Upload
lyhanh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS
BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI KOTA
TANGERANG (Studi Kasus pada BPRS Harta Insan Karimah)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Kamal Awal Al Din
1112046100035
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1438 H/ 2017 M
ii
iii
v
ABSTRACT
KAMAL AWAL AL-DIN. NIM 1112046100035. Factors that Affects
Profitability Islamic People's Bank Financing (BPRS) in Tangerang (Case Study
in BPRS Harta Insan Karimah). Bachelor Degree (S1), Sharia Banking
Department, Faculty of Economy and Bussiness, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438H/2017M.
This study aims to analyze factors affecting profitability Islamic People's
Bank Financing (BPRS) BPRS) in Tangerang City. Sample used in this research
was BPRS Harta Insan Karimah.
Methods used in this research is analysis of multiple regression data time
series with used SPSS. Research data consisting of return on assets (ROA),
financing to deposit ratio (FDR), non lagged financing (NPF) and net operating
the margin (NOM).
The result showed that research with NPF, FDR, NOM impact on
profitability BPRS Harta Insan Karimah in Tangerang. But it is partial only the
FDR and NOM that influence the profitability, while NPF hasn‟t been affecting
the profitability BPRS Harta Insan Karimah in Tangerang.
Key Words : ROA, FDR, NPF, NOM, and Linear Regression Multiple
Advisor : Mu’min Roup, M.A.
Bibliography : 1998 - 2016
vi
ABSTRAK
KAMAL AWAL AL-DIN, NIM 1112046100035, Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Pembiayaan Syariah (BPRS) di Kota
Tangerang (Studi Kasus pada BPRS Harta Insan Karimah). Strata satu (S1),
Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438H/2017M.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) di Kota
Tanggerang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BPRS Harta
Insan Karimah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda data time series dengan menggunakan SPSS. Data penelitian terdiri
dari return on asset (ROA), financing to deposit ratio (FDR), non peforma
financing (NPF), dan net operating margin (NOM).
Hasil peneltian ini menunjukan bahwa secara bersama-sama NPF, FDR,
NOM berpengaruh terhadap profitabilitas BPRS Harta Insan Karimah di Kota
Tangerang. Namun secara parsial hanya FDR dan NOM yang berpengaruh
terhadap profitabilitas, sedangkan NPF tidak berpengaruh terhadap profitabilitas
BPRS Harta Insan Karimah di Kota Tangerang.
Kata Kunci : ROA, FDR, NPF, NOM, dan Regresi linear berganda
Pembimbing : Mu’min Roup, M.A.
Daftar Pustaka : Tahun 1998 sampai dengan tahun 2016
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
Nama
: Kamal Awal Al-Din
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 29 Agustus 1994
Alamat
: Gg. Aren 3 No. 56 RT.04/02, Jagakarsa, Jakarta
Selatan
II.
Riwayat Pendidikan
SDN 016 Rengat (2000-2005)
MTS Al-Zaytun (2006-2009)
MA Al-Zaytun (2009-2012)
S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2012-2017)
III. Latar Belakang Keluarga
Nama Ayah : Nata
Nama Ibu : Namawiyah
Alamat Orang Tua : Gg. Aren 3 No. 56 RT.04/02, Jagakarsa, Jakarta
Selatan
Anak ke/ dari : 1 dari 5 bersaudara
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi rabbil‟ alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT. Yang Maha Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya. Washalawatu wasalam „ala rasulillah senantiasa tercurahkan kepada
Baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta
ummatnya sepanjang zaman.
Penulisan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Kota Tangerang (Studi
Kasus pada BPRS Harta Insan Karimah)” ditunjukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi strata 1 (S-1) dan memperoleh gelar sarjana ekonomi
(S.E) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi penulis sehingga dapat mempersembahkan
skripsi ini untuk orang-orang yang penulis sayangi dan semua pihak yang terkait
yang telah membantu dalam penyususnan skripsi ini.
Tanpa penulis lupakan bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini adalah atas berkat bimbingan, dukungan, doa, dan saran-saran dari
berbagai pihak. Tanpa partisipasi mereka, upaya penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini tentu akan terasa lebih sulit terwujud. Oleh karena itu, penulis secara
khusus menyampaikan terima kasih yang tidak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A selaku dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
2. Bapak AM Hasan Ali, M.A dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A selaku ketua dan
sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Mu’min Roup, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya dan senantiasa dengan sangat sabar memberikan
arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya prodi Muamalat yang
tidak bisa disebutkan satu per satu tanpa menghilangkan rasa hormatku, yang
telah membagi ilmu bermanfaat dan berbagai arahan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi
penulis memperoleh berbagai informasi dan referensi-referensi selama
penulisan skripsi.
6. Pimpinan dan staff Akademik Fakultas Syariah dan Hukum, yang telah
membantu penulis dalam mengurus segala kebutuhan surat-menyurat dan
administrasi mengenai penulisan skripsi.
7. Terima kasih yang amat sangat untuk kedua orang tua tercinta Bapak
Nata dan Mama Namawiyah atas kasih sayang, perhatian, doa dan selalu
memberikan motivasi serta dukungan untuk penulis. Semoga selalu di ridhoi
Allah dan kelak penulis dapat membahagiakan kalian. Aamiin.
x
8. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 terutama PS A 2012,
teman-teman KKN Bright, terima kasih telah menjadi bagian dalam masa
perkuliahan. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga.
9. Terima kasih kepada teman-teman dekat, Kevin, Alex, Marsella, Topik,
Fawwaz, Kahfi, Mamat, Abel bin Bahar, Ipank, Hafsyah, Leni, Wiwin, Alfi
petot, dan Ghaust atas waktu, motivasi, hiburan dan persahabatannya selama
perkuliahan.
10. Dan kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas penyelesaian
skripsi ini baik moril maupun materil yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu. Terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Allah SWT. mencatat
sebagai amal kebaikan dan membalasnya dengan yang lebih baik.
Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya, khususnya
bagi penulis sendiri.
Jakarta, 21 Februari 2017
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................12
C. Perumusan Masalah ...................................................................................12
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................13
E. Studi Penelitian Terdahulu ........................................................................14
F. Hipotesis.....................................................................................................19
G. Kerangka Pemikiran ...................................................................................19
H. Teknik Penulisan ........................................................................................21
I. Sistematika Penulisan ................................................................................21
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah...............................................................................................22
B. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) .................................................30
C. Rasio Keuangan..........................................................................................38
D. Variabel Dependent ....................................................................................49
E. Variabel Independent ..................................................................................50
BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN
A. Profil Kota Tangerang................................................................................54
xii
B. BPRS Harta Insan Karimah ......................................................................56
C. Metode Penelitian......................................................................................60
D. Variabel Penelitian ....................................................................................61
E. Teknik Analisis Data .................................................................................62
BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Statistik Deskriptif ......................................................................68
B. Asumsi Klasik ...........................................................................................69
C. Analisis Model Regresi Berganda.............................................................74
D. Uji Signifikansi .........................................................................................75
E. Pembahasan...............................................................................................79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................81
B. Saran..........................................................................................................82
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................84
LAMPIRAN..........................................................................................................87
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Kelembagaan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.
...............................................................................................................2
Tabel 3.1 Pembiayaan Sektor Ekonomi di Kota Tangerang................................55
Tabel 3.2 Rasio Keuangan BPRS Harta Insan Karimah......................................60
Tabel 3.3 Tabel Keputusan Uji Autokorelasi ......................................................64
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Rasio Keuangan BPRS Harta Insan Karimah ......68
Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov BPRS Harta Insan Karimah ........................69
Tabel 4.3 Ketentuan Uji Durbin Watson BPRS Harta Insan Karimah ................71
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson BPRS Harta Insan Karimah .................................71
Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas BPRS Harta Insan Karimah ..............................72
Tabel 4.6 Model Regresi Berganda BPRS Harta Insan Karimah ........................74
Tabel 4.7 Koefesien Determinasi BPRS Harta Insan Karimah ...........................76
Tabel 4.8 Uji F BPRS Harta Insan Karimah........................................................77
Tabel 4.9 Uji T BPRS Harta Insan Karimah .......................................................78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayaan BPRS Indonesia...............5
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................20
Gambar 3.1 Pertumbuhan Aset, DPK, dan BPRS Harta Insan Karimah ...............59
Gambar 4.1 Normal P Plot BPRS Harta Insan Karimah........................................70
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas BPRS Harta Insan Karimah ...........................74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terbitnya UU No. 10 tahun 1998 sebagai pengganti UU No. 7 tahun
1992 menjadi tonggak awal kebangkitan ekonomi syariah khususnya lembaga
keuangan syariah di Indonesia. Setelah mampu bertahan pada krisis moneter
1997, perkembangan lembaga keuangan syariah menarik perhatian lebih dari
pemerintah. Bank Indonesia menerbitkan Cetak Biru Pengembangan Perbankan
Syariah tahun 2002. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah ini sebagai
arahan, tujuan dan tahapan-tahapan dalam pengembangan lembaga keuangan
syariah.1
Hasilnya pengembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia
kembali mampu bertahan dalam krisis global pada 2008.
Pertumbuhan lembaga keuangan syariah terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Akselerasi pertumbuhan perbankan syariah jauh lebih tinggi dari
pertumbuhan perbankan nasional. Pertumbuhan ini mampu meningkatkan porsi
perbankan syariah dalam perbakan nassional menjadi 4,0%. Selain itu industri
perbakan syariah dijuluki sebagai the fastest growing industry. Bila tren
pertumbuhan ini mampu dipertahankan, maka porsi perbankan syariah
diperkirakan mampu mencapai 15%-20% dalam kurun waktu 10 tahun ke depan.2
1
Nadia Galuh Hendriana, Analisis Perkembangan dan Prediksi Tingkat Pertumbuhan
Bank Syariah di Indonesia. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2011 h. 2-3. 2
Halim Alamsyah. Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah
Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ekonomi
Islam (IAEI),
Milad ke-8 IAEI, 13 April 2012.
2
Tabel 1.1: Perkembangan Kelembagaan Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia.
Indikator 2011 2012 2013 2014 2015
BUS
Jumlah Bank
Jumlah Kantor
UUS
Jumlah Bank
Jumlah Kantor
BPRS
Jumlah Bank
Jumlah Kantor
11 11 11 12 12
1.410 1.745 1.988 2.174 1.990
24 24 23 22 22
336 517 590 335 138
155 158 163 163 163
364 401 402 438 445
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan Republik Indonesia.
Berdasarkan tabel di atas, jumlah lembaga keuangan syariah dalam
kategori perbankan syariah di Indonesia dalam lima tahun terkahir dapat
dikatakan mengalami pertumbuhan. Bank Umum Syariah hingga tahun 2015
berjumlah 12 bank, meningkat dibandingkan tahaun 2013 dan sebelumnya.
Jumlah Unit Usaha Syariah dapat dikatakan menurun dari 24 unit menjadi 22 unit.
Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah mengalami pertumbuhan yang
signifikan dengan jumlah sebanyak 163 bank pada tahun 2015 dari 155 bank pada
tahun 2011. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa BPRS mengalami
pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan BUS dan UUS.
Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Bank Syari’ah
telah mengatur secara khusus eksistensi Bank Syari’ah di Indonesia. Undang-
Undang tersebut melengkapi dan menyempurnakan UU No. 7 Tahun 1992
3
Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998
yang belum spesifik sehingga perlu diatur khusus dalam Undang-Undang
tersendiri. Menurut Pasal 18 UU No. 21 Tahun 2008, Bank Syari’ah terdiri atas
Bank Umum Syari’ah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah.3
Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2008 tentang Ketentuan Umum disebutkan
pengertian dari Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) adalah Bank Syari’ah
yang dalam kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sedangkan Pasal 2 UU No. 21 Tahun 2008 dijelaskan bahwa Perbankan Syari’ah
dalam melakukan kegiatan usahanya berasaskan Prinsip Syari’ah, demokrasi
ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
Sebelum lahirnya BPR Syari’ah di Indonesia, masyarakat terlebih dahulu
mengenal adanya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Menurut UU No. 21 Tahun
2008 disebutkan bahwa BPR adalah bank konvensional yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dimana BPR konvensional
masih menerapkan sistem bunga dalam operasionalnya. Maka dari itu, harus
dibedakan antara BPR Konvensional dan BPR Syari’ah. Perbedaan Bank
Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
adalah4
permasalahan aspek legalitas, dalam BPR Syari’ah akad yang dilakukan
memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan
berdasarkan hukum Islam. Sering nasabah berani melanggar kesepakatan atau
perjanjian yang telah dilakukan bila hukum hanya berdasarkan hukum positif.
Kedua, Adanya Dewan Pengawas Syari’ah dalam struktur organisasinya yang
3 Ahmad Ifham, Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2010.h. 3. 4
Muhammad, Manajemen Bank Syari‟ah, (Yogyakarta: UPP AMP, 2002)h. 56
4
bertujuan mengawasi praktik operasional BPR Syari’ah agar tidak menyimpang
dari prinsip Syari’ah.
Ketiga, penyelesaian sengketa yang terjadi dapat diselesaikan melalui
Badan Arbitrase Syari’ah maupun Pengadilan Agama. Keempat, bisnis dan usaha
yang dibiayai tidak boleh bisnis yang haram, syubhat ataupun dapat menimbulkan
kemadharatan bagi pihak lain. Kelima, Praktik operasional BPR Syari’ah, baik
untuk penghimpunan maupun penyaluran pembiayaan, menggunakan sistem bagi
hasil dan tidak menggunakan sistem bunga.
Menurut PBI No. 11/23/PBI/2009, keberadaan BPRS dimaksudkan untuk
dapat memberikan layanan perbankan secara cepat, mudah dan sederhana kepada
masyarakat khususnya pengusaha menengah, kecil dan mikro baik di perdesaan
maupun perkotaan yang selama ini belum terjangkau oleh layanan bank umum.
Selain itu, menurut Sumitro (2004) tujuan didirikan BPR Syariah adalah: 1)
Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok masyarakat
lemah yang pada umumnya berada di daerah pedesaan, 2) Menambah lapangan
kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi,
dan 3) Membina ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka
peningkatan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.5
BPRS ditujukan untuk melayani Usaha Mikro dan Kecil secara cepat,
mudah, dan proses persetujuan yang sederhana. Karena perannya yang sangat
5 Fasiha Kamal, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas BPRS di Indonesia
Pasca Krisis Keuangan Global Tahun 2008”, Jurnal Muamalah, Vol. IV, No. 1, 2014. h. 69
5
vital dalam memberikan pelayanan kepada usaha kecil dan usaha mikro BPRS
memiliki peran penting dalam meningkatkan stabilitas keuangan.6
Dalam Jutaan Rupiah
9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000
-
BPRS INDONESIA 2011 2012 2013 2014 2015
Aset DPK
Pembiayaan
Aset 3,520, 4,698, 5,833, 6,573, 7,739,
DPK 2,095, 2,937, 3,666, 4,028, 4,801,
Pembiayaan 2,675, 3,553, 4,433, 5,004, 5,765,
Gambar 1.1 Pertumbuhan Aset, DPK dan Pembiayaan BPRS Indonesia
Perkembangan BPRS di Indonesia dalam lima tahun terakhir dapat dilihat
dari Gambar 1.1. Aset BPRS di Indonesia selalu mengalami pertumbuhan setiap
tahunnya. Besar aset pada tahun 2011 adalah sebesar Rp.3,52 triliyun dan
meningkat sebesar 219,8% pada tahun 2015 menjadi Rp.7,74 triliyun. Begitu
juga dengan dana pihak ketiga (DPK) yang selalu mengalami pertumbuhan setiap
tahunnya, dimana pada tahun 2011 dengan jumlah DPK sebesar Rp.2,01 triliyun
mengalami pertumbuhan sebesar 229,16% pada tahun 2015 menjadi Rp.4,8
triliyun. Hal yang sama juga terjadi pada pembiayaan yang disalurkan oleh BPRS
6 Titi Dewi Warminda, “Islamic Rural Bank Profitability: Evidance from Indonesia”,
Jurnal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol. 10, No. 3 Tahun 2014, h. 99
6
dengan trend yang meningkat setiap tahunnya. Total pembiayaan yang disalurkan
oleh BPRS Indonesia pada tahun 2015 adalah sebesar Rp.5,76 triliyun yang
meningkat sebesar 215,51% dari tahun 2011. Dari analisis ini dapat disimpulkan
bahwa BPRS di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang baik.
Tujuan fundamental dari bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan
optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat.
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) seperti bank-bank pada umumnya,
melakukan fungsi intermediasi dalam menjalan aktivitasnya untuk mencapai
tujuan dari fundamental tersebut sebagai lembaga bisnis, yaitu meraih keuntungan
yang maksimal. BPRS menyerap dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan
dana dan kemudian menyalurkannya dalam bentuk pembiayaan dan mengambil
margin keuntungan dari proses tersebut. Kemampuan bank dalam menghasilkan
keuntungan dikenal juga dengan profitabilitas.
BPRS sangat berperan dalam membantu pembangunan ekonomi suatu
daerah, karena pembangunan ekonomi memerlukan peran serta lembaga
keuangan. Hal ini disebabkan pembangunan sangat memerlukan tersedianya dana.
Oleh karena itu perusahaan perbankan sangat diperlukan dan menjadi sendi
penting dalam perekonomian. Dengan kondisi perbankan yang sehat, efisiensi dan
bermanfaat bagi perekonomian menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga
kelangsungan pembangunan ekonomi.
Salah satu indikator yang dapat menjadi fokus pembangunan ekonomi
adalah sektor mikro, umumnya pembangunan usaha-usaha golongan mikro dan
kecil. Keberhasilan suatu usaha salah satunya dipengaruhi oleh masalah
7
permodalan. Oleh karena itu peran pemerintah dan swasta dalam memenuhi
kebutuhan modal sangat diperlukan. Peran tersebut pada umumnya diberikan
dalam bentuk pemberian kredit yang dilakukan oleh lembaga keuangan.
BPRS merupakan lembaga keuangan mikro yang memiliki peran strategis
dalam memberikan pelayanan jasa keuangan kepada UMKM. BPRS memiliki
posisi strategis yang dekat dengan masyarakat, prosedur pelayanan kepada
masyarakat yang lebih sederhana serta lebih mengutamakan pendekatan personal.
Hal ini dapat dijadikan sebagai salah satu pendorong meningkatnya jumlah
UMKM di kota besar, daerah, bahkan seluruh wilayah di Indonesia.
Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang tidak luput dari proses
pembangunan ekonomi yang fokus pada pembangunan sektor mikro. Selain itu
letak geografis kota Tangerang yang dekat dengan pusat pemerintahan Indonesia
sekaligus pusat perekonomian menjadi perhatian lebih. Perhatian pengembangan
ekonomi di daerah ini sebagai bukti penyeimbang dan kesetaraan ekonomi. Untuk
itu pemerintah daerah dan stackholder terkait terus berupaya meminimalisir
kemungkinan-kemungkinan tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Agusalim7
mengemukakan bahwa salah satu bentuk kebijakan di Kota Tangerang
yaitu diantaranya adalah dengan meningkatkan pembangunan UMKM dengan
memberikan wawasan, pengetahuan dan bimbingan serta bantuan modal. Dalam
hal inilah peran lembaga keuangan sangat dibutuhkan, terutama BPRS.
Di Kota Tangerang terdapat 2 buah BPRS yang resmi terdaftar di Otoritas
Jasa Keuangan, yaitu BPRS Musyarakah Ummat Indonesia dan BPRS Harta Insan
7
Lestari Agusalim, “Potensi dan Proyeksi Ekonomi Makro Kota Tangerang”, Media
Trend, Vol. 11 No. 2, 2016, h. 99-116
8
Karimah (HIK). Peran kedua BPRS tersebut sangat dibutuhkan untuk membangun
ekonomi mikro di Kota Tangerang, bersama lembaga-lembaga keuangan
lainnya.penelitian ini akan terfokus kepada BPRS Harta Insan Karimah.
Pemilihan objek ini berdasarkan perkembangan yang cukup stabil. Selain itu
BPRS HIK juga pernah dinobatkan sebagai BPRS dengan pelayan terbaik se
Indonesia di tahun 2013. Di Kota Tangerang sendiri BPRS HIK mampu
menghimpun kurang lebih Rp 446.433.565.000- dan mampu menyalurkan dana
sebesar Rp 503.819.842.0008,- yang mayoritas berbentuk bantuan modal.
Namun selain pemberian kredit atau pembiayaan berupa bantuan modal
oleh BPRS, kondisi BPRS yang baik dan sehat serta efisien juga sangat
berpengaruh dalam pembagunan tersebut. Hal ini dapat diukur menggunakan
seberapa besar kemampuan BPRS tersebut dalam menghasilkan keuntungan
(profitabilitas). BPRS yang memiliki profitabilitas yang baik akan dapat terus
melanjutkan kegiatan intermediasinya dan secara tidak langsung akan
berpengaruh pada pembangunan ekonomi sebuah daerah.
Bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu
menunjukkan kredibilitasnya agar mampu mendapat kepercayaan dari masyarakat
sehingga akan semakin banyak masyarakat yang menggunakan jasa perbankan
dalam bertransaksi. Banyak hal-hal dan indikator yang dapat digunakan oleh
masyarakat dalam melihat kredibiltas bank, salah satunya melalui peningkatan
profitabilitas.9
8 Laporan Publikasi Triwulanan BPRS Harta Insan Karimah, Otoritas Jasa Keuangan
9
Kasmir. Manajemen Perbankan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2010)h.25
9
Profitabilitas digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari pinjaman dan investasi.
Profitabilitas juga menjadi salah satu acuan dari penilaian kinerja suatu lembaga
keuangan syariah. Profitabilitas ataupun kinerja lembaga keuangan syariah secara
keseluruhan dapat diakses oleh semua stakeholder. Laporan keuangan berupa
neraca keuangan menggambarkan posisi keuangan lembaga keuangan yang dapat
digunakan pihak eksternal untuk menilai besarnya risiko yang ada pada suatu
lembaga keuangan. Sedangkan laporan laba rugi memberikan gambaran mengenai
perkembangan lembaga keuangan yang bersangkutan. Ukuran profitabilitas yang
digunakan adalah Return On Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan
Return On Asset (ROA) pada industri perbankan.10
Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank,
karena Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang
dananya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat. Semakin besar ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan
semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.11
Dalam rangka mencapai tingkat profitabilitas yang baik, dibutuhkan
berbagai upaya dan strategi serta sensitivitas yang tinggi dalam memperhatikan
segala faktor yang mungkin mempengaruhi besarnya keuntungan yang dihasilkan
oleh bank. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah kapabilitas bank dalam
10 Budi Ponco, Analisis Pengaruh CAL, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap ROA
(Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2004 -
2007. Universitas Diponegoro, Semarang, 2008. h.4. 11
Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2009)h. 118
10
memanfaatkan sumber daya dengan optimal, operasional yang efisien dan
meminimalkan risiko yang akan terjadi.
Warninda12
yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas BPRS di Indonesia menghasilkan kesimpulan bahwa Non
Performing Financing (NPF) memiliki pengaruh negative yang signifkan terhadap
ROA. Yusuf dan Mahriana13
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas BPRS di Aceh juga menghasilkan kesimpulan yang
sama. Non performing financing merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen BPRS dalam mengelola pembiayaan
bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh
suatu BPRS. NPF yang tinggi akan memperbesar biaya, sehingga berpotensi
terhadap kerugian bank. Semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk
kualitas kredit bank yang akan menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin
besar, dan oleh karena itu bank harus menanggung kerugian dalam kegiatan
operasionalnya sehingga berpengaruh terhadap penurunan laba (ROA).
Agustini dan Budiasih14
meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas BPR Di Kabupaten Badung dan menyimpulkan
bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas
BPR dengan proksi ROA. Hasil uji ini menunjukkan bahwa peningkatan LDR
12
Titi Dewi Warninda, “Islamic Rural Bank Profitability: Evidance From Indonesia”,
Journal of Islamic Economics, Banking and Finances, Vol. 10 No 3, 2014, h. 99-122 13
Muhammad Y. Yusuf dan Wan S. Mahriana, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Profitabilitas Bank Pembiayan Rakyat Syariah (BPRS) Di Aceh”, IQTISHADIA, Vol. 9,
No. 2, 2016, h. 246-275 14
Si Luh Anik Sri Agustini dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, “Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Profitabilitas BPR di Kabupaten Badung”, E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana, Vol. 8 No. 3, 2014, h. 609-619
11
atau dalam bank syariah dikenal dengan Financing to Deposit Ratio (FDR) akan
meningkatkan profitabilitas. Laba bank akan semakin meningkat seiring dengan
tingginya FDR (pembiayaan yang disalurkan bank efektif) tentunya akan
berpengaruh pada peningkatan laba bank.
Sabir, Ali dan Sabee15
meneliti tentang pengaruh rasio kesehatan bank
terhadap kinerja keuangan bank syariah dan bank konvensional di Indonesia.
Salah satu rasio yang digunakan adalah Net Operating Margin (NOM) yang
diukur pengaruhnya terhadap Return On Asset. Hasilnya adalah NOM memiliki
pengaruh yang postif terhadap ROA. NOM merupakan indikator dari kemampuan
bank dalam menghasilkan laba berdasarkan aktiva produktifnya, setelah dikurangi
dana bagi hasil dan beban operasional. Semakin tinggi nilai NOM secara langsung
akan berpengaruh pada profitabilitas bank.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas BPRS yang ada di Kota Tangerang. Oleh karena itu
penulis akan meneliti tentang “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Kota Tangerang
(Studi Kasus pada BPRS Harta Insan Karimah)”.
15
Muh. Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe “Pengarug Rasio Kesehatan
Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensiona Di Indonesia”,
Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 – 86
12
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini akan dibahas faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas pada bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) di Kota Tangerang
yaitu BPRS Harta Insan Karimah. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa beberapa
faktor-faktor yang di perkirakan mempunyai pengaruh terhadap BPRS di
Indonesia adalah:
1. Financing to Deposit Ratio (FDR) yang merupakan rasio likuiditas yang
mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) BPRS Harta Insan
Karimah
2. Non Peformance Financing (NPF) yang merupakan rasio pembiayaan
bermasalah mempunyai pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) pada BPRS
Harta Insan Karimah
3. Net Operating Margin (NOM) yang merupakan rasio laba mempunyai
pengaruh terhadap profitabilitas (ROA) BPRS Harta Insan Karimah
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah di
jelaskan di atas maka di rumuskan beberapa masalah yang akan di teliti pada
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimna pengaruh FDR, NPF, dan NOM secara berasama-sama terhadap
profitabilitas (ROA) BPRS Harta Insan Karimah triwulan 2 tahun 2012
sampai triwulan 3 tahun 2016?
13
2. Bagaimana pengaruh FDR, NPF, dan NOM cecara parsial terhadap
profitabilitas (ROA) BPRS Harta Insan Karimah triwulan 2 tahun 2012
sampai triwulan 3 tahun 2016?
3. Seberapa besar pengaruh NPF, FDR, dan NOM terhadap ROA di BPRS
Harta Insan Karimah?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang akan di capai pada penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh FDR, NPF, dan NOM secara berasama-
sama terhadap profitabilitas (ROA) BPRS di di Kota Tangerang yaitu BPRS
Harta Insan Karimah triwulan 2 tahun 2011 sampai triwulan 3 tahun 2016
Untuk menganalisi pengaruh FDR secara parsial terhadap profitabilitas
(ROA) BPRS di Kota Tangerang yaitu BPRS Harta Insan Karimah
2. Untuk menganalisis pengaruh NPF secara parsial terhadap profitabilitas
(ROA) BPRS di Kota Tangerang yaitu BPRS Harta Insan Karimah
3. Untuk menganalisis pengaruh NOM secara parsial terhadap profitabilitas
(ROA) BPRS di Kota Tangerang yaitu BPRS Harta Insan Karimah
Berdasarkan konsep latar belakang, serta tujuan penelitian, maka
penelitian ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain:
1. Manfaat akademis
Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan, khususnya tentang
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) khususnya pada Kota Tangerang.
Selain penelitian ini berfungsi sebagai data inventaris untuk penelitian lain dengan
tema sejenis.
14
2. Manfaat praktis
Pada dasarnya manfaat penelitian ini lebih banyak tertuju pada bidang
praktis yakni dalam manajemen Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) untuk
dijadikan bahan evaluasi pertimbangan dalam menentukan langkah dan
perencanaan kinerja yang akan dicapai oleh manajemen BPRS juga sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil satu kebijakan.
E. Studi Penelitian Terdahulu
Titi dewi Warninda meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia priode
januari 2007 sampai maret 2012.16
Dengan menggunakan Eror Correction Model
(ECM) untuk menganalisis faktor-faktor internal maupun eksternal yang
berpengaruh terhadap profitabilitas di Indonesia baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. ROA merupakan variabel profitabilitas yang digunakan,
sedangkan variabel-variabel yang di uji antara lain Total pembiayaan (Total
Financing), Pembiayaan Murabahah (Mark Up Financing), Pembiayaan Bagi
Hasil (Equity Financing), Pembiayaan Bermasalah (Non Peforming Financing),
Dana Pihak Ketiga (Total Depositor Fund), Deposito Mudharabah (Mudharabah
Time Deposit), Tabungan Mudharabah (Mudharabah Time Deposit), Ukuran
Bank (Bank Size), Inflasi (Infation), Peredaran Uang (Money Suplay).
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Deposito Mudharabah
merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap profitabilitas BPRS di
Indonesia dalam jangka pendek dengan pengaruh yang negatif signifikan,
16
Titi Dwi Waminda, “Islamic Rural Bank Profitability : Evidance from Indonesia”,
Jurnal Of Islamic Economics, Banking and Finance, 2014, h.1-14
15
sedangkan NPF merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap profitabilitas
di indonesia dalam jangka panjang dengan pengaruh yang negatif signifikan.
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
(BPRS). Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada metode analisis
yang di gunakan dimana pada penelitian ini menggunakan analisi Regresi Linier
Berganda, periode penelitian dan variabel-variabel yang digunakan yaitu CAR,
FDR, BOPO, NPF.
Fasiha Kamal meneliti tentang Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di
Indonesia Pasca Kerisis Keuangan Global Tahun 2008.17
Dengan menggunakan
Regresi Linear Berganda untuk mengukur kinerja BPRS dengan profitabilitas.
ROA merupakan variabel profitabilitas yang digunakan, sedangkan variabel-
variabel yang di uji antara lain Financing to Deposit (FDR), Non Peforming
Financing (NPF), Capital Adequecy Ratio (CAR), Biaya Oprasional Terhadap
Pendapatan Oprasional (BOPO).
Hasil dari penelitian ini menunjukan variabel FDR, NPF, CAR, dan
BOPO berpengaruh ROA Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, sedangkan secara
Parsial menunjukan bahwa CAR berpengaruh terhadap ROA. FDR, NPF, dan
BOPO secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah.
17 Fasihah kamal “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Pasca Kerisis Keuangan 2008”, Jurnal
Muamalah, 2014 h.1-8
No. 2, 2016, h. 246-275
16
Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda, periode penelitian dan variabel-variabel yang digunakan yaitu
FDR, NPF dan NOM Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak
pada obyek penelitiannya.
Muhammad Yasir Yusuf dan Wan Sri Mahriana meneliti tentang Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah BPRS di Aceh.18
Dengan menggunakan Regresi Linear Berganda untuk
mengukur bagaimana pengaruh pembiayaan, dana pihak ketiga, financing to
deposit ratio dan non peforming financing secara parsial dan stimulan terhadap
tingkat profitabilitas BPRS di Aceh. ROA dan ROE merupakan variabel
profitabilitas yang digunakan Sedangkan variabel-variabel yang di uji antara lain,
Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga, Financing to Deposit Ratio (FDR), Non
Performing Finanxing (NPF).
Hasil dari penelitian ini menunjukan variabel pembiayaan tidak
berpengaruh terhadap return on equity (ROE), secara parsial variabel dana pihak
ketiga berpengaruh negatif terhadap return on equity, secara parsial variabel
financing to deposit ratio berpengaruh negatif terhadap return on equety, dan
secara parsial variabel non peforming financing tidak berpengaruh terhadap return
on equety.
Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda dan mengukur sejauh mana tingkat profitabilitas BPRS di suatu
daerah. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada BPRS
18 Muhammad Y. Yusuf dan Wan S. Mahriana, “Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Tingkat Profitabilitas Bank Pembiayan Rakyat Syariah (BPRS) Di Aceh”, IQTISHADIA, Vol. 9,
Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 – 86
17
nya karena yang bersangkutan meneliti tentang BPRS di kota Aceh sedangkan
pada penelitian ini meneliti BPRS yang ada di Kota Tangerang yaitu BPRS Harta
Insan Karimah.
Muh. Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe meneliti tentang
Pengaruh Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Dan
Bank Konvensional Di Indonesia.19
Dengan menggunakan model Regresi
Berganda untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat rasio kesehatan
bank terhadap Kinerja keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di
Indoneisa serta untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan
antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia. ROA
merupakan variabel profitabilitas yang digunakan sedangkan variabel-variabel
yang diuji antara lain BOPO, NOM, NPF, FDR, NIM, NPL dan LDR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh
signifikan terhadap ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah di Indonesia. CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA, NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA, LDR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Bank
Konvensional di Indonesia. Dan terdapat perbedaan Kinerja Keuangan antara
Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional di Indonesia.
19 Muh. Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe “Pengarug Rasio Kesehatan
Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensiona Di Indonesia”,
18
Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda dan variabel-variabel yang digunakan yaitu, FDR, NPF dan
NOM Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada obyek
penelitiannya.
Si Luh Anik Sri Agustini dan Gusti ayu Nyoman Budiasih meneliti
tentang Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Perkreditan Rakyat Di kabupaten Bandung.20
Dengan menggunakan regresi linear
berganda unruk melihat tren kasus pada industri Perbankan Nasional maupun
Internasional adalah pada aspek ROA suatu bank. Fungsi utama bank sebagai
lembaga resmi intermediasi dana membuat Bank menerima kepercayaan untuk
mengelola dan mengalokasikan kelebihan dana dari masyarakat, ROA merupakan
variabel profitabilitas yang digunakan sedangkan variabel-variabel yang diuji
antara lain CAR, LDR, dan NPL.
Hasil dari penelitian ini menunjukan pengaruh positif ditunjukan variabel
CAR terhadap ROA, rasio LDR berpengaruh positive terhadap ROA, dan rasio
NPL berpengaruh negatif terhadap profitabilitas ROA.
Persamaan dengan penelitian ini adalah menggunakan analisis Regresi
Linier Berganda, dan mengukur sejauh mana tingkat profitabilitas dengan
menggunakan ROA. Sedangkan perbedaannya adalah dari obyek penelitian dan
variabel independen karna yang bersangkutan menggunakan variabel CAR, LDR
dan NPL sedangkan dalam penelitian ini mengunakan FDR, NPF dan NOM.
20 Sri Luh Anik Sri Agustini dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih ”Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Kabupaten Bandung”, E-
Jurnal Akutansi, h.1-11
19
F. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan beberapa penelitian terdahulu yang telah
di bahas sebelumnya dapat di ajukan hipotesis untuk memperkirakan hasil dari
penelitian ini. Adapun hipotesis tersebut adalah:
1. Pengaruh NPF, FDR dan NOM secara bersama-sama terhadap ROA
H0 : NPF, FDR dan NOM secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap ROA
H1 : NPF, FDR dan NOM secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap ROA
2. Pengaruh NPF terhadap ROA
H0 : NPF tidak berpengaruh terhadap ROA
H1 : NPF berpengaruh signifikan terhadap ROA
3. Pengaruh FDR terhadap ROA
H0 : FDR tidak berpengaruh terhadap ROA
H1 : FDR berpengaruh signifikan terhadap ROA
4. Pengaruh NOM terhadap ROA
H0 : NOM tidak berpengaruh terhadap ROA
H1 : NOM berpengaruh signifikan terhadap ROA
G. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dari masalah yang telah di rumuskan beserta
pemecahannya pada penelitian ini akan di gambarkan sebagai berikut:
20
Gambar 1.2 kerangka pemikiran
Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS) di Kota
Tangerang (Harta Insan
Karimah)
NPF FDR NOM
ROA
Regresi Linear Berganda
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Miltikoliniearitas
4. Uji Autokorelasi
B. Uji Signifikasi
1. Uji F
2. Uji T
3. Uji Koefesien
Determinasi
Hasil dan
Kesimpulan
21
H. Teknis Penulisan
Teknis penulisan dalam skripsi ini menggunakan Buku Pedoman
Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, mafaat dan tujuan, studi penelitian terdahulu,
hipotesis, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tentang bank syariah, bank
pembiayaan rakyat syariah, dan profitabilitas
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan bank pembiayaan rakyat syariah di
Kota Tangerang, metode penelitian, variabel penelitian dan tekhnis
analisis data
BAB IV HASIL ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dijelaskan analisis statistik deskriptif, uji asumsi
kelasik, uji signifikasi, analisis regresi berganda, pembahasan
BAB V PENUTUP
Pada bab ini akan di jelaskan kesimpulan dan saran
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Syariah
1. Definisi Bank Syariah
Bank syariah terdiri atas dua kata, yaitu bank dan syariah. Kata bank
bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan
dari dua pihak, yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan
dana, kata syariah dalam versi bank syariah di Indonesia adalah aturan
perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak yang lain
untuk penyimpanan dana dan pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya
sesuai hukum islam.21
Bank syari’ah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.
Bank Islam atau bank syari’ah adalah bank yang beroperasi dengan tidak
mengandalkan pada bunga.22
Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga
adalah lembaga keuangan atau perbankan yang usaha pokoknya memberikan
kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran serta edaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syari’ah Islam. Berdasarkan
pengertian tersebut, Bank Islam berarti bank yang tata cara bermuamalat secara
Islami, yakni mengacu pada ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Atau dengan
kata lain, Bank Islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran
21 Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah. (Jakarta:Sinar Grafika,2008)h.1 22
Muhammad, Manajemen Bank Syari‟ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005) h.13.
23
serta peredaran uang yang pengoerasiannya disesuaikan dengan Syariat
Islam.23
Bank Syari’ah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi
memperlancar ekonomi di sektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha
(investasi, jual beli atau lainnya) yang berdasarkan prinsip syari’ah, yaitu
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
menyimpan dana atau pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lainnya yang
sesuai dengan nilai syari’ah, baik yang bersifat makro maupun mikro.24
Landasan Hukum
Pada dasarnya, pendirian Bank Syari’ah mempunyai tujuan yang utama.
Yang pertama yaitu menghindari riba dan yang kedua yaitu mengamalkan
prinsip-prinsip Syari’ah dalam perbankan. Di dalam Al-Qur’an, beberapa ayat
yang menyinggung tentang pelarangan riba, di antaranya QS. Ar-Rum: 39 yang
berbunyi:
Artinya: Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi
Allah dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
24
2008)h. 3.
23 Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia UII, 2004) h. 1. 24
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
25
mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang
yang melipatgandakan (pahalanya).
Selanjutnya, hadist yang terkait dengan pelarangan riba adalah salah
satunya:
“Rasulullah SAW melaknat orang yang memakan riba, orang yang
member makan riba, penulis dan saksi riba. Kemudian mereka bersabda:
mereka semua adalah sama”. (HR. Muslim).
2. Fungsi dan Peranan Bank Syariah
Bank syariah mempunyai fungsi secara umum meliputi:
a. Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dana nasaba
b. Mengelola investasi dari dana yang diperoleh
c. Penyedia transaksi keuangan
d. Pengelola zakat, infaq dan shadaqoh.25
Agar berhasil menjadi pendorong terwujudnya pembangunan ekonomi
nasional maka bank Syari’ah memiliki peranan sebagai perekat nasionalisme
yang berpihak pada ekonomi kerakyatan, beroperasi secara transparan,
berfungsi sebagai pendorong penurunan investasi spekulatif, pendorong
peningkatan efisiensi, mobilisasi dana masyarakat serta menjadi uswatun
hasanah bagi praktek usaha berlandaskan moral dan etika Islam.
3. Karakteristik Bank Syariah
Karakteristik bank Syari’ah dapat bersifat fleksibel, yang meliputi:
25
M. Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani
Pers, 2001) h. 40.
26
a. Keadilan, melarang riba tetapi menggunakan bagi hasil. Riba adalah
pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah
dalam Islam.26
b. Kemitraan, yaitu saling memberi manfaat. Posisi nasabah, investor,
pengguna dana dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra
usaha yang saling menguntungkan. dan bertanggung jawab di mana
tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
c. Universal, melarang transaksi yang bersifat tidak transparan (gharar).
Menghindari penggunaan sumber daya yang tidak efisien, dan terbuka
seluas-luasnya bagi masyarakat tanpa membedakan agama, suku, dan
ras.
4. Kegiatan Bank Syariah
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan maupun transaksi
perbankan lainnya. Transaksi yang dapat ditawarkan oleh bank berbeda
antara satu bank dan bank lainnya. Beberapa bank syariah menawarkan
semua produk perbankan, sebagian bank syariah hanya menawarkan
produk tertentu dan seterusnya, produk dan jasa bank syariah yang dapat
diberikan kepada masyarakat tergantung jenisnya.27
Dan perbankan
syariah berperan sebagai lembaga intermediasi keuangan antara unit-unit
ekonomi yang mempunyai kelebihan dana dengat unit lain yang
26 M. Syafi’i Antonio, Bank Syari‟ah: Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani
Pers, 2001) h. 37. 27
Ismail, perbankan syariah, (Jakarta:Kencana,2011),h.51.
28 Undang-undang no.21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah pasal 1 ayat 5
26
mengalami kekurangan dana. Karenanya untuk menjalani fungsi
intermediasi tersebut, lembaga perbankan syariah akan melakukan
kegiatan usaha berupa penghimpunan dana, penyaluran dana, serta
menyediakan berbagai jasa transaksi keuangan kepada masyarakat.
5. Jenis-jenis Bank Syariah
a. Bank Umum Syariah
Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.28
Adapun tugas dari bank umum berdasarkan pengertian diatas meliputi:
1) Pemberian kredit
2) Menghimpun dana yang berasal dari masyarakat berbentuk simpanan
3) Menerbitkan surat atas pengakuan hutang
4) Menjual, membeli dan juga menjamin resiko sendiri berdasarkan
kepentingan nasabah maupun perintah dari nasabahnya itu sendiri,
meliputi surat pengakuan hutang, surat-surat wasel sertifikat Bank
Indonesia, kertas perbendaharaan negara, obligasi, surat dagang yang
berjangka, beserta surat berharga yang lainnya.
5) Meminjamkan dan manjamin atau menetapkan dana, entah itu
memakai sarana telekomunikasi, memakai surat atau wesel.
6) Menerima pembayaran atas tagihan surat berharga
7) Menyediakan tempat penyimpanan surat berharga dan barang
8) Melakukan utang piutang
29 Undang-undang no.21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah pasal 1 ayat 6
27
9) Melakukan kegiatan valuta asing
10) Melakukan kegiatan dalam hal penyertaan modal bank maupun
perusahaan lain
11) Bertindak sebagai pengurus dan pendiri dana pensiun berdasarkan
peraturan undang-undang.
b. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran.29
Adapun tugas dari BPRS itu sendiri adalah:
1) Menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, deposito
berjangka ataupun lainnya yang serupa.
2) Menawarkan penempatan dana dan pembiayaan melalui perinsip
syariah, berdasarkan ketetapan dari Bank Indonesia
3) Menempatkan dananya berbentuk Sertifikat Bank Indonesia,
sertifikat deposito, tabungan bank lain, dan deposito berjangka.
Adapun larangan BPRS adalah sebagai berikut:
1) Melaksanakan usaha asuransi
2) Melaksanakan penyertaan modal
3) Melaksanakan aktivitas usaha berbentuk valuta asing
4) Menerima simpanan berbentuk giro
30 Undang-undang no.21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah pasal 1 ayat 7
28
5) Ikut serta mnjalankan lalu lintas pembayaran
c. Unit Usaha Syariah (UUS)
Unit Usaha Syariah adalah unit kerja dari kantor pusat Bank Umum
Konvensional yang berfungsi sebagaikantor induk dari kantor atau unit
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah, atau
unit kerja di kantor cabang dari suatu Bank yang berkedudukan di luar
negri yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah
dan unit Syariah30
Adapun tugas dari UUS adalah:
1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan akad
wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prisip
Syariah.
2) Menghimpun dana dalam bentuk Investasi berupa deposito,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
3) Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah,
akad musyarakah, atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah.
29
4) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad mudharabah, Akad
salam dan akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan Prinsip Syariah.
5) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah.
6) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa beli
dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan Prinsip Syariah.
7) Menyalurkan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah ,
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah
8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan berdasarkan
Prinsip Syariah.
9) Membeli dan menjual surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan
atas dasar transaksi nyata berdasarkan Prinsip Syariah, antara lain
seperti akad ijarah, musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah
atau hawalah.
10) Membeli surat berharga berdasarka Prinsip Syariah yang diterbitkan
oleh pemerintah dan/atau Bank Indonesia.
11) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antarpihak ketiga
berdasarkan Prinsip Syariah.
30
12) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan Prinsip Syariah.
13) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah berdasarkan Prinsip Syariah.
14) Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi berdasarkan
Prinsip Syariah.
15) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang perbankan
dan di bidang social sepanjang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.31
B. Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
1. Pengertian Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syari’ah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk
hukumnya dapat berupa: Perseroan Terbatas/PT, Koperasi atau Perusahaan
Daerah (pasal 2 PBI No. 6/17/PBI/2004). Undang-undang nomor 21 tahun
2008 menyebutkan Bank Pembiayan Rakyat Syariah (BPRS) yaitu bank
syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.32
Yang perlu diperhatikan dari ketentuan diatas adalah
kepanjangan dari BPR Syariah yang berupa Bank Perkreditan Syariah. Ini
31
Pipin Syarifin, Hukum Dagang di Indonesia, Cet.1, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2012) hlm. 370-371 32
Khotibul Umam, S.H.,LL.M. Trend pembentukan Bank Umum Syari‟ah Pasca
UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan Implementasi), Yogyakarta : BPFE
Yogayakrta, 2009, h. 41.
31
berarti semua peraturan perundang undangan yang menyebut BPR Syariah
dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah Harus dibaca dengan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).33
2. Tujuan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
Ada beberapa tujuan yang dikehendaki dari pendirian BPR Syari’ah di
dalam perekonomian, yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam, terutama masyarakat
golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di daerah
pedesaan.
b. Menambah lapangan kerja, terutama ditingkat kecamatan sehingga
dapat mengurangi arus urbanisasi.
c. Membina semangat ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi
dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita menuju kualitas
hidup yang memadai.34
d. Untuk mempercepat perputaran aktivitas perekonomian karena sektor
real akan bergairah.35
Dalam aktivitas operasional perbankannya berdasarkan UU No. 21
Tahun 2008, Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) dilarang.36
a. Melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
33 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syari‟ah Titik Temu Hukum Islam dan
Hukum Nasional, (Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2009) h. 7. 34
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah Deskripsi dan Ilustrasi
Cetakan Pertama, (Yogyakarta: EKONESIA, 2003) h. 85. 35
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP YKPN,
2002) h. 17. 36
Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syari‟ah Suatu Kajian Teoritis Praktis, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012) h. 200.
32
b. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas
pembayaran.
c. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali penukaran uang
asing dengan izin Bank Indonesia.
d. Melakukan kegiatan usaha perasuransian, kecuali sebagai agen
pemasaran produk asuransi Syari’ah.
e. Melakukan penyertaan modal, kecuali pada lembaga yang dibentuk
untuk menanggulangi kesulitan likuiditas Bank Pemiayaan Rakyat
Syari’ah.
f. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah diatur dalam
Undang-Undang.
3. Kegiatan Usaha Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Adapun kegiatan usaha dari BPR Syari’ah intinya hampir sama
dengan kegiatan dari Bank Umum Syari’ah, yaitu berupa penghimpunan
dana, penyaluran dana, dan kegiatan di bidang jasa. Yang membedakannya
adalah bahwa BPR Syari’ah tidak diperkenankan memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran, misalnya ikut dalam kegiatan kliring, inkaso, dan
menertibkan giro.37
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh BPR Syari’ah versi
Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah diatur
dalam Pasal 21, yaitu bahwa kegiatan usaha Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah meliputi:
37 Khotibul Umam, S.H.,LL.M. Trend pembentukan Bank Umum Syari‟ah Pasca
UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan Implementasi), Yogyakarta : BPFE
Yogayakrta, 2009, h. 41.
33
a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadi‟ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip Syari’ah; dan
2) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
1) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah.
2) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna‟.
3) Pembiayaan berdasarkan akad qardh.
4) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada
nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah
muntahiya bittamlik; dan
5) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.
c. Menempatkan dana pada Bank Syari’ah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad mudharabah
dan atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip Syari’ah.
d. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syari’ah yang ada di Bank Umum Syari’ah , Bank Umum
Konvensional dan UUS.
34
e. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syari’ah
lainnya yang sesuai dengan prinsip Syari’ah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia.
Kegiatan usaha BPR Syari’ah secara teknis operasional berkaitan
dengan produk-produknya mendasarkan pada Pasal 2 dan Pasal 3 PBI No.
9/19/PBI/2007 tentang pelaksanaan prinsip Syari’ah dalam kegiatan
penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank
Syari’ah sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/16/PBI/2008. Lebih
teknis lagi mengacu SEBINo.10/14/DPbS Jakarta, 17 Maret 2008 perihal
pelaksanaan prinsip dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran
dana serta pelayanan jasa Bank Syari’ah.
Perlu ditekankan disini bahwa setiap pihak dilarang melakukan
kegiatan penghimpunan dana dalam bentuk simpanan atau investasi
berdasarkan prinsip Syari’ah tanpa izin terlebih dahulu dari Bank
Indonesia, kecuali diatur dalam undang-undang lain. Dengan demikian
untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan sebagaimana dimaksud di atas
secara contrario dapat ditafsirkan harus ada izin terlebih dahulu dari Bank
Indonesia.38
4. Pembiayaan di Bank perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan defisit unit. Pengertian pembiayaan adalah pendanaan yang
38 Khotibul Umam, S.H.,LL.M. Trend pembentukan Bank Umum Syari‟ah Pasca
UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan Implementasi), Yogyakarta : BPFE
Yogayakrta, 2009, h.55.
35
diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi
yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan
kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan.39
Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa-beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
c. Transaksi jual-beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna.
d. Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh,
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multi jasa, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan atau bank
syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS) dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
Dalam pelaksanaan pembiayaan, Bank Syari’ah harus memenuhi:40
39 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP YKPN,
2002) h. 17. 40
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2002) h.16.
36
a. Aspek Syari’ah, berarti dalam setiap realisasi pembiayaan kepada para
nasabah Bank Syari’ah harus tetap berpedoman pada syariat Islam
(antara lain tidak mengandung unsure maisir, gharar, dan riba serta
usahanya harus halal).
b. Aspek ekonomi, berarti disamping mempertimbangkan hal-hal
Syari’ah, Bank Syari’ah tetap mempertimbangkan perolehan
keuntungan baik bagi bank Syari’ah maupun bagi nasabah bank
Syari’ah.
Tujuan Pembiayaan adalah sebagai berikut:41
a. Peningkatan ekonomi umat
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha
c. Meningkatkan produktifitas
d. Membuka lapangan kerja baru
e. Terjadi distribusi pendapatan
Secara garis besar, pembiayaan dibagi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
pembiayaan yang bersifat konsumtif, seperti pembiayaan untuk
pembiayaan rumah, kendaraan bermotor, pembiayaan pendidikan, dan
apapun yang sifatnya konsumtif.
b. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
pembiayaan sektor produktif, seperti pembiayaan modal kerja,
pembiayaan pembeliaan barang modal dan lainnya yang mempunyai
41
Sutan Remy syahdeini, Perbankan Syariah dan Kedudukannya Dalam Tata
HukumPerbankan Indonesia, (Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti, 2002) h. 20.
37
tujuan memberdayakan sektor real. Salah satu fungsi utama dari
perbankan adalah menyalurkan dana yang telah dihimpunnya kepada
masyarakat melalui pembiayaan kepada nasabah.
Jenis-jenis pembiayaan pada dasarnya dapat dikelompokan menurut
beberapa aspek, diantaranya:42
a. Pembiayaan menurut tujuan, yaitu :
1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang dimaksudkan
untuk mendapatkan modal dalam rangka pengembangan usaha.
2) Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan yang dimaksudkan untuk
melakukan investasi atau pengadaan barang konsumtif.
b. Pembiayaan menurut jangka waktu, yaitu :
1) Pembiayaan jangka pendek, pembiayaan yang dilakukan dengan
waktu 1 bulan sampai dengan 1 tahun.
2) Pembiayaan jangka waktu menengah, pembiayaan yang dilakukan
dengan waktu 1 tahun sampai dengan 5 tahun.
3) Pembiayaan jangka waktu panjang, pembiayaan yang dilakukan
dengan waktu lebih dari 5 tahun.
Jenis pembiayaan pada bank syariah akan diwujudkan dalam bentuk aktiva
produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu:
a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil. Untuk jenis pembiayaan
dengan prinsip ini meliputi:
1) Pembiayaan murabahah.
42
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP YKPN,
2002) h.22.
38
2) Pembiayaan musyarakah.
b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (piutang). Untuk jenis
pembiayaan dengan prinsip ini meliputi:
1) Pembiayaan murabahah.
2) Pembiayaan salam.
3) Pembiayaan istishna.
c. Pembiayaan dengan prinsip sewa. Untuk jenis pembiayaan dengan
prinsip ini meliputi:
1) Pembiayaan ijarah.
2) Pembiayaan ijarah muntahiya bittamlik/wa iqtina.
C. Rasio Keuangan
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu
perusahaan untuk melunasi semua kewajiban yang harus segera dipenuhi
(hutang jangka pendeknya).perusahaan yang mempunyai cukup
kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek disebut perusahaan
yang likuid sedangkan bila tidak disebut ilikuid. Rasio likuiditas suatu
perusahaan antara lain:
a. Current Ratio
Rasio ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar.
Current ratio memberikan informasi tentang kemampuan aktiva lancar
untuk menutup hutang lancar. Aktiva lancar meliputi kas, piutang
dagang, efek, persediaan, dan aktiva lainnya. Sedangkan hutang lancar
39
meliputi hutang dagang, hutang wasel, hutang bank, hutang gaji dan
hutang lainnya yang segera harus dibayar.43
Rumus current ratio
adalah:
Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,
semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka
pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1 atau 100% berarti bahwa aktiva
lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Jadi dikatakan sehat jika
rasionya berada di atas 1 atau diatas 100%. Artinya aktiva lancar harus
jauh di atas jumlah hutang lancar.
b. Quick Ratio
Quick ratio disebut juga acid test ratio,merupakan perimbangan
antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah
hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick
ratio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang
paling kecil tingkat likuiditasnya. Quick ratio memfokuskan
komponen-komponen aktiva lancar yang lebih likuid yaitu: kas, surat-
surat berharga, dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar atau
hutang jangka pendek. Rumusnya adalah:
43
Sutrisno, Manajemen Keuangan teori, konsep, dan aplikasi (Yogyakarta: Ekonisia
2001),h.251
40
Jika terjadi perbedaan yang sangat besar antara quick ratio dengan
current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan quick ratio
menurun, berarti terjadi investasi yang besar pada persediaan.
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini
semakin baik. Angka rasio ini tidak harus 100% atau 1:1. Walaupun
rasionya tidak mencapai 100% tapi mendekati 100% juga sudah
dikatakan sehat.
c. Cash Ratio
Rasio ini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa
segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud
adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan di bank dalam
bentuk rekening Koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah
harta lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali,
dapat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Negara yang menjadi
domisili perusahaan bersangkutan. Rumus untuk menghitung cash
ratio adalah:
Rasio ini menunjukkan porsi jumlah kas + setara kas
dibandingkan dengan total aktiva lancar. Semakin besar rasionya
semakin baik. Sama seperti Quick Ratio, tidak harus mencapai 100%.
41
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Perusahaan yang
mempunyai aktiva/kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-
hutangnya disebut perusahaan yang solvable, sedang yang tidak disebut
insolvable. Perusahaan yang solvabel belum tentu ilikuid , demikian juga
sebaliknya yang insolvable belum tentu ilikuid. Macam-macam rasio
keuangan berkaitan dengan rasio solvabilitas yang biasa digunakan adalah:
a. Total Debt to Total Assets Ratio
Rasio yang biasa disebut dengan rasio hutang (debt ratio) ini
mengukur prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Hutang
yang dimaksud adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan
baik yang berjangka pendek maupun yang berjangka panjang.
Kreditor lebih menyukai debt ratio yang rendah sebab tingkat
keamanan dananya menjadi semakin baik. Untuk mengukur besarnya
rasio hutang ini digunakan rumus:
Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh
aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable). Porsi hutang
terhadap aktiva harus lebih kecil.
42
b. Debt to Equity Ratio
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) adalah
imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit
dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya, besarnya
hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya tidak
terlalu tinggi. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Maksudnya,
semakin kecil porsi hutang terhadap modal, semakin aman.
Rumusnya:
3. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas atau profitabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mendapatkan laba
(Baca pula: pengertian dan analisis rasio profitabilitas). Perhatian
ditekankan pada rasio ini karena hal ini berkaitan erat dengan
kelangsungan hidup perusahaan. Ada beberapa ukuran rasio rentabilitas
yang dipakai, yakni:
a. Profit Margin
Rasio ini menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
bisa dilihat langsung pada analisis common size untuk laporan rugi
laba (baris paling akhir). Rasio ini bisa diintepretasikan juga sebagai
43
kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) di
perusahaan pada periode tertentu. Rasio profit margin bisa dihitung
sebagai berikut:
b. Gross Profit Margin
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba kotor
yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai
pada periode yang sama. Rasio ini mencerminkan atau
menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiahpenjualan.
Semakin besar rasionya berarti semakin baik kondisi keuangan
perusahaan. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan
laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya.
Dengan pengetahuan atas rasio ini dapat mengontrol pengeluaran
untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga perusahaan dapat
menikmati laba. Semakin besar rasionya semakin baik.
44
c. Net Profit Margin
Net Profit Margin atau Margin Laba Bersih digunakan untuk
mengukur rupiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah
penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi,
pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak.
Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
Tetapi jika rasionya rendah menunjukkan penjualan yang terlalu
rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi
untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi dari kedua hal
tersebut (Prastowo dan Juliaty, 2003:91). Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih yang dihasilkan
oleh setiap satu rupiah penjualan. Semakin tinggi rasionya semakin
baik, karena menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba
yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
d. Return On Investment (ROI)
Return On Investment merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup
investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur
45
rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT. Rasio ini dihitung
dengan rumus:
Rasio ini mengukur jumlah rupiah laba bersih (setelah pajak)
yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah investasi yang dikeluarkan.
Semakin besar rasionya semakin baik.
e. Retun On Asset (ROA)
Return on Aset (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas
bank karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih
mengutamakan profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang
dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat.44
Semakin
tinggi ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai bank, dan semakin baik pula posisi bank dari segi penggunaan
dan pemanfaatan aset. Tingginya nilai rasio ini mengindikasikan jika
profitabilitas yang dicapai bank dalam periode hitung rasio tersebut
tinggi.
Return on Aset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas
yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang
dimilikinya. Semakin tinggi ROA semakin baik, karena return
44 Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Pformance of Commercial
Banks, International Research Jurnal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013
46
semakin besar. Terdapat dua unsur penting dalam menghitung ROA
yaitu:
1) Earning Before tax (EBT) adalah laba perusahaan (bank)
sebelum dikurangi pajak.
2) Total aset,merupakan total aktiva yang dimiliki bank yang
terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap.
Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:
4. Rasio Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan
mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam
padaaktiva-aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila
ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. Beberapa rasio
aktivitas yang digunakan adalah:
a. Perputaran Piutang
Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang
dan efisiensi perusahaan dalam pengumpulan piutang dan kebijakan
kreditnya. Rasio ini biasanya digunakan dalam hubungan dengan
analisis terhadap modal kerja, karena memberi ukuran seberapa
47
cepat piutang perusahaan berputar menjadi kas. Angka jumlah hari
piutang, menggambarkan lamanya suat u piutang bisa ditagih
(jangka waktu pelunasan). Semakin lama jangka waktu
pelunasannya,semakin besar pula resiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus:
b. Perputaran Persediaan
Seperti halnya perputaran piutang, rasio ini juga
menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara
mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual
persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin
tingginya persediaan berputar dalam satu tahun. Hal ini menandakan
efektivitas manajemen persediaaan. Sebaliknya, jika perputaran
persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas persediaan
kurang efektif. Rumus perhitungannya adalah:
c. Perputaran Aktiva Tetap
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
48
perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh mana efektivitas
perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini
berarti semakin efektif proporsi aktiva tetap tersebut. Pada beberapa
industri seperti industri yang mempunyai proporsi aktiva tetap yang
tinggi, rasio ini cukup penting diperhatikan. Sedangkan pada
beberapa industri yang lain seperti industri jasa yang mempunyai
proporsi aktiva tetap yang kecil, rasio ini barangkali tidak begitu
penting untuk diperhatikan. Perputaran aktiva tetap dapat dihitung
dengan rumus:
d. Perputaran Total Aktiva
Rasio yang terakhir untuk komponen rasio aktivitas adalah rasio
perputaran total aktiva. Sama seperti halnya rasio perputaran aktiva
tetap, rasio ini menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio
yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik,
sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen
mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi atau
modalnya. Rasio perputaran total aktiva menggunakan rumus:
49
D. Variabel Dependent
Return on Aset (ROA) digunakan untuk mengukur profitabilitas bank
karena OJK sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan
profitabilitas suatu bank diukur dengan aset yang dananya sebagian besar
berasal dari simpanan masyarakat.45
Semakin tinggi ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik
pula posisi bank dari segi penggunaan dan pemanfaatan aset. Tingginya nilai
rasio ini mengindikasikan jika profitabilitas yang dicapai bank dalam periode
hitung rasio tersebut tinggi.
Return on Aset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang
digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. Semakin
tinggi ROA semakin baik, karena return semakin besar. Terdapat dua unsur
penting dalam menghitung ROA yaitu:
1. Earning Before tax (EBT) adalah laba perusahaan (bank) sebelum
dikurangi pajak.
2. Total aset,merupakan total aktiva yang dimiliki bank yang terdiri dari
aktiva lancar dan aktiva tetap.
Secara matematis ROA dirumuskan sebagai berikut:
45 Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Pformance of Commercial
Banks, International Research Jurnal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013
50
E. Variabel Independent
Non peforming Financing (NPF) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah
yang dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.
Kredit dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dan
tidak termasuk kredit kepada bank lain. Sedangkan kredit bermasalah adalah
kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet.46
Agar kinerja
bank meningkat, maka setiap bank harus menjaga NPF nya dibawah 5%. Hal
ini sejalan dengan ketentuan bank indonesia.
Besarnya nilai NPF suatu bank dihitung dengan rumus:
Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya, yaitu dengan cara membagi jumlah kredit yang
diberikan oleh bank terhadap dana pihak ketiga. Semakin tinggi FDR maka
semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak ketiga. Dengan penyaluran dana
pihak ketiga yang besar maka pendapatan bank (ROA) akan semakin meningkat,
sehingga FDR berpengaruh positif terhadap ROA.47
46 Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Pformance of Commercial
Banks, International Research Jurnal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013 47
Naser Ali Yadollahzadeh, The Effect of Liquidity Risk on Pformance of Commercial Banks, International Research Jurnal of Applied and Basic Sciences, Iran, 2013
51
Besarnya nilai FDR suatu bank dihitung dengan rumus:
Net Operating Margin merupakan rasio utama Rentabilitas pada
bank untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan
laba.48
Net Operating Margin juga dapat diartikan rasio rentabilitas untuk
mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui
perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata
aktiva produktif.49
Net Operating Margin dapat dilihat dari dua perspektif. Jika dilihat
dari perspektif pertama yaitu dari sisi sifat kompetitif bank dan sisi
rentabilitas, margin yang kecil mengindikasi sistem perbankan yang
kompetitif dengan biaya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas
margin yang tinggi menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan ini
dilatarbelakangi bank yang yang dapat menambahkan margin yang tinggi ke
dalam rentabilitas dan modal sehingga dapat melindungi dari resiko. Namun
jika dilihat dari perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang
lebih tinggi biasanya mengindikasi rendahnya efisiensi sektor perbankan,
ditandai dengan biaya yang tinggi karena ketidakefisienan perbankan dengan
rendahnya investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi. Tingginya margin juga
48 Bank Indonesia, Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan Penilaian
Tingkat Kesehatan 49
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan perbankan Syariah, (Banten:UIN
Jakarta Press,2013),h.101
52
dapat mengindikasikan tingginya risiko karena kebijakan yang tidak tepat
dari sektor perbankan.50
Pada dasarnya, NOM yang merupakan variabel independen pada
penelitian ini juga merupakan rasio profitabilitas, sama halnya seperti Return
On Asset (ROA). Namun, terdapat beberaapa perbedaan yang mendasar
diantara keduanya. Return On Asset (ROA) merupakan indikator pendapatan
atau laba dari bank yang diukur berdasarkan total keseluruhan aset, yang
mana hanya mengindikasikan besar pendapatan bank itu sendiri. Sedangkan
Net Operating Margin (NOM) selain sebagai indikator profitabilitas, juga
mengindikasikan hal lainnya.
Pertama, Net Operating Margin merupakan indikator dari kemampuan
bank dalam menghasilkan laba sesuai dengan pemanfaatan aktiva
produktifnya yang mayoritas pada umumnya berbentuk pembiayaan51
. Jadi,
NOM memiliki fungsi sebagai indikator mengukur kinerja aktiva produktif
yang merupakan sumber penghasilan utama bank seperti pembiayaan.
Peningkatan penyaluran pembiayaan membuat pendapatan bank meningkat.
Kedua, NOM dapat dilihat dari dua perspektif. Jika dilihat dari
perspektif pertama yaitu dari sisi sifat kompetitif bank dan sisi rentabilitas,
margin yang kecil mengindikasi sistem perbankan yang kompetitif dengan
biaya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas margin yang tinggi
menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan ini dilatarbelakangi bank
50
Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum Syariah”,(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang,2013),h.26.
51 Muh. Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe “Pengarug Rasio Kesehatan
Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensiona Di Indonesia”,
Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 – 86
53
yang yang dapat menambahkan margin yang tinggi ke dalam rentabilitas dan
modal sehingga dapat melindungi dari resiko. Namun jika dilihat dari
perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang lebih tinggi
biasanya mengindikasi rendahnya efisiensi sektor perbankan, ditandai dengan
biaya yang tinggi karena ketidakefisienan perbankan dengan rendahnya
investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi. Tingginya margin juga dapat
mengindikasikan tingginya risiko karena kebijakan yang tidak tepat dari
sektor perbankan.52
Dengan demikian, meski NOM dan ROA serupa, akan tetapi tak
sama dimana fungsi NOM memberikan beberapa indikator seperti kinerja
aktiva produktif dan efisiensi risiko, menjadi alasan penulis untuk
menggunakan rasio ini sebagai salah satu variable independen.
Rumus menghitung NOM sebagai berikut:53
( )
Kriteria Penilaian NOM:
Peringkat 1 : NOM > 3% : Tinggi
Peringkat 2 : 2% < NOM ≤ 3% : Cukup Tinggi
Peringkat 3 : 1,5% < NOM ≤ 2% : Rendah
Peringkat 4 : 1% < NOM ≤ 1,5% : Cukup Rendah
Peringkat 5 : NOM ≤ 1% : Sangat Rendah
52 Mufti Nur Cahyo, “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank Umum
Syariah”,(Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro Semarang,2013),h.26. 53
Dwi Nur’aini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan perbankan Syariah, (Banten:UIN
Jakarta Press,2013),h.101
54
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK DAN METODE PENELITIAN
A. Profil Kota Tangerang54
Secara geografis, Kota Tangerang berbatasan langsung dengan Kabupaten
Tangerang di sebelah utara dan barat, Provinsi DKI Jakarta di sebelah timur, dan
Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan. Luas wilayah Kota Tangerang tercatat
sebesar 164,55 km2 atau sekitar 1,59 persen dari luas Provinsi Banten dan
merupakan wilayah yang terkecil kedua setelah Kota Tangerang Selatan. Jarak
antara Kota Tangerang dengan Kota Serang sebagai ibukota Provinsi Banten
tercatat sekitar 65 km.
Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13
kecamatan, yaitu Ciledug (8,769 Km2), Larangan (9,611 Km2), Karang Tengah
(10,474Km2), Cipondoh ((17,91 Km2), Pinang (21,59 Km2), Tangerang (15,785
Km2), Karawaci (13,475 Km2), Jatiuwung (14,406 Km2), Cibodas (9,611 Km2),
Periuk (9,543 Km2), Batuceper (11,583 Km2), Neglasari (16,077 Km2), dan
Benda (5,919 Km2), serta meliputi 104 kelurahan dengan 981 rukun warga (RW)
dan 4.900 rukun tetangga (RT). Kemudian secara kependudukan Berdasarkan
hasil proyeksi penduduk dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk Kota
Tangerang sebanyak 1.999.894 orang, yang terdiri atas 1.021.298 laki-laki dan
978.596 perempuan.
Di sektor perbankan dan pembiayaan menjadi salah satu pusat aktivitas
kegiatan ekonomi di Kota Tangerang. Keberadaan perbankan dan pembiayaan
54
Profil Kota Tangerang (http://www.tangerangkota.bps.go.id) diakses pada 24
November 2016.
55
sangat penting untuk mendorong roda perekonomian bagi masyarakat. Pada
tahun 2014 di Kota tangerang tercatat sebanyak 426 jumlah kantor Bank Umum
menurut Status Kepemilikan yang di bagi menjadi Kantor cabang sebanyak 31
buah, kantor pembantu sebanyak 243 buah dan kantor kas sebanyak 152 buah.
Sedangkan posisi pembiayaan perbankan syariah di Kota Tangerang dari tahun
2012-2014 dari data statistik BPS terus terjadi peningkatan yang sangat
signifikan.
Tabel 3.1 Pembiayaan Sektor Ekonomi di Kota Tangerang
Dalam Jutaan Rupiah
Jenis pembiayaan 2012 2013 2014
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Listrik, gas dan air
Kontruksi
Perdagangan,
Restoran, Hotel
Pengangkutan,
Pergudangan,
Komunikasi
Jasa-jasa Dunia
Usaha
Jasa-jasa sosial
Lainnya
Jumlah
3.310 61.974 3.221,01
8.968 51.695 66.446.09
193.893 259.194 223.538,21
0 0 278,97
19.435 42.143 98.581,53
8.263 17.145 214.827,66
8.330 1.267 35.670,81
885.563 874.421 291.990,08
163.280 228.685 285.329,19
688.663 790.897 1.337.467,89
1.979.621 2.327.421 2.567,44
56
B. BPRS Harta Insan Karimah55
1. Sejarah Pendirian
PT BPRS Harta Insan Karimah didirikan pada tanggal 8 September
1993, berpengalaman selama lebih dari 20 tahun di dunia perbankan syariah.
Perseroan telah meletakkan pondasi yang kuat untuk menjaga pertumbuhan
kinerja yang sehat dan berkesinambungan melalui pengembangan sektor
pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian (prudental banking) yang
berorientasi kepada pelayanan cepat dan islami.
2. Visi dan misi
BPRS Harta Insan Karimah memiliki visi: “Terwujudnya Bank
Syariah yang Unggul dan Terpercaya”. Dan memiliki yang ingin dicapai yaitu
sebagai berikut:
a. Menjalankan usaha perbankan yang sehat dan amanah
b. Memberikan pelayanan yang baik dan Islami
c. Berperan aktif dalam pengembangan dunia usaha dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat
d. Menjalankan misi dakwah yang rahmatan lil alamin
2016.
55 Profil BPRS Harta Insan Karimah (http://www.hik.co.id) diakses pada 24 November
57
3. Produk dan layanan
a. Produk Penghimpunan Dana
1) Deposito iB Hasanah, yaitu investasi berjangka waktu tertentu
dengan mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah
dengan akad mudharabah dan berasuransi syariah.
2) Tabungan
a) Tabungan IB KarimahTabungan yang diperuntukkan bagi nasabah
perorangan yang dicover dengan asuransi syariah dan setorannya
dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter HIK
b) Tabungan IB Qurban
Tabungan yang dirancang bagi nasabah yang berniat untuk
melaksanakan ibadah qurban secara teratur setiap tahun. Yang
penarikan dananya hanya dapat dilakukan setahun sekali saat akan
melaksanakan ibadah qurban.
c) Tabungan IB Pelajar
Tabungan yang dirancang khusus orang tua yang akan membiasakan
dan mengajarkan anaknya untuk menabung, dana tersebut dapat
digunakan untuk biaya sekolah si anak. Yang penarikan dananya
hanya dapat dilakukan pada saat anak masuk sekolah.
d) Tabungan IB haji
Tabungan yang dirancang khusus bagi nasabah yang berniat untuk
bernagkat menunaikan haji yang penarikan dananya hanya dapat
dilakukan pada saat akan melaksanakan ibadah haji.
58
e) Tabungan IB Lembaga islam
Tabungan yang dirancang khusus untuk nasabah berbadan hukum,
perusahaan, yayasan dan lebaga Islam lainnya yang penarikannya
dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di konter HIK atau
ditempat Nasabah.
Fitur & Biaya Tabungan iB Lembaga Islam :
b. Produk Pembiayaan
1. Pembiayaan modal usaha
Diperuntukan bagi nasabah yang sudah memiliki usaha dan sudah
berjalan minimal satu tahun dengan memberikan tambahan modal.
Seperti kebutuhan modal ketika menjelang lebaran, ketika mendapat
proyek dengan SPK/PO, atau kebutuhan lain ketika permodalan anda
perlu ditambah
2. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan yang sifatnya investasi seperti pembelian kendaraan,
pembelian mesin, pembelian tanah/bangunan atau investasi lain yang
menunjang usaha dan keperluan lainnya.
3. Pembiayaan konsumtif
Pembiayaan untuk hal-hal mulai dari barang-barang elektronik
sampai kebutuhan renovasi tempat tinggal.
59
4. Kinerja BPRS Harta Insan Karimah
500000000
400000000
300000000
200000000
100000000
0
2011 2012 2013 2014 2015
aset dpk
pembiayaan
aset 2.32E+08 2.91E+08 3.66E+08 4.4E+08 4.74E+08
dpk 1.83E+08 2.25E+08 2.87E+08 3.48E+08 3.86E+08
pembiayaan 2.12E+08 2.68E+08 3.18E+08 3.75E+08 4.12E+08
Gambar 3.1 pertumbuhan aset, dpk, dan bprs Harta Insan Karimah
Kinerja keuangan bprs Musyarakah Ummat Indonesia dalam lima
tahun terakhir dapat dilihat dari gambar 3.2. Aset BPRS Harta Insan
karimah selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2011
aset sebesar Rp. 473 miliar dan pada tahun 2012 sebesar Rp. 290 miliar
di tahun 2013 sebesar RP. 365 miliar sedangakan di tahun 2014 sebesar
Rp. 440 miliar dan di tahun kelima yaitu 2015 sebesar Rp. 473 miliar.
Hal yang sama juga terjadi pada DPK yang mengalami
pertumbuhan yang selalu mengalami kenaikan pada tiap tahunnya. Pada
tahun 2011 total DPK sebesar Rp. 183 miliar dan pada tahun 2012
sebesar Rp. 225 miliar di tahun 2013 sebesar Rp 286 miliar sedangkan di
tahun 2014 sebesar Rp.347 miliar dan di tahun kelima yaitu Rp. 385
miliar.
Terakhir pertumbuhan yang selalu mengalami kenaikan juga
terjadi pada pembiayaan yang disalurkan BPRS Harta Insan Karimah.
Pada tahun 2011 total pembiayaan yang disalurkan Rp. 211 miliar dan
60
pada tahun 2012 sebesar Rp. 268 miliar di tahun 2013 sebesar Rp. 317
miliar sedangkan di tahun 2014 sebesar Rp 374 miliar dan di tahun
kelima yaitu Rp. 412 miliar.
Tabel 3.2 Rasio Keuangan BPRS Harta Insan Karimah
Tahun Return On Aset (ROA) Non Peforma Financing (NPF)
2011
2012
2013
2014
2015
5% 3,24%
4% 3,58% 4% 3,62% 4% 3,11% 3% 4,94%
Dari tabel diatas Kemampuan BPRS Harta Insan karimah menghasilkan
keuntungan dapat dilihat dari nilai Return On Aset (ROA). Dalam lima
tahun terakhir mengalami penurunan. Selain itu kinerja BPRS Harta
Insan karimah dalam mengelola resiko dapat dilihat dari nilai Non
Peforming Financing (NPF) yang menggambarkan pembiayaan
bermasalah. Dalam lima tahun terakhir mengalami kenaikan kecuali
ditahun 2014 mengalami penurunan sebarar 3, 11%.
C. Metode penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif. Kuantitatif
adalah metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan kegiatan prosedur statistik.56
56
Muhammad Nadratuzzaman Hosen dan Shofaun Nada, Pengukur Tingkat Kesehatan
dan Financial distress Bank Umum Syariah, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013, h.2016
61
2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, dan telah dipublikasikan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Data yang akan digunakan adalah
data kuartil dari kuartil 2 tahun 2011 sampai kuartil 3 tahun 2016. Jenis
data yang akan digunakan adalah data Return On Asset (ROA),
Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Peforming Financing (NPF), dan
Non Oprating Margin (NOM).
3. Teknik Pengumpulan Data
Populasi pada penelitian ini adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
yang ada di Kota Tangerang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
metode purposive sampling, dengan kriteria sebagai berikut;
a. Data Otoritas Jasa Keuangan yang telah di publikasikan
b. Data tersedia berturut dari kuartal 2 tahun 2011 hingga kuartal 3
tahun 2016
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel terkait atau variabel dependen pada penelitian ini adalah:
Y1 : Profitabilitas dengan menggunakan data rasio Return On Asset
(ROA)
2. Variabel Independent
Variabel bebas atau Variabel independent pada penelitian ini adalah:
X1 : financing to Deposit Ratio (FDR)
62
X2 : Non Peforme Financing (NPF)
X3 : Net Oprating Margin (NOM)
E. Teknik Analisis Data
1. Uji asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji f mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua
cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.57
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak adalah
dengan analisis Grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot
yang dibandingkan distribusi kumulatif dari ditribusi normal. Distribusi
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plot data akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya.
57 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Ultivariate Dengan Program SPSS, Edisi Keempat,
Universitas Diponogoro, Semarang, 2009, h.19
63
Selain itu, untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau
tidak adalah dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. 58
Rasio skewness adalah nilai skeness dibagi dengan standard eror
dkewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan
standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan
skewness berada diantara -2 hingga +2, maka distribusi data adalah
normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokedisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari resedual satu pengamatan
yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas.59
Uji yang digunakan untuk menditeksi ada tidaknya
heterokdastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya
adalah dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (variabel
devenden) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, dimana sumbu Y
adalah Y yang telah di prediksi dan sumbu X adalah residualnya (Y
prediksi – Y sesungguhnya). Jika ada pola tertentu yang teratur
(bergelombang, mlebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan
telah terjadi heterokedastisitas.jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
2000)h.53
2000)h.53
58 Santoso, Buku Latihan Statistik Prametrik, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,
59
Santoso, Buku Latihan Statistik Prametrik, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,
64
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel
independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen.60
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam regresi
ada beberapa cara, yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Apabila tidak terdapat variabel bebas yang
memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka
dapat disimpulkan tidak ada multikolonieritas antara variabel bebas
dalam regresi.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
liniear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada prode t dengan
kesalahan pengganggu pada priode t – 1 (sebelumnya) untuk menguji
ada tidaknya autokorelasi, dalam penelitian ini menggunakan uji
Durbin-Waton (DW test).
2000)h.53
60 Santoso, Buku Latihan Statistik Prametrik, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,
65
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:61
Tabel 3.3
Tabel Keputusan Uji Autokorelasi
Hipotesi nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif No descision dL< d < dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No descision 4 – dU < d < - dL
Tidak ada autokorelasi positif
dan negatif
Tidak ditolak dU < d < 4 - dU
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh
atau hubungan variabel-variabel independen dengan variabel dependen,
yaitu pengaruh NPF, FDR dan NOM terhadap ROA. Hubungan-hubungan
variabel tersebut dapat di formulasikan sebagai berikut:
Y = f (X1, X2, X3, e)
Sedangkan untuk model regresi linear berganda dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Atau
61Ibid
66
Kemudian pada model ini digunakan logaritma natural yang
bertujuan untuk menghindari terjadinya data outlier. Dengan menggunakan
logaritma natural (Ln), lebih nyata formulasinya dapat dibentuk sebagai
berikut:
Dimana:
LnROA = Return On Asset
α = Konstanta
β = Koefesien regresi variabel independen
LnNPF = Net Peforming Financing
LnFDR = Financing to Deposit Ratio
LnNOM = Net Operation Margin
e = Error trems (residual)
a. Uji Stimulan (Uji F)
Uji f dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen
yang digunakan untuk model penelitian mempunyai pengaruh secara
stimulan terhadap variabel dependen, cara pengujiannya:
Membandingkan antara F hitung dan F tabel:
a) Bila F hitung < F tabel : maka variabel independen secara stimulan
tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
b) Bila F htung > F tabel : maka variabel independen secara stimulan
berpengaruh terhadap variabel dependen.
67
b. Uji parsial (Uji T)
Uji T dilakukan pada pengujian hipotesis secara parsial, untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial
terhadap variabel dependen.
a) Bila T hitung < T tabel : maka variabel independen secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
b) Bila T hitung > T tabel : maka variabel independen secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi (RA) pada initinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefesien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjalankan variasi
variabel dependen amat terbatas.62
Nilai yang mendekati 1 (satu) bersrti
vsrisbel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
2000)h.17 62 Santoso, Buku Latihan Statistik Prametrik, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,
68
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.1 Statistik Deskrptif Rasio Keuangan
BPRS Harta Insan Karimah
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
ROA
FDR
NPF
NOM
Valid N (listwise)
22
22
22
22
22
,92
3,11
86,35
,97
4,20
28,28
428,99
4,34
2,2791
5,2732
124,7368
2,3427
,98724
5,28092
68,41004
1,01911
Analisis Deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan dari
variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini. Dari tabel di atas, rata-rata
dari nilai ROA (Return On Asset) yang menggambarkan tingkat profitabilitas dari
BPRS Harta Insan Karimah adalah sebesar 2,28% dengan nilai terendah sebesar
0,92% dan nilai tertinggi 4,20%. Rata-rata dari nilai FDR (Financing to Deposit
Ratio) yang menggambarkan tingkat kemampuan BPRS Harta Insan Karimah
dalam menyalurkan pembiayaan adalah sebesar 5,28% dengan nilai terendah
sebesar 3,11% dan nilai tertinggi sebesar 28,28%.
Selanjutnya rata-rata dari nilai NPF (Non Peforming Financing) yang
menggambarkan tingkat kredit macet di BPRS Harta Insan Karimah adalah
sebesar 124,74% dengan nilai terendah sebesar 86,35% dan nilai tertinggi sebesar
428,99%. Sedangkan rata-rata dari nilai NOM (Net Oprating Margin) yang
menggambarkan BPRS Harta Insan Karimah dalam mengetahui kemampuan
69
aktiva produktif dalam menghasilkan laba adalah sebesar 2,35% dengan nilai
terendah sebesar 0,97% dan nilai tertinggi sebesar 4,34%.
B. Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk melihat atau menguji apakah data-
data pada variabel dependet maupun independent terdistribusi normal atau
tidak. Data yang baik adalah data yang terditribusi normal. Pada penelitian
ini, untuk menguji apakah data penelitian berditribusi normal atau tidak,
menggunakan beberapa metode.
Tabel 4.2 Uji Kolmogrov-Smirnov BPRS Harta Insan Karimah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
22
.0000000
.02733165
.177
.177
-.114
.831
.495
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Metode yang pertama adalah uji Kolmogrov-Smirnov. Pada uji ini
data berdistibusi normal apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 (5%).
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-
tailed) adalah sebesar 0,495, Artinya nilai signifikansi lebih besar dari 0,05
70
(0,495 > 0,05). Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa data pada
penelitian ini berdistribusi normal.
Metode yang kedua adalah uji normal probability plot. Metode ini
melihat distribusi data berdasarkan penyebaran data pada diagonal grafik
Normal P-P Plot of regression standardized residual. Data dikatakan
berdistribusi normal apabila penyebaran data pada grafik menyebar
disekitar garis dan mengikuti garis diagonal. Pada gambar di bawah dapat
dilihat bahwa data (titik-titik) pada grafik dibawah menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Dari hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa data berditribusi normal.
Gambar 4.1 Normal P Plot BPRS Harta Insan Karimah
71
2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi pada model regresi adalah korelasi antar anggota
sampel yang diurutkan berdasarkan waktu saling berkorelasi. Untuk
mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan
dengan melakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (Uji DW)
dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 4.3 Ketentuan Uji Durbin Watson BPRS Harta Insan Karimah
Hipotesis nol Keputusan Jika
tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – dU ≤ d ≤ 4 - dL
Tidak ada autokorelasi positif
dan negatif
Tidak ditolak dU < d < 4 - dU
Dari tabel di atas data dapat dikatakan bebas dari masalah auto
korelasi apabila nilai Durbin Watson terletak antara dU dan 4 – dU. Pada
penelitian ini hasil dari uji Durbin Watson dapat di lihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.4 Uji Durbin Watson BPRS Harta Insan Karimah
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .998a
.997
.996
.02952
2.303
a. Predictors: (Constant), LnNOM, LnNPF, LnFDR
72
b. Dependent Variable: LnROA
Berdasarkan tabel diatas nilai Durbin Watson (DW) adalah
sebesar 2,303. Dan sesuai dengan jumlah data (N = 22) dan jumlah
variabel independent (k = 3) maka nilai dL = 0,832 dan nilai dU sebesar
1,407. Dengan demikian menghasilkan 4 – dL 3.168 dan nilai 4 – dU
sebesar 2.593. berdasarkan nilai tersebut, nilai Durbin Watson terletak
antara nilai dU dan 4 – dU (0,832 < 2,303 < 2,593 ) sehingga
menghasilkan kesimpulan tidak terjadi korelasi positif dan korelasi
negatif pada variabel-variabel dalam penelitian ini.
3. Uji Multikorenialitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah model
regresi terdapat adanya korelasi antar variabel-variabel bebas (variabel
independen). Metode uji multikolinearitas yang di gunakan pada
penelitian ini adalah Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila tidak terdapat variabel bebas yang memiliki nilai Tolerence
kurang dari 0,10 atau VIF lebih dari 10, maka dapat disimpulkan tidak
ada multikolonieritas antara variabel bebas dalam regresi.
Tabel 4.5 Uji Multikolonieritas BPRS Harta Insan Karimah
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1 (Constant)
LnFDR
LnNPF
LnNOM
.331
3.025
.347
2.880
.916
1.091
a. Dependent Variable: LnROA
73
Berdasarkan tabel di atas variabel Financing to Deposit Ratio
(FDR), Non Peforming Financing (NPF), Net Operating Margin (NOM)
di BPRS Harta Insan Karimah memiliki nilai Tolerance yang lebih dari 0,1
dan memiliki nilai Variance Inflation Factor yang lebih kecil dari 10. Jadi
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas pada variabel
independen pada penelitian ini.
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatanlain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan
apabila variance tidak konstan atau berubah ubah disebut juga
heterokedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji adanya
heterokedastisitas adalah dengan melihat scatterplot. Jika tidak terdapat
pola tertentu (bergelombang, melebar, menyempit) pada scatterplot maka
model ini dinyatakan terkena heterokedastisitas.
74
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas BPRS Harta Insan Karimah
Dari tabel di atas terlihat bahwa tidak ada pola tertentu
(bergelombang, melebar dan menyempit) yang terbentuk pada scatterplot.
Maka dinyatakan tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel-variabel
penelitian ini.
C. Analisis Model Regresi Berganda
Tabel 4.6 Model Regresi Berganda BPRS Harta Insan Karimah
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constan
t)
LnFDR
LnNPF
LnNOM
-.159
.146
-1.083
.293
.058
.023
.060
2.542
.020
.006
.036
.004
.154
.879
1.022
.014
1.011
70.785
.000
a. Dependent Variable: LnROA
75
Dari gambar di atas dapat diperoleh regresi linear berganda sebagai
berikut:
Dari persamaan di atas dapatdijelaskan analisis hubungan antara variabel
dependen dan independen sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar -0,159 yang artinya jika variabel FDR (X1), NPF (X2),
NOM (X3) konstan, maka nilai ROA BPRS Harta Insan Karimah tingkat
profitabilitas -0,159.
2. Koefesien FDR bernilai 0,058 bahwa setiap peningkatan FDR 1% maka
akan meningkatkan profitabilitas BPRS Harta Insan Karimah sebesar
0,058 dengan asumsi variabel independen (NPF dan NOM konstan).
3. Koefesien NPF bernilai 0,006 bahwa setiap peningkatan NPF 1% maka
akan meningkatkan profitabilitas Harta Insan Karimah sebesar 0,006
dengan asumsi variabel independen lainnya (FDR dan NOM) konstan.
4. Koefesien NOM bernilai 1,022 bahwa setiap peningkatan NOM 1% maka
akan meningkatkan profitabilitas Harta Insan Karimah sebesar 1,022
dengan asumsi variabel independen lainnya (NPF dan FDR) konstan.
D. Uji Signifikansi
1. Uji Koefesien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan dengan tujuan untuk mengukur
kemampuan dari model atau variabel-variabel independen dalam
menjelaskan, menerangkan dan menggambarkan variasi variabel
dependen. Koefesien determinasi dilambangkan dengan R2
(R Square)
76
dengan nilai antara 0 – 1. Nilai R2
yang besar menandakan bahwa
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen sangat besar. Namun sebaliknya jika nilai R2
kecil
maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen juga kecil atau terbatas. Metode yang digunakan untuk
mengukur R2
dalam penelitian ini adalah dengan Adjust R Square.
Tabel 4.7 Koefesien Determinasi BPRS Harta Insan Karimah
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .998a
.997
.996
.02952
a. Predictors: (Constant), LnNOM, LnNPF, LnFDR
b. Dependent Variable: LnROA
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai Adjust R Square sebesar
0,996. Hal ini menunjukan bahwa variasi variabel independen yang
digunakan dalam model ini (FDR, NPF, NOM) mampu menjelaskan dan
menggambarkan variasi variabel dependen (ROA) sebesar 99,6%,
sedangkan sisanya sebesar 0,4% dijelaskan oleh faktor lain diluar model.
2. Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen (NPF, FDR, NOM) secara bersama-sama (simultan) terhadap
variabel dependen (ROA) pada BPRS Harta Insan Karimah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai probability tabel anova dibawah ini. Jika nilai sig lebih
kecil dari 5% maka secara simultan semua variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen.
77
Tabel 4.8 Uji F BPRS Harta Insan Karimah
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
4.648
3
1.549
1777.644 .000b
.016
18
.001
4.663
21
a. Dependent Variable: LnROA
b. Predictors: (Constant), LnNOM, LnNPF, LnFDR
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai F sebesar 1777.644
dengan tingkat signifikansi 0,000. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
nilai sig lebih kecil dari 0.05. Artinya semua variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain
variabel NPF, FDR, NOM secara bersama-sama berpengaruh terhadap
ROA.
3. Uji T
Uji T digunakan untuk melihat atau mengukur pengaruh variabel-
variabel independen (NPF, FDR, NOM) secara parsial (individu) terhadap
variabel dependen (ROA). Salah satu cara untuk melakukan uji T adalah
dengan melihat nilai probabilitas pada tabel uji statistik T. Apabila nilai
probibalitas lebih kecil dari 0,05 (Sig < 0,05) maka variabel independen
secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen.
78
Tabel 4.9 Uji T BPRS Harta Insan Karimah
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
LnFDR
LnNPF
LnNOM
-.159
.146
-1.083
.293
.058
.023
.060
2.542
.020
.006
.036
.004
.154
.879
1.022
.014
1.011
70.785
.000
a. Dependent Variable: LnROA
a. Pengaruh FDR terhadap ROA
Dari hasil uji T pada tabel 4.7 diperoleh nilai T hitung FDR
sebesar 2,542 dengan signifikansi sebesar 0,020. Dari hasil tersebut
nilai signifikansi lebih kecil dari pada 0,05. Artinya secara parsial
FDR berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, H0 ditolak dan Hi
diterima.
b. Pengaruh NPF terhadap ROA
Dari hasil uji T pada tabel 4.7 diperoleh nilai T hitung NPF
sebesar 0,154 dengan signifikansi sebesar 0,879. Dari hasil tersebut
nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05. Artinya secara parsial
NPF tidak berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian H0 diterima
dan Hi ditolak.
c. Pengaruh NOM terhadap ROA
Dari hasil uji T pada tabel 4.7 diperoleh nilai T hitung NOM
sebesar 70,782 dengan signifikansi sebesar 0,00. Dari hasil tersebut
79
nilai signifikansi lebih kecil dari pada 0,05. Artinya secara parsial
NOM berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, H0 ditolak dan
Hi diterima.
E. Pembahasan
Dari hasil uji analisis regresi linear berganda diatas dapat diketahui bahwa
secara bersam-sama NPF, FDR, NOM berpengaruh terhadap profitabilitas BPRS
Harta Insan Karimah di Kota Tangerang. Namun secara parsial hanya FDR dan
NOM yang berpengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan NPF tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas BPRS Harta Insan Karimah.
Non Peforma Financing (NPF) merupakan indikator pembiayaan
bermasalah. Adanya pembiayaan bermasalah menadakan bahwa pembiayaan yang
disalurkan mengalami gangguan siklus. Hal ini akan berdampak pada beban
oprasional bank dan juga pada dana pihak ketiga. Semakin tinggi pembiayaan
bermasalah maka akan meningkatkan beban oprasional dan akan berdampak pada
penurunan pendapatan. Namun hal itu dapat diatasi apabila BPRS Harta Insan
Karimah memiliki modal yang cukup tinggi, sehingga dapat menangani
pembiayaan bermasalah tersebut dan mengurangi pengaruhnya terhadap roa. Hasil
ini sesuai dengan hasil penelitian Fasiha Kamal.63
Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap ROA
(profitabilitas) mengindikasikan bahwa jumlah pembiayaan yang disalurkan
BPRS Harta Insan Karimah berdampak pada profitabilitasnya. Hal ini
dikarenakan pembiayaan merupakan produk utama BPRS Harta Insan Karimah
63 Fasihah kamal “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Pasca Kerisis Keuangan 2008”, Jurnal
Muamalah, 2014 h.1-8
80
sebagai bank syariah dalam menjalankan fungsi intermediasinya. Tingkat bagi
hasil yang diperoleh dari pembiayaan yang disalurkan merupakan sumber
pendapatan dari BPRS Harta Insan Karimah. Pengaruh FDR yang positif
menandakan bahwa semakin tinggi pembiayaan yang disalurkan maka akan
semakin tinggi tingkat profitabilitas. Hasil ini didukung oleh penelitian
Muhammad Yasir Yusuf dan Wan Sri Mahriana serta Si Luh Anik Sri Agustini
dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih.64
Net Operating Margin (NOM) memiliki pengaruh terhadap ROA
mengindikasikan bahwa perkembangan nilai NOM akan berdampak pada
profitabilitas BPRS Harta Insan Karimah. Nom yang merupakan indikator dari
kemampuan bank dalam menghasilkan laba sesuai dengan pemanfaatan aktiva
produktifnya yang mayoritas pada umumnya berbentuk pembiayaan. Peningkatan
penyaluran pembiayaan membuat pendapatan bank meningkat. NOM yang
berpengaruh positif menunjukan bahwa pendapatan oprasi setelah dikurangi dana
bagi hasil dan biaya oprasional, jika lebih besar dari rata-rata aktiva produktif
akan meningkatkan pendapatan artinya akan berdampak pada profitabilitas BPRS
Harta Insan Karimah. Hasil ini didukung oleh Muh. Sabir. M, Muhammad Ali,
Abd. Hamid Habbe.65
64 Sri Luh Anik Sri Agustini dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih ”Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat Syariah di Kabupaten Bandung”, E-
Jurnal Akutansi, h.1-11 65
Muh. Sabir. M, Muhammad Ali, Abd. Hamid Habbe “Pengarug Rasio Kesehatan Bank
Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensiona Di Indonesia”, Jurnal
Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 – 86
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahsan yang telah dikemukakan pada
bab IV tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas BPRS di Kota
Tangerang studi kasus BPRS Harta Insan Karimah maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA) berdasarkan uji f
(stimulan) dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata lain
variabel NPF, FDR, NOM secara bersama-sama berpengaruh terhadap
profitabilitas ROA.
2. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas (ROA)
berdasarkan uji uji t (parsial) dapat diambil kesimpulan bahwa:
a) Nilai T hitung FDR sebesar 2,542 dengan signifikansi sebesar 0,020.
Dari hasil tersebut nilai signifikansi lebih kecil dari pada 0,05. Artinya
secara parsial FDR berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, H0
ditolak dan Hi diterima.
b) Nilai T hitung NPF sebesar 0,154 dengan signifikansi sebesar 0,879.
Dari hasil tersebut nilai signifikansi lebih besar dari pada 0,05. Artinya
secara parsial NPF tidak berpengaruh terhadap ROA. Dengan
demikian H0 diterima dan Hi ditolak.
82
c) Nilai T hitung NOM sebesar 70,782 dengan signifikansi sebesar 0,00.
Dari hasil tersebut nilai signifikansi lebih kecil dari pada 0,05. Artinya
secara parsial NOM berpengaruh terhadap ROA. Dengan demikian, H0
ditolak dan Hi diterima.
3. Dari kesimpulan hasil regresi menggunakan spss diatas maka dapat
diambil kesimpulan secara garis besar bahwa profitabilitas merupakan
faktor penting dalam keberlangsungan hidup Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Asset (ROA) berbanding lurus dengan profitabilitas, artinya jika
assset (ROA) tinggi maka akan berdampak pada profitabilitas Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah.
B. Saran
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dalam penelitian tentang “Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas BPRS di Kota Tangerang studi kasus
BPRS Harta Insan Karimah” priode 2011-2016 maka peneliti dapat memberi
masukan sehingga penelitian ini bisa bermanfaat kedepannya, diantaranya yaitu:
1. Bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan lebih fokus dalam meningkatkan
kinerja bank pembiayaan rakyat syariah secaraprofesional sehingga bank
pembiayaan rakyat syariah mampu menghasilkan profitabilitas yang lebih
baik.
2. Bagi bank pembiayaan rakyat syariah secara umum dan khususnya BPRS
di Kota Tangerang mampu membiat kebijkan yang tepat supaya tingkat
profitabilitas BPRS terus meningkat.
83
3. Bagi akademisi diharapkan adanya penelitian dari pihak akademisi yang
dapat memecahkan permasalahan bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS)
yang ada di indonesia secara umum dan khususnya BPRS di Kota
Tangerang mengenai profitabilitasnya.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian sejenis untuk
menggunakan variabel lain dalam penelitian selain yang ada dalam
penelitian ini, mengingat banyak rasio-rasio dan tolak ukur lainnya dalam
menetukan profitabilitasserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Selain
itu diharapkan penelitian selanjutnya melakukan penelitian pada sampel
lain, priode dan waktu yang berbeda, dan menggunakan metode terbaru
dalam analisis penelitiannya.
84
DAFTAR PUSTAKA
Al Arif, Nur Rianto.2012. Lembaga Keuangan Syari‟ah Suatu Kajian Teoritis
Praktis, Bandung: CV Pustaka Setia.
Antonio, M. Syafi’i,2001.Bank Syari‟ah: Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema
Insani Pers.
Ascarya.2008.Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Agusalim, Lestari. 2016.Potensi dan Proyeksi Ekonomi Makro Kota Tangerang.
Jakarta:Media Trend
Agustini, Si Luh Anik Sri dan I Gusti Ayu Nyoman Budiasih.2014.“Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas BPR di Kabupaten
Bandung”,E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Alamsyah, Halim.2012.Perkembangan dan Prospek Perbankan Syariah
Indonesia: Tantangan Dalam Menyongsong MEA 2015. Ceramah Ilmiah
Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI).
Cahyo, Mufti Nur.2013.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Margin Bank
Umum Syariah,Semarang:Universitas Diponegoro.
Ihsan, Dwi Nur’aini.2013.Analisis Laporan Keuangan perbankan
Syariah,Banten:UIN Jakarta Press.
Dendawijaya, Lukman.2009.Manajemen Perbankan, Jakarta:Ghalia Indonesia.
Ghozali, Imam.2009.Aplikasi Analisis Ultivariate Dengan Program SPSS, Edisi
Keempat.Semarang:Universitas Diponogoro.
Hasan, Zubairi. 2009.Undang-Undang Perbankan Syari‟ah Titik Temu Hukum
Islam dan Hukum Nasional, Jakarta: PT Rajagrafindo.
Hosen, Muhammad Nadratuzzaman dan Shofaun Nada.2013.Pengukur Tingkat
Kesehatan dan Financial distress Bank Umum Syariah,Jakarta:UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
85
Hendriana, Nadia Galuh.2011.Analisis Perkembangan dan Prediksi Tingkat
Pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.
Ifham, Ahmad. 2010. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.
Ismail.2011.Perbankan Syariah.Jakarta:Kencana.
Kamal, Fasiha.2014.“Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas BPRS di
Indonesia Pasca Krisis Keuangan Global Tahun 2008”, Jurnal Muamalah
Kasmir.2010.Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Muhammad,2002.Manajemen Bank Syari‟ah, Yogyakarta: UPP AMP.
Ponco, Budi.2008.Analisis Pengaruh CAL, NPL, BOPO, NIM dan LDR terhadap
ROA (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2004-2007. Semarang:Universitas Diponegoro.
Sabir. Muh, M, Muhammad Ali dan Abd. Hamid Habbe.2012. “Pengaruh Rasio
Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan
Bank Konvensiona di Indonesia”, Jurnal Analisis.
Santoso.2000. Buku Latihan Statistik Prametrik, Jakarta:PT. Elex Media Komputindo.
Sudarsono, Heri.2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syari‟ah Deskripsi dan
Ilustrasi Cetakan Pertama, Yogyakarta: EKONESIA.
Sunyoto, Danang. 2013.Analisis Laporan Keuangan Untuk Bisnis,
Yogyakarta:CAPS.
Syahdeini, Sutan Remy.2002.Perbankan Syariah dan Kedudukannya Dalam Tata
HukumPerbankan Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti.
Syarifin, Pipin. 2012.Hukum Dagang di Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.
Undang-undang no.21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah pasal 1 ayat 5-7
86
Umam,Khotibul.2009.Trend pembentukan Bank Umum Syari‟ah Pasca
UndangUndang Nomor 21 Tahun 2008 (Konsep, Regulasi, dan
Implementasi), Yogyakarta : BPFE Yogayakrta.
Warminda, Titi Dewi,2014.Islamic Rural Bank Profitability: Evidance from
Indonesia, Jurnal of Islamic Economics, Banking and Finance. Jakarta:UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Yadollahzadeh, Naser Ali.2013. The Effect of Liquidity Risk on Pformance of
Commercial Banks, International Research Jurnal of Applied and Basic
Sciences, Iran.
Yusuf, Muhammad Y. dan Wan S. Mahriana,2016. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Profitabilitas Bank Pembiayan Rakyat Syariah
(BPRS) Di Aceh,Aceh: IQTISHADIA.
Zainuddin.2010.Hukum Perbankan Syariah.Jakarta:Sinar grafika.
http://www.hik.co.id) diakses pada 24 November 2016.
http://www.ojk.go.id) diakses pada 24 November 2016.
(http://www.tangerangkota.bps.go.id) diakses pada 24 November 2016
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Kuartal BPRS Harta Insan Karimah
Tahun Kuartal ROA NPF FDR NOM
2011
2 2,48 3,14 117,32 2,56
3 3,12 3,14 121,76 3,20
4 4,20 3,24 86.35 4,34
2012
1 1,19 3,42 112,84 1,23
2 2,07 3,94 116,07 2,14
3 2,62 4,20 115,42 2,72
4 3,98 3,58 119,16 4,08
2013
1 1,03 3,69 113,07 1,06
2 1,99 3,52 110,80 2,04
3 2,79 4,02 113,96 2,87
4 3,74 3,62 110,89 3,92
2014
1 1,04 4,20 107,68 1,10
2 1,88 3,75 118,60 2,00
3 2,39 3,26 116,09 2,53
4 3,27 3,11 117,69 3,44
2015
1 0,98 3,26 99,64 1,04
2 1,82 7,30 108,64 1,90
3 2,62 7,06 106,15 2,38
4 2,78 4,94 106,93 2,85
2016
1 0,92 5,62 100,35 0,97
2 1,43 5,72 105,81 1,51
3 1,80 28,28 428,99 1,66
Lampiran 2 : Hasil Analisis Deskriptif BPRS Harta Insan Karimah
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
LnROA
LnFDR
LnNPF
LnNOM
Valid N (listwise)
22
22
22
22
22
-,08
1,13
4,46
-,03
1,44
3,34
6,06
1,47
,7247
1,4829
4,7619
,7533
,47124
,48699
,29985
,46613
Lampiran 3 : Uji normalitas BPRS Harta Insan Karimah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal Parametersa,b
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences Absolute
Positive
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
22
.0000000
.02733165
.177
.177
-.114
.831
.495
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Lampiran 4 : Uji Heterokedastisitas BPRS Harta Insan Karimah
Lampiran 5 : Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
1 (Constant)
LnFDR
LnNPF
LnNOM
.331
3.025
.347
2.880
.916
1.091
a. Dependent Variable: LnROA
Lampiran 6 : Uji autokorelasi
Model Summaryb
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .998a
.997
.996
.02952
2.303
a. Predictors: (Constant), LnNOM, LnNPF, LnFDR
b. Dependent Variable: LnROA
Lampiran 7 : Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares
df
Mean
Square
F
Sig.
1 Regression
Residual
Total
4.648
3
1.549
1777.644 .000b
.016
18
.001
4.663
21
a. Dependent Variable: LnROA
b. Predictors: (Constant), LnNOM, LnNPF, LnFDR
Lampiran 8 : Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1 (Constant)
LnFDR
LnNPF
LnNOM
-.159
.146
-1.083
.293
.058
.023
.060
2.542
.020
.006
.036
.004
.154
.879
1.022
.014
1.011
70.785
.000
a. Dependent Variable: LnROA