Upload
trinhkhanh
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB PADA PASIEN NYERI
PUNGGUNG BAWAH DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Immanuel Cahyo Hari Mulia
NIM : 138114010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT CELECOXIB PADA PASIEN NYERI
PUNGGUNG BAWAH DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Immanuel Cahyo Hari Mulia
NIM : 138114010
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Aku mengucap syukur kepada Allah-ku
setiap kali aku mengingat kamu.
Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita”
( Filipi 1 : 3,4 )
Kupersembahkan karya ini untuk :
Orangtuaku tersayang yang selalu mendoakan dan
mendukung
Kedua kakakku, mas Kris dan mba Nila yang selalu
menjadi teladan bagi adiknya
Sahabat-sahabat yang selalu ada untuk memberikan
senyuman
serta almamaterku tercinta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala
berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Evaluasi Penggunaan Obat Celecoxib
pada Pasien Nyeri Punggung Bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta”
sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt, selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan izin dan arahan kepada peneliti.
2. Dr. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes, Sp.S, selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, wawasan dan
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. dan Bapak Dr. Yosef Wijoyo,
M.Si., Apt., selaku dosen penguji atas semua saran dan dukungan yang
membangun.
4. Kepala Rumah Sakit Bethesda dan Poli Saraf rawat jalan yang memberikan
ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian dan pengambilan data.
5. Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana, yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian.
6. Seluruh Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan kepada penulis selama proses
perkuliahan.
7. Teman-teman seperjuangan skripsi “Gregorius Kris, Krisyonas Rendra, Tiara
Triasari, Maria Atika, Dias Rosari, Susi Susanti, Veronika Fidelia, Florentina
Kassandra, Reny Indriawati yang selalu berjuang bersama dan saling
memberikan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
INTISARI
Pendahuluan: Nyeri punggung bawah merupakan keluhan rasa nyeri, ketegangan
otot, atau kekakuan yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja. Celecoxib
termasuk golongan Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) yang selektif
menghambat enzim siklooksigenase-2 (COX-2) digunakan untuk mengurangi
intensitas nyeri. Penatalaksanaan terapi nyeri perlu mempertimbangkan kondisi
risiko gastrointestinal dan kardiovaskuler untuk mencegah keterulangan riwayat
penyakit faktor risiko.
Tujuan: Mengevaluasi penggunaan obat celecoxib meliputi aspek indikasi,
informasi dosis, efek samping obat, dan interaksi obat.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan
penelitian case series yang menggunakan data retrospektif dengan data rekam
medik elektronik melalui komputer pada pasien nyeri punggung bawah di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016. Evaluasi penggunaan
obat celecoxib dianalisis dengan metode SOAP (subjective, objective, assessment,
plan).
Hasil: Data 130 pasien nyeri punggung bawah terdiri dari 46 laki-laki (35,4%) dan
84 perempuan (64,6%). Aspek kesesuaian indikasi berdasarkan kondisi risiko
gastrointestinal (GI) dan risiko kardiovaskuler (CV) sebesar 73,1%; aspek
kesesuaian regimen dosis celecoxib berdasarkan kesesuaian kondisi risiko GI dan
CV sebesar 56,9%; aspek efek samping pengobatan yang muncul sebesar 6,9%
diantaranya hipertensi (6,1%) dan dispepsia (0,8%); dan aspek interaksi obat
diantaranya hanya bersifat signifikan (39,2%) dan minor (33,8%).
Simpulan: Kesesuaian indikasi (73,1%) dan kesesuaian regimen dosis celecoxib
(56,9%) berdasarkan kondisi risiko GI dan CV perlu ditingkatkan.
Kata kunci: Celecoxib, nyeri punggung bawah, evaluasi penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACT
Background: Low back pain is a complaint of pain, muscle tension, or stiffness
leading to decreased work productivity. Celecoxib is Non Steroid Anti-
Inflammatory Drugs (NSAIDs) that selectively inhibits the enzyme
cyclooxygenase-2 (COX-2) which can reduce the intensity of pain. Management of
pain therapy should consider the gastrointestinal risk and cardiovascular risk
conditions to prevent repeatability history of disease risk factors.
Aim: Evaluating the use of celecoxib medications, include aspects of indication,
dosage information, drug side effects, and drug interactions.
Methods: The study was observational descriptive case series study design using
retrospective data with electronic medical records through a computer in patients
with low back pain at Bethesda Hospital in Yogyakarta period 2015/2016. Drug use
evaluation of celecoxib was analyzed by SOAP (subjective, objective, assessment,
plan).
Results: Data from 130 patients with low back pain consisted of 46 males (35.4%)
and 84 women (64.6%). Aspects of suitability indication based on the
gastrointestinal risk (GI) and cardiovascular risk (CV) conditions is 73.1%;
suitability aspects celecoxib dose regimen based on the suitability of GI risk and
CV risk conditions 56.9%; aspects of drug side effects is 6.9% including
hypertension (6.1%) and dyspepsia (0.8%); and aspects of drug interactions are
significant (39.2%) and minor (33.8%).
Conclusions: The suitability indication (73.1%) and the suitability of celecoxib
dose regimen (56.9%) based on the GI risk and CV risk conditions need to be
improved.
Keywords: Celecoxib, low back pain, drug use evaluation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .............................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
INTISARI ........................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 4
KESIMPULAN .................................................................................................. 12
SARAN .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
LAMPIRAN ....................................................................................................... 17
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I. Persentease karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin ............... 4
Tabel II. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma ........................ 10
Tabel III. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma ... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Profil faktor risiko gastrointestinal (GI) dan faktor risiko
kardiovaskuler (CV) ...................................................................... 6
Gambar 2. Algoritma penggunaan obat celecoxib ........................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data pengobatan pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni 2016 (Subjective
dan objective) ................................................................................... 17
Lampiran 2. Persentase kondisi diagnosa pada pasien nyeri punggung bawah .... 53
Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan obat celecoxib ...... 53
Lampiran 4. Faktor risiko gastrointestinal (GI) (Assessment) .............................. 56
Lampiran 5. Faktor risiko kardiovaskuler (CV) (Asssesment) .............................. 62
Lampiran 6. Kesesuaian indikasi dan regimen dosis celecoxib terhadap
algoritma faktor risiko (Assessment) ................................................ 67
Lampiran 7. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma
(Assessment) ..................................................................................... 70
Lampiran 8. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma
(Assessment) ..................................................................................... 71
Lampiran 9. Efek samping pengobatan (Assessment) ........................................... 72
Lampiran 10. Persentase efek samping pengobatan (Assessment)........................ 72
Lampiran 11. Kategori interaksi obat (Assessment) .............................................. 73
Lampiran 12. Keterangan interaksi obat (Assessment) ......................................... 78
Lampiran 13. Persentase kategori interaksi obat (Assessment) ............................. 79
Lampiran 14. Plan (P) terhadap subjective, objective, dan assessment ............... 80
Lampiran 15. Ethical Clearance .......................................................................... 92
Lampiran 16. Surat izin penelitian ........................................................................ 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Nyeri Punggung Bawah (NPB) adalah salah satu keluhan karena kehilangan fungsi
tubuh pada tulang belakang bagian bawah yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja
(Mayhew, 2010). Beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya NPB antara lain pekerjaan
berat dengan gerakan yang menimbulkan cedera otot dan saraf, posisi tidak bergerak dalam
waktu yang lama, dan waktu pemulihan yang tidak memadai karena kurang istirahat
(Patrianingrum, 2015).
Nyeri punggung bawah dialami oleh 70% orang di negara-negara maju (McIntosh
dan Hall, 2011). Nyeri punggung bawah termasuk dalam sepuluh penyakit berbeban tinggi
di dunia. Global Burden of Disease Study (GBD) 2010 menyatakan bahwa prevalensi nyeri
punggung bawah di dunia 9,17% dengan jumlah populasi 632.045 jiwa. Berdasar jenis
kelamin, prevalensi pada laki-laki lebih tinggi sebesar 9,64% daripada perempuan sebesar
8,70% (Vos et al., 2010). Di Indonesia tidak terdapat data yang menunjukkan prevalensi
nyeri punggung bawah secara jelas, tetapi prevalensi penyakit sendi di Indonesia
berdasarkan diagnosis atau gejala menurut Riskesdas (2013) sebesar 24,7%. Prevalensi pada
perempuan lebih tinggi (27,5%) dari laki-laki (21,8%).
Sebanyak 88,3% pasien diberikan pengobatan nyeri punggung bawah
menggunakan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) sebagai terapi lini kedua setelah
paracetamol sebagai lini pertama karena OAINS memiliki potensi mengurangi nyeri yang
lebih signifikan daripada paracetamol. Terapi farmakologi lainnya yang diresepkan
sebanyak 10,4% paracetamol dengan kombinasi dengan kodein, 9% muscle relaxants, 6,3%
paracetamol, 5,2% steroids, dan 2,9% tramadol (Piccoliori et al., 2013).
Penelitian Roelofs et al. (2011) menunjukkan OAINS efektif untuk mengurangi
gejala jangka pendek pada pasien nyeri punggung bawah akut dan kronis. Efek samping
yang lebih sedikit ditunjukkan pada OAINS selektif COX-2 inhibitor dibandingkan OAINS
non-selektif. Efek samping COX-2 inhibitor adalah peningkatan resiko kardiovaskuler pada
populasi pasien tertentu.
Bedaiwi et al. (2016) menyatakan bahwa efek obat celecoxib (200 mg dua kali
sehari) lebih tinggi dalam mengatasi nyeri dibandingkan dengan acetaminophen (500 mg
dua kali sehari) pada pasien nyeri punggung bawah non-spesifik. Selain itu, efek samping
minimal ditunjukkan bahwa celecoxib lebih efektif digunakan karena kejadian ulkus saluran
cerna bagian atas (perdarahan, perforasi, atau kerusakan lambung) lebih rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dibandingkan dengan OAINS non-spesifik seperti naproxen, diklofenak, dan ibuprofen
sehingga penggunaannya lebih aman digunakan (Goldstein et al., 2000)
Obat antiinflamasi non steroid memiliki efek samping pada saluran cerna yang
menyebabkan ulkus peptikum, penurunan fungsi ginjal, dan kardiovaskuler. Interaksi
dengan obat lain yang digunakan pasien dengan penyakit penyerta kardiovaskuler, seperti
obat golongan antihipertensi menyebabkan tidak terkontrolnya tekanan darah. Celecoxib
yang termasuk COX-2 inhibitor merupakan OAINS dapat memicu peningkatan infark
miokard dan stroke sehingga penggunaan OAINS harus diawasi terhadap efek samping yang
timbul (Stollberger dan Finsterer, 2003).
Solomon et al. (2005) melakukan penelitian kejadian kardiovaskuler bahwa
celecoxib (200 mg dan 400 mg yang diberikan dua kali sehari) dalam pencegahan adenoma
kolorektal mengakibatkan kematian karena kejadian kardiovaskuler, infark miokard, stroke,
atau gagal jantung sebesar 1% pada placebo, dibandingkan dengan celecoxib 200 mg dua
kali sehari sebesar 2,3%, dan celecoxib 400 mg dua kali sehari sebesar 3,4%. Selain kejadian
tersebut, hipertensi juga merupakan salah satu komorbiditas nyeri akibat penggunaan obat
antinyeri khususnya OAINS (Aw et al., 2005).
Laporan berdasarkan data Badan POM RI tahun 2014 menunjukkan penggunaan
OAINS masuk dalam profil 10 besar golongan obat yang diduga menimbulkan efek samping
obat. Golongan OAINS menempati urutan ke-3 sebesar 16% (Badan POM RI, 2015).
Penatalaksanaan nyeri perlu memperhatikan fungsi metabolisme yang menurun, penyakit
penyerta yang dialami, dan konsumsi obat lainnya (Pinzon, 2015).
Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan obat celecoxib meliputi
aspek indikasi, informasi dosis, efek samping pengobatan, dan interaksi obat pada pasien
nyeri punggung bawah. Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran mengenai evaluasi
penggunaan OAINS khususnya celecoxib dengan menyesuaikan kondisi pasien dengan
risiko gastrointestinal dan risiko kardiovaskuler dan meminimalkan efek samping obat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan sifat
pengambilan data secara retrospektif yang berasal dari rekam medik pasien. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah case series. Instrumen penelitian ini adalah rekam medik
elektronik melalui komputer. Penelitian ini dilaksanakan di poliklinik saraf Rumah Sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bethesda pada periode Juli 2015 - Juni 2016. Subyek penelitian ini adalah rekam medik
pasien sebanyak 130 kasus.
Desain sampel yang digunakan adalah non-random sampling dengan jenis
consecutive sampling. Kriteria inklusi penelitian ini adalah pasien rawat jalan, pasien
terdiagnosa nyeri punggung bawah dengan peresepan celecoxib pertama kali pada periode
Juli 2015 - Juni 2016, dan usia ≥ 18 tahun. Kriteria eksklusi penelitian ini adalah pasien
dengan catatan rekam medik yang tidak lengkap.
Permohonan izin berupa ethical clearance yang diajukan kepada Komisi Etik
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana Yogyakarta. Surat izin penelitian dikeluarkan oleh Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta.
Pengambilan data dilakukan dengan menelusuri rekam medik elektronik melalui
komputer yang berupa kasus nyeri punggung bawah. Berdasarkan data yang diperoleh
dicatat nomor registrasi rekam medik, usia, jenis kelamin, anamnesis, diagnosis, riwayat
penyakit, riwayat pengobatan, obat-obatan yang digunakan bersama obat celecoxib,
kesesuaian indikasi, regimen dosis celecoxib, dan efek samping pengobatan. Data rekam
medik pasien yang telah diperoleh secara lengkap ditabulasi dengan microsoft excel sehingga
dapat disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa keterangan seperti pada lampiran.
Evaluasi penggunaan obat celecoxib dianalisis dengan menggunakan metode SOAP
(Brown et al., 2007), yaitu: subjective (S), berisi data yang diambil dari rekam medik
meliputi usia, jenis kelamin, anamnesis, diagnosa, riwayat penyakit, dan riwayat pengobatan
(Lampiran 1); objektive (O), berisi data yang diambil dari rekam medik meliputi hasil
pemeriksaan radiologi, tekanan darah, dan penatalaksanaan obat yang diterima pasien
(Lampiran 1); assessment (A) merupakan penilaian terkait penggunaan obat celecoxib pada
pasien nyeri punggung bawah yang dilakukan oleh peneliti meliputi indikasi terhadap
kesesuaian terapi celecoxib diberikan kepada pasien yang memiliki faktor risiko GI dan
faktor risiko CV berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline
(2009), Scarpignato et al. (2015), dan Lanas et al. (2011); informasi dosis berupa regimen
pengobatan berdasarkan acuan Scarpignato et al. (2015) dan Lanas et al. (2011) (Lampiran
4, 5, 6, 7, dan 8); efek samping obat (Lampiran 9 dan 10) berdasarkan acuan Perhimpunan
Reumatologi Indonesia (2014); dan interaksi obat (Lampiran 11, 12, dan 13) berdasarkan
acuan Medscape Drug Interaction Checker dengan membagi tiga kategori sifat interaksi
obat, yaitu kategori minor, signifikan, dan serius; dan plan (P) atau rekomendasi merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
saran yang diberikan dalam penggunaan obat celecoxib pada pasien nyeri punggung bawah
berdasarkan literatur yang mendukung jika ditemukan ketidaksesuaian terapi (Lampiran 14).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dimulai dengan penelusuran data pasien nyeri punggung bawah rawat
jalan di poliklinik saraf Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada periode Juli 2015 - Juni
2016. Data diambil melalui rekam medik elektronik melalui komputer. Data yang dapat
tercatat sebanyak 130 kasus dengan kriteria pasien rawat jalan, pasien terdiagnosa nyeri
punggung bawah dengan peresepan celecoxib pertama kali pada periode Juli 2015 - Juni
2016, dan usia ≥ 18 tahun.
Karakteristik usia dan jenis kelamin
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya nyeri punggung bawah salah satunya
adalah faktor individu. Faktor individu dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. Nyeri
punggung bawah dapat dialami di segala usia. Sejalan dengan meningkatnya usia akan
terjadi degenerasi pada tulang, kerusakan jaringan, dan pengurangan cairan (Andini, 2015).
Distribusi karakteristik usia dan jenis kelamin penelitian ini dapat dilihat pada tabel I.
Tabel I. Persentease karakteristik berdasarkan usia dan jenis kelamin
Karakteristik
Pasien
Jenis Kelamin Total
Laki-laki Perempuan
n = 46 % = 35,4 n = 84 % = 64,6 n = 130 % = 100
Usia (tahun)
18-24
1
0,8
2
1,5
3
2,3
25-29 - - 1 0,8 1 0,8
30-34 3 2,3 1 0,8 4 3,1
35-39 3 2,3 5 3,8 8 6,2
40-44 6 4,6 12 9,2 18 13,8
45-49 7 5,9 15 11,5 22 16,9
50-54 7 5,9 16 12,3 23 17,7
55-59 7 5,9 7 5,4 14 10,8
60-64 3 2,3 10 7,7 13 10,0
65-69 6 4,6 9 6,9 15 11,5
70-74 2 1,5 5 3,8 7 5,4
75-79 1 0,8 1 0,8 2 1,5
Kejadian tertinggi nyeri punggung bawah pada penelitian ada pada usia 55 tahun
sebesar 17,7% dan terendah dimulai dari usia 25 tahun sebesar 0,8% (Tabel I). Hal ini
menunjukkan kejadian nyeri punggung bawah meningkat seiring bertambahnya umur. Hal
ini diperkuat menurut WHO (2017) prevalensi meningkat pada umur 35 sampai 55 tahun.
Kejadian terjadinya NPB pada penelitian lebih banyak terjadi pada perempuan
sebesar 64,4% dibandingkan laki-laki sebesar 35,4% (Tabel I). Hal ini serupa menurut
Riskesdas (2013) bahwa prevalensi penyakit sendi di Indonesia, termasuk nyeri punggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bawah berdasarkan jenis kelamin, perempuan kejadiannya lebih besar dibandingkan laki-
laki. Penyebab nyeri punggung bawah pada setiap individu dapat berbeda-beda karena
aktivitas fisik, durasi aktivitas, faktor penuaan, kekuatan otot, atau mobilitas tulang belakang
yang kurang memadai (Norasteh, 2012).
