Upload
phambao
View
252
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
CONTOHKASUS DENGAN PENDEKATAN PATH ANALYSIS
Berdasarkan model paradigma peramalan yang telah dikemukakan, dalam
kajian ini terdapat 6 (enam) hipotesis yang diuji. Kajian ini menggunakan model
analisis Struktural yaitu Analisis Jalur (Path Analysis) dengan pendekatan model
regresi. Kajian ini terdiri dari 6 Struktur yang membentuk 1 (satu) Struktur
lengkap.
Data diukur dari 4 variabel penelitian, satu variabel dependen, dua variabel
intervening, dan satu variabel independen.
Berikut ini diuraikan hasil pengujian tersebut dimulai dari pengujian
hipotesis dan diteruskan dengan pembahasan. Hipotesis kerja peneliti dirumuskan
sebagai berikut:
1. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) berpengaruh terhadap
implementasi Manajemen Mutu Terpadu (MMT).
2. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) berpengaruh terhadap Sistem
Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM).
3. Implementasi MMT dan SIAM berpengaruh terhadap Produktivitas
Perusahaan (PP).
4. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui implementasi Manajemen
Mutu Terpadu (MMT) berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan
(PP).
5. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen (SIAM) berpengaruh terhadap Produktivitas
Perusahaan (PP).
1
6. Komitmen Manajemen Puncak (KMP) melalui Manajemen Mutu Terpadu
(MMT) dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (SIAM)
berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan (PP).
Pengujian hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah sebagaimana telah
diuraikan pada Bab III. Telah dikemukakan pada akhir Bab II bahwa pengkajian
ini menguji 6 (enam) hipotesis, maka pada bagian ini disajikan hasil pengujian
tersebut secara berurutan, mulai dari hipotesis pertama sampai dengan hipotesis
keenam. Setiap hasil pengujian hipotesis yang disajikan memuat hal berikut:
(1) Hasil perhitungan koefisien jalur berupa diagram jalur yang ditunjukkan
oleh koefisien betha;
(2) Harga uji berupa p-value (sig) sebagai tandingan level of significant ();
(3) Keputusan penolakan H0, untuk menerima Hi;
(4) Hasil perhitungan besarnya pengaruh antar variabel ditunjukkan oleh nilai
koefisien determinasi (R2).
Hasil pengujian hipotesis ini kemudian dibahas dalam sub bab sebagai
berikut:
Pengujian Hipotesis I: Pengaruh KMP terhadap MMT
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan
bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti
berikut:
2
Tabel 1.Korelasi Komitmen Manajemen Puncak
dengan Manajemen Mutu Terpadu
KMP (X) MMT (Y1)KMP (X) Pearson Correlation 1 ,568
Sig. (1-tailed) . ,000N 69 69
MMT(Y1)
Pearson Correlation ,568 1Sig. (1-tailed) ,000 .N 69 69
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.
(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi yang
membentuk model diagram Struktur 1. dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.Koefisien Jalur KMP terhadap MMT
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients T Sig.
BStd.
Error Beta 1 (Constant) 30,389 3,572 8,508 ,000 KMP ,741 ,131 ,568 5,653 ,000
a Dependent Variable: MMT
(2) Harga P-Value (Sig)
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa p-value (Sig.) = 0,000,
sedangkan level of significant yang telah ditetapkan adalah 95% (=0,05).
3
X Y10,568
R2=0,323Residu=0,677
1
0,5683
(3) Keputusan Menolak H0
Keputusan yang dibuat oleh peneliti adalah menolak H0 jika p-value < ,
sedangkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05).
Dengan demikian H0 ditolak untuk menerima H1. Dengan kata lain hipotesis yang
menyatakan Komitmen Manajemen Puncak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Manajemen Mutu Terpadu dapat diterima.
(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien
Determinasi KMP terhadap MMT, seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3.Model Summary KMP terhadap MMT
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate1 ,568(a) ,323 ,313 5,8529894
a Predictors: (Constant), KMP
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.
Struktur 1:
Gambar 1.Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 1Pengaruh KMP (X) Terhadap MMT (Y1)
4
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang
menunjukkan pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Manajemen
Mutu Terpadu sebagai berikut:
Y 1=0 ,568 X+0 , 677
Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan komitmen
manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada
implementasi manajemen mutu terpadu (Y1) sebesar 0,568. Besarnya pengaruh
komitmen manajemen puncak (X) terhadap implementasi manajemen mutu
terpadu (Y2) mencapai 32,3%, tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-value=0,000.
Sisanya sebesar 67,7% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain tersebut diduga
adalah budaya perusahaan dan komitmen karyawan (Corbett dan Rastrick, 2000;
Snape dan Redman, 1995). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Corbett dan Rastrick (2000) diketahui bahwa budaya organsasi memiliki peranan
yang signifikan terhadap keefektifan implementasi manajemen mutu terpadu.
