Upload
dokiet
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
EVALUASI PEMEKARAN KECAMATAN DI KECAMATAN BELAT
KABUPATEN KARIMUN
MUHAMMAD ARRY ANDIKA
Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara, FISIP UMRAH
ABSTRAK
Pemekaran Wilayah Kecamatan Belat yang sudah berjalan lima tahun
merupakan usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tetap
memperhatikan daya dukung wilayah, dari aspek pelayanan masyarakat, aspek
pemerintahan dan juga aspek sosial ekonomi yang ada. Dimana sebelum terjadinya
pemekaran rentang kendali yang begitu jauh membuat masyarakat menjadi enggan
untuk mengurus data kependudukan yang ada sehingga pemekaran Kecamatan Belat
juga diharapkan dapat menimbulkan dampak positif bagi masyarakat seperti lebih
efektif dan efisien, mempercepat proses pembangunan, dan juga mempercepat
pengolahan sumberdaya alam. Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teori William Dunn dimana Evaluasi memiliki 6 aspek yaitu Efektivitas, Efisiensi,
Kecukupan, Peralatan, Responsivitas dan ketepatan. Tujuan dalam penelitian ini pada
dasarnya adalah untuk mengevaluasi pemekaran yang terjadi di Kecamatan Belat
Kabupaten Karimun. Dimana respondennya terdiri dari Camat belat, tokoh
masyarakat dan juga masyarakat itu sendiri. Pada penelitian ini peneliti menggunakan
teknik analisis Deskriptif dengan Pendekatan Kualitatif. Hasil Penelitian dari segi
efektivitas dimana Kecamatan Belat masih kekurangan sumber daya manusia yang
mendukung dan juga pembangunan yang masih dalam wacanana namun belum
terealisasi sampai sekarang. Kemudian dari segiefisiensi dimana masyarakat masih
membutuhkan biaya lebih untuk menyebrang kekundur utara, dari segi kecukupan
dimana masih kurangnya alat-alat yang ada di kantor kecamatan sehingga pelayanan
yang di berikan menjadi kurang maksimal, adapun, Dari Peralatan dimana untuk
mempercepat pembangunan yang ada pemerintah lebih mengutamakan penyelesaian
secara diskusi sehingga tidak ada masyarakat yang merasa dirugikan, responsifitas
dimana pemerintah kecamatan belat lebih banyak mendengar masukan dari
masyarakat yang ada, kemudian dari segi ketepatan terkait pembangunan yang ada
pemerintah kecamatan belat hendaknya tidak mengulur-ngulur waktu sehingga
pembangunan tepat pada waktunya
Kata Kunci: Kebijakan, Evaluasi, Pemekaran Kecamatan
2
EVALUATION DISTRICT EXPANSION IN BELAT DISTRICT DISTRICT KARIMUN
MUHAMMAD ARRY ANDIKA
Students of science science of state administration, FISIP, UMRAH
ABSTRACT
The division of Belat District which has been running for five years is an
effort to improve the welfare of the community by taking into account the carrying
capacity of the region, from the aspect of community service, the aspects of
government and also the socio-economic aspects. Where before the span of the span
of control so far makes people become reluctant to take care of existing population
data so that the division of Belat District is also expected to cause positive impacts
for the community as more effective and efficient, accelerate the development
process, and also accelerate the processing of natural resources. As for this research,
researcher use William Dunn theory where Evaluation has 6 aspect that is Effectivity,
Efficiency, Adequacy, Equipment, Responsiveness and accuracy. The purpose of this
research is basically to evaluate the expansion that occurred in Belat District of
Karimun Regency. Where the respondents consist of Camat splint, community leaders
and also the community itself. In this study researchers used Descriptive analysis
techniques with Qualitative Approach. The results of the research in terms of
effectiveness where Belat District is still lack of human resources that support and
also development that is still in wacanana but has not been realized until now. Then
from the segiefisiensi where people still need more cost to cross the northern
kekundur, in terms of sufficiency which is still lack of tools in the district office so
that the services provided to be less than maximum, as for, From Equipment where to
accelerate the existing development of the government more priority completion of
discussion so that there is no society who feel aggrieved, responsiveness where
government districts splint hear more input from the existing community, then in
terms of accuracy related to existing development district government splint should
not stall the time so that development in time
Keywords: Policy, Evaluation, District Expansion
3
EVALUASI PEMEKARAN KECAMATAN DI KECAMATAN BELAT
KABUPATEN KARIMUN
A. Latar Belakang
Kecamatan pada prinsipnya mempunyai kewenangan kegiatan
pengaturan, pembinaan, pelayanan, dan fasilitasi pada masyarakat.Kesemuanya
dalam kewenangan urusan pemerintahan di Kecamatan tersebut bersifat tugas
pembantuan dari pemerintah Pusat, Daerah (Provinsi, Kabupaten dan
Kota).Sehingga hakikat pemekaran Daerah otonom lebih ditekankan pada aspek
mendekatkan pelayanan pemerintahan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, pemekaran Daerah merupakan cara
atau pendekatan untuk mempercepat peningkatan pembangunan Daerah. Dalam
kehidupan berpemerintahan, disadari disatu pihak tuntutan kebutuhan
masyarakat makin lama semakin meningkat dan kompleks, sementara pada sisi
yang lain, kinerja Pemerintah untuk memenuhi segala tuntutan kebutuhan
masyarakat tersebut harus diakui belum optimal oleh karena berbagai alasan baik
alasan lokasional, alasan keterbatasan sumber daya maupun teknis administratif
dan sebagainya.
