Upload
ngonguyet
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
(Skripsi)
Oleh
Maria Ulfa Rara Ardhika
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
FACTORS OF CAUSE OF THE UNMET NEED KB FERTILE AGE
COUPLES (PUS) IN LABUHAN RATU SUBDISTRICT
BANDAR LAMPUNG CITY
IN 2018
By
Maria Ulfa Rara Ardhika
This study aims to examine the factors causing the occurrence of unmet need for
fertile age couples (PUS) in Labuhan Ratu Subdistrict Bandar Lampung City
The method used in this research is descriptive method The population in this
study were PUS women with unmet need KB who numbered 816 with a sample of
89 unmet needy PUS women obtained by proportional random sampling Data
collected by questionnaires structured interviews and documentation Data
analysis uses a percentage table
The results showed that 1) as many as 6104 of unmet needy PUS women had
agegt 30 years 2) A total of 9101 PUS unmet need has a number of children
still alive le 2 children 3) Education level of PUS women with unmet need for
family planning in Labuhan Ratu Subdistrict as much as 4831 have higher
education level 4) As many as 6629 PUS women with unmet need for family
planning have good family planning knowledge 5) PUS income levels are mostly
classified as having low income namely 5506 PUS 6) A total of 6629 of
PUS women who do not have family planning because they are caused by high
costs 7) As many as 7416 of PUS women receive support and approval from
their husbands regarding the use of contraception 8) As much as 6067 of PUS
women do not use contraceptives because of the side effects they have
experienced
Keywords family planning fertile age couples unmet need
ABSTRAK
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS unmet need KB yang berjumlah
816 dengan sampel sebanyak 89 wanita PUS unmet need KB yang diperoleh
dengan proportional random sampling Data dikumpulkan dengan kuesioner
wawancara terstruktur dan dokumentasi Analisis data menggunakan tabel
presentase
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Sebanyak 6104 wanita PUS unmet need
memiliki usia gt30 tahun 2) Sebanyak 9101 PUS unmet need KB memiliki
jumlah anak masih hidup le 2 anak 3) Tingkat pendidikan wanita PUS unmet need
KB di Kecamatan Labuhan Ratu sebanyak 4831 memiliki tingkat pendidikan
tinggi 4) Sebanyak 6629 wanita PUS unmet need KB memiliki pengetahuan
KB yang baik 5) Tingkat pendapatan PUS sebagian besar tergolong memiliki
pendapatan rendah yaitu sebanyak 5506 PUS 6) Sebesar 6629 wanita PUS
yang tidak ber-KB disebabkan oleh mahalnya biaya 7) Sebesar 7416 wanita
PUS memperoleh dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi 8) Sebesar 6067 wanita PUS tidak menggunakan
alat kontrasepsi dikarenakan efek samping yang pernah dialami
Kata kunci keluarga berencana pasangan usia subur unmet need KB
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di
Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni
dan Ibu Nurliana
Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama
(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun
2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata
Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi
Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada
tanggal 09 September 2017
MOTTO
Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka
menyukainya atau tidak
(Aldus Huxley)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
ABSTRACT
FACTORS OF CAUSE OF THE UNMET NEED KB FERTILE AGE
COUPLES (PUS) IN LABUHAN RATU SUBDISTRICT
BANDAR LAMPUNG CITY
IN 2018
By
Maria Ulfa Rara Ardhika
This study aims to examine the factors causing the occurrence of unmet need for
fertile age couples (PUS) in Labuhan Ratu Subdistrict Bandar Lampung City
The method used in this research is descriptive method The population in this
study were PUS women with unmet need KB who numbered 816 with a sample of
89 unmet needy PUS women obtained by proportional random sampling Data
collected by questionnaires structured interviews and documentation Data
analysis uses a percentage table
The results showed that 1) as many as 6104 of unmet needy PUS women had
agegt 30 years 2) A total of 9101 PUS unmet need has a number of children
still alive le 2 children 3) Education level of PUS women with unmet need for
family planning in Labuhan Ratu Subdistrict as much as 4831 have higher
education level 4) As many as 6629 PUS women with unmet need for family
planning have good family planning knowledge 5) PUS income levels are mostly
classified as having low income namely 5506 PUS 6) A total of 6629 of
PUS women who do not have family planning because they are caused by high
costs 7) As many as 7416 of PUS women receive support and approval from
their husbands regarding the use of contraception 8) As much as 6067 of PUS
women do not use contraceptives because of the side effects they have
experienced
Keywords family planning fertile age couples unmet need
ABSTRAK
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS unmet need KB yang berjumlah
816 dengan sampel sebanyak 89 wanita PUS unmet need KB yang diperoleh
dengan proportional random sampling Data dikumpulkan dengan kuesioner
wawancara terstruktur dan dokumentasi Analisis data menggunakan tabel
presentase
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Sebanyak 6104 wanita PUS unmet need
memiliki usia gt30 tahun 2) Sebanyak 9101 PUS unmet need KB memiliki
jumlah anak masih hidup le 2 anak 3) Tingkat pendidikan wanita PUS unmet need
KB di Kecamatan Labuhan Ratu sebanyak 4831 memiliki tingkat pendidikan
tinggi 4) Sebanyak 6629 wanita PUS unmet need KB memiliki pengetahuan
KB yang baik 5) Tingkat pendapatan PUS sebagian besar tergolong memiliki
pendapatan rendah yaitu sebanyak 5506 PUS 6) Sebesar 6629 wanita PUS
yang tidak ber-KB disebabkan oleh mahalnya biaya 7) Sebesar 7416 wanita
PUS memperoleh dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi 8) Sebesar 6067 wanita PUS tidak menggunakan
alat kontrasepsi dikarenakan efek samping yang pernah dialami
Kata kunci keluarga berencana pasangan usia subur unmet need KB
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di
Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni
dan Ibu Nurliana
Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama
(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun
2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata
Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi
Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada
tanggal 09 September 2017
MOTTO
Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka
menyukainya atau tidak
(Aldus Huxley)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
ABSTRAK
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
Populasi pada penelitian ini adalah wanita PUS unmet need KB yang berjumlah
816 dengan sampel sebanyak 89 wanita PUS unmet need KB yang diperoleh
dengan proportional random sampling Data dikumpulkan dengan kuesioner
wawancara terstruktur dan dokumentasi Analisis data menggunakan tabel
presentase
Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Sebanyak 6104 wanita PUS unmet need
memiliki usia gt30 tahun 2) Sebanyak 9101 PUS unmet need KB memiliki
jumlah anak masih hidup le 2 anak 3) Tingkat pendidikan wanita PUS unmet need
KB di Kecamatan Labuhan Ratu sebanyak 4831 memiliki tingkat pendidikan
tinggi 4) Sebanyak 6629 wanita PUS unmet need KB memiliki pengetahuan
KB yang baik 5) Tingkat pendapatan PUS sebagian besar tergolong memiliki
pendapatan rendah yaitu sebanyak 5506 PUS 6) Sebesar 6629 wanita PUS
yang tidak ber-KB disebabkan oleh mahalnya biaya 7) Sebesar 7416 wanita
PUS memperoleh dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi 8) Sebesar 6067 wanita PUS tidak menggunakan
alat kontrasepsi dikarenakan efek samping yang pernah dialami
Kata kunci keluarga berencana pasangan usia subur unmet need KB
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di
Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni
dan Ibu Nurliana
Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama
(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun
2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata
Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi
Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada
tanggal 09 September 2017
MOTTO
Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka
menyukainya atau tidak
(Aldus Huxley)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA UNMET NEED KB PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN LABUHAN RATU
KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2018
Oleh
MARIA ULFA RARA ARDHIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan Dan Ilmu PendidikanUniversitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di
Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni
dan Ibu Nurliana
Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama
(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun
2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata
Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi
Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada
tanggal 09 September 2017
MOTTO
Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka
menyukainya atau tidak
(Aldus Huxley)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Maria Ulfa Rara Ardhika dilahirkan di
Bandung Baru pada 07 Maret 1996 Penulis merupakan
anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Bustoni
dan Ibu Nurliana
Pendidikan formal yang telah ditempuh yang pertama adalah Maderasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Model Bandung Baru Kecamatan Adiluwih Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2008 Sekolah Menegah Pertama
(SMP) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten Pringsewu yang diselesaikan pada tahun
2011 dan Sekolah Mengengah Atas (SMA) Negeri 1 Sukoharjo Kabupaten
Pringsewu yang telah diselesaikan pada tahun 2014
Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan telah meyelesaikan Kuliah Kerja Nyata
Terintegrasi (KKN-KT) di Desa Tanjung Rejo serta PPK (Program Profesi
Kependidikan) di SMP Negeri 2 Negeri Agung Kabupaten Way Kanan pada
tanggal 09 September 2017
MOTTO
Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka
menyukainya atau tidak
(Aldus Huxley)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
MOTTO
Orangndashorang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang
harus dikerjakan ketika hal itu memang harus dikerjakan entah mereka
menyukainya atau tidak
(Aldus Huxley)
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah
(Lessing)
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Alhamdulillahirobbillsquoalamin puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah
SWT atas rahmat dan ridho-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan Dengan
kerendahan hati kupersembahkan karya kecilku ini untuk
Kedua orangtuaku terima kasih atas segala dorsquoa nasehat pengorbanan
dukungan serta dan cinta kasih sayang tak hingga yang kalian berikan padaku
Kakak-kakakku dan adikku tercinta yang senantiasa berdoa dan memberi
semangat untuk menantikan keberhasilanku
Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan warna-warni dihidupku serta
rekan-rekan seperjuangan di Program Studi Pendidikan Geografi Angkatan 2014
Terima kasih atas motivasi inspirasi dan semangatnya selama ini
Para dosen yang terhormat
Almamater Tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
SANWACANA
Alhamdulillahirobbilrsquoalamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia Subur
(PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018rdquo sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari arahan kritik dan saran dari Ibu
Dr Trisnaningsih MSi selaku pembimbing I Bapak Drs Zulkarnain MSi
selaku pembimbing II serta Drs Buchori Asyik MSi selaku pembahas Untuk
itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan kebaikan
dalam memberikan bimbingan serta arahan dalam penyusunan skripsi ini Dalam
kesempatan ini tidak lupa pula diucapkan terima kasih kepada
1 Bapak Prof Dr Patuan Raja MPd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Bapak Dr Abdurrahman MSi selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan
Kerjasama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
3 Bapak Drs Buchori Asyik M Si selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
4 Bapak Drs Supriyadi MPd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
dan Alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
5 Bapak Drs Zulkarnain MSi selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
6 Bapak Drs I Gede Sugiyanta MSi selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung
7 Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Geografi yang telah mendidik dan
membimbing penulis selama menyelesaikan studi
8 Staff Program Studi Pendidikan Geografi yang telah membantu penulis
selama menyelesaikan studi
9 Ayahanda dan Ibunda terima kasih atas segala pengorbanan yang telah
dilakukan selama menyelesaikan studi segala dorsquoa nasehat dan motivasi
untuk kebahagiaan dan keberhasilanku terima kasih atas cinta dan kasih
sayang yang tercurahkan selama ini
10 Kakak ku Evi Yuliani Wandasari Aldy Ridho Pradestiawan dan Nur Affifafh
Izatun Nisa Ramadhani adik kutercinta terima kasih atas dukungan dan
dorsquoanya
11 Sahabat-sahabatku Tofa Resty Aprilia Eric Octareza Novi Kurnia Utami
Dian Novitasari Maisaroh Suhendro Ferly Apriansyah Ganda A Prayoga
Diah Ayu Desi Resita terima kasih atas waktu luang dan bantuannya dalam
menyelesaikan penelitian ini
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
12 Sahabat-sahabatku dan teman-teman Program Studi Pendidikan Geografi
yang tidak dapat di sebutkan satu persatu terima kasih atas kritik saran dan
motivasi selama menyelesaikan studi di kampus tercinta ini
13 dan pihak-pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima kasih
atas waktu luang dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan Akhir kata semoga
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Bandar Lampung 23 Oktober 2018
Penulis
Maria Ulfa Rara Ardhika
NPM 1413034034
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah 1
B Identifikasi Masalah 7
C Batasan Masalah 8
D Rumusan Masalah 9
E Tujuan Penelitian 10
F Kegunaan Penelitian 11
G Ruang Lingkup Penelitian 11
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka 13
1 Program Keluarga Berencana (KB) 13
a Keluarga Berencana 13
b Tujuan Keluarga Berencana 14
c Sasaran Program Keluarga Berencana 15
d Macam-macam KB 15
2 Pasangan Usia Subur (PUS) 16
3 Unmet Need 16
a Pengertian Unmet Need 16
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB 17
1) Karakteristik Demografi 18
a) Umur 18
b) Jumlah Anak 18
2) Karakteristik Sosial Ekonomi 19
a) Tingkat Pendidikan 20
b) Pengetahuan PUS mengenai KB 21
c) Pendapatan 22
d) Biaya Alat Kontrasepsi 23
3) Karakteristik Psikologi 24
a) Dukungan Suami 24
4) Kesehatan 26
a) Efek Samping 26
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
ii
c Dampak unmet need 28
1) Unwanted Pregancy 28
2) Aborsi 28
3) Kematian Ibu dan Bayi 29
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat 29
B Penelitian Relevan 30
C Kerangka Pikir 32
D Hipotesis 33
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian 35
B Populasi dan Sampel 35
1 Populasi 35
2 Sampel 36
C Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 39
1 Variabel Penelitian 39
2 Definisi Operasional Variabel 39
D Teknik Pengumpulan Data 43
1 Kuesioner 44
2 Wawancara 44
3 Dokumentasi 44
E Teknik Analisis Data 45
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A Gambaran Umum Daerah Penelitian 46
1 Sejarah Singkat Kecamatan Labuhan Ratu 46
2 Kondisi Geografis Kecamatan Labuhan Ratu 47
a Letak Astronomis 47
b Letak Administratif 47
3 Topografi 48
4 Keterjangkauan 48
5 Luas Wilayah dan Penggunaan Lahan 50
B Keadaan Penduduk 51
1 Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk 51
2 Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk 54
3 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk di Kecamatan
Labuhan Ratu 57
4 Komposisi Penduduk 57
a Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin 57
b Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan 63
c Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian 64
d Komposisi Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS) 65
C Deskripsi Data Hasil Penelitian 68
1 Identitas wanita PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung tahun 2018 70
a Suku 70
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
iii
b Jenis Pekerjaan 71
2 Deskripsi Data Variabel Penelitian 72
a UmurWanita PUS Unmet Need 72
b Jumlah Anak yang Dimiliki 73
c Tingkat Pendidikan 74
d Penegatahuan PUS Mengenai KB 76
e Tingkat Pendapatan PUS 79
f Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 80
g Dukungan Suami 82
h Efek Samping 84
3 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu 86
D Pembahasan 87
1 Umur PUS Unmet Need 87
2 Jumlah anak 88
3 Tingkat Pendidikan 90
4 Pengetahuan PUS mengenai KB 91
5 Tingkat Pendapatan 94
6 Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi 95
7 Dukungan Suami 97
8 Efek Samping 101
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan 104
B Saran 106
DAFTAR PUSTAKA 108
DAFTAR LAMPIRAN 112
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Unmet Need Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember 2016 5
2 Jumlah PUS Unmet Need Menurut Kelurahan Di Kecamatan
Labuhan Ratu Tahun 2016 6
3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung 2017 24
4 Penelitian yang Relevan 30
5 Populasi PUS Unmet Need di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2016 36
6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018 38
7 Luas Wilayah Per Kelurahan Se-Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 50
8 Luas dan Penggunaan Lahan di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2017 51
9 Banyaknya Lingkungan (LK) dan Rukun Tetangga (RT) menurut
Kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 52
10 Jumlah Penduduk di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2013-2017 52
11 Persebaran Penduduk Per Kelurahandi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2017 54
12 Kepadatan Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2017 56
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
v
13 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
dan Jenis Kelamin di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 58
14 Komposisi Penduduk Menurut Tingat Pendidikan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 64
15 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2017 65
16 Penduduk Menurut Pasangan Usia Subur (PUS)
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Tahun 2017 66
17 Sebaran PUS Unmet Need KB Menurut Kelurahan
di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016 68
18 Tabel Silang Unmet Ned KB dengan Umur Wanita Unmet Need
KB dan Jumlah Anak yang Dimiliki PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Tahun 2018 69
19 Suku Wanita PUS Unmet Need KB 70
20 Jenis Pekerjaan Wanita PUS Unmet Need KB 71
21 Umur Wanita PUS Unmet Need KB 72
22 Tabel Silang Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB
dengan Wanita PUS Unmet Need KB 73
23 Tabel Silang Tingkat Pendidikan Wanita PUS Unmet Need KB
dengan Jumlah Anak yang dimiliki PUS Unmet Need KB 75
24 Pengetahuan Wanita PUS Unmet Need KB 77
25 Hasil Rekapitulasi Pengetahuan Mengenai KB oleh PUS
Unmet Need KB 78
26 Tingkat Pendapatan Per Bulan yang Diperoleh Keluarga PUS
Unmet Need KB 79
27 Riwayat Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS Unmet Need KB 80
28 Sumber Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi Wanita PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunkan Alat Kontrasepsi 81
29 Pendapatan Wanita PUS Unmet Need KB 81
30 Indikator Faktor Mahalnya Biaya Penggunaan Alat Kontrasepsi
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
vi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 82
31 Hasil Rekapitulasi Instrumen Dukungan Suami PUS
Unmet Need KB Terhadap Kontrasepsi 83
32 Efek samping Penggunaan Kontrasepsi yang Pernah dialami PUS
Unmet Need KB yang Pernah Menggunakan Alat Kontrasepsi 84
33 Indikator Faktor Efek Samping Penggunaan Alat Kontrasepsi
Terhadap Terjadinya Unmet Need KB PUS 85
34 Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB PUS 86
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka pikir faktor penyebab terjadinya unmet need KB
Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2017 30
2 Peta Administrasi Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung 2017 49
3 Piramida penduduk Kecamatan Labuhan Ratu 59
4 Peta sebaran Penduduk Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 62
5 Peta Sebaran Populasi PUS Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018 67
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
1
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak nomor 4 di
dunia setelah China India dan Amerika Serikat Indonesia juga menjadi salah
satu negara berkembang dengan jumlah penduduk terbanyak (Indikator
Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015) Hasil sensus penduduk mencatat jumlah
penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebanyak 2376 juta jiwa dengan rata-rata
laju pertumbuhan penduduk periode 2000-2010 sebesar 149 dan data 2012
menunjukan penduduk Indonesia berjumlah 2442 juta jiwa dengan laju
pertumbuhan penduduk masih tetap sebesar 149 (BPS 20127-11)
Melihat data tersebut dikhawatirkan jumlah penduduk akan semakin banyak dan
terjadi ledakan penduduk pada tahun 2030 menjadi sebesar 295 juta jiwa Hal ini
tentu akan menjadi sebuah masalah yang besar mengingat ledakan penduduk ini
masuk pada tantangan mega-demografi disamping struktur kependudukan usia
kerja mencapai 64 sehingga penduduk pencari kerja bertambah besar
pertumbuhan kualitas penduduk yang lamban mobilitas penduduk yang timpang
dan disparitas penduduk miskin (BPS 201214)
Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat laju pembangunan
diberbagai bidang oleh karena itu upaya untuk menurunkan tingkat kelahiran
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
2
perlu ditingkatkan Pemerintah telah mencanangkan beberapa program salah
satunya adalah program Keluarga Berencana (KB) sehingga diharapkan laju
pertumbuhan penduduk menurun menjadi 119 pada tahun 2019 nanti (BKKBN
201645)
Keberhasilan program KB di Indonesia dapat diukur dengan Contraceptive
Prevalence Rate (CPR) Presentase capaian penggunaan KB di Indonesia atau
CPR pada tahun 2012 adalah sebesar 619 hanya naik sebesar 04 jika
dibandingkan dengan hasil CPR pada Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2007 sebesar 614 Target yang ingin dicapai pada tahun 2019 nanti
adalah 66 Pemerintah telah mensosialisasikan program KB ini pada
masyarakat namun kenyataannya masih banyak Pasangan Usia Subur (PUS) atau
yang belum menggunakan kontrasepsi padahal mereka masih memerlukan
kontrasepsi tersebut yang disebut dengan unmet need KB (Sariestya 20142)
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Strategis (Renstra) Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2015-2019 sebagai
berikut
1 Menurunkan laju pertumbuhan penduduk (LPP) dengan target tahun 2015
138 dan terealisasi 143 atau pencapaiannya 965 dan angka
kelahiran total (TFR) target 237 terealisasi 228 pencapaiannya
1039
2 Meningkatkan pemakaian kontrasepsi atau CPR dari 652 menjadi 66
3 Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need KB)
dengan target 106 dan terealisasi 144 atau pencapaiannya 7365
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
3
4 Menurunnya angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR 15-19
tahun) target 461000 kelahiran terealisasi 481000 kelahiran
pencapaiannya 958
5 Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari Wanita Usia Subur
(WUS 15-49 tahun) target 71 terealisasi 121 pencapaiannya 587
(BKKBN 201644-67)
Salah satu sasaran program KB berdasarkan penjelasan di atas berkaitan dengan
unmet need KB Menurut Sariestya (20145) unmet need KB merupakan suatu
kebutuhan akan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi PUS dikatakan unmet need
KB jika yang tidak menginginkan anak menginginkan anak dengan jarak 2 tahun
atau lