Elvia Septia Astuti

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    1/24

    1

    PERSPEKTIF PELANGGAN DALAM MENGUKUR KINERJAPERUSAHAAN PT PADANG INTERMEDIA PERS

    Elvia Septia Astuti

    NPM. 1010005530041

    Jurusan Ekonomi

    Program studi Manajemen

    Universitas Taman Siswa

    2014

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    2/24

    2

    PERSPEKTIF PELANGGAN DALAM MENGUKUR KINERJAPERUSAHAAN PT PADANG INTERMEDIA PERS

    Elvia Septia Astuti

    Abstrak

    Penelitian ini mengenai “Perspektif Pelanggan Dalam Mengukur KinerjaPerusahaan PT. Padang Intermedia Pers”. Perspektif pelanggan pada metodebalance scorecard dapat membantu perusahaan dalam mengukur kinerja

    perusahaan secara efisien dan efektif. Pelanggan adalah harta bagi kelangsungan

    hidup perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Data penelitianini diperoleh dari penyebaran angket mengenai kepuasan pelanggan, retensi

    pelanggan, akuisisi pelanggan, profitabilitas pelanggan, pangsa pasar, atribut-atribut produk, hubungan dengan pelanggan, citra dan reputasi, aktivitas

    perusahaan dan menekankan pada perspektif pelanggan, kinerja yangmengesahkan pelanggan, Aktivitas kinerja yang mempengaruhi pelanggan sertamengenali permasalahan dan peluang untuk melakukan perbaikan. Sampel dalam

    penelitian ini adalah 100 orang responden pelanggan Harian Pagi Padang Ekspres.Hasil analisis regresi sederhana menghasilkan nilai konstanta 16,394 artinya jikatidak memperhatikan perspektif pelanggan maka kinerja perusahaan memilikinilai 16,394 dan nilai koefisien regresi 0,208 artinya jika perspektif pelanggandiperhatikan 1 satuan maka akan meningkatkan kinerja perusahaan sebesar 0,208.Temuan penelitian ini menunjukan bahwa variabel perspektif pelanggan secara

    parsial (uji t) berpengaruh signifikan terhadap pengukuran kinerja perusahaan PT.Padang Intermedia Pers. Karena nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 dannilai t-hitung 8,761 > t-tabel 1,984 dengan koefisien determinasi besarnyahubungan perspektif pelanggan terhadap pengukuran kinerja perusahaan PT.Padang Intermedia Pers sebesar 43,9% dan sisanya 56,1% dipengaruhi olehvariabel lain seperti perspektif keuangan, perspektif proses bisnis dan internalserta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

    Kata kunci: Perspektif Pelanggan, Kinerja Perusahaan

    1

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    3/24

    3

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Penelitian

    Untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu yang memberikan pengaruh

    pada performa perusahaan, pelanggan merupakan orang yang menuntut hal

    tersebut. Pelanggan menjadi salah satu harta yang sangat penting dalam

    keberlangsungan usaha. Untuk mengenal apa yang mereka mau, yang mereka

    butuhkan dan bagaimana mereka bisa mengenal kita.

    Pada saat ini minat pelanggan terhadap perkembangan media sangat tinggi

    untuk mengetahui suatu informasi berpengaruh pada meluasnya persaingan

    berbagai media untuk berlomba-lomba dalam menyajikan informasi dengan cara

    yang kompetitif dan menarik agar terciptanya kepuasan pelanggan yang

    merupakan hal yang sangat penting dan harus dipenuhi melalui aktivitas

    perusahaan untuk mencapai kejayaan dalam aspek keuangan. Sebab tanpa

    pelanggan dan penguasaan pasar yang solid, perusahaan bisnis tidak lagi

    mempunyai alasan untuk meneruskan nafas bisnisnya. Keinginan pelanggan yang

    beragam menuntut perusahaan agar lebih bekerja keras dalam mempengaruhi

    pelanggan.

    Kinerja perusahaan merupakan hal penting dalam meningkatkan persaingan,

    menuntut setiap perusahaan untuk melaksanakan strategi dalam memenangkan

    persaingan dan mampu menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien

    sehingga visi dan misi perusahaan dapat tercapai (Junaidi, 2002:13). Oleh karena

    itu perusahaan terus berupaya untuk merumuskan dan menyempurnakan strategi-

    strategi bisnis untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas penerapan strategi

    tersebut. Maka manajemen perusahaan perlu mengukur kinerja bisnis mereka.

    Kemampuan perusahaan dalam menetapkan keputusan dan kebijakan strateginya

    akan sangat menentukan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

    PT. Padang Intermedia Pers adalah sebuah perusahaan yang bergerak di

    bidang surat kabar dengan nama Harian Pagi Padang Ekspres yang sering disebut

    juga dengan Padek . Dalam perkembangannya Harian Pagi Padang Ekspres sejak

    tahun 2000 sudah memimpin pasar dan beredar sampai pelosok Sumatra Barat,

    kini diusianya yang ke-15 dengan oplah yang beredar berkisar 52.000 eksplar/hari

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    4/24

    4

    atau dibaca minimal oleh sekitar 260.000-an orang (rata-rata satu surat kabar

    dibaca 5 orang). Lembaga riset ternama di dunia, Roy Morgan International

    merilis hasil survei lima koran teratas untuk 17 provinsi di Indonesia. Penelitian

    dilakukan pada 21 kota besar, 22 kota kecil, dan pedesaan, secara serentak. Untuk

    Sumbar, selama lima tahun terakhir Harian Pagi Padang Ekspres menjadi market

    leader. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini, total pembaca Harian Pagi

    Padang Ekspres lebih tinggi dibandingkan surat kabar lokal lainnya.