Budaya perusahaan dianggap sebagai ”tacit knowledge” yang memicu
keberhasilan implementasi manajemen mutu terpadu. Faktor lainnya yang
berpengaruh terhadap keefektifan implementasi manajemen mutu terpadu adalah
komitmen karyawan. Komitmen karyawan terbentuk antara lain dari
restrukturisasi lingkungan kerja, termasuk memperkenalkan indikator-indikator
kinerja secara eksplisit dalam rangka memperjelas akuntabilitas, mengalihkan
kegiatan inspeksi pengendalian mutu kepada peningkatan perasaan tanggung
jawab terhadap mutu dan melibatkan serta memberdayakan karyawan untuk
meningkatkan motivasi kerja (Snape dan Redman, 1995).
5
Hasil pengujian hipotesis tersebut sejalan dengan konsep yang
dikemukakan oleh Durkin (1999) yang menyatakan bahwa komitmen sebagai
perasaan yang sangat kuat dan erat dari seseorang terhadap tujuan dan nilai suatu
organisasi, dalam kaitan dengan peran mereka terhadap upaya pencapaian tujuan
dan nilai-nilai tersebut. Dengan demikian jika perusahaan telah berketetapan
untuk melaksanakan MMT, maka sangat dibutuhkan komitmen dari manajemen
puncak untuk melaksanakannya, yaitu manajemen puncak perlu memiliki
perasaan yang kuat terhadap pencapaian tujuan sehingga MMT dapat
diimplementasikan dengan baik. Pemimpin yang berkomitmen pada organisasi
adalah pemimpin yang setia pada organisasi, sehingga akan memiliki keselarasan
sikap dengan organisasi tersebut guna mewujudkan tujuan organisasi. Manajemen
puncak yang memiliki komitmen tinggi dalam organisasi menjadi sumber daya
organisasi yang tidak ternilai harganya, karena berperan sebagai fasilitator dalam
melakukan adaptasi secara cepat atas perubahan kondisi yang terjadi di dalam
organisasi. Dalam hubungannya dengan upaya pencapaian mutu termasuk melalui
implementasi MMT, Sharma (2000) mengemukakan bahwa komitmen
manajemen puncak dapat berbentuk perubahan sikap, harapan, penciptaan sistem
untuk pengukuran dan pengendalian mutu. Komitmen terhadap mutu juga dapat
dilakukan dalam bentuk penetapan tujuan yang memungkinkan untuk dicapai dan
membuka peluang bagi organisasi di masa yang akan datang serta sumber-
sumber dan keterampilan yang tepat dalam meningkatkan mutu produk dan/atau
jasa.
6
Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Ahire dan
O’Shaughnessy (1997) yang mengatakan bahwa dari berbagai elemen penting
untuk melaksanakan MMT maka yang terpenting adalah komitmen manajemen
puncak. Melalui komitmen manajemen puncak, MMT tidak hanya sekedar slogan
saja, tetapi dipahami oleh setiap anggota organisasi untuk mencapai keuanggulan
bersaing dan selanjutnya manajemen puncak mengarahkan usaha-usaha untuk
pencapaian MMT.
Pengujian Hipotesis II: Pengaruh KMP terhadap SIAM
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan
bantuan jasa komputer diperoleh matriks korelasi seperti terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Korelasi Komitmen Manajemen Puncak dengan SIAM
KMP SIAMKMP Pearson Correlation 1 ,764 Sig. (1-tailed) . ,000 N 69 69SIAM Pearson Correlation ,764 1 Sig. (1-tailed) ,000 . N 69 69
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.
(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi model
diagram Struktur 2 dapat dilihat pada Tabel 5. sebagai berikut:
7
Tabel 5.Koefisien Jalur KMP terhadap SIAM
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd.
Error Beta 1 (Constant) 40,917 7,131 5,738 ,000 MMT 2,539 ,262 ,764 9,701 ,000
a Dependent Variable: SIAM
(2) Harga P-Value (Sig.)
Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa p-value (sig.) = 0,000
sedangkan level of significant yang ditetapkan 95% (=0,05).
(3) Keputusan Menolak H0
Keputusan yang dibuat peneliti adalah menolak H0 jika p-value (sig.) < ,
sedangkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa p-value (sig.=0,000) <
(=0,05). Dengan demikian H0 ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain
hipotesis yang menyatakan Komitmen Manajemen Puncak berpengaruh terhadap
Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen dapat diterima.
(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien
Determinasi KMP terhadap SIAM, seperti terlihat pada Tabel 6. sebagai berikut:
Tabel 6.Model Summary KMP terhadap SIAM
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the Estimate
1 ,764(a) ,584 ,578 11,68593a Predictors: (Constant), KMP
8
R2=0,416Residu=0,584
Y20,764
20,7642
X
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.
Struktur 2:
Gambar 2.Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 2Pengaruh KMP (X) Terhadap SIAM (Y2)
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang
menunjukkan pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen sebagai berikut:
Y 2=0 ,764 X+0 , 416
Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan komitmen
manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada
implementasi sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) sebesar 0,584.
