92
EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KESAHATAN JEMAAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014 Diajukan Oleh: Ary Falwan Novriawinda (11100531000031) SKRIPSI PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016/1437 H

EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KESAHATAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49024...Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji di Kementerian Kota Administrasi

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KESAHATAN JEMAAH HAJI DI

    KEMENTERIAN AGAMA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT

    TAHUN 2014

    Diajukan Oleh:

    Ary Falwan Novriawinda

    (11100531000031)

    SKRIPSI

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2016/1437 H

  • i

    EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

    JAMAAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA

    ADMINISTRASI JAKARTA PUSAT TAHUN 2014

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

    Untuk memenuhi persyaratan skripsi dalam

    meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

    Oleh :

    Ary Falwan Novriawinda

    NIM: 1110053100031

    Dosen Pembimbing

    H. Mulkanasir, BA, S.Pd, M.M

    19550101 198302 1001

    KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI DAN UMROH

    FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU

    KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 2016 M

  • ii

    PENGESAHAN PANITIA UJIAN

    Skripsi berjudul: EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

    JAMAAH HAJI DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA ADMIISTRASI

    JAKARTA PUSAT TAHUN 2014, oleh: Ary Ffalwan Novriawinda, NIM:

    1110053100031, telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ilmu Dakwah

    Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari tanggal selasa,

    28 oktober 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

    gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Konsentrasi Manajemen Haji Dan Umrah

    Jurusan Manajemen Dakwah.

    Jakarta, 26 Juni 2016

    Sidang Munaqosah

    Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

    (Drs. Cecep Sastrawijaya, MA) (Drs. Sugiharto, MA)

    Nip: 196720303 199203 2001 Nip: 19660806 199603 1001

    Anggota

    Penguji I Penguji II

    (DR. H. Ahmadih Rojalih Jawab, MA) (Drs. H. M. Sungaidi, MA)

    Nip: 19810526 201411 1002 Nip: 19600803 199703 1006

    Pembimbing

    (Drs. H. Mulkanasir, BA, Spd, MM) Nip: 19550101 198302 1001

  • iii

    LEMBAR PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyarataan untuk memperoleh gelar strata 1 (S1) di

    Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

    cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya

    asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka

    saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 26 Juni 2016

    (Ary Falwan Novriawinda)

  • iv

    ABSTRAK

    Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji di Kementerian Kota

    Administrasi Jakarta Pusat

    Ibadah haji yang kini menjadi magnet di hati jutaan umat muslim. Baik dalam

    kehidupan nyata ataupun dalam media masa ramai orang memperbincangkannya.

    Beragaam permasalahan terjadi pada pelaksanaan ibadah haji, salah satunya pada

    pelayanan kesehatan jemaah haji. Oleh karenanya perlu dievaluasi.

    Evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan

    kualitas, kinerja atau produktifitas suatu lembaga dalam melaksanakan

    prorgamnya. Melalui evaluasi ini akan diperoleh informasi tentang apa yang telah

    dicapai dan apa yang belum dicapai. Selannjutnya informasi ini digunakan untuk

    perbaikan suatu program.

    Setelah menjalani evaluasi, kiranya ada beberapa penemuan yang perlu

    dikemukakan oleh penulis. Dan penulis mengambil garis besar bahwa program

    pelayanan kesehatan jamaah haji di kementerian agama kota administrasi jakarta

    pusat mampu menjaga mutu pelayanan kesehatan dengan baik.

    Program pelayanan kesehatan jamaah haji di kementerian agama kota

    administrasi jakarta pusat mampu memberikan kepuasan bagi jamaah. Mulai dari

    jadwal pemeriksaan yang jelas, pemeriksaan kesehatan dan sarana yang lengkap,

    hingga tindakan medis yang tutas, semua itu diprioritaskan kepada jamaah haji di

    lingkungan Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan

    pendekatan metode kualitatif deskriptif yaitu dengan melakukan penelitian

    kepustakaan; yaitu teknik pengumpulan data melalui sumber tertulis. Penelitian

    lapangan; yaitu teknik pengumpulan data dengan metode observasi (pengamatan

    langsung), dan wawancara dengan Kasi Haji sehingga mendapatkan data-data

    yang akurat yang dibutuhkan

  • v

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

    Alhamdulillahirrobil’alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat

    Allah SWT atas segala nikmat, anugrah serta kasih sayang-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Evaluasi Program Pelayanan

    Kesehatan Jamaah Haji di Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

    Tahun 2014. Shalawat beriring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

    Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, serta

    umatnya yang selalu istiqomah menjalankan ajarannya.

    Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat

    memperoleh gelar sarjana komunikasi islam bagi mahasiswa program S1 pada

    program studi Manajemen Haji dan Umrah di Universitas Islam Negri Jakarta.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu

    penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua

    pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari

    bantuan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis dengan segala

    kerendahan hati dan penuh rasa hormat mengucapkan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun

    materil secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam penyusunan

    skripsi ini hingga selesai.

    Dengan Segala Kerendahan Hati Penulis juga mengucapkan terimakasih

    sebesar-besarnya kepada:

    1. Drs. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan

    Ilmu Komunikasi

    2. Drs. Cecep Castrawijaya, MM selaku ketua jurusan manajemen

    dakwah

    3. Drs. Sugiharto, MA selaku sekretaris jurusan manajemen dakwah

    4. Drs. H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM selaku pembimbing skripsi

  • vi

    5. Drs. H. Ahmad Rojalih Jawab, MA dan Drs. H. M. Sungaidi, MA

    selaku penguji skripsi

    6. Dosen manajemen haji dan umrah yang tidak bisa penulis sebutkan

    satu-persatu namanya. Penulis mengucapkan terimakasih yang tak

    terhingga atas transformasi ilmu yang selama ini telah dilakukan

    dengan amanah, baik dan bermanfaat.

    7. Staf kantor Kementerian agama kota administrasi jakarta pusat,

    terutama bapak Drs. H. Suyadi, S.Ag selaku kepala seksi pelayanan

    haji dan umrah yang telah memberikan waktuya kepada penulis untuk

    melakukan penelitian.

    8. Teman-teman kelas konsentrasi manajemen haji dan umrah angakatan

    2010. Teman berjuang, bersama menekuni ilmu yang dari awal kuliah

    menjadi bidang pilihan kita.

    Tiada kata selain terimakasih, semoga Allah membalas kebaikan yang membuat

    penulis mudah dalam menyeleseikan skripsi ini dengan sebaik-baik balsan. Dan

    semoga Allah selalu melindungi dan memberikan rahmatNya. Amin...

  • vii

    DAFTAR ISI

    ABSTRAK ………………………………………………………………... . i

    KATA PENGANTAR…………………………………………………....... ii

    DAFTAR ISI ……………………………………………………………..... v

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LatarBelakangMasalah ...................................................................... 1 B. Pembatasan danPerumusanMasalah .................................................. 7 C. TujuandanManfaatPenelitian.............................................................. 8 D. MetodePenelitian ............................................................................... 9

    1. Metode Penelitian ......................................................................... 9 2. Lokasi penelitian ......................................................................... 9 3. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................’ 9 4. Tehnik Pengambilan Data ............................................................. 10 5. Teknis Analisi Data....................................................................... 11

    E. TinjauanPustaka................................................................................ 11 F. SistematikaPenulisan......................................................................... 13

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Evaluasi Program ................................................................................ 15 1. Pengertian Evaluasi Program.......................................................... 15 2. Jenis-jenis Evaluasi Program ......................................................... 18 3. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi Program...................................... 21 4. Karakteristik Evaluasi Program..................................................... 24

    B. Program............................................................................................... 24 1. Pengertian Program....................................................................... 24 2. Macam-Macam Program............................................................... 27 3. Tujuan Program............................................................................ 28

    C. Pelayanan Kesehatan.......................................................................... 28 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan.................................................. 28 2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan............................................... 32 3. Mutu Pelayanan Kesehatan............................................................ 33

    D. Jamaah Haji ........................................................................................ 36 1. Pengertian Jamaah Haji................................................................. 36 2. Hak dan Kewajiban Jamaah Haji.................................................. 40

    BAB III Gambaran Umum Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi

    Jakarta Pusat

    A. Profil Umum....................................................................................... 42 1. Sejarah Singkat Lahirnya Kementerian Agama............................ 42

  • viii

    2. Sejarah Singkta Kementerian Agama Jakarta Pusat..................... 43 B. Visi dan Misi...................................................................................... 44 C. Tugas Pokok dan Fungsi..................................................................... 45 D. Struktur Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat........ 46 E. Penyelenggara Haji dan Umrah.......................................................... 47

    1. Struktur Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah............................. 47 2. Tugas dan Fungsi Penyelenggara Haji dan Umrah....................... 47

    a. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah........................ 48 b. Pranata Haji............................................................................. 48 c. Pengelola Administrasi Keuangan........................................... 49 d. Pengelola Data Informasi......................................................... 49 e. Pengadministrasian Umum...................................................... 50 f. Pengelola Jamaah Haji............................................................. 50

    BAB IV Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji di

    Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat 2014

    A. Program Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji......................................... 52 1. Program Pelayanan Kesehatan di Tanah Air.................................. 52

    a. Program Pelayanan Kesehatan Tahap Pertama......................... 53 b. Program Pelayanan Kesehatan Tahap Kedua........................... 55

    2. Program Pelayanan Kesehatan di Pesawat..................................... 57 3. Program Pelayanan Kesehatan di Tanah Suci................................ 58

    a. Program Pelayanan Medis Petugas TKHI Kloter.................... 59 b. Program Pelayanan Medis di BPIH oleh PPIH Kesehatan..... 60

    B. Analisa Evaluasi Program Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji.............. 61 1. Evaluasi Klient (Calon Jamaah Haji)............................................... 61

    a. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Kelamin................................. 62 b. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Usia....................................... 63 c. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Pendidikan............................ 65 d. Calon Jamaah Haji Berdasarkan Pekerjaan.............................. 66

    2. Evaluasi Staff.................................................................................... 68 3. Evaluasi Program............................................................................. 71

    a. Program Pelayanan Kesehatan di Tanah Air.............................. 71 b. Program Pelayanan Kesehatan di Tanah Suci............................ 73 c. Program Pelayanan Kesehatan Pasca Haji................................. 74

    4. Evaluasi Tempat/ Sarana.................................................................. 75

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan............................................................................................. 77 B. Saran....................................................................................................... 79

    Daftar Pustaka

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Bulan dzulhijah merupakan waktu bergulirnya ibadah haji. Berduyun

    hamburan jutaan manusia mengelilingi kabah. Seraya berteriak khusu’

    melafadzkan talbiyah. Berputar tidak ada hentinya, selayaknya jarum jam yang

    tidak pernah habis baterainya.

