Upload
damal-an-nasher
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
1/64
ASPEK ETIK, DISIPLIN
DAN HUKUM
PELAKSANAAN PRAKTIKKEDOKTERAN
Dr.Mahesa Paranadipa,M.H(Kes)
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
2/64
Tercatat 2.500 SM
adanya Code of
Hammurabi, lembahMesopotamia (Babylonia).
Salah satu aturannya,
seorang dokter atau tabib
akan kehilangan
tangannya jika pasien
yang ditanganinyameninggal.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
3/64
Mitologi Yunani, Asclepius(1200 SM)adalah seorangdokter yang memiliki tongkat berlilitkan ular yang diberi
gelar sebagai God of Healing(Dewa Penyembuh) karena
kemampuan yang dimilikinya dalam menyembuhkanorang sakit. Dikatakan juga Asclepius adalah anak dari
Apollo dan Coronis yang memperoleh pendidikan
kedokteran dari Cheiron (seorang centaur/manusia
bertubuh kuda) dan dikaruniai kemampuan untukmenyembuhkan serta membangunkan orang mati. Ia
memiliki tiga orang anak perempuan yaitu Meditrine
(medicine), Hygeia (hygiene), dan Panacea (allhealing). Bersama Asclepius, ketiganya sering dijadikan
semacam pilar ilmu kedokteran.Dalam perjalanan
karirnya, Asclepius mendirikan kuil yang disebut
Asclepions (Asclepieia). Orang-orang sakit datang dan
mendapat pengobatan di kuil tersebut. Mereka dilayani
oleh para Asclepiadae (murid-murid Asclepius) serta
menyerahkan persembahan kepada dewa ataskesembuhan yang mereka peroleh. Pada kuil tersebut
juga terdapat banyak ular jinak yang dipelihara sebagai
wujud penghormatan kepada Dewa.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
4/64
!
Hipokrates
460 370 SM
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
5/64
Aspek Etik
SUMPAH DOKTER
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
6/64
Seperangkat aturan etika khusus sebagai
konsensus semua anggota asosiasi profesi,
yang memuat amar & larangan yang wajib
ditaati dan dilaksanakan oleh semua anggota
asosiasi dalam menjalankan fungsi dan
kegiatan profesionalnya.
3 bagian utama
1. Kewajiban Umum
2. Kewajiban terhadap pasien3. Kewajiban terhadap diri sendiri dann
sejawat dokter
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
7/64
Hubungan kepercayaan antara sangpengobat dengan pasien!
kesepakatan terapeutik
Saling percaya mempercayai(konfidensial) antara dokter-pasien yang
diliputi oleh segala emosi, harapan, &
kekhawatiran makhluk insani
Sifat fundamental dokter yang baik &
bijaksana: sifat ketuhanan,
kemurnian niat, keluhuran budi,kerendahan hati, kesungguhan
kerja, integritas ilmiah & sosial,
kesejawatan yg tidak diragukan
HubunganDokter-Pasien
7
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
8/64
Prinsip Etika Kedokteran
1. Beneficiency!mengutamakan
kepentingan pasien
2. Autonomi!menghormati hak
pasien dalam mengambilkeputusan
3. Non-Maleficiency!tidak
memperburuk kondisi pasien
4. Justice!tidak diskriminasi
#
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
9/64
senantiasa berupaya
melaksanakan profesinyadengan standar profesi tertinggi
(pasal 2)
dalam melakukan
pekerjaannya seorang dokter
tidak boleh dipengaruhi oleh
sesuatu yang mengakibatkanhilangnya kebebasan &
kemandirian profesi (pasal 3)
#KODEKI
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
10/64
seorang dokter hanya
memberi surat keterangandan pendapat yang telah
diperiksa sendiri
kebenarannya (pasal7)
..wajib merujuk jika tidak
mampu, atas persetujuan
pasien (pasal 10)
#KODEKI
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
11/64
setiap dokter harussenantiasa mengikuti
perkembangan ilmupengetahuan dan teknologikedokteran/kesehatan (psl
17)
setiap dokter memperlakukanteman sejawat nya
sebagaimana ia sendiri ingindiperlakukan(pasal 14)
#KODEKI
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
12/64
Pengawasan & Pembinaan Etik Kedokteran
Institusi
Pelayanan
Organisasi
Profesi
Sanksi :
"
Ringan
" Sedang
" Berat
Komite
Medik
MajelisEtik
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
13/64
STANDAR PROFESIUU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Pasal 24
Ayat 1 Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik,
standar profesi,hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar proseduroperasional.
