23
EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001 PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA FEBRUARI 2016

EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE

Ir. Ni Putu Sarini,MSc

NIP. 196003141986012001

PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

FEBRUARI 2016

Page 2: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

KATA PENGANTAR

Biosekuriti adalah upaya yang dilakukan peternak untuk mencegah bibit penyakit

memasuki peternakan dan mencegah bibit penyakit yang ada pada peternakannya menulari

peternakan lain dan lingkungan sekitarnya. Dengan berjangkitnya wabah flu burung di Indonesia

pada tahun 2003, mengingat kedekatan geografis dan hubungan perdagangan dan pariwisata

maka Australia dan Indonesia mengadakan kerjasama untuk meningkatkan penerapan biosekuriti

pada peternakan rakyat komersiil (sector 3). Dari proyek kerjasama tersebut diketahui bahwa

petenak bersedia melanerapkan langkah-langkah biosekuriti bila produk dari peternakan mereka

dibayar lebih mahal dibandingkan produk yang dihasilkan oleh peternak yang tidak menerapkan

biosekuriti. Dalam upaya memberikan insentif maka Proyek kerjasama yang dilakukan ACIAR

AH156/2006 mengembangkan rantai pasok telur dari peternakan biosecure. Paper yang berjudul

“Evaluasi Keberlanjutan Rantai Pasok Telur dari Peternakan Biosecure” ini dibuat dengan

maksud untuk didokumentasikan di Perpustakaan Pusat Universitas Udayana Bukit Jimbaran. Di

dalam paper dicoba dibahas tentang keberlanjutan rantai pasok tersebut setelah proyek ACIAR

selesai pada tahun 2014. Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepa

yang terhormat Dekan Fakultas Peternakan atas ijin yang diberikan serta kepada yang terhormat

Kepala UPT Perpustakaan Pusat Universitas Udayana di Bukit Jimbaran atas dapat diterimanya

karya ilmiah ini untuk dapat didokumentasikan.

Disadari bahwa karya tulis ini masih banyak kekurangan dan keterbatasannya, sehingga

saran dan koreksi dari pembaca sangat diharapkan untuk lebih menyempurnakannya. Sebagai

akhir kata, besar harapan penulis semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.

Page 3: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... ………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………... iii

RINGKASAN ……………………………………………………… iv

BAB. I. PENDAHULUAN ………………………………………… 1

1.1. Latar belakang …………………………………………. 1

1.2. Tujuan Khusus Penelitian………………………………. 2

1.3. Urgensi (Keutamaan) Penelitian ……………………… 2

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………….. 5

2.1. Biosecurity …..……………………………………...…. 5

2.2. Kebutuhan pengembangan rantai pasok telur dari

peternakan yang berbiosekuriti ……………………… 5

2.3. Rantai pasok telur ayam dari peternakan yang berbiosekuriti 7

BAB. III. METODE PENELITIAN ……………………………….. 11

BAB. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 15

Page 4: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Pemangku Kepentingan dalam CMC ……………………………..

2. Kemasan telur yang dijual di Carrefour dari peternakan ayam biosecure

Dalam Clean Market Chain .............................................................

Page 5: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE

RINGKASAN Telur ayam merupakan salah satu produk unggas yang sangat digemari oleh sebagian besar

masyarakat Indonesia sebagai sumber protein hewani yang baik karena harganya yang relatif

terjangkau. Namun merebaknya flu burung (AI) ke Indonesia pada tahun 2003 memberikan

dampak yang sangat merugikan bagi industri perunggasan. Pemerintah telah mengambil langkah

tepat melalui penerapan biosecurity, yaitu upaya pencegahan dan pengendalian penyakit di

peternakan unggas komersial sektor 3. Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan ACIAR pada

tahun 2012 telah mengembangkan suatu rantai pasok produk unggas yang disebut Clean Market

Chain (CMC). Tujuan rantai pasok ini adalah adanya insentif ekonomi bagi pemangku

kepentingan mulai dari pertenakan, penyalur dan konsumen mendapat produk yang baik. Di

Provinsi Bali, CMC telah dijalankan dengan mengembangkan rantai pasok mulai dari peternakan

biosecure, penyalur dan Carrefour sebagai konsumen lembaga yang menyediakan telur ayam

dari peternakan yang sehat. Untuk melihat keberlanjutan rantai pasok CMC ini maka menarik

untuk dikaji keberadaan CMC dan pemangku kepentingan rantai pasok dari pertenakan biosecure

sampai di tangan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran terkini

implementasi dari CMC dari peternakan biosecure yang telah dibentuk pada tahun 2012 dan

kebutuhan pendampingan (mentoring) untuk keberlanjutan penyediaan produk unggas bermutu.

