9
TUGAS RESUME JURNAL PELEDAKAN Evaluasi Dampak Lingkungan Dampak Lingkungan Dari Peledekan tambang Fluorspar di Okurusu,Namibia Peledekan salah satu metoda yang utama di industri tambang untuk menghancurkan mineral batuan yang keras. Peledekan adalah suatu aktivitas berbahaya yang dapat mengakibatkan luka-luka/kerugian serius, kematian, dan atau merusak, jika dirancang dan dilakukan secara profesional. Kegiatan yang dilakukan ini untuk mengevaluasi faktor negatif yang berhubungan dengan operasi peledakkan pada lokasi pertambangan.memonitor empat tempat yang berbeda yakni (kantor tambang,kantor yang lama,kantor yang baru dan asrama tambang)di suatu tambang. Lima percobaan peledakan di lingkungan tambang dilakukan dari 14-28 November diberbagai pits(pits D dan B). Besaran ledakan getaran tanah dan data tingkatan suara dievaluasi bervariasi yang berturut-turut antara 1.402 dan 11.304 mm/s,0.00354 dan 0.0214 Kpa, 104.963 dan 120.599 Lp (dB) .Besaran tekanan getaran tanah dan tingkatan suara baik dalam batas aman, namun tingkat suara dihasilkan (120.599 Lp(dB)) dari ledakan No. 5 pada kantor yang lama, terletak pada jarak 771.07 m dari peledakan,sedikit lebih tinggi dari batas keamanan maksimum dari 120 Lp(dB). Hal ini menunjukkan bahwa operasi peledakan tambang Fluorspar di Okurusu dilakukan tanpa dampak terhadap lingkungan. 1. PENDAHULUAN Ekstraksi mineral yang cukup keras seperti berlian, tembaga emas dll pada operasi peledakan sangat penting. Operasi peledakan di tambang biasanya disertai oleh efek getaran yang meliputi, getaran tanah,kebisingan,fly rock, asap dan debu. Penelitian dampak pada peledakan di suatu tambang :

Evaluasi Dampak Lingkungan Dampak Lingkungan Dari Peledekan Di Tambang Okurusu Fluorspar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

linkungan

Citation preview

TUGAS RESUME JURNAL PELEDAKAN Evaluasi Dampak Lingkungan Dampak Lingkungan Dari Peledekan tambang Fluorspar di Okurusu,Namibia

