Upload
others
View
20
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU IBU DALAM KUNJUNGAN POSYANDU
BALITA DI POSYANDU CAMAR WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2019
Oleh
SISKA RISMA
17.13201.90.18
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2019
ii
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERILAKU IBU DALAM KUNJUNGAN POSYANDU
BALITA DI POSYANDU CAMAR WILAYAH
KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2019
Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
SISKA RISMA
17.13201.90.18
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2019
ii
iii
ABSTRAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 18 Juni 2019
SISKA RISMA
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam kunjungan
posyandu balita di posyandu camar wilayah kerja Puskesmas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim tahun 2019.
(xv + 66 halaman + 7 tabel + 2 bagan + 4 lampiran)
Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017 angka
kematian Neonatus (AKN) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 15 per 1000
kelahiran hidup. Angka Kematian Balita (AKABA) sebesar 32 per 1000 kelahiran
hidup. Dan angka kematian bayi mencapai 24 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu
upaya tidak langsung yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian balita
melalui kunjungan posyandu. Dari hasil survei di 10 Posyandu wilayah kerja
Puskesmas Belida Darat, cakupan terendah kunjungan Posyandu dari tahun 2016-
2018 yakni Posyandu Camar sebesar 37%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu
balita di posyandu Camar di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat. Jenis deskriptif
menggunakan pendekatan cross sectional, dilakukan tanggal 10-18 Juni 2019. Yang
menjadi populasi adalah semua ibu yan memiliki balita di posyandu camar berjumlah
93 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan total sampling, pengumpulan
data dengan cara membagikan kuesioner, dan tehnik analisis yang digunakan adalah
uji chi-square.
Hasil penelitian ada hubungan pendidikan (p Value 0,002 ≤ 0,05), pengetahuan
(p Value 0,000 ≤ 0,05), pekerjaan (p Value 0,001 ≤0,05) dan sikap (p Value 0,000 ≤
0,05) dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu balita di Posyandu Camar
wilayah kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim tahun 2019.
Diharapkan petugas kesehatan di Posyandu Camar agar lebih aktif lagi
melakukan penyuluhan tentangg manfaat kunjungan posyandu, menambah beberapa
kegiatan seperti pemberian MP ASI, bubur kacang hijau (PMT), yang dapat menarik
minat ibu unntuk membawa anaknya ke posyandu.
Kata Kunci : Pendidikan, Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Kunjungan
Posyandu
Daftar Pustaka : 31 (2003-2018)
iii
iv
ABSTRACT BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, 18 June 2019
SISKA RISMA
Factors related to maternal behavior during visits toddler posyandu at the
camar posyandu in the working area of Belida Darat Health Center in Muara
Enim Regency in 2019.
(xv + 66 pages + 7 tables + 2 charts + 4 attachments)
According to the SDKI ( Indonesia Demographic and Health Survey) in 2017
the Neonatal mortality rate (AKN) in Indonesia 2017 reaches 15 per 1000 live births.
Under-five mortality rate (AKABA) is 32 per 1000 live births. And the infant
mortality rate reaches 24 per 1000 live births. One indirect effort was made to reduce
under-five mortality through a posyandu visit. From the results of the Posyandu 10
survey, the working area of Belida Darat Community Health Center, the lowest
coverage of Posyandu visits from 2016-2018 was Posyandu Gull at 37%. This study
aims to determine the factors related to the behavior of mothers in the visit of toddlers
posyandu at Camar posyandu in the working area of Belida Darat Health Center.
Type descriptive using cross sectional approach. conducted on 10 to18 June 2019.
The population is all mothers who have children at the gull posyandu totaling 93
people. T sampling technique uses total sampling. data collection by distributing
questionnaires. and the analysis technique used is the chi-square test.
The results of the study were the relationship of education (p Value 0,002 ≤
0,05), knowledge (p Value 0,000 ≤ 0,05), occupation (p Value 0,001 ≤ 0,05) and
attitudes (p Value 0,000 ≤ 0,05) to the behavior of mothers in the posyandu visit of
toddlers at the Camar Posyandu in the working area of Belida Darat Health Center in
Muara Enim Regency in 2019,
It is expected that health workers at the Camar Posyandu to be more active in
conducting counseling on the benefits of visiting the posyandu, adding several
activities such as the ptovision of MP ASI, green bean porridge (PMT), which can
attacht mothers to bring their children to the posyandu.
Keywords : Education, Knowledge, Attitude, Behavior, Visit of Posyandu
Bibliography : 31 (2003-2018)
iv
v
vi
vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Siska Risma
Tempat/Tanggal Lahir : Sialingan, 09 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Dusun III Desa Sialingan Kecamatan Belida Darat
Kabupaten Muara Enim
Orang Tua
a. Ayah : Ahmad Padili
b. Ibu : Nur Hemi
Handphone : 085380860073
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N 6 Belida Darat 2001-2007
2. SMP N 1 Belida Darat 2007-2010
3. SMA Yayasan Bakti Prabumulih 2010-2013
4. DIII Keperawatan STIKES Mitra Adiguna Palembang 2013-2016
5. STIK Bina Husada Palembang 2017-2019
vii
viii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
PERSEMBAHAN:
Skripsi ini penulis persembahan untuk :
Kedua Orang Tuaku Tercinta Ayah (Ahmad Padili) dan Ibu (Nur Hemi),
Terima kasih atas segala dukungan kalian, baik dalam bentuk materi maupun
moril. Terima kasih karna senantiasa selalu mendo’akan, Terima kasih atas
segala pengorbanan dan jerih payah kalian demi tercapainya cita-cita ku.
Kedua Adikku tercinta Berlian Hidayat (Iyan) dan Mutiara Nur Fadhila (Rara)
yang selalu mendo’akan, memberikan dukungan untuk ayuk.
MOTTO :
“Tidak ada manusia yang diciptakan gagal, yang ada hanyalah mereka gagal
memahami diri dan gagal merancang kesuksesannya. Tiada yang lebih berat
timbangan Allah pada hari akhirat nanti, selain Taqwa dan akhlaq mulia
wajah dipenuhi senyum untuk kebaikan dan tidak menyakiti sesama” (HR
Tirmidzi)
viii
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Yusnilasari, SKM, M.Kes, sebagai pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. dr. Chairil Zaman,
M.Sc selaku Ketua STIK Bina Husada, Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes selaku
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan kemudahan
dalam pengurusan administrasi penulisan skripsi ini. Selain itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Atma Deviliawati, SKM, M.Kes dan Ibu
Sulhawa, SKM, M.Kes selaku penguji dalam penyusunan skripsi ini dan Ibu
Maryance, S.PdI, M.PdI selaku pembimbing akademik selama mengikuti pendidikan
di Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Husada.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, 18 Juli 2019
Penulis
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ............................................ ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
ABSRACT ......................................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ............................................................. vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ......................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ............................................. viii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 6
1.3 Pertanyaan Penelitian ....................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
1.4.1 Tujuan umum ......................................................................... 6
1.4.2 Tujuan khusus ........................................................................ 7
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
1.5.1 Bagi peneliti ........................................................................... 7
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada ......................................................... 7
1.5.3 Bagi Posyandu Camar ............................................................ 8
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Posyandu ................................................................... 9
2.1.1 Pengertian posyandu .............................................................. 9
2.1.2 Tujuan penyelengaraan posyandu .......................................... 9
2.1.3 Fungsi posyandu ..................................................................... 10
2.1.4 Sasaran posyandu ................................................................... 10
2.1.5 Kegiatan pokok posyandu ...................................................... 10
2.1.6 Manfaat posyandu .................................................................. 12
2.1.7 Penyelenggaraan posyandu ..................................................... 16
2.2 Konsep Perilaku ................................................................................ 16
2.2.1 Pengertian perilaku ................................................................. 16
2.2.2 Bentuk perilaku ...................................................................... 17
2.2.3 Perilaku kesehatan .................................................................. 18
2.2.4 Domain perilaku ..................................................................... 18
x
xi
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita ............................................................................... 22
2.3.1 Pengetahuan ........................................................................... 22
2.3.2 Pekerjaan ................................................................................ 23
2.3.3 Pendidikan .............................................................................. 24
2.3.4 Sikap ....................................................................................... 26
2.4 Penelitian Terkait ............................................................................ 32
2.5 Kerangka Teori ................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 35
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 35
3.2.1 Lokasi penelitian .................................................................... 35
3.2.2 Waktu penelitian .................................................................... 35
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 35
3.3.1 Populasi .................................................................................. 35
3.3.2 Sampel .................................................................................... 36
3.4 Kerangka Konsep ............................................................................. 36
3.5 Definisi Operasional ......................................................................... 37
3.6 Hipotesis ........................................................................................... 38
3.7 Pengumpulan Data ........................................................................... 38
3.7.1 Data primer ............................................................................. 38
3.7.2 Data sekunder ......................................................................... 39
3.7.3 Instrumen pengumpulan data .................................................. 39
3.8 Pengolahan Data ............................................................................... 39
3.8.1 Editing data ............................................................................ 39
3.8.2 Coding data ............................................................................ 39
3.8.3 Entry data ............................................................................... 40
3.8.4 Cleaning data ......................................................................... 40
3.9 Analisis Data .................................................................................... 40
3.9.1 Analisa univariat .................................................................... 40
3.9.2 Analisa bivariat ...................................................................... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Puskesmas........................................................... 43
4.1.1 Sejarah singkat Puskesmas Belida Darat Kabupaten
Muara Enim ............................................................................ 43
4.1.2 Visi Misi .................................................................................. 44
4.1.3 Motto dan tata nilai ................................................................. 44
4.1.4 Keadaan fasilitas kesehatan ..................................................... 45
4.1.5 Jenis pelayanan Puskesmas Belida Darat Kabupaten
Muara Enim ............................................................................ 46
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................... 52
xi
xii
4.2.1 Distribusi Frekuensi Responden ............................................. 52
4.2.2 Hubungan pendidikan ibu terhadap perilaku ibu dalam
kunjungan posyandu balita di posyandu ................................. 53
4.2.3 Hubungan pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam
Kunjungan posyandu balita di posyandu ................................ 54
4.2.4 Hubungan pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu balita di posyandu .................................................. 56
4.2.5 Hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu balita di posyandu .................................................. 57
4.3 Pembahasan ....................................................................................... 58
4.3.1 Hubungan pendidikan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
posyandu balita di posyandu camar wilayah kerja Puskesmas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ................ 58
4.3.2 Hubungan pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam
kunjungan posyandu balita di posyandu camar wilayah
kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim
Tahun 2019 ............................................................................. 59
4.3.3 Hubungan pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu balita di posyandu camar wilayah kerja Puskesmas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ................ 61
4.3.4 Hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu Balita di posyandu camar wilayah kerja
Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim
Tahun 2019 ............................................................................. 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ............................................................................................ 65
5.2 Saran .................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terkait .............................................................................. 32
Tabel 3.2 Definisi Operasional ......................................................................... 37
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Variabel yang diteliti .................. 52
Tabel 4.2 Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 53
Tabel 4.3 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 55
Tabel 4.4 Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 56
Tabel 4.5 Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019 ........................... 58
xiii
xiv
DAFTAR BAGAN
Nomor Bagan Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori ................................................................................. 34
Bagan 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 36
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Hasil SPSS
Lampiran 3 : Surat Selesai Penelitian
Lampiran 4 : Dokumentasi
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut UU No.36 tahun 2009 Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan /atau masyarakat.
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi
akan dating yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka
kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih
dalam kandungan, setelah dilahirkan, dan sampai berusia 18 tahun. Indikator angka
kematian yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN),
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka
Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum mencapai
usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Angka ini
terkait langsung dengan target kelangsungan hidup dan merefleksikan kondisi sosial,
ekonomi, dan lingkungan anak-anak yang bertempat tinggal termasuk pemeliharaan
kesehatannya (Kemenkes RI,2017:127).
1
2
Beberapa negara maju misalnya Nigeria angka kematian bayi dan balita
mencapai 90 per 1000 kelahiran. Namun di Indonesia angka kematian bayi dan balita
adalah mencapai 15 per 1000 kelahiran hidup. Dengan demikian tingkat Human
Depelopment Index (HDI) di Indonesia menduduki urutan ke 113 dari 182 negara atas
tiga kategori yaitu pendidikan, kesehatan, dan ekonomi(Laporan peringkat HDI, 2016).
Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017 angka
kematian Neonatus (AKN) di Indonesia pada tahun 2017 mencapai 15 per 1000
kelahiran hidup. Angka kematian balita (AKABA) sebesar 32 per 1000 kelahiran
hidup. Dan angka kematian bayi mencapai 24 per 1000 kelahiran hidup. Data tersebut
menunjukan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, rendahnya
akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta perilaku ibu dan keluarga
serta masyarakat (SDKI, 2017).
Berdasarkan profil kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016, Angka
kematian bayi (AKB) pada tahun 2016 sebanyak 776 kasus, dimana jumlah kematian
bayi tertinggi terjadi di Kabupaten Musi Rawas yaitu (118) kasus, sedangkan jumlah
kematian bayi terendah terjadi di kabupaten PALI yaitu (3 orang). Sedangkan jumlah
kematian ibu terendah terjadi di Pagar Alam yaitu (1 orang). Angka kematian balita
(AKABA) pada tahun 2016 sebanyak 55 kasus, dimana jumlah kematian balita
tertinggi terjadi di kabupaten Musi Rawas yaitu (12 orang), sedangkan jumlah
3
kematian balita terendah terjadi di Pagar Alam dan Ogan Ilir ( Profil dinkes sumsel,
2016).
Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Muara Enim tahun 2016-2018, bahwa
Angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2016 sebanyak 39 kasus kematian bayi,
Sebanyak 80% dari kasus di atas, jumlah kematian bayi tahun 2016 terjadi pada usia
neonatal. Penyebab kematian bayi pada usia tersebut mayoritas karena asfiksia
sebanyak 11 kasus, BBLR 10 kasus, prematur 6 kasus serta12 kasus kelainan bawaan
dan lain-lainnya. Tahun 2017 sebanyak 65 kasus kematian bayi, sebanyak 78%
jumlah kematian bayi pada tahun 2017 terjadi pada usia neonatal Penyebab kematian
bayi pada usia tersebut mayoritas karena asfiksia 18 kasus, BBLR 16 kasus, Prematur
12 kasus, serta 19 kasus kelainan bawaan lain-lain, pada tahun 2018 sebanyak 7 kasus
kematian bayi. AKABA adalah jumlah kematian anak berusia < 5 tahun selama satu
tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk
kematian bayi). Pada tahun 2016 tercatat 47 kematian balita, pada tahun 2017 tercatat
14 kematian balita, pada tahun 2018 tercatat 9 kematian balita.
Menurut Riskesdas (2018) tidak berubahnya prevelensi status gizi, dikarenakan
belum meratanya pemantauan, pertumbuhan dan kecenderungan frekuensi
penimbangan balita ≥ 8 kali dalam 12 bulan sebesar 54,6 %, sedangkan frekuensi
penimbangan balita < 8 kali dalam 12 bulan sebesar 40%.
Salah satu upaya tidak langsung yang dilakukan untuk menurunkan angka
kematian balita melalui kunjungan posyandu. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
4
yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk memberdayakan dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan
bagi ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes RI, 2012).
Cakupan penimbangan(D/S) balita di posyandu merupakan indikator yang
berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pad balita, Semangkin tinggi cakupan D/S
maka akan semangkin tinggi pula cakupan vitami A, cakupan imunisasi dan semakin
renndahya prevalensi gizi kurang. Cakupan D/S tahun 2016 belum mencapai target
85%, yaitu baru mencapai 73,45% dengan rincian 77,65% pada balita usia 0-23 bulan
dan 69,62% pada balita usia 24-59 bulan (Dinkes Sumsel, 2016).
Indikator Keberhasilan Pencapaian D/S tingkat Kabupaten Muara Enim dengan
target 85%. Cakupan penimbangan balita di posyandu dalam Kabupaten Muara Enim
pada tahun 2016-2018 dari 22 puskesmas yang ada di kabupaten Muara Enim,
Cakupan tertinggi pada tahun 2016 terjadi di puskesmas Ujan Mas yaitu 90,18%,
pada tahun 2017 terjadi di puskesmas Ujan Mas yaitu 91,0%, pada tahun 2018 terjadi
di puskesmas Sumaja Makmur yaitu 100%. Sedangkan cakupan terendah pada tahun
2016 terjadi di puskesmas Sukarami yaitu 62,58%, pada tahun 2017 cakupan terendah
terjadi di puskesmas Sumber Mulia yaitu 45,2%, pada tahun 2018 cakupan terendah
terjadi di puskesmas Lembak yaitu 59,5%. Akan tetapi walaupun Puskesmas Belida
Darat tidak termasuk cakupan terendah,masih ada posyandu yang masih rendah
cakupan penimbangannya di puskesmas belida daratyaitu pada tahun 2016 (66,71%),
tahun 2017 (59,3%), dan pada tahun 2018 sesesar 59,5% (Dinkes Muara Enim, 2016,
2017, 2018).
5
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang peneliti lakukandi wilayah kerja
Puskesmas Belida Darat didapatkan 10 Posyandu yaitu posyandu nuri, posyandu
merpati, posyandu punai, posyandu murai, posyandu melati, posyandu kutilang,
posyandu gelatik, posyandu camar, posyandu pipit, dan posyandu cendrawasih. Dari
hasil survei di 10 posyandu tersebut bahwa cakupan tertinggi pada tahun 2016 terjadi
posyandu punai yaitu 69% sedangkan cakupan terendah yaitu posyandu camar yaitu
35%, pada tahun 2017 cakupan tertinggi terjadi di posyandu merpati yaitu 69%
sedangkan cakupan terendah yaitu posyandu camar yaitu 39%, pada tahun 2018
cakupan tertinggi terjadi di posyandu punai yaitu 69% sedangkan cakupan terendah
yaitu di posyandu camar sebesar 37%.
Kehadiran ibu di posyandu dengan membawa balitanya sangat mendukung
tercapainya tujuan posyandu yaitu meningkatkan kesehatan ibu dan balita, beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita menimbang anaknya ke
posyandu diantaranya pengetahuan ibu, pengetahuan yang dimiliki seseorang akan
membentuk suatu sikap dan menimbulkan suatu perilaku dalam kehidupan sehari-hari
seperti hadir di posyandu. Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya
menyerap dan memahami pengetahuan, pendidikan dalam keluarga sangat
diperlukan, hal ini terkait dengan informasi tentang kunjungan ibu balita ke posyandu
dan rendahnya tingkat pendidikan erat kaitannya dengan perilaku ibu dalam
memanfaatkan sarana kesehatan (Aswadi, 2018).
Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat diajukan
sebuah penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku ibu
6
dalam Kunjungan Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas
Belida Darat Tahun 2019”.
1.2 Rumusan Masalah
Rendahnya kunjungan Balita ke posyandu camar tiga tahun terakhir, sehingga
peneliti tertarik meneliti tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku
ibu dalam kunjungan posyandu Balita di Posyandu Camar Wilayah kerja Puskesmas
Belida Darat tahun 2019”
1.3 Pertanyaan Penelitian
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu balita di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darattahun
2019?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum
Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan perilakuibu dalam
kunjunganPosyandu balita di posyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas Belida
Darat.
7
1.4.2 Tujuan khusus
a. Diketahuinya hubunganfaktor pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam
kunjunganPosyandu balitadi posyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas Belida
Darat 2019.
b. Diketahuinyahubungan antara faktor tingkatpendidikan dengan perilaku ibu
dalam kunjungan kunjungan posyandu balita di posyandu Camar di Wilayah
Kerja Puskemas Belida Darat tahun 2019.
c. Diketahuinya hubunganantara faktor pekerjaandenganperilaku ibu dalam
kunjungan posyandu balita di posyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas
Belida Darat tahun 2019.
d. Diketahuinya hubungan antarafaktor sikap dengan perilaku ibu dalam kunjungan
balita diPosyandu Camar di Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat tahun 2019.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi peneliti
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di PSKM STIK Bina Husada di Palembang, menambah wawasan,
pengetahuan serta keterampilan dalam menganalisa masalah kesehatan khususnya
dalam bidang kesehatan masyarakat.
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada.
Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai sumber referensi perpustakaan
yang dapat menambah wawasan peneliti yang akan datangdan meningkatkan kualitas
8
pemahaman bagi mahasiswa STIK pada khususnya dan mahasiswa kesehatan pada
umumnya.
1.5.3 Bagi Posyandu Camar
Sebagai bahan masukan bagi posyandu-posyandu wilayah kerja Puskemas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim untuk meningkatkan Sumber daya manusia
yang sehat dan berkualitas.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini masuk dalam area peminatan AKK (Administrasi Kebijakan
Kesehatan) yang bertujuan untuk diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan
dengan Perilaku ibu dalam Kunjungan Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah
Kerja Puskesmas Belida Darat Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
Kuantitatif dengan desain studi cross-sectional, Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita
berumur 12-59 bulan pada saat dilakukan penelitian dengan jumlah sampel sebanyak
93 orang, Analisis data secara Univariat dan Bivariat dengan uji Chi-Square ( α =
0,05). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 – 18 Juni 2019.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
2.1.1 Pengertian
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas
kesehatan dalam rangka pencapaian NKKBS / Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera(Maternity, 2017).
Menurut Shakira (2009) dalam (Prasetyawati, 2012) Posyandu adalah suatu
forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang
mempunyai nilai strategis untuk mengembangkan sumber daya manusia sejak dini.
2.1.2 Tujuan Penyelenggaraan Posyandu
a. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Anak
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR (Infant
Mortality Rate)
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat
d. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sehingga
tercapai peningkatan cakupan pelayanan kesehatan
9
10
e. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk usaha kesehatan masyarakat (Prasetyawati,2012).
2.1.3 Fungsi Posyandu
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan
dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB (Materni, 2017).
2.1.4 Sasaran Posyandu
a. Bayi Usia < 1 tahun
b. Anak Balita 1-5 tahun
c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur ( WUS)
(Prasetyawati,2012)
2.1.5 Kegiatan Pokok Posyandu
Beberapa kegiatan posyandu yang ada pada pada masyarakat sebagai berikut:
a. Kegiatan Ibu dan Anak
1) Ibu hamil
Pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil mencangkup :
a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang dilakukan oleh kader
posyandu
11
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu diselenggarakan kelompok
ibu hamil pada setiap hari buka atau sesuai dengan kesepakatan.
2) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
a) Penyuluhan kesehatan KB, ASI, dan Gizi ibu nifas
b) Pemberian vitamin A dan tablet besi
c) Perawatan payudara
d) Senam nifas
e) Pemeriksaan kesehatan
3) Bayi dan Anak Balita
Adapun pelayanan yang dilakukan mencakup:
a) Penimbangan berat badan
b) Penentuan status petumbuhan
c) Penyuluhan
b. Keluarga Berencana
Pelayanan KB yang dapat dilaksanakan oleh kader dalam posyandu adalah
pemberian kondom dan pil ulangan, jika ada tenaga puskesmas dilakukan suntikan
Kb dan Konseling Kb, bila tersedia ruangan dan peralatan menunjang bisa dilakukan
pemasangan UID.
12
c. Imunisasi
Pelayanan imunisasi dalam posyandu hanya dilakukan bila ada petugas
puskesmas, jenis imunisasi disesuaikan dengan program, baik terhadap bayi, balita,
maupun ibu hamil.
d. Gizi
Pelayanan gizi dalam posyandu dilakukan oleh kader, sasarannya adalah bayi,
balita, ibu hamil dan wanita usia subur (WUS). Jenis pelayanan meliputi
penimbangan berat badan (BB), penyuluhan gizi, pemberian mkana tambahan (PMT),
vitamin A dan Fe, khusus ibu hamil dan nifas ditambah tablet besi dan kapsul yodium
untuk yang tinggal di daerah gondok endemic.
e. Pencegahan dan penanggulangan Diare
Pencegahan diare pada posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
PHBS, dengan pemberian LGG, yang dapat dibuat sendiri oleh masyarakat atau
pemberian oralit.(Prasetyawati, 2012)
2.1.6 Manfaat Posyandu
Manfaat Posyandu dalam (Maternity, 2017) yaitu :
a. Bagi Masyarakat
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
13
2) Memperoleh bantuam secara profesional dalam pemecahan masalah kesehatan,
terutama berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
3) Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan terpadu kesehatan dan sektor lain.
b. Bagi Kader
1) Mendapatkan informasi terdahulu tentang upaya-upaya kesehatan yang terkait
dengan penurunan AKI dan AKB.
2) Dapat diwujudkannya aktualisasi diri dalam membantu masyarakat menyelesaikan
masalah kesehatan terkait dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Bagi Puskesmas
1) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunanan
berawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama.
2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah kesehatan
sesuia dengan kondisi setempat.
3) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga, dan dana melalui pemberian pelayanan
secara terpadu.
d. Bagi sektor lain
1) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah sektor
terkait, utamanya yang terkait dengan upyaa AKI dan AKB sesuai dengan kondisi
setempat.
14
2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi masing-masing sektor.
Sistem yang digunakan pada pelaksanaan posyandu biasanya menggunakan sistem
lima meja yang meliputi :
a) Meja I, melayani :
1) Pendaftaran
2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui, pasangan usia subur
b) Meja II, melayani :
Penimbangan berat badan
c) Meja III, melayani :
Pengisian KMS (kartu menuju sehat) berdasarkan hasil penimbangan berat badan.
d) Meja IV, melayani :
1) Informasi berat badan naik atau tidak, ibu hamil dengan resiko tinggi, pasangan
usia subur yang belum menjadi aseptor KB.
2) Penyuluhan kesehatan
3) Pelayanan pemberian makanan tambahan, oralit, vitamin A, tablet zat besi,
kondom, pil KB untuk kunjungan ulang.
e) Meja V, melayani :
1) Pemberian imunisasi
2) Pemeriksaan kehamilan
15
3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan
4) Pelayanan KB IUD/suntik
Untuk meja I sampai meja IV dilaksanakan oleh kader kesehatan dan untuk meja V
dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
2.1.7 Penyelenggaraan Posyandu
Menurut Kemenkes RI, 2012 penyelengaraan posyandu terbagi atas :
a. Pengelola Posyandu
Dalam penyelenggaraannya, pengelola Posyandu dipilih dari dan oleh masyarakat
pada saat musyawarah pembentukan Posyandu. Pengurus Posyandu sekurang-
kurangnya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara.
Berikut ini beberapa kriteria pengelola Posyandu.
1) Sukarelawan dan tokoh masyarakat setempat.
2) Memiliki semangat pengabdian, berinisiatif tinggi, dan mampu memotivasi
masyarakat.
3) Bersedia bekerja secara sukarela bersama masyarakat.
b. Waktu dan Lokasi Posyandu
Penyelenggaraan Posyandu sekurang-kurangnya satu (1) kali dalam sebulan. Jika
diperlukan, hari buka Posyandu dapat lebih dari satu (1) kali dalam sebulan. Hari dan
waktunya sesuai dengan hasil kesepakatan masyarakat. Posyandu berlokasi di setiap
desa/kelurahan/RT/RW atau desa, salah satu kios di pasar, salah satu ruangan
16
perkantoran, atau tempat khusus yang dibangun oleh swadaya masyarakat. Tempat
penyelenggaraan kegiatan Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang mudah
dijangkau oleh masyarakat.
2.2 Konsep Perilaku
2.2.1 Pengertian Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
yang bersangkutan, Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktifitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang
sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya.
Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan
perilaku manusia. Pengertian perilaku secara umum adalah perbuatan atau tindakan
yang dilakukan makhluk hidup. (Priyoto, 2015)
Perilaku itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas.
Seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan resposns atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu perilaku ini
terjadi memalui proses adanya stimulus terhadap organsme dan kemudian organisme
tersebut merespons, maka teori skiner ini desebut teori “S-O-R” atau Stimulus
Organisme Respons. Skiner membedakan adanya dua respon yaitu :
17
a. Respondent response atau reflexive, yakni respons yang diitmbulkan olh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut
eliciting stimulations, karena menimbulkan rspons-respons yang relatif tetap.
b. Operant response atau instrumental response, yakni respons yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulations atau reinforcer.
Notoatmodjo (2014)
2.2.2 Bentuk Perilaku
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus maka perilaku dibedakan menjadi
dua: Notoatmodjo (2014)
a. Perilaku tertutup atau cover behavior
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert). Respos atau reaksi terhadap stimulus ini masih berbatas pada perhatian,
persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya :
seorang ibu hamil tahu pentingya pemeriksaan kehamilan. (pengetahan)
b. Perilaku terbuka atau overt behavior
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
(practice). Misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya.
18
2.2.3 Perilaku Kesehatan
Pada dasarnya perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme)
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan (Priyoto, 2015)
2.2.4 Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain daro orang yang bersangkutan.
Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
a. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan,
yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tinkat emosional,
jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Deteminan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial,
budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Fakor lingkungan ini sering
merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusi itu kedalam tiga
domain, sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu Kognitif (cognitive), afektif
(affective), dan psikomotor (psychomotor). Dalam perkemangannya, teori ini untuk
mengukur hasil pendidikan kesehatan yakni :
19
1) Pengetahuan ( Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukun
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melaui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau
ranah kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (overt behavior)
Dalam Domain Kognitif, tingkat pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu:
a). Tahu (know)
Tahu diartikan sebagi mengingat suatu materiyang telah dipelajari sebelumnya.
b). Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai mengingat suatu kemampuan untk menjelaskan
denganbenar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c). Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menjabarkan materi yang telah dipelajari
pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
d). Analisis (analysis)
20
Analisis dapat diartikan suatu kemampuan menjabarkan materi atau objek ke
dalam komponen, tetapi masih didalam suat struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e). Sintesis (synthesis)
Sintasis adalah suatu kemampuan untuk menyususn formulasi baru di formulasi-
formulasi yang sudah ada.
f). Evaluasi (evaluasi)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
objek atau materi tertentu.
Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku tidak di dasari oleh pengetahun.
Penelitian Rongers mengungkapkan bahwa sebelum seseorang mengadopsi peilaku
baru (berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yaitu :
(1) Kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih
dahulu terhadap stimulus (objek)
(2) Merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut.
(3) Menimbang-nimbang terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.
(4) Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus
21
(5) Adopsi, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Priyoto, 2015).
2) Sikap (atttude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
itu mempunyai tiga komponen pokok (Notoatmodjo, 2014).
a) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b) Kehidupan emosional atau elevasi terhadap suatu objek.
c) Kecenderungan untuk bertindak (tend to bhave)
New comb, salah seorang ahli psiklogis sosial menyatakan bahwa sikpa itu
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan perdisposisi tindakan suau perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka ata tingkah laku yang
terbuka.
3) Tindakan atau Praktik (Practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Antara lain adalah fasilitas.
Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu : (Notoatmodjo. 2014)
a) Respons Terpimpin (guided response)
22
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contohmerupakan indikator praktik tingkat pertama.
b) Mekanisme (mecanisme)
Apabila seseorang tlah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis,
atau sesuat itu sudah merupakan kebiasaan, maka it sudah mencapak praktik
tingkat kedua.
c) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik.
Artinya, tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran
tindakan tersebut.
2.3 Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita
2.3.1 Pengetahuan
2.3.1.1 Pengertian Pengetahuan
Dikutip dari Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu
(Budiman dan Riyanto, 2013).
2.3.1.2 Cara mengukur pengetahuan
23
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan ini materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmodjo, 2012).
Dalam membuat kategori tingkat pengetahuan bisa juga dikelompokkan
menjadi dua kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut
(Budiman dan Riyanto, 2013).
1) Tingkat pengetahuan kategori Baik jika nilainya > 50%.
2) Tingkat pengetahuan kategori Kurang Baik jika nilainya ≤ 50%.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ester (2017) dengan judul Hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan ke posyandu balita di kelurahan
mangga wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Medan. Hasil penelitian menunjukkan
ada hubungan pengetahua dan sikap dengan kunjungan ke posyandu balita di
Kelurahan Mangga wilayh kerja Puskesmas Simalingkar Medan dengan nilai p-value
= 0,000 (p<α=0,05) .
2.3.2 Pekerjaan
Status pekerjaa ibu sangat mempengaruhi waktu untuk mengasuh anak, karena
ibu yang bekerja otomatis akan kehilangan sebagian waktu untuk mengasuh anak dan
perhatian terhadap anak, tremasuk waktu untuk membawa anak balitanya untuk
menimbang rutin setiap bulannya.
Menurut Thomas yang dikutip Nursalam (2016) pekerjaan adalah keburukan
yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan
keluarg. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
24
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan
bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu
akan mempunyai pengaruh terhadap keluarga.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri oktaria (2015), dengan judul Faktor-
faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di Kelurahan
Kurao wilayah kerja Puskesmas Nanggalo kota Padang. Hasil penelitian terdapat
hubungan bermakna pengetahuan (p-value=0,011), Sikap (p-value=0,020), pekerjaan
(p-value=0,020), dukungan keluarga (p-value=0,001) dengan pemanfaatan posyandu
oleh ibu balita di Kelurahan Kurao wilayah kerja Puskesmas Naggalo kota Padang
tahun 2019.
2.3.3 Pendidikan
2.3.3.1 Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembeiajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia. serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat
(UU SISDIKNAS, 2013).
2.3.3.2 Jenis Pendidikan
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2013, Satuan pendidikan adalah
kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
25
a. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
b. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan
Menurut Undang-Undang No.20 (2003), tingkat dan sistem persekolahandi Indonesia
pendidikan dikelompokkan menjadi :
a. Tingkat sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah yang berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama
(SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
b. Tingkat sekolah menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar, yang
terdiri atas pendiidkan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan,
pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah
Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau berbentuk lain yang sederajat.
c. Tingkat perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencangkup pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,
dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sri Hertati (2015), dengan judul Hubungan
tingkat pendidikan, tingkat pengetahan, dan sikap ibu balita dengan kujungan
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Selawang. Hasil penelitian menunjukkan uji
26
statistik pada hubungan tingkat pendidikan ibu balita, tingkat pengetahuan ibu balita,
dan sikap ibu balita dengan kunjungan ke posyandu didapatkan nilai (p< 0,05).
Kesimpulan ada hubungan tingkat pendidikan(p-value=0,016), tingkat pengetahuan
(p-value=0,019), dan sikap (p-value=0,0001) ibu balita dengan kunjungan ke
posyandu)
2.3.4 Sikap
2.3.4.1 Pengertian sikap
Sikap adalah derajat efek positif atau efek negative yang dikaitkan dengan suatu
obyek psikologis. Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur
melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap
respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.
La Pierre yang dikuti dalam Azwar (2013),mengemukakan pendapat bahwa sikap
adalah suatu pola atau perilaku tendensi ataupun kesiapan untuk seseorang agar bisa
menyesuaikan diri atau mungkin disebut sebagai adaptasi. Dimana adaptasi itu bisa
dilakukan dengan cara rumit ataupun sederhana. Sikap juga bentuk respon dari
stimulan sosial yang sudah terkondisikan.
Dari sini sikap dapat digambarkan sebagai kecenderungan subyek merespon suka
atau tidak suka terhadap suatu obyek. Sikap pada hakekatnya adalah tingkah laku
yang tersembunyi yang terjadi secara disadari atau tidak disadari (Priyoto, 2015)
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
suatu stimulus atau obyek. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu
27
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku
(Umar, 2016)
2.3.4.2 Komponen Sikap
Menurut Priyoto (2015) Struktur sikap terdiri dari 3 komponen pokok yang
saling menunjang, yaitu:
a. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang berkaitan
dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.
b. Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang berhubungan
dengan rasa senang atau tidak senang terhadap obyek sikap. Rasa senang
merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang adalah hal negative.
c. Komponen konatif (komponen perilaku, atau action component), yaitu
komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak atau berperilaku
terhadap obyek sikap.
Menurut (Umar, 2016)menjelaskan sikap itu mempunyai 3 komponen pokok
yaitu
a. Komponen kepercayaan (keyakinan) yaitu komponen yang berkaitan dengan ide,
pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
bagaimana orang mempersepsi terhadap suatu objek.
b. Komponen kehidupan emosional atau evaluasi merupakan komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa
28
senang merupakan hal positif dan rasa tidak senang merupakan hal negatif.
Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negative
c. Komponen kecenderuangan untuk bertindak (tend yo behave) merupakan aspek
kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh
seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi
terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
2.3.4.3 Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (2014) sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu:
a. Menerima (Receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek)
b. Merespon (Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
c. Menghargai (Valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga (kecenderungan untuk bertindak).
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
29
2.3.4.4 Ciri-ciri sikap
Menurut Priyoto (2015) ada beberapa ciri sikap yaitu sebagai berikut :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir
b. Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap
c. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja maupun tertuju pada sekumpulan obyek-
obyek
d. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar
e. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi
2.3.4.5 Faktor yang menyebabkan perubahan sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, antara lain:
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam pribadu manusia itu sendiri.
Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima dan
mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini
berupa interaksi social diluar kelompok.
2.3.4.6 Fungsi sikap
Sikap memiliki fungsi sebagai berikut yaitu :
a. Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri
b. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur tingkah laku
c. Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman
30
d. Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian (Priyoto, 2015).
2.3.4.7 Pengukuran Sikap
Skala Like merupakan skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu gejala atau fenomena tertentu.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai urutan nilai-nilai atau pointpada skala likert
didalam penelitian ini:
a. Sangat Setuju (SS) : 5
b. Setuju (S) : 4
c. Netral (N) : 3
d. Tidak Setuju (TS) : 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) : 1
(sumber: Fatir M.N. 2013. Cara menghitung Skala Likert)
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2017), dengan judul Faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku ibu balita menimbang anaknya ke posyandu di
wilayah kerja Puskesmas Way Panji Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung
Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan (p-
value=0,027) ada hubungan sikap (p-value=0,027), tidak ada hubungan jarak
posyandu (p-value=0,027), ada hubungan tenaga kesehatam (p-value=0,009), ada
hubugan dukungan keluarga (p-value=0,067), tidak ada hubungan dukungan teman
(p-value=0,067), ada hubungan dukungan tokoh masyarakat (p-value=0,013), dan ada
hubungan dukungan kader (p-value=0,010), dengan perilaku ibu menimbang anaknya
31
ke posyandu. Ada hubungan pengetahuan, sikap, dan dukungan keluarga, tokoh
masyarakat serta dukungan kader denga perilaku ibu menimbang anaknya ke
posyandu.
32
2.4 Penelitian Terkait
Tabel 2.1
Penelitian-Penelitian Yang Relevan Dengan Penelitian Ini
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Hasil penelitian PenelitianIni
1 Retno Sugiyarti,
(2018)
Kepatuhan Kunjungan
Posyandu dan status Gizi
Balita di Posyandu
Karangbendo Banguntapan,
Bantul, Yogyakarta
Adanya hubungan antara tingkat
kepatuhan kunjungan posyandu
dengan status gizi balita di
Posyandu karangbendo
Banguntapan Bantul,
Yogyakarta
Persamaan : Variabel
Dependen Tingkat
Kepatuhan Kunjungan
Posyandu
Perbedaan : Variabel
Independen Status Gizi
Balita
2 Lely Toad,
(2013)
Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kunjungan balita di
posyandu .
Ada hubungan yang bermakna
antara Pengetahuan dan
kunjungan balita di posyandu
Kelurahan karondoran
kecamatan Ranowulu Kota
Betung
Persamaan : Variabel
Dependen Kepatuhan
Kunjungan Posyandu
3 Rina Dwi
Aryani (2012)
Faktor yang berhubungan
dengan frekuensi
penimbangan balita di
posyandu
Ada hubungan pengetahuan ibu
dengan frekuensi penimbangan
balita di posyandu.
Perbedaan : Variabel
Dependen Frekuensi
Penimbangan balita di
Posyandu
4 Ester mei frida
(2012)
Hubungan pengetahuan dan
sikap ibu dengan kunjungan
ke posyandu balita di
kelurahan mangga wilayah
kerja puskesmas
Simakingkar Medan
Ada hubungan pengetahuan dan
sikap dengan kunjungan ke
posyandu balita di kelurahan
Mangga wilayah kerja
puskesmas simalingkar Medan
dengan nilai p-value=0,000
(p<α=0,05)
Persamaan : Variabel
Dependen Kepatuhan
Kunjungan Posyandu
5 Reihana (2016) Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
tingkat partisipasi ibu balita
untuk menimbang balita ke
posyandu wilayah kerja
Puskesmas Panjang Bandar
lampung tahun 2016
Diperoleh faktor-faktor yang
paling dominan pengaruhnya
terhadap partisifasi ibu
menimbang balita ke posyandu
adalah interaksi antara
pengetahuan ibu dengan
pendidikan ibu.
Perbedaan : Variabel
Dependen Partisipasi Ibu
Balita menimbang ke
Posyandu
33
2.5 Kerangka Teori
2.5.1 Model Lawrence W. Green
Menurut Teori Lawrence Green (1980) dalam Priyoto (2015), Green membagi
faktor perilaku menjadi 3 faktor, yaitu :
2.5.1.1 Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Yaitu faktor yang memotivasi suatu perilaku atau mempermudah terjadinya
perilaku seseorang. Perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu dapat dihubungkan
dengan faktor predisposisi seperti umur, pendidikan, pendapatan keluarga,
pengetahuan, sikap dan riwayat penyakit keluarga.
2.5.1.2 Faktor yang mendukung atau faktor pemungkin (Enabling Factors)
Yaitu faktor lanjutan dari faktor predisposisi, dimana motivasi untuk
terjadinya perubahan perilaku tersebut dapat terwujud. Biaya, informasi kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan media informasi menjadi faktor pemungkin bagi setiap
individu untuk berperilaku. Hal ini disebabkan karena seseorang akan mendapat dan
mencari informasi kesehatan maupun mendapat atau mencari informasi mengenai
pencegahan dan pengobatan apabila adanya akses ke informasi dan pelayanan
kesehatan tersebut. Selain informasi kesehatan dan media informasi, faktor
lingkungan juga memiliki andil untuk mempengaruhi perilaku karena faktor
lingkungan dapat memfasilitasi perilaku atau tindakan tersebut seperti biaya akses
informasi dan biaya ke fasilitas kesehatan sehingga individu dapat mencari informasi
mengenai perkembangan tren kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan yang
dibutuhkan.
34
2.5.1.3 Faktor yang mendorong atau faktor penguat (Reinforcing Factors)
Merupakan faktor yang diperoleh dari orang terdekat dari adanaya dukungan
social yang diberikan ke individu tersebut seperti keluarga, teman, guru maupun
petugas kesehatan yang dapat diberikan dari orang-orang terdekat diharapkan
dapat mendorong terjadinya perubahan perilaku.
Green (1980) dalam Priyoto (2015) menggambarkan secara ringkas seperti
terlihat pada bagan 2.1 berikut ini:
Bagan 2.1
Faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Lawrence W. Green (1980)
Sumber: Priyoto (2015)
Faktor Predisposisi
- Demografi
- Pengetahuan
- Sikap
- Pekerjaan
- Nilai-nilai persepsi, dll
Faktor Pendukung
- Lingkungan Fisik
- Ketersediaan Fasilitas
- Ketersediaan sarana
Faktor Pendorong
- Sikap Petugas Kesehatan
- Perilaku Petugas Kesehatan
Perilaku
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian
survey analitik dan rancangan cross sectional (Studipotonglintang), dimana untuk
mengetahui hubungan variabel independen dan dependen yang pengukurannya
dilaksanakan pada waktu yang sama (serentak) (Notoatmodjo,2018).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posyandu Camar di Wilayah kerja Puskesmas
Belida Darat
3.2.2 Waktu penelitian
Penelitian inidilaksanakanpadatanggal 10-18 Juni 2019.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita di Posyandu camar berjumlah 93
orang.
35
36
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ini
(Notoatmodjo, 2018). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.
Berdasarkan kriteria Inklusi sebagai berikut :
a. Ibu bersedia untuk menjadi responden
b. Bertempat tinggal tetap di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat
c. Ibu mempunyai Balita usia 12-59 bulan
3.4 Kerangka Konsep
Notoatmodjo (2018) Konsep merupakan abstraksi yang terbentuk oleh
generalisasi dari hal-hal yang khusus.
Independen Dependen
Pengetahuan
Perilaku kunjungan ke
posyandu pada ibu balita
Pendidikan
Pekerjaan
Sikap
37
3.5 Definisi Operasinal
No Variable Definisi Operasional Cara ukur Alat
Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
1 Perilaku
Kunjungan
balita ke
posyandu
Peran serta ibu dalam
membawa anak
balitanya secara teratur
setiap bulan ke
posyandu untuk
mendapatkan
pelayanan kesehatan
selama 1 tahun
Wawancara
& Observasi
KMS
Kuisioner
0 = Kurang baik, jika
berkunjung < 8
kali
1 = Baik, jika
berkunjung ≥ 8
kali
(Kemenkes RI,
2017)
Ordinal
2 Pengetahuan
ibu tentang
posyandu
Tingkat pemahaman
yang dimiliki seorang
ibu tentang posyandu
Wawancara Kuisioner
0 = Kurang, jika skor
≤ 50%
1 = Baik, jika skor
>50%
(Budiman & Riyanto,
2013)
Ordinal
3 Pendidikan
Tingkat pendidikan
terakhir responden
bedasarkan ijaza
terakhir
Wawancara
Kuisioner 0 = Rendah, jika
<SMA
1 = Tinggi, jika ≥
SMA
(UU no 20 tahun
2003)
Ordinal
4 Pekerjaan Mata pencaharian ibu
yang bertujuan
mendapat penghasilan
dalam rangka
memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari
Wawancara Kuisioner
0 =Tidak bekerja
(Ibu rumah
tangga)
1 = Bekerja
(PNS,Wiraswast
a,Petani)
(BPS, 2018)
Nominal
5 Sikap Respon ibu terhadap
pernyataan yang
diberikan tentang
kegiatan posyandu
Wawancara
Kuisioner
0 = Kurang baik bila
skor<mean
(31,41)
1 = Baik, bila Skor≥
mean(31,41)
Ordinal
38
3.6 Hipotesis
Arikunto (2013) Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pada
penelitian ini hipotesis Ha sebagai berikut:
e. Ada hubunganantara pengetahuan ibu denganperilaku ibu
dalamkunjunganposyandubalita diPosyandu camar Wilayah Kerja Puskemas
Belida Darat Kabupaten Muara Enim tahun 2019.
f. Ada hubunganantarapendidikandengan perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandubalita di posyandu camar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim tahun 2019.
g. Ada hubunganantara pekerjaandenganperilaku ibu dalamkunjungan posyandu
balita diPosyanducamar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat Kabupaten
Muara Enim tahun 2019.
h. Ada hubunganantara Sikap dengan perilaku kunjungan ibu dalam kunjungan
posyandu balita di Posyandu camar Wilayah Kerja Puskemas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim tahun 2019.
3.7 Pengumpulan Data
3.7.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti.
Pengambilan data primer dilaksanakan dengan bantuan enumerator sebanyak
1 orang yang telah mendapat penjelasan tentang cara pengisian kuesioner oleh
39
peneliti. Pengambilan data ini ditujukan kepadaibu yang mempunyai Balita di
Posyandu camar Tahun 2019.
3.7.2 Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data laporan dan gambaran umum tempat
penelitian serta gambaran umum posyandu Camar tahun 2019.
3.7.3 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam melakukan wawancara pada responden, peneliti melakukan wawancara
dengan menggunakan instrument berupa kuesioner. Kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner penelitian Meiyenta (2014).
3.8 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2018) Pengolahan data dilakukan secara komputerisasi
dengan melalui proses tahapan sebagai berikut :
3.8.1 Editing data
Editing wawancara, angket atau pengamatan lapangan harus dilakukan
penyuntingan (Editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah kegiatan yang
dilakukan untuk pemecahan dan perbaikan isi kuesioner tersebut.
3.8.2 Coding data
Setelah semua kuesioner di edit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
40
data angka atau bilangan. Coding atau pemberian kode ini sangat berguna dalam
memasukkan data (data entry).
3.8.3 Entry data
Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk
kode (angka) yang dimasukkan kedalam program atau software computer.
3.8.4 Cleaning data
Apabila semua data dari sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu
di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembentukan atau koreksi.
3.9 Analisa Data
Untuk menunjang kearah pembuktian hipotesis yang diajukan, maka teknik
analisis statistik yang digunakan adalah :
3.9.1 Analisa univariat
Analisis Univariat bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variable penelitian. Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis
datanya. Untuk data numeric digunakan nilai mean atau rata-rata, median, dan standar
deviasi. Pada umumnya pada analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi
persentase dari setiap variable (Notoatmodjo, 2018).
Sedangkan di dalam penelitian ini analisis ini digunakan untuk melihat
distribusi frekuensi dari variable bebas yaitu : Pengetahuan, tingkat pendidikan,
41
pekerjaan, dan Sikap ibu, serta variable terkaitnya yaitu Perilaku ibu dalam
kunjungan posyandu balita.
3.9.2 Analisa bivariat
Analisis biavariat adalah dilakukan terhadap dua variable untuk mengetahui
apakah terdapat hubungan antara variable dependen (perilaku ibu dalam kunjungan
posyandu balita) dengan variable independen (pendidikan, sikap, pengetahuan,
pekerjaan) (Notoatmodjo, 2018). Dalam analisis ini penelitian menggunakan Chi-
Square yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan variable independen
dan variable dependen.
Batas keyakinan yang digunakan adalah 0,05 pengambilan keputusan statistic
dilakukan dengan membandingkan nilai p (p value) dengan nilai (0,05) dengan
ketentuan:
a. Bila p value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan bermakna antara
variable dependen dan variable independen
b. Bila p value > 0,05 maka Ha diterima maka tidak ada hubungan antara variable
dependen dan variable independen.
c. Analisis keeratan hubungan antara dua variable tersebut, dengan melihat Odd
Ratia (RO) besar kecilnya nilai OR menunjukan besarnya keeratan hubungan
antara dua variabel yang diuji.
Dalam penelitian ini derajad kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan α
sebesar 5%. Sehingga bisa diasumsikan jika Pvalue ≤ 0,05 disimpulkan bahwa terdapat
42
hubungan yang bermakna (signifikan) atau menunjukan data hubungan antara
variabel yang diteliti sedangkan, jika Pvalue ≥ 0,05 berarti hasil perhitungan statistic
tidak bermakna atau tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang
diteliti.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Puskesmas Belida DaratKabupaten Muara Enim
Puskesmas Belida Darat berdiri pada tahun 2017 dan mulai beroperasi pada
Bulan januari Tahun 2018, yang di Pimpin oleh Junius, SKM , Puskesmas Belida
Darat adalah pecahan dari Puskesmas Lembak, Puskesmas Belida Darat Terletak di
Desa Tanjung Bunut Kec. Belida Darat Kab. Muara Enim.
Kecamatan Belida Darat merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
Kabupaten Muara Enim, dengan luas wilayah 13,961 Ha. Batas wilayah Kecamatan
Belida Darat sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lembak
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Ogan Ilir
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelekar
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Prabumulih
Kecamatan Belida Darat adalah kecamatan baru yang berdiri pada tahun 2013,
merupakan kecamatan yang baru berkembang dan merupakan kecamatan pecahan/
pemisahan dari kecamatan lembak yang ibukota kecamatan terletak di desa Tanjung
Bunut Kabupaten Muara Enim.
Pada tahun 2018, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat
adalah 13.720 jiwa, yang tersebar di sepuluhdesa. Lebih dari separuh (6815 jiwa)
43
44
penduduk berjenis kelamin Laki-Laki. Distribusi penduduk menurut kelompok umur
yang terbanyak adalah penduduk berumur 20-24 tahun, yaitu berjumlah 1114 jiwa.
Penduduk kelompok umur terbanyak kedua adalah penduduk kelompok umur 25-29
tahun berjumlah 1080 jiwa, dan umur 10-14 tahun yang berjumlah 1438 jiwa. Hal ini
merupakan potensi di wilayah kerja Puskesmas Belida Darat yang harus
diperdayakan demi mendukung berbagai upaya kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas Belida Darat.
4.1.2 Visi Misi
VISI :
”Tercapainya pelayanan kesehatan yang prima dengan mendorong
masyarakat untuk hidup sehat”.
MISI :
1. Meningkatkan Pelayanan kesehatan UKP dan UKM di dalam Gedung
dan di Luar Gedung
2. Meningkatkan Kemitraan bersama
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu
4. Mengikuti standar yang telah ditetapkan dalam pelayanan kesehatan.
4.1.3 Motto dan Tata Nilai
Motto : ”Tekadku, Masyarakat Sehat”
Tata Nilai :
Bekerja dengan semangat
Etika dijaga, senyum dan salam dalam melayani
Langkah-langkah pelayanan sesuai SOP
Ikhlas, Jujur dan bertanggung jawab
45
Disiplin kerja selalu diutamakan
Amanah melaksanakan tugas yang diberikan
Diutamakan kebersamaan bagi seluruh staf
Anda sehat adalah tujuan kami
Rajin dalam menambah wawasan
Aman dan ketentraman selalu diprioritaskan
Terampil dan Kreatif
4.1.4 Keadaan Fasilitas Kesehatan
Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka
sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Belida Darat terdiri atas :
a. Puskesmas
1) Ruang Pimpinan
2) Ruang Tata Usaha
3) Ruang Laboratorium
4) Ruang Gilingan Mas
5) Ruang KIA/KB
6) Ruang BP
7) Ruang Apotik
8) Unit Pendaftaran / Kasir
9) Aula
10) Gudang
46
b. Puskesmas Pembantu (Pustu)
1) Pustu Gaung Asam
2) Pustu Sialingan
4.1.5 Jenis Pelayanan Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim
4.1.5.1 Upaya wajib
Upaya kesehatan wajib adalah upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global yang mempunyai daya ungkit
tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Ada enam (6) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas, yaitu :
a. Upaya Promosi Kesehatan.
Promosi Kesehatan Puskesmas adalah Upaya Puskesmas melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri agar
Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Adapun kegiatan yang telah dilakukan adalah :
1) Penyuluhan kesehatan individu, kelompok khusus dan masyarakat yang
mencakup :
a) Penyuluhan PHBS,
b) Penyuluhan KIA-KB,
c) Penyuluhan Penyakit Menular dan Imunisasi,
d) Penyuluhan Gizi,
e) Penyuluhan Napza dan Kespro
47
f) Penyuluhan Manajemen Posyandu.
2) Memasang poster-poster di Puskesmas, Pustu, Polindes danPosyandu;
3) Melakukan Aksi Cekal Demam Berdarah pada saat wabahdengan
Menyebarkan leafet tentang penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD);
4) Membuat jadwal penyuluhan selama setahun, pencatatan danpelaporan
setiap bulan.
b. Upaya Kesehatan Lingkungan.
Tujuannya untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin
kesehatan melalui kegiatan pencegahan penyakit dan pengawasan lingkungan.
Kegiatan yang dilakukan yaitu:
1) Pemeriksaan Tempat-tempat Umum (TTU);
2) Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM);
3) Pemeriksaan kantin Sekolah;
4) Penyediaan sarana air bersih dan jamban sehat;
5) Penyehatan lingkungan pemukiman;
6) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan;
7) Pencatatan dan pelaporan.
c. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana.
1) Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Upaya Pelayan KIA adalah upaya pelayanan kesehatan berupa pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan bagi: Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, anak bayi dan balita
melalui pendekatan MTBS.
48
Tujuannya menurunkan angka kesakitan dan kematian bagi ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas, ibu menyusui, serta bayi dan balita.
Sasaran kegiatan KIA : bayi, anak balita, anak prasekolah, ibu hamil, ibu
melahirkan, ibu nifas/menyusui, serta pasangan usia subur dan ibu berisiko tinggi.
Upaya pelayanan yang dilakukan:
a) Pemeriksaan ibu hamil;
b) Pencatatan dan pelaporan;
c) Pemeriksaan bayi dan balita;
d) Penyuluhan kesehatan;
e) Pengobatan sederhana;
f) Melakukan imunisasi;
g) Melakukan kunjungan rumah;
h) Deteksi tumbuh kembang bayi dan balita;
i) Deteksi bumil resiko tinggi;
j) Pelayanan KB;
k) Posyandu.
2) Upaya Pelayanan KB.
Pengertian KB adalah perencanaan kehamilan sehingga kehamilan hanya terjadi
pada waktu yang di inginkan ,jarak antara kehamilan diperpanjang dan kelahiran
selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai jumlah yang
dikehendaki, untuk membina kesejahteraan seluruh keluarga dengan sebaik-baiknya
menuju norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
49
Tujuan:
a) Meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi yang efektif;
b) Menurunkan angka kelahiran bayi;
c) Menurunkan angka kematian ibu hamil;
d) Meningkatkan kesehatan masyarakat / keluarga dengan cara penjarangan
kehamilan.
Sasaran:
a) Pasangan usia subur (PUS);
b) Ibu yang mempunyai resiko tinggi.
Kegiatan KB:
a) Penyuluhan mengenai KB;
b) Pelayanan kontrasepsi;
c) Konsultasi keluarga berencana;
d) Pencatatan dan pelaporan.
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi serta
konsumsi pangan, sehingga berdampak pada perbaikan keadaaan atau status gizi,
terutama status gizi kurang dan status gizi buruk, serta mempertahankan keadaan
status gizi baik.
Pelayanan gizi yang dilakukan meliputi :
1) Pembinaan Upaya Perbaikan Gizi Keluarga
50
Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan sesuai jadwal Posyandu yang tersebar
diwilayah kerja Puskesmas
2) Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi
Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas, Posyandu dan Taman Kanak-kanak (TK),
yang pelaksanaannya pada bulan Februari dan Agustus.
3) Pelayanan dan Konseling Gizi
Kegiatan ini dilaksanakan di Puskesmas yang buka setiap hari kerja sesuai
dengan jam pelayanan, baik pasien yang datang langsung ke Puskesmas maupun
pasien rujukan dari poli-poli yang ada di Puskesmas.
e. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit menular dan tidak
menular yang ditemukan di wilayah Puskesmas. Meskipun sudah terjadi transisi
epidemiologi penyakit menular, namun hingga saat ini masih banyak ditemukan
kasus-kasus penyakit menular (Comunicable Diseases) bahkan sampai menimbulkan
Out Break (kejadian luar biasa/KLB) dengan menelan korban kematian.
Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit, Puskesmas
telah melakukan kegiatan-kegiatan promotif dan preventif antara lain : Surveilans
epidemiologi, sistem kewaspadaan dini KLB, pelacakan kasus dan penyelidikan
epidemiologi, penyuluhan tentang penyakit menular.
f. Upaya Pengobatan Dasar
Upaya pengobatan dasar, terdiri dari :
51
1) Upaya Pengobatan
Kegiatan yang dilakukan meliputi :
a) Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat
jalan
b) Mengirim (merujuk) penderita ke Rumah Sakit sesuai dengan jenis penyakit
yang tidak mampu dilayani Puskesmas
c) Menyelenggarakan Puskesmas Keliling/Posyandu untuk menjangkau wilayah
kerja Puskesmas atau wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana
transportasinya
2) Upaya Kegawatdaruratan
Upaya untuk mengatasi keadaaan gawat darurat agar pasien tidak meninggal,
memburuk keadaannya atau mencegah / mengurangi kecacatan
3) Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut
Upaya pengobatan gigi dan mulut di Puskesmas adalah upaya pengobatan gigi
dasar yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas dengan prioritas kelompok masyarakat yang rawan terhadap penyakit gigi
dan mulut.
Kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan didalam dilaksanakanyaitu:
a) Pencabutan gigi sulung;
b) Pencabutan gigi tetap;
c) Pengobatan;
d) Pencatatan dan Pelaporan
52
e) Sterilisasi alat
f) Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut
g) Rujukan ke Rumah Sakit pada kasus yang berat
4) Upaya Pelayanan Laboratorium
Pelayanan laboratorium adalah pelayanan dasar esensial dibidang
laboratorium kesehatan yang diperlukan ditingkat Puskesmas.
Pemeriksaan laboratorium diselenggarakan secara efisien dan efektif untuk
mendukung upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,diagnosa dini
maupun terapi.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Distribusi Frekuensi Resonden
Hasil distribusi frekesnsi responden pada penelitian ini dapat kita lihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Yang Diteliti
No. Variabel Kategori Frekuensi Persentase
(%)
1 Perilaku Kurang Baik 57 61,3
Baik 36 38,7
2 Pendidikan Rendah 55 59,1
Tinggi 38 40,9
3 Pengetahuan Kurang 53 57
Baik 40 43
4 Pekerjaan Tidak bekerja 39 41,9
Bekerja 54 58,1
5 Sikap Kurang Baik 51 54,8
Baik 42 45,2
Sumber : Penelitian Siska, 2019
53
Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 93 orang responden, sebanyak 57
orang (61,3%) berperilaku kurang baik, lebih banyak dibandingkan responden
berperilaku baik sebanyak 36 (38,7%). 55 orang (51,9%) berlatar pendidikan rendah,
lebih banyak dibandingkan responden berlatar pendidikan tinggi sebanyak 38
(40,9%). Sebanyak 53 orang (57%) berpengetahuan kurang, lebih banyak
dibandingkan responden berpengetahuan tinggi sebanyak 40 (43%). 39 orang (42,9%)
tidak bekerja, lebih sedikit dibandingkan responden berkerja sebanyak 54 orang
(58,1%). 51 orang (64,8%) memiliki sikap kurang baik, lebih banyak dibandingkan
responden yang memiliki sikap baik sebanyak 42 (45,2%).
4.2.2 Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu
Untuk mengetahui hubungan pendidikan terhadap perilaku ibu dalam
kunjungan posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu
Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
No Pendidikan
Perilaku Jumlah P
value
OR
CI 95% Kurang Baik
N % N % N %
1. Rendah 41 74,5 14 25,5 55 100
0,002 4,027 2. Tinggi 16 42,1 22 57,9 38 100
JUMLAH 57 36 93
Sumber : Penelitian Siska, 2019
Dari tabel 4.2 di atas didapatkan dari 55 responden yang memiliki pendidikan
rendah 41 orang (74,5%) memiliki perilaku yang kurang,dan 14 orang (25,5%)
54
diantaranya memiliki perilaku yang baik. Sementara dari 38 responden yang
berpendidikan tinggi, 16 orang (42,1,%) diantaranya berperilaku kurang dan 22 orang
(57,9%) berperilaku baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,002< 0,05, artinya ada
hubungan yang antara pendidikan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu
Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku ibu
dalam kunjungan Posyandu Camardi Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim terbukti secara statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR : 4,027, artinya responden yang mempunyai
pendidikanrendahberesiko4,027kali untuk memilikiperilaku yang kurangbaik dalam
kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim
dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tinggi.
4.2.3 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam
kunjungan posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :
55
Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu
Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
No Pengetahuan
Perilaku Jumlah P
value
OR
CI 95% Kurang Baik
N % N % N %
1. Kurang 43 81,1 10 18,9 53 100
0,000 7,986 2. Baik 14 35 26 65 40 100
JUMLAH 57 36 93
Sumber : Penelitian Siska, 2019
Dari tabel 4.3 di atas didapatkan dari 53 responden yang memiliki
pengetahuan kurang,43 orang (81,1%) memiliki perilaku yang kurang, dan 10 orang
(18,9%) memiliki perilaku baik.Sementara dari 40 responden yang pengetahuan baik,
14 orang (35%) diantaranya berperilaku kurang, dan 26 orang (65%) berperilaku
baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05, artinya ada
hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu
Camar di Puskesmas Belida DaratKabupaten Muara Enim. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim terbukti secara statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,986, artinya responden yang mempunyai
pengetahuan kurang akan beresiko7,98 kali untuk memiliki perilaku yang kurangbaik
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.
56
4.2.4 Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu
Untuk mengetahui hubungan pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4
Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu
Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
No Pekerjaan
Perilaku Jumlah P
value
OR
CI 95% Kurang Baik
N % N % N %
1. Tidak
Bekerja
32 82,1 7 17,9 39 100
0,001 5,303 2. Bekerja 25 46,3 29 53,7 54 100
JUMLAH 57 36 93
Sumber : Penelitian Siska, 2019
Dari tabel 4.4 di atas didapatkan dari 39 responden yang tidak bekerja, 32
orang (82,1%) memiliki perilaku yang kurang,dan 7 (17,9%) responden berperilaku
baik, sementara dari 54responden yang bekerja, 25orang (46,3%)diantaranya
berperilaku kurang, dan 29 orang (53,7,%) berperilaku baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,001< 0,05, artinya ada
hubungan antara pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu Camar
di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim terbukti secara
statistik.
57
Dari analisis diperoleh nilai OR : 5,303, artinya responden yangtidak memiliki
pekerjaanberesiko5,303 kali untuk memiliki perilaku kurang baik dalam kunjungan
Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim yang baik
dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan.
4.2.5 Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu
Balita Di Posyandu
Untuk mengetahui hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
posyandu balita, dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu Balita Di
Posyandu Camar Wilayah kerja Puskesmas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
No Sikap
Perilaku Jumlah P
value
OR
CI 95% Kurang Baik
N % N % N %
1. Kurang 41 82 9 18 50 100
0,000 7,688 2. Baik 16 37,2 27 62,8 43 100
JUMLAH 57 36 93
Sumber : Penelitian Siska, 2019
Dari tabel 4.5 di atas didapatkan dari 50 responden yang memiliki sikap
kurang baik, 41 orang (82%) memiliki perilaku yang kurang, dan 9 orang (18%)
memiliki perilaku yang baik, sementara dari 43 responden yang memiliki sikap baik,
16 orang (37,2%) diantaranya berperilaku kurang, dan 27 orang (62,8%) berperilaku
baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000< 0,05, artinya ada
hubungan yang bermakna antara sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
58
Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan
demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim terbukti secara statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,688, artinya responden yang mempunyai
sikap yang kurang akan beresiko7,68 kali untuk memiliki perilaku yang kurangbaik
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yangbaik.
4.3 Pembahasan
Dari hasil analisa yang telah dilakukan secara univariat maupun bivariat pada
variabel independen (pendidikan,pengetahuan, pekerjaan dan sikap) dan variabel
dependen (perilaku) di jelaskan sebagai berikut :
4.3.1 Hubungan Pendidikan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida
Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
Dari dari 55 responden yang memiliki pendidikan rendah, 41 orang (74,5%)
memiliki perilaku yang kurang dan 14 orang (25,5%) diantaranya memiliki perilaku
yang baik. Sementara dari 38 responden yang berpendidikan tinggi, 16 orang
(42,1,%) diantaranya berperilaku kurang dan 22 orang (57,9%) berperilaku baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,002 < 0,05, artinya ada
hubungan yang bermakna antara pendidikan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan
59
demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan yang pendidikan dengan perilaku
ibu dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim terbukti secara statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR: 4,027, artinya responden yang mempunyai
pendidikan rendah bereesiko 4,027 kali untuk memiliki perilaku yang kurang baik
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki pendidikan tinggi.
Notoadmojo (2014), menyatakan faktor yang memotivasi suatu perilaku atau
mempermudah terjadinya perilaku seseorang salah satunya adalah pendidikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Hertati
(2015), dengan judul Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengetahan, dan sikap ibu
balita dengan kujungan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Selawang. Hasil
penelitian didapatkan nilai (p-value = 0,016 ≤ 0,05). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu balita dengan kunjungan ke posyandu.
Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa ibu yang memiliki berpendidikan
rendah, cenderung kurang memamahi manfaat atau keuntungan dari melakukan
kunjungan ke Posyandu, sehingga akan sulit untuk mengikuti anjuran/himbauan
untuk melakukan kunjungan ke posyandu.
4.3.2 Hubungan Pengetahuan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida
Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
60
Dari 53 responden yang memiliki pengetahuan kurang, 43 orang (81,1%)
memiliki perilaku yang kurang dan 10 orang (18,9%) memiliki perilaku baik,
Sementara dari 40 responden yang memiliki pengetahuan baik, 14 orang (35%)
diantaranya berperilaku kurang dan 26 orang (65%) berperilaku baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05, artinya ada
hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu
Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim terbukti secara statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,986, artinya responden yang mempunyai
pengetahuan kurang beresiko 7,986 kali untuk memiliki perilaku yang kurang baik
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan baik.
Lawrence Green (1980) dalam Priyoto (2015), menyatakan faktor yang
mempermudah seseorang untuk mengadopsi suatu perilaku salah satunya diantaranya
adalah pengetahuan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Reihana (2016), Faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat partisipasi ibu balita untuk menimbang balita ke
posyandu wilayah kerja Puskesmas Panjang Bandar lampung tahun 2016, dari hasil
penelitian menunjukkan hasil faktor-faktor yang paling dominan pengaruhnya
61
terhadap partisifasi ibu menimbang balita ke posyandu adalah interaksi antara
pengetahuan ibu dengan nilai p value = 0,000 ≤ 0,05.
Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa seseorang yang memiliki
pengetahuan rendah, memiliki kecenderungan untuk kurang memahami manfaat dari
kunjungan posyandu balita sehingga mereka kurang berminat untuk melakukan
kunjungan ke posyandu.
4.3.3 Hubungan Pekerjaan Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan
Posyandu Balita Di Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida
Darat Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
Dari 39 responden yang tidak bekerja, 32 orang (82,1%) memiliki perilaku
yang kurang dan 7 (17,9%) responden berperilaku baik, sementara dari 54 responden
yang bekerja, 25 orang (46,3%) diantaranya berperilaku kurang dan 29 orang
(53,7,%) berperilaku baik.
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,001 < 0,05, artinya ada
hubungan antara pekerjaan terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu Camar
di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim terbukti secara
statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR : 5,303, artinya responden yang mempunyai
tidak memiliki pekerjaan beresiko 5,303 kali untuk memiliki perilaku yang baik
62
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim dibanding responden yang memiliki pekerjaan.
Menurut Nursalam (2016), menyatakan bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap keluarga. Ibu yang bekerja otomatis akan kehilangan sebagian
waktu untuk mengasuh anak dan perhatian terhadap anak, termasuk waktu untuk
membawa anak balitanya untuk menimbang rutin setiap bulannya.
Hasil penelitian ini sejalan Ester Mei Frida (2012), Hubungan Pengetahuan,
Sikap dan pekerjaan dengan Kunjungan Ke Posyandu Balita Di Kelurahan Mangga
Wilayah Kerja Puskesmas Simakingkar Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ada hubungan pekerjaan ibu dengan kunjungan ke posyandu balita di kelurahan
Mangga wilayah kerja puskesmas simalingkar Medan dengan nilai p-value=0,000
(p<α=0,05).
Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa ibu yang tidak bekerja akan
memiliki waktu yang cukup untuk melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan
dengan responden yang memiliki pekerjaan.
4.3.4 Hubungan Sikap Terhadap Perilaku Ibu Dalam Kunjungan Posyandu
BalitaDi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat
Kabupaten Muara Enim Tahun 2019
Dari 50 responden yang memiliki sikap kurang baik, 41 orang (82%) memiliki
perilaku yang kurang dan 9 orang (18%) memiliki perilaku yang baik, sementara dari
43 responden yang memiliki sikap baik, 16 orang (37,2%) diantaranya berperilaku
kurang dan 27 orang (62,8%) berperilaku baik.
63
Dari hasil uji chi-square didapatkan nilai p value = 0,000 < 0,05, artinya ada
hubungan antara sikap terhadap perilaku ibu dalam kunjungan Posyandu Camar di
Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan ada hubungan antara sikap dengan perilaku ibu dalam kunjungan
Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara Enim terbukti secara
statistik.
Dari analisis diperoleh nilai OR : 7,688, artinya responden yang mempunyai
sikap yang kurang beresiko 7,68 kali untuk memiliki perilaku yang kurang baik
dalam kunjungan Posyandu Camar di Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap yang baik.
Umar (2016) menyatakan bahwa Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap positif terhadap
manfaat posyandu akan mempengaruh perilaku ibu dalam kunjungan ke posyandu.
Hasil penelitian ini sejalan Ester Mei Frida (2012), Hubungan Pengetahuan
Pekerjaan Dan Sikap Ibu Dengan Kunjungan Ke Posyandu Balita Di Kelurahan
Mangga Wilayah Kerja Puskesmas Simakingkar Medan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada hubungan sikap dengan kunjungan ke posyandu balita di
kelurahan Mangga wilayah kerja puskesmas simalingkar Medan dengan nilai p-
value=0,000 (p<α=0,05).
Dari uraian diatas penulis berasumsi bahwa ibu yang memiliki sikap/terbuka
akan lebih mudah untuk menerima informasi dan mengikuti khususnya untuk
64
melakukan kunjungan ke posyandu dibandingkan dengan responden yang memiliki
sikap yang kurang baik/tertutup.
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.3 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di posyandu camar tentang
perilaku ibu dalam kunjungan posyandu balita, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ada hubungan pendidikan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu
balitadi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten
Muara Enim tahun 2019. Dengan p Value = 0,002 ≤ 0,05.
2. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu
balitadi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten
Muara Enim tahun 2019. Dengan p Value = 0,000 ≤ 0,05.
3. Ada hubungan pekerjaan dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu
balitadi Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten
Muara Enim tahun 2019. Dengan pValue =0,001 ≤ 0,05.
4. Ada hubungan sikap dengan perilaku ibu dalam kunjungan posyandu balitadi
Posyandu Camar Wilayah Kerja Puskesmas Belida Darat Kabupaten Muara
Enim tahun 2019. Dengan p Value = 0,000 ≤ 0,05.
65
66
4.4 Saran
1. Bagi Posyandu Camar
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi pihak
petugas kesehatan di Posyandu Camar agar dapat lebih aktif lagi melakukan
penyuluhan tentang manfaat dari posyandu khususnya bagi kesehatan dan
perkembangan balita agar kunjungan posyandu dapat meningkat.
2. Bagi STIK Bina Husada Palembang
Diharapkan dapat digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan para mahasiswa dan sebagai referensi serta bahan kepustakaan
untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya
program strata 1 Kesehatan MasyarakatSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina
Husada Palembang dan mahasiswa kesehatan lain pada umumnya.
3. Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah peneliti
dapatkan selama mengikuti perkuliahan di STIK Bina Husada Palembang.
4. Bagi Peneliti Yang Akan Datang
Diharapkan penelitian ini sebagai bahan acuan bagi peneliti yang akan datang
yang ingin melakukan penelitian terhadap kunjungan Posyandudengan variabel
dan sampel yang berbeda seperti tentang peningkatan kinerja bidan.
67
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Djamil, (2017)
Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu balita menimbang
anaknya ke posyandu.8. Retrieved from http://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.
Diakses 26 April 2019,pukul 19:51 wib
Arikunto, S. (2013).
Prosedur Peneltian. Jakarta: Rineka Cipta.
Aryani, R. D., Susanti, R., & Mardianingsih, E. (2012).
Faktor Yang Berhubungan Dengan Frekuensi Penimbangan Balita Di Posyandu.
Keperawatan Soedirman, 07, 03. (jurnal)
https://jks.fikes.unsoed.ac.id/index. Diakses 26 April 2019, pukul 19:00 wib
Aswadi. (2018). Perilaku ibu terhadap pemanfaatan posyandu balita di wilayah kerja
puskesasm tarakan kecamatan wajo kota Makassar. volume 10,. (jurnal)
https://www.google.com/ur%7C?sa=t&source=web&rct=j&url=http://journal.ui
n-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article. Diakses 22 Mei 2019, pukul 12:34
wib
Budiman, & Riyanto, A. (2013).
Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta: Salemba Medika.
Profil Dinkes Sumatera Selatan. (2016).
Cakupan Penimbangan Balita. Sumatera Selatan.
Ester Mei Frida, (2017)
Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kunjungan ke posyandu balita di
kelurahan mangga wilayah kerja Puskesmas Simalingkar Medan, 02. (jurnal)
http://sciencemakioz.org/jurnal/index. Diakses 26 April 2019, pukul 19:56 wib
Fathir M. Natsir. (2013).
Cara menghitung skala likert.
http://www.google.com/ur|?sa=t&source=web&rct=j&ul=https://id.scribs.com/d
oc/221370762Diakses 13 Mei 2019, pukul 20:36 wib
Profil Dinkes Kabupaten Muara Enim, (2017).
Cakupan pelayanan anak balita dan jumlah balita ditimbang.Dinkes Kabupaten
Muara enim.
68
Kemenkes. (2012).
Buku Pegangan Kader Posyandu. Jakarta.
Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia. , (2017).
Laporan peringkat HDI Indonesia. (2016).
https://www.kompasiana.com/ronaldhutasuhut/58d20bc4519773ed0964b01c/lap
oran-peringkat-hdi-indonesia. Diakses 22 mei 2019 pukul 11:35 wib
Maternity, D., Putri, R, D, & Aulia, D, N. (2017).
Asuhan kebidanan komunitas (Putri Christian, ed.). Yogyakarta: Andi.
Meiyenta Hiswindia. (2014).
faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu dalam kegiatan
posyandu Desa tanjung agung Kabupaten lahat. STIK Bina Husada Palembang.
Notoatmodjo, S. (2018).
Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014).
Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetyawati, A. E. (2012).
Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Dalam Milenium Development Goals (MDGs).
Yogyakarta: Nuha Mdika.
Priyoto. (2015).
Perubahan dalam Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Reihana, & Duarsa, A. B. S. (2016).
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Partisipasi Ibu Balita Untuk
Menimbang Balita Di Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang Bandar
Lampung Tahun 2010. Kebijakan Kesehatan Indonesia, 05, 02. Retrieved from
https://jurnal.ugm.ac.id/. Diakses 3 April 2019, pukul 20:05 wib
Profil Puskesmad Belida Darat, 2018
Riskesdas. (2018). Riset Kesehatan Dasar.
SDKI. Survei Demografi Dan Kesehatan. , (2017).
Sri Hertati, (2015).
Hubungan tingkat pendidikan, tingkat pengtahuan dan sikap ibu balita dengan
69
kunjungan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Belawang, 2, 2,Retrieved from
http://ppjp.ilm.ac.id/journal/index. Diakses 26 April 2019, pukul 20:31 wib
Sri Oktarina, V. M. (2015)
faktor-faktor yang berhubungan dengn pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di
kelurahan kurao wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang.
http://ejournal.stikesyarsi.ac.id/index. Diakses 26 April 2019, pukul 10:20 wib
Sugiarti, R., Aprilia, V., & Hati, V. S. (2018). Kepatuhan Kunjungan Posyan Dan
Status Gizi Balita Di Posyadu Karangbendo Bantul Yogyakarta. Ners Dan
Kebidaan Indonesia, 02, 03. Retrieved from https://ejournal.almaata.ac.id/index
Toad, L., Solang, S., & Makalew, L. (2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kunjungan Balita Di Posyandu Kelurahan Karondoran Kecamatan
Ranowulu Kota Bitung. Ilmian Bidan. Retrieved from
https://www.neliti.com/id/publications/91003.
Umar Fahmi Achmadi. (2016). Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers.
Undang-undang Republik Indonesia. No 20, Sistem pendidikan Nasional. (2003).
Undang-undang Republik Indonesia. No 36, Tentang Kesehatan. (2009).
Utami, R. B., & Damayanti, D. F. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Ibu Dalam Melakukan Kunjungan Posyandu. Jurnal Vokasi Kesehatan,
11, 01. Retrieved from ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index
Wawan.A & M. Dewi. 2011.
Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Badan
Penerbit Nuha Medika
70
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM KUNJUNGAN POSYANDU BALITADI POSYANDU CAMAR
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELIDA DARAT
KABUPATEN MUARA ENIM
TAHUN 2019
No. Responden :
Tanggal Wawancara :
A. Identitas Responden
1. Nama Ibu :
2. Umur Ibu :
3. Alamat :
4. Nama Balita :
5. Umur Balita :
6. Pendidikan Terakhir Ibu 1. Tidak tamat SD
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. Perguruan tinggi
7. Pekerjaan 1. Ibu rumah tangga
2. Wiraswasta
3. Tani
4. PNS
71
B. Pengetahuan
Berilah tanda silang (X) pada pilihan yang menurut ibu jawabannya paling benar.
1. Apakah Pengertian dari posyandu ?
a. Pusat pelayanan keluarga dan kesehatan yang dikelola dan
diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat
b. Wahana pemberdayaan masyarakat
c. Upaya fasilitas yang bersifat mempercepat angka kematian ibu dan
anak
d. Suatu wadah atau tempat menghkitan anak
2. Yang bukan fungsi Posyandu adalah..........
a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama.
b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama
berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
c. Sebagai tempat penimbangan
d. Sebagai tempat pemeriksaan kesehatan jantung
3. Dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, pengisian KMS(Kartu Menuju Sehat)
dilakukan di ?
a. Meja I
b. Meja II
c. Meja III
d. Meja IV
72
4. Yang bukan sasaran posyandu antara lain:
a. Bayi dan Balita
b. Anak sekolah SD
c. Anak TK
d. Anak SMP
5. Posyandu dilakukan dalam berapa bulan sekali ?
a. 1 bulan sekali
b. 1 tahun sekali
c. 2 x seminggu
d. Setiap hari
6. Dalam Posyandu, pemberian imunisasi hanya boleh dilakukan oleh ?
a. Kader
b. Bu Lurah
c. Petugas kesehatan
d. Ibu sendiri
7. Pemberian vitamina A biasanya diberikan pada bulan apa saja ?
a. Januari dan Desember
b. Februari dan Agustus
c. April dan Mei
d. Februari dan Oktober
73
8. Berikut ini yang bukan tujuan dilaksanakan posyandu adalah .......
a. Menurunkan Angka kematian Ibu dan Anak
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat
c. Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka alih
teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat
d. Meningkatkan angka kematian ibu dan anak
9. Sejak usia berapa bayi dibawa ke posyandu ?
a. Sejak 0 bulan
b. Sejak umur > 1 tahun
c. Setelah berumur 9 bulan
d. Setekah umur 5 tahun
10. Pelayanan apa saja yang di dapat di posyandu ?
a. Menimbang
b. Menkhitan
c. Pemasangan infus
d. Pemeriksaan jantung
C. Sikap Ibu terhadap kegiatan posyandu
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan diri anda (V)
pada kolom yang sudah tersedia.
Pada variabel sikap menggunakan kategori skala likert.
SS : Sangat Setuju (Skor 5)
74
S : Setuju (Skor 4)
KS : Kurang Setuju (Skor 3)
TS : Tidak Setuju ( Skor 2 )
STS : Sangat Tidak Setuju (Skor 1)
No Pertanyaan SS S KS TS STS
1 Kegiatan posyandu perlu diadakan setiap
bulan guna memantau tumbuh kembang
anak balita
2 Walaupun anak ibu sudah berumur 1
tahun, ibu tetap membawa anak ke
posyandu setiap bulannya
3 Petugas kesehatan harus ada di posyandu
4 Setiap anak balita harus memiliki Kartu
Menuju Sehat
5 Jika saya melihat ada ibu yang
mempunyai balita tidak membawa
balitanya ke posyandu, maka saya
mengajaknya ke posyandu
6 Selalu datang ke posyandu sesuai jadwal
posyandu
7 Ada atau tidaknya program pemberian
tambahan di posyandu tidak
mempengaruhi ibu untuk datang ke
posyandu
8 Bila ibu berhalangan/ tidak bisa hadir di
posyandu, ibu akan minta keluarga lain
untuk datang ke posyandu
75
D. Lembar Observasi Terhadap perilaku kunjungan
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda cheklist (V) pada kolom yang tersedia menurut hasil pengamatan.
No Hasil KMS atau Buku KIA
1 >8 kali kunjungan dalam 12
bulan terakhir
2 ≤8 kali knjungan dalam 12
bulan terakhir
76
DOKUMENTASI PENELITIAN
77
78