Responden penelitian ditentukan secara purposive yaitu dengan melihat keterlibatan pemangku

kepentingan dalam penerapan aspek bisekuriti di peternakan, penyalur dan pengecer lembaga

(Carrefour). Data yang diperoleh akan dianalisis dengan deskriptif kualitatif dengan pendekatan

analisis rantai pasok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rantai pasok telur biosecure

bentukan proyek ACIAR /AH /169 pada tahun 2011 ini masih berjalan dengan sedikit perubahan

pada peternakan dan outlet yang terlibat.

Kata Kunci : Telur, Biosekuriti, CMC, Rantai Pasok

Page 6: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Meskipun wabah flu burung (AI) di Indonesia saat ini sudah mereda, tetapi kontrol

terhadap HPAI (Highly Pathogenic Avian Influenza) masih merupakan prioritas utama dalam

pengendalian penyakit pada peternakan ayam. Outbreak HPAI pertama kali dilaporkan terjadi

di Asia Tenggara pada akhir tahun 2003, kemudian sejak saat itu beberapa negara di Asia juga

melaporkan terjadinya outbreak penyakit tersebut bahkan di beberapa wilayah sudah menjadi

endemi. Di Indonesia sendiri 31 dari 33 propinsi yang ada sudah terserang oleh penyakit itu

dengan kematian yang diakibatkan sekitar 146 orang termasuk yang terakhir di Bali tahun 2012

(FAO, 2012). Penyakit ini mengakibatkan kerugian ekonomi secara nyata terutama pada

peternakan ayam (melalui penurunan produksi dan pendapatan) di sektor tiga (Non-Industrial

Comercial Poultry Sector /NICPS) dan pada semua institusi (stakeholder) sepanjang rantai pasar

dari ternak ayam baik pedaging maupun petelur.Kerugian secara ekonomis yang disebabkan oleh

HPAI ini diperkirakan mencapai 1 juta dolar Amerika (ABCRC,2007).

Dalam upaya penanggulangan HPAI, pemerintah Australia melalui ACIAR (AH/2006/169)

bekerja sama dengan pemerintah Indonesia di tiga propinsi (Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi

Selatan) melaksanakan proyek penerapan biosekuriti pada peternakan ayam di sektor tiga.

Dengan penerapan biosekuriti yang terus menerus diharapkan produk yang dihasilkan oleh

peternakan (telur dan ayam) tersebut tentunya akan lebih bersih dan sehat.Pada tahun 2012

proyek ACIAR membentuk Clean and Healthy Market Chain (CMC) rantai pasok telur ayam di

Provinsi Bali dengan tujuan mengembangkan suatu pasar telur dari peternakan biosecuredengan

menciptakan insentif ekonomi untuk semua pemangku kepentingan rantai pasar, termasuk

konsumen, pengecer, pengolah dan peternak. CMC pada waktu itu telah berjalan dengan alur

produk mulai dari peternakan biosecure, penyalur (perusahaan) dan konsumen lembaga

(Carrefour) yang menyalurkan telur ayam dengan label Pusat Biosekuriti Unggas Indonesia

(PBUI). Proyek ACIAR telah berakhir pada tahun 2012, namun diharapkan bahwa CMC bagi

produk yang berasal dari peternakan yang biosecure dapat berkelanjutan tanpa adanya proyek.

Bagaimanakah kondisi kini dari CMC setelah selesainya proyek ACIAR pada akhir tahun

2012?Apakah konsumen masih memperoleh produk dari peternakan yang sehat /biosecure?

Page 7: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

1.2. Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui keberadaan terkini dari

CMC telur ayam yang telah dibentuk oleh proyek ACIAR; (2) untuk mengetahui manfaat yang

diperoleh peternak dari produknya yang dijual berlabel PBUI; dan (3) untuk mengetahui siapa

dari para pihak (stakeholder) pada rantai pasok itu yang mendapatkan manfaat yang paling

besar.

