8
EXTENDED PRODUCTION SHARING CONTRACT ( PSC ) KELOMPOK III: o DINUL HABIB .A. o ERISTA APRILYA o HAIDIR ALI o M. IKHSAN ISLAMI o RINDY ANTIKA o ZULKIFLI A

Extended Non Reg a.ppt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

extended

Citation preview

Slide 1

EXTENDEDPRODUCTION SHARING CONTRACT ( PSC )KELOMPOK III: DINUL HABIB .A. ERISTA APRILYA HAIDIR ALI M. IKHSAN ISLAMI RINDY ANTIKA ZULKIFLI A

PENDAHULUANProduction Sharing Contract (PSC) merupakan bagian dari analysis dan evaluasi dari beberapa permasalahan yang muncul sebagai usaha perpanjangan produksi minyak dan gas bumi

PSC Indonesia umumnya terdiri dari tingkat eksplorasi (6-10 tahun) dan eksploitasi/ tingkat pengembangan (setelah perdagangan minyak dan gas). Pada bulan april 2013 ada 230 PSC di tingkat eksplorasi dan 77 di tingkat eksploitasi. Beberapa dari proses ini berada pada akhir kejayaan nya, (berbeda dari 2-10 tahun sebelum kontrak berakhir). PSC ini diberi judul untuk mengusulkan sebuah perpanjangan.

DATA DAN METODEPada kasus pengajuan perpanjangan, keputusan pemerintah untuk mengusulkan perpanjangan sebaiknya mempertimbangkan kemampuan operator dalam mengatur area kerja, kelanjutan dari produksi, sumberdaya / cadangan minyak dan gas, project terus menerus, teknikal dan kondisi bawah permukaan, sama baiknya jika keuntungan diperoleh Negara ketika usul perpanjangan ini dikabulkan.

Keputusannya adalah untuk memperpanjang atau mengakhiri. Hal ini tidak akan pernah menjadi sebuah keputusan yang muudah. Salah satu aspek yang menjadi penting untuk dipertimbangkan adalah kelancaran produksi minyak dan gas. Pada presentasi kali ini ada beberapa kasus pengusulan perpanjangan/keputusan telah dianalisa. Kasus 1

Pada gambar Grafik 1 menunjukkan kasus dimana produksi minyak menurun ketika kontrak operator pindah ke sebuah perusahaan milik dalam negeri mengikuti masa akhir kontrak pada tahun 2002.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa tahun kontrak berakhir, operator terdahulu cenderung untuk berhenti berinvestasi. Untuk alasan ini, penurunan kurs sangat tinggi. Terlebih lagi, operator baru, perlu beberapa waktu untuk menekan penurunan kurs.

Kasus 2Kebalikannya, pada grafik 2 menggambarkan sebuah kasus dimana pengajuan perpanjangan dikabulkan. Pada kasus ini, operator telah berhasil menekan kurs penurunan produksi minyak.

Hal ini juga dapat terlihat pada akhir kontrak tahun 2001, operator terlihat mengamankan perpanjangan. Sebagai hasilnya, penurunan kurs telah ditanggulangi dengan sangat baik.

Kasus 3Pada Grafik 3 menunjukan sebuah diagram yang mengilustrasikan tenaga perundingan kontraktor dan pemerintah pada saat pelaksanaan PSC. Dari sudut pandang kontraktor, yang merupakan dari segi bisnis, memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan biaya adalah yang paling penting.

Hal-hal tersebut Nampak antara pemerintah dan kontraktor hampir setiap waktu dan menjadi penyebab masalah yang mengganggu kestabilan hubungan masing-masing pihak. Pada kasus keputusan perpanjangan PSC, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang atau memberhentikan sebuah kontrak, ini seharusnya menjadi hal yang menguntungkan untuk Indonesia. Bagaimanapun, menegakkan keuntungan pemerintah bukan berarti mengurangi keuntungan

Pembahasan Mengenai contoh kasus diatas, bisa dilihat bahwa pemerintah menghadapi sebuah kebingungan. Pemerintah harus memutuskan untuk mewujudkan perpanjangan atau memberi kesempatan kepada Negara sendiri /perusahaan nasional atau operator baru. Jika kita hanya mempertimbangkan produksi minyak dan gas, mengubah sistem operator berarti menghilangkan beberapa jumlah produksi untuk penyesuaian/ masa peralihan.

Pertimbangan-pertimbangan secara teknis dan ekonomis dihadapkan oleh perimbangan-pertimbangan non teknis. Masalah lain timbul ketika kontraktor asing mengusulkan sebuah perpanjangan sedangkan pada waktu bersamaan, pemerintah harus berfikir mengenai nasional. Jika kita melihat pada maslah perpanjangan PSC secara hati-hati, beberapa hal-hal penting bisa dipertimbangkan. Secara alami, tawaran pemerintah untuk posisi akan meningkat secara relative pada posisi kontraktor. Kesimpulan 1. Pada kasus perpanjangan PSC, kekuatan perundingan pemerintah adalah yang paling tinggi, itu sebabnya, pemerintah harus mengambil kesempatan untuk mempromosikan minat mereka.

2. keuangan Indonesia sangat sulit, sementara hanya menyisakan cadangan sebesar 0.3 % dari cadangan dunia. Bagaimanapun juga, kestabilan politik baik dipertimbangkan.

3. dengan tujuan membuat keputusan yg baik, pemerintah seharusnya menemukan cara yg benar untuk menyeimbangkan factor-faktor. 4. perubahan pada PSC akan menyebabkan guncangan dan berpengaruh pada keputusan investasi.

5. PSc Indonesia dirancang untuk menjadi ramah kpd perusahaan2 nasinal.

6. BUMN/ nperusahaan nasional seharusnya mengambil kesempatan penuh untuk menunjukan kemampuannya secara teknik maupun secara keuangan.

7. pengentian kontrak bukanlah cara untuk pengambilan alih