Besarnya pengaruh komitmen manajemen puncak terhadap implementasi sistem
informasi akuntansi manajemen (SIAM) mencapai 58,4%, pengaruh komitmen
manajemen puncak (X) terhadap implementasi sistem informasi akuntansi
manajemen (Y2) sebesar 58,4% tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-
value=0,000. Sisanya sebesar 41,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain
tersebut diduga adalah perubahan organisasi. Perubahan organisasi memerlukan
perubahan pada seluruh aspek pengelolaan perusahaan, termasuk perubahan
9
struktur organisasi, perbaikan praktik dan sistem kerja, dan memodifikasi sifat
ukuran kinerja yang digunakan (Chenhall dan Smith, 1998). Dalam perubahan
organisasi akuntan manajemen diharapkan mampu mendesain sistem informasi
akuntansi manajemen sesuai dengan kebutuhan perubahan tersebut. Kompetensi
dan sikap profesionalisme akuntan manajemen berpengaruh terhadap SIAM.
Hasil pengujian hipotesis kedua ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Bullington dan Bulington (1991) bahwa komitmen manajemen
puncak terhadap mutu diartikan juga komitmen untuk menyediakan sumber-
sumber yang memadai untuk mengimplementasikan MMT. Teori MMT yang
dikemukakan Lewis dan Smith (1994) juga sejalan dengan hipotesis kedua ini.
Teori MMT menyatakan terdapat 4 (empat) pilar dasar dalam menerapkan MMT,
salah satunya adalah manajemen berdasarkan fakta. SIAM adalah sistem
informasi akuntansi manajemen yang menghasilkan informasi untuk membantu
mengidentifikasikan cara-cara untuk memperbaiki masalah mutu dan melaporkan
kemajuan metode-metode yang diimplementasikan. SIAM menyajikan fakta yang
dapat melaporkan keberhasilan implementasi MMT.
Hal tersebut sejalan dengan konsep bahwa Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen (SIAM) adalah sistem informasi yang dirancang oleh manajemen
untuk menyediakan informasi untuk membantu manajer dan karyawan untuk
membuat keputusan mengenai bagaimana menggunakan berbagai sumber yang
ada dalam perusahaan seperti keuangan, fasilitas fisik dan sumber daya manusia
dengan sebaik mungkin (Atkinson,2004). Dalam hal ini akuntansi manajemen
berperan untuk mengembangkan ukuran-ukuran baru hasil dari perbaikan dari
10
periode ke periode (Shillinglaw, 1989). Guna melaksanakan hal tersebut
dibutuhkan komitmen manajemen puncak secara konsisten, berkesinambungan
dan normatif .
Hasil pengujian ini memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh
Raghunatan (1989) yang menyatakan bahwa manajemen puncak terlihat secara
aktif dalam fungsi sistem informasi akuntansi manajemen dan memahami
pentingnya fungsi tersebut sebagai sumber daya strategis, serta menekankan
kepada unit-unit operasi untuk bekerja sama dengan departemen sistem informasi
agar keefektifan informasi dapat dicapai.
Pengujian Hipotesis III: Pengaruh MMT dan SIAM terhadap PP
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan
bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti
terlihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Korelasi MMT dan SIAM dengan Produktivitas Perusahaan
PP MMT SIAMPearson Correlation PP
MMTSIAM
1,0000,6240,823
0,6241,0001,930
0,8230,9301,000
Sig. (1-tailed) PPMMTSIAM
.0,0000,000
0,000.
0,000
0,0000,000
.N PP
MMTSIAM
696969
696969
696969
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
11
Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, seperti
terlihat pada Tabel 8.
Tabel 8.Koefisien Jalur MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd.
Error Beta 1 (Constant) -9,817 2,518 3,898 ,000 MMT ,551 ,132 ,499 7,492 ,000 SIAM ,739 ,052 ,621 12,868 ,000
a Dependent Variable: PP
(2) Harga P-Value (Sig)
Tabel 9 berikut ini menjelaskan p-value (sig.) =0,000 pada nilai Fhitung
=156,521 sebagai berikut:
Tabel 9Hasil Uji Hipotesis ke 3 Pengaruh MMT dan SIAM terhadap PP
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 2507,432 2 1253,716 156,521 ,000(a)
Residual 528,651 66 8,010Total 3036,084 68
a Predictors: (Constant), SIAM, MMTb Dependent Variable: PP
Berdasarkan Tabel 9. dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan
level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).
(3) Keputusan Menolak H0
12
0,499
R2=0,826Residu=0,174
3.1
Y1
Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value > , hasil perhitungan
menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0 ditolak
untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan implementasi
Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap
Produktivitas Perusahaan dapat diterima.
(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien
Determinasi MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:
Tabel 10Model Summary Pengaruh MMT dan SIAM
terhadap Produktivitas Perusahaan
Model R R SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate1 ,909(a) ,826 ,821 2,8301716
a Predictors: (Constant), SIAM, MMT
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.