1.3. Urgensi (Keutamaan Penelitian)

Produk dari peternakan unggas dalam hal ini telur merupakan salah satu penyedia sumber

protein hewani yang murah yang memiliki andil besar dalam pemenuhan kebutuhan

pangan.Wabah flu burung yang menyerang Indonesia juga memberikan kesadaran pada

masyarakat akan pentingnya mendapatkan produk yang bersih dan aman bagi kesehatan. Ke

depan, masalah keamanan pangan (food safety), pada gilirannya, juga mendorong pemerintah

dan konsumen untuk mengawasi (mengontrol) secara lebih ketat rantai pasokan (supply chains)

telur ayam dari kandang sampai ke tangan konsumen. Saat ini, sebagian besar komoditas dan

produk unggas didistribusikan oleh pedagang kecil di pasar tradisional.Konsumen dengan daya

beli yang lebih tinggi menginginkan komoditas dan produk yang lebih bersih dan lebih

sehat.Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas produk yang lebih baik dan keterlacakan

(traceability), maka proses produksi membutuhkan kontrol (pengawasan) yang lebih ketat atas

rantai pasokan. Dengan mengevaluasi kekinian CMC telur yang telah dibentuk dalam proyek

ACIAR dapat diketahui keberlanjutan penyediaan sumber protein hewani dari peternakan yang

sehat.

Dalam penelitian akan diperoleh (1) gambaran terkini implementasi rantai pasok telur dari

peternakan berbiosekuriti . (2) informasi kebutuhan pendampingan /mentoring untuk

keberlanjutan /sustainable dari rantai pasok telur tersebut. (3) bahan kegiatan pembelajaran dan

pengabdian untuk mahasiswa praktek baik S1 maupun S2.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biosecurity

Page 8: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

Biosecurity adalah istilah yang dipakai dalam upaya semua tindakan pengendalian wabah

untuk mencegah semua kemungkinan penularan/ kontak dengan ternak tertular sehingga rantai

penyebaran penyakit dapat diminimalkan (Deptan, 2006).WHO (2008) juga menyebutkan bahwa

tindakan biosecure meliputi sekumpulan penerapan manajemen yang dilakukan bersamaan untuk

mengurangi potensi penyebaran penyakit, misalnya virus flu burung pada hewan atau manusia.

Penerapan biosecurity pada seluruh sektor peternakan, baik di industri perunggasan atau

peternakan lainnya akan mengurangi risiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang

mengancam sektor tersebut. Menurut Cardona (2005), meskipun biosecurity bukan satu-satunya

upaya pencegahan terhadap serangan penyakit, namun biosecurity merupakan garis pertahanan

pertama terhadap pengendalian penyakit.

Menurut Sudarisman (2004), operasional biosecurity meliputi tiga hal pokok yakni:

1. Pengaturan traffic control. Pengaturan ini menyangkut pergerakan manusia dan ternak yang

berasal dari luar peternakan ke lokasi kandang dan sebaliknya.

2. Pengaturan dalam farm. Pengaturan ini menyangkut keadaan di dalam peternakan yang

menyangkut kondisi kandang, kebersihan kandang, penempatan pakan dan penyaluran

drainase kandang.

3. Disinfeksi. Penggunaan disinfectan dimaksudkan untuk stelisasi kandang dalam dosis yang

bisa ditoleransi.

Capua dan Marangon (2006) menyatakan bahwa peternakan yang menerapkan biosekuriti

tidak hanya mampu mengurangi resiko penyakit tetapi juga mampu memberikan pesan kepada

konsumen bahwa produk yang dihasilkan aman. Tentunya dapat dipastikan bahwa konsumen

akan bersedia membayar dengan harga premium untuk produk tersebut ACIAR (2014)

menyebutkan bahwa peternakan yang telah menerapkan biosecurity disebut peternakan

biosecure.

2.2Clean Market Chain (CMC) CMC yang diterapkan oleh proyek ACIAR ah/2006/169 merupakan rangkaian pengikutsertaan

berbagai pemangku kepentingan dalam rantai pasok telur ayam yang berasal dari peternakan

biosecure.Penerapan CMC pada prinsipnya menerapkan manajemen logistik dari peternakan

biosecure ke tangan konsumen yang mau membayar produk dengan harga lebih mahal karena

Page 9: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

berasal dari peternakan yang sehat.

Pengertian logistic menyangkut keseluruhan bahan, barang, alat dan sarana yang

diperlukan dan dipergunakan oleh suatu organsasi dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai

sasarannya (Siagian, 2005).Lebih lanjut Dwiantara dan Rumsari (2004) menyebutkan bahwa

logistik adalah segala sesuatu atau benda yang berwujud dan dapat diperlakukan secara fisik

(tangible), baik yang digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan pokok maupun kegiatan

penunjang (administrasi).

