31
1. Masukan kunci kepada proses Master Scheduling adalah meliputi …, kecuali a. Material Requirement Plan b. Production Plan c. Finished Goods Inventory Levels d. Forecasted Demand Jawaban : c. Finished Goods Inventory Levels Sumber : http://ipqi.org/sistem-perencanaan-produksi-bag-37-sales- and-operations-planning/ http://supplychainindonesia.com/new/inventory-planning- demand-management-sales-forecasting/ Penjelasan : Pengembangan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan MRP Salah satu pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian produksi adalah sistem perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning). Dalam MRP biasanya hasil produksi akhir terdiri dari beberapa komponen, yang dibuat sendiri di pabrik. Masukan – masukan untuk membuat MRP: 1. Bills of Materials Bills of Material adalah daftar barang – barang yang diperlukan untuk membuat suatu produk. Daftar ini memuat

ERP-11-Q

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pertanyaan

Citation preview

Page 1: ERP-11-Q

1. Masukan kunci kepada proses Master Scheduling adalah meliputi …, kecuali

a. Material Requirement Plan

b. Production Plan

c. Finished Goods Inventory Levels

d. Forecasted Demand

Jawaban :

c. Finished Goods Inventory Levels

Sumber :

http://ipqi.org/sistem-perencanaan-produksi-bag-37-sales-and-operations-planning/

http://supplychainindonesia.com/new/inventory-planning-demand-management-sales-

forecasting/

Penjelasan :

Pengembangan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan MRP

Salah satu pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian

produksi adalah sistem perencanaan kebutuhan material (Material Requirement

Planning). Dalam MRP biasanya hasil produksi akhir terdiri dari beberapa komponen,

yang dibuat sendiri di pabrik. Masukan – masukan untuk membuat MRP:

1. Bills of Materials

Bills of Material adalah daftar barang – barang yang diperlukan untuk membuat suatu

produk. Daftar ini memuat apa saja yang diperlukan untuk membuat suatu barang,

serta jumlah yang diperlukan untuk setiap produk.

2. Struktur Produk

Struktur produk adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara

beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang

biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.

3. Master Production Schedule

Master production schedule adalah jumlah barang yang dibuat pada setiap periode

yang akan datang. Biasanya kebutuhan produksi tiap minggu, bulan atau hari.

4. Data Inventory atau persediaan

Page 2: ERP-11-Q

barangInformasi yang berkaitan dengan inventory adalah gross requirement, schedule

receipts, projected on hand inventory, planned receipts, dan planned order releases.

Pengendalian Produksi

Pengendalian produksi mempunyai tanggung jawab terhadap pembuatan peramalan,

rencana produksi, penjadwalan produksi, penugasan kerja, jalur produk, tingkat

persediaan, ukuran jumlah pembelian yang ekonomis dan penyaluran produk dll.

Dokumen Proses Produksi

Untuk mengendalikan proses produksi diperlukan “dokumen” bagi penguraian dan

spesifikasi produk. Dokumen yang dimaksudkan adalah yang meliputi:

1. Program produksi ( PP )

Suatu rencana jangka-panjang yang biasanya untuk pengembangan dan pengenalan

produk – produk baru.

2. Rencana produksi ( RP )

Perencanaan yang biasanya bagi produk khusus, dimana dalam perencanaan tersebut

akan dikendalikan produksi untuk periode waktu jangka-menengah.

3. Jadwal produksi ( JP )

Suatu perluasan rencana produksi untuk mengendalikan produksi dari produk – produk

dan komponen – komponennya.

4. Perintah kerja (PK )

Suatu kewenangan dari departemen produksi untuk melaksanakan suatu tugas khusus,

dalam arti apa yang akan dikerjakan dan kapan suatu pekerjaan dilakukan.

5. Laporan penyelesaian ( LP )

Pengawas produksi melaporkan penyelesaian suatu perintah kerja. Laporan ini

dapatdigabungkan dengan perintah kerja.

6. Catatan persediaan ( CP )

Suatu catatan yang memuat tentang jumlah persediaan produk, suku cadang,

komponen, dan sebagainya. Persediaan tersebut dapat berupa barang yang disimpan

atau yang masih dalam proses.

7. Deskripsi/uraian produk ( UP )

Page 3: ERP-11-Q

Keterangan fisik atau karakteristik suatu darang yang disesuaikan dengan suatu daftar

uraian barang yang standar.

8. Gambar Produk ( GP )

Menggambarkan defenisi dari seluruh produk dan bagian – bagiannya yang digunakan

dalam pembuatan atau perakitan produk.

9. Spesifikasi produk ( SP )

Keterangan mengenai kemampuan dan kondisi suatu suatu produk sesuai dengan

fungsinya. Juga diterangkan percobaan apa yang digunakan dalam menentukan dapat

diterimanya suatu produk.

10. Deskripsi proses ( DP )

Keterangan dari rincian proses yang digunakan dalam membuat produk dan bagian –

bagian komponennya.

11. Taksiran biaya ( TB )

Suatu bentuk taksiran biaya produksi berdasarkan suatu jadwal tertentu, yang dapat

dijadikan sebagai informasi untuk diajukan dalam penetapan atau perencanaan

anggaran belanja.

12. Standar pekerjaan (STP)

Waktu standar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dalam keadaan

normal.

13. Laporan penerimaan ( LP )

Pengakuan resmi penerimaan bahan – bahan sesuai dengan deskripsi dan kualitas yang

ditetapkan dalam perintah pembelian. Laporan ini tidak mencatat atau mengadakan

pengakuan dapat diterimanya kualitas bahan.

14. Laporan pemeriksaan penerimaan ( LPP )

Keterangan dari hasil pemeriksaan barang yang diterima setelah barang tersebut diuji

sesuai dengan spesifikasinya.

15. Laporan pemeriksaan dalam – proses ( LPdP )

Keterangan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap produk yang masih dalam

proses pembuatan.

16. Laporan pemeriksaan akhir ( LPA )

Page 4: ERP-11-Q

Keterangan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap barang jadi sebelum peyerahan

barang.

17. Daftar permintaan barang ( DPB )

Permintaan dari pengendalian produksi untuk dapat membeli membeli barang – barang

tertentu sesuai dengan jadwal yang diberikan.

18. Berita acara penerimaan barang ( BAPB )

Pengakuan resmi penerimaan komponen – komponen/bahan – bahan sesuai dengan

deskripsi dan kualitas yang ditetapkan dalam perintah pembelian.

19. Bukti pengeluaran barang ( BPB )

Keterangan jumlah barang yang dikirim sesuai dengan perintah penjualan termasuk

tanggal dan kepada siapa dikirimkan.

2. S&OP adalah proses untuk mengembangkan perencanaan secara taktis dengan

mengintegrasikan customer-focused marketing plans untuk produk baru maupun yang

ada dengan manajemen operasi dan rantai suplai (Benar/Salah)

Jawaban :

Benar

Sumber :

http://ipqi.org/sistem-perencanaan-produksi-bag-37-sales-and-operations-planning/

http://supplychainindonesia.com/new/inventory-planning-demand-management-sales-

forecasting/

Penjelasan :

Sales and operations planning (SOP) merupakan suatu proses untuk terus merevisi

rencana bisnis strategis dan mengkoordinasikan rencana dari berbagai departemen. SOP

adalah rencana bisnis lintas fungsional yang melibatkan penjualan dan pemasaran,

pengembangan produk, operasi, dan manajemen supply chain. Meskipun operasi

merepresentasikan supply, pemasaran merepresentasikan demand. SOP adalah forum di

mana rencana produksi dikembangkan.

Page 5: ERP-11-Q

Sales and operations planning tersebut mempunyai siklus tiap bulannya. sales and

operations planning tersebut melibatkan sales, manufacturing, logistics, finance, new

product development dll.