Peledekan salah satu metoda yang utama di industri tambang untuk menghancurkan mineral batuan yang keras. Peledekan adalah suatu aktivitas berbahaya yang dapat mengakibatkan luka-luka/kerugian serius, kematian, dan atau merusak, jika dirancang dan dilakukan secara profesional. Kegiatan yang dilakukan ini untuk mengevaluasi faktor negatif yang berhubungan dengan operasi peledakkan pada lokasi pertambangan.memonitor empat tempat yang berbeda yakni (kantor tambang,kantor yang lama,kantor yang baru dan asrama tambang)di suatu tambang. Lima percobaan peledakan di lingkungan tambang dilakukan dari 14-28 November diberbagai pits(pits D dan B). Besaran ledakan getaran tanah dan data tingkatan suara dievaluasi bervariasi yang berturut-turut antara 1.402 dan 11.304 mm/s,0.00354 dan 0.0214 Kpa, 104.963 dan 120.599 Lp (dB) .Besaran tekanan getaran tanah dan tingkatan suara baik dalam batas aman, namun tingkat suara dihasilkan (120.599 Lp(dB)) dari ledakan No. 5 pada kantor yang lama, terletak pada jarak 771.07 m dari peledakan,sedikit lebih tinggi dari batas keamanan maksimum dari 120 Lp(dB). Hal ini menunjukkan bahwa operasi peledakan tambang Fluorspar di Okurusu dilakukan tanpa dampak terhadap lingkungan. 1. PENDAHULUANEkstraksi mineral yang cukup keras seperti berlian, tembaga emas dll pada operasi peledakan sangat penting. Operasi peledakan di tambang biasanya disertai oleh efek getaran yang meliputi, getaran tanah,kebisingan,fly rock, asap dan debu.Penelitian dampak pada peledakan di suatu tambang : Perencanaan desain dan kesalahan pada bidang operasional dari ledakan di suatu tempat yang tak terduga, karakteristik bahan peledak dan alat yang lain dapat menyebabkan dampak yang tidak diinginkan di sekitar operasi ledakan (Akande dan Awojobi, 2005). Udara dan getaran tanah dari peledakan adalah efek samping yang tidak diinginkan untuk penggalian dari penggunaan bahan peledak . Kriteria kerusakan tanah oleh getaran adalah kecepatan partikel maximum (Peak Particle Velocity) atau gelombang akselerasi (Mohamed, 2010). Flyrock dari ledakan merupakan salah satu fenomena yang tidak diinginkan di pertambangan pada operasi peledakan (Stojadinovic et al., 2011), ketidak sesuaian antara distribusi energi ledakan, kekuatan mekanik massa batuan dan muatan dapat menyebabkan flyrock (Bajpayee et al,. 2004). Operasi peledakan memiliki dampak terhadap lingkungan dan keselamatan terhadap kecelakaan. Misalnya saja, Mine Safety and Health Administration (MSHA, 2006) melaporkan total 168 mengalami cedera akibat peledakan di Amerika Serikat antara 1994 dan 2005. Analysis conduction by Verakis and Lobb (2007)Menunjukkan bahwa pada tambang terbuka, terjadi 39 kecelakaan langsung disebabkan kurang amannya kegiatan peledakan di wilayah, 32 dari flyrock, 15 dari ledakan terlalu cepat, sembilan gagal karena kurangnya pengaturan dan tujuh lainnya dari akibat ledakan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dampak lingkungan yaitu: ledakan, suara, tanah getaran dan flyrock, akibat dari operasi peledakan tambang Fluorspar di Okurusu Namibia1. Lokasi Penambangan dan GeologiTambang Fluor Okorusu terletak di utara Otjiwarongo, Namibia. Tambang ini dimiliki oleh Okorusu Fluorspar (Pty) Ltd, dari Solvay S.A Group. Tambang ini menghasilkan kelas asam fluorspar kemurnian mencapai 97%, dengan penuh pengolahan mineral.Fluor ini dikaitkan dengan alkali batuan beku karbonat.2. MetodologyLima percobaan peledakan dilakukan dan empat poin pemantauan digunakan yaitu kantor yang lama,kantor yang baru, kantor tambang dan asrama tambang, mengevaluasi berbagai bencana yang terkait dengan operasi peledakan. Rumus berikut yang digunakan untuk dipilih menghitung peledakan terkait dengan hasil yang disajikan sesudahnya dalam tabel.1. Air blast (kPa)Ket.P = tekanan (kPa), K = tidak terbatas = 185, terbatas = 3.3Q= Nilai maksimum (kg),R = jarak lokasi peledakan (m)2. Level Suara Ket. P = tekanan (kPa)

3. Getaran Partikel maksimumKet : V = partikel kecepatan puncak (mm/s), K = faktor konstan batuan,batuan terstruktur = 500, permukaan batu rata-rata = 1140, sampai = 5000, Q = nilai maksimum(kg),B = nilai konstan batuan (biasanya-1.6),R = jarak dari peledakan (m)

3. Hasil a. Tingkatan Tekanan UdaraTingkat tekanan udara dari ledakan yang berbeda bervariasi antara 0.00354 dan 0.0214 Kpa. Tingkat kerusakan yang diterima secara internasional karena tekanan udara yang ditampilkan dalam tabel 6.Tabel 6. Tingkat kerusakan akibat tekanan ledakan udara yang ditetapkan secara internasional Tekanan (dB)Tekanan (Kpa)Efek Ledakan Udara

