Upload
adipalguna
View
74
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Pertanyaan
Citation preview
1. Masukan kunci kepada proses Master Scheduling adalah meliputi …, kecuali
a. Material Requirement Plan
b. Production Plan
c. Finished Goods Inventory Levels
d. Forecasted Demand
Jawaban :
c. Finished Goods Inventory Levels
Sumber :
http://ipqi.org/sistem-perencanaan-produksi-bag-37-sales-and-operations-planning/
http://supplychainindonesia.com/new/inventory-planning-demand-management-sales-
forecasting/
Penjelasan :
Pengembangan Perencanaan dan Pengendalian Produksi dengan MRP
Salah satu pengembangan yang sangat penting dalam perencanaan dan pengendalian
produksi adalah sistem perencanaan kebutuhan material (Material Requirement
Planning). Dalam MRP biasanya hasil produksi akhir terdiri dari beberapa komponen,
yang dibuat sendiri di pabrik. Masukan – masukan untuk membuat MRP:
1. Bills of Materials
Bills of Material adalah daftar barang – barang yang diperlukan untuk membuat suatu
produk. Daftar ini memuat apa saja yang diperlukan untuk membuat suatu barang,
serta jumlah yang diperlukan untuk setiap produk.
2. Struktur Produk
Struktur produk adalah logika proses produksi, yang menyatakan hubungan antara
beberapa pekerjaan pembuatan komponen sampai menjadi produk akhir, yang
biasanya ditunjukkan dengan menggunakan skema.
3. Master Production Schedule
Master production schedule adalah jumlah barang yang dibuat pada setiap periode
yang akan datang. Biasanya kebutuhan produksi tiap minggu, bulan atau hari.
4. Data Inventory atau persediaan
barangInformasi yang berkaitan dengan inventory adalah gross requirement, schedule
receipts, projected on hand inventory, planned receipts, dan planned order releases.
Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi mempunyai tanggung jawab terhadap pembuatan peramalan,
rencana produksi, penjadwalan produksi, penugasan kerja, jalur produk, tingkat
persediaan, ukuran jumlah pembelian yang ekonomis dan penyaluran produk dll.
Dokumen Proses Produksi
Untuk mengendalikan proses produksi diperlukan “dokumen” bagi penguraian dan
spesifikasi produk. Dokumen yang dimaksudkan adalah yang meliputi:
1. Program produksi ( PP )
Suatu rencana jangka-panjang yang biasanya untuk pengembangan dan pengenalan
produk – produk baru.
2. Rencana produksi ( RP )
Perencanaan yang biasanya bagi produk khusus, dimana dalam perencanaan tersebut
akan dikendalikan produksi untuk periode waktu jangka-menengah.
3. Jadwal produksi ( JP )
Suatu perluasan rencana produksi untuk mengendalikan produksi dari produk – produk
dan komponen – komponennya.
4. Perintah kerja (PK )
Suatu kewenangan dari departemen produksi untuk melaksanakan suatu tugas khusus,
dalam arti apa yang akan dikerjakan dan kapan suatu pekerjaan dilakukan.
5. Laporan penyelesaian ( LP )
Pengawas produksi melaporkan penyelesaian suatu perintah kerja. Laporan ini
dapatdigabungkan dengan perintah kerja.
6. Catatan persediaan ( CP )
Suatu catatan yang memuat tentang jumlah persediaan produk, suku cadang,
komponen, dan sebagainya. Persediaan tersebut dapat berupa barang yang disimpan
atau yang masih dalam proses.
7. Deskripsi/uraian produk ( UP )
Keterangan fisik atau karakteristik suatu darang yang disesuaikan dengan suatu daftar
uraian barang yang standar.
8. Gambar Produk ( GP )
Menggambarkan defenisi dari seluruh produk dan bagian – bagiannya yang digunakan
dalam pembuatan atau perakitan produk.
9. Spesifikasi produk ( SP )
Keterangan mengenai kemampuan dan kondisi suatu suatu produk sesuai dengan
fungsinya. Juga diterangkan percobaan apa yang digunakan dalam menentukan dapat
diterimanya suatu produk.
