Upload
lyque
View
277
Download
23
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN RAWAT INAP
DI RSUD SUKOHARJO
SKRIPSI
Digunakan untuk melangkapi dan memenuhi syarat – syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Sosial Program Studi Sosiologi
pada Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
NINDIA NILAIKA
D 0307013
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KtrMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANIUNIVERSITAS SEBI'LAS MARET
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU FOLITTKPITOGIIAM STUDI SOSIOLOG I
Jl.lr. Sutami 36 A Surakarta 57126 Telp. ( 027t) 6483j9Teip. Fax Dekan (0271) 631137, E-Mail: [email protected], website :hnp: l/wrvw.uns.ac.id
PERSETU.IUAN REVtrSI
Nama Mahasiswa
Nomor Induk Mahasiswa
Jurusan / Program Studi
JuCul Skripsi
Inap di RSUD Sukoharjo
\india Nilaika
D 0307013 ,
Sosiologi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan pasien Raryat
PANITIA PENGUJI
NO NAMA JAI]ATANTANCGAL
PEITSETUJUANTANDA TANGAN
1. Dra. Suyatmi. M.SiNIP. 19520929 198003 2 001
Ketua t7u'/R' J/P) Siti Zunanvah. S.Sos. M.Si
NIP. 19770719 200801 2 016Sckretaris
*q//lb "j)014
J. Dr. Mahendra Wjja-va. M.SiNIP. 19600723 198702 I 001
Pengujit(o zora
Surakart4 Olitober2012
Catatan:Tanggal kelulusan adalah tanggal persetujuan revisi dari Tim penguji yang terakhir.
Sosiologi
.Dr.'BagustHa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAII
FAKTOR_ FAKTOR YAF{G MEMPENGARUHI KEPUASANPELAYANAI\ KESEHATAI{ PASIEN RAWAT INAP
DI RSUD SI]KOHARJO
Disusun Oleh :
MITDIA NILAIKA
D 0307013
Disetujui Unttrk Dipertahankan
pinaAapan Dewan Penguji Skripsi S-1
Pembimbing
#(--Dr.Mahendra Wijaya, M.Si
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
FAKTOR - FAKTOR YAI\IG MEMPENGARTJHI KEPUASANPELAYANAI\I KESEHATAI\ PASIEN RAWAT INAP
DI RSTJD ST'KOHARJO
Dipersiapkan dan disusun oleh:
IIII\IDIA }TTI,AIKA
D 0307013
Telah dipertahankan di depan dewan p€nguji
Padatanggal: 16 Oktober 2012
Dan tetah dinyatakan memenuhi syarat.
Susunaa Dewan Pengujj
Dra Suyatmi, M.Si
Siti Zunariyalq S.Sos. M.Si
Dr. Maheildra W[iaya M.Si
Surakarta 24 Oktober 20',2
)
)
)
(
(
1.
)
3.
tt+
I Pawito.Ph.D
e-afu\,%9u'6n .. a-E
7":X{ffi]L_%ffi:'i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran
pernyataan saya di atas, maka saya akan bertangungjawab sepenuhnya.
Surakarta, 17 Oktober 2012
NINDIA NILAIKA
D 0307013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah
selesai ( dari suatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh ( urusan ) yang
lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
( Terjemahan Qs. Al- Insyiroh: 6-8 )
Jadikan sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-
orang sabar.
(Terjemahan QS. Al-Baqarah : 153)
Barangsiapa yang bertaqwa kepada Alloh SWT niscaya Dia akan mengadakan
jalan keluar dan member rizki dari arah yang tidak disangka-sangka.
(Terjemahan QS. Al-Thalaq : 2-3)
“Hidup adalah Ibadah”
(Nindia Nilaika)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
1. Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas kasih sayang yang tidak henti-
hentinya memberikan doa dalam setiap langkahku serta tetesan keringat
perjuangan, mendidik dengan penuh cinta tanpa mengenal lelah.
2. Suamiku tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, dan
memberikan bimbingan dalam setiap langkahku.
3. Adik-adikku yang kadang usil, namun selalu menghibur hati disetiap waktu.
4. Teman-teman sosiologi (Dyah, Nurul, Mas Lilin, Dian, Mbak Betli, Teteh
Ganyong) yang selalu memberi semangat dan motivasi kepadaku.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam terselesaikannya skripsi ini.
6. Almamater tercinta : Universitas Sebelas Maret
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur dan terimakasih peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena dengan segala Rahmat karuniaNya, memberikan kekuatan, ketabahan, dan
kesabaran, perlindungan dan kesehatan sehingga penulis berhasil menyusun serta
menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar sarjana pada FISIP program studi sosiologi Universitas Sebelas
MaretSurakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami
kesulitan. Namun, berkat bantuan, bimbingan, pengarahan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan kerendahan,
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. Pawito.Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian ini.
2. Dr. Bagus Haryono. M.Si. sebagai ketua Program Studi Sosiologi FISIP
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dr. Mahendra Wijaya, M.Si, sebagai Pembimbing skripsi yang telah
ikhlas memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi
ini.
4. Ibu Dra. Suyatmi, M.Si dan ibu Siti Zunariyah, S.Sos. M.Si selaku
penguji pada terselenggarannya ujian skripsi pada tanggal 16 Oktober
2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
5. Para pihak tenaga kerja RSUD Sukoharjo yang telah membantu penulis
saat proses penelitian berlangsung.
6. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan semangat doa,
moril maupun materiil yang amat berharga, semoga doa restu dan kasih
sayangmu selalu mengiringi langkahku.
7. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, penulis
mengucapkan terima kasih atas bantuannya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini masih banyak
kekurangan, Untuk itu kritik ataupun saran yang bersifat membangun untuk
melangkah kearah yang lebih sempurna dalam menulis karya tulis ini sangat
peneliti harapkan.
Karya tulis ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena
keterbatasan penulis. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Surakarta, 17 Oktober 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN II
HALAMAN PENGESAHAN III
HALAMAN PERNYATAAAN IV
MOTO V
PERSEMBAHAN VI
KATA PENGANTAR VII
DAFTAR ISI IX
DAFTAR TABEL XI
DAFTAR GAMBAR XII
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH 1
B. RUMUSAN MASALAH 7
C. TUJUAN PENELITIAN 7
D. MANFAAT PENELITIAN 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. DEFINISI KONSEP 9
B. LANDASAN TEORI 13
C. PENELITIAN TERDAHULU 26
D. KERANGKA BERFIKIR................................................ 27
BAB III METODE PENELITIAN 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
A. DESAIN PENELITIAN 31
B. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 32
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 33
D. ANALISIS DATA 35
E. VALIDITAS DATA 38
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH 40
A. KONDISI 40
B. POTENSI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO 43
C. VISI, MISI DAN NILAI 50
D. NILAI 51
E. BAGIAN STRUKTUR ORGANISASI 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53
A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN 53
B. MOTIVASI TENAGA KESEHATAN 55
C. PELAYANAN TENAGA KESEHATAN 65
D. KEPUASAN PASIEN 71
E. PEMBAHASAN 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 90
A. KESIMPULAN 90
B. SARAN 90
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 MATRIKS PENGEMBANGAN INSTRUMENT. 29
TABEL 3.1 : DATA KEPEGAWAIAN / KETENAGAAN BRSUD KAB.
SUKOHARJO 50
TABEL. 4.1 GAMBARAN SAMPEL TENAGA KESEHATAN 53
TABEL. 4.2 GAMBARAN SAMPEL PASIEN 54
TABLE 4.3.DATA BOR DAN TARGET RSUD SUKOHARJO BULAN
JANUARI – APRIL 2012 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 KERANGKA TEORI 27
GAMBAR 3.1 : GAMBAR PETA KABUPATEN SUKOHARJO 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
ABSTRAK
Nindia Nilaika. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO, Skripsi, Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2012.
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD Kabupaten Sukoharjo khususnya berdasar dimensi kualitas jasa yaitu terdiri dari variabel-variabel : reliability (keterandalan), responsiveness (cepat tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati), dan tangible (nyata) serta kepuasan pasien. Variabel-variabel tersebut digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien di RSUD Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di RSUD Kabupaten Sukoharjo selama ini sesuai dengan harapan pasien atau belum. (2) Untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh variabel reliability, responsiveness , assurance, empathy, dan tangible terhadap kepuasan pasien. (3) Untuk menganalisis variabel apa yang paling dominan dari dimensi kualitas pelayanan RSUD Kabupaten Sukoharjo yang mempengaruhi kepuasan pasien. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 responden, teknik pengambilan sampel ditentukan dengan Purposive Sampling.
Pelayanan kesehatan dituntut untuk lebih memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik, dan perkembangan teknologi. Rumah sakit sebagai salah satu unit pelaksana pelayanan kesehatan harus bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada para pengguna jasa pelayanan karena pelayanan yang berkualitas sangat diharapkan oleh para pengguna jasa pelayanan.
Kualitas pelayanan Rumah Sakit dapat diketahui dari penampilan professional personil Rumah Sakit, efisiensi dan efektivitas pelayanan serta kepuasan pasien Kepuasan pasien ditentukan oleh keseluruhan pelayanan yang diberikan, indikator yang sering dapat digunakan sebagai objektif adalah jumlah keluhan pasien atau keluarga, kritik dalam kolom surat pembaca, pengaduan mal praktek, laporan dari staf medik dan perawatan.Dalam pengalaman sehari-hari, ketidakpuasan pasien yang paling sering dikemukakan dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku petugas RS, antara lain: keterlambatan pelayanan dokter dan perawat, dokter sulit ditemui, dokter yang kurang komunikatif dan informatif, lamanya proses masuk, dan lain-lain (Sabarguna, 2004:2).
Kata kunci : Kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan, Reliability,
Responsiveness, Assurance, Empathy, dan Tangible.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
ABSTRACT
Nindia Nilaika. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO, Skripsi, Surakarta: Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, Oktober 2012.
This study is aimed to analyze the factors that influence patient satisfaction
in hospitals Sukoharjo especially based on dimensions of service quality that is composed of the variables: reliability (reliability), responsiveness (quick response), assurance (security), empathy (empathy), and tangible (real) and patient satisfaction. These variables are used to analyze the factors that influence patient satisfaction in hospitals Sukoharjo. This study aims to: (1) To determine the factors that influence patient satisfaction in hospitals Sukoharjo in line with expectations for this patient or not. (2) To analyze the effect of the existence of variable reliability, responsiveness, assurance, empathy, and tangible to patient satisfaction. (3) To analyze what is the most dominant variables of service quality dimensions that affect hospitals Sukoharjo patient satisfaction. The sample used in this study were 10 respondents, the sampling technique is determined by purposive sampling.
Health services are required to better focus on customer needs, in line with the increasing demands of society of the better services and technological developments. Hospital as one implementing unit of health services should be able to give a sense of security and comfort to the service users because the quality services are expected by service users.
The quality of hospital services can be ascertained from the professional appearance of hospital personnel, efficiency, effectiveness of services, and patients’ satisfaction. Patients’ satisfaction is determined by the overall services they provide indicators that can often be used as the objective is the number of patient or family complaints, critics in letters to the editor column, the complaint of mal practice, a report from the medical and treatment staff. In daily experiences, patients’ dissatisfaction most often raised in relation to the attitudes and behavior of hospital personnel, are: delays in the care of doctors and nurses, doctors become rare to be met, doctors are less of communicative and informative, the length of the entry process, and others (Sabarguna, 2004:2). Keywords : Customer satisfaction, service quality, Reliability, Responsiveness,
Assurance, Empathy, and Tangible.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Arah pembangunan Indonesia di antaranya adalah mencapai
kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuh hidup sehat bagi setiap
penduduk. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada penyembuhan
penderita, berangsur-angsur berkembang ke arah upaya kesehatan yang
menyeluruh dan pelaksanaannya harus melibatkan pemerintah dan
masyarakat. Untuk mempercepat keberhasilan pembangunan kesehatan
tersebut, diperlukan kebijakan pembangunan yang dinamis dan proaktif
dengan melibatkan semua sektor antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut telah dirumuskan Visi Indonesia Sehat 2011.
Program Visi Indonesia Sehat tersebut harus didukung oleh
pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten. Berkaitan dengan hal
tersebut, dilaksanakan sistem pemerintah otonomi daerah sesuai dengan
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang
disempurnakan dengan Undang-undang Nomor 32 tahun2004 tentang
pemerintah daerah. Pelaksanaan otonomi tersebut sesuai dengan amanat
pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 berikut yaitu pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan Pemerintah Pusat.
Demikian pula salah satu kewenangan yang merupakan urusan wajib oleh
kabupaten/kota yaitu tentang kesehatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Untuk melaksanakan kewenangan tersebut, kabupaten Sukoharjo
dalam mewujudkan cita-cita yang telah dirumuskan secara nasional telah
meletakkan landasan visi Masyarakat yang Mandiri Untuk Hidup Sehat
Menuju Sukoharjo Sehat Tahun 2011, dengan harapan bahwa penduduk
kabupaten Sukoharjo pada tahun 2011 hidup dalam lingkungan sehat,
berperilaku sehat dan memiliki derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan lima misi utama
pembangunan kesehatan kabupaten Sukoharjo yaitu : 1). Meningkatkan
profesionalisme yang berlandaskan iman dan taqwa 2). Meningkatkan
sistem informasi manajemen yang terpadu dan komunikatif 3).
Meningkatkan pelayanan menuju pelayanan prima 4). Meningkatkan
pemanfaatan sarana dan prasarana medik dan non medik 5). Meningkatkan
penampilan citra.
Strategi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sebagai
upaya peningkatan pelayanan di bidang kesehatan adalah peningkatan
sarana rumah sakit Kabupaten Sukoharjo. Saat ini Kabupaten Sukoharjo
terdapat fasilitas kesehatan sebagai berikut :
Posyandu sebanyak 1087 buah
Puskesmas 21 buah
Industri Farmasi 1 buah
Rumah Sakit
1) RSUD Kab. Sukoharjo
2) RS Nirmala Suri Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3) Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Sukoharjo
4) Rumah Sakit Orthopedi “ Prof. Suharso “
5) Rumah Sakit Islam “ Yarsis “
6) RS Paru “ Suka Sari “
7) RS Bersalin PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Dalam hal ini objek penelitian adalah RSUD Sukoharjo. Dari data
pelayanan kesehatan diatas, maka RSUD Kabupaten Sukoharjo yang
didukung oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo
mempunyai peluang menjadi Rumah Sakit kelas B sebagai Rumah Sakit
Rujukan di sekitarnya.
Rumah sakit dinyatakan berhasil, tidak hanya pada kelengkapan
fasilitas yang diunggulkan, melainkan juga sikap dan layanan, sumberdaya
manusia merupakan elemen yang berpengaruh signifikan terhadap
pelayanan yang dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Bila elemen tersebut
diabaikan maka dalam waktu yang tidak lama, rumah sakit akan kehilangan
banyak pasien dan dijauhi oleh calon pasien. Pasien akan beralih ke Rumah
Sakit lainnya yang memenuhi harapan pasien, hal tersebut dikarenakan
pasien merupakan asset yang sangat berharga dalam mengembangkan
industri rumah sakit.
Hakikat dasar dari Rumah Sakit adalah pemenuhan kebutuhan dan
tuntutan pasien yang mengharapkan penyelesaian masalah kesehatannya
pada rumah sakit. Pasien memandang bahwa hanya rumah sakit yang
mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya penyembuhan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya. Pasien mengharapkan pelayanan
yang siap, cepat, tanggap dan nyaman terhadap keluhan penyakit pasien.
Dalam memenuhi kebutuhan pasien tersebut, pelayanan prima menjadi
utama dalam pelayanan di Rumah Sakit. Pelayanan prima di Rumah Sakit
akan tercapai jika setiap seluruh SDM rumah sakit mempunyai keterampilan
khusus, diantaranya memahami produk secara mendalam, berpenampilan
menarik, bersikap ramah dan bersahabat, responsif (peka) dengan pasien,
menguasai pekerjaan, berkomunikasi secara efektif dan mampu menanggapi
keluhan pasien secara professional.
Sebagai tenaga kesehatan yang mengemban tugas negara, melalui
organisasi pemerintah terutama yang bergerak dalam bidang pelayanan
masyarakat, seyogyanya memahami cara melayani pasiennya dengan baik.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Woworuntu 1997 :
19 bahwa :
“Seseorang yang profesional dalam dunia administrasi negara menguasai kebutuhan nasyarakat dan mengetahui cara memuaskan dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Masyarakat perlu dipuaskan melalui pemenuhan kebutuhannya. Sehingga masyarakat merasa sebagai seorang raja, maka harus dilayani dengan baik”.
Faktor manusia sebagai pemberi pelayanan terhadap publik dalam
organisasi dianggap sangat menentukan dalam menghasilkan pelayanan
berkualitas. Pelayanan yang berkualitas tergantung pada individual aktor
dan sistem yang dipakai ( Thoha, 1995 : 181 ). Di samping itu berhasil
tidaknya pelayanan masyarakat adalah kemauan yang berkaitan dengan
motivasi, komitmen, dan keyakinan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pelayanan rumah sakit secara umum cenderung belum mencapai
kualitas optimal. Kualitas pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit
merupakan suatu fenomena yang unik, sebab dimensi dan indikatornya
dapat berbeda di antara orang-orang yang terlibat dalam pelayanan
kesehatan. Untuk mengatasi hal tersebut dipakai pedoman yaitu memenuhi
kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan kesehatan ( Azwar, 1996 ).
Indikator pelayanan kesehatan yang dipilih pasien sebagai prioritas
ukuran kualitas pelayanan kesehatan, cenderung akan menjadi sumber
utama terbentuknya tngkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien adalah hasil
penilaian pasien berdasarkan perasaannya terhadap penyelenggaraan
pelayanan kesehatan di rumah sakit yang telah menjadi bagian dari
pengalaman atau dapat dinyatakan sebagai cara pasien rumah sakit
mengevaluasi sampai seberapa besar tingkat kualitas pelayanan di rumah
sakit, sehingga dapat menimbulkan tingkat rasa kepuasan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan di rumah sakit
adalah motivasi dan perilaku dari tenaga kesehatan. Menurut /Thoha (2003 :
253)motivasi merupakan pendorong agar seseorang itu melakukan suatu
kegiatan untuk mencapai tujuannya. Kekuatan motivasi bagi seseorang itu
dapat berubah sewaktu-waktu. Perubahan tersebut terjadi karena kepuasan
kebutuhan yakni seseorang telah mencapai kepuasan atas kebutuhan yang
dipunyai sehingga dapat memotivasi perilaku seseorang.
Menurut Thoha (2003 :207) perilaku seseorang dapat dikaji sebagai
saling interaksinya atau ketergantungan beberapa unsur yang merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
suatu lingkaran. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan
tujuan. Perilaku seseorang tenaga kesehatan sebagai pelayanan terdepan
menurut Siagian harus bersifat adil, cepat, ramah, dan tanpa diskriminasi.
Masih adanya paradigma bahwa rumah sakit adalah badan sosial,
artinya masih banyak yang berpendapat bahwa jika membuka usaha
perumahsakitan maka dengan sendirinya akan lancar karena rumah sakit
dibutuhkan oleh masyarakat. Bagi rumah sakit pemerintah mengelola rumah
sakit masih semata-mata menjalankan tugas kepemerintahan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan. Padahal saat ini
kemampuan untuk bersaing haruslah segera dirintis secara bertahap. Untuk
mampu bersaing memerlukan SDM yang memadai dengan kehandalan
pribadi (personal mastery), kemampuan, dan ketrampilan manajerial yang
sangat dibutuhkan dalam pengelolaan organisasi yang memiliki pesaing.
Dalam perumahsakitan ada lima dimensi yang perlu dicermati, yaitu :
1. Faktor sumber daya manusia sebagai kunci dalam organisasi, yang
intinya berada pada moralitas (Morality)
2. Kemampuan dalam cara memberikan pelayanan (Delivery)
3. Menjaga dan mengembangkan mutu pelayanan (Quality)
4. Menjaga rasa aman terhadap pelanggan (Safety)
5. Mengatur alokasi pembiayaan agar efisien, terjangkau konsumen dan
tidak merugikan rumah sakit maupun pengguna jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Rumah Sakit sangat tergantung terhadap kepercayaan dari pasiennya,
oleh karena itu titik pangkal keberhasilan rumah sakit adalah bagaimana
mengelola lima dimensi itu secara benar dan konsisten agar rumah sakit bisa
dipercaya oleh pasiennya. Untuk itu diperlukan perangkat yang tepat
melalui manajemen srategis sebagai jembatan menuju tujuan yang ingin
dicapai.
B. PERUMUSAN MASALAH
Dari fenomena yang telah diuraikan pada latar belakang penelitian,
masalah penelitian ini dirumuskan melalui pertanyaan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan pelayanan pasien
rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo ?
2. Bagaimana bentuk kepuasan pelayanan pasien rawat inap di RSUD
Kabupaten Sukoharjo ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat
inap pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
2. Memperoleh penjelasan tentang bentuk kepuasan pelayanan pasien
rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Dari aspek keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori-
teori tentang motivasi dan perilaku sehingga dapat meningkatkan
kepuasan pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
2. Dari aspek praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi pemerintah daerah berkaitan dengan kegiatan
peningkatan pelayanan kesehatan di RSUD Kabupaten Sukoharjo.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI KONSEP
1. Definisi Sosiologi Kesehatan
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan
dengan golongan, atau golongan dengan golongan. Ada dua unsur pokok
dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat).
Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada
ilmu filsafat. Sehingga pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas
dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat.
Sosiologi mempunyai bidang kajian yang sangat luas, antara lain
Sosiologi industri, Sosiologi Hukum, Sosiologi Pendidikan, Sosiologi
Perkotaan, Sosiologi Pedesaan, Sosiologi Kesehatan, dan lain-lain.
(Sarwono dan Solita, 1997)
Sosiologi kesehatan menurut Sarwono (1997) merupakan cabang
sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama
dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu
sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Menurut Mechanic tugas
medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang
dipertimbangkan baik faktor biologis maupun faktor sosial dan
psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan
berkembangnya sosiologi medis. Straus membedakan antara sosiologi
mengenai bidang medis dan sosiologi dalam bidang medis. Menurutnya
sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian sosiologis terhadap
faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang
menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan
mengembangkan sosiologi serta untuk menguji prinsip dan teori
sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi mengenai bidang
medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan
sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis
merupakan penelitian dan pengajaran bersama yang sering melibatkan
pengintegrasian konsep, teknik dan personalia dari berbagai disiplin,
dalam mana sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis. Dalam
perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai
masalah kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian,
berkembanglah bidang sosiologi kesehatan.
2. Aspek-Aspek Layanan Kesehatan
Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki
peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Pemerintah telah bersungguh-sungguh dan terus-
menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pelayanan baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitasi. Peran tersebut pada dewasa ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
semakin dituntut akibat adanya perubahan-perubahan epidemiologik
penyakit, perubahan struktur organisasi, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, perubahan sosio-ekonomi masyarakat dan pelayanan yang
lebih efektif, ramah dan sanggup memenuhi kebutuhan mereka.
Era reformasi yang sedang kita jalani, telah membawa perubahan
yang mendasar dalam berbagai bidang kehidupan termasuk masalah
pelayanan kesehatan. Salah satu perubahan yang mendasar dalam berbagai
bidang kehidupan termasuk masalah pelayanan kesehatan. Salah satu
perubahan mendasar yang sedang digulirkan saat ini adalah manajemen
negara yaitu dari manajemen berbasis pusat menjadi manajemen berbasis
daerah secara resmi perubahan manajemen ini diwujudkan dalam bentuk
Undang-Undang RI Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang
kemudian diikuti pedoman pelaksanaannya berupa Peraturan Pemeritah RI
Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan propinsi sebagai daerah
otonomi konsekuensi logis dari undang-undang dan peraturan pemerintah
tersebut adalah bahwa efektivitas pelayanan kesehatan harus disesuaikan
dengan jiwa dan semangat otonomi sesuai dengan peraturan tersebut maka
disusunlah tugas pokok dan fungsinya yakni; (1) menyelenggarakan,
melaksanakan pelayanan kesehatan meliputi promotif, pemulihan
rehabilitasi. (2) penyelenggaraan pelayanan medik, penyelenggaraan
sistem rujukan, penyelenggaraan pelayanan penunjang dan non medik,
penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan, penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal
yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai
peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan peraturan Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang
Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi
berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat
diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu
(Azwar, 1996).
Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu tolak ukur
kepuasan yang berefek terhadap keinginan pasien untuk kembali kepada
institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif. Untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasien sehingga dapat memperoleh
kepuasan yang ada pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan pada
rumah sakit melalui pelayanan prima. Melalui pelayanan prima, rumah
sakit diharapkan akan menghasilkan keunggulan kompetitif (competitive
advantage) dengan pelayanan bermutu, efisien, inovatif dan menghasilkan
sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
pasien.
Bentuk pelayanan yang efektif antara pasien dan pemberi pelayanan
(provider) disadari sering terjadi perbedaan persepsi. Pasien mengartikan
pelayanan yang bermutu dan efektif jika pelayanannya nyaman,
menyenangkan dan petugasnya ramah yang mana secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
memberikan kesan kepuasan terhadap pasien. Sedangkan provider
mengartikan pelayanan yang bermutu dan efesien jika pelayanan sesuai
dengan standar pemerintah. Adanya perbedaan persepsi tersebut sering
menyebabkan keluhan terhadap pelayanan (Azwar,1996).
Adapun kondisi yang menunjukkan masalah mutu dan keefektifan
yang ada di rumah sakit yakni adanya keluhan yang sering terdengar dari
pihak pemakai layanan kesehatan yang biasanya menjadi sasaran ialah
sikap dan tindakan dokter atau perawat, sikap petugas administrasi, selain
itu juga tentang sarana yang kurang memadai, kelambatan pelayanan,
persediaan obat, tarif pelayanan kesehatan, peralatan medis dan lain-lain.
B. LANDASAN TEORI
Berdasarkan terbitan jurnal Titin Rahayu (2009).1 Maka dari itu
landasan teori dalam penelitian ini memberi jabaran terhadap faktor –
faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan kesehatan pasien rawat
inap di RSUD Sukoharjo sebagai berikut:
a. Pasien
1) Pengertian
Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
Seringkali, pasien menderita penyakit atau cedera dan memerlukan
bantuan dokter untuk memulihkannya (Wikipedia, 2008). 1 Titin Rahayu 2009. " factors affecting the health care patient satisfaction inpatient. 15/203-210. Diponegoro
University
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Hak Pasien
Adapun hak-hak pasien yaitu hak untuk hidup, hak atas tubuhnya
sendiri dan hak untuk mati secara wajar, memperoleh pelayanan
kedokteran yang manusiawi sesuai dengan standar profesi kedokteran,
memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang
mengobatinya, menolak prosedur diagnosis dan terapi yang
direncanakan, bahkan dapat menarik dari kontrak terapeutik, memperoleh
penjelasan tentang riset kedokteran, kerahasiaan atas hal pribadi dan
rekaman mediknya, memperoleh penjelasan tentang peraturan–peraturan
Rumah Sakit, dan memperoleh penjelasan perincian biaya dari Rumah
Sakit (Hanafiah, 2003).
3) Kewajiban Pasien
Adapun kewajiban pasien yaitu memeriksakan diri sedini mungkin
pada dokter, mematuhi nasehat dan petunjuk dokter, menandatangani
surat-surat, surat jaminan dirawat di Rumah Sakit, yakin pada dokternya
dan yakin akan sembuh, melunasi biaya perawatan di Rumah Sakit, biaya
pemeriksaan dan pengobatan serta honorarium dokter.
b. Pelayanan Kesehatan
a) Pengertian Pelayanan Kesehatan
Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak
hal yang perlu dilakukan. Salah satu diantaranya yang dipandang
mempunyai peran yang cukup penting ialah penyelenggaraan pelayanan
kesehatan (Blum 1974 dikutip oleh Azwar, 1998).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin
secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani
kebutuhan orang lain (Adunair, 2007).
Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan
secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat (Levey and Loomba (1973), dikutip oleh Azwar,
1998).
b) Macam Pelayanan Kesehatan
Meskipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan beraneka ragam,
namun jika disederahanakan secara umum dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1) Pelayanan kedokteran (Medical services)
Ditandai dengan pengorganisasian yang dapat berdiri sendiri
(Solo Practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi
(Institution). Tujuan utama dari pelayanan ini untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama
untuk perorangan atau keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2) Pelayanan Kesehatan masyarakat ( Public Health Services).
Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya
secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah, serta
sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.
c. Kepuasan Pasien
Berdasarkan jurnal penerbitan Setyopurnomo (2007)2 rasa puas
adalah Kepuasan dapat diartikan sebagai rasa kepuasan, sukacita dan
lega karena seseorang mengkonsumsi suatu produk atau jasa untuk
memperoleh jasa layanan yang baik.
