investasi pada tingkat bunga riil r . Investasi bergantung
kepada tingkat bunga riil karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman.Fungsi
investasi miring ke bawah : ketika tingkat bunga naik, semakin sedikit proyek
investasi yang menguntungkan.(Mankiw 2007 6th ; 60)
Pertumbuhan ekonomi negara berhubungan erat dengan tingkat
produktivitas penggunaan Modal. Dalam Makro, ICOR bisa digunakan untuk
memperkirakan besarnya kebutuhan modal yang diperlukan untuk menghasilkan
tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu (Susanti, 1995).
Universitas Sumatera Utara
Metode Perhitungan ICOR adalah :
I = ICOR [1+G]PDB
Dimana :
ICOR = Menunjukkan laju Pertumbuhan ekonomi
relatif akibat adanya investasi.
I/PDB = Persentase imvestasi terhadap PDB.
G = ΔPDB = Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDB)
Angka ICOR yang dianggap memiliki tingkat produktivitas investasi yang baik
berada antara 3 – 4, semakin tinggi ICOR memberikan indikasi kemungkinan
terjadi inefisiensi dalam penggunaan investasi ( Widodo, 2000 ), artinya jika
ICOR tinggi maka kebutuhan Investasi pada target pertumbuhan (g) tertentu akan
lebih tinggi.
Dari berbagai pendapat tentang definisi mengenai investasim dapat
disimpulkan bahwa investasi merupakan suatu pengeluaran sejumlah dama
pemerintah dan pengusaha untuk membiayai kegiatan produksi dan mendapatkan
keuntungan dimasa mendatang.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Kesempatan Kerja
Kesempatan kerja adalah memanfaatkan sumber daya manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa. Kegiatan ekonomi di masyarakat membutuhkan
tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja itu dapat juga di sebut sebagai
kesempatan kerja ( demand for labor ). Semakin meningkat pembangunan,
semakin besar pula kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini berarti semakin besar
pula pemintaan akan tenaga kerja. Sebaliknya, semakin besar jumlah penduduk,
semakin besar pula kebutuhan akan lowongan pekerjaan ( kesempatan kerja ).
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang lain
seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi
seluruh faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung
pengertian lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat
dari suatu kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan
kerja adalah mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan
pekerjaan yang masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong
tersebut (yang mengandung arti adanya kesempatan), kemudian timbul kebutuhan
akan tenaga kerja. Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata diperlukan oleh
perusahaan/lembaga menerima tenaga kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat
kerja tertentu. Data kesempatan kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk
keperluan praktis digunakan pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati
melalui banyaknya lapangan kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah
penduduk yang bekerja. Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran
bahwa tenaga kerja dalam masyarakat merupakan salah satu faktor yang potensial
untuk pembangunan ekonomi secara keseluruhan, dengan demikian jumlah
Universitas Sumatera Utara
penduduk yang cukup besar dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan
ekonomi. Kesempatan kerja yang tersedia dan kualitas tenaga kerja yang
digunakan akan menentukan proses pembangunan ekonomi untuk menjalankan
proses produksi dan juga sebagai pasar barang dan jasa.
Tenaga kerja merupakan modal bagi bergeraknya roda pembangunan.
Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan terus mengalami perubahan seiring
dengan berlangsungnya proses demografi. Dalam kegiatan proses produksi,
tenaga kerja merupakan faktor yang terpenting, karena manusia yang
menggerakan semua sarana produksi seperti bahan mentah, tanah , air dan
sebagainya.
Meningkatnya jumlah penduduk tidak hanya mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan akan pangan, sandang, perumahan tapi juga perlunya
perluasan kesempatan kerja. Penduduk sebagai sumber dari persediaan tenaga
kerja akan menimbulkan suatu dilema bila jumlahnya tidak seimbang dengan
kemampuan sektor ekonomi. Dilema yang terjadi adalah banyaknya
pengangguran maupun setengah pengangguran dan paling tidak akan banyak
terjadi ketidaksesuaian antara pendidikan dengan pekerjaan yang ditangani.
Universitas Sumatera Utara