Kondisi nyeri punggung bawah
Pada 130 kasus nyeri punggung bawah pada penelitian ini, kondisi keluhan pasien
yang paling sering umum dialami adalah nyeri pada pinggang, nyeri pada punggung atau
nyeri boyok, kesemutan, kemeng, dan nyeri yang terasa hingga bagian bahu, leher, paha,
kaki, atau tungkai. Hasil diagnosa NPB diketahui melalui rekam medik elektronik komputer
berdasarkan kode ICD 10 (International Classification of Disease revisi 10) yaitu M 54.5.9.
Hasil diagnosa dapat menentukan kondisi-kondisi penyebab NPB dengan hasil radiologi
melalui MRI (Magnetic Resonance Imaging). MRI dapat mengidentifikasi ketidaknormalan
tulang belakang, meliputi spinal stenosis, spondylolisthesis, hernaiated disc, degenerasi
diskus, penyempitan diskus yang mempengaruhi akar saraf yang berkaitan dengan kondisi
nyeri punggung bawah (Endean et al., 2011).
Kondisi nyeri punggung bawah berdasarkan diagnosa dapat dilihat pada lampiran 2,
ditunjukkan pada penelitian bahwa nyeri punggung bawah non-spesifik adalah yang terbesar
yaitu 49,2%. Nyeri punggung bawah non-spesifik pada penelitian ini termasuk pasien yang
tidak terdapat hasil radiologi MRI. Nyeri punggung bawah non-spesifik adalah istilah yang
digunakan untuk nyeri punggung yang tidak dapat dikenali patologi dan gejalanya seperti
infeksi, tumor, osteoporosis, rematoid artritis, fraktur, atau inflamasi (McIntosh dan Hall,
2011).
Herniated disk dialami sebesar 46,2% merupakan kondisi tidak normal yang terdapat
pada diskus invertebralis disebabkan karena tonjolan nucleus pulposus pada celah annulus
fibrosus sehingga tidak cukup menahan tekanan tulang belakang. Pada hasil radiologi MRI
biasanya ditunjukkan dengan hasil multiple herniated disc pada VL (Vertebra Lumbal)
posisi 1-2; 2-3; 3-4; 4-5; atau VL 5-S1 (sacral) (Deyo dan Weinstein, 2001).
Spinal stenosis dialami sebesar 34,6% merupakan kondisi tidak normal yang
disebabkan oleh perubahan degeneratif hipertrofi facet dan penebalan ligamentum flavum
yang menyebabkan penyempitan kanal pada celah foraminal di central maupun lateral yang
mendesak struktur radikuler atau persarafan (Deyo dan Weinstein, 2001). Spondylosis
dialami sebesar 10,0% merupakan kondisi degeneratif yang disebabkan karena artritis pada
tulang belakang (Borczuk, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Spondylolisthesis dialami sebesar 5,4% merupakan kondisi yang terjadi karena
pergeseran pada bagian L5 tulang belakang bagian bawah. Apabila menderita
spondylolisthesis memungkinkan dapat menyebabkan spondylolysis atau kerusakan fraktur
yang biasanya terjadi pada orang tua karena penyakit degeneratif (Deyo dan Weinstein,
2001).
Kondisi lain pada nyeri punggung bawah seperti scoliosis lumbalis dialami sebesar
3,9% merupakan kondisi ketidaknormalan bentuk tulang belakang bagian bawah yang
asimetris karena terdapat lekukan. Hiperlordosis lumbalis dialami sebesar 0,8% merupakan
kondisi lekukan di atas bokong (Ullrich, 2012).
Gambar 1. Profil faktor risiko GI dan faktor risiko CV (Lanza et al., 2009, Lanas et al., 2011)
Faktor risiko gastrointestinal
Risiko gastrointestinal (GI) tinggi apabila pasien memiliki riwayat perdarahan
ulkus atau menggunakan OAINS bersamaan dengan kortikosteroid, antikoagulan, atau
OAINS lainnya atau terdapat lebih dari dua faktor risiko (Lanza et al., 2009). Faktor risiko
GI, yaitu pasien berusia 65 atau lebih; menggunakan obat seiringan obat acetyl saliclyclic
acid (ASA), kortikosteroid, antikoagulan; memiliki riwayat perdarahan pada saluran
gastrointestinal, ulkus peptikum, dispepsia; menggunakan satu obat OAINS dengan dosis
maksimal atau menggunakan dua obat kombinasi OAINS. Risiko GI rendah adalah kondisi
klinis pasien yang tidak tercantum pada kriteria sebelumnya (Lanas et al., 2011).
Faktor risiko GI tinggi tertinggi (Gambar 1) dialami pasien yang menggunakan
kortikosteroid sebesar 47,7%. Penggunaan kortikosteroid yang diresepkan antara lain
methylprednisolone dan triamcinolone. Narum et al. (2014) menyatakan dalam penelitin
metaanalisis bahwa penggunaan kortikosteroid memiliki hubungan meningkatkan risiko
gastrointestinal terhadap efek samping, meliputi ulkus peptikum dan perdarahan terhadap
plasebo.
0,8%
20,0%
3,8%
1,5%
23,8%
10,8%
Riwayat
angina
Riwayat
stroke
Riwayat
IHD
Riwayat
gagal
jantung
Riwayat
hipertensi
Tekanan
darah tidak
terkontrol
Faktor risiko CV
18,5%
1,5%
47,7%
6,2%
28,5%
4,6%
Usia ≥ 65
tahun
ASA Kortikosteroid Riwayat ulkus
peptikum
Riwayat
dispepsia
Dua obat
OAINS
Faktor risiko GI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Riwayat dispepsia terjadi sebanyak 28,5% diantaranya termasuk riwayat epigastric
pain, GERD (Gastro-esophageal Reflux Disease), dan nyeri abdominal. Riwayat dispepsia
merupakan salah satu risiko gastrointestinal karena kejadiannya tidak bisa diprediksi secara
jelas dengan tanda dan gejalanya sebanyak 50% pasien dengan dispepsia masih memiliki
mukosa yang normal (Sostres et al., 2010). Riwayat ulkus peptikum termasuk faktor risiko
gastrointestinal yang terjadi sebanyak 6,2% diantaranya termasuk riwayat gastritis.
Pasien yang berusia ≥ 65 tahun terdapat sebesar 18,5%. Hal tersebut
dipertimbangkan sebagai faktor risiko gastrointestinal karena seiring terjadinya penuaan
maka risiko efek samping, risiko kardiovaskuler akan meningkat, dan fungsi renal akan
menurun (Barkin et al., 2010).
Penggunaan bersamaan OAINS sebesar 4,6% diantaranya menggunakan asam
mefenamat, metamizole, etodolac, metamizole, dan metampiron. Penggunaan acetyl
salicylic acid atau aspirin dengan dosis rendah sebesar 1,5%. Lanas et al. (2015) menyatakan
bahwa penggunaan antikoagulan, aspirin dosis rendah, dan OAINS memiliki hubungan
signifikan menyebabkan risiko perdarahan gastrointestinal.
Faktor risiko kardiovaskuler
Risiko kardiovaskuler (CV) tinggi apabila pasien dengan satu atau lebih faktor
risiko, yaitu pasien yang memiliki riwayat infark miokard, angina, stroke, IHD (Ischemic
Heart Disease), gagal jantung; riwayat hipertensi; tidak terkontrolnya tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mm Hg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mm Hg saat kunjungan
pengobatan. Risiko CV rendah adalah kondisi klinis pasien yang tidak tercantum pada
kriteria sebelumnya (Lanas et al., 2011).
Kejadian risiko kardiovaskuler tertinggi (Gambar 1) terjadi pada pasien dengan
riwayat hipertensi sebesar 23,8%, disusul oleh riwayat stroke 20,0%. Penatalaksanaan
pengobatan nyeri perlu mempertimbangkan risiko kardiovaskuler untuk mencegah
terjadinya keterulangan atau peningkatan kejadian kardiovaskuler sehingga penggunaan
OAINS selektif maupun nonselektif harus sangat dibatasi (Pinzon, 2015).
Algoritma kebutuhan terapi celecoxib
Celecoxib merupakan obat yang memiliki aktivitas antiinflamasi dan analgesik yang
selektif menghambat isoenzim COX-2 sehingga menghambat sintesis prostaglandin sebagai
mediator inflamasi (Tive, 2000). Isoenzim COX-2 adalah enzim yang bertanggung jawab
dalam respon inflamasi (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014). Penggunaan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
celecoxib perlu menyesuaikan kondisi pasien dalam pemilihan terapi celecoxib. Berikut
algoritma kebutuhan terapi celecoxib menurut Scarpignato et al. (2015) :
Gambar 2. Algoritma penggunaan obat celecoxib (Scarpignato et al.,2015)
Aspek indikasi terhadap kesesuaian terapi celecoxib
Terapi farmakologi celecoxib untuk menangani nyeri telah sesuai indikasi 100%
berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain Management Guideline (2009), tetapi dari
kesesuaian indikasi tersebut perlu memperhatikan faktor risiko GI dan CV setiap individu.
Kesesuaian indikasi tersebut ditelaah melalui algoritma penggunaan obat celecoxib pada
gambar 2. Hasil menunjukkan kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Tabel II) terhadap
risiko GI dan CV sebesar 73,1%. Ketidaksesuaian indikasi berdasarkan algoritma terjadi
sebesar 26,9% disebabkan karena pasien memiliki risiko GI rendah dan risiko CV rendah.
Pasien dengan kondisi risiko GI rendah dan CV rendah direkomendasikan menggunakan
OAINS non-selektif seperti etodolac, diclofenac, ketorolac, ibuprofen, piroxicam, atau
meloxicam (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2014).
Tabel II. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma (Scarpignato et al.,2015)
Kesesuaian indikasi Regimen dosis Kondisi risiko pasien n %
Sesuai
(n = 95; 73,1%)
Celecoxib 200 mg/hari
+ PPI
Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi 31 23,9
Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 41 31,5
Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 23 17,7
Tidak sesuai
(n = 35; 26,9%)
Celecoxib 200 mg/hari
+ PPI Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1
Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1
Celecoxib 100 mg Risiko GI rendah + risiko CV rendah 1 0,8
Pada kondisi risiko GI dan CV rendah sebaiknya tidak menggunakan celecoxib
terlebih dahulu karena masih terdapat OAINS non-selektif dalam menangani nyeri. Urutan
langkah pengobatan nyeri yang direkomendasi AHA (The American Heart Association)
adalah acetaminophen, OAINS non-selektif, OAINS non-selektif tetapi aktivitas lebih pada
Pasien membutuhkan terapi OAINS
Risiko GI tinggi Risiko GI rendah
Risiko CV
tinggi
(dengan ASA)
Risiko CV
tinggi
Risiko CV
rendah
Risiko CV
tinggi
(dengan ASA)
Risiko CV
tinggi
Risiko CV
rendah
Celecoxib dosis rendah + PPI
Celecoxib
dosis rendah
Non-selektif
OAINS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
COX-2 inhibitor, OAINS selektif COX-2 inhibitor. Celecoxib termasuk obat selektif
menghambat COX-2 menjadi pilihan terakhir pengobatan nyeri. Hal tersebut disarankan
untuk memperhatikan keuntungan dan keamanan dari bahaya risiko kardiovaskuler
(Fitzgerald, 2007).
Aspek informasi dosis berupa kesesuaian regimen dosis celecoxib
Kesesuaian indikasi diatas (Tabel II) dengan salah satu risiko belum dapat dipastikan
bahwa regimen pengobatan tersebut telah sesuai. Pada tabel III menunjukkan bahwa terdapat
56,9% yang memiliki kesesuaian regimen dosis celecoxib dengan atau tanpa PPI (Proton
Pump Inhibitor). Terdapat 43,1% ketidaksesuaian penggunaan celecoxib terhadap kondisi
risiko pasien. Rekomendasi untuk menangani ketidaksesuaian dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma (Scarpignato et al.,2015)
Kesesuaian
regimen Regimen dosis Kondisi risiko pasien n % Rekomendasi
Sesuai
(n = 74;
56,9%)
Celecoxib 200 mg/hari
+ PPI
Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi 27 20,8 Sudah tepat
Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 38 29,2 Sudah tepat
Celecoxib 200 mg/hari Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 9 6,9 Sudah tepat
Tidak
sesuai
(n = 56;
43,1%)
Celecoxib 200 mg/hari
+ PPI
Risiko GI rendah + risiko CV tinggi 14 10,8 Tidak memerlukan
PPI
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 OAINS non-selektif
Celecoxib 200 mg/hari
Risiko GI tinggi + risiko CV tinggi 4 3,1 Memerlukan PPI
Risiko GI tinggi + risiko CV rendah 3 2,3 Memeerlukan PPI
Risiko GI rendah + risiko CV rendah 17 13,1 OAINS non-selektif
Celecoxib 100 mg Risiko GI rendah + risiko CV rendah 1 0,8 OAINS non-selektif
Dosis celecoxib yang direkomendasikan adalah 200 mg/hari. Celecoxib 100 mg yang
digunakan dua kali sehari dan celecoxib 200 mg yang digunakan sehari sekali memiliki
efektifitas yang sama. Risiko kardiovaskuler meningkat dari RR 1.26 (95% CI 1,09-1,47)
pada celecoxib ≤ 200 mg hingga RR 1.69 (95% CI 1,11-2,57) pada celecoxib > 200 mg/hari.
Dosis celecoxib ≤ 200 mg lebih meminimalkan risiko kejadian kardiovaskuler (McCormack,
2011).
Pasien dengan risiko GI tinggi memerlukan penambahan obat golongan PPI karena
penggunaan COX-2 inhibitor dikombinasikan dengan PPI berhubungan dengan
pengurangan risiko GI lebih besar dibandingkan OAINS non-selektif + PPI atau COX-2
inhibitor sendiri (Scheiman dan Hindley, 2010). Pasien dengan risiko GI rendah dan CV
tinggi direkomendasikan hanya menggunakan celecoxib 200 mg/hari tanpa PPI, tetapi
kondisi ini tidak selalu mutlak karena adanya kondisi penggunaan OAINS dalam jangka
panjang sehingga membutuhkan obat golongan PPI untuk mencegah keterulangan riwayat
risiko gastrointestinal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Pasien yang memiliki risiko GI dan CV rendah direkomendasikan menggunakan
OAINS non-selektif terlebih dahulu sesuai rekomendasi AHA untuk meminimalkan
kejadian kardiovaskuler dan masih dapat memilih lini terapi lain yang disesuaikan dengan
kondisi pasien. Dalam hal ini meloxicam direkomendasikan sebagai OAINS non-selektif
yang memiliki aktivitas selektifitas COX-2 lebih unggul dibandingkan diclofenac sebagai
OAINS non-selektif menunjukkan bahwa tolerabilitas meloxicam lebih baik daripada
diclofenac dalam tolerabilitas gastrointestinal (Hendera et al., 2015). Meloxicam 15 mg
sama efektifnya dengan diclofenac 150 mg (Draiser et al., 2001).
Penggunaan obat-obatan lain bersamaan dengan celecoxib
Penggabungan 2 obat atau lebih obat yang memiliki mekanisme kerja berbeda dan
memiliki efek sinergistik adalah diperbolehkan. Konsep ini disebut sebagai analgesia multi
modal (Pinzon dan Karunawan, 2016).
Penggunaan obat celecoxib bersamaan dengan obat lain (Lampiran 3), penggunaan
terbesar adalah kombinasi dengan kelompok obat antasida dan antiulcer sebesar 75% karena
kepentingannya sebagai gastroprotectant diantaranya terdapat golongan PPI, H2RA, dan
antasida.
Antikonvulsan digunakan sebesar 56,9% (golongan gabapentin). Gabapentin
biasanya digunakan dalam penanganan nyeri karena mekanismenya memiliki afinitas kuat
terhadap kanal kalsium yang memodulasi pelepasan eksitasi neurotransmiter yang
mempengaruhi sel saraf (Miller, 2012). Romano et al. (2009) menyatakan bahwa kombinasi
pregabalin dengan celecoxib memiliki pengurangan nyeri yang besar dibandingkan
penggunaan monoterapi. Kortikosteroid juga digunakan sebagai antiinflamasi untuk
mengatasi nyeri digunakan sebesar 49,2% diantaranya terdapat methylprednisolone dan
triamcinolone. Analgesik digunakan sebesar 33,8% diantaranya berisi paracetamol, OAINS
non-selektif, dan tramadol untuk mengatasi nyeri.
Kelompok obat neurotropik sebesar 11,5% dengan terapi methylcobalamin.
Methylcobalamin merupakan analog vitamin B12 yang berperan dalam mengatasi nyeri
dengan meningkatkan konduksi saraf, memperbaiki fungsi neuromuskular, dan mengatasi
nyeri neuropati (Zhang et al., 2013).
Relaksan otot digunakan sebesar 10,8% dengan terapi eperisone HCl.
Mekanismenya sebagai antispasmodik yang merelaksasi otot skeletal dan otot polos
vaskular. Penggunaan eperisone secara signifikan lebih efektif untuk penggunaan jangka
pendek selama kurang dari 3 bulan untuk nyeri punggung bawah akut (Shaheed et al., 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Analgetika adjuvan selain antikonvulsan dan relaksan otot yang umum dipakai
adalah antidepresan (amitriptyline) yang digunakan sebesar 8,5%. Biasanya penggunaan
tersebut adalah pasien yang memiliki nyeri kronis (Chou, 2010).
Aspek efek samping pengobatan
Efek samping obat merupakan efek yang tidak diinginkan yang timbul pada
pemberian obat dengan dosis terapi. Kejadian hipertensi ditelaah pada pasien yang tidak
memiliki riwayat hipertensi dan menunjukkan peningkatan tekanan darah pada kunjungan
selanjutnya. Kejadian hipertensi menurut JNC VIII terjadi sebesar 6,1% dengan jumlah 8
pasien. Kejadian dispepsia didapatkan 0,8% dengan jumlah 1 pasien (Lampiran 10).
Terjadinya hipertensi disebabkan karena pengaruh prostaglandin yang dihambat oleh
mekanisme kerja celecoxib dengan menghambat COX-2 sehingga konversi asam arakidonat
menjadi prostaglandin terganggu. Prostaglandin PGI2 memiliki efek vasodilator, namun
pemberian OAINS menghambat produksi PGI2 yang menyebabkan tekanan darah meningkat
(Khatchadourian et al., 2014).
