Upload
yusri-annisa-auliana
View
390
Download
26
Embed Size (px)
DESCRIPTION
accantaceae
Citation preview
ETNOBOTANI BEBERAPA SPESIES PADA SUKU
ACANTHACEAE
ANGGI DYAH ARISTI (3415111375), RIA LESTARI (3415111382), GITA ASRI
KURNIALESANTI (3415110191), RESTU WIDYASTUTI (3415111367)
ABSTRAK
Acanthaceae merupakan salah satu kelompok tumbuhan yang memiliki banyak anggota
spesies, sekitar 250 marga dan 2500 jenis. kelompok ini juga termasuk ke dalam tumbuhan
berbunga. Dan anggota pada kelompok ini sangat bervariasi bentuknya. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengetahui etnobotani beberapa spesies pada suku Acanthaceae.
Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Cibodas, dengan menggunakan metode deskriptif dan
melakukan pengambilan gambar-gambar daun, batang, dan bunga dari beberapa spesies
Acantahceae. Hasil dari penelitian ini adalah beberapa spesies Acanthaceae memiliki potensi
sebagai tumbuhan ornamental ataupun juga sebagai tumbuhan obat. Dan juga spesies pada
suku Acanthaceae memiliki ciri-ciri khusus yang dapat diamati.
KATA KUNCI
Etnobotani, Acanthaceae, Kebun Raya Cibodas, manfaat.
PENDAHULUAN
Acanthaceae merupakan salah satu suku yang mempunyai anggota cukup besar jumlahnya
yaitu kurang lebih 240 marga (Keng, 1969), bahkan menurut Cronquist (1981) suku ini
memiliki tidak kurang dari 250 marga dan 2500 jenis yang sebagian besar tersebar di daerah
tropis dan hanya beberapa jenis yang hidup di daerah beriklim sedang. Beberapa marga
diantaranya seperti Acanthus, Aphelandra, Justicia, Ruellia dan Strobilanthes sering ditanam
sebagai tanaman hias (Cronquist, 1981). Di Jawa sendiri Backer dan Bakhuizen van den
Brink Jr. (1965) menyebutkan 67 marga dan 158 jenis Acanthaceae. Kedudukan taksonomi
suku Acanthaceae menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub Class : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Suku : Acanthaceae
Ciri-ciri suku Achantaceae secara umum adalah sebagai berikut: berupa herba, semak atau
perdu, tegak atau merambat, sangat jarang yang berupa pohon; mempunyai beberapa tipe
sistolit pada batang dan daun; ruas pada batang agak membengkak; daun bersilang
berhadapan, sederhana, kadang berduri, tanpa daun penumpu (stipula); stomata hampir selalu
bertipe diasitik; bunga biseksual, irregular (tidak beraturan), umumnya bilabiate (berbibir
dua) dan berlobus 5 yang tersusun menyirap; mempunyai daun pelindung yang menyolok;
benang sari menempel pada tabung mahkota bunga berjumlah 4 atau 2 dan berpasangan,
kadang ada yang mereduksi menjadi staminodia; bakal buah superior (menumpang), beruang
2, dua sampai banyak bakal biji; buah sering mudah pecah dengan arah dari atas ke bawah;
biji sebagian besar mempunyai sebuah alat tambahan seperti kait yang berasal dari salut biji
yang mengeras. Habitat umumnya di tempat yang terbuka, dari dataran rendah sampai
dataran tinggi, sebagian menyukai tempat agak ternaung, beberapa jenis menyukai tempat
yang kelembabannya tinggi seperti di tepi sungai, hutan bakau, atau pantai (misal Acanthus
ilicifolius L.)
Kebun Raya Cibodas sebagai lembaga konservasi ex situ tumbuhan telah mengkoleksi 8
genus dan 10 macam jenis dari suku Acanthaceae.
Kebun Raya Cibodas didirikan pada tanggal 11 April 1852 oleh Johannes Ellias Teijsmann,
seorang kurator Kebun Raya Bogor pada waktu itu, dengan nama Bergtuin te Tjibodas
(Kebun Pegunungan Cibodas). Pada awalnya dimaksudkan sebagai tempat aklimatisasi jenis-
jenis tumbuhan asal luar negeri yang mempunyai nilai penting dan ekonomi yang tinggi,
salah satunya adalah Pohon Kina (Cinchona calisaya). Kemudian berkembang menjadi
bagian dari Kebun Raya Bogor dengan nama Cabang Balai Kebun Raya Cibodas. Mulai
tahun 2003 status Kebun Raya Cibodas menjadi lebih mandiri sebagai Unit Pelaksana Teknis
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas di bawah Pusat Konservasi Tumbuhan
Kebun Raya Bogor dalam kedeputian Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).
UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI mempunyai tugas melakukan
inventarisasi, eksplorasi, koleksi, penanaman, dan pemeliharaan tumbuhan pegunungan
khususnya kawasan barat Indonesia yang memiliki nilai ilmu pengetahuan dan potensi
ekonomi untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani, serta melakukan pendataan,
pendokumentasian, pengembangan, pelayanan jasa dan informasi, pemasyarakatan ilmu
pengetahuan di bidang konservasi, introduksi, dan reintroduksi tumbuhan.
