41
Fisiologi

Esha, Bernand, Mentari - PENATALAKSANAAN CP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

m

Citation preview

Fisiologi

Potensial Membran

• Merupakan pemisahan muaan positif dan negatif dikedua sisi membran

• Pembagianya ada ion (+) (-)• Polarisasi : keadaan istirahat dalam

keadaan siap• Depolarisasi :penurunan potensial membran

(-) mendekati 0• Repolarisasi : membran ke potensial istirahat• Hiperpolarisasi : menran menjauhi 0 dan lebih

negatif dari potensial istirahat

2 bentuk dasar sinyal listrik:

Potensial berjenjang

Potensial aksi

Potensial Membran istirahat saraf.

• dalam keadaan istirahat, potensial membran istirahat sebesar – 90mv

• Keadaan di bagian dalam Na < K di bagian luar K< Na

Potensial aksi

Potensial Aksi

Keadaan istirahat, konduktasi ion K 50-100x >> Na karena kebocoran ion

K>>> ION Na yang bocor

Saat potensi aksi, kanal Na segera aktif dan mempermudah

peningkatan konduktasi Na sampai 5000x

Setelah sekian detik, proses inaktivasi yang menyebabkan

menutupnya kanal Na

Setalah itu, terbuka kanal Na, kanal K juga terbuka secara lambat. Setelah

potensial aksi, pengembalian potensial membran keadaan (-) -> kanal K tertutup, kembali seperti semula

Saltatory Conduction

• Aliran arus listrik mengalir

melalui sekeliling cairan ekstra

sel diluar selubung meilin dan

melalui aksonplasma didalam

akson dan nodus ke nodusdan

merangsang nudos.

Makna perjalanan melompat:• Meningkatkan kecepatan

penghantaran saraf pada serabut bermielin sebesar 5-50x lipat

• Konduksi melompat akan menghemat energi akson karna nodus saja yang berdepolarisasi

Neuron

Peran asetilkolin (Neurotransmiter)

• Asetilkolin -> merupaan suatu jenis

neurotransmiter

• Neurotransmiter -> senyawa organik endogenus

membawa sinyal diatara neuron. Dibungkus oleh

vesikel sinapsis, sebelum dilepaskan bertepatan

dengan datangnya potensial aksi.

Tiga kelas Fungsonal neuron

Neuron Aferen

Ujung perifernya memiliki respon sensorik mengahasilkan potensial

Tidak ada dendrit,

deket medula spinalis

Potensial aksi dimulai resepor akon – akson perifer-akson sental- medula spinalis- bersinaps di medula spinalis – informasi disebar

Neuron Eferen

Berada pada SSP

Mempengaruhi output ke organ efektor

Akson eferen meninggalkan SSP -berjalan ke otot / kelenjar yang mereka sarafi- menyampikan ke organ efektor- teradi reaksi

Antarneuron

SSP memiliki milyaran neuron

Terletak antara neuron aferen dan eferen

Untuk integrasi respon perifer dengen informasi perifer

Interkoneksi antara antarneuron sendiri berperan dalam fenomena abstark pada jiwa. Emosi, kecerdasan

Proteksi Dan nutrisi otakSekitar 90 % di dalam SSP bukan neuron

TETAPI sel glia/ neuroglia menepati setengah

volume otak

Sel glia menunjang antarneuron secara fisik, metabolisme, dan fungsional

sel glia membentuk dan menyalurkan implusBerkomunikasi dengan neuron -> sinyal kimiawiSebagai penopang neuron, sebagi jaringan ikatMembantu dalam proses belajar dan mengingat

Jenis sel glia dan fungsinya:

AstrositMenopang neuron, perancah selama perkembangan janin, meningkatkan pembentukan sinaps

OligodendrositMembentuk selubung meilin di SSP

MikrogliaSebagai pertahanan otak

Sel EpendimMelapisi badian dalam otak dan medula spinalis

Jaringan saraf pusat yang halus terlindung dengan baik

1. Kranium pebungkus otak, kolumna

verteralis pelindung medula spinalis

2. Atara tulang pelindung dan jaringan

saraf terdapat tiga membran protektif

yaitu meningen

3. Otak “mengapung” dalam suatu

bantalan cairan khusus cairan

serebrospinal (css)

4. Terdapat sawar darah otak

TIGA Membran meninges membungkus, melindungi, dan memberi makanan susunan saraf pusat:

1. Durameter

2. Arakhnoid mater

3. Pia mater

Otak bergantung pada penyaluran terus-menerus dan glukosa oleh darah

• Otak tidak dapat menghasilkan atp tanpa ada O₂

• Otak dalam keadaan normal hanya

menggunakan glukosa tetapi tidak menyimpan

nutrein. Karena itu otak bergantung mutlak pada

O₂ dan glukosa yang adekuat terus menerus.

Skema hubungan berbagai bagian di Cortex

Input sensorik

Korteks Motorik primer

Daerah sensorik primer (korteks somatosensorik,

penglihatan, pendengaran)

Daerah Asosiasi

Daerah Motorik yang lebih tinggi

Output motorik

Daerah sensorik yang lebih tinggi

Hemisphare cerebri

Otak Kanan:

• Keterampilan non

bahasa

• Persepsi artistik

• Talenta musik

• Informasi Holistik

• Otak kiri:

• Keterampilan non

bahasa

• Matematika

• Logis

• Analitik verbal

• Filosofi

• Informasi detail

DEFINISI & KLASIFIKASI

DEFINISI

• Suatu kelainan / gangguan gerak dan sikap tubuh (postur) yang tidak progresif akibat suatu kerusakan / gangguan pada otak yang sedang tumbuh / belum matang (matur)

• Timbul sekunder akibat lesi atau anomali otak

KLASIFIKASI BERDASARKAN GANGGUAN MOTORIK DOMINAN

• SPASTIK• ATETOSIS• ATAXIA• TREMOR• RIGID

KLASIFIKASI BERDASARKAN BAGIAN TUBUH YANG TERKENA

• MONOPLEGIA• DIPLEGIA• QUADRIPLEGIA• HEMIPLEGIA• DOUBLE-HEMIPLEGIA

KLASIFIKASI BERDASARKAN KECACATAN

• RINGAN• SEDANG• BERAT

PENATALAKSANAANCEREBRAL PALSY

MEDIKAMENTOSA

• Diazepam oral 2-10mg, 2-3x/hrSebagai relaksan umum otak dan tubuhEfek mengantuk , hipotoni, bermanfaat pada spastis

• Dantrolene sodium oral, 75mg, 3-4x/hrMengintervensi proses kontraksi otot sehingga kontraksi otot

tidak bekerjaDibeli jika diazepam tidak berhasil dan efek ke hepar

• Baclofen oral 3-10mg/hrMenutup penerimaan signal dari medula spinalis yang akan

menyebabkan kontraksi ototUntuk hemiplegia spastika dan diplegia spastika

MEDIKAMENTOSA

• Diphenylhidanton 5-8mg/kgBB/hrUntuk kejang

• Haloperidol 1-4mg, 3x/hrMenurunkan gerak involunter

TERAPI NON-MEDIKAMENTOSA

FISIOTERAPI

• Prinsip :• Mengurangi tonus, postur, keseimbangan dan

gerakan yang tidak normal dengan cara membangkitkan postur yang normal

• Mempermudah munculnya tonus otot, postur, keseimbangan dan gerakan yang normal melalui penanganan yang benar

FISIOTERAPI

• Mendidik kembali fungsi sensomotorik dengan jalan penderita diminta merasakan tonus, postur, kesimbangan dan gerakan yang tidak normal atau dilatih dengan memposisikan tubuh pada posisi yang kita anggap benar berulang-ulang kali

• Mengevaluasi langsung dari respon pasien untuk melihat seberapa besar perkembangan proses kemandirian anak Cerebral Palsy

Hal-hal yang diperhatikan

• Tidak menimbulkan rasa nyeri atau rasa takut dengan menggunakan tenaga yang berlebiham. Harus diregangkan dengan perlahan-lahan dan hati-hati

• Tidak menggerakkan sendi kian kemari seperti memompa, hal ini akan mempercepat peregangan yang meningkatkan pada otot yang spastik

Hal-hal yang diperhatikan

• Tidak melakukan peregangan jika saat gerakan tiba-tiba menjadi kaku atau tidak terkontrol. Tunggu sampai otot-otot rileks seperti semula

• Tidak meregangkan sendi secara berlebihan

PEMBEDAHAN

• Untuk ubah struktural anggota gerak• Prinsip :– Harus kontrol berulang– Imobilisasi waktu pendek– Tidak kuratif

• Contoh : tindakan ortopedi

EDUKASI & PENCEGAHAN

• Pencegahan terhadap trauma kepala• Imunisasi rubella atau campak jerman

sebelum hamil• Menghasilkan kehamilan yang baik dengan

asuhan pranatal yang teratur• Proses kelahiran bayi ditingkatkan kualitasnya

dan terjadi nya trauma saat kehamilan dan persalinan di kurangi

Komplikasi dan PrognosisCP

Komplikasi CP

• Ataksia• Kontraktur• Skoliosis• Gangguan pendengaran• Gangguan bicara• Gangguan mata

• Retardasi mental• Malnutrisi• Penyimpangan perilaku ; tidak suka bergaul• Problem emosional terutama pada saat

remaja

Prognosis CP

• Penderita CP berumur 1 thn belum bisa berjalan, apabila ditanyakn prognosis utk berjalan, lakukan score :

1. Asymetric tonic neck reflex2. Symetric tonic reck reflex3. Moro reflex4. Neck righting reflex5. Extensor thrust6. Foot placement reaction7. Parachute reaction

• Apabila Item 1-5 ditemukan, beri point 2Item 6-7 tdk ditemukan, beri point 1• Total point :0 = prognosis baik1 = prognosis harus hati-hati2 = prognosis jelek

• Prognosis tergantung pada gejala dan tipe CP• Prognosis paling baik pada derajat fungsional

yg ringan• Prognosis bertambah berat apabila disertai

dengan retardasi mental, kejang, plasenta previa.

Terima kasih