Terjadinya dispepsia diduga karena interaksi obat antara celecoxib-triamcinolone.
Mekanisme celecoxib menghambat prostaglandin yang bertanggung jawab pada sintesis dan
sekresi mukus menyebabkan integritas mukosa berkurang dalam perlindungan mukosa
(Sostres et al., 2010).
Aspek interaksi obat
Aspek interaksi obat dianalisis berdasarkan acuan Medscape Drug Interaction
Checker. Kategori interaksi signifikan dan minor dapat dilihat pada lampiran 11, 12, dan 13.
Kategori signifikan merupakan kombinasi obat yang harus dilakukan pemantauan karena
dapat memperburuk keadaan pasien sehingga memerlukan perubahan terapi. Kategori minor
merupakan interaksi obat yang tidak memerlukan perubahan terapi, tetapi tetap dilakukan
pemantauan pada pasien (Albadr et al., 2014).
Interaksi obat yang bersifat signifikan sebesar 39,2% pasien. Interaksi obat antara
celecoxib dan triamcinolone keduanya dapat meningkatkan risiko ulkus GI sehingga perlu
dipantau apabila terdapat keluhan yang menggangu saluran cerna. Interaksi celecoxib pada
penggunaan bersama produk herbal, khususnya ginkgo biloba pada pasien nomor sampel 68,
digunakan sebagai efek antiplatelet dapat mengakibatkan perdarahan (Barkin et al., 2010).
Interaksi obat antara celecoxib dengan tramadol atau codein dapat menurunkan efek
tramadol atau codein dengan mempengaruhi atau menghambat enzim metabolisme hati
CYP2D6 sehingga metabolit yang berperan menurun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Interaksi celecoxib dengan obat antihipertensi bersifat signifikan seperti pada pasien
dengan nomor sampel 17, 28, 36, dan 68 dengan terapi bisoprolol, telmisartan-amlodipin,
valsartan, dan candesartan dapat mempengaruhi efek kerja obat antihipertensi karena
mekanisme kerja obat berlawanan. Keberadaan celecoxib menyebabkan PGI2 terhambat
sehingga menyebabkan vasokonstriksi. Penggunaan obat hipertensi harus diberi peringatan
karena dapat mengganggu efek obat antihipertensi. Tekanan darah harus selalu dipantau.
Tekanan darah dapat mempengaruhi gangguan pada ginjal dan retensi cairan (Barkin et al.,
2010).
Evaluasi penggunaan obat (Drug Use Evaluation/ DUE) dilakukan untuk menjamin
ketepatan dalam memutuskan pengobatan dan memberi luaran positif pada pasien pada
periode selanjutnya (Navarro, 2009). Tujuan tatalaksana nyeri adalah mengendalikan rasa
nyeri, menjaga fungsi, meminimalkan efek samping pengobatan nyeri punggung bawah, dan
mencegah keadaan yang lebih buruk (McIntosh dan Hall, 2011).
Penelitian ini memberikan perhatian lebih pada kondisi pasien terhadap risiko
gastrointestinal dan kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap regimen pengobatan nyeri
dan dapat memberikan langkah pemilihan obat nyeri yang tepat sesuai kondisi pasien.
Pemilihan pengobatan yang tepat maka biaya terhadap pengobatan dapat diminimalkan
sesuai kebutuhan pasien. Kelemahan penelitian ini tidak ada penggolongan risiko yang
bersifat moderat karena hanya menilai penggunaan celecoxib sebagai alternatif pengobatan
nyeri yang biasanya digunakan untuk risiko GI atau CV tinggi. Data bersifat retrospektif
sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan kondisi pasien. Data diambil menurut kriteria
peneliti dan dievaluasi peneliti sehingga cenderung subyektif.
KESIMPULAN
Kesesuaian indikasi berdasarkan kondisi risiko GI dan CV sebesar 73,1%.
Kesesuaian regimen dosis celecoxib berdasarkan kesesuaian kondisi risiko GI dan CV
sebesar 56,9%.
SARAN
Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai kajian faktor risiko gastrointestinal
dan kardiovaskuler dengan periode yang lebih lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
DAFTAR PUSTAKA
Albadr, Y., Bohassan, A. K., Ming., L. C., dan Khan, T. M., 2014. An Exploratory Study
Investigating The Potential Drug-Drug Interaction In Internal Medicine Departement
Alahsa Saudi Arabia. Journal of Pharmaceutical Health Services Research, 2.
Andini, F., 2015. Risk Factors of Low Back Pain in Workers. J Majority, 4(1), 12-19.
Aw, T. J., Haas, S. J., Liew, D., dan Krum, H. 2005. Meta-analysis of Cyclooxygenase-2
Inhibitors and Their Effects on Blood Pressure. Arch Int Med, 165, 490–496.
Badan POM RI. 2015. Bulletin Berita MESO. Drug for Patient Safety. Badan POM RI,
33(1), 1-12.
Barkin, R. L., Beckerman, M., Blum, S. L., Clark, F. M., Kog, E. K., dan Wu, D. S. 2010.
Should Nonsteroidal Anti-Inflamantory Drug (NSAIDs) be Prescribed to the Older
Adult?. Drugs Aging, 27(10), 775-789.
Bedaiwi, M. K., Sari, I., Wallis, D., O’shea, F.D., Salonen, D., dan Haroon, N., et al. 2016.
Clinical Efficacy of Celecoxib Compared to Acetaminophen in Chronic Nonspecific
Low Back Pain: Results of a Randomized Controlled Trial. American Collage of
Rheumatology, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26474041 diakses 21 April
2016.
Borczuk, P. 2013. An Evidence-Based Approach to The Evaluation and Treatment of Low
Back Pain in The Emergency Department. Emergency Medicine Practice, 15(7), 1-
24.
Brown, S. Z., Brown, T. R., Chen, D., dan Blackburn, R. W. 2007. Clinical Docmentation
for Patient Care: Models, Concept, and Liability Considerations for Pharmacists.
American Society of Health-System Pharmacist, 64(1), 1851-1858.
Chou, L. 2010. Pharmacological Management of Low Back Pain. Drugs, 70(4), 387-402.
Deyo, R. A. dan Weinstein, J. N. 2001. Low Back Pain. The New England Journal of
Medicine, 344(5), 363-370.
Draiser, R. L., Pare, J. M. L., Velicitat, P., dan Lieu., P. L. 2001. Oral Meloxicam is Effective
in Acute Sciatica: Two Randomised, Double-Blind Trials Versus Placebo or
Diclofenac. Inflammation Research, supplement 1.
Endean, A., Palmer, K. T., dan Caggon., D., 2011. Potential MRI Findngs to Refine Case
Definition for Mechanical Low Back Pain in Epidemiological Studies: A Systematic
Review. Spine (Phila Pa 1976), 36(2), 160-169.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Fitzgerald, G. A. 2007. COX-2 in play at the AHA and the FDA. Elsevier, 28(7), 303-307.
Goldstein, J. L., Silverstein, F. E., Agrawal, N. M., Hubbard, R. C., Kaiser, J., Maurath, C.
J., et al. 2000. Reduced Risk of Upper Gastrointestinal Ulcer Complications with
Celecoxib, a Novel COX-2 Inhibitor. Am J Gastroenterol, 95(1), 1681-1690.
Hendera, Suryana, B. P. P., dan Yulistiani. 2015. Gastrointestinal Tolerability of Diclofenac
Sodium and Meloxicam in Osteoarthritis Patient. Folia Medica Indonesiana, 51(1),
35-39.
Hussein, A. M. M., Singh, D., Mansor, P. M., Kamil, O. I. M., Choy, C. Y., Cardosa, M. S.,
et al. 2009. Malaysian Low Back Pain Management Guideline. First edition.
Malaysian Association for the Study of Pain and Spine Society Malaysia, 24.
James, P. A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W. C., Himmerfarb, C. D., Handler, J., et
al. 2014. 2014 Evidance-Based Guideline for the Management of High Blood
Pressure in Adults: Report From the Panel Members Appointed to the Eight Joint
National Committee (JNC 8). JAMA, 311(5), 507-520.
Khachadorian, Z. D., Hay, I. M., dan Leeuw, R. 2014. Nonsteroidal Anti-inflamantory Drugs
and Antihypertensives: How Do They Related?. Oral medicine, 117(6), 697-703.
Lanas, A., Carrera, P., Arguades, Y., Garcia, S., Bujanda, L., Calvet, X., et al. 2015. Risk of
Upper and Lower Gastrointestinal Bleeding in Patients Taking Nonsteroidal Anti-
inflamantory Drugs, Antiplatelet Agents, or Anticoagulants. Clinical
Gastroenterology and Hepatology, 13(5), 906-912.
Lanas, A., Tell, G. G., Armada, B., dan Alvaro, O. 2011. Prescription Patterns and
Appropriateness of NSAID Therapy According to Gastrointestinal Risk and
Cardiovascular Hidtory in Patients with Diagnoses of Osteoarthritis. BMC Medicine,
9(1), 38.
Lanza, F. L., Chan, F. K. L., dan Quigley, E. M. M.. 2009. Guidelines for Prevention of
NSAID-Related Ulcer Complication. The American Journal of Gastroenterology,
104(1), 728-738.
Mayhew, M. S. 2010. Medications to Treat Low Back Pain. The Journal for Nurse
Practitioners, 6(8), 640-641.
McCormack, P. L. 2011. Celecoxib: A Review of its Use for Symptomatic Relief in the
Treatment of Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis and Ankylosing Spondylitis.
Drugs, 71(18), 2157-2489.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
McIntosh, G. dan Hall, H. 2011. Low Back Pain (Acute). Clinical Evidence BMJ Journal,
5(1), 1102.
Medscape. 2017. Medscape Drug Interaction Checker, http://reference.medscape.com/drug-
interactionchecker diakses tanggal 7 Januari 2017.
Miller, S. M. 2012. Low Back Pain: Pharmacologic Management. Prim Care Clin Office
Pract., 39(1), 499-510.
Navarro, R. P. 2009. Managed Care Pharmacy Practice, Second edition, Jones and Bartlett
Publisher. Massachusetts, 218, 219.
Narum, S., Westergen, T., and Klemp, M. 2014. Corticosteroid and Risk of Gastrointestinal
Bleeding: A Systematic Review and Meta-analysis. BMJ Journal, 4, 1-9.
Norasteh, A. A. 2012. Low Back Pain. InTech. Croatia, 12-19.
Patrianingrum, M., Oktaliansah, E., dan Surahman, E. 2015. Prevalensi dan Faktor Resiko
Nyeri Punggung Bawah di Lingkungan Kerja Anestesiologi Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung. Jurnal Anestesi Perioperatif, 3(1), 47-56.
Perhimpunan Reumatologi Indonesia. 2014. Penggunaan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid.
Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 3-6, 8.
Piccoliori, G., Engl, A., Gatterer, D., Sessa, E., Schmitten, J., dan Abholz, H. H. 2013.
Management of Low Back Pain in General Practice – is it of acceptable quality: an
observational study among 25 general practices in South Tyrol (Italy). BioMed
Central Family Practice, 14(1), 148.
Pinzon, R. 2015. Komorbiditas Nyeri pada Pasien Lanjut Usia. CDK-226, 42(3), 173-175.
Pinzon, R. T. dan Karunawan, N. H. 2016. Nyeri Punggung Bawah. Betha Grafika.
Yogyakarta, 24.
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI. Jakarta, 129, 131.
Roelofs, P. D. D. M., Deyo, R. A., Koes, B. W., Scholten, R. J. P. M., dan van Tulder, M.
W. 2011. Non-Steroidal Anti-Inflamantory Drugs for Low Back Pain (Review). issue
2. The Cochrane Collaboration. John Wiley and Sons, Ltd., 1, 2.
Romano, C. L., Romano, D., Bonora, C., dan Mineo, G. 2009. Pregabalin, Celecoxib, and
their Combination for Treatment of Chronic Low Back Pain. J Orthopaed Traumatol,
10(1), 185–191.
Scarpignato, C., Lanas, A., Blandizzi, C., Lems, W. F., Hermann, dan M., Hunt, R. H. 2015.
Guideline Safe Prescribing of Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs in Patients
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
with Osteoarthritis – an Expert Consensus Addressing Benefits as Well as
Gastrointestnal and Cardiovascular risks. BMC Medicine, 13(55), 1-22.
Scheiman, J. M. dan Hindley, E. 2010. Strategies to Optimize Treatment With NSAIDs in
Patients at Risk for Gastrointestinal and Cardiovascular Adverse Events. Clinical
Theurapetics, 32(4), 667-677.
Shaheed, C. A., Maher, C. G., Williams, K. A., dan McLachan, A. J. 2016. Efficacy and
tolerability of muscle relaxant for low back pain: Systematic review and meta-
analysis. European Journal of Pain, 1(1), 1-10.
Solomon, S. D., McMurray, J. J. V., Pfeffer, M. A., Wittes, J., Fowler, R., Finn, P., et al.
2005, Cardiovascular Risk Associated with Celecoxib in a Clinical Trial for
Colorectal Adenoma Prevention. The New England Journal of Medicine, 352(1),
1071–1080.
Sostres, C., Gargallo, C. J., Arroyo, M. T., dan Lanas, A. 2010. Adverse Effects of Non-
Steroidal Anti-Inflamantory Drugs (NSAIDs, Aspirin and Coxibs) on Upper
Gastrointestinal Tract. Elsevier, 24(2), 121-132.
Stollberger, C. dan Finsterer, J. 2003. Nonsteroidal Anti-Inflamantory Drugs In Patients
With Cardio or Cerebrovascular Disorders. Journal of Cardiology, 92(9), 721-729.
Tive, L. 2000. Celecoxib Clinical Profile. British Society for Rheumatolog, 39(2), 21.
Ullrich, P. F. 2012. Scoliosis, http://www.spine-health.com/conditions/scoliosis/ diakses 6
Januari 2017.
Vos, T., Flaxman, A. D., Naghavi, M., Lozano, R., Michaud, C., Ezzati, M., et al. 2010.
Years Lived with Disability (YLDs) for 1160 Sequelae of 289 Diseases and Injuries
1990-2010: A Systematic Analysis for the Global Burden of Disease Study 2010.
Lancet, 380(1), 2168.
WHO. 2017. Priority Diseases and Reason for Inclusion Chapter 6.24 Low Back Pain.
WHO, www.who.int/medicines/areas/priority_medicines/Ch6_24LBP.pdf diakses 6
Januari 2017.
Zhang, M., Han, W., Hu. S., dan Xu, H. 2013. Methylcobalamin: A Potential Vitamin of
Pain Killer. Neural Plasticity, 1(1), 1-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Lampiran 1. Data pengobatan pasien nyeri punggung bawah di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli 2015 - Juni
2016 (Subjective dan objective)
Keterangan :
Subjective (S) berupa tanggal pengobatan, nomor RM (Rekam Medik), inisial, usia, jenis kelamin, anamnesis, kondisi nyeri punggung bawah,
dan riwayat penyakit
Objective (O) berupa hasil pemeriksaan dengan MRI, tekanan darah dan peresepan
Assessment (A) berada di lampiran 4 sampai 13.
Plan (P) berada di lampiran 14
No. Tanggal
pengobatan No. RM Inisial
Usia
(tahun)
Jenis
kelamin Anamnesis
Diagnosa hasil
radiologi dengan
MRI
Kondisi nyeri
punggung
bawah
Tekanan
darah (
mm Hg)
Peresepan
1 29/04/2016 00158206 SRM 42 P nyeri
pinggang
hingga kaki
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (30) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (20) 1x1
Osteoflam tab (30) 1x1
2 04/06/2016 01706197 MAR 43 L
pinggang,
kaki kiri
terasa nyeri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
AC Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Antasid tab (10) 2x1
3 07/05/2016 00150251 SOT 44 P
punggung
terasa nyeri,
tengkuk
sampai bahu
kanan nyeri
sejak 1 bulan
yang lalu
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4 28/06/2016 01085392 SRL 61 P
geringgingan,
kaki sakit
sampai atas
punggung
sudah
setengah
bulan
Tanggal 28/6/16 :
Tanda
spondylosis
lumbalis disertai
scoliosis lumbalis
disertai multiple
herniated disc VL
1-2; 2-3; 3-4; 4-5;
5-S1 dengan
herniasi terutama
herniasi
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4 dan disertai
hipertrofi facet
joint segmen VL
4-5 dan VL 5-S1
Spondylosis
lumbalis,
scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
150/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
(resep obat sebelumnya yang masih
digunakan tanggal 21/6/16 :
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1)
5 24/06/2016 00151695 ERP 41 P
nyeri
punggung,
hingga
tangan
geringgingan,
nyeri ulu hati
(dispepsia)
Tanggal 5/1/12 :
Spondylosis
lumbalis dengan
HNP setinggi VL
4-5; 5-S1
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk
130/90
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Celebrex 200 mg cap (10)
1x1 Lansoprazole 30 mg cap (10)
1x1
6 25/06/2016 01005454 ANT 55 L nyeri
punggung,
Tanggal 25/6/16 :
Tanda multiple
Herniated disk,
spinal stenosis 140/90
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kaki terasa
pegal
herniated disc VL
3-4; 4;-5; 5-S1
dengan herniai
terutama
protrusion disc
VL 5-S1 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler
malam Celebrex 200 mg cap (10)
1x1 PC
7 27/02/2016 01128701 ANS 55 P
nyeri boyok
sudah 3
minggu,
gastritis
Tanggal 30/7/16 :
Mengarah
spondylolisthesis
VL 4-5 dengan
tanda bone
edema, dengan
end plate yang tak
tampak reguler
dengan tanda
degeneratif diskus
dengan multiple
herniated disk
segmen VL 2-3;
3-4; 5-S1
Spondylolisthesis,
herniated disk 160/100
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Ultracet 325 mg + 37,5 mg tab (10)
3x1
Domperidone 10 mg tab (10) 3x1
AC Gabexal 100 mg cap (6) 1x1
malam
8 14/11/2015 00394129 ROP 66 P
nyeri
punggung
hingga kaki
kebas,
gangguan
saluran
kencing
Tanggal 30/8/12 :
Multiple HNP
lumbal 2-3; 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
susp. Ruptur
annulus fibrosus
setinggi lumbal 4-
5
Herniated disk 130/80 Celebrex 100 mg cap (10) 2x1
Urispas 200 mg tab (15) 3x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
9 19/03/2016 00607253 MES 60 P
pantat kiri ke
bawah
kemeng,
tangan kanan
sakit
Tanggal 11/4/16 :
Multiple
herniated disk VL
2-3;3-4;5-S1,
herniasi diskus
V5L-S1 ke
foraminal diskus
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L5
Herniated disk 140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
10 29/06/2016 00151948 BPE 45 P
kesemutan
tangan kiri,
kaki kiri,
panggul nyeri
Tanggal 9/8/12 :
multiple HNP
lumbal 4-5; 5-S1
dengan susp.