    Hati yang diisi penuh oleh harapan, mengepul kepanasan tak sabar dilanda

    antrian panjang untuk menuju Rumah Tuhan. Sesekali cemas datang

    memikirkan umur yang semakin matang. Ketakutan kalau-kalau di waktu

    giliran namun umur sudah menghilang. Na’udzubillah.

    Dibalik kecemasan yang meluap dalam menunggu antrian panjang,

    terdapat banyak orang yang berkali-kali menunaikan ibadah haji. Tak terhitung

    jumlahnya, pemerintahpun enggan mengusiknya, mungkin karena pemerintah

    memang tidak berwenang melarangnya. Padahal hakikat haji hanya wajib

    dilaksanakan sekali seumur hidup. Sehingga tidak perlu melaksanakan haji

    berkali-kali. Seperti dalam hadist Rasulallah dijelaskan bahwa ibadah haji

    wajib dilaksanakan sekali seumur hidup. Hadist tersebut berbunyi:

    َل َىا اهلُل َعََْهِه َعْن َأِبْي ُهَرْيَرَة، َرِضَي اهلُل َعْنُه، َقاَل : َخَطَبَنا َرُسوُل اهلِل

    ُّوا"ف َفَقاَل َرُل : : َوَس َىَم، َفَقاَل: " َأيَُّها الن ىاُس إن ى اهلُل َقْد َفَرَض َعََْهُكُم الَحج ى فُح

  • 2

    َرُسوُل اهلل َل َىا اهلُل ف َفَكَكَ،، َت َىا َقاَلَها َلثَالا. ف َفَقاَلَأُك ى َعاٍم َيا َرُسوَل اهلل ِى

    َََطْعَُْم ف ُلم ى َقاَل : َذُروِني َما َعََْهِه َوَس َىَم : " َلْو ُقَُْ، : َنَعْم َلَوَلَبْ، ف َوَلَما اسـْ

    ِإَذا َِثَاِفِهْم َعََا َأْنِبَهاِِِهْم، َفاِلِهْم، َواْخَتَرْكَُُكْم، َفإن ىَما َهَََك َمْن َكاَن َقْبََُكْم ِبَكْثَرِة ُسَؤ

    َُِْوا ِمْنُه َما اْسَََطْعَُم، َوِإَذا َنَهْهَُُكْم َعْن ُُ َأَمْرُتُكْم ِبَشيٍء َفا ََْيٍء َفَدُعوُُ " رَرَوا

    فُمْكَِم(

    Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulallah shallallahu

    alaihi wasallam berkhutbah dan bersabda: “Wahai sekalian manusia, sungguh

    telah diwajibkan atas kalian berhaji maka berhajilah kalian. Lalu ada seorang

    yang bertanya, “apakah wajib setiap tahun wahai Rasulallah?” beliau lalu

    terdiam. Sampai ketika orang itu bertanya pada kali yang ketiga beliau

    menjawab. “Seandainya saya katakan ‘ya’ maka haji akan menjadi wajib setiap

    tahunnya dan kalian pasti tidak akan sanggup melakukannya.” (H.R. Muslim

    no. 1337)1

    Ibadah haji yang kini menjadi magnet di hati jutaan umat muslim mampu

    menarik banyak perhatian. Baik dalam kehidupan nyata ataupun dalam media

    masa ramai orang memperbincangkannya. Beragaam permasalahan terjadi

    pada pelaksanaan ibadah haji, salah satunya pada pelayanan kesehatan jemaah

    haji.

    Untuk memaksimalkan rukun Islam yang kelima dipersyaratkan harus

    mampu. Kata mampu ataupun sanggup di sini adalah mampu secara fisik

    maupun finansial yang tentunya melibatkan kesiapan mental.2

    Maksud mampu secara fisik di sini adalah mimiliki badan yang sehat

    sehingga mampu melaksanakan ibadah haji dengan baik. Ibadah haji

    1 M. Nashiruddin al-Albani, Ringkasan Shahih Muslim, Gema Insani, th. 2005, h. 306.

    2Mulyadhi,Kartanegara. Filosofi haji. Dinamika dan presfektif Haji Indonesia. (jakarta :cv duta

    veraga ,2010), hal 3

  • 3

    merupakan ibadah dengan ritual yang banyak menguras fisik. Sehingga

    kualitas kesehatan sangat berpengaruh terhadap kualitas ibadah. Dan sulit

    kiranya untuk mewujudkan haji yang mabrur andai ke-khusu’-an dalam

    melaksanakan ibadah haji terganggu oleh kualitas kesehatan jemaah yang

    lemah.

    Ibadah haji mensyaratkan kesanggupan (istitho’ah) kesehatan secara fisik

    dan jiwa, selain ekonomi dan ilmu. Untuk memenuhi ketentuan syar’i

    dimaksud, diperlukan upaya perbaikan pelayanan kesehatan pada jemaah haji.

    Pelayanan kesehatan jemaah haji merupakan rangkaian kegiatan terstruktur

    dalam upaya meningkatkan status kesehatan dan kemandirian jemaah haji.3

    Tujuan pelayanan kesehatan ini adalah meningkatkan kondisi kesehatan

    jemaah haji sebelum keberangkatan, menjaga agar jemaah haji dalam kondisi

    sehat selama menunaikan ibadah sampai tiba kembali ke Indonesia, serta

    mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa

    keluar/masuk oleh jemaah haji.

    Padatnya aktivitas disertai dengan perubahan suhu seringkali menjadi

    faktor turunnya kondisi kesehatan. Biasanya, gangguan kesehatan yang dialami

    oleh para jamaah yakni sengatan panas, dehidrasi hingga kelelahan berat. Hal

    inilah yang juga diungkapkan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Kepala Badan

    Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.4

    Suhu di Tanah suci bisa mencapai 40 derajat celcius, kelembapannya

    rendah sehingga bisa menimbulkan gangguan kesehatan. Lebih lanjut, pada

    3Bapelkes.cikarang.or.id, 21.30, 04-12-2014. 4Health.okezone.com, 02 September 2014, pukul 20.18

    http://health.okezone.com/read/2014/09/01/486/1032865/jangan-sepelekan-varises

  • 4

    pelaksanaan ibadah haji tahun 2014 para jamaah juga diperingatkan untuk

    mewaspadai penyakit MERS yang mewabah di Arab Saudi sebelumnya. Selain

    memang belum ada vaksin, pasien yang terserang penyakit tersebut, diketahui

    memiliki riwayat penyakit tertentu. Karenanya, para calon jemaah haji harus

    benar-benar diberi pelayanan kesehatan yang baik agar terhindar dari penyakit

    ataupun virus yang beredar di Makkah.5

    Program pelayanan kesehatan jemaah haji tidak hanya diberikan pada

    akhir-akhir ini saja, jauh sejak dari awal pelaksanaan ibadah haji mulai

    ditangani oleh pemerintah sudah dibuat program pelayanan kesehatan oleh

    pemerintah Indonesia. Seperti saat pelaksanaan ibadah haji masih

    menggunakan transportasi kapal haji Koan Maru 1 (1996), di atas kapal ini

    menyediakan fasilitas kesehatan dengan menyediakan poliklinik.6

    Seiring berkembangnya alat transportasi, penggunaan kapal laut sudah

    tidak lagi digunakan dan beralih menggunakan transportasi udara. Dengan

    demikian pelayanan kesehatan bisa lebih intens karena hanya dilakukan pada

    saat sebelum keberangkatan dan saat tinggal di Saudi Arabia.

    Walaupun demikian kondisinya, tidak serta-merta pelayanan kesehatan

    jemaah haji berjalan dengan rapi sesuai program yang diatur oleh pemerintah.

    Seperti apa yang dialami oleh Haryadi, jemaah haji yang menunaikan ibadah

    haji pada tahun 2012 ini merasa ada keganjalan karena setiap jemaah dipungut

    5Ibid 6 Med. Ahmad Ramali, Perjalanan Haji, Penerbit Tinta Mas, Jakarta, 1969, hal 11.

  • 5

    sebesar Rp.50.000 oleh petugas kesehatan setempat. Hal ini terjadi saat

    melakukan tes kesehatan Tahap II di puskesmas daerahnya.7

    Dan pada pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini (2014) juga terjadi protes

    oleh sebagian Calon Jemaah Haji karena ada pungutan liar saat pemeriksaan

    kesehatan Tahap II di puskesmas. Untuk pemeriksaan Tahap ini jemaah

    dipungut biaya sebesar Rp.558.000. Sedangkan SK bupati setempat jumlahnya

    tidak sampai sebesar itu.8

    Namun masalah tersebut ada pembelaan dari petugas setempat yang

    mengatakan bahwa tidak kesesuaian besarnya biaya dengan SK bupati

    disebabkan oleh adanya biaya tambahan untuk vaksin MERC atau imunisassi

    Flubio yang biayanya dibebakan kepada masing-masing Calon Jemaah Haji,

    sehingga setiap jemaah dikenakan biaya tambahan sebesar Rp.160.000.

    Di luar benar atau salahnya alasan yang diberikan oleh petugas tersebut,

    kasus yang penulis tulis di atas menandakan bahwa program-porgram yang

    dibuat pemerintah masih terlihat ada kejanggalan dan belum sepenuhnya bisa

    diterima oleh masyarakat, khususnya oleh para calon jemaah haji.

    Atas dasar masalah-masalah di atas, maka penulis sangat tertarik untuk

    melakukan penelitian lebih mendalam yang dituangkan dalam sebuah skripsi

    dengan judul “EVALUASI PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN

    JEMAAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA JAKARTA PUSAT

    TAHUN 2014”

    7 SindoNews.com, 02 September 2014, pukul 22.36. 8 Suksesionline.com, 20 Oktober 2014, pukul 09.00

  • 6

    B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

    1. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikisikan

    sebagai berikut:

    a. Ibadah haji merupakan ibadah yang menguras fisik, dan kondisi fisik

    jemaah haji Indonesia beragam, bahkan mayoritas adalah berusia lanjut.

    b. Banyak jemaah yang kesehatannya terganggu saat melaksanakan ibadah

    haji.

    c. Program pelayanan kesehatan jemaah haji yang dilakukan oleh

    pemerintah selalu mendapat kritikan dari masyarakat sehingga perlu

    dievaluasi.

    Dalam pembatasan masalah penulis hanya membatasi pada poin C

    saja. Yaitu program pelayanan kesehatan jemaah haji di Kementerian

    Agama Jakarta Pusat pada tahun 2014.

    2. Perumusan Masalah

    Sesuai dengan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka

    perumusan masalah dari penelitian ini yaitu:

    1. Apa saja program-program pelayanan kesehatan yang diberikan

    Kementerian Agama Jakarta Pusat kepada jemaah haji?

    2. Apakah program pelayanan kesehatan jemaah haji di Kementerian Agama

    Jakarta Pusat sudah memenuhi standar pemeriksaan kesehatan?

  • 7

    C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada tujuan yang ingin di-

    capai oleh peniliti yaitu :

    a. Untuk mengetahui program-program pelayanan kesehatan yang dilakukan

    oleh Kementerian Agama Jakarta Pusat kepada jemaah haji.

    b. Untuk mengetahui apakah program pelayanan kesehatan jemaah haji di

    Kementerian Agama Jakarta Pusat memenuhi standar pemeriksaan

    kesehatan.

    2. Manfaat Penelitian

    a. Akademik

    Pengembangan ilmu pengetahuan bidang manajemen haji dan

    umrah, khususnya dalam pelayanan kesehatan jemaah haji. Dan menjadi

    referensi khususnya jurusan manajemen haji dan umroh, Fakultas Ilmu

    Dakwah Dan Ilmu Komunikasi yang sudah lebih dari empat tahun

    mendidik mahasiswa untuk berkompeten dalam bidang haji dan umroh.

    b. Praktis

    Pengembangan wawasan khazanah ilmu pengetahuan dan juga

    gagasan untuk Kementerian Agama yang telah ditugaskan sebagai

    pelaksana ibadah haji, dan khususnya untuk jurusan manajemen haji dan

  • 8

    umroh, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi yang kelak

    alumninya akan turun ke lapangan untuk ikut mensukseskan pelaksanaan

    ibadah haji.

    D. Metodologi Penelitian

    1. Metode Penelitian

    Adapun metode penelitian yang digunakan penulis yaitu menggunakan

    metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan metode ini akan sangat tepat

    untuk menghasilkan sebuah informasi mendalam terkait program pelayanan

    kesehatan jemaah haji yang ada di Kementerian Agama Kota Administrasi

    Jakarta Pusat, dengannya penulis akan menggambarkan secara cermat dan

    sistematis semua fakta yang ada di Kementerian Agama Kota Administrasi

    Jakarta Pusat dan memberi kemudahan untuk dipahami dan disimpulkan.

    2. Lokasi Penelitian

    Adapun lokasi penelitian ini bertempat di Kantor Kementerian Agama

    Kota Administrasi Jakarta Pusat Jl. Kyai Haji Mas Mansyur, No. 128,

    Jakarta Pusat, 10230. Telp. (021) 3102377. Penelitian ini dilaksanakan

    mulai tanggal 27 November 2014 sampai selesai.

    3. Subjek dan Objek Penelitian

    Dalam penelitian ini yang menjadi objek adalah evaluasi program

    pelayanan kesehatan jemaah haji di jakarta pusat. Untuk subjek dalam

    penelitian ini adalah Kepala Biro Haji dan Umroh berserta pegawai lainnya.

  • 9

    4. Tehnik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

    dengan cara:

    a. Wawancara

    Wawancara merupakan teknik pengumpulan dalam metode survei

    yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek peneliti.9

    Dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara kepada subjek

    yang berkaitan kepada pejabat Kementerian Agama Jakarta Pusat.

    Penulis memberikan pertanyaan langsung dengan melakukan 2 cara :

    melalui tatap muka dan melalui alat elektronik seperti telepon dan email.

    b. Observasi

    Peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan secara langsung

    agar data yang di dapatkan lebih akurat dan bebas terhadap objek yaitu

    Kementerian Agama Jakarta Pusat tentang program program peningkatan

    profesionalisme terhadap pembimbing manasik haji. Observasi

    merupakan proses pencatatan pola prilaku subjek (orang), objek (benda),

    atau kejadian yang sistematis tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi

    dengan individu-individu yang di teliti.10

    9 Sangadji etta memang dan sopiah, Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian

    (Yogyakarta : C.V. ANDI OFFSET, 2010), h.171

    10 Sugiono, Metode penelitian pendidikan, h.171

  • 10

    c. Dokumentasi

    Merupakan jenis data penelitian yang antara lain berupa : jurnal,

    surat-surat atau data dalam bentuk laporan program.11 dalam hal ini

    penulis melakukan pengumpulan data yang terdapat di Kementerian

    Agama Jakarta Pusat.

    5. Tehnik Analisa Data

    Ketika data-data dikumpulkan, selanjutnya penulis mengolahnya

    dengan menggunakan metode content analisys yaitu menganalisa dan

    menguraikan secara jelas dan utuh hal-hal yang berkaitan dengan

    permasalahan yang ada yaitu sesuai dengan judul skripsi penulis “Evaluasi

    program pelayanan kesehatan jemaah haji di Kementerian Agama Kota

    Administrasi Jakarta Pusat”. Untuk memperkuat analisis, penulis

    membandingkan dengan informasi yang diberikan oleh informan.

    Selanjutnya penulis membuat kesimpulan dengan pendekatan metode

    induktif yaitu menyimpulkan kesimpulan dari yang bersifat khusus ke

    umum.

    E. Tinjauan Pustaka

    Dalam penulisan penelitian ini penulis banyak membaca skripsi yang

    telah dibuat sebelumnya, agar mendapat pengetahuan dan sebagai

    perbandingan. Di dalam proses pencarian data penulis menemukan skripsi yang

    11 Sangadji etta memang dan sopiah, Metodelogi Penelitian Pendekatan Praktis dalam Penelitian

    (Yogyakarta: C.V. ANDI OFSET, 2010) , h. 176

  • 11

    memiliki judul- judul hampir sama dengan yang di teliti. Judul tersebut ada di

    dalam karya :

    1. Nama : Mar’atus Soleha, Nim : 108053000039 Jurusan : Manajemen

    Dakwah, Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2010, Judul Skripsi

    : Evaluasi Program Pemasaran Umrah PT Bimalyndo Hajar Aswad Tour

    And Travel Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan, dalam penelitianyan

    saudari Soleha mengevaluasi program pemasaran umrah yang ada di PT

    Bimalyndo Hajar Aswad Tour and Travel.

    Persamaan

    Di dalam penelitian ini baik penulis dan saudari Mar’atus Soleha

    membuat evaluasi terhadap program yang telah dibentuk oleh masing-

    masing objek yang dievaluasi.

    Perbedaan

    Dalam skripsi saudari Mar’atus Soleha mengevaluasi program

    pemasaran, sedangkan penulis mengevaluasi program pelayanan

    kesehatan jemaah.

    2. Nama : Hj. Nur Ahyani, Jurusan : Manajamen Dakwah, Fakultas : Ilmu

    Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2006, Judul Skripsi :pelayanan haji dan

    umrah PT. Nurul Amanah Sirindo Jakarta terhadap jemaah haji. Skripsi ini

    menjelaskan tentang bagaimana pelayanan jemaah haji.

    Persamaan

    Di dalam skripsi ini persamaan penulis dan saudari Hj. Nur Ahyani

    adalah tentang bagaimana member pelayanan terhadap jemaah haji.

    Perbedaan

  • 12

    Skripsi yang ditulis oleh saudari Hj.Nur Ahyani menjelaskan tentang

    pelayanan terhadap Jemaah haji secara umum, sedangkan penulis lebih

    memfokuskan pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji.

    3. Nama: Ida Nur Aeni, Nim: 106054002040, jurusan: pengembangan

    masyarakat Islam, fakultas: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2010, judul

    skripsi: program pelayanan kesehatan yayasan persada nurani dalam

    meningkatkan kesehatan masyarakat miskin di kebayoran lama jakarta

    selatan.

    Persamaan

    Di dalam skripsi saudari Ida Nur Aeni dan penulis memiliki persamaan

    dengan pembahasan, yaitu sama-sama membahas masalah pelayanan

    kesehatan.

    Perbedaan

    Skripsi yang ditulis oleh Ida Nur Aeni hanya membahas pelayanan

    kesehatan masyarakat di yayasan persada nuraini, sedangkan penulis

    membahas pelayanan kesehatan jemaah haji di kementerian agama

    jakarta pusat.

  • 13

    F. Sistematika Penulisan

    Di dalam sistematiaka penulisan penulis menjadikanya terdiri dari lima

    BAB, adapun rinciannya adalah sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

    masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi

    penelitian, tinjauan pustaka dan sistematiaka penulisan.

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pengertian Evaluasi, macam-macam evaluasi, manfaat

    evaluasi, Pengertian Program, pengertian pelayanan

    kesehatan, mutu pelayanan kesehatan, pengertian jemaah

    haji, dan dinamika jemaah haji di Indonesia.