10. Deskripsi proses ( DP )
Keterangan dari rincian proses yang digunakan dalam membuat produk dan bagian –
bagian komponennya.
11. Taksiran biaya ( TB )
Suatu bentuk taksiran biaya produksi berdasarkan suatu jadwal tertentu, yang dapat
dijadikan sebagai informasi untuk diajukan dalam penetapan atau perencanaan
anggaran belanja.
12. Standar pekerjaan (STP)
Waktu standar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu dalam keadaan
normal.
13. Laporan penerimaan ( LP )
Pengakuan resmi penerimaan bahan – bahan sesuai dengan deskripsi dan kualitas yang
ditetapkan dalam perintah pembelian. Laporan ini tidak mencatat atau mengadakan
pengakuan dapat diterimanya kualitas bahan.
14. Laporan pemeriksaan penerimaan ( LPP )
Keterangan dari hasil pemeriksaan barang yang diterima setelah barang tersebut diuji
sesuai dengan spesifikasinya.
15. Laporan pemeriksaan dalam – proses ( LPdP )
Keterangan dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap produk yang masih dalam
proses pembuatan.
16. Laporan pemeriksaan akhir ( LPA )
Keterangan hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap barang jadi sebelum peyerahan
barang.
17. Daftar permintaan barang ( DPB )
Permintaan dari pengendalian produksi untuk dapat membeli membeli barang – barang
tertentu sesuai dengan jadwal yang diberikan.
18. Berita acara penerimaan barang ( BAPB )
Pengakuan resmi penerimaan komponen – komponen/bahan – bahan sesuai dengan
deskripsi dan kualitas yang ditetapkan dalam perintah pembelian.
19. Bukti pengeluaran barang ( BPB )
Keterangan jumlah barang yang dikirim sesuai dengan perintah penjualan termasuk
tanggal dan kepada siapa dikirimkan.
2. S&OP adalah proses untuk mengembangkan perencanaan secara taktis dengan
mengintegrasikan customer-focused marketing plans untuk produk baru maupun yang
ada dengan manajemen operasi dan rantai suplai (Benar/Salah)
Jawaban :
Benar
Sumber :
http://ipqi.org/sistem-perencanaan-produksi-bag-37-sales-and-operations-planning/
http://supplychainindonesia.com/new/inventory-planning-demand-management-sales-
forecasting/
Penjelasan :
Sales and operations planning (SOP) merupakan suatu proses untuk terus merevisi
rencana bisnis strategis dan mengkoordinasikan rencana dari berbagai departemen. SOP
adalah rencana bisnis lintas fungsional yang melibatkan penjualan dan pemasaran,
pengembangan produk, operasi, dan manajemen supply chain. Meskipun operasi
merepresentasikan supply, pemasaran merepresentasikan demand. SOP adalah forum di
mana rencana produksi dikembangkan.
Sales and operations planning tersebut mempunyai siklus tiap bulannya. sales and
operations planning tersebut melibatkan sales, manufacturing, logistics, finance, new
product development dll.
3. S&OP menghasilkan:
a. Akurasi forecast yang rendah
b. Service customer yang rendah
c. Persediaan finished goods yang lebih tinggi
d. Laju pasokan yang lebih stabil
e. Pengenalan produk baru yang lebih lambat
Jawaban :
d. Laju Pasokan yang lebih stabil
Sumber :
http://taufiqurrachman.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/968/2014/11/
TIN409-6-Proses-Perencanaan-Produksi-1-2014-1.pdf
Penjelasan :
Output dari langkah ini adalah untuk menyeimbangkan demand dengan kapasitas
produksi, Safety stock untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, dan untuk menjaga
utilisasi tidak melebihi
4. Manfaat dari S&OP meliputi:
a. Meningkatkan teamwork
b. Keputusan yang lebib baik dan cepat
c. Akuntanbilitas hasil yang lebih baik
d. B dan C benar
e. A dan B benar
f. Semua yang disebut diatas
Jawaban :
f. Semua yang disebut diatas
Sumber :
beproseminar.com/author/MasterBP/page/
Penjelasan :
S&OP adalah perencanaan pada level volume (product family) & bukan individual
product /SKU, namun pada prakteknya ada juga yang melakukannya pada level
SKU,dilakukan regular tiap bulan, planning horizon 18 bulan ke depan, melibatkan sales,
marketing, manufacturing, logistics, finance, R&D, maintenance dan penunjang lainnya.
Pada prakteknya ini adalah rangkaian meeting dari step 1 sampai step 4.
Step 0:
Pengumpulan data oleh demand planner spt actual demand, supply, inventory/backlog
Statistical forecasts dan worksheets.
Step 1: Demand Planning, managemen forecast oleh team sales dan marketing.
Step 2: Supply Planning, pengecekan konstrain resource plan capacity oleh team demand
(production, logistics, procurement dll), termasuk menghitung kapasitas jumlah man
hours, apakah perlu tambah overtime/shift, kalau level strategy berapa nilai inventory
nya, kalau chase berapa cost tambahan atau pengurangan orang. Intinya berusaha
meyeimbangkan supply dengan demand dan menghitung cost.
Step 3: melakukan negosiasi antara supply dan demand utk mencapai kesepakatan berapa
volume produksi (prod plan), sales plan, inventory plan dan financial plan.
Step 4: meminta approval dari top management dan memeriksa apakah sesuai dengan
target business plan
.
5. Master Production Schedule digunakan untuk:
a. Mendefinisikan apa yang perusahaan rencanakan untuk diproduksi.
b. Perencanaan untuk mengendalikan work-in-process
c. Menghitung pembelian bahan baku
d. Perencanaan terkait dengan demand yang berkaitan (dependent demand)
Jawaban :
a. Mendefinisikan apa yang perusahaan rencanakan untuk diproduksi.
Sumber :
https://id.scribd.com/doc/100671456/Master-Production-Schedule
Penjelasan :
Pada dasarnya istilah MPS ( Master Production Schedule ) adalah jadwal produksi induk
yang merupakan hasil dari aktivitas penjadwalan produksi induk. MPS
mendisagregasikan dan mengimplementasikan rencana produksi. Apabila rencana
produksi yang merupakan hasil dari proses perencanaan produksi(aktivitas pada level 1
dalam hirarki perencanaan prioritas) dinyatakan dalam bentuk agregat, jadwal produksi
induk yang merupakan hasil dari proses penjadwalan produksi induk dinyatakan dalam
konfigurasi spesifik dengan nomor item yang ada dalam Item Master and BOM (Bill of
Materials)
6. Teknik capacity management yang digunakan untuk memvalidasi MPS adalah:
a. Resource Planning
b. RCCP
c. S&OP
d. Finite Scheduling
Jawaban :
b. RCCP
Sumber :
http://sispromasi.bie.telkomuniversity.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/MODUL-4.pdf
Penjelasan :
RCCP adalah rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi JIP
(Jadwal Induk Produksi). RCCP melakukan validasi terhadap MPS, gunanya untuk
menetapkan sumber-sumber spesifik tertentu khususnya yang diperkirakan akan menjadi
hambatan potensial (Gaspersz, 2002).
7. Rough cut capacity planning digunakan untuk menguji feasibility dari master schedul
yang diajukan (Benar/Salah)
Jawaban :
Benar
Sumber :
http://ti.unikom.ac.id/rough-cut-capacity-planning-rccp/
Penjelasan :
RCCP (Rough Cut Capacity Planning) ini termasuk dalam perencanaan kapasitas jangka
panjang. RCCP menentukan kebutuhan kapasitas sekaligus untuk menguji feasibility
yang diperlukan untuk melaksanakan MPS (Master Production Schedule)
8. Capacity requirements dapat lebih sulit diprediksi dari pada perusahaan jasa dari pada
manufacturing (Benar/Salah)
Jawaban :
Salah
Sumber :
https://books.google.co.id/books?
id=jY_KjQEFHSoC&pg=PA106&lpg=PA106&dq=Capacity+requirements+adalah&sou
rce=bl&ots=HbeuzvbYj2&sig=wn1dn_UdaxewICZSqqwsinVNvzA&hl=ban&sa=X&ve
d=0ahUKEwjx7NWSxNHJAhWBPKYKHa9jB3M4ChDoAQhGMAk#v=onepage&q=C
apacity%20requirements%20adalah&f=false
Penjelasan :
Salah karena Capacity Requirements Planning (CRP) bisa diprediksi dan diproyeksikan
apakah perencanaan yang sudah dibuat overload atau underload. CRP akan memvalidasi
perencanaan dengan kapasitas yang ada di masing-masing work center. Jika overload
maka perencanaan perlu diubah agar permintaan dapat dipenuhi semua.