Lokasi Kebun Raya Cibodas LIPI berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian kurang lebih 1.300 1.425 meter di atas permukaan laut dengan luas 84,99 hektar. Temperatur rata-rata 20,06 C, kelembaban 80,82 % dan rata-rata curah hujan 2.950
mm per tahun. Kebun Raya Cibodas berjarak 100 KM dari Jakarta dan 80 KM dari
Bandung.
METODOLOGI
Penelitian dilakukan di Kebun Raya Cibodas Kebun Raya Cibodas (Cibodas Botanical
Garden), yang terletak di Kompleks Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan, Pacet,
Cianjur. Penelitian dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2012.
Alat-alat yang digunakan antara lain, alat tulis, buku catatan, dan kamera.
Metode yang digunakan adalah metode deskripsi
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan secara langsung
terhadap tanaman yang merupakan suku acanthaceae. Kemudian di dokumentasikan dan di
deskripsikan morfologi dari tumbuhan tersebut. Morfologi yang diamati dari tumbuhan tersebut,
seperti habitus, morfologi batang, daun, dan bunga. Buah dan biji jika ada. Kemudian dibuat tabel
hasil pengamatannya.
HASIL
No. Gambar Nama Spesies Habitus
1.
Thunbergia natalensis Semak sampai 1
meter tingginya,
merupakan
tanaman perenial
2.
Sanchezia nobilis Semak, tinggi
mencapai 3 m
3.
Strobilanthes sp. Perdu
4.
Strobilanthes hamiltoniana Semak atau herba
5.
Strobilanthes laevigatus Semak
Foto oleh Gita Asri Kurnialesanti
PEMBAHASAN
Thunbergia natalensis
Semak sampai 1 meter tingginya, merupakan tanaman perenial. Sistem perakaran tunggang.
Batang ramping muncul dari dasar kayu dan kebanyakan tidak bercabang. Daun hijau tua, bentuk
daun bulat telur (sedikit lebih luas di dasar) atau elips (bagian terluas dari daun adalah di tengah-
tengah) dan margin sedikit bergigi. Ujung daun runcing, dan pangkal daun berlekuk. Daun
tersusun berhadapan di batang, namun pasangan daun berikutnya membentuk suatu silang dengan
daun yang dibawahnya tadi (berhadapan bersilang). Tulang daun menyirip, namun tidak sampai
ke tepi daun. Ukuran daun dapat mencapai 8x5 cm, dengan petiole 1-3 mm.
Bunganya berbentuk corong dan pucat biru. Bunga-bunga yang diatur soliter dan terletak di
ketiak daun. Bunganya besar, tubular, biru muda corolla dengan 5 helai daun mahkota yang
panjangnya 4-5 cm. Stamen 4, terletak dekat dasar corolla, umumnya didynamous. Sel anthera 2.
Ovula 2 per ovary cell. Brakteola berbentuk oval-lanset, daun kelopak sangat pendek.
Pembungaan terjadi sepanjang musim panas, mekar dari bulan Juni sampai Agustus. Benih-benih
tersebut disimpan dalam badan berbentuk kapsul yang pecah saat masak, menyebarkan benih.
Alami di seluruh wilayah timur Afrika Selatan, dari Eastern Cape, melalui Kwazulu-Natal,
Mpumalanga, Swaziland, Utara Provinsi, Zimbabwe dan utara ke timur Afrika. Dapat
diperbanyak dengan biji di musim semi. Berhati-hatilah untuk tidak membiarkan tanah
mongering sepenuhnya. Stek batang dapat diambil di musim panas. Pilih posisi yang teduh untuk
ditanam. Buah keras, panjangnya 3 cm, kapsul loculicidal.
Biasanya digunakan sebagai tanaman hias karena bunganya yang indah. Tanaman ini cocok untuk
penanaman massal di bawah pohon dan akan membentuk penutup padat.
Sanchezia nobilis
Semak, tinggi dapat mencapai 3m. Sistem perakaran tunggang. Bentuk batang segi empat
(quadrangular), dan pada nodus-nodus membengkak. Batang bercabang menggarpu, kulit batang
berwarna putih pucat hingga coklat muda.
Daun tunggal berhadapan, daun besar, bentuk memanjang sekitar 10-25 cm, lebar 5-7 cm (dapat
lebih besar dari ukuran tsb). Tepi daun rata, ujung daun runcing/tumpul, pangkal daun tumpul.
Daun berwarna hijau tua dengan tulang daun yang berwarna kuning. Tulang daun menyirip.
Bunga terminal, bunga majemuk, tersusun dalam bulir, dengan tangkai cabang yang jelas dan
tegak. daun kelopak 5 berbagi, tabung corolla panjang dan sempit, stamen fertil 2, terletak
didalam tabung corolla, sel anthera 2, staminodes 2, disisi posterior corolla, filiform, 3-4 ovule
per ovary-cell. Brakteola oval, 3,5-5,5 cm panjang, corolla 4,5-5,5 cm panjang. Buah tidak
berkembang di jawa.
tumbuhan ini memiliki corak daun yang indah, sehingga cocok dijadikan sebagai tanaman hias,
dan juga tanaman pagar. Karena tumbuhan ini tidak tumbuh terlalu tinggi dan juga tidak terlalu
besar. Cocok untuk desain tanaman pagar di pekarangan rumah atau perkantoran.
Strobilanthes hamiltoniana
Semak atau herba, dapat hidup di iklim hangat sampai subtropis atau juga di daerah lembab.
Sistem perakaran tunggang Batang berbentuk bulat, tidak berkayu, lunak. Berwarna hijau. Arah
tumbuh batang tegak lurus.
Daun tunggal, tata letak daun berhadapan, bentuk daun ovalis, tepi daun serratus (bergerigi), apex
folii acuminatus (meruncing), basis folii obtusus (tumpul), tulang daun penninervis, permukaan
daun berwarna hijau, tanpa stipula.
Bunga berbentuk lonceng tumbuh ke arah bawah, berwarna ungu agak pucat, inflorescentia
racemosa bentuk malai (panicula), calyx saling berlekatan, corolla dengan 5 helai petala yang
saling berlekatan. Buah dan bunga tidak tersedia.
Biasanya digunakan sebagai tanaman hias, sebagai tanaman obat. Bagian yang digunakan sebagai
obat adalah bagian daunnya.
Strobilanthes sp.
Perdu, sistem perakaran tunggang. Batang berbentuk bulat berkayu, berwarna coklat. Cara
percabangan simpodial. Terdapat pembengkakkan pada nodus batang. Arah tumbuh batang
ascendens.
Daun tunggal, tata letak daun berhadapan, tepi daun bergerigi (serratus), pertulangan daun
menyirip (penninervis), apex folii acuminatus, basis folii acutus, tanpa stipula, permukaan daun
berwarna hijau. Perbungaan majemuk, bunga berbentuk lonceng berwarna putih. Bunga
terminalis. Bunga aktinomorf. Inflorescentia racemosa bentuk tandan (racemus), Kelopak dan
mahkota bunga terlihat jelas (dapat dibedakan). Mahkota (corolla) terdiri dari 5 helai petala yang
saling berlekatan. Benang sari 4 biasanya didynamous. 2 sel anther.
Dapat digunakan sebagai tanaman hias, daun dapat digunakan sebagai obat luka (penutup luka).
Strobilanthes laevigatus
Semak, tinggi mencapai m. Sistem perakaran tunggang. Batang tegak, bersegi, lunak, beruas-ruas,
dan berwarna hijau muda.
Daun tunggal, daun berbentuk lonjong, panjang 8 13,5 cm, lebar 3 4 cm, ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun tumpul (obtusus), tepi daun beringgit (crenatus), tulang
daunnya menyirip, daging daunnya tipis tapi agak tebal, permukaan daun bagian atas kasar,
permukaan daun bagian bawah halus, warna permukaan daun bagian atas adalah hijau, warna
permukaan daun bagian bawah adalah putih dengan urat-urat daun yang berwarna ungu, dan letak
daunnya tersebar, berseling berhadapan. Tangkai berbentuk pipih, panjang tangkai 1 cm, dan
berwarna hijau.
Bunga majemuk, berbentuk tandan, lonjong, terletak di ujung batang, panjang tangkai 2 2,5 cm, berwarna hijau, serta kelopak berbentuk terompet, ujung bertoreh lima, berbulu kasar,dan
berwarna putih atau hijau. Benang sari memiliki panjang 3 cm, berjumlah dua, berwarna merah
kekuningan, sedangkan putik memiliki panjang 2,5 cm, berwarna putih kekuningan, mahkota
berbentuk terompet, halus, dan berwarna merah kekuningan.
Buah kotak, berbentuk lonjong yang terbungkus oleh kelopak, dan berwarna hijau muda. Biji
berbentuk bulat, berukuran kecil, dan berwarna hitam.
Daun digunakan sebagai obat batuk dan untuk parfum.
UCAPAN TERIMA KASIH
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Allah SWT karena atas rahmat dan izin-Nya
kami dapat menyelesaikan jurnal ini. Yang kedua, kami ucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua kami yang telah mendukung kami baik secara moril dan materil. Tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen Botani kami Bapak Agung Sedayu yang telah banyak
memberikan bimbingan kepada kami. Dan juga bapak ibu dosen Universitas Negeri Jakarta, serta
bantuan kakak tingkat dan teman-teman yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Esti Endah. 2011. Variasi Morfologi Daun Beberapa Jenis Acanthaceae di Kebun Raya
Purwodadi. Purwodadi
Backer CA and RC Bakhuizen van den Brink Jr, 1965. Flora of Java II. N.V.P. Noordhoff Groningen The Netherlands: 544593. Cronquist, A, 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. Columbia,
University Press. New York: 963966. Gambar oleh Gita Asri Kurnialesanti, KAMERA DIGITAL SANYO VPC-T700, 7.0 Megapixels.
Gambar diambil tahun 2012.