Menurut Supranto (1997) kepuasan pasien adalah persepsi pasien
bahwa harapannya telah terpenuhi, diperoleh hasil yang optimal bagi
setiap pasien dan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
kemampuan pasien dan keluarganya, perhatian terhadap keluarganya,
perhatian terhadap kebutuhan pasien, kondisi lingkungan fisik, serta
tanggapan terhadap kebutuhan pasien sehingga kesinambungan yang
sebaik-baiknya antara puas dan hasil.
Menurut Tjiptono yang dikutip oleh Noviyantie (2001) :
“Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pembeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil (outcome) sama dengan harapan pelanggan. Ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan”.
2 Setyopurnomo (2007).” Satisfaction Of Hospital Patient Services Faculty Of Health Gajah Mada
University, 1/50-100 Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Menurut Hentorne yang dikutip oleh Noviyantie (2001) pasien
memilih pelayanan rumah sakit dengan mempertimbangkan
kenyamanan pelayanan, mutu, keterampilan pelayanan, dan biaya
pelayanan. Pasien tidak hanya menilai mutu pelayanan semata,
melainkan juga seberapa cepat mereka dilayani, sehingga mereka
mendapatkan kepuasan atas pelayanan yang diberikan oleh Rumah
Sakit.
Menurut Kottler (1994) kepuasan pelanggan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dia
terima dibandingkan dengan harapannya. Pasien baru akan merasa puas
apabila kinerja pelayanan kesehatan yang mereka dapatkan sama atau
melebihi dari apa yang mereka harapkan dan perasaan kecewa pasien
akan timbul apabila kinerja yang diperolehnya tidak sesuai dengan apa
yang menjadi harapannya.
Dan pada tahun 1998, Kotler berpendapat, kepuasan adalah psikis
yang menyenangkan dirasakan karena terpenuhinya secara relatif semua
kebutuhan secara memadai, meliputi terciptanya rasa aman, kondisi
lingkungan yang menyenangkan, menarik, keadaan sosial yang baik,
adanya penghargaan,adanya perasaan diri diakui dan bermanfaat dalam
lingkungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pelayanan Kesehatan.
a. Faktor Dari Pemberi Jasa (provider)
Menurut trisantoro (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi
kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan rumah sakit adalah
sebagai berikut:
1) Gambaran lingkungan dan struktural, misalnya adalah rambu-
rambu dan petunjuk yang jelas, kenyamanan yang mudah di
dapat, dan tersedianya bangku tunggu yang cukup.
2) Pelayanan kamar, misalnya kebersihan ruangan.
3) Hubungan interpersonal, misalnya apakah tugas mempunyai
kehangatan dan keramahan di dalam memberikan pelayanannya
kepada pasien.
4) Kompetensi klinis dari penyedia layanan kesehatan, misalnya
kemampuan staff, dan petugas untuk menunjukkan keterampilan
dalam tugas teknis, menyediakan informasi yang akurat dan
penuh ketelitian.
5) Tarif pelayanan yang dapat jangkau oleh pelanggan atau pasien.
6) Adanya promosi yang sehat dengan para pasien rumah sakit yang
lain, agar para pelanggan dapat memberikan persepsi tentang citra
yang baik bagi rumah sakit.
Sedangkan menurut Azwar (1994) kepuasan pasien mengacu
kepada pelayanan yang bermutu sebagai penerapan semua
persyaratan pelayanan kesehatan yang meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Ketersediaan pelayanan kesehatan yaitu bahwa pelayanan
kesehatan harus tersedia di masyarakat.
2) Kewajaran pelayanan kesehatan, yaitu bahwa pelayanan
kesehatan harus sesuai dengan masalah kesehatan yang ada.
3) Keseimbangan pelayanan kesehatan, yaitu bahwa pelayanan
kesehatan harus tersedia setiap saat menurut waktu dan
kebutuhan.
4) Ketercapaian pelayanan kesehatan, yaitu bahwa pelayanan
kesehatan harus terjangkau pembiayaan oleh pasien atau
masyarakat.
5) Efisiensi pelayanan, yaitu bahwa pelayanan kesehatan yang
diberikan tidak melalui prosedur yang berbelit-belit.
6) Mutu pelayanan yang baik, yaitu bahwa pelayanan kesehatan
harus dapat memberikan kesembuhan.
b. Faktor dari individu pasien.
1) Umur pasien
Action (1997) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
mungkin menjadi penilaian kepuasan berdasarkan karakteristik
individu, seperti karakteristik umur yang mempengaruhi kepuasan
pasien, dimana pasien yang berusia lanjut cenderung merasa puas
terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya karena dokter
dan perawat lebih responsive terhadap pasien yang berusia lanjut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
2) Pendidikan
Sementara itu Notoatmodjo (1989) menyatakan bahwa
pendidikan juga berpengaruh terhadap kepuasan pasien, dimana
pasien dengan tingkat pendidikan yang tinggi lebih mengerti dan
memahami tentang penyakit yang di deritanya.
3) Pekerjaan
Pekerjaan dapat mempengaruhi kepuasan pasien terhadap
pelayanan kesehatan, karena pasien yang bekerja adalah pasien
yang sedang produktif, pasien yang produktif biasanya lebih peka
terhadap keadaan sekitar yang dialami.
4) Jenis kelamin
Pasien perempuan lebih cenderung merasa puas terhadap
pelayanan kesehatan di bandingkan dengan laki-laki. Hal ini
kemungkinan laki-laki cenderung dominan, aktif, dan bebas.
Sedangkan sifat perempuan cenderung sensitive dalam hubungan
formal yang ditunjukan dengan sifat penuh perhatian, hangat
bijaksana, dan sabar.
5) Pengalaman berobat keluarga
Kerabat atau keluarga biasanya dapat menjadi acuan bagi
seseorang untuk menggunakan jasa pelayanan termasuk jasa
pelayanan kesehatan Hal ini bisa diartikan, bila keluarga atau
kerabat yang pernah menggunakan jasa pelayanan di sebuah
rumah sakit tertentu cenderung akan memberitahukan keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
rumah sakit tersebut kepada kerabatnya yang akan menggunakan
pelayanan jasa rumah sakit itu, bila pengalamannya baik atau
memuaskan, seseorang tidak akan ragu untuk memakai pelayanan
jasa di rumah sakit tersebut, namun sebaliknya bila kekecewaan
yang diketemukan sebelumnya terhadap pelayanan rumah sakit
maka kerabat cenderung akan urungkan niatnya untuk berobat di
rumah sakit tersebut.
c. Faktor Pendukung
1) Cara Pembayaran
menurut Mongol dan Babakus (Mukhtiar, 2004)
menemukan rata-rata tingkat kepuasaan responden yang dibayar
oleh pihak ketiga lebih tinggi dari pada responden yang bayar
sendiri. Pada penelitian ini yang dibayar pihak ketiga adalah
dengan kartu miskin dan yang ditanggung oleh asuransi kesehatan
(ASKES).
2) Ketersediaan Obat
Obat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit harus sesuai dengan populasi berarti jumlah (kuantum) obat
yang tersedia di gudang minimal harus sama dengan jumlah
kebutuhan obat yang seharusnya tersedia (lisnakesmas.blogspot,
2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Sementara itu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan
pasien adalah sebagai berikut :
a) Apa yang didengar oleh pelanggan dari kerabat dekatnya (word of
mouth communication)
b) Karekteristik dari pasien berbeda-beda, seperti umur, jenis kelamin,
pendidikan dan cara pembayaran.
c) Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk / jasa tersebut.
d) Komunikai melalui iklan dan pemasaran yang dapat mempengaruhi
persepsi pelanggan (external communication).
e. Rumah Sakit
1) Pengertian
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan
yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat keehatan yang setinggi-tingginya. (Undang-Undang RI No.44
Tahun 2009).
Sejalan dengan amanat pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar
Negara RI Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak
memperoleh pelayanan kesehatan kemudian dalam pasal 34 ayat (3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
2) Kelas Rumah Sakit
Menurut Azwar (1996) jika ditinjau dari kemampuan yang dimiliki,
rumah sakit di Indonesia dapat dibedakan atas lima macam, yakni:
Rumah sakit kelas A, adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialisasi dan subspesialisasi luas. Oleh
pemerintah rumah sakit ini telah ditetapkan sebagai tempat pelayanan
rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut juga rumah sakit
pusat.
Rumah sakit kelas B, adalah rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis luas dan subspesialis terbatas.
Direncanakan Rumah Sakit ini didirikan di setiap ibu kota provinsi
(provincial hospital) yang menampung rujukan dari Rumah Sakit
kabupaten.
Rumah Sakit kelas C, Rumah Sakit yang mampu memberikan
pelayanan kedokteran spesialis terbatas. Pada saat ini ada empat macam
pelayanan spesialis yang disediakan yakni pelayanan penyakit dalam,
pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak serta pelayanan kebidanan
dan kandungan.
Rumah Sakit kelas D, adalah Rumah Sakit yang bersifat transisi
karena pada suatu saat akan ditingkatkan menjadi Rumah Sakit kelas C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Pada saat ini kemampuan Rumah Sakit ini hanyalah memberikan
pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
Rumah Sakit kelas E, adalah Rumah Sakit khusus (special hospital)
yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kedokteran saja,
misalnya Rumah Sakit jiwa, Rumah Sakit kusta, dan lain-lain.
3) Organisasi Rumah Sakit
Menurut Djojodibroto (1997) secara umum organisasi Rumah Sakit
dapat dibedakan atas tiga macam kelompok:
1) Para penentu kebijakan Rumah Sakit, dikenal dengan nama
dewan perwalian (board of trustes). Pada saat ini untuk Rumah
Sakit swasta anggota dewan perwalian umumnya adalah para
pemilik rumah sakit sedangkan pada awal sebelumnya adalah
wakil-wakil masyarakat.
2) Para pelaksana pelayanan non medis, diwakili kalangan
administrator. Adapun yang dimaksud dengan kalangan
administrator disini adalah mereka yang ditunjuk oleh dewan
perwakilan untuk mengelola kegiatan Rumah Sakit. Tugas
utamanya adalah mengelola kegiatan aspek non medis.
3) Para pelaksana pelayanan medis, diwakili oleh kalangan medis
(medical staff). Adapun yang dimaksud dengan pelaksana
pelayanan medis disini adalah mereka yang bekerja di Rumah
Sakit untuk menyelenggarakan pelayanan medis Rumah Sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
f. Rawat Inap
Pelayanaan rawat inap merupakan pelayanan medis yang utama di
rumah sakit dan merupakan tempat untuk interaksi antara pasien dan rumah
sakit berlangsung dalam waktu yang lama. Pelayanan rawat inap melibatkan
pasien, dokter, dan perawat dalam hubungan yang sensitive yang
menyangkut kepuasan pasien, mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Semua
itu sangat membutuhkan perhatian manajemen rumah sakit (Goodler, 1996).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan
yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan
kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama
dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap penerima jasa
pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima jasa
pelayanan tersebut. Di samping itu, penekanan pelayanan kualitas yang
tinggi tersebut harus dicapai dengan biaya yang dapat dipertanggung
jawabkan .
Rumah sakit didirikan sebagai suatu tempat untuk memenuhi berbagai
permintaan pasien dan dokter, agar penyelesaian masalah kesehatan dapat
diselesaikan dengan baik. Perkembangan dewasa ini, rumah sakit (meskipun
tidak seluruhnya) juga menjadi sarana untuk praktek, pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
C. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang pernah dilakukan oleh M.Waseso Suharyono
(2006) yang berjudul Analisis minat pasien dalam memilih layanan
kesehatan di suatu rumah sakit menyatakan bahwa:
“Layanan jasa Rumah Sakit (RS), merupakan suatu layanan masyarakat yang penting dan dibutuhkan dalam upaya pemenuhan tuntutan kesehatan. Banyak unsur yang berperan dan mendukung berfungsinya operasional RS. Salah satu unsur utama pendukung tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang padat karya dan berkualitas tinggi, disertai kesadaran akan penghayatan pengabdian kepada kepentingan masyarakat khususnya dalam pemenuhan kebutuhan layanan kesehatan. RSUD merupakan salah satu unit penunjang umum, sangat memerlukan SDM yang berkualitas untuk menjamin produksi layanan yang bermutu tinggi. Perencanaan SDM atau disebut juga sebagai manajemen personalia.”
Sementara itu, penelitian lain dari Anggun Indrayantie (2009) yang
berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi minat pasien untuk rawat inap
di RSUD tugurejo semarang berkesimpulan bahwa bahwa :
“(1) secara serempak faktor Competence, Courtessy, Credibility, Security, Access, Communication, dan Understanding the customer mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat pasien untuk rawat inap di Paviliun Amarilys, (2) faktor yang paling dominan mempengaruhi minat pasien RSUD Tugurejo adalah Credibility, (3) minat pasien untuk menggunakan kembali jasa pelayanan rawat inap di Paviliun Amarilys RSUD Tugurejo dikategorikan tinggi”
Menurut Nirsetyo Wahdi (2006) dalam tesisnya yang berjudul
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien Sebagai
Upaya Meningkatkan Loyalitas Pasien menyatakan bahwa:
Kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada presepsi pelanggan . Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau presepsi pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan suatu jasa atau rumah sakit.
Menengok dan membandingkan penelitian yang telah
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti dalam penulisan skripsi ini, maka dapat
diperoleh kesamaan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
minat pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh RSUD
kabupaten Sukoharjo yaitu credibility atau bentuk kepercayaan pasien
terhadap segala urusan yang berkaitan dengan layanan kesehatan yang
diberikan oleh RSUD Sukoharjo.
D. KERANGKA BERFIKIR
Kerangka berfikir dijelaskan bahwa motivasi tenaga kerja kesehatan
merupakan dorongan bagi tenaga kerja kesehatan agar mereka mau
bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upaya dalam
melakukan pelayanan kesehatan. Untuk kepentingan penelitian digunakan
konsep teori motivasi menurut Luthans dalam Thoha (2003 : 207) yaitu 1.
Kebutuhan, 2. Dorongan, 3. Hadiah
Konsep teori yang digunakan mengenai perilaku tenaga kesehatan
menurut Siagian (1997 : 91) yaitu 1. Keramahan, 2. Kecepatan, 3. Tanpa
diskriminasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Konsep kepuasan pelayanan digunakan konsep teori Kotler dalam
Supranto (1997 : 231) yaitu :1. Kehandalan, 2. Ketanggapan, 3. Keyakinan, 4.
