Upload
vuduong
View
238
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUAS PENGUNGKAPAN
SUKARELA LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN NON
KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata Satu
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
Umi Maskhiyah
3351405087
Akuntansi S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
ii
LEMBAR PERSETUJUAN BIMBINGAN
Skripsi ini telah disetujui pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Subowo, M.Si Amir Mahmud,S.Pd.,M.Si. NIP.131813657 NIP.132205936
Mengetahui
Ketua Jurusan Akuntansi
Amir Mahmud,S.Pd.,M.Si. NIP.132205936
iii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Asrori, M.S NIP.196005051986011001
Anggota I Anggota II
Drs. Subowo, M.Si Amir Mahmud, S.Pd.,M.S.i NIP.195504161984031003 NIP.197212151998021001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. Agus Wahyudin, M.Si. NIP.196208121987021001
iv
PERYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini merupakan hasil karya
penulis sendiri, bukan orang lain, dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain,
baik seluruhnya atau sebagian. Pendapat dan temuan orang lain yang dikutip
dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Agustus 2009
Umi Maskhiyah NIM.3351405087
v
ABSTRAK
Umi Maskhiyah, 2007. “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Tahunan pada Perusahaan non Keuangan yang Terdaftar di BEI”. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UNNES.
Kata Kunci : Luas Pengungkapan Sukarela, Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Likuiditas.
Tujuan penelitian ini adalah memberi gambaran tentang seberapa luas praktek pengungkapan sukarela yang dilaksanakan oleh perusahaan non keuangan yang telah go publik di Indonesia dan mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan likuiditas terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan non keuangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan yang tercatat (Go publik) di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti yang tercantum dalam Indonesia Capital Market Directory (2007). Perusahaan non keuangan yang tercatat di BEI digunakan sebagai populasi, karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk menyampaikan laporan tahunan kepada pihak luar perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian populasi sehingga yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan laporan tahunan yang tersedia. maka jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 106 buah perusahaan. Metode analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, menggunakan program SPSS for window release 12.0
Dari hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi sebagai berikut Y = 6.41+0.012X1+0.025X2+0.030X3-0.0021X4. Secara simultan faktor- faktor ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela. Pengaruh tersebut sebesar 28,0% sedangkan sisanya sebesar 72.0% di pengaruhi lain faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Secara parsial hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela.
Simpulan dari penelitian ini yaitu praktek luas pengungkapan sukarela yang dilaksanakan oleh perusahaan non keuangan dapat dikatakan luas karena rata-rata pengungkapan sebesar 68.37%. faktor- faktor ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas secara simultan mempengaruhi luas pengungkapan sukarela. Secara parsial hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap luas pengungkapan sukarela. Faktor- faktor (X1), X2), (X3), dan (X4) memberikan kontribusi 28.0% dalam mempengaruhi perubahan luas pengungkapan sukarela, sedangkan 72.0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Saran yang diberikan kepada para peneliti selanjutnya adalah dapat menambahkan atau menggunakan variabel lain yang sesuai dan mempengaruhi secara singnifikan luas pengungkapan sukarela pada perusahaan di Indonesia.
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Pelajarilah ilmu
Barang siapa mempelajarinya karena Allah, itu taqwa
Menuntutnya, itu ibadah
Mengulang-ulangnya, itu tasbih
Membahasnya itu jihad
Mengajarkannya orang yang tidak tahu, itu sedekah
Memberikan kepada ahlinya, Itu mendekatkan diri kepada Tuhan.”
(Abusy Syaikh Ibnu hibban dan Ibnu Abdil Barr)
(Ilya Al-Ghozali, 1986)
PERSEMBAHAN
Keluargaku Tercinta: Bapakku (Alm), Ibuku, Kakak-kakakku ,
Adik-adikku, Kakak Iparku, dan Keponakan-keponakanku.
Anak-anak Violeta angkatan 2006, yg slalu ceria: Madam,
Idut, Si kar, Gembul, Jeng wury, Njambon, Bu ani, Miss silent
Agung Widya Prasetya, yang slalu memberi dukungan dan
semangat
Nunung, Pipit terimakasih doanya
Almamaterku, Akuntansi UNNES
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan karunia, rahmat, pertolongan, dan
hidayahNya sehingga skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Luas Pengungkapan Sukarela Laporan Tahunaan Pada Perusahaan Non Keuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan skripsi ini ditujukan sebagai tugas akhir untuk gelar sarjana
ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari
bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Soedijono Sastroatmodjo, M.Si. Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang
3. Dosen Pembimbing I Drs. Subowo, M.Si yang selalu berusaha meluangkan
waktunya untuk memberikan semangat dan arahan kepada penulis.
4. Dosen Pembimbing II sekaligus Ketua Jurusan Akuntansi FE UNNES Amir
Mahmud,S.Pd.,M.Si. yang rela mengorbankan waktu untuk membimbing
penulis.
5. Orangtuaku yang telah memberikan dukunganan moril dan material, harapan,
semangat, serta doa.
6. Kakak-kakakku, adik-adikku, terimakasih atas dukungan dan doanya.
viii
7. Seluruh Dosen serta Staff Tata usaha Fakultas Ekonomi terimakasih atas
bantuannya.
8. Teman-teman jurusan Akuntansi UNNES Angkatan 2005, terimakasih atas
saran, dukungan, dan doanya selama ini.
9. Serta Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis tidak dapat memberikan apapun, hanya doa semoga Allah
memberikan pahala-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
bagi pembaca umumnya
Semarang, 14 Agustus 2009
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul …………………………………………………………………….i
Lembar Pengesahan Pembimbing ………………………………………………...ii
Lembar Pengesahan Kelulusan …………………………………………………..iii
Pernyataan ………………………………………………………………………..iv
Abstrak ....................................................................................................................v
Motto dan Persembahan .........................................................................................vi
Kata Pengantar ......................................................................................................vii
Daftar Isi ................................................................................................................ix
Daftar Gambar ......................................................................................................xii
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Lampiran ..................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................14
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................14
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………………..14
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Teori Agensi……………………………………………………………..16
2.2. Pengungkapan (Disclosure) laporan keuangan……………………….....18
2.3. Ukuran Perusahaan………………………………………………………25
2.4. Leverage…………………………………………………………………26
2.5.Profitabilitas………………………………………………………….......29
2.6.Likuiditas………………………………………………………………....30
2.7. Kerangka Pemikiran Teoritis……………………………………………33
2.7.1. Ukuran Perusahaan dan Luas Pengungkapan Sukarela……………34
2.7.2. Leverage dan Luas Pengungkapan Sukarela………………………36
x
2.7.3. Profitabilitas dan Luas Pengungkapan Sukarela …………………37
2.7.4. Likuiditas dan Luas Pengungkapan Sukarela …………………….38
2.8. Hipotesis ……………………………………………………………….40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................41
3.2. Populasi ...................................................................................................41
3.3. Variabel penelitian, Definisi Operasional, dan pengukuran Variabel ….42
3.3.1. Variabel Independen ......................................................................42
3.3.2. Variabel Dependen ........................................................................44
3.4. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data …………………………46
3.5. Metode Analisis Data ………………………………………………….47
3.5.1. Analisis Deskriptif ........................................................................47
3.5.2. Analisis Inferensial .........................................................................48
3.5.2.1 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas.........................................................................48
b. Uji Multikolinieritas................................................................49
c. Uji Heterokedastisitas..............................................................49
3.5.2.2 Analisis Regresi Berganda
a. Uji Simultan ...........................................................................51
b. Uji Parsial ............................................................................51
c. Koefisien Determinasi.............................................................55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................57
4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................57
4.1.2. Deskripsi Variabel Penelitian ………………………………….58
4.1.3. Analisis Data …………………………………………………..66
4.1.3.1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ..........................................................66
b. Uji Multikolinearitas .................................................68
xi
c. Uji Heteroskedastisitas ...............................................69
4.1.4. Analisis Regresi Berganda ……………………………………..70
a. Uji Simultan............................................................................72
b. Uji Parsial .............................................................................73
c. Koefisien Determinasi ...........................................................75
4.2. Pembahasan ...................................................................................76
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan .......................................................................................81
5.2. Saran .......................................................................................81
Daftar Pustaka .................................................................................................xvi
Lampiran ...................................................................................................83
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ..............................................39
Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Normal P-Plot ……………………..67
Gambar 4.2 Grafik Heteroskedastisitas ……………………………70
‘
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketidakkonsistenan Hasil Penelitian ……………………………….10
Tabel 3.1 Ringkasan prosedur pemiloihan sampel …………………………….42 Tabel 3.1 Nama-nama perusahaan sampel …………………………………….42 Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ……………………………48
Tabel 4.1 Populasi Perusahaan non keuangan 2007…………………………….58 Tabel 4.2 Statistik Deskriptif …………………………………………………..59
Tabel 4.3 total aktiva …………………………………………………..61
Tabel 4.4 Debt Ratio …………………………………………………..62
Tabel 4.5 profit margin …………………………………………………..63
Tabel 4.6 Current Ratio …………………………………………………..64
Tabel 4.7 luas pengungkapan sukarela…………………………………………..65
Tabel 4.8 Uji Multikoliniearitas ……………………………………………….68
Tabel 4.9 Regresi Berganda …………………………………………………..71
Tabel 4.10 Uji ANOVA (Uji F) ..……………………………………………73
Tabel 4.11 Uji Parsial ……….……………………………………….74
Tabel 4.12 Tabel Koefisien Determinasi ……………………………………….75
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Nama-nama Perusahaan Sampel tahun 2007 ……………………..83
Lampiran 2 Daftar item Pengungkapan Sukarela ……………………………86
Lampiran 3 Penilaian luas pengungkapan …………………………………….88
Lampiran 4 Laba bersih setelah pajak, penjualan …………………………….106
Lampiran 5 Total aktiva, leverage, profitabilitas, likuiditas ………………….109
Lampiran 6 Regresi Berganda (Hasil output SPSS) …………………………..114
xv
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bapepam. 2008. Pedomam Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan
Emiten atau Perusahaan Publik. Badan Pengawas Pasar Modal. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory. Jakarta: Salemba Empat
Chariri, Anis dan Imam Ghozali. 2003. Teori Akuntansi. Semarang: UNDIP.
Fitriany. 2001. Signifikasi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi IV Sesi 3, PP. 133-154.
Hanafi, Mahmud M. dan Abdul Halim. 2000. Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP UMP YKPN. Hidayah, Miftahul. 2007. Skripsi: Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Luas Pengungkapan Sukarela Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Universitas Negeri Semarang.
John J. Wild. K.R. Subramanyam. dan Robert F. Hansey. 2005. Financial
Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat. Munawir. 1981. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik Di Indonesia, Simposium Nasional Akuntansi IV Sesi 3 PP. 156-173.
Murtanto dan Elvina. 2000. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Yang Terdaftar Di BEJ. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Vol. 6, No.1, Januari 2005: 47- 57.
Prastowo, Dwi dan Rifka Juliati. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta:
AMP YKPN. Sabeni, Arifin. 2003. Reason Of Indonesian Companies Disclosed Voluntary
Item: An Empirical Analisysis. Media Ekonomi dan Bisnis Riyanto, Bambang. 1997. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
.BPFE.
xvi
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat. Suripto, Bambang. 1999. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Luas
Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Thesis Universitas Gajah mada.
Smith, Jay.M dan K.Fred Skousen. 1994. Akuntansi Intermediet. Jakarta:
Erlangga. Weston, J.Fred dan Thomas E. Copeland. 1997. Manajemen Keuangan Edisi
Kesembilan. Jakarta: Bina Aksara. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1989. Manajemen Keuangan Edisi
Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Wijantini. 2006. Voluntary Disclosure In The Annual Reports Of Financially
Distressed Companies In Indonesia. Gajah Mada Internasional Journal Of Bisnis, Vol.8, No.3, PP. 343-365.
Yularto dan Anis Chariri. 2003. Analisis Perbandingan Luas Pengungkapan
Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Sebelum Krisis dan Pada Periode Krisis. Jurnal MAKSI Vol 2, Januari 2003
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik
perusahaan, manajer perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor dan pemerintah serta pihak-pihak lainnya lagi. Pemilik perusahaan sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan, karena dengan laporan keuangan
tersebut pemilik perusahaan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam
memimpin perusahaan.
Laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk menilai hasil-
hasil yang akan dicapai dimasa yang akan datang sehingga bisa menaksir bagian
keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimilikinya.
Manajer atau pimpinan perusahaan, akan dapat menyusun rencana lebih baik,
memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-
kebijaksanaannya yang lebih tepat. Tetapi yang terpenting bagi manajemen
laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada para
pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya. Disamping
itu laporan keuangan akan dapat digunakan oleh manajemen untuk mengukur
2
tingkat biaya, mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, untuk menilai dan mengukur
hasil kerja tiap-tiap individu, serta untuk menentukan perlu tidaknya digunakan
kebijaksanaan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Para investor berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa
mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan
investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka
pendek perusahaan tersebut. Para kreditur dan bankers, perlu mengetahui posisi
keuangan dari perusahaan untuk mengetahui apakah kredit yang diberikan itu
cukup mendapat jaminan dari perusahaan tersebut, yang digambarkan atau terlihat
pada kemampuan perusahaan untuk mendapat keuntungan dimasa yang akan
datang. Pemerintah, sangat berkepentingan dengan laporan keuangan untuk
menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan dan juga
sebagai dasar perencanaan pemerintah. Jadi melalui laporan keuangan akan dapat
dinilai kemampuan peruasahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jangka
pendek, struktur modal perusahaan, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan
aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban-beban tetap yang
harus dibayar, serta nilai-nilai buku tiap lembar saham yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan, disamping itu
juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut.
3
Laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta
perubahan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan
perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil hasil-hasil yang telah
dicapai oleh perusahaan serta biaya-biaya yang terjadi selama periode tertentu,
dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-
alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan.
Menurut Dwi Prastowo dan Rifka (2002:5) laporan keuangan disusun
dengan tujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi serta
menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen (stewardship) atau
menggambarkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya. Sedangkan menurut APB statement No.4 dalam
Belkaoui (2004:212) laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga tujuan.
Yaitu, tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif.
1. Tujuan khusus dari dari laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar
dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi
keuangan, hasil operasi, dan perubahan-perubahan lainnya dalam posisi
keuangan.
2. Tujuan umum dari laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber
daya ekonomi dan kewajiban dari perusahaan bisnis
4
b. Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai perubahan
mengenai perubahan dam sumber daya bersih dari aktivitas perusahaan
bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk
mengestimasi potensi penghasilan begi perusahaan.
d. Untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan
dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
e. Untuk mengungkapkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan
pengguna laporan.
3. Tujuan kualitatif adalah sebagai berikut:
a. Dapat mengerti, yang artinya informasi tidak hanya jelas, tetapi para
pengguna juga harus dapat memahaminya.
b. Relevansi, yang artinya pemilihan informasi yang memiliki kemungkinan
paling besar untuk memberikan bantuan kepada para pengguna dalam
keputusan ekonomi mereka.
c. Dapat diverifikasikan, yang artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh
pengukuran-pengukuran yang independen, dengan menggunakan
menggunakan metode-metode pengukuran yang sama. materialitas dan
biaya.
d. Netralitas, yang artinya informasi akuntansi ditujukan kepada kebutuhan
umum dari pengguna, bukannya kebutuhan-kebutuhan tertentu dari
pengguna-pengguna yang spesifik.
5
e. Ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal,
untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam
pengambilan keputusan ekonomi.
f. Komparabilitas (daya banding), yang secara tidak langsung berarti
perbedaan-perbedaan yang terjadi seharusnya bukan diakibatkan oleh
perbedaan perlakuan akuntansi keuangan yang diterapkan.
g. Kelengkapan, yang artinya adalah telah dilaporkannya seluruh informasi
yang “secara wajar” memenuhi persyaratan dari tujuan kualitatif yang lain.
Laporan keuangan tahunan merupakan media bagi manajemen perusahaan
untuk memberikan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan
merupakan sarana pertanggungjawaban kepada publik atas sumber daya yang
dikelolanya. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan
informasi non-akuntansi yaitu, informasi yang tidak berkaitan dengan laporan
keuangan. Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan, dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna
laporan baik pihak dalam maupun pihak luar. Jika suatu perusahaan ingin
sahamnya dibeli oleh investor maka perusahaan tersebut harus melakukan
pengungkapan laporan keuangan secara terbuka dan trasparan. di lain pihak, ada
dorongan manajemen untuk selektif dalam melakukan pengungkapan informasi
karena pengungkapan informasi mengandung biaya. Menurut Suripto (1999)
biaya pengungkapan yang harus dipertimbangkan adalah biaya pengungkapan
langsung dan tidak langsung. Adapun biaya-biaya tersebut terdiri dari:
6
1. Biaya langsung meliputi biaya pengumpulan data, biaya pemrosesan
informasi, Biaya pengauditan dan biaya penyebaran informasi.
2. Biaya tidak langsung meliputi biaya litigasi atau biaya hukum,biaya kerugian
persaingan, dan biaya politik. Biaya litigasi timbul akibat pengungkapan
informasi yang tidak memadai atau informasi yang menyesatkan. Biaya
kerugian persaingan terjadi apabila informasi yang diungkapkan melemahkan
daya saing perusahaan karena informasi tersebut digunakan oleh pesaing
untuk memperkuat daya saing mereka. Biaya politik terjadi ketika praktik
pengungkapan perusahaan memicu regulasi pemerintah.
Menurut Murtanto dan Elvina (2000) informasi yang diungkap dalam
laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi pengungkapan wajib (mandatory
disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan
wajib merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang
berlaku. dalam hal ini adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui
keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: SE-02/BL/2008 yang merupakan
kelanjutan dari Surat Edaran sebelumnya yaitu, Surat Edaran Nomor: SE-
02/PM/2002. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang
melebihi dari yang diwajibkan. Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas
manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi
lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh para pemakai
laporan tahunanya (Meek dkk 1995, dalam Suripto 1999). Menurut peraturan
mengenai laporan tahunan yang berlaku di Indonesia, pengungkapan sukarela
semacam itu dimungkinkan.
7
Pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan yang Go
Public diharapkan dapat membuat manajemen lebih terpacu dalam meningkatkan
kinerja perusahaan. Dalam meningkatkan kinerja perusahaan maka tujuan
perusahaan untuk mendapatkan laba akan tercapai, sehingga dapat menarik
investor baru untuk menanamkan dana-nya di perusahaan sehingga perusahaan
dapat lebih berkambang lagi. Pertimbangan manajemen perusahaan untuk
mengungkapkan informasi secara sukarela dipengaruhi oleh faktor biaya dan
manfaat (Suripto, 1999). Manajemen akan mengungkapkan suatu informasi
apabila manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biayanya. Pengungkapan
informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena perusahaan
mempunyai kepentingan yaitu harapan mengenai dampak positif dari
pengungkapan informasi yang disampaikan. Investor membutuhkan informasi
untuk menilai waktu dan ketidakpastian aliran kas sekarang dan di masa yang
akan datang sehingga dapat menilai perusahaan dalam pengambilan keputusan.