Menurut Siagian (2005), melihat logistik dari segi dunia bisnis yakni logistik merupakan

bagian dari proses rantai suplai yang berfungsi merencanakan, melaksanakan, mengontrol secara

efektif, efisien proses pengadaan, pengelolaan, penyimpanan barang, pelayanan dan informasi

mulai dari titik awal (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dengan tujuan

memenuhi kebutuhan konsumen.Dengan demikian manajemen logistik merupakan bagian dari

rantai pasok (supply chain) untuk menjamin keefisienan dan keefektifan aliran barang dari

produsen (point of origin) ke titik konsumsi untuk memenuhi kepuasan pelanggan.

Rantai pasok telur ayam yang umum dilalui melibatkan pemangku kepentingan seperti

peternak ayam petelur, pedagang pengumpul yang menyalurkan telur ayam ke pasar tradisional

maupun ke pasar modern (hotel, restoran dan institusi), sampai akhirnya ke konsumen rumah

tangga. Peran poultry shop dan produsen pullet juga terlihat dalam penyaluran telur ayam. Selain

itu, penjualan ayam apkir menjadi bagian yang umum terjadi setelah ayam tidak produktif lagi

(Gambar 1).Penetapan CMC telur ayam dari peternakan biosecure adalah membuat saluran

pemasaran ke pasar yang bersih (clean market) dengan mengurangi jumlah pemangku

kepentingan dan produk diditujukan ke pasar modern (sering disebut sebagai konsumen

lembaga).

Kriteria yang disertakan dalam pemilihan pemangku kepentingan dalam CMC meliputi

(ACIAR, 2014):

penerapanbiosecurity yang konsisten sesuai dengan kriteria ACIAR

lokasi yang berkaitan dengan pemangku pentingan lainnya

rantai pasok yang telah berlangsung selama ini dan kaitannya dengan pemangku

kepentingan lainnya

adanya kemungkinan persetujuan penyusunan kontrak yang disepakati diantara pemangku

kepentingan dalam mengenalkan produk baru.

Page 10: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

Gambar 1. Pemangku kepentingan dalam CMC (ACIAR, 2014)

Dalam Gambar 1 tampak CMC diarahkan mulai dari peternakan ayam petelur biosecure,

pedagang pengumpul/collector, konsumen lembaga (hotel/restoran/institusi)dan konsumen

(diarsir denngan warna kuning).Collector pada CMC adalah perusahaan yang langsung

mengambil produk ke peternakan untuk kemudian melakukan pengemasan berlogo PBUI dan

label tentang peternakan sehat, selanjutnya disalurkan ke pasar modern yaitu

Carrefour.Pertumbuhan pasar swalayan modern (supermarket)yang pesat di Indonesia didorong

oleh pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan masyarakat telah menngalihkan

konsumen untuk berbelanja di pasar modern seperti Carrefour dan mau membayar dengan harga

yang lebih mahal untuk produk dari peternakan yang sehat.

Produk telur ayam yang ditampilkan dalam CMC dapat dibedakan dengan produk sejenis

lainnya, yaitu memiliki label PBUI dan dikemas menarik seperti terlihat pada Gambar 2.

Peternakan ayam petelur

Pedagang pengumpul/ collector

Hotel/restoran dan institusi

Ayam apkir Pasar tradisional

Konsumen

Poultry shop

Produsen pullet

Page 11: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

Gambar 2. Kemasan telur yang dijual di Carrefour dari peternakan ayam biosecure

dalam Clean market Chain

Dengan melihat label dan logo yang tercantum dalam kemasan telur, konsumen akan

tertarik membelinya karena mereka memiliki persepsi bahwa produk yang dibeli berasal dari

peternakan yang sehat. Kotler (2000) menyatakan bahwa produk yang memiliki pembeda

(differentiable) akan disukai konsumen sesuai dengan karakteristik yang dicari oleh konsumen.

Dalam hal ini, konsumen CMC melihat pembedaan tersebut dari kemasan yang menarik dan

informasi yang tertera dalam label.

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di peternakan telur ayambiosecure yang

telahmemperoleh sertifikat dari PBUI untuk melaksanakan CMC.Satu-satunya peternakan

biosecure berada di Desa Petang, Kabupaten Badung.Lokasi penelitian kemudian akanmengikuti

alur logistic telur ayam yang berasal dari peternakan biosecure ke perusahaan penyalur/collector

dan ke Carrefour sebagai konsumen lembaga yang menyalurkan poduk langsung ke konsumen

rumah tangga melalui outletnya.

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive sampling yaitu penetapan lokasi secara

sengaja atas dasar pertimbangan tertentu yaitu:

1. Usaha ayam petelur biosecurity ini telah mendapatkan pelatihan dari ACIAR.

2. Peternakan biosecureini merupakan salah satu yang memperoleh sertifikat dari PBUI.

Page 12: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

3.2 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Survey; metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah

dipersiapkan terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan mulai dari

peternakan, penyalur dan ke konsumen lembaga (Carrefour).

2. Wawancara; suatu proses untuk mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian

dengan cara dialog dan bertukar ide melalui tanya jawab antara peneliti dengan responden

(Esterberg, 2002 dalam Sugiyono, 2008).

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan survey ke peternakan petelur untuk mengetahui

penerapan biosekuriti pada peternakan dengan memberikan pertanyaan yang terstruktur

(questioner). Untuk mengetahui para pihak yang terlibat dalam rantai pasok yaitu dengan

menggunakan metode snowbowling (mengikuti alur logistic rantai pasok telur) serta dengan

melakukan wawancara (interview) kepada para pihak yang terlibat dalam rantai pasok telur CMC

mulai dari peternak sampai konsumen.

3.3 Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan analisis deskriptif

kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan menjawab

tujuan penelitian dengan menggunakan beberapa indikator seperti:

- Pemangku kepentingan yang terlibat dalam CMC

- Penerapan biosecurity di tingkat peternak

Page 13: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

- Manajemen logistik telur ayam dari peternakan biosecure dan pemangku

kepentingan lainnya dalam memenuhi permintaan konsumen yang dilihat

dari perencanaan dengan indikator (jumlah produksi), penganggaran (biaya

produksi), pengadaan/penyimpanan (volume), pengendalian dan

pendistribusian (jenis alat angkut) dan harga jual di tingkat outlet.

Page 14: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. 1. Stakeholder (Pemangku Kepentingan) Telur Ayam dari Peternakan Biosecure pada

awal pembentukan (2012) dan pada tahun 2015

Rantai Pasok atau supply chain adalah suatu system tempat organisasi menyalurkan barang

produksi dan jasa kepada para pelanggannya dan rantai ini merupakan jejaring dari berbagai

organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin

menyelenggarakan pengadaan dan penyaluran barang tersebut. (Saptana dan Daryanto, 2012).

Rantai pasok telur dari peternakan yang biosecure ini dikembangkan oleh proyek ACIAR

AH/169 pada tahun 2012 melibatkan peternakan biosecure, supplier dan supermarket.

Stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok telur biosecure pada saat dikembangkan tahun 2012

dan keberadaannya di tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.

Peternakan Petelur biosecure yang terlibat adalah peternakan petelur kontrak dari perusahaan PT.

Mitra Sinar Jaya (PT. MSJ). Peternakan ini yang berlokasi di desa Petang Kabupaten Badung

sebelum terlibat dalam rantai pasok telur biosecure ini mendapatkan pembinaan berupa pelatihan

biosekuriti, pendampingan dalam pelaksanaan langkah – langkah biosekuriti dan audit dalam

pelaksanaan langkah – langkah biosekuriti oleh proyek ACIAR AH/169. Setelah lulus audit oleh

auditor biosekuriti yang terlatih, dan mendapatkan sertifikat biosecure yang ditandatangani

Kepala Dinas Peternakan Propinsi dengan masa berlaku selama setahun maka produk dari

peternakan ini dipasarkan melalui rantai pasok telur dari peternakan biosecure.

Tabel. 4.1. Stakeholder yang terlibat dalam rantai pasok telur dari peternakan ayam biosecure tahun 2012 dan 2015.

NO. RANTAI PASAR STAKEHOLDER

AWAL(2011) SAAT INI (2015)

1 Produser Telur (Peternakan biosecure)

Petang Petang dan Penebel

2 Supplier UD. Limas UD. Limas

3 Out Let Carrefour - Carrefour -Delta -Pepito

Supplier telur biosecure pada awal pembentukan adalah UD. Limas Merta Mandiri (UD. LMM),

perusahaan ini bergerak di bidang perdagangan barang jasa dengan komoditi seperti telur

Page 15: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

diantaranya telur ayam kampung, telur puyuh, telur itik dan telur ayam dari peternakan

biosecure. UD. LMM ini sebelum terlibat dalam rantai pasok telur biosecure ini sudah

mendapat pelatihan dan juga sudah diaudit oleh auditor terlatih dari ACIAR.

Pada awal pengembangan rantai pasok ini outlet yang bergabung adalah Carrefour. Pada saat

akan mengembangkan rantai pasok ini banyak outlet yang ingin bekerjasama tetapi Carrefour

dipilih karena supermarket ini merupakan salah satu supermarket terbesar di Bali, mempunyai

banyak pembeli expatriate, dan menjual sekitar 200 box telur (Ayam ras, ayam kampong dll).

Setelah berjalan, UD.LMM berhasil mengembangkan pemasaran telur biosecure ini ke Delta

Supermarket Nusa Dua dan Pepito.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rantai pasok telur dari peternakan biosecure proyek ACIAR

AH/169 masih berlanjut dan stakeholder yang terlibatpun masih sama yaitu peternakannya

adalah peternakan petelur mitra dari PT. Mitra Sinar Jaya (PT. MSJ) dengan suppliernya adalah

UD. Limas dan outletnya adalah Carrefour.

Pada pertengahan 2014, pemasaran telur biosecure ini mengalami perluasan outlet yaitu

supermarket Delta dan Pepito.Ini berarti telur biosecure saat itu dijual di tiga outlet.Sehingga

untuk memenuhi pasokan ke ketiga outlet itu, UD.LMM perlu merencanakan dan

mengendalikan pasokan telur dari peternakan biosecure.Pada saat awal dimulai pada tahun 12

Juni 2011, rantai pasok ini cukup melibatkan satu peternak petelur saja tetapi dengan

berjalanya waktu dimana penjualan di Carrefour juga mengalami peningkatan (tabel 4.3), UD.

LMM berencana menambah peternak biosecurenya.Ini sejalan dengan tujuan dari

dilaksanakannya proyek ACIAR bahwa makin banyak peternak yang mau melaksanakan

biosekuriti di peternakannya untuk mencegah terjangkitnya penyakit pada peternakannya

(Aciar AH/169, 2008). Sesuai dengan ketentuan awal pengembangan rantai pasok telur dari

peternakan biosecure ini bahwa stakeholder yang terlibat harus memenuhi kriteria biosesure,

artinya menerapkan langkah-langkah biosekuriti, kemudian lulus audit oleh auditor biosekuriti.

Sehingga hak konsumen untuk mendapatkan telur biosecure dapat terjamin.

Page 16: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

Sesuai dengan ketentuan masa berlaku sertifikat audit yang diberikan Dinas Peternakan

Propinsi Bali yaitu selama setahun maka peternakan yang terlibat pada rantai pasok ini

seharusnya sudah harus diaudit ulang kembali.

4.2. Penerapan langkah-langkah biosekuriti pada Peternakan Ayam Petelur

Biosekuriti adalah langkah – langkah yang harus dilakukan oleh peternak untuk mencegah

masuknya bibit penyakit kedalam peternakannya dan mencegah kuman atau bibit penyakit

yang ada didalam peternakannya menulari kandang lain beserta lingkungannya. Menurut Jubb

dan Patrick (2010) ada 9 lokasi yang bisa dinilainuntuk penerapan langkah – langkah

biosekuriti. Asal input produksi, lalu lintas kedalam peternakan, jarak antara sumber pathogen

dan kandang, biosekuriti pada pintu peternakan, biosekuriti antara pintu peternakan dan

kandang, biosekuriti pada pintu kandang dan kondisi dari unggas yang dipelihara.

Menyusun program biosekuriti, sangat tergantung bagaimana kita melakukan analisa suatu

penyakit unggas bisa masuk ke peternakan. Jika melihat aktifitas di peternakan, kita sering

menjumpai karyawan, tamu, peralatan hingga hewan lain. Semua itu sangat berpeluang

menjadi faktor pembawa penyakit berbahaya.Secara sederhana, cara masuknya penyakit bisa

melalui peralatan (sepatu bot atau alas kaki, kendaraan), manusia (tamu atau pekerja yang

keluar masuk kandang), lingkungan (angin, debu, air) manajemen (pergantian unggas

dikandang, pakan), hewan lain seperti (lalat dan serangga penghisap darah, babi, anjing, burung

piaraan dan burung liar), vaksinasi (vaksin aktif, vaksin yang tidak lengkap atau tidak

terencana).ACIAR, melakukan katagorisasi sumber resiko diatas menjadi Manusia, Hewan,

benda inorganik dan benda organik (PATIO).

Tabel 4.2. Kondisi Biosekuriti Peternakan Ayam Petelur

NO DESKRIPSI AWAL (2011) SAAT INI (2015)

1 Pagar Ada Ada

2 Pintu pagar Ada Ada

3 Tanda dilarang masuk

Ada Ada

4 Kunci pada pintu Ada Tidak

Page 17: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

5 Hewan (burung ayam kampong, kucing itik bs masuk peternakan)

Tidak Bisa

6 Kendaraan bisa masuk

Ya Ya

Sprayer untuk kendaraan

Ada Tidak

7 Tempat cuci kaki di pintu kandang

Ada Tidak

8 Pintu kandang Ada Ada

9 Tanda dilarang masuk pada pintu kandang

Ada Tidak

10 Kunci pada pintu kandang

Ada Tidak

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa enam (6) dari sepuluh (10) langkah biosekuriti yang pada

awal pengembangan rantai pasar ini dilaksanakan oleh peternakan petelur mengalami

perubahan.Hal ini disebabkan karena perubahan system pemeliharaan. Pada saat

dikembangkan peternak ayam ini merupakan peternakan ayam petelur semi closed housed

sedangkan sekarang peternakan ini merupakan peternakan opened housed. Ini tentunya secara

otomatis mempengaruhi kondisi biosekuriti dari peternakan tersebut.Perubahan ini terjadi

karena terjadinya kenaikan tarif listrik yang sangat memegang peranan penting pada

peternakan dengan system peternakan semi closed housed untuk penerangan dan pendingin

kandang.

Mengingat berlakunya sertifikat audit selama setahun, maka peternakan inipun seharusnya

sudah diaudit kembali, kemudian didampingi juga dalam pelaksanaan langkah – langkah

biosekuritinya sampai lulus audit dan mendapatkan sertifikat biosecure kembali, sehingga

keberlangsungan telur biosecure terjamin. Hanya yang perlu dipikirkan siapa yang harus

meminta peternakan di audit, kepada siapakah (PBUI, Dinas Peternakan terdekat), siapa yang

membayar audit tsb, siapa yang berhak menandatangani sertifikat biosecure tsb? Hal-hal ini

barangkali yang harus dipikirkan oleh pemangku kepentingan rantai pasok ini, sehingga

konsumen benar-benar mendapatkan apa yang mereka bayar.

Page 18: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

Gambar 4.1. Kondisi peternakan pada saat awal rantai pasar dibentuk dan sekarang..

Awal Baru

Page 19: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

Awal Baru

Page 20: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

4.3. Telur Biosecure Telur biosecure adalah telur yang berasal dari peternakan yang melaksanakan langkah –

langkah biosekuriti sesuai dengan kondisinya sehingga peternakan tersebut bisa dikatakan

biosecure. Karena produk ini berasal dari peternakan yang biosecure diharapkan harga

jualnyapun berbeda dengan telur dari peternakan yang tidak menerapkan langkah –langkah

biosekuriti, sehingga kelangsungan penerapan langkah-langkah tersebut bisa terjamin dari extra

harga yang dibayar kepada peternakan tersebut.

Gambar 4 .3. Telur Biosecure yang di jual di Carrefour Pada awal pengembangan rantai pasok ini, harga telur perbutir yang dibayarkan ke peternak

masih sama dengan harga pasar untuk telur ayam ras. Ternyata setelah berjalan selama empat

tahun harga telur dari peternakan biosecure masih tetap dibayar sama dengan harga pasar.

Artinya harga premium yang dibayarkan konsumen belum sampai dibayarkan oleh UD.LMM ke

peternak, meskipun margin yang diterima oleh UD. LMM meningkat dari Rp. 10.000 menjadi

Rp. 13.000 / 10 butir telur (Tabel 4.3).Hal ini tentunya tidak sesuai dengan tujuan

pengembangan yaitu untuk memberikan insentif kepada peternak gar mereka bisa menerapkan

langkah-langkah biosekuriti secara terus menerus.Masalah ini juga perlu didiskusikan diantara

UD.LMM dengan peternak sehingga tujuan pengembangan rantai pasok ini bisa

tercapai.Apakah UD.LMM membayar lebih tinggi sedikit telur yang diambil di peternakan

Page 21: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

biosecure dari harga pasaran atau UD.LMM memberi bantuan bisa berupa langkah-langkah

biosekuriti pada peternakan tersebut sehingga penerapan biosekuritinya dilaksanakan oleh

peternak secara terus menerus.Deskripsi telur dari peternakan biosecure yang dijual di

Carrefour dapat dilihat pada tabel 4.3 dan telur biosecure yang dijual di Carrefour dapat dilihat

pada gambar 4.3.

Tabel.4.3. Telur biosecure yang dijual oleh UD.LMM di Carrefour

NO. DESKRIPSI 2011 (Rp.) 2015 (Rp.)

1 Harga beli/butir 850 950

2 Harga Jual/box /10btr 19.475 25.900

3 Margin/ Box 10.000 13.000

Page 22: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

V. SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan :

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Rantai pasok telur ayam dari peternakan biosecure masih berjalan dengan

sedikit perbedaan yaitu penambahan satu peternakan ayam petelur dari Penebel

dan dua outlet yaitu supermarket Delta Nusa Dua dan Pepito.

2. Margin yang diperoleh supplier dari penjualan telur biosecure dengan harga

premium belum bisa dinikmati oleh peternak .

3. Penerapan langkah – langkah biosekuriti mengalami perubahan seiring dengan

perubahan system perkandangannya. Yang pada awal pengembangan rantai

pasok sistemnya semi closed house menjadi opened house.

6.2. Saran :

1. Untuk menjamin produk yang dijual sesuai dengan label produk, peternakan yang

terlibat perlu diaudit kembali mengingat batas waktu sertifikat audit dari Dinas

Peternakan dan PBUI (Pusat Biosekuriti Unggas Indonesia) adalah 1 tahun.

2. Demikian juga dengan peternakan yang akan dilibatkan harus juga diaudit pelaksanaan

biosekuritinya sebelum disertakan dalam rantai pasok ini.

3. Peternak dan supplier harus bekerja sama dalam mencari jalan untuk sharing margin

dari harga premium yang diperoleh dari penjualan telur biosecure ini sehingga

keberlanjutan pelaksanaan biosekuriti di peternakan bisa berkelanjutan.

Page 23: EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN … · EVALUASI KEBERLANJUTAN RANTAI PASOK TELUR DARI PETERNAKAN AYAM BIOSECURE Ir. Ni Putu Sarini,MSc NIP. 196003141986012001

DAFTAR PUSTAKA

1. ABCRC (Australian Biosecurity Cooperative Research Centre for Emerging

2. Infectious Deseases) 2007. The epidemiology, pathogenesis and control of highly pathogenic

avian influenza in ducks in Indonesia and Vietnam.

3. ABCRC. Accessible at http://www1.abcrc.org.au/pages / projects.aspx?projectid=117,accessed

11 july 2007

4. ACIAR (Australian Center for International Agricultural Research). 2014. Developing a clean

market chain for poultry products in Indonesia.ACIAR technical report No. 82. www. aciar.gov.

au, Canberra.

5. Capua,I dan Marangon S. 2006. Control of Avian Influenza in Poultry. Journal Center for

Deseases Control and Pervention – EID 12:9.

6. Direktorat Jenderal Peternakan. 2005. Bagaimana Terhindar dariFlu Burung (Avianin fluenza).

Jakarta http://intannursiam.wordpress.com/2011/07/15/penerapan-biosekuriti-pada-peternakan-

unggas/ diunduh [ 27 April 2014].

7. Departemen Pertanian Republik Indonesia. 2006. Flu Burung.

http://ntb.litbang.deptan.go.id/liptan/fb.pdf Diunduh [07 Maret 2014].

8. FAO (Food and Agriculture Organization). 2005. Regional facts. AgriWorld Vision. 5 (1): 18-20.

Published by Reed Business Information, The Netherlands.

9. FAO (Food and Agricultural Organization of the United Nations) 2012. H5N1

10. HPAI Global overview : January – March. Issue No.31, EMPRESS/FAO-GLEWS. FAO: ROME.

Accessible at ,http://www.fao.org/ docrep /015 /an388c/an388e.pdf>, accessed 6 december

2013.

11. Jubb, T. and Patrick, I.W. 2010. Comparing Level of Biosecurity in Smallholder

12. Broiler and Layer Farms in Bali and West Java.Paper workshop on June of ACIAR Project. Bogor.

13. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran. Perspektif Asia. Penerbit Andi, Yogyakarta, Jakarta

14. Saptana dan A. Daryanto. 2012. Manajemen Rantai Pasok (Supply Chains Management) Melalui

Strategi Kemitraan Pada Industri Broiler. Dalam : Bunga Rampai Rantai Pasok Komoditas

Pertanian Indonesia. Eds.Erna Maria Lokollo, Bogor. IPB Press.

15. Siagian, P. Sondang. 2003. Manajemen Logistik. Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

16. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung