14
EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI DI KAWASAN PERBATASAN Desember 2014

EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

EXECUTIVE SUMMARY

OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI DI KAWASAN PERBATASAN

Desember 2014

Page 2: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya

kegiatan litbang Optimasi Pengelolaan Jaringan Irigasi di Kawasan Perbatasan

yang dilaksanakan Balai Irigasi, Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber

Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum, DIPA Tahun anggaran 2014, dapat

diselesaikan.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menerapkan prototipe pengembangan jaringan

irigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan irigasi berbahan ferocement,

dengan harapan dapat mendukung upaya peningkatan pengelolaan jaringan

irigasi di lokasi penelitian.

Kegiatan ini merupakan bagian dari kegiatan terintegrasi Pusat Penelitian dan

Pengembangan Sumber Daya Air dalam mendukung terwujudnya tujuan yang

terkait dengan ketahanan pangan dan air.

Executive Summary ini disusun oleh Dadang Ridwan, ST, MPSDA sebagai ketua

Tim dan dibantu oleh anggota tim lainnya yaitu : Ir. M. Muqorrobin, Guntur Safei,

ST, Hanhan Ahmad S, STP, M.Agr, dan Dadan Rahmandani,ST, di bawah

bimbingan Kepala Balai Irigasi.

Kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan Litbang

Optimasi Pengelolaan Jaringan Irigasi di Kawasan Perbatasan terutama pada

penyusunan Executive Summary ini, diucapkan terima kasih, semoga bermanfaat

Bandung, Desember 2014

Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air

Dr. Ir. Suprapto, M. Eng NIP. 19570507 198301 1 001

Page 3: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

ii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

1. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

2. Tujuan dan Sasaran ............................................................................................. 2

3. Sasaran Keluaran (Output) .................................................................................. 2

4. Lingkup Kegiatan ................................................................................................. 3

5. Metode ................................................................................................................. 3

6. Hasil kegiatan dan Pembahasan ......................................................................... 4

7. Kesimpulan dan Saran ....................................................................................... 10

Page 4: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

1

1. Latar Belakang

Kawasan perbatasan suatu negara memiliki peran penting dalam penentuan batas

wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan

keutuhan wilayah. Pembangunan wilayah perbatasan pada dasarnya merupakan

bagian integral dari pembangunan nasional. Kawasan perbatasan mempunyai

nilai strategis dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional, hal

tersebut ditunjukkan oleh karakteristik kegiatan yang mempunyai dampak penting

bagi kedaulatan negara, menjadi faktor pendorong bagi peningkatan

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya, memiliki keterkaitan yang

saling mempengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang

berbatasan dengan wilayah maupun antar negara, serta mempunyai dampak

terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, baik skala regional maupun nasional

(Husnadi 2006).

Kecamatan Sajingan besar berada di wilayah kabupaten Sambas Provinsi

Kalimantan Barat, yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia (Sarawak).

Wilayah ini merupakan salah satu wilayah perbatasan strategis Indonesia-

Malaysia, yang kaya akan sumber daya alam, namun keberadaannya selama ini

kurang mendapat perhatian pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pembangunan wilayah. Banyak permasalahan yang muncul, seperti kesenjangan

ekonomi, ketertinggalan pembangunan, dan keterisolasian kawasan, bahkan

terjadinya proses dehumanisasi (peminggiran masyarakat), dan dekulturisasi,

yang secara makro dapat mengarah pada dis-integrasi wilayah (Husnadi 2006).

Oleh karenanya sangat diperlukan pengembangan kawasan perbatasan yang

sinergi dengan penerapan kebijakan para stakeholder yang dapat mendorong

terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, salah satunya melalui dukungan

infrastruktur irigasi.

Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sambas, Kecamatan Paloh dan Sajingan

Besar dikenal dengan PALSA merupakan lokasi yang menjadi prioritas

pertama yang ditetapkan oleh Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP),

dalam pengembangan kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia, dan sekaligus

dijadikan sebagai pilot project Forum Komunikasi Kelitbangan (Puslitbang SDA

2013).

Page 5: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

2

Sebagai tindak lanjut riset bersama, Pusat Litbang Sumber Daya Air pada tahun

2013, telah melakukan kajian Identifikasi Potensi Sumber Daya Air Di Kawasan

Perbatasan Indonesia-Malaysia dan pada tahun 2014 dilanjutkan dengan kegiatan

penerapan hasil litbang bidang Sumber Daya Air. Balai Irigasi Pusat Litbang

Sumber Daya Air sebagai unit pelaksana teknis pada tahun 2014 ini melakukan

kegiatan penerapan hasil litbang bidang irigasi dalam kegiatan “optimalisasi

pengelolaan jaringan irigasi di kawasan perbatasan”.

Kegiatan Litbang ini merupakan bagian dari kelompok kegiatan terintegrasi dalam

kegiatan Litbang Ketahanan Pangan dan Air, pada Pusat Litbang Sumber Daya

Air.

2. Tujuan dan Sasaran

Kegiatan ini bertujuan untuk menerapkan prototype optimasi pengelolaan jaringan

irigasi di kawasan perbatasan dengan harapan dapat menjadi percontohan

sekaligus mendukung upaya peningkatan pengelolaan jaringan irigasi di kawasan

perbatasan khususnya di lokasi penelitian.

3. Sasaran Keluaran (Output)

Sasaran output dari kegiatan Optimasi Pengelolaan Irigasi di Kawasan

Perbatasan adalah prototip optimasi pengelolaan jaringan irigasi di kawasan

perbatasan berupa : berupa bangunan irigasi berbahan ferocement.

Sasaran mutu kegiatan litbang Optimasi Pengelolaan Irigasi di Kawasan

Perbatasan, adalah sebagai berikut :

1) Mampu meningkatkan luas layanan irigasi lebih dari 50% dan indek

pertanaman lebih dari 30 % dari luas lahan sawah yang ada;

2) mampu meningkatkan efisiensi irigasi di saluran, yang secara otomatis dapat

menghemat air irigasi dan meningkatkan luas layanan irigasi;

3) Dapat dijadikan percontohan dalam penerapan bangunan irigasi berbahan

ferosemen baik oleh petani setempat maupun para stakeholder terkait;

4) Kegiatan pembangunan prototip dapat diselesaikan dalam waktu 3 bulan.

Page 6: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

3

4. Lingkup Kegiatan

Tahapan kegiatan litbang Optimasi Pengelolaan Jaringan Irigasi di Kawasan

Perbatasan meliputi

1). Penerapan Prototip

2). Kajian penerapan

5. Metode

Kegiatan ini merupakan penelitian tindakan, melalui penerapan langsung di

lapangan, dengan pendekatan partisipatif. Variabel penelitian meliputi : (i)

efektifitas penerapan prototip ditinjau dari potensi yang ada, proses pengerjaan;

(ii) kajian teknis dan kinerja; (iii) evaluasi kinerja pasca penerapan.

Model penelitian yang digunakan adalah penerapan penerapan prototip skala

penuh. Kegiatan kajian ini dirancang diterapkan pada lokasi dimana memiliki

permasalahan irigasi dan menjadi prioritas penanganan. Luasan lahan yang

dijadikan lokasi kajian adalah + 30 Ha.

Proses kajian dari mulai survai penentuan lokasi, pelaksanaan pembuatan prototip

dan evaluasi penerapan dilakukan dengan melibatkan langsung petani (kelompok

tani) sekitar lokasi kajian.

Pengumpulan data dilakukan melalui : wawancara, penyebaran kuisioner kepada

responden petani, dan dokumentasi dengan mencatat, mengutip, merekam

data/informasi yang ada dari Dinas, Kecamatan, Desa, PPL dan Kelompok Tani.

Untuk menganalisis syarat teknis dan kinerja prototip, dilakukan melalui pengujian

lapangan antara lain meliputi : kecepatan aliran, debit, dan kehilangan air di

saluran.

