11
ENTOMOLOGI-12: TEKNIK KOLONISASI SERANGGA: Nyamuk Prof. Dr. Sugeng Juwono Mardihusodo DAP & E, MSc STIKES WHY, 2008 TUJUAN KOLONISASI 1. Mempelajari daur hidup 2. Mempelajari aspek biologi, fisiologi, genetik 3. Mendalami aspek taksonomik 4. Mendapatkan subyek uji resistensi insektisida, dan subyek uji insektisida 5. Bahan pendidikan (praktikum) entomologi INSEKTARIUM Insektarium adalah sebuah bangunan yang terdiri dari sejumlah ruangan, atau bagian dari ruangan bangunan yang dirancang khusus dengan segala fasilitas di dalamnya untuk kolonisasi (peternakan) insekta. Insektarium merupakan unit penting sekali untuk operasional Laboratorium Entomologi. Sebagai penunjang insektarium adalah adanya binatang kecil (mis. tikus putih, burung puyuh) untuk sumber darah bagi serangga pengisap darah (mis. nyamuk)Untuk pelihara nyamuk, ruanganinsektarium dirancang khusus sbb: a) Ruangan berupa kamar cukup luasnya (misalnya 5 x 8 m, dan tinggi plafon 3 m), harus tertutup rapat, ber-AC, dengan kelembaban udara 70-80% dan suhu udara 24-260C. b) Pintu cukup satu buah, ukuran sedang, satu daun pintu; pintu dibuat dobel, bagian dalam dengan korden hitam dobel, dilekatkan pada kanan dan kiri pintu. Ini penting untuk

ENTOMOLOGI.12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Teknik Kolonisasi Serangga

Citation preview

ENTOMOLOGI-12:

ENTOMOLOGI-12: TEKNIK KOLONISASI SERANGGA: Nyamuk Prof. Dr. Sugeng Juwono Mardihusodo DAP & E, MScSTIKES WHY, 2008

TUJUAN KOLONISASI1. Mempelajari daur hidup

2. Mempelajari aspek biologi, fisiologi, genetik

3. Mendalami aspek taksonomik

4. Mendapatkan subyek uji resistensi insektisida, dan subyek uji insektisida

5. Bahan pendidikan (praktikum) entomologi

INSEKTARIUMInsektarium adalah sebuah bangunan yang terdiri dari sejumlah ruangan, atau bagian dari ruangan bangunan yang dirancang khusus dengan segala fasilitas di dalamnya untuk kolonisasi (peternakan) insekta.

Insektarium merupakan unit penting sekali untuk operasional Laboratorium Entomologi.

Sebagai penunjang insektarium adalah adanya binatang kecil (mis. tikus putih, burung puyuh) untuk sumber darah bagi serangga pengisap darah (mis. nyamuk)Untuk pelihara nyamuk, ruanganinsektarium dirancang khusus sbb:

a) Ruangan berupa kamar cukup luasnya (misalnya 5 x 8 m, dan tinggi plafon 3 m), harus tertutup rapat, ber-AC, dengan kelembaban udara 70-80% dan suhu udara 24-260C.

b) Pintu cukup satu buah, ukuran sedang, satu daun pintu; pintu dibuat dobel, bagian dalam dengan korden hitam dobel, dilekatkan pada kanan dan kiri pintu. Ini penting untuk penghalang nyamuk yang lepas dari sangkar keluar ruangan.

c) Plafon (eternit) dibuat rendah supaya nyamuk yang lepas dan terbang lalu hinggap di plafon mudah ditangkap lagi. Insektarium sebaiknya di bangunan khusus, terpisah dari bangunan induk (kantor), dengan sumber air dan listrik tersendiri, bebas kemungkinan dari masuknya binatang, seperti tikus, labah-labah, semut, dan lainnya.Insektarium dilengkapi dengan wastafel, tempat tampungan air (gentong, drum air yang tertutup), rak-rak tempat sangkar nyamuk, meja-meja panjang untuk tempat nampan, dan almari kecil untuk penyimpanan bahan pakan larva nyamuk, peralatan-peralatan kecil yang diperlukan, dll.

Teknik Kolonisasi Nyamuk:Aedes aegypti dan Ae. albopictusPerangkap Telur (Ovitrap) untuk nyamuk AedesMulai dari telura. Dapatkan telur-telur nyamuk Aedes dengan memasang perangkap telur (ovitrap)

b. Ovitrap berupa sebuah gelas (vol. 250 ml) diameter 12,5 cm, dicat hitam mengkilap di bagian luarnya. Ovitrap diisi air sumur separuhnya, kemudian bagian dalamnya dipasang pita kertas filter ukuran lebar 3-4 cm melingkar yang ujungnya saling bertemu; sebagai kecil kertas filter masuk ke dalam air.Atau, pada ovitrap dipasangi padel dari hardboard untuk oviposisi nyamuk Aedes.

c. Letakkan ovitrap di dalam sangkar nyamuk dalam insektarium, yang telah ada nyamuk jantan dan betinanya, dan nyamuk betinanya telah diberi pakan darah (di dalam sangkat ditaruh tikus putih yang dikurung rapat dalam tempat dari kawat) 3-4 hari sebelum Ovitrap juga bisa dipasang di rumah (atau di luar rumah) yang diperkirakan di situ ada nyamuk Aedes di alam.

d Telur-telur Aedes akan diperoleh pada kertas filter pada ovitrap: terlihat sebagai titik-titik kecil berwarna hitam, jumlahnya bisa puluhan atau ratusan tergantung pada jumlah nyamuk Aedes induknya.

e Ambil ovitrap dari sangkar, ambil kertas filter yang ada telur-telur Aedes.

f Simpan kertas filter + telur Aedes di sebuah gelas (petri dish) terbuka, biarkan mengering selama 3-4 hari (embrionisasi lengkap terjadi di luar induknya).

g. Telur-telur Aedes setelah 3-4 hari siap ditetaskan untuk keperluan kolonisasi selanjutnya dalam stadium larva.

Mulai stadium larvaa. Siapkan beberapa nampan (tray) plastik warna putih, ukuran 20 x 30 cm, atau yang sedikit lebih besar (tergantung keperluan), dan isi air sumur atau air kran yang bebas klor, secukupnya (1-2 liter) dengan kedalaman 2-3 cm.

b. Ambil selembar kertas filter + telur-telur Aedes, masukkan ke dalam air. Penetasan telur-telur menjadi larvae (instar 1) segera terjadi dalam waktu 2-6 jam. c. Pindahkan 300-400 larva instar-1 dengan pipet ke dalam nampan isi air (dengan pedoman konsentrasi 1 ekor larva/3-5 ml air, atau 1 ekor larva/cm2 luas permukaan air).

d. Tambahkan ke dalam koloni 0,5 gram pakan larva (gerusan halus pakan ayam 521, atau sereal bubur untuk bayi) untuk hari 0 waktu penetasan.

e. elanjutnya pada hari 1-5 kolonisasi, tambahkan 1 gram pakan larva yang sama.

f. Bersihkan permukaan air dari lapisan tipis (film) kotoran supaya air cukup aerasinya.

g. Ganti airnya tiap 2-3 kali dalam seminggu.Perkembangan larvae (instar 1 - 4) menjadi pupa akan berlangsung selama 5-6 hari dalam suhu kamar biasa (25-280C).

Aedes aegypti larva instar 4

Mulai stadium pupaKumpulkan pupae dari koloni larvae (hari 5-6), pindahkan dengan pipet yang cukup besarnya, ke dalam paper cup kecil yang telah diisi air yang bebas klor (air sumur).

a. Tempatkan kumpulan pupae (sekitar 400 ekor) di dalam sangkar nyamuk (bentuk kubus ukuran 35 x 35 x 35 cm).

b. Nyamuk dewasa (imago) akan muncul setelah 2 hari.

c. Ambil kembali paper cup dari sangkar setelah semua nyamuk menetas dari pupae.

Sangkar Nyamuk

Mulai stadium dewasa (imago)a. Nyamuk tetasan pupae segera diberi pakan larutan air gula pasir (sukrose) 10% yang ditaruh dalam botol kecil (vial) berkapas untuk tempat hinggap nyamuk waktu mengisap air gula.

b. Ganti kapas dan air gula setiap 2-3 kali seminggu (mencegah kontaminan bakteri).

c. Pada pagi hari, berikan pakan darah pada nyamuk betina dalam sangkar dengan memasukkan tikus putih atau marmot (dikerangkeng ketat dengan kawat) selama 3-4 jam, setiap minggu untuk. produksi telur-telurnya

Kolonisasi Nyamuk Culex:Culex quinquefasciatusMulai dari telura. Dapatkan telur-telur nyamuk Culex dari koloni nyamuk dewasa (kalau sudah ada di insektarium), atau dikoleksi langsung dari permukaan genangan air : comberan, air sawah yang tenang, dsb.

b. Pindahkan dengan pipet telur-telur nyamuk itu ke dalam air yang disiapkan dalam paper cup kecil, atau langsung dalam air di sebuah nampan plastik di insektarium.

c. Biarkan telur-telur menetas ( keluar larvae instar 1, yang biasanya dalam waktu 24-26 jam.

Mulai stadium larva a.. Siapkan beberapa nampan (tray) plastik warna putih, ukuran 20 x 30 cm, atau yang sedikit lebih besar (tergantung keperluan), dan isi air sumur atau air kran yang bebas klor, secukupnya (1-2 liter) dengan kedalaman 2-3 cm.

b. Pindahkan 300-400 larvae instar 1 ke dalam nampan isi air dengan pedoman kepadatannya 1 ekor larva/4-5 ml air.

c. Tambahkan ke dalam koloni 0,5 gram pakan larva (gerusan halus pakan ayam 521, atau sereal bubur untuk bayi) untuk hari 0 waktu penetasan.

d. Selanjutnya pada hari 1-5 kolonisasi, tambahkan 1 gram pakan larva yang sama.

e. Bersihkan permukaan air dari lapisan tipis (film) kotoran supaya air cukup aerasinya

f. Ganti airnya tiap 2-3 kali dalam seminggu.

Perkembangan larvae menjadi pupa akan berlangsung selama 5-6 hari dalam suhu kamar biasa (25-280C).

Sekitar hari 7, setengah jumlah larvae dalam nampan akan menjadi pupae dan pada hari 8 hampir semua larvae telah menjadi pupae.

Mulai stadium pupa. Kumpulkan pupae dari koloni larvae (hari 7-8), pindahkan dengan pipet yang cukup besarnya, ke dalam paper cup kecil yang telah diisi air yang bebas klor (air sumur).

a. Tempatkan kumpulan pupae (sekitar 400 ekor) di dalam sangkar nyamuk (bentuk kubus ukuran 35 x 35 x 35 cm).

b. Nyamuk dewasa (imago) akan muncul setelah 1-2 hari.

c. Ambil kembali paper cup dari sangkar setelah semua nyamuk menetas dari pupae.

Kolonisasi Nyamuk di insektarium

Mulai stadium imago Nyamuk tetasan pupae segera diberi pakan larutan air gula pasir (sukrose) 10% yang ditaruh dalam botol kecil (vial) berkapas untuk tempat hinggap nyamuk waktu mengisap air gula.

a. Ganti kapas dan air gula setiap 2-3 kali seminggu (mencegah kontaminasi bakteri).

b. Pada malam hari, berikan pakan darah pada nyamuk betina dalam sangkar dengan memasukkan burung puyuh (dikerangkeng ketat dengan kawat) semalam suntuk.

c. Berikan pakan darah dengan cara yang sama setiap minggu untuk produksi telur-telurnya.

Kolonisasi Nyamuk Anopheles

Mulai stadium telur

a. Dapatkan telur-telur nyamuk Anopheles dari koloni nyamuk dewasa (kalau sudah ada di insektarium), atau dikoleksi langsung dari permukaan genangan air habitatnya: air di sawah sawah yang relatif tenang, air tepian sungai yang tenang, dsb.

a. Pindahkan dengan pipet telur-telur nyamuk itu ke dalam air yang disiapkan dalam paper cup kecil, atau langsung dalam air di sebuah nampan plastik di insektarium.

b. Biarkan telur-telur menetas ( keluar larvae instar 1, yang biasanya dalam waktu 24-26 jam.Telur-telur dan larvae nyamuk Culex atau Anopheles dikumpulkan dari air di sawah-sawahMulai styadium larvaa. Siapkan beberapa nampan (tray) plastik warna putih, ukuran 20 x 30 cm, atau yang sedikit lebih besar (tergantung keperluan), dan isi air sumur atau air kran yang bebas klor, secukupnya (1-2 liter) dengan kedalaman 2-3 cm.

b. Pindahkan 200-300 larvae instar 1 ke dalam nampan isi air dengan pedoman kepadatannya 1 ekor larva/4-5 ml air.

c. Tempatkan di nampan itu ranting tumbuhan alang-alang atau rumputan panjang yang masih segar (tiap 3 hari diganti yang baru).

d. Tambahkan ke dalam koloni 0,5 gram pakan larva (gerusan sangat halus dari pakan yang khusus, atau sereal bubur untuk bayi yang digerus dan disaring halus) untuk hari 0 waktu penetasan.

e. Selanjutnya pada hari 1-5 kolonisasi, secara bertahap tambahkan sampai 1 gram pakan larva yang sama.

f. Bersihkan permukaan air dari lapisan tipis (film) kotoran supaya air cukup aerasinya, dan amati kesehatan larvae setiap hari. Larvae yang mati segera diambil dari nampan.

g. Ganti airnya tiap 2-3 kali dalam seminggu.

Perkembangan larvae menjadi pupa akan berlangsung selama 5-6 hari dalam suhu kamar biasa (25-280C).

Sekitar hari 7, setengah jumlah larvae dalam nampan akan menjadi pupae dan pada hari 8 hampir semua larvae telah menjadi pupae.

Mulai stadium pupa a. Kumpulkan pupae dari koloni larvae (hari 7-8), pindahkan dengan pipet yang cukup besarnya, ke dalam 1-4 paper cup kecil yang telah diisi air yang bebas klor (air sumur).

Tempatkan kumpulan pupae (sekitar 400 ekor) di dalam sangkar nyamuk (bentuk kubus ukuran 35 x 35 x 35 cm, atau ukuran lain disesuaikan dengan spesies dan perilaku kawin dari nyamuknya).

a. Nyamuk dewasa (imago) akan muncul setelah 1-2 hari.

b. Ambil kembali paper cup dari sangkar setelah semua nyamuk menetas dari pupae.

Mulai stadium imago a. Nyamuk tetasan pupae segera diberi pakan larutan air gula pasir (sukrose) 10% yang ditaruh dalam botol kecil (vial) berkapas untuk tempat hinggap nyamuk waktu mengisap air gula.

b. Ganti kapas dan air gula setiap 2-3 kali seminggu (mencegah kontaminasi bakteri yang mematikan larvae).

c. Pada malam hari, berikan pakan darah pada nyamuk betina dalam sangkar dengan memasukkan tikus putih atau marmot (dikerangkeng ketat dengan kawat) semalam suntuk.

d. Berikan pakan darah dengan cara yang sama setiap minggu untuk produksi telur-telurnya.

e. Siapkan petri dish atau paper cup isi air untuk oviposisi oleh nyamuk betina yang gravid. Catatan: sedapat mungkin gunakan air dari habitatnya yang asli di alam (air biologis), misalnya: air sungai, air sawah, air laguna (payau), dsb. untuk kolonisasi larvae dan pupae.

Yogya,8 Januari 2009

Waktu 24:18 am !!!!!!

By penias wandikmbo