Seperti dalam bidang ekonomi, pelayanan publik dan aparatur pemerintah
termasuk juga mencakup aspek sosial politik, batas wilayah maupun keamanan
serta menjadi pilar utama 5 pembangunan pada jangka panjang. Pemerintah
diadakan tidaklah untuk melayani dirinya sendiri, akan tetapi untuk melayani
masyarakat serta menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan setiap anggota
masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai
tujuan bersama.
4
Oleh karena itu, maka birokrasi publik berkewajiban dan bertanggung
jawab untuk memberikan layanan publik yang baik dan profesional.Pelayanan
yang diberikan oleh pemerintah pada masyarakatnya tentu harus memperhatikan
dinamika perkembangan masyarakat, terlebih di era globalisasi dimana informasi
semakin mudah diperoleh.Hal ini membuat masyarakat semakin cerdas dan kritis
terhadap segala perubahan yang terjadi. Kemudian kecukupan dalam menjawab
permasalahan masyarakat dan kepentingan masyarakat, perataan dari distribusi
manfaat pembangunan, respon terhadap keluhan masyarakat dan mampu
memberikan apa yang dibutuhkan masyarakat pada saat ini dan ketepatan dalam
manfaat kebijakan terhadap masyarakat. Pemekaran wilayah Kecamatan Belat
pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan
tetap berpedoman pada pertumbuhan ekonomi dengan memperhatikan daya
dukung wilayah, baik dari segi aspek pelayanan masyarakat, aspek
pemerintahan, aspek sosial ekonomi, dan aspek potensi wilayah yang ada.
Pemekaran wilayah Kecamatan Belat diharapkan akan memberikan
dampak positif bagi kemajuan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di
pedalaman, seperti lebih meningkatkan dan mendekatkan pelayanan pada
masyarakat secara efektif dan efisien, mempercepat pertumbuhan ekonomi
masyarakat, mempercepat proses pelaksanaan pembangunan disegala bidang
kehidupan, mempercepat pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang ada,
meningkatkan keamanan dan ketertiban. Hal ini membuat masyarakat semakin
cerdas dan kritis terhadap segala perubahan yang terjadi.Oleh karena itu
sebagaimana juga dengan pemekaran yang dilakukan oleh Kecamatan Belat
Kabupaten Karimun.Dengan adanya otonomi Daerah masyarakat menginginkan
perubahan dalam pelayanan didaerah mereka sehingga terjadinya pemekaran
tersebut.Hal itu diperkuat karena Daerah tersebut merupakan Daerah terpencil
yang memiliki akses yang sulit untuk melakukan berbagai keperluan masyarakat
disegala bidang pemerintahan yang berada di Daerah tersebut. Dengan
5
dilaksanakannya Undang-Undang No 22 Tahun 1999 yaitu memberi pengaturan
baru tentang Daerah dan juga telah membawa berbagai harapan akan munculnya
kemandirian Belat.Dimana tidak lagi merupakan wilayah administratif namun
merupakan suatu unit pemerintahan yang khas yang memiliki kewenangan untuk
mengatur kepentingan masyarakatnya.Pemekaran Wilayah Kecamatan secara
intensif hingga saat ini telah berkembang di Indonesia sebagai salah satu jalan
untuk pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat
baik dalam bidang ekonomi dan keuangan,pelayanan publik dan aparatur
pemerintah Kecamatan termasuk juga mencakup aspek sosial politik, batas
wilayah maupun keamanan serta menjadi pilar utama pembangunan pada jangka
panjang. Perwujudan otonomi masyarakat Belat adalah suatu proses peningkatan
kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi menuju kehidupan masyarakat
Belat yang diatur dan digerakan oleh masyarakat dengan prinsip dari, oleh dan
untuk masyarakat. Visi menuju otonomi pada dasarnya menghendaki adanya
usaha pengembangan masyarakat swadaya dan mandiri.Kemampuan untuk
mengurusi urusan mereka sendiri adalah keswadayaan dan kemandirian
Kecamatan Belat sehingga pada akhirnya masyarakat Belat tidak lagi selalu
tergantung pada pemerintahan yang lebih tinggi.Dari perwujudan otonomi
tersebut menjadi dasar pelaksanaan pemekaran yang terjadi di Kecamatan Belat
Kabupaten Karimun.Pemekaran Kecamatan pada dasarnya dimaksudkan untuk
meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat. Untuk itu maka pembentukan Kecamatan harus mempertimbangkan
berbagai faktor seperti syarat administratif, syarat teknis, dan syarat
kewilayahan, dan lain sebagainya serta pertimbangan dan syarat lain yang
memungkinkan Daerah itu dapat menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan
dibentuknya Daerah dan diberikannya pemekaran wilayah.
Pembentukan Kecamatan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan
publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat, selain adanya
6
pelaksanaan dari otonomi Daerah yang menjadi dasar terlaksananya pemekaran
Kecamatan Belat ,yaitu adanya keidakpuasan masyarakat terhadap pola
pembagian pembangunan yang hanya terfokus pada Kecamatan induk yaitu
Kecamatan Kundur Utara, sehingga mendesak untuk dilakukan pemekaran
wilayah dengan tujuan agar pemerataan pembangunan dapat terlaksana.
Pemekaran wilayah juga dikarenakan adanya keinginan pimpinan suatu kawasan
untuk mengefisienkan rentang kendali birokrasi agar lebih mudah melakukan
kontrol terhadap dinamika kehidupan masyarakatnya.Kecamatan
Belatdimekarkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun No 2 Tahun
2012 Tentang Pembentukan Kecamatan, Tujuan pemekaran Belat sendiri juga
tertuang dalam peraturan Daerah No 2 Tahun 2012 pada pasal 3 yang berbunyi.
“Pembentukan Kecamatan, Kelurahan dan Desa dalam wilayah Kabupaten
Karimun bertujuan untuk meningkatkan dan memperpendek rentang kendali
pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan pemerintah.”
Dari tujuan pemekaran tersebut diharapkan pelayanan lebih baik dari yang
sebelumnya sehingga memudahkan masyarakat untuk mengurus segala keperluan
mereka.Selain itu juga masyarakat dapat merasakan sarana dan prasarana dengan
baik di Daerah mereka sendiri.Evaluasi juga di perlukan mengingat bahwa
fenomena yang terjadi di Kecamatan Belat juga sampai saat ini masyarakat masih
belum dapat menggunakan fasilitas listrik yang maksimal dikarenakan masih
menggunakan mesin yang terlalu kecil yang memiliki keterbatasan dalam hal
kapasitas tenaga mesin.Selain itu juga dalam berkomunikasi masyarakat hanya
bisa berkomunikasi di pelantar dikarenakan sinyalnya tidak ada.Dalam proses
pelayanan terhadap masyarakat masih terkendala terhadap listrik yang sampai saat
ini masih menggunakan mesin berkapasitas kecil serta didukung dengan
keterbatasan alat teknologi yaitu seperti komputer atau leptop sehingga
memperlambat proses pelayanan terhadap masyarakat.Pemekaran wilayah
7
Kecamatan Belat pada dasarnya merupakan upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan tetap berpedoman pada pertumbuhan ekonomi dengan
memperhatikan daya dukung wilayah, baik dari segi aspek pelayanan masyarakat,
aspek pemerintahan, aspek sosial ekonomi, dan aspek potensi wilayah yang ada.