9. Disaggregating dari aggregate terkait dengan:
a. yield management
b. planning a chase approach
c. master scheduling
d. short-range planning
Jawaban :
b. planning a chase approach
Sumber :
http://dokumen.tips/documents/aggregate-planning-for-seasonal-demand.html
Penjelasan :
Perencanaan aggregate dituangkan dalam bentuk master skedul produksi (MPS). Dalam
perencanaan aggregate terdapat dua jenis strategi perencanaan yaitu planning a chase
approach dan level, yang bisa juga dikombinasikan dan menghasilkan mixed
strategi. Chase strategi didasarkan atas logika yang sama dengan JIT dan membutuhkan
penyesuaian input tenaga kerja setiap waktu untuk menyesuaikan dengan
permintaan yang berfluktuasi. Sementara level strategi plan mempertahankan tingkat
produksi yang stabil setiap hari dan menggambarkan ketersediaan barang jadi yang
dihasilkan setiap bulan yang disesuaikan dengan tingkat penjualan.
10. Mana yang berikut ini tidak merupakan suatu opsi kapasitas:
a. Menggunakan backorders
b. Menggunakan overtime
c. Menggunakan subcontractors
d. Menggunakan temporary workers
Jawaban :
a. Backorders
Sumber :
http://matematika.studentjournal.ub.ac.id/index.php/matematika/article/viewFile/98/100
Penjelasan :
Backorder adalah permintaan yang belum dapat dipenuhi, tetapi kemudian dapat dipenuhi
pada periode berikutnya ketika kapasitas terhadap permintaan sudah tersedia. Di dalam
situasi yang bersifat backorder, suatu perusahaan tidak kehilangan penjualan ketika
persediaan habis, karena konsumen bersedia menunggu pesanannya terpenuhi pada tahap
produksi selanjutnya, perusahaan mengalami kekurangan persediaan (stockout) dan
memenuhinya dengan cara backorder, sedangkan jika konsumen tidak bersedia
menunggu, maka perusahaan akan mengalami penjualan hilang (lost sales).
11. Istilah available-to-promise adalah erat kaitannya dengan:
a. S&OP
b. RCCP
c. Disagregating rencana aggregate
d. MPS
Jawaban :
d. MPS
Sumber :
http://rachmatoellah-sa.com/file_paket/form_pendaftaran.pdf
Penjelasan :
ATP adalah perhitungan jumlah persediaan yang bisa dijanjikan untuk permintaan
dihitung dari jumlah produksi (MPS) dikurangi jumlah terbesar dari permintaan (demand)
atau peramalan (forecast).
12. Berikut ini yang bukan mereupakan manfaat dari MRP:
a. Mengurangi harga jual
b. Mengurangi persediaan
c. Mengurangi waktu idle
d. MRP adalah flexible – mudah disesuaikan dari jadwal jika kebutuhan muncul
e. Respon yang lebih baik terhadap pasar
Jawaban :
a. Mengurangi harga jual
Sumber :
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=16&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwi0
konl0NHJAhWE2KYKHRsWB2c4ChAWCDgwBQ&url=http%3A%2F
%2Fbsulistyo.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles
%2F35940%2F10.%2BMATERIAL%2BREQUIREMENT%2BPLANNING
%2B(MRP).ppt&usg=AFQjCNE_ZEgNsfXerZGQWSqFa6a1LR0GlQ&sig2=r-
bcRjhs54gb-9tUmc5idw
Penjelasan :
Permintaan dependen membuat penjadwalan dan perencanaan persediaan menjadi
kompleks, sekaligus menguntungkan.
Beberapa manfaat MRP adalah:
1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.
2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.
3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.
4. Tanggapan yang lebih cepat terhadap perubahan dan pergeseran pasar.
5. Tingkat persediaan menururn tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.
13. Tujuan dasar dari MRP terdiri dari:
a. Mengendalikan tingkat persediaan
b. Memprioritaskan kebutuhan terhadap item tertentu.
c. Merencanakan kapasitas yang dibebankan ke sistem produksi.
d. A dan B benar
e. B dan C benar
f. A, B, dan C benar
Jawaban :
f. A, B, dan C benar
Sumber :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,
%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL
%20REQUIREMENT%20PLANNING%20(MRP).pdf
Penjelasan :
Tujuan dasar dari MRP terdiri dari
1. Mampu mengendalikan kebutuhan/persediaan pada saat yang tepat, kapan suatu
pekerjaan akan selesai (material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan produk
yang dijadwalkan berdasarkan MPS yang direncanakan.
2. Menentukan kebutuhan minimal setiap item, dengan menentukan secara tepat sistem
penjadwalan.
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, dengan memberikan indikasi kapan
pemesanan atau pembatalan suatu pesanan harus dilakukan.
4. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan. Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang
dijadwalkan pada waktu yang dikehendaki, maka MRP dapat memberikan indikasi
untuk melaksanakan rencana penjadwalan ulang (jika mungkin) dengan menentukan
prioritas pesanan yang realistis. Seandainya penjadwalan ulang ini masih tidak
memungkinkan untuk memenuhi pesanan, maka pembatalan terhadap suatu pesanan
harus dilakukan
14. Tiga masukan utama pada program komputer MRP adalah:
a. MPS, Bills of material file, Capacitry Requirement planning
b. CRP, Planned order schedule, dan inventory status file
c. MPS, inventory records file, dan BOM file
d. MPS, CRP, dan inventory records file
e. MPS, planned order schedule, dan inventory records file
Jawaban :
c. MPS, inventory records file, dan BOM file
d. Sumber :
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,
%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL
%20REQUIREMENT%20PLANNING%20(MRP).pdf
Penjelasan :
Input MRP
1. Jadwal Induk Produksi (Master production schedule) Merupakan suatu rencana
produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas setiap jenis produk
akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya
2. Struktur Produk (Product structure Record & Bill of Material) Merupakan kaitan
antara produk dengan komponen penyusunnya. Informasi yang dilengkapi untuk
setiap komponen ini meliputi :
a. Jenis komponen
b. Jumlah yang dibutuhkan
c. Tingkat penyusunannya.
Selain ini ada juga masukan tambahan seperti
a. Pesanan komponen dari perusahaan lain yang membutuhkan
b. Peramalan atas item yang bersifat tidak bergantungan.
3. Status Persediaan (Inventory Master File atau Inventory Status Record)
Menggambarkan keadaan dari setiap komponen atau material yang ada dalam
persediaan, yang berkaitan dengan :
a. Jumlah persediaan yang dimiliki pada setiap periode (on hand inventory )
b. Jumlah barang dipesan dan kapan akan datang (on order Inventory )
c. Waktu ancang – ancang ( lead time ) dari setiap bahan.
Status persediaan ini harus diketahui untuk setiap bahan atau item dan
diperbaharui setiap terjadi perubahan untuk menghindari adanya kekeliruan dalam
perencanaan.
15. Suatu MRP II dikenal juga sebagai:
a. Material Resource Production system
b. Manufacturing Requirement Production system
c. Manufacturing Resource Planning
d. Master Resource Planning System
e. Master Requirement Production System
jawaban :
C. Manufacturing Resource Planning
MRP berevolusi menjadi MRP II (Manufacturing Resources Planning, yang melingkupi
faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang, master schedulling, rough cut
capacity planning dan shoop floor control.
sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,
%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT
%20PLANNING%20(MRP).pdf
16. Pernyataan berikut yang benar terkait dengan Bill of materials:
a. Suatu daftar terstruktur dari semua material ataupun part yang diperlukan untuk
memproduksi satu finish product
b. Jarang direvisi sesaat setelah dibuat
c. Dapat terdiri dari banyak versi untuk disiplin fungsional yang berbeda melintasi
organisasi
d. Akan membawa kepada kecukupan kinerja dari MRP sepanang “threshold degree” dari
akurasi terpenuhi berkisar 70%
e. Digunakan untuk keputusan dispacthing pada lantai produksi
jawaban:
A. Suatu daftar terstruktur dari semua material ataupun part yang
diperlukan untuk memproduksi satu finish product
BOM (Bill Of Material), adalah sebuah daftar jumlah komponen, campuran bahan, dan
bahan baku yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
sumber:
http://eko_hartanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31603/MRP-JIT.pdf
17. Gross Requirement dari suatu komponen part didalam sistem MRP ditentukan dari:
a. Net Requirements + on-hand
b. Net Requirements dari produk akhir
c. Gross Requirement dari komponen langsung
d. Planned order release dari produk akhir
e. Planned order release dari parent item
jawaban:
c. Gross Requirement dari komponen langsung
Gross requirement adalah jumlah yang akan diproduksi/dipakai/diambil pada setiap
perioda.
Untuk end item Gross req. = MPS
Untuk komponen Gross req. = Planner order release dari induknya
sumber:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-
pertemua-3.pdf
18. MPS untuk dua produk, A dan B ditunjukan pada tabel dibawah. Untuk memproduksi
item A, dua unit komponen C dibutuhkan. Untuk memproduksi item B, empat unit
komponen C dibutuhkan. Saldo awal dari C adalah 10 pada week 1. Dengan
menggunakan informasi ini, tentukan Gross Requirement komponen C pada awal week 1
MPS Wee1
Product A 15
Product B 2
a. 20 units
b. 15 units
c. 38 units
d. 28 units
e. 48 units
jawaban:
c. 38 units
Gross requirement adalah jumlah yang akan diproduksi/dipakai/diambil pada setiap
perioda.
Untuk end item Gross req. = MPS
Untuk komponen Gross req. = Planner order release dari induknya
Gross req. product A = 15 * 2 = 30
Gross req. product B = 2 * 4 = 8
Total = 30 + 8 = 38 units
sumber:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-
pertemua-3.pdf
19. Berikut ini yang merupakan rumusan dari net requirement adalah:
a. Gross requirements – planned order receipt
b. Gross requirements – on-hand + planned order receipts
c. Gross requirements – on-hand – scheduled receipt
d. Gross requirements – planned order releases
e. sumua salah
jawaban:
c. Gross requirements – on-hand – scheduled receipt
Menentukan Net Requirement Adalah proses menentukan kebutuhan bersih setiap
komponen agar MPS terwujud.
Net Requirement = Gross Req. – on hand – schedule receipt
On hand adalah jumlah material yang ada ditangan sebagai sisa perioda sebelumnya
Schedule receipt adalah material yang sudah dipesan dan akan diterima pada periode
tertentu.
sumber:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-
pertemua-3.pdf
20. Teknik lot sizing yang menghasilkan planned order dengan kuantitas sama dengan net
requirement pada masing-masing periode:
a. Lot for Lot
b. EOQ
c. Least Unit Cost
d. Least Total Cost
e. Semua yang diatas
jawaban:
e. Semua yang diatas
Lot Sizing Adalah proses menentukan ukuran/jumlah pemesanan. Pemesanan sudah harus
tersedia di awal periode produksi. Metode lot sizing:
a. Lot for Lot
b. Economic Order Quantity
c. Period Order Quantity
d. Least Unit Cost
e. Least Period Cost (Silver Meal)
f. Least Total Cost
g. Wagner Within
sumber:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/389/jbptunikompp-gdl-julianrebe-19405-12-
pertemua-3.pdf
21. Salah satu kunci interface dengan MRP adalah:
a. S&OP
b. Customer service levels
c. Capacity Requirement Planning
d. Cost of Goods Sold
jawaban:
c. Capacity Requirement Planning
Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,
%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT
%20PLANNING%20(MRP).pdf
22. Proses kalkulasi demand untuk komponen item bagi parent item dengan mengkalikan
kebutuhan parent item dengan kuantitas komponen yang digunakan berdasarkan Bill of
Material:
a. netting
b. requirement explosion
c. offseting
d. pegging
jawaban:
b. requirement explosion
Exploding: Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang
lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan.
Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,
%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT
%20PLANNING%20(MRP).pdf
23. Proses kalkulasi demand untuk komponen item bagi parent item dengan mengkalikan
kebutuhan parent item dengan kuantitas komponen yang digunakan berdasarkan Bill of
Material:
a. netting
b. requirement explosion
c. offseting
d. pegging
jawaban:
b. requirement explosion
Exploding: Merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat (level) yang
lebih bawah dalam suatu struktur produk, serta didasarkan atas rencana pemesanan.
Sumber:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Penny%20Rahmawaty,
%20M.Si./Modul%20MO%20BAB%2010%20-%20MATERIAL%20REQUIREMENT
%20PLANNING%20(MRP).pdf
24. Kuantitas yang ditunjukan pada inventory records sebagaimana stock fisik persediaan:
a. Allocated inventory
b. lot for lot
c. on-hand balance
d. projected avaialable balance
jawaban:
c. on-hand balance
On-Hand Balance, The quantity shown in the inventory records as being physically in
stock. Atau On-Hand Balance, Kuantitas yang ditunjukkan dalam catatan persediaan
sebagai fisik di saham .
sumber:
http://www.demandsolutions.com/resource-center/supply-chain-glossary/supply-
chain-glossary-o/on-hand-balance.html
25. Suatu daftar sub-assemblies, part dan bahan baku yang dirakit menjadi komponen parent
yang dinyatakan sebagai kuantitas yang diperlukan untuk membuat rakitan:
a. routing
b. requirement explosion
c. planned order
d. bill of material
jawaban:
d. bill of material
Modular Bills yaitu bill of material yang dapat diatur di seputar modul produk, modul
merupakan komponen yang dapat diproduksi dan dirakit menjadi satu unit produk. Bill
untuk perencanaan diciptakan agar dapat menugaskan induk buatan kepada bill of
materialnya. Sedangkan Phantom Bill adalah bill of material untuk komponen, biasanya
sub-sub perakitan yang hanya ada untuk sementara waktu.
Sumber:
http://eko_hartanto.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/31603/MRP-JIT.pdf
26. Suatu suggested order quantity, release date, dan due date yang dibuat dari hasil
perencanaan:
a. Component item
b. firm planned order (FPO)
c. planned order
d. back order
jawaban:
b. firm planned order (FPO)
firm planned orders (FPO) sering ditetapkan pada waktu tunggu kumulatif (lihat gambar
1). Waktu tunggu kumulatif (cumulative lead time ) merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk memproduksi produk sejak awal, yang merupakan jalur waktu terpanjang dari
puncak (end items) ke bawah (raw materials) daloam struktur produk.
Sumber:
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=3373
27. Ukuran order terhadap item tertentu kepada pabrik atau supplier, atau standard kuantitas
pada proses produksi:
a. lot for lot
b. periodic order quantity
c. net requierement
d. lot size
jawaban:
b. periodic order quantity
metode POQ digunakan karena merupakan salah satu metode dalam pengendalian
persediaan bahan baku yang bertujuan menghemat total biaya persediaan dengan
menekankan pada efektifitas frekuensi pemesanan bahan baku agar lebih terpola.
Sumber:
http://repository.upi.edu/6299/6/S_MTK_0900409_Chapter3.pdf
28. Order dari customer yang tidak dapat dipenuhi karena tidak cukupan persediaan untuk
memenuhi demand:
a. backorder
b. exception message
c. priority planning
d. open order
jawaban:
a. backorder
Backorder, sebuah pesanan pelanggan yang tidak bisa diisi ketika disajikan , dan yang
pelanggan siap untuk menunggu beberapa waktu . Persentase item backordered dan
jumlah hari backorder adalah ukuran penting dari kualitas layanan pelanggan perusahaan
dan efektivitas manajemen persediaan .
sumber:
http://www.businessdictionary.com/definition/backorder.html#ixzz3tvf8Lm7Y