    BAB III :TINJAUAN UMUM TENTANG KEMENTERIAN

    AGAMA JAKARTA PUSAT

    Sejarah, visi dan misi, struktur organisasi.

    BAB IV :ANALISIS TENTANG EVALUASI PROGRAM

    KESEHATAN JEMAAH HAJI DI KEMENTERIAN

    AGAMA JAKARTA PUSAT

    Dalam bab ini berisikan hasil dari penelitian mengenai

    bagaimana program pelayanan kesehatan jemaah yang

    dilakukan oleh Kementerian Agama Jakarta Pusat.

  • 14

    Meliputi: prapelaksanaan ibadah haji dan ketika

    pelaksanaan ibadah haji.

    BAB V : PENUTUP Kesimpulan dan saran

  • 15

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Evaluasi Program

    1. Pengertian Evaluasi Program

    Secara etimologis evaluasi berarti penilaian.1 Sedangkan secara

    terminologis evaluasi dapat diartikan sebagai proses bersistem dan obyektif

    yang menganalisa sifat dan ciri pekerjaan di dalam perusahaan atau

    organisasi.2

    Pengertian evaluasi sudah banyak diterangkan oleh para pakar

    manajemen, baik yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

    Diantaranya sebagai berikut:

    a. Nikto & Brookhart (2007) dalam Harun Rasydin dan Mansur

    mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses penetapan nilai yang

    berkaitan dengan kinerja dan hasil karya siswa.3

    b. Mardapi (2004) dalam buku Harun Rasydin dan Mansur mendifinisikan

    evaluasi merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan

    kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan

    prodaknya.4

    1 http://kbbi.wib.id/evaluasi, 10.56, 22 oktober 2014. 2 Lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen, 1999, h. 40 3 Harun Rasydin & Mansur, Penilaian Hasil Belajar, (B andung: Wacana Prima, 2009), h.

    2 4 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, 1999, h. 42

    http://kbbi.wib.id/evaluasi

  • 16

    c. Tyler (1950), evaluasi adalah proses penentuan sejauh mana tujuan

    pendidikan telah dicapai.5

    d. Kirkendan, dkk (1980) mendefinisikan evaluasi adalah proses penentuan

    nilai atau manfaat dari suatu data kolektif.6

    e. Stuffelbeam (1971) mendifinisikan evaluasi adalah proses memperoleh,

    menyajikan, dan menggambarkan informasi yang berguna untuk menilai

    suatu alternatif pengambilan keputusan.7

    f. Ebel (1986) mendefinisikan evaluasi merupakan kebutuhan dimana

    evaluasi harus memberikan keputusan tentang informasi apa saja yang

    dibutuhkan, bagaimana informasi tersebut dikumpulkan, serta bagaimana

    informasi tersebut disintesiskan untuk mendukung hasil yang

    diharapkan.8

    g. Dr. Wirawan, MSL, Sp.A., M.M., M.Si. dalam bukunya “Evaluasi: teori,

    model, standar, aplikasi, dan profesi” mendefinisikan evaluasi sebagai

    riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan meyajikan informasi yang

    bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dengan

    membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya

    dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi.9

    h. M Chabib Thaha berpendapat bahwa evaluasi merupakan kegiatan yang

    terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan

    5 Harun Rasydin & Mansur, Penilaian Hasil Belajar, h. 3. 6 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, 1999, h. 43 7 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, 1999, h. 43 8 Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen, 1999, h. 44 9 Wirawan, Evaluasi: teori, model, standar, aplikasi, dan profesi, (Jakarta: Rajawali Pres,

    2012), h. 7.

  • 17

    suatu instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk

    memperoleh kesimpulan.10

    i. Arikunto berpendapat bahwa evaluasi merupakan salah satu rangkaian

    kegiatan dalam meningkatkan kualitas, kinerja, atau produktifitas suatu

    lembaga dalam melaksanakan programnya.11

    Dari pendapat-pendapat mereka di atas yang saling melengkapi,

    maka penulis mengambil kesimpulan bahwa evaluasi adalah suatu proses

    untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana kegiatan tertentu telah

    dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu

    untuk mengetahui apakah ada selisih diatara keduanya, serta bagaimana

    manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-

    harapan yang ingin diperoleh.

    Sedangkan pengertian program secara terminologis yaitu berasal dari

    bahasa inggris yang artinya acara, rencana, buku acara. Menurut Kamus

    Besar Bahasa Indonesia “Progam” mempunyai arti suatu rancangan

    mengenai asas serta usaha yang akan dijalankan.12

    Secara etimologis program adalah pekerjaan yang dilakuan oleh

    seorang manajer dalam menetapkan urutan tindakan yang diperlukan untuk

    mencapai sasaran dan tujuan. Dalam program ditetapkan prioriitas dan

    10 M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta, Raja Grafindo Persada, th. 1996,

    h. 1. 11 Arikunto Suharsini, Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi

    Praktisi Pendidikan, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h.12 12Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

    1988), cet. ke-1, h. 278

  • 18

    mencantumkan langkah tindakan yang akan diambil menurut tingaktan atau

    derajat kepentingan.13

    Program menurut Andi Mappiare adalah kerangka dasar rancangan

    aktifitas atau kegiatan yang dirancang untuk melaksanakan kebijakan yang

    dilaksanakan untuk waktu yang tidak terbatas.14

    Menurut Jhon L Herman (1989) program adalah segala sesuatu yang

    dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil atau manfaat.

    Menurut Suharsimi Arikunto (2004) program dapat dipahami dalam

    dua makna, yaitu secara umum dan khusus: secara umum, program diartikan

    dengan rencara atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan oleh seseorang

    dikemudian hari. Sedangkan pengertian program secara khusus, biasanya

    program dikaitkan dengan evaluasi, yaitu suatu unit atau kesatuan kegitan

    yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan,

    berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam satu

    organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

    2. Jenis-jenis Evaluasi Program

    Dalam melaksanakan evaluasi program, biasanya dikaitkan dengan

    jenis-jenis evaluasi yang akan digunakan. Dalam konteks ini penulis akan

    menggunakan jenis evaluasi program seperti yang dikemukakan oleh

    13 B. N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 292. 14 Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta, PT Raja Grafindo

    Persada, 2006), edisi 1, h. 254

  • 19

    Isbandi Rukminto yang mengutip pendapat Feuriskin yaitu : evaluasi input,

    evaluasi proses, dan evaluasi hasil.15

    a. Evaluasi Input

    Evaluasi input memfokuskan pada berbagai unsur yang masuk

    dalam suatu pelaksanaan program. Menurut Isabndi terdapat tiga unsur

    (variabel) utama yang terkait dengan evaluasi input adalah :

    1) Klien (peserta), meliputi : usia, jenjang pendidikan, dan latar belakang

    keluarga.

    2) Staf (pelaksana), meliputi : aspek demografi, seperti latar belakang

    pendidikan staf, dan pengalaman profesi staf

    3) Program, meliputi : lama waktu layanan yang diberikan, materi,

    sumber-sumber rujukan yang tersedia dan cara pelaksanaan program.

    Terkait dengan evaluasi input program, ada 4 (empat) kriteria

    yang dapat dikaji, baik sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan.

    Kriteria tersebut di antaranya :

    1) Tujuan objektif

    2) Penilaian terhadap kebutuhan klien

    3) Standar dari suatu praktek yang baik

    4) Biaya untuk pelaksanaan program.

    b. Evaluasi proses

    15 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

    komunitas, (Jakarta : FEUI, 2001), h.128

  • 20

    Menurut Wirawan evaluasi proses merupakan evaluasi formatif

    yang berfungsi mengukur kinerja program untuk mengontrol pelaksanaan

    program. salah satu cangkupannya adalah mengukur apakah terjadi

    penyimpangan atau tidak dalam pelaksanaan program.

    Evaluasi proses memfokuskan diri pada aktivitas program yang

    melibatkan interaksi langsung antara klien (peserta program) dan staf

    (pelaksana). Evaluasi ini untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang

    sedang dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah

    dirumuskan.16

    Sedangkan evaluasi proses menurut Isbandi yang mengutip

    pendapat Pietrzak yaitu memfokuskan diri pada aktivitas program yang

    melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staf yang merupakan

    pusat dari pencapaian tujuan program. Tipe evaluasi ini diawali dengan

    analisis dari sistem pemberian layanan dari suatu program. Dalam upaya

    mengkaji nilai komponen pemberian layanan, hasil analisi harus dikaji

    bedasarkan kriteria yang relevan seperti: standar praktek terbaik,

    kebijakan lembaga, tujuan proses dan kepuasa klien.17

    c. Evaluasi Hasil

    Evaluasi ini diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (overall

    impact) dari suatu progam terhadap penerimaan layanan (recipients).

    16 Wirawan, Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: PT

    Rajagrafindo Persada, 2011), h. 2 17 Isbandi Rukminto, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, (Jakarta: FEUI, 2001), h. 129

  • 21

    Pertanyaan utama yang muncul dalam evaluasi ini adalah: bila suatu

    program telah berhasil mencapai tujuannya, bagaimana penerima layanan

    akan menjadi berbeda setelah ia menerima layanan tersebut? Bedasarkan

    pertanyaan ini seorang evaluator akan mengkonstruksikan kriteria

    keberhasilan dari suatu program. Kriteria keberhasilan ini akan dapat

    dikembangkan sesuai dengan kemajuan suatu program.18

    Evaluasi hasil mengukur dan menginterpretasi pencapaian program

    selama program dan akhir program. evaluasi ini dilakukan untuk

    mengetahui tentang seberapa jauh tujuan yang di rencanakan telah dapat

    dicapai dengan baik

    3. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi

    Dilansir oleh Dr. Wirawan bahwa evaluasi dilaksanakan untuk

    mencapai berbagai tujuan sesuai dengan objek evaluasinya. Berikut ini adalah

    tujuan melaksanakan evaluasi menurutnya:19

    a. Mengukur pengaruh program terhadap masyarakat. Program dirancang

    dan dilaksanakan sebagai layanan atau intervensi sosial (social

    intervention) untuk menyelesaikan masalah dan keadaan yang dihadapi

    masyarakat. Program juga diadakan untuk mengubah keadaan

    masyarakat yang dilayani.

