Upload
dinhminh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Disusun Oleh :Afra Fiqri KamilahAshri Caesar LengkawiBayu DjatmikoBerkah Citra AzariaIndah Murtini Siti Jumariah Tri SugiartiTeknologi Pendidkan Reguler 2011
Nurul AzizahSiti JumariahTEKNOLOGI PENDIDIKAN REGULER 2011
1
PROFESI PENDIDIKAN“Manajemen Kesiswaan”
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan izin-Nya kami diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat
menyelesaikan makalah dari mata kuliah Profesi Pendidikan yang berjudul “Manajemen
Kesiswaan”.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman, terutama kepada dosen mata
kuliah Profesi Pendidikan Bapak Cecep Kustandi. MPd. yang telah memberikan pengarahan
kepada kami dalam membuat makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya. Namun demikian,
kami sangat menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami menerima setiap kritik dan saran dari pembaca dengan tangan
terbuka.
Terima kasih.
Jakarta, 16 Maret 2013
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 2
A. Pengertian ............................................................................................. 2
B. Penerimaan Siswa Baru......................................................................... 2
C. Pembinaan Siswa.................................................................................. 5
D. Layanan Khusus Siswa......................................................................... 9
E. Pembinaan Alumni................................................................................. 9
F. Peran Guru Dalam Manajemem Kesiswaan......................................... 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 11
Kesimpulan ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12
v
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa patriotik dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan sosial serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan serta berorientasi pada masa depan.
Untuk mencapai tujuan tersebut diatas, maka di suatu sekolah perlu dilakukan kegiatan mengatur urusan kesiswaan. Kita ketahui bersama bahwa keberhasilan lembaga pendidikan akan sangat tergantung kepada manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti, kurikulum, kesiswaan,pembiayaan, tenaga pelaksana, Humas dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan lembaga pendidikan, maksudnya satu komponen akan memberikan dukungan bagi komponen-komponen lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi yang positip terhadap pencapaian tujuan lembaga pendidikan tersebut.Urusan kesiswaan sangat dibutuhkan di sebuah lembaga pendidikan, karena merupakan subyek sekaligus sebagai obyek dalam proses transfer ilmu pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan urusan kesiswaan tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan suatu lembaga, melainkan harus dikelola dengan sebaik-baiknya agar bermutu, maksudnya dapat dikeleola dengan maksimal sehingga siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dirinya, kecerdasannya serta sosial emosionalnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, dalam tujuan pendidikan mengamanatkan agar pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Hal diatas dapat dipahami karena salah satu misi pendidikan adalah bagaimana melindungi, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dan budi pekerti yang luhur dalam tata kehidupan di sekolah. Dengan demikian kebutuhan siswa dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan. Sebagai contoh bahwa seorang siswa ingin sukses dan berprestasi dalam hal nilai akademik, disisi lain ia juga ingin bersosialisasi dengan teman-temannya, bahkan ada juga yang ingin sukses dalam bidang non akademik, seperti olahraga, kesenian maupun yang lainnya.
Dengan demikian maka urusan kesiswaanlah yang harus melayani dan dapat mengkoordinir segala kegiatan siswa di suatu sekolah baik itu berupa kegiatan di
6
sekolah maupun kegiatan yang dilaksanakan di luar sekolah, bahkan baoleh dikatakan mulai dari siswa mendaftarkan diri sampai siswa tersebut menyelesaikan belajarnya.
B. Tujuan
Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisis tentang:
1. Definisi manajemen kesiswaan.2. Ruang lingkup manajemen kesiswaan.3. Pembinaan siswa dan alumni.4. Layanan khusus siswa.5. Peran guru dalam manajemen kesiswaan.
BAB II7
PEMBAHASAN
A. PengertianManajemen kesiswaan merupakan kegiatan mengelola siswa yang diawali dengan
penerimaan siswa baru, pembinaan selama siswa bersekolah dan pembinaan alumni.
Adapaun ruang lingkupnya meliputi penerimaan siswa baru yang terdiri atas kegiatan
pendaftaran, seleksi, dan penerimaan. Pembinaan siswa meliputi kegiatan: pembinaan dan
bimbingan dalam kegiatan pembelajaran disiplin, pembinaan bakat dan minat melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Pembinaan alumni dilaksanakan melalui wadah ikatan atau
persatuan alumni siswa di sekolah setempat.
B. Penerimaan Siswa Baru (PSB)Kegiatan penerimaan siswa baru dimaksudkan agar sekolah dapat menerima siswa sesuai
dengan daya tampung sekolah, ketersediaan fasilitas, staf dan tenaga pengajar dan juga
kesiapan siswa untuk belajar pada sekolah yang dituju. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Penentuan panitia penerimaan siswa baru.
2. Penyediaan format atau biodata siswa.
3. Menyiapkan perangkat tes dan instrument yang diperlukan.
4. Ketentuan kebijakan dari dinas pendidikan.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat
merambah dunia pendidikan saat ini, berdampak positif terhadap system penerimaan siswa
baru di sekolah. Hal tersebut tampak pada system penerimaan siswa baru online, yaitu
sebuah system penerimaan siswa baru berbasis internet. PSB Online merupakan alat media
yang dirancang untuk memudahkan calon peserta didik baru untuk mendaftar, selain itu
memudahkan pengolahan data bagi sekolah.
1. OrientasiSetelah siswa
dinyatakan lulus seleksi,
maka sekolah
mengadakan
orientasi kepada para
siswa dalam upaya
mengenalkan
8
lingkungan sekolah kepada siswa baru. Adapun tujuan orientasi bagi siswa baru, antara lain
sebagai berikut:
a. Siswa dapat mengerti dan menaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
b. Siswa dapat aktif dalam kegiatan sekolah.
c. Agar calon siswa merasa nyaman di sekolah, semua warga sekolah yang lama harus
bersikap ramah kepada calon siswa dan selalu siap membantu bila diperlukan.
Setelah siswa diterima pada suatu sekolah, kepala sekolah mempunyai tanggung jawab
untuk member suatu penghargaan dalam program penyesuaian calon siswa kepada situasi
sekolah yang baru. Dalam masa orientasi ini, siswa baru hendaknya diterima dalam suatu
upacara sekolah yang biasanya diselenggarkan di halaman sekolah. Kepala sekolah
hendaknya memanfaatkan kesempatan ini untuk menjelaskan hal-hal sebagai berikut:
a. Memperkenalkan semua tenaga guru dan bukan guru.
b. Memperkenalkan semua pengurus OSIS.
c. Menjelaskan mengenai program sekolah.
d. Menjelaskan tentang tata tertib sekolah.
e. Menjelaskan fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh sekolah.
f. Menjelaskan tentang struktur organisasi sekolah.
2. Penempatan dan Pengelompokan SiswaSebelum siswa yang telah diterima mengikuti kegiatan belajar, terlebih dahulu perlu
ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya.
Menurut William A. Jeager, yang perlu diperhatikan dalam pengelompokkan belajar, yaitu
sebagai berikut:
a. Fungsi integrasi, yaitu dalam pengelompokkan siswa menurut umur, jenis kelamin,
dan sebagainya.
b. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan siswa berdasarkan pada
perbedaan individu, misalnya: bakat, kemampuan, minat, dan sebagainya.
Dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada lima macam, yaitu sebagai berikut:
1) Friendship grouping
Pengelompokkan siswa berdasarkan kesukaan di dalam memilih teman di antara
siswa itu sendiri.
2) Achievement grouping
Pengelompokkan belajar dalam hal ini adalah campuran antara siswa yang
berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah.
9
3) Aptitude grouping
Pengelompokkan siswa berdasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai
dengan apa yang dimiliki oleh siswa itu sendiri.
4) Attention or interest grouping
Pengelompokkan siswa berdasarkan atas perhatian atau minat yang didasari oleh
kesenangan siswa itu sendiri.
5) Intelligence grouping
Pengelompokkan yang didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada
siswa.
3. Pendataan SiswaPendataan siswa dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus, yaitu sejak awal
siswa masuk sampai dengan siswa lulus. Jenis data yang dibutuhkan antara lain biodata,
kehadiran siswa, daftar nilai, dan lain-lain. Data tersebut disimpan dalam database
kesiswaan yang setiap saat dapat diakses oleh siapa saja.
C. Pembinaan SiswaPembinaan siswa dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan disiplin siswa kenaikan kelas
dan penjurusan, kegiatan organisasi kesiswaan dan ekstrakulikuler dan pemberian layanan
khusus siswa.
1. Pembinaan Disiplin SiswaMasalah disiplin merupakan masalah yang paing urgent di sekolah, karena disiplin
merupakan salah satu cerminan sekolah atau pencitraan yang sangat publikatif terhadap
baik tidaknya sebuah lembaga sekolah di mata public.
a. Pengertian Disiplin
Dalam Kamus Administrasi, the liang gie merumuskan pengertian disiplin sebagai
berikut: “disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan yang telah ada dengan rasa senang
hati”. Dari pengertian di atas, pengertian disiplin kelas atau sekolah adalah sebagai
berikut: “disiplin kelas atau sekolah adalah keadaan tertib dimana para guru, staf
10
sekolah dan para siswa yang tergabung di dalam kelas atau sekolah, tunduk kepada
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dengan senang hati”
b. Beberapa Teknik Pembinaan Disiplin Siswa
Dalam pembinaan disiplin dapat digunakan teknik pengendalian dari luar (external
control technique), pengendalian dari dalam (internal control technique), dan teknik
pengendalian kooperatif (cooperative control technique).
Teknik Pengendalian dari Luar (External Control Technique)
untuk meningkatkan proses pembinaan suatu kelas, seorang guru dapat
menggunakan teknik yang disebut “external control”, yaitu pengendalian dari
luar, yang berupa bimbingan dan penyuluhan. Sering “external control” dalam
arti pengawasan perlu diperketat, namun hendaknya secara “human”
(kemanusiaan). Yang perlu diperhatikan ialah bahwa penggunaan teknik ini
hendaklah disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Pada kelas-
kelas rendah SMP atau SMA dapat sering diterapkan teknik “external
control” secara ketat. Namun, pada kelas-kelas lebih tinggi, hendaklah makin
diintensifkan penggunaan teknik “internal control” uamg diuraikan di bawah
ini.
Teknik Pengendalian dari Dalam (Internal Control Technique)
pembinaan disiplin kelas dalam pelaksanaan sehari-hari, hendaklah
diusahakan mempergunakan teknik “internal control”. Kesadaran akan disiplin
hendaknya tumbuh dan berkembang dalam diri tiap siswa kea rah disiplin diri
sendiri (self discipline). Dengan kesadaran terhadap norma-norma,
peraturan-peraturan tata tertib yang ditentukan, diharapkan para siswa, baik
secara individual ataupun kelompok (kelas) dapat mengendalikan dirinya.
Dengan “internal control”, para siswa diharapkan dapat mengendalikan
dirinya sendiri (self discipline) kearah pembinaan dan perwujudan diri sendiri
(self realization).
Teknik Pengendalian Kooperatif ( Cooperative Control Technique)
Disiplin kelas yang baik mengandung kesadaran akan tujuan bersama antara
guru, siswa dan tujuan bersama ini akan merupakan tujuan yang diterima
sebagai “pengendali” di mana situasi belajar mengajar tercegah dari suasana
yang tidak diinginkan, baik oleh guru maupun oleh siswa. Kelas dalam
11
sekolah-sekolah modern haruslah merupakan wadah yang menyenangkan,
dimana para guru dan siswa bekerja sama secara harmonis, respektif (saling
menghargai), efektif, dan produktif. Oleh karena itu, dalam pembinaan kelas
yang baik selalu diperlukan adanya kerja sama guru dan siswa dalam
mengendalikan situasi kelas kea rah terwujudnya tujuan kelas, yaitu
terwujudnya proses belajar mengajar yang favorable. Inilah yang dimaksud
dengan “cooperative control technique”.
Dalam suasana demikian, baik guru maupun siswa dapat saling membina diri
dan membina situasi kelas:
1. Demi terjaminnya hak kewajiban masing-masing
2. Demi tercapainya tujuan bersama.
Dalam usaha untuk mewujudkan tujuan bersama secara kooperatif ini, akan
dikemukakan hasil study Kinny yang dikutip oleh Jusuf Djajadisastra dalam bukunya
Administrasi Pendidikan. Usaha-usaha tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan perencanaan secara kooperatif dengan siswa.
2. Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab kepada siswa.
3. Membina organisasi dan prosedur pengajaran secara demokratis:
Mengorganisasikan kelompok-kelompok besar atau kecil.
Memberi kesempatan untuk kepemimpinan dalam kerja sama.
4. Memberikan kesempatan untuk berdiri sendiri, berfikir sendiri, terutama
keberanian mengemukakan dan menerima pendapat.
5. Memberikan kesempatan berpartisipasi secara luas sesuai dengan taraf
kesanggupan siswa.
6. Menciptakan kesempatan untuk mengembangkan sikap-sikap yang diinginkan.
2. Kenaikan Kelas dan Penjurusan
a. Kenaikan kelasDalam memutuskan kenaikan kelas bagi siswa ada beberapa masalah yang timbul dan
dirapatkan dalam pleno kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan para wali kelas.
Berhubungan dengan kenaikan kelas, prakeputusan –prakeputusan diklasifikasikan
dalam tiga macam, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa dengan tegas bias dinaikkan kelas.
2. Siswa dengan tegas tidak bias dinaikkan kelas.
3. Siswa yang meragukan, artinya ada kemungkinan siswa bias dinaikkan, tetapi juga
ada kemungkinan siswa tidak bias dinaikkan.
12
Prakeputusan yang paling banyak mengandung masalah ialah keputusan yang
ketiga, yaitu bagi siswa yang meragukan. Dalam rapat tersebut muncul beberapa sikap
guru yang cenderung diklasifikasi menjadi tiga, yaitu guru yang bersikap bersitegang,
guru yang bersikap pemurah, dan guru yang bersikap sewajarnya.
b. PenjurusanSama halnya proses kenaikan kelas, dalam penjurusan para wali kelas telah diminta untuk
membuat prakeputusan-prakeputusan terhadap siswa-siswa dalam kelasnya. Pada
hakikatnya prakeputusan-prakeputusan dalam proses penjurusan ini tidak banyak berbeda
dengan prakeputusan-prakeputusan dalam proses kenaikan kelas. Ada empat jenis
prakeputusan dalam proses penjurusan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Siswa yang tegas dijuruskan ke suatu jurusan tertentu.
2. Siswa yang merasa ragu dijuruskan.
3. Siswa tidak dapat dijuruskan ke semua jurusan.
4. Siswa yang serba bisa dijuruskan ke jurusan mana saja.
Terhadap prakeputusan keempat, kiranya hal ini lebih baik kita serahkan sepenuhnya
kepada siswa yang bersangkutan beserta orang tuanya. Keputusan mereka tentang jurusan
mana yang dipilih, itu pula yang menjadi keputusan kita (sekolah). Oleh karena itu, sebelum
diadakan rapat pleno harus sudah diadakan konsultasi dengan siswa beserta orang tuanya
terlebih dahulu.
3. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Dan Kegiatan Ekstrakulikuler
a. Organisasi siswa intra sekolah (OSIS)OSIS merupakan wadah untuk menampung dan menyalurkan serta mengembangkan
kreativitas siswa, baik melalui kegiatan kurikuler ataupun ekstrakulikuler dalam rangka
menunjang keberhasilan kurikuler. Dengan adanya organisasi ini, diharapkan sekolah akan
menjadi suatu wiyatamandala (lingkungan pendidikan), yaitu lingkungan dengan suasana
belajar mengajar yang efektif dan efisien, yang tergambar dalam hubungan harmonis antara
guru dan siswa, siswa dengan siswa, demikian pula antara guru dengan guru dan antara
siswa dengan orang tua.
OSIS sebagai salah satu wadah organisasi siswa mempunyai tujuan agar para siswa:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional)
2) Mampu menjunjung tinggi kebudayaan nasional dan mampu menimbulkan pengaruh
yang datang dari luar yang dapat merusak atau bertentangan dengan kepribadian
bangsa Indonesia
13
3) Dapat meningkatkan persepsi, apresiasi dan kreasi seni yang merupakan dasar
pembentukan kepribadian dan budi pekerti yang luhur
4) Dapat menumbuhkan dan membina sikap berbangsa dan bernegara serta mampu
memelihara nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945
Yang melakukan pembinaan OSIS ialah kepala sekolah, dibantu oleh guru-guru dan
Pembina OSIS yang telah ditunjuk oleh kepala sekolah, yaitu pembantu kepala sekolah:
urusan kesiswaan.
b. Kegiatan EkstrakulikulerKegiatan ekstrakulikuler bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan bakat dan potensi
siswa. Kegiatan ini dikelompokkan menjadi kegiatan seni, olah raga dan kelompok ilmiah
remaja (KIR).
1) Kelompok Kegiatan Seni
Kelompok kegiatan seni terbagai dalam kelompok kegiatan: seni suara (vocal group,
band, karawitan, gambang kromong), seni tari, seni lukis, dan seni lain yang
dikembangkan oleh masing-masing sekolah.
2) Kelompok Kegiatan Olah Raga
Kelompok kegiatan ini sangat disenangi oleh siswa, kegiatan ini biasanya dilakukan
oleh kelompok-kelompok yang anggotanya banyak seperti sepak bola, basket, voli,
futsal. Ada pula kelompok bela diri, pecinta alam, dan lain-lain.
3) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
Kelompok ini biasanya disukai oleh anak yang berminat di bidang akademik.
Kelompok ini didampingi secara intensif oleh guru bidang studi. Kegiatan yang
dilakukan dalam bentuk kegiatan penelitian-penelitian dan laporan penulisan
penelitian.
D. Layanan Khusus SiswaLayanan khusus siswa merupakan layanan yang diberikan kepada siswa dalam rangka
membantu kelancaran siswa belajar. Layanan khusus ini diberikan dalam bentuk berikut ini:
1. Layanan Belajar Penyediaan perpustakaan dan referensi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
14
Layanan jaringan internet.
Layanan pembelajaran dalam bentuk penyediaan fasilitas simulasi dan praktik
lapangan.
2. Layanan Financial Pencarian dan penyediaan beasiswa.
Layanan antar jemput.
Layanan penyediaan kantin dengan menu makanan sehat dan murah.
3. Layanan KesehatanPenyediaan ruang lab kesehatan sekolah dengan layanan dokter atau petugas
kesehatan yang berasal dari siswa terlatih.
E. Pembinaan AlumniPembinaan alumni dilakukan untuk menyediakan wadah bagi para lulusan yang diikat dalam
suatu organisasi sekolah. Organisasi alumni sekolah bertujuan untuk berikut ini:
1. Membangun jaringan silaturrahmi kepada para alumni sehingga tercipta rasa cinta
terhadap almamater sekolah.