3. S&OP menghasilkan:

a. Akurasi forecast yang rendah

b. Service customer yang rendah

c. Persediaan finished goods yang lebih tinggi

d. Laju pasokan yang lebih stabil

e. Pengenalan produk baru yang lebih lambat

Jawaban :

d. Laju Pasokan yang lebih stabil

Sumber :

http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/968/2014/11/

TIN409-6-Proses-Perencanaan-Produksi-1-2014-1.pdf

Penjelasan :

Output dari langkah ini adalah untuk menyeimbangkan demand dengan kapasitas

produksi, Safety stock untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, dan untuk menjaga

utilisasi tidak melebihi

4. Manfaat dari S&OP meliputi:

a. Meningkatkan teamwork

b. Keputusan yang lebib baik dan cepat

c. Akuntanbilitas hasil yang lebih baik

d. B dan C benar

e. A dan B benar

f. Semua yang disebut diatas

Jawaban :

f. Semua yang disebut diatas

Page 6: ERP-11-Q

Sumber :

beproseminar.com/author/MasterBP/page/

Penjelasan :

S&OP adalah perencanaan pada level volume (product family) & bukan individual

product /SKU, namun pada prakteknya ada juga yang melakukannya pada level

SKU,dilakukan regular tiap bulan, planning horizon 18 bulan ke depan, melibatkan sales,

marketing, manufacturing, logistics, finance, R&D, maintenance dan penunjang lainnya.

Pada prakteknya ini adalah rangkaian meeting dari step 1 sampai step 4.

Step 0:

Pengumpulan data oleh demand planner spt actual demand, supply, inventory/backlog

Statistical forecasts dan worksheets.

Step 1: Demand Planning, managemen forecast oleh team sales dan marketing.

Step 2: Supply Planning, pengecekan konstrain resource plan capacity oleh team demand

(production, logistics, procurement dll), termasuk menghitung kapasitas jumlah man

hours, apakah perlu tambah overtime/shift, kalau level strategy berapa nilai inventory

nya, kalau chase berapa cost tambahan atau pengurangan orang. Intinya berusaha

meyeimbangkan supply dengan demand dan menghitung cost.

Step 3: melakukan negosiasi antara supply dan demand utk mencapai kesepakatan berapa

volume produksi (prod plan), sales plan, inventory plan dan financial plan.

Step 4: meminta approval dari top management dan memeriksa apakah sesuai dengan

target business plan

.

5. Master Production Schedule digunakan untuk:

a. Mendefinisikan apa yang perusahaan rencanakan untuk diproduksi.

b. Perencanaan untuk mengendalikan work-in-process

c. Menghitung pembelian bahan baku

d. Perencanaan terkait dengan demand yang berkaitan (dependent demand)

Page 7: ERP-11-Q

Jawaban :

a. Mendefinisikan apa yang perusahaan rencanakan untuk diproduksi.

Sumber :

https://id.scribd.com/doc/100671456/Master-Production-Schedule

Penjelasan :

Pada dasarnya istilah MPS ( Master Production Schedule ) adalah jadwal produksi induk

yang merupakan hasil dari aktivitas penjadwalan produksi induk. MPS

mendisagregasikan dan mengimplementasikan rencana produksi. Apabila rencana

produksi yang merupakan hasil dari proses perencanaan produksi(aktivitas pada level 1

dalam hirarki perencanaan prioritas) dinyatakan dalam bentuk agregat, jadwal produksi

induk yang merupakan hasil dari proses penjadwalan produksi induk dinyatakan dalam

konfigurasi spesifik dengan nomor item yang ada dalam Item Master and BOM (Bill of

Materials)

6. Teknik capacity management yang digunakan untuk memvalidasi MPS adalah:

a. Resource Planning

b. RCCP

c. S&OP

d. Finite Scheduling

Jawaban :

b. RCCP

Sumber :

http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/MODUL-4.pdf

Penjelasan :

RCCP adalah rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi JIP

(Jadwal Induk Produksi). RCCP melakukan validasi terhadap MPS, gunanya untuk

menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi

hambatan potensial (Gaspersz, 2002).

Page 8: ERP-11-Q

7. Rough cut capacity planning digunakan untuk menguji feasibility dari master schedul

yang diajukan (Benar/Salah)

Jawaban :

Benar

Sumber :

http://ti.unikom.ac.id/rough-cut-capacity-planning-rccp/

Penjelasan :

RCCP (Rough Cut Capacity Planning) ini termasuk dalam perencanaan kapasitas jangka

panjang. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas sekaligus untuk menguji feasibility

yang diperlukan untuk melaksanakan MPS (Master Production Schedule)

8. Capacity requirements dapat lebih sulit diprediksi dari pada perusahaan jasa dari pada

manufacturing (Benar/Salah)

Jawaban :

Salah

Sumber :

https://books.google.co.id/books?

id=jY_KjQEFHSoC&pg=PA106&lpg=PA106&dq=Capacity+requirements+adalah&sou

rce=bl&ots=HbeuzvbYj2&sig=wn1dn_UdaxewICZSqqwsinVNvzA&hl=ban&sa=X&ve

d=0ahUKEwjx7NWSxNHJAhWBPKYKHa9jB3M4ChDoAQhGMAk#v=onepage&q=C

apacity%20requirements%20adalah&f=false

Penjelasan :

Salah karena Capacity Requirements Planning (CRP) bisa diprediksi dan diproyeksikan

apakah perencanaan yang sudah dibuat overload atau underload. CRP akan memvalidasi

perencanaan dengan kapasitas yang ada di masing-masing work center. Jika overload

maka perencanaan perlu diubah agar permintaan dapat dipenuhi semua.

9. Disaggregating dari aggregate terkait dengan:

a. yield management

b. planning a chase approach

Page 9: ERP-11-Q

c. master scheduling

d. short-range planning

Jawaban :

b. planning a chase approach

Sumber :

http://dokumen.tips/documents/aggregate-planning-for-seasonal-demand.html

Penjelasan :

Perencanaan aggregate dituangkan dalam bentuk master skedul produksi (MPS). Dalam

perencanaan aggregate terdapat dua jenis strategi perencanaan yaitu planning a chase

approach dan level, yang bisa juga dikombinasikan dan menghasilkan mixed

strategi. Chase strategi didasarkan atas logika yang sama dengan JIT dan membutuhkan

penyesuaian input tenaga kerja setiap waktu untuk menyesuaikan dengan

permintaan yang berfluktuasi. Sementara level strategi plan mempertahankan tingkat

produksi yang stabil setiap hari dan menggambarkan ketersediaan barang jadi yang

dihasilkan setiap bulan yang disesuaikan dengan tingkat penjualan.

10. Mana yang berikut ini tidak merupakan suatu opsi kapasitas:

a. Menggunakan backorders

b. Menggunakan overtime

c. Menggunakan subcontractors

d. Menggunakan temporary workers

Jawaban :

a. Backorders

Sumber :

http://matematika.studentjournal.ub.ac.id/index.php/matematika/article/viewFile/98/100

Penjelasan :

Backorder adalah permintaan yang belum dapat dipenuhi, tetapi kemudian dapat dipenuhi

pada periode berikutnya ketika kapasitas terhadap permintaan sudah tersedia. Di dalam

Page 10: ERP-11-Q

situasi yang bersifat backorder, suatu perusahaan tidak kehilangan penjualan ketika

persediaan habis, karena konsumen bersedia menunggu pesanannya terpenuhi pada tahap

produksi selanjutnya, perusahaan mengalami kekurangan persediaan (stockout) dan

memenuhinya dengan cara backorder, sedangkan jika konsumen tidak bersedia

menunggu, maka perusahaan akan mengalami penjualan hilang (lost sales).

11. Istilah available-to-promise adalah erat kaitannya dengan:

a. S&OP

b. RCCP

c. Disagregating rencana aggregate

d. MPS

Jawaban :

d. MPS

Sumber :

http://rachmatoellah-sa.com/file_paket/form_pendaftaran.pdf

Penjelasan :

ATP adalah perhitungan jumlah persediaan yang bisa dijanjikan untuk permintaan

dihitung dari jumlah produksi (MPS) dikurangi jumlah terbesar dari permintaan (demand)

atau peramalan (forecast).

12. Berikut ini yang bukan mereupakan manfaat dari MRP:

a. Mengurangi harga jual

b. Mengurangi persediaan

c. Mengurangi waktu idle

d. MRP adalah flexible – mudah disesuaikan dari jadwal jika kebutuhan muncul

e. Respon yang lebih baik terhadap pasar

Jawaban :

a. Mengurangi harga jual

Sumber :

Page 11: ERP-11-Q

https://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=16&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi0

konl0NHJAhWE2KYKHRsWB2c4ChAWCDgwBQ&url=http%3A%2F

%2Fbsulistyo.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles

%2F35940%2F10.%2BMATERIAL%2BREQUIREMENT%2BPLANNING

%2B(MRP).ppt&usg=AFQjCNE_ZEgNsfXerZGQWSqFa6a1LR0GlQ&sig2=r-

bcRjhs54gb-9tUmc5idw

Penjelasan :

Permintaan dependen membuat penjadwalan dan perencanaan persediaan menjadi

kompleks, sekaligus menguntungkan.

Beberapa manfaat MRP adalah:

1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.

2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.

3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.

4. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar.

5. Tingkat persediaan menururn tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.

13. Tujuan dasar dari MRP terdiri dari:

a. Mengendalikan tingkat persediaan

b. Memprioritaskan kebutuhan terhadap item tertentu.

c. Merencanakan kapasitas yang dibebankan ke sistem produksi.

d. A dan B benar

e. B dan C benar

f. A, B, dan C benar

Jawaban :

f. A, B, dan C benar

Sumber :

Page 12: ERP-11-Q

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,

%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL

%20REQUIREMENT%20PLANNING%20(MRP).pdf

Penjelasan :

Tujuan dasar dari MRP terdiri dari

1. Mampu mengendalikan kebutuhan/persediaan pada saat yang tepat, kapan suatu

pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk

yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.

2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan secara tepat sistem

penjadwalan.

3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan

pemesanan atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.

4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah

direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang

dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat memberikan indikasi

untuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan

prioritas pesanan yang realistis. Seandainya penjadwalan ulang ini masih tidak

memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan terhadap suatu pesanan

harus dilakukan

14. Tiga masukan utama pada program komputer MRP adalah:

a. MPS, Bills of material file, Capacitry Requirement planning

b. CRP, Planned order schedule, dan inventory status file

c. MPS, inventory records file, dan BOM file

d. MPS, CRP, dan inventory records file

e. MPS, planned order schedule, dan inventory records file

Jawaban :

c. MPS, inventory records file, dan BOM file

d. Sumber :

Page 13: ERP-11-Q

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,

%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL

%20REQUIREMENT%20PLANNING%20(MRP).pdf

Penjelasan :

Input MRP

1. Jadwal Induk Produksi (Master production schedule) Merupakan suatu rencana

produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk

akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya

2. Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material) Merupakan kaitan

antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk

setiap komponen ini meliputi :

a. Jenis komponen

b. Jumlah yang dibutuhkan

c. Tingkat penyusunannya.

Selain ini ada juga masukan tambahan seperti

a. Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membutuhkan

b. Peramalan atas item yang bersifat tidak bergantungan.

3. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record)

Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam

persediaan, yang berkaitan dengan :

a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory )

b. Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order Inventory )

c. Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan.

Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan

diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam

perencanaan.

15. Suatu MRP II dikenal juga sebagai:

a. Material Resource Production system

b. Manufacturing Requirement Production system

c. Manufacturing Resource Planning

Page 14: ERP-11-Q

d. Master Resource Planning System

e. Master Requirement Production System

jawaban :

C. Manufacturing Resource Planning

MRP berevolusi menjadi MRP II (Manufacturing Resources Planning, yang melingkupi

faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master schedulling, rough cut

capacity planning dan shoop floor control.

sumber:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,

%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT

%20PLANNING%20(MRP).pdf

16. Pernyataan berikut yang benar terkait dengan Bill of materials:

a. Suatu daftar terstruktur dari semua material ataupun part yang diperlukan untuk

memproduksi satu finish product

b. Jarang direvisi sesaat setelah dibuat

c. Dapat terdiri dari banyak versi untuk disiplin fungsional yang berbeda melintasi

organisasi

d. Akan membawa kepada kecukupan kinerja dari MRP sepanang “threshold degree” dari

akurasi terpenuhi berkisar 70%

e. Digunakan untuk keputusan dispacthing pada lantai produksi

jawaban:

A. Suatu daftar terstruktur dari semua material ataupun part yang

diperlukan untuk memproduksi satu finish product

BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan

bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk.

Page 15: ERP-11-Q

sumber:

http://eko_hartanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31603/MRP-JIT.pdf

17. Gross Requirement dari suatu komponen part didalam sistem MRP ditentukan dari:

a. Net Requirements + on-hand

b. Net Requirements dari produk akhir

c. Gross Requirement dari komponen langsung

d. Planned order release dari produk akhir

e. Planned order release dari parent item

jawaban:

c. Gross Requirement dari komponen langsung

Gross requirement adalah jumlah yang akan diproduksi/dipakai/diambil pada setiap

perioda.

Untuk end item Gross req. = MPS

Untuk komponen Gross req. = Planner order release dari induknya

sumber:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-

pertemua-3.pdf

18. MPS untuk dua produk, A dan B ditunjukan pada tabel dibawah. Untuk memproduksi

item A, dua unit komponen C dibutuhkan. Untuk memproduksi item B, empat unit

komponen C dibutuhkan. Saldo awal dari C adalah 10 pada week 1. Dengan

menggunakan informasi ini, tentukan Gross Requirement komponen C pada awal week 1

MPS Wee1

Product A 15

Product B 2

Page 16: ERP-11-Q

a. 20 units

b. 15 units

c. 38 units

d. 28 units

e. 48 units

jawaban:

c. 38 units

Gross requirement adalah jumlah yang akan diproduksi/dipakai/diambil pada setiap

perioda.

Untuk end item Gross req. = MPS

Untuk komponen Gross req. = Planner order release dari induknya

Gross req. product A = 15 * 2 = 30

Gross req. product B = 2 * 4 = 8

Total = 30 + 8 = 38 units

sumber:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-

pertemua-3.pdf

19. Berikut ini yang merupakan rumusan dari net requirement adalah:

a. Gross requirements – planned order receipt

b. Gross requirements – on-hand + planned order receipts

c. Gross requirements – on-hand – scheduled receipt

d. Gross requirements – planned order releases

e. sumua salah

Page 17: ERP-11-Q

jawaban:

c. Gross requirements – on-hand – scheduled receipt

Menentukan Net Requirement Adalah proses menentukan kebutuhan bersih setiap

komponen agar MPS terwujud.

Net Requirement = Gross Req. – on hand – schedule receipt

On hand adalah jumlah material yang ada ditangan sebagai sisa perioda sebelumnya

Schedule receipt adalah material yang sudah dipesan dan akan diterima pada periode

tertentu.

sumber:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-

pertemua-3.pdf

20. Teknik lot sizing yang menghasilkan planned order dengan kuantitas sama dengan net

requirement pada masing-masing periode:

a. Lot for Lot

b. EOQ

c. Least Unit Cost

d. Least Total Cost

e. Semua yang diatas

jawaban:

e. Semua yang diatas

Lot Sizing Adalah proses menentukan ukuran/jumlah pemesanan. Pemesanan sudah harus

tersedia di awal periode produksi. Metode lot sizing:

a. Lot for Lot

b. Economic Order Quantity

c. Period Order Quantity

Page 18: ERP-11-Q

d. Least Unit Cost

e. Least Period Cost (Silver Meal)

f. Least Total Cost

g. Wagner Within

sumber:

http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-

pertemua-3.pdf

21. Salah satu kunci interface dengan MRP adalah:

a. S&OP

b. Customer service levels

c. Capacity Requirement Planning

d. Cost of Goods Sold

jawaban:

c. Capacity Requirement Planning

Sumber:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,

%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT

%20PLANNING%20(MRP).pdf

Page 19: ERP-11-Q

22. Proses kalkulasi demand untuk komponen item bagi parent item dengan mengkalikan

kebutuhan parent item dengan kuantitas komponen yang digunakan berdasarkan Bill of

Material:

a. netting

b. requirement explosion

c. offseting

d. pegging

jawaban:

b. requirement explosion

Exploding: Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang

lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan.