ruptur annulus
fibrosus
Herniated disk 100/70
Celebrex 100 mg cap (20) 2x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Orthoplas (1)
11 15/03/2016 01100055 SUP 61 L
nyeri
punggung
terasa hingga
bahu bahu
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methylprednisolone 4 mg tab (10)
1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 10 mg tab (10) 1x1
malam
12 30/03/2016 00326735 DAR 74 P
kontrol, nyeri
punggung
leher terasa
sakit
Tanggal 27/10/14
: Tanda scoliosis
lumbales disertai
multiple herniated
disc VL 2-3; 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
herniasi yang
terutama
protrusion disc
VL 4-5 terutama
ke foraminal
Scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
140/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10)1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4 lateral yang
disertai hipertrofi
facet joint
13 22/06/2016 00156853 ENS 54 P
tangan kiri
kesemutan,
nyeri
punggung
bawah
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/80
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10)
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
14 22/06/2016 01056715 GRL 43 P
lutut terasa
sakit,
jongkok
berdiri terasa
sakit, boyok
sakit
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
15 21/06/2016 02004213 ASE 75 P
pangkal paha
nyeri, pernah
jatuh
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
16 25/01/2016 00299268 SYS 65 P
nyeri boyok
terasa pegal,
kesemutan
ditangan
sebelah
kanan
Tanggal 19/11/15
: Tanda scoliosis
lumbalis disertai
penyempitan
diskus multiple
herniated disk VL
1-2; 3-4; 4-5; 5-
S1 dengan
Scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
110/80
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Neurobion forte tab (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
herniasi terutama
protrusion disc ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
yang disertai
adanya hipertrofi
facet joint VL 4-5
dan VL5-S1
17 20/06/2016 01119837 TBW 65 P
kontrol LBP,
telapak kaki
kiri sakit,
terdapat
hipertensi
Tanggal 29/1/16 :
Tanda
spondylolisthesis
VL 5-S1 disertai
multiple herniated
disk VL3-4; 4-5;
5-S1 dengan
herniasi
protrusion disc
VL5-S1
(pseudoherniasi)
yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
dan disertai
hipertrofi facet
joint
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
120/80
Mecobalamin 500mcg tab (30) 1x1
Vitamin B complex tab (30) 1x1
Alpentin 300 mg cap (30) 1x100 mg
malam
Lansoprazole 30 mg cap (20) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 pc
(Tanggal 20/6/16 terkena stroke
diberikan :
Valesco 80 mg tab (30) 1x1
Miniaspi 80 mg tab(30) 1x1
Concor 2,5 mg tab (30) 1x1)
18 31/05/2016 01949966 TRK 50 P kontrol, nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menjalar
leher sampai
lengan,
terdapat
dislipidemia
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam
Atorvastatin 20 mg tab (10) 1x1
19 13/04/2016 01706141 ERB 62 P
nyeri
punggung,
kesemutan
paha kiri dan
punggung
Tanggal 18/3/16 :
tanda
spondylolisthesis
VL 4-5 disertai
multiple herniated
disc VL 3-4; 4-5;
5 -S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root L4 dan juga
hipertrofi facet
joint VL 4-5
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
100/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (6) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Vitamin B complex tab (20) 1x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1
20 30/03/2016 01130841 SRU 42 P
nyeri
pinggang
sampai kak
terasa nyeri
Tanggal 11/6/16 :
Spondylosis
lumbalis setinggi
VL 4-5
Spondylosis
lumbalis 120/80
Celebrex 100 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (20) 3x1 (1110)
Zaldiar 325 mg + 37,5 mg tab (15)
2x1 (1010)
21 01/03/2016 00155669 ESH 44 P nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (10) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
22 06/06/2016 01031282 ARY 39 L nyeri boyok
Tanggal 8/8/16 :
Tanda dessication
disc VL 4-5 dan
VL 5-S1 dengan
herniasi terutama
pada segmen VL
4-5 terutama pada
foraminal
bilateral terutama
foraminal dextra
yang
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4 yang
bila dibandingkan
dengan MRI
sebelumnya tahun
2012 radiologis
herniasi
bertambah di
segmen VL 4-5
ke foraminal
dextra
Herniated disk,
spinal stenosis 120/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
23 06/06/2016 01135185 DAS 54 L
nyeri
punggung
sampai leher
nyeri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
24 11/04/2016 00693272 SRS 63 P pinggang
terasa nyeri
Tanggal 04/06/16
: Tanda herniated
protrusion disc
Herniated disk,
spinal stenosis 100/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1 ac
Amitriptyline 10 mg tab (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
VL5-S1 dengan
bentukan spur
posterior yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
exiting L5
malam
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
25 04/06/2016 00151131 SRR 45 P
nyeri
punggung
bawah
Tanggal 4/6/16 :
Tanda herniated
protrusion disc
(HNP) VL5-S1
dengan bentukan
spur posterior
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L5
Herniated disk,
spinal stenosis 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35 mg 3x1 ue
26 06/01/2016 02030157 SRO 53 P
nyeri boyok
sampai kaki
sakit, pantat
sakit, berdiri
lama-lama
kemeng
Tanggal 8/1/16 :
HNP lumbal 5-
S1, radiologis
spondilosis
lumbalis
Herniated disk,
spondylosis
lumbalis
130/70
Celebrex 100 mg cap (6) 2x1 (1010)
Methycobal 500mcg cap (10) 3x1
(1101)
Ranitidin 150 mg tab (6) 2x1 (1010)
27 06/06/2016 01096394 SUY 55 L boyok ke
bawah nyeri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam
28 31/03/2016 00151839 IKR 40 P nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 150/100
Methycobal 500mcg cap (40) 2x1
Twynsta 80 mg + 5 mg tab (20) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bawah,
neuropati,
hipertensi
Neurobion forte tab (20) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Lyrica 75 mg cap (20) 1x1 malam
29 13/05/2016 00150713 PAR 49 P
kaki kanan
sakit,
kesemutan
Tanggal 19/12/09
: HNP VL 4-5;
VL 5-S1
Herniated disk 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
(Tanggal 14/5/16 : keluhan pilek,
pusing dengan diagnosa asma
bronkial diberikan :
Ventolin 100mcg/dose inhaler 200
dosis 2202 semprot
Seretide diskus (50/250) INH 60 DS
Yekaflu tab (15) 3x1 (1101)
Neurodex tab (10) 1x1 (0010)
30 01/02/2016 00151036 SUW 64 P
nyeri
punggung
bawah
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
(Tanggal 29/12/15 : keluhan batuk
dahak, diagnosa bronkitis diberikan :
Ambroxol 30 mg tab (20) 3x1,
terdiagnosa DC Quervain
tenosinositis diberikan :
Cetirizine 10 mg tab (10) 1x1
Codein 10 mg tab (20) 2x1 untuk
batuk
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (10) 2x1
Neurobion forte tab(10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
31 16/05/2016 01117258 SIR 43 P
kaki kanan
nyeri dari
selangkangan
sampai
bawah, sakit
bila jalan,
sakit bila
duduk lalu
berdiri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
32 18/04/2016 00596143 TOH 67 L
kontrol,
pinggul paha
sakit
Tanggal 27/05/16
:
Spondylolisthesis
ringan lumbal 4-5
Multiple HNP
lumbal 1-2; 2-3;
3-4: 4-5; 5-S1
dengan ruptur
annulus fibrosus
dan stenosis canal
spinalis setinggi
lumbal 4-5
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
120/80
Amitriptyline 25 mg tab (20) 1x1
Calcidin tab (20) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Celebrex 200 mg cap (20)1x1
33 01/06/2016 01130969 WKA 38 P
nyeri
punggung
dan lengan
kiri sakit
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
(Tanggal 16/5/16 diberikan:
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Meloxicam 15 mg tab (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (20) 1x1
malam Vitamin B complex tab (20)
1x1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
34 16/05/2016 01132803 BAP 34 L
sakit pinggul
di kiri sejak
2002
Tanggal 20/5/16 :
Tanda dessication
disc VL 5-S1
disertai dengan
herniated
protrusion disc
terutama ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root L5
Herniated disk,
spinal stenosis 140/90
Kenacort 4 mg tab (6) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam Celebrex 200 mg cap (10)
1x1
35 26/05/2016 01134475 ANT 54 P
pinggang kiri
nyeri, sudah
periksa
belum ada
perubahan
Tanggal 26/5/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
1-2; 2-3; 3-4; 4-5;
dan 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion VL 4-5
ke foraminal yang
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler
Herniated disk,
spinal stenosis 110/70
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Domperidone 10 mg tab (10) 3x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
36 13/04/2016 01090766 NWE 41 P
pantat nyeri,
pinggang
sakit,
terdapat
hipertensi
Tanggal 13/4/16 :
spondylosis
lumbalis disertai
penyempitan disc
intervertebral VL
5-S1
Spondylosis
lumbalis, spinal
stenosis
120/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
(1010) setelah makan
Dolo neurobion F.C (10) 1x1 (0100)
sesudah makan
Orthoplas 2x1 (1010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
(Tanggal 8/4/16 diagnosa hipertensi
dan ischialgia diberikan :
Valesco 80 mg tab (30) 1x1
Myonal 50 mg tab(15) 3x1
Dolo Neurobion F.C tab (5) 1x1
(0100) )
37 26/04/2016 00610134 LAI 63 P pinggang
terasa sakit
Tanggal 25/9/15 :
Herniated
protrusion disc
VL 3-4; 4-5 dan
5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 terutama
ke foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root L4 disertai
hipertrofi facet
joint segmen VL
4-5
Herniated disk,
spinal stenosis 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
38 16/05/2016 01711568 AUC 18 P
pinggang
kanan digeser
ke kiri sakit,
tidur tidak
enak
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 90/60
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Myonal 50 mg tab (10) 2x1
39 07/05/2016 00699646 ADI 35 L
nyeri
punggung
hingga ke
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Myonal 50 mg tab (10) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
leher, telapak
kaki kanan
sakit
40 08/06/2016 00151297 MUJ 54 P
nyeri di kaki
menjalar dan
terasa
terbakar
Tanggal 20/7/16 :
herniasi buldging
disc terutama VL
4-5 ke foraminal
yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4
Herniated disk,
spinal stenosis 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35g (1) 2x1
Alpentin 100 mg cap(10) 1x1
41 15/07/2015 01718428 SAR 66 L pantat sakit
sampai kaki
Tanggal 15/7/15 :
Tanda multiple
herniated disc
(HNP) VL 3-4, 4-
5 dan 5-S1
dengan herniasi
yang terutama
extrusion disc VL
5-S1 terutama ke
central foraminal
yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L5
Herniated disk,
spinal stenosis 130/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
(1010) Myonal 50 mg tab (20) 3x1
(1110) Yekapons 500 mg tab (20)
3x1 (1110)
Methycobal 500mcg cap (20) 3x1
(1110)
42 13/05/2016 01932087 YUN 54 P nyeri
pinggang ke
Tanggal 5/3/15:
Tanda
Spondylolisthesis,
spondylosis 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
paha kanan,
kesemutan,
nyeri bahu
leher ke
tangan kanan
spondyolisthesis
VL 4-5 disertai
spondylosis
lumbalis dengan
multiple herniated
protrusion disc
VL 4-5; 5-S1
dengan heriasi
tertama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
malam
43 07/05/2016 01010565 LIN 38 P
kedua tumit
nyeri sejak 6
bulan yang
lalu
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
44 02/10/2015 01034188 YOS 65 L
kontrol, kaki
kanan masih
sakit, lama
tidak kontrol,
nyeri
menjalar saat
duduk berdiri
Tanggal 2/10/15 :
Tanda multiple
herniated disc
(HNP) VL 2-3;3-
4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
protrusion disc
central foraminal
yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
foraminal severe
dan mendesak
Herniated disk,
spinal stenosis 110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
strktur radikuler
terutama exiting
L4 bilateral
disetai adanya
hipertrofi facet
joint
45 27/02/2016 00648392 FRN 48 L nyeri jika
berjalan
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Kenacort 4 mg tab (20) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
46 02/06/2016 01132224 SUA 57 P
kesemutan
anggota
gerak kanan
terasa pegal
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Calcidin tab (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
47 26/04/2016 01132656 SUR 71 P nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 150/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35g (1) 3x1 ue
48 26/04/2016 01026647 NCD 35 P
nyeri
punggung,
kesemutan
kaki dan
tangan nyeri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1 pc
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1
ac rutin
49 25/04/2016 01130574 NUN 62 P
pinggang
sakit 2
minggu
terakhir
Tanggal 25/4/16 :
Tanda
spondylosis
lumbalis disertai
anterior VL3
dengan intensitas
bone edema
disekelilingnya
dan penyempitan
VL 4-5 disertai
multiple herniated
Spondylosis,
herniated disk,
spinal stenosis
160/100
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri
rutin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
disc (HNP) VL 2-
3; 3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
utama protrusion
disc VL 4-5 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4
50 10/11/2015 01119881 MZI 33 L
nyeri
pinggang
menjalar ke
kaki
Tanggal 20/10/15
: tanda herniasi
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
foramina
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4
Herniated disk,
spinal stenosis 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
51 22/04/2016 00151164 SRB 47 P
kesemutan,
nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
52 20/04/2016 00558090 INK 67 P pantat sampai
kaki nyeri
Tanggal 20/12/12
: dessication disc
disertai herniasi
mild protrusion
disc segmen VL
4-5 dengan
Herniated disk,
hiperlordotik
lumbalis
140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1 pc
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
insidensi ringan
ke canalis spinalis
disertai
hiperlordotik
lumbalis
53 02/03/2016 00150446 PUR 57 L
nyeri
punggung
menjalar ke
kaki
Tanggal 14/7/14 :
Spondilosis
lumbales dengan
susp. HNP lumbal
5-S1
Sponylosis
lumbalis,
herniated disk
110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
54 20/04/2016 01933749 SRY 57 P pinggul sakit,
kaki kram
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 140/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1
55 04/04/2016 01131164 SPP 68 L
boyok sakit
sampai kaki
sakit, sudah 2
tahun
Tanggal 4/4/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
2-3; 4-5: 5-S1 dan
herniasi terutama
ke foraminal yang
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting root L5
Herniated disk 150/90
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Ambroxol 30 mg tab (20) 3x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri
rutin
56 05/10/2015 01116434 SRI 45 P
nyeri
punggung
hingga paha
Tanggal 21/8/15 :
Tanda multiple
herniated disc
(HNP) VL 3-4; 4-
5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
Herniated disk,
spinal stenosis 130/80
Alpentin 300 mg cap (15) 2x1
(1010) Celebrex 100 mg cap (15)
(1010) Myonal 50 mg tab(15) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
stenosis spinal
canal dan
foraminal
bilateral dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4
57 02/03/2016 00684880 SRH 63 P
nyeri
punggung,
kaki terasa
kram
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Pacetik 600 mg tab (20) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
58 23/03/2016 00155290 ANS 45 P
nyeri
punggung,
dislipidemia
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (20) 2x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
Lipitor 40 mg tab (20) 1x1 malam
59 02/03/2016 00517309 BAN 42 L
nyeri
punggung,
terasa hingga
bahu kiri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (20) 2x1
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 300 mg cap (5) 1x100 mg
malam
60 19/01/2016 01125863 GUN 48 L
kaki kiri
terasa sakit
dari pinggang
Tanggal 13/4/16 :
tanda multiple
herniated disc VL
3-4: 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis dan
Herniated disk,
spinal stenosis 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting root
61 25/05/2016 00150675 SUJ 46 P
nyeri
punggung
hingga kaki
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (20) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Lipanthyl penta 145 mg tab (20) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
62 23/09/2015 00279367 SRT 52 P
nyeri kaki
hingga pantat
bawah sakit
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
63 05/04/2016 01094148 SUT 69 P
nyeri
pinggang,
kaki
kesemutan
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 150/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Neurobion forte tab (10) 1x1
64 13/04/2016 00150339 KWB 44 L
nyeri boyok,
leher terasa
pegal
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1 malam
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 siang
65 07/03/2016 01044410 ASN 32 L
nyeri
punggung,
pantat sampai
kaki sebelah
kanan terasa
sakit
Tanggal 12/4/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
4-5 dan VL 5-S1
dengan herniasi
terutama
protruson disc VL
4-5 ke foraminal
dextra yang
menyebabkan
stenosis severe
dan mendesak
Herniated disk,
spinal stenosis 110/80
Celecoxib 100 mg (10) 1x1 (0100)
Lonene 300 mg cap (15) 2x1 (1010)
Myonal 50 mg tab (20) 2x1 (1100)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
struktur radikuler
terutama exiting
L4 dextra
66 25/07/2016 01064383 BAS 53 L
nyeri
pinggang
belakang
terasa tertarik
Tanggal 4/5/16:
Tanda multiple
herniated disc VL
4-5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 5-S1 ke
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
strutur radikuler
terutama exiting
root
Herniated disk,
spinal stenosis 140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Fitajoint roller gel 35 mg 3x1 ue
67 12/04/2016 01992813 KAK 41 L
kaki kanan
kebas,
pinggang
sakit, kaki
kanan cepat
capek
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
68 11/01/2016 00150657 AGS 52 L
tekanan
darah tinggi,
nyeri
punggung
terasa ke
bahu
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Blopress 8 mg tab (30) 3x1
Ginkgoforce tab (60) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Mediflex tgc cream 75 mg 3x UE
69 11/04/2016 01131547 AIA 21 L
pinggang
nyeri dari
bulan januari
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Methylprednisolone 4 mg tab (10)
1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 100 mg cap (10) 1x1
70 05/04/2016 01014219 GAO 50 P
nyeri
punggung,
kaki
kesemutan
Tanggal 27/2/16 :
multiple HNP
lumbal 4-5; 5-S1
dengan susp.