2. Memberdayakan alumni untuk membina siswa di sekolah almamater.
3. Memberdayakan alumni untuk membantu mensukseskan program sekolah.
4. Mendapatkan informasi tentang pemetaan alumni yang melanjutkan studi dan tempat
kerja (sebaran pasar kerja alumni).
F. Peran Guru dalam Manajemen Kesiswaan
1. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat dilibatkan untuk ambil bagian. Diantara
mereka dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-
tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai dengan pelaporan pelaksanaan
tugas.
2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar para siswa dapat dengan cepat
beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya. Peranan guru dalam hal ini sangat
penting, karena andaikan terjadi salah langkah pada saat pertama dapat berakibat
kurang menguntungkan bagi jiwa anak untuk waktu-waktu selanjutnya.
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga.
Guru diharapkan mampu mencatat atau merekam kehadiran ini meskipun dengan
15
sederhana akan tetapi harus baik. Data kehadiran ini dimungkinkan unuk bahan
pertimbangan penilaian terhadap siswa, misalnya sebagai pertimbangan dalam
menetapkan kenaikan kelas.
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru juga mampu
menciptakan suasana yang mendukung hal tersebut. Hal ini dapat mereka lakukan
misalnya dengan membuat presentasi belajar siswa-siswanya.
5. Dalam menciptakan disiplin sekolah atau kela yang baik, peran guru sangat penting
karena guru dapat menjadi model. Untuk membuat siswa mempunyai disiplin yang
tinggi, maka guru harus mampu menjadi contoh atau panutan bagi siswa-siswanya.
Guru juga harus mampu menegakkan disiplin dan tidak merusaknya sendiri. Di samping
itu, guru juga harus mampu mengambil keputusan secara bijaksana dan konsisten untuk
memberikan ganjaran dan hukuman kepada para siswa yang pantas mendapatkannya.
BAB IIIPENUTUP
Kesimpulan
Manajemen kesiswaan merupakan suatu uapaya untuk memberikan pelayanan yang
sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan siswa baru sampai
dengan meninggalkan lembaga pendidikan sekolah tersebut. Dalam manajemen kesiswaan
kegiatan mengelola siswa yang diawali dengan penerimaan siswa baru, pembinaan selama
siswa bersekolah dan pembinaan alumni. Kegiatan penerimaan siswa baru dimaksudkan
agar sekolah dapat menerima siswa sesuai dengan daya tampung sekolah, ketersediaan
fasilitas, staf dan tenaga pengajar dan juga kesiapan siswa untuk belajar pada sekolah yang
dituju. Kemudian pembinaan siswa dilaksanakan melalui kegiatan pembinaan disiplin siswa
16
kenaikan kelas dan penjurusan, kegiatan organisasi kesiswaan dan ekstrakulikuler dan
pemberian layanan khusus siswa. Layanan khusus siswa merupakan layanan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka membantu kelancaran siswa belajar. Layanan khusus
ini diberikan dalam bentuk layanan belajar, layanan financial dan layanan kesehatan.
Selanjutnya adalah kegiatan pembinaan alumni dilakukan untuk menyediakan wadah bagi
para lulusan yang diikat dalam suatu organisasi sekolah. Dan yang terakhir adalah peran
guru dalam manajemen kesiswaan antara lain adalah melibatkan diri dalam penerimaan
siswa, membantu siswa untuk dapat beradaptasi dengan sekolah barunya dalam masa
orientasi siswa, guru diharapkan mampu mencatat atau merekam kehadiran ini meskipun
dengan sederhana, guru harus mampu menciptakan suasana yang mendukunguntuk
meningkakan motivasi dan prestasi siswa, dan guru harus mampu menjadi contoh atau
panutan bagi siswa-siswanya
Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam memberikan layanan kepada siswa agar
merasa puas dengan layanan yang diberikan kepada sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Rugaiyah. Sismiati, Atiek. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor : Ghalia Indonesia.
http://sman1karanganom.sch.id/index.php/en/manajemen-sekolah/m-kesiswaan/86-m-
kesiswaan
17