Perusahaan memenuhi kebutuhan tersebut dengan memberikan informasi baik
pemberian informasi secara wajib maupun sukarela.
Luas pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan hal yang kompleks,
dimana terbukti masih banyak perusahaan-perusahaan yang belum sepenuhnya
memenuhi tuntutan pemakai laporan keuangan tahunan, terutama pada
pengungkapan sukarela hal tersebut disebabkan karena ketidakpastian standar
buku yang mengatur mengenai laporan pengungkapan sukarela perusahaan yang
menyebabkan adanya keragaman bentuk pengungkapan. Penelitian mengenai
pengungkapan sukarela laporan keuangan tahunan pada suatu perusahaan dan
8
faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting untuk
dilakukan. Penelitian semacam ini akan memberikan gambaran mengenai kondisi
suatu perusahaan, serta dapat memberikan petunjuk tentang kondisi perusahaan
pada suatu masa pelaporan. Dalam teori dinyatakan bahwa perusahaan besar akan
mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil (Suripto,
1999). karena perusahaan besar mungkin mempunyai biaya produksi informasi
yang lebih rendah atau mereka mempunyai biaya competitive disadvantage lebih
rendah yang berkaitan dengan pengungkapan mereka.
Biaya competitive disadvantage yaitu kerugian yang timbul akibat
pengungkapan informasi yang melemahkan daya saing perusahaan, seperti
informasi tentang inovasi teknologi dan manajerial serta informasi tentang
strategi, rencana, dan taktik, untuk mencapai target pasar. Semakin tinggi
profitabilitas maka akan semakin tinggi pengungkapannya. Shingvi dan Desai
(1971) dalam Binsar H.Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004) dalam Lusiana
dan ikka (2007) menjelaskan bahwa profitabilitas yang tinggi akan mendorong
para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab mereka ingin
meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi terhadap
manajemen. Perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas tinggi, menunjukkan
kuatnya kondisi keuangan perusahaan, sehingga cenderung untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas Karena ingin menunjukkan pada pihak ekstern
bahwa perusahaan tersebut kredible Cooke (1989) dalam Fitriani (2001). Teori
keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi
akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan
9
dengan struktur modal yang seperti itu lebih tinggi (Jensen dan Meckling, 1976)
dalam Marwata (2001).
Di Indonesia Penelitian tentang pengungkapan laporan tahunan telah
banyak dilakukan, antara lain, penelitian yang dilakukan oleh Murtanto dan
Elvina (2000), Fitriani (2001), Marwata (2001), Suripto (1999), Ainun Na'im dan
Fuad Rakhman (2000), Binsar H. Simanjutak dan Lusy Widiastuti (2004), Yularto
dan Chairiri (2003), Luciana Spica Almilia dan Ikka Retrinasari (2007). Namun
dari beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan hasil yang tidak konsisten.
Walaupun dalam penelitian tersebut menggunakan proksi dan analisis data yang
sama antara satu peneliti dengan peneliti yang lain. Yaitu, variabel leverage (debt
ratio), ukuran perusahaan (total aktiva), likuiditas (current ratio), profitabilitas
(net profit margin), umur perusahaan (variabel dummy), kelompok industri
(variabel dummy) jenis industri (variabel dummy), luas pengungkapan sukarela
(indexs pengungkapan). Analisis data yang digunakan adalah regresi linier
berganda
Adapun ketidakkonsistenan tersebut dapat dijelaskan dalam tabel 1.1
berikut ini:
10
Judul, Nama, Tahun penelitian
Variabel Populasi dan Sampel
Hasil Temuan
Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI Murtanto dan Elvina (2000)
Variabel Independen 1.Ukuran perusahaan 2.Leverage 3.Likuiditas 4.Basis perusahaan 5.Kelompok industri
Variabel Dependen Kelengkapan pengungkapan sukarela dan wajib
Populasi: perusahaan yang terdaftar di BEJ 1999. teknik sampel: purposive random sampling. Jumlah sampel 25 peusahaan manufaktur dan 25 perusahaan non manufaktur
Semua variabel tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan
Singnifikasi perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di BEJ Fitriany (2001)
Variabel Independen
1. Besar perusahaan 2. Rasio ungkitan 3. Rasio likuiditas
Variabel Dependen Kualitas ungkapan sukarela
Populasi: perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEJ 1999 Teknik sampel: proportionate stratifeld sampling. Sampel: 102 perusahaan
1. Leverage tidak berpengaruh
2. likuiditas tidak berpengaruh
3. Ukuran perusahaan berpengaruh
4. Status perusahaan berpengaruh
5. net profit margin berpengaruh
6. jenis perusahaan tidak berpengaruh
Hubungan antara karakteristik perusahaan dan kualitas ungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan publik di Indonesia Marwata (2001)
Variabel Independen
1. Ukuran perusahaan
2. Leverage 3. Likuiditas 4. Basis perusahaan 5. Waktu perusahaan
terdaftar Variabel Dependen Luas pengungkapan sukarela
Populasi Seluruh perusahaan publik yang terdaftar dalam ICMD 1996. Metode sampel: proportionate stratified sampling. Sampel: 132 perusahaan.
1. Besar perusahaan berpengaruh
2. Rasio leverage tidak berpengaruh
3. Likuiditas tidak berpengaruh
11
Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan Bambang Suripto (1999)
Variabel Independen
1. Leverage 2. Profitabilitas 3. saham publik 4. Likuiditas 5. Umur
perusahaan Variabel Dependen kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
Populasi : Perusahaan publik yang tercatat di BEJ Sampel: 68 perusahaan Manufaktur
1. Leverage tidak berpengaruh
2. Likuiditas tidak berpengaruh
3. Basis perusahaan tidak berpengaruh
4. Waktu pendaftaran tidak berpengaruh
5. Ukuran perusahaan berpengaruh
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004)
Variabel Independen
1. Leverage 2. Profitabilitas 3. Likuiditas 4. Umur perusahaan 5. Status perusahaan 6. Ukuran
perusahaan
Variabel Dependen
Luas pengungkapan sukarela
Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2002
1. Leverage berpengaruh
2. Profitabilitas berpengaruh
3. Porsi saham publik berpengaruh
4. Likuiditas tidak berpengaruh
5. Umur perusahaan tidak berpengaruh
6. Ukuran perusahaan berpengaruh
12
Perbandingan luas penguangkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEJ sebelum dan sesudah krisis Yularto dan Chariri (2003)
Variabel Independen
1. Leverage 2. Likuiditas 3. Umur perusahaan 4. Status perusahaan 5. Ukuran
perusahaan
Variabel Dependen
kelengkapan pengungkapan laporan
Populasi: Seluruh perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 1996-1998
1. Leverage berpengaruh
2. Likuiditas berpengaruh
3. Umur perusahaan berpengaruh
4. Status perusahaan berpengaruh
5. Ukuran perusahaan berpengaruh
Hubungan antara kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan struktur modal dan tipe kepemilikan perusahaan Na’im dan Rahman (2000)
variabel independen 1) Ukuran
perusahaan 2) Leverage 3) Net profit margin 4) Status perusahaan
Variabel dependen
Kelengkapan pengungkapan laporan tahunan
Populasi: Semua perusahaan yang terdaftar di BEJ tahun 1995-1997
1. Leverage berpengaruh
2. Persentase kepemilikan saham tidak berpengaruh
Analisis pengaruh karakteristik peruasahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Luciana Spica Amalia dan Ikka retrisarai
1. Likuiditas 2. Profitabilitas 3. Ukuran
perusahaan 4. Leverage 5. Status
perusahaan
Variabel dependen Kelengkapan pengungkapan laporan tahunan
Populasi: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2001-2004. Metode sampel: purposive sampling.50 perusahaan.
Hasil penelitian: Semua variabel tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan,hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat IKP sukarela
13
Dalam konteks permasalahan inilah, penelitian ini dimaksudkan untuk
menguji lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai faktor-faktor yang
berkaitan dengan luas pengungkapan sukarela dalam laporan keuangan tahunan.
Penelitian ini merupakan pengembangan peneliti terdahulu, walaupun penelitian
ini juga menggunakan beberapa variabel yang pernah digunakan, namun terdapat
sedikit perbedaan penyajian variabel-variabel tersebut. Pertama penelitian ini
menfokuskan pada tingkat pengungkapan sukarela, kedua sampel yang digunakan
adalah seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI, ketiga
menggunakan data tahun 2007.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) kecuali perusahaan yang termasuk bidang usaha
keuangan. Hal ini dikarenakan bidang usaha keuangan memiliki karakteristik
bisnis yang khas, sehingga laporan keuangan yang dibuat juga memiliki
karakteristik yang khas (Marwata 2001). Pemilihan BEI sebagai populasi dalam
penelitian ini adalah karena BEI merupakan bursa efek terbesar dan representatif
di Indonesia. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa
jumlah seluruh perusahaan yang terdaftar pada tahun 2007 adalah sebanyak 343,
Perusahaan dengan laporan tahunaan 2007 yang tidak tersedia sebanyak 161,
sedangkan Perusahaan tahun 2007 yang termasuk bidang keuangan sebanyak 76
perusahaan, maka jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 106 buah perusahaan.
14
Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti
mengambil judul “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan
Sukarela Laporan Tahunan pada Perusahaan non Keuangan yang Terdaftar di
BEI Tahun 2007 ”
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian adalah: Apakah faktor Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, dan
Likuiditas berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela dalam laporan
tahunan pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitihan ini
adalah: Untuk mengetahui apakah faktor Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Leverage, dan Likuiditas mempunyai pengaruh terhadap luas pengungkapan
sukarela laporan tahunan pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang analisis
pengungkapan informasi dalam laporan tahunan pada perusahaan-perusahaan
non keuangan di Indonesia.
15
2. Bagi lembaga yang berwenang (BAPEPAM, SAK, Menteri Keuangan, Pajak,
dan lain-lain)
Membantu untuk mengembangkan, mengubah, menambah, dan menjelaskan
standar akuntansi yang berlaku untuk menciptakan pasar modal yang efisien.
3. Bagi Investor
Memberikan masukan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan
investasi.
4. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan wacana dan referensi dalam pembuatan kebijakan ekonomi
16
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Agensi (Agency Theory)
Penelitian mengenai pengungkapan dalam laporan tahunan tidak dapat
dipisahkan dari agency teory. secara umum memperlihatkan hubungan perantara
yang utama (Fama dan Jensen 1983, dalam Sabeni Arifin 2003). Konsep teory
keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal (pemilik) dan agen
(manajemen). Principal diartikan sebagai pemegang saham atau traditional users
lain. Namun pengertian principal tersebut meluas menjadi seluruh interest group
perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan berupaya
mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik. Agen diwajibkan
memberikan laporan periodik pada principal tentang usaha yang dijalankan. Jadi,
shareholder atau investor tidak mempunyai kendali langsung atas keputusan yang
dibuat oleh manajer, investor tahu bahwa manajer memiliki informasi, tetapi
mereka tidak dapat mengetahui apakah itu (Scott 1997 dalam Sabeni Arifin 2003).
Investor biasanya tergantung pada informasi yang diungkap oleh manajer
dalam laporan tahunan. Dari sudut pandang manajer, semua informasi yang
berguna untuk pengoptimalan fungsi pasar modal (Hendriksen dan Brenda 1992
dalam Sabeni Arifin 2003) akan diungkap karena mereka mereka memiliki
insentif untuk menjaga harga saham perusahaan dari kerugian. Masalah agensi
akan muncul ketika investor membutuhkan informasi yang cukup untuk
mengijinkan tren perkiraan perusahaan di masa yang akan datang, tetapi
manajemen perusahaan tidak mengungkap informasi tersebut dalam laporan
17
tahunan. Situasi ini, dalam literature hubungan agensi, dikenal sebagai informasi
asimetris. Informasi asimetris mengacu pada situasi dimana satu grup individual
(para manager) diinformasikan lebih baik (paling tidak pada awalnya)
dibandingkan grup lainnya diluar investor (Daing Nazir & Faoziah 1994 dalam
Sabeni Arifin 2003). Keberadaan dari informasi asimetris dalam hubungan agen-
pelaku utama yang meningat dapat diterima dalam literature dan ini telah menjadi
isu yang menarik untuk diteliti. Keputusan manajer untuk mengungkap atau tidak
mengungkap informasi tersebut tergantung pada situasi yang dihadapi oleh
manajer tersebut. Mengungkap semua informasi akan membuat perusahaan
menghadapi biaya proprietary.
Biaya proprietary mengacu pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
jika informasi yang diungkap dapat digunakan oleh pihak luar seperti competitor,
pemegang saham atau karyawan dalam cara yang membahayakan perusahaan
(Craswell&Taylor 1992; McKinnon&dalimunthe 1993 Sabeni Arifin 2003).
Dalam pelaksanaannya, pengungkapan dalam laporan tahunan mungkin
menaikkan persyaratan pengungkapan wajib. Manajer akan mengungkap
informasi tersebut ketika mereka merasakan bahwa hal ini tidak akan menurunkan
biaya agensi mereka sehingga mereka memiliki insentif untuk secara sukarela
mengungkap informasi tersebut. Beberapa penelitian bahwa keuntungan untuk
memunculkan pengungkapan sukarela mungkin termasuk biaya transaksi yang
lebih rendah dalam pertukaran keamanan perusahaan, ketertarikan yang lebih
besar dalam perusahaan oleh analis keuangan dan paara investor, meningkatkan
likuiditas saham, dan menurunkan biaya modal (Choi, Frost & Merek 1999 dalam
18
Sabeni Arifin 2003). Hal ini menjadi fokus ketertarikan para peneliti yang
mempelajari pengungkapan sukarela, karena pengungkapan aktual dalam laporan
tahunan menggambarkan perilaku manajer dan respon mereka terhadap
persyaratan pengukapan regular.
2.2 Pengungkapan (Disclosure) laporan keuangan
Kata disclosure memiliki arti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan.
Jika dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa
laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup
mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha (Chariri dan Ghozali 2003:235).
Sudarmadji dan Sularto (2007) mengatakan secara sederhana, pengungkapan
dapat diartikan sebagai pengeluaran informasi.
Informasi yang diungkap harus jelas, lengkap, berguna dan tidak
membingungkan pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan
ekonomi serta dapat menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian
ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Di
Indonesia, pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan oleh emiten
atau perusahaan publik ditetapkan oleh Ketua Bapepam dan LK dalam surat
edaran dengan Nomor: SE-02/BL/2008. Surat edaran tersebut merupakan
kelanjutan dari surat edaran sebelumnya yaitu, surat edaran Nomor: SE-
02/PM/2002.
19
Hendriksen (2000), menyatakan bahwa dalam pengertian terluas,
pengungkapan berarti penyampaian (realease) informasi keuangan tentang suatu
perusahaan didalam laporan keuangan, biasanya laporan tahunan. Lebih lanjut,
Hendriksen (2000) menyatakan pengungkapan dalam pengertian tersempitnya
mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis manajemen, catatan kaki, dan
laporan pelengkap. Informasi ini memberikan penjelasan posisi keuangan dan
hasil operasi suatu perusahaan. Informasi penjelasan yang berkaitan dengan
kesehatan keuangan perusahaan dapat juga diungkapkan dalam laporan
pemeriksaan. Segala sesuatu yang bersifat material harus diungkapkan dalam
laporan, termasuk informasi kuantitatif (seperti komponen rupiah dalam
persediaan) dan kualitatif (seperti tuntutan hukum) yang bermanfaat bagi
pengguna laporan keuangan. Pengungkapan yang memadai tersebut penting untuk
menghindari adanya kesalahan interpretasi bagi yang membacanya.
Secara umum, tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yag
dipandang perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani
berbagai pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Beikaoui (2006)
mengklasifikasikan tujuan pengungkapan berdasarkan penekanan atau orientasi
badan pengawas menjadi tiga, yaitu:
1) Tujuan melindungi, tujuan ini dilandasi oleh gagasan bahwa tidak semua
pemakai cukup paham atau mengerti seluk beluk akuntans. Bagi mereka yang
awam, perlu dilindungi kepentingannya, yaitu dengan mengungkapkan
informasi dengan sejelas mungkin, sehingga pihak ekstern ini dapat
menangkap substansi ekonomik yang melandasi suatupos statemen keuangan.
20
2) Tujuan informatif, tujuan ini dilandasi oleh gagasan bahwa semua pemakai
dianggap sudah memahami seluk-beluk akuntansi. Pengungkapan diarahkan
untuk menyediakan informasi yang dapat membantu keefektifan pengambilan
keputusan oleh pemakai laporan keuangan tersebut. Tujuan ini biasanya
melandasi penyusun standar akuntansi untuk menentukan tingkat
pengungkapan.
3) Tujuan kebutuhan khusus, tujuan ini merupakan gabungan dari tujuan
perlindungan publik dan tujuan informatif. Pengungkapan kepada publik
dibatasi dengan apa yang dipandang bermanfaat bagi pemakai yang dituju.
Untuk tujuan pengawasan, informasi tertentu harus disampaikan kepada badan
pengawas berdasarkan peraturan melalui formulir-folmulir yang menuntut
pengungkapan secara rinci.
Perusahaan harus memperhatikan pengugkapan yang dilakukannya, karena
hal itu berpengaruh terhadap hubungan jangka panjang dengan para pengguna
laporan keuangan. Perusahaan harus mengetahui pula bagaimana pengungkapan
dilakukan didalam laporan keuangan atau harus memahami konsep-konsep
pengungkapanyang ada. Emiten sering kali menyembunyikan berbagai informasi
penting yang sebenarnya dibutuhkan investor demi kepentingan perusahaan,
padahal seharusnya emiten menyadari bahwa sebenarnya setelah perusahaan go
publik mereka harus lebih terbuka. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh banyak
factor diantaranya kurangnya pengetahuan emiten tentang kebutuhan para investor
atau karena tingginya biaya pelaporan.
21
Menurut Chariri dan Ghozali (2003:235) Konsep dari luas pengungkapan
dibagi menjadi tiga Yaitu, pengungkapan cukup (adequate disclosure),
pengungkapan wajib (fair disclosure), pengungkapan lengkap (full disclosure).
Konsep yang paling dipraktekkan adalah pengungkapan yang cukup (adequate
disclosure), yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang
berlaku, dimana pada tingkat pengungkapan ini investor dapat
menginterpretasikan angka-angka dalam laporan keuangan dengan benar sehingga
laporan tidak menyesatkan.
Pengungkapan yang wajar (fair disclosure) mengandung sasaran etis agar
dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai
laporan keuangan. Pengungkapan yang penuh (full disclosure) merupakan
pengungkapan atas semua informasi yang relevan. Pengungkapan penuh (full
disclosure) memiliki kesan mengajukan informasi secara melimpah, sehingga
disclosure menjadi tidak tepat. Informasi yang terlalu melimpah akan
menyembunyikan informasi penting dan membuat laporan keuangan sulit diinte-
pretasikan.
Menurut Suripto (1999) informasi yang diungkapkan dalam laporan
tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan cukup yang dipaksakan
kepada perusahaan sebagai bentuk intervensi pemerintah untuk mengatasi adanya
adanya potensi kegagalan pasar (Chariri dan Ghazali 2003). Pengungkapan wajib
ini dimuat dalam laporan tahunan perusahaan publik.
22
Kebutuhan akan informasi, diperlukan oleh pihak-pihak yang memiliki
kepentingan pada suatu perusahaan. Tuntutan terhadap informasi tidak hanya dari
internal perusahaan. Tetapi juga dari kalangan masyarakat yang lebih luas,
khususnya pihak investor yang yang melakukan investasi. Pengungkapan
informasi yang memadai bertujuan untuk mencegah kejutan yang mungik dapat
mengubah secara total masa depan perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan
yang ingin mengungkapkan informasi secara memadai disebabkan argument-
argumen yang mengatakan bahwa pengungkapan yang terlalu luas akan
membantu pesaing dalam merugikan peran pemegang saham. Namun, argument
ini kurang mendasar karena para pesaing pada umumnya memperoleh informasi
dari suumberlain.
2) Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang
dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk
memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan
untuk pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Meek dkk
1995 dalam Suripto 1999). Pengungkapan sukarela merupakan cara untuk
meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan perusahaan dan untuk membantu
investor dalam memahami strategi bisnis perusahaan (Hely dan Palepu, 1993
dalam Yularto dan Chariri, 2003). Standar-standar akuntansi biasanya
menghendaki pengungkapan minimum, tetapi tidak menghalangi manajemen
untuk memberikan tambahan pengungkapan dengan sukarela. Pengungkapan-
23
pengungkapan ini meliputi gambaran strategi perusahaan dalam jangka panjang,
indikator-indikator non keuangan penting, yang bermanfaat untuk keefektivitasan
implementasi strategi perusahaan dan berguna dalam membahas hubungan antar
indikator-indikator non keuangan penting tersebut dengan laba yang akan datang
(Wallance et.al, 1994 dalam Yularto dan Chariri, 2003)
Selama ini, kebijakan luas pengungkapan sukarela dapat berbeda antara
satu perusahaan dengan perusahaan lain. Perbedaan luas pengungkapan tersebut
dapat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan seperti: budaya perusahaan,
bidang usaha, proses produksi, pasar, sumber daya dan sebagainya. Menurut Lang
dan Ludolm (1993) dalam Yularto dan Chariri (2003) dilihat dari aspek laporan
keuangan karakteristik perusahaan ditentikan berdasarkan tiga pendekatan yaitu:
karakteristik yang berkaitan dengan struktur, kinerja (performance), dan pasar
(market). Struktur meliputi ukuran (size) perusahaan dan kemampuan perusahaan
untuk melunasi kewajiban jangka panjang. Kinerja (performance) meliputi
likuiditas perusahaan dan laba (profit). Sedangkan dari pendekatan pasar meliputi
factor-faktor kualitatif seperti tipe industri, tipe auditor, dan status perusahaan.
Menurut Zarzeski (1996) dalam Yularto dan Chariri (2003) pendekatan pasar
dapat juga dilihat secara kuantitatif yang meliputi jumlah ekspor, size perusahaan,
dan total kewajiban. Termasuk juga di dalamnya porsi pemegang saham dan umur
perusahaan.
Perusahaan akan selalu mempertimbangkan biaya dan manfaat yang
diperolehnya dalam melakukan disclosure terutama voluntary disclosure. Menurut
Suripto (1999), biaya pengungkapan yang harus dipertimbangkan adalah biaya
24
pengungkapan langsung dan tidak langsung. Adapun biaya-biaya tersebut adalah
sebagai berikut:
a. Biaya langsung meliputi, biaya pengumpulan data, biaya pemrosesan
informasi, biaya pengauditan, dan biaya penyebaran informasi.
b. Biaya tidak langsung meliputi, biaya litigasi atau biaya hukum, biaya kerugian
persaingan, dan biaya politik. Biaya litigasi timbul akibat pengungkapan
informasi yang tidak memadai dan informasi yang menyesatkan. Biaya
kerugian pesaing terjadi apabila informasi yang diungkapkan melemahkan
daya saing perusahaan karena informasi tersebut digunakan untuk
memperkuat daya saing mereka. Biaya politik terjadi ketika praktik
pengungkapan memicu regulasi pemerintah.
Dalam penelitian ini, yang akan diteliti adalah seputar pengungkapan
sukarela dalam laporan tahunan. Pembatasan ini dilakukan mengingat alasan-
alasan: (1) pemerintah Indonesia sudah menetapkan aturan mengenai laporan
tahunan, (2) pemerintah Indonesia sudah menunjuk Bapepam sebagai badan yang
bertugas untuk mengawasi kepatuhan perusahaan terhadap aturan tersebut dan (3)
semakin meningkatnya kesadaran bagi manajemen perusahaan untuk membuka
diri dalam melakukan disclosure pada laporan tahunan, guna mendukung strategi
perusahaan.
Laporan keuangan merupakan mekanisme yang penting bagi manajer
untuk berkomunikasi dengan investor luar, yaitu investor publik di luar lingkup
manajemen serta tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan (Bambang irwan
2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan laporan keuangan
25
yang dilakukan oleh manajemena adalah ukuran perusahaan, likuiditas, leverage,
dan profitabilitas.
2.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak
berwujud dan lain-lain), volume penjualan dan kapasitas pasar ( Nur Cahyonowati
2003). Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan informasi lebih
banyak daripada perusahaan kacil. Terdapat beberapa penjelasan mengenai hal
tersebut. Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan besar mempunyai biaya
keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan Meckling, 1976)
dalam Marwata (2001). Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan
informasi yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan
tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray (1995) dalam Fitriany (2001)
perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut karyawan yang ahli,
serta tuntutan dari pemegang saham dan analis, sehingga perusahaan besar
memiliki inisiatif untuk melakukan pengumgkapan yang lebih luas daripada
perusahaan kecil. Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh
pasar maupun publik secara umum. Mengungkap lebih banyak informasi
merupakan bagian dari perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik.
Penjelasan lain adalah karena perusahaan besar mempunyai sumber daya
yang besar, sehingga perusahaan perlu dan mampu untuk membiayai penyediaan
informasi untuk keperluan internal. Informs tersebut sekaligus menjadi bahan
untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak
26
perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat melakukan pengungkapan
dengan lebih lengkap.
Perusahaan dengan sumber daya yang relative kecil mungkin tidak
memiliki informasi siap saji sebagaimana perusahaan besar, sehingga perlu ada
tambahan biaya yang relatif besar untuk dapat melakukan pengungkapan
selengkap yang dapat diperoleh perusahaan besar. Perusahaan kesil umumnya
berada pada situasi persaingan ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan
terlalu benyak tentang jati dirinya kepada pihak kepada pihak eksternal dapat
membahayakan posisinya dalam persaingan. Sehingga perusahaan kecil
cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi
dan Desai, 1971; Buzby, 1975) dalam Marwata (2001).
Ukuran perusahaan mempengaruhi tingkat pengungkapan yang dilakukan
oleh perusahaan. Semakin luas ukuran perusahaan, maka semakin luas pula
pengungkapan informasi yang dilakukan perusahaan pada laporan tahunannya
(Marwata, 2001; Fitriany, 2001; Bambang Suripto, 1999; Yularto dan Chariri,
2003).
2.4 Leverage
Leverage diartikan sebagai Kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
segala kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang
(Bambang Riyanto 1995:32). Menurut Sudarmaji dan Sularto (2007) leverage
merupakan pengukuran besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang, hutang
yang digunakan untuk membiayai berasal dari kreditor, bukan dari pemegang
27
saham ataupun investor. Leverage suatu perusahaan dapat diukur dengan
membandingkan jumlah aktiva (total asset) di satu pihak dengan jumlah hutang
(baik jangka pendek maupun jangka panjang) di pihak lain. Cara lain dapat
digunakan untuk mengukur leverage ini ialah dengan membandingkan modal
sendiri (excess value) dari aktiva diatas hutang di satu pihak dengan jumlah
hutang di lain pihak.
Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur hingga
sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang (Weston dan Copeland, 1989:227).
Rasio leverage dibagi menjadi dua, yaitu: Rasio Hutang ( debt ratio) dan Rasio
Hutang Terhadap Ekuitas (debt to equity ratio).
debt ratio (Rasio hutang) mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai
oleh kreditur perusahaan. Rasio hutang terhadap aktiva mengukur prosentase dana
yang disediakan oleh kreditur. Rasio hutang dapat dihitung dengan membagi total
hutang dengan aktivanya. Jika ditulis dengan rumus sebagai berikut:
Total Kewajiban Debt ratio =
Total Aktiva
Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan
dengan jalan menunjukkan prosentase aktiva perusahaan yang didukung oleh
pendanaan utang. Menurut Weston dan Copeland (1989:228) Para kreditor lebih
menyukai rasio hutang yang moderat, oleh karena itu semakin rendah rasio ini,
aka nada semacam perisai sehingga kerugian yang diderita kreditor semakin kecil
jika terjadi likuidasi. Sebaliknya, pemilik lebih menyukai rasio hutang yang
28
tinggi, oleh karena itu leverage yang tinggi akan memperbesar laba bagi
pemegang saham atau oleh karena menerbitkan saham baru berarti melepaskan
sejumlah kendali perusahaan. Jika rasio hutang terlalu tinggi, maka ada bahaya
kurangnya tanggung jwab spekulasi, jika perusahaan berhasil maka akan
memberikan hasil pengembalian yang sangat tinggi. Jika perusahaan gagal,
pemilik akan mengalami kerugian yang kecil karena investasinya yang sangat
rendah.
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (debt to equity ratio), DER mengukur
perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal pemegang saham
perusahaan. Semakin rendah DER, maka semakin tinggi dana yang disediakan
oleh pemegang saham. Rumus DER adalah sebagai berikut:
Hutang Jangka Panjang DER = Ekuitas Pemegang Saham
Rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan luas pengungkapan,
hal ini seiring dengan tuntutan kreditur akan informasi mengenai keadaan
finansial debitur dan untuk menyakinkan bahwa debitur akan dapat memenuhi
kewajibannya saat jatuh tempo, maka perusahaan dengan rasio leverage yang
tinggi akan melakukan disclosure yang lebih luas (Wallance et.al, 1994 dalam Edi
Subiyantoro, 1996; Ainun Naim dan Fuad Rahman, 2000; Binsar H. Simanjuntak
dan Lusy Widiastuti 2004; dan Yularto dan Chariri, 2003.
29
2.5 Profitabilitas
Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan
(Hanafi dan Halim 2003:83). Ada tiga rasio yang sering digunakan yaitu: profit
margin, return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Hanafi dan Halim
2003:84). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode tertentu.
Rumus profit margin adalah sebagai berikut:
Laba Bersih Profit margin =
Penjualan
Profit margin tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang rendah
menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya
yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari dari
kedua hal tersebut. Secara umum rasio yang rendah menunjukkan
ketidakefisienan manajemen.
Return On Asset (ROA), Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu (Hanafi dan Halim
2003:84). ROA sering juga disebut ROI (return On Invesment). Rumus ROA
sebagai berikut:
Laba Bersih ROA = Total Aktiva
30
ROA bisa diinterpretasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan
perusahaan (strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental
factors).
Return On Equity (ROE), Rasio ini menggambarkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini
merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham. Rumus
ROE sebagai berikut:
Laba Bersih ROE = Modal Saham
Fitriany (2001) dalam Luciana dan Ikka (2007) membuktikan bahwa
variabel profitabilitas mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan
pengungkapan. Jadi, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin
tinggi indeks pengungkapannya (Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti
2004;. Fitriany, 2001 dalam Luciana dan Ikka, 2007).
2.6 Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih (Munawir 1981:31).
Perusahaan yang mampu memenuhi kawajiban keuangannya tepat pada waktunya
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, dan perusahaan dikatakan
mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya apabila
perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih
31
besar daripada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya apabila
perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih,
berarti perusahaan tersebut dalam keadaan illikuid. Menurut Munawir (1981:72),
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai posisi keuangan yang kuat apabila
mampu:
a. Memenuhi kewajiban-kewajibannya tepat pada waktunya; yaitu pada waktu
ditagih (kewajiban keuangan terhadap pihak ekstern).
b. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi yang normal (kewajiban
keuangan terhadap pihak intern).
c. Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan.
d. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya bila jatuh
tempo (Weston dan Copeland 1989:225). Dua rasio yang sering digunakan untuk
mengukur kemampuan ini adalah current ratio dan acid-test/quick ratio.
Current ratio, merupakan perbandingan antara jumlah aktiva lancar
dengan hutang lancar (Weston dan Copeland 1989:226). Rasio ini menunjukkan
tingkat keamanaan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan untuk untuk membayar hutang-hutang tersebut. Akan tetapi suatu
perusahaan dengan current ratio yang tinggi belum tentu menjamin akan dapat
dibayarnya hutang perusahaan yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau
distribusi dari aktiva lancar yang tidak menguntungkan. Rasio ini menunjukkan
besarnya kas yang dimiliki perusahaan ditambah asset-aset yang bisa berubah
32
menjadi kas dalam waktu satu tahun, relatif terhadap besarnya hutang-hutang
yang jatuh tempo dalam jangka waktu dekat (tidak lebih dari satu tahun), pada
tanggal tertentu seperti yang tercantum pada tanggal neraca. Jika ditulis dengan
rumus sebagai berikut:
Aktiva Lancar Current Ratio =
Hutang Lancar
Rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, karena rasio
tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek
dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang
sama dengan jatuh tempo hutang.
Acid Test/Quick Ratio, Rasio cepat (quick ratio) diukur dengan
mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan sisanya dibagi dengan kewajiban
lancar (Weston dan Copeland 1989:227). Rasio ini merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya dengan tidak
memeperhitungkan persediaan. Karena persediaan memerlukan waktu yang relatif
lama untuk direalisir sebagai uang kas. Rumus quick ratio adalah sebagai berikut:
Aktiva Lancar - Persediaan Quick Ratio = Kewajiban Lancar
Acit test/quick ratio dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan
dapat memenuhi kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau terlalu tergantung
pada persediaannya. Persediaan tidak bisa sepenuhnya diandalkan, karena
33
persediaan bukanlah sumber kas yang bisa segerah diperoleh, dan bahkan
mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu.
Rasio lkuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Rasio likuiditas yang tinggi
menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini
akan cenderung untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada
pihak luar karena ingin menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kredible (Cooke
1994 dalam Marwata 2001; dan Yularto dan Chariri, 2003). Tetapi di pihak lain,
likuiditas dapat juga dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam
mengelola keuangan perusahaan. Disisi ini, perusahaan dengan likuiditas yang
rendah justru cenderung mengungkapkan lebih banyak informasi kepada pihak
eksternal sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja manajemen.
2.7 Kerangka Berfikir
Laporan keuangan tahunan merupakan media utama penyampaian
informasi oleh menajemen kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan
keuangan tahunan mengkominikasikan kondisi keuangan dan informasi lainnya
kepada pemegang saham, kreditur, dan stakeholders. Laporan tersebut juga
menjadi alat utama para manajer untuk menunjukkan evektivitas pencapaian
tujuan dan untuk melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam suatu
organisasi. Melihat begitu pentingnya maka laporan tersebut hendakkya memuat
informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang dianggap penting
untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar.
34
Ada berbagai macam variabel yang telah terbukti berpengaruh terhadap
luas pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan antara lain
Profitabilitas di ukur dengan Net profit margin (Fitriany 2001; Arik Susbiyani
2001; Binsar H. Simanjutak dan Lusy Widiastuti 2004), Ukuran perusahaan di
ukur dengan total aktiva (Wallance et.al 1994; Edi Subiyantoro 1997; Suripto,
1999; Fitriany 2001; Gunawan 2000; Marwata 2001; Yularto dan Chariri ,2003),
Likuiditas di ukur dengan current ratio (Subiyantoro 1997; Fitriany 2001; Yularto
dan Chariri 2003), Leverage di ukur dengan Debt ratio (Gunawan 2000; Ainun
Na’im Fuad Rakhman 2000; Yularto dan Chariri 2003), Reputasi KAP (Fitriany
2001; Yularto dan Chariri 2003), Kepemilikan Saham Publik (Yularto dan Chariri
2003; Binsar H. Simanjutak dan Lusy Widiastuti 2004), Umur Perusahaan
(Yularto dan Chariri 2003), Basis perusahaan (Hadi dan Sabeni 2003;
Sulistyowati 2004).
Dalam penelitian ini variabel yang diduga berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela diantaranya yaitu, Ukuran Perusahaan, Likuiditas,
Leverage, dan Profitabilitas.
2.7.1 Ukuran Perusahaan dan Luas Pengungkapan Sukarela
Ukuran perusahaan bisa didasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak
berwujud dan lain-lain), volume penjualan dan kapasitas pasar ( Nur Cahyonowati
2003). Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan, secara
umum perusahaan yang besar akan mengungkapkan informasi lebih banyak
daripada perusahaan kecil, Terdapat beberapa penjelasan mengenai pengaruh
35
ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan. Perusahaan besar mungkin
mempunyai biaya biaya produksi informasi yang lebih rendah atau mereka
mempunyai biaya competitive disadvantage lebih rendah yqang berkaitan dengan
pengungkapan mereka. Perusahaan besar mungkin lebih kompleks dan lebih
mempunyai dasar pemikiran yang luas dibandingka perusahaan kecil (Cooke 1989
dalam Murtanto dan Elvina)
Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan mackling 1976
dalam Fitriani 2001). perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi
yang lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan tersebut.
Perusahaan besar merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun
publik sehingga mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan bagian dari
upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik dan menghindari
resiko. Semua alasan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan besar mempunyai
inisiatif untuk memberikan pengungkapan sukarela lebih luas dibanding yang
kecil. Dalam penelitian Fitriani (2001) terdapat tiga alternatif yang digunakan
untuk menghitung size perusahaan, yaitu total asset, penjualan bersih dan
kapitalisasi pasar. Fitriani (2001) menunjukkan bahwa variabel size mempunyai
positif terhadap kelengkapan pengungkapan. Jadi semakin besar size perusahaan
maka akan semakin tinggi pengungkapannya. Dalam penelitian ini size
perusahaan didasarkan pada total aktiva, karena berdasarkan penelitian Fitriani
(2001) total aktiva lebih menunjukkan size perusahaan dibandingkan kapitalisasi
pasar (Market Capitalization)
36
Variabel ukuran perusahaan merupakan variabel yang sering diteliti, dan
hasilnya cukup konsisten berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela
dalam penelitian sebelumnya, (Subiyantoro 1997; Suripto 1999: Fitriany 2001;
Marwata 2001)
2.7.2 Leverage dan Luas Pengungkapan Sukarela
Meek et al.,1995 dalam Fitriany 2001 menyatakan bahwa semakin tinggi
leverage perusahaan semakin besar pula agency cost, atau dengan kata lain,
semakin besar kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka
panjang kepada pemegang saham dan manajer. Oleh karena itu perusahaan yang
memiliki rasio leverage yang tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk memenuhi
kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Menurut Schipper (1981) dalam
Marwata (2001) tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan keraguan
pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh
karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban
untuk melakukan pengungkapn yang lebih luas daripada perusahaan dengan rasio
leverage yang rendah. Ainun Na'im dan Fuad Rakhman (2000) dalam Sudarmaji
dan Sularto 2007; Wallance et.al (1994) dalam Edi Subiyantoro (1996); Binsar H.
Simanjuntak dan Lusy Widiastuti (2004); dan Yularto dan Chariri (2003)
membuktikan bahwa rasio leverage mempunyai hubungan positif dengan
kelengkapan pengungkapan, hal ini seiring dengan tuntutan kreditur akan
informasi mengenai keadaan finansial debitur dan untuk menyakinkan bahwa
debitur akan dapat memenuhi kewajibannya saat jatuh tempo, maka perusahaan
37
dengan rasio leverage yang tinggi akan melakukan disclosure yang lebih luas.
Penelitian tersebut sangat berlawanan dengan penelitian Suripto 1999, Murtanto
dan Elvina 2000, Fitriany 2001. Dalam Murtanto dan Elvina 2000 dikatakan
variabel leverage tidak konsisten. Kemungkinan terjadi karena peneliti sebeumnya
terfokus pada pengungkapan wajib, sedangkan penelitian tersebut terfokus pada
pengungkapan sukarela.
2.7.3 Profitabilitas dan Luas Pengungkapan Sukarela
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba (profitabilitas) pada tingkat penjualan, asset
dan modal. Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu (Hanafi dan Halim
2003:84). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan
menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode tertentu.
Shingvi dan Desai (1971) dalam Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widastuti
(2004) dalam Luciana dan Ikka (2007) menjelaskan bahwa profit margin yang
tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terinci, sebab ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan
konpensasi terhadap manajemen. Fitriany (2001) dalam Luciana dan Ikka (2007) ;
Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti 2004, berhasil membuktikan bahwa
variabel profitabilitas mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan
pengungkapan. Jadi, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin
tinggi indeks pengungkapannya.
38
2.7.4 Likuiditas dan Luas Pengungkapan Sukarela
Penelitian Cooke (1989) dalam Fitriany (2001) menunjukkan bahwa
kondisi perusahaan yang sehat antara lain ditunjukkan dengan likuiditas yang
tinggi dan berhubungan dengan pengungkapan yang luas. Hal tersebut didasarkan
pada ekpektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat, akan cenderung
untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Karena ingin menunjukkan kepada
pihak ekstern behwa perusahaan tersebut kredibel. Yuniati Gunawan (2003)
dalam penelitiannya menyatakan semakin tinggi tingkat rasio hutang terhadap
total aktiva, maka semakin luas pula pengungkapan informasi yang dilakukan
perusahaan pada laporan tahunannya.
Wallace et.al (1994) dalam Fitriani (2001) menyatakan jika likuditas
dipandang oleh pasar sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio
likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang lebih rinci untuk menjelaskan
lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi.
dalam penelitian Suripto 1999 likuiditas tidak mempengaruhi indexs kelengkapan
pengungkapan sukarela.
39
Berdasarkan landasan teori dan acuan tersebut di atas, dapat digambarkan
kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 2.1 Hubungan ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, likuiditas
denganluas pengungkapan sukarela laporan tahunan
Ukuran perusahaan
(X1)
Leverage (X2)
Profitabilitas (X3)
Likuiditas (X4)
Luas Pengungkapan Sukarela
Laporan Tahunan
(Y)
40
2.8 Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang dikumpulkan
(Sembiring 2006:71). Hipotesis merupakan kesimpulan atau jawaban yang masih
memerlukan pembuktian atas kebenaran.
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : Ukuran Perusahaan, Leverage, Likuiditas dan Profitabilitas secara simultan
berpengaruh terhadap Pengungkapan Sukarela laporan keuangan tahunan.
H2 : Secara parsial Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas dan Leverage
berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela laporan keuangan
tahunan
41
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis penelitian
Penelitian ini berbentuk penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian
yang mengungkap besar atau kecilnya suatu pengaruh atau hubungan antar
variabel yang dinyatakan dalam angka-angka, dengan cara mengumpulkan data-
data yang merupakan faktor pendukung terhadap pengaruh antar variabel-veriabel
yang bersangkutan kemudian mencoba untuk dianalisis.
3.2 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi, 2006:130).
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non
keuangan yang tercatat (Go publik) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007.
Perusahaaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah go
publik harus membuat laporan keuangan yang disebarluaskan ke publik. Laporan
keuangan perusahaan yang telah go publik lebih dapat dipercaya karena telah
diaudit oleh auditor publik.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
2003:131). Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah penelitian
populasi yaitu seluruh populasi digunakan dalam pengambilan sampel penelitian
ini. Subyek yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
non keuangan yang tercatat (Go publik) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun
2007. Yaitu sebanyak 106 perusahaan.
42
Tabel 3.1 Ringkasan Prosedur Pemilihan Sampel
Jumlah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007 343
Perusahaan dengan laporan tahunaan 2007 yang tidak tersedia 161
Perusahaan tahun 2007 yang termasuk bidang keuangan 76
Perusahaan yang tidak memiliki data lengkap 0 Jumlah sampel yang terpilih 106
Pemilihan sampel hanya meliputi bidang usaha non keuangan, hal ini
dikarenakan bidang usaha keuangan memiliki karakteristik bisnis yang khas,
sehingga laporan keuangan yang dibuat juga memiliki karakteristik yang khas
(Marwata, 2001). Berikut ini nama-nama perusahaan sampel 2007.
Tabel 3.2 Nama-nama Perusahaan Sampel tahun 2007
No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1 ABBA Abdi Bangsa Tbk 54 JIHD
Jakarta Internasional Hotels & Development Tbk
2 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk
55 JSPT Jakarta Setibudi Internasional Tbk
3 TMPI Agis Tbk 56 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
4 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
57 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
5 AKRA AKR Corporindo Tbk 58 JRPT
Jaya Real Property Tbk
6 ASRI Alam Sutrea Realty Tbk 59 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
7 ALFA
Alfa Retailindo Tbk
60 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
8 ANTA Anta Express Tour & Trevel 61 LPCK Lippo Cikarang Tbk 9 APOL Arpeni Pratama Ocean Line
Tbk 62 LPLI Lippo E-Net Tbk
10 ASII Intraco Penta Tbk 63 LPKR Lippo Karawaci Tbk 11 ASGR Astra Graphia Tbk 64 MPPA Matahari Putra Prima
43
Tbk 12 BNBR Bakrie and Brothers Tbk 65 MAMI Mas Murni Indonesia
Tbk 13 ELTY Bakrieland Development
Tbk 66 MNCN Media Nusantara Citra
Tbk 14 BTEL Bakrie Telkom Tbk 67 MTDL Metrodata Electronics
Tbk 15 BAYU Bayu Buana Tbk 68 MTSM Metro Supermarket
Reality Tbk 16 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 69 SCPC Millinnium
Pharmacon Internasional Tbk
17 BIPP
Bhuwanatala Indah Permai Tbk
70 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
18 BMSR Bintang Mitra Semestaraya Tbk
71 MIRA Mitra Rajasa Tbk
19 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 72 FREN Mobile-8 Telkom Tbk 20 CENT Centrin Online Tbk 73 MDLN Modernland Realty
Ltd Tbk 21 CMPP Centris Multi Persada
Pratama Tbk 74 MLPL Multipolar
Corporation Tbk 22 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa
Tbk 75 PTRA New Century
Development (d/h Putra Surya Perkasa) Tbk
23 CTRS Ciputra Surya Tbk 76 META Nusantara Infrastructure Tbk (d/h Metamedia Tecnologiest) Tbk
24 CTRP Ciputra Property Tbk 77 PANR Panorama Sentrawisata
25 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada
78 WEHA Panorama Trasportasi Tbk
26 COWL Cowell Development Tbk 79 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk
27 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 80 PWON Pakuwon Jati Tbk 28 KARK Dayaindo Resources
International Tbk 81 TMAS Pelayaran Tempura
Emas Tbk 29 DILD Dharmala Intiland (Intiland
Formerly) 82 PJJA Pembangunan Jaya
Ancol Tbk 30 DART
Duta Aggada Reality Tbk 83 PLIN Plaza Indonesia
Realty Tbk 31 DUTI Duta Pertiwi Tbk 84 PNSE
Pudjaji & sons Estate Tbk
44
32 DNET Dyviacom intrabumi Tbk 85 PUDP Pudjiaji Prestige Limited Tbk
33 SMMT Eatertainment Internasional Tbk
86 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
34 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
87 RIMO
Rimo Catur Lestari Tbk
35 EXCL Excelcomindo Pratama Tbk 88 RODA Roda Panggon Harapan Tbk
36 FAST Fast Food Indonesia Tbk 89 SMDR Samudra Indonesia Tbk
37 FORU Fortune Indonesia Tbk 90 SMAR Smart Tbk 38 GEMA Gema Graha Sarana Tbk 91 SONA Sona Topas Tourism
Industri Tbk 39 BMTR
Global Mediacom Tbk 92 SMRA Summarecon Agung
Tbk
40 GMTD Gowa Makasar Tourism Development Tbk
93 SCMA Surya Citra Media Tbk
41 HERO Hero Supermarket Tbk 94 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
42 HEXA Hexindo Adi Perkasa Tbk 95 SMDM
Suryamas Duta Makmur Tbk
43 SHID Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk
96 SIIP Suryanti Permata Tbk
44 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
97 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
45 ISAT Indosat Tbk 98 TMPO Tempo Inti Media Tbk
46 INDX Indoexchange Tbk 99 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 47 IATA Indonesia Air Transport Tbk 100 TKGA Toko Gunung Agung
Tbk 48 IDKM Indosiar Karya Media Tbk 101 TRUB Truba Alam
Manunggal Engineering Tbk
49 ITTG Integrasi Teknologi Tbk 102 UNVR Unilever Indonesia Tbk
50 INTD Inter-Delta Tbk 103 WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk
51 DILD Intiland Development Tbk 104 WICO Wicaksana Oversaes Internasional Tbk
52 INTA Intraco Penta Tbk 105 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
53 JAKA Jaka Inti Realtindo 106 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
45
3.3 Variabel penelitian, Definisi Operasional, dan pengukuran Variabel.
Penelitian ini menggunakan dua buah variabel, yaitu variabel dependen
(variabel terikat) dan variabel independen (variabel bebas). Berikut akan
dijelaskan mengenai variabel-veriabel tersebut.
3.3.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah:
1) Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran Perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan, Di dasarkan
pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain-lain),volume
penjualan dan kapasitas pasar (Sudarmadji dan Sularto 2007). pada
penelitian ini ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan. Kerena total asset lebih menunjukkan Ukuran
perusahaan dari pada market capitalization (Fitriany, 2001). Pengukuran ini
dilakukan untuk mengetahui bahwa semakin besar total aktiva yang dimiliki
maka akan semakin besar pula tanggung jawab sukarela yang harus
diungkap.
2) Leverage (X2)
Leverage diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
segala kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang
(Bambang Riyanto 1995:32). Variabel Leverage dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan debt ratio. Yaitu perbandingan antara total hutang
dibagi dengan total asset (Hanafi dan Halim 2003:82). Secara sistematis
rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
46
Total Kewajiban Debt ratio =
Total Aktiva
3) Profitabilitas (X3)
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu (Bambang Riyanto 1995:35). Variabel profitabilitas
dalam penelitian ini menggunakan Profit Margin. Yaitu, menghitung sejauh
mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat
penjualan tertentu (Hanafi dan Halim 2003:84). Rasio ini bisa
diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya
(ukuran efisiensi) diperusahaan pada periode tertentu. Secara sistematis rasio
tersebut dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Laba Bersih Profit margin =
Penjualan 4) Likuiditas (X4)
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek (Prastowo dan
Juliaty 2002:78). Pada penelitian ini variabel likuiditas diukur dengan
current ratio, yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang
lancar (Weston dan Copeland, 1989:226). Rasio ini menunjukkan tingkat
keamanaan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan
perusahaan untuk untuk membayar hutang-hutang tersebut. Secara
sistematis rasio tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
47
Aktiva Lancar Current Ratio =
Hutang Lancar
3.3.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)
Variabel dependen dalam penelitian ini diwakili oleh luas tingkat
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan sukarela
merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Daftar item pengungkapan dalam
penelitian ini diperoleh dari penelitian Bambang Suripto (1999) dalam Miftahul
Hidayah (2007) yaitu sebanyak 33 item. Indexs pengungkapan untuk setiap
perusahaan sampel diperoleh dengan cara sebagai berikut (Cooke 1993, Bambang
Suripto 1998):
1) Apabila setiap item informasi diungkap dalam laporan tahunan diberi nilai
satu dan nol apabila tidak diungkap.
2) Luas voluntary disclosure relatif setiap perusahaan diukur dengan indexs yaitu
membandingkan total skor yang dipenuhi dengan skor yang diharapkan dapat
diperoleh perusahaan tersebut. Sekor maksimal adalah 33. Dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Jml Skor Voluntary Disclosure Dipenuhi Indeks =
Jml Skor Maksimum
48
Tabel 3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Pengukuran Skala Data
Variabel Independen Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan, Di dasarkan pada jumlah aktiva (aktiva tetap, tidak berwujud dan lain-lain), volume penjualan dan kapasitas pasar
Total aktiva rasio
leverage Kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Total hutang dibagi total aktiva
rasio
profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham
Laba bersihsetelah Pajak dibagi dengan penjualan bersih
rasio
likuiditas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi,
TotalAktiva lancar dibagi total hutang lancar
rasio
49
Variabel Dependen Luas Pengungkapan sukarela
Data yang diungkap suatu perusahaan berkaitan dengan pengungkapan diluar pengungkapan wajib
Jumlah item yang diungkapkan perusahaan dibagi jumlah item yang diharapkan
rasio
3.4 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan non keuangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 yang telah dipublikasikan dan
tersedia melalui database pojok BEI UNDIP, website JSX ( Jakarta Stock
Exchange) dan ICMD (Indonesia capital market directory).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
dan sebagainya. Dalam penelitian metode dokumentasi ini digunakan untuk
memperoleh data mengenai laporan keuangan dari perusahaan yang menjadi
sampel penelitian di BEI. Data pengungkapan sukarela untuk menghitung luas
pengungkapan sukarela. Data laba bersih dan penjualan untuk menhitung profit
margin. data total aktiva untuk menghitung Ukuran perusahaan. Data total hutang
dan total aktiva untuk menghitung leverage. Data aktiva lancar dan hutang lancar
untuk menghitung likuiditas.
50
3.5 Metode Analisis Data
Agar mendapat hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka
diperlukan metode analisis data yang benar. Metode analisis data pada penelitian
ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis inferensial.
3.5.1 Analisis deskriptif
Analisis Deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran profil data
sampel, selain itu juga bermanfaat untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam
penelitian ini yaitu akan memberikan gambaran umum dari penelitian.
a) Variabel dependen
Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan persentase maksimal yaitu 100%
2. Menentukan persentase minimal yaitu 0%
3. Menentukan rentang persentase (r%) diperoleh dari pengurangan persentase
maksimal terhadap persentase minimal, maka didapat 100% - 0% = 100%
4. Menentukan kriteria kurang luas, cukup luas, luas, sangat luas
5. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari pembagian rentang
persentase terhadap kriteria, maka didapat 100% : 4 = 25%
Dengan demikian tabel kategori untuk variabel Luas pengungkapan sukarela (Y)
adalah sebagai berikut:
No Rentang Persentase Kriteria
1 75% - 100% Sangat Luas 2 50% - 74% Luas 3 25% - 49% Cukup Luas 4 0% – 24% Kurang Luas
51
b) Variabel independen
Data tentang ukuran perusahaan, profitabilitas dan leverage diperoleh dari:
1. Menentukan persentase maksimal yaitu (5/5) x 100%= 100%
2. Menentukan persentase minimal yaitu (1/5) x 100%= 20%
3. Menentukan rentang persentase (r%) diperoleh dari pengurangan persentase
maksimal terhadap persentase minimal, maka didapat 100% - 20% = 80%
4. Menentukan kriteria sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, sangat tinggi
5. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari pembagian rentang
persentase terhadap kriteria, maka didapat 80% : 5 = 16%
Dengan demikian tabel kategori untuk variabel ukuran perusahaan,
profitabilitas dan leverage adalah sebagai berikut:
No Rentang Persentase Kriteria 1 84% - 100% Sangat tinggi 2 68% - 83% Tnggi 3 52% - 67% Cukup 4 36% - 51% Rendah 5 20% - 35% Sangat rendah
Sedangkan Data tentang likuiditas dapat diperoleh dari:
1. Menentukan persentase maksimal yaitu (5/5) x 100%= 100%
2. Menentukan persentase minimal yaitu (1/5) x 100%= 20%
3. Menentukan rentang persentase (r%) diperoleh dari pengurangan persentase
maksimal terhadap persentase minimal, maka didapat 100% - 20% = 80%
4. Menentukan kriteria tidak likuid, kurang likuid, cukup likuid, likuid, sangat
likuid.
52
5. Menentukan interval kelas persentase, diperoleh dari pembagian rentang
persentase terhadap kriteria, maka didapat 80% : 5 = 16%
Dengan demikian tabel kategori untuk variabel Likuiditas adalah sebagai berikut:
No Rentang Persentase Kriteria 1 84% - 100% Sangat likuid 2 68% - 83% Likuid 3 52% - 67% Cukup likuid 4 36% - 51% Kurang likuid 5 20% - 35% Tidak likuid
3.5.2 Analisis Inferensial
Statistik inferensial merupakan statistik yang membantu membuktikan
hubungan di antara variabel dan menarik kesimpulan dari sana. Analisis data yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis
regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen dengan satu atau
lebih variabel independen (Ghozali, 2005:81).
3.5.2.1. Uji Asumsi Klasik
Metode regresi berganda akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias
jika telah memenuhi persyaratan Best Linear Unbiased Estimation (BLUE). Agar
model analisis regresi yang dipakai dalam penelitian ini secara teoretis
menghasilkan nilai parametrik yang sahih terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian asumsi klasik regresi yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas,
dan heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal Ghazali
53
(2006:110). Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau
mendekati normal. Untuk mendeteksi memperhatikan grafik histrogram dan
penyebaran data (titik-titik) pada normal P-Plot of Regression Standardzed
Residual dari variable-variabel independen.
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara antar variabel bebas (Ghazali 2006). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Jika veriabel independen saling berkorelasi maka variabel-veriabel ini tidak
ortogonal. Yaitu, variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. mengetahui hal tersebut dengan melihat (1) nilai
tolerance (2) variance inflation factor (VIF). Multikolinieritas terjadi jika nilai
tolerance lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel
independen yang nilainya lebih dari 95% Dan nilai VIF lebih besar dari 10.
Apabila VIF kurang dari 10 dapat dikatakan bahwa variabel independen yang
digunakan dalam model adalah dapat dipercaya dan obyektif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dalam model regresi karena varian gangguan antara satu observasi
(Ghazali 2006). Untuk mengetahui gejala heterokedastisitas dilakukan dengan
mengamati grafik scatterplot melalui SPSS. Model yang bebas dari
heterokedastisitas memiliki grafik scatterplot dengan pola titik menyebar diatas
dan di bawah sumbuh y.
54
Dasar analisanya adalah:
1. Jika ada pola tertentu seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian menyempit) maka
mengidentifikasikan telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik yang menyebar, menyebar di atas
dan di bawah angka nol (0) pada sumbu y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.5.2.2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
dengan satu atau lebih variabel independen (Ghozali, 2005:81). Di dalam model
regresi, bukan hanya variabel independen saja yang mempengaruhi variabel
dependen, melainkan masih ada faktor lain yang dapat menyebabkan kesalahan
dalam observasi, yaitu yang disebut kesalahan pengganggu (e) atau disturbance’s
error. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah ukuran
perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas. Sedangkan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan sukarela. Adapun persamaan untuk
menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Y : indeks skor luas pengungkapan sukarela
α : Konstanta
β1β2β3β4 : Koefisien X1 X2 X3 X4
Y : α + β1X1 +β2X2+ β3X3+ β4X4 + e
55
X1 : Ukuran Perusahaan
X2 : Leverage
X3 : Profitabilitas
X4 : Likuiditas
E : Error
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, digunakan uji parsial (t test),
uji simultan (F test), dan koefisien determinasi.
a. Uji Simultan (uji Statistik F )
Menurut Ghazali (2006) Uji F pada dasarnya untuk menunjukkan apakah
semua veriabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan singnifikasi level 0,05 (α =5%). Ketentuan penerimaan atau
penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan > 0.05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan keempat variabel independen
tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
2. Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
signifikan). Ini berarti secara simultan keempat variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
b. Uji Parsial (Uji Statistik t)
Menurut Ghazali (2006:57) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan
variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan singnifiksi level
56
0,05 (α = 0,05%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan
criteria sebagai berikut:
1. Jika signifikan > 0.05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
singnifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut
tidak mempunyai pengaruh yang singnifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi singnifikan).
Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh
singnifikan terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghazali (2006:83) Koefisien determinasi digunakan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel terikat, yaitu untuk mencari besarnya koefisien determinasi (R2)
parsialnya dari masing-masing variabel bebas dan besarnya koefisien
determinasi secara keseluruhan. Nilai R2 berada diantara nol sampai satu.
Semakin mendekati satu maka variabel bebas hampir memberikan semua
informasi untuk memprediksikan variabel terikat atau merupakan indikator
yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan dalam menjelaskan
perubahan variabel bebas terhadap variasi variabel terikat. Sedangkan nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas.
57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia kembali
memperdagangkan sahamnya di lantai bursa semenjak diaktifkannya kembali
pasar modal di Indonesian pada tahun 1977. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan yang tercatat (Go publik)
di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007. Pemilihan BEI sebagai populasi
dalam penelitian ini adalah karena BEI merupakan bursa efek terbesar dan
representatif di Indonesia. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah
penelitian populasi yaitu seluruh populasi digunakan dalam pengambilan sampel
penelitian ini.
Subyek yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan non keuangan yang tercatat (Go publik) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
tahun 2007. Pemilihan sampel hanya meliputi bidang usaha non keuangan, Hal ini
dikarenakan bidang usaha keuangan memiliki karakteristik bisnis yang khas,
sehingga laporan keuangan yang dibuat juga memiliki karakteristik yang khas
(Marwata 2001). Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui
bahwa jumlah seluruh perusahaan yang terdaftar pada tahun 2007 adalah
sebanyak 343, Perusahaan dengan laporan tahunaan 2007 yang tidak tersedia
58
sebanyak 161, sedangkan Perusahaan tahun 2007 yang termasuk bidang keuangan
sebanyak 76 perusahaan, maka jumlah sampel yang ditentukan sebanyak 106 buah
perusahaan.
Tabel 4.1 Populasi Perusahaan non keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2007
No Jenis Perusahaan
Jumlah
1 Animal Feed and Husbandry 1 2 Construction 3 3 Food and Beverages 2 4 Customer Goods 1 5 Chemical and Allied Products 1 6 Electronic and Office Equipment 4 7 Automotive and Allied Products 2 8 Photograhpic Equipment 1 9 Transportation Services 10 10 Telecommunication 5 11 Whole Sale and Retail Trade 16 12 Real Estate and Property 36 13 Hotel and Travel Services 6 14 Holding and Other Invesment Companies 2 15 Others 16 Total 106
4.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian mengenai luas pengungkapan sukarela,
total aktiva leverage, profitabilitas, dan likuiditas, dapat dilihat pada Tabel 4.2
sebagai berikut:
59
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimu
m Maximu
m Mean Std.
Deviation X1 106 .01 14.14 2.3472 3.08132 X2 106 .00 2.38 .4963 .36315 X3 106 -2.12 2.66 .1487 .58634 X4 106 .02 6.17 1.3776 1.26516 Y 106 .48 .88 .6837 .08397 Valid N (listwise) 106
Sumber : data diolah
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa luas pengungkapan sukarela
minimum sebesar 48,00% yang diperoleh PT. Execomindo Pratama Tbk,
sedangkan luas pengungkapan sukarela maksimal diperoleh PT. Astra Graphia
Tbk dengan tingkat luas pengungkapan sukarela sebesar 88,00%. Rata-rata luas
pengungkapan sukarela seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sebesar
68.37%. Dengan standar deviasi sebesar 83.97%.
Pada variabel ukuran perusahaan, total aktiva terendah adalah PT.
Indoexchange Tbk sebesar 0.01 M. Sedangkan total aktiva paling tinggi diperoleh
PT. Bakrie and Brothers Tbk sebesar 14.14 M. Nilai rata-rata total aktiva adalah
sebesar 2.3472 M. dengan standar deviasi sebesar 3.08132 M.
Rasio leverage paling rendah adalah PT. Bintang Mitra Semestaraya Tbk
dengan nilai 0.00, sedangkan leverage yang paling tinggi diperoleh PT.Inter-Delta
Tbk dengan nilai 2.38. Nilai rata-rata leverage adalah sebesar 0.4963, dengan
standar deviasi sebesar 0.36315.
60
Pada variabel profitabilitas, rata-rata kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan profit adalah sebesar 14,87%. Dengan standar deviasi sebesar
0.58634%. Nilai maksimum dalam memperoleh profit dimiliki oleh PT Lippo E-
Nett Tbk dengan nilai 2.66%, sedangkan perusahaan yang menghasilkan profit
minimum adalah PT Indosiar KaryaMedia Tbk dengan nilai -2.12%.
Pada variabel likuiditas, hasil yang didapat menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang paling rendah dengan nilai 0.02
adalah PT.Indosiar Karya Media Tbk. Sedangkan nilai maksimum diperoleh PT.
Truba Alam Manunggal Engineering Tbk dengan nilai 6.17. Nilai rata-rata
likuiditas adalah sebesat 1.3776, hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata setiap
Rp 1 hutang jangka pendek perusahaan dijamin dengan Rp 1.3776 aktiva
lancarnya.
4.1.2.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan pada penelitian ini di proksikan pada total aktiva yang
dimiliki perusahaan. Kerena total asset lebih menunjukkan Ukuran perusahaan
dari pada market capitalization (Fitriany, 2001). Pengukuran ini dilakukan untuk
mengetahui bahwa semakin besar total aktiva yang dimiliki maka akan semakin
besar pula luas pengungkapan sukarela yang harus diungkap.
Kondisi total aktiva perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun
2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
61
Tabel 4.3 Total aktiva perusahaan non keuangan
No Total Aktiva (Milyar) Frekuensi % Kriteria
1 Lebih dari 11.314 - 14.14 4 3.77 Sangat tinggi 2 Lebih dari 8.488 - 11.314 2 1.88 Tinggi 3 Lebih dari 5.662 - 8.488 2 1.88 Cukup 4 Lebih dari 2.836 - 5.662 9 8.49 Rendah 5 0.01 - 2.836 82 77.35
Sangat rendah Jumlah 106 100
Sumber: data skunder yang diolah
Dari tabel 4.3 tersebut dapat dijelaskan bahwa perusahaan non keuangan
yang memiliki total aktiva lebih dari 2.836 Milyar sebanyak 9 perusahaan, yang
memiliki total aktiva lebih dari 5.662 Milyar sebanyak 2 perusahaan, yang
memiliki total aktiva lebih dari 8.488 Milyar sebanyak 2 perusahaan, dan yang
memiliki total aktiva lebih dari 11.314 sebanyak 4 perusahaan. Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa pada tahun 2007 perusahaan non keuangan sebagian besar
memiliki total aktiva rendah.
4.1.2.2 Leverage
Leverage diartikan sebagai kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi
segala kewajiban finansialnya baik jangka pendek maupun jangka panjang
(Bambang Riyanto 1995:32). Variabel Leverage dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan debt ratio. Kondisi leverage perusahaan non keuangan
yang terdaftar di BEI tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
62
Tabel 4.4 Debt ratio perusahaan non keuangan
No Nilai debt ratio Frekuensi % Kriteria
1 Lebih dari 1.904 – 2.38 2 1.88 Sangat tinggi 2 Lebih dari 1.428 – 1.904 2 1.88 Tinggi 3 Lebih dari 0.952 – 1.428 2 1.88 Cukup 4 Lebih dari 0.476 – 0.952 52 49.05 Rendah 5 0.00 – 0.476 50 47.16
Sangat rendah Jumlah 106 100
Sumber: data skunder yang diolah
Dari tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa perusahaan non keuangan yang
mempunyai debt ratio kurang dari 0.476 sebanyak 50 perusahaan, yang
mempunyai debt ratio lebih dari 0.952 sebanyak 52 perusahaan, yang mempunyai
debt ratio lebih dari 1.428 ssebanyak 2 perusahaan, yang mempunyai debt ratio
lebih dari 1.904 sebanyak 2 perusahaan, dan yang mempunyai debtb ratio lebih
dari 2.38 sebanyak 2 perusahaan. Sehingga pada tahun 2007 perusahaan non
keuangan dalam penelitian didomisili debt ratio yang rendah.
4.1.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto 1995:35). Variabel profitabilitas
dalam penelitian ini menggunakan Profit Margin. Yaitu, menghitung sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu
(Hanafi dan Halim 2003:84). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai
63
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) diperusahaan
pada periode tertentu.
Tabel 4.5 Profit Margin perusahaan non keuangan
No Total Profit margin Frekuensi % Kriteria
1 Lebih dari 1.306 - 2.66 3 2.83 Sangat tinggi 2 Lebih dari 1.354 - 1.306 8 7.54 Tinggi 3 Lebih dari 1.246 - 1.354 11 10.37 Cukup 4 Lebih dari 0.108 - 0.216 27 25.47 Rendah 5 -2.12 - 0.108 57 53.77
Sangat rendah Jumlah 106 100
Sumber: data skunder yang diolah
Dari tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa perusahaan non keuangan yang
mempunyai profit margin kurang dari 1.23 sebanyak 59 perusahaan, yang
mempunyai profit margin lebih dari 2.46 sebanyak 23 perusahaan, yang
mempunyai profit margin lebih dari 3.69 sebanyak 10 perusahaan, yang
mempunyai profit margin lebih dari 4.92 sebanyak 9 perusahaan, dan yang
mempunyai profit margin lebih dari 2.66 sebanyak 3 perusahaan. Sehingga pada
tahun 2007 perusahaan non keuangan dalam penelitian didomisili profit margin
yang rendah.
4.1.2.4 Likuiditas
Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek (Prastowo dan Juliaty
2002:78). Pada penelitian ini variabel likuiditas diukur dengan current ratio.
64
Rasio ini menunjukkan tingkat keamanaan (margin of safety) kreditor jangka
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk untuk membayar hutang-hutang
tersebut.
Tabel 4.6 Current ratio perusahaan non keuangan
No Total current ratio Frekuensi % Kriteria
1 Lebih dari 4.92 – 6.17 3 2.83 Sangat likuid
2 Lebih dari 3.69 – 4.92 9 8.49 Likuid
3 Lebih dari 2.46 – 3.69 10 9.44 Cukup likuid
4 Lebih dari 1.23 – 2.46 25 23.58 Kurang likuid
5 0.02 – 1.23 59 55.66 Tidak likuid
Jumlah 106 100
Sumber: data skunder yang diolah
Dari tabel 4.6 dapat dijelaskan bahwa perusahaan non keuangan yang
mempunyai current ratio kurang dari 1.23 sebanyak 59 perusahaan, yang
mempunyai current ratio lebih dari 2.46 sebanyak 23 perusahaan, yang
mempunyai current ratio lebih dari 3.69 ssebanyak 10 perusahaan, yang
mempunyai current ratio lebih dari 4.92 sebanyak 9 perusahaan, dan yang
mempunyai current ratio lebih dari 6.17 sebanyak 3 perusahaan. Sehingga pada
tahun 2007 perusahaan non keuangan dalam penelitian didomisili current ratio
yang rendah atau tidak likuid.
4.1.2.5 Luas Pengungkapan Sukarela
Variabel dependen dalam penelitian ini diwakili oleh luas tingkat
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan sukarela
65
merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan
tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku.
Tabel 4.7 Luas pengungkapan sukarela perusahaan non keuangan
No Luas pengungkapan
sukarela Frekuensi % Kriteria
1 Lebih dari 78% – 88% 18 16,98 Sangat luas
2 Lebih dari 68% - 78% 43 40.56 luas
3 Lebih dari 58% - 68% 29 27.35 Cukup luas
4 48% - 58% 16 15.11 Kurang luas
jumlah 106 100
Sumber: data skunder yang diolah
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa luas pengungkapan sukarela
perusahaan non keuangan yang mempunyai luas pengungkapan sukarela lebih dari
58% sebanyak 29 perusahaan, yang mempunyai luas pengungkapan sukarela lebih
dari 68% ssebanyak 43 perusahaan, dan yang mempunyai luas pengungkapan
sukarela lebih dari 78% sebanyak 18 perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan
pada tahun 2007 luas pengungkapan perusahaan non keuangan dapat dikatakan
luas
66
4.1.3 Analisis Data
4.1.3.1 Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Pengujian normalitas data adalah untuk mengetahui apakah dalam model
statistik variabel-variabel penelitian mempunyai distribusi data yang normal atau
tidak normal.
Proses uji normalitas data dilakukan dengan memperhatikan grafik
histrogram dan penyebaran data (titik-titik) pada normal P-Plot of Regression
Standardzed Residual dari variable-variabel independen dimana:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, atau grafik histrogramnya menunjukkan pola distibusi normal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis
diagonal, atau grafik histrogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1 grafik histogram dan
normal P-Plot of Regression standarzed residual sebagai berikut:
67
3210-1-2-3
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
Freq
uenc
y
Mean = 3.62E-15Std. Dev. = 0.981N = 106
Dependent Variable: Y
Histogram
Gambar 4.1: Grafik Histogram dan Normal P-Plot Sumber: data diolah
68
Dari grafik histrogran dan normal P-Plot dapat disimpulkan bahwa grafik
histrogram memberikan pola distribusi yang normal. Sedangkan grafik normal P-
Plot terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian tidak terjadi
gangguan normalitas, yang berarti data berdistribusi normal.
b) Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan
linear diantara variabel-variabel independen dalam model regresi. Salah satu cara
untuk mengetahui ada tidaknya multikolonieritas pada suatu model adalah dengan
melihat nilai yang dipakai untuk menandai adanya faktor multikolonieritas. Nilai
yang dipakai adalah nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari
10. Jika nilai nilai tolerance lebih dari 0.10 dan nilai VIF lebih dari 10 maka
terjadi multikolonieritas.
Hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.8 Uji Multikolonieritas
keterangan X1 X2 X3 X4
sampel 106 106 106 106
Tolerance 0.947 0.962 0.958 0.926
VIF 1.056 1.039 1.044 1.079
Sumber: data diolah
Dari tabel 4.8 hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil
69
perhitungan nilai variance inflation factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama
tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen
dalam regresi.
c) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya varians yang berbeda yang dapat
membiaskan hasil yang telah dihitung, serta menimbulkan konsekuensi adanya
model yang akan menaksir terlalu rendah varians yang sesungguhnya.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID)
Hal yang mendasari dalam pengambilan keputusan adalah :
1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola teratur
(gelombang, melebar kemudian menyempit) maka terjadi masalah
Heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola jelas seperti titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah
angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Hasil
pengujian heterokedastisitas dapat dilihat pada penelitian dapat dilihat pada
gambar 4.2 berikut ini:
70
543210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3
Regr
essi
on S
tude
ntize
dRe
sidu
alDependent Variable: Y
Scatterplot
Dari gambar 4.2 grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi luas pengungkapan
sukarela berdasarkan masukan variabel ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas
dan likuiditas.
4.1.4 Analisis Regresi Berganda
Setelah terpenuhinya normalits data maka akan dilanjutkan dengan
pengujian hipotesis. Pada penelitian ini hipotesis dikembangkan dengan
menggunakan metode analisis regresi berganda.
Sumber: data diolah Gambar 4.2 Grafik Heterokedastisitas
71
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan program SPSS versi 12.0
for windows diperoleh output regresi linier berganda sebagai berikut:
Tabel 4.9 Regresi Berganda
a Dependent Variable: Y sumber: data diolah
Dari tabel 4.9 dapat diketahuui bahwa persamaan regresi linier berganda
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y= 6.41+0.012X1+0.025X2+0.030X3-0.0021X4
Dari hasil persamaan regresi linier berganda dapat dijelaskan bahwa:
1. α = konstanta sebesar 6.41 artinya apabila semua variabel independen (total
aktiva, leverage, profitabilitas, dan likuiditas) dianggap konstan (bernilai 0),
maka nilai luas pengungkapan sukarela akan sebesar 6.41
2. Koefisien total aktiva (X1) sebesar 0.012 artinya apabila total aktiva
mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (leverage,
profitabilitas, likuiditas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela
akan meningkat 0.012%. Demikian pula sebaliknya, apabila total aktiva
mengalami penurunan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (leverage,
profitabilitas, likuiditas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela
akan menurun 0.012%.
3. Koefisien leverage (X2) sebesar 0.025 artinya apabila leverage mengalami
kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (total aktiva, profitabilitas,
Unstandardized B Coefficients
(Constant) X1 X2 X3 X4
.641 .012 .025 .030 -.002
72
dan likuiditas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela akan
meningkat 0.025%. Demikian pula sebaliknya, apabila leverage mengalami
penurunan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (total aktiva, profitabilitas,
dan likuiditas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela akan
menurun 0.025%
4. Koefisien profitabilitas (X3) sebesar 0.030 artinya apabila profitabillitas
mengalami kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (total aktiva,
leverage, dan likuiditas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela
akan meningkat 0.030%. Demikian pula sebaliknya, apabila profitabillitas
mengalami penurunan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (total aktiva,
leverage, dan likuiditas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela
akan menurun 0.030%.
5. Koefisien likuiditas (X4) sebesar – 0.002 artinya apabila likuiditas mengalami
penurunan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (total aktiva, leverage, dan
profitabilitas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela akan
meningkat – 0.002%. Demikian pula sebaliknya, apabila likuiditas mengalami
kenaikan sebesar 1% sedangkan variabel lainnya (total aktiva, leverage, dan
profitabilitas) dianggap konstan maka luas pengungkapan sukarela akan
menurun – 0.002%.
a. Uji F (uji Simultan)
Uji F digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel indpenden yaitu
(total aktiva, leverage, profitabilitas dan likuiditas) secara simultan atau bersama-
73
sama terhadap variabel independen (luas pengungkapan sukarela). Berdasarkan
pengujian dengan SPSS diperoleh output ANOVA pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.10 Uji Hipotesis Simultan dengan menggunakan F test
Pada tabel 4.10 Hasil uji ANOVA total aktiva antara (X1), leverage (X2),
Profitabilitas (X3) dan likuiditas (X4) terhadap luas pengungkapan sukarela (Y)
diperoleh nilai signifikan F sebesar 0.000 < taraf signifikan 0.05%. Hal ini
mengindikasikan bahwa secara simultan atau bersama-sama faktor X1, X2, X3 dan
X4 berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan sukarela.
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji t dilakukan untuk memprediksi ada tidaknya pengaruh secara parsial
variabel independen terhadap variabel dependen.
Dalam pengujian ini dilakukan dengan satu uji satu sisi dengan sisi derajat
kebebasan sebesar 5% agar kemungkinan terjadinya gangguan lebih kecil. Dalam
penelitian ini diperoleh sampel sebanyak 106 perusahaan.
ANOVAb
.207 4 .052 9.814 .000a
.533 101 .005
.740 105
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
74
Tabel 4.11 Uji t (Parsial)
Sumber: data diolah
1. Uji t antara ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan sukarela
perusahaan
Berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 12.0
dapat diketahui bahwa nilai signifikasi 0.000 < lebih kecil taraf signifikasi α =
5%; maka dari hasil uji ini dinyatakan Ha diterima, yang artinya secara
parsial total aktiva mempengaruhi tingginya luas pengungkapan sukarela
2. Uji t antara leverage terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan
Berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan dengan SPSS 12.0 dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,205 > tarif signifikasi α = 5% = 0,05 maka
dari hasil uji ini dinyatakan Ho diterima yang artinya secara parsial leverage
tidak mempengaruhi tingginya luas pengungkapan sukarela.
3. Uji t antara profitabilitas terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan
berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan dengan SPSS 12.0 dapat diketahui
bahwa nilai signifikansi sebesar 0,018 < tarif signifikasi α = 5% = 0,05; maka
dari hasil uji ini dinyatakan Ha diterima yang artinya secara parsial
profitabilitas mempengaruhi tingginya luas pengungkapan sukarela.
4. Uji t antara likuiditas terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan
Berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan SPSS 12.0 dapat diketahui bahwa
nilai singnifikasi sebesar 0,680 > tarif singnifikasi α = 5% = 0,05; maka dari
(Constant) X1 X2 X3 X4
t 39.752 5.277 1.275 2.415 -.413 Sig 0.000 0.000 0.205 0.018 0.680
75
hasil uji ini menyatakan Ho diterima yang artinya secara parsial likuiditas
tidak mempengaruhi tingginya luas pengungkapan sukarela.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar prosentase variabel
independen (ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas) secara
bersama-sama menerangkan variasi variabel dependen, (luas pengungkapan
sukarela.
Tabel 4.12 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .529(a) .280 .251 .07265 1.974
a Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y sumber : data diolah
Dari tabel 4.12 hasil uji regresi diperoleh nilai koefisien determinasi
(adjusted R square) sebesar 0.280. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama
variabel ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela sebesar 28%, sedangkan sisanya 72.0%
(100% - 28.0%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Untuk koefisien parsial yang mempunyai pengaruh terbesar dari variabel
independen adalah ukuran perusahaan dengan kontribusi sebesar 20.98% (yang
diperoleh dari 0.4582), lalu variabel profitabilitas dengan kontribusi sebesar 4.33%
(yang diperoleh dari 0.2082), variabel leverage dengan kontribusi sebesar 1.21%
76
(yang diperoleh dari 0.1102), pengaruh yang paling kecil adalah variabel likuiditas
dengan nilai 0.13% (yang diperoleh dari 0.036%).
4.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa luas pengungkapan sukarela
adalah dengan rata-rata 68,37% hal ini menunjukkan bahwa praktek luas
pengungkapan sukarela yang dilaksanakan oleh perusahaan non keuangan dapat
dikatakan luas, akan tetapi dan belum semua informasi yang disyaratkan oleh
BAPEPAM dalam Surat Edaran Ketua Bapepam Nomor: SE-02/BL/2008 tanggal
31 Januari 2008 diungkap lebih luas oleh perusahaan. Kondisi ini mensyaratkan
bahwa suatu perusahaan atau emiten supaya lebih memberikan pengungkapan
informasi yang lebih luas, sehingga pengungkapan sukarela memiliki manfaat
yang singnifikan bagi pemakai.
Adapun item-item yang masih sedikit diungkap oleh perusahaan adalah pada
item informasi mengenai status perusahaan (PMA/PMDN), penghargaan yang
telah diraih oleh perusahaan terhadap peroduk tersebut, merk dagang yang
digunakan perusahaan, kerjasama dengan perusahaan lama atau grup perusahaan,
dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan, uraian mengenai kondisi
kesehatan dan keselamatan kerja, informasi nilai tambah baik yang bersifat
kualitatif maupun kuantitatif, daftar manajer senior (nama dan tanggungjawab).
Hal tersebut disebabkan perusahaan belum menyesuaikan item-item pengugkapan
sukarela perusahaan dengan pedoman pengungkapan sukarela yang disyaratkan
oleh Bapepam. Alasan lainnya perusahaan sengaja tidak mengungkap item-item
77
yang dianggap intern atau tidak harus diketahui oleh publik. Hasil regresi
berganda dengan menggunakan tingkat singnifikasi α = 5% menunjukkan hasil
berikut: R2 = 0.280; F= 9.814 dan singnifikasi =0.000 hasil ini memberikan dasar
untuk menarik kesimpulan hahwa Hipotesis nol (Ho) ditolak, yang artinya secara
bersama-sama variabel independen seperti ukuran perusahaan, leverage,
profitabilitas dan likuiditas berpengaruh positif terhadap luas pengungkapan
sukarela. Variabel independen memberikan kontribusi sebesar 28,0% dalam
menjelaskan variasi pengungkapan sukarela. yang menunjukkan bahwa banyak
sekali faktor lainnya yang menyebabkan variasi dalam tingkat pengungkapan yang
tidak tercakup dalam variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan (X1)
berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela perusahaan dengan nilai
singnifikansi 0.000 < taraf singnifikansi α = 5% = 0.05. Hasil penelitian ini
konsisten dengan penelitian Fitriany (2001) yaitu menyatakan bahwa variabel
ukuran perusahaan paling konsisten berpengaruh secara signifikan terhadap luas
pengungkapan sukarela. Perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk
merekrut karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang sahan dan
analis, sehingga perusahaan memiliki insentif untuk melakukan pengungkapan
yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar merupakan entitas yang
banyak disorot oleh pasar maupun publik umum. Mengungkap lebih banyak
informasi merupakan bagian dari upaya perusahan untuk mewujudkan
akuntabilitas publik. Penjelasan lain yang juga sering diajukan karena perusahaan
besar memiliki penyedia informasi untuk kepentingan internal. Informasi tersebut
78
sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak
eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat
melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.
Penelitian Fitriany (2001) menyatakan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. Semakin
tinggi total aktiva suatu perusahaan maka semakin tinggi indexs kelengkapan
pengungkapan sukarela perusahaan tersebut. Namun penelitian yang dilakukan
Murtanto dan Elvina (2000), yang meneliti Pengaruh karakteristik perusahaan
terhadap pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan yang terdaftar
di BEI dengan sampel 25 peusahaan manufaktur dan 25 perusahaan non
manufaktur tidak menemukan hal yang sama, peneliti menyatakan bahwa variabel
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela.
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa leverage (X2) tidak berpengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela, dengan signifikansi 0.205 > taraf
signifikansi α = 5% = 0.05. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian
Fitriany (2001) yang meneliti tentang pengaruh Singnifikasi perbedaan tingkat
kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan keuangan
perusahaan publik yang terdaftar di BEJ. Perusahaan dengan tingkat leverage
yang tinggi cenderung tidak memiliki pengungkapan yang luas dikarenakan untuk
mempertahankan para krediturnya. Apabila perusahaan dengan rasio leverage
yang tinggi mengungkapkan lebih luas laporan sukarelanya dihawatirkan kreditur
akan mengetahui ketidakefisienan pinjaman yang digunakan oleh perusahaan, bila
kreditur mengetahui ketidak efisienaan pinjaman, maka mereka tidak mau untuk
79
meminjamkan dananya dalam jangka panjang, karena hawatir pinjaman tidak
dapat dikembalikan. Namun Hasil penelitian tidak sependapat dengan Meek et
al.,1995 dalam Fitriany 2001 menyatakan bahwa semakin tinggi leverage
perusahaan semakin besar pula agency cost, atau dengan kata lain, semakin besar
kemungkinan terjadinya transfer kemakmuran dari kreditur jangka panjang
kepada pemegang saham dan manajer. Sehingga untuk melakukan pengungkapan
yang lebih luas guna memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang.
Kondisi ini disebabkan karena adanya perusahaan dengan rasio leverage
minimum tetapi luas pengungkapan di atas rata-rata. Sebagai contoh PT. Bintang
Mitra Semestaraya Tbk yang memiliki Leverage 0.00, dengan luas pengungkapan
sukarela 76% (diatas rata-rata 68.37%). Perusahaan dengan tingkat leverage yang
rendah cenderung melakukan pengungkapan yang luas dikarenakan seorang
kreditur akan melihat tingkat leverage perusahaan sebagai pertimbangan
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang, sehingga dengan
pengungkapan kreditur biasa menilai perusahaan tersebut layak atau tidak
(fitriany, 2001 dalam Hidayah, 2006)
Pada variabel profitabilitas (X3) diperoleh hasil bahwa variabel ini
mempengaruhi luas pengungkapan sukarela, ditunjukkan dengan nilai signifikasi
sebesar 0.018 < taraf signifikansi α = 5% = 0.05. hasil ini konsisten dengan
penelitian Fitriany (2001) dalam Luciana dan Ikka (2007) tentang Singnifikasi
perbedaan tingkat kelengkapan pengungkapan wajib dan sukarela pada laporan
keuangan perusahaan publik yang terdaftar di BEJ, yang berhasil membuktikan
bahwa variabel profitabilitas mempunyai hubungan positif dengan kelengkapan
80
pengungkapan. Jadi, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka semakin
tinggi indeks pengungkapannya. Dalam kondisi seperti ini profitabilitas dapat
dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen. Tingginya profitabilitas akan
mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terinci, sebab
ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan kompensasi
terhadap manajemen.
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa likuiditas (X4) tidak berpengaruh
dapat ditunjukkan dengan signifikansi sebesar 0.680 > taraf signifikansi α = 5% =
0.05. hal ini tidak sesuai dengan prediksi bahwa likuiditas berpengaruh terhadap
luas pengungkapan sukarela. Kondisi ini disebabkan adanya perusahaan dengan
rasio likuiditas minimum tetapi luas pengungkapan di atas rata-rata. Sebagai
contoh PT. Tempo Inti Media Tbk yang memiliki likuiditas rendah 0.06 dengan
luas pengungkapan sukarela 73% (diatas rata-rata 68.37%). Dalam kondisi ini
likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola
perusahaan. Hal ini senada juga yang di kemukakan oleh Fitriany (2001) bahwa
perusahaan dengan likuiditas rendah justru cenderung untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas sebagai upaya untuk menjelaskan lemahnya kinerja
manajemen. Apabila kelemahan kinerja manajemen perusahaan dapat terdeteksi
maka manajemen perusahaan dapat membuat keputusan untuk melakukan
perbaikan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan sehingga likuiditas dapat
naik dan perusahaan terlihat lebih likuid.
81
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada
bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. praktek luas pengungkapan sukarela yang dilaksanakan oleh perusahaan non
keuangan dapat dikatakan luas karena rata-rata pengungkapan sebesar 68.37%.
2. Secara bersama-sama terdapat pengaruh positif faktor ukuran perusahaan (X1),
leverage (X2), profitabilitas (X3), dan likuiditas (X4) terhadap luas
pengungkapan sukarela. Secara parsial hanya ukuran perusahaan (X1) dan
profitabilitas (X3) yang mempunyai berpengaruh terhadap luas pengungkapan
sukarela, sedangkan Leverage (X2) dan likuiditas (X4) tidak mempunyai
pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
3. Faktor ukuran perusahaan (X1), leverage (X2), profitabilitas (X3), dan likuiditas
(X4) memberikan kontribusi 28.0% dalam mempengaruhi perubahan luas
pengungkapan sukarela, sedangkan 72.0% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang diberikan adalah:
1. Bagi penelitian yang akan datang diharapkan dapat mencari variabel
independen lain yang sesuai dan mempengaruhi secara singnifikan luas
82
pengungkapan sukarela pada perusahaan di Indonesia, seperti penerbitan
sekurtas (Marwata, 2001), kelompok industry Suripto (1999).
2. Bagi emiten seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI diharapkan dapat
memberikan informasi yang lebih trasparan mengenai pengungkapan sukarela.
Disamping informasi tersebut dapat memperbaiki likuiditas saham, informasi
tersebut juga dapat mengurangi cost of capital, serta meningkatnya jumlah
analis keuangan yang mengikuti perkembangan perusahaan, dan memberikan
manfaat bagi kepentingan nasional
3. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat
berkurangnya risiko informasi. Berkurangnya risiko informasi yang dihadapi
oleh investor akan mengurangi kesalahan pembuatan keputusan investasi.
LAMPIRAN 1
Nama-nama Perusahaan Sampel tahun 2007
No Kode Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1 ABBA Abdi Bangsa Tbk 54 JIHD
Jakarta Internasional Hotels & Development Tbk
2 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 55 JSPT Jakarta Setibudi Internasional Tbk
3 TMPI Agis Tbk 56 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
4 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
57 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk
5 AKRA AKR Corporindo Tbk 58 JRPT
Jaya Real Property Tbk
6 ASRI Alam Sutrea Realty Tbk 59 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
7 ALFA
Alfa Retailindo Tbk
60 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
8 ANTA Anta Express Tour & Trevel 61 LPCK Lippo Cikarang Tbk 9 APOL Arpeni Pratama Ocean Line
Tbk 62 LPLI Lippo E-Net Tbk
10 ASII Intraco Penta Tbk 63 LPKR Lippo Karawaci Tbk 11 ASGR Astra Graphia Tbk 64 MPPA Matahari Putra Prima
Tbk 12 BNBR Bakrie and Brothers Tbk 65 MAMI Mas Murni Indonesia
Tbk 13 ELTY Bakrieland Development Tbk 66 MNCN Media Nusantara Citra
Tbk 14 BTEL Bakrie Telkom Tbk 67 MTDL Metrodata Electronics
Tbk 15 BAYU Bayu Buana Tbk 68 MTSM Metro Supermarket
Reality Tbk 16 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 69 SCPC Millinnium
Pharmacon Internasional Tbk
17 BIPP
Bhuwanatala Indah Permai Tbk
70 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
18 BMSR Bintang Mitra Semestaraya 71 MIRA Mitra Rajasa Tbk
83
Tbk 19 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 72 FREN Mobile-8 Telkom Tbk 20 CENT Centrin Online Tbk 73 MDLN Modernland Realty
Ltd Tbk 21 CMPP Centris Multi Persada
Pratama Tbk 74 MLPL Multipolar
Corporation Tbk 22 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa
Tbk 75 PTRA New Century
Development (d/h Putra Surya Perkasa) Tbk
23 CTRS Ciputra Surya Tbk 76 META Nusantara Infrastructure Tbk (d/h Metamedia Tecnologiest) Tbk
24 CTRP Ciputra Property Tbk 77 PANR Panorama Sentrawisata
25 CMNP Citra Marga Nusaphala Persada
78 WEHA Panorama Trasportasi Tbk
26 COWL Cowell Development Tbk 79 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk
27 SCBD Danayasa Arthatama Tbk 80 PWON Pakuwon Jati Tbk 28 KARK Dayaindo Resources
International Tbk 81 TMAS Pelayaran Tempura
Emas Tbk 29 DILD Dharmala Intiland (Intiland
Formerly) 82 PJJA Pembangunan Jaya
Ancol Tbk 30 DART
Duta Aggada Reality Tbk 83 PLIN Plaza Indonesia Realty
Tbk 31 DUTI Duta Pertiwi Tbk 84 PNSE
Pudjaji & sons Estate Tbk
32 DNET Dyviacom intrabumi Tbk 85 PUDP Pudjiaji Prestige Limited Tbk
33 SMMT Eatertainment Internasional Tbk
86 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk
34 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk
87 RIMO
Rimo Catur Lestari Tbk
35 EXCL Excelcomindo Pratama Tbk 88 RODA Roda Panggon Harapan Tbk
36 FAST Fast Food Indonesia Tbk 89 SMDR Samudra Indonesia
84
Tbk 37 FORU Fortune Indonesia Tbk 90 SMAR Smart Tbk 38 GEMA Gema Graha Sarana Tbk 91 SONA Sona Topas Tourism
Industri Tbk 39 BMTR
Global Mediacom Tbk 92 SMRA Summarecon Agung
Tbk
40 GMTD Gowa Makasar Tourism Development Tbk
93 SCMA Surya Citra Media Tbk
41 HERO Hero Supermarket Tbk 94 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
42 HEXA Hexindo Adi Perkasa Tbk 95 SMDM
Suryamas Duta Makmur Tbk
43 SHID Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk
96 SIIP Suryanti Permata Tbk
44 HITS Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
97 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
45 ISAT Indosat Tbk 98 TMPO Tempo Inti Media Tbk 46 INDX Indoexchange Tbk 99 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 47 IATA Indonesia Air Transport Tbk 100 TKGA Toko Gunung Agung
Tbk 48 IDKM Indosiar Karya Media Tbk 101 TRUB Truba Alam
Manunggal Engineering Tbk
49 ITTG Integrasi Teknologi Tbk 102 UNVR Unilever Indonesia Tbk
50 INTD Inter-Delta Tbk 103 WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk
51 DILD Intiland Development Tbk 104 WICO Wicaksana Oversaes Internasional Tbk
52 INTA Intraco Penta Tbk 105 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk
53 JAKA Jaka Inti Realtindo (d/h Jaka Artha Graha) Tbk
106 ZBRA Zebra Nusantara Tbk
84
85
LAMPIRAN 2
Daftar Item Pengungkapan Sukarela
(Dikembangkan berdasakan literature Bambang Suripto 1999)
1. Waktu pendirian
2. Tujuan umum perusahaan
3. Strategi perusahaan
4. Deskripsi umum perusahaan
5. Posisi kantor pusat atau perwakilan
6. Lokasi pabrik
7. Informasi mengenai status perusahaan (PMA / PMDN)
8. Produk utama yang diperoduksi perusahaan atau sub bidang perusahaan
bergerak
9. Merk dagang yang digunakan perusahaan
10. Kemampuan perusahaan berproduksi per tahun
11. Informasi mengenai pangsa pasar yang dikuasai
12. Kinerja keuangan perusahaan (laba/rugi) periode terakhir
13. Rencana investasi baru dan atau perluasan pasar
14. Uraian mengenai estimasi hasil investasi
15. Hutang atau bantuan yang diterima perusahaan pada periode tersebut
16. Pembagian deviden
17. Kerjasama dengan perusahaan lama atau grup perusahaan
18. Daftar stakeholder (pemegang saham)
86
19. Daftar direktur perusahaan
20. Jumlah karyawan perusahaan
21. Penghargaan yang telah diraih perusahaan terhadap produk tersebut
22. Dampak operasi perusahaan terhadap lingkungan
23. Informasi mengenai tanggung jawab perusahaan
24. Uraian mengenai program riset dan pengembangan
25. Uraian mengenai pesanan atau kontrak yang belom direalisasi
26. Uraian mengenai kondisi kesehatan dan keselamatan kerja
27. Informasi mengenai jaringan pemasaran
28. Informasi nilai tambah baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
29. Ringkasan rasio keuangan untuk 5 tahun terakhir atau lebih
30. Elemen-elemen laporan laba rugi untuk 3 tahun terakhir / lebih
31. Elemen-elemen neraca untuk 3 tahun terakhir atau lebih
32. Dampak inflasi terhadap perusahaan
33. Daftar manajer senior (nama dan tanggung jawab)
Teory oleh:
Susanto (1992)
Meek et.all (1995)
Choi dan Mueller (1992)
Botoson (1997)
87
LAMPIRAN 3
No Item pengungkapan Sukarela
No Urut Perusahaan Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 Waktu Pendirian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 2 Tujuan umum Perusahaan 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 3 Strategi Perusahaan 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 14 4 Deskripsi Umum Perusahaan 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 5 Posisi Kantor Pusat atau
Perwakilan 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 9
6 Lokasi Pabrik 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 7 Informasi Mengenai Status
Perusahaan (PMA/PMDN) 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 5
8 Produk Utama Yang Diproduksi Oleh Perusahaan atau Sub Bidang Perusahaan Bergerak
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 Merk Dagang yang Digunakan Perusahaan
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 12
10 Kemampuan Perusahaan Berproduksi Per-tahun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 Informasi Mengenai Pangsa Pasar yang Dikuasai
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
12 Kinerja Keuangan Perusahaan (Laba/Rugi) Periode Terakhir
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
13 Rencana Investasi Baru dan atau Perluasan Pasar
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
14 Uraian Mengenai Hasil Investasi
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
88
15 Hutang atau bantuan yang diterima Perusahaan pada periode tersebut
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
16 Pembagian Deviden 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 15 17 Kerjasama dengan Perusahaan
Lama atau Grup Perusahaan 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
18 Daftar Stakeholder (Pemegang Saham)
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
19 Daftar Direktur Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 Jumlah Karyawan Perusahaan 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 21 Penghargaan yang telah diraih
Perusahaan terhadap Produk tersebut
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 9
22 Dampak Operasi Perusahaan Terhadap Lingkungan
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 8
23 Informasi Mengenai Tanggung jawab Perusahaan
1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
24 Uraian Mengenai Program Riset dan Pengembangan
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 7
25 Uraian Mengenai Pesanan atau Kontrak yang Belum direalisasi
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
26 Uraian Mengenai Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 3
27 Informasi Mengenai Jaringan Pemasaran
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19
28 Informasi Nilai tambah baik 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
89
yang Bersifat Kualitatif maupun Kuantitatif
29 Ringkasan Rasio Keuangan untuk 5 tahun Terakhir/lebih
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 14
30 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
31 Elemen Neraca Untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
32 Dampak Inflasi terhadap Perusahaan
1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 11
33 Daftar Menejer Senior 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 4 Jumlah 21 19 20 23 27 24 18 23 24 28 29 25 28 23 19 29 23 25 24 26 478
90
No Item pengungkapan Sukarela No Urut Perusahaan Total 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 Waktu Pendirian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 2 Tujuan umum Perusahaan 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14 3 Strategi Perusahaan 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 13 4 Deskripsi Umum Perusahaan 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 13 5 Posisi Kantor Pusat atau
Perwakilan 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 12
6 Lokasi Pabrik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 7 Informasi Mengenai Status
Perusahaan (PMA/PMDN) 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 6
8 Produk Utama Yang Diproduksi Oleh Perusahaan atau Sub Bidang Perusahaan Bergerak
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 16
9 Merk Dagang yang Digunakan Perusahaan
1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 4
10 Kemampuan Perusahaan Berproduksi Per-tahun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19
11 Informasi Mengenai Pangsa Pasar yang Dikuasai
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 12
12 Kinerja Keuangan Perusahaan (Laba/Rugi) Periode Terakhir
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
13 Rencana Investasi Baru dan atau Perluasan Pasar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
14 Uraian Mengenai Hasil Investasi
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 11
91
15 Hutang atau bantuan yang diterima Perusahaan pada periode tersebut
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 17
16 Pembagian Deviden 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 13 17 Kerjasama dengan Perusahaan
Lama atau Grup Perusahaan 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 7
18 Daftar Stakeholder (Pemegang Saham)
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
19 Daftar Direktur Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 Jumlah Karyawan Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 21 Penghargaan yang telah diraih
Perusahaan terhadap Produk tersebut
0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7
22 Dampak Operasi Perusahaan Terhadap Lingkungan
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2
23 Informasi Mengenai Tanggung jawab Perusahaan
0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 13
24 Uraian Mengenai Program Riset dan Pengembangan
0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 3
25 Uraian Mengenai Pesanan atau Kontrak yang Belum direalisasi
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 15
26 Uraian Mengenai Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 6
27 Informasi Mengenai Jaringan Pemasaran
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 16
28 Informasi Nilai tambah baik 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 5
92
yang Bersifat Kualitatif maupun Kuantitatif
29 Ringkasan Rasio Keuangan untuk 5 tahun Terakhir atau Lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 18
30 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
31 Elemen Neraca Untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
32 Dampak Inflasi terhadap Perusahaan
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 14
33 Daftar Menejer Senior 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 6 Jumlah 19 18 26 24 24 20 22 22 24 23 20 21 23 22 16 22 23 24 23 22 440
93
No Item pengungkapan Sukarela No Urut Perusahaan Total 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 1 Waktu Pendirian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 2 Tujuan umum Perusahaan 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13 3 Strategi Perusahaan 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 11 4 Deskripsi Umum Perusahaan 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 11 5 Posisi Kantor Pusat atau
Perwakilan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
6 Lokasi Pabrik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 7 Informasi Mengenai Status
Perusahaan (PMA/PMDN) 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
8 Produk Utama Yang Diproduksi Oleh Perusahaan atau Sub Bidang Perusahaan Bergerak
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18
9 Merk Dagang yang Digunakan Perusahaan
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 4
10 Kemampuan Perusahaan Berproduksi Per-tahun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 Informasi Mengenai Pangsa Pasar yang Dikuasai
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
12 Kinerja Keuangan Perusahaan (Laba/Rugi) Periode Terakhir
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
13 Rencana Investasi Baru dan atau Perluasan Pasar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19
14 Uraian Mengenai Hasil Investasi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 15
15 Hutang atau bantuan yang 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
94
diterima Perusahaan pada periode tersebut
16 Pembagian Deviden 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 17 Kerjasama dengan Perusahaan
Lama atau Grup Perusahaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 3
18 Daftar Stakeholder (Pemegang Saham)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 16
19 Daftar Direktur Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 Jumlah Karyawan Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 21 Penghargaan yang telah diraih
Perusahaan terhadap Produk tersebut
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
22 Dampak Operasi Perusahaan Terhadap Lingkungan
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5
23 Informasi Mengenai Tanggung jawab Perusahaan
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 14
24 Uraian Mengenai Program Riset dan Pengembangan
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 4
25 Uraian Mengenai Pesanan atau Kontrak yang Belum direalisasi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19
26 Uraian Mengenai Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 8
27 Informasi Mengenai Jaringan Pemasaran
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 10
28 Informasi Nilai tambah baik yang Bersifat Kualitatif maupun Kuantitatif
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 4
95
29 Ringkasan Rasio Keuangan untuk 5 tahun Terakhir atau Lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
30 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 19
31 Elemen Neraca Untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
32 Dampak Inflasi terhadap Perusahaan
1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 12
33 Daftar Menejer Senior 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 3 Jumlah 25
25
24 21 21 21 21 19 20 24 21 22 21 24 23 24 24 24 23 23 449
96
No Item pengungkapan Sukarela No Urut Perusahaan Total 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 1 Waktu Pendirian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 2 Tujuan umum Perusahaan 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 7 3 Strategi Perusahaan 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 10 4 Deskripsi Umum Perusahaan 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 10 5 Posisi Kantor Pusat atau
Perwakilan 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 9
6 Lokasi Pabrik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 7 Informasi Mengenai Status
Perusahaan (PMA/PMDN) 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
8 Produk Utama Yang Diproduksi Oleh Perusahaan atau Sub Bidang Perusahaan Bergerak
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 17
9 Merk Dagang yang Digunakan Perusahaan
0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 4
10 Kemampuan Perusahaan Berproduksi Per-tahun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 Informasi Mengenai Pangsa Pasar yang Dikuasai
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
12 Kinerja Keuangan Perusahaan (Laba/Rugi) Periode Terakhir
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
13 Rencana Investasi Baru dan atau Perluasan Pasar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19
14 Uraian Mengenai Hasil Investasi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
15 Hutang atau bantuan yang 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
97
diterima Perusahaan pada periode tersebut
16 Pembagian Deviden 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 17 Kerjasama dengan Perusahaan
Lama atau Grup Perusahaan 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 15
18 Daftar Stakeholder (Pemegang Saham)
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18
19 Daftar Direktur Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 20 Jumlah Karyawan Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 21 Penghargaan yang telah diraih
Perusahaan terhadap Produk tersebut
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 6
22 Dampak Operasi Perusahaan Terhadap Lingkungan
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3
23 Informasi Mengenai Tanggung jawab Perusahaan
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
24 Uraian Mengenai Program Riset dan Pengembangan
0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 4
25 Uraian Mengenai Pesanan atau Kontrak yang Belum direalisasi
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 11
26 Uraian Mengenai Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 4
27 Informasi Mengenai Jaringan Pemasaran
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12
28 Informasi Nilai tambah baik yang Bersifat Kualitatif maupun Kuantitatif
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
98
29 Ringkasan Rasio Keuangan untuk 5 tahun Terakhir atau Lebih
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 19
30 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
31 Elemen Neraca Untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13
32 Dampak Inflasi terhadap Perusahaan
1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 8
33 Daftar Menejer Senior 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 3 Jumlah 21 26 26 25 21 24 21 17 20 28 19 26 21 16 23 22 23 27 24 24 397
99
No Item pengungkapan Sukarela No Urut Perusahaan Total 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 1 Waktu Pendirian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
2 Tujuan umum Perusahaan 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 5 3 Strategi Perusahaan 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 12 4 Deskripsi Umum Perusahaan 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 7 5 Posisi Kantor Pusat atau
Perwakilan 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7
6 Lokasi Pabrik 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 7 Informasi Mengenai Status
Perusahaan (PMA/PMDN) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2
8 Produk Utama Yang Diproduksi Oleh Perusahaan atau Sub Bidang Perusahaan Bergerak
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
9 Merk Dagang yang Digunakan Perusahaan
0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 7
10 Kemampuan Perusahaan Berproduksi Per-tahun
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
11 Informasi Mengenai Pangsa Pasar yang Dikuasai
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
12 Kinerja Keuangan Perusahaan (Laba/Rugi) Periode Terakhir
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
13 Rencana Investasi Baru dan atau Perluasan Pasar
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
14 Uraian Mengenai Hasil Investasi
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
100
15 Hutang atau bantuan yang diterima Perusahaan pada periode tersebut
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17
16 Pembagian Deviden 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 17 Kerjasama dengan Perusahaan
Lama atau Grup Perusahaan 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 15
18 Daftar Stakeholder (Pemegang Saham)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
19 Daftar Direktur Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 20 Jumlah Karyawan Perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 21 Penghargaan yang telah diraih
Perusahaan terhadap Produk tersebut
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 7
22 Dampak Operasi Perusahaan Terhadap Lingkungan
0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 4
23 Informasi Mengenai Tanggung jawab Perusahaan
1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
24 Uraian Mengenai Program Riset dan Pengembangan
0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 8
25 Uraian Mengenai Pesanan atau Kontrak yang Belum direalisasi
0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 14
26 Uraian Mengenai Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 3
27 Informasi Mengenai Jaringan Pemasaran
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16
28 Informasi Nilai tambah baik 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4
101
yang Bersifat Kualitatif maupun Kuantitatif
29 Ringkasan Rasio Keuangan untuk 5 tahun Terakhir atau Lebih
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
30 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
31 Elemen Neraca Untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
32 Dampak Inflasi terhadap Perusahaan
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 9
33 Daftar Menejer Senior 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 Jumlah 23
23
24
19
23
22
19
20
25
27
16
21
23
23
25
22
25
24
24
23
451
102
No Item Pengungkapan Sukarela Nomor urut perusahaan 101 102 103 104 105 106 Total
1 Waktu Pendirian 1 1 1 1 1 1 6 2 Tujuan umum Perusahaan 0 0 0 0 0 0 0 3 Strategi Perusahaan 0 1 1 1 0 0 3 4 Deskripsi Umum Perusahaan 0 0 0 0 0 0 0 5 Posisi Kantor Pusat atau
Perwakilan 0 1 1 1 1 1 5
6 Lokasi Pabrik 1 1 1 1 1 1 6 7 Informasi Mengenai Status
Perusahaan (PMA/PMDN) 0 0 0 0 0 0 0
8 Produk Utama Yang Diproduksi Oleh Perusahaan atau Sub Bidang Perusahaan Bergerak
1 1 1 1 1 1 6
9 Merk Dagang yang Digunakan Perusahaan
0 1 0 1 0 1 3
10 Kemampuan Perusahaan Berproduksi Per-tahun
1 1 1 1 1 1 6
11 Informasi Mengenai Pangsa Pasar yang Dikuasai
1 1 1 1 1 0 5
12 Kinerja Keuangan Perusahaan (Laba/Rugi) Periode Terakhir
1 1 1 1 1 1 6
13 Rencana Investasi Baru dan atau Perluasan Pasar
1 0 0 0 1 1 4
14 Uraian Mengenai Hasil Investasi 1 1 1 0 1 1 5 15 Hutang atau bantuan yang diterima
Perusahaan pada periode tersebut 1 0 0 1 1 1 4
16 Pembagian Deviden 1 1 1 1 1 1 6
103
17 Kerjasama dengan Perusahaan Lama atau Grup Perusahaan
0 0 0 1 1 2
18 Daftar Stakeholder (Pemegang Saham)
1 0 1 1 1 1 5
19 Daftar Direktur Perusahaan 1 1 1 1 1 1 6 20 Jumlah Karyawan Perusahaan 0 0 1 1 1 1 4 21 Penghargaan yang telah diraih
Perusahaan terhadap Produk tersebut
0 1 1 0 1 0 3
22 Dampak Operasi Perusahaan Terhadap Lingkungan
1 0 0 0 0 0 1
23 Informasi Mengenai Tanggung jawab Perusahaan
0 1 0 1 1 1 4
24 Uraian Mengenai Program Riset dan Pengembangan
1 0 0 0 1 0 2
25 Uraian Mengenai Pesanan atau Kontrak yang Belum direalisasi
1 0 0 0 0 0 1
26 Uraian Mengenai Kondisi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
0 1 0 0 0 1 2
27 Informasi Mengenai Jaringan Pemasaran
1 0 0 0 1 0 2
28 Informasi Nilai tambah baik yang Bersifat Kualitatif maupun Kuantitatif
0 0 0 0 0 0 0
29 Ringkasan Rasio Keuangan untuk 5 tahun Terakhir atau Lebih
0 1 1 1 1 1 5
30 Elemen-elemen Laporan Laba Rugi untuk 3 Tahun Terakhir/lebih
1 1 1 1 1 1 6
104
31 Elemen Neraca Untuk 3 Tahun Terakhir atau lebih
1 1 1 1 1 1 6
32 Dampak Inflasi terhadap Perusahaan
1 1 0 1 1 1 5
33 Daftar Menejer Senior 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 19 19 17 19 23 21 119
105
LAMPIRAN 4 No Nama Perusahaan Laba Bersih
Setelah Pajak Penjualan
1 Abdi Bangsa Tbk 3,159 112,064 2 Ace Hardware Indonesia Tbk 60,068 886,625 3 Agis Tbk 301 405,748 4 Akbar Indo Makmur Stimec
Tbk 950 92,336
5 AKR Corporindo Tbk 191,208 5,894,751 6 Alam Sutrea Realty Tbk 20,289 169,075 7 Alfa Retailindo Tbk 4,176 3,175,322 8 Anta Express Tour & Trevel 11,140 1,114,000 9 Arpeni Pratama Ocean Line
Tbk 233,264 1,617,553
10 Astra International Tbk 6,519,273 3,119,269 11 Astra Graphia Tbk 72,074 35,857 12 Bakrie and Brothers Tbk 223,358 5,288,770 13 Bakrieland Development Tbk 134,185 782,106 14 Bakrie Telkom Tbk 144,269 1,289,889 15 Bayu Buana Tbk 4,641,256 958,610,073 16 Berlian Laju Tanker Tbk 758,982 3,641,773 17 Bhuwanatala Indah Permai
Tbk (5,316) 21,037
18 Bintang Mitra Semestaraya Tbk
2,402 115,784
19 Bukit Darmo Property Tbk 2,837 18,681 20 Centrin Online Tbk 15,796 71,193 21 Centris Multi Persada Pratama
Tbk (21,276) 45,945
22 Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk 488 12,436 23 Ciputra Surya Tbk 171,506 306,260 24 Ciputra Property Tbk 80,125 294,244 25 Citra Marga Nusaphala
Persada 120,598 496,211
26 Cowell Development Tbk 7,361 35,052 27 Danayasa Arthatama Tbk (77,467) 305,213 28 Dayaindo Resources
International Tbk 2,651 72,239
29 Dharmala Intiland (Intiland Formerly)
20,429 264,291
30 Duta Aggada Reality Tbk 100,103 481,705 31 Duta Pertiwi Tbk 58,938 1,274,546 32 Dyviacom intrabumi Tbk 1,291 15,405 33 Eatertainment Internasional (1,040) 30,133
106
Tbk 34 Enseval Putra Megatrading 231,650 6,367,357 35 Excelcomindo Pratama Tbk 250,780 6,459,770 36 Fast Food Indonesia Tbk 102,537 1,589,643 37 Fortune Indonesia Tbk 7,288 332,222 38 Gema Graha Sarana Tbk 8,382 372,288 39 Global Mediacom Tbk 1,467,610 4,583,592 40 Gowa Makasar Tourism
Development Tbk 7,857 261,900
41 Hero Supermarket Tbk 68,999 5,147,229 42 Hexindo Adi Perkasa Tbk 68,983 255,492 43 Hotel Sahid Jaya Internasional
Tbk 5,445 98,701
44 Humpuss Intermoda Transportasi Tbk
240,008 780,041
45 Indosat Tbk 2,042,043 16,488,495 46 Indoexchange Tbk (5,597) 7,084 47 Indonesia Air Transport Tbk (21,276) 45,945 48 Indosiar Karya Media Tbk (129,297) 608,344 49 Integrasi Teknologi Tbk (2,350) 45,822 50 Inter-Delta Tbk 406 81.333 51 Intiland Development Tbk 3,529 11,383 52 Intraco Penta Tbk 9,514 710,996 53 Jaka Inti Realtindo (d/h Jaka
Artha Graha) Tbk 875 4,506
54 Jakarta Internasional Hotels & Development Tbk
(219,033) 485,654
55 Jakarta Setibudi Internasional Tbk
26,659 811,763
56 Jasa Marga (Persero) Tbk 277,982 2,617,714 57 Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 3,640 100,270 58 Jaya Real Property Tbk 110,128 527,359 59 Kawasan Industri Jababeka
Tbk 30,828 375,027
60 Lamicitra Nusantara Tbk 2,955 93,204 61 Lippo Cikarang Tbk 11,061 158,771 62 Lippo E-Net Tbk 192,603 740,780 63 Lippo Karawaci Tbk 353,027 2,091,354 64 Matahari Putra Prima Tbk 180,191 9,768,075 65 Mas Murni Indonesia Tbk (40,150) 211,315 66 Media Nusantara Citra Tbk 427,460 2,908,709 67 Metrodata Electronics Tbk 28,480 2,712,987 68 Metro Supermarket Reality 3,204 33,824 69 Millinnium Pharmacon
Internasional Tbk 9,609 704,830
107
70 Mitra Adiperkasa Tbk 115,429 3,886,433 71 Mitra Rajasa Tbk 25,492 169,906 72 Mobile-8 Telkom Tbk 50,345 882,545 73 Modernland Realty Ltd Tbk 30,361 288,762 74 Multipolar Corporation Tbk 61,317 6,131,700 75 New Century Development
(d/h Putra Surya Perkasa) Tbk (2,244) 23,164
76 Nusantara Infrastructure Tbk (d/h Metamedia Tecnologiest) Tbk
20,439 158,929
77 Panorama Sentrawisata 7,094 709,400 78 Panorama Trasportasi Tbk 4,112 56,089 79 Panca Wiratama Sakti Tbk (45,265) 238,236 80 Pakuwon Jati Tbk 83,670 444,377 81 Pelayaran Tempura Emas Tbk 28,085 835,342 82 Pembangunan Jaya Ancol Tbk 140,867 763,086 83 Plaza Indonesia Realty Tbk 101,453 5,072,650 84 Pudjaji & sons Estate Tbk 12,235 123,283 85 Pudjiaji Prestige Limited Tbk 6,8120 6,812,000 86 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 366,809 4,892,649 87 Rimo Catur Lestari Tbk 1,135 113,500 88 Roda Panggon Harapan Tbk 252 8,126 89 Samudra Indonesia Tbk 135,633 4,097,783 90 Smart Tbk 988,944 8,079,714 91 Sona Topas Tourism Industri
Tbk 15,821 412,904
92 Summarecon Agung Tbk 159,839 1,027,230 93 Surya Citra Media Tbk 127,001 1,308,586 94 Surya Semesta Internusa Tbk 11,726 12,700,100 95 Suryamas Duta Makmur Tbk (121,401) 159,931 96 Suryanti Permata Tbk 108,915 246,117 97 Telekomunikasi Indonesia Tbk 12,857,018 59,440,011 98 Tempo Inti Media Tbk 2,553 154,424 99 Tigaraksa Satria Tbk 47,191 3,576,415 100 Toko Gunung Agung Tbk 1,992 1,106,890 101 Truba Alam Manunggal
Engineering Tbk 212,735 1,519,535
102 Unilever Indonesia Tbk 1,962,147 12,263,418 103 Wahana Phonix Mandiri Tbk 130 153,783 104 Wicaksana Oversaes
Internasional Tbk (26,654) 528,988
105 Wijaya Karya (Persero) Tbk 4,284,581 12,983,578 106 Zebra Nusantara Tbk (8,276) 27,418
108
LAMPIRAN 5 No Nama Perusahaan Ukuran
Perusahaan (X1) Leverage
(X2) Profitabilitas
(X3) Likuiditas
(X4) Y
1 Abdi Bangsa Tbk 159,176 0.44 0.03 0.66 0.64 2 Ace Hardware Indonesia Tbk 704.402 0.20 0.68 0.54 0.58 3 Agis Tbk 704,436 0.47 0.00 1.18 0.61 4 Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 38,499 0.51 0.01 1.94 0.69 5 AKR Corporindo Tbk 3,497,591 0.57 0.03 1.16 0.82 6 Alam Sutrea Realty Tbk 7,484,109 0.17 0.12 3.99 0.72 7 Alfa Retailindo Tbk 688,375 0.46 0.00 1.27 0.55 8 Anta Express Tour & Trevel 334,568 0.71 0.01 1.37 0.69 9 Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 4,930,022 0.69 0.14 1.73 0.73 10 Astra International Tbk 63,519,598 0.05 2.09 0.91 0.85 11 Astra Graphia Tbk 624,557 0.35 0.01 1.34 0.88 12 Bakrie and Brothers Tbk 14,137,256 0.51 0.04 1.25 0.76 13 Bakrieland Development Tbk 5.708.016 0.26 0.17 3.14 0.85 14 Bakrie Telkom Tbk 4,664,164 0.06 0.11 0.80 0.69 15 Bayu Buana Tbk 1,707,435 0.53 0.00 1.64 0.58 16 Berlian Laju Tanker Tbk 20,688,625 0.84 0.21 0.70 0.88 17 Bhuwanatala Indah Permai Tbk 275,122 0.04 (0.25) 0.44 0.69 18 Bintang Mitra Semestaraya Tbk 188,287 0.00 0.02 1.13 0.76 19 Bukit Darmo Property Tbk 730,905 1.29 0.15 0.21 0.73 20 Centrin Online Tbk 98,708 0.55 0.22 0.28 0.79 21 Centris Multi Persada Pratama Tbk 115,307 0.42 (0.46) 0.78 0.58 22 Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk 58,594 0.19 0.04 0.65 0.55 23 Ciputra Surya Tbk 1,921,280 0.27 0.56 2.53 0.79
109
24 Ciputra Property Tbk 3,534,027 0.11 0.27 1.82 0.73 25 Citra Marga Nusaphala Persada 2.720.480 0.48 0.24 0.98 0.73 26 Cowell Development Tbk 2,512,971 0.08 0.21 0.23 0.61 27 Danayasa Arthatama Tbk 3,730,955 0.49 (0.25) 1.33 0.67 28 Dayaindo Resources International
Tbk 149,825 0.64 0.04 0.59 0.67
29 Dharmala Intiland (Intiland Formerly)
2,015,679 0.44 0.08 0.53 0.73
30 Duta Aggada Reality Tbk 2,512,971 0.08 0.21 0.23 0.69 31 Duta Pertiwi Tbk 4,513,454 0.52 0.05 0.75 0.61 32 Dyviacom intrabumi Tbk 22,873 0.36 0.08 2.53 0.64 33 Eatertainment Internasional Tbk 20,846 0.13 (0.03) 1.03 0.69 34 Enseval Putra Megatrading Tbk 2,094,435 0.46 0.04 1.91 0.67 35 Excelcomindo Pratama Tbk 18,827,267 0.76 (0.39) 0.23 0.48 36 Fast Food Indonesia Tbk 629,491 0.04 0.06 1.28 0.67 37 Fortune Indonesia Tbk 190,446 0.55 0.02 1.72 0.69 38 Gema Graha Sarana Tbk 329,206 0.82 0.02 0.96 0.73 39 Global Mediacom Tbk 15,570,524 0.41 0.32 4.08 0.69 40 Gowa Makasar Tourism
Development Tbk 2,718,909 0.52 0.03 0.61 0.67
41 Hero Supermarket Tbk 1,753,298 0.63 0.01 0.93 0.76 42 Hexindo Adi Perkasa Tbk 1.383.840 0.72 0.27 1.52 0.76 43 Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk 586,554 0.54 0.06 0.41 0.73 44 Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk 2,048,315 0.32 0.31 0.19 0.64
45 Indosat Tbk 45,305,086 0.63 0.12 0.93 0.64 46 Indoexchange Tbk 567 0.40 (0.79) 1.41 0.64
110
No Nama Perusahaan Ukuran Perusahaan (X1)
Leverage Net Profit Margin
Current Rasio Y
47 Indonesia Air Transport Tbk 115,307 0.52 (0.46) 0.78 0.64 48 Indosiar Karya Media Tbk 1,271,383 0.79 (0.212) 0.02 0.58 49 Integrasi Teknologi Tbk 29,202 0.09 (0.05) 0.94 0.61 50 Inter-Delta Tbk 24,287 2.38 0.00 0.36 0.73 51 Intiland Development Tbk 900,919 0.77 0.31 5.67 0.64 52 Intraco Penta Tbk 863,818 0.63 0.01 2.57 0.67 53 Jaka Inti Realtindo (d/h Jaka Artha
Graha) Tbk 171,206 0.16 0.19 3.72 0.64
54 Jakarta Internasional Hotels & Development Tbk
5,080,943 0.61 (0.45) 0.75 0.73
55 Jakarta Setibudi Internasional Tbk 2,718,909 0.52 0.03 0.61 0.69 56 Jasa Marga (Persero) Tbk 13,866,611 0.55 0.11 3.63 0.73 57 Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 96,625 0.38 0.04 1.56 0.73 58 Jaya Real Property Tbk 1,907,357 0.38 0.21 1.17 0.73 59 Kawasan Industri Jababeka Tbk 2,506,341 0.34 0.08 0.07 0.69 60 Lamicitra Nusantara Tbk 634,587 0.73 0.03 0.13 0.69 61 Lippo Cikarang Tbk 1,284,391 0.64 0.07 2.58 0.64 62 Lippo E-Net Tbk 677.430 0.89 0.26 0.94 0.79 63 Lippo Karawaci Tbk 10,533,372 0.57 0.17 1.44 0.79 64 Matahari Putra Prima Tbk 3,977,015 0.61 0.02 2.25 0.76 65 Mas Murni Indonesia Tbk 583,971 0.05 (0.19) 2.63 0.64 66 Media Nusantara Citra Tbk 6,388,227 0.38 0.15 3.83 0.73 67 Metrodata Electronics Tbk 1,162,251 0.07 0.01 1.28 0.64 68 Metro Supermarket Reality Tbk 98,976 0.22 0.09 1.56 0.52 69 Millinnium Pharmacon Internasional 232,113 0.07 0.01 1.39 0.61
111
No Nama Perusahaan Ukuran Perusahaan (X1)
Leverage Net Profit Margin
Current Rasio Y
70 Mitra Adiperkasa Tbk 2,959,914 0.59 0.03 2.15 0.85 71 Mitra Rajasa Tbk 1,126,907 0.52 0.15 0.49 0.58 72 Mobile-8 Telkom Tbk 4,536,744 0.36 0.06 4.27 0.79 73 Modernland Realty Ltd Tbk 1,752,492 0.58 0.11 0.71 0.64 74 Multipolar Corporation Tbk 9,783,410 0.65 0.01 0.16 0.48 75 New Century Development (d/h
Putra Surya Perkasa) Tbk 539,495 0.63 (0.01) 1.37 0.69
76 Nusantara Infrastructure Tbk (d/h Metamedia Tecnologiest) Tbk
650,075 0.39 0.13 0.12 0.67
77 Panorama Sentrawisata 403,298 1.64 0.01 1.05 0.69 78 Panorama Trasportasi Tbk 102,347 0.36 0.07 0.81 0.82 79 Panca Wiratama Sakti Tbk 295,511 2.02 (0.19) 0.16 0.72 80 Pakuwon Jati Tbk 3,115,215 0.65 0.19 0.98 0.72 81 Pelayaran Tempura Emas Tbk 996,390 0.65 0.03 0.55 0.69 82 Pembangunan Jaya Ancol Tbk 1,277,133 0.36 0.18 2.65 0.69 83 Plaza Indonesia Realty Tbk 2,964,660 0.42 0.02 4.17 0.73 84 Pudjaji & sons Estate Tbk 211,515 0.58 0.01 0.73 0.58 85 Pudjiaji Prestige Limited Tbk 254,944 0.02 0.01 1.56 0.69 86 Ramayana Lestari Sentosa Tbk 2,917,525 0.26 0.07 2.81 0.67 87 Rimo Catur Lestari Tbk 63,421 0.78 0.01 0.85 0.58 88 Roda Panggon Harapan Tbk 73,807 0.05 0.03 0.24 0.61 89 Samudra Indonesia Tbk 3,971,871 0.04 0.03 2.27 0.76 90 Smart Tbk 8,063,169 0.56 0.12 1.72 0.82 91 Sona Topas Tourism Industri Tbk 469,053 0.69 0.04 1.17 0,48 92 Summarecon Agung Tbk 3,029,483 0.05 0.16 0.76 0.64
112
No Nama Perusahaan Ukuran Perusahaan (X1)
Leverage Net Profit Margin
Current Rasio Y
93 Surya Citra Media Tbk 2,552,198 0.51 0.01 0.49 0.69 94 Surya Semesta Internusa Tbk 1,541,071 0.06 0.01 0.83 0.69 95 Suryamas Duta Makmur Tbk 2,021,932 0.65 (0.76) 0.18 0.76 96 Suryanti Permata Tbk 1,570,853 0.53 0.44 1.01 0.67 97 Telekomunikasi Indonesia Tbk 82,058,760 0.48 0.22 0.77 0.76 98 Tempo Inti Media Tbk 118,524 0.44 0.02 0.06 0.73 99 Tigaraksa Satria Tbk 1,348,755 0.78 0.01 0.13 0.73 100 Toko Gunung Agung Tbk 89,394 0.96 0.00 0.62 0.69 101 Truba Alam Manunggal Engineering
Tbk 4,991,216 0.65 0.14 6.17 0.58
102 Unilever Indonesia Tbk 5,333,406 0.49 0.16 1.11 0.58 103 Wahana Phonix Mandiri Tbk 199,516 0.59 0.00 1.47 0.52 104 Wicaksana Oversaes Internasional
Tbk 242,766 0.63 (0.05) 1.06 0.58
105 Wijaya Karya (Persero) Tbk 4,133,064 0.67 0.33 1.65 0.69 106 Zebra Nusantara Tbk 93,251 0.44 (0.30) 0.36 0.64
113
Lampiran 6 Regression Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .529(a) .280 .251 .07265 1.974 a Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1 b Dependent Variable: Y
ANOVAb
.207 4 .052 9.814 .000a
.533 101 .005
.740 105
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), X4, X3, X2, X1a.
Dependent Variable: Yb.
Coefficients(a)
Model 1
(Constant) X1 X2 X3 X4
Unstandardized Coefficients
B .641 .012 .025 .030 -.002 Std. Error .016 .002 .020 .012 .006
Standardized Coefficients
Beta .458 .110 .208 -.036
t 39.752 5.277 1.275 2.415 -.413 Sig. .000 .000 .205 .018 .680 Correlations Zero-
order .476 .066 .271 .055
Partial .465 .126 .234 -.041 Part .446 .108 .204 -.035
Collinearity Statistics
Tolerance .947 .962 .958 .926
VIF 1.056 1.039 1.044 1.079 a Dependent Variable: Y
114
Charts
3210-1-2-3
Regression Standardized Residual
20
15
10
5
0
Freq
uenc
y
Mean = 3.62E-15Std. Dev. = 0.981N = 106
Dependent Variable: Y
Histogram
543210-1-2
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2
-3
Regr
essio
n Stu
dent
ized
Resid
ual
Dependent Variable: Y
Scatterplot
115
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Dependent Variable: Y
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Deskripsi Data Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
X1 106 .01 14.14 2.3472 3.08132
X2 106 .00 2.38 .4963 .36315
X3 106 -2.12 2.66 .1487 .58634
X4 106 .02 6.17 1.3776 1.26516
Y 106 .48 .88 .6837 .08397
Valid N (listwise) 106
116