    Gambar 1. Grafik Pembaca Surat Kabar di Kota Padang

    Sumber : Source Roy Morgan Single Source Indonesia September 2013 (urban)

    Dilihat dari prestasi yang telah dicapai oleh PT. Padang Intermedia Pers

    masih belum bisa diidentifikasikan bahwa kinerja perusahaan selama ini terbilang

    baik. Dipandang dari perspektif pelanggan ditemukan keterlambatan surat kabar

    yang sampai ke tangan pelanggan yang memberikan nilai negatif di mata

    pelanggan, baik dikarenakan kendala dalam jadwal pencetakan surat kabar

    maupun dari keterlambatan pihak loper yang tidak terkontrol dalam jadwal

    pengantaran surat kabar. Dilihat dari visi misi dari PT. Padang Intermedia Pers

    indikator keberhasilan merupakan alat ukur yang harus dievaluasi secara periodik

    berkesinambungan. Perbaikan kinerja entitas publik menjadi suatu keharusan yang

    mau tidak mau haruslah dilakukan sesuai dengan visi dari perusahaan untuk

    menjadi perusahaan surat kabar terbesar di Sumatra Barat dengan karakter:

    Aspirasi rakyat yang hidup, berkembang berdasar proporsional (kepekaan sosial

    yang a lert atau responsibilitive), memiliki unsur-unsur intelektualitas atau disiplin

    134

    182

    163

    153

    111

    94

    77

    45%

    37%38%

    20%

    16%

    12%13%

    10%

    8%

    8%

    6%

    -

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    160

    180

    200

    Sep-08

    Dec-08

    Mar-09

    Jun-09

    Sep-09

    Dec-09

    Mar-10

    Jun-10

    Sep-10

    Dec-10

    Mar-11

    Jun-11

    Sep-11

    Dec-11

    Mar-12

    Jun-12

    Sep-12

    Dec-12

    Mar-13

    Jun-13

    Sep-13

    N o

    . o f P e o p l e ( ' 0 0 0 )

    0%

    5%

    10%

    15%

    20%

    25%

    30%

    35%

    40%

    45%

    50%

    Newspaper Readers (L7Ds) Padang Ekspres (M-Sa av) Pos Metro Padang (M-Sa av) (from Oct12)Singgalang - Padang (M-Sa av) Haluan Padang (M-Sa av)

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    5/24

    5

    ilmu dan modernisasi, menjadi bangunan dan kemajuan masyarakat atau daerah

    Sumatera Barat serta akuntabilitas publik.

    Pencapaian visi tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia yang

    berkualitas untuk menaikan kinerja perusahaan. Perusahaan dituntut selalu bisa

    melayani pelanggan dan memberikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

    pelanggan, menunjukan kinerja perusahaan sehingga bisa menciptakan reputasi

    yang bagus di mata pelanggan. Agar perusahaan bisa bertahan dalam umur bisnis

    jangka panjang. Berdasarkan penjelasan tersebut, sangat jelas bahwa pengukuran

    kinerja perusahaan harus dilakukan dengan jelas. PT. Padang Intermedia Pers

    hanya melakukan pengukuran kinerja berdasarkan peningkatan kinerja keuangan

    perusahaan, di mana pengukuran kinerja keuangan tidak dapat menggambarkan

    kinerja perusahaan secara keseluruhan. Pengukuran kinerja keuangan hanya

    menilai kinerja untuk jangka pendek dan tidak memperhitungkan harta-harta tak

    nampak yang dimiliki perusahaan serta lemahnya dalam pengendalian pertahanan

    pelanggan yang berpengaruh kepada laba perusahaan.

    Melihat permasalahan tersebut, maka penulis memilih menggunakan

    alternatif pengukuran kinerja perusahaan dengan sistem balance scorecard pada

    PT. Padang Intermedia Pers di Padang Sumatra Barat yang lebih komprehensif,

    akurat, terukur karena selama ini pengukuran kinerja yang dilakukan pihak PT.

    Padang Intermedia Pers masih menitikberatkan pada aspek keuangan saja.

    Balance scorecard adalah salah satu alat manajemen yang telah terbukti

    dalam menjalankan strategi bisnis. Melihat keunggulan yang ada pada balance

    scorecard , dimana peneliti merancang tolok ukur yang harus dibuat berdasarkan

    pendekatan balance scorecard terhadap PT. Padang Intermedia Pers dari satu

    perspektif saja yaitu perspektif pelanggan dan mengetahui apakah perspektif

    pelanggan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan.

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis

    tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Perspektif Pelanggan Dalam

    Mengukur Kinerja Perusahan PT. Padang Intermedia Pers ” .

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    6/24

    6

    Perumusan Masalah

    Berdasarkan ;atar belakang masalah di atas dan untuk lebih mengarahkan

    pembahasan ini agar sesuai dengan yang diharapkan, maka penulis merumuskan

    permasalahan ini sebagai berikut : “ Bagaimana pengaruh perspektif pelanggan

    dalam mengukur kinerja perusahaan di PT. Padang Intermedia Pers ?”

    Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisa pengaruh

    perspektif pelanggan dalam mengukur kinerja perusahaan di PT. Padang

    Intermedia Pers.

    LANDASAN TEORI

    Pelanggan

    Pelanggan adalah semua orang yang menuntut organisasi untuk memenuhi

    standar kualitas tertentu, dan karena itu memberikan pengaruh pada kinerja

    organisasi (Nasution, 2005:45).

    Pelanggan adalah pondasi dari keberhasilan strategi tingkat bisnis. Ketika

    mempertimbangkan pelanggan-pelanggan sebuah perusahaan secara simultan

    mempelajari tiga masalah: siapa, apa, dan bagaimana (Hoskisson, 2001:186).

    Pentingnya peranan pelanggan dalam bagi kelangsungan hidup perusahaan

    seringkali diungkapkan para pelaku bisnis dengan cara mengungkapkannya

    melalui pujian dan kebanggaan kepada pelanggan. Di mana pelanggan, adalah

    pihak yang memakai nilai, mereka membentuk harapan akan nilai (Hurriyati,

    2005:106).

    Menurut Irawan (2004:1) mengemukakan bahwa “Pelanggan adalah orangyang paling penting dalam perusahaan”. Sedangkan Rangkuti (2006:318)

    menyebutkan : “Pelanggan adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

    produk atau jasa. Seseorang bisa disebut pelanggan tanpa perlu membeli produk

    atau jasa, melainkan cukup hanya mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

    jasa tersebut.”

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    7/24

    7

    Perspektif Pelanggan

    Balance scorecard mengukur bagaimana pandangan pelanggan terhadap

    aktivitas perusahaan. Pada masa lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan

    diri pada kemampuan internal dan kurang memperhatikan kebutuhan konsumen.

    Sekarang strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal.

    Jika suatu unit bisnis ingin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam

    jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa

    yang bernilai dari biaya perolehannya. Suatu produk akan semakin bernilai

    apabila kinerjanya semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang

    diharapkan dan yang dipersepsikan konsumen (Julianto, 2000).

    Jauch (1994: 83) mengatakan, “s ektor pelanggan merupakan salah satu

    sektor yang penting untuk diperhatikan oleh manajemen. Faktor kepuasan

    pelanggan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan sangat mempengaruhi

    kelangsungan hidup perusahaan”.

    Perspektif pelanggan adalah bagaimana pelanggan memandang perusahaan

    sehingga untuk mewujudkan visi perusahaan, apa yang harus perusahaan

    tampilkan kepada pelanggan (Kaplan dan Norton, 1996).

    Dalam perspektif pelanggan, manajer perlu mengidentifikasikan segmen

    pasar yang akan dituju oleh perusahaan dan mengukur unit bisnisnya. Ada dua

    kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan yaitu :

    1. Core Measur ement Group (Kelompok Pengukuran Lama)

    The core outcome measure include customer satisfaction, customer

    retention, new customer acrquisition, customer profitability market and account

    share in targeted segment (Kaplan dan Norton, 1996:26).

    Kelompok pengukuran pelanggan utama pada umumnya sama untuk semua

    jenis perusahaan, kelompok pengukuran ini terdiri dari pengkuran :

    a. Kepuasan Pelanggan

    Kepuasan pelanggan atau konsumen adalah tingkat perasaan konsumen

    setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya (Umar,

    2005:65). Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:177) mengatakan

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    8/24

    8

    bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

    muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap

    kinerja yang diharapkan.

    Faktor utama dalam menentukan tingkat kepuasan pelanggan adalah:

    1. kualitas produk

    2. kualitas pelayanan

    3. emosional

    4. harga

    5. biaya.

    b. Retensi Pelanggan

    Kaplan dan Norton (1996:73) mengatakan bahwa retensi pelanggan

    (customer retention ) adalah suatu aktivitas yang diarahkan untuk mampu menjaga

    interaksi yang terus berkelanjutan dengan pelanggan melalui hubungan

    berkelanjutan, loyalitas pemasaran, database pemasaran, permission marketing,

    dan kemajuan-kemajuan.

    c. Akuisisi Pelanggan

    Akuisisi pelanggan adalah proses identifikasi, mendekati dan

    mengembangkan hubungan dengan pelanggan baru. Adalah penting bahwa

    hubungan baru yang terbentuk diperoleh dari jenis hak pelanggan, dalam rangka

    untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan dan meningkatkan penjualan.

    Akuisisi pelanggan dapat dilakukan melalui presentase jumlah penambahan

    pelanggan baru dan perbandingan total penjualan dengan jumlah pelanggan baru

    yang ada (Kaplan, 1996:67).

    d. Profitabilitas PelangganSecara teori, fenomena mempertahankan pelanggan yang dapat memberikan

    kontribusi terhadap keberlangsungan usaha tersebut berkaitan dengan

    profitabilitas pelanggan. Pengukuran terhadap profitabilitas pelanggan dapat

    dilakukan dengan menggunakan teknik Activity Based-Costing ( ABC ) atau

    pembiayaan berbasis aktivitas.

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    9/24

    9

    e. Pangsa Pasar

    Pangsa pasar mengukur proporsi perusahaan dari total usaha dalam pasar

    tertentu, ukuran pangsa pasar adalah kelompok customer yang menjadi target atau

    segmen pasar yang terspesifikasi. Ukuran ini dapat menunjukkan seberapa kuat

    atau seberapa dominant suatu perusahaan dalam menguasai pasar untuk produk

    atau jasa tertentu. Mengukur pangsa pasar dapat segera dilakukan bila kelompok

    pelanggan sasaran atau segmen pasar sudah ditentukan.

    2. Costumer Value Propor tion (Proposi Nilai pelanggan)

    a. Atribut-atribut Produk b. Hubungan dengan Pelanggan

    c. Citra dan Reputasi

    Keunggulan dari metofe balance scorecard ini adalah komprehensif,

    koheren, seimbang, dan terukur. Sedanglan kelemahannya Balance scorecard

    belum dapat menetapkan secara tepat sistem kompensasi yang biasanya

    merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja, bentuk organisasi yang cocok

    untuk perkembangan proses dalam organisasi dimana diperlukan suatu wadahstruktur yang dapat memberikan umpan balik kepada semua ini, dan belum

    adanya standar ukuran yang baku terhadap hasil penilaian kinerja perusahaan

    dengan metode balance Scorecard .

    Bal ance Scorecard

    Dalam lingkungan yang baru ini sistem informasi tradisional yang terbatas

    pada tolok ukur keuangan yang berkembang dalam revolusi industri ataupun jasa

    tidak lagi memadai untuk memobilisasi dan mengeploitasi sumber daya yang

    sebagian besar merupakan aset tak berwujud. Oleh karena itu untuk meningkatkan

    mutu informasi dan mengimplementasikan strategi perusahaan diperlukan sistem

    informasi yang meliputi sistem informasi keuangan maupun non keuangan. Kini

    Kaplan dan Norton telah merancang suatu sistem pengukuran komprehensif yang

    belakangan ini terkenal dengan sebutan balance scorecard .

    Mulyadi, (2001:1) menyebutkan bahwa :

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    10/24

    10

    “ Balance scorecard merupakan seperangkat peralatan manajemen yang

    digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi dalam

    melipatgandakan kinerja keuangan yang mencakup empat perspektif yaitu:

    keuangan, konsumen, proses bisnis atau intern, dan pembelajaran dan

    pertumbuhan. ”

    Konsep balance scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan

    implementasi konsep tersebut. Balance scorecard terdiri dari dua kata :

    a) Scorecard (kartu skor) yaitu kartu yang digunakan untuk mencatat skor

    hasil kinerja seseorang yang nantinya digunakan untuk membandingkan

    dengan hasil kinerja yang sesungguhnya.

    b) Balanced (berimbang) yaitu untuk menunjukkan bahwa kinerja personel

    atau karyawan diukur secara seimbang dan dipandang dari dua aspek yaitu:

    keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, dan dari

    intern maupun ekstern.

    Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja

    seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan untuk merencanakan skor yang

    hendak diwujudkan oleh personel di masa depan. Melalui kartu skor, skor yang

    hendak diwujudkan personel di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja

    sesungguhnya. Hasil perbandingan ini digunakan untuk melakukan evaluasi atas

    kinerja personal yang bersangkutan. Kata berimbang dimaksudkan untuk

    menunjukan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua aspek :

    keuangan dan nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan

    ekstern. Oleh karena itu, jika kartu skor personel digunakan untuk merencanakan

    skor yang hendak diwujudkan di masa depan, personel tersebut harus mengitung

    keseimbangan antara pencapaian kinerja keuangan dan nonkeuangan, antara

    kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang, serta antara kinerja yang

    bersifat intern dan kinerja yang bersifat ekstern.

    Berikut ini dikemukakan pengertian balance scorecard menurut beberapa

    ahli, di antaranya:

    1. Robert S. Kaplan dan David P. Norton (1997:7): “ Balance scorecard

    merupakan suatu metode penilaian yang mencakup empat perspektif untuk

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    11/24

    11

    mengukur kinerja perusahaan, yaitu perspektif keuangan, perspektif

    pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran

    dan pertumbuhan”.

    2. Amin Widjaja Tunggal (2002:1): “ Balance scorecard juga menunjukkan

    bagaimana perusahaan menyempurnakan prestasi keuangannya.”

    3. Teuku Mirza (1997:14): “Tujuan dan pengukuran dalam balance scorecard

    bukan hanya penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non-

    keuangan yang ada, melainkan merupakan hasil dari suatu proses atas

    bawah ( top-down ) berdasarkan misi dan strategi dari suatu unit usaha, misi

    dan strategi tersebut harus diterjemahkan dalam tujuan dan pengukuran

    yang lebih nyata”.

    Ide tentang balance scorecard pertama kali dipublikasikan dalam artikel

    Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992

    dalam sebuah artikel berjudul “ Balance Scorecard-Meansures that Drive

    Performance ”. Balance scorecard dikembangkan sebagai sistem pengukuran

    kinerja yang memungkinkan para eksekutif memandang perusahaan dari beberapa

    perspektif secara simultan.

    Mulai pertengahan tahun 1993, perusahaan konsultan yang dipimpin oleh

    David P. Norton, Renaissance Solution, Inc , menerapkan balance scorecard

    sebagai sarana untuk menerjemahkan dan mengimplementasikan strategi di

    berbagai perusahaan kliennya. Sejak saat itu, balance scorecard tidak saja

    digunakan sebagai sistem pengukuran kinerja namun berkembang lebih lanjut

    sebagai sistem manajemen strategis.

    Tujuan dan pengukuran keuangan dalam balance scorecard bukan hanya

    penggabungan dari ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan yang ada

    melainkan merupakan hasil dari proses top-down berdasarkan misi dan strategi

    dari suatu unit usaha. Misi dan strategi harus diterjemahkan oleh balance

    scorecard menjadi suatu tu juan dan ukuran yang nyata. Kata “ balance ” di sini

    menekankan keseimbangan antara beberapa faktor :

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    12/24

    12

    a) Keseimbangan antara pengukuran eksternal bagi stakeholder dan konsumen

    dengan pengukuran internal bagi proses internal bisnis, inovasi dan proses

    belajar dan tumbuh.

    b) Keseimbangan antara pengukuran hasil dari usaha masa lalu dengan

    pengukuran yang mendorong kinerja masa mendatang.

    c) Keseimbangan antara unsur obyektivitas, yaitu pengukuran berupa hasil

    kuantitatif yang diperoleh secara mudah dengan unsur subyektivitas, yaitu

    pengukuran pemicu kinerja yang membutuhkan pertimbangan.

    Dengan demikian, balance scorecard merupakan suatu sistem manajemen

    pengukuran dan pengendalian secara cepat dan komprehensif dapat memberikan

    pemahaman kepada manajemen tentang kinerja bisnis. Pengukuran kinerja

    tersebut memandang unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan,

    pelanggan, proses bisnis dalam perusahaan serta proses pembelajaran dan

    pertumbuhan.

    Bal ance Scorecard Sebagai Sebuah Sistem Manajemen

    Balance scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masalalu dengan ukuran pendorong ( drivers ) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran

    scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujan dan ukuran memandang kinerja

    perusahaan dari empat perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal,

    serta pembelajaran dan pertumbuhan. Empat perspektif ini memberi kerangka

    kerja bagi balance scorecard (Lihat Gambar 2.1).

    Gambar 2. Bal ance Scorecard

    Sumber: Kaplan dan Norton, “Using the Balance Scorecard as a Strategic Management System,” Harvard

    Business Review (Januari-Februari 1996:76)

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    13/24

    13

    Dari gambar di atas dikatakan dalam persepktif finansial bahwa “untuk

    berhasil secara finansial, apa yang harus kita perlihatkan pada pemegang saham?”.

    Dari perspektif P elanggan dikatakan bahwa “untuk mewujudkan visi kita, apa

    yang harus kita perlihatkan kepada pelanggan kita?”. Dari perspektif

    pembelajaran dan pertumbuhan dikatakan bahwa “untuk mewujudkan visi kita,

    bagaimana kita memelihara kemampuan kita untuk merubah dan meningkatkan

    diri?”. Pada perspektif proses bisnis internal dikatakan bahwa “untuk

    menyenangkan para pemegang saham dan pelanggan kita proses bisnis apa yang

    harus kita kuasai dengan baik?”.

    Balance scorecard seharusnya menerjemahkan misi dan strategi unit bisnis

    kedalam berbagai tujuan dan ukuran. Balance scorecard menyatakan adanya

    keseimbangan antara berbagai ukuran eksternal para pemegang saham dan

    pelanggan, dengan berbagai ukuran internal proses bisnis penting, inovasi, serta

    pembelajaran dan pertumbuhan. Keseimbangan juga dinyatakan antara semua

    ukuran hasil apa yang dicapai oleh perusahaan pada waktu masa lalu dengan

    semua ukuran faktor pendorong kinerja masa depan perusahaan. Scorecard juga

    mengatakan keseimbangan antara semua ukuran hasil yang objektif dan mudah

    dikuantifikasi dengan faktor penggerak kinerja berbagai ukuran hasil yang

    subjektif dan agak berdasarkan pertimbangan sendiri.

    Balance scorecard lebih dari sekedar sistem pengukuran taktis atau

    operasional. Perusahaan yang inovatif menggunakan scorecard sebagai sebuah

    sistem manajemen strategis, untuk mengelola strategi jangka panjang

    Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau

    kegagalan perusahaan dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam

    rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misinya. Dengan kata lain, kinerja

    merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.

    Atkinson (1995:51) mengemukakan bahwa penilaian kinerja mengukur

    berbagai aktivitas tingkat organisasi sehingga menghasilkan informasi umpan

    balik untuk melakukan perbaikan organisasi.

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    14/24

    14

    Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian kinerja.

    Ada berbagai metode penilaian kinerja yang digunakan selama ini.

    Atkinson, et. al. (1995:57) menyatakan pengukuran kinerja sebagai berikut:

    “Performance measurement is perhaps the most important,

    mostmisunderstood, and most difficult task in management accounting.

    Aneffective system of performance measurement containts criticalperformance

    indicator (performance measures) that (1) consider eachactivity and the

    organization it self from the customer’s perspective, (2)evaluate each activity

    using customer – validated measure ofperformance, (3) consider all facets of

    activity performance that affectcustomers and, therefore, are comprehensive,

    and (4) provide feed- backto help organization members identity problems and

    opportunities forimprovement”.

    Tujuan pokok pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

    pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah

    ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan hasil dan tindakan yang diinginkan

    (Mulyadi, 2001:420).

    Kerangka Konseptual

    Dari metode balance scorecard yang diterapkan pengukuran kinerja

    perusahaan pada penelitian ini yang berfokus pada perspektif pelanggan dapat

    dilihat kerangka konseptualnya sebagai berikut :

    Gambar 3. Kerangka Konseptual Penelitian

    Hipotesis

    Diduga perspektif pelanggan pada metode balance scorecard berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja perusahaan.

    Perpektif Pelanggan(X) Kinerja Perusahaan(Y)

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    15/24

    15

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodologi

    penelitian kuantitatif, teknik pengumpulan data lebih banyak dilakukan dengan

    cara survei dan penyebaran angket.

    Identifikasi Variabel Penelitian

    Berdasarkan rumusan judul penelitian ini dapat diidentifikasi beberapa

    variabel yaitu :

    1. Varibel bebas dalam penelitian ini adalah Perspektif Pelanggan (X).

    2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan (Y).Defenisi Operasional Variabel

    Untuk lebih jelasnya mengenai variabel-variabel dalam penelitian ini, maka

    dikemukan definisi operasional variabel dan indikator dari setiap variabel

    penelitian, seperti dapat dilihat secara ringkas dalam tabel berikut :

    Tabel 1. Indentifikasi Variabel Penelitian dan Pengukurannya

    Variabel Definisi Operasional Indikator engukuran

    1. PerspektifPelanggan(X)

    Bagaimana pelangganmemandang

    perusahaan sehinggauntuk mewujudkanvisi perusahaan, apayang harus perusahaantampilkan kepada

    pelanggan(Kaplan & Norton,1996)

    1. Kepuasan pelanggan2. Retensi pelanggan3. Akuisisi pelanggan4. Profitabilitas pelanggan5. Pangsa pasar6. Atribut-atribut produk7. Hubunagn dengan

    pelanggan8. Citra dan reputasi

    (Kaplan & Norton, 1996)

    Skala Likert

    2. KinerjaPerusahaan(Y)

    Kinerja mengukur berbagai aktivitastingkat organisasisehingga menghasilkaninformasi umpan balikuntuk melakukan

    perbaikan organisasi.(Atkinson , 1995:51)

    1. Aktivitas perusahaan danmenekankan pada

    perspektif pelanggan.2. Kinerja yang

    mengesahkan pelanggan.3. Aktivitas kinerja yang

    mempengaruhi pelanggan

    4. Mengenali permasalahandan peluang untukmelakukan perbaikan.(Atkinson, 1995:57) anWirtz,

    Skala Likert

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    16/24

    16

    Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Surat Kabar PT. Padang

    Intermedia Pers yaitu Harian Pagi Padang Ekspres yang hanya berada di kota

    Padang dan hanya pelanggan perorangan, bukan merupakan instansi. Populasi

    pelanggan yang diteliti adalah rata-rata pelanggan yang terdata dari awal tahun

    2009 hingga akhir tahun 2013 yaitu 10.376 pelanggan.

    Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu probability sampling yaitu

    dengan teknik “Sample Random Sampling” yaitu pengambilan anggota sample

    dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

    populasi itu, (Sugiono, 2009:64) dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang

    responden pelanggan Harian Pagi Padang Ekspres yang berdomisili di Kota

    Padang. Hal ini dimaksudkan agar lebih mengetahui besar pengaruh antara

    variabel perspektif pelanggan dalam metode balance scorecard terhadap variabel

    kinerja perusahaan PT. Padang Intermedia Pers.

    Metode Analisa Data

    1. Analisis Regresi Linear Sederhana

    Untuk mengetahui besarnya pengaruh perspektif pelanggan dalam metode balance scorecard terhadap kinerja perusahaan penulis menggunakan analisis

    regresi linear sederhana. Jika dua variabel berkorelasi maka variabel yang satu

    dapat mempengaruhi ataupun tidak terhadap variabel yang lain dengan persamaan

    sebagai berikut:

    Y = a + bX + e

    Di mana:

    Y = Kinerja Perusahaan a = Nilai konstanta

    b = Koefisien regresi perspektif pelangganX = Perspektif Pelanggane = Standart error

    2. Uji t

    Untuk menguji kebenaran hipotesis dilakukan adalah pengujian secara

    parsial melalui uji t yang dilihat berdasarkan tabel coefficient nilai p-value untuk

    setiap variabel. Uji t dapat dilihat dari nilai p-value dari variabel, jika nilai p-value

    t test kecil dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti bahwa variabel

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    17/24

    17

    independen mempunyai hubungan linier dengan variabel dependen. Apabila nilai t

    test variabel lebih besar dari t tabel (t test > t tabel), maka H 1 diterima yang

    berarti bahwa variabel independen mempunyai hubungan linier dengan variabel

    dependen.

    Rumus uji t dapat dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut:

    thitung = r n −21 −r 2 Di mana :

    thitung = Koefisien korelasin = Jumlah sampel penelitian

    r = Nilai korelasiHipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

    1. H1 diterima jika nilai p-value pada kolom sig. < level of significant (α) dan

    nilai t hitung > t tabel untuk uji sisi positif atau nilai t hitung < t tabel untuk

    uji sisi negatif yang menyatakan adanya dampak signifikan antara perspektif

    pelanggan terhadap kinerja perusahaan.

    2. H0 diterima jika nilai p-value pada kolom sig. > level of significant (α) dan

    nilai t hitung < t tabel untuk uji sisi positif atau nilai t hitung > t tabel untukuji sisi negatif yang menyatakan adanya dampak tidak signifikan antara

    perspektif perspektif terhadap kinerja perusahaan.

    Uji Koefisien Determinasi (R 2)

    Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan variabel

    independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, nilai koefesien

    determinasi dapat dilihat pada tabel model summary dan tertulis R Square.

    Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut :K = R 2

    Di mana : K = Koefisien determinasiR = Koefisien korelasi

    ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Deskriptif Umum Responden

    Proses penyebaran angket dilakukan dengan menyebarkan angket kepada

    100 orang respinden dengan hasil gambaran profil responden berjenis kelamin

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    18/24

    18

    laki-laki yaitu sebanyak 59 orang (59,0%) dan responden berjenis kelamin

    perempuan yaitu sebanyak 41 orang (41,0%). Usia responden yang kurang dari 30

    tahun yaitu sebanyak 45 orang (45,0%), yang berusia 30 tahun sampai 40 tahun yaitu

    sebanyak 41 orang (41,0%), yang berusia 40 tahun sampai 50 tahun yaitu sebanyak 12

    orang (12,0%), dan sisanya yang berusia lebih dari 50 tahun yaitu sebanyak 1 orang

    (3,8%).

    Pedidikan responden yang memiliki pendidikan SLTP sebanyak 16 orang (16,0%),

    yang memiliki pendidikan SLTA sebanyak 33 orang (33,0%), yang memiliki pendidikan

    D3 sebanyak 22 orang (22,0%), yang memiliki pendidikan S1 sebanyak 16 orang

    (16,0%), yang memiliki pendidikan S2 sebanyak 7 orang (7,0%), dan sisanya respondenyang tidak termasuk dalam kelompok pendidikan SLTP, SLTA, D3, S1, maupun S2

    adalah sebanyak 6 orang (6,0%). Pekerjaan responden penelitian, bahwa responden

    dengan pekerjaan PNS adalah sebanyak 19 orang (19,0%), kemudian dengan

    pekerjaan wiraswasta sebanyak 21 orang (21,0%), responden dengan pekerjaan

    karyawan swasta sebanyak 37 orang (37,0%), yang masih mahasiswa sebanyak 12

    orang (12.0%) dan responden yang tidak termasuk dalam kelompok pekerjaan

    PNS, wiraswasta, karyawan swasta maupun mahasiswa adalah sebanyak 11 orang.

    Responden penelitian yang sudah berlangganan Harian Pagi Padang Ekspres

    kurang dari 1 tahun adalah sebanyak 24 orang (24,0%), sedangkan responden

    yang sudah berlangganan dari 1 tahun sampai 3 tahun adalah sebanyak 29 orang

    (29,0%), responden yang sudah berlangganan dari 3 tahun sampai 6 tahun adalah

    sebanyak 36 orang (36.0%) dan responden yang sudah berlangganan lebih dari 6

    tahun adalah sebanyak 11 orang. Pendapatan responden penelitian dengan

    pendapatan kurang dari Rp.1.500.000,- adalah sebanyak 17 orang (17,0%),

    responden dengan pendapatan mulai dari Rp.1.500.000,- sampai dengan

    Rp.3.000.000,- adalah sebanyak 48 orang, responden dengan pendapatan mulai

    dari Rp.3.000.000,- sampai dengan Rp.4.500.000,- adalah sebanyak 25 orang

    (25,0%), responden dengan pendapatan mulai dari Rp.4.500.000,- sampai dengan

    Rp.6.000.000,- adalah sebanyak 8 orang (8,0%) dan responden dengan

    pendapatan lebih dari Rp.6.000.000,- adalah sebanyak 2 orang (2,0%).

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    19/24

    19

    Analisis Inferensial

    Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan analisisinferensial yang berguna untuk mengetahui tingkat keakuratan, kehandalan dari

    setiap variabel penelitian uang akan diuji. Secara umum pengujian yang

    digunakan meliputi uji validitas untuk mengetahui valid atau tidak validnya

    pernyataan dapat diketahui dari konstruk atau faktor loading yang terbentuk lebih

    besar atau sama dengan 0,197 dan tidak mengalami kerancuan dan ambigu

    terhadap 23 pernyataan yang medukung variabel independent dan 9 pernyataan

    yang mendukung variable dependent dengan hasil uji statistik yang apat

    disimpulkan bahwan seluruh pernyataan yang valid tersebut dapat diteruskan

    dalam tahap pengujian hipotesis.

    Uji reliabilitas, untuk mengetahui kehandalan variable yang telah didukung

    oleh pernyataan yang valid apabila digunakan pada waktu dan tempat yang

    berbeda maka dilakukan pengujian reliabilitas.

    Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Perspektif Pelanggandan Kinerja Perusahaan

    No. Variabel Cronbach's Alpha Keterangan

    1. Perspektif Pelanggan 0.898 Reliabel

    2. Kinerja Perusahaan 0.812 Reliabel

    Seluruh variable yang digunakan di dalam penelitian ini menghasilkan nilai

    Cronbach alpha > 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variable yang

    digunakan memiliki kehandalan sehingga dapat diteruskan kepada tahap

    pengujian hipotesis.

    Uji Model Regresi

    Untuk mengetahui pengaruh perspektif pelanggan terhadap pengukuran

    kinerja perusahaan, maka dilakukan pengujian model regresi linear sederhana.

    Tabel 3. Hasil Analisis Data Untuk Persamaan Regresi Linear Sederhana

    Keterangan Koefisien Regresi Std. Error

    Konstanta 16,394 2,144

    Perspektif Pelanggan 0,208 0,024

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    20/24

    20

    Hasil pengujian dapat diformulasikan persamaan regresi linear sederhana

    sebagai berikut : Y = 16,394 + 0,208 X + e

    Dari persamaan regresi di atas dapat dijelaskan bahwa perspektif pelanggan

    menghasilkan nilai koefisien regresi berslope positif sebesar 0,208 artinya adalah

    perspektif pelanggan memiliki pengaruh positif terhadap penukuran kinerja

    perusahaan PT. Padang Intermedia Pers, dengan asumsi faktor lain selain faktor-

    faktor yang digunakan dianggap tetap atau konstan.

    Uji t

    Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel perspektif pelangganterhadap kinerja perusahaan PT. Padang Intermedia Pers maka dilakukan uji t.

    Tabel 4. Hasil Analisis Data Untuk Uji t

    Variabel Sig. Alpha KesimpulanKonstanta - - -Perspektif Pelanggan 0,000 0.05 Signifikan

    Dari pengujian ditemukan nilai signifikan sebesar 0,000 nilai yang

    dihasilkan tersebut jauh berada di bawah alpha sehingga keputusannya adalah H1diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa perspektif pelanggan memiliki

    pengaruh terhadap pengukuran kinerja perusahaan PT. Padang Intermedia Pers.

    Uji Koefesien Determinasi (R 2)

    Untuk mengetahui kemampuan perspektif pelanggan dalam mempengaruhi

    pengukuran kinerja perusahaan maka dilakukan pengujian koefisien determinasi.

    Tabel 5. Hasil Koefisien Determinasi (R 2)

    Keterangan R 2 KesimpulanPerspektif Pelanggan 0,439 Kuat

    Nilai R 2 sebesar 0,439 yang artinya perspektif pelanggan memiliki

    pengaruh terhadap kinerja perusahaan sebesar 43,9% dan sisanya 56,1%

    dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti perspektif keuangan, perspektif proses

    bisnis serta perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan

    Norton:1996).

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    21/24

    21

    Implikasi dan Pembahasan Penelitian

    Dari penelitian yang dilakukan di PT. Padang Intermedia Pers memiliki

    pengaruh perspektif pelanggan yang terdiri kepuasan pelanggan, retensi

    pelanggan, akuisisi pelanggan, profitabilitas pelanggan, pangsa pasar, atribut

    produk, hubungan dengan pelanggan serta citra dan reputasi terhadap pengukuran

    kinerja perusahaan pada PT. Padang Intermedia Pers. Berdasarkan uji t yang

    dilakukan, perspektif pelanggan berpengaruh signifikan terhadap pengukuran

    kinerja perusahaan karena nilai t-hitung 17,234 > t-tabel 1,984 dengan

    probabilitas signifikannya 0,000 < lefel of significant 0,05. Besarnya hubungan

    perspektif pelanggan terhadap pengukuran kinerja perusahaan PT. Padang

    Intermedia Pers adalah 43,9% dan sisanya 56,1% dipengaruhi oleh variable selain

    perspektif pelanggan seperti perspektif keuangan, perspektif proses bisnis dan

    perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

    Hal ini mengandung implikasi agar kedepannya pihak perusahaan lebih

    memperhatikan dan memperbaiki perspektif pelanggan, kembali melakukan

    evaluasi kinerja secara periodik dan memperbaharui cara pengukuran kinerja

    tradisonal yang telah lama digunakan, agar dapat mengukur dan meningkatkan

    kinerja perusahaan sehingga tujuan visi dan misi perusahaan dapat tercapai.

    Penelitian ini memperkuat penelitian terdahulunya yaitu Dwi Ayu Wijayanti

    dan Fitrotun Niswah (2013), Meirdania Zudia (2010), Zakir (2006) yang

    menghasilkan perspektif pelanggan memberikan kontribusi atau pengaruh positif

    terhadap pengukuran kinerja perusahaan.

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil dari penelitiann yang telah dilakukan, maka dapat

    dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    1. Perspektif pelanggan yang dilihat dari indikator kepuasan pelanggan, retensi

    pelanggan, akuisisi pelanggan, profitabilitas pelanggan, pangsa pasar, atribut

    produk, hubungan dengan pelanggan serta citra dan reputasi. Berdasarkan uji t

    yang dilakukan, perspektif pelanggan berpengaruh signifikan terhadap

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    22/24

    22

    pengukuran kinerja perusahaan karena nilai t-hitung 17,234 > t-tabel 1,984

    dengan probabilitas signifikannya 0,000 < lefel of significant 0,05.

    2. Besarnya hubungan perspektif pelanggan yang dilihat dari indikator kepuasan

    pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan, profitabilitas pelanggan,

    pangsa pasar, atribut produk, hubungan dengan pelanggan serta citra dan

    reputasi terhadap pengukuran kinerja perusahaan PT. Padang Intermedia Pers

    adalah 75,2% dan sisanya 24,8% dipengaruhi oleh variable selain perspektif

    pelanggan seperti perspektif keuangan, perspektif proses bisnis dan perspektif

    pertumbuhan dan pembelajaran.

    Saran

    Saran-saran dari penelitian yang untuk dilakukan pada PT. Padang

    Intermedia Pers untuk mengukur dan meningkatkan kinerja perusahaan adalah

    sebagai berikut:

    1. Pengukuran kinerja perusahaan dengan pendekatan perspektif pelanggan pada

    metode balance scorecard perlu ditingkatkan dan diperbaharui secara rutin tiap

    periodenya, kritik dan saran serta keluhan dari pelanggan atau pihak eksternalsangan baik untuk membangun perusahaan yang maju serta memiliki umur

    bisnis yang panjang yang memiliki imbas nilai guna dan manfaat untuk segala

    pihak serta membantu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan baik

    tujuan perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

    2. Untuk lebih baiknya perusahaan melakukan pengukuran kinerja mulai kembali

    memperbaharui metode pengukuran kinerja dan meninggalkan pengukuran

    kinerja cara tradisional yang telah digunakan selama ini. Lebih baiknya lagi

    jika perusahaan mampu untuk mengimplementasikan pengukuran kinerja

    perusahaan dengan metode balance scorecard secara utuh yaitu dengan

    perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis dan

    perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    23/24

    23

    DAFTAR PUSTAKA

    Anthony, A., Atkinson R.D., Robert S.K., dan S. Mark Young. 1995. Management Accounting, International Edition , New Jersey,Englewood Cliffs: Prantice-Hall International, Inc.

    David, Fred R, 2009. Manajemen Strategis Buku 1 Edisi 12 . SalembaEmpat:Jakarta.

    Ghozali, Imam, 2006. Aplikai Analisis Multivarite dengan SPSS, Cetakan Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro :Semarang.

    Hariandja, Marihot T.E, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia .Jakarta:Grasindo.

    Hoskisson, Robert E dan Michael A. Hitt, R. Duane Ireland. 2011. ManajemenStrategis Daya Saing dan Globalisasi . Jakarta:Salemba Empat.

    Hurriyati, Ratih. 2005, Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:Alfabeta.

    Irawan, Handi. 2004. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta:Elex MediaKomputindo

    Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck. 1994. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan . Jakarta. Erlangga.

    Julianto, Heppy. 2000. Mengukur Kepuasan Pelanggan. Manajemen. Jakarta:No.138. Februari.

    Junaidi. 2002. Kontribusi Penerapan Balanced Scorecard Terhadap Peningkatan Kinerja Perusahaan (Studi Kasus di Perusahaan Jasa Perantara Asuransi-PT. XYZ). Jakarta. Tesis Program Pascasarjana MagisterManajemen Sistem Informasi Akuntansi. Universitas Bina Nusantara,tidak ditebitkan.

    Kaplan, R. S. dan Norton, D. P. (1996). Using The Balanced Scorecard as aStrategic Management System , Harvard Business Review, Jan-Feb.

    Kaplan, Robert S dan David Norton. 2000. Balance Scorecard:MenerapkanStrategi Menjadi Aksi . Terjemahan oleh Peter R. Rosi Pasla dari

    Balance Scorecard:Transalting Strategi Into Action (1996).Jakarta:Erlangga.

    Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran , edisi 13 jilid2 Terjemahan Bob Sabran. Jakarta:Erlangga.

    Lovelock, Christopher dkk,2011. Pemasaran Jasa . Jakarta:Erlangga.Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi pertama,Cetakan Pertama , Yogyakarta:Salemba Empat

    Mirza, Teuku. 1997. Balance Scorecard . Usahawan No. 06 TH XXVI. Juni.Mulyadi. 2001. Balance Scorecard:Alat Manajemen Kontemporer Untuk

    Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Jakarta. Nasution, MN. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

    Jakarta:Ghalia Indonesia. Niraj, R. Foster G. Gupta M.R. & Narasimban C. 2008. Understanding Customer

    Level Profitability Implications of Satisfaction Program. Journal ofBussines and Industrial Marketing. Volume 23. Nomor 27.

  • 8/18/2019 Elvia Septia Astuti

    24/24

    24

    Pierce II, A. John, dan Richard B. Robinson, Jr. 2011. ManajemenStrategis:Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian . Penerjemah

    Yanivi Bachtiar dan Christine. Buku 1, Edisi Sepuluh. Jakarta:SalembaEmpat.

    Rangkuti, Freddy. 2011. SWOT Balanced Scorecard Teknik Menyusun Strategi Korporat Yang Efektif Plus Cara Mengelola Kinerja Dan Risiko .Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

    Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula . Bandung:Alfabeta.

    Srimindarti, Ceacilia. 2014 . Balanced Scorecard Sebagai Alternatif Untuk Mengukur Kinerja. Semarang. Jurnal Online. STIE Stikubank. http://id- jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.html.

    Sudjana. 2002. Metode Statistika . Bandung:TarsitoSugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D ,

    Bandung:AlfabetaSupardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis . Yogyakarta:UII PressTjiptono, Fandi. dan Diana, A. 2003. Total Quality Management .

    Yogyakarta:Andi Offset.Tunggal, Amin Widjaja. 2002. Memahami Konsep Balance Scorecard .

    Jakarta:HavarindoUmar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen . Jakarta:Gramedia

    Pustaka UtamaWijayanti, Dwi Ayu dan Fitrotun Niswah. 2013. Analisis Pengukuran Kinerja PT.

    Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Cabang Ketintang Surabayadengan Metode Balance Scorecard dalam Perspektif Pelanggan .Surabaya. Jurnal Online. Universitas Negeri Surabaya.

    Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete Teknik AnalisisStatistik Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta:Salemba.

    Yuwono Sony dkk, 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balance Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi . Jakarta:GramediaPustaka Utama.

    Zakir, I. 2006. Pengukuran dengan pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus PT. Bank BPD Jawa Tengah . Semarang. Skripsi Program Sarjana.

    Universitas Dipenogoro. Tidak dipublikasikan.

    http://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.htmlhttp://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.htmlhttp://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.htmlhttp://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.htmlhttp://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.htmlhttp://id-jurnal.blogspot.com/2008/04/balanced-scorecard-sebagai-alternatif.html