17714.00Semua jendela pecah

1706.00Banyak jendela yang pecah

1500.63Beberapa jendela pecah

1400.20Beberapa jendela kaca dapat rusak

1360.13Batasan sementara yang dibolehkan untuk udara

1260.05Kemungkinan ada keluhan

Pada Tabel 1. Ledakan udara dihasilkan percobaan selama ledakan pertama Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tekanan udara 0,016266633 kPa di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tekanan udara terendah adalah 0,007422887 kPa Pada Tabel 2. Ledakan udara dihasilkan percobaan selama ledakan kedua.Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tekanan udara 0,01274708 kPa di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tekanan udara terendah adalah 0,005908165 kPa Pada Tabel 3. Ledakan udara dihasilkan percobaan selama ledakan ketiga.Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tekanan udara 0,011283705 kPa di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tekanan udara terendah adalah 0,005435116 kPa Pada Tabel 4.Ledakan udara dihasilkan percobaan selama ledakan keempat.Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tekanan udara 0,00838814 kPa di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tekanan udara terendah adalah 0,003541755 kPa Pada Tabel 5. Ledakan udara dihasilkan percobaan selama ledakan kelima.Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tekanan udara 0,011283705 kPa di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tekanan udara terendah adalah 0,0085737 kPa

b. Tingkatan Suara/Tingkatan kebisinganTabel 7 : Tingkat Minimum diterima secara internasional / diterima tingkatan kebisingan dikutip AS 2187.2 1993Effeck Tingkatan KebisinganTingkat Minimum [dB(lin)]

Ketidaknyamanan manusia 120

Kerusakan pada struktur bangunan130

Pada Tabel 1. Tingkatan kebisingan dihasilkan percobaan selama ledakan pertama. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tingkatan kebisingan 118,2053534 dB di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tingkatan kebisingan terendah adalah 111,3908568 dB Pada Tabel 2. Tingkatan kebisingan dihasilkan percobaan selama ledakan kedua. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tingkatan kebisingan 116,0876141 dB di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tingkatan kebisingan terendah adalah 109,4084526 dB Pada Tabel 3. Tingkatan kebisingan dihasilkan percobaan selama ledakan ketiga. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tingkatan kebisingan 115,0284343 dB di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tingkatan kebisingan terendah adalah 108,6835772 dB Pada Tabel 4. Tingkatan kebisingan dihasilkan percobaan selama ledakan keempat. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tingkatan kebisingan 112,4527137 dB di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai tingkatan kebisingan terendah adalah 104,96377 dB Pada Tabel 5. Tingkatan kebisingan dihasilkan percobaan selama ledakan kelima Didapatkan hasil nilai yang tertinggi pada tingkatan kebisingan 120,5996978 dB di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain melewati batas tertinggi sehingga bisa terjadi ketidaknyamanan pada pendengaran manusia dan nilai tingkatan kebisingan terendah adalah 112,6427657 dB

c. Tingkatan Partikel MaksimumKecepatan partikel maksimum dari ledakan-ledakan yang bervariasi antara1.402 dan 11.304 mm/s ditetapkan secara Internasional partikel kecepatan maksimum (sebagai 2187.2-1993)

Tabel 8: Partikel kecepatan maximum yang direkomendasikan (sebagai 2187.2-1993)

Jenis Effeck GetaranMaximum Peak Particle Velocities PPV (mm/s)

Batas terendah untuk kerusakan dinding yang berbahaya13

Batas terendah untuk kerusakan dinding berstruktur kering19

Bangunan berstruktur beton atau berkonstruksi baja25

Kerusakan terkecil70

Struktur bangunan dengan kerusakan terkecil > 50 %140

Pada Tabel 1. Partikel kecepatan maximum dihasilkan percobaan selama ledakan pertama. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi yakni 7,276386101 mm/s di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai terendah adalah 2,55632435 mm/s Pada Tabel 2. Partikel kecepatan maximum dihasilkan percobaan selama ledakan kedua. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi yakni 4,182643475 mm/s di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai terendah adalah 1,500283771 mm/s Pada Tabel 3. Partikel kecepatan maximum dihasilkan percobaan selama ledakan ketiga. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi yakni 3,715659716 mm/s di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai terendah adalah 1,402960555 mm/s Pada Tabel 4. Partikel kecepatan maximum dihasilkan percobaan selama ledakan keempat. Didapatkan hasil nilai yang tertinggi yakni 1,499566855 mm/s di tempat monitoringnya di kantor yang lama dengan kata lain tidak melewati batas tertinggi dan nilai terendah adalah 0,475010189 mm/s Pada Tabel 5. Partikel kecepatan maximum dihasilkan percobaan selama ledakan kelima.kemungkinan terjadi kesalahan pengetikan karena nilainya sama dengan jarak tempat monitoring.

Dari hasil 5 percobaan peledekan dapat disimpulkan : a. Dapat disimpulkan bahwa operasi peledakan di tambang Okurusu berstandar internasional tidak mengalami damak terhadap lingkungan dan pada ledakan tidak mengalami flyrockb. Studi ini menunjukkan bahwa operasi peledakan di Okorusu mengikuti standar yang dapat diterima secara internasional kecuali di lokasi selama ledakan percobaan kelima pada tingkatan kebisingan adalah sedikit lebih tinggi daripada tingkat yang direkomendasikan yakni pada pertambangan 120,5996978 dB dan direkomendasikan adalah 120 dBc. Pada tingkatan ledakan tekanan udara ledakan dari pertama sampai kelima tidak mengalami kerusakan pada lingkungan di tambang Fluorspar di Okurusu.d. Pada tingkatan partikel kecepatan maximum pada ledakan pertama sampai keempat tidak ada kerusakan bangunan tetapi pada ledakan kelima data kemungkinan salah karena nilainya failed sebab sama dengan jarak monitoringnya.

Refrensi1. Abubakar S., Alzubi J., Alzubi Y., and Alzyoud A. (2011): Potato (Solanum tubersum L.) Production under Phosphote Waste in Jordan. Journal of Agronomy, Asian Network for Scienific Information. Pp. 1-22. Akande J.M. and Awojobi D. (2005) : Assessment of Enivironmental Impact of Exploitation of Granitw Deposit in Iiorin, Nigeria.,Journal of Science, vol. 10, no. 2, pp. 4888-49003. Adhikari, G.R. (1999): Studies on flyrock at limestone quarries. Rock Mech. Rock Eng., 32: 291-301. PMID:169484594. Bajpayee T.S., Rehak T.R., Mowrey G.L., and Ingram, D.K. (2004): Blasting injuries in surface mining with emphasis on flyrock and blast area security. Journal of safety Research, 35(1), 47-57.5. Lu W., S. Lai and J. Li (2000): Study on flyrock control in bench blasting. J. Wuhan Univ. Hydr Elec. Eng., 33: 9-12.6. Mohamed M.T.(2010): Vibration Control, Mining and Metallurgical Department, Faculty of Engineering, Assiut University, Assiut, 2010.7. MSHA (2006): Accident data abstracts, mine blasting fatal and nonfatal accident reports, 1978-2005. Mine Safety and Health Administration.8. Rudenko D.(2002): An analytical approach for diagnosing and solving blasting complaints. The Journal of Explosives Engineering, Vol. 19, No. 4, pp 3641.9. Singh P.K., Vogt W., Singh R.B. and Singh D.P. (1996): Blasting side effects investigations in anopencast coal mine in India. Int. Journal of Surface Mining Reclamation and Environment, The Netherlands, Vol. 10, pp. 155159.10. Singh P.K., Roy M.P., Singh R.K. and Sirveiya A.K. (2003): Impact of blast design and initiation sequence on blast vibration. Proceedings of National Seminar on Explosives and Blasting, DGMS, Dhanbad, India, pp118126.11. Stojadinovic S., Svrkota I., Petrovic D., Denic M., Pantovic R and Milic V. (2011): Mining injuries in Serbian Underground coal mines- A 10-year study. Injury, International Journal of Care Injured.12. Valdivia C., Vega M., Scherpenisse C.R. and Adamson W.R. (2003): Vibration simulation method to control stability in the Northeast corner of Escondida Mine. International Journal of Rock fragmentation by blasting, FRAGBLAST, Vol. 7, No.2, pp. 6378.13. Verakis, H. and T. Lobb, (2007): Flyrock revisited: An ever-present danger in mine blasting. Proc. Ann. Conf. Exp. Blasting Technique, 1: 87-96.