2
BAB I PENDAHULUAN Ensefalitis adalah sindrom neurologis yang jarang terjadi namun berpotensi merugikan dengan  pelbagai etiologi yang berbeda termasuk infeksi langsung terhadap sistem saraf pusat dengan pelbaga i agen yang berbeda (paling sering virus) dan juga yang dimediasi oleh sistem kekebalan tubuh. Ensefalitis adalah suatu peradangan akut dari jaringan parenkim otak yang disebabkan oleh infeksi dari berbagai macam mikroorganisme dan ditandai dengan gejala-gejala umum dan manifestasi neurologis. Hal ini dapat terjadi sebagai suatu penyakit primer atau sebagai akibat dari penyakit lain. Kasus ensefalitis yang parah sangat jarang terjadi. Ensefalitis sering menyebabkan sakit kepala, demam, bingung, kejang, atau masalah dengan  penglihatan , pidato, atau gerakan. Bayi dan anak-anak sering mengala mi mual, muntah, kekakuan tubuh, konstan menangis, dan malas makan. Adalah sangat penting untuk mengenali penyakit ensefalitis karena perawatan khusus yang diberikan lebih awal dapat meningkatkan hasil dalam kasus-kasus tertentu. Selain itu, ensefalitis lebih  baik diobati dengan cepat agar dapat mengurang i efek jangka panjang pada penderita terutama dalam kasus anak-anak. Penyakit ini dapat ditegakkan secara pasti dengan pemeriksaan mikroskopik dari biopsi otak, tetapi dalam prakteknya di kli nik, diagnosis ini ser ing dibuat berdasar kan manifestasi neuro logi, dan temuan epidemiologi, tan pa pemeriksaan histopatol ogi. Apabila hanya manifesta si neurologisnya saja yang memberikan kesan adanya ensef alitis, tetapi tidak ditemukan adanya peradan gan otak dar i  pemeriksaa n patologi anatomi, maka keadaan ini disebut sebagai ensefalopa ti. Jika terjadi ensefalit is,  biasanya tidak hanya pada daerah otak saja yang terkena, tapi daerah susunan saraf lainnya juga dapat terkena. Angka kematian untuk ensefalitis masih relatif tinggi berkisar 35-50% dari seluruh penderita. Sedangkan yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi mental dan masalah tingkah laku. Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran profesional pada orangtua atau wali mengenai penyakit ensefalitis yang memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko efek jangka panjang terhadap anak mereka. Hal ini juga bertujuan untuk memungkinkan orang tua atau wali dan profesional untuk menyadari gejala dan mencari perhatian medis pada tahap awal untuk mengurangi risiko efek  jangka pa njang.

Ensefalitis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ensefalitis. Paediatric Department UNHAS

Citation preview

  • 5/21/2018 Ensefalitis

    1/3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Ensefalitis adalah sindrom neurologis yang jarang terjadi namun berpotensi merugikan dengan

    pelbagai etiologi yang berbeda termasuk infeksi langsung terhadap sistem saraf pusat dengan pelbagai

    agen yang berbeda (paling sering virus) dan juga yang dimediasi oleh sistem kekebalan tubuh.

    Ensefalitis adalah suatu peradangan akut dari jaringan parenkim otak yang disebabkan oleh

    infeksi dari berbagai macam mikroorganisme dan ditandai dengan gejala-gejala umum dan manifestasi

    neurologis. Hal ini dapat terjadi sebagai suatu penyakit primer atau sebagai akibat dari penyakit lain.

    Kasus ensefalitis yang parah sangat jarang terjadi.

    Ensefalitis sering menyebabkan sakit kepala, demam, bingung, kejang, atau masalah dengan

    penglihatan, pidato, atau gerakan. Bayi dan anak-anak sering mengalami mual, muntah, kekakuan tubuh,

    konstan menangis, dan malas makan.

    Adalah sangat penting untuk mengenali penyakit ensefalitis karena perawatan khusus yang

    diberikan lebih awal dapat meningkatkan hasil dalam kasus-kasus tertentu. Selain itu, ensefalitis lebih

    baik diobati dengan cepat agar dapat mengurangi efek jangka panjang pada penderita terutama dalam

    kasus anak-anak.

    Penyakit ini dapat ditegakkan secara pasti dengan pemeriksaan mikroskopik dari biopsi otak,

    tetapi dalam prakteknya di klinik, diagnosis ini sering dibuat berdasarkan manifestasi neurologi, dan

    temuan epidemiologi, tanpa pemeriksaan histopatologi. Apabila hanya manifestasi neurologisnya saja

    yang memberikan kesan adanya ensefalitis, tetapi tidak ditemukan adanya peradangan otak dari

    pemeriksaan patologi anatomi, maka keadaan ini disebut sebagai ensefalopati. Jika terjadi ensefalitis,

    biasanya tidak hanya pada daerah otak saja yang terkena, tapi daerah susunan saraf lainnya juga dapat

    terkena.

    Angka kematian untuk ensefalitis masih relatif tinggi berkisar 35-50% dari seluruh penderita.

    Sedangkan yang sembuh tanpa kelainan neurologis yang nyata dalam perkembangan selanjutnya masih

    mungkin menderita retardasi mental dan masalah tingkah laku.

    Makalah ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran profesional pada orangtua atau wali

    mengenai penyakit ensefalitis yang memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko efek jangka panjang

    terhadap anak mereka. Hal ini juga bertujuan untuk memungkinkan orang tua atau wali dan profesional

    untuk menyadari gejala dan mencari perhatian medis pada tahap awal untuk mengurangi risiko efek

    jangka panjang.

  • 5/21/2018 Ensefalitis

    2/3

    EPIDEMIOLOGI

    Karena terdapat banyak penyebab ensefalitis, maka tidak terdapat pola epidemiologi yang sama.

    Tetapi sebagian besar kasus yang terjadi pada musim panas dan musim gugur, mencerminkan adanya

    virus arbo dan virus entero sebagai etiologi.

    Ensefalitis yang disebabkan karena virus arbo terjadi dalam bentuk epidemik, dengan batas

    wilayah yang ditentukan oleh batas vektor nyamuk serta prevalensi binatang reservoar alamiah.

    Kasus-kasus enesefalitis yang sporadis dapat terjadi setiap musim, pertimbangan epidemiologis yang

    harus ditinjau ulang dalam usaha mencari agen penyebab meliputi wilayah geografis, iklim, pemaparan

    oleh binatang, air, manusia, dan bahan makanan, tanah, manusia, dan faktor-faktor hospes.

    Tidak ada predileksi ras dan jenis kelamin, meskipun faktor genetik yang berbeda dapat

    mempengaruhi individu untuk bentuk yang lebih parah dari keterlibatan SSP.

    Angka kematian untuk ensefalitis berkisar antara 35-50%. Dari penderita yang hidup, 20-40%

    mempunyai komplikasi atau gejala sisa.

  • 5/21/2018 Ensefalitis

    3/3