Ayat 3 Ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar proseduroperasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri
UU No.24 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 51 , Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :
a.
memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesidan standar proseduroperasional serta kebutuhan medis pasien; `1
Aspek Disiplin
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
14/64
Disiplin
Kedokteran
Standar Kompetensi
Standar PelayananProfesi
Standar Prosedur
Operasional
Standar Pendidikan
Dokter
$!
%&'()*+
,)-./0)(
%&'()*+
,)-./0)(
%&'()*+
,)-./0)(
%&'()*+
1/*)(!"#$%&!'(%!
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
15/64
StandarTindakan
Kredensialing- Sertifikat Kompetensi
- STR
-
Rekomendasi IjinPraktik dari OP
- SIP
Kredensialing- Syarat tempat
- Syarat alat kesehatan
-
Syarat obat-obat- Syarat unit penunjang
(farmasi, lab,dll)
-
Rangkaian tindakankedokteran
(anamnesis,
PF,PP,Dx,Tx)- Rekam Medik &
Inform Consent
-
Rujukan
2.3)*
4&(&*)5
*& 3/*5&'
SDM
SarPras
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
16/64
PELANGGARAN DISIPLIN
1.
Tidak kompeten (Lack of skill)
2.
Tidak merujuk kasus yang seharusnya dirujuk, atau merujukkasus yang seharusnya tidak dirujuk
3.
Pendelegasian kepada nakes yang tidak kompeten4.
Dr pengganti tidak memberitahu ke pasien, tidak punya SIP
5.
Tidak laik praktik (kesehatan fisik dan mental)
6.
Kelalaian dalam penatalaksanaan pasien
7.
Pemeriksaan dan pengobatan berlebihan
(Sumber: MKDKI)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
17/64
PELANGGARAN DISIPLIN (2)
8. Tidak berikan informasi yang jujur
9. Tidak ada informed consent
10. Tidak membuat/simpan RM
11. Terminasi kehamilan tanpa indikasi medis
12. Euthanasia
13. Penerapan pelayan yang belum diterima kedokteran14. Penelitian klinis tanpa persetujuan etis
15. Tidak memberi pertolongan darurat
16. Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang benar
17. Membuka rahasia medis tanpa izin
18. Buat keterangan medis tidak benar19. Ikut serta tindakan penyiksaan
(Sumber: MKDKI)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
18/64
PELANGGARAN DISIPLIN (3)
20. Peresepan obat psikotropika/narkotika tanpa indikasi
21. Pelecehan seksual, intimidasi, kekerasan
22. Penggunaan gelar akademik/sebutan profesi palsu
23. Menerima komisi terhadap rujukan/peresepan
24. Pengiklanan diri yang menyesatkan
25. Ketergantungan NAPZA
26. STR, SIP, Sertifikat Kompetensi tidak sah
27. Imbal jasa tidak sesuai tindakan
28. Tidak berikan data/informasi atas permintaan MKDKI
(Sumber: MKDKI)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
19/64
Penegakan Displin Kedokteran
Majelis Kehormatan &
Disiplin Kedokteran
(MKDKI)
Delik Aduan
Sanksi Disiplin (Pasal 69 ayat 3, UUPK):1. Pemberian peringatan tertulis
2. Rekomendasi pencabutan STR atau SIP
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
20/64
Majelis Kehormatan &
Disiplin Kedokteran
(MKDKI)
Pengaduan
Sanksi Disiplin (Pasal 69 ayat 3, UUPK):1. Pemberian peringatan tertulis
2. Rekomendasi pencabutan STR atau SIP
3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi
pendidikan kedokteran
MajelisPemeriksa Awal
Majelis PemeriksaDisiplin
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
21/64
Aspek Hukum
X
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
22/64
EXITEXAMINATION
PELANTIKAN DOKTER
SERTIFIKATKOMPETENSIDengan kewenangan terbatas
TANDA REGISTRASI
IDI CABANG
REKOMENDASI IZINPRAKTIK
INTERNSHIPBERDASARKAN WAHANA
DINAS KESEHATAN
SURAT IZIN PRAKTIK(SELAMA INTERNSHIP)
CPDBISA PRAKTIKTIGA TEMPAT(UU NO.29/2004)
SURAT SELESAIINTERNSIP
UKDIX
KIDI
SERTIFIKAT PROFESI
KDPIAIPKI+PERIODE
INTERNSHIP
PPDS
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
23/64
Mahasiswa
UJIKOMPETENSI
NASIONALLULUS
FK KOLEGIUM
SERTIFIKATPROFESI
SERTIFIKATKOMPETENSI
PANITIA NASIONAL UJI KOMPETENSI
PROSES SERTIFIKASI
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
24/64
SERTIFIKASI ULANG/RESERTIFIKASI
Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib
mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran ataukedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan olehorganisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi olehorganisasi profesi
Pasal 28 ayat (1) UU No.29 Tahun 2004
Badan pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan/Continuous Professional Development(BP2KB) adalah badankelengkapan Pengurus Besar IDI. Bertugas Menyusun sistempendidikan keprofesian berkelanjutan CPD di bidang Kedokteran,yang sejajar dan merupakan kelanjutan dan pendidikan dokter danpendidikan dokter spesialis.
Pasal 47 ART IDI
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
25/64
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
26/64
REGISTRASI DOKTERUNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004
TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN
Pasal 291) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia
wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.
2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.
3)
Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter
gigi harus memenuhi persyaratan :
a.
memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigispesialis;
b. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter
atau dokter gigi;
c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;
d. memiliki sertifikat kompetensi; dan
e.
membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.
4) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi berlaku selama
5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali dengan tetap
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dan huruf
d.
LINK REGISTRASI ONLINE : https://registrasi.kki.go.id/
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
27/64
INTERNSIP DOKTER
Peraturan KKI No.1 tahun 2010 tentang RegistrasiDokter Program Internsip(Link : http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/Perkonsil_No._1_Tahun_2010_.pdf)
UU No.20 tahun 2013 ttg Pendidikan KedokteranPasal 38
1) Mahasiswa yang telah lulus dan telah mengangkat sumpah sebagai Dokter atau
Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) harus mengikuti
program internsip yang merupakan bagian dari penempatan wajib sementara.
2) Penempatan wajib sementara pada program internsip sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diperhitungkan sebagai masa kerja.
INFO LENGKAP LIHAT http://www.internsip-kemenkes.or.id/
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
28/64
IZIN PRAKTIK DOKTER
UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
Pasal 36Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib
memiliki surat izin praktik.
Pasal 37
(1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan oleh
pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran
atau kedokteran gigi dilaksanakan.(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.
(3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.
Pasal 38
(1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,
dokter atau dokter gigi harus :
a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi yang
masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32;
b. mempunyai tempat praktik; dan
c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
29/64
Peraturan MenteriKesehatan RI No.2052
tahun 2011 tentang IzinPraktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran
Link : http://www.hukor.depkes.go.id/
up_prod_permenkes/PMK%20No.
%202052%20ttg%20Izin%20Praktik
%20Kedokteran.pdf
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
30/64
REKAM MEDIS
Berkas yag berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan danpelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien.
(Pasal 1 Permenkes 269 th 2008)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
31/64
REKAM MEDIS
(1) Setiap dokter atau dokter gigidalam menjalankan praktikkedokteran wajib membuat rekammedis.
(3) Setiap catatan rekam medisharus dibubuhi nama, waktu, dantanda tangan petugas yangmemberikan pelayanan atau
tindakan.
(Pasal 46 UU No.29 thn 2004)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
32/64
REKAM MEDIS
(1) Dokumen rekam medissebagaimana dimaksud dalamPasal 46 merupakan milik dokter,
dokter gigi, atau saranapelayanan kesehatan, sedangkanisi rekam medis merupakan milikpasien.
(Pasal 47 UU No.29 thn 2004)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
33/64
JENIS REKAM MEDIK
1.
RM Konvensional
2. RM Elektronik(Permenkes 269/2008
ttg RM Pasal 2!belumada regulasi yangmengatur)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
34/64
ISI REKAM MEDIK
1.
Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien,
pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan
dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuaidengan kompetensinya.
2. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan
tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratoriumdan keterangan lain sesuai dengan kompetensi
keilmuannya.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
35/64
Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang:
(Permenkes 269/2008)
a. identitas pasien;
b. tanggal dan waktu;
c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan danriwayat penyakit;
d.
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. diagnosis;
f. rencana penatalaksanaan;
g. pengobatan dan/atau tindakan;
h.
pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien;i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik;
dan
j. persetujuan tindakan bila diperlukan.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
36/64
Pasal 3 ayat (3) Permenkes No.269 thn 2008
Isi RM untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnyameliputi:
a.
Identitas pasien;
b.
Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan;c.
Identitas pengantar pasien;
d.
Tanggal dan waktu;
e.
Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnyakeluhan dan riwayat penyakit;
f.
Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
g.
Diagnosis;h.
Pengobatan dan/atau tindakan;
i.
Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkanpelayanan untuk rencana tindak lanjut;
j.
Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau
tenaga kesehatan tertentu yang memberikanpelayanan;
k.
Sarana transportasi yang digunakan bagi pasienyang akan dipindahkan ke pelayanan kesehatanlain;
l.
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
37/64
Isi RM untuk pasien dalamkeadaan bencana, selainmemuat ketentuan pada Pasal 3ayat (3) ditambahkan:
a. Jenis bencana dan lokasidimana pasien ditemukan;
b.
Kategori kegawatan dannomor pasien bencanamasal;
c.
Identitas yang menemukanpasien.
(Pasal 3 ayat (4) Permenkes 269/2008)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
38/64
Tata cara penyelenggaraan RM
Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harusdibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan dokter, doktergigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan kesehatan secara langsung. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukanpencatatan pada rekam medis dapat dilakukanpembetulan. Pembetulan hanya dapat dilakukan
dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatanyang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi,atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
39/64
Pendelegasian pengisian RM
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi
rekam medis, tenaga kesehatan lain yang
memberikan pelayanan langsung kepada pasien
dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter
gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
(Manual Rekam Medis,Hal.7,KKI, 2006)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
40/64
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
41/64
Pasal 45
(1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap
pasien harus mendapat persetujuan.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.
(3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :
Diagnosis dan tata cara tindakan medis;
Tujuan tindakan medis yang dilakukan;
alternatif tindakan lain dan risikonya;
Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;dan
Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
(4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.
(5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan
persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
Undang-Undang No.29 thn 2004 ttg
Praktik Kedokteran
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
42/64
Pasal 4(1) Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwapasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukanpersetujuan tindakan kedokteran.
(2) Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteransebagaimana dimaksud pada ayat (1) diputuskan oleh dokteratau dokter gigi dan dicatat di dalam rekam medik.
(3) Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteransebagaimana dimaksud pada ayat (1), dokter atau dokter gigiwajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepadapasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat.
