Upload
meila
View
81
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
123
Citation preview
Penuntun Praktikum Fisiologi Keseimbangan Asam Basa
Brok Keseimbangan
EIf;:tffilllan Asam Basa
Pendahuluan
, Praktikum Fisiologi Blok Keseimbangan Cairan, Elektrolit dan Asam Basa pada tahun
ajaran 2OL2/2013 ini menggunakan Perangkat Lunak Simulasi Kegiatan Praktikum PhysioEx
9.0. Perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kegiatan agar dapat
m'embantu mahasiswa memahamisasaran belajar khususnya mengenai keseimbangan asam
basa. Penggunaan perangkat lunak simulasi memiliki keunggulan seperti dapat
mensimulasikan kegiatan yang membutuhkan perafatan sensitif tanpa risiko kerusakan yang
dapat terjadi akibat aktivitas mahasiswa.
Penggunaan PhysioEx pada tahun ajaran 2O12|2OL3 ini menggantikan kegiatan
praktikum yang sebelumnya berupa manipulasi kerja ginjal dengan parameter yang diukur
dari urin. Kegiatan menggunakan orang percobaan mahasiswa dan mengharuskan miksi
serta penampungan urin di laksanakan di toilet umum diluar ruang laboratorium, hal ini
menyebabkan beberapa kesulitan tersendiri seperti urin yang tercecer dan bau tidak sedap.
Penggunaan cairan tubuh tanpa penguasaan tehnik aseptik/antiseptik meningkatkan risiko
penularan penyakit terutama bila dilakukan mahasiswa tahun pertama.
Dasar Teori
pH mewakili konsentransi ion hidrogen [H+] dalam larutan. Konsentrasi ion hidrogen
lebih tinggi pada pH yang rendah dan sebaliknya. pH cairan tubuh terkait erat dengan
keseimbangan asam basa. Asam adalah substansi yang melepaskan ion hidrogen dalam
larutan. Basa umumnya berupa ion hidroksil [OH-] atau ion bikarbonat [HCO3-] adalah
substansiyang mengikat ion H+.
pH cairan tubuh diatur pada rentang yang sempit. Darah dan cairan tubuh lainnya
memiliki pH antara 7.35-7.45. Pada keadaan patologis serendah-rendahnya sebesar 6.9 dan
setinggi-tingginya 7.8, lebih rendah atau lebih tinggi dari angka tersebut tidak dapat
mendukung kehidupan manusia. Tubuh manusia memproduksisejumlah besar ion H+ akibat
berbagai proses metabolik, konsumsi asam, dan produk metabolisme lemak, glukosa, dan
asam amino. Regulasi pH cairan tubuh adalah salah satu fungs fisiologis utama sistem organ
tubuh.
Homeostasis atau keseimbangan pH dipertahankan dengan sistem buffer kimia dan
fisiologis. Sistem buffer kimiawi yang terdiri dari buffer bikarbonat, fosfat dan protein
adalah sistem buffer yang paling cepat memberikan kompensasi dan mengembalikan pH ke
rentang normal. Sistem buffer fisiologis terdiri dari sistem buffer renal dan respirasi. Sistem
buffer renal memberikan kompensasi dalam hitungan jam dan hari sementara sistem buffer
respirasi hanya dalam hitungan menit, namun kapasitas kompensasinya tidak sebesar
sistem buffer renal.
Sistem buffer fisiologis membantu regulasi pH cairan tubuh dengan mengatur
pengeluaran asam, basa dan karbondioksida (CO2) dari dalam tubuh. Sebagai contoh pada
keadaan kadar asam yang tinggi dalam tubuh maka ginjal akan merespon dengan
mengeksresikan lebih banyak ion H+ dalam urin. Paru-paru akan mengeksresikan lebih
banyak karbondioksida bila kadarnya terlalu banyak dalam darah dengan meningkatkan
ventilasi respirasi. Karbondioksida dalam darah menyebabkan pelepasan ion H+ sehingga
memiliki efek langsung terhadap pH cairan tubuh.
Kegiatan Praktikum
Pelaksanaan praktikum menggunakan laptop yang.dibawa masing-masing kelompok.
lnstruktur lab akan menyediakan CD yang berisi PhysioEx 9.O. Topik keseirnbangan asam
basa adalah latihan no. 10 lExercise 1O) yang terdiri dari 4 aktivitas yaitu:
o Hiperuentilosi
o Rebreothing
o Renal responses to respirotory acidosis and respirotory alkolosis
o. Respiratory responses to metobolic acidosis ond metabilic olkolosis
Praktikum dilaksanakan dengan membaca tujuan praktikum (objectives). Mahasiswa
diharap[an telah membaca Dasar teori dan pendahuluan yang tertera dalam panduan
praktikum ini. Eksperimen dimulai dengan mengisi Pre-lab Quiz. Langkah eksperimen
diberikan dalam bahasa lnggris, bila ada kesulitan bahasa dapat meminta bantuan
instruktur.
1. To htroduce pH homeodasis in the body.
2. To undersund the normal rangesfor pHandPce.
3. To recognize respiratory alkalosis and its causes.
4. Ta int€rpret an oscillos€ope traring for hyperventilation and (ompare it wilh a tracing for
nonnal breathing.
Semua pertanyaan sebelum, selama dan setelah eksperimen termasuk quiz dan
review sheet, harus didiskusikan dan dijawab serta di-submit sebagai laporan akhir
eksperimen (Lab Report) sesuai instruksiyang diberikan PhysioEx 9.0.
Note: Simpon lob report dolam langsung dalom CD yong diberikon, beri nama dokumen
dengan formot sebogoi berikut: Activity_nomo kelompok (contoh: Activity_l_A70)
Aktivtas tz Hyperuentilation
Pendahuluan
Ketidakseimbangan asam basa dapat disebabkan oleh gangguan respiratorik dan
gangguan metabolik. Untuk membedakan kedua hal tersebut digunakan 2 parameter yaitu:
1) pH dan 2) tekanan parsial karbondioksida (PCO2) dalam darah. Kadar normal PCO2 adalah
35-45 mmHg. Ketika pH turun dibawah 7.35 disebut sebagai asidosis, sebaliknya alkalosis
adalah ketika pH naik hingga lebih dari7.45.
Alkalosis respiratorik adalah kondisi akibat kadar karbondioksida yang terlalu rendah
dalam darah. Umumnya diakibatkan perjalanan ke wilayah pegunungan (kadar oksigen lebih
rendah) dan hiperventilasi yang dapat timbul ketika demam, serangan panik atau cemas.
Hiperventilasi adalah peningkatan frekuensi dan kedalaman nafas. Pengeluaran
karbondioksida dari darah lebih cepat dibanding laju produksi oleh sel-sel tubuh, sehingga
kadar ion H+ dalam darah turun dan pH darah meningkat. Sistem buffer renal dapat
melakukan kompensasi terhadap kondisi alkalosis dengan menahan pengeluaran ion H+ dan
meningkatkan pengeluaran ion bikarbonal (HC3-) agar pH darah turun kembali pada
keadaan normal.
Prosedur Praktikum
IKUTI PETUNJUK PADA PHYSIOEX 9.0
Alrtivitas 2: Rebre athi ng
Pendahuluan
Tubuh berada dalam keadaan asidosis ketika pH darah dibawah 7.35. Asidosis
respiratorik terjadi akibat gangguna respirasi yaitu hipoventilasi. Kondisi ini menyebabkan
akurnulasi berlebih karbondioksida dalam darah. Selain hipoventilasi, asidosis respiratorik
juga dapat terjadi akibat obtruksi jalan nafas, depresi pusat respirasi di batang otak,
emfisema dan bronkitis kronis serta overdosis obat-obatan.
Kombinasi karbondioksida dan air menghasilkan asam karbonat dengan bantuan
enzim karbonat anhydrase. Asam karbonat kemudian berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan
ion bikarbonat. Hipoventilasi meningkatkan kadar karbondioksida sehingga terjadi
peningkatan kadar ion H+, pH darah turun. Rebreathing adalah proses bernafas yang
menggunakan udara yang baru dikeluarkan paru-paru. Proses ini menyebabkan akumulasi
karbondioksida dalarn darah.
Prosedur Praktikum
IKUTI PETUNJUK PADA PHYSIOEX 9.0
Experiment Set up
Peralahn yang digunakan:
1. Simulator Paru-paru
2. pH meter
3. Osiloskop
Aktivitas 3: Renol ResponsesTo Respiratory Acidosis And Respirotory Alkolosis
Pendahuluan
Ginjal sangat berperan dalam mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit dan
asam basa dalam tubuh. Pengaturan jumlah air yang dibuang dalam urin memungkinkan
ginjal merespon keadaan dehidrasi maupun overhidrasi. Pengaturan keasaman urin dan laju
ekskresi elektrolit memungkinkan ginjal mempertahankan pH plasma darah dan kadar
normal elektrolit dalam darah.
(ompensasi renal, adalah metode utama tubuh merespon keadaan asidosis dan
alkalosis respiratorik. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan merubah kadar ion
H+ dan HCO3- yang dikeluarkan dalam urin. Pada aktivitas ini anda akan memeriksa
bagaimanan sistem renal melakukan kompensasi keadaan asidosis dan alkalosis respiratorik.
Asidosis respiratorik umumnya disebabkan akumulasi karbondioksida dalam darah akibat
hipoventilasi. Asidosis menyebabkan pH yang lebih rendah dari normal. Alkalosis
respiratorik disebabkan hilangnya karbondioksida akibat episode hiperventilasi yang
menyebabkan pH darah meningkat.
Anda akan melihat parameter PCO2 (normal 35-45 mmHg). Peningkatan dan
penurunan PCO2 mempengaruhi kadar ion H+ dan HCO3- yang dieksresikan ginjal dalam
urin. Unit fungsional ginjal yang merubah komposisi plasma disebut Nefron. Perlu diingat
ginjal dapat melakukan kompesasi parsial terhadap ketidakseimbangan pH darah akibat
gangguan respiratorik namun, ginjal tidak dapat sepenuhnya melakukan kompensasi
tersebut bila fungsi sistem respirasi belum kembali normal karena kadar karbondioksida
akan tetap abnormal.
Experiment set up
1. Gelas beaker untuk darah
2. Gelas beaker penampung darah
3. Simulator nefron ( nefron tank, kapiler glomerulus, kapsula bowman, tubulus
kontortus proximal, ansa henle, tubulus kontortus distal dan duktur koledokus)
4. Gelas beaker penampung urin sebagaivesica urinaria
Prosedur Praktikum
IKUTI PETUNJUK PADA PHYSIOEX 9.0
Aktivitas 4: Repiratory responsesto metobolic ocidosis dan metobolic olkalosis
Pendahuluan
Kondisi asidosis dan alkalosis yang tidak terkait gangguna respirastorik disebut
dengan asidosis dan alkalosis metabolik. Asidosis metabolik ditandai dengan pH dan kadar
ion HCO3- yang rendah dalam darah. Penyebab asidosis metabolik dapat berupa:
r Ketoasidosis: penumpukan badan keton pada pasien diabetes melllitus
o Keracunan salisilat: konsumsi aspirin terlalu banyak
o Konsumsi alkohol berlebihan yang dimetabolisme menjadi asam asetat
o Diare, yang berakibat pada hilangnya sejumlah besar ion bikarbonat
o Olahraga berat yang menyebabkan penumpukan asam laktat akibat metabolisme
anaerob otot.
Alkalosis metabolik ditandai oleh peningkatan kadar HCO3- dan pH darah. Penyebab
alkalosis metabolik dapat berupa:
o Konsumsi basa sepertiantasida atau bikarbonat
o Muntah, yang dapat menyebabkan hilangnya ion H+
o Konstipasi yang,berakibat tingginya reabsorpsi HCO3-
Peningkatan atau penurunan laju metabolisme tubuh juga dapat menimbulkan asdosis dan
alkalosis metabolik. Karbondioksida produk sisa reaksi metabolisme dapat mempengaruhi
pembetukan ion H+. Pada laju metabolisme yang tinggi karbondioksida banyak terbentuk
dan pada gilirannya terbentuk banyak ion H+ dan pH darah turun sehingga terjadi asidosis.
Jenis produk sisa lain seperti asam laktat, badan keton, asam urat dan asam fosfat juga
mengalami peningkatan pada laju metabolisme yang tinggi.
Sebaliknya, penurunan laju metabolik menyebabkan sedikit karbondioksida
terbentuk dan pada gilirannya ion H+ serta pH darah yang meningkat sehingga terjadi
alkalosis. Banyak faktor dapat meningkatkan laju metabolisme seperti demam, stress dan
konsumsi makanan. Penurunan suhu tubuh dan kurangnya konsumsi makanan dapat
menyebakan laju metabolismen turun.
Sistem respirasi melakukan kompensasi terhadap kondisi asidosis dan alkalosis
metabolik dengan cara mengeluarkan atau menahan pelepasan karbondioksida dalam
darah. Pada keadaan asidosis metabolik laju respirasi meningkat untuk meningkatkan
pengeluaran karbondioksida sehingga kadar ion H+ dalam darah berkurang dan pH
meningkat. Pada alkalosis metabolik, laju respisasi berkurang sehingga terjadi akumulasi
karbondioksida dalam darah, kadar ion H meningkat dan pH turun.
Sistem renal juga melakukan kompensasi terhadap asidosis dan alkalosis metabolik
dengan cara dengan menahan atau mengeluarkan ion bikarbonat. Pada aktivitas ini anda
akan fokus pada kompensasi yang diberikan sistem respirasi terhadap asidosis dan alkalosis
metabolik.
Experiment set up
1. Simulator pompa jantung
2. Simulator paru-paru
3. Osiloskop
Prosedur Praktikum
IKUTI PETUNJUK PADA PHYSIOEX 9.0
Penutup
Pada akhir praktikum setiap kelompok akan memiliki rnasing-masing 4 laporan, satu
untuk setiap aktivitas. Diskusikan jawaban untuk semua pertanyaan dalam satu kelompok.
Jawaban dalam bahasa lndonesia di ketik langsung dalam format dala PhysioEx 9.0. Laporan
Praktikum di simpan dalam format PDF (sesuai instruksi PhysioEx 9.0) di CD yang berisi
perangkat lunak PhysioEx 9.0. Perangkat lunak simulasi praktikum fisiotogi PhysioEx 9.0
adalah perangkat lunak yang dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta. Setiap upaya
pembajakan atau pencurian adalah tindak pidana. Barang siapa yang kedapatan memiliki
Perangkat lunak diatas sebagian atau seluruhnya tanpa hak dan melalui tindak pidana akan
dilaporkan kepada yang beruajib.
Sumber: PhysioEx 9.0 Laboratory Manual hal t47-!54