6
FAILURE TO DEAL WITH POST-COMPLETION ISSUES KEGAGALAN KERJASAMA SETELAH PENYELESAIAN KONSULTASI DESAIN Office Architecture Management Atma Jaya Yogyakarta University Vinsensius Sigrid Canny Widarji [email protected] NIM: 14.54.02227 PENDAHULUAN KANTOR ARSITEK adalah sebuah usaha yang menawarkan jasa perencanaan dan perancangan ruang dan bangunan. Meliputi perencanaan kota, kawasan, bangunan, hingga ruang dalam bangunan. Dalam prosesnya pekerjaan kantor arsitek secara umum dibagi dalam tahapan-tahapan berikut: 1. Pengajuan proposal pekerjaan Dalam hal ini dapat berupa pembuatan proposal potensial, proposal untuk kegunaan tender jika dilakukan dalam lingkup pemerintahan, atau dapat pula berupa proposal penawaran harga kepada klien yang meminati jasa kantor arsitek. 2. Pengajuan kontrak perjanjian kerja Kontrak perjanjian kerja atau dapat juga disebut sebagai Surat Perjanjian Kerja merupakan tahap berikut dari pengajuan proposal, dimana pada tahap ini terjadi kesepakatan antara spesifikasi pekerjaan, kualitas pekerjaan, waktu dan lain sebagainya dengan nilai pekerjaan atau disebut nilai kontrak. 3. Pekerjaan desain Pekerjaan desain disini dimulai dari proses konsultasi oleh klien kepada arsitek di Kantor Arsitek, yang selalu diliputi dengan dinamika revisi, hingga didapatkan desain yang disetujui oleh kedua belah pihak yaitu klien dan arsitek. Desain dengan persetujuan ini menjadi acuan pekerjaan

Failure to Deal With Post-Completion Issues

  • Upload
    ridsig8

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Architect Office Management

Citation preview

Page 1: Failure to Deal With Post-Completion Issues

FAILURE TO DEAL WITH POST-COMPLETION ISSUES

KEGAGALAN KERJASAMA SETELAH PENYELESAIAN KONSULTASI DESAIN

Office Architecture Management

Atma Jaya Yogyakarta University

Vinsensius Sigrid Canny Widarji

[email protected]

NIM: 14.54.02227

PENDAHULUAN

KANTOR ARSITEK adalah sebuah usaha yang menawarkan jasa perencanaan dan perancangan ruang

dan bangunan. Meliputi perencanaan kota, kawasan, bangunan, hingga ruang dalam bangunan.

Dalam prosesnya pekerjaan kantor arsitek secara umum dibagi dalam tahapan-tahapan berikut:

1. Pengajuan proposal pekerjaan

Dalam hal ini dapat berupa pembuatan proposal potensial, proposal untuk kegunaan tender

jika dilakukan dalam lingkup pemerintahan, atau dapat pula berupa proposal penawaran

harga kepada klien yang meminati jasa kantor arsitek.

2. Pengajuan kontrak perjanjian kerja

Kontrak perjanjian kerja atau dapat juga disebut sebagai Surat Perjanjian Kerja merupakan

tahap berikut dari pengajuan proposal, dimana pada tahap ini terjadi kesepakatan antara

spesifikasi pekerjaan, kualitas pekerjaan, waktu dan lain sebagainya dengan nilai pekerjaan

atau disebut nilai kontrak.

3. Pekerjaan desain

Pekerjaan desain disini dimulai dari proses konsultasi oleh klien kepada arsitek di Kantor

Arsitek, yang selalu diliputi dengan dinamika revisi, hingga didapatkan desain yang disetujui

oleh kedua belah pihak yaitu klien dan arsitek. Desain dengan persetujuan ini menjadi acuan

pekerjaan selanjutnya, walaupun sangat tidak menutup kemungkinan akan adanya

perubahan lanjutan.

4. Produksi Dokumen dan Gambar Arsitektural

Adalah tahap pembuatan beberapa dokumen dan gambar, antara lain gambar artist

impression, gambar bestek atau Detail Engineering Drawing DED, dokumen spesifikasi bahan

dan material, dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB), dokumen Rencana Kerja dan Syarat-

Syarat (RKS), hingga dokumen ijin sperti dokumen Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan

dokumen-dokumen lain sekiranya diperlukan.

Page 2: Failure to Deal With Post-Completion Issues

5. Penyerahan dan Persetujuan Hasil Perencanaan

Adalah tahap terakhir dari rangkaian proses perencanaan. Ditandai dengan persetujuan

dokumen dan gambar yang akan dikerjakan di lapangan

6. Pengawasan

Terdapat pekerjaan tambahan jika dimungkinkan yaitu pekerjaan pengawasan. Dimana hasil

pekerjaan perencanaan dikawal dan diawasi sehingga pekerjaan pelaksanaan tidak

melenceng dari perencanaan.

PEMBAHASAN

KEHANDALAN dari kantor arsitek dalam memberikan layanan konsultansi sangat diperlukan untuk

menghadapi gerak dinamika kerja yang terus bergulir menuntut kualitas layanan yang tinggi sesuai

kehandalan individu arsitek, bahkan jika tidak memperoleh kesepakatan atau klien mengurungkan

niat untuk bekerjasama dengan arsitek dengan berbagai penyebab, tetap harus ada komunikasi dan

jika nantinya tetap ada konsultasi dan pertanyaan yang dating dari klien tersebut. Jangan pernah

mengucilkan atau memandang seorang klien dari pekerjaan yang diberikan, tetapi dipandang

sebagai rekan yang butuh masukan. Kehandalan Kantor Arsitek dalam memberikan pelayanan pasca

pekerjaan dapat dilihat dari mental dan sikap sebagai berikut :

1. Kehandalan dalam memberikan layanan konsultansi yang sesuai dengan tingkat

pengetahuan dan pengalaman kerja yang dimilikinya, sehingga penguasaan tentang uraian

kerja konsultansi dapat dilakukan secara cepat, tepat, mudah dan berkualitas sesuai

pengalamannya.

2. Kehandalan dalam memberikan layanan konsultansi yang terampil sesuai dengan tingkat

keterampilan kerja yang dimilikinya dalam menjalankan aktivitas layanan konsultansi yang

efisien dan efektif dan dalam mengaplikasikan penguasaan teknologi terkini untuk

memperoleh layanan konsultansi yang akurat dan memuaskan sesuai hasil output

penggunaan teknologi yang ditunjukkan.

KUALITAS LAYANAN daya tanggap adalah suatu bentuk layanan konsultansi kantor arsitek dalam

memberikan penjelasan, agar pengguna jasa tanggap dan menanggapi layanan konsultansi yang

diterima, tanpa perlu berpikir apakah akan terjadi kerjasama atau tidak pihak kantor arsitek harus

tetap memberikan pelayanan yang tanggap dan cepat merespon sehingga diperlukan adanya unsur

kualitas layanan daya tanggap sebagai berikut:

Page 3: Failure to Deal With Post-Completion Issues

1. Memberikan penjelasan secara bijaksana yang mampu mengantar pengguna jasa mampu

mengerti layanan konsultansi paska pekerjaan yang diterima dengan bentuk penjelasan yang

substantive pada persoalan layanan arsitektural yang dihadapi dengan bersifat jelas,

transparan, singkat dan dapat dipertanggungjawabkan.

2. Mengarahkan setiap bentuk layanan konsultansi dari pengguna jasa untuk menyiapkan,

melaksanakan dan mengikuti berbagai ketentuan layanan konsultansi yang harus dipenuhi.

Juga membujuk pengguna jasa apabila menghadapi suatu permasalahan peraturan

bangunan atau kode etik yang dianggap bertentangan, berlawanan atau tidak sesuai dengan

prosedur dan ketentuan yang berlaku.

KEPERCAYAAN sangat dibutuhkan oleh sebuah kantor arsitek dan diyakini sesuai dengan kenyataan

bahwa kantor arsitek tersebut mampu memberikan kualitas layanan yang dapat dijamin yaitu :

1. Mampu memberikan kepuasan dalam layanan konsultansi yaitu setiap arsitek akan

memberikan layanan konsultansi yang cepat, tepat, mudah, lancar dan berkualitas, dan hal

tersebut menjadi bentuk konkrit yang memuaskan pengguna jasa, bahkan setelah pekerjaan

selesai.

2. Mampu menunjukkan komitmen kerja yang tinggi sesuai dengan bentukbentuk integritas

kerja, etos kerja dan budaya kerja yang sesuai dengan aplikasi dari visi, misi kantor arsitek

dalam memberikan layanan konsultansi dan memberikan kepastian atas layanan konsultansi

sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan, agar pengguna jasa yakin sesuai dengan perilaku

yang dilihatnya.

EMPATI seorang arsitek terhadap klien yang mendapatkan layanan konsultansi harus diwujudkan

yaitu:

1. Mampu memberikan perhatian terhadap berbagai bentuk layanan konsultansi yang

diberikan, memberikan keseriusan atas aktivitas kerja layanan konsultansi yang diberikan,

sehingga pengguna jasa mempunyai kesan bahwa pemberi layanan konsultansi menyikapi

seperti yang diinginkan.

2. Mampu menunjukan rasa simpatik atas layanan konsultansi yang diberikan, dan

menunjukkan pengertian yang mendalam atas berbagai hal yang diungkapkan, sehingga

pengguna jasa merasa memiliki wibawa atas layanan konsultansi yang dilakukan oleh

arsitek.

Page 4: Failure to Deal With Post-Completion Issues

LAYANAN KONSULTASI masyarakat maka, identifikasi kualitas layanan fisik mempunyai peranan

penting dalam memperlihatkan kondisi-kondisi fisik layanan konsultansi tersebut. Identifikasi

kualitas layanan fisik dapat tercermin dari aplikasi lingkungan kerja berupa:

1. Kemampuan menunjukkan prestasi rancangan dalam menggunakanalat dan perlengkapan

kerja secara efisien dan efektif dan menunjukkan penguasaan teknologi dalam berbagai

akses data dan inventarisasi otomasi kerja sesuai dengan dinamika dan perkembangan dunia

arsitektur.

2. Kemampuan menunjukkan integritas diri sesuai dengan penampilan yang menunjukkan

kecakapan, kewibawaan dan dedikasi sebagai arsitek.

PENUTUP

Pelayanan jasa arsitek yang profesional adalah merupakan satu sistem dalam manajemen industri

jasa yang mempunyai ketangguhan di berbagai aspek, dimana salah satu aspek yang terpenting

adalah pelayanannya terhadap konsumen, bagi para arsitek yang telah menjalankan kantor

arsiteknyasendiri harus mengupayakan proses transisi yang baik dan profesional dan untuk menjadi

pelaku yang baik di bisnis ini dengan tetap menjaga sportifitas dalam kompetisi ini.

Klien sebagai konsumen adalah pihak yang harus dinomersatukan dalam hal pelayanan. Harus ada

manajemen dalam mengurus dan menghadapi klien. Apakah itu manajemen sikap, maupun dalam

system respond an pelayanan. Dan baiknya sebuah Kantor Arsitek dan usaha-usaha lainnya harus

terus mengandalkan kejujuran dan ketulusan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi

konsumennya.

DAFTAR PUSATAKA

Franklin, James R. (2011). Memulai Mendirikan Biro Arsitek Sendiri. FAIA di Memo AIA

(diterjemahkan oleh IAI-JAKARTA.ORG dalam artikel dengan judul yang sama June

21,2012 14:02:31)

Sutono, Heru. (2013). Mengelola Biro Konsultan Arsitek. Makalah Strata V I–IAI–Heru Sutono-

1/10

Yamit, Zulian. (2002). Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Yogyakarta: Penerbit Ekonisia

3.