Permenkes 290/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
43/64
Pasal 7
(1) Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus
diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga
terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.
(2) Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang
tidak sadar, penjelasan diberikan kepada keluarganya
atau yang mengantar.
Permenkes 290/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
44/64
Pasal 9(1) Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus diberikan secara
lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara lain yang bertujuanuntuk mempermudah pemahaman.
(2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan
didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau dokter gigiyang memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama,dan tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan.
(3) Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan tersebut dapatmerugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikanpenjelasan, maka dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan
tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenagakesehatan lain sebagai saksi.
Permenkes 290/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
45/64
Yang berhak memberikan persetujuan atau menyatakanmenolak tindakan medis pada dasarnya, pasien sendiri
jika ia dewasa dan sadar sepenuhnya.
Penjelasan Pasal 45 UU nomor 29 tahun 2004, apabilapasien sendiri berada di bawah pengampuan,persetujuan atau penolakan tindakan medis dapatdiberikan oleh keluarga terdekat, antara lain suami/isteri,ayah/ibu kandung, anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung.
Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkanjiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun, setelah
pasien sadar atau dalam kondisi yang sudahmemungkinkan, segera diberikan penjelasan dan dibuatpersetujuan.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
46/64
RAHASIA KEDOKTERAN
Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk:
# kepentingan kesehatan pasien,
#
memenuhi permintaan aparatur penegak hukumdalam rangka penegakan hukum
# permintaan pasien sendiri,
#atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
(UUPK Pasal 48)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
47/64
Visum et Repertum (VeR)
Visum berasal dari bahasa Latin, bentuk tunggalnya
adalah visa, yang berarti tanda melihat atau melihat
yang artinya penandatanganan dari barang bukti
tentang segala sesuatu hal yang ditemukan, disetujui,dan disahkan. Sedangkan Repertum berarti melapor
yang telah didapat dari pemeriksaan dokter terhadap
korban.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
48/64
Dasar Hukum VeR
Pasal 133 KUHP ayat (1) Dalam hal penyidik untuk
kepentingan peradilan menangani seorang korban,
baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, iaberwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
49/64
Penyidik yang berhak meminta VeR
Pada KUHAP pasal 6 ayat (1) jo PP27 tahun 1983 pasal 2 ayat (1)mengenai penyidik yang berhak untukmeminta visum disebutkan bahwaPejabat Polisi Negara RI yang diberiwewenang khusus oleh undang-undang dengan pangkat serendah-
rendahnya Pembantu Letnan Dua.Penyidik pembantu berpangkatserendah-rendahnya Sersan Dua.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
50/64
Dokter adalah bagian darikomunitas (publik) sehingga berlaku
kepadanya HUKUM PUBLIK
HUKUM PUBLIK
1. Pidana
2.
Perdata
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
51/64
Sanksi Pidana dalam UU No.29 Th 2004 Ttg
Praktik Kedokteran
Pasal 75!Praktik tanpa STR
Pasal 76!praktik tanpa SIP
Pasal 77!menggunakan gelar seolah-olah dr/drg yang
memiliki STR
Pasal 79!tidak memasang papan praktik, tidak membuat
rekam medik, tidak sesuai standar profesi
(rasional,merujuk,dll)
Pasal 80!mempekerjakan dr/drg tanpa STR & SIP
Berdasarkan Putusan MK Nomor 4/PUU -V/2007, sanksi
Pidana Kurungan dihapus, namun Pidana Denda tetap ada.
1&6
78&-.)(.-
S k i Pid d l UU N 36 Th 2009
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
52/64
Sanksi Pidana dalam UU No.36 Th 2009
Ttg Kesehatan
Pasal 190!mempekerjakan Nakes tanpa ijin
Pasal 191!menggunakan obat/alat tradisional menyebabkan
kecacatan/kematian
Pasal 192!memperjualbelikan organ
Pasal 193!bedah plastik
Pasal 194!aborsi
Pasal 195!memperjualbelikan darah
Pasal 196!menjual obat/alkes yang belum memenuhi standar
Pasal 197!menjual obat/alkes tanpa ijin
1&6
78&-.)(.-
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
53/64
KUH Pidana
Pasal 242 KUHP tentang Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan
Pasal 359 KUHP yaitu karena kesalahannya menyebabkan orangmati
Pasal 360 KUHP yaitu karena kesalahannya menyebabkan orangluka berat
Pasal 361 KUHP yaitu karena kesalahannya dalam melakukan suatujabatan atau pekerjaannya hingga menyebabkan mati atau luka berat
akan dihukum lebih berat Pasal 322 KUHP tentang Pelanggaran Rahasia Kedokteran
Pasal-pasal tentang abortus provocatus(pasal 346, 347, 348 KUHP)
Pasal 344 KUHP tentang Euthanasia.
1&6
9&0&')(.-
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
54/64
KUH Perdata
Wan Prestasi,jika hubungan yuridis dokter-pasien adalah perjanjianmembawa hasil (resultaatverbintenis) dengan memakai pasal 1239
KUH Perdata,
Perbuatan melawan hukum, jika hubungan yuridis dokter-pasien
adalah perjanjian memasang tekad (inspanningsverbintenissen) atauperjanjian teraupetik dengan memakai pasal 1365 KUH Perdata,
Melalaikan pekerjaan sebagai penanggungjawab. Artinya, dokter
bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuat bawahannya(perawat, paramedis) yang secara langsung diawasinya dalam
melaksanakan perintah atau petunjuk dokter. Bawahan dokter
tersebut merupakan perpanjangan tangan dokter (verlengende arm
van de geneesher) dalam melakukan tindakan medik. Pasal yang
digunakan adalah pasal 1367 ayat (3) KUH Perdata.
1&6
9&0&')(.-
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
55/64
KONTRAK TERAPEUTIK
Perjanjian hukum dalam tindakan
kedokteranBUKAN
padaHASIL
(resultatverbintenissen)
tapi pada UPAYA
(inspanningsverbintenissen)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
56/64
ASPEK HUKUM DALAM PELAYANAN
KEDARURATAN MEDIK
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
57/64
Good Samaritan Law
A principle of Tort Law that provides that a person who
see another individual in imminent and serious danger
or peril cannot be charged with Negligence if that first
person attempts to aid or rescue the injured party,provided the attempt is not made recklessly
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
58/64
Pasal 48
Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruhdaya paksa, tidak dipidana.(Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP)
Keadaan darurat (Noodtoestand) masuk kategori dayapaksa.
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
59/64
Pasal 304
Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau
membiarkan seorang dalam keadaan sengsara,padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karenapersetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan ataupemeliharaankepada orang itu, diancam dengan pidana
penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana dendapaling banyak empat ribu lima ratus rupiah.
(Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
60/64
Pasal 306
(1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan
305 mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalahdiancamdengan pidana penjara paling lama tujuh tahunenam bulan.
(2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara palinglama sembilan tahun.
(Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
61/64
Pasal 58
(2) Tuntutan ganti rugi (red. PERDATA) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam
keadaan darurat.
(UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
62/64
Pasal 190
(1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yangmelakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang
dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertamaterhadap pasien yang dalam keadaan gawat daruratsebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2)dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda palingbanyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
(Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan)
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
63/64
Pelanggaran Etik, Disiplin, dan Hukum saling bersinggungan.
Pelanggaran Etik & Disiplin tidak serta merta membuka kemungkinan adanya pelanggaran
Hukum, Namun pelanggaran Hukum dapat membuka kemungkinan adanya pelanggaran Etik &Disiplin.
Norma Etik seharusnya menjadi norma tertinggi yang dipatuhi
oleh dokter
DISIPLIN HUKUM
ETIK
7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk
64/64
Kesehatan pasien akan selalu menjadi