ETIKOLEGAL ASPEk

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    1/64

    ASPEK ETIK, DISIPLIN

    DAN HUKUM

    PELAKSANAAN PRAKTIKKEDOKTERAN

    Dr.Mahesa Paranadipa,M.H(Kes)

    Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    2/64

    Tercatat 2.500 SM

    adanya Code of

    Hammurabi, lembahMesopotamia (Babylonia).

    Salah satu aturannya,

    seorang dokter atau tabib

    akan kehilangan

    tangannya jika pasien

    yang ditanganinyameninggal.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    3/64

    Mitologi Yunani, Asclepius(1200 SM)adalah seorangdokter yang memiliki tongkat berlilitkan ular yang diberi

    gelar sebagai God of Healing(Dewa Penyembuh) karena

    kemampuan yang dimilikinya dalam menyembuhkanorang sakit. Dikatakan juga Asclepius adalah anak dari

    Apollo dan Coronis yang memperoleh pendidikan

    kedokteran dari Cheiron (seorang centaur/manusia

    bertubuh kuda) dan dikaruniai kemampuan untukmenyembuhkan serta membangunkan orang mati. Ia

    memiliki tiga orang anak perempuan yaitu Meditrine

    (medicine), Hygeia (hygiene), dan Panacea (allhealing). Bersama Asclepius, ketiganya sering dijadikan

    semacam pilar ilmu kedokteran.Dalam perjalanan

    karirnya, Asclepius mendirikan kuil yang disebut

    Asclepions (Asclepieia). Orang-orang sakit datang dan

    mendapat pengobatan di kuil tersebut. Mereka dilayani

    oleh para Asclepiadae (murid-murid Asclepius) serta

    menyerahkan persembahan kepada dewa ataskesembuhan yang mereka peroleh. Pada kuil tersebut

    juga terdapat banyak ular jinak yang dipelihara sebagai

    wujud penghormatan kepada Dewa.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    4/64

    !

    Hipokrates

    460 370 SM

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    5/64

    Aspek Etik

    SUMPAH DOKTER

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    6/64

    Seperangkat aturan etika khusus sebagai

    konsensus semua anggota asosiasi profesi,

    yang memuat amar & larangan yang wajib

    ditaati dan dilaksanakan oleh semua anggota

    asosiasi dalam menjalankan fungsi dan

    kegiatan profesionalnya.

    3 bagian utama

    1. Kewajiban Umum

    2. Kewajiban terhadap pasien3. Kewajiban terhadap diri sendiri dann

    sejawat dokter

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    7/64

    Hubungan kepercayaan antara sangpengobat dengan pasien!

    kesepakatan terapeutik

    Saling percaya mempercayai(konfidensial) antara dokter-pasien yang

    diliputi oleh segala emosi, harapan, &

    kekhawatiran makhluk insani

    Sifat fundamental dokter yang baik &

    bijaksana: sifat ketuhanan,

    kemurnian niat, keluhuran budi,kerendahan hati, kesungguhan

    kerja, integritas ilmiah & sosial,

    kesejawatan yg tidak diragukan

    HubunganDokter-Pasien

    7

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    8/64

    Prinsip Etika Kedokteran

    1. Beneficiency!mengutamakan

    kepentingan pasien

    2. Autonomi!menghormati hak

    pasien dalam mengambilkeputusan

    3. Non-Maleficiency!tidak

    memperburuk kondisi pasien

    4. Justice!tidak diskriminasi

    #

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    9/64

    senantiasa berupaya

    melaksanakan profesinyadengan standar profesi tertinggi

    (pasal 2)

    dalam melakukan

    pekerjaannya seorang dokter

    tidak boleh dipengaruhi oleh

    sesuatu yang mengakibatkanhilangnya kebebasan &

    kemandirian profesi (pasal 3)

    #KODEKI

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    10/64

    seorang dokter hanya

    memberi surat keterangandan pendapat yang telah

    diperiksa sendiri

    kebenarannya (pasal7)

    ..wajib merujuk jika tidak

    mampu, atas persetujuan

    pasien (pasal 10)

    #KODEKI

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    11/64

    setiap dokter harussenantiasa mengikuti

    perkembangan ilmupengetahuan dan teknologikedokteran/kesehatan (psl

    17)

    setiap dokter memperlakukanteman sejawat nya

    sebagaimana ia sendiri ingindiperlakukan(pasal 14)

    #KODEKI

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    12/64

    Pengawasan & Pembinaan Etik Kedokteran

    Institusi

    Pelayanan

    Organisasi

    Profesi

    Sanksi :

    "

    Ringan

    " Sedang

    " Berat

    Komite

    Medik

    MajelisEtik

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    13/64

    STANDAR PROFESIUU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

    Pasal 24

    Ayat 1 Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan kode etik,

    standar profesi,hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar proseduroperasional.

    Ayat 3 Ketentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar proseduroperasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri

    UU No.24 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    Pasal 51 , Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban :

    a.

    memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesidan standar proseduroperasional serta kebutuhan medis pasien; `1

    Aspek Disiplin

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    14/64

    Disiplin

    Kedokteran

    Standar Kompetensi

    Standar PelayananProfesi

    Standar Prosedur

    Operasional

    Standar Pendidikan

    Dokter

    $!

    %&'()*+

    ,)-./0)(

    %&'()*+

    ,)-./0)(

    %&'()*+

    ,)-./0)(

    %&'()*+

    1/*)(!"#$%&!'(%!

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    15/64

    StandarTindakan

    Kredensialing- Sertifikat Kompetensi

    - STR

    -

    Rekomendasi IjinPraktik dari OP

    - SIP

    Kredensialing- Syarat tempat

    - Syarat alat kesehatan

    -

    Syarat obat-obat- Syarat unit penunjang

    (farmasi, lab,dll)

    -

    Rangkaian tindakankedokteran

    (anamnesis,

    PF,PP,Dx,Tx)- Rekam Medik &

    Inform Consent

    -

    Rujukan

    2.3)*

    4&(&*)5

    *& 3/*5&'

    SDM

    SarPras

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    16/64

    PELANGGARAN DISIPLIN

    1.

    Tidak kompeten (Lack of skill)

    2.

    Tidak merujuk kasus yang seharusnya dirujuk, atau merujukkasus yang seharusnya tidak dirujuk

    3.

    Pendelegasian kepada nakes yang tidak kompeten4.

    Dr pengganti tidak memberitahu ke pasien, tidak punya SIP

    5.

    Tidak laik praktik (kesehatan fisik dan mental)

    6.

    Kelalaian dalam penatalaksanaan pasien

    7.

    Pemeriksaan dan pengobatan berlebihan

    (Sumber: MKDKI)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    17/64

    PELANGGARAN DISIPLIN (2)

    8. Tidak berikan informasi yang jujur

    9. Tidak ada informed consent

    10. Tidak membuat/simpan RM

    11. Terminasi kehamilan tanpa indikasi medis

    12. Euthanasia

    13. Penerapan pelayan yang belum diterima kedokteran14. Penelitian klinis tanpa persetujuan etis

    15. Tidak memberi pertolongan darurat

    16. Menolak/menghentikan pengobatan tanpa alasan yang benar

    17. Membuka rahasia medis tanpa izin

    18. Buat keterangan medis tidak benar19. Ikut serta tindakan penyiksaan

    (Sumber: MKDKI)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    18/64

    PELANGGARAN DISIPLIN (3)

    20. Peresepan obat psikotropika/narkotika tanpa indikasi

    21. Pelecehan seksual, intimidasi, kekerasan

    22. Penggunaan gelar akademik/sebutan profesi palsu

    23. Menerima komisi terhadap rujukan/peresepan

    24. Pengiklanan diri yang menyesatkan

    25. Ketergantungan NAPZA

    26. STR, SIP, Sertifikat Kompetensi tidak sah

    27. Imbal jasa tidak sesuai tindakan

    28. Tidak berikan data/informasi atas permintaan MKDKI

    (Sumber: MKDKI)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    19/64

    Penegakan Displin Kedokteran

    Majelis Kehormatan &

    Disiplin Kedokteran

    (MKDKI)

