Upload
yuliah-asrum
View
341
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
1/17
Tugas 1
ANGEN PENYAKIT(Fasciolopsis buski)
OLEH
ST. YULIAH ASRUM
J1A2 12 010
KELAS B
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
2013
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
2/17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fasciolopsis buski, cacing yang menyebabkan penyakit pada usus manusia, termasuk
golongan fasciola, kelas trematoda terbesar yang menyebabkan parasit pada manusia. Siklus
hidup cacing ini melalui air dan berkembang biak terutama di daerah beriklim tropis. Cacing ini
mengambil zat-zat makanan di dalam usus host. Sekresi dan telurnya menjadi infektif bila
berada di dalam air.
Nama genus parasit ini Fasciolopsis dan merupakan anggota dari kelas trematoda. Ada
dua anggota dari genus Fasciolopsis, tetapi hanya satu patogen.
Pada tahap pertama kehidupan, siput berfungsi sebagai host untuk parasit. Pada tahap
kedua, manusia atau babi berperan sebagai tuan rumah ketika mereka mengkonsumsi tanaman
air yang metaserkaria tersebut encysted.
Telur Unembryonated diletakkan di usus manusia atau babi. Telur yang lulus dalam tinja
dan berembrio dalam air. Telur menetas menjadi miracidiae. The miracidae menginfeksi siput,
di mana mereka berkembang menjadi serkaria. Serkaria keluar siput dan menjadi bebas
berenang, ketika mereka menginfeksi encyst sebagai metaserkaria pada tanaman air. Host
mamalia terinfeksi ketika menelan terkena tanaman air.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa nama parasit?
2. Apa nama penyakit yang diakibatkan oleh F.buski ?
3. Apa hopesnya-nya ?
4. Apa morfologi-nya?
5. Bagaimana life cyclenya?
6. Bagaiman epidemiologinya ?
7. Bagaimana pencegahan dan pemberantasannya?
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
3/17
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui nama parasit?
2. Untuk mengetahui nama penyakit yang diakibatkan oleh F.buski?
3. Untuk mengetahui apa hopesnya?
4. Untuk mengetahui apa morfologinya?
5. Untuk mengetahui bagaimana life cyclenya?
6. Untuk mengetahui bagaimana epidemiologinya?
7. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan pemberantasannya?
1.4 Manfaat
1. Agar kita dapat mengetahui nama parasit
2. Agar kita dapat mengetahui nama penyakit yang diakibatkan oleh F.buski
3. Agar kita dapat mengetahui apa hopesnya.
4. Agar kita dapat mengetahui apa morfologinya
5. . Agar kita dapat mengetahui bagaimana life cyclenya
6. Agar kita dapat mengetahui bagaimana epidemiologinya.7. Agar kita dapat mengetahui bagaiman pencegahan dan pemberantasannya.
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
4/17
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengenalan parasit Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Parasit : Fasciolopsis buski
Cacing ini pertama ditemukan di Kalkuta India pada seorang tukang kayu suku cina pada
tahun 1875. Infeksi lain ditemukan di Hong-Kong dan Jepang. Dewasa ini diketahui bahwa
chinese liver fluke tersebar secara luas di Jepang, Korea, Cina, Taiwan dan Vietnam.
Diperkirakan sekitar 19 juta orang terinfeksi cacing di Asia Timur tahun 1947, yang mungkin
akan menjadi lebih banyak lagi dewasa ini. Cacing berukuran panjang 8-25 mm dan lebar 1,5-5
mm dan cacing ini di namakan Fasciolopsis buski.
Berikut ini adalah gambaran dari klasifikasi dari Fasciolopsis buskiini sendiri :
Scientific classification
Kingdom: Animalia
Phylum: Platyhelminthes
Class: Trematoda
Subclass: Digenea
Order: Echinostomida
Suborder: Echinostomata
Family: Fasciolidae
Genus: Fasciolopsis
Looss, 1899
Species: F. buski
Binomial name
Fasciolopsis buski
Morakote & Yano, 1990
http://en.wikipedia.org/wiki/Biological_classificationhttp://en.wikipedia.org/wiki/Biological_classificationhttp://en.wikipedia.org/wiki/Animalhttp://en.wikipedia.org/wiki/Platyhelminthehttp://en.wikipedia.org/wiki/Trematodahttp://en.wikipedia.org/wiki/Digeneahttp://en.wikipedia.org/wiki/Echinostomidahttp://en.wikipedia.org/wiki/Echinostomatahttp://en.wikipedia.org/wiki/Fasciolidaehttp://en.wikipedia.org/wiki/Arthur_Loosshttp://en.wikipedia.org/wiki/Binomial_nomenclaturehttp://en.wikipedia.org/wiki/Binomial_nomenclaturehttp://en.wikipedia.org/wiki/Binomial_nomenclaturehttp://en.wikipedia.org/wiki/Arthur_Loosshttp://en.wikipedia.org/wiki/Fasciolidaehttp://en.wikipedia.org/wiki/Echinostomatahttp://en.wikipedia.org/wiki/Echinostomidahttp://en.wikipedia.org/wiki/Digeneahttp://en.wikipedia.org/wiki/Trematodahttp://en.wikipedia.org/wiki/Platyhelminthehttp://en.wikipedia.org/wiki/Animalhttp://en.wikipedia.org/wiki/Biological_classification7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
5/17
Cacing trematoda Fasciolopisis buski adalah suatu trematoda yang didapatkan pada
manusia atau hewan. Trematoda tersebut memiliki ukuran terbesar diantara trematoda lain
yang ditemukan pada manusia. Cacing ini pertama kali ditemukan oleh Busk (1843) pada
autopsi seorang pelaut yang meninggal di London.
Di London, George Busk pertama kali dijelaskan Fasciolopsis buski pada 1843 setelah
menemukan di usus duabelas jari seorang pelaut. Setelah bertahun-tahun studi yang cermat
dan eksperimen sendiri, pada tahun 1925, Claude Heman Barlow ditentukan siklus hidupnya
pada manusia.
Fasciolopsis Buski berdasarkan literature hanya ada hidup di kawasan Asia Setalan yakni
perairan rawa sebarannya wilayah Banglades, Kamboja, China Tengah dan China Selatan,
Vietnam, Malaysia, Thailand, Pakistan, dan Vietnam disamping Indonesia. Cacing ini bukan saja
bisa menyerang manusia, juga bisa menyerang babi, anjing, dan kelinci. Cacing buski dewasa
bisa sepanjang 75 mm, atau 3 inci dan lebar 20 mm atau 1 inci.
Berdasarkan literartur tersebut, cacing buski tidak hidup di hati, melainkan biasanya hidup
diarea teratas usus kecil, dalam jumlah sangat banyak, dan dapat pula hidup di area bawah usus
dan di dalam perut, tetapi tak pernah ditemukan di bagian tubuh lain. Dalam tubuh individu
yang terserang cacing buski setiap cacing buski dewasa dapat memproduksi sedikitnya 25 ribu
telur per hari, dan terus berkembang biak.
2.2 nama penyakit dari Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Penyakit : Fasciolopsiasis
Fasciolosiasis merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing pipih
(trematoda) dan umumnya menyerang manusia dan ternak seperti sapi, kerbau dan domba.
Penyakit yang disebabkan oleh Fasciolopsis buski dimana manusia mendapatkan infeksidengan konsumsi baku tanaman air tawar terkontaminasi dengan stadium metaserkaria parasit.
Ada yang melaporkan kasus yang tidak biasa, di mana seorang anak 11 tahun memuntahkan 4
cacing dewasa yang masih hidup. Pasien memiliki keluhan gejala gastrointestinal sesekali.
Cacing diidentifikasi sebagai F. buski berdasarkan morfologi kotoran dan pemeriksaan
histopatologinya . Pemeriksaan sampel tinja juga mengungkapkan adanya telur F. buski. Pasien
berhasil diobati dengan nitazoxanide. Menemukan cacing dewasa hidup dalam muntahan
http://en.wikipedia.org/wiki/George_Buskhttp://en.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://en.wikipedia.org/wiki/Duodenumhttp://en.wikipedia.org/wiki/George_Busk7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
6/17
seorang anak di daerah non-endemik yang sangat langka dan meningkatkan kemungkinan kasus
teridentifikasi di wilayah itu.
Patologi dan Gejala Klinis pada Cacing dewasa Fasciolopsis buski , melekat dengan
perantaraaan batil isap perutnya pada mukosa dinding halus seperti duodenum dan yeyunum.Cacing ini memakan isi usus, maupun permukaan mukosa usus. Pada tempat pelekatan cacing
tersebut, terdapat peradangan, tukak (ulkus), maupun abses. Apabila terjadi erosi kapiler pada
tempat tersebut, maka tinbul pendarahan. Cacing dalam jumlah besar dapat menyebabkan
sumbatan yang menimbulkan gejala ileus akut. Pada infeksi berat, gejala intoksikasi dan
sensitisasi oleh karena metabolit cacing lebih menonjol, seperti edema pada muka, dinding
perut dan tungkai bawah. Kematiaan dapat terjadi karena keadaan merana (exhaustion)
atauintoksikasi.
Gejala klinis yang dini pada akhir inkubasi, adalah diare dan nyeri ulu hati (epigastrium).
Diare yang mulanya diselingi konstipasi, kemudian menjadi persisten. Warna tinja menjadi hijau
kuning, berbau busuk dan berisi makanan yang tidak dicerna. Pada beberapa pasien, napsumakan cukup baik atau berlebihan, walaupun ada yang mengalami mual, muntah, atau tidak
mempunyai selera; semua ini tergantung berat ringannya penyakit.
Sering gejala klinis seperti diatas bila didapatkan disuatu daerah endemi, cukup untuk
menunjukan adanya penderita fasiolopsiasis; namun diagnosis pasti adalah dengan
menemukan telur dalam tinja.
Morfologi telur Fascialopsis buski hendaknya dapat dibedakan dari telur cacing Fasciola
hepatica, Gastrodiscoides hominis atau Echinochasmus perfiolatus.
Penyakit fasiolopsiasis yang berat mungkin menyebabkan kematian, akan tetapi bila
dilakukan pengobatan sedini mungkin, masih dapat memberi harapan untuk sembuh. Masalah
yang penting adalah reinfeksi, yang sering terjadi pada penderita.
Contoh kasus penyakit :
Warga Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara di desa Kalumpang
Dalam, terserang penyakit cacing buski, dan jumlah tersebut relatif menurun dibanding tahun
1999. Penyakit cacing buski memiliki kemiripan seperti penyakit cacing perut lainnya, tetapi
lebih ganas .Selain penderita akan mengalami kurang gizi akibat parasit cacing buski, perut
penderita juga membesar dan rambut kepala rontok akhirnya penderita plontos. Belum
diketahui penyebab penyakit tersebut endemis di beberapa desa kawasan berawa-rawa HSU,
padahal serangan penyakit itu hampir jarang ditemukan di dunia, dan di Indonesia juga .
Para penderita penyakit tersebut umumnya adalah anak-anak, dan belum pernah
ditemukan kasus serangan terhadap orang dewasa. Karena anak-anak biasanya suka bermain di
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
7/17
air rawa-rawa kawasan desa tersebut kemudian memakan apa saja yang ada di rawa seperti
buah teratai, umbi-umbian, dan buah tanaman rawa lainnya tanpa di masak lebih dahulu.
Seperti yang terjadi di Desa-desa endemis Kecamatan Sungai Pandan, Kecamatan Babirik, dan
Kecamatan Danau Panggang Kabupaten HSU yang ketiga wilayah itu merupakan kawasan yang
sebagian besar adalah rawa monotan.
Kasus serangan cacing buski juga pernah diderita seorang anak kecil Kecamatan Babirik desa
Kalumpang Dalam, anak itu menderita perut membesar tetapi kurus kering, kemudian dimulut
keluar binatang aneh seperti lintah darat, bewarna merah dan jumlahnya ribuan ekor, selain
dimulut juga keluar binatang itu saat buang air besar, sehingga warga setempat tadinya
mengira anak tersebut terkena guna-guna.
Penyakit itu dianggap aneh, karena biasanya kalau diserang penyakit cacing paling
dikenal hanya cacing gelang atau cacing kremi belum pernah ada cacing seperti itu, yakni
pendek hanya sekitar ibu jari.
2.3 hopes dari Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Hospes definitif: Manusia, babi, anjing, kucing
Hospes perantara pertama : Keong air tawar (Segmentina, Hippeutis)
Hospes perantara kedua : Tumbuh-tumbuhan air (Morning glory, Elichoris Eichornia grassipes,
Trapa natans, Trapa bicornis, tuberosa, Zizania)
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
8/17
Fasciolopsis buski adalah salah satu jenis parasit. Dia menggunakan siput sebagaihospes perantara untuk menjalani pengembangan (ini fatal bagi siput). Parasit ini mencapai
usia dewasa dan menghasilkan telur dalam mamalia host, biasanya bukan saja pada manusia
dan babi, tetapi juga equines, bovines, caprines, dan ovines. Fasciolopsis buski dapat membuat
host yang sangat sakit, dan sangat bermasalah di negara berkembang.
Di dalam keong, mirasidium berubah bentuk menjadi sporokista, redia, dan terakhir
serkaria. Serkaria akan mengadakan enkistasi pada tumbuhan air, tahan dengan kondisi
temperatur air yang dingin (10-2 0C) namun tidak tahan terhadap kekeringan
F. buskihidup dan berkembang biak di dalam usus manusia atau hewan (kerbau, sapi,
kambing, kucing, anjing, dan babi hutan), berbentuk pipih seperti lintah (pacat) dan berwarna
putih.
Untuk host mamalia (manusia dan babi) menjadi terinfeksi ketika mereka menelan
tanaman yang mengandung metaserkaria dari parasit F. buski ini. Karena setelah dicerna, yang
excyst metaserkaria dalam duodenum dan melekat pada dinding usus. Setelah 3 bulan, parasit
berkembang menjadi dewasa dan mulai menproduksi telur.
Banyak juga spesies ikan yang menjadi hospes intermedier ke 2 dari F. buskis initerutama yang termasuk dalam famili Cyprinidae. Metacercaria juga dapat menginfeksi jenis
krustacea (udang) seperti: Carindina, Macrobrachium dan Palaemonetes. Hospes definitif
(orang) akan terinfeksi oleh cacing ini bila makan ikan/udang secara mentah-mentah/dimasak
kurang matang.
http://eol.org/pages/483448/overview/http://eol.org/pages/483448/overview/http://eol.org/pages/483448/overview/http://eol.org/pages/483448/overview/7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
9/17
Selain manusia dan babi yang menjadi hospes definitive cacing tersebut, hewan lain
seperti kucing, anjing dan kelinsi juga dapat dihinggapi.
Spesies yang di gunakan F. buski sebagai Host:
a. Siput,Gastropoda
b. Babi, Sus
c. Manusia,Homo sapiens
d. Equines,Equus
e. Bovines,Bovinae
f. Caprines dan ovines,Caprinae
g. Segmentina hemisphaerula
h. Segmentina trochoideus
i. Hippeutis umbilicalis
2.4 Morfologi dari Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Cacing dewasa :
- Bentuk ovoid berwarna kemerahan
- Ukuran (20 75) x ( 8 20) x (1
3) mm
- Mempunyai dua batil isap
- Batil isap mulut < batil isap perut
- Testes bercabang-cabang, atas
bawah
- Ovarium bercabang-cabang di
atas testis
- Kelenjar vitalaria di bagian lateral
- Sekum tidak bercabang
- Uterus berkelok kelok
- Anus tidak ada
Telur :
- Bentuk lonjong
- Mempunyai operkulum
- Dinding transparant
- Ukuran (130 140) x (80 85) m
- Isi sel telur (unembryonated)
Cacing dewasa yang ditemukan pada manusia mempunyai ukuran panjang 2-7,5 cm dan
lebar 0,8-2,0 cm. Bentuknya agak lonjong dan tebal. Biasanya kutikulum ditutupi duri-duri kecil
yang letaknya melintang. Duri-duri tersebut sering rusak karena cairan usus. Batil isap kepala
berukuran kira-kira seperempat ukuran batil isap perut. Saluran pencernaan terdiri dari
perifaring yang pendek,faring yang menggelembung, esofagus yang pendek, serta sepasang
sekum yang tidak bercabang dengan dua identasi yang khas. Dua buah testis yang bercabang-
http://eol.org/pages/2366/overview/http://eol.org/pages/2366/overview/http://eol.org/pages/2366/overview/http://eol.org/pages/327955/overview/http://eol.org/pages/327955/overview/http://eol.org/pages/327955/overview/http://eol.org/pages/15580/overview/http://eol.org/pages/15580/overview/http://eol.org/pages/15580/overview/http://eol.org/pages/2851454/overview/http://eol.org/pages/2851454/overview/http://eol.org/pages/2851454/overview/http://eol.org/pages/2851411/overview/http://eol.org/pages/2851411/overview/http://eol.org/pages/2851411/overview/http://eol.org/pages/4806275/overview/http://eol.org/pages/4806275/overview/http://eol.org/pages/4806307/overview/http://eol.org/pages/4806307/overview/http://eol.org/pages/4806263/overview/http://eol.org/pages/4806263/overview/http://eol.org/pages/4806263/overview/http://eol.org/pages/4806307/overview/http://eol.org/pages/4806275/overview/http://eol.org/pages/2851411/overview/http://eol.org/pages/2851454/overview/http://eol.org/pages/15580/overview/http://eol.org/pages/327955/overview/http://eol.org/pages/2366/overview/7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
10/17
cabang letaknya agak tandem di bagian poterior cacing. Vitelaria letaknya lebih lateral dari
sekum, meliputi badan cacing setinggi batil isap perut sampai keujung badan. Ovarium
bentuknya agak bulat. Uterus berpangkal pada ootip, berkelok-kelok ke arah anterior badan
cacing, untuk bermuara pada atrium genital, pada sisi anterior batil isap perut.
Telur berbentuk agak lonjong, berdinding tipis transparan, dengan sebuah operkulum yang
nyaris terlihat pada sebuah kutubnya, berukuran panjang 130-140 mikron dan lebar 80-85
mikron. Setiap ekor cacing dapat mengeluarkan 15000-48000 butir telur sehari. Telur-telur
tersebut dalam air bersuhu 27-32C, menetas setelah 3 sampai 7 minggu. Mirasidium yang
bersilia keluar dari telur yang menetas, berenang bebas dalam air untuk masuk ke dalam tubh
hospes perantara I yang sesuai. Biasanya hospes perantara I tersebut adalah keong air tawar,
seperti genus segmentia,Hippeutis, dan Gyraulus. Dalam keong, mirasidium tumbuh menjadi
sporokista yang kemudian berpindah ke daerah jantung dan hati keong. Bila sporokista matang,
menjadi koyak dan melepaskan banyak redia induk. Dalam redia induk dibentuk banyak redia
anak, yang pada gilirannya membentuk serkaria.
Serkaria, seperti mirasidium, dapat berenag bebas dalam air, berbentuk seperti
kecebong, ekornya lurus dan meruncing pada ujungnya, berukuran kira-kira 500 mikron dengan
badan agak bulat berukuran 195 mikron X 145 mikron. Badan serkaria ini mirip cacing dewasayaitu mempunyai batil isap kepala dan batil isap perut. Mirasidium atau serkaria yang dalam
batas waktu tertentu belum menemukan hospes, akan punah sendiri. Serkaria dapa berenang
dengan ekornya, atau merayap dengan menggunakan batil isap. Serkaria tidak memiliki
kecenderungan untuk memilih tumbuh-tumbuhan tertentu untuk tumbuh menjadi
metaserkaria yang berbentuk kista. Tumbuh-tumbuhan yang banyak dihinggapi metaserkaria
adalah Trapa, Eliocharis, Eichornia dan Zizania. Tumbuh-tumbuhan seperti Nymphoea lotus dan
Ipomeea juga dihinggapi metaserkaria. Bila seorang memakan tumbuhan air yang mengandungmetaserkaria tanpa dimasak sampai matang, maka dalam waktu 25-30 hari metaserkaria
tumbuh menjadi cacing dewasa dan dalam waktu 3 bulan ditemukan telurnya dalam tinja.
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
11/17
2.5 life cycle dari Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Life cycle : HP I : keong air Segmentina, Hipeutis,Gyraulus, HP II: Tumbuhan air Trapa,
Eliocharis, Eichornia dan Telur keluar dg tinja matang di air mirasidium keong air (HP I) serkaria
HP II metaserkaria dimakan HD.
Keteranga :
. Telur belum matang dibuang ke dalam usus dan tinja
Telur berembrio berada dalam air ,
Telur berubah menjadi Miracidia,
Yang menyerang siput hospes perantara yang cocok. Dalam siput parasit mengalami
beberapa tahapan perkembangan (sporocysts , Rediae , Dan serkaria )
Serkaria tersebut dilepaskan dari siput dan
encyst sebagai metaserkaria pada tanaman air.
Host mamalia terinfeksi oleh menelan metaserkaria pada tanaman air. Setelah konsumsi,
yang excyst metaserkaria dalam duodenum
dan melekat pada dinding usus. Di sana mereka berkembang menjadi cacing dewasa (20
sampai 75 mm dengan 8 sampai 20 mm) pada sekitar 3 bulan, melekat pada dinding usus
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
12/17
dari host mamalia (manusia dan babi). Orang dewasa memiliki masa hidup sekitar satu
tahun.
Tahap awal kehidupan cacing buski dimulai dalam bentuk telur tidak berembrio yang
keluar dari usus melalui tinja dan berada di air. Embrionisasi akan terjadi selama 3- 7 minggu
tergantung suhu air yang ideal antara 18- 35C (Faust et al., 1970; Miyazaki, 1991; Garcia et al.,
1996). Setelah fase ini dilalui, telur akan menetas d an berubah menjadi mirasidium yang
mencari keong/siput air untuk melalui suatu fase perubahan bentuk menjadi sporokista, redia
dan serkaria. Selanjutnya serkaria akan mencari tanaman air untuk mengadakan enkistasi pada
batang/umbi/daun yang bersentuhan den gan air. Di dalam tanaman air ini serkaria akan
berubah menjadi metaserkaria.
Pada manusia berada di dalam usus halus ( duodenum atau jejenum ) metaserkaria
mengadakan enkistasi dan selanjutnya akan berkembang menjadi cacing dewasa setelah 3
bulan dengan masa hidup tidak melebihi dari 6 bulan (Garcia et al., 1996). Siklus hidup parasit
cacing dari golongan trematoda usus cukup kompleks karena memerlukan berbagai tahap
kehidupan, memerluka n hospes perantara yang spesifik yaitu keong/siput air tawar untuk
perkembangannya dan adanya media baik berbentuk tanaman air/ikan/keong sebagai tempat
enkistasi.
Pada cacing buski, tanaman air merupakan tempat enkistasi yang potensial untuk
menimbulkan infeksi bagi manusia yang mengkonsumsinya secara mentah. Jika dalam satu
tahap (fase) kehidupan kondisi fisik lingkungan yang tidak memungkinkan atau tidak adanya
kondisi biologis yang mendukung (tersedianya hospes perantara), maka otomatis siklus akan
terputus.
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
13/17
2.6 epidemiologi dari parasit
Epidemiologi : Infeksi pada manusia tergantung kebiasaan makan tumbuhan air
mentah. Budidaya tanaman air di daerah tercemar kotoran manusia memperluas penyebaran
penyakit.
Infeksi pada manusia tergantung dari kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang
mentah dan tidak dimasak sampai matang. Membudidayakan tumbu-tumbuhan air di daerah
tercemar dengan kotoran manusia maupun babi, dapat menyebarluaskan penyakit tersebut.
Kebiasaan defekasi, pembuangan kotoran ternak dan cara membudidiayakan tumbuh-
tumbuhan air untuk dikonsumsi harus diubah atau diperbaiki, untuk mencegah meluasnya
penyakitb fasiolopsiasis.
Fasiolopsiasis endemik di desa Sei Papuyu, Kalimantan Selatan. Prevalensinya 27,0%. Prevalensi
tertinggi terdapat pada kelompok umur 5-14 tahun, yaitu 56,8%,sedangkan pravelensi pada
anak sekolah 79,1%. Survei 12 bulan setelah pengobatan menunjukan prevalensi yang tidak
banyak berbeda karena kemungkinan terjadinya reinfeksi.
2.7 pencegahan parasit
Pencegahan : Pencegahan tergantung pada sanitasi pembuangan tinja dan melindungi
kulit dari tanah yang terkontaminasi antara lain memakai alas kaki. Penerangan kepada
masyarakat mengenai cara penularan dan cara pembuatan serta pemakaian jamban juga
penting untuk pencegahan penyakit cacing ini.
Untuk pengobatan Obat yang efektif untuk cacing ini, adalah diklorofren, niklosamid, dan
prazikuantel.
Upaya pencegahan penularan penyakit fasciolosis pada manusia dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain dengan mengubah kebiasaan pola makan pada masyarakat, seperti
tidak mengkonsumsi hati mentah maupun sayuran mentah, serta selalu minum air yang telah
direbus terlebih dulu. CILLA et al. (2001) mengemukakan, bahwa ada penurunan kasus
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
14/17
fasciolosis di Spanyol karena masyarakatnya mengubah kebiasaan makan. Kalaupun tetap harus
mengkonsumsi sayuran mentah, sebaiknya sayuran tersebut dicuci dahulu dengan larutan cuka
atau larutan potassium permanganat sebelum dikonsumsi (ELSAYAD et al., 1997).
Bila upaya pencegahan sudah dilakukan namun tetap terinfeksi fasciolosis, maka kasus
ini dapat diobati dengan beberapa macam anthelmintik, seperti Bithionol, Hexachloro-para-xylol, Niclofolan, Metronidazole dan Triclabendazole (ESTEBAN et al., 1998). Namun dari semua
obat cacing tersebut di atas, hanya Triclabendazole yang paling efektif untuk menyembuhkan
fasciolosis pada manusia, dengan dosis 10 mg/kgBB yang diberikan 2 kali per oral dengan
interval.
Sedangkan fasciolopsiasis di Kalimantan Selatan adalah endemis. Data potensi kekayaan
pengetahuan tanaman obat cacing dan obat tradisional di Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk
kesehatan masih sangat terbatas dan belum banyak dilakukan.
Sehubungan dengan itu akan dilakukan penelitian inventarisasi tanaman obat fasciolopsiasis
untuk penggobatan terhadap kecacingan salah satunya fasciolopsis buski dalam upaya
pencegahan dan penanggulan secara tepat.
Pengobatan yang dapat dilakukan juga ialah Heksilresorsinol, tetrakloroetilen, parazikuantel
2.8 Pemberantasan dari Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Pemberantasan : menginfokan tentang Trematoda usus (fasciolopsis buski)
Peningkatan pengetahuan mengenai kejadian Fasciolopsiasis pada anak sekolah melalui
penyuluhan kepada masyarakat setempat untuk merebus air hingga mendidih untuk konsumsi
air minum dan memasak tumbuhan air rawa yang akan dikonsumsi agar telur ataupun larva
Fasciolopsiasis buskimati. Selain itu, perlu juga dilakukan pemutusan rantai siklus hidup parasit
dengan memberantas siput yang menjadi hospes perantara serta hospes hospes lain yang
terjangkit sehingga tidak sampai pada manusia.
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
15/17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fasciolopsis buskimerupakan salah satu parasit trematoda terbesar yang dapat menginfeksimanusia. Infestasi
Fasciolopsis buskike dalam tubuh manusia terjadi karena minum air mentah dan
mengkonsumsi tumbuhan air yang
mentah seperti supan-supan, pakat, teratai, dan genjer.
Hospes definitif : manusia & binatang
Penyakit : fasciolopsiasis
Penyebaran : RRC, Taiwan, Vietnam, Thailand, India, Indonesia
Habitat : mukosa usus muda (yeyunum & ileum)
Morfologi :
cacing dewasa : 2-7,5 cm X 0,8 2 cm, bentuk lonjong & tebal menyerupai daun,
telur : 140 X 85 , agak lonjong, dinding tipis transparan , isi sel telur . Ditemukan
dalam tinja
Siklus hidup :
- HP I : keong air Segmentina, Hipeutis,Gyraulus
- HP II: Tumbuhan air Trapa, Eliocharis, Eichornia
Telur keluar dg tinja matang di air mirasidium keong air (HP I) serkaria HP II metaserkaria
dimakan HD
Gejala Klinis : cacing dewasa melekat pada duodenum & yeyunum peradangan, ulkus, abses,
perdaraahan,ileus akut (sumbatan)
Infeksi berat : intoksikasi & sensitasi krn metabolit cacing dewasa dapat menyebabkan
kematian
Diagnosis : menemukan telur dalam tinja
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
16/17
Epidemiologi :
o Infeksi pd manusia tergantung kebiasaan makan tumbuhan air mentah.
o Budidaya tanaman air di daerah tercemar kotoran manusia memperluas
penyebaran penyakit
o Fasciolopsiasis endemik di Desa Sei papuyu Kalimantan Selatan
3.2Saran
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat :
a. Menghindari makan - makanan mentah
b. Mencuci bahan makanan dan memasaknya sampai matang
c. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah melakukan aktivitasd. Memakai alas kaki
e. Mandi minimal 2 x sehari untuk menghindari infeksi cacing
f. Pemeriksaan cacing secara rutin 6 bulan sekali dan pengobatan
7/22/2019 f. Buski ( St Yuliah Asrum)
17/17
DAFTAR PUSTAKA
1. Laporan Departemen Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kalimantan Selatan, 2008
2. Situs resmi pemerintah kabupaten Hulu Sungai Utara.
3. Laporan Puskesmas Babirik, 2008
4. http://perpus.yarsi.ic.id
5. www.kapanlagi.com
6. http://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/trematoda/7. http://parasite.org.au/pugh-
collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203
%2003.jpg
8. Dan berbagai blog lain. Trimah kasih
http://perpus.yarsi.ic.id/http://www.kapanlagi.com/http://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/trematoda/http://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/trematoda/http://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://parasite.org.au/pugh-collection/JpegsStamped/Fasciola%20hepatica%20%28epidemiology%29%203%2003.jpghttp://beequinn.wordpress.com/nursing/mikrobiologi-dan-parasitologi/trematoda/http://www.kapanlagi.com/http://perpus.yarsi.ic.id/