2
ETIOLOGI ISPA & PNEMONIA Etiologi ISPA Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus. Etiologi Pneumonia Diagnosis etiologi Pneumonia pada balita sulit untuk ditegakkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab pneumonia. Hanya biakan spesimen fungsi atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu menegakkan diagnosis etiologi pneumonia. Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk mendapatkan dan menentukan jenis bakteri penyebab pnemonia pada balita, namun disisi lain dianggap prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika –terutama jika semata untuk tujuan penelitian-. Dengan pertimbangan tersebut, diagnosa bakteri penyebab pnemonia bagi balita di Indonesia mendasarkan pada hasil penelitian asing (melalui publikasi WHO), bahwa Streptococcus, Pnemonia dan Hemophylus influenzae merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada penelitian etiologi di negara berkembang. Di negara maju pneumonia pada balita disebabkan oleh virus. Faktor Resiko Pneumonia Berikut ini adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko berjangkitnya Pneumonia: Umur dibawah 2 bulan Jenis kelamin laki-laki Gizi kurang Berat badan lahir rendah

ETIOLOGI ISPA & Pneumonia

  • Upload
    i

  • View
    485

  • Download
    10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ETIOLOGI ISPA & Pneumonia

ETIOLOGI ISPA & PNEMONIA

Etiologi ISPA

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus, Hemofilus, Bordetella dan Korinebakterium. Virus penyebabnya antara lain golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus.

Etiologi Pneumonia

Diagnosis etiologi Pneumonia pada balita sulit untuk ditegakkan karena dahak biasanya sukar diperoleh. Sedangkan prosedur pemeriksaan imunologi belum memberikan hasil yang memuaskan untuk menentukan adanya bakteri sebagai penyebab pneumonia. Hanya biakan spesimen fungsi atau aspirasi paru serta pemeriksaan spesimen darah yang dapat diandalkan untuk membantu menegakkan diagnosis etiologi pneumonia. Pemeriksaan cara ini sangat efektif untuk mendapatkan dan menentukan jenis bakteri penyebab pnemonia pada balita, namun disisi lain dianggap prosedur yang berbahaya dan bertentangan dengan etika –terutama jika semata untuk tujuan penelitian-. Dengan pertimbangan tersebut, diagnosa bakteri penyebab pnemonia bagi balita di Indonesia mendasarkan pada hasil penelitian asing (melalui publikasi WHO), bahwa Streptococcus, Pnemonia dan Hemophylus influenzae merupakan bakteri yang selalu ditemukan pada penelitian etiologi di negara berkembang. Di negara maju pneumonia pada balita disebabkan oleh virus.

Faktor Resiko Pneumonia

Berikut ini adalah faktor-faktor yang meningkatkan resiko berjangkitnya Pneumonia:

Umur dibawah 2 bulan Jenis kelamin laki-laki  Gizi kurang  Berat badan lahir rendah  Tidak mendapat ASI memadai  Polusi udara  Kepadatan tempat tinggal  Imunisasi yang tidak memadai   Membedong bayi  Defisiensi vitamin A

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko kematian akibat Pnemonia 

Umur dibawah 2 bulan  Tingkat sosio ekonomi rendah  Gizi kurang  Berat badan lahir rendah 

Page 2: ETIOLOGI ISPA & Pneumonia

Tingkat pendidikan ibu rendah  Tingkat pelayanan (jangkauan) pelayanan kesehatan rendah  Kepadatan tempat tinggal  Imunisasi yang tidak memadai  Menderita penyakit kronis

Kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama ISPA di Indonesia pada akhir tahun 2000 sebanyak lima kasus di antara 1.000 bayi/balita. Berarti, akibat pneumonia, sebanyak 150.000 bayi/balita meninggal tiap tahun atau 12.500 korban per bulan atau 416 kasus sehari atau 17 anak per jam atau seorang bayi/balita tiap lima menit.

Pencegahan lewat imunisasi itu BCG (antituberkulosis), DPT ( Dipteri (antiinfeksi saluran pernapasan), pertusis (antibatuk rejan), Tetanus) cukup esensial untuk menyiapkan balita menghadapi lingkungan yang tidak selalu bisa dijamin kebersihan udaranya. Selain itu, asupan makanan yang kaya gizi tent akan memertahankan stamina balita sendiri. Waspadai ISPA, terutama saat merebaknya virus Avian (Flu Burung) belakangan ini.

(Sumber: Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk Penanggulangan Pnemonia pada Balita - Info Penyakit Menular Departemen Kesehatan RI)