Upload
astri-ggamjong-xiao-lu
View
5
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nbbazkjbka
Citation preview
Iklan Bahaya Rokok Sadarkan ‘Si Aktif’ dan ‘Si Pasif’
Oleh : Luh Putu Widiastri
Merokok tidak hanya merugikan bagi yang orang merokok saja, tetapi
juga orang yang di sekitarnya. Orang bukan perokok dapat menghirup asap rokok
yang berada di sekitar orang merokok atau perokok aktif. Orang seperti ini disebut
dengan perokok pasif. Perokok pasif dapat mengalami gejala seperti pembentukan
lendir yang berlebihan pada saluran napas, batuk, iritasi paru-paru, nyeri dada dan
ada rasa tidak nyaman di dada. Perokok pasif juga bisa merasa iritasi pada hidung,
mata dan tenggorokan. Bila perokok pasif mengalami nyeri dada, hal tersebut bisa
dijadikan indikator bahwa seseorang terkena penyakit jantung. Pada perokok
aktif, merokok dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, meningkatkan
kadar kolesterol dalam darah, tekanan darah tinggi dan diabetes. Jadi merokok
bukanlah kebiasaan yang baik dan kebiasaan ini harus dihentikan agar tidak
menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Setiap tahunnya pada tanggal 31 Mei ditetapkan sebagai Hari Anti
Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day oleh WHO. WHO menyoroti
resiko kesehatan penggunaan tembakau dan advokasi kebijakan yang efektif
untuk mengurangi konsumsi tembakau. Tema yang diusung WHO pada tahun
2015 adalah “Stop Illicit Trade of Tobacco Products” . Kampanye ini bertujuan
untuk mengontrol perdagangan tembakau sebagai bahan dasar rokok di dunia.
WHO mengajak seluruh negara untuk ikut berpatisipasi dalam kampanye ini,
tidak terkecuali Indonesia. 1
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di Asia
Tenggara. Besarnya populasi ini menjadi potensi sekaligus tantangan bagi
Indonesia, di satu sisi Indonesia memiliki aset sumber daya manusia yang besar,
namun di sisi lain untuk mencapai Indonesia yang sehat dan sejahtera tidaklah
mudah. Misalnya di bidang kesehatan Indonesia, rokok, yang sampai saat ini
masih menjadi momok. Merokok yang didefinisikan sebagai kegiatan menghisap
tembakau telah menjadi tradisi sebagian masyarakat dari generasi ke generasi di
1
Indonesia. Negara Indonesia menempati posisi penghisap rokok terbanyak ketiga
di dunia, dengan jumlah perokok mencapai 62 juta dari 1,1 miliar perokok di
dunia atau sebesar 32,2 % penduduk, Indonesia perlu mengakui bahwa
permasalahan rokok merupakan masalah yang serius dan perlu ditanggulangi
bersama. 2
Merokok terbukti dapat mengurangi angka harapan hidup sebesar 13,2
hingga 14,5 tahun dan menjadi penyebab utama kematian satu dari dua perokok
dengan menjadi faktor risiko besar enam dari delapan penyebab kematian utama
di dunia, juga menyebabkan gangguan dan penyakit kejiwaan seperti depresi
maupun serangan ansietas. 2,3
Disamping menyebabkan gangguan kesehatan, merokok juga dapat
menyebabkan penurunan derajat kesejahteraan. Sebanyak 27,3 persen perokok
berasal dari status ekonomi kurang, dan mereka mengeluarkan biaya terbesar
kedua (12,43%) setelah konsumsi beras (18,30%), sekitar limabelas kali lebih
besar daripada membeli lauk pauk, enam kali lebih besar dari pendidikan dan
kesehatan yang sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas gizi
dan kelayakan hidupnya. Selain kerugian ekonomi individu membeli rokok, total
pengeluaran pemerintah untuk menanggulangi akibat tembakau berupa biaya
kesehatan, pengobatan dan kematian mencapai 126,4 triliun rupiah. Seluruh
kerugian yang dialami baik oleh individu maupun bagi negara tentunya akan
berkurang apabila jumlah perokok di Indonesia dapat dikurangi. Hal ini
berdasarkan kepada buruknya pengaruh rokok pada kesehatan dan kesejahteraan
baik pada perokok sebagai individu secara khusus maupun negara Indonesia
secara umum. 2,3
Stop Illicit Trade of Tobacco Products
Stop Illicit Trade of Tobacco Products merupakan tema kampanye WNTD
tahun 2015 yang diusung oleh WHO. Tujuan dari kampanye WHO adalah :
1. Meningkatkan kesadaran tentang bahaya kesehatan masyarakat yang
disebabkan oleh perdagangan gelap produk tembakau, terutama kelompok-
kelompok pemuda dan berpenghasilan rendah.
2
2. Menunjukkan bagaimana keuntungan kesehatan yang diperoleh,
kebijakan kontrol tembakau , seperti peningkatan pajak dan harga dan
peringatan kemasan rokok .
3. Mengulas bagaimana perdagangan ilegal produk tembakau sebagai sarana
menimbun kekayaan besar untuk kelompok kriminal dalam membiayai
kegiatan kejahatan terorganisir, termasuk obat-obatan, manusia dan
perdagangan senjata, serta terorisme.
4. Mempromosikan ratifikasi, aksesi dan penggunaan Protokol untuk
Menghilangkan Perdagangan Gelap Produk Tembakau oleh semua pihak
Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau (FCTC) dan awal
masuk keterlibatan aktif dari semua pihak terkait. 1
Pada tahun 2011 Turki dijadikan contoh negara dengan keberhasilan yang
tinggi dalam mengurangi konsumsi rokok dan tembakau. Sejak meratifikasi
FCTC, pemerintah Turki sukses mengendalikan rokok. Pemerintah Turki segera
membuat peraturan-peraturan tentang tembakau. Peraturan ini cukup unik, dimana
mereka tidak melarang orang untuk merokok, tetapi hanya menghentikan akses
iklan rokok ke seluruh media. Selain melakukan pelarangan iklan rokok,
pemerintah Turki juga meminta kepada seluruh media elektronik (televisi dan
radio) untuk menyiarkan bahaya apa saja yang dapat ditimbulkan oleh rokok.
Pemerintah meminta waktu selama 90 menit per bulan kepada seluruh media
elektronik untuk menyiarkan iklan layanan masyarakat tentang tembakau. 4
Ganti Iklan Rokok dengan Iklan Bahaya Rokok
Iklan juga menjadi faktor utama penyebab perilaku merokok , 17,18%
perokok terpengaruh iklan, dengan melihat iklan di media masa dan elektronik
yang menampilkan gambaran merokok adalah kebanggan, menunjukkan
kecerdasan, kejantanan, kemewahan, membuat remaja terpicu untuk mengikuti
perilaku iklan tersebut. Apabila iklan rokok ini diganti dengan iklan bahaya rokok
maka perokok juga akan mulai berpikir untuk berhenti merokok setelah
3
mengetahui bahaya kesehatan, rasa takut akan penyakit yang akan dideritanya
secara jelas, dan terutama kematian. 4
Video Kampanye Anti Rokok yang dikeluarkan pemerintah Thailand
melalui youtube terbilang sukses karena ditonton oleh lebih dari 500 ribu orang
per hari dan meningkatkan pengulasan tentang bahaya rokok. 5 Apabila hal yang
sama diterapkan oleh pemerintah Indonesia bukan tidak mungkin akan menuai
hasil yang sama. Selain melalui youtube penyiaran video kampanye anti rokok
bisa juga melalui media elektronik seperti televisi dan billboard serta media sosial
lainnya.
Perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku
yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di
jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang yang sedang
merokok. Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang sedang menggendong
bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang menghembuskan asap rokoknya dan
biasanya orang-orang yang ada disekelilingnya seringkali tidak perduli karena
tidak mengetahui bahaya asap rokok bagi kesehatan. Fungsi menayangkan video
kampanye anti rokok di seluruh media elektronik adalah menumbuhkan kesadaran
masyarakat akan bahaya rokok bagi kesehatan.
Misalkan sebuah televisi di ruang tunggu menayangkan video kampanye
anti rokok dengan berbagai tayangan bahaya rokok bagi si perokok maupun orang
disekitarnya. Penayangan video anti rokok ini selain membuat si perokok merasa
takut akan bahaya merokok yang ditimbulkan juga membuat si perokok merasa
malu karena tindakan merokoknya tidak hanya membahayakan dirinya sendiri tapi
juga orang lain karena asap rokok juga membahayakan kesehatan orang yang
menghirupnya. Selain itu orang lain di ruangan itu akan menasehati si perokok
agar menghentikan tindakan merokoknya tersebut.
Penayangan video kampanye anti rokok tidak hanya ditayangkan saat
peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia melainkan setiap hari agar dapat
mengubah pemikiran perokok bahwa merokok adalah tindakan yang
mebahayakan kesehatannya dan juga orang lain.
4
Tembakau bukan Satu – satunya Sumber Devisa
Selama ini rokok atau tembakau disebut sebagai penyumbang devisa
terbesar untuk negara padahal rokok justru menyumbang kerugian terbesar
negara. Kerugian yang ditimbulkan rokok bukan hanya masalah kesehatan saja
tapi juga masalah moral dan finansial.
Menurut data Depkes tahun 2013, total biaya konsumsi atau pengeluaran
untuk tembakau adalah Rp 127,4 triliun. Biaya itu sudah termasuk biaya
kesehatan, pengobatan dan kematian akibat tembakau. Sementara itu penerimaan
negara dari cukai tembakau adalah Rp 16,5 triliun. Hal ini berarti biaya
pengeluaran untuk menangani masalah kesehatan akibat rokok lebih besar 7,5 kali
lipat daripada penerimaan cukai rokok itu sendiri. 6
Ayo Indonesia Bebas Rokok
Sudah sepatutnya Indonesia mencontoh pemerintah Turki yang berhasil
mengurangi konsumsi rokok warga negaranya. Pemerintah Indonesia harus
menghentikan akses promosi produk rokok melalui iklan di media elektronik
karena iklan juga menjadi faktor utama penyebab perilaku merokok. Selain
melakukan pelarangan iklan rokok, pemerintah Indonesia juga harus meminta
kepada seluruh media elektronik (televisi dan radio) untuk menyiarkan bahaya apa
saja yang dapat ditimbulkan oleh rokok melalui iklan layanan masyarakat agar
dapat mengubah pemikiran perokok bahwa merokok adalah tindakan yang
mebahayakan kesehatannya dan juga orang lain.
5
Daftar Pustaka
1. WHO. World No Tobacco Day 2015: Stop illicit trade of tobacco products.
WHO Programes.2015
2. Lenardi, Melissa. 2014. Label Visual Peringatan Pada Bungkus Rokok :
Upaya Mutakhir Penekanan Angka Perokok di Indonesia.
3. WHO. Health effect of smoking in young people. WHO Research
4. Dr. Peyman Altan. How Turkey Successfully Decreased Smoking while
Increasing Revenues. 2012 . MOH Turkey
5. YD Media Group. Thailand No Tobacco Day Video Campaign. 2014
Innovative Media Solutions
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan . Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013. Kementrian Kesehatan RI
6