Struktur 3:
13
Gambar 4.3Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 3
Pengaruh MMT (Y1) dan SIAM (Y2) terhadap PP (Z)
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang
menunjukkan pengaruh Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen terhadap Produktivitas Perusahaan sebagai berikut:
Z=0 ,499 Y 1+0 , 621 Y 2+0 , 174
Dari persamaan ini dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan kebijakan
implementasi manajemen mutu terpadu (Y1) sebesar satu satuan akan
menyebabkan perubahan pada produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,499 dimana
implementasi manajemen mutu terpadu (Y2) dianggap konstan atau dalam
keadaan 0, dan ini juga terjadi apabila kebijakan implementasi sistem informasi
akuntansi manajemen (Y2) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada
produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,621, dimana implementasi manajemen
mutu terpada (Y1) dalam keadaan konstan atau dalam keadaan 0. Besarnya
0,4171
0,930
14
pengaruh manajemen mutu terpadu (Y1) secara parsial terhadap produktivitas
perusahaan (Z) mencapai 38,9%, diperoleh dari hasil pengkuadratan koefisien
jalur (0,624)2, sedangkan besarnya pengaruh sistem informasi akuntansi
manajemen (Y2) secara parsial mencapai 67,8%, diperoleh dari hasil
pengkuadratab koefisien jalur (0,823)2,. Perngaruh manajemen mutu terpadu (Y1)
dan sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) secara bersama-sama mencapai
82,6%. Pengaruh sebesar 82,6% tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-
value=0,000. Sisanya sebesar 17,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain
yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas berdasarkan hasil penelitian
Sumanth dan Einspruch (1998) adalah (a) Basis teknologi antara lain penggunaan
CAD, CAM robotik, dan teknik laser; (b) Basis Prosedur meliputi simplifikasi
kerja, sistem insentif, dan analisis nilai; (c) Basis Lainnya antara lain program
pemeliharaan fasilitas produksi, investasi modal, Management by Objectives,
brainstorming, penglibatan karyawan, pengendalian biaya, perencanaan strategik,
dan pengukuran kinerja.
Hasil pengujian hipotesis tersebut sejalan dengan konsep yang
menjelaskan bahwa SIAM mendukung MMT dengan menyediakan informasi
yang membantu mengidentifikasikan cara-cara untuk memperbaiki masalah dan
melaporkan kemajuan metode-metode yang diimplementasikan. Hasil pengujian
ini sesuai pula dengan hasil penelitian Banker, et.al. (1993) yang menyatakan
bahwa dari hubungan MMT dengan SIAM memberikan dampak yang positif
terhadap produktivitas. Penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sim dan
Killough (1998) yang meneliti interaksi antara MMT dengan SIAM dan
15
pengaruhnya terhadap kinerja serta hasil penelitian Maiga, Adam S. (2005)
tentang hubungan interaktif antara MMT dengan SIAM dan pengaruhnya
terhadap kinerja perusahaan. Gunarianto (2005) juga mengungkapkan dalam
penelitiannya bahwa MMT dan SIAM berpengaruh terhadap kinerja. Penelitian
ini tidak mendukung hasil penelitian Ittner dan Larcker (1995) yang menyatakan
bahwa MMT dan SIAM tidak berpengaruh terhadap kinerja mutu produk.
Demikian pula hasil penelitian Abernathy dan Lilis (1995) yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang negatif antara tingkat fleksibilitas manufaktur
dengan pengukuran kinerja berbasis efisiensi tidak terbukti dalam penelitian ini.
Terkait hubungan antara MMT dengan SIAM dan pengaruhnya terhadap
produktivitas dapat dijelaskan bahwa produktivitas didefinisikan sebagai ukuran
kinerja yang mencakup ukuran efisiensi dan keefektifan. Dalam model yang
sederhana produktivitas diartikan sebagai rasio antara input dengan output.
Produktivitas dikatakan menjadi lebih baik (efisien) jika menggunakan faktor-
faktor produksi yang lebih sedikit untuk menghasilkan jumlah output yang sama
atau menggunakan input dalam jumlah tertentu untuk menghasilkan output dalam
jumlah yang lebih banyak. Namun ukuran efisiensi saja tidak cukup untuk
menyatakan adanya produktivitas, output yang dihasilkan juga harus dapat
menciptakan nilai (value created) yang artinya output dapat memuaskan
kebutuhan pemakai output tersebut.
Dalam perkembangan pengukuran produktivitas, maka ukuran tersebut
dapat mencakup semua sumber-sumber daya atau hanya pada satu sumber daya.
Ukuran produktivitas yang memfokuskan pada hubungan antara satu faktor input
16
dengan satu output disebut produktivitas parsial. Ukuran produktivitas yang
mencakup semua sumber-sumber input yang digunakan dalam produksi disebut
produktivitas total. Kedua konsep pengukuran tersebut dapat diterapkan di
tingkat (i) individu, (ii) kelompok dan (iii) organisasi (laba atau nirlaba), (iv)
sektoral dan (v) nasional. Baik produktivitas parsial maupun produktivitas total
dapat bersifat operasional maupun keuangan. Pada pengukuran kinerja yang
didasarkan pada produktivitas total memiliki keunggulan antara lain yaitu dapat
mengkombinasikan produktivitas dari seluruh faktor-faktor operasional.
Produktivitas total pada dasarnya merupakan ukuran produktivitas keuangan.
Pendekatan produktivitas total untuk mengukur kinerja dapat menurunkan
kemungkinan manipulasi produktivitas pada beberapa faktor produksi lainnya.