Evaluasi kinerja pengelolaan jaringan irigasi dilakukan menggunakan metode

Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Tersier (EKJT), yang pernah disusun oleh Balai

Irigasi pada tahun 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan

petani, pengamatan/pengukuran langsung di lapangan.

Page 7: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

4

6. Hasil kegiatan dan Pembahasan

Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan penyusunan konsep laporan

akhir adalah sebagai berikut :

6.1 Persiapan

Kegiatan diskusi dilakukan dengan tim kajian pendahulu yang dilakukan pada

Tahun Anggaran 2013, dengan menghasilkan beberapa data dan informasi awal

terkait kajian ini antaralain :

a) Terdapat beberapa lokasi di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia yang

memerlukan sentuhan teknologi hasil litbang antaralain Kecamatan Paloh dan

Kecamatan Sajingan Besar.

b) Kecamatan Sajingan Besar direkomendasikan sebagai daerah atau lokasi

kajian yang mempunyai potensi pengembangan daerah irigasi, sumber air dan

memiliki permasalahan irigasi serta memerlukan penanganan;

c) Di Kecamatan Sajingan Besar, Infrastruktur jaringan irigasi masih sangat

minim, sehingga lahan sawah masih mengandalkan air hujan. Untuk

memenuhi stok pangan masyarakat sekitar lokasi masyarakat lebih memilih

bertani di gunung, yang berdampak pada rusaknya kondisi hulu DAS.

d) Terdapat beberapa wilayah di Kecamatan Sajingan Besar yang ditinju baik

berdasarkan potensi pengembangan lahan irigasi, sumber air maupun

keberterimaan masyarakatnya. Direkomendasikan Desa Kaliau', Dusun

Sajingan Kecamatan Sajingan Besar, merupakan pilihan tepat dijadikan

sebagai lokasi kajian.

e) Terdiri dari dua prototip yang direkomendasikan untuk diterapkan, antara lain

berupa (i) bangunan pengatur muka air dan (ii) prototip lining saluran

berbahan ferosemen.

f) Dinas terkait dan aparat camat, aparat desa, dan tokoh masyarakat didapatkan

masyarakat sangat mendukung terhadap rencana penerapan prototip ini.

Untuk literatur yang terkait dengan kegiatan ini masih relative sedikit, masih

mengandalkan sebagian kecil data dan informasi dari dinas terkait.

Page 8: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

5

6.2 Pelaksanaan

1) Perencanaan Prototip

a. Perhitungan Kebutuhan Air

Kebutuhan air dianalisis dari mulai pengolahan lahan sampai menjelang panen.

Kebutuhan air irigasi pada prinsipnya ditentukan oleh : penggunaan konsumtif,

curah hujan efektif (Re), penyiapan lahan (PL), perkolasi (P), penggantian lapisan

air (Water Level Requirement/ WLR) dan efisiensi irigasi (EI).

Debit rencana diperhitungkan berdasarkan persamaan (Standar Perencanaan

Irigasi, 2010) :

Q = (C x NFR x A)/e

dimana :

Q = debit rencana (l/s)

NFR = kebutuhan air di sawah (l/s/ha)

A = luas daerah yang diairi (ha)

C = koefisien pengurangan karena adanya sistem golongan

e = efisiensi irigasi secara keseluruhan

Nilai C di tetapkan 1, hal tersebut dikarenakan untuk pengambilan air irigasi

dilakukan secara langsung dari saluran, tidak ada pengurangan debit rencana.

Sementara NFR ditetapkan sebesar 1,2 l/s.

Luas lahan irigasi direncanakan 30 Ha, dengan efisiensi irigai 0.72 dengan

asumsi sekunder 90% dan tersier 80%, diperoleh debit rencana yang diperlukan

adalah Qrencana = (1 x 1.2 x 30)/0.72= 50 l/s, sementara untuk Qtersedia = 61.0 l/s.

Debit yang yang tersedia mencukupi terhadap air irigasi yang dibutuhkan, tidak

perlu dilakukan sistim rotasi dan sistim pola tanam bisa serempak.

Berikut adalah perhitungan debit rencana pada masing-masing bangunan bagi

sebagai berikut:

Bangunan Bagi BBBr, untuk melayani sawah 2.98 Ha :

Qrencana = (1 x 1.2 x 3 )/0.72= 5 l/s.

Bangunan Bagi BBKw, untuk melayani sawah 2.92 Ha:

Qrencana = (1 x 1.2 x 2.9)/0.72= 4.9 l/s.

Bangunan Bagi BBNL, untuk melayani sawah 7.85 ha:

Page 9: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

6

Qrencana = (1 x 1.2 x 7.9)/0.72= 13.1 l/s.

Bangunan Bagi untuk pengembangan, dapat melayani sawah 16.3 ha:

Qrencana = (1 x 1.2 x 16.3)/0.72= 27.1 l/s.

b. Perhitungan Dimensi Prototip

(1). Prototip Lining Saluran berbahan Ferosemen

Berdasarkan hasil perhitungan untuk memenuhi debit rencana ditetapkan

lebar saluran adalah 0.3 m, dan tinggi 0,6 m (termasuk 0,2 m untuk tinggi

jagaan). Dalam penerapannya saluran dengan lining ferosement, dianjurkan

kecepatan rata-rata disaluran tidak kurang dari 0.6 m/s untuk menghindari

terjadinya pengendapan pasir atau lumpur disepanjang saluran (Standar

Perencanaan Irigasi 2010). Dimensi saluran direncanakan dengan kemiringan

rata-rata saluran (S= 0.004) dan diperhitungkan sebagai berikut :

Tabel 1. Perhitungan dimensi prototip saluran (lining ferosemen)

m m m m2 m tabel m m/s m3/sec cm

Saluran Pembawa :

BR - KW 0.30 326.96 0.60 0.50 0.48 1.64 70.00 0.29 1.7 0.0040 1.95 0.94 0.2 0.49 OK

KW - NL 0.30 181.88 0.60 0.50 0.48 1.64 70.00 0.29 0.8 0.0040 1.95 0.94 0.2 0.49 OK

BBNL 0.30 132.19 0.60 0.50 0.48 1.64 70.00 0.29 1.5 0.0040 1.95 0.94 0.2 0.49 OK

A P ∆h S V Q

Tinggi

Jagaan

(w)

K

m

m R FR<0.55Ruas Saluran B L h

Sumber : Hasil perhitungan, 2014

Untuk menghindari terjadinya gelombang-gelombang tegak dipermukaan air

dan untuk mencegah agar aliran tidak menjadi kritis akibat berkurangnya

kekasaran saluran atau gradien hidrolis yang lebih curam, bilangan Froude

(Fr) dari aliran yang dipercepat tidak melebihi 0.5.

Berdasarkan hasil perhitungan kontrol bilangan Froude (Fr) pada Tabel 1,

gelombang-gelombang tegak dapat dihindari hal ini terlihat dari nilai Fr di

sepanjang ruas saluran adalah 0.49 < 0.5.

2) Penerapan prototip

Kegiatan penerapan prototip telah mulai dilaksanakan pada tanggal 21 Juni

2014. Sampai dengan konsep laporan akhir ini kegiatan yang telah

dilaksanakan adalah :

Page 10: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

7

a. Bangunan Pengumpul (Capturing)

Penerapan prototip bangunan pengumpul (capturing) dilakukan dengan di

tempat (cast in situ). Konstruksi yang digunakan adalah pasangan batu kali

seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 . Proses Pemasangan serta Pintu air dan Bangunan Pengumpul (Capturing)

terpasang

b. Saluran Pembawa

Prototip saluran pembawa, dibuat dengan 2 tipe, sistim cor di tempat (cast in

situ) dan sistim pra-cetak (pre-cast) disesuaikan dengan kondisi lapangan,

seperti tampak pada Gambar 1 dan 2. Bahan yang digunakan meliputi

campuran mortar dengan komposisi 1:4 (1 semen PC : 4 pasir), kawat anyam,

dan tulangan rangka berdiameter 6 mm.

Gambar 2 . saluran pembawa berbahan ferosemen terpasang

Page 11: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

8

c. Prototip Bangunan Bagi

Penerapan prototip bangunan bagi tersier dilakukan dengan sistim pra cetak,

disebabkan kondisi lapangan kurang memungkinkan untuk melakukan cetak di

tempat (cast in situ), seperti pada Gambar 3. Bahan yang digunakan meliputi

campuran mortar dengan komposisi 1:4 (1 semen PC : 4 pasir), kawat anyam,

dan tulangan rangka berdiameter 6 mm.

Gambar 3 . Proses Pemasangan dan Bangunan Bagi (Box Tersier) terpasang

6.3 Analisis Hasil Kegiatan dan Pembahasan

1). Pelaksanaan Uji teknis prototip

Pelaksanaan uji teknis meliputi : (i) uji pengaliran air ; (ii) uji efisiensi irigasi

(kebocoran saluran); (iii) kondisi dan fungsi prototip bangunan irigasi (saluran,

box tersier , dan pintu air).

Uji pengaliran

Kecepatan Aliran :

Uji pengaliran meliputi uji kecepatan aliran dan debit . Berdasarkan hasil

pengujian kecepatan aliran air di saluran pembawa, yang dilakukan pada 5

lokasi, sebanyak 3-5 kali pengukuran pada masing-masing variasi n (n=10

detik dan n=30 detik) diperoleh kecepatan aliran rerata pada TMA= 5 cm,

adalah 2.34 m/s dan pada TMA = 6.5 cm rerata kecepatan aliran sebesar

2.81 m/s.

Kecepatan maksimum yang diizinkan akan menentukan kecepatan rencana

untuk dasar saluran, baik saluran tanah tanah ataupun saluran dengan

pasangan campuran. Di dalam saluran ferrocemen khususnya penampang

tapal kuda, disyaratkan tidak timbul atau terjadi endapan dalam saluran.

Page 12: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

9

Minimum kecepatan aliran ditetapkan vmin= 0,6 m/s, dengan tujuan agar

pasir atau lumpur tidak mengendap disepanjang saluran, sedangkan untuk

kecepatan aliran maksimum ditetapkan sebesar vmaks= 3 m/s (SPI, 2013).

Apabila melihat data pengujian seperti pada table 7, dan kriteria yang

ditetapkan dalam Standar Perencanaan Irigasi, kecepatan aliran pada

prototip saluran pembawa berbahan ferosemen ini telah memenuhi syarat

yang telah ditetapkan.

Debit Aliran :

Berdasarkan hasil pengukuran, debit air yang masuk pada bangunan bagi

dan yang dialirkan ke sawah melalui box tersier dan kuarter adalah 1.2

l/s/ha. Hal ini tidak kurang dari jumlah rencana kebutuhan air di sawah yaitu

sebesar 1.2 l/s/ha.

Uji efisiensi irigasi

Untuk mengukur nilai efisiensi irigasi, dilakukan dengan cara

membandingkan debit yang ke luar dari bangunan sadap yang dialirkan ke

lahan dengan debit yang masuk ke lahan. Berdasarkan hasil pengujian nilai

efisiensi irigasi di saluran pembawa adalah > 90% (data masih berifat

sementara masih perlu dilakukan pengujian yang lebih komprehensif).

Uji kuat tekan

Untuk mengukur kekuatan tekan lining saluran berbahan ferosemen,

dilakukan uji tekan melalui Hammer Test. Kuat tekan lining saluran

mempunyai tekanan rata-rata 200 kg/cm2.

Apabila melihat data pada tabel 8, masih terlihat hasil pengujian di beberapa

lokasi mempunyai nilai dibawah 200, hal ini disebabkan ketebalan pasangan

atau komposisi campuran pasir semen kurang merata. Namun sebagian

besar kuat tekan ferosemen mempunyai nilai kuat tekan yang cukup baik

dan cukup kedap.

2). Uji kinerja Prototip

Untuk memastikan prototip yang telah terpasang mempunyai fungsi dan

kondisi baik dilakukan uji pengaliran (running test) dari mulai bangunan sadap

sampai dengan box kuater yang langsung masuk ke sawah. Hasil running test,

menunjukan prototip yang terpasang telah berfungsi dengan baik dan

Page 13: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

10

memenuhi kriteria sebagai irigasi teknis (dapat dibagi, diatur dan diukur).

Sampai dengan penyusunan konsep laporan akhir ini hasil uji kinerja belum

dapat disajikan, masih dalam proses pengujian.

3). Evaluasi Penerapan

Untuk evaluasi penerapan dilakukan melalui pendekatan evaluasi penerapan

kinerja jaringan irigasi terseir (EKJT) metode analisis kwadran. Uji manfaat ini

lebih difokuskan terhadap pengaruh penerapan prototip (dalam rangka

peningkatan infrastruktur irigasi) terhadap pengelolaan irigasi di lokasi kajian.

7. Kesimpulan dan Saran

7.1 Kesimpulan

Dari hasil kegiatan dan pembahasan disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1) Penerapan prototip bangunan irigasi berbahan ferosemen dilakukan di DI

Kiawit untuk melayani areal irigasi sekitar +30 Ha, berupa saluran pembawa

berbentuk travesium berdimensi lebar atas 0,4 m lebar bawah 0,6 m, tinggi

0,6m, bangunan bagi tersier berdimensi 0,6 m x 0,6 m dan bangunan bagi

kuarter, berdimensi 0,5 m x 0,5 m.

2) Debit air yang tersedia di daerah irigasi Kiawit adalah sebesar 60l/s, dan

debit yang dibutuhkan untuk melayani luas potensial irigasi sekitar 30 hektar

sebesar 50 l/s;

3) Berdasarkan hasil uji teknis kecepatan aliran air di saluran pembawa adalah

berkisar antara 2.34 m/s - 2.81 m/s. Secara teknis kecepatan aliran yang ada

memenuhi persyaratan aman terhadap endapan material lebih dari 0.008 mm;

4) Bahan ferosemen yang digunakan merupakan campuran mortar 1:3, dengan

kuat tekan beton ferosemen rata-rata di atas 200 kg/cm2.

5) Berdasarkan uji kinerja prototip, memberikan nilai efisiensi di saluran irigasi

sekitar 91.5%, dan berpotensi mampu meningkatkan IP lebih dari 49%.

6) Berdasarkan Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Tersier (EKJT) prototip cukup

memberikan nilai input irigasi bagus, namun usahatani masih tetap rendah,

disebabkan masih terdapat aspek lain yang perlu diperhatikan diluar irigasi.

Page 14: EXECUTIVE SUMMARY OPTIMASI PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI …web.irigasi.net/sites/default/files/Executive Summary OJI Perbatasan 2014.pdfirigasi di kawasan perbatasan berupa bangunan

Executive Summary

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

11

7.2 Saran

Bebrapa hal yang yang menjadi saran dalam konsep laporan akhir adalah sebagai

berikut :

1) Partisifasi petani masih relatif kurang, sehingga masih diperlukan pembinaan

dari pihak terkait, termasuk dalam hal budidaya pertanian khususnya

pertanian lahan sawah;

2) Agar terselenggaranya pengelolaan irigasi dengan baik termasuk dalam

pemanfaatan dan pemeliharaan hasil litbang, dirasa perlu segera melakukan

penjajakan pembentukan Perkumpulan PetanI pemakai Air (P3A);

3) Untuk meningkatkan nilai usahatani, sangat diperlukan input lain di luar irigasi

terkait peningkatan nilai usahatani, terutama dalam hal teknologi budidaya,

dan sarana produksi padi.