Undang – undang no 23 tahun 2014 pasal 47 ayat 1 juga menjelaskan
bahwa, “penggabungan Daerah sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 44 ayat
(2) huruf b dilakukan dalam hal Daerah atau beberapa Daerah tidak mampu
menjalankan otonomi Daerah”. Melihat pertimbangan diatas maka sudah
selayaknyalah kecamatan Belat di lakukannya sebuah studi evaluasi untuk melihat
apakah pemekaran berjalan sesuai dengan yang tiharapkan atau tidak.Bertitik tolak
dari uraian tersebut maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul : “Evaluasi Pemekaran di Kecamatan Belat Kabupaten Karimun”.
B. Landasan Teoritis
Proses evaluasi dimaksudkan untuk menguraikan dan memahami dinamika
internal berjalannya suatu program, dimana proses evaluasi selalu memerlukan
deskripsi rinci tentang berjalannya suatu program. Jadi, instrumen untuk
pengukuran dari evaluasi pemekaran daerah adalah terdiri dari :
William N Dunn (dalam Widodo, 2007:610) menggambarkan kriteria-
kriteria evaluasi kebijakan publik sebagai berikut:
Tabel I.1
Kriteria Evaluasi Menurut William Dunn
No TIPE
KRITERIA
PERTANYAAN ILUSTRASI
1 Efektivitas Apakah hasil yang di
inginkan telah di capai ?
Unit pelayanan
2 Efisiensi Seberapa banyak usaha
diperlukan untuk mencapai
hasil yang di inginkan?
Unit biaya
Manfaat bersih
Rasio biaya-
8
manfaat
3 Kecukupan Seberapa jauh pencapaian
hasil yang di inginkan
memecahkan masalah?
Biaya tetap
(masalah tipe I)
Efektivitas tetap
(masalah tipe II)
4 Peralatan Apakah biaya dan manfaat
didistribusikan dengan
merata kepada kelompok –
kelompok yang berbeda?
Kriteria Pareto
Kriteria kaldor-
Hicks
Kriteria Rawls
5 Responsivitas Apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan
prefensi atau nilaikelompok
– kelompok tertentu?
Konsisten dengan
survai warga
negara
6 Ketepatan Apakah hasil (tujuan) yang
di inginkan benar – benar
berguna atau bernilai?
Program publik
harus merata dan
efisien.
Sumber:William Dunn(1998;87)
Lebih lanjut Edward A. Suchman (dikutip Winarno,2002:169)bahwa
memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
bebarapa kagiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainaya tujuan,
Kemudian lebih masuk ke sisi praktis dengan mengemukakan enam langkah
dalam evaluasi kebijakan yaitu:
1. mengidentifikasikan tujuan program yang akan di evaluasi
2. analisis terhadap masalah
3. deskripsi dan stndarisasi kegiatan
4. pengkuran terhadap tingkatan perbahan yang terjadi
5. menentukan apakah perunbahan yang di amati merupakan akibat dari
kegiatan tersebut atau karena penyebab lain
6. beberapa indicator untuk menentukan keberadan suatu dampak.
Lebih lanjut peneliti juga mengutip Konsep Evaluasi oleh Glaser, Abelson,
dan Garisson (dalam Syafaruddin, 2008:89) Evaluasi kebijakan adalah
mempelajari pencapaian sasaran dari pengalaman terdahulu.Tanpa pengujian
pelaksanaan dan hasil usaha.Ada sedikit kemungkinan peningkatan program. Ada
9
beberapa sasaran evaluasi kebijakan sebagaimana yang dikemukakan oleh glaser,
Abelson, dan Garisson (dalam syafaruddin, 2008:89) yaitu:
1. Menentukan seluruh kebijakan dalam pencapaian maksud sasaran,
2. Mengidentifikasi keberhasilan dan kegagalan komponen kebijakan
3. Penerimaan program strategis yang merupakan kontribusi terbaik terhadap
keberhasilan implementasi kebijakan
4. Menilai efeksamping yang tidak diharapkan atau yang tidak diinginkan dari
usaha kebijakan.
