Fachrurroz 5564-1-063811019

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    1/116

    STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA MODEL

    PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN

    METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK CARA

    MENANGANI LIMBAH KELAS XI SMK NU 04 PATEBON KENDAL

    TAHUN AJARAN 2010/2011

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I (S.I)

    Dalam Ilmu Pendidikan Biologi

    Disusun Oleh

    FACHRUR ROZI

    063811019

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    2/116

    ii

    PERNYATAAN KEASLIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

     Nama : Fachrur Rozi

     NIM : 063811019

    Jurusan/Program Studi : Pendidikan Biologi

    Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya

    sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

    Semarang, 28 November 2011

    Saya yang menyatakan

    Fachrur Rozi

     NIM : 063811019

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    3/116

    iiiKEMENTERIAN AGAMA R.INOTA PEMBIMBING

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    4/116

    iv

    Semarang, 28 November 2011

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo

    di Semarang

     Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah

    skripsi dengan:

    Judul : STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA MODEL

    PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN METODE PROBLEM SOLVING  PADA MATERI POKOK CARA MENANGANI

    LIMBAH KELAS XI SMK NU 04 PATEBON KENDAL TAHUN

    AJARAN 2010/2011.

     Nama : Fachrur Rozi

     NIM : 063811019

    Jurusan : Tadris Biologi

    Program Studi : Pendidikan Biologi

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

    Pembimbing I

    Drs. Listyono, M.Pd.  NIP. 19691016 200801 1 008 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    5/116

    v

    NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 November 2011

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongodi Semarang

     Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah

    skripsi dengan:

    Judul : STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA MODEL

    PEMBELAJARAN  PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DANMETODE  PROBLEM SOLVING  PADA MATERI POKOK CARA

    MENANGANI LIMBAH KELAS XI SMK NU 04 PATEBON KENDAL

    TAHUN AJARAN 2010/2011. 

     Nama : Fachrur Rozi

     NIM : 063811019

    Jurusan : Tadris Biologi

    Program Studi : Pendidikan Biologi

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

    Pembimbing II

    Nasirudin, M.Ag.  NIP. 19691012 199603 1 002

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    6/116

    vi

    ABSTRAK

    Judul :STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA MODEL

     PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN

     METODE PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK CARA MENANGANI LIMBAH KELAS XI SMK NU 04 PATEBON

     KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011 

    Penulis : Fachrur Rozi

     NIM : 063811019

    Dalam observasi pembelajaran di SMK NU 04 Patebon Kendal pengenalan belajar

    mengajar masih terbilang konvensional sehingga peserta didik kurang begitu memahami

    materi pelajaran yang disampaikan guru. Oleh karena itu peneliti menerapkan model

     pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) dan metode pembelajaran  Problem Solving  

    dengan harapan pembelajaran lebih menarik dan bisa memahamkan peserta didik sehingga

    dapat tercapai hasil belajar yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    apakah ada perbedaan antara hasil belajar kognitif siswa melalui model pembelajaran

     Problem Based Learning (PBL) dan melalui metode pembelajaran  Problem Solving   pada

    materi pokok cara menangani limbah di SMK NU 04 Patebon Kendal

    Model dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen murni

    (true experimental ). Desain eksperimen dalam penelitian ini yaitu rendomized pretest-posttest

    comparison group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK NU 04

    Patebon Kendal. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik cluster random

     sampling . Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas XI Ak sebagai kelas eksperimen 1, kelas

    XI MO sebagai kelas eksperimen 2 dan kelas XII Ak sebagai kelas uji coba. Dalam penelitian

    ini kedua kelompok diberi tes awal pre test untuk mengetahui keadaan awal. Selanjutnya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran IPA pada materi pokok

    cara menangani limbah dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda. Kelompok

    eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan

    kelompok eksperimen 2 dengan metode pembelajaran Problem Solving. Setelah pembelajaran

    selesai, kedua kelompok eksperimen diberi post test yang sama. Post test inilah yang

    digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar kognitif siswa

    melalui model pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) dan metode pembelajaran

     Problem Solving . teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

    observasi dan metode tes. Metode observasi digunakan untuk mengamati dengan disertai

     pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran juga data siswa dan

    metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar kognitif siswa. Untukmendapatkan data yang obyektif terlebih dahulu di lakukan uji coba instrumen meliputi

     pengujian validitas, reabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

    Data hasil penelitian yang terkumpul, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis

    statistik. Pengujian hipotesis menggunakan analisis uji-t. Rata-rata nilai post tes kelompok

    eksperimen 1  Problem Based Learning (PBL) adalah 79,03 dan kelompok eksperimen 2

     Problem Solving  adalah 70,33. Berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata satu pihak yaitu pihak

    kanan, diperoleh thitung = 5,724 dan ttabel = 1,67karena thitung > ttabel, maka Ho di tolak dan Ha

    diterima. Artinya hasil belajar kelompok eksperimen 1 lebih dari atau tidak sama dengan

    kelompok eksperimen 2, dan kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

    signifikan antara hasil belajar kognitif melalui model pembelajaran Problem Based Learning

    (PBL) dan melalui metode pembelajaran  Problem Solving   pada mata pelajaran IPA materi pokok cara menangani limbah di SMK NU 04 Patebon Kendal.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    7/116

    vii

    TRANSLITERASI ARAB-LATIN

    Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab latin dalam disertasi ini berpedoman pada

    SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R. I. Nomor: 158/1987 dan

     Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata sandang [al-] disengaja secara

    konsisten supaya sesuai teks Arabnya.

     ا a  ط t}

     ب  b  ظ z}

     ت t  ع ‘

    ث

      s|غ

      Gh

     ج  j  ف F

    ح

      h}ق

      Q

     خ kh  ك K

    د

      dل

      L

    ذ

      z|م

      M

     ر r  ن  N

    ز

      zو

      W

     س s  ه H

     ش sy ’

     ص s}  ي Y

     ض d}

    Bacaan madd: Bacaan diftong:

    a> = a panjang و  = au

    i> = I panjangي  = ai

    u> = u panjang

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    8/116

    viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya milik Allah, semesta alam yang Maha Rahman dan Maha Rahim.

    Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, penulis ucapkan karena atas karunia dan rahmat Allah-lah

    skripsi ini dapat terselesaikan.

    Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kehadirat Rasulullah SAW, keluarga,

    sahabat, serta orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.

    Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis sampaikan bahwa skripsi ini

    tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak baik

    secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang melelahkan dalam penyelesaian

    skripsi ini, akan lebih berarti dengan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepadasemua pihak yang telah membantu dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara

    khusus penulis sampaikan kepada :

    1.  Dr. Suja’i, M. Ag, Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

    2.  Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Tadris Biologi, dosen-dosen Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo Semarang, atas segala didikan, bantuan, dan kerjasamanya.

    3.  Dosen wali studi Hj. Nur Khasanah, M. Kes. yang meluangkan waktu untuk memberikan

    saran dan arahan, serta membagi ilmunya kepada penulis.

    4.  Drs. Listyono,M.Pd. sebagai dosen pembimbing I skripsi penulis, dengan kesabarannya

    dan keluasan wawasan keilmuannya banyak memberikan arahan dan masukan kepada

     penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

    5.   Nasirudin, M.Ag. sebagai dosen pembimbing II skripsi penulis, dengan kesabarannya

    dan keluasan wawasan keilmuannya banyak memberikan arahan dan masukan kepada

     penulis dalam menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.

    6.  Kedua orang tua yang sangat penulis cintai dan sayangi. Ayahanda Supari, yang banyak

    memberikan ruang kedewasaan penulis untuk selalu berfikir akan sesuatu hal,

    memberikan rasa optimisme yang tinggi, dan selalu mengajarkan untuk selalu berbuat

     baik sesamanya. Ibunda Siti Mu’adah, sosok yang menawarkan kesabaran dalam hidup,

     bijak dalam bertindak, dan selalu memahami penulis dalam keadaan apapun sejak kecil

    sampai saat ini. Sehingga membuatku tetap tegar dalam menyongsong masa depan serta

    adik-adikku tercinta Zaenal Aripin beserta istrinya Ninuk Asih, Agus Sidid dan

    keponakanku M.Azka Aditia Rahman

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    9/116

    ix

    7.  Kepala sekolah SMK NU 04 Patebon Kendal, yang telah berkenan memberikan waktu

    dan bantuannya untuk memberikan informasi dalam penelitian ini kepada penulis.

    8.  Temen-temen baikku yang selalu memberi motivasi kepada penulis dalam mengerjakan

    skripsi, terima kasih atas indahnya kebersamaan dan kekeluargaan yang indah ini,

    semoga tak terlupakan selamanya.

    9.  Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang

    tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena keterbatasan ruang. Terima kasih telah

    memberikan bantuan baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    10.  Kepada semuanya, penulis mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga segala

    kebaikannya diterima sebagai amal sholeh dan mendapatkan balasan berlipat dari-Nya.

    Serta proses yang selama ini penulis alami semoga bermanfaat di kemudian hari, sebagai

     bekal mengarungi kehidupan.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih perlu penyempurnaan baik dari segi

    substansial (isi) maupun metodologi. Oleh karena itu, penulis mengharap kritik dan saran

    yang konstruktif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini.

    Semarang, 28 November 2011

    Penulis

    Fachrur Rozi

     NIM : 063811019

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    10/116

    x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL....................................................................................

    PERNYATAAN KEASLIAN.....................................................................PENGESAHAN...........................................................................................

     NOTA PEMBIMBING................................................................................

    ABSTRAK...................................................................................................

    TRANSLITERASI.......................................................................................

    KATA PENGANTAR..................................................................................

    DAFTAR ISI................................................................................................

     

    i

    iiiii

    iv

    v

    vi

    vii

    ix

    BAB I PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang Masalah .....................................................

    B.  Rumusan Masalah...............................................................

    C.  Tujuan Dan Manfaat Penelitian..........................................

     

    1

    4

    4

    BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A.  Kajian Pustaka.....................................................................

    B.  Kerangka Teoritik..............................................................

    1.  Belajar Dan Pembelajaran.............................................

    2.  Hasil Belajar .................................................................

    3.  Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.....

    4.  Model Pembelajaran  Problem Based Learning  (PBL).

    5.  Metode Problem Solving ...............................................

    6.  Perbandingan PBL dan Problem Solving ......................

    7.  Materi Pokok Cara Menangani Limbah........................C.  Rumusan Hipotesis ............................................................

     

    7

    8

    8

    13

    13

    15

    19

    20

    2328

    BAB III METODE PENELITIAN

    A.  Jenis Penelitian ...................................................................

    B.  Tempat Dan Waktu Penelitian ...........................................

    C.  Sampel Penelitian Dan Teknik Pengambilan Sampel........

    D.  Variabel Dan Indikator Penelitian.......................................

    E.  Pengumpulan data penelitian .............................................

    29

    29

    29

    30

    31

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    11/116

    xi

    F.  Analisis data penelitian.......................................................

    1. uji instrumen ..................................................................

    2. uji analisis data................................................................

     

    34

    38

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

    A.  Deskripsi Hasil Penelitian ..................................................

    1.  Hasil Belajar Diskusi siswa...........................................

    2.  Data Hasil Belajar Kognitif Siswa................................

    3.  Analisis Tahap Awal ....................................................

    4.  Analisis Tahap Akhir ...................................................

    B.  Pembahasan Hasil Penelitian .............................................

    C.  Keterbatasan Penelitian ......................................................

     

    46

    46

    51

    53

    54

    56

    62

    BAB V PENUTUP

    A.  Kesimpulan ........................................................................

    B.  Saran ...................................................................................

     

    63

    64

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR TABEL

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR SINGKATAN

    DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    12/116

    xii

    DAFTAR TABEL 

    Tabel 1

    Tabel 2Tabel 3

    Tabel 4

    Prosentase kesukaran butir soal, 37.

    Prosentase daya beda butir soal, 38.Data Hasil Belajar Kognitif Siswa, 52.

    Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa,52.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    13/116

    xiii

    DAFTAR GAMBAR  

    Gambar 1

    Gambar 2

    Siklus Air, 27.

    Water Cycle,28. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    14/116

    xiv

    DAFTAR SINGKATAN

    Ak : Akuntansi

    IPA : Ilmu Pengetahuan AlamMO : Mesin Otomotif

     NU : Nadhatul Ulama

    PBL : Problem Based Learning

    SMK : Sekolah Menengah Kejuruan

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    15/116

    xv

    LAMPIRAN

    1.  Daftar nama peserta didik kelas XI Ak dan XI MO

    2.  Daftar nilai tes awal (pre-test) kelas XI Ak dan XI MO

    3.  Daftar nilai tes akhir (post-test) kelas XI Ak dan XI MO

    4.  Soal uji coba

    5.  Kisi-kisi soal uji coba

    6.  Hasil analisis soal uji coba

    7.  Uji validitas soal

    8.  Uji tingkat kesukaran soal

    9.  Uji daya beda soal

    10.  Uji reliabelitas soal

    11.  Soal tes awal (pre-test)

    12.  Kisi-kisi soal tes awal (pre-test)

    13.  Uji normalitas tahap awal kelompok eksperimen 1 Problem Based Learning (PBL)

    14.  Uji normalitas tahap awal kelompok eksperimen 2 Problem Solving  

    15.  Uji homogenitas tahap awal kelompok Problem Based Learning (PBL) dan Problem

    Solving  

    16.  Uji persamaan dua rata-rata nilai awal antara kelompok Problem Based Learning (PBL)

    dan Problem Solving  

    17.  Soal tes akhir (post-test)

    18.  Kisi-kisi soal tes akhir (post-test)

    19.  Uji normalitas tahap akhir kelompok eksperimen 1 Problem Based Learning (PBL)

    20.  Uji normalitas tahap akhir kelompok eksperimen 2 Problem Solving  

    21.  Uji homogenitas tahap akhir kelompok Problem Based Learning (PBL) dan Problem

    Solving  

    22.  Uji hipotesis

    23.  Lembar Diskusi Siswa (LDS) Problem Based Learning (PBL)

    24.  Lembar Diskusi Siswa (LDS) Problem Solving  

    25.  RPP kelas eksperimen 1 Problem Based Learning (PBL)

    26.  RPP kelas eksperimen 1 Problem Solving  

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    16/116

    xvi

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.  Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan turut berjalan mengikuti

     perubahan untuk memenuhi peranannya sebagai pencetak insan masa depan. Upaya

    memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti. Bukan

    hanya perubahan dalam sektor kurikulum, tetapi juga diikuti perubahan proses belajar

    mengajar.

    Karena pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan

     peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan

    tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik

    dengan peserta didik.1 Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik

    itu merupakan syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar.

    Untuk menjadikan peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran dan dapat

    mengembangkan kemampuan untuk belajar mandiri, menyampaikan temuan serta

     berkomunikasi dengan orang lain, maka pola pembelajaran yang selama ini berlangsung

    haruslah diubah. Pola tipe pembelajaran yang terjadi sekarang ini adalah peserta didik

    hanya sebagai obyek pembelajaran yang mengakibatkan peserta didik bersifat dan hanya

     berpusat pada guru (Teacher centered ).2 

    Karena dengan pendidikan manusia akan mendapatkan berbagai macam ilmu

     pengetahuan untuk bekal hidupnya, pendidikan senantiasa memberikan andil yang besar

    dalam membina umat manusia. Pendidikan juga ikut menciptakan kekuatan-kekuatan

    yang mendorong manusia untuk mencapai segala tujuan hidup. Semua itu dapat terwujud

    dan berhasil apabila para pendidik mampu memahami metode atau cara yang tepat dalam

    menyampaikan materi pelajaran.3 

    Dalam konsep pengajaran IPA di Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlotul Ulama

    04 Patebon, sudah saatnya guru membuka paradigma baru dalam pola pengajaran IPA di

    kelas. Kegiatan pembelajaran IPA dilakukan dengan mengaitkan antara pengembangan

    1  Nana Syaodih Sukmadinata,  Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2003), hlm. 3.

    2  Trianto,  Model- Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Surabaya: Prestasi

    Pustaka, 2009), hlm. 41.

    3 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , (Bandung: CV. Sinar Baru, 1989), hlm. 75.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    17/116

    xvii

    diri dengan proses pembelajaran di kelas melalui pengalaman-pengalaman belajar yang

    inovatif, menantang, dan menyenangkan.

    Model-model pembelajaran tersebut sangat bergantung pada tujuan yang akan di

    capai oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan

    untuk mengkolaborasi pengembangan diri di dalam proses pembelajaran menggunakan

    model pembelajaran  Problem Based Learning   (PBL) dan metode  Problem Solving .

    Karena Mengajar memerlukan suatu strategi belajar mengajar yang sesuai.4 

    Untuk itu dalam pemilihan model pembelajaran atau tehnik yang tepat perlu

    adanya keahlian sendiri, Hadisusanto mengatakan bahwa sesungguhnya metode cara

    mengajar adalah suatu “seni” dalam hal ini “seni mengajar” sebagai suatu seni tentu saja

    metode mengajar harus menimbulkan kesenangan dan kepuasan bagi anak didik, sebab

    menjadikan salah satu faktor yang dapat menimbulkan gairah dan semangat bagi anak.5 

    Model pembelajaran dapat diterapkan oleh guru dengan memperhatikan tujuan

    dan bahan pertimbangan pokok dalam menentukan model pembelajaran terletak pada

    keefektifan proses belajar mengajar. Tentu saja orientas kita adalah pada siswa belajar,

     jadi model pembelajaran yang digunakan pada dasarnya hanya berfungsi sebagai

     bimbingan agar siswa belajar.6 

    Proses belajar mengajar merupakan yang mengandung kegiatan interaksi antara

    guru peserta didik dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

    untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan

     peserta didik merupakan ciri dan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar

    mengajar tidak sekedar hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik, tetapi

    merupakan interaksi edukatif yang tidak hanya penyampaian materi pelajaran melainkan

     juga menanamkan sikap dan nilai pada diri peserta didik yang sedang belajar.7 

    Salah satu kesulitan pokok yang dialami para guru dalam semua jenjang

     pendidikan adalah menghayati makna yang dalam mengenai hubungan perkembangan

    khususnya ranah kognitif dengan proses belajar mengajar yang menjadi tanggung

     jawabnya.

    4 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grasindo, 2002), hlm. 7.

    5 Ramayulis, MPA Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 107.

    6 Moeslichatoen R,  Metode Pengajaran di Taman Kanak- kanak, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm.

    33.

    7  Rustaman Nuryani Y, dkk, Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Jakarta: FMIPA Universitas

    Pendidikan Indonesia, 2002 ), hlm. 4,

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    18/116

    xviii

    SMK NU 04 Patebon Kendal, yang dalam implementasinya sudah menggunakan

    model-model pembelajaran yang kualitatif. Tetapi pada pelaksanaan pembelajarannya,

    masih banyak dilakukan kesulitan yang dialami oleh peserta didik, diantaranya tidak

    semua siswa bisa bekerja dengan apa yang kita harapkan. Akibatnya hanya beberapa

    siswa saja yang bekerja menyelesaikan tugas. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran

    ini guru harus menggunakan model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan yaitu

    model pembelajaran Problem Based Learning  dan Problem Solving .

    Dari uraian diatas, perlu diganti model pembelajaran dan strategi yang dapat

    dikembangkan dalam upaya untuk mengetahui pengaruh hasil belajar kognitif siswa

    dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based

     Learning   (pembelajaran berbasis masalah) dan  Problem Solvin. Model pembelajaran

     Problem Based Learning  adalah suatu proses pembelajaran di dalam kelas dimana siswa

    terlebih dahulu diminta mengobservasi suatu fenomena yang ada Kemudian siswa

    diminta untuk mencatat permasalahan-permasalahan yang muncul. Setelah itu tugas guru

    adalah merangsang siswa untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah yang ada. Tugas

    guru mengarahkan siswa untuk bertanya, membuktikan asumsi dan mendengarkan

     perspektif yang berbeda diantara mereka.

    Dengan demikian peneliti merasa perlu melakukan penelitian. sehingga peneliti

    mengambil judul skripsi “ STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR IPA ANTARA

    MODEL PEMBELAJARAN  PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN

    METODE  PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK CARA MENANGANI

    LIMBAH KELAS XI SMK NU 04 PATEBON KENDAL TAHUN AJARAN

    2010/2011”.

    B.  Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari deskripsi permasalahan yang di atas, telah memberikan

    kerangka bagi peneliti untuk merumuskan pokok permasalahan yang relevan dengan

     judul tersebut. Adapun pokok permasalahan itu adalah:

    1.  Bagaimana pelaksanaan model pembelajaran dengan Problem Based Learning  (PBL)

    dan Metode Problem Solving  pada materi pokok cara menangani limbah kelas XI di

    SMK NU 04 Patebon Kendal?

    2.  Adakah perbedaan hasil belajar IPA antara model pembelajaran  Problem Based

     Learning   dan metode  Problem Solving   pada materi pokok cara menangani limbah

    kelas XI di SMK NU 04 Patebon Kendal?

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    19/116

    xix

    C.  Tujuan Dan Manfaat Penelitian

    a.  Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan uraian rumusan masalah diatas maka, penelitian bertujuan

    untuk: 

    1.  Mengetahui bagaimana pelaksanaan model pembelajaran dengan  Problem Based

     Learning  dan metode Problem Solving  pada materi pokok cara menangani limbah

    kelas XI di SMK NU 04 Patebon Kendal?

    2.  Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar IPA antara model pembelajaran

     Problem Based Learning   dan metode  Problem Solving   pada materi pokok cara

    menangani limbah kelas XI di SMK NU 04 Patebon Kendal?

     b.  Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian dalam skripsi ini adalah

    sebagai berikut:

    1.  Bagi Peneliti

    Peneliti memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada dan

    mendapat pengalaman menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning  

    (PBL) dan  Problem Solving   yang dapat diterapkan ketika sudah menjadi guru

    dan perbedaan kedua model pembelajaran antara Problem Based Learning (PBL)

    dan metode Problem Solving. 

    2.  Bagi Guru

    a.  Guru memperoleh suatu variasi model pembelajaran yang efektif dalam

     pembelajaran biologi dan sebagai bahan untuk meningkatkan hasil kualitas

     pengajaran IPA SMK.

     b.  Memberikan gambaran dan memperkaya model pembelajaran IPA SMK

    yang lebih sesuai dengan kebutuhan siswa.

    c.  Meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan kurikulum dan

    kegiatan belajar mengajar secara efisien.

    3.  Bagi Siswa

    Dengan model Problem Based Learning  dan metode  Problem Solving

    dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan belajar mandiri dalam proses

     pembelajaran sehingga dapat menumbuhkan hasil belajar siswa:

    a.  Dalam mengikuti proses belajar mengajar diharapkan peserta didik mampu

    menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dengan mengunakan  model

     pembelajaran Problem Based Learning dan Problem Solving. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    20/116

    xx

     b.  Dengan efektifitas menggunakan model pembelajaran  Problem Based

     Learning dan  Problem Solving   dapat meningkatkan prestasi belajar peserta

    didik.

    4.  Bagi Pembelajaran IPA di SMK

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan alternatif untuk

    menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran IPA di SMK khususnya dan di

    sekolah-sekolah pada umumnya.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    21/116

    xxi

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A.  Kajian Pustaka

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai

    acuan kerangka berpikir, Kajian Penelitian yang relevan merupakan deskripsi hubungan

    antara masalah yang diteliti dengan kerangka teoritik yang dipakai serta hubungannya

    dengan penelitian terdahulu yang relevan.8 

    Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang membahas

     permasalahan yang sama dan hampir sama dari seseorang baik dalam bentuknya skripsi

     buku dan dalam bentuk lainnya. Maka peneliti akan memaparkan karya-karya yangrelevan dengan penelitian ini.

    Hasil penelitian Dhina Ratnafuri. 2007. “Studi Komparasi Hasil Belajar Antara

     Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Dengan Pendekatan

     Konvensional Dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri

     I Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2006/2007 ”. Berdasarkan hasil

     penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar sejarah antara siswa

    yang menggunakan pendekatan kontekstual dan siswa yang menggunakan pendekatan

    konvensional pada siswa kelas X semester genap SMA Negeri I Pejagoan Kabupaten

    Kebumen tahun ajaran 2006/2007. Kesimpulan selanjutnya adalah pembelajaran dengan

    menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa

    kelas X semester genap SMA Negeri I Pejagoan Kabupaten Kebumen tahun ajaran

    2006/2007.9 

    Deti Rifmawati (NIM: 4101401013) tahun 2007 UNNES dalam skripsi yang

     berjudul “Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Pada Soal cerita melalui pemanfaatan

    media kartu dan poster dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan

    hitung pecahan pada siswa Kelas V SD Sekaran 01 Semarang”  berdasar penelitian

    tersebut, dikatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar dan aktifitas siswa melalui

    8  Nasirudin, dkk,  Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,(Semarang: Tarbiyah Press, 2008), hlm. 41.

    9  Dhina Ratnafuri, “Studi Komparasi Hasil Belajar Antara Pendekatan Kontekstual (Contextual

    Teaching And Learning) Dengan Pendekatan Konvensional dalam Pembelajaran Sejarah Siswa Kelas XSemester Genap SMA Negeri I Pejagoan Kabupaten Kebumen Tahun 2006/2007”, Skripsi  (Semarang:

    Perpustakaan Unnes Semarang, 2007), hlm. 7.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    22/116

    xxii

     pemanfaatan media kartu dan poster dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

     pokok bahasan hitung pecahan dalam memahami soal cerita.10 

    Penelitian yang dilakukan oleh Afida Yunistyani (NIM: 043511055) IAIN

    Walisongo Semarang dengan judul “ Keefektifan pembelajaran kooperatif tipe STAD

    dengan alat peraga terhadap hasil belajar kelas V111 MTs Kudus pada materi bangun

    ruang kubus”. Dalam penelitian itu dikatakan bahwa metode STAD dapat lebih efektif

    dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada konsep bangun ruang. 11 

    Urgensi kajian penelitian dalam skripsi ini adalah memfokuskan pada

     perbandingan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran  Problem Based

     Learning   dan metode  problem solving . Sehingga dalam penelitian ini difokuskan pada

     perbandingan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran  Probem Based

     Learning  (PBL) dan metode problem solving  pada materi pokok cara menangani limbah

    kelas XI semester II SMK NU O4 Patebon Kendal dalam kegiatan proses belajar

    mengajar.

    B.  Kerangka Teoritik

    1.  Belajar dan Pembelajaran

    a.  Definisi Belajar

    Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

    serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

     berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau

    hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi

     berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar

    mengajar mempunyai arti yang luas, tidak sekedar hubungan antara guru dengan

    siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian

     pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada siswa

    yang sedang belajar.12 

    10 Deti Rifmawati, “Usaha Meningkatkan Hasil Belajar Pada Soal cerita melalui pemanfaatan media

    kartu dan poster dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan hitung pecahan pada siswaKelas V SD Sekaran 01 Semarang”, Skripsi (Semarang: Perpustakaan Unnes, 2007), hlm. 5.

    11 Afida Yunistyani, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan Alat Peraga Terhadap

    Hasil Belajar Kelas V111 MTs Kudus pada Materi Bangun Ruang Kubus”, Skripsi (Semarang: PerpustakaanTarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009), hlm. 49.

    12 Uzer Usman, Menjadi guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.4.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    23/116

    xxiii

    Menurut Clifford T. Morgan dalam bukunya yang berjudul  Introduction to

     Psychology bahwa, “learning is any relatively permanent change in behavior that

    is the result of past experience”.13 Artinya belajar adalah perubahan tingkah laku

    yang relatif tetap yang disebabkan oleh pengalaman masa lampau.

    Belajar merupakan peristiwa sehari-hari. Belajar merupakan hal yang

    kompleks. Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subjek, yaitu

    dari siswa dan guru. Dari segi siswa, belajar dialami sebagai suatu proses. Siswa

    mengalami proses mental dalam menghadapi bahan belajar. Bahan belajar tersebut

    dapat berupa keadaan alam, hewan, tumbuhan, manusia, dan bahan yang telah

    terhimpun dalam buku-buku pelajaran.14 

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki

    arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian

     bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu.

    Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat

    melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.15 

    Dalam kehidupan sehari-hari, kita melakukan banyak kegiatan yang

    sebenarnya merupakan “gejala belajar”. Gejala belajar merupakan proses

     perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu, dan proses perubahan itu

    terjadi selama jangka waktu tertentu. Adanya perubahan dalam pola perilaku inilah

    yang menandakan telah terjadi belajar. Makin banyak kemampuan yang diperoleh

    sampai menjadi milik pribadi, makin banyak pula perubahan yang dialami.

    Perubahan ini merupakan suatu hasil belajar dan mengakibatkan manusia berubah

    dalam sikap dan tingkah lakunya.16 

     b.  Definisi Pembelajaran 

    Pembelajaran adalah proses belajar mengajar yang terprogram berdasarkan

    kurikulum17. Menurut Mulyasa, “pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi

    13  Cifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: Mc. Grow Hill Book Company, 1961), page. 187.

    14  Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 17.

    15  Baharuddin dan Esa Nur wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-ruzz Media,2008), hlm. 13.

    16 Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Gramedia, 1989), hlm. 34.

    17 Wjs Poerwardarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 773.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    24/116

    xxiv

    antara peserta didik dengan lingkungannnya sehingga terjadi perubahan prilaku ke

    arah yang lebih baik”.18 

    Menurut Suyitno, dikatakan bahwa pembelajaran adalah upaya

    menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat,

     bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yangoptimal antara peserta didik dengan peserta didik serta antara peserta didik

    dengan peserta didik lainnya.19 

    Dari penjelasan beberapa definisi pembelajaran di atas jika dikaitkan

    dengan definisi belajar maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan aktifitas

    yang dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara

     pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik yang di

    dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar dan belajar. Jadi

     pembelajaran telah mencakup belajar.Menurut teori kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan

    kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa

    yang sedang dipelajari jadi siswa yang melakukan kegiatan belajar secara aktif.

    Menurut Lie, para guru hendaknya menyusun dan melaksanakan pembelajaran

     berdasarkan beberapa pokok pikiran sebagai berikut.

    1)  Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa.2) Siswa membangun pengetahuan secara aktif, berarti belajar adalah suatu

    kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadapsiswa.

    3) Pengajaran perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, berarti kegiatan pembelajaran harus lebih menekankan proses daripada

    hasil.

    4) Pendidikan adalah inter aksi pribadi di antara para siswa dan interaksiantara siswa dan guru. 20 

    Berdasarkan uraian di atas yang perlu diperhatikan para guru adalah bahwa

    sasaran proses pembelajaran adalah siswa, oleh karena itu proses pembelajaran

    harus melibatkan siswa sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan hasil belajar

    siswa. Oleh karena itu, guru harus memilih strategi dan pendekatan pembelajaran

    yang melibatkan siswa, memanfaatkan media pembelajaran baik teksbook   atau

    kontekstual . Paradigma pendidikan modern menyatakan bahwa dalam proses

    18 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail, 2008), hlm.10.

    19 Amin Suyitno, Pembelajaran Inovatif, (Semarang: Fakultas Matematika dan MIPA UNNES, 2009),

    hlm. 1.

    20  Anita Lie, Cooperative Learning, (Jakarta: PT. Grasindo, 2008), hlm. 4-5.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    25/116

    xxv

     pembelajaran guru bukanlah satu-satunya sumber belajar di sekolah tetapi sebagai

    motivator dan fasilitator.

    Pembelajaran ditinjau dari pendekatan sistem, dalam prosesnya akan

    melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan,

    subyek belajar, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi dan penunjang.

    a)  TujuanTujuan diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan

     pembelajaran biasanya berupa pengetahuan dan keterampilan atau

    sikap yang dirumuskan secara eksplisit dalam tujuan pembelajaran.

     b)  Subjek belajar.Subjek belajar dalam sistem pembelajaran merupakan

    komponen utama karena berperan sebagai subjek sekaligus objek.

    Sebagai subyek karena siswa adalah individu yang melakukan proses

     belajar mengajar. Sebagai objek karena kegiatan pembelajarandiharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subjek belajar.

    c)  Materi pelajaran.Materi pelajaran yang komprehensif, terorganisasi secara

    sistematis dan dideskripsikan dengan jelas akan memberi warna dan

     bentuk dari kegiatan pembelajaran serta berpengaruh juga terhadap

    intensitas proses pembelajaran.

    d)  Strategi pembelajaran.Strategi pembelajaran merupakan pola umum mewujudkan

     proses pembelajaran yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai

    tujuan pembelajaran.

    e)  Media pembelajaran.Media pembelajaran adalah alat/wahana yang digunakan guru

    dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan

     pembelajaran.

    f)  Penunjang.Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem

     pembelajaran adalah fasilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran,

     bahan pelajaran dan semacamnya. Komponen penunjang berfungsi

    memperlancar , melengkapi dan mempermudah terjadinya proses

     pembelajaran. 21 

    Komponen-komponen tersebut tentunya harus diperhatikan oleh guru

    karena akan mempengaruhi hasil yang akan dicapai dari kegiatan pembelajaran

    yang dilakukan. Masing-masing komponen saling berkaitan satu sama lain,

    sehingga untuk memperoleh hasil seperti yang diharapkan keenam komponen

    tersebut harus benar-benar dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.

    21Achmad Sugandi, dkk., Teori Pembelajaran, (Semarang: Unnes Press, 2007), hlm. 28-30.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    26/116

    xxvi

    2.  Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

    mengalami aktifitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan tingkah laku tersebut

    tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.22 

    Hasil belajar merupakan suatu parameter yang dapat digunakan dalam

    menentukan berhasil atau tidaknya tujuan suatu pendidikan yang telah dilaksanakan

    dalam satuan pendidikan. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan

     pendidikan, baik kurikuler maupun tujuan instruksional, diklasifikasikan oleh

    Benyamin S Bloom yang secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu:

    a.  Ranah kognitifBerkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

    aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,sintesis, dan evaluasi.

     b.  Ranah afektifBerkenaan dengan sikap dan nilai. Pada ranah afektif terdapat

     beberapa jenis kategori, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian,

    organisasi, dan internalisasi.

    c.  Ranah psikomotorikRanah psikomotorik ini merupakan ranah yang berkenaan dengan

    hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek

    ranah psikomotoris, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

    kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

    kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.23

     

    3.  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas

    dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

    a.  Faktor internal

    Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam individu itus

    endan diri atau dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

    1) Faktor fisiologis

    Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan

    kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam.  Pertama,

    keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat

    mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar

    akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.

    22 Catharina Tri Anni, Psikologi Belajar, (Semarang: UNNES Press, 2006), hlm. 5.

    23 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),

    hlm. 22-23.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    27/116

    xxvii

    Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah akan menghambat tercapainya hasil

     belajar yang maksimal.

     Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar

     berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi

    hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan

    mempermudah aktifitas belajar dengan baik pula.

    2) Faktor psikologis

    Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

    mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama

    mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap,

    dan bakat.

    Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang penting dalam proses

     belajar siswa, karena dapat menentukan kualitas belajar siswa. Motivasi juga

    merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar

    siswa, karena motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan

     belajar. Minat juga memberi pengaruh terhadap hasil belajar, karena jika siswa

    tidak mempunyai minat, maka tidak semangat belajar. Dalam proses belajar,

    sikap juga mempengaruhi keberhasilan proses belajarnya, karena sikap adalah

    gejala internal yang bereaksi relatif tetap terhadap objek baik positif maupun

    negatif. Faktor psikologis lain yang mempengaruhi adalah bakat. Bakat adalah

    kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan

    dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang

    yang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga

    kemungkinan besar ia akan berhasil.24 

     b. Faktor-faktor eksternal

    Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan

    menjadi dua golongan yaitu

    1)  Lingkungan sosiala)  Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi, dan teman-

    teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar mengajar seorang

    siswa.

     b)  Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan sosial masyarakattempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa.

    24 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 19-25

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    28/116

    xxviii

    c)  Lingkungan sosial keluarga, hubungan antara anggota keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan

    aktivitas belajar dengan baik.

    2)  Lingkungan non sosiala)  Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang panas atau dingin,

    sinar yang kuat atau lemah, serta suasana yang sejuk dan tenang.Kondisi tersebut dapat mempengaruhi aktifitas belajar siswa.

     b)  Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkandua macam, pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat

     belajar. Kedua,  software  seperti kurikulum sekolah, peraturan-

     peraturan sekolah.

    c)  Faktor materi pelajaran, supaya guru dapat memberikan kontribusiyang positif terhadap aktifitas belajar siswa, maka guru harus

    menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat

    diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.25 

    4.  Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    a.  Pengertian Problem Based Learning  (PBL)

     Problem Based Learning   (PBL) adalah “kurikulum dan proses

     pembelajaran”. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut

    siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam

    memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki

    kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan

     pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau menghadapi

    tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan sehari-hari.26 

    Rumusan dari Dutch (1994),  Problem Based Learning (PBL) merupakan

    metode instruksional yang menantang siswa agar “belajar dan belajar”, bekerja

    sama dengan kelompok untuk mencari solusi masalah yang nyata. Masalah ini

    digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa

    dan inisiatif atas materi pelajaran.  Problem Based Learning (PBL)

    mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis, dan untuk mencari serta

    menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.27 

     Problem Based Learning (PBL) mempunyai perbedaan penting dengan

     pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan pertanyaan-

     pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan penyelidikan siswa berlangsung di

    25 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, hlm. 26-28.

    26  M. Taufiq Amir,  Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, (Jakarta: Media Group,

    2009), hlm. 21.

    27 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, hlm 22. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    29/116

    xxix

     bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas, sedangkan  Problem

     Based Learning (PBL) dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna

    dimana siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan melakukan

     penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh itu diperlukan

    untuk memecahkan masalah.

     Problem Based Learning (PBL) merupakan pendekatan yang efektif untuk

     pengajaran proses berpikir tingka tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk

    memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun

     pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Dengan Problem

     Based Learning (PBL) siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya,

    mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Selain itu, dengan

     pemberian masalah autentik, siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran

    melalui proses belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu

    dapat digunakan lagi.

    Jadi Problem Based Learning  atau pembelajaran berbasis masalah adalah

    suatu strategi pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai

    suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan

    keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan

    konsep yang esensial dari materi pelajaran.28 

     b.  Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL)

    Menurut Arends berbagai pengembangan pengajaran  Problem

     Based Learning (PBL) telah memberikan model pengajaran itu memiliki

    karakteristik sebagai berikut:

    1) Pengajuan pertanyaan atau masalahPembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan

     pengajaran disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara

    sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.

    2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplinMeskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu (IPA, matematika, ilmu-ilmu

    sosial), masalah-masalah yang diselidiki telah dipilih benar-benar

    nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari

     banyak mata pelajaran.

    3) Penyelidikan autentikPembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa

    melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata

    terhadap masalah nyata.

    28 M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, hlm 24. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    30/116

    xxx

    4) Menghasilkan produk dan memamerkannyaPembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk

    menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut

     bisa berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.

    Dalam pembelajaran kalor, produk yang dihasilkan adalah berupa

    laporan.5) Kolaborasi dan kerja sama

    Pembelajaran bersdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang

     bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara

     berpasangan atau dalam kelompok kecil. 29 

    c.  Langkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL)

     Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap

    dengan segala perangkat yang diperlukan. Pembelajar pun harus harus sudah

    memahami prosesnya, dan telah membentuk kelompok-kelompok kecil.Umumnya, setiap kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses

    tujuh langkah:

    1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelasMemastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan

    konsep yang ada dalam masalah. Langkah pertama ini dapat

    dikatakan tahap yang membuat setiap peserta berangkat dari cara

    memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada

    dalam masalah.

    2) Merumuskan masalahFenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan

    hubungan-hubungan apa yang terjadi di antara fenomena itu.

    3) Menganalisis masalahAnggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah

    dimiliki anggota tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas

    informasi faktual (yang tercantum pada masalah), dan juga informasi

    yang ada dalam pikiran anggota.  Brainstorming   (curah gagasan)

    dilakukan dalam tahap ini.

    4) Menata gagasan secara sistematis dan menganalisisBagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama

    lain kemudian dikelompokkan: mana yang paling menunjang, manayang bertentangan, dan sebagainya. Analisis adalah upaya memilah-

    memilah sesuatu menjadi bagian-bagian yang membentuknya.

    5) Memformulasikan tujuan pembelajaranKelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena

    kelompok sudah tahu pengetahuan mana yang masih kurang, dan

    mana yang masih belum jelas. Tujuan pembelajaran akan dikaitkan

    dengan analisis masalah yang dibuat

    29 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka,

    2007), hlm. 67.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    31/116

    xxxi

    6) Mencari informasi tambahan dari sumber lainSaat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak

    dimiliki, dan sudah punya tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka

    harus mencari informasi tambahan itu, dan menemukan kemana

    hendak dicarinya.

    7) Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru danmembuat laporan.30 

    5.  Metode Problem Solving 

    a.  Pengertian Metode Problem Solving  

    Metode  Problem Solving   (metode pemecahan masalah) bukan hanya

    sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab

    dalam  problem solving  dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai

    dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.31 

     b.  Langkah-langkah model pembelajaran metode problem solving ini adalah sebagai

     berikut:

    1)  Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalahnya harus tumbuh dari

    siswa itu sendiri dan sesuai dengan taraf kemampuannya.

    2)  Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan

    masalah cara tersebut. Misal, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti,

     bertanya, berdiskusi dan lain-lain.

    3)  Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut, dugaan jawaban ini

    tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh, pada langkah kedua

    diatas.

    4)  Menguji keberanan jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa

    harus berusaha memecahkan masalah sehingga siswa betul-betul yakin bahwa

     jawaban tersebut betul-betul cocok. Apakah sesuai dengan jawaban sementara

    atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu sajadiperlukan metode-metode yang lainnya seperti demonstrasi, tugas dan

    diskusi.

    30 M. Taufiq Amir Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, hlm 24.

    31  Syaifudin Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar   (Jakarta: Rineka Cipta,

    2006), hlm. 91.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    32/116

    xxxii

    5)  Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir

    tentang jawaban dari masalah tadi. 32 

    6.  Perbandingan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Metode

     Problem Solving 

    a.  Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)

    Pembelajaran  Problem Based Learning atau berdasarkan masalah

    memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan model

     pembelajaran yang lainnya, di antaranya sebagai berikut: 

    1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami isi

     pelajaran.

    2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan

    kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.

    3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

    4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer

     pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.

    5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan

     pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang

    mereka lakukan.

    6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap

    mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya

    merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan

    hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.

    7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

    8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir

    kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan

     pengetahuan baru

    9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa yang

    mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.

    10)  Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus

    menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir. 33 

    32  Syaifudin Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar   (Jakarta: Rineka Cipta,

    2006), hlm. 103.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    33/116

    xxxiii

    Sama halnya dengan model pengajaran yang lain, model pembelajaran

     problem based learning  juga memiliki beberapa kekurangan dalam

     penerapannya. Kelemahan tersebut diantaranya:

    1)  Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa

    masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa

    enggan untuk mencoba

    2)  Keberhasilan strategi pembelajaran malalui  Problem Based Learning  

    membutuhkan cukup waktu untuk persiapan

    3)  Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah

    yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin

     pelajari.

     b.  Kekurangan dan kelebihan Problem solving

    Pembelajaran Problem Solving atau metode pemecahan masalah memiliki

     beberapa kelebihan di antaranya sebagai berikut:

    1)  Metode ini dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan

    kehidupan, khususnya dengan dunia kerja.

    2)  Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para

    siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila

    menghadapi permasalahan didalam kehidupan dalam keluaraga, bermasyarakat

    dan bekerja kelak. Suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan

    manusia.

    3)  Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berfikir siswa secara

    kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak

    melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam

    rangka mencari pemecahan.

    Pembelajaran  Problem Solving atau metode pemecahan masalah juga

    memiliki beberapa kekurangan di antaranya sebagai berikut:

    1) Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat

     berfikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan

     pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampauan dan

    keterampilan guru. Sering orang beranggapan keliru bahwa metode

    33  Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,  (Jakarta: Prenada

    Media Group, 2008), hlm. 220.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    34/116

    xxxiv

     pemecahan masalah hanya cocok untuk SLTP, SLTA dan Pergurun Tinggi.

    Padahal untuk siswa SD sederajat juga bisa dilakukan dengan tingkat

    kesulitan permasalahan yang sesuai dengan taraf kemampuan berfikir anak.

    2) Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan

    waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran

    lain.

    3) Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima

    informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan

     permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan

     berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagisiswa.

    Model pembelajaran  Problem Based Learning   (PBL) dan  Problem

    Solving   dalam pelaksanaannya diterapkan metode diskusi, sehingga suasana

     belajar menjadi lebih hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Syekh Ibrohim bin

    Ismail dalam kitab Ta’lim Muta’alim. 

    ك

    ناا

    بالعل

    لتحي

     #كتم يعبب ىهنلا ىل  34 “Diskusikan ilmu dengan orang lain agar ilmu tetap hidup dan janganlah

     jauhi orang-orang yang berakal pandai”.

    7.  Materi pokok Cara Menangani Limbah

    Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan pada sekolah

    menengah seperti di SMK NU 04 Patebon Kendal kelas XI pada materi pokok cara

    menangani limbah meliputi ruang lingkup sebagai berikut:

    Standar Kompetensi :

    Memahami polusi dan dampaknya terhadap manusia dan lingkungan

    Kompetensi Dasar :

    Mendeskripsikan cara-cara menangani limbah

    35

     Indikator :

    1.  Menjelaskan pengertian limbah.

    2.  Menjelaskan karakteristik limbah.

    3.  Menjelaskan macam-macam limbah.

    34  Syekh Ibrohim bin Ismail, Ta’lim Muta’alim, Terj. Hammam Nasiruddin (Kudus: Menara Kudus,

    1963), hlm. 138.

    35  Suparoto,  Ilmu Pengetahuan Alam, untuk Sekolah Menengah Kejuruan, (Semarang: Gramedia,

    2009), hlm. 68

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    35/116

    xxxv

    4.  Menjelaskan limbah bahan berbahaya .

    5.  Menjelaskan pemanfaatan limbah.

    6.  Menjelaskan pengertian Air bersih.

    7.  Menjelaskan siklus Air dibumi.

    Limbah

    Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang RI No.23 Tahun 1997 tentang

     pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa, Lingkungan Hidup adalah

    kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahlukhidup termasuk

    manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dn

    kesejahteraan manusia, serta mahluk hidupnya.

    a.  Pengertian limbah

    Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakansuatu proses

    yang wajar dan terlaksana sejak manusia dilahirkan sampai menenal dunia. Limbah

    adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun

    domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis

    limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water ), dan ada air

     buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya ( grey water ).

     b.  Karakteristik limbah

    Jika jumlah limbah melebihi batas maka beberapa limbah tersebut dapat

    mengganggu keseimbangan alam, sehingga berakibat buruk bagi lingkungan

    terutama bagi kesehatan. Bahaya yang ditimbulkan limbah tergantung dari jenis

    dan sifat limbah itu sendiri.36 

    c.  Macam-macam Limbah

    1.  Limbah berdasarkan jenis senyawa dikelompokkan menjadi dua:1) Limbah organic yaitu limbah yang terdiri dari bahan-bahan

     penyusun tumbuhan dan hewan.

    2) Limbah anorganik yaitu limbah yang tidak mudah hancur/ teruraioleh aktivitas mikroorganisme.

    2. Limbah berdasarkan wujud dibedakan dalam tiga bentuk:1) Limbah cair, yaitu segala limbah yang berwujud air beserta bahan-

     bahan buangan lain

    2) Limbah padat, lebih dikenal sebagai sampah yang sering kali tidakdikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis.

    Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia

    Senyawa organik dan Senyawa anorganik.

    36 Nur Ani Kartikawati, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK Kelas XI Semester I, (Kendal: SMK N I ,

    2009), hlm. 1.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    36/116

    xxxvi

    3) Limbah gas, biasanya dibuang diudara terkandung unsur kimiaseperti O2, N2, NO2 dan lain-lain. Gas udara yang melampaui

    kandungan udara, menurunkan kualitas udara. Atau ke atmosfer

    yang “bersih” disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi

    yang cukup tinggi dapat mengakibatkan efek negatif terhadap

     penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut cemaran(pollutant).37 

    d.  Limbah bahan berbahaya (B3)

    Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan

     berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun

    tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau

    membahayakan kesehatan manusia.

    Definisi limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa

    (limbah) suatu kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan

     beracun (B3) karena sifat (toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta

    konsentrasi atau jumlahnya yang baik secara langsung maupun tidak langsung

    dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau membahayakan kesehatan

    manusia. Adapun sifat-sifat limbah B3 adalah sebagai berikut:

    1)  Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapatmenghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat

    dapat merusak lingkungan.

    2)  Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau

    terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu

    lama.

    3)  Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karenamelepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang

    tidak stabil dalam suhu tinggi.

    4)  Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian

    atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau

    mulut.

    5)  Limbah penyebab infeksi adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian

    tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena

    infeksi.

    37 Suparoto, Ilmu Pengetahuan Alam, untuk Sekolah Menengah Kejuruan, (Jakarta::CV. Arya Duta,

    2009), hlm. 89

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    37/116

    xxxvii

    6)  Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki pH sama atau kurang

    dari 2,0 untuk lim bah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5 untuk

    yang bersifat basa.38 

    e. Air

    Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun

     juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi

    dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :

    1. Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah dapat

    kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis dan air tanah artesis. Air

    Tanah Preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah

    serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable. Sedangkan Air tanah

    artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan

    kedap air/permeable.

    2. Air Permukaan adalah air yang berada di permukaan tanah dan dapat dengan

    mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai,

    danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya.39 

    f. Siklus air di bumi

    Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah

     berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi,

     presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

    Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus

    hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi,

    kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es

    dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

    Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi

    kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanamansebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak

    secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

    1)  Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman,

    dsb. kemudian akan menguap ke angkasa atmosfer   dan kemudian akan

    38 Nur Ani Kartikawati, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK Kelas XI Semester I, (Kendal: SMK N I ,2009), hlm. 6.

    39 Nur Ani Kartikawati, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK Kelas XI Semester I, hlm. 15.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    38/116

    xxxviii

    menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-

     bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan,

    salju, es.

    2)  Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui

    celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat

     bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau

    horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali

    sistem air permukaan.

    3)  Air Permukaan merupakan air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan

    aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah,

    maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat

     biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan

    membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar

    daerah aliran sungai menuju laut. 40 

    Gambar 2.1 siklus air 41 

    Gambar 2.2 water cycle42 

    40  Nur Ani Kartikawati, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMK Kelas XI Semester I, hlm. 17.

    41“Siklus air”,http://www.crayonpedia.org/mw/siklus air. Diakses 24 Maret 2011

    42“Water Cycle”, http://www.google.com/images.water cycle&cp, Diakses 24 Maret 2011.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    39/116

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    40/116

    xl

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.  Jenis Penelitian

    Teknik dan prosedur penelitian ini menggunakan hubungan antara dua variabel

    atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. Teknik ini

    menggunakan desain penelitian eksperimen, yaitu suatu metode penelitian yang

    mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu

    variabel terhadap variabel lainnya.44 

    B.  Tempat Dan Waktu Penelitian

    Untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPA antara Model Pembelajaran

     Problem Based Learning   (PBL) dan  Metode Problem Solving   pada materi pokok cara

    menangani limbah. Maka penelitian ini dilaksanakan di SMK NU 04 Patebon Kendal,

     pada Pada tanggal 4-30 April 2011

    C.  Sampel Penelitian dan teknik pengambilan sampel

    1. Sampel

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.  45 Pada penelitian

    ini diambil dua kelas sebagai kelas sampel yaitu kelas XI MO sebagai kelas

    eksperimen 1 yang dikenai model pembelajaran  Problem  Based Learning (PBL)dan

    kelas XI Ak sebagai kelas eksperimen 2 yang dikenai metode pembelajaran Problem

    Solving . Sehingga dengan demikian penelitian ini disebut sebagai penelitian sampel.

    2. Teknik Pengambilan Sampel

    Sampel dalam penelitian diambil dengan teknik Cluster Random Sampling .

    Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel dengan cara kelompok, dilakukan

    dengan cara memilih sampel secara acak yang didasarkan pada kelompoknya bukan

     pada individu46. Jadi, semua kelompok dalam populasi mempunyai kesempatan untuk

    dipilih menjadi sampel. Teknik pengambilan sampel ini ini dilakukan setelah

    memperhatikan ciri – ciri antara lain siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum

    44 Nana Sudjana dan  Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan  (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 

    2007), Cet. IV. hlm. 19. 45 

    Suharsimi 

    Arikunto, 

    Prosedur  

    Penelitan 

    Suatu 

    Pendekatan 

    Praktik, 

    (Jakarta: 

    PT. 

    Rineka 

    Cipta, 

    2006), 

    hlm. 130. 46 Sukardi, Metodologi  Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 61. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    41/116

    xli

    yang sama, siswa diampu oleh guru yang sama, siswa yang dijadikan obyek duduk

     pada kelas yang sama dan pembagian kelas tidak ada kelas unggulan.

    D.  Variabel dan indikator penelitian

    1.  Variabel penelitian

    Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek

    yang mempunyai variasi antara satu orang dengan orang lain atau satu obyek dengan

    obyek lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan

    tertentu47.

    Variabel dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek

     pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor yang

     berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.48  Dalam penelitian ini peneliti

    menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas atau independent variabl e (X) dan

    variabel terikat atau dependent variable (Y).

    Variabel dalam penelitian ini adalah:

    a.  Variabel bebas atau pengaruh (Independent Variable) 

    Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu

     pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari

     pengaruh variabel tergantung. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah

    1)   Problem Based Learning   (PBL) adalah kurikulum dan proses pembelajaran.

    Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa mendapat

     pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan masalah,

    dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi

    dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistematik

    untuk memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan

    dalam karir dan kehidupan sehari-hari.49 

    2)  Metode  Problem Solving   (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar

    metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam

    47  Sugiyono,  Metode  Penelitian  Kuantitatif   Kualitatif   dan  R  &  D,  (Bandung  :  Alfabeta,  2008), 

    Cet,1V,hlm.38. 48 

    S. 

    Margono, 

    Metodologi  

    Penelitian 

    Pendidikan, 

    (Jakarta: 

    Rineka 

    Cipta, 

    2000), 

    Cet.2, 

    hlm. 

    82. 

    49 M. Taufiq Amir, Inovasi  Pendidikan Melalui  Problem Based  Learning, (Jakarta:  Media Group, 2009), 

    hlm. 21. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    42/116

    xlii

     problem solving  dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan

    mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.50 

     b.  Variabel terikat (Dependent Variable) 

    Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun

    variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas XI SMK NU 04

    Patebon Kendal. Dengan indikator nilai hasil belajar siswa pada materi pokok cara

    menangani limbah (nilai post tes).

    2.  Indikator variabel

    Indikator dalam penelitian ini yaitu hasil nilai pre-tes dan nilai pos-tes.

    E.  Pengumpulan Data Penelitian

    1.  Prosedur Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain

    meliputi: 

    a.  Mengambil data kelas yang termasuk dalam populasi dan mengambil data nilai

    ujian semester 1 Kelas XI di SMK NU 04 Patebon Kendal. 

     b.  Berdasarkan point 1, ditentukan sampel penelitian yaitu kelas eksperimen 1 dan

    kelas eksperimen 2. Kelas sampel XI Ak sebagai kelas eksperimen 1 atau kelas

    eksperimen  Problem  Based Learning (PBL), dan kelas sampel XI MO sebagai

    kelas eksperimen 2 atau kelas eksperimen metode Problem Solving .

    c.  Melakukan tes awal pada sampel penelitian untuk menguji normalitas dan

    homogenitas.

    d.  Menganalisis data nilai tes awal pada sampel penelitian untuk diuji normalitas dan

    homogenitas.

    e.  Menyusun kisi-kisi tes.

    f.  Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

    g.  Menguji cobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yaitu kelas XII

    (sebelumnya sudah mendapatkan materi pokok cara menangani limbah).

    h.  Menganalisis data hasil uji coba instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

    mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, validitas dan reliabilitas.

    i.  Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat berdasarkan point 8;

    50 Syaifudin Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi  Belajar  Mengajar  (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 

    hlm. 91. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    43/116

    xliii

     j.  Melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran  Problem   Based

     Learning (PBL) pada kelas eksperimen 1 yaitu kelas XI Ak dan melaksanakan

     pembelajaran dengan menggunakan  Problem Solving   pada kelas eksperimen 2

    yaitu kelas XI MO.

    k.  Melaksanakan tes akhir pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

    l.  Menganalisis data hasil tes akhir.

    m.  Menyusun hasil penelitian.

    2.  Metode pengumpulan data

    Untuk memperoleh data, maka penulis pengumpulan data yang dilakukan

    dalam penelitian ini, meliputi sebagai berikut: 

    a.  Observasi

    Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

     pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau

     perilaku objek sasaran.51  Penelitian ini menggunakan instrumen pengamatan.

    Adapun yang diamati antara lain: aktivitas siswa, kerjasama kelompok dan

     pelaksanaan pembelajaran di SMK NU 04 Patebon Kendal.apakah sudah

    menerapkan Model Pembelajaran  Problem Based Learning   (PBL) dan  Metode

     Problem Solving  ?

     b.  Tes

    Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

    digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi yang

    dimiliki oleh individu atau kelompok.52 Tes hasil belajar yang digunakan dalam

     penelitian ini adalah ulangan dengan bentuk soal pilihan ganda dengan jumlah

    soal 30 butir yang diberikan sebelum (pree-test)  dan sesudah (Post-test) 

    dilakukan Model Pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) dan Metode

    Problem Solving. Cara  pengumpulan datanya yaitu data hasil belajar diambil dari

    hasil evaluasi berupa tes yang telah diberikan kepada siswa, pada Tes ini

     bertujuan untuk mengetahui hasil belajar.

    3.  Instrumen penelitian

    Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar,

    yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang

    51 

    Abdurrahmat 

    Fathoni, 

    Metodologi  

    Penelitian 

    dan 

    Teknik  

    Penyusunan 

    Skripsi , 

    (Jakarta: 

    PT 

    Rineka 

    Cipta, 2006), hlm. 104. 52 Suharsimi, Prosedur  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 223. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    44/116

    xliv

    telah diberikan. Tes hasil belajar ini diberikan setelah siswa mempelajari materi

     pokok cara menangani limbah melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

    (PBL) dan Metode Problem Solving pada kelasnya masing-masing. selain itu Model

    (PBL) tentang cara menangani limbah melalui LDS dan LDS Metode Problem

    merupakan instrumen penelitian sebagai bahan kegiatan belajar mengajar.

    Adapun metode penyusunan instrumen tes pada penelitian ini adalah sebagai

     berikut:

    1.  Melakukan pembatasan materi yang diujikan

    Materi penelitian yang akan diteskan adalah materi pokok cara menangani

    limbah yang terdiri dari sub-materi, antara lain: memahami populasi limbah,

    dampaknya populasi limbah terhadap manusia dan dampaknya populasi limbah

    terhadap lingkungan.

    2.  Menentukan tipe soal

    Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berbentuk tes

    objektif atau dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan.

    3.  Menentukan jumlah butir soal dan waktu

    Jumlah butir soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 butir soal

     pilihan ganda. Waktu dalam tes 90 menit.

    F.  Analisis Data Penelitian

    Untuk menganalisis data yang telah terkumpul dari hasil penelitian yang bersifat

    kuantitatif ini maka penulis menggunakan analisis statistik dengan langkah- langkah

    sebagai berikut:

    1. Uji Instrumen

    Alat ukur dikatakan baik jika syarat-syarat validitas, realibilitas, tingkat

    kesukaran soal, dan daya pembeda soal yang baik.

    a.  Validitas Soal

    Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu

    instrumen. Sebuah instrumen (soal) dikatakan valid apabila instrument itu mampu

    mengukur apa yang hendak di ukur. Validitas soal dapat dicapai apabila terdapat 2

    kejayaan antara skor butir soal tersebut dengan skor total, untuk menghitung

    validitas butir soal digunakan rumus :

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    45/116

    xlv

    Product Moment53 

    ( ){ }   ( ){ }2222    y y N  x x N  y x xy N 

    r  xy−−

    −=

    ∑∑∑∑∑∑

     

    Keterangan :

    r  xy  : Koefisien korelasi item soal

     N : Banyaknya peserta tes

     X   : Jumlah skor item

    Y : Jumlah skor total 54 

    Kriteria r  xy adalah sebagai berikut :

    0,00 < r  xy < 0,20 sangat rendah

    0,20 < r  xy < 0,40 rendah

    0,40,< r  xy < 0,60 cukup

    0,60 < r  xy < 0,80 tinggi

    0,80 < r  xy < 1,00 sangat tinggi

     b.  Reliabilitas Soal

    Reliabilitas artinya dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu tes yang baik

    selain memiliki validitas yang tinggi juga harus memiliki realibilitas yang

     berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan memilikitaraf kepercayaan yang tinggi jika perangkat tes tersebut dapat memberikan hasil

    yang tepat. Untuk perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini digunakan rumus

    K-R. 20 : 

    sebagai berikut:

    ⎥⎥⎦

    ⎢⎢⎣

    ⎡   −⎥⎦

    ⎤⎢⎣

    −=   ∑

    2

    2

    11)1( t 

     PiqiS 

    n

    nr 

     

    Keterangan:r 11  : Koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan

    n : Banyaknya butir item

    1 : Bilangan konstan

    St2  : Varian total

    Pi : Proporsi test yang menjawab dengan betul butir item yang bersangkutan

    qi : Proporsi test yang jawabannya salah, atau : qi = 1 - Pi

    53 Suharsimi Arikunto,  Prosedur  Penelitan Suatu Petikndekatan Prak, hlm. 69 

    54 Suharsimi Arikunto Prosedur  Penelitan Suatu Petikndekatan Prak  hlm. 159. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    46/116

    xlvi

    ∑ piqi : Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi.55 

    Setelah dihitung, kemudian hasil r 11 yang didapat dibandingkan dengan harga r

     product moment . Harga r tabel  dihitung dengan taraf signifikansi 5% dan k   sesuai

    dengan jumlah butir soal. Jika r 11  ≥  r tabel  ,  maka dapat dinyatakan butir soal

    tersebut reliabel.

    Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut :

    0,00 < r  xy < 0,20 sangat rendah

    0,20 < r  xy < 0,40 rendah

    0,40 < r  xy < 0,60 cukup

    0,60 < r  xy < 0,80 tinggi

    0,80 < r  xy < 1,00 sangat tinggi

    c.  Tingkat Kesukaran Soal

    Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item

    yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula

    terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah sedang atau

    cukup. Angka indeks kesukaran item dapat diperoleh dengan menggunakan

    rumus yang dikemukakan oleh Dubois, yaitu:56 

     JS 

     B P  =

     

    Keterangan:

    P : Indeks kesukaran

    B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar

    JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

    Kriteria yang digunakan:

    P < 0,30 Terlalu sukar

    0,30 ≤ 0,70 Cukup (sedang)

    P > 0,70 Terlalu mudah 57 

    Berdasarkan hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal

    diperoleh prosentase kesukaran butir soal seperti pada tabel 3.1 berikut ini:

    55 

    Suharsimi 

    Arikunto, 

    Prosedur  

    Penelitan 

    Suatu 

    Pendekatan 

    Praktik, 

    hlm. 

    100 

    56  Suharsimi Arikunto,  Prosedur  Penelitan Suatu Pendekatan Praktik., hlm. 207. 

    57 Suharsimi Arikunto,  Prosedur  Penelitan Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 210. 

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    47/116

    xlvii

    Tabel 3.2 Prosentase kesukaran butir soal

    No Kriteria Nomor SoalJumlah

    (∑)

    Prosentase

    (%)

    12

    3

    SukarCukup

    (sedang)

    Mudah

    1,8,14,22,26,27,28,2,3,5,10,11,12,16,18,24,2

    5,30,33,35

    4,6,7,13,14,15,17,19,20,2

    1,23,29,31,32,34

    713

    15

    20 %37,14 %

    42,85 %

    Perhitunganya dapat dilihat pada lampiran 8

    d.  Daya Pembeda Soal

    Dalam penelitian ini untuk mencari daya pembeda digunakan metode split

    half  yaitu membagi kelompok yang dites menjadi dua bagian, kelompok pandai

    atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Angka

    yang menunjukkan daya pembeda disebut indeks diskriminasi58, menggunakan

    rumus:

     B

     B

     A

     A

     J 

     B

     J 

     B D   −=  

    Keterangan:

     D = Daya beda soal

     BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

     BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar .

     JA = Jumlah kelompok atas

     JB = Jumlah kelompok bawah

    Klasifikasi indeks daya beda soal adalah sebagai berikut:

     D = 0.00 - 0,20 : Daya beda jelek

     D  = 0,02 - 0,40 : Daya beda cukup

     D  = 0,40 - 0,70 : Daya beda baik

     D  = 0,70 - 1,00 : Daya beda baik sekali

     D = Negatif, semuanya tidak baik.

    Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal diperoleh hasil

     prosentase daya beda butir soal seperti pada tabel 3.3 berikut ini

    Tabel 3.3 Prosentase daya beda butir soal

    58 Suharsimi Arikunto,  Prosedur Penelitan Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 213-214.

  • 8/18/2019 Fachrurroz 5564-1-063811019

    48/116

    xlviii

    No Kriteria Nomor Soal Jumlah %

    1

    2

    3

    Sangat Baik

    Baik

    Cukup

    6,9,25.