Empati, 5. Berwujud.
Motivasi dan perilaku tenaga kesehatan bertujuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat sehingga masyarakat
memperoleh kepuasan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti
seberapa besar pengaruh motivasi dan perilaku tenaga kesehatan terhadap
kepuasan pelayanan.
Kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka fikir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Penentuan kualitas suatu jasa pelayanan kesehatan dinyatakan bisa
menimbulkan kepuasan pasien apabila ditinjau dari lima dimensi
dalam menentukan kualitas jasa, yaitu :
1. Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
2. Responsiveness (Daya Tanggap), yaitu respon atau kesigapan
perawat dalam membantu pasien dan memberikan pelayanan yang
cepat dan tanggap.
3. Assurance (Jaminan), meliputi kemampuan perawat atas :
pengetahuan terhadap produk / jasa secara tepat, kualitas keramah
tamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan,
keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam
memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan,
dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pasien terhadap
rumah sakit.
4. Emphaty (Empati), yaitu perhatian secara individual yang diberikan
perawat kepada pasien.
5. Tangibles (Bukti Langsung), meliputi penampilan fasilitas fisik
seperti gedung dan ruangan front office, apotik, tersedianya tempat
parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyamanan ruangan, kelengkapan
peralatan komunikasi dan penampilan perawat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 2.1 Matriks Pengembangan Instrument.
No Variable Dimensi Sumber data Instrumen
1 Karakteristik
pasien
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Alamat
5. Pendidikan Terakhir
6. Pekerjaan
7. Penghasilan
8. Jenis Penyakit
9. Kelas perawatan
10. Lama Dirawat
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
2. Karakteristik
tenaga
kesehatan
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Pendidikan Terakhir
5. Status kepegawaian
6. Lama bekerja
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
3 Motivasi
tenaga
kesehatan
1. Kebutuhan Tenaga kesehatan Pedoman wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4 Perilaku
tenaga
kesehatan
1. Keramahan
2. Keadilan
3. Kecepatan
4. Tanpa diskrimasi
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Tenaga kesehatan
Fasilitas pelayanan
Fasilitas pelayanan
Fasilitas pelayanan
Fasilitas pelayanan
5 Kepuasan
pelayanan
1. Keandalan
2. Ketanggapan
3. Keyakinan
4. Empati
5. Berwujud
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pasien
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
Pedoman wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Sesuai dengan tujuan penelitian yang diajukan, maka penelitian ini
termasuk kedalam metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
menurut Irawan (2006 : 49) adalah penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menjelaskan tentang kepuasan pelayanan
subjek/elemen/unit/anggota/item (misalnya, manusia) dari sebuah riset.
Populasi penelitian adalah :
1. Tenaga kesehatan adalah tenaga bidan dan perawat yang ada di RSUD
Kabupaten Sukoharjo berjumlah 238 orang.
Pasien yang sedang mengalami proses rawat inap di RSUD Kabupaten
Sukoharjo saat penelitian berlangsung.
2. Sampel (Sample, Study Population ) merupakan sebuah subset yang
dicuplik dari populasi, yang akan diamati atau diukur peneliti. Sampel
penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi data
sebenarnya dalam suatu penelitian. Dipakainya sampel dalam
penelitian ini karena ingin menjadi kesimpulan penelitian sebagai
suatu yang berlaku populasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
B. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan tidak memberi
kesempatan yang sama kepada seluruh anggota populasi serta menetapkan
tujuan tertentu pada sampelnya. Karakteristik subyek serta menetapkan
tujuan tertentu pada sampelnya.
Variasi maksimum (terkadang disebut sampel keragaman maksimum
atau heterogenitas sampel maksimum) adalah jenis khusus dari purposive
sampel. Biasanya, sampel purposive tidak representatif, dan tidak mengaku.
Alih-alih mencari keterwakilan melalui probabilitas yang sama, sampling
variasi maksimum mencarinya dengan memasukkan berbagai ekstrem.
Prinsipnya adalah bahwa jika peneliti sengaja mencoba untuk
mewawancarai pilihan yang sangat berbeda orang, jawaban agregat mereka
dapat dekat dengan seluruh penduduk itu. Dengan pengambilan sampel
variasi maksimum, peneliti mencoba untuk memasukkan semua ekstrem
dalam populasi untuk bagan organisasinya adalah sebagai berikut :
1. Staff bagian Perencanaan, Hukum, dan Informasi
2. Staff bagian keuangan
3. Staff bagian umum
4. Staff bidang pelayanan medis
5. Staff bidang pelayanan perawatan
6. Staff bidang pelayanan penunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dengan pengambilan sampel variasi maksimum, peneliti mencoba
untuk memasukkan semua ekstrem dalam populasi untuk pasien meliputi :
1. 2 pasien di Bangsal Cempaka atas kelas III Jamkesmas
2. 1 pasien di Bangsal Cempaka atas kelas III umum
3. 1 pasien di Bangsal Dahlia kelas VIP
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut ini :
1. Wawancara
Wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara. Dalam proses wawancara dengan menggunakan
pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman
wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus
diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak
terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer
mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar
pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas
atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara
kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan
dengan konteks actual saat wawancara berlangsung.
2. Observasi
Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode
observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah
pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang
tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami
proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami
dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi
terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek
dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat
memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah
mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian
yang diamati tersebut
3. Studi Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data yang berasal dari pelayanan rawat inap
rumah sakit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
D. ANALISIS DATA
Dalam penelitian kuantitatif, metode analisis data yang digunakan adalah
model analisis interaktif. Model analisis interaktif ini dilakukan dengan tiga
langkah analisis data kualitatif, yang terdiri dari reduksi data,penyajian
data,dan verifikasi.
1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan lapangan. Langkah-langkah yang dilakukan
adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian ke
dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Adapun
data yang direduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan
penelitian dan kemudian dilakukan penggolongan ke dalam beberapa
bagian. Kemudian dari masing-masing bagian tersebut dikelompokkan
lagi berdasarkan sistematisasinya. Adapun perolehan data mengenai hal-
hal yang tidak relevan dengan penelitian, sebaiknya tidak dimasukkan
dalam penyajian hasil, namun tetap disimpan untuk masa yang akan
datang jika diperlukan.Dengan demikian, data yang direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti
melakukan pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan
jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di lapangan, jumlah data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
akan semakin banyak, semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah
diperlukan reduksi data sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit
analisis selanjutnya.
2. Penyajian data (Display Data)
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian
(display) data. Penyajian data merupakan analisis merancang deretan dan
kolom sebuah matriks untuk data kualitatif dan menentukan jenis serta
bentuk data yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak matriks. Penyajian
data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam
pola hubungan, sehingga makin mudah dipahami. Penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori,
diagram alur ( flow chart ), dan lain sejenisnya. Penyajian data dalam
bentuk-bentuk tersebut akan memudahkan peneliti memahami apa yang
terjadi dan merencanakan kerja penelitian selanjutnya. Pada langkah ini,
peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga menjadi
informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna
tertentu.Prosesnya dapat dilakukan dengan cara menampilkan dan
membuat hubungan antar fenomena untuk memaknai apa yang
sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai
tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan jelas alur
pikirnya merupakan hal yang sangat diharapkan oleh setiap peneliti.
Display data yang baik merupakan satu langkah penting menuju
tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3. Menarik Kesimpulan/verifikasi
Kesimpulan merupakan tinjauan terhadap catatan yang telah
dilakukan di lapangan. Sedangkan penarikan kesimpulan atau verifikasi
adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan,
pola-pola, penjelasan,alur sebab akibat atau proposisi. Penarikan
kesimpulan sebenarnya hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh. Menurut Miles (1992:20) kesimpulan adalah
tinjauan ulang pada catatan di lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau
sebagai makna yang muncul dari data yang harus diuji kebenarannya,
kekokohannya, dan kecocokannya, yaitu yang merupakan validitasnya.
Pada saat menarik kesimpulan awal, biasanya yang dikemukan masih
bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat
yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk
mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut sebagai verifikasi
data.Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung
oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang
ditemukan saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang
diperoleh merupakan kesimpulan yang kredibel. Bila kesimpulan dinilai
kurang, maka penulis dapat kembali ke lapangan untuk mengumpulkan
data tambahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
E. VALIDITAS DATA
Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek
keabsahan data dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam
membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. Triangulasi
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara,
observasi, dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek
kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Triangulasi juga
dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data,
karena itu triangulasi bersifat reflektif. Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik, pengumpulan data, dan triangulasi
waktu Pada penelitian kali ini peneliti hanya menggunakan triangulasi tehnik
dan triangulasi waktu.
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Misalnya data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan
observasi, dokumentasi, atau pedoman wawancara. Bila dengan tiga teknik
pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda,
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan atau yang lain. Atau mungkin semua benar, karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber
masih segar, belum banyak masalah, sehingga akan memberikan data yang
lebih valid dan lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas
data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,
observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil
uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH
A. KONDISI
1. Kondisi Geografis, Topografis, dan Demografis
Kabupaten Sukoharjo secara geografis terletak di bagian timur
dari Propinsi Jawa Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan Kota
Surakarta dan Kabupaten Karanganyar, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Karanganyar, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Klaten dan Boyolali, dan sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten
Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul, menempati lalu lintas darat yang
strategis yaitu dilalui jalan Semarang – Yogyakarta - Surakarta.
Keadaan topografi Kabupaten Sukoharjo terdiri dari :
a. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo adalah 46.666 hektare yang terdiri
atas tanah sawah seluas 21.096 hektare dan tanah kering seluas
24.472 hektare. Tanah kering merupakan jenis terluas yang ada di
Kabupaten Sukoharjo yaitu seluas 24.472 hektare yang merupakan
tanah potensional untuk pengembangan produk perindustrian.
b. Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 12 wilayah Kecamatan, yang terdiri
dari 160 desa dan 17 kelurahan, dimana terdapat pula 525.150
lingkungan/ dusun, 1.471 Rukun Warga dan 4.504 Rukun Tetangga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Gambar 3.1 : Gambar Peta Kabupaten Sukoharjo
2. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2007 adalah
tercatat sebesar 826.289 jiwa yang terdiri atas 408.506 jiwa berkelamin
laki–laki dan 417.783 jiwa berkelamin perempuan. Sedangkan jumlah
prosentase daya beli pada masyarakat Kabupaten Sukoharjo meningkat
yaitu 69,4 % pada tahun 2007 dan 70,15 % pada tahun 2007. Kepadatan
penduduk pada tahun 2007 adalah 1.569 jiwa / km². Kepadatan penduduk
tertinggi ada di Kecamatan Kartasura yaitu 4.594 jiwa / km². Tingkat
pertumbuhan penduduk 1,06 % pada tahun 2007 dan umur harapan hidup
pada 69,27 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Keadaan desa tertinggal, di Kabupaten Sukoharjo dan
kemungkinan penduduknya kurang mampu adalah dari 167 Desa /
kelurahan dengan jumlah penduduk tertinggal 239.882 jiwa dan jumlah
Kepala Keluarga Tertinggal 69.944 KK di Desa tertinggal.
3. Pelayanan Kesehatan
Saat ini di Kabupaten Sukoharjo terdapat fasilitas kesehatan
sebagai berikut :
Posyandu sebanyak 1087 buah
Puskesmas 21 buah
Industri Farmasi 1 buah
Rumah Sakit
1) RSUD Kab. Sukoharjo Kapasitas 180 tt ( tempat tidur ) Kelas
C
2) RS Nirmala Suri Sukoharjo
3) Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru Sukoharjo
4) Rumah Sakit Orthopedi ” Prof. Suharso”
5) Rumah Sakit Islam “ Yarsis”
6) RS Paru “ Suka Sari “
7) RS Bersalin PKU Muhammadiyah Sukoharjo
Dari data pelayanan kesehatan diatas, maka RSUD Kabupaten
Sukoharjo yang didukung oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten
Sukoharjo mempunyai peluang menjadi Rumah Sakit Kelas B sebagai
Rumah Sakit Rujukan sekitarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
B. POTENSI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO
1. Keadaan Umum
Status RS : Rumah Sakit Pemerintah Kabupaten.
Nama RS : RSUD Kab. Sukoharjo
Alamat : Jl. Dr. Muwardi 71 Sukoharjo
Kabupaten : Sukoharjo
Propinsi : Jawa Tengah
Kelas : B
Kapasitas TT : 200 TT
Luas Tanah : 33.397 m2
Luas Bangunan : 17.150 m2
Luas Halaman : 16.600 m2
2. Sejarah Pendirian RSU Kabupaten Sukoharjo
Potensi yang dimiliki tidak lepas dari sejarah yang mewarnai
pendiriannya, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahun 1960 – 1976 dengan nama DKR (Djawatan Kesehatan Rakyat)
terdiri dari BP, Juru Imunisasi, BKIA dan Juru Malaria.
b. Pada Tahun 1995 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
111/Menkes/I/1995 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Dati II Sukoharjo dengan kelas C.
c. Pada Tahun 1995, dengan Perda No.18 Tahun 1995 ditetapkan
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kab. Dati II Sukoharjo.
d. Tahun 1996 berpredikat RS Sayang Bayi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
e. Tahun 1999 telah terakreditasi penuh 5 Bidang Pelayanan.
f. Tahun 2002 terakreditasi penuh 12 Bidang Pelayanan
g. Tahun 2003 ditetapkan menjadi RSUD Kabupaten Sukoharjo dengan
Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2003.
h. Tahun 2005 mendapat penghargaan sebagai Rumah Sakit terbaik
kedua Tingkat Jawa Tengah pada Program Terpadu Rumah Sakit
Sayang Ibu dan Sayang Bayi Propinsi Jawa Tengah..
i. Tahun 2008 telah dilaksanakan Penilaian Akreditasi Rumah Sakit
dinyatakan lulus dan terakreditasi penuh 16 Pelayanan.
j. Tahun 2008 ditetapkan kembali menjadi RSUD Sukoharjo dengan
Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2008
k. Dan pada tahun 2009 ditetapkan menjadi RS Kelas B Non Pendidikan
3. Dasar Hukum
Keberadaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo
sebagai suatu organisasi instansi pemerintah dilandasi oleh peraturan -
peraturan sebagai berikut :
1) Surat Keputusan MENKES RI No. 233/MENKES/SK/IV/1983 Tentang
Penetapan beberapa RSU Pemerintah kelas B dan C.
2) Keputusan Menteri Kesehatan No. 111/Menkes/I/1995 Tentang
Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Dati II Sukoharjo
dalam kelas C.
3) Perda Kabupaten Dati II Sukoharjo Nomor : 18 Tahun 1995 ditetapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Organisasi dan Tata Kerja RSUD Kab. Dati II Sukoharjo.
4) Keputusan Menteri No. ym.0003 35.1932 Tahun 1999 tentang
Pemberian Status Akreditasi Tingkat Dasar kepada RSUD Kab. Dati II
Sukoharjo.
5) Surat Keputusan Menteri No. ym.0003 22.1327 Th. 2002 tentang
Pemberian Status Akreditasi Tingkat Lanjut kepada RSUD Kab. Dati II
Sukoharjo.
6) Surat Keputusan Menteri No. ym.0.10/III/3756/08 Th. 2008 tentang
Pemberian Status Akreditasi Penuh Tingkat Lengkap untuk 16
Pelayanan RSUD Kabupaten Sukoharjo.
7) Tahun 2008 ditetapkan menjadi RSUD Kabupaten Sukoharjo dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo No. 4 Tahun 2008,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Sukoharjo Nomor 2 Tahun 2010.
8) Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 824/Menkes/SK/IX/2009
tentang Peningkatan Kelas RSUD Kabupaten Sukoharjo Milik
Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
4. Tugas Pokok dan Fungsi RSUD Kabupaten Sukoharjo
a. Kewenangan :
1) Perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan
kesehatan.
2) Pemanfaatan personil keuangan dan perlengkapan sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
peraturan peruadang-undangan yang berlaku
3) Memanfaatkan peluang pasar sesuai kemampuannya dengan tetap
melaksanakan fungsi sosial.
4) Melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5) Penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.
6) Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya kesehatan.
b. Tugas Pokok :
Membantu Bupati dalam melaksanakan upaya kesehatan secara
berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya
penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan
upaya peningkatan dan pencegahan, serta melaksanakan upaya rujukan
dan memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan
Rumah Sakit.
c. Fungsi:
1) Pelayanan Medis
2) Pelayanan Penunjang Medis dan Non Medis
3) Pelayanan Dan Asuhan Keperawatan
4) Pelayanan Rujukan
5) Pendidikan Dan Pelatihan
6) Penelitian Dan Pengembangan
7) Pengelolaan Urusan Ketata-Usahaan dan Keuangan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
5. Produk Jasa Pelayanan Kesehatan RSUD Sukoharjo
Pengembangan Rumah Sakit yang baik diharapkan mampu memberikan:
a) Kepuasan Pasien.
b) Kualitas Pelayanan Medis.
c) Efisiensi Kepuasan Pegawai Rumah Sakit dan
d) Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit.
Untuk mencapai harapan itu BRSUD Kabupaten Sukoharjo selama ini
telah memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat melalui
keberadaan fungsional instalasi- instalasi. Jenis - jenis pelayanan di
RSUD Kab. Sukoharjo dimaksud di atas adalah :
1) Instalasi Rawat Darurat
2) Instalasi Rawat Jalan
a. Klinik Umum
1). Klinik Dewasa
2). Klinik Anak
3). Klinik KIA / KB
4). Klinik Gigi
b. Klinik Spesialis
1). Bedah Umum
2). Penyakit Dalam
3). Kesehatan Anak
4). Kebidanan dan kandungan
5). Mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
6). THT
7). Kulit Kelamin
8). Syaraf
9). Paru
10). Jantung
11). Bedah Orhopedi
12). Reahabilitasi Medik
13). Radiologi
14). Spesialis Konservasi Gigi
15). Spesialis Gigi Prostodontsia
16). Spesialis Gigi Ortodonsia
17). Anastesi
18.) Spesialis Kesehatan Jiwa
19.) Spesialis Patologi Klinik
20.) Spesialis Patologi Anatomi
3) Instalasi Rawat Inap
4) Instalasi Bedah Sentral
5) Instalasi ICU
6) Instalasi Hemodialysa
7) Instalasi Radiologi
8) Instalasi Laboratorium
9) Instalasi Gizi
10) Instalasi Farmasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
11) Instalasi Rehabilitasi Medik
12) Instalasi Pemeliharaan Sarana RS
13) Instalasi Sanitasi RS
14) Instalasi Pemulasaran Jenazah
15) Instalasi Sterilisasi Sentral
16) Instalasi Rekam Medik
17) Unit Pelayanan Darah
6. Sarana Peralatan Medis
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan rumah sakit
sebagai pelayanan kesehatan rujukan paripurna menuju rumah sakit kelas
B, maka RSUD Kabupaten Sukoharjo selama 3 (tiga) tahun terakhir telah
melengkapi peralatan kesehatan medis dan penunjang untuk pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan Rawat Jalan, Rawat Inap, Tindakan
Operasi, Rawat Intensif, Persalinan, Radiologi, Anesthesi, Pathologi
Klinik, Farmasi, Gizi dan Rehabilitasi Medis.
Adapun jenis dan jumlah alat kesehatan yang tersedia dan telah
dimiliki oleh RSUD Kabupaten Sukoharjo meliputi alat kesehatan medis
dan alat kesehatan penunjang medis yang disesuaikan dengan
perkembangan teknologi, peningkatan kelas rumah sakit dan kemampuan
anggaran, sehingga diupayakan memadai dalam pelayanan (terlampir).
7. Data Kepegawaian / Ketenagaan BRSUD Kab. Sukoharjo
Ketenagaan / Sumber daya manusia yang terlibat dalam proses
pelayanan kesehatan dari tahun 2007 - 2009, terdiri atas :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 3.1 : Data Kepegawaian / Ketenagaan BRSUD Kab. Sukoharjo
No
Jenis ketenagaan
TAHUN
2007 2008 2009
1 Medis ( Umum dan Spesialis ) 31 34 49
2 Paramedis Keperawatan 102 144 188
3 Paramedis Non Keperawatan 49 65 79
4 Tenaga Non Medis 61 130 167
5 Tenaga Kontrak / PTT / THL 69 75 69
JUMLAH : 312 304 552
C. VISI, MISI DAN NILAI
1. VISI
“ Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo menjadi pusat
rujukan dan pelatihan yang mandiri di wilayah Sukoharjo pada tahun 2015
2. MISI
a. Meningkatkan profesionalisme yang berlandaskan iman dan taqwa.
b. Meningkatkan sistem informasi manajemen yang terpadu dan
komunikatif.
c. Meningkatkan pelayanan menuju pelayanan prima.
d. Meningkatkan pemanfaatan sarana-prasarana medik dan non medik.
e. Meningkatkat penampilan citra.
f. Meningkatkan kerjasama dalam bidang pelatihan dan sistem rujukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
D. NILAI
1. Belajar tanpa ada hentinya.
2. Menjunjung tinggi kejujuran.
3. Disiplin dalam waktu.
4. Bertanggung jawab dalam melaksanakan semua tugas.
5. Menciptakan kerjasama tim.
6. Bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
7. Responsif dalam menjalankan tugas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
E. BAGIAN STRUKTUR ORGANISASI
KELOMPOK JABATAN
DIREKTUR
WAKIL DIREKTUR WAKIL DIREKTUR
Kepala Bagian Umum
Kepala Bagian Keuangan
Kepala Bagian Perencanaan,
Hukum,
Kepala Bidang Pelayanan
Medis
Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan
Kepala Bidang Pelayanan Penunjang
Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Anggaran dan
Perbendaharaan
Sub Bagian Bina Program Mentoring dan
Evaluasi
Sub Bagian Organisasi dan Kepegawaian
Sub Bagian Akuntansi dan
Vertifikasi
Sub Bagian Humas, Hukum dan Informasi
Seksi Sumber Daya
Pelayanan
Seksi Sumber Daya
Pelayanan Keperawatan
Seksi Sumber Daya
Pelayanan
Seksi Mutu pelayanan
Medis
Seksi Mutu Pelayanan
Perawat
Seksi Mutu Pelayanan Penunjang
Sub Bagian Rumah Tangga
Sub Bagian Pengelolaan Pendapatan
Sub BagianPendidikan
Pelatihan dan Pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap
pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo dan memperoleh penjelasan
tentang kepuasan pelayanan pasien rawat inap di RSUD Kabupaten
Sukoharjo. Sampel penelitian ini meliputi tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo dan pasien rawat inap di RSUD Sukoharjo. Sampel tenaga
kesehatan penelitian meliputi para tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo yang
terdiri dari bagian perawat, bagian umum, PHI, pelayanan medis, penunjang,
keuangan. Sedangkan sampel pasien meliputi pasien dari kelas umum,
jamkesmas, dan VIP.
Selanjutnya gambaran sampel tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.1 Gambaran Sampel Tenaga Kesehatan
No Bagian Umur Pendidikan Masa kerja
1
2
3
4
5
6
Perawat
Bagian Umum
PHI
Pelayanan medis
Penunjang
Keuangan
45 tahun
58 tahun
38 tahun
40 tahun
49 tahun
33 tahun
D-3 Keperawatan
Sarjana Keperwatan
Sarjana Psikologi
Sarjana Kedokteran
Sarjana Ekonomi
S-2 Ekonomi
20 tahun
35 tahun
13 tahun
10 tahun
20 tahun
7 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Sumber: data diolah
Deskripsi sampel tenaga kerja menunjukkan semua sampel telah
berusia di atas 30 tahun, tingkat pendidikan sebagian besar adalah S1
(sarjana) dan lama kerja lebih dari 10 tahun. Deskripsi karakteristik tenaga
kesehatan tersebut menunjukkan bahwa mereka merupakan individu yang
secara umur memiliki kematangan dalam berpikir rasional, tingkat pendidikan
dan pengalaman kerja berhubungan dengan kemampuan kerja tenaga
kesehatan.
Sedangkan gambaran sampel pasien adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.2 Gambaran Sampel Pasien
No Bagian Ruang Umur Pendidikan Pendapatan
1
2
3
4
Ibu Supadmi
Ibu Endang
Bpk. Surono
Bpk. Suyatno
III-Jamkesmas
I-Umum
III-Jamkesmas
VIP
51 tahun
45 tahun
36 tahun
77 tahun
SD
SD
SD
SMP
Rp. 25.000/hari
Rp 30.000/hari
Rp. 600.000/bulan
Rp 1.700.000/bulan
Sumber: data diolah
Gambaran umum responden nampak bahwa responden merupakan
pasien yang meliputi semua kelompok golongan pasien dengan strata yang
berbeda-beda. Pengambilan sampel dari semua strata keperawatan di RSUD
Sukoharjo dimaksudkan untuk dapat menggambarkan tingkat pelayanan dan
kepuasan pasien pada semua strata keperawatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
B. Motivasi Tenaga Kesehatan
Motivasi tenaga kesehatan dalam pelayanan ditunjukkan dalam
beberapa indikator tindakan yaitu pelayanan sesuai prosedur, ketersediaan
sarana dan prasarana, kerjasama, pemberian kewenangan, pelayanan terbaik
dan tunjangan kerja. Analisis dilakukan terhadap 6 tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo meliputi perawat, bagian umum, PHI, pelayanan medis, penunjang,
keuangan.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan lembar
pedoman wawancara. Selanjutnya hasil pengkodingan dan analisis jawaban
responden tentang motivasi tenaga kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan sesuai prosedur
Hasil jawaban tenaga kesehatan terhadap motivasi mereka ditinjau
dari pelayanan sesuai prosedur menunjukkan tingkat motivasi yang baik.
Hal tersebut ditunjukkan oleh sikap tenaga kesehatan yang baik terhadap
pelaksanaan prosedur pelayanan.
Hasil jawaban responden Laila yang merupakan tenaga kesehatan
bagian PHI di RSUD Sukoharjo tentang keinginan responden untuk
melaksanakan pelayanan sesuai prosedur menunjukkan bahwa tidak
terdapat keberatan terhadap pelaksanaan pelayanan sesuai prosedur. Laila
bahkan menyatakan bahwa perawatan sesuai prosedur merupakan suatu
hal yang harus dilaksanakan. Sikap tersebut tercermin dari jawaban Laila
yang mengungkapkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
“saya merupakan bagian PHI, namun bagi saya standar pelayanan disusun sebagai pedoman pelayanan, jadi semua pelayanan harus dilaksanakan sesuai pedoman tersebut, tidak bisa tidak.” (R5, 6 Maret 2012, jam 11.00)
Sikap yang baik terhadap pelaksanaan standar operasional yang
diterapkan di rumah sakit ditujukkan pula oleh jawaban beberapa tenaga
kesehatan pada bagian lainnya antara lain:
a) Tenaga perawat yang menyatakan bahwa prosedur merupakan
langkah-langkah nyata yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Dalam pelaksanaan prosedur standar pelayanan diperlukan
kelengkapan alat pendukung, sehingga semua pelayanan dapat
dilakukan di rumah sakit.
b) Tenaga umum menyatakan bahwa meskipun ia tidak memiliki
kewenangan memutuskan suatu hal yang berkaitan dengan
administrasi, namun secara umum ia mau membantu pengurusan
administrasi yang dilakukan oleh keluarga pasien.
c) Tenaga bagian pelayanan medis yang menyatakan siap memberikan
pelayanan kepada pasien sesuai standar prosedur operasional yang
ditetapkan oleh rumah sakit.
Berdasarkan jawaban tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi tenaga kesehatan ditinjau
dari kesediaan melakukan pelayanan sesuai standar prosedur operasional
adalah baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2. Ketersediaan sarana dan prasarana
Hasil jawaban tenaga kesehatan terhadap motivasi mereka ditinjau
dari ketersediaan sarana menunjukkan bahwa motivasi karyawan akan
meningkat jika sarana dan prasarana tersedia dengan lengkap. Hasil
jawaban tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo berkenaan dengan
ketersediaan sarana dan prasarana antara lain diungkapkan sebagai berikut.
a) Tenaga perawat yang menyatakan bahwa ketersediaan sarana dan
prasarana yang lengkap akan meningkatkan kinerja perawat
khususnya memudahkan dalam pelaksanaan pelayanan. Ketika
perawat mampu memberikan pelayanan yang baik kepada pasien,
maka akan timbul rasa senang dan memotivasi untuk lebih
memberikan pelayanan yang baik kepada pasien.
b) Tenaga umum menyatakan bahwa ketersediaan sarana dan prasarana
yang lengkap membantu dan memudahkan tenaga umum dalam
memberikan pelayanan kepada pasien atau keluarga pasien.
c) Tenaga bagian PHI menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang
lengkap memungkinkan terlaksanakan pekerjaan dengan cepat
sehingga meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien atau keluarga.
d) Tenaga kesehatan bagian pelayanan medis mengungkapkan bahwa
ketersediaan sarana dan parasana yang baik seperti laboraborium yang
memadai sangat membantu tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan terbaik kepada pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Berdasarkan jawaban beberapa tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ketersediaan
sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang mampu
meningkatkan motivasi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
3. Kerjasama
Hasil jawaban tenaga kesehatan terhadap motivasi mereka
ditinjau dari keinginan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
menunjukkan bahwa adanya kerjasama dengan tenaga kesehatan
lainnya merupakan hal yang sering dinantikan oleh tenaga kesehatan.
Hasil jawaban tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo berkenaan dengan
keinginan melakukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya
antara lain diungkapkan sebagai berikut :
a) Tenaga perawat dan bagian umum menyatakan bahwa kerjasama
antara tenaga kesehatan misalnya antara keperawatan,
laboratorium, dokter dan bagian gizi, dan sebagainya merupakan
sesuatu yang mampu meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pasien, khususnya dalam upaya mempercepat kesembuhan pasien.
keterangan tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu Sunarti
yang mengungkapkan:
“sebagai perawat, kerjasama yang saya lakukan tentunya saling membantu dan saling melengkapi sebagai bentuk pelayanan untuk pasien”. (R1, Senin 5 Maret 2012, jam 10.00)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b) Tenaga bagian PHI menyatakan bahwa kerjasama merupakan satu
hal yang penting dalam pelaksanaan pelayanan, karena pelayanan
di rumah sakit merupakan kolaborasi dari semua unsur tenaga
kesehatan dan bagian dari pekerjaan bersama dari semua tenaga
kesehatan atau bagian di rumah sakit.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Laila tenaga PHI
yang menyatakan bahwa:
“sebagai bagian PHI, kerjasama antar bagian sangat tinggi karena semua pekerjaan merupakan kerja tim atau pekerjaan bersama”. (R5, 6 Maret 2012, jam 11.00)
c) Tenaga kesehatan bagian pelayanan medis, penunjang, dan
keuangan mengungkapkan bahwa kerjasama dengan bagian lain
jika mungkin seharusnya dilakukan, karena dengan kerjasama yang
baik, maka tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit dapat
dikerjakan secara bersama-sama sehingga hasilnya lebih cepat, dan
maksimal.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bagian
penunjang medis yang menyatakan bahwa:
“RS suatu sistem pelayanan dibutuhkan koordinasi semua sistem sehingga pelayanan jadi bagus”. (R3, 5 Maret 2012, jam 12.00)
Berdasarkan jawaban beberapa tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa adanya kerjasama
antara berbagai unsur atau tenaga kesehatan di rumah sakit merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
salah satu faktor yang mampu meningkatkan motivasi tenaga
kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4. Pemberian kewenangan
Hasil jawaban tenaga kesehatan terhadap motivasi mereka
ditinjau dari pemberian motivasi menunjukkan bahwa pemberian
wewenang kepada tenaga kesehatan akan berdampak pada peningkatan
motivasi mereka. Hasil jawaban tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo
berkenaan dengan pemberian kewenangan antara lain diungkapkan
sebagai berikut.
a) Tenaga perawat dan bagian umum menyatakan bahwa pemberian
kewenangan tertentu kepada tenaga kesehatan berdampak pada
pelaksanaan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Menurut tenaga
keperawatan bahwa pemberian kewenangan akan memudahkan
perawat dalam menentukan tindakan ketika terjadi keadaan gawat,
sehingga pelayanaan kepada pasien berjalan lebih cepat.
b) Tenaga bagian PHI menyatakan bahwa meskipun diberikan
kewenangan, namun ia tidak akan menggunakannya secara
berlebihan. Kewenangan hanya dilaksanakan sesuai dengan
kebutuhan dan kewenangan yang dimilikinya.
c) Tenaga bagian umum menyatakan bahwa sejauh ini, mereka tidak
memiliki kewenangan dalam hal memutuskan suatu permasalahan,
karena semua permasalahan di bagian umum di putuskan oleh
direktur. Namun demikian jika diberikan kewenangan tertentu,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
mereka berusaha menggunakannya untuk membantu pelaksanaan
pelayanan yang lebih baik.
d) Tenaga kesehatan bagian pelayanan medis, penunjang, dan
keuangan mengungkapkan bahwa pemberian kewenangan kepada
tenaga kesehatan berdampak pada peningkatan tanggung jawab
mereka terhadap tugas dan pekerjaan mereka dalam melayani
kepada pasien. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu
Rita sebagai tenaga bagian keuangan yang menyatakan bahwa:
“saya akan berusaha membantu pasien atau keluarga pasien dalam mengurus masalah keuangan, jika kelengkapan administrasi keuangan lengkap maka saya tidak akan menunda pengerjaannya, tapi bila kurang, biasanya selesai satu jam atau bahkan satu hari”. (R3, 6 Maret 2012, jam 10.00)
Berdasarkan jawaban beberapa tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo tersebut, nampak bahwa tidak semua tenaga kesehatan
memiliki kewenangan yang memadai dalam hal pelaksanaan pelayanan
kepada pasien. Tenaga kesehatan memiliki harapan akan adanya
penambahan kewenangan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas
pelayanan lebih cepat. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa pemberian kewenangan merupakan faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo.
5. Pelayanan terbaik
Hasil jawaban tenaga kesehatan terhadap motivasi mereka
ditinjau dari keinginan memberikan pelayanan terbaik menunjukkan
bahwa sebagian besar tenaga kesehatan memiliki keinginan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Hasil jawaban tenaga
kesehatan di RSUD Sukoharjo berkenaan dengan keinginan
memberikan pelayanan terbaik antara lain diungkapkan sebagai
berikut.
a) Tenaga perawat menyatakan bahwa pelayanan terbaik akan
tercapai jika perawat memiliki kapabilitas yang baik dalam
keperawatan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme keperawatan antara lain dengan
belajar meningkatkan ilmu keperawatan dan bertukar pikiran
dengan sesama perawat atau perawat senior yang berpengalaman.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan sebagai berikut:
“untuk meningkatkan profesionalisme saya akan selalu belajar ilmu keperawatan dan berusaha bertukar pikiran dengan sesame perawat atau dengan perawat senior”. (R1, 5 Maret 2012, jam 10.00)
b) Tenaga kesehatan bagian umum dan keuangan menyatakan bahwa
pelayanan terbaik kepada pasien merupakan suatu kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Mereka memiliki
keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik sebagai bentuk
ibadah kepada Tuhan dengan membantu sesama manusia. Hal
tersebut terlihat pada pernyataan berikut:
“meskipun tidak secara langsung membantu proses perawatan, namun saya akan berusaha membantu keperluan pasien atau keluarga pasien, karena hal tersebut sebagai bentuk ibadah saya kepada Tuhan dengan membantu sesame manusia”. (R4, 6 Maret 2012, jam 11.00)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
c) Tenaga bagian PHI, pelayanan medis dan penunjang menyatakan
bahwa meskipun peran mereka dalam pelayanan kesehatan secara
umum tidak terlibat langsung, namun mereka memiliki keinginan
yang tinggi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.
Berdasarkan jawaban beberapa tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo tersebut, nampak bahwa memberikan pelayanan terbaik
kepada pasien merupakan suatu hal yang menjiwai tenaga kesehatan di
RSUD Sukoharjo. Mereka menyatakan bahwa :
“Memberikan pelayanan terbaik kepada pasien merupakan kewajiban dan bentuk usaha mereka dalam berempati kepada sesama manusia”.
Hasil jawaban tenaga kesehatan tersebut menunjukkan bahwa
keinginan memberikan pelayanan terbaik kepada pasien merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi pelayanan pada tenaga
kesehatan di RSUD Sukoharjo.
6. Tunjangan kesejahteraan
Hasil jawaban tenaga kesehatan terhadap motivasi mereka
ditinjau dari peningkatan tunjangan kesejahteraan menunjukkan bahwa
sebagian besar tenaga kesehatan memiliki keinginan untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pasien. Hasil jawaban tenaga
kesehatan di RSUD Sukoharjo berkenaan dengan pemberian tunjangan
kesejahteraan antara lain diungkapkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
a) Tenaga perawat menyatakan bahwa pemberian tunjangan
kesejahteraan akan meningkatkan semangat kerja mereka.
Keterangan tersebut dapat dilihat dari pernyataan berikut:
“pemberian tunjangan kesejahteraan tentunya akan meningkatkan semangat kerja perawat”. (R1, 5 Maret 2012, jam 10.00)
b) Tenaga kesehatan bagian umum, keuangan, PHI, pelayanan medis,
dan penunjang menyatakan bahwa pemberian tunjangan
kesejahteraan merupakan harapan untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka. Pemberian tunjangan kesejahteraan secara langsung
akan meningkatkan motivasi kerja mereka. Hal tersebut
sebagaimana dikemukakan oleh bapak Rivai yang menyatakan
bahwa:
“ya, mungkin akan lebih baik lagi karena saya ini punya sifat gak tegaan mbak, karena kalau saya ada bosnya ga ada bosnya saya tetap melakukan kerja dengan baik”. (R4, 6 Maret 2012, jam 12.00)
Berdasarkan jawaban beberapa tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo tersebut, nampak bahwa pemberian tunjangan kesejahteraan
merupakan faktor yang berhubungan dengan peningkatan motivasi
kerja tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo.
C. Pelayanan Tenaga Kesehatan
Pelayanan tenaga kesehatan dalam penelitian ini dinilai dari empat
indikator, yaitu keramahan, keadilan, kecepatan, dan tanpa diskriminasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Selanjutnya deskripsi pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo
adalah sebagai berikut:
a. Keramahan
Indikator keramahan meliputi sikap tenaga kesehatan terhadap
keluhan pasien dan penggunaan bahasa kepada pasien.
a. Pelayanan terhadap keluhan pasien
Pelayanan terhadap keluhan pasien yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo cukup beragam, mulai dari
memberikan motivasi, meminta mereka untuk bersama, meminta
pasien untuk berdoa, dan menyakinkan bahwa semua penyakit ada
obatnya.
Pelayanan terhadap keluhan pasien secara langsung
dilakukan oleh perawat yang merupakan tenaga yang secara
langsung berinteraksi dengan pasien. Langkah-langkah yang
dilakukan tenaga keperawatan terhadap keluhan sakit pasien adalah
dengan senantiasa memberikan motivasi kepada pasien untuk lebih
sabar dan tabah menghadapi cobaan yang mereka hadapi.
Sedangkan tenaga kesehatan lainnya seperti pelayanan
medis, bagian umum, bagian keuangan, PHI, dan penunjang tidak
bersinggungan langsung dengan keluhan pasien. Walaupun
demikian, mereka menyatakan bahwa di setiap kesempatan mereka
bertemu atau bersinggungan dengan pasien, mereka senantiasa
memberikan motivasi kepada pasien misalnya dengan meminta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
pasien untuk lebih banyak berdoa, pasien untuk lebih sabar, dan
menyakinkan pasien bahwa semua penyakit ada obatnya.
Berdasarkan tindakan tenaga kesehatan dalam menghadapi
keluhan pasien tersebut, nampak bahwa pelayanan tenaga
kesehatan dalam pemberian pelayanan terhadap keluhan pasien
adalah baik. Hal tersebut dibuktikan oleh ungkapan semua tenaga
kesehatan yang senantiasa membantu pasien mengatasi
keluhannya.
b. Penggunaan bahasa kepada pasien
Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi dengan pasien
atau keluarga pasien merupakan salah satu bentuk pelayanan
kesehatan. Penggunaan bahasa yang sopan dan jelas merupakan
wujud dari perhatian dan tanggung jawab tenaga kesehatan
terhadap pelayanan kesehatan.
Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa penggunaan
bahasa dalam komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien
atau keluarga pasien menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa
Jawa. Tenaga kesehatan menyatakan bahwa penggunaan bahasa
Jawa dimaksudkan agar komunikasi di antara tenaga kesehatan dan
pasien atau keluarga berjalan lancar, karena sebagian besar pasien
merupakan masyarakat Jawa yang menggunakan Bahasa Jawa
sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Penggunaan bahasa Jawa,
khususnya karma inggil merupakan wujud dari penghargaan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
penghormatan tenaga kesehatan kepada pasien dan keluarga
pasien.
b. Keadilan
Indikator keadilan meliputi sikap tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan tanpa memperhatikan status sosial
dan ekonomi pasien.
a. Pelayanan diberikan tanpa memandang pangkat atau jabatan
Semua tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo menyatakan
bahwa mereka memberikan pelayanan kepada pasien tanpa
memandang pangkat atau jabatan. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.
Pelayanan kesehatan antara pasien yang berpangkat
ataupun tidak berpangkat, pasien yang kaya atau pasien yang
miskin adalah sama. Mereka merupakan pasien yang memiliki hak
untuk dilayani dan sebagai petugas kesehatan yang digaji oleh
pemerintah, mereka menyakini bahwa tugas mereka adalah
memberikan pelayanan terbaik tanpa melihat pangkat atau jabatan
pasien.
b. Prosedur pelayanan
Semua tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo menyatakan
bahwa semua pasien memiliki kewajiban dan hak yang sama dalam
pelaksanaan prosedur pelayanan. Pasien memiliki kewajiban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
mempersiapkan semua keperluan administrasi yang diperlukan
sebelum memperoleh pelayanan kesehatan. Ketika semua
persyaratan telah terpenuhi, maka pelayanan kesehatan akan dapat
diperoleh segera mungkin oleh pasien.
Hal tersebut berbeda dengan tenaga kesehatan
keperawatan, dimana mereka menyatakan bahwa pemberian
pelayanan kesehatan berdasarkan kepada kegawatan kondisi
pasien. Jika pasien dalam kondisi gawat, maka prosedur
penyelematan akan dilakukan terlebih dahulu, selanjutnya
administrasi menyusul. Namun bila pasien dalam kondisi tidak
begitu gawat, maka persyaratan adminstrasi harus diselesaikan.
c. Pelayanan di antrian
Pelayanan di antrian umumnya dilakukan pada bagian
umum, administrasi dan pelayanan teknis kesehatan. Pelayanan
antrian di lakukan sesuai urutan antrian yang telah ada, dan selalu
berdisiplin agar pasien memperoleh pelayanan sesuai dengan
antrian.
c. Kecepatan
Kualitas pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
ditinjau dari kecepatan ditunjukkan oleh keinginan melayani pasien
dengan cepat dan waktu yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien. Hasil pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
tentang keinginan melayani pasien menunjukkan bahwa semua tenaga
kesehatan memiliki keinginan melayani pasien dengan cepat.
Hasil jawaban terhadap wawancara dengan perawat dinyatakan
bahwa pemberian pelayananan kesehatan harus disegerakan, karena
berhubungan dengan kegawatan dan keselamatan jiwa pasien. Perawat
menyatakan bahwa:
“Memberikan pelayanan secepatnya merupakan salah satu bentuk upaya perawat untuk menyelamatkan jiwa pasien juga sebagai bentuk nyata pelayanan yang terbaik bagi pasien”.(R1, 5 Maret, jam 11.00)
Sementara itu hasil wawancara dengan tenaga bidang
keuangan dan umum menyatakan bahwa:
“Pelayanan yang cepat dapat terjadi jika pasien atau keluarga pasien telah memenuhi syarat-syarat administrasi yang dibutuhkan. Tenaga umum dan keuangan menyatakan bahwa jika syarat mencukupi maka kegiatan pelayanan keuangan dan administrasi dapat diselesaikan dalam waktu paling lama 15 menit, namun jika persyaratan tidak lengkap, maka pelayanan dapat berlangsung lebih lama bahkan satu hari”.(R4, 6 Maret, jam 12.00)
d. Tanpa Diskriminasi
Pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan tanpa
diskriminasi ditunjukkan oleh pernyataan semua tenaga kesehatan di
RSUD Sukoharjo yang menyatakan bahwa pemberian pelayanan
kesehatan dilakukan tanpa diskriminasi, yaitu tanpa memandang
jabatan, kedudukan, agama ataupun ras.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo menyatakan bahwa :
“Pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien merupakan tugas mereka ketika mereka memilih pekerjaan sebagai tenaga kesehatan. Mereka menyadari bahwa salah satu tugas mereka sebagai tenaga kesehatan adalah melakukan pelayanan kepada masyarakat tanpa melakukan diskriminasi”.(R1, 5 Maret, jam 12.00)
D. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien merupakan salah bentuk output dari pelayanan
yang diberikan oleh petugas kesehatan. Kepuasan pasien berdampak pada
timbulnya sikap senang pada pasien dan pada akhirnya menimbulkan
sikap puas dan loyalitas pasien kepada pelayanan rumah sakit.
Kepuasan pasien dalam penelitian ini ditinjau dari faktor
keandalan, ketanggapan, keyakinan, empati dan berwujud. Data kepuasan
pasien terhadap kelima faktor kepuasan diperoleh dari jawaban pasien
yang terdiri dari pasien jamkesmas, pasien umum dan pasien VIP.
Kepuasan pasien akan dinilai baik jika tidak terdapat kesenjangan
kepuasan diantara ketiga kelompok pasien tersebut.
1. Keandalan
Keandalan pelayanan keperawatan ditunjukkan oleh
kecermatan, kemampuan, dan keandalan petugas kesehatan dalam
melayani pasien.
Sementara itu hasil wawancara dengan pelayanan keperawatan
menyatakan bahwa :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
“kecermatan, kemampuan, dan keandalan petugas kesehatan dalam melayani pasien sangantlah handal dilihat dari ketanggapan pelayanan keperawatan pada saat melayani pasien sesuai dengan bidang atau posisi masing-masing”.(R1, 5 maret 2012, jam 11.00)
a. Kecermatan
Kecermatan petugas kesehatan menunjukkan bahwa semua
pasien dari ketiga bagian menyatakan petugas kesehatan khususnya
perawat memiliki tingkat keandalan yang baik dalam mendeteksi
keadaan pasien.
Beberapa pasien menyatakan bahwa tenaga kesehatan di
RSUD Sukoharjo memiliki kemampuan mencermati masalah
pasien dengan baik, hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
ibu Endang pasien di kelas I Umum yang mengungkapkan bahwa
tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah cermat dan tidak
pernah melakukan kesalahan.
Ungkapan serupa dikemukakan oleh ibu Supadmi dibagian
VIP yang menyatakan bahwa tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo khususnya dokter dan perawat cukup cermat dalam
mendeteksi keadaan pasien.
b. Kemampuan
Kemampuan pelayanan ditunjukkan oleh seberapa jauh
tenaga kesehatan mampu memenuhi kebutuhan pasien. Hasil
analisis menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan
bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo memiliki kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Hal
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu Supadmi pasien VIP
yang menyatakan bahwa semua perawat paham akan tugasnya,
sehinga tidak bisa membedakan mana yang masih belajar dan mana
yang sudah professional. Ungkapan serupa juga dikemukakan oleh
Surono pasien kelas III yang menyatakan perawat di RSUD
Sukoharjo memiliki kemampuan untuk memahami tugas
pelayanan, hal tersebut ditunjukkan oleh kemampuan mereka
dalam melayani pasien.
c. Kehandalan
Kehandalan adalah kemampuan tenaga kesehatan yang
ditunjukkan dalam melakukan pelayanan kepada pasien.
Kehandalan dapat dilihat dari kemampuan perawat menyelesaikan
permasalahan yang dialami oleh pasien.
Hasil analisis menunjukkan bahwa semua pasien
menyatakan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo memiliki
kehandalan dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh
pasien. Hal tersebut terungkap dari pernyataan ibu Endang pasien
kelas I Umum yang menyatakan bahwa selama menjalani
perawatan, ia merasa bahwa semua perawat memiliki kemampuan
untuk memberikan pelayanan yang baik dan mampu
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2. Ketanggapan
Ketanggapan pelayanan kesehatan ditunjukkan oleh
kemampuan tenaga kesehatan berupa tanggap dalam melayani pasien,
kecepatan merespon, dan ketanggapan menyelesaikan keluhan pasien.
a. Tanggap dalam melayani pasien
Persepsi pasien terhadap ketanggapan tenaga kesehatan
dalam melayani menunjukan bahwa semua pasien menyatakan
bahwa perawat memiliki ketanggapan dalam melayani pasien.
Hal tersebut ditunjukkan oleh pernyatan bapak Surono
pasien kelas III yang menyatakan bahwa sebagian besar perawat
memiliki kecepatan dalam merespon keperluan pasien. Hal tersebut
juga diungkapkan oleh ibu Supadmi yang menyatakan bahwa
ketika ia menyatakan keluhan kepada perawat, maka perawat
segera melakukan tindakan untuk meringankan keluhannya
tersebut.
b. Kecepatan merespon
Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebagian besar
pasien menyatakan bahwa perawat memiliki kecepatan dalam
merespon kebutuhan mereka. Pasien menyatakan bentuk kecepatan
respon tersebut antara lain ditunjukkan oleh kecepatan dalam
mengganti infuse, segera memberi obat ketika telah tiba saatnya,
dan selalu mengingatkan pasien untuk meminum obat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
c. Ketanggapan menyelesaikan keluhan pasien
Ketanggapan perawat dalam menyelesaikan keluhan pasien
ditunjukkan oleh seberapa cepat perawat segera memenuhi
kebutuhan pasien sesuai dengan keluhan pasien. Hasil jawaban
beberapa pasien menunjukkan bahwa sebagian besar perawat
memiliki ketanggapan yang baik.
Ibu Endang Haryani seorang pasien di kelas I Umum
menyatakan bahwa :
“ rata-rata perawat tanggap terhadap kebutuhan pasien, misalnya ketika saya minta diganti infus atau saat minum obat, maka perawat segera melayani dan memenuhi kebutuhan saya”.(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00).”
Tanggapan serupa disampaikan oleh bapak Suyatno pasien
kelas VIP yang mengungkapkan bahwa perawat dengan cepat
melakukan tugasnya termasuk ketika melayani keluhan dan
kebutuhan pasien. Perawat cepat memberikan obat ketika tiba
waktu minum obat, dan segera mengganti infus sehingga tidak
sampai terjadi kehabisan infus.
3. Keyakinan
Keyakinan pasien terhadap pelayanan kesehatan ditunjukkan
oleh persepsi pasien terhadap kemampuan tenaga kesehatan
memberikan informasi kepada pasien, keyakinan ketepatan obat dan
peralatan, dan ketepatan waktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
a. Memberikan informasi kepada pasien
Bentuk pelayanan tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo
terhadap kemampuan memberikan informasi menunjukkan tidak
semua perawat mampu memberikan informasi yang tepat. Hal
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh ibu Endang Haryani yang
mengungkapkan bahwa :
“tidak semua perawat memiliki kemampuan memberikan informasi, hanya perawat senior dan dokter yang biasanya memberikan informasi tentang penyakit saya, sedangkan yang masih muda biasanya hanya memeriksa tensi saya”. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00)
Jawaban tersebut didukung oleh pernyataan bapak Surono
yang menyatakan bahwa informasi yang menyampaikan dokter,
maka ia akan percaya seratus persen, namun jika yang menyatakan
perawat ia kurang percaya.
Hal tersebut sedikit berbeda dengan pendapat ibu Supadmi
pasien VIP yang mengungkapkan bahwa ia sangat percaya
terhadap informasi yang disampaikan oleh dokter atau perawat.
b. Keyakinan ketepatan obat dan peralatan
Persepsi pasien terhadap keyakinan ketepatan obat dan
peralatan menunjukkan bahwa sebagian besar pasien menyatakan
yakin terhadap ketepatan obat dan peralatan yang digunakan dalam
proses keperawatan. Kesimpulan tersebut berdasarkan ungkapan
beberapa pasien yang menyatakan keyakinan terhadap pemberian
obat dan peralatan yang digunakan selama proses perawatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Bapak Suyatno pasien bagian VIP menyatakan bahwa:
“ia sangat yakin terhadap penggunaan obat dan peralatan, karena telah dijamin oleh dokter. Pendapat lain dikemukakan oleh ibu Endang Haryani yang menyatakan bahwa ia yakin seratus persen terhadap obat yang diberikan kepadanya selama menjalani perawatan di RSUD Sukoharjo. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00)
c. Ketepatan waktu.
Persepsi pasien terhadap ketepatan waktu pelayanan
kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah sedang. Hal tersebut
ditunjukkan oleh beberapa pasien menyatakan bahwa pelayanan
perawatan di RSUD Sukoharjo tepat waktu dan beberapa pasien
menyatakan kurang tepat waktu.
Ibu Endang Haryani menyatakan bahwa:
“pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo tepat waktu, hal tersebut ditunjukkan oleh sikap perawat yang segera mengganti infus sebelum infus habis”. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00)
Namun terdapat pula pendapat yang disampaikan bapak
Surono bahwa:
“pelayanan di RSUD Sukoharjo kurang tepat, hal tersebut disebabkan seringkali terdapat kejadian dimana pasien yang dinyatakan boleh pulang, ternyata diundur dan hal ini menyebabkan pasien menjadi kecewa”.(Cempaka atas, 7 maret 2012, jam 11.00)
4. Empati
Empati merupakan bagaimana tenaga kesehatan dapat
menyelami hati dan perasaan pasien, sehingga mereka mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
merasakan apa yang dirasakan oleh pasien dan akhirnya mereka
memperlakukan pasien sebagaimana mereka memperlakukan mereka
sendiri atau seperti keluarga mereka sendiri. Bentuk pelayanan tenaga
kesehatan kepada pasien dalam bentuk empati terdiri dari empat
indikator yaitu bagaimana tenaga kesehatan mendahulukan
kepentingan pasien, pemberian informasi secara terbuka, kemampuan
mengetahui kebutuhan pasien dan sikap ramah kepada pasien.
a. Tenaga kesehatan mendahulukan kepentingan pasien
Persepsi pasien terhadap keberpihakan tenaga kesehatan
kepada pasien menunjukkan semua pasien menyatakan bahwa
tenaga keperawatan memiliki sikap mendahulukan kepentingan
pasien daripada kepentingan pribadinya.
Hal tersebut diungkapkan oleh ibu Supadmi yang
menyatakan bahwa umumnya perawat mendahulukan kepentingan
pasien selama jam kerja, meskipun mereka memiliki kepentingan
lainnya. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pernyataan bapak
Suyatno yang menyatakan bahwa perawat umumnya
mendahulukan kepentingan pasien karena mereka terlihat sangat
peduli dengan kondisi kesehatan pasien.
b. Pemberian informasi kepada pasien
Persepsi pasien terhadap keterbukaan tenaga kesehatan
terhadap informasi yang dibutuhkan pasien adalah kurang,
khususnya tentang informasi biaya perawatan. Hal tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
diungkapkan oleh beberapa pasien yang sebagian besar
menyatakan bahwa perawat enggan atau tidak mau
menginformasikan biaya perawatan yang harus mereka bayar.
c. Kemampuan mengetahui kebutuhan pasien
Kepuasan pasien ditinjau dari kemampuan tenaga
kesehatan di RSUD Sukoharjo untuk mengetahui kebutuhan
pasien menunjukkan sebagian besar pasien menyatakan puas.
Pasien menyatakan bahwa perawat segera memenuhi kebutuhan
mereka ketika mereka meminta dan ketika sudah saatnya
memberikan pelayanan kepada pasien.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bapak
Surono yang menyatakan bahwa perawat memiliki tingkat
kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan pasien, misalnya ketika
saya akan di periksa maka perawat segera menyediakan kursi roda
untuk mengantar saya. Pendapat tersebut dikuatkan oleh pendapat
bapak Suyatno yang menyatakan bahwa :
“perawat jarang menanyakan kebutuhan saya, namun mereka seperti sudah tahu kebutuhan saya".(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00)
d. Keramahan dalam melayani pasien
Persepsi pasien terhadap keramahan tenaga kesehatan
menunjukkan bahwa semua pasien menyatakan tenaga kesehatan di
RSUD Sukoharjo sebagian besar ramah. Keramahan tersebut
ditunjukkan oleh raut muka yang cerah ketika berhadapan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
pasien, senantiasa memberikan saran kepada pasien, dan ramah
kepada keluarga pasien.
5. Berwujud
Tingkat kepuasan pelayanan yang dirasakan oleh pasien
ditinjau dari indikator berwujud terdiri dari penampilan tenaga
kesehtan, keyamanan sarana dan prasarana, kemudahan peroleh
pelayanan, keterjangkuan biaya, dan kedisiplinan pelayanan.
a. Penampilan tenaga kesehatan
Berdasarkan jawaban responden terhadap penampilan
tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo, khususnya dalam
berpenampilan sehari-hari semua pasien menyatakan bahwa semua
tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo berpenampilan baik. Hal
tersebut sebagaimana dikemukakan oleh beberapa pasien.
Ibu Endang menyatakan bahwa :
“kalau tentang pakaian rapi, kalau penampilan berbicara mereka semua sabar mbak”. ”.(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00).
b. Kenyamanan sarana dan prasarana
Hasil penuturan pasien terhadap kenyamanan sarana dan
prasarana di RSUD Sukoharjo menunjukkan sebagian besar pasien
menyatakan sangat nyaman. Kenyamanan tersebut selain berkaitan
dengan perlengkapan yang berkenaan dengan pelayanan, namun
juga suasana rumah sakit secara umum yang dirasakan nyaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bapak Surono
yang menyatakan bahwa :
“Saya rasa kenyamanan sarana pelayanan walaupun saya memakai Jamkesmas cukup baik”. (Bangsal cempaka atas, 7 Maret, jam 11.30)
Pendapat tersebut juga didukung oleh pernyataan bapak
Suyatno yang menyatakan bahwa :
“Nyaman sekali mbak karena perawat sangat ramah, toilet juga selalu bersih”.( Bangsal cempaka atas, 7 Maret 2012, jam 10.15)
c. Kemudahan memperoleh pelayanan
Persepsi pasien tentang kemudahan memperoleh pelayanan
di RSUD Sukoharjo adalah baik. Hal tersebut diungkapan oleh
beberapa pasien khususnya pasien kelas umum dan Jamkesmas.
Ibu Endang mengemukakan bahwa kemudahan yang
diperoleh dari pelayanan RSUD Sukoharjo adalah dalam hal
administrasi, sebagaimana yang beliau kemukakan sebagai berikut
“yang diminta cuma KTP dan saya rasa mudah”.(Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 10.00)
Pendapat lain dikemukakan oleh bapak Surono yang
menyatakan bahwa :
“Saya rasa mudah wong saya ambil obat cuma memberikan resep sama kertas pemberian obat”.(Bangsal cempaka atas, 7 Maret 2012, jam 11.30)
d. Keterjangkauan biaya
Biaya perawatan di RSUD Sukoharjo menurut beberapa
responden adalah terjangkau. Hal ini disebabkan sebagai rumah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
sakit negeri, RSUD Sukoharjo merupakan rumah sakit rujukan
yang menerima pasien-pasien dengan jaminan kesehatan.
Hal tersebut sebagaimana dinyatakan oleh Bapak Surono
yang mengungkapkan bahwa :
“Saya pakai Jamkesmas mbak, jadi apa-apa gratis”, sedangkan ibu Supadmi menyatakan bahwa “Karena saya pakai jamkesmas semua terjangkau”.(Bangsal Cempaka atas, 7 Maret 2012, jam 11.00)
e. Kedisiplinan pelayanan
Distribusi jawaban responden terhadap kedisiplinan tenaga
kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar tenaga kesehatan
merupakan orang-orang disiplin dalam memberikan pelayanan.
Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh bapak Surono
yang menyatakan bahwa :
“perawat tepat waktu misalnya pemberian suntikan itu kan ada jamnya pasti datang secara disiplin”.(Bangsal Cempaka atas, 7 Maret 2012, jam11.00)
Pendapat tersebut diperkuat pendapat ibu Endang yang
menyatakan bahwa:
“Saya merasa mereka semua disiplin”. (Bangsal dahlia, 7 Maret 2012, jam 09.00)
E. Pembahasan
Berdasarkan teori yang dikemukakan (Sukmadinata, 2006:72).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan
atau menggambarkan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi
atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecenderungan
yang tengah berlangsung.
Berdasarkan teori di atas, maka peneliti mengambil metode
penelitian deskriptif analitik yang mencoba menggambarkan faktor-faktor
motivasi kerja tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan, dan kepuasan
pasien di RSUD Sukoharjo. Analisis dilakukan dengan menggambarkan
masing-masing variabel penelitian dan menghubungkan masing-masing
variabel.
Hasil analisis menunjukkan bahwa motivasi kerja tenaga kesehatan
di RSUD Sukoharjo sebagian besar adalah baik. Hal tersebut ditunjukkan
oleh adanya keinginan tenaga kesehatan untuk melayani pasien dengan
sebaik-baiknya, perawatan paripurna dan prima, pelayanan secepatnya dan
sebagainya. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja
tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo antara lain standar prosedur
operasional, ketersediaan sarana dan prasarana, adanya kerjasama antara
bagian, pemberian kewenangan, keinginan melayani yang baik, dan
pemberian tunjangan kesejahteraan.
Sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, motivasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang tidak disadari. Apabila perawat ditanyakan
mengapa perawat melakukan sesuatu, perawat itu tidak akan memberikan
jawaban. Walaupun dasar sesorang itu tersembunyi dan tidak dapat diraba,
kegiatan atau tingkah laku merekan dapat dimengerti oleh mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Seorang perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi
bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan menggunakan
teori-teori motivasi untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama pemimpin
perlu mengkaji kekuatan motif tertinggi dari karyawan, dan kemudian
menentukan tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan
pribadi karyawan. Pimpinan menggunakan faktor intrinsik dan ekstrinsik
dalam suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan yang, yang dengan
demikian memuaskan kebutuhan, adalah melalui suatu perjalanan yang
mencapai tujuan organisasi.
Proses motivasi yang telah dijelaskan merupakan proses untuk
memotivasi satu orang. Karena seorang kepala perawat lebih sering harus
memotivasi sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas, maka teori
motivasi pertama-tama diterapkan orang-orang secara individual dalam
kelompok. Kebutuhan individu dikaji terlebih dahulu, kemudian
kebutuhan terbanyak yang dianggap menjadi kebutuhan kelompok yang
digunakan oleh pemimpin untuk merencanakan suatu strategi untuk
memotivasi kelompok secara eksternal untuk mencapai tujuan organisasi.
Missal kan dari faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsic meliputi
dari money, man, method, machine, material dan factor ekstrinsik
meliputi kebijakan rumah sakit, regulasi, competitor, kemudahan akses
bagi masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Sangatlah logis untuk menyimpulkan bahwa strategi tersebut
mungkin bukan yang terbaik untuk semua orang dalam kelompok. Seorang
pemimpin mungkin bukan segala-galanya untuk setiap orang. Seorang
pemimpin harus menjadi untuk sebagian besar orang dalam kelompok dan
kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi terhadap orang-
orang yang belum terpuaskan.
Hasil analisis tentang pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo
menunjukkan bahwa tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo telah
mengupayakan pemberian pelayanan yang terbaik bagi pasien. Bentuk-
bentuk pelayanan tersebut berupa pemberian pelayanan dengan
keramahan, keadilan, kecepatan dan tanpa diskriminasi adalah baik.
Dari hasil penelitian dapat dilihat melalui matrik kepuasan
konsumen RSUD Kabupaten Sukoharjo, maka dapat dianalisis :
1. Dimensi Responsive / cermat diperoleh hasil 4 pasien semua
mengatakan bahwa pelayanan di RSUD Kabupaten Sukoharjo
responsive.
2. Dimensi Reliability / tanggap diperoleh hasil 4 pasien mengatakan
RSUD Kabupaten Sukoharjo tanggap dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
3. Dimensi Assurance (keyakinan) diperoleh data 3 orang menjawab
yakin dengan pelayanan yang diberikan dan 1 responden
mengatakan tidak yakin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
4. Dimensi Emphaty diperoleh hasil bahwa seluruh pasien (4)
menjawab bahwa RSUD Kabupaten Sukoharjo mengutamakan
kebutuhan pasien.
5. Dimensi Tangibles (kemampuan fisik) diperoleh hasil bahwa
pasien yang berada di RSUD Kabupaten Sukoharjo senantiasa
merasa nyaman dan tenang, biaya terjangkau dan petugas disiplin.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisis bahwa
sebagian besar responden menyatakan telah memiliki kepuasan terhadap
pelayanan RSUD Kabupaten Sukoharjo. Kepuasan tersebut berupa
kepuasasan tehadap kehandalan, kecepatan, keyakinan, dan empati yang
diberikan oleh petugas kesehatan terhadap kebutuhan dan keluhan pasien
selama menjalani keperawatan.
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen dalam hal ini
pasien adalah hal penting yang mempengaruhi kepuasan pasien. Pasien
yang puas merupakan aset yang sangat berharga karena apabila pasien
puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya,
tetapi jika pasien merasa tidak puas mereka akan memberitahukan dua kali
lebih hebat kepada orang lain tentang pengalaman buruknya. Untuk
menciptakan kepuasan pasien suatu perusahaan atau rumah sakit harus
menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh pasien yang
lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan pasiennya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Dari hasil matrik motivasi petugas rumah sakit dapat diketahui
bahwa motivasi tenaga kesehatan di RSUD Sukoharjo adalah baik,
selanjutnya pelayanan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo adalah baik. Hasil dari motivasi kerja tenaga kesehatan yang
baik berdampak pada pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan di RSUD Sukoharjo. Pada akhirnya setelah diberikan pelayanan
yang baik, maka tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
juga baik. Tingkat kepuasan pasien yang baik ditunjukkan oleh adanya
peningkatan rata-rata jumlah pasien rawat jalan di RSUD Sukoharjo pada
tahun 2011.
Bentuk kepuasan pasien terbukti dengan tingkat pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit (Bed Occupation Rate) rumah sakit yang lebih
besar dari standar BOR rumah sakit negeri di Jawa Tengah Tahun 2011.
Table 4.3. Data BOR dan Target RSUD Sukoharjo
bulan Januari – April 2012
No Bulan Realisasi Target 1 Januari 83,94% 86,80% 2 Pebruari 71,97% 76,60% 3 Maret 69,21% 73,62% 4 April 70,98% 72,16%
Data realisasi BOR RSUD Sukoharjo dari pada bulan Januari 2012
adalah 83,94%, selanjutnya pada bulan Februari turun menjadi 71,97%,
bulan Maret sebesar 69,21% dan bulan April sebesar 70,98%. Walaupun
secara umum realiasasi BOR RSUD Sukoharjo dari bulan Januari 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
hingga bulan April 2012 cenderung menurun, namun rata-rata BOR RSUD
Sukoharjo pada bulan Januari hingga April tahun 2011 adalah 77,30%
sedangkan standar BOR rumah sakit negeri di Jawa Tengah adalah 67%.
Perbandingan nilai BOR RSUD Sukoharjo dengan standar BOR rumah
sakit negeri Propinsi Jawa Tengah, menunjukkan bahwa minat masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Sukoharjo masih baik.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo adalah
salah satu rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Sukoharjo.
Rumah Sakit ini merupakan satu-satunya milik Pemerintah Daerah yang
menjadi rujukan bagi 21 Puskesmas rawat inap di Sukoharjo. Sebagai
rumah sakit rujukan di Kabupaten Sukoharjo dalam pelayanan kesehatan,
Petugas Kesehatan yang terdapat pada Rumah Sakit Umum Daerah
memiliki prinsip memberikan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya kepada
pasien. Pelayanan petugas rumah sakit menggunakan prinsip optimalisasi,
yaitu antara lain dengan menggunakan teknologi tepat guna.
Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pasien,
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menyediakan petugas rumah sakit
yang memberikan kualitas pelayanan tidak berwujud seperti : keramahan,
keadilan, kecepatan, serta menyediakan fasilitas medis dan non medis.
Fasilitas medis antara lain pelayanan gawat darurat, poliklinik, bangsal
rawat inap, laboratorium, radiologi, dan farmasi. Sedangkan fasilitas non
medik antara lain lapangan parkir, kantin umum, wartel, ruang tunggu,
mushola, dan kamar mandi. Pelayanan ini diberikan kepada pasien tanpa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
adanya diskriminasi. Sehingga seperti hasil matrik kepuasan konsumen
atas petugas rumah sakit dinyatakan bahwa pasien merasa puas dengan
keramahan, kecepatan, keadilan, serta tanpa diskriminasi.
Petugas Rumah Sakit Sukoharjo berpedoman bahwa segmen pasar
bagi rumah sakit adalah seluruh lapisan masyarakat, tidak memandang
golongan atau status masyarakat sehingga diharapkan semua masyarakat
dapat menjangkaunya. Kunci keberhasilan kegiatan Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo adalah kepuasan dari pihak pasien,
meskipun banyak pula faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien
diantaranya adalah pelayanan, biaya, dan fasilitas. Pelayanan yang ada di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sukoharjo mencakup
kecepatan dalam melayani pasien, keramahan perawat dan dokter,
kesopanan perawat dalam berpakaian serta kemudahan dalam bidang
administrasi. Adapun dalam bidang harga, dapat mencakup harga kamar,
harga obat-obatan, dan biaya dokter.
Pelayanan rawat inap dimaksudkan agar kesehatan pasien dapat
pulih optimal dan dapat kembali berfungsi di tengah masyarakat. Pasien
rawat inap di RSUD Kabupaten Sukoharjo adalah dengan indikasi :
1. Persiapan tindakan operasi
2. Persiapan pemeriksaan khusus
3. Perawatan penyembuhan penyakit/pemulihan kesehatan
4. Perawatan rehabilitasi medik ortopedik
Adapun untuk fasilitas perawatan terdiri dari 110 tempat tidur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelayanan kesehatan pasien di
RSUD Sukoharjo antara lain kehandalan (reliability) yang dilihat dari
konsistensi kerja perawat dan kemampuan kerja yang dapat dipercaya,
ketanggapan (responsiveness) yaitu sikap tanggap para karyawan rumah
sakit melayani saat dibutuhkan pasien , kepedulian (emphaty) yaitu
kemudahan perawat dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik
dengan pasien, jaminan (assurance) yaitu bebas bahaya, resiko dan keragu-
raguan., dan keberwujudan (tangibles) yang terlihat dari fasilitas fisik,
perlengkapan dan material yang tersedia lengkap di RSUD Sukoharjo..
2. Bentuk kepuasan pasien terhadap pelayanan tenaga kesehatan di RSUD
Sukoharjo adalah puas terbukti dengan meningkatnya konsumen
pelayanan kesehatan pada RSUD Sukoharjo
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya di atas maka
peneliti dapat memberikan saran untuk peningkatan kemajuan pelayanan
kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo sebagai berikut :
1. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pasien atas pelayanan
yang berkualitas maka diperlukan ketanggapan dan kehandalan petugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
yang memenuhi syarat yang dapat diwujudkan melalui pemberian
pelatihan dan peningkatan jenjang pendidikan yang dimiliki petugas.
2. Selain itu, upaya penambahan jenis fasilitas dan sarana pelayanan
kesehatan juga perlu mendapat perhatian dengan lebih mengutamakan
jenis sarana pelayanan yang sangat dibutuhkan oleh pasien dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas dan
memuaskan.