C. HASIL PENELITIAN
1. Pelayanan
Dari hasil wawancara maka dapat dianalisis bahwa pelayanan yang ada di
Kecamatan Belat sudah berjalan sesuai dengan tujuan dari pemekaran dimana
masyarakat yang awalnya sulit untuk mengurus keperluan izin dan pengurusan
KTP menjadi lebih mudah dan terbantu dimana sebelum terjadinya pemekaran
masyarakat harus menyebrangi pulau menggunakan perahu bermesin tunggal,
sehingga masyarakat harus mengeluarkan biaya lagi, sehingga hal ini lah yang
membuat masyarakat menjadi enggan untuk mengurus keperluan administrasi
mereka, terlebih sesampainya mereka di kantor kecamatan lama, mereka harus
mengantri lagi, sehingga sesampainya mereka disana belum tentu urusan
langsung selesai hari itu juga. Namun masih ada beberapa kendala yang masih
dihadapi pemerintah Kecamatan Belat, yaitu belum tersedianya alam rekam untuk
pembuatan KTP sehingga pemerintah Kecamatan Belat harus meminjam alat
rekam yang berada di Kundur Utara.hal ini lah yang menjadikan pembuatan KTP
menjadi sedikit lebih lama. Namun pemerintah Kecamatan Belat juga sudah
mengajukan ke pemerintah Kabupaten agar di sediakan alat tersebut sehingga
pembuatannya menjadi lebih singkat.
10
2. Kualitas Sumberdaya Manusia
Dari hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa terkait hal
sumberdaya manusia yang ada di Kecamatan Belat masih sedikit , terlebih di
Kecamatan Belat hanya memiliki satu buah sekolah menengah atas, dimana
sumberdaya manusia tidak hanya sebagai penggerak roda perekonomian namun
juga sebagai penggerak roda pemerintahan, tanpa adanya sumber daya manusia
yang bagus , maka akan terjadi kekosongan di dalam pemerintahan kecamatan
belat, terlebih pemerintah membatasi untuk posisi seperti camat, sekretaris harus
minimal tamatan S1, sedangkan masyarakat Kecamatan Belat yang menempuh
pendidikan S1 belum ada, mayoritas hanya tamatan SMA, hal ini tentu saja
membuat putra-putri daerah yang membutuhkan pekerjaan menjadi lebih banyak
di karenakan tidak dimanfaatkannya mereka secara maksimal, untuk hal ini
pemerintah Kecamatan belat hanya mampu membantu masyarakat yang ada di
Kecamatan Belat yang ingin bersekolah untuk mendapatkan gelar sarjana hanya
dengan mempermudah mereka dan hal pengurusan administrasi, namun untuk
bantuan dalam bentuk tunai, pemerintah Kecamatan Belat tidak dapat membantu
dikarenakan terhalangnya system regulasi yang ada.
3. Efisiensi
Seberapa banyak usaha yang di perlukan untuk mencapai hasil yang di
inginkan. Dengan indikator usaha - usaha yg telah di lakukan oleh pemerintah
kecamatan untuk mencapai tujuan dari pemekaran, Dari Hasil wawancara dengan
Informan dapat disimpulkan bahwa mengenai program yang dijalankan di
Kecamatan Belat sudah berjalan dengan baik. Namun belum sepenuhnya berjalan
hal ini dikarenakan program yang direncanakan pemerintah masih dalam proses,
sehingga dibutuhkan waktu. Keberhasilan pembangunan sangan di tentukan oleh
kelompok- kelompok masyarakat yang ikut serta bersama melaksanakan program/
kebijkan yang telah diputuskan.Melihat dari sudut pandang teorinya William
Dunn tentunya pemekaran Kecamatan Belat dari segi ketepatan belum berjalan
11
secara maksimal, dikarenakan ada beberapa program yang dimiliki oleh
pemerintah yang hanya sebatas rencana namun belum berjalan untuk saat
ini.Sehingga manfaatnya belum begitu di rasakan oleh masyarakat kecamatan
belat. Kemudian peneliti melakukan wawancara terkait penggunaan dana yang
ada di Kecamatan Belat apakah telah di buat oleh pemerintah kecamatan
kemudian apa saja program – program jangka panjang yang di buat oleh
pemerintah Kecamatan.
4. Kecukupan
Kecukupan menurut William Dunn ialah seberapa jauh pencapaian hasil yang
di inginkan memecahkan masalah dalam hal ini peneliti mencoba untuk
mewawancarai tokoh masyarakat yang ada di Kecamatan Belat untuk mengetahui
seberapa jauh program atau kebijakan yang telah di buat Pemerintah Kecamatan,
Menurut Pendapat dari responden bahwa pembangunan yang ada di Kecamatan
Belat sejauh ini belum berjalan sesuai dengan tujuan dari pemekaran dimana
pendapat dari responden bahwa program – program yang di rencanakan oleh
Pemerintah Kecamatan Belum berjalan sepenuhnya kemudian belum lagi masalah
listrik yang tidak maksimal. Kemudian melihat dari indikator yang telah di
sebutkan oleh William Dunn tentu hal ini belum sesuai dengan pencapaian yang
di harapkan dari tujuan pemekaran tersebut, terlebih lagi bahwa akses – akses
jalan penghubung merupakan salah satu instrumen pendukung dalam kelancaran
kegiatan masyarakat Kecamatan Belat, dimana jalan akses penghubung antara
desa di Kecamatan Belat merupakan hal yang sangan di harapkan masyarakat.
5. Peralatan
Peralatan yang dimaksud oleh William Dunn dengan mengambil kriteria
yang dikemukakan oleh Pareto yang meyakini bahwa kesejahteraan social akan
tercapai secara optimal jika dalam suatu kebijakan minimal satu orang untung dan
tidak ada satupun dirugikan namun dalam wawancara yang di lakukan oleh
peneliti bahwa terdapat masyarakat yang melakukan penolakan terkait
pembukaan lahan untuk pembangunan jalan hal ini dikarenakan masyarakat
12
tersebut merasa dirugikan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
Kecamatan. hal tersebut dikarenakan ketidak tahuan masyarakat tersebut terkait
pembukaan lahan tersebut, namun setelah Pemerintah Kecamatan Belat melaukan
mediasi dengan menjelaskan tujuan dari pembukaan lahan tersebut, masyarakat
menolak kembali membuka lahan mereka dengan sukarela untuk dijadikan jalan
penghubung. Melihat dari kriteria Pareto bahwa pemerintah Mencoba untuk
membawa kesejahteraan sosial dengan tanpa menghilangkan hak dari masyarakat
yang ada.
6. Responsivitas
Responsivitas yang dimaksud adalah apakah kebijakan memuaskan kebutuhan
preferensi atau nilai kelompok tertentu.Dalam artian bahwa hasil kebijakan yang
di buat oleh Pemerintah Kecamatan apakah sudah sesuai dengan harapan
masyarakat. Indikator yang digunakan oleh peneliti ialah bagaimana pemerintah
kecamatan memenuhi preferensi masyarakat dalam pembuatan Kebijakan hasil
dari wawancara informan bahwa dalam pembuatan kebijakan pemerintah
melakukan sosialisasi tentang apa saja program yang akan di buat, sehingga
kebutuhan preferensi yang ada di masyarakat dapat dijalankan, untuk membuat
kebijakan sesuai dengan preferensi masyarakat, pemerintah tidak hanya melihat
dari situasi yang ada, tetapi juga terlibat langsung, berdiskusi langsung dengan
masyarakat yang ada, menanykan langsung kepada masyarakat yang ada,
sehingga kebutuhan preferensi bebenar – benar sesuai dengan apa yang
masyarakat inginkan. Melihat dari kriteria yang dikemukakan oleh William Dunn
tentu hal ini bertujuan untuk memuaskan kebutuhan preferensi masyarakat yang
ada, diamana sosialisasi program kerja yang dilakukan dengan kelompok –
kelompok masyarakat tertentu yang kemudian dikumpulkan menjadi satu untuk
dicari jalan keluar dari kebijakan sesuai dengan kebutuhan yang ada.