Adapun kelemahan-kelemahannya antara lain adalah (1) karyawan pada tingkat
operasional akan mengalami kesulitan untuk menghubungkan ukuran
produktivitas keuangan kepada operasi yang langsung dilaksanakan,
(2) produktivitas total akan turun jika terjadi kenaikan harga dari sumber-sumber
input yang berada di luar kendali manajemen dan (3) ukuran produktivitas total
mengabaikan pengaruh perubahan dalam permintaan terhadap produk, dan juga
tidak mempertimbangkan perubahan harga jual terhadap produktivitas.
Dengan demikian implementasi MMT yang didukung oleh SIAM dapat
mengarah pada upaya pencapaian produktivitas total. Pada perusahaan Jepang
produktivitas juga mencakup pengukuran atas process improvement berupa
simplifikasi proses yang dapat menghasilkan pengurangan siklus waktu produksi,
pengurangan kegagalan produk dan penghindaran kerusakan alat-alat produksi,
17
maka implementasi MMT dan SIAM akan sangat berperan dalam upaya
pencapaian produktivitas.
Pengujian Hipotesis IV: Pengaruh KMP melalui MMT terhadap PP
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan
bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti
terlihat pada Tabel 11. sebagai berikut:
Tabel 11. Korelasi KMP, MMT dan PP
PP KMP MMTPearson Correlation PP
KMPMMT
1,000,696,624
,6961,000,568
,624,568
1,000 Sig. (2-tailed) PP
KMPMMT
.,000,000
,000,000,000
,000,000,000
N PP KMPMMT
696969
696969
696969
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, model
diagram Struktur 4 dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut:
18
Tabel 12Koefisien Jalur KMP melalui MMT terhadap Produktivitas Perusahaan
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd.
Error Beta 1 (Constant) ,052 6,393 ,013 ,990 KMP ,696 ,255 ,505 5,093 ,000
MMT ,319 ,094 ,33 3,402 ,001a Dependent Variable: PP
(2) Harga p-Value (Sig.)
Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan
level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).
(3) Keputusan Menolak H0
Keputusan untuk menolak H0 jika p-value < , sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0
ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan
Komitmen Manajemen Puncak melalui implementasi manajemen mutu terpadu
berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan dapat diterima.
(4) Besarnya Pengaruh ditunjukkan oleh Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien
Determinasi KMP melalui MMT terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:
R2
ZXΩ Y1 = ( pZX )∗(rY1 X )∗( pZY 1)
= (0,5624)*(0,568)*(0,696)
= 0,246 atau 24,6%
19
Z
R2=0,246Residu=0,754
3.2
Y1
Residu = 1- R2
= 1- 0,246
= 0,754 atau 75,4%
pZε3. 1
=√1−R2
= 0,6883
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pengaruh
KMP melalui MMT terhadap Produktivitas Perusahaan mencapai 24,6%.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, yaitu mencapai 75,4%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.
Struktur 4:
Gambar 4.Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 4
Pengaruh KMP (X) melalui MMT (Y1) terhadap PP (Z)
0,624
X
0,696
0,6883
0,568
1
0,5683
R2=0,323Residu=0,677
20
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang
menunjukkan pengaruh Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen terhadap produktivitas sebagai berikut:
Z=0 , 624 X+0 , 696 Y 1+0 ,754
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan
komitmen manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan
perubahan pada produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,624 dimana implementasi
manajemen mutu terpadu (Y1) dianggap konstan atau dalam keadaan 0, dan ini
juga terjadi apabila kebijakan implementasi manajemen mutu terpadu (Y1) sebesar
satu satuan akan menyebabkan perubahan pada produktivitas perusahaan (Z)
sebesar 0,624, dimana komitmen manajemen puncak (X) dalam keadaan konstan
atau dalam keadaan 0. Besarnya pengaruh komitmen manajemen puncak (X)
melalui manajemen mutu terpadu (Y1) secara parsial terhadap produktivitas
perusahaan (Z) mencapai 24,6%,. Perngaruh sebesar 24,6% tersebut signifikan
pada α=0,05 dan p-value=0,000. Sisanya sebesar 75,4% dipengaruhi oleh faktor
lain. Faktor lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap produktivitas
perusahaan selain komitmen manajemen puncak adalah kompetensi, motivasi dan
sikap profesionalisme manajemen puncak terhadap manajemen mutu terpadu.
21
Pengujian Hipotesis V: Pengaruh KMP melalui SIAM terhadap PP
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan
bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti
berikut:
Tabel 13 Korelasi KMP, SIAM dan PP
PP KMP SIAM Pearson Correlation PP
KMP SIAM
1,000,696,624
,6961,000,568
,823,764,930
Sig. (1-tailed) PP KMP SIAM
.,000,000
,000.
,000
,000,000
. N PP
KMP SIAM
696969
696969
696969
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, model
diagram Struktur 4 dapat dilihat pada Tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 14Koefisien Jalur KMP melalui SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan
Model Unstandardized
CoefficientsStandardized Coefficients t Sig.
BStd.
Error Beta 1 (Constant) -,902 2,821 -,320 ,750 KMP ,198 ,131 ,161 1,508 ,136
SIAM ,260 ,040 ,700 6,576 ,000a Dependent Variable: PP
22
(2) Harga p-Value (Sig)
Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan
level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).