rupture annulus
fibrosus
Herniated disk 120/80
Calcidin tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Amitryptillin 100 mg (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
71 05/04/2016 01014612 QOB 71 L
kaki kemeng,
nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 160/90
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 1x1
72 07/12/2015 01123276 YUP 25 P nyeri
pinggang
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70 Celebrex 100 mg cap (10) 2x1
73 21/03/2016 01130043 UMC 65 P
nyeri
punggung
hingga bahu
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Myonal 50 mg tab (15) 2x1
Osteor-c cr 30g 2x1 oles tipis-tipis
74 01/03/2016 00678380 DIP 49 P nyeri
punggung
Tanggal 15/4/13 :
Multiple HNP
ringan lumbal 4-
5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
Herniated disk 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Alpentin 300 mg cap (10) 1x100 mg
malam
Osteoflam tab (20) 1x1
75 30/03/2016 00248881 SAK 47 P
nyeri
punggung
hingga
pinggang
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 100/70
Celebrex 200 mg cap (10) 2x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (20) 2x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
76 30/03/2016 01016979 SUH 59 P
mendadak
pegel, tidak
kuat berdiri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 140/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Zypraz 0,25 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Merislon 12 mg tab (10) 3x1 gliyer
Calcidin tab (20) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
77 30/03/2016 01126209 TAN 50 P
nyeri
punggung
terasa di kaki
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
78 30/03/2016 00155515 YOS 47 L pinggang
nyeri
Tanggal 29/8/12 :
Multiple
herniated
protrusion disc
pada segmen VL
4-5 ke doraminal
bilateral yang
disertai foraminal
stenosis terutama
L4
Herniated disk,
spinal stenosis 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
79 05/08/2015 01062312 ENI 54 P nyeri
punggung
Tanggal 5/8/15 :
Multiple HNP
lumbal 3-4; 4-5;
5-S1 dengan susp.
annulus fibrosus
setinggi lumbal 4-
5
Herniated disk 130/80
Lansprazole 30 mg (10) 1x1
Gabexal 100 mg (10) 1x1 malam
Celebrex 100 mg cap (20) 2x1 pc
Domperidone 10 mg tab (20) 2x1
80 24/02/2016 02003444 HEL 56 P
tulang
belakang
kadang-
kadang sakit
sampai
menjalar ke
leher,
terdapat
dislipiemia
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap(10) 1x1 malam
(tanggal 24/2/16 dengan keluhan
pilek batuk didiagnosa GERD dan
rhinosinusitis diberikan :
Iliadin 0,05% spray 10ml 2x1 bila
hidung tersumbat
Levores 500 mg tab (5) 1x1
Breathy nasal Spray NaCl 6,5 mg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3030 cuci hidung
Siran forte 600 mg Eff 2x1
terdapat Racikan 3x1 Rhinofed
(40+30) mg 1,5tab dan Hexilon 8 mg
1/3tab,
lalu terdiagnosa dislipidemia
diberikan :
Curcuma 200 mg tab (50) 3x1
Atorvastatin 10 mg tab (15) 1x1)
81 02/04/2016 00361819 PSJ 20 P
punggung
sakit sejak
dua minggu
yang lalu,
berdiri
menunduk
sakit
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/80
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (6) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
82 14/08/2015 01092956 YAM 49 P pinggang
sakit
Tanggal 8/3/16 :
Tanda
spondylolisthesis
VL 4-5 disertai
multiple herniated
disc (HNP) VL 2-
3; 3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
Spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
150/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Methylprednisolone 4 mg tab (10)
1x1
Racikan Alpentin 300 mg cap (75
mg) Amitriptyline 25 mg tab (5 mg)
digunakan 1x1 malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
terutama exiting
root L4
83 19/10/2015 00512589 SAB 63 L
nyeri di
boyok, kaki
berat, kram,
telapak kaki
kaku
Tanggal 19/1015 :
Multiple HNP
lumbal 3-4; 4-5;
5-S1 dengan susp.
rupture annulus
fibrosus dan
stenosis canal
spinalis setinggi
lumbal 4-5
Herniated disk,
spinal stenosis 140/90
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Lyrica 50 mg cap (20) 2x1 (1010)
Mecobalamin 250mcg cap (20) 2x1
84 02/03/2016 00150207 MUI 56 L nyeri boyok,
senut-senut
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/80
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
85 27/02/2016 01726124 ERS 49 P
nyeri kaki,
punggung
nyeri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
86 27/02/2016 00496889 HEW 37 L nyeri
pinggang
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
87 09/09/2015 00155201 SAS 67 L
nyeri
punggung,
panggul nyeri
saat berjalan
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Alpentin 100 mg cap (6) 1x1 malam
Celebrex 100 mg cap (10) 2x1
Hexilon 8 mg tab (10) 1x1 untuk 3
hari pertama
88 25/02/2016 00956815 SAP 69 L
pinggang
sakit sejak
seminggu
yang lalu
Tanggal 25/2/16 :
tanda scoliosis
lumbalis disertai
multiple herniated
disc VL 1-2;2-3;
3-4; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
Scoliosis
lumbalis,
herniated disc,
spinal stenosis
150/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
root
89 26/03/2016 00581100 CLR 67 P nyeri
pinggang kiri
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 170/90
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Pacetik 600 mg tab (10) 2x1 nyeri
rutin
90 04/04/2016 00665740 PRA 58 L nyeri
punggung
Tanggal 18/6/09 :
Multiple HNP
ringan DIV 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
tampak intact
Herniated disk 110/70 Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
91 30/03/2016 01096323 RJN 47 L nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Yekalgin (5) 1x1 (0100)
Farmasal 100 mg tab (20) 1x1
(0010) Celebrex 100 mg cap (10)
2x1 (1010) Zypraz 0,25 mg tab (5)
1/2tabx1 (0001/2)
92 27/01/2016 01980290 LIS 42 P
pinggang
sakit,
dispepsia
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 140/80
Celebrex 100 mg cap (6) 2x1
Myonal 50 mg tab (6) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
(0001)
93 28/01/2016 01126162 YUP 64 P
nyeri
pinggang
menjalar ke
tungkai kiri,
paha nyeri
Tanggal 29/1/16 :
Tanda scoliosis
lumbalis disertai
penyempitan VL
5-S1 disertai
multiple herniated
Scoliosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
130/80
Pacetik 600 mg tab (20) 3x1
Methycobal 500mcg cap (20) 3x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (20) 2x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
disc VL 1-2; 2-3;
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 2-3 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L2 disertai
hipertrofi facet
joint VL 2-3
94 10/02/2016 01126426 ASD 44 P
punggung
nyeri
kambuh-
kambuhan
Tanggal 1/2/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
4-5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 5-S1 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis spinal
canal dan
mendesak struktur
radikuler
Herniated disk,
spinal stenosis 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 2x1
95 09/02/2016 01008347 NAW 50 P nyeri
punggung
Tanggal 2/6/16 :
Spondylosis
lumbalis disertai
multiple herniated
disc VL 3-4; 4-5;
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 25 mg cap (10) 1x10
mg malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
5-S1 dan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama esiting
L4
96 22/08/2015 00564240 HRD 66 P
nyeri
punggung
terasa hingga
tangan kanan
Tanggal 19/9/14 :
Tanda
sponylolisthesis
VL 4-5 disertai
HNP VL 1-2; 2-3;
3-4; 5-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
yang mendesak
struktur radikuler
exiting L4
Sponylolisthesis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
110/70
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Gabexal 100 mg cap (30) 2x1
Methycobal 500mcg cap (45) 3x1
97 18/02/2016 00675684 YSW 58 L
nyeri
punggung
hingga ke
pundak
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
98 27/01/2016 01125720 LUK 77 L
pinggang
nyeri, bangun
tidur sakit
Tanggal 13/1/16 :
Tanda
spondylosis
lumbalis disertai
multiple herniated
disc VL 3-4; 4-5;
5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 foraminal
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk,
spinal stenosis
140/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 25 mg cap (10) 1x10
mg malam
99 03/02/2016 01127063 WAN 47 P pinggang
sakit
Tanggal 1/2/16 :
Tanda herniasi
protrusion disc
VL 5-S1 terutama
ke foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
exiting root S1
Herniated disk,
spinal stenosis 110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 2x1
100 13/02/2016 00624040 KTO 57 L boyok pegel,
leher kaku
Tanggal 5/2/14 :
hipertrofi facet
joint
Spinal stenosis 150/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 2x1
101 28/11/2015 00155691 HER 51 P
boyok sakit,
nyeri
pinggang
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
102 31/03/2016 00269731 ANB 51 L
nyeri hingga
lengan dan
kaki
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 110/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Myonal 50 mg tab(15) 2x1
Osteor-c cr 30g 2x1 oles tipis-tipis
103 16/12/2015 00224924 YUK 39 P
nyeri
pinggang
sampai
tangan terasa
kemeng,
nyeri kaki
kanan
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 130/80
Hexilon 8 mg tab (10) 1x1
Celebrex 100 mg (10) 2x1
Voltadex 1% emul gel 20g (11) oles
Dolo scaneuron tab (15) 3x1
104 15/02/2016 01127921 SUS 52 L kaki kiri
terasa kebas
Tanggal 15/2/16 :
Tanda multiple
herniated disc Vl
4-5; 5-S1 dengan
herniasi terutama
protrusion disc
VL 4-5 terutama
ke foraminal
bilateral
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L4
Herniated disc,
spinal stenosis 150/90
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam
105 15/02/2016 00664848 NWN 44 P
boyok sakit,
tidak kuat
beraktivitas
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 100/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
106 15/02/2016 00524227 BUI 54 L pinggang
terasa panas
Tanggal : 13/2/16
: Tanda
dessication disck
VL 4-5 ; 5-S1
Herniated disk 110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 2x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan herniasi
VL 4-5 terutama
ke foraminal dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting L4
107 09/02/2016 00036734 SUH 73 L
nyeri
punggung,
nyeri kaki
dan leher
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Stop x cream 30g 3x1 ue
(Tanggal 4/2/16 diberikan :
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (20) 2x1 malam
Pacetik 600 mg (20) 3x1)
108 17/02/2016 00605243 HTT 57 P pinggang
terasa sakit
Tanggal 17/2/16 :
Spondylosis
lumbalis setinggi
VL 2-3
Spondylosis
lumbalis 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Vomitas 10 mg tab (10) 3x1 ac mual
109 16/02/2016 00150591 DRJ 49 L
nyeri
pinggung
hingga leher
belakang,
terasa
kemeng, bila
batuk mata
kunang-
kunang
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Merislon 12 mg tab (20) 2x1
110 02/02/2016 02033928 DJE 70 P
nyeri
pinggang,
boyok sakit
Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 110/80
Celebrex 100 mg cap (20) 2x1
(1010) Myonal 50 mg tab (15) 2x1
(1010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
111 19/10/2015 00151207 WHN 51 P boyok sakit Tidak ada hasil
laboaratorium NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Osteoflam tab (60) 2x1
Fitajoint roller 35g (1)
112 30/12/2015 00572935 HBB 40 L tulang ekor
sakit
Tanggal 31/12/15
: Spondylosis
lumbalis, herniasi
protrusion disc
setinggi VL 4-5
Spondylosis
lumbalis,
herniated disk
120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 2x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
113 04/12/2015 00155037 HEW 45 L
bokong,
paha, betis
nyeri
Tanggal 5/12/15 :
Tanda multiple
herniated disc VL
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama ke
foraminal
bilateral yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
terutama exiting
L5
Herniated disk,
spinal stenosis 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Osteoflam tab (20) 2x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
114 15/04/2016 00496988 PNW 73 P pinggang
sakit
Tanggal 14/4/16 :
Tanda
spondylosis
liumbalis dengan
spondylolisthesis
VL 4-5 dan
disertai multiple
herniated disc VL
2-3; 3-4; 4-5; 5-
S1 dengan
herniasi terutama
Spondylosis
liumbalis,
spondylolisthesis,
herniated disk,
spinal stenosis
130/80
Celebrex 100 mg cap (15) 2x1
Osteor-c cream 60 mg (1) 2-3 kali
sehari tipis-tipis
Dansera tab (15) 3x1
(Tanggal 13/4/16 : keluhan kepala
berat dan terdiagnosa migrain
diberikan :
Mestinon 60 mg tab (60) 3x1
Amlodipin 5 mg tab (20) 1x1
Vitamin B complex (20) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
protrusion disc
VL 4-5 ke
foraminal dan
mendesak struktur
radikuler terutama
exiting root L4
dan disertai
hipertrofi facet
joint segmen VL
3-4; 4-5
Betahistine mesilat 6 mg tab (20)
2x1 Flunarizine 5 mg tab (10) 1x1)
115 24/10/2015 01902951 SPH 65 P
pinggang
terasa sakit
sampai
pangkal paha
Tanggal 6/10/15 :
tanda spinal
stenosis VL 4-5
sehingga
mendesak struktur
radikuler
Spinal stenosis 130/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1
Methycobal 500mcg cap (20) 2x1
116 18/02/2016 00151500 STI 70 P
nyeri
punggung
dan
kesemutan,
terdapat
dilipidenia,
hipertensi
Tanggal 14/1/15 :
Spondylosis
lumbalis disertai
dengan
penyempitan
segmen VL 5-S1
Spondylosis
lumbalis, spinal
stenosis
130/90
Tensivask 5 mg tab (30) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Lipitor 20 mg tab (30) 1x1
117 06/01/2016 01082451 TUL 50 P
nyeri
pinggang
sampai kaki
Tanggal 9/1/16 :
Tanda multiple
herniated disc VL
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama VL 4-5
central foraminal
yang
menyebabkan
stenosis spinal
Herniated disk,
spinal stenosis 130/90
Sistenol 500 mg + 200 mg tab (10)
3x1
Osteoflam tab (10) 3x1
Gabexal 100 mg cap (6) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (6) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (6) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
canal dan
foraminal dan
mendesak struktur
radikuler
118 06/01/2016 00342274 PDP 51 L
nyeri
pinggang
sampai
kepala berat
Tanggal 1/6/16 :
Multiple HNP
lumbal 1-2; 2-3;
3-4; 4-5 dengan
susp. ruptur
annulus fibrosus
setinggi lumbal 4-
5
Herniated disk 120/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x1
malam
119 09/11/2015 00685513 TSB 48 P
nyeri
punggung
hingga bahu
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Methylprednisolone 4 mg tab (20)
2x1
120 25/11/2015 00150764 SBR 61 L
nyeri
punggung
terasa hingga
kaki
Tanggal 10/3/14 :
Multiple HNP
lumbal 1-2; 2-3;
3-4; 4-5; 5-S1
dengan susp.
