17
PEMBAHASAN Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman. Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif. Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen operasional dan rekomendasi pemupukan. Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara. Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah: (1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2) tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau meningkatkan kesuburan tanah. Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang teratur bila didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan akan memperpendek masa TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.

Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

  • Upload
    lyduong

  • View
    279

  • Download
    24

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

PEMBAHASAN

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat

penting dan sangat menentukan kesehatan, kejaguran dan produktivitas tanaman.

Pemupukan bertujuan untuk menambah zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman

pada proses pertumbuhan baik vegetatif maupun generatif.

Keefektifan pemupukan berhubungan dengan tingkat atau persentase hara

pupuk yang diserap tanaman. Pemupukan dikatakan efektif jika sebagian besar

hara pupuk diserap tanaman. Sedangkan efisiensi pemupukan berkaitan dengan

hubungan antara biaya (bahan pupuk, alat kerja, dan upah) dengan tingkat

produksi yang dihasilkan. Efisiensi pemupukan terkait dengan tindakan

rekomendasi pemupukan dan manajemen operasional. Jadi peningkatan

keefektifan dan efisiensi pemupukan dapat dicapai melalui perbaikan manajemen

operasional dan rekomendasi pemupukan.

Di samping itu, pemupukan sangat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Tanaman menyerap unsur hara dari tanah dan udara.

Hara yang diserap tanaman berasal dari tanah dan dari pupuk yang

diaplikasikan. Beberapa hal yang menjadi alasan dilakukan pemupukan adalah:

(1) tanah tidak mampu menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman; (2)

tanaman kelapa sawit memerlukan hara yang banyak untuk mencapai

pertumbuhan dan produksi yang tinggi; (3) penggunaan varietas unggul

membutuhkan hara yang lebih banyak; (4) unsur hara yang terangkut berupa

produksi tidak seluruhnya dikembalikan ke dalam tanah. Oleh karena itu

pemupukan mempunyai tujuan agar tanaman mampu tumbuh normal dan

berproduksi sesuai dengan potensinya, serta untuk mempertahankan atau

meningkatkan kesuburan tanah.

Pemupukan pada periode TBM bertujuan untuk membangun kerangka

vegetatif tanaman yang kokoh dan jagur untuk menunjang sasaran produksi yang

optimal pada masa TM. Pemupukan dengan dosis yang tepat dan interval yang

teratur bila didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan akan memperpendek masa

TBM. Pemupukan pada periode TM bertujuan untuk mencapai status hara tanah

dan tanaman yang optimal untuk menghasilkan produktivitas yang maksimal.

Page 2: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

39

Perencanaan Pemupukan

Perencanaan pemupukan harus dibuat sebaik mungkin karena berkaitan

dengan penyediaan biaya, material pupuk, dan tenaga kerja yang jumlahnya relatif

besar. Perencanaan tahunan digunakan untuk mengetahui besarnya biaya

operasional tahunan. Perencanaan semesteran/triwulanan bertujuan untuk

mengetahui waktu penyediaan material pupuk. Perencanaan bulanan/mingguan

bertujuan untuk persiapan tenaga kerja, pembagian pupuk di gudang, kesiapan

unit transportasi, dan kesiapan lapangan.

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemupukan ada beberapa hal yang harus

direncanakan/dipersiapkan, antara lain menentukan kebutuhan material pupuk

meliputi jenis pupuk dan jenis pupuk yang akan diaplikasikan, kecukupan tenaga

kerja yang dibutuhkan, waktu pelaksanaan pemupukan, kesiapan lapangan (blok)

dilihat dari keadaan piringan yang bersih dari gulma, sarana dan prasarana (alat

transportasi pupuk, alat takar until, dan alat takar tabor tabur yang telah

dikalibrasi), serta perihal administrasi pemupukan.

Pengelolaan Pemupukan

Pengelolaan pemupukan dimulai sejak pupuk diterima di gudang sampai

dengan diaplikasikan di lapangan. Kehilangan pupuk (hara pupuk) dapat terjadi

pada setiap tahap kegiatan, baik saat di gudang, pengangkutan, pengeceran, dan

saat aplikasi pupuk.

Gudang Pupuk

Di gudang pupuk terdapat 3 kegiatan yaitu penerimaan, penyimpanan, dan

pengeluaran pupuk. Pada saat penerimaan dilakukan pengecekan tentang jenis,

jumlah, dan kondisi pupuk. Penyimpanan pupuk di gudang harus dipastikan

bahwa pupuk tidak terkena air (bocor) dan tidak terekspos sinar matahari langsung

(panas). Penempatannya juga diatur sehingga pada saat pengeluaran pupuk dapat

dilakukan secara first in first out (FIFO) setiap jenis pupuk. Kegiatan

pengambilan pupuk di gudang dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 3: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

40

Gambar 4. Pengambilan Pupuk di Gudang

Prosedur penerimaan pupuk di gudang yaitu sebelum pupuk diturunkan oleh

petugas gudang maka terlebih dahulu transportir menghitung jumlah pupuk

perbaris di dalam truk; petugas gudang memeriksa kemasan pupuk (keutuhan dan

keaslian kemasan); petugas gudang mengatur penempatan susunan pupuk di

gudang dan menyusun rapi; melakukan uji petik oleh petugas gudang sebanyak ±

5 % dari jumlah pupuk yang diterima untuk menentukan berat rata-rata pupuk;

mencatat penerimaan pupuk ke form rekapitulasi penerimaan pupuk berdasarkan

hasil uji petik.

Prosedur administrasi permintaan pupuk di gudang adalah membuat berita

acara penerimaan barang (BAPB) yang ditandatangani kepala gudang, KTU dan

administratur; menyampaikan konfirmasi penerimaan pupuk dalam waktu tidak

lebih dari 5 hari setelah BAPB ditandatangani kepada Region Head/GM

Treasury/GM Accounting/AVP Purchassing; membuat bukti penerimaan barang;

menandatangani surat jalan dan diserahterimakan kepada kepala gudang melalui

transportir.

Distribusi Pupuk

Distribusi pupuk yang dilakukan di Afdeling Viktor PT Tunggal Perkasa

Plantations yaitu dengan menggunakan dump truck. Distribusi pupuk organik (JJK

dan pupuk kandang) dilaksanakan langsung mengggunakan dump truck. Pupuk

JJK diangkut dari pabrik dan diletakkan di samping jalan kebun untuk kemudian

diaplikasikan sesuai dengan cara yang telah ditentukan perusahaan. Aplikasi

pupuk kandang dilaksanakan dengan pengeceran langsung ke blok-blok yang akan

Page 4: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

41

dipupuk tanpa diuntil terlebih dahulu. Distibusi pupuk tersebut terbilang efisien

jika dilihat dari waktu.

Pupuk anorganik diangkut dari gudang PT TPP lalu disimpan di gudang

afdeling untuk diuntil terlebih dahulu sebelum diaplikasikan ke lapangan sesuai

dengan cara yang telah ditentukan perusahaan.

Aplikasi Pemupukan

Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang

akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok

yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Tunggal Perkasa

Plantation aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanis dengan

menggunakan fertilizer spreader.

Pemupukan secara mekanis (fertilizer spreader). Dalam rangka

meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan

keefektifan pemupukan, PT Tunggal Perkasa Plantation melaksanakan

pemupukan dengan fertilizer spreader. Pemupukan secara manual dilakukan

untuk lahan-lahan yang tidak bisa dilewati fertilizer spreader. Pemupukan

menggunakan fertilizer spreader mulai dilaksanakan di PT TPP pada bulan April

2010. Pemupukan dengan fertilizer spreader tidak dapat diaplikasikan di semua

kebun karena hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat. Pemupukan secara

mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Pemupukan Secara Mekanis (Fertilizer Spreader)

(1) Persiapan Areal

Page 5: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

42

Sebelum dilakukan aplikasi pemupukan dengan menggunakan fertilizer

spreader, sebaiknya diperhatikan kebersihan areal. Persiapan lahan dilakukan

secara mekanik dengan menggunakan buldoser sehingga jalan bebas dari lubang

dan gundukan tanah serta tunggul/atau anak kayu. Selain itu juga penumpukan

pelepah pada gawangan mati agar diatur sehingga tidak menumpuk terlalu tinggi,

disarankan 2-3 tumpukan pelepah serta di dalam blok tidak terlalu banyak parit/titi

panen, sehingga traktor tidak terlalu sering bergerak memutar (belok).

(2) Pelaksanaan pemupukan

Sebelum dilakukan pemupukan, baik manual maupun mekanis harus

diketahui dulu dosis yang digunakan, jumlah pupuk, luas areal yang dipupuk, dan

jumlah pohon per hektar. Khusus untuk pemupukan secara mekanis dengan

fertilizer spreader harus dikalibrasi dulu dosis yang digunakan. Bagian-bagian

fertilizer spreader terdiri atas flow control berfungsi sebagai pengkalibrasi dan

pengatur dosis pupuk, deflector berfungsi sebagai pengatur arah dan jarak sebaran

pupuk, blower berfungsi sebagai tempat pengeluaran pupuk, dan hopper berfungsi

sebagai tempat penampung pupuk.

Aplikasi pemupukan dimulai dengan menyiapkan pupuk di gudang pupuk

yang kemudian dibawa dengan truk untuk diecer ke lahan aplikasi. Traktor dan

emdek digabungkan menjadi satu dengan posisi emdek di bagian belakang traktor.

Setelah pupuk diecer di lahan aplikasi, pupuk kemudian disimpan pada tempat

yang memakai alas supaya pupuk tidak tercecer. Pupuk diletakkan pada jalan

poros atau jalan yang memisahkan antar blok, hal tersebut untuk memudahkan

dalam proses pemupukan dengan menggunakan fertilizer spreader.

Setelah pupuk diecer, pupuk kemudian dimasukkan ke dalam fertilizer

spreader melalui jaringan dari besi untuk menjaga keamanan loader pupuk dan

menyaring pupuk apabila masih ada bongkahan-bongkahan pupuk atau sampah.

Fertilizer spreader Emdek-350 (Turbo Spin) dapat memuat pupuk sebanyak 750

kg akan tetapi pada aplikasi di lapangan pupuk yang dimuat hanya sekitar 500-

650 kg setiap kali sebar. Dengan target supaya pupuk tidak tercecer dan terbuang

percuma.

Setelah fertilizer spreader diisi pupuk maka pemupukan segera dimulai.

Pemupukan dimulai pada areal yang dekat dengan jalan. Traktor bergerak

Page 6: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

43

melewati jalan pikul sesuai dengan yang telah ditentukan. Pada saat aplikasi

pemupukan dilaksanakan, operator traktor dibantu oleh seorang helper yang

bertugas mengatur flow control.

(3) Dampak aplikasi pemupukan mekanis (fertilizer spreader)

Pada hasil penerapan pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader

harus dilakukan pengujian alat terlebih dahulu dan kalibrasi dosis pupuk sesuai

dengan dosis yang digunakan, agar kegiatan pemupukan dapat berjalan dengan

baik. Aplikasi pemupukan yang dilakukan menghasilkan mutu yang lebih baik

karena sebaran pupuknya lebih seragam dan merata di semua tempat, hal tersebut

akan memungkinkan untuk tudung akar lebih leluasa dalam menyerap unsur hara.

Pupuk yang disebar semuanya tidak ada yang berbentuk bongkahan karena

semuanya sudah melewati proses penyaringan, hal tersebut akan mengakibatkan

tanaman lebih efektif lagi dalam penyerapan unsur hara.

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang

menghambat sebelum pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer

spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul

yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan traktor untuk mencapai jalur

tersebut. Ada beberapa blok yang jalan pikulnya tidak terlihat karena tertutup oleh

gulma yang sangat rapat, terutama pada daerah yang berada di tengah blok.

Banyak pohon sawit yang berada di daerah rendahan, sehingga pada saat musim

hujan akan tergenang/terendam air. Pohon yang terendam pada saat aplikasi tidak

boleh dipupuk, pohon tersebut dipupuk apabila genangannya sudah surut,

sehingga aplikasi pemupukan dilakukan dengan manual dan dilakukan keesokan

harinya untuk memupuk beberapa pohon yang tergenang.

Pemupukan secara manual. Pemupukan secara manual dilakukan pada

daerah bergelombang atau rolling dan pada tanaman belum menghasilkan (TBM).

Organisasi pemupukan terdiri atas penguntil pupuk, pelansir, penabur, pengumpul

karung, dan mandor untuk mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan.

Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik,

kain untuk menggendong, dan takaran. Pemupukan secara manual pada tanaman

belum menghasilkan (TBM) dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 7: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

44

Gambar 6. Pemupukan Secara Manual pada Kelapa Sawit TBM

(1) Penguntilan pupuk

Penguntilan pupuk dilakukan di gudang afdeling dan dilakukan sehari

sebelum kegiatan pemupukan dilaksanakan. Sistem penguntilan pupuk yang

dilaksanakan yaitu dari setiap satu sak pupuk yang beratnya rata-rata 50 kg diuntil

menjadi dua bagian sama banyak yaitu setiap until 25 kg. Keterampilan tenaga

kerja penguntil sangat diperlukan karena tidak menggunakan alat takar until. Dari

hasil pengamatan penulis terhadap penimbangan sampel untilan, maka diperoleh

bahwa kegiatan penguntilan mempunyai rata-rata ketepatan 93.5 % per karung

untilan pupuk.

Ketersediaan karung sangat penting dalam penguntilan karena merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan penguntilan pupuk selain

dosis/untilan dan tenaga kerja.

(2) Pengangkutan dan pengeceran pupuk

Untilan pupuk yang telah disiapkan diangkut ke blok-blok yang akan

dipupuk dengan menggunakan truk. Selanjutnya pengeceran pupuk dilakukan

dengan kendaraan sepeda motor yang menggunakan keranjang, jika jarak blok

yang akan dipupuk dari gudang tidak terlalu jauh atau kondisi infrastruktur jalan

yang kurang memadai. Kendaraan pengangkut pupuk dari gudang ke lapangan

harus sudah dipastikan kesiapannya sehari sebelum kegiatan pemupukan.

Pengangkutan dan pengeceran pupuk dilakukan setelah apel pagi. Pengeceran

pupuk dilakukan sesuai dengan instruksi dari mandor. Pelaksanaan pengangkutan

dan pengeceran pupuk dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 8: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

45

(a) (b)

Gambar 7. Pelaksanaan Pengangkutan dan Pengeceran Pupuk dengan Truk (a)

dan Sepeda Motor (b)

(3) Pelangsiran dan penaburan pupuk

Untilan pupuk yang telah tersebar di lapangan atau di pinggir jalan lalu

dilansir oleh beberapa orang ke penabur pupuk seperti pada Gambar 8. Cara

tersebut cukup efisien dari segi waktu karena penabur tidak perlu membawa

untilan tersebut, cukup hanya memanggil pelansir. Pemupukan sudah

menggunakan alat takar yang telah dikalibrasi dengan tepat. Dengan demikian

unsur hara yang didapat masing-masing pohon bisa sesuai dengan rekomendasi

dosis per pohon. Alat tabur yang digunakan adalah mangkok dan gelas plastik.

Gambar 8. Pelansiran Untilan Pupuk ke Dalam Blok

Penaburan pupuk harus dilakukan secara merata dan tipis serta ditaburkan

pada tempat-tempat yang telah ditentukan seperti rumpukan pelepah dan bibir

piringan. Mandor pupuk bertugas mengawasi kerja penabur pupuk, memastikan

bahwa penabur menggunakan takaran yang telah dikalibrasi dan memastikan

Page 9: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

46

semua pokok terpupuk dengan dosis yang sama. Sistem pemupukan yang

diterapkan adalah sistem pemupukan tunggal. Sistem pemupukan tunggal yaitu

setiap afdeling yang memupuk tidak boleh ada pekerjaan lain selain kegiatan

pemupukan.

(4) Pengumpulan karung bekas untilan pupuk

Karung bekas pupuk digulung setiap 10 lembar karung. Kegiatan tersebut

berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan, selain itu juga

untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang

hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata

rapi. Karung bekas pupuk tersebut biasa digunakan untuk membuat tapak kuda

pada areal-areal miring (meminimalisir erosi dan pencucian pupuk), sebagai

tempat batu (pada perbaikan jalan), maupun sebagai alas brondolan buah sawit

pada TPH.

Efisiensi Aplikasi Pemupukan Mekanis dan Pemupukan Manual

Dari hasil pengamatan di lapangan aplikasi pemupukan dengan fertilizer

spreader memiliki sebaran pupuk yang merata dan seragam. Pada pemupukan

manual seringkali masih ada pupuk yang ditabur dalam bentuk bongkahan,

sedangkan dengan fertilizer spreader tidak ada yang berbentuk bongkahan kerena

semuanya sudah melewati proses penyaringan. Hal ini akan mengakibatkan

tanaman lebih efektif lagi dalam menyerap unsur hara. Losses atau kehilangan

hara pada pemupukan manual lebih besar dibandingkan dengan pemupukan

fertilizer spreader, karena pada pemupukan manual digunakan tenaga kerja yang

cukup banyak sekitar 15 - 25 orang setiap satu kali pemupukan. Sedangkan

kebutuhan tenaga kerja dalam pemupukan mekanis lebih sedikit hanya

membutuhkan 3 orang yaitu 1 orang sebagai operator traktor dan 2 orang sebagai

helper pada fertilizer spreader. Helper bertugas untuk memasukkan pupuk ke

dalam hopper yang berfungsi sebagai tempat penampung pupuk.

Pemupukan mekanis dengan fertilizer spreader membutuhkan biaya

investasi yang lebih besar dari pemupukan manual yaitu untuk pembelian traktor

dan fertilizer spreader, hanya dapat diterapkan pada areal datar sampai landai

dengan kemiringan lereng 0.50, serta terjadi pemadatan tanah pada jalan pikul

Page 10: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

47

yang dilewati fertilizer spreader. Selain itu juga pertumbuhan gulma dan

kompetisi penyerapan hara dengan gulma lebih terjadi dibandingkan dengan

pemupukan manual, karena pada pemupukan yang menggunakan Fertilizer

spreader pupuk yang disebar lebih merata ke semua permukaan tanah yang

memungkinkan gulma yang hidup di sana akan lebih cepat untuk hidup. Efisiensi

pemupukan berdasarkan cara aplikasinya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Efisiensi Pemupukan Manual dan Fertilizer

Spreader

Uraian Manual Fertilizer Spreader

Prestasi kerja

Investasi

Tenaga kerja

Kualitas aplikasi

Pengawasan

Distribusi

Kehilangan hara

Pertumbuhan gulma

Kompetisi penyerapan hara dengan gulma

Pemadatan tanah

Areal aplikasi

Optimalisasi

1.58 ha/HK

Kecil

Banyak

Kurang terjamin

Intensif

Tidak merata

Terjadi/ada

Normal

Terjadi

Tidak terjadi

Tidak terbatas

Resiko tinggi

6.4 ha/HK

Besar

Sedikit

Terjamin/seragam

Tidak intensif

Merata

Terjadi/ada

Lebih cepat

Lebih terjadi

Terjadi

Kemiringan 0-50

Resiko minimum

Sumber: Kantor Besar PT Tunggal Perkasa Plantations (2010)

Keefektifan Pemupukan

Pekerjaan pemupukan dinyatakan berhasil dengan baik (tuntas) apabila

pemupukan dilaksanakan secara blok ke blok yang artinya semua blok terpupuk

dengan dosis yang sesuai. Tidak ada pemupukan yang dilakukan pada suatu blok

dalam keadaan tidak tuntas (selesai), kecuali terjadi hujan besar secara tiba-tiba.

Pemupukan yang dilakukan juga harus sesuai dengan prinsip 5 T yaitu tepat jenis,

tepat dosis, tepat waktu, tepat cara, dan tepat tempat agar keefektifan pemupukan

dapat tercapai.

Tepat jenis. Jenis pupuk yang diaplikasikan pada pemupukan di Afdeling

Viktor Kebun Radang Seko Banjar Balam ditetapkan berdasarkan rekomendasi

Function Tanaman, PT Astra Agro Lestari Tbk. Jenis pupuk yang digunakan telah

sesuai dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Pupuk yang

diaplikasikan adalah pupuk tunggal dan pupuk campuran. Pupuk tunggal yang

Page 11: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

48

digunakan yaitu MOP untuk memenuhi kebutuhan unsur K, Rock Phosphate (RP)

untuk memenuhi unsur P, Dolomite dan Kieserite untuk memenuhi kebutuhan

unsur Mg, dan Urea untuk memenuhi kebutuhan unsur N. Pupuk campuran yang

digunakan yaitu NPK 12-12-17.

Nitrogen merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk

pertumbuhan vegetatif tanaman, pembentukan protein, sintesis klorofil, membantu

proses metabolisme, dan pada tanaman muda diperlukan untuk menunjang agar

saat TM batangnya sehat dan kuat. Gejala defisiensi N umumnya dijumpai pada

tanaman di tanah mineral, antara lain daun pada pelepah tua berwarna hijau pucat

sampai kuning.

Fosfor merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk energi pada

proses asimilasi, mendorong pembentukan perakaran pada awal pertumbuhan

tanaman, dan meningkatkan daya absorbsi hara dari dalam tanah. Gejala defisiensi

P yaitu tanaman tumbuh kerdil dengan pelepah yang pendek, tajuk berbentuk

piramida terbalik, dan batang yang meruncing.

Kalium merupakan unsur hara penting yang diperlukan untuk membantu

proses fotosintesis pada daun dan metabolisme tanaman, menjaga keseimbangan

Mg dalam tanaman, penting dalam menentukan jumlah dan pembentukan ukuran

janjangan, serta penting dalam ketahanan tanaman dalam serangan penyakit.

Gejalah defisiensi K yaitu pelepah daun tua pada bagian bawah berwarna

kuningtua kecokelatan dan berbintik orange (orange spot).

Magnesium merupakan unsur hara penting yang dalam penyusunan klorofil

yang berperan dalam proses fotosintesis. Gejala defisiensi Mg yaitu tampak dari

helai daun tua sebagian menguning dan sebagian lagi tetap berwarna hijau. Daun

tampak berwarna kuning khususnya jika terkena sinar matahari.

Tepat dosis. Setiap pupuk yang diaplikasikan harus diupayakan dapat

diserap tanaman secara maksimal. Oleh karena itu perlu ditetapkan dosis yang

tepat untuk masing-masing tanaman. Apabila dosis pemupukannya kurang,

tanaman tidak dapat tumbuh sesuai harapan, demikian juga apabila dosisnya

berlebihan. Dosis adalah jumlah satuan pupuk (biasanya dalam gram atau

kilogram) yang diberikan pada pohon kelapa sawit pada tiap aplikasi.

Page 12: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

49

Dosis aplikasi pupuk di kebun PT TPP ditetapkan oleh bagian riset dan

development (R & D) berdasarkan hasil proses analisis tanah, analisis daun,

analisis produksi per blok, dan pemeriksaan visual tiap tahun.

Penulis hanya mengamati ketepatan dosis pupuk NPK pada tanaman belum

menghasilkan (TBM) dengan dosis 500 gram per pohon. Penulis mengambil 30

sampel ember dari 3 orang pemupuk (tiap orang 10 sampel ember). Setiap kali

jalan pemupuk membawa ember yang berisi pupuk 12 kg. Standar perusahaan

yaitu 24 pohon per ember. Hasil pengamatan ketepatan dosis pemupukan NPK

disajikan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Ketepatan Dosis Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP

Sampel

Ember

Bobot

Pupuk per

Ember (kg)

Standar

Kebun

(pohon)

Pengamatan

(Penabur ke-)

Ketepatan

Dosis (%)

1 2 3 Rata-rata

.…...………(pohon)………….…

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

12

12

12

12

12

12

12

12

12

12

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

25

24

24

25

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

25

25

24

24

24

24

24

24

24.00

24.00

24.67

24.33

24.00

24.33

24.00

24.00

24.00

24.00

100.00

100.00

97.28

98.64

100.00

98.64

100.00

100.00

100.00

100.00

Rata – rata 242 240 242 241.33 99.44

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 9 di atas terlihat bahwa rata-rata persen ketepatan dosis

pemupukan secara umum adalah 99.44 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa penggunaan dosis pemupukan NPK mendekati ketepatan dosis 100 persen.

Pemberian dosis pupuk untuk tiap pohon di Afdeling Viktor ini bisa

dikatakan sudah tepat dosis, karena kebutuhan pupuk tiap blok yang telah

ditentukan afdeling teraplikasi seluruhnya dengan baik tanpa ada kekurangan dan

kelebihan. Pekerja penabur telah menggunakan alat takar pupuk yang telah

dikalibrasi terlebih dahulu, alat tabur yang digunakan yaitu mangkok plastik untuk

dosis 500 gram dan gelas plastik untuk 200 gram.

Page 13: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

50

Tepat waktu. Penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan

dengan kisaran curah hujan 100 – 200 mm/bulan, sedangkan penaburan pupuk

RP, MOP, Borate, dan Kieserit dapat dilakukan kapan saja tidak bergantung pada

musim. Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu pada

semester satu (Januari – Juni) dan semester dua (Juli – Desember).

Salah satu faktor yang berpengaruh penting dalam keefektifan pemupukan

adalah curah hujan. Hal tersebut sangat menentukan tingkat penyerapan hara

pupuk oleh tanaman dan kemungkinan kehilangan hara pupuk akibat penguapan

(volatilisasi), pencucian (leaching), aliran permukaan (run off) dan erosi. Waktu

yang tepat untuk pemupukan adalah pada awal dan akhir musim hujan.

Pemupukan dilakukan saat curah hujan rendah, tidak pada musim kemarau (CH <

75 mm) dan curah hujan tinggi (CH > 250 mm). Jika pemupukan dilakukan pada

bulan dengan curah hujan tinggi, akan menyebabkan terjadinya pencucian. Jika

pemupukan dilakukan pada bulan dengan curah hujan yang rendah, maka tanaman

tidak mampu mengabsorbsi unsur hara.

Hasil pengamatan penulis selama magang di perusahaan ini, pelaksanaan

pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan

perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung

pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk

ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, NPK, dan Kieserite di

Afdeling Viktor dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Waktu Pemupukan Kelapa Sawit di Afdeling Viktor PT TPP

Jenis pupuk Bulan Rekomendasi Bulan Realisasi

Urea

NPK

Kieserite

Februari/Juni

Februari/Maret/Mei

Februari/Maret/Mei

Maret/Juni

Februari/Maret/Mei

Februari/Maret/Mei

Sumber: Kantor Afdeling Viktor (2010)

Tepat cara dan tepat tempat. Cara aplikasi pupuk sebagian besar sudah

tepat yaitu dengan cara ditebar secara merata pada piringan pohon, pupuk tidak

menggumpal karena dilakukan penguntilan terlebih dahulu. Jika di lapangan

Page 14: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

51

masih ditemukan pupuk yang menggumpal maka sebelum ditabur, pupuk tersebut

dihancurkan terlebih dahulu oleh pelansir pupuk. Penempatan pupuk dilakukan

dengan mempertimbangkan penyebaran akar tanaman yang aktif menyerap unsur

hara dalam tanah (1 - 1.5 meter dari pohon).

Pengamatan ketepatan cara dilakukan oleh penulis dengan mengambil 30

sampel tanaman dari 3 orang pemupuk (masing-masing 10 sampel tanaman).

Penulis hanya mengamati ketepatan cara pada pemupukan NPK di Blok 5, dengan

menghitung rata-rata jarak pupuk yang ditabur dari pokok kemudian dibandingkan

dengan standar perusahaan (150 cm). Hasil pengamatan ketepatan penaburan

pupuk NPK dari pokok kelapa sawit disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Ketepatan Penaburan Pupuk NPK di Afdeling Viktor PT TPP

Tanaman

ke-

Jarak Standar

Penaburan

Pupuk dari

Pokok (cm)

Penabur ke- Rata-rata jarak

dari pohon

(cm)

Ketepatan

Penaburan

Pupuk dari

Pokok (%) 1 2 3

……….(cm)………..

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

150

150

150

150

150

150

150

150

150

150

170

175

160

160

174

160

167

170

157

154

167

159

155

170

164

172

170

155

157

160

180

164

173

158

170

160

159

163

173

158

172.33

166.00

162.67

162.67

169.33

164.00

165.33

162.67

162.33

157.33

87.04

90.36

92.21

92.21

88.58

91.46

90.72

92.21

92.40

95.34

Rata-rata 164.7 162.9 165.8 164.47 91.20

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa rata-rata ketepatan penaburan pupuk

NPK dari pokok kelapa sawit adalah 91.20 persen. Hasil tersebut dapat dikatakan

bahwa ketepatan penaburan pupuk NPK dari pokok kelapa sawit mendekati 100

persen.

Kehilangan Pupuk

Kehilangan pupuk dapat terjadi mulai dari penerimaan pupuk di gudang,

penguntilan pupuk, pemuatan untilan ke kendaraan untuk mengecer, pengeceran

untilan ke lapangan, serta penuangan pupuk ke ember dan penaburan pupuk,

Page 15: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

52

walaupun kehilangannya pada setiap tahap tersebut sangat sedikit. Kehilangan

pupuk tersebut akan menimbulkan kerugian dalam hal biaya serta berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Pada saat penguntilan, kehilangan pupuk sering terjadi akibat penggunaan

karung yang tidak layak untuk penguntilan dan pengikatan untilan yang tidak kuat

(bocor). Pada saat pemuatan untilan ke kendaraan juga terjadi kehilangan pupuk.

Karyawan pemuat umumnya melemparkan untilan ke dalam kendaraan sehingga

sering menyebabkan karung untilan tersebut bocor lalu pupuknya tercecer.

Pada saat pengeceran pupuk, kehilangan pupuk terjadi saat untilan dari

kendaraan dilemparkan ke tepi jalan. Lemparan tersebut dapat menyebabkan

terbukanya ikatan untilan dan pecahnya karung sehingga pupuk tercecer.

Kehilangan pupuk tersebut dapat diminimalisir dengan adanya kontrol mandor

terhadap karyawan untuk mengikat untilan dengan kuat, penggunaan karung yang

tidak bocor, pemuatan dan pengeceran untilan pupuk dengan hati-hati, serta

penuangan pupuk ke ember harus hati-hati.

Pada saat magang penulis melakukan pengamatan kehilangan pupuk Urea

mulai dari penguntilan pupuk, pengeceran pupuk, penuangan pupuk ke ember, dan

penaburan pupuk dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Kehilangan Pupuk Urea di Afdeling Viktor PT TPP

No. Uraian Kehilangan Pupuk Urea dari Aplikasi 4 ton

(kg) (%)

1

2

3

4

Penguntilan pupuk

Pengeceran pupuk

Penuangan pupuk ke ember

Penaburan pupuk

1.50

3.75

1.30

0.85

0.04

0.09

0.03

0.02

Total kehilangan 7.60 0.19

Sumber: Pengamatan di lapangan (2010)

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa kehilangan pupuk tertinggi terjadi saat

pengeceran pupuk ke lapangan dan kehilangan pupuk yang terendah terjadi saat

penaburan pupuk ke pohon kelapa sawit. Hasil tersebut dapat dikatakan bahwa

Page 16: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

53

kehilangan pupuk Urea yang terjadi tidak tinggi yaitu hanya 0.19 persen dari 4 ton

Urea.

Faktor Penunjang dan Hambatan Pelaksanaan Pemupukan

Pemupukan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi status

pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan menentukan produksi TBS. Oleh

karena itu pelaksanaan pemupukan di lapangan harus dilakukan dengan benar dan

tepat waktu. Faktor penunjang kegiatan pemupukan di lapangan antara lain: (1)

perencanaan yang dilakukan dengan cermat yaitu penentuan rekomendasi pupuk,

jenis pupuk dan penyediaan pupuk yang cukup dan tepat waktu; (2) organisasi

kerja yang meliputi tenaga kerja dan trasportasi; (3) kontrol dan pengawasan.

Kontrol terhadap pekerjaan pemupukan harus dilaksanakan secara seksama guna

menghindari terjadinya kesalahan aplikasi di lapangan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak sekali permasalahan yang

ditemui selama kegiatan pemupukan. Permasalahan tersebut antara lain kesulitan

dalam penentuan jumlah kebutuhan pupuk secara tepat disebabkan jumlah pohon

saat penentuan rekomendasi yang berdasarkan tegakan perhektar (SPH) berbeda

dengan jumlah dan kondisi pohon yang ada di lapangan, sehingga perlu diadakan

sensus pohon secara rutin untuk menentukan jumlah tanaman dan keadaan blok.

Ketidaksiapan lapangan untuk dilaksanakannya pemupukan, yaitu piringan

belum siap dipupuk karena gulma belum dikendalikan; hambatan karena hujan

lebat, sehingga blok yang akan dipupuk menjadi banjir dan jalan rusak; kesalahan

yang dilakukan tenaga kerja pada saat berlangsungnya kegiatan pemupukan di

lapangan, antara lain masih adanya beberapa pohon yang belum dipupuk,

penaburan pupuk di piringan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan.

Ada beberapa hal yang sering menjadi kendala dan penghambat dalam

pelaksanaan pemupukan antara lain karena kondisi infrastruktur yang kurang baik,

seperti jalan rusak sehingga kendaraan yang digunakan untuk pengeceran pupuk

mengalami kesulitan melalui jalan tersebut. Hambatan juga terjadi karena

topografi areal/blok yang bergelombang, areal/blok yang berawa-rawa, serta

jumlah titi panen yang kurang dan tidak layak juga menjadi kendala bagi para

penabur untuk masuk ke dalam blok.

Page 17: Evaluasi pemupukan pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di

54

Hal yang menjadi kendala di atas perlu mendapat perhatian khusus karena

dapat menimbulkan kerugian dan mempengaruhi keefektifan pemupukan.

Misalnya pemupukan akan membutuhkan waktu yang lama, ada tanaman yang

belum mendapatkan pupuk, dan kehilangan pupuk karena tercecer.