(3) Keputusan Menolak H0
Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value < , sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0
ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan
Komitmen Manajemen Puncak melalui implementasi Sistem Informasi Akuntansi
Manajemen berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan dapat diterima.
(4) Besarnya Pengaruh ditunjukan oleh Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien
Determinasi KMP melalui SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan, yaitu:
R2
Z ΩY2ΩX = ( pZX )∗(rY 2X )∗( pZY 2
)
= (0,624)*(0,764)*(0,823)
= 0,4037
Residu = 1- R2
= 1- 0,4037
= 0,5963
pZε3. 1
=√1−R2
= 0,7722
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pengaruh KMP melalui
SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan mencapai 40,37%. Sedangkan sisanya
23
Z
R2=0,4037Residu=0,5963
3.3
Y2
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, yaitu
mencapai 59,63%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur dapat pada Gambar 5
sebagai berikut:
Struktur 5:
Gambar 5Diagram jalur Hasil Pengujian Hipotesis 5
Pengaruh KMP (X) melalui SIAM (Y2) terhadap PP (Z)
Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh persamaan jalur yang
menunjukkan pengaruh Komitmen Manajemen Puncak melalui Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen terhadap Produktivitas Perusahaan sebagai berikut:
Z=0 , 642 X+0 ,823Y 2+0 ,5963
Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap perubahan komitmen
manajemen puncak (X) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada
produktivitas perusahaan (Z) sebesar 0,642 dimana implementasi sistem informasi
akuntaansi manajemen (Y2) dianggap konstan atau dalam keadaan 0, dan ini juga
0,642
X
0,823
0,7722
0,764
2
0,645
R2=0,584Residu=0,416
24
terjadi apabila kebijakan implementasi sistem informasi akuntansi manajemen
(Y2) sebesar satu satuan akan menyebabkan perubahan pada produktivitas
perusahaan (Z) sebesar 0,823, dimana komitmen manajemen puncak (X) dalam
keadaan konstan atau dalam keadaan 0. Besarnya pengaruh komitmen manajemen
puncak (X) melalui implementasi sistem informasi akuntansi manajemen (Y2)
secara parsial terhadap produktivitas perusahaan (Z) mencapai 40,37%,.
Perngaruh sebesar 40,37% tersebut signifikan pada α=0,05 dan p-value=0,000.
Sisanya sebesar 59,63% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktor lain yang diduga
berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan adalah kompetensi dan motivasi
manajemen puncak dalam memahami dan menggunakan sistem informasi
akuntansi manajemen.
Komitmen manajemen puncak terhadap MMT dapat diartikan juga sebagai
komitmen untuk menyediakan sumber-sumber yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan MMT. Oleh karena SIAM adalah sistem informasi yang
menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk memotivasi perilaku dan
menilai kinerja, maka sudah selayaknya manajemen puncak berkomitmen pula
untuk menyediakan informasi akuntansi manajemen untuk mengukur
keberhasilan implementasi MMT. SIAM tidak hanya menggunakan ukuran-
ukuran dalam satuan uang tetapi juga menggunakan ukuran-ukuran non-finansial.
Ukuran-ukuran non-finansial dianggap sesuai bagi para pengguna informasi yang
lebih memerlukannya untuk mengevaluasi keberhasilan dari kegiatan operasional
yang mereka lakukan. Atkinson (2004) menegaskan bahwa informasi akuntansi
manajemen diperlukan untuk (1) mendesain produk yang dapat diproduksi secara
25
efisien, dan (2) memberikan sinyal dimana perbaikan dalam mutu, efisiensi dan
kecepatan diperlukan dalam operasi manufaktur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari McKeen yang
menyatakan komitmen manajemen puncak ditunjukkan dengan memberikan
arahan kepada penyedia dan pemakai informasi akuntansi manajemen untuk
selalu berkomunikasi agar diperoleh kepuasan pemakai dalam pelaksanaan
pekerjaannya yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kinerja pemakai
informasi. Henderson (1990) juga mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa
informasi akuntansi manajemen menunjang keefektifan kerja dari para
pemakainya.
Informasi akuntansi manajemen akan bermanfaat jika mampu berperan
dalam membantu manajemen memprediksi konsekuensi yang mungkin terjadi atas
berbagai alternatif tindakan pada berbagai fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengendalian dan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen juga
berperan dalam meningkatkan kemampuan manajer memahami keadaan
lingkungan yang sebenarnya dan mampu mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas
yang relevan, karenanya desain SIAM disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan.
Otley (1980) menjelaskan bahwa tidak terdapat sistem akuntansi yang
cocok secara universal ke semua organisasi dalam semua situasi. Ciri tertentu dari
SIAM yang sesuai akan tergantung pada kondisi spesifik dari suatu organisasi.
Teori kontinjensi merupakan pertimbangan utama dalam merancang SIAM,
melalui teori ini desain SIAM akan disesuaikan dengan kebutuhan pemakai
informasi.
26
Berdasarkan teori kontinjensi karakteristik SIAM, diklasifikasikan
menjadi (1) cakupan luas, (2) ketepatan waktu dan (3) terintegrasi. Informasi
akuntansi manajemen dalam cakupan luas meliputi informasi internal dan
eksternal, ekonomi dan non-ekonomi, informasi tentang estimasi kejadian yang
mungkin terjadi di masa yang akan datang. Manajemen memerlukan informasi
dengan karakteristik cakupan luas terutama untuk merencanakan dan
mengendalikan aktivitas-aktivitas, sehingga dapat menghasilkan peraturan dan
kebijakan yang efektif sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja berupa
produktivitas perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang
dilakukan Yussoff Ibrahim, et.al.,(2002) yang menyatakan bahwa ukuran non-
finansial dapat digunakan untuk mengukur produktivitas dari proses tertentu.
Penyajian informasi harus memenuhi karakteristik tepat waktu. Ketepatan
waktu menunjukkan rentang waktu antara kebutuhan informasi dengan
ketersediaan informasi serta frekuensi pelaporan informasi. Informasi tepat waktu
akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk merespon secara cepat setiap
permasalahan serta mengantisipasi ketidakpastian lingkungan. Hasil penelitian
Daniel dan Reitsperger (1991) menyatakan frekuensi pelaporan informasi
akuntansi manajemen nonfinansial dapat memperbaiki produktivitas perusahaan.
Informasi terintegrasi dari SIAM mencerminkan bahwa terdapat
koordinasi diantara segmen-segmen atau sub- unit yang satu dengan yang lainnya.
Informasi terintegrasi digunakan untuk menilai pencapaian target yang dihasilkan
dari proses interaksi diantara sub-unit dalam organisasi. Produktivitas perusahaan
merupakan hasil kolaborasi dari seluruh sub unit yang terlibat dalam
pencapaiannya. Oleh karenanya diperlukan informasi akuntansi manajemen
dengan karakteristik terintegrasi.
Pengujian Hipotesis VI: Pengaruh KMP melalui MMT dan SIAM terhadapPP
27
Berdasarkan analisis korelasi Product Moment dari Pearson dengan
bantuan jasa komputer program SPSS 18.0 diperoleh matriks korelasi seperti
berikut:
Tabel 15 Korelasi KMP, MMT, SIAM dan PP
PP KMP MMT SIAMPearson Correlation PP 1.000 .696 .624 .823
KMP .696 1.000 .568 .764MMT .624 .568 1.000 .930SIAM .823 .764 .930 1.000
Sig. (1-tailed) PP . .000 .000 .000KMP .000 . .000 .000MMT .000 .000 . .000SIAM .000 .000 .000 .
N PP 69 69 69 69KMP 69 69 69 69MMT 69 69 69 69SIAM 69 69 69 69
Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan SPSS
(1) Hasil Perhitungan Koefisien Jalur
Hasil analisis koefisien jalur melalui pendekatan analisis regresi, model
diagram Struktur 6 dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut:
Tabel 16Koefisien Jalur KMP melalui MMT dan SIAM
28
terhadap Produktivitas Perusahaan
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -13.667 2.618 -5.220 .055
KMP .379 .114 .307 6.316 .001MMT .294 .154 .368 8.422 .000SIAM .257 .077 .330 7.244 .000
a. Dependent Variable: PP
(2) Harga P-Value (sig)
Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa p-value = 0,000, sedangkan
level of significant () yang ditetapkan adalah 95% (=0,05).
(3) Keputusan Menolak H0
Keputusan untuk menolak H0 adalah p-value < , sedangkan hasil
perhitungan menunjukkan bahwa p-value (0,000) < (0,05). Dengan demikian H0
ditolak untuk menerima Hi. Dengan kata lain hipotesis yang menyatakan
Komitmen Manajemen Puncak melalui implementasi MMT dan Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen berpengaruh terhadap Produktivitas Perusahaan dapat
diterima.
(4) Besarnya Pengaruh ditunjukan oleh Koefisien Determinasi (R2)
29
Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa Koefisien
Determinasi KMP melalui MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan,
yaitu:
R2
ZXΩ Y1 = ( pZX )∗(rY1 X )∗( pZY 1)
= (0,624)(0,568)(0,696)
= 0,2467
R2
ZXΩ Y2 = ( pZX )∗(rY 2X )∗( pZY 2)
= (0,624)(0,764)(0,823)
= 0,4037
R2
ZXΩ Y1ΩY 2 = [( pZX )∗(rY1 X )∗( pZY 1
)] +[
( pZX )∗(rY 2X )∗( pZY 2)]
= [ 0,2467] + [ 0,4037]
= 0,6504 atau 65,04%
Residu = 1- R2
= 1- 0,6504
= 0,5496
pZε3. 1
=√1−R2
= 0,7414
Berdasarkan hasil di atas dapat diketahui bahwa pengaruh KMP melalui
MMT dan SIAM terhadap Produktivitas Perusahaan mencapai 65,96%.
Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini, yaitu mencapai 54,96%.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diagram jalur berikut ini.
30
0,624
0,7114
X
Y2
0,696
Z
R2=0,6504Residu=0,5496
3.4
Y1
0,823
0,568
0,764
R2=0,851Residu=0,1493
R2=0,323Residu=0,677
1
0,5683
Struktur 6:
Gambar 6Diagram Jalur Struktur 6
Hasil Pengujian Hipotesis 6
Dengan demikian pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap
Produktivitas Perusahaan melalui Manajemen Mutu terpadu dan Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen secara keseluruhan dapat digambarkan sebagai berikut:
Struktur Lengkap:
31
Pengaruh Komitmen Manajemen Puncak terhadap Implementasi
Manajemen Mutu Terpadu dan terhadap implementasi Sistem Informasi
Akuntansi Manajemen maupun Implementasi Manajemen Mutu Terpadu dan
implementasi Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap Produktivitas
Perusahaan dapat disajikan pada Tabel 17 sebagai berikut:
Tabel 17Pengaruh X Melalui Y1 dan Y2 terhadap Z
0,386
Gambar 7.Diagram Jalur Struktur Lengkap
Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan
32
Variabel Langsung (%) Tidak Langsung Total (%)X terhadap Y1 (0,5683)2 32,3X terhadap Y2 (0,764)2 58,4Y1 terhadap Z (0,624)2 38,9Y2 terhadap Z (0,823)2 67,8X terhadap Z (0,696)2 48,4Y1 dan Y2 terhadap Z [(0,624*0,499)+(0,823*0,621)] 82,6
X melalui Y1 terhadap Z - (0,624)(0,568)(0,696) 24,67X melalui Y2 terhadap Z - (0,642)(0,764)(0,823) 40,37X, Y1 dan Y2 terhadap Z
-(0,624)(0,568)(0,696)+ (0,642)(0,764)(0,823) 65,04
Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa :
1. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) secara langsung terhadap
manajemen mutu terpadu (Y1) mencapai 32,3%, sisanya sebesar 67,7%
dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) secara langsung terhadap
implementasi sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) mencapai 58,4%.
Sisanya sebesar 41,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Pengaruh manajemen mutu terpadu (Y1) dan sistem informasi akuntansi
manajemen (Y2) Terhadap produktivitas perusahaan (Z) mencapai 82,6%,
Sisanya sebesar 31,1% dipengaruh oleh faktor lain.
a. Pengaruh komitmen manajemen puncak (Y1) secara langsung terhadap
produktivitas perusahaan (Z) mencapai 38,9%, sisanya 61,1% dipengaruhi
oleh faktor lain.
b. Pengaruh sistem informasi akuntansi manajemen (Y2) secara langsung
terhadap produktivitas perusahaan ( Z ) mencapai 67,8%. Sisanya sebesar
32,2% dipengaruhi oleh faktor lain.
33
4. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) melalui manajemen mutu terpadu
(Y1) secara parsial terhadap produktivitas perusahaan (Z) mencapai 24,67%.
Sisanya sebesar 83,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
5. Pengaruh komitmen manajemen puncak (X) melalui sistem informasi akuntansi
manajemen (Y2) secara parsial terhadap produktivitas perusahaan Z mencapai
46,37%. Sisanya sebesar 53,63% dipengaruhi oleh faktor lain.
6. Pengaruh kimitmen manajemen puncak (X) melalui manajemen mutu terpadu
(Y1) dan sistem informasi akuntansi manaajemen (Y2) secara simultan
Terhadap produktivitas perusahaan Z mencapai 65,04%. Sisanya sebesar
85,86% dipengaruhi oleh fator lain.
Dengan demikian pengaruh Komitmen Manajemen Puncak melalui
Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Informasi Akuntansi Manajemen terhadap
produktivitas perusahaan mencapai 65,04%. Sisanya sebesar 85,86 dipengaruhi
oleh faktor lain. Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap produktivitas
perusahaan adalah budaya organisasi, komitmen dan motivasi karyawan dalam
mengimplementasikan manajemen mutu terpadu dan menggunakan informasi
akuntansi manajemen.
Hasil pengujian hipotesis keseluruhan dapat diringkaskan seperti
terlihat pada Tabel 18 sebagai berikut:
34
Tabel 18Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
No VARIABEL Koefisien Jalur
KoefisienDeterminasi
thitung; Fhitung
(p-Value)Hipotesis
NUL1 X terhadap Y1 0,568 0,323 5,653 (=0,05; p=0,000) ditolak 2 X terhadap Y2 0,764 0,416 9,701 (=0,05; p=0,000) ditolak 3 Y1 dan Y2
terhadap Z0,499; 0,700
0,826 156,54 (=0,05;p=0,000) ditolak
4 X melalui Y1
Terhadap Z
X terhadap Y1
Y1 terhadap Z0,5680,624
0,064
0,3230,389
2,001(=0,05;p=0,000) Ditolak
5 X melalui Y2
Terhadap Z
X terhadap Y2
Y2 terhadap Z0,764 0,823
0,0774
0,5840,678
6,862(=0,05;p=0,000)
ditolak
6 X melalui Y1 dan Y2 Terhadap Z
X terhadap Y1
Y1 terhadap Z
X terhadap Y2
Y2 terhadap Z
0,5680,368
0,764 0,330
0,1414
0,3230,389
58,40,678
14,978(=0,05;p=0,000)
ditolak
35