Sumber:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,

%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT

%20PLANNING%20(MRP).pdf

23. Proses kalkulasi demand untuk komponen item bagi parent item dengan mengkalikan

kebutuhan parent item dengan kuantitas komponen yang digunakan berdasarkan Bill of

Material:

a. netting

b. requirement explosion

c. offseting

d. pegging

jawaban:

b. requirement explosion

Page 20: ERP-11-Q

Exploding: Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang

lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan.

Sumber:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,

%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT

%20PLANNING%20(MRP).pdf

24. Kuantitas yang ditunjukan pada inventory records sebagaimana stock fisik persediaan:

a. Allocated inventory

b. lot for lot

c. on-hand balance

d. projected avaialable balance

jawaban:

c. on-hand balance

On-Hand Balance, The quantity shown in the inventory records as being physically in

stock. Atau On-Hand Balance, Kuantitas yang ditunjukkan dalam catatan persediaan

sebagai fisik di saham .

sumber:

http://www.demandsolutions.com/resource-center/supply-chain-glossary/supply-

chain-glossary-o/on-hand-balance.html

25. Suatu daftar sub-assemblies, part dan bahan baku yang dirakit menjadi komponen parent

yang dinyatakan sebagai kuantitas yang diperlukan untuk membuat rakitan:

a. routing

b. requirement explosion

c. planned order

d. bill of material

Page 21: ERP-11-Q

jawaban:

d. bill of material

Modular Bills yaitu bill of material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul

merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Bill

untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of

materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanya

sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu.

Sumber:

http://eko_hartanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31603/MRP-JIT.pdf

26. Suatu suggested order quantity, release date, dan due date yang dibuat dari hasil

perencanaan:

a. Component item

b. firm planned order (FPO)

c. planned order

d. back order

jawaban:

b. firm planned order (FPO)

firm planned orders (FPO) sering ditetapkan pada waktu tunggu kumulatif (lihat gambar

1). Waktu tunggu kumulatif (cumulative lead time ) merupakan waktu yang dibutuhkan

untuk memproduksi produk sejak awal, yang merupakan jalur waktu terpanjang dari

puncak (end items) ke bawah (raw materials) daloam struktur produk.

Sumber:

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=3373

Page 22: ERP-11-Q

27. Ukuran order terhadap item tertentu kepada pabrik atau supplier, atau standard kuantitas

pada proses produksi:

a. lot for lot

b. periodic order quantity

c. net requierement

d. lot size

jawaban:

b. periodic order quantity

metode POQ digunakan karena merupakan salah satu metode dalam pengendalian

persediaan bahan baku yang bertujuan menghemat total biaya persediaan dengan

menekankan pada efektifitas frekuensi pemesanan bahan baku agar lebih terpola.

Sumber:

http://repository.upi.edu/6299/6/S_MTK_0900409_Chapter3.pdf

28. Order dari customer yang tidak dapat dipenuhi karena tidak cukupan persediaan untuk

memenuhi demand:

a. backorder

b. exception message

c. priority planning

d. open order

jawaban:

a. backorder

Backorder, sebuah pesanan pelanggan yang tidak bisa diisi ketika disajikan , dan yang

pelanggan siap untuk menunggu beberapa waktu . Persentase item backordered dan

jumlah hari backorder adalah ukuran penting dari kualitas layanan pelanggan perusahaan

dan efektivitas manajemen persediaan .

Page 23: ERP-11-Q

sumber:

http://www.businessdictionary.com/definition/backorder.html#ixzz3tvf8Lm7Y