ruptur annulus
fibrosus dan
stenosis setinggi
lumbal 1-2
Herniated disk,
spinal stenosis 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Mediflex tgc cream 75g (1) 3x1 ue
121 04/01/2016 00483160 IST 50 P
nyeri
punggung
hingga ke
kaki
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/90
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Osteoflam tab (20) 2x1
122 13/01/2016 00339316 AND 47 L nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/70
Metrix 2 mg tab (60) 1x1
Glumin XR 500 mg tab (30) 1x1
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
dan diabetes
mellitus
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Sistenol 500 mg + 200 mg tab (10)
3x1
123 18/02/2016 00606696 CAK 57 P
pinggang
sakit, sakit
perut
(dispepsia)
Tanggal 1/9/10 :
Multiple HNP
lumbalis DIV 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
Herniated disk 120/70
Nexium 20 mg tab (10) 1x1
Celebrex 100 mg (20) 2x1
Librax 5 mg + 2,5 mg tab (20) 2x1
(1010) prn
124 23/09/2015 01062443 BSG 61 P
nyeri
punggung,
kaki
kesemutan
Tanggal 2/9/15 :
Tanda multple
herniated disc VL
3-4; 4-5; 5-S1
dengan herniasi
terutama
protrusion disc
VL 4-5 central
foraminal yang
menyebabkan
stenosis foraminal
dan mendesak
struktur radikuler
exiting L4 dan
disertai hipertrofi
facet joint segmen
VL 4-5
Herniated disk,
spinal stenosis 150/90
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
125 25/01/2016 00630937 SWA 48 P nyeri
punggung
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 120/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Kenacort 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (10) 3x1
126 25/01/2016 01985314 MFA 30 P
nyeri
pinggang
terasa kebas
Tanggal 25/1/16 :
herniasi disc VL
5-S1 central
Herniated disk,
spinal stenosis 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Somerol 4 mg tab (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
foraminal dan
menyebabkan
stenosis dan
mendesak struktur
radikuler
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Pacetik 600 mg (10) 3x1
127 27/01/2016 00155975 WWE 49 P
nyeri
punggung
bawah
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 110/70
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lancid 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
OSteoflam tab (20) 2x1
128 25/11/2015 00525670 SIP 54 P boyok pegal
Tanggal 6/11/15 :
Tanda multiple
herniated disc VL
2-3; 3-4; 4-5; 5-
S1 terutama
segmen VL 4-5
ke foraminal
mendesak
radikuler exiting
L4
Herniated disk,
spinal stenosis 110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Gabexal 100 mg cap (10) 1x1 malam
Kalmeco 500mcg cap (10) 1x1
129 20/06/2016 00155414 HEW 44 L pinggang
sakit
Tidak ada hasil
radiologi NPB non-spesifik 130/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Myonal 50 mg tab (20) 2x1
Kalmeco 500mcg cap (20) 1x1
130 30/11/2015 01055296 DWA 37 P
pinggang
sakit bila
duduk
Tanggal 30/11/15
: Multiple herniasi
DIV lumbal 3-4;
4-5; 5-S1 dengan
annulus fibrosus
Herniated disk 110/80
Celebrex 200 mg cap (10) 1x1
Lansoprazole 30 mg cap (10) 1x1
Calcidin tab (20) 1x1
Amitriptyline 25 mg tab (10) 1x10
mg malam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Lampiran 2. Persentase kondisi diagnosa pada pasien nyeri punggung bawah
Kondisi Jumlah %
NBP non-spesifik 64 49,2
Herniated disk 60 46,2
Spinal stenosis 45 34,6
Spondylosis 13 10,0
Spondylolisthesis 7 5,4
Scoliosis lumbalis 5 3,9
Hiperlordotic lumbalis 1 0,8
Lampiran 3. Persentase penggunaan obat bersamaan dengan obat celecoxib
Kelompok obat Nama obat Jumlah %
Antasida dan antiulcer :
Lansoprazole 30 mg cap
Lancid 30 mg cap
Antasida tab
Ranitidin 150 mg tab
Nexium 20 mg tab
Lansoprazole
Lansoprazole
Magnesium hiroksida, Alumunium hidroksida
Ranitidine
Esomeprazole
98
67
28
1
1
1
75,4
51,5
21,5
0,8
0,8
0,8
Antikonvulsan :
Alpentin 100/300 mg cap
Gabexal 100 mg cap
Lyrica 75 mg cap
Gabapentin
Gabapentin
Pregabalin
74
27
45
2
56,9
20,8
34,6
15,4
Hormon kortikosteroid :
Kenacort 4 mg tab
Somerol 4 mg tab
Methylprednsolone 4 mg cap
Hexilon 8 mg tab
Triamcinolone
6-alfa-methylprednisolone
Mthylprednisolone
6-alfa-methylprednisolone
64
52
5
4
3
49,2
40,0
3,8
3,1
2,3
Analgetik-antipiretik :
Pacetik 600 mg
Ultracet 325 mg + 37,5 mg tab
Sistenol 500 mg + 200 mg tab
Zaldiar 325 mg + 37,5 mg tab
Dolo neurobion tab
Yekapons 500 mg tab
Lonene 300 mg cap
Voltadex 1% gel 20g
Dolo scaneuron tab
Stop X cream 30g
Yekalgin tab
Paracetamol
Paracetamol, tramadol
Paracetamol, N-acetylcysteine
Paracetamol, tramadol
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12,
metamizole
Asam mefenamat
Etodolac
Diclofenac diethylammon
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12,
metamizole
Menthol, methyl salicylate, camphor, eugenol,
benzyl nicotinate
Metampiron, vitamin B1, vitamin B6, vitamin
B12, coffein, chlordiazepoxide
44
29
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
33,8
22,3
0,8
1,5
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
0,8
Suplemen dan terapi
penunjang :
Osteoflam tab
26
13
20,0
10,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Fitajoint roller gel 35g
Osteor-c 60g
Mediflex TGC cream
Curcuma 200 mg tab
Dansera tab
Ginkgoforce tab
Glucosamine HCl, chondroitin sulphate, vitamin
C, mg, Zn, manganese
N-acetyl glucosamine, mint conc, aloe vera,
vitamin E, lavender oil
Glucosamine, chondroitine sulphate, capsicum
extract, camphor camphor, methylsalicylate
Glucosamine sulfate
Pulverised curcuma roots
Serrapeptase, thiamine mononitrate, riboflavine,
pyridoxine HCl, cyanocobalamin, nicotinamine,
tocopherol acetate
Ginkgo biloba
5
3
2
1
1
1
3,8
2,3
1,5
0,8
0,8
0,8
Neurotropik :
Methycobal 500mcg cap
Mecobalamin 500mcg tab
Kalmeco 500mcg
Mecobalamin
Mecobalamin
Mecobalamin
15
12
2
1
11,5
9,2
1,5
0,8
Relaksan otot :
Myonal 50 mg tab
Eperisone HCl
14
14
10,8
10,8
Antidepresan :
Amitriptyline 25 mg tab
Amitriptilina HCl
11
11
8,5
8,5
Vitamin :
Neurobion forte tab
Vitamin B complex tab
Neurodex tab
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12
Vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, vitamin
B12, nicotinamide, Ca-pantotenate
Vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12
9
4
4
1
6,9
3,1
3,1
0,8
Calcium/dengan viatmin :
Calcidin tab
Calcium phosphate, Calcium lactate, vitamin C,
vitamin D3
7
7
5,4
5,4
Obat susunan saraf
trankuilizer minor
(anxiolytic) :
Zypraz 0,25 mg tab
Alprazolam
6
6
4,6
4,6
Obat batuk :
Ambroxol 30 mg tab
Codein tab
Siran forte 600 mg Eff
Yekaflu tab
Ambroxol HCl
Codein HCl
N-acetylcystein
Salicylamide, acetaminophen, chlorpheniramine
maleate, phenylpropanolamin HCl
5
2
1
1
1
3,8
1,5
0,8
0,8
0,8
Antispasmodik :
Librax 5 mg + 2,5 mg tab
Chlordiazepoxide + Clinidium Bromide
5
5
3,8
3,8
Antihiperlipidemik :
Atorvastatin 20 mg tab
Lipitor 40 mg tab
Lipanthyl penta 145 mg tab
Atorvastatin
Atorvastatin
Fenofibrate
5
2
2
1
3,8
1,5
0,8
0,8
Antiemetik :
Domperidone 10 mg tab
Vomitas 10 mg tab
Domperidone
Domperidone
4
3
1
3,1
2,3
0,8
Angiotensin II inhibitor :
Valesco 80 mg tab
Blopress 8 mg tab
Valsartan
Candesartan Cilexetil
3
2
1
2,3
1,5
0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Calcium Channel Blockers
Twynsta 5 mg + 80 mg tab
Amlodipine 5 mg tab
Tensivask 5 mg tab
Amlodipine + Telmisartan
Amlodipin besylate
Amlodipin besylate
3
1
1
1
2,3
0,8
0,8
0,8
Antivertigo :
Merislon 12 mg tab
Betahistin mesilat 6 mg tab
Betahistin mesilat
Betahistin mesilat
3
2
1
2,3
1,5
0,8
Antiasma :
Ventolin 100mcg/dose inhaler
Seretide diskus (50/250)
inhaler 60 Dose
Salbutamole sulfate
Salmeterol, fluticasone propionat
2
1
1
1,5
0,8
0,8
Antihistamin dan antialergi :
Cetirizine tab
Rhinofed tab
Cetirizine diHCl
Terfenadine, pseudoefedrine
2
1
1
1,5
0,8
0,8
Antiplatelet
Miniaspi 80 mg tab
Farmasal 100 mg tab
Acetylsalicylic acid
Acetylsalicylic acid
2
1
1
1,5
0,8
0,8
Dekongestan dan obat-obat
lain untuk hidung :
Iliadin 0,05% spray 10ml
Breathy nasal Spray NaCl 6,5
mg 30ml
Oxymetazoline HCl
Natrium Chlorida
2
1
1
1,5
0,8
0,8
Antidiabetik oral :
Metrik 2 mg tab
Glumin XR tab
Glimepiride
Metformin HCl
2
1
1
1,5
0,8
0,8
Antibiotik :
Levores 500 mg tab
Levofloxacin
1
1
0,8
0,8
Beta-blockers :
Concor 2,5 mg tab
Bisoprolol fumarate
1
1
0,8
0,8
Obat saluran kemih :
Urispas 200 mg tab
Flavoxate HCl
1
1
0,8
0,8
Obat kelainan
neuromuskuler :
Mestinon 60 mg tab
Pyridostigmine Bromin
1
1
0,8
0,8
Antimigrain :
Flunarizine 5 mg tab
Flunarizine
1
1
0,8
0,8
Keterangan : tab = tablet, cap = kapsul, eff = effervescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Lampiran 4. Faktor risiko gastrointestinal (GI) (Assessment)
Keterangan :
Faktor risiko gastrointestinal : 0 = Ya; 1 = Tidak
Kesimpulan risiko GI tinggi : 0 = terdapat lebih dari 2 faktor risiko, atau menggunakan kortikosteroid; antikoagulan; dua obat OAINS, atau riwayat
perdarahan ulkus; 1 = apabila tidak terdapat faktor risiko
No.
Riwayat penyakit
Faktor risiko gastrointestinal Kesimpulan
risiko GI
tinggi
Usia
≥ 65
tahun
Acetyl
salicylic
acid
Kortikosteroid Antikoagulan
Riwayat
perdarahan
ulkus
Riwayat
ulkus
peptikum
Riwayat
dispepsia
Dua
obat
OAINS
n = 24
(18,5%)
n = 2
(1,5%) n = 62 (47,7%) n = 0 (0%) n = 0 (0%)
n = 8
(6,2%)
n = 37
(28,5%)
n = 6
(4,6%)
n = 72
(55,4%)
1 Hipertensi essensial 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Stroke 1 1 0 1 1 1 1 1 0
3 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
4 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
5 Nyeri ulu hati 1 1 1 1 1 1 0 1 0
6
Hipertensi essensial,
dispepsia, IHD, gagal
jantung
1 1 1 1 1 1 0 1 1
7 - 1 1 1 1 1 1 1 1
8 Dispepsia, gastritis,
hipertensi, GERD, IHD 0 1 1 1 1 0 0 1 0
9 GERD 1 1 0 1 1 1 0 1 0
10 Nyeri ulu hati, dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
11 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
12 Hipertensi essensial,
stroke 0 1 1 1 1 1 1 1 1
13 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
14 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
15 Stroke 0 1 1 1 1 1 1 1 1
16 Stroke, hipertensi
essensial 0 1 1 1 1 1 1 1 1
17
Angina pectoris, IHD,
stroke, hipertensi
essensial, CHF
0 0 1 1 1 1 1 0 0
18 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 Stroke, hipertensi
essensial 1 1 0 1 1 1 1 1 0
20 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 Hipertensi essensial 1 1 0 1 1 1 1 1 0
22 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
23 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
24 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
25 Dispepsia 1 1 0 1 1 1 0 1 0
26 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
28 Gastritis kronis,
hipertensi essensial 1 1 1 1 1 0 1 1 1
29 Stroke 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 Dispepsia, hipertensi
essensial 1 1 0 1 1 1 0 1 0
31 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
32 Hipertensi essensial 0 1 1 1 1 1 1 1 1
33 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
35 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 Dispepsia, hipertensi
essensial 1 1 1 1 1 1 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
37 Hipertensi essensial,
stroke, dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
38 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
39 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 Stroke, hipertensi
essensial, dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
41 - 0 1 1 1 1 1 1 0 0
42 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
43 Dispepsia 1 1 0 1 1 1 0 1 0
44 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0
45 Stroke 1 1 0 1 1 1 1 1 0
46 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
47 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0
48 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
49 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
50 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
51 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
52 Stroke, hipertensi
essensial 0 1 0 1 1 1 1 1 0
53 Dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
54 Dispepsia, gastritis 1 1 0 1 1 0 0 1 0
55 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0
56 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
57 Stroke 1 1 0 1 1 1 1 1 0
58 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
59 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
60 Stroke 1 1 0 1 1 1 1 1 0
61 Stroke 1 1 0 1 1 1 1 1 0
62 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
63 Stroke, dispepsia 0 1 1 1 1 1 0 1 1
64 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
65 - 1 1 1 1 1 1 1 0 0
66 Dispesia, nyeri ulu hati 1 1 0 1 1 1 0 1 0
67 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
68 Stroke, hipertensi
essensial, dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
69 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
70 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
71 - 0 1 1 1 1 1 1 1 1
72 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
73 - 0 1 1 1 1 1 1 1 1
74 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
75 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
76 Dispepsia, hipertensi,
maag 1 1 1 1 1 0 0 1 1
77 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
78 Gastritis, dispepsia 1 1 1 1 1 0 0 1 1
79 Nyeri lambung,
dispepsia 1 1 1 1 1 0 0 1 1
80 GERD 1 1 0 1 1 1 0 1 0
81 Stroke 1 1 0 1 1 1 1 1 0
82 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
83 Stroke, hipertensi
essensial 1 1 1 1 1 1 1 1 1
84 Hipertensi essensial,
epigastric pain, stroke 1 1 0 1 1 1 0 1 0
85 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
86 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
87 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
88 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0
89 Hipertensi essensial,
stroke 0 1 1 1 1 1 1 1 1
90 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
91 Stroke 1 0 1 1 1 1 1 0 0
92 Dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 0
93 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
94 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
95 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
96 Gastritis, stroke,
dispepsia 0 1 1 1 1 0 0 1 0
97 Dispepsia, gastiritis 1 1 0 1 1 0 0 1 0
98 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0
99 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
100 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
101 Hipertensi essensial 1 1 0 1 1 1 1 1 0
102 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103 - 1 1 0 1 1 1 1 0 0
104 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
105 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
106 GERD, dispepsia,
hipertensi essensial 1 1 0 1 1 1 0 1 0
107 IHD, abdominal pain,
hipertensi essensial 0 1 0 1 1 1 0 1 0
108 Dispepsia, IHD,
hipertensi essensial 1 1 0 1 1 1 0 1 0
109 Dispepsia 1 1 0 1 1 1 0 1 0
110 Stroke 0 1 1 1 1 1 1 1 1
111 Dispepsia, epigastric
pain 1 1 1 1 1 1 0 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
112 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
113 Dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
114 Stroke, hipertensi
essensial, GERD 0 1 1 1 1 1 0 1 1
115 - 0 1 1 1 1 1 1 1 1
116 Stroke, hipertensi
essensial, dispepsia 0 1 0 1 1 1 0 1 0
117 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
118 GERD 1 1 1 1 1 1 0 1 1
119 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
120 Hipertensi essensial,
stroke 1 1 1 1 1 1 1 1 1
121 Dispepsia, stroke 1 1 1 1 1 1 0 1 1
122 Hipertensi essensial 1 1 1 1 1 1 1 1 1
123 Dispepsia, hipertensi
essensial 1 1 1 1 1 1 0 1 0
124 Hipertensi essensial 1 1 0 1 1 1 1 1 0
125 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
126 - 1 1 0 1 1 1 1 1 0
127 - 1 1 1 1 1 1 1 1 1
128 Epigastric pain 1 1 1 1 1 1 0 1 1
129 Hipertensi essensial 1 1 1 1 1 1 1 1 1
130 Dispepsia 1 1 1 1 1 1 0 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 5. Faktor risiko kardiovaskuler (CV) (Asssesment)
Keterangan :
Faktor risiko kardiovaskuler : 0 = Ya; 1 = Tidak,
Kesimpulan risiko CV : 0 = apabila terdapat satu atau lebih faktor risiko; 1 = apabila tidak terdapat faktor risiko
No.
Faktor risiko kardiovaskuler
Kesimpulan
risiko CV
tinggi
Riwayat
infark
miokard
Riwayat
angina
Riwayat
stroke
Riwayat
Ischemic heart
disease (IHD)
Riwayat
gagal
jantung
Riwayat
hipertensi
Tidak terkontrolnya tekanan darah
(sistolik > 140 mm Hg atau diastolik
> 90 mm Hg saat kunjungan
pengobatan)
n = 0 (0%) n = 1
(0,8%)
n = 26
(20%) n = 5 (3,8%)
n = 2
(1,5%)
n = 31
(23,8%) n = 14 (10,8%) n = 54 (41,5%)
1 1 1 1 1 1 0 1 0
2 1 1 0 1 1 1 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 0 0
5 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 0 0 0 1 0
7 1 1 1 1 1 1 0 0
8 1 1 1 0 1 0 1 0
9 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 1 0 1 1 0 1 0
13 1 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1
15 1 1 0 1 1 1 1 0
16 1 1 0 1 1 0 1 0
17 1 0 0 0 0 0 1 0
18 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 0 1 1 0 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
20 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 1 1 1 0 1 0
22 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 1 1 1 1 1
27 1 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 0 0 0
29 1 1 0 1 1 1 1 0
30 1 1 1 1 1 0 1 0
31 1 1 1 1 1 1 1 1
32 1 1 1 1 1 0 1 0
33 1 1 1 1 1 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1
36 1 1 1 1 1 0 1 0
37 1 1 0 1 1 0 1 0
38 1 1 1 1 1 1 1 1
39 1 1 1 1 1 1 1 1
40 1 1 0 1 1 0 1 0
41 1 1 1 1 1 1 1 1
42 1 1 1 1 1 1 1 1
43 1 1 1 1 1 1 1 1
44 1 1 1 1 1 1 1 1
45 1 1 0 1 1 1 1 0
46 1 1 1 1 1 1 1 1
47 1 1 1 1 1 1 0 0
48 1 1 1 1 1 1 1 1
49 1 1 1 1 1 1 0 0
50 1 1 1 1 1 1 1 1
51 1 1 1 1 1 1 1 1
52 1 1 0 1 1 0 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
53 1 1 1 1 1 1 1 1
54 1 1 1 1 1 1 1 1
55 1 1 1 1 1 1 0 0
56 1 1 1 1 1 1 1 1
57 1 1 0 1 1 1 1 0
58 1 1 1 1 1 1 1 1
59 1 1 1 1 1 1 1 1
60 1 1 0 1 1 1 1 0
61 1 1 0 1 1 1 1 0
62 1 1 1 1 1 1 1 1
63 1 1 0 1 1 1 0 0
64 1 1 1 1 1 1 1 1
65 1 1 1 1 1 1 1 1
66 1 1 1 1 1 1 1 1
67 1 1 1 1 1 1 1 1
68 1 1 1 1 1 0 1 0
69 1 1 1 1 1 1 1 1
70 1 1 1 1 1 1 1 1
71 1 1 1 1 1 1 0 0
72 1 1 1 1 1 1 1 1
73 1 1 1 1 1 1 1 1
74 1 1 1 1 1 1 1 1
75 1 1 1 1 1 1 1 1
76 1 1 1 1 1 0 1 0
77 1 1 1 1 1 1 1 1
78 1 1 1 1 1 1 1 1
79 1 1 1 1 1 1 1 1
80 1 1 1 1 1 1 1 1
81 1 1 0 1 1 1 1 0
82 1 1 1 1 1 1 0 0
83 1 1 0 1 1 0 1 0
84 1 1 0 1 1 0 1 0
85 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
86 1 1 1 1 1 1 1 1
87 1 1 1 1 1 1 1 1
88 1 1 1 1 1 1 0 0
89 1 1 0 1 1 0 0 0
90 1 1 1 1 1 1 1 1
91 1 1 0 1 1 1 1 0
92 1 1 1 1 1 1 1 1
93 1 1 1 1 1 1 1 1
94 1 1 1 1 1 1 1 1
95 1 1 1 1 1 1 1 1
96 1 1 0 1 1 1 1 0
97 1 1 1 1 1 1 1 1
98 1 1 1 1 1 1 1 1
99 1 1 1 1 1 1 1 1
100 1 1 1 1 1 1 0 0
101 1 1 1 1 1 0 1 0
102 1 1 1 1 1 1 1 1
103 1 1 1 1 1 1 1 1
104 1 1 1 1 1 1 0 0
105 1 1 1 1 1 1 1 1
106 1 1 1 1 1 0 1 0
107 1 1 1 0 1 0 1 0
108 1 1 1 0 1 0 1 0
109 1 1 1 1 1 1 1 1
110 1 1 0 1 1 1 1 0
111 1 1 1 1 1 1 1 1
112 1 1 1 1 1 1 1 1
113 1 1 1 1 1 1 1 1
114 1 1 0 1 1 0 1 0
115 1 1 1 1 1 1 1 1
116 1 1 0 1 1 0 1 0
117 1 1 1 1 1 1 1 1
118 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
119 1 1 1 1 1 1 1 1
120 1 1 0 1 1 0 1 0
121 1 1 0 1 1 1 1 0
122 1 1 1 1 1 0 1 0
123 1 1 1 1 1 0 1 0
124 1 1 1 1 1 0 0 0
125 1 1 1 1 1 1 1 1
126 1 1 1 1 1 1 1 1
127 1 1 1 1 1 1 1 1
128 1 1 1 1 1 1 1 1
129 1 1 1 1 1 0 1 0
130 1 1 1 1 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 6. Kesesuaian indikasi dan regimen dosis celecoxib terhadap
algoritma faktor risiko (Assessment)
Keterangan :
Kesimpulan risiko GI dan CV : 0 = Ya; 1 = tidak
Regimen dosis celecoxib : 0 = 200/hari + PPI; 1 = 200 mg/hari; 2 = dosis tidak sesuai
Kesesuaian indikasi terhadap algoritma faktor risiko GI dan CV: 0 = bila indikasi sesuai
dengan kondisi pasien berdasarkan algoritma; 1 = bila indikasi tidak sesuai dengan kondisi
pasien berdasarkan algoritma
Kesesuaian regimen dosis celecoxib : 0 = 200/hari + PPI sesuai algoritma; 1 = 200 mg/hari
sesuai algoritma; 2 = bila informasi dosis tidak sesuai algoritma
Kesesuaian indikasi terhadap pengobatan nyeri berdasarkan acuan Malaysian Low Back Pain
Management Guideline (2009)
Kesesuaian indikasi dan kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap algoritma berdasarkan
acuan Scarpignato et al. (2015) dan Lanas et al. (2011)
No.
Kesimpulan
risiko GI
tinggi
Kesimpulan
risiko CV
tinggi
Regimen
dosis
celecoxib
yang
diterima
Kesesuaian
indikasi
terhadap
pengobatan
nyeri
Kesesuaian
indikasi
terhadap
algoritma
faktor
risiko
Kesesuaian
regimen
dosis
celecoxib
0 = 72
(55,4%)
1 = 58
(44,6%)
0 = 54
(41,5%)
1 = 46
(58,5%)
0 = 96
(73,8%)
1 = 33
(25,4%)
2 = 1
(0,8%)
0 = 130
(100%)
1 = 0 (0%)
0 = 95
(73,1%)
1 = 35
(26,9%)
0 = 74
(56,9%)
1 = 56
(43,1%)
1 1 0 0 0 0 1
2 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 0 0 0
4 0 0 0 0 0 0
5 0 1 0 0 0 0
6 1 0 1 0 0 0
7 1 0 1 0 0 0
8 0 0 1 0 0 1
9 0 1 0 0 0 0
10 1 1 0 0 1 1
11 0 1 0 0 0 0
12 1 0 0 0 0 1
13 0 1 0 0 0 0
14 0 1 0 0 0 0
15 1 0 0 0 0 1
16 1 0 0 0 0 1
17 0 0 0 0 0 0
18 1 1 0 0 1 1
19 0 0 0 0 0 0
20 1 1 2 0 1 1
21 0 0 0 0 0 0
22 0 1 0 0 0 0
23 0 1 0 0 0 0
24 0 1 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
25 0 1 0 0 0 0
26 1 1 1 0 1 1
27 0 1 0 0 0 0
28 1 0 0 0 0 1
29 1 0 0 0 0 1
30 0 0 0 0 0 0
31 0 1 0 0 0 0
32 1 0 1 0 0 0
33 1 1 0 0 1 1
34 0 1 0 0 0 0
35 1 1 0 0 1 1
36 0 0 1 0 0 1
37 1 0 0 0 0 1
38 1 1 1 0 1 1
39 1 1 1 0 1 1
40 1 0 0 0 0 1
41 0 1 1 0 0 1
42 0 1 0 0 0 0
43 0 1 0 0 0 0
44 0 1 0 0 0 0
45 0 0 0 0 0 0
46 1 1 1 0 1 1
47 0 0 0 0 0 0
48 0 1 0 0 0 0
49 0 0 0 0 0 0
50 1 1 0 0 1 1
51 0 1 0 0 0 0
52 0 0 0 0 0 0
53 1 1 0 0 1 1
54 0 1 0 0 0 0
55 0 0 0 0 0 0
56 1 1 1 0 1 1
57 0 0 0 0 0 0
58 1 1 1 0 1 1
59 0 1 0 0 0 0
60 0 0 0 0 0 0
61 0 0 0 0 0 0
62 0 1 0 0 0 0
63 1 0 0 0 0 1
64 1 1 0 0 1 1
65 0 1 1 0 0 1
66 0 1 0 0 0 0
67 0 1 0 0 0 0
68 1 0 0 0 0 1
69 0 1 0 0 0 0
70 1 1 0 0 1 1
71 1 0 0 0 0 1
72 1 1 1 0 1 1
73 1 1 1 0 1 1
74 1 1 0 0 1 1
75 1 1 0 0 1 1
76 1 0 0 0 0 1
77 0 1 0 0 0 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
78 1 1 0 0 1 1
79 1 1 0 0 1 1
80 0 1 0 0 0 0
81 0 0 0 0 0 0
82 0 0 0 0 0 0
83 1 0 1 0 0 0
84 0 0 0 0 0 0
85 0 1 0 0 0 0
86 1 1 1 0 1 1
87 0 1 0 0 0 0
88 0 0 0 0 0 0
89 1 0 1 0 0 0
90 1 1 1 0 1 1
91 0 0 1 0 0 1
92 0 1 0 0 0 0
93 1 1 1 0 1 1
94 0 1 0 0 0 0
95 1 1 1 0 1 1
96 0 0 1 0 0 1
97 0 1 0 0 0 0
98 0 1 0 0 0 0
99 0 1 0 0 0 0
100 0 0 0 0 0 0
101 0 0 0 0 0 0
102 1 1 1 0 1 1
103 0 1 1 0 0 1
104 0 0 0 0 0 0
105 0 1 0 0 0 0
106 0 0 0 0 0 0
107 0 0 0 0 0 0
108 0 0 0 0 0 0
109 0 1 0 0 0 0
110 1 0 1 0 0 0
111 1 1 1 0 1 1
112 1 1 1 0 1 1
113 1 1 1 0 1 1
114 1 0 1 0 0 0
115 1 1 1 0 1 1
116 0 0 0 0 0 0
117 1 1 0 0 1 1
118 1 1 0 0 1 1
119 0 1 0 0 0 0
120 1 0 0 0 0 1
121 1 0 0 0 0 1
122 1 0 1 0 0 0
123 0 0 0 0 0 0
124 0 0 0 0 0 0
125 0 1 0 0 0 0
126 0 1 0 0 0 0
127 1 1 0 0 1 1
128 1 1 0 0 1 1
129 1 0 1 0 0 0
130 1 1 0 0 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 7. Persentase kesesuaian indikasi berdasarkan algoritma
(Assessment)
Kesesuaian
indikasi
Regimen
dosis
Kondisi
risiko pasien No. Sampel
n
(%)
Sesuai
(n = 95;
73,1%)
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Risiko GI
tinggi +
risiko CV
tinggi
2, 4, 17, 19, 21, 30, 45, 47, 49, 52,
55, 57, 60, 61, 81, 82, 84, 88, 100,
101, 104, 106, 107, 108, 116, 123,
124,
(8, 36, 91, 96)*
31
(23,9)
Risiko GI
tinggi +
risiko CV
rendah
3, 5, 9, 11, 13, 14, 22, 23, 24, 25, 27,
31, 34, 42, 43, 44, 48, 51, 54, 59, 62,
66, 67, 69, 77, 80, 85, 87, 92, 94, 97,
98, 99, 105, 109, 119, 125, 126, (41,
65, 103)*
41
(31,5)
Celecoxib
200mg/hari
Risiko GI
rendah +
risiko CV
tinggi
6, 7, 32, 83, 89, 110, 114, 122, 129,
(1, 12, 15, 16, 28, 29, 37, 40, 63, 68,
71, 76, 120, 121)*
23
(17,7)
Tidak sesuai
(n = 35;
26,9%)
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Risiko GI
rendah +
risiko CV
rendah
10, 18, 33, 35, 50, 53, 64, 70, 74, 75,
78, 79, 117, 118, 127, 128, 130
17
(13,1)
Celecoxib
200mg/hari
risiko GI
rendah +
risiko CV
rendah
26, 38, 39, 46, 56, 58, 72, 73, 86, 90,
93, 95, 102, 111, 112, 113, 115
17
(13,1)
Celecoxib
100mg
risiko GI
rendah +
risiko CV
rendah
20 1
(0,8)
*nomor sampel yang sesuai indikasi berdasarkan algoritma memiliki ketidaksesuaian regimen dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 8. Persentase kesesuaian regimen dosis celecoxib terhadap
algoritma (Assessment)
Kesesuaian
regimen
Regimen
dosis
Kondisi risiko
pasien No. Sampel n (%) Rekomendasi
Sesuai
(n = 74;
56,9%)
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Risiko GI
tinggi + risiko
CV tinggi
2, 4, 17, 19, 21, 30,
45, 47, 49, 52, 55,
57, 60, 61, 81, 82,
84, 88, 100, 101,
104, 106, 107, 108,
116, 123, 124
27
(20,8%) Sudah tepat
Risiko GI
tinggi + risiko
CV rendah
3, 5, 9, 11, 13, 14,
22, 23, 24, 25, 27,
31, 34, 42, 43, 44,
48, 51, 54, 59, 62,
66, 67, 69, 77, 80,
85, 87, 92, 94, 97,
98, 99, 105, 109,
119, 125, 126
38
(29,2%) Sudah tepat
Celecoxib
200mg/hari
Risiko GI
rendah + risiko
CV tinggi
6, 7, 32, 83, 89,
110, 114, 122, 129
9
(6,9%) Sudah tepat
Tidak
sesuai
(n = 56;
43,1%)
Celecoxib
200mg/hari
+ PPI
Risiko GI
rendah + risiko
CV tinggi
1, 12, 15, 16, 28,
29, 37, 40, 63, 68,
71, 76, 120, 121
14
(10,8%)
Tidak
memerlukan
PPI
Risiko GI
rendah + risiko
CV rendah
10, 18, 33, 35, 50,
53, 64, 70, 74, 75,
78, 79, 117, 118,
127, 128, 130
17
(13,1%)
OAINS non-
selektif
Celecoxib
200mg/hari
risiko GI tinggi
+ risiko CV
tinggi
8, 36, 91, 96 4
(3,1%)
Memerlukan
PPI
risiko GI tinggi
+ risiko CV
rendah
41, 65, 103 3
(2,3%)
Memeerlukan
PPI
risiko GI
rendah + risiko
CV rendah
26, 38, 39, 46, 56,
58, 72, 73, 86, 90,
93, 95, 102, 111,
112, 113, 115
17
(13,1%)
OAINS non-
selektif
Celecoxib
100mg
risiko GI
rendah + risiko
CV rendah
20 1
(0,8%)
OAINS non-
selektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 9. Efek samping pengobatan (Assessment)
No. Usia
(tahun)
Riwayat
penyakit
Tekanan
darah saat
kunjungan (
mm Hg)
Tekanan
darah setelah
kunjungan (
mm Hg)
Hipertensi
menurut
JNC VIII
Dispepsia
108 57 - 110/70 120/80 Tidak
Dispepsia
dengan keluhan
mual akibat
penggunaan
OAINS
33 38 - 120/80 140/100 Ya -
35 54 DM 110/70 130/90 Ya -
46 57 - 120/80 140/90 Ya -
59 42 - 120/70 130/90 Ya -
63 69 DM 150/90 170/100 Ya -
80 56 - 130/80 150/90 Ya -
96 66 - 110/70 150/90 Ya -
110 70 - 110/80 130/90 Ya -
Keterangan :
Hipertensi (JNC VIII) :
Usia ≥ 60 tahun apabila tekanan darah sistol ≥ 150 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg
Usia < 60 tahun apabila tekanan darah sistol ≥ 140 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm Hg
Usia ≥ 18 tahun apabila memiliki riwayat diabetes mellitus (DM ) atau chronic kidney
disease (CKD) atau keduanya dengan tekanan darah ≥ 140 mm Hg atau diastol ≥ 90 mm
Hg
Lampiran 10. Persentase efek samping pengobatan (Assessment)
Efek samping No. sampel n Total 6,9 (%)
Hipertensi (JNC VIII) 33, 35, 46, 59, 63, 80, 96, 110 8 6,1
Dispepsia 108 1 0,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 11. Kategori interaksi obat (Assessment)
Keterangan :
Interaksi obat menggunakan Medscape Drug Interaction Checker (http://reference.medscape.com/drug-interactionchecker)
Interaksi obat : 0 = bila terdapat interaksi obat dengan kategori minor, signifikan, serius; 1 = bila
tidak terdapat interaksi obat.
Keterangan interaksi antara dua obat dapat dilihat di lampiran 12.
(Signifikan = 39 pasien, minor = 12 pasien, signifikan dan minor = 32 pasien)
No.
Interaksi
obat
0 = 83
(63,8%)
1 = 47
(36,2%)
Obat 1 Obat 2
Kategori
interaksi obat
1 1 - - -
2 0
Antasida (Alumunium
hydroxide) Alpentin (gabapentin) Signifikan
Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Celecoxib Antasida (Alumunium
hydroxide) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
3 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
4 0
Antasida (Alumunium
hydroxide) Alpentin (gabapentin) Signifikan
Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Celecoxib Antasida (Alumunium
hydroxide) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
5 0 Alpentin (gabapentin) Methycobal (cobalamin) Minor
Lansoprazole Methycobal (cobalamin) Minor
6 0 Alpentin (gabapentin) Methycobal (cobalamin) Minor
7 0 Gabexal (gabapentin) Ultracet (acetaminophen) Minor
Celecoxib Ultracet (tramadol) Signifikan
8 1 - - -
9 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
10 0 Gabexal (gabapentin) Methycobal (cobalamin) Minor
11 0
Celecoxib Methylprednisolone Signifikan
Amitriptyline Methylprednisolone Minor
Lansoprazole Methylprednisolone Minor
12 1 - - -
13 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
14 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
15 0 Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
16 0
Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Methycobal (cobalamin) Minor
Lansoprazole Methycobal (cobalamin) Minor
17 0 Concor (bisoprolol) Valesco (valsartan) Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Miniaspi (aspirin) Concor (bisoprolol) Signifikan
Celecoxib Concor (bisoprolol) Signifikan
Valesco (valsartan) Miniaspi (aspirin) Signifikan
Celecoxib Valesco (valsartan) Signifikan
Celecoxib Miniaspi (aspirin) Signifikan
Celecoxib Miniaspi (aspirin) Minor
Alpentin (gabapentin) Mecobalamin (cobalamin) Minor
Miniaspi (aspirin) Mecobalamin (cobalamin) Minor
18 0 Lansoprazole Methycobal (cobalamin) Minor
19 0
Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Amitriptyline Kenacort (triamcinolone) Minor
Lansoprazole Methycobal (cobalamin) Minor
20 0 Celecoxib Zaldiar (tramadol) Signifikan
21 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
22 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
23 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
24 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Amitriptyline Kenacort (triamcinolone) Minor
25 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
26 0 Ranitidin Methycobal (cobalamin) Minor
27 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
28 0 Celecoxib Twynsta (telmisartan) Signifikan
Lansoprazole Methycobal (cobalamin) Minor
29 0
Alpentin (gabapentin) Yekaflu (acetaminophen) Minor
Lansoprazole Neurodex (cobalamin) Minor
Lansoprazole Neurodex (cobalamin) Minor
30 0
Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Celecoxib Codein Signifikan
Lansoprazole Neurodex (cobalamin) Minor
31 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
32 1 - - -
33 0
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
Alpentin (gabapentin) Vitamin B complex
(cobalamin) Minor
Lansoprazole Vitamin B complex
(cobalamin) Minor
34 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
35 1 - - -
36 0 Celecoxib Valesco (valsartan) Signifikan
37 1 - - -
38 1 - - -
39 1 - - -
40 1 - - -
41 0 Celecoxib Yekapons (asam
mefenamat) Signifikan
42 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
43 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
44 0 Celecoxib Somerol
(methylprednisolone) Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lansoprazole Somerol
(methylprednisolone) Minor
45 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
46 1 - - -
47 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
48 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
49 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
50 1 - - -
51 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
52 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
53 1 - - -
54 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
55 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
56 1 - - -
57 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
58 1 - - -
59 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Alpentin (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
60 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
61 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
62 0
Celecoxib Somerol
(methylprednisolone) Signifikan
Lansoprazole Somerol
(methylprednisolone) Minor
63 1 - - -
64 1 - - -
65 1 - - -
66 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
67 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
68 0
Celecoxib Blopress (candesartan) Signifikan
Celecoxib Ginkgo force (ginkgo
biloba) Signifikan
69 0 Celecoxib Methylprednisolone Signifikan
Lansoprazole Methylprednisolone Minor
70 1 - - -
71 0 Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
72 1 - - -
73 1 - - -
74 1 - - -
75 1 - - -
76 1 - - -
77 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
78 1 - - -
79 1 - - -
80 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
81 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
82 0
Celecoxib Methylprednisolone Signifikan
Lansoprazole Methylprednisolone Minor
Amitriptyline Methylprednisolone Minor
83 1 - - -
84 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
85 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
86 1 - - -
87 0
Celecoxib (Hexilon)
methylprednisolone Signifikan
Lansoprazole (Hexilon)
methylprednisolone Minor
88 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
89 1 - - -
90 1 - - -
91 0 Celecoxib Farmasal (aspirin) Signifikan
Celecoxib Farmasal (aspirin) Minor
92 1 - - -
93 0 Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
94 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
95 1 - - -
96 1 - - -
97 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
98 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Amitriptyline Kenacort (triamcinolone) Minor
99 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
100 0
Celecoxib Somerol
(methylprednisolone) Signifikan
Lansoprazole Somerol
(methylprednisolone) Minor
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
101 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
102 1 - - -
103 0
Celecoxib (Hexilon)
methylprednisolone Signifikan
Lansoprazole (Hexilon)
methylprednisolone Minor
104 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
105 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
106 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
107 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
108 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
109 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
110 1 - - -
111 1 - - -
112 1 - - -
113 1 - - -
114 1 - - -
115 1 - - -
116 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
117 1 - - -
118 1 - - -
119 0 Celecoxib Methylprednisolone Signifikan
Lansoprazole Methylprednisolone Minor
120 1 - - -
121 1 - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
122 0 Gabexal (gabapentin) Sistenol (acetaminophen) Minor
123 1 - - -
124 0
Celecoxib Somerol
(methylprednisolone) Signifikan
Lansoprazole Somerol
(methylprednisolone) Minor
125 0 Celecoxib Kenacort (triamcinolone) Signifikan
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
126 0
Celecoxib Somerol
(methylprednisolone) Signifikan
Lansoprazole Somerol
(methylprednisolone) Minor
Gabexal (gabapentin) Pacetik (acetaminophen) Minor
127 1 - - -
128 0 Lansoprazole Kalmeco (cobalamin) Minor
129 1 - - -
130 1 - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 12. Keterangan interaksi obat (Assessment)
Obat 1 Obat 2
Kategori
interaksi
obat
Keterangan
Celecoxib
Kenacort
(triamcinolone),
methylprednisolone,
somerol, hexilon
Signifikan
Keduanya meningkatkan toksisitas
dengan sinergisme farmakodinamik.
Meningkatkan risiko ulkus GI
Celecoxib Antasida (Alumunium
hydroxide) Signifikan
Alumunium hidroksida menurunkan
kadar gabapentin dengan menghambat
absorbsi saluran cerna. Diberi jeda 2
jam.
Celecoxib Ultracet, zaldiar
(tramadol) Signifikan
Celecoxib menurunkan efek tramadol
dengan mempengaruhi enzim
metabolisme hati CYP2D6
Celecoxib Codein Signifikan
Celecoxib menurunkan efek codein
dengan mempengaruhi enzim
metabolisme hati CYP2D6.
Celecoxib
Concor (bisoprolol),
twynsta (telmisartan),
blopress (candesartan)
Signifikan
Celecoxib menurunkan efek
bisoprolol/telmisartan/candesartan
dengan antagonisme farmakodinamik.
OAINS menurunkan sintesis
prostaglandin.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
Celecoxib Valesco (valsartan) Signifikan
Keduanya meningkatkan toksisitas,
kemungkinan pada fungsi renal
memburuk.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
Celecoxib Miniaspi, farmasal
(aspirin) Signifikan
Keduanya meningkatkan antikoagulasi.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
Celecoxib
Ginkgo force (ginkgo
biloba), yekapons
(asam mefenamat)
Signifikan Keduanya meningkatkan antikoagulasi
Concor
(bisoprolol) Valesco (valsartan) Signifikan
Sinergisme farmakodinamik.
Keduanya meningkatkan serum kalium
Miniaspi
(aspirin) Concor (bisoprolol) Signifikan
Aspirin menurunkan efek bisoprolol
dengan antagonisme farmakodinamik.
OAINS menurunkan sintesis
prostaglandin.
Valesco
(valsartan) Miniaspi (aspirin) Signifikan
Keduanya meningkatkan toksisitas,
kemungkinan pada fungsi renal
memburuk.
Aspirin menurunkan efek valsartan
dengan antagonisme farmakodinamik.
OAINS menurunkan sintesis
vasodilatasi prostaglandin ginjal dan
kemungkinan mengurangi efek
antihipertensi.
Keduanya meningkatkan serum kalium.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 13. Persentase kategori interaksi obat (Assessment)
Kategori
interaksi
obat
No. Sampel n %
Signifikan
3, 9, 14, 20, 21, 25, 31, 34, 36, 41, 42, 43, 45, 47, 48, 51, 52, 54,
57, 60, 66, 67, 68, 77, 80, 81, 84, 85, 88, 97, 101, 104, 105, 106,
107, 108, 109, 124, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30,
44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119,
124, 125, 126
51 39,2
Minor
5, 6, 10 15, 18, 26, 29, 33, 71, 93, 122, 128, 2, 4, 7, 11, 13, 16, 17,
22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69, 82, 87, 91, 94, 98, 99,
100, 103, 116, 119, 124, 125, 126
44 33,8
Signifikan
dan minor
2, 4, 7, 11, 13, 16, 17, 22 23, 24, 27, 28, 30, 44, 49, 55, 59, 62, 69,
82, 87, 91, 94, 98, 99, 100, 103, 116, 119, 124, 125, 126 32 24,6
Tidak
terdapat
interaksi
1, 8, 12, 32, 35, 37, 38, 39, 40, 46, 50, 53, 56, 58, 63, 54, 65, 70,
72, 73, 74, 75, 76, 78, 79, 83, 86, 89, 90, 92, 95, 96, 102, 110, 111,
112, 113, 114, 115, 117, 118, 120, 121, 123, 127, 129, 130
47 36,1
Antasida
(Alumunium
hydroxide)
Alpentin (gabapentin) Signifikan
Alumunium hidroksida menurunkan
kadar gabapentin dengan menghambat
absorbsi saluran cerna. Diberi jeda 2
jam.
Celecoxib Miniaspi, farmasal
(aspirin) Minor
Aspirin akan meningkatkan kadar atau
efek celecoxib dengan kompetisi obat
pada clearance ginjal
Alpentin,
gabexal
(gabapentin)
Pacetik, yekaflu
(acetaminophen) Minor
Gabapentin menurunkan kadar
acetaminophen dengan peningkatan
metabolisme. Metabolisme ditingkatkan
dari kadar metabolit hepatotoksik.
Alpentin,
gabexal
(gabapentin)
Methycobal,
mecobalamin,
kalmeco, vitamin b12
(cobalamin)
Minor
Gabapentin menurunkan kadar
cobalamin dengan menghambat
absorbsi GI.
Amitriptyline
Kenacort
(triamcinolone),
methylprednisolone
Minor
Triamcinolone/methylprednisolone
akan menurunkan kadar efek
amitriptyline dengan mempengaruhi
metabolisme CYP3A4 hati/intestinal
Lansoprazole
Methycobal,
mecobalamin,
kalmeco, vitamin b12,
neurodex (cobalamin)
Minor
Lansoprazole menurunkan kadar
cobalamin dengan menghambat
absorbsi GI.
Lansoprazole Methylprednisolone,
somerol Minor
Methylprednisolone akan meningkatkan
kadar efek lansoprazole dengan
mempengaruhi metabolisme CYP3A4
hati/intestinal
Ranitidin Methycobal
(cobalamin) Minor
Ranitidine mengurangi kadar cobalamin
dengan menghambat absorbsi GI
Miniaspi
(aspirin)
Mecobalamin
(cobalamin) Minor
Aspirin menurunkan kadar cobalamin
dengan menghambat absorbsi GI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 14. Plan (P) terhadap subjective, objective, dan assessment
No. Plan (P)
1
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak memerlukan
lansoprazole karena tidak memiliki faktor GI tinggi.
2
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI telah
sesuai dengan risiko GI tinggi dan CV tinggi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara antasida dan alpentin;
antasida-celecoxih sehingga perlu diberi jeda 2 jam dalam
pemberiannya karena antasida dapat menghambat absorbsi dari obat
lain.
Selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan celecoxib-kenacort.
3
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
celecoxib-kenacort.
4
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara antasida dan alpentin;
antasida-celecoxih sehingga perlu diberi jeda 2 jam dalam pemberiannya
karena antasida dapat menghambat absorbsi dari obat lain.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
celecoxib-kenacort.
5 -
6 -
7
Terdapat interaksi antara celecoxib-ultracet karena celecoxib dapat
menurunkan efek ultracet yang berisi tramadol. Interaksi tersebut bersifat
signifikan sehingga perlu pemantauan apakah skala nyeri berkurang
terhadap penggunaan ultracet.
8
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien memerlukan tambahan obat
golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
9
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
celecoxib-kenacort.
10
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
11
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
12
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu
menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi.
13
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
14
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
15
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu
menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi.
16
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien tidak perlu
menambahkan obat golongan PPI karena tidak ada risiko GI tinggi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat
ulkus peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
17
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi dengan menerima ASA dosis
rendah sehingga pengobatan telah sesuai.
Terdapat interaksi obat yang bersifat signifikan antara celecoxib dan
terapi hipertensi yaitu valesco dan concor sehingga pasien harus terus
memantau tekanan darah karena pasien mengalami stroke dan
hipertensi. Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol maka
penggunaan celecoxib perlu dihentikan dan menggunakan analgesik
paracetamol untuk mengatasi nyeri.
18
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
19
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
20
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 100 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
Terdapat interaksi antara celecoxib-zaldiar yang bersifat signifikan
karena celecoxib dapat menurunkan efek zaldiar yang berisi tramadol.
Celecoxib tidak perlu digunakan terlebih dahulu karena kondisi risiko
GI rendah dan CV rendah.
21
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
22
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
23
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
24
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
25
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
26
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
27
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
28
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien
direkomendasikan tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak
memiliki risiko GI tinggi.
Pasien sedang mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi twynsta.
Terdapat interaksi celecoxib-twynsta yang bersifat signifikan dengan
efek twynsta dapat turun apabila digunakan bersamaan dengan
celecoxib sehingga tekanan darah darah harus terus dipantau. Apabila
tekanan darah masih tidak terkontrol maka pengobatan celecoxib harus
dihentikan dahulu dengan mengganti obat nyeri seperti paracetamol
atau tramadol.
29
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
30
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-codein yang
menyebabkan efek codein menurun sehingga perlu pemantauan apakah
keluhan batuk masih dirasakan. Apabila keluhan batuk masih dirasakan
karena diduga interaksi obat akibat celecoxib maka penggunaan
celecoxib dihentikan dahulu dengan mengganti analgesik ringan seperti
paracetamol.
31
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
32 -
33
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien
direkomendasikan menggunakan analgesik paracetamol atau tramadol
atau OAINS non-selektif terlebih dahulu.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 140/100 mm Hg dari 120/80
mm Hg sehingga tekanan darah harus dipantau sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
34
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
35
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien
direkomendasikan menggunakan analgesik paracetamol atau tramadol
atau OAINS non-selektif terlebih dahulu.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 130/90 mm Hg dari 110/70
mm Hg sehingga tekanan darah harus dipantau sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
36
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
menambahkan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
Pasien sedang mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi
valsartan. Terdapat interaksi celecoxib-valsartan yang bersifat
signifikan dengan efek valsartan dapat turun apabila digunakan
bersamaan dengan celecoxib sehingga tekanan darah darah harus terus
dipantau. Apabila tekanan darah masih tidak terkontrol maka
pengobatan celecoxib harus dihentikan dahulu dengan mengganti obat
nyeri seperti paracetamol atau tramadol.
37
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
38
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif seperti meloxicam.
39
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif seperti meloxicam.
40
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak menggunakan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
41 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-yekapons
yang dapat meningkatkan antikoagulasi/perdarahan sehingga perlu
pemantauan terhadap keluhan tersebut.
42
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
43
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
44
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
45
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
46
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari ddengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien
direkomendasikan menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti
meloxicam.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 140/90 mm Hg dari 120/80
mm Hg sehingga tekanan darah harus terus dipantau sekurangnya
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat
alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak ada riwayat ulkus
peptikum atau dispepsia. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
47
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
48
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
49
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
50
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
51
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
52
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
53
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
54
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
55
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
56
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
57
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
58
Obat yag diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif terlebih dahulu seperti meloxicam.
59
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai
karena memiliki risiko GI tinggi.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 130/90 mm Hg dari 120/70
mm Hg sehingga tekanan darah perlu dipantau sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila
tekanan darah pasien terus tidak terkontrol akibat penggunaan celecoxib
maka pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat
alternatif lain seperti meloxicam karena pasien tidak ada riwayat ulkus
peptikum atau dispepsia. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
60
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
61
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
62 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai
karena memiliki GI tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
63
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien
direkomendasikan tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak
memiliki risiko GI tinggi.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 170/100 mm Hg dari 150/90
mm Hg sehingga tekanan darah harus terus dipantau sekurangnya
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol maka pasien
direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain
seperti meloxicam. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
64
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
65
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi
66
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
67
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
68
Obat yang diterima pasien adalah celecoxob 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien
direkomendasikan tidak memerlukan obat PPI karena tidak memiliki
risiko GI tinggi.
Pasien mengalami hipertensi sehingga diberikan terapi antihipertensi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-blopress
sehingga perlu pemantauan tekanan darah. Apabila tekanan darah tidak
terkontrol akibat penggunaan celecoxib maka penggunaan celecoxib
dapat dihentikan dengan mengganti analgesik paracetamol atau
tramadol.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-ginkgo
force yang dapat menyebabkan peningkatan antikoagulan/perdarahan
sehingga perlu pemantauan terhadap keluhan apabila terjadi
perdarahan.
69
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
70
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
71
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
72
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
73
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
74
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
75
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
76
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga pasien direkomenasikan
tidak memerlukan obat golongan PPI karena tidak memiliki GI tinggi
77
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
78
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
79
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
80
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga regimen telah sesuai.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 150/90 mm Hg dari 130/80
mm Hg sehingga perlu pemantauan tekanan darah sekurangnya tekanan
darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII). Apabila
tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien direkomendasikan
mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain seperti meloxicam
karena pasien tidak memiliki riwayat dispepsia atau ulkus peptikum.
Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol, paracetamol juga dapat
digunakan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
81
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
82
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
83 -
84
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
85
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
86
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
87
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-hexilon, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
88
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
89 -
90
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
91
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV tinggi dengan ASA dosis rendah (farmasal)
sehingga pasien direkomendasikan menambahkan obat golongan PPI
karena memiliki risiko GI tinggi.
92 -
93
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
94
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
95
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
96
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat golongan PPI karena memiliki risiko GI tinggi.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 150/90 mm Hg dari 110/70
mm Hg sehingga tekanan darah pasien perlu dipantau sekurangnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien
direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain
tramadol, paracetamol.
97
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
98
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
99
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
100
Pasien direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif
lain seperti meloxicam. Obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol juga dapat digunakan.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
101
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
102
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
103
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI tinggi dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan obat gologan PPI karena memilki risiko GI tinggi.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-hexilon,
selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat
penggunaan obat tersebut.
104
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
105
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
106
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
107
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
108 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI tinggi dan CV tinggi sehingga regimen telah sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Pasien mengalami dispepsia setelah kunjungan berikutnya karena
diduga penggunaan OAINS maka pasien direkomendasikan mengganti
obat celecoxib dengan obat nyeri selain OAINS seperti tramadol,
paracetamol, dan tetap menambahkan obat golongan PPI untuk
mengatasi dispepsia.
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort
sehingga penggunaan keduanya dihentikan.
109
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
110
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV tinggi sehingga regimen telah sesuai.
Pasien mengalami kenaikan tekanan darah 110/80 mm Hg dari 130/90
mm Hg sehingga tekanan darah pasien perlu dipantau sekurangnya
tekanan darah sistol <140 mm Hg atau diastol < 90 mm Hg (JNC VIII).
Apabila tekanan darah tetap tidak terkontrol makan pasien
direkomendasikan mengganti obat celecoxib dengan obat alternatif lain
tramadol, paracetamol.130/90 mmHg
111
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
112
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
113
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
114 -
115
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari dengan kondisi
risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
116
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
117
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
118
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
119
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-
methylprednisolone, selalu memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus
peptikum akibat penggunaan obat tersebut.
120 Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi shingga pasien direkomendasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
tidak memerlukan golongan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
121
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV tinggi shingga pasien direkomendasikan
tidak memerlukan golongan obat PPI karena tidak memiliki risiko GI
tinggi.
122 -
123 -
124
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
125
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-kenacort, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
126
Terdapat interaksi obat bersifat signifikan antara celecoxib-somerol, selalu
memantau keluhan pasien jika terdapat ulkus peptikum akibat penggunaan
obat tersebut.
127
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
128
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
129 -
130
Obat yang diterima pasien adalah celecoxib 200 mg/hari + PPI dengan
kondisi risiko GI rendah dan CV rendah sehingga pasien direkomendasikan
menggunakan OAINS non-selektif dahulu seperti meloxicam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 15. Ethical Clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 16. Surat izin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Immanuel Cahyo Hari Mulia merupakan
anak kedua dari pasangan Agus Sasongko dan Harini
Ekowati, lahir di Sukabumi pada tanggal 21 Desember
1994. Penulis menempuh pendidikan dimulai dari TK
Sukapirena Sukabumi (1999-2001), SD Yuwati Bhakti
Sukabumi (2001-2007), SMP Yuwati Bhakti Sukabumi
(2007-2010), SMA BOPKRI 1 Yogyakarta (2010-2013)
dan pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di Fakultas
Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis cukup aktif
terlibat dalam berbagai kepanitian di dalam kampus, antara lain menjadi
koordinator divisi perlengkapan Donor Darah JMKI 2015, koordinator UKF
badminton farmasi periode 2015/2016, anggota aktif UKF squadra viola farmasi
peroide 2014/2015, anggota aktif UKF basket farmasi peroide 2014/2015, ketua
umum pharmacy USD badminton cup 2014, anggota divisi konsumsi Pharmacy
Performance Road to School (2014 dan 2015), dan anggota divisi konsumsi
Pharmacy Performance Road to School (2014 dan 2015). Pada tahun 2016, penulis
lolos PKM-M didanai DIKTI dengan judul PKM-M “GRANAT DARIKU”
(Gerakan Anak-anak Tunagrahita Peduli Kesehatan Diri dan Lingkungan) bagi
SLB C1 Panti Asih Pakem D.I. Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI