Emerging Disease Ehf

Embed Size (px)

DESCRIPTION

emerging disease

Citation preview

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    1/9

    TUGAS EMERGING DESEASE

    EBOLA HEMORRHAGIC FEVER

    Disusun oleh : Kelompok 2

    Adrian Febriadi 1102009012

    Chintia R. Endismoyo 1102008309

    Indah Tri Handayani 1102009139

    M.Taufiq Harahap 1102009191

    Puput Indah Pratiwi 1102009224

    Siti Solehah 1102009270

    Wulan Dita Pratiwi S 1102009304

    KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    KEDOKTERAN KOMUNITAS

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

    PERIODE 21 APRIL23 MEI 2014

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    2/9

    DEFINISI

    Emerging diseases adalah wabah penyakit menular yang tidak diketahui sebelumnya atau

    penyakit menular baru yang insidennya meningkat signifikan dalam dua dekade terakhir.

    Contohnya hepatitis C, hepatitis B, avian influenza virus, nipah virus, ebola virus, marburg

    virus, lyme, lassa fever, hantavirus pulmonary syndrome, SARS, swine flu.

    Re-emerging diseases adalah wabah penyakit menular yang muncul kembali setelah

    penurunan yang signifikan dalam insiden di masa lampau. Contohnya diphtheria, cholera,

    human plague, B. Anthracis, C. Botulinum toxin, F. Tularensis, Y. Pestis, variola virus, viral

    haemorrhagic fever viruses.

    Ebola virus diseasesadalah penyakit infeksi akibat virus mematikan yang ditularkan melalui

    kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, jarum yang

    terinfeksi atau hewan yang terinfeksi.

    ETIOLOGI

    Genus ebolavirus adalah 1 dari 3 golongan filoviridae, berikut genus marburgvirus dan genus

    cuevavirus. Terdapat 5 spesies genus ebolavirus: bundibugyo ebolavirus (BDBV), zaire

    ebolavirus (EBOV), reston ebolavirus (RESTV), sudan ebolavirus (SUDV), dan tai forest

    ebolavirus (TAFV).

    EPIDEMIOLOGI

    Tepat 37 tahun lalu, seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba sakit. Lima hari

    berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa sadar menyaksikan dampak

    dari virus Ebola pertama, 27 Juni 1976. Virus ini kemudian menjadi wabah di seluruh area

    tersebut. Dilaporkan terjadi 284 kasus, setengah di antaranya membuat korban sekarat. Gejala

    dari Ebola hemorrhagic fever (EHV) biasanya dimulai empat hingga 15 hari sesudah

    seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit seperti flu, demam tinggi, dan

    nyeri.

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    3/9

    Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam di

    seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang

    di tubuh. Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk hari ketujuh

    hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock. Dokter yang merawat para

    korban awal sadar bahwa virus ini terjadi ketika ada kontak yang cukup dekat. Sebagai

    contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang merawat pasien penderita

    Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut.

    Studi yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, virus ini memiliki

    angka kematian sebesar 90 persen. Umumnya berkembang di desa-desa terpencil di Afrika

    Tengah dan Barat. Diyakini, virus bermula dari hewan liar yang menularkannya ke manusia

    hingga akhirnya mematikan bagi populasi manusia. Hewan yang dianggap sebagai inang

    alaminya adalah kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga sekarang, belum ada

    vaksin penyembuh bagi mereka yang terpapar.

    Ebolavirusadalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui menyebabkan

    sindrom demam berdarah (hemorrhagic fever syndrome). Penyakit ini pertama kali

    ditemukan di Sudan pada tahun 1976. Virus jenis Sudan, Zaire, dan Ivory Coastberasal dari

    simpanse di Afrika sedangkan Reston dari Asia Tenggara. Reston ebolavirus pertama kali

    http://www.kerjanya.net/faq/4777-demam-berdarah-dengue.htmlhttp://www.kerjanya.net/faq/4777-demam-berdarah-dengue.html
  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    4/9

    ditemukan di laboratorium penelitian HIV/AIDS di Virginia, Amerika Serikat pada kera

    berekor panjang (Macaca fascicularis) yang diimpor dari Filipina. Penyakit ini tidak

    menyerang pekerja laboratorium walaupun ditemukan virus dalam darah mereka.

    Di Indonesia kekhawatiran terhadap penyakit ebola ini juga merebak. Hewan reservoir

    (tempat virus hidup dan berkembang biak) didapatkan di Indonesia, yaitu kalong dan orang

    utan Kalimantan yang pada tahun 2012 lalu ditemukan infeksi virus ebola dalam darahnya

    walaupun kekhawatiran penularan pada manusia belum ada. Virus ebola telah tercatat

    menimbulkan wabah pada penyakit demam berdarah pada manusia dengan angka kematian

    mencapai 89% sejak tahun 1976-2012 di Afrika. Virus jenis Zaireadalah virus ebola palingberbahaya yang mengakibatkan angka kematian hingga 89%. Sementara virus jenis Sudan

    mengakibatkan angka kematian berkisar antara 41-65%.

    PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

    Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, virus Ebola akan mengalami masa inkubasi

    selama 2 hingga 21 hari. Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa inkubasi virus tersebut

    terjadi dalam tempo 5 hingga 10 hari saja. Oleh sebab itu, waspadai virus mematikan ini

    karena ketika Anda terinfeksi, kesempatan hidup hanya 0% alias tidak ada.

    Hati-hati, dengan penyakit ebola karena penyakit ini dapat menular dengan cepat dan

    mudah. Berikut ini merupakan beberapa cara penularan penyakit ebola :

    a) Penyakit ebola dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita.b) Menular melalui cairan tubuh, seperti keringat dan air liur.c) Menggunakan jarum suntik bersama orang yang sudah terinfeksi virus Ebola.d) Penularan dapat pula terjadi dari pasien penderita pada dokter yang menangani

    melalui sentuhan kulit. Oleh sebab itu, gunakan selalu masker dan sarung tangan saat

    memeriksa pasien penderita penyakit ebola.

    e) Air seni menjadi salah satu media penularan penyakit ebola.

    http://www.kerjanya.net/faq/3869-hiv-aids.htmlhttp://www.kerjanya.net/faq/3869-hiv-aids.htmlhttp://www.kerjanya.net/faq/3869-hiv-aids.html
  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    5/9

    MANIFESTASI KLINIK EBOLA

    Gejala klinis dapat muncul dimana saja dari 2 21 hari setelah pajanan dengan ebola virus

    walaupun sering juga terjadi di hari ke 8 10 hari.

    Demam Nyeri kepala Nyeri otot dan sendi Lemas Diare Muntah

    Nyeri perut Penurunan nafsu makan

    Pada beberapa pasien juga terdapat manifestasi klinik seperti :

    Ruamruam merah Mata merah Cegukan Batuk Nyeri tenggorokan Nyeri dada Sesak nafas Sulit menelan Perdarahan internal dan eksternal Gangguan ginjal dan fungsi hati Laboratorium : penurunan sel darah putih

    Penurunan trombosit

    Peningkatan enzim hati

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    6/9

    DIAGNOSIS

    Penyakit lain yang harus disingkirkan sebelum mendiagnosisEbola hemorrhagic feverantara

    lain: malaria, demam tifoid, shigellosis, kolera, leptospirosis, pes, rickettsiosis, demam

    kambuh, meningitis, hepatitis dan demam berdarah virus lainnya.

    Infeksi virus Ebola dapat didiagnosis definitif di laboratorium melalui beberapa jenis tes:

    1. Antibodi-capture enzyme-linked immunosorbent assay(ELISA)2. Tes deteksi antigen3. Uji netralisasi serum4. Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) assay5. Mikroskop elektron6. Isolasi virus dengan kultur sel.

    Sampel dari pasien merupakan risiko Biohazard ekstrim; pengujian harus dilakukan dalam

    kondisi penahanan biologis maksimum.

    Kasus yang parah memerlukan perawatan suportif intesif. Pasien sering mengalami

    dehidrasi dan membutuhkan cairan intravena atau rehidrasi oral dengan larutan yangmengandung elektrolit.

    Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif dan vaksin manusia, meningkatkan

    kesadaran terhadap faktor infeksi ebola dan upaya perlindungan individu adalah satu-satunya

    cara untuk mengurangi infeksi dan kematian.

    Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian

    antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase

    chain reaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa dilakukan untuk mengetahui

    adanya virus Ebola dalam tubuh manusia

    Mendeteksi penyebab penyakit cacar air (small pox), Anthrax, dan Virus Ebola, pada saat

    ini bisa dilakukan dengan mudah, dan hasil identifikasinya dapat langsung disebarluaskan

    melalui jaringan telepon genggam. Teknologi yang dikembangkan Fraunhofer Institute for

    Silicon Teknologi, sebuah perusahaan inovasi teknologi mikrobiologi dan mikrokomputer

    dari Jerman ini menyebutnya dengan eBiochipstick. Alat ini cukup mengambil DNA atau

    bagian tubuh atau benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan sebuah kotak

    seukuran tv 10 inc (eBiochip Adaptor). Instrumen yang bekerja dengan bantuan komputer

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    7/9

    portabel ini, dengan mudah kemudian mendeteksi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen,

    yang telah menjangkiti tubuh manusia, atau hewan. Alat ini diberi nama, eBiochip System

    Portable Instrument. Alat ini dengan cepat akan mendeteksi jenis spora, dan mendeteksi virus

    Ebola lewat perangkat eBiochipstick. Alat untuk mendeteksi dan menganalisis jenis bakteri,

    virus, atau racun berbahaya dalam tubuh manusia cukup dengan sebuah chip seukuran disket

    HDD yang tebalnya tak lebih dari koin Rp 500,- dan mengurai protein dengan analisis akurat.

    Berdasarkan data departemen ketahanan biologi Amerika, stidaknya ada tujuh jenis racun,

    bakteri patogenik yang bisa dideteksi alat ini. Selain bakteri antrax dan smal pox (cacar air),

    eBiochip ini juga bisa mendeteksi plague, hepatitis C, tularemia, brucellus, Q-fever, dan virus

    Ebola (virale hemorhagic fever). Bahkan bakteri penyakit anthrax yang sporanya bisa

    bertahan hingga di atas 40 tahun pun masih bisa dideteksi oleh alat ini. Kadar infeksi bakteri

    penyakit yang bisa menular ke manusia ini dengan dini bisa dideteksi dan diurai kadar

    racunnya.

    PENATALAKSANAAN

    Pencegahan

    Di Afrika , tingginya kasus sering dikaitkan dengan paparan jaringan dari hewan yang

    terinfeksi selama menyembelih. Sebagian besar kasus telah dikaitkan dengan paparan

    bangkai simpanse , gorila. Karena kisaran reservoar belum diketahui, semua hewan liar yang

    sakit dan mati harus dihindari . Hewan-hewan ini tidak boleh disentuh , dimakan atau

    diberikan kepada hewan lainnya . Untuk mencegah infeksi dari hewan yang tampak sehat,

    kebersihan pribadi yang baik harus digunakan ketika menangani dan menyiapkan daging ,

    dan daging harus dimasak dengan matang . Daging di lihat dan di uji jika tersedia , juga

    melindungi konsumen .

    Pencegahan Ebola HF di Afrika menyajikan banyak tantangan . Karena identitas dan

    lokasi alami reservoir virus Ebola tidak diketahui. Terdapat beberapa tindakan pencegahan

    primer yang ditetapkan.

    Jika kasus-kasus penyakit ini terlihat , saat ini kondisi sosial dan ekonomi sering

    mendukung penyebaran secara epidemi dalam fasilitas pelayanan kesehatan . Oleh karena itu

    , penyedia layanan kesehatan harus mampu mengenali kasus Ebola HF. Mereka juga harus

    memiliki kemampuan untuk melakukan tes diagnostik dan siap untuk mengisolasi virus.

    Teknik-teknik ini termasuk mengenakan pakaian pelindung , seperti masker , sarung tangan,

    baju , dan kacamata ; penggunaan tindakan pengendalian infeksi , termasuk sterilisasi

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    8/9

    peralatan lengkap ; dan isolasi pasien Ebola HF dari kontak dengan orang-orang yang tidak

    dilindungi . Tujuan dari semua teknik ini adalah untuk menghindari kontak orang dengan

    darah atau cairan dari setiap pasien . Jika seorang pasien dengan Ebola HF mati , itu sama

    pentingnya bahwa kontak langsung dengan tubuh pasien meninggal dicegah .

    Medikamentosa

    Tidak ada pengobatan khusus untuk menangani Ebola Haemorrhagic Fever

    dikarenakan sampai saat ini belum di temukan vaksin yang tepat. Untuk menangani penyakit

    ini hanya dilakukan tindakan supportif seperti pemberikan cairan elektrolit, pemantauan

    tekanan darah dan status pernafasan, bisa diberikan juga terapi apabila terdapat komplikasi

    infeksi.

    ORGANISASI YANG TERLIBAT DENGAN EBOLA HEMORAGIC FEVER

    1. WHO (World Health Organization)Respon WHO tentang kejadianEbola haemorrhagic fever( Demam Berdarah Ebola)

    yaitu dengan memberikan keahlian dan dokumentasi untuk mendukung penyelidikan

    dan pengendalian penyakit . Rekomendasi untuk pengendalian infeksi dengan

    memberikan perawatan kepada pasien yang diduga maupun yang sakit demam

    berdarah Ebola , Maret 2008 Dokumen saat ini sedang diperbarui .

    WHO telah menciptakan sebuah gagasan pada tindakan pencegahan standar dalam

    perawatan kesehatan . Tindakan pencegahan standar dimaksudkan untuk mengurangi

    risiko penularan melalui darah dan patogen lainnya . Jika diterapkan secara universal ,

    tindakan pencegahan akan membantu mencegah sebagian besar penularan melalui

    paparan darah dan cairan tubuh .Tindakan pencegahan standar yang dianjurkan dalam

    perawatan dan pengobatan semua pasien, termasuk tingkat dasar infeksi seperti

    menjaga kebersihan tangan , penggunaan alat pelindung diri untuk menghindari

    kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh , pencegahan jarum suntik dan cedera

    dari benda tajam lainnya.

  • 5/25/2018 Emerging Disease Ehf

    9/9

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Ebola Hemorrhagic Feverhttp://www.cdc.gov/ncidod/dvrd/spb/mnpages/dispages/ebola.htm

    2. World Health Organization (WHO). Ebola haemorrhagic fever.http://www.who.int/csr/disease/ebola/en/

    http://www.cdc.gov/ncidod/dvrd/spb/mnpages/dispages/ebola.htmhttp://www.cdc.gov/ncidod/dvrd/spb/mnpages/dispages/ebola.htmhttp://www.cdc.gov/ncidod/dvrd/spb/mnpages/dispages/ebola.htm