Upload
ricky-natam
View
2
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kedokteran
Citation preview
TUGAS UJIAN
Penulis:
Erwin Bawono 13710479
Ade Kresna Hernata 13710514
Muhammad Zaky 13710483
Alfonsius Ricky Natam 13710419
Penguji :
Prof. Dr. Hj. Rika Subarniati, dr., SKM
SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA 2016
Nama DM : Erwin Bawono
NPM : 13710479
Tanggal ujian: 28 maret 2016
Penguji : Prof. Dr. Hj. Rika Subamiati, dr., SKM
1. Ilmu Gizi (Tumbuh Kembang)
Acuan deteksi dini pertumbuhan anak :
Untuk Berat Badan :
Saat lahir 2800 – 3500 gr.
Saat usia 5 bulan berat badan bayi normal adalah 2 kali berat
saat lahir.
Saat usia 1 tahun, maka berat badan bayi adalah 3 kali berat
lahir.
Saat usia 2 tahun beratnya minimal 4 kali berat badan lahir.
Untuk BALITA kurang lebih berat badannya bertambah 2 kg
pertahun.
Sedangkan untuk Panjang Badan/Tinggi Badan adalah sebagai berikut
:
Saat Lahir : lebih kurang 50 cm.
Saat usia 1 tahun adalah 1,5 kali panjang badan saat lahir.
Saat usia 4 tahun, tinggi badannya adalah 2 kali panjang badan
saat lahir.
Saat usia 6 tahun adalah 1,5 kali tinggi badan saat berusia 1
tahun.
Perkembangan anak:
Perkembangan Motorik
Anak baru lahir : memiliki reflek mengembang bila telapak
tangannya disentuh jari kita.
2-3 bulan : menggerakkan kepala ke kanan ke kiri, mengangkat
kepala dan dada pada posisi tengkurap.
4 bulan : menggenggam benda dengan seluruh jari dan telapak
tangan, mampu bermain-main dengan kedua tangannya.
5 bulan : mampu mengangkat kepala pada saat terlentang.
6 bulan : memegang ibu jari dan 2 jari lainnya.
7-9 bulan : mulai belajar merangkak.
8 bulan : mampu duduk sendiri kemudian mengambil posisi
ongkong-ongkong dan bertahan sebentar, mampu
menggenggam balok mainan dengan seluruh permukaan
tangan.
9-10 bulan : mampu berdiri dan mulai melangkah (masih
dibantu).
12 bulan mampu berdiri dan berjalan sambil berpegangan dan
mampu mengambil benda kecil dengan ujung ibu jari dan jari
telunjuk.
12 -18 bulan : bisa berjalan sendiri , serta mampu melepaskan
mainan dari tanggannya dengan baik.
18 bulan : mampu berlari tanpa jatuh, mampu menyusun tiga
balok mainan.
24 bulan : mampu melompat dengan 2 kaki sekaligus, mampu
membuka botol dengan memutar penutupnya.
Penglihatan dan pendengaran
Saat lahir sudah bisa melihat.
Lebih dari 2 bulan pandangan mata belum terarah dengan baik.
2-3 bulan bayi dapat mengikuti benda yang digerakkan di
depan mata.
4 bulan : bayi mampu mengamati mainan dan mampu
tersenyum pada ibu.
8 bulan bayi mampu memperlihatkan dan mencari mainan yang
jatuh dan bermain cilukba.
12 bulan, dapat mengikuti perintah, bicara menggunakan
konsonan misalnya b,d, k, dapat menunjukkan roda mobil-
mobilan dan mata boneka.
18 bulan bisa menunjukkan bagian tubuh bila ditanya dan
menirukan kata-kata baru, mengucapkan 10 sampai 20 kata.
Saat usia 2 tahun, sudah dapat mengikuti petunjuk sederhana,
menyebutkan namanya sendiri.
Berbicara dan berbahasa
1 bulan , kegiatan anak akibat suara.
3 bulan, melihat ke arah pembicara.
4 bulan , mampu mendengar suara kertas diremas dan bermain
bibir sambil mengeluarkan air liur.
5 bulan, bereaksi ketika namanya dipanggil.
6-7 bulan , mulai mengenal dan bereaksi dengan kata-kata
dada.. papa…., kemari nak dll.
8 bulan , mampu mengeluarkan suara mama, tata, dada dan
sebagainya.
9 bulan , menghentikan kegiatan bila dilarang.
10 bulan, kata-kata mulai muncul.
11-12 bulan, bereaksi jika ditanya.
12 bulan , mampu mengucapkan satu kata atau lebih dan tahu
artinya.
15 bulan , mengetahui dan mengenal nama-nama bagian
tubuh, kata-kata benar terdengan diantara kata-kata yang
kacau.
18 bulan, lebih banyak menggunakan kata-kata daripada
gerakan untuk mengungkapkan keinginan dan mampu
menyebutkan namanya bila ditanya.
Saat usia 2 tahun, anak mengetahui lebih banyak kalimat yang
rumit, menyebut nama sendiri, mampu menjawab dengan
kalimat dengan dua kata.
-
2. Metodologi Riset (Hipotesis)
Hipotesis Asosiatif
Pengertian Hipotesis Asosiatif adalah dugaan terhadap hubungan antara
dua variabel atau lebih. Hipotesis asosiatif merupakan salah satu dari
macam macam hipotesis.
Contoh :
H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan gizi
buruk balita.
H1 : Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan gizi buruk
balita.
3. Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja (Pencemaran Udara)
Penyakit Silikosis
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa
SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu
silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran
beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari
itu, debu silika juga banyak terdapat di tempat di tempat penampang bijih besi,
timah putih dan tambang batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar juga
banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada saat dibakar, debu silika akan
keluar dan terdispersi ke udara bersama – sama dengan partikel lainnya, seperti
debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk abu.
Penyakit Asbestosis
Penyakit Asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh
debu atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari
berbagai macam silikat, namun yang paling utama adalah Magnesium Silikat.
Debu asbes banyak dijumpai pada pabrik dan industri yang menggunakan asbes,
pabrik pemintalan serat asbes, pabrik beratap asbes dan lain sebagainya.
Penyakit Bisinosis
Penyakit Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh
pencemaran debu napas atau serat kapas di udara yang kemudian terhisap ke
dalam paru-paru. Debu kapas atau serat kapas ini banyak dijumpai pada pabrik
pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan dan pergudangan kapas serta pabrik
atau bekerja lain yang menggunakan kapas atau tekstil; seperti tempat pembuatan
kasur, pembuatan jok kursi dan lain sebagainya.
Penyakit Antrakosis
Penyakit Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang
batubara atau pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara,
seperti lokomotif (stoker) dan juga pada kapal laut bertenaga batubara, serta
pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam
murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan
penyakit saluran pernapasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat
menyebabkan nasoparingtis, bronchitis dan pneumonitis yang ditandai dengan
gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. Penyakit beriliosis dapat
timbul pada pekerja-pekerja industri yang menggunakan logam campuran
berilium, tembaga, pekerja pada pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio
dan juga pada pekerja pengolahan bahan penunjang industri nuklir.