    Delik Aduan

    Sanksi Disiplin (Pasal 69 ayat 3, UUPK):1. Pemberian peringatan tertulis

    2. Rekomendasi pencabutan STR atau SIP

    3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi

    pendidikan kedokteran

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    20/64

    Majelis Kehormatan &

    Disiplin Kedokteran

    (MKDKI)

    Pengaduan

    Sanksi Disiplin (Pasal 69 ayat 3, UUPK):1. Pemberian peringatan tertulis

    2. Rekomendasi pencabutan STR atau SIP

    3. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi

    pendidikan kedokteran

    MajelisPemeriksa Awal

    Majelis PemeriksaDisiplin

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    21/64

    Aspek Hukum

    X

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    22/64

    EXITEXAMINATION

    PELANTIKAN DOKTER

    SERTIFIKATKOMPETENSIDengan kewenangan terbatas

    TANDA REGISTRASI

    IDI CABANG

    REKOMENDASI IZINPRAKTIK

    INTERNSHIPBERDASARKAN WAHANA

    DINAS KESEHATAN

    SURAT IZIN PRAKTIK(SELAMA INTERNSHIP)

    CPDBISA PRAKTIKTIGA TEMPAT(UU NO.29/2004)

    SURAT SELESAIINTERNSIP

    UKDIX

    KIDI

    SERTIFIKAT PROFESI

    KDPIAIPKI+PERIODE

    INTERNSHIP

    PPDS

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    23/64

    Mahasiswa

    UJIKOMPETENSI

    NASIONALLULUS

    FK KOLEGIUM

    SERTIFIKATPROFESI

    SERTIFIKATKOMPETENSI

    PANITIA NASIONAL UJI KOMPETENSI

    PROSES SERTIFIKASI

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    24/64

    SERTIFIKASI ULANG/RESERTIFIKASI

    Setiap dokter atau dokter gigi yang berpraktik wajib

    mengikuti pendidikan dan pelatihan kedokteran ataukedokteran gigi berkelanjutan yang diselenggarakan olehorganisasi profesi dan lembaga lain yang diakreditasi olehorganisasi profesi

    Pasal 28 ayat (1) UU No.29 Tahun 2004

    Badan pengembangan pendidikan keprofesian berkelanjutan/Continuous Professional Development(BP2KB) adalah badankelengkapan Pengurus Besar IDI. Bertugas Menyusun sistempendidikan keprofesian berkelanjutan CPD di bidang Kedokteran,yang sejajar dan merupakan kelanjutan dan pendidikan dokter danpendidikan dokter spesialis.

    Pasal 47 ART IDI

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    25/64

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    26/64

    REGISTRASI DOKTERUNDANG-UNDANG NOMOR 29 TAHUN 2004

    TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN

    Pasal 291) Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia

    wajib memiliki surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi.

    2) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.

    3)

    Untuk memperoleh surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter

    gigi harus memenuhi persyaratan :

    a.

    memiliki ijazah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, atau dokter gigispesialis;

    b. mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter

    atau dokter gigi;

    c. Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental;

    d. memiliki sertifikat kompetensi; dan

    e.

    membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etikaprofesi.

    4) Surat tanda registrasi dokter dan surat tanda registrasi dokter gigi berlaku selama

    5 (lima) tahun dan diregistrasi ulang setiap 5 (lima) tahun sekali dengan tetap

    memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dan huruf

    d.

    LINK REGISTRASI ONLINE : https://registrasi.kki.go.id/

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    27/64

    INTERNSIP DOKTER

    Peraturan KKI No.1 tahun 2010 tentang RegistrasiDokter Program Internsip(Link : http://www.kki.go.id/assets/data/arsip/Perkonsil_No._1_Tahun_2010_.pdf)

    UU No.20 tahun 2013 ttg Pendidikan KedokteranPasal 38

    1) Mahasiswa yang telah lulus dan telah mengangkat sumpah sebagai Dokter atau

    Dokter Gigi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) harus mengikuti

    program internsip yang merupakan bagian dari penempatan wajib sementara.