    18 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi komunitas, (Jakarta : FEUI,2001), h.131 19 Wirawan, Evaluasi: teori, model, standar, aplikasi, dan profesi, (Jakarta: Rajawali Pres, 2012), h. 22-24.

  • 22

    b. Menilai apakah program telah dilaksanakan sesuai dengan rencana.

    Setiap program direncanakan dengan teliti dan pelaksanaanya harus

    sesuai dengan rencana tersebut. Akan tetapi, pada pelaksanaannya suatu

    program dapat melenceng.

    c. Mengukur apakah pelaksanaan program sesuai dengan standar. Setiap

    program dirancang dan dilaksanakan bedasarkan standar tertentu.

    d. Evaluasi program dapat mengidentifikasikan dan menemukan mana

    dimensi program yang jalan, dan mana yang tidak berjalan.

    e. Pengembangan staf program. Evaluasi dapat dipergunakan

    mengembangkan kemampuan staf garis depan yang langsung menyajikan

    layanan kepada masyarakat. Evaluasi memberikan masukan kepada

    manajer program mengenai kinerja staf dalam melayani masyarakat.

    f. Memenuhi ketentuan undang-undang. Suatu program dirancang dan

    dilaksanakan bedasarkan ketentuan undang-undang untuk menyelesaikan

    masalah yang dihadapi masyarakat.

    g. Mengukur cost effectiveness dan cost-efficiency. Untuk melaksanakan

    suatu program diperlukan anggaran yang setiap organisasi mempunyai

    keterbatasan jumlahnya.

    h. Mengambil keputusan mengenai program. Salah satu tujuan evaluasi

    program untuk mengambil keputusan mengenai program.

    i. Accountabilitas. Evaluasi dilakukan juga untuk mempertanggung

    jawabkan pimpinan dan pelaksana program. Apakah program telah

    dilaksanakan sesuai dengan rencana, sesuai dengan standar atau tolak

  • 23

    ukur keberhasilan atau tidak. Apakah program telah mencapai tujuan

    yang direncanakan atau tidak. Semua hal tersebut perlu dipertanggung

    jawabkan oleh penyelenggara program.20

    Sedangkan tujuan evaluasi menurut Isbandi Rukminto, dengan

    mengutip pendapat Feuriskin, ia menyatakan ada 10 alasan mengapa suatu

    evaluasi program diperlukan :

    a) Untuk melihat apa yang sudah dicapai

    b) Melihat kemajuan, dikaitkan dengan objektif (tujuan) program

    c) Agar tercapai manajemen yang baik

    d) Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan untuk memperkuat

    program

    e) Melihat perbedaan apa yang sudah terjadi setelah diterapkan suatu

    program

    f) Untuk merencanakan kegiatan program tersebut lebih baik

    g) Melihat apakah usaha yang dilakukan secara efektif

    h) Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup rasionable21

    Jadi setelah dilihat dari tujuan yang telah disebutkan oleh masing-

    masing pakar diatas, hampir memiliki kesamaan yang intinya melihat kepada

    dampak atau hasil yang diperoleh setelah dilakukannya evaluasi program dan

    apakah sudah sesuai dengan rencana yang diharapkan.

    20 Wirawan, Evaluasi: teori, model, standar, aplikasi, dan profesi, (Jakarta: Rajawali Pres,

    2012), h. 24 21Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas

    Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press, 2003), h.187-

    188

  • 24

    4. Karakteristik Evaluasi Program

    Menurut Steele (1977) Evaluasi program memiliki macam-macam

    karakteristik, diantarnya sebagai berikut:22

    a. Evaluasi program lebih mengutamakan proses program kegiatan yang

    bersifat umum, bukan kegiatan yang bersifat kusus.

    b. Evaluasi program lebih luas dari pemeriksaan terhadap pencapaian tujuan

    program.

    c. Evaluasi program lebih luas diri evaluasi hasil program.

    d. Evaluasi program lebih luas diri evaluasi proses pembelajaran.

    e. Evaluasi program berbeda dengan penelitian evaluatif terhadap program

    (evaluative research) dan penelitian program (program research).

    f. Evaluasi program merupakan alat dalam manajemen program.

    g. Evaluasi program lebih berpusat pada manusia (people centered) yang

    terlibat dalam dan terkait dengan program.

    B. Program

    1. Pengertian Program

    Secara terminologis, program berasal dari bahasa inggris yang artinya

    acara, rencana, buku acara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

    “Progam” mempunyai arti suatu rancangan mengenai asas serta usaha

    yang akan dijalankan.23

    22 Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan, h. 28 23Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen

    Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

    1988), cet. ke-1, h. 278

  • 25

    Secara etimologis program adalah pekerjaan yang dilakuan oleh

    seorang manajer dalam menetapkan urutan tindakan yang diperlukan untuk

    mencapai sasaran dan tujuan. Dalam program ditetapkan prioriitas dan

    mencantumkan langkah tindakan yang akan diambil menurut tingaktan

    atau derajat kepentingan.24

    Program menurut Andi Mappiare adalah kerangka dasar rancangan

    aktifitas atau kegiatan yang dirancang untuk melaksanakan kebijakan yang

    dilaksanakan untuk waktu yang tidak terbatas.25

    Menurut Jhon L Herman (1989) program adalah segala sesuatu

    yang dilakukan dengan harapan akan mendatangkan hasil atau manfaat.

    Menurut Suharsimi Arikunto (2004) program dapat dipahami

    dalam dua makna, yaitu secara umum dan khusus: secara umum, program

    diartikan dengan rencara atau rancangan kegiatan yang akan dilakukan

    oleh seseorang dikemudian hari. Sedangkan pengertian program secara

    khusus, biasanya program dikaitkan dengan evaluasi, yaitu suatu unit atau

    kesatuan kegitan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu

    kebijakan, berlangsung dalam proses berkesinambungan dan terjadi dalam

    satu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

    Program menurut Wirawan adalah kegiatan atau aktivitas yang

    dirancang untuk melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu

    24 B. N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005), h. 292. 25 Andi Mappiare, Kamus Istilah Konseling dan Terapi, (Jakarta, PT Raja Grafindo

    Persada, 2006), edisi 1, h. 254

  • 26

    yang tidak terbatas. Kebijakan bersifat umum dan untuk merealisasikan

    kebijakan disusun berbagai jenis program. Misalnya, untuk melaksanakan

    Kebijakan Pendidikan Dasar, Direktorat Jenderal Manajemn Pendidikan

    Dasar menyusun dan melaksanakan program pendidikan dasar, program

    pendidikan sekolah menengah kejuruan. Untuk melakukan intervensi

    kepada orang miskin yang sakit dan tidak mampu berobat, departemen

    kesehatan merancang dan melaksanakan program Asuransi Kesehatan

    Untuk Orang Miskin (ASESKIN). Untuk melindungi para pekerja di

    Indonesia, Departemen Tenaga Kerja menyelenggarakan Program Jaminan

    Social Tenaga Kerja. Untuk meyediakan fasilitas tranportasi massal,

    Pemerintah Daerah Ibukota Jakarta menyelenggrakan program angkutan

    massal busway.26

    Program juga merupakan unsur pertama yang harus ada demi

    terciptanya suatu kegiatan. Di dalam program dibuat beberapa aspek,

    disebutkan bahwa di dalam setiap program dijelaskan mengenai:

    1. Tujuan kegiatan yang akan dicapai.

    2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan.

    3. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui.

    4. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan.

    5. Strategi pelaksanaan.

    26 Wirawan, Evaluasi: teori, model, standar, aplikasi, dan profesi, (Jakarta: Rajawali Pres,

    2012), h. 17.

  • 27

    Melalui program maka segala bentuk rencana akan lebih

    terorganisir dan lebih mudah untuk diopersionalkan. Hal ini sesuai dengan

    pengertian program yang diuraikan27

    2. Macam-macam Program

    Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud dan dapat

    dilihat dari berbagai aspek. Salah satunya, program dapat ditinjau dari:28

    a. Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan. Maka ukurannya

    dalah seberapa banyak program tersebut bermanfaat bagi orang lain.

    b. Jenis, ada program pendidikan, program kemasyaarkatan dan

    sebagainya. Klasifikasi tersebut tergantung dari program yang

    bersangkutan.

    c. Jangka waktu. Ada program jangka pendek, jangka menengah dan

    jangka panjang.

    d. Keluasan. Ada program sempit dan ada program luas. Program sempit

    hanya menyangkut program yang terbatas, sedangkan program luas

    menyangkut banyak variabel.

    e. Pelaksanaannya. Ada program kecil dan ada program besar. Program

    kecil hanya dilaksankan beberapa orang, sedangkan program besar

    dilaksanakan oleh banyak orang.

    f. Sifatnya. Ada program penting dan ada program yang kurang penting.

    Program penting yang dampaknya menyangkut orang banyak,

    27 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29235/3/Chapter%20II.pdf, minggu,13 July 2014, 22:15 28 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1988),

    h. 23.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29235/3/Chapter%20II.pdf

  • 28

    menyangkut hal-hal yang vital, sedangkan kurang penting adalah

    sebaliknya.

    3. Tujuan Program

    Tujuan program adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai

    dalam proses pelaksanaan kegaiatan yang direncanakan. Hal ini sesuai

    denga apa yang dikemukakan oleh Arikunto bahwa “Tujuan program

    merupakan suatu yang pokok dan harus dijadikan perhatian oleh

    evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan yang tidak

    bermanfaat, maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan karena

    tujuan menentukan apa yang akan diraih”.29

    Tujuan program dibagi menjadi dua bagian:

    a. Tujuan umum, biasanya menunjukan out put dari program jangka

    panjang.

    b. Tujuan khusus, biasanya menunjukan out putnya jangka pendek.30

    C. Pelayanan Kesehatan

    1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

    Pelayanan kesehatan terdiri dari dua kata, yaitu pelayanan dan

    kesehatan. Secara etimologis, dalam kamus besar bahasa Indonesia

    29 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1988),

    h. 24. 30 Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1988),

    h. 35.