13
7. Ketepatan
Ketepatan dalam hal ini adalah apakah hasil dari tujuan yang di inginkan
benar – benar berguna atau bernilai indikator yang digunakan adalah apakah dari
semua kebijakan yang telah di pilih pemerintah Kecamatan Belat berguna bagi
masyarakat atau memang hanya sekedar menjalankan tanpa melihat manfaat dari
kebijakan tersebut, hasil dari wawancara dengan responden mengatakan bahwa
pemerintah Kecamatan sedang merencanakan program yang berhubungan dengan
pendapat dari tokoh masyarakat desa penarah diaman masyarakat yang
menginginkan akses penghubung antara daerah di Kecamatan Belat.Namun
program tersebut belum berjalan sehingga masyarakat belum dapat
merasakan.Melihat dari pendapat William Dunn tentu pemerintah berupaya
menjalankan kebijakan yang memang berguna bagi masyarakat Kecamatan Belat
sendiri, namum di perlukan upaya yang lebih responsive dari pemerintah untuk
mempercepat pembangunana tersebut.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari Evaluasi pemekaran Kecamatan Belat.Bahwa
penulis Menarik kesimpulan Evaluasi Kecamatan Belat dengan hasil penilaian
menunjukkan bahwa dalam menyelenggarakan pemerintahan, Pemerintah
Kecamatan Belat sudah menjalankan sesuai dengan tujuan dari pemekaran.Hal
tersebut dapat di ukur dari beberapa indikator dimana salahsatunya terkait
pembangunan dan juga pelayanan mengalami perubahan yang sangat
signifikan.Hasil penelitian yang saya buat mengenai pemekaran Kecamatan
Belat dari keenam indikator yang ada sebagai berikut :
1. Efektivitas sebagai evaluasi Pemekaran Kecamatan Belat dari beberapa
informasi yang telah peneliti terima berjalan dengan baik. Mengenai
sosialisasi program kerja dimana masyarakat terlibat aktif dalam diksusi
14
untuk merumuskan program- program yang akan dibuat. Namun masih ada
beberapa kendala yang di hadapi oleh pemerintah Kecamatan Belat yaitu
terbatasnya sumberdaya manusia yang ada di sana, padahal MSDM
merupakan faktor pendukung dari berjalannya pelayanan yang ada di
Kecamatan Belat tanpa adanya dukungan MSDM yang baik maka
pemerintahan akan berjalan kurang maksimal.
2. Efisiensi Sebagai bentuk Evaluasi pemekaran Kecamatan Belat dilihat usaha
– usaha apa saja yang di lakukan untuk mendapatkan hasil yang di inginkan,
yaitu dengan program – program pioritas salah satunya membuat jalan
penghubung, namun dari hasil observasi yang di lakukan oleh peneliti, jalan
akses penghubung di Kecamatan Belat masih berupa tanah merah. Hal
tersebut tentusaja belum sesuai dengan harapan yang di inginkan.
3. Kecukupan sebagai bentuk evaluasi pemekaran Kecamatan Belat dilihat dari
seberapa jauh pencapaian hasil yang diinginkan memecahkan masalah bahwa
pencapaian yang ada di kecamatan belat belum begitu jauh dimana bisa
dilihat dari observasi peneliti bahwa untuk jalan penghubung saja masih
belum teratasi sehingga untuk hal – hal lain juga akan mengalami kendala di
karenakan akses penghubung yg kurang bagus.
4. Peralatan sebagai bentuk evaluasi pemekaran Kecamatan Belat. Dilihat dari
kriteria Pareto bahwa kebijakan akanberjalan secara optimal apabila tidak
ada satu pihakpun di rugikan, hal ini bisa di lihat dari bagaimana Pemerintah
Kecamatan menyelesaikan terkait kendala- kendala pembebasan lahan yang
di selesaikan dengan baik.
5. Responsifitas sebagai bentuk Evaluasi Pemekaran Kecamatan Belat dilihat
Apakah program yang dibuat pemerintah dapat memenuhi preferensi dari
kelompok kelompok masyarakat yang ada. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pemerintah Kecamatan Belat telah melakukan usaha
untuk menjawab kebutuhan preferensi masyarakat dengan cara melibatkan
masyarakan di dalam pembangunan
15
6. Ketepatan sebagai bentuk Evaluasi Pemekaran Kecamatan Belat dilihat dari
program yang dijalankan apakah benar – benar berguna bagi masyarakat, dari
perencanaan pemangunan yang akan di lakukan oleh pemerintah terkait
memperlebar dan pengaspalan merupakan aspek penting dalam pemekaran,
bukan hanya pelayanan yang begitu dekat tetapi juga kemudahan akses,
namun untuk pembukaan akses yang di lakukan oleh pemerintah hanya
berada di dua desa, masih ada desa yang belum dibuka akses jalan
penghubungnya.
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan diatas adapun saran dari peneliti
ialah endaknya pemerintah kecamatan belat lebih memperhatikan akses berupa
jalan penghubung antara kecamatan belat dan kundur utara, karena dengan adanya
akses tersebut bahan pokok yang ada di kecamatan belat akan turun, sehingga
beban hidup masyarakat yang ada disana menjadi lebih ringan, selanjutnya
disampaikan beberapa saran berdasarkan 6 kriteria evaluasi menurut William n
Dunn sebagai berikut :
1. Terkait Efektivitas Kepada Pemerintahan Belat diharapkan lebih
memperhatikan sumberdaya manusia yang berasal dari daerah itu sendiri,
karena tentunya masyarakat yang berasal dari sana tentu lebih faham tertang
permasalahan yang ada. Pembentukan karakter msdm yang baik tidak hanya
melalui pendidikan, Pemerintah Kecamatan Belat bisa melatih msdm yang ada
di kecamatan belat melalui UKM , sehingga masyarakat tidak sebatas
pendidikan rendah namun memiliki keterampilan yang baik.
2. Efisiensi Dibandingkan Sebelum pemekaran memang terjadinya peningkatan
kualitas Pelayanan Publik namun hal itu harusnya tidak menjadikan
16
Pemerintahan Kecamatan cepat berpuas diri. Perlu penambahan prasarana
pelayanan publik dalam mencapai rasio keseimbangan antara masyarakat dan
sarana serta prasarana Publik.
3. Melihat Karekteristik kecukupan Kepada Pemerintahan Belat diharapkan
Lebih cepat dalam membangun akses penghubung antara desa dimana akses
jalan yang sudah ada sekarang sangat memprihatinkan. Tidak hanya itu
pemerintah Kecamatan Sebaiknya membangun akses jembatan antara
Kecamatan Belat Dengan Kundur hal ini tentusaja dapat meningkatkan
pembangunan yang ada di kecamatan belat dan juga dapat menekan harga
komoditas barang.
4. Terjadinya penolakan ketika pemerintah melakukan pembangunan adalah
salah satu ketidak pahaman masyarakat akan pembangunan yang sedang
berjalan artinya pemerintah Kecamatan belum benar benar melibatkan elemen
masyarakat yang ada, sebuah keseharusan pemerintah Kecamatan Belat
melibatkan atau membuka forum untuk membahas permasalah ganti rugi
lahan, karena kesejahteraan social akan tercapai apabila tidak ada satu
orangpun yang merasa dirugikan.
5. Melihat Karakteristik Responsibilitas Dalam hal memenuhi kebutuhan
preferensi suatu kelompok pemerintah masih terkendala dalam hal pendanaan
maka dari ituhendaknya pemerintah memperhatikan anggaran daerah yang
kurang, pemerintah Kecamatan bisa mengembangkan UKM yang ada
dimasyaraakat yang menjadi pemasukan daerah sehingga pemerintah tidak
hanya bergantung dari pembiayaan pemerintah Kabupaten
6. Melihat sudut pandang karakteritik ketepatan Agar tercapainya setiap program
yang telan di jalankan pemerintah dapat benar – benar berguna bagi
masyarakat pemerintah hendaknya dapat melakukan evaluasi dari setiap
kebijakan yang dilakukan secara berkala, tidak hanya menjalankan kemudian
meninggalkannya, sehingga manfaat dari setiap kebijakan yang telah
dilakukan pemerintah dapat dengan benar – benar di rasakan oleh masyarakat.
17
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Agustino, Leo. 2014. Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidika. Jakarta: Bumi Aksara
Dunn, William. 1998. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: UGM Press
Gitosudarmo, Indriyo. Agus, Mulyono. 2001. Manajemen Edisi 3. Yogyakarta: BPFG
Moelong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung:
Alfabeta
Pambudi, Himawan S. dkk., 2003. Politik Pemberdayaan, Jalan Menuju Otonomi
Desa. Yogyakarta: Lappera Pustaka Utama
Poerwadarminta, W.J.S. 2006.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka
Sabarno, Hari. 2008. Memandu Otonomi Daerah Menjaga Kesatuan Bangsa. Jakarta:
Sinar Grafika
Supriyono. 1997. Akuntansi Manajemen 2. Yogyakarta: BPFE
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Syafaruddin. 2008. Efektivitas Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Citra
Usman, Husaini. Dkk., 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Widodo, Joko. 2007. Analisis Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing
Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo
Winardi.2016. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Rajawali Pers
18
Wijaya, HAW. 2009. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. Jakarta: Rajawali Pers
Zuriah, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi
Aksara
Zulganef. 2013. Metode Penelitian Sosial dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Perundang – undangan
Undang – Undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
Perda No 2 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Kecamatan, Kelurahan dan Desa di
Kabupaten Karimun