    2) Penempatan wajib sementara pada program internsip sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) diperhitungkan sebagai masa kerja.

    INFO LENGKAP LIHAT http://www.internsip-kemenkes.or.id/

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    28/64

    IZIN PRAKTIK DOKTER

    UU No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

    Pasal 36Setiap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran di Indonesia wajib

    memiliki surat izin praktik.

    Pasal 37

    (1) Surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 dikeluarkan oleh

    pejabat kesehatan yang berwenang di kabupaten/kota tempat praktik kedokteran

    atau kedokteran gigi dilaksanakan.(2) Surat izin praktik dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    hanya diberikan untuk paling banyak 3 (tiga) tempat.

    (3) Satu surat izin praktik hanya berlaku untuk 1 (satu) tempat praktik.

    Pasal 38

    (1) Untuk mendapatkan surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36,

    dokter atau dokter gigi harus :

    a. memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda registrasi dokter gigi yang

    masih berlaku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Pasal 31, dan Pasal 32;

    b. mempunyai tempat praktik; dan

    c. Memiliki rekomendasi dari organisasi profesi.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    29/64

    Peraturan MenteriKesehatan RI No.2052

    tahun 2011 tentang IzinPraktik dan Pelaksanaan

    Praktik Kedokteran

    Link : http://www.hukor.depkes.go.id/

    up_prod_permenkes/PMK%20No.

    %202052%20ttg%20Izin%20Praktik

    %20Kedokteran.pdf

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    30/64

    REKAM MEDIS

    Berkas yag berisikan catatan dan

    dokumen tentang identitas

    pasien, pemeriksaan,

    pengobatan, tindakan danpelayanan lain yang telah

    diberikan kepada pasien.

    (Pasal 1 Permenkes 269 th 2008)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    31/64

    REKAM MEDIS

    (1) Setiap dokter atau dokter gigidalam menjalankan praktikkedokteran wajib membuat rekammedis.

    (3) Setiap catatan rekam medisharus dibubuhi nama, waktu, dantanda tangan petugas yangmemberikan pelayanan atau

    tindakan.

    (Pasal 46 UU No.29 thn 2004)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    32/64

    REKAM MEDIS

    (1) Dokumen rekam medissebagaimana dimaksud dalamPasal 46 merupakan milik dokter,

    dokter gigi, atau saranapelayanan kesehatan, sedangkanisi rekam medis merupakan milikpasien.

    (Pasal 47 UU No.29 thn 2004)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    33/64

    JENIS REKAM MEDIK

    1.

    RM Konvensional

    2. RM Elektronik(Permenkes 269/2008

    ttg RM Pasal 2!belumada regulasi yangmengatur)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    34/64

    ISI REKAM MEDIK

    1.

    Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien,

    pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan

    dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan

    dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuaidengan kompetensinya.

    2. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan

    tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratoriumdan keterangan lain sesuai dengan kompetensi

    keilmuannya.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    35/64

    Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang:

    (Permenkes 269/2008)

    a. identitas pasien;

    b. tanggal dan waktu;

    c. hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan danriwayat penyakit;

    d.

    hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

    e. diagnosis;

    f. rencana penatalaksanaan;

    g. pengobatan dan/atau tindakan;

    h.

    pelayanan lainyang telah diberikan kepada pasien;i. untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik;

    dan

    j. persetujuan tindakan bila diperlukan.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    36/64

    Pasal 3 ayat (3) Permenkes No.269 thn 2008

    Isi RM untuk pasien gawat darurat, sekurang-kurangnyameliputi:

    a.

    Identitas pasien;

    b.

    Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan;c.

    Identitas pengantar pasien;

    d.

    Tanggal dan waktu;

    e.

    Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnyakeluhan dan riwayat penyakit;

    f.

    Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;

    g.

    Diagnosis;h.

    Pengobatan dan/atau tindakan;

    i.

    Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkanpelayanan untuk rencana tindak lanjut;

    j.

    Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau

    tenaga kesehatan tertentu yang memberikanpelayanan;

    k.

    Sarana transportasi yang digunakan bagi pasienyang akan dipindahkan ke pelayanan kesehatanlain;

    l.

    Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    37/64

    Isi RM untuk pasien dalamkeadaan bencana, selainmemuat ketentuan pada Pasal 3ayat (3) ditambahkan:

    a. Jenis bencana dan lokasidimana pasien ditemukan;

    b.

    Kategori kegawatan dannomor pasien bencanamasal;

    c.

    Identitas yang menemukanpasien.

    (Pasal 3 ayat (4) Permenkes 269/2008)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    38/64

    Tata cara penyelenggaraan RM

    Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harusdibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan dokter, doktergigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan

    pelayanan kesehatan secara langsung. Dalam hal terjadi kesalahan dalam melakukanpencatatan pada rekam medis dapat dilakukanpembetulan. Pembetulan hanya dapat dilakukan

    dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatanyang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi,atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    39/64

    Pendelegasian pengisian RM

    Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi

    rekam medis, tenaga kesehatan lain yang

    memberikan pelayanan langsung kepada pasien

    dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter

    gigi yang menjalankan praktik kedokteran.

    (Manual Rekam Medis,Hal.7,KKI, 2006)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    40/64

    PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    41/64

    Pasal 45

    (1) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap

    pasien harus mendapat persetujuan.

    (2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.

    (3) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurang-kurangnya mencakup :

    Diagnosis dan tata cara tindakan medis;

    Tujuan tindakan medis yang dilakukan;

    alternatif tindakan lain dan risikonya;

    Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;dan

    Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

    (4) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.

    (5) Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan

    persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.

    Undang-Undang No.29 thn 2004 ttg

    Praktik Kedokteran

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    42/64

    Pasal 4(1) Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwapasien dan/atau mencegah kecacatan tidak diperlukanpersetujuan tindakan kedokteran.

    (2) Keputusan untuk melakukan tindakan kedokteransebagaimana dimaksud pada ayat (1) diputuskan oleh dokteratau dokter gigi dan dicatat di dalam rekam medik.

    (3) Dalam hal dilakukannya tindakan kedokteransebagaimana dimaksud pada ayat (1), dokter atau dokter gigiwajib memberikan penjelasan sesegera mungkin kepadapasien setelah pasien sadar atau kepada keluarga terdekat.

    Permenkes 290/2008 tentang

    Persetujuan Tindakan Kedokteran

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    43/64

    Pasal 7

    (1) Penjelasan tentang tindakan kedokteran harus

    diberikan langsung kepada pasien dan/atau keluarga

    terdekat, baik diminta maupun tidak diminta.

    (2) Dalam hal pasien adalah anak-anak atau orang yang

    tidak sadar, penjelasan diberikan kepada keluarganya

    atau yang mengantar.

    Permenkes 290/2008 tentang

    Persetujuan Tindakan Kedokteran

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    44/64

    Pasal 9(1) Penjelasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 harus diberikan secara

    lengkap dengan bahasa yang mudah dimengerti atau cara lain yang bertujuanuntuk mempermudah pemahaman.

    (2) Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dicatat dan

    didokumentasikan dalam berkas rekam medis oleh dokter atau dokter gigiyang memberikan penjelasan dengan mencantumkan tanggal, waktu, nama,dan tanda tangan pemberi penjelasan dan penerima penjelasan.

    (3) Dalam hal dokter atau dokter gigi menilai bahwa penjelasan tersebut dapatmerugikan kepentingan kesehatan pasien atau pasien menolak diberikanpenjelasan, maka dokter atau dokter gigi dapat memberikan penjelasan

    tersebut kepada keluarga terdekat dengan didampingi oleh seorang tenagakesehatan lain sebagai saksi.

    Permenkes 290/2008 tentang

    Persetujuan Tindakan Kedokteran

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    45/64

    Yang berhak memberikan persetujuan atau menyatakanmenolak tindakan medis pada dasarnya, pasien sendiri

    jika ia dewasa dan sadar sepenuhnya.

    Penjelasan Pasal 45 UU nomor 29 tahun 2004, apabilapasien sendiri berada di bawah pengampuan,persetujuan atau penolakan tindakan medis dapatdiberikan oleh keluarga terdekat, antara lain suami/isteri,ayah/ibu kandung, anak-anak kandung atau saudara-saudara kandung.

    Dalam keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkanjiwa pasien tidak diperlukan persetujuan. Namun, setelah

    pasien sadar atau dalam kondisi yang sudahmemungkinkan, segera diberikan penjelasan dan dibuatpersetujuan.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    46/64

    RAHASIA KEDOKTERAN

    Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk:

    # kepentingan kesehatan pasien,

    #

    memenuhi permintaan aparatur penegak hukumdalam rangka penegakan hukum

    # permintaan pasien sendiri,

    #atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

    (UUPK Pasal 48)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    47/64

    Visum et Repertum (VeR)

    Visum berasal dari bahasa Latin, bentuk tunggalnya

    adalah visa, yang berarti tanda melihat atau melihat

    yang artinya penandatanganan dari barang bukti

    tentang segala sesuatu hal yang ditemukan, disetujui,dan disahkan. Sedangkan Repertum berarti melapor

    yang telah didapat dari pemeriksaan dokter terhadap

    korban.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    48/64

    Dasar Hukum VeR

    Pasal 133 KUHP ayat (1) Dalam hal penyidik untuk

    kepentingan peradilan menangani seorang korban,

    baik luka, keracunan, ataupun mati yang diduga

    karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, iaberwenang mengajukan permintaan keterangan ahli

    kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    49/64

    Penyidik yang berhak meminta VeR

    Pada KUHAP pasal 6 ayat (1) jo PP27 tahun 1983 pasal 2 ayat (1)mengenai penyidik yang berhak untukmeminta visum disebutkan bahwaPejabat Polisi Negara RI yang diberiwewenang khusus oleh undang-undang dengan pangkat serendah-

    rendahnya Pembantu Letnan Dua.Penyidik pembantu berpangkatserendah-rendahnya Sersan Dua.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    50/64

    Dokter adalah bagian darikomunitas (publik) sehingga berlaku

    kepadanya HUKUM PUBLIK

    HUKUM PUBLIK

    1. Pidana

    2.

    Perdata

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    51/64

    Sanksi Pidana dalam UU No.29 Th 2004 Ttg

    Praktik Kedokteran

    Pasal 75!Praktik tanpa STR

    Pasal 76!praktik tanpa SIP

    Pasal 77!menggunakan gelar seolah-olah dr/drg yang

    memiliki STR

    Pasal 79!tidak memasang papan praktik, tidak membuat

    rekam medik, tidak sesuai standar profesi

    (rasional,merujuk,dll)

    Pasal 80!mempekerjakan dr/drg tanpa STR & SIP

    Berdasarkan Putusan MK Nomor 4/PUU -V/2007, sanksi

    Pidana Kurungan dihapus, namun Pidana Denda tetap ada.

    1&6

    78&-.)(.-

    S k i Pid d l UU N 36 Th 2009

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    52/64

    Sanksi Pidana dalam UU No.36 Th 2009

    Ttg Kesehatan

    Pasal 190!mempekerjakan Nakes tanpa ijin

    Pasal 191!menggunakan obat/alat tradisional menyebabkan

    kecacatan/kematian

    Pasal 192!memperjualbelikan organ

    Pasal 193!bedah plastik

    Pasal 194!aborsi

    Pasal 195!memperjualbelikan darah

    Pasal 196!menjual obat/alkes yang belum memenuhi standar

    Pasal 197!menjual obat/alkes tanpa ijin

    1&6

    78&-.)(.-

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    53/64

    KUH Pidana

    Pasal 242 KUHP tentang Sumpah Palsu dan Keterangan Palsu Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan

    Pasal 359 KUHP yaitu karena kesalahannya menyebabkan orangmati

    Pasal 360 KUHP yaitu karena kesalahannya menyebabkan orangluka berat

    Pasal 361 KUHP yaitu karena kesalahannya dalam melakukan suatujabatan atau pekerjaannya hingga menyebabkan mati atau luka berat

    akan dihukum lebih berat Pasal 322 KUHP tentang Pelanggaran Rahasia Kedokteran

    Pasal-pasal tentang abortus provocatus(pasal 346, 347, 348 KUHP)

    Pasal 344 KUHP tentang Euthanasia.

    1&6

    9&0&')(.-

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    54/64

    KUH Perdata

    Wan Prestasi,jika hubungan yuridis dokter-pasien adalah perjanjianmembawa hasil (resultaatverbintenis) dengan memakai pasal 1239

    KUH Perdata,

    Perbuatan melawan hukum, jika hubungan yuridis dokter-pasien

    adalah perjanjian memasang tekad (inspanningsverbintenissen) atauperjanjian teraupetik dengan memakai pasal 1365 KUH Perdata,

    Melalaikan pekerjaan sebagai penanggungjawab. Artinya, dokter

    bertanggungjawab atas kesalahan yang dibuat bawahannya(perawat, paramedis) yang secara langsung diawasinya dalam

    melaksanakan perintah atau petunjuk dokter. Bawahan dokter

    tersebut merupakan perpanjangan tangan dokter (verlengende arm

    van de geneesher) dalam melakukan tindakan medik. Pasal yang

    digunakan adalah pasal 1367 ayat (3) KUH Perdata.

    1&6

    9&0&')(.-

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    55/64

    KONTRAK TERAPEUTIK

    Perjanjian hukum dalam tindakan

    kedokteranBUKAN

    padaHASIL

    (resultatverbintenissen)

    tapi pada UPAYA

    (inspanningsverbintenissen)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    56/64

    ASPEK HUKUM DALAM PELAYANAN

    KEDARURATAN MEDIK

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    57/64

    Good Samaritan Law

    A principle of Tort Law that provides that a person who

    see another individual in imminent and serious danger

    or peril cannot be charged with Negligence if that first

    person attempts to aid or rescue the injured party,provided the attempt is not made recklessly

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    58/64

    Pasal 48

    Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruhdaya paksa, tidak dipidana.(Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP)

    Keadaan darurat (Noodtoestand) masuk kategori dayapaksa.

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    59/64

    Pasal 304

    Barang siapa dengan sengaja menempatkan atau

    membiarkan seorang dalam keadaan sengsara,padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karenapersetujuan dia wajib memberi kehidupan, perawatan ataupemeliharaankepada orang itu, diancam dengan pidana

    penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana dendapaling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

    (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    60/64

    Pasal 306

    (1) Jika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 304 dan

    305 mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalahdiancamdengan pidana penjara paling lama tujuh tahunenam bulan.

    (2) Jika mengakibatkan kematian pidana penjara palinglama sembilan tahun.

    (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana KUHP)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    61/64

    Pasal 58

    (2) Tuntutan ganti rugi (red. PERDATA) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga

    kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan

    nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam

    keadaan darurat.

    (UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    62/64

    Pasal 190

    (1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yangmelakukan praktik atau pekerjaan pada fasilitas pelayanan kesehatan yang

    dengan sengaja tidak memberikan pertolongan pertamaterhadap pasien yang dalam keadaan gawat daruratsebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (2) atau Pasal 85 ayat (2)dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda palingbanyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

    (Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan)

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    63/64

    Pelanggaran Etik, Disiplin, dan Hukum saling bersinggungan.

    Pelanggaran Etik & Disiplin tidak serta merta membuka kemungkinan adanya pelanggaran

    Hukum, Namun pelanggaran Hukum dapat membuka kemungkinan adanya pelanggaran Etik &Disiplin.

    Norma Etik seharusnya menjadi norma tertinggi yang dipatuhi

    oleh dokter

    DISIPLIN HUKUM

    ETIK

  • 7/25/2019 ETIKOLEGAL ASPEk

    64/64

    Kesehatan pasien akan selalu menjadi