  • 29

    (KBBI) menyatakan pelayanan adalah kemudahan yang diberikan

    sehubungan jual beli barang atau jasa.31

    Secara terminologis, arti pelayanan sudah banyak dipaparkan oleh

    para ahli, berikut ini adalah pengertian evaluasi menurut para ahli:

    a. AS. Moenir menyatakan “pelayanan adalah proses pemenuhan

    kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang langsung diterima.

    Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa pelayanan merupakan

    tindakan yang dilakukan orang lain agar masing-masing memperoleh

    keuntungan yang diharapkan dan mendapatkan kepuasan”.32

    b. Philip Kottler menyatakan “Pelayanan dapat diartikan sebagai suatu

    aktifitas yang bermanfaat atau yang diberikan oleh satu atau beberapa

    pihak kepada pihak lain untuk dapat memuaskan kebutuhan dan

    keinginan yang pada dasarnya bersifat berwujud dan tidak akan

    memimbulkan kepemilikan apapun kepada yang menerimanya”.33

    c. Herbert N. Casson menyatakan “Pelayanan sebagai tindakan yang

    dinyatakan atau dikerjakan untuk menyenangkan, mencari petunjuk

    atau memberi keuntungan kepada pembeli dengan tujuan menciptakan

    good will atau nama baik serta peningkatan penjualan dan

    pendapatan”.34

    31 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

    Pustaka, 2002), edisi ke-3, cet. ke-2, h. 646. 32 AS. Moenir, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, (Jakarta: bumi aksara, 2000),

    cet ke-4, h. 17. 33 Philip Kottler, Marketing Manajemen, analisis planning, implmentation and control,

    (eight edition, new jersey, prentice hall,1994), h. 446. 34 Herbert N. Casson, Petunjuk Praktis dalam Berusaha, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981),

    h 13.

  • 30

    d. Atep Adya Brata menyatakan “pelayanan adalah segala usaha

    penyediaan fasilitas dalam rangka mewujudkan kepuasan para calon

    pembeli atau pelanggan setelah atau sebelum terjadinya transaksi”.35

    Dari beberapa definisi di atas, penulis memberi kesimpulan

    tentang pengertian pelayanan sebagai usaha untuk memberikan sesuatu

    yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh konsumen.

    Sedangkan arti kesehatan adalah sebagai berikut; secara

    etimologis, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan

    kesehatan sebagai kebaikan keadaan (badan dsb). Dan dalam Wikipedia

    kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang

    memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan

    ekonomis.36

    Secara terminologis, istilah kesehatan diartikan sebagai berikut:

    Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan

    sehat ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

    memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis;

    Menurut WHO tahun 1947, sehat adalah keadaan sejahtera, sempurna

    dari

    35 Atep Adya Brata, Bisnis dan Hukum Perdata dagas SMK, (Bandung: Armico, 1999), h.

    93. 36 www.wikipedia.org/wiki/kesehatan , 20.06, rabu, 28-10-2014.

    http://www.wikipedia.org/wiki/kesehatan

  • 31

    fisik, mental dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari

    penyakitatau kelemahan saja;37

    Menurut Gede Muninjaya sehat adalah suatu keadaan yang

    optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya terbatas pada

    keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang

    ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan

    masyarakat yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem

    kesehatan tersebut, administrasi (manajemen) kesehatan tidak dapat

    disamakan dengan administrasi niaga (business administration) yang

    lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan finansial

    (profit oriented). Adminstrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke

    dalam administrasi umum / publik (public administration) oleh karena

    organisasi kesehatan lebih mementingkan pencapaian kesejahteraan

    masyarakat umum.38

    Setelah disebutkannya definisi pelayanan dan kesehatan di atas,

    maka penulis mendefinisi pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang

    diselenggarakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi

    untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

    menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan,

    keluarga, kelompok dan/ataupun masyarakat.

    37 Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, (Jakarta: Yayasan

    Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, 2006), h. 17 38 A. Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran, 2004),

    h. 45

  • 32

    2. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

    Azwar (1996) menyatakan syarat-syarat pokok pelayanan

    kesehatan sebagai berikut:

    a. Tersedia dan berkesinambungan. Syarat pokok pertama pelayanan

    kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di

    masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan

    (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang

    dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.

    b. Dapat diterima dan wajar. Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan

    yang baik adalah apa yang dapat diterima (acceptable) oleh

    masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan

    kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat,

    kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.

    c. Mudah dicapai. Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik

    adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian

    ketercapaian yang dimaksud di sini terutama dari sudut lokasi.

    Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang

    baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.

    d. Mudah dijangkau. Syarat pokok pelayanan kesehatan yang keempat

    adalah mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat. Pengertian

    keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk

    mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan

  • 33

    sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai

    dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

    e. Bermutu. Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah

    yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang

    menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang

    diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai

    jasa pelayanan, dan pihak lain tatacara penyelenggaraannya sesuai

    dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.39

    3. Mutu Pelayanan Kesehatan

    Untuk dapat menyelenggarakan program menjaga mutu perlulah

    dipahami apa yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan. Untuk

    ini banyak batasan yang dikenal, diantaranya: mutu adalah tingkat

    kesempurnaan dan penampilan sesuatu yang sedang diamati; mutu adalah

    sifat yang dimiliki oleh suatu program; mutu adalah totalitas dan wujud

    serta ciri suatu barang atau jasa, yang di dalamnya terkandung sekaligus

    pengertian rasa aman atau pemenuhan kebutuhan para pengguna; mutu

    adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan.40

    Yang dimaksud dengan mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja

    yang menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, tidak saja

    yang dapat menimbulkan kepuasan bagi pasien sesuai dengan kepuasan

    39 http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-kesehatan.html, 22.13, 29-

    10-2014 40 Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, (Jakarta: Yayasan Bina

    Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, 2006). h. 21.

    http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/04/mutu-pelayanan-kesehatan.html

  • 34

    rata-rata penduduk tetapi juga sesuai dengan standar dan kode etik

    profesi yang telah ditetapkan.41

    Dalam menilai mutu pelayanan kesehatan diperlukan respon

    berupa kepuasan pasien. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi mutu

    pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan yang diharapkan (expected

    services), dan pelayanan yang dirasakan (perceived services). Jika

    harapannya terlampaui maka pelayanan tersebut dirasakan sebagai mutu

    pelayanan yang ideal dan sangat memuaskan. Jika harapan sesuai dengan

    pelayanan yang diterima maka mutu pelayanannya memuaskan, dan jika

    harapannya tidak terpenuhi pada pelayanan yang diterima maka mutu

    pelayanan tersebut dianggap kurang memuaskan.42

    Penilaian mutu pelayanan kesehatan dapat ditinjau dari beberapa

    sisi, yaitu sisi pemakai jasa pelayanan kesehatan dan penyelenggara

    pelayanan kesehatan. Dari sisi pemakai, pelayanan kesehatan yang

    bermutu adalah suatu pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi

    kebutuhan, diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat

    waktu, tanggap dan mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah

    berkembang atau meluasnya penyakit. Masyarakat menganggap

    kemudahan mengakses pelayanan, baik itu akses jarak maupun akses

    41 Ibid, h. 22. 42 Ibid, h. 23.

  • 35

    bahasa, serta hubungan interpersonal dengan petugas sebagai suatu

    dimensi mutu yang sangat penting.43

    Yusri Adam, SKM, MPH, Pemerhati Masalah Kesehatan,

    menyatakan ada beberapa pertanyaan penting terkait indikator mutu

    pelayanan, di antaranya: Berapa pasien yang akan diperiksa dalam

    beberapa waktu tertentu? Tersediakah pemeriksaan laboratorium yang

    akurat, efisien dan hasilnya dapat dipercaya? Tersediakah system rujukan

    jika diperlukan? Apakah lingkungan kerja memadai dan bersih, privasi

    pasien terjamin? Apakah tersedia obat yang diperlukan? Apakah

    pelayanan dilakukan oleh petugas yang tepat, professional dan

    kompeten? Apakah pelayanannya aman bebas dari tindakan-tindakan

    yang membahayakan (unsafe action)?

    Dari sisi penyelenggara, mutu pelayanan lebih terkait pada

    dimensi kesesuaian pelayanan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

    dan teknologi mutakhir.Otonomi profesi dalam menyelenggarakan

    pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien. Penyelenggara pelayanan

    kesehatan perhatiannya lebih terfokus terhadap kompetensi teknis,

    efektifitas dan keamanan pelayanan.44

    Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan juga meliputi

    aspek ketelitian, kecermatan, keahlian dokter, kepercayaan terhadap

    43 www.aceh.tribunnews.com, 15.56, 3-11- 2014 44 Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, (Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, 2006). h. 27

    http://www.aceh.tribunnews.com/

  • 36

    dokter, selektifitas dokter dalam memberi obat, keterbukaan dokter

    dalam menjawab pertanyaan pasien dan memberi penjelasan tentang

    penyakit pasien, keselektifan dokter dalam merujuk pasien, waktu tunggu

    dan keramahan dokter serta petugas kesehatan lainnya. Mutu pelayanan

    kesehatan akan selalu menyangkut aspek teknis dan aspek kemanusiaan,

    yang timbul sebagai akibat hubungan yang terjadi antara pemberi dan

    penerima pelayanan kesehatan.45

    D. Jemaah Haji

    1. Pengertian Jemaah Haji

    Jemaah haji terdiri dari dua kata, yaitu jemaah dan haji. Secara

    etimologis, kata jemaah berasal dari bahasa arab yang artinya: berkumpul,

    berkelompok, bersama-sama dan berserikat. Definisi jama’ah menurut

    bahasa berarti kumpulan sekelompok orang yang memilki tujuan dan

    kepentingan yang sama, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi.

    Jama’ah ini merupakan lawan kata dari perpecahan.

    Dalam hadits banyak sekali disebutkan perintah untuk berjama’ah

    dan larangan untuk berpecah belah. Seperti yang disebutkan dalam hadis

    berikut ini:

    ُسوَقَة َعْن َحدََّثَنا َأْحَمُد ْبُن َمِنيٍع َحدََّثَنا النَّْضُر ْبُن ِإْسَمِعيَل َأُبو اْلُمِغيَرِة َعْن ُمَحمَِّد ْبِن

    َعْبِد اَّللَِّ ْبِن ِديَناٍر َعْن اْبِن ُعَمَر َقاَل َخَطَبَنا ُعَمُر ِباْلَجاِبَيِة َفَقاَل َيا َأيَُّها النَّاُس ِإنِّي

    45 Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, (Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirorahardjo, 2006). h. 29

  • 37

    ُقْمُت ِفيُكْم َكَمَقاِم َرُسوِل اَّللَِّ َصلَّى اَّللَُّ َعَلْيِه َوَسلََّم ِفيَنا َفَقاَل ُأوِصيُكْم ِبَأْصَحاِبي ُثمَّ

    لَِّذيَن َيُلوَنُهْم ُثمَّ الَِّذيَن َيُلوَنُهْم ُثمَّ َيْفُشو اْلَكِذُب َحتَّى َيْحِلَف الرَُّجُل َوََل ُيْسَتْحَلُف ا

    َوَيْشَهَد الشَّاِهُد َوََل ُيْسَتْشَهُد َأََل ََل َيْخُلَونَّ َرُجٌل ِباْمَرَأٍة ِإَلَّ َكاَن َثاِلَثُهَما الشَّْيَطاُن

    َماَعِة َوِإيَّاُكْم َواْلُفْرَقَة َفِإنَّ الشَّْيَطاَن َمَع اْلَواِحِد َوُهَو ِمْن اَِلْثَنْيِن َأْبَعُد َمْن َعَلْيُكْم ِباْلَج

    ِمُن َأَراَد ُبْحُبوَحَة اْلَجنَِّة َفْلَيْلَزْم اْلَجَماَعَة َمْن َسرَّْتُه َحَسَنُتُه َوَساَءْتُه َسيَِّئُتُه َفَذِلُكْم اْلُمْؤ

    يَسى َهَذا َحِديٌث َحَسٌن َصِحيٌح َغِريٌب ِمْن َهَذا اْلَوْجِه َوَقْد َرَواُه اْبُن َقاَل َأُبو ِع

    اْلُمَباَرِك َعْن ُمَحمَِّد ْبِن ُسوَقَة َوَقْد ُرِوَي َهَذا اْلَحِديُث ِمْن َغْيِر َوْجٍه َعْن ُعَمَر َعْن

    النَِّبيِّ َصلَّى اَّللَُّ َعَلْيِه َوَسلَّمَ

    “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani'; telah

    menceritakan kepada kami An Nadhr bin Isma'il Abul Mughirah dari

    Muhammad bin Suqah dari 'Abdullah bin Dinar dari Ibnu 'Umar dia berkata;

    Suatu ketika Umar menyampaikan pidato kepada kami di Jabiyyah. Umar

    berkata, "Wahai sekalian manusia, aku berdiri di tengah-tengah kalian

    sebagaimana posisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang ketika itu

    juga berdiri di tengah-tengah kami dan bersabda: 'Aku berwasiat kepada

    kalian dengan (melalui) para sahabat-sahabatku kemudian orang-orang

    setelah mereka dan orang-orang yang datang lagi setelah mereka. Kemudian

    merajalelalah kedustaan. Hingga seseorang bersumpah tanpa ia diminta untuk

    bersumpah, kemudian seseorang memberi kesaksian padahal ia tidak diminta

    untuk menjadi saksi. Sungguh, tidaklah seorang laki-laki berduaan dengan

    seorang wanita, kecuali pihak ketiganya adalah setan. Hendaklah kalian selalu

    bersama Al Jama'ah. Dan janganlah kalian berpecah belah, karena setan itu

    selalu bersama dengan orang yang sendirian, sedangkan terhadap dua orang,

    ia lebih jauh. Barangsiapa yang menginginkan Buhbuhata Al Jannah, maka

    hendaklah ia komitmen untuk menetapi Al Jama'ah. Barangsiapa kebaikannya

    yang ia lakukan membuatnya lapang dan bahagia, dan keburukannya

    membuatnya penat dan susah, maka dia adalah seorang mukmin.'" Abu Isa

    berkata; Ini adalah hadits hasan shahih gharib bila ditinjau dari jalur ini. Dan

    hadits ini telah diriwayatkan pula oleh Ibnul Mubarak dari Muhammad bin

  • 38

    Suqah. Dan telah diriwayatkan pula lebih dari satu jalur dari Umar dari Nabi

    shallallahu 'alaihi wasallam.”46

    Secara terminologis, Drs. E. Ayub dkk berpendapat bahwa yang

    dimaksud dengan jemaah adalah sejumlah besar manusia atau sekelompok

    manusia yang berhimpun utuk mencapai tujuan yang sama.47

    Menurut Drs. Ibrahim Muhammad Bin Abdullah Al-Buraikan kirteria

    jemaah ada empat, yaitu:48

    a. Orang-orang yang berkumpul

    b. Tidak terpecah belah

    c. Manhaj atau konsep yang diikuti

    d. Qudwah atau teladan

    Sedangkan pengertian haji, secara etimologis haji berasal dari bahasa

    Arab: Hajj atau hijj yang berarti menuju atau mengunjungi.49 Haji atau Al-

    hajju memiliki arti al-Qasdu yaitu tujuan, maksud dan menyengaja.50

    Secara terminologis haji dalam islam adalah sengaja mengunjungi

    Mekah (ka’bah) untuk mengerjakan ibadah-ibadah tertentu pada bulan-bulan

    yang telah ditentukan dengan mengharap keridaan Allah SWT.51

    46 Muhammad bin Isa, Sunan at-Tirmidzi, (Penerbit Mustofa al-Yabi l-Hali Mesir, 1975), jilid 4, h. 465 47 Moh E Ayub, dkk, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Pres, 1996), h. 128. 48 Ibrahim Muhammad Bin Abdullah Al-Buraikan alih bahasa M. Anis Mata, Pengantar

    Studi Aqidah Islam, (Jakarta: Robbani Press, 1998), cet. 1, h. 114. 49 Muhammad Bagir, Fiqih Praktis 1, (Bandung: Penerbit Karisma, 2008), Jilid 1, Cet-1, h.

    377. 50 Agus Arifin, Gus Arifin Tip & Trik Ibadah Haji dan Umrah, (Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo, 2010), h. 6. 51 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (PT MAPAN Mitra Aksara Panaitan, 2012), h. 14.

  • 39

    Haji merupakan rukun islam yang kelima atau terakhir dan sebagai

    penutup, dalam arti lainnya haji merupakan penyempurna ke-islaman. Hukum

    pelaksanaan ibadah haji wajib bagi yang mampu, sesuai dengan firman Allah

    SWT dalam surah Ali Imran ayat 97.

    َوَّللِِّ َعَلى النَّاِس ِحجُّ اْلَبْيِت َمِن اْسَتَطاَع ِإَلْيِه َسِبياًل َوَمن َكَفَر َفِإنَّ اَّلل َغِني َعِن

    اْلَعاَلِميَن )ال عمران ٧٩(

    Artinya: “dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah

    melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu

    mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban haji),

    maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari

    semesta alam”. (Q.S. Ali Imran : 97)52

    Pengertian” mampu” dalam pelaksanaan ibadah haji di sini meliputi

    dua hal.

    a. Pertama yaitu mampu mengerjakan haji dengan memiliki bekal yang

    cukup untuk berangkat ke tanah suci dan untuk kembalinya ke tanah

    air. Selain itu juga memiliki bekal untuk keluarga yang ditinggalkan di

    tanah air agar tidak membebani orang lain.53

    b. Kedua, yaitu memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji

    secara fisik (jasmani) maupun secara rohani (mental). Terutama

    kemampuan dalam segi tenaga karena ibadah haji termasuk ibadah

    52 Penerbit Sabiq, Depok, th. 2009, h. 62 53 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (PT MAPAN: Mitra Aksara Panaitan, 2012), h. 16.

  • 40

    yang banyak mengeluarkan tenaga. Namun dengan niat dan tekad

    yang baik ibadah haji dapat terlaksana.54

    Setelah mengetahui apa makna jemaah dan haji di atas. Maka

    Jemaah haji berarti suatu kelompok yang terdiri dari jemaah haji.55 Dan

    penulis menyimpulkan bahwa Jemaah Haji adalah Warga Negara

    Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk

    menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

    2. Hak dan Kewajiban Jemaah Haji

    Dalam undang-undang nomor 13 tahun 2008 disebutkan aturan

    tentang penyelenggaraan ibadah haji. Diantaranya, yaitu menyangkut

    masalah hak dan kewajiban warga negara untuk menunaikan ibadah haji.

    Berdasarkan undang-undang di atas, setiap warga negara yang

    beragama Islam berhak untuk menunaikan ibadah haji dengan syarat:

    Berusia paling rendah 18 (delapan belas) tahun atau sudah menikah dan

    mampu membayar BPIH. Dan setiap warga negara yang akan menunaikan

    ibadah haji berkewajiban sebagai berikut: mendaftarkan diri kepada paitia

    penyelenggara ibadah haji kantor departemen agama kabupaten/kota

    setempat, kemudian membayar BPIH yang disetorkan melalui bank

    54 Dede Imadudin, Mengenal Haji, (PT MAPAN: Mitra Aksara Panaitan, 2012), h. 16. 55 Arsikum Al Mashudi, Sepuluh Peristiwa Besar Menjelang Kiamat Kubra, (Jaktim: Al-

    Ihsan Media Utama, 2006), h. 25.

  • 41

    penerima setoran dan memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku

    dalam penyelenggaraan ibadah haji.56

    Adapun hak-hak jemaah yang harus diberikan pemerintah adalah

    sebagai berikut:57

    a. Pembimbingan manasik haji dan/atau materi lainnya, baik di tanah air,

    di perjalanan, maupun di arab saudi.

    b. Pelayanan akomodasi, konsumsi, transportasi, dan pelayanan

    kesehatan yang memadai, baik di tanah air, selama di perjalanan,

    maupun di arab saudi.

    c. Perlindungan sebagai Warga Negara Indonesia;

    d. Penggunaan paspor haji dan dokumen lainnya yang diperlukan untuk

    pelaksanaan ibadah haji.

    e. Pemberian kenyamanan transportasi dan pemondokan selama di tanah

    air, di arab saudi, dan saat kepulangan ke tanah air.

    56 Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2008, Bab III, Pasal 4 dan 5, diterbitkan oleh Biro

    Hukum dan Kerjasama Luar Negri Kemenag. 57 Undang-undang RI Nomor 13 Tahun 2008, Bab III, Pasal 7.

  • 42

    BAB III

    GAMBARAN UMUM KEMENTERIAN AGAMA KOTA ADMINISTRASI

    JAKARTA PUSAT

    A. Profil Umum

    1. Sejarah Singkat Lahirnya Kementerian Agama

    Lahirnya Kementerian Agama merupakan jawaban kongkrit atas

    tuntutan sejarah bangsa. Dan lebih dari itu hal ini merupakan jaminan atas

    pelaksanaan pancasila dan UUD 1945, terutama sila ketuhanan dan pasal

    29 dari UUD 1945.1

    Keberadaan Kementerian Agama yang ada mulanya diusulkan oleh

    utusan Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) Kepresidenan

    Banyumas (K.H. Abu Dardiri, H.M. Saleh Suaidy dan M. Sukeso Wirya

    Saputra) pada sidang pleno Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) di

    Jakarta pada tanggal 24-28 november 1945.

    Usulan mereka disetujui oleh sidang, kemudian keputusan sidang

    tersebut diproses. Dan pada tanggal 3 januari 1946 pemerintah

    mengeluarkan ketetapan No. 1/S.D yang antara lain berbunyi: Presiden

    Republik Indonesia, mengingat: usul Perdanan Menteri dan Badan Pekerja

    Komite Nasional Pusat, memutuskan: mengadakan Departemen Agama.

    Dan menteri agamanya yaitu H.M. Rasyidi, B.A. maka dari sejarah singkat

    1 Dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kementerian _Agama_Republik_Indonesia

  • 43

    inilah pada tanggal 3 januari diperingati sebagai Hari Amal Bhakti (HAB)

    Kementerian Agama.2

    2. Sejarah Singkat Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta

    Pusat

    Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

    terletak di Jl. Kyai Haji Mas Mansyur, No. 128, Jakarta Pusat, 10230.

    Pada tahun 2010 berdasarkan surat Peraturan Menteri Agama

    Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010, tanggal 28 Januari 2010

    Tentang Perubahan Penyebutan “Departemen Agama” menjadi

    “Kementerian Agama” maka Kantor Departemen Agama Kota

    Administrasi Jakarta Pusat berubah menjadi Kantor Kementerian Agama

    Kota Jakarta Pusat. Perubahan ini menjadi tindak lanjut Menteri Agama

    dari Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2007. Sehingga semua

    departemen berubah nama menjadi Kementerian termasuk Kementerian

    Agama.3

    Pada saat ini kantor kementerian agama kota administrasi jakarta

    pusat dipimpin oleh Drs. H. Wahyudin, M. Pd menggantikan kepala kantor

    yang lama yaitu Drs. Mahrus Ali, M.A.4

    2 Dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kementerian _Agama_Republik_Indonesia 3 Dukutip dari file kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat 4 Wawancara langsung dengan bagian humas kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

  • 44

    B. Visi dan Misi

    Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Agama Kota Administrasi

    Jakarta Pusat mengacu pada visi dan misi yang sudah ditetapkan. Diantaranya

    sebagai berikut:5

    1. Visi

    “Unggul dalam mewujudkan pelayanan kehidupan beragama di kota

    Jakarta Pusat”

    2. Misi

    a. Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi dan manajemen Bidang

    Tata Usaha;6

    b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan Pendidikan

    Madrasah;

    c. Meningkatkan kualitas pelayanan dan penyelenggaraan Bimbingan

    Masyarakat Islam;

    d. Meningkatkan kualitas pelayanan pembinaan dan bimbingan

    Penyelenggaraan Haji dan Umrah;

    e. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan Pendidikan Diniyah

    dan Pondok Pesantren;

    f. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pembinaan penyelenggaraan

    Pendidikan Agama Islam;

    g. Meningkatkan kualitas pelayanan Penyelenggaraan Syariah;

    h. Meningkatkan kualitas bimbingan Penyelenggaraan Agama Kristen.

    5 Dikutip dari file humas kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat 6 Ibid

  • 45

    C. Tugas Pokok dan Fungsi

    Berdasarkan PMA Nomor 13 Tahun 2012,7 Kantor Kementerian

    Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat mempunyai tugas melaksanakan

    tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama dalam wilayah kota berdasarkan

    kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta

    dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.8

    Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Kantor Kementerian Agama

    Kota Administrasi Jakarta Pusat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:9

    1) Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan teknis di bidang

    pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di

    kabupaten/kota.

    2) Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang haji dan umrah.

    3) Pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,

    pendidikan agama dan keagamaan.

    4) Pembinaan kerukunan umat beragama.

    5) Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan

    informasi.

    6) Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi

    program; dan

    7) Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan

    lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian di

    kabupaten/kota.

    7 Dikutip dari PMA Nomor 13 Tahun 2012 8 Dikutip dari PMA, Nomor 13, tahun 2012. 9 Dikutip dari file humas kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

  • 46

    Selanjutnya dalam rangka mencapai visi dan misi tersebut maka

    menetapkan tujuan, sasaran, kebijakan program prioritas, hal ini sesuai

    dengan Inpres No. 7 tahun 1999 tentang akuntabilitas kinerja instansi

    pemerintah. Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

    menyusun rencana stratejik melalui tahapan-tahapan kegiatan yang

    merupakan rangkaian yang saling berkaitan untuk mencapai tujuann bersama

    sebagaimana tercantum dalam visi dan misi organisasi.10

    D. Struktur Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

    Dalam menjalankan tugas dan fungsi Kantor Kementerian Agama

    Kota Administrasi Jakata Pusat didukung oleh struktur organisasi yang sudah

    diatur dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 13 Tahun 2012

    tentang organisasi dan tata kerja instansi vertikal Kementerian Agama.

    Struktur Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat dapat

    dilihat pada gambar 1.11

    Sumber: KMA No. 13 tahun 2012

    10 Dikutip dari file Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama Kota

    Administrasi Jakarta Pusat 11 Struktur organisasi kementerian agama kota administrasi jakarta pusat

    Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Administrasi Jakarta Pusat

    Seksi

    Pendidikan

    Diniyah dan

    Pontren

    Seksi

    Pendidikan

    Madrasah

    Sub

    Bag

    Tata

    Usaha

    Penyele

    nggara

    Kristen

    Seksi

    Pendidikan

    Agama

    Islam

    Penyele

    nggara

    Syariah

    Seksi

    Penye.

    Haji &

    Umrah

    Seksi

    Bimas

    Islam

  • 47

    E. Penyelengara Haji dan Umrah

    1. Struktur Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah

    Penyelenggara haji dan umrah terdiri dari pranata haji, pengelola

    administrasi keuangan, pengelola data informasi, pengadministrasian

    umum, pengelola jamaah haji. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    gambar 2.12

    Sumber: PMA No. 13 tahun 2012

    2. Tugas dan Fungsi Penyelenggara Haji dan Umrah

    Dalam melakukan kegiatannya sehari-hari, masing-masing seksi

    penyelenggara haji dan umrah memiliki tugas dan fungsi. Adapun tugas

    12 Struktur seksi penyelenggara haji dan umrah

    Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah

    Pengelola

    Administarsi

    Keuangan

    Pranata

    Haji

    Pengelola

    Data

    Informasi

    Pengadmin

    istrasian

    Umum

    Pengelola

    Jamaah

    Haji

  • 48

    dan fungsi penyelenggara haji dan umrah di kantor kementerian agama

    kota administrasi jakarta pusat dapat dilihat pada penjelesan berikut ini.13

    a. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah

    1) Tugas

    Melakukan pelayanan, bimbingan teknis, pembinaan serta

    pengelolaan data informasi di seksi penyelenggaraan umrah.

    2) Fungsi

    Penetapan visi dan misi, dan penetapan kebijakan teknis di

    bidang pelayana dan bimbingan kehidupan beragama kepada

    masyarakat di kota jakarta pusat. Pelayanan bimbingan dan

    pembinaan di seksi penyelenggara haji dan umrah, pelaksanaan

    hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan lembaga

    masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian di kota

    jakarta pusat.14

    b. Pranata Haji

    1) Tugas

    Merencanakan dan melaksanakan pelayanan teknis di seksi

    penyelenggara haji dan umrah. membantu pimpinan dalam

    melaksakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

    13 File seksi penyelenggara haji dan umrah 14 Dikutip dari file Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah

  • 49

    2) Fungsi

    Pelayanan di seksi penyelenggara haji dan umrah sesuai

    prosedur dan ketentuan yang berlaku.

    c. Pengelola Administrasi Keuangan

    1) Tugas

    Menyusun program, mengendalikan dan mengkoordinasikan

    serta memeriksa dan mengevaluasi keuangan di seksi

    penyelenggara haji sesuai prosedur ketentuan berlaku. Membantu

    pimpinan dalam melaksanakan tugas-tugas lain yang diberiakn

    oleh pimpinan15

    2) Fungsi

    Mengelola keuangan di seksi penyelenggara haji dan umrah

    sesuai prosedur dan ketentuan berlaku.

    d. Pengelola Data Informasi

    1) Tugas

    Menyusun program, mengendalikan dan mengkoordinasikan

    serta memeriksa dan mengevaluasi data calon jamaah haji di seksi

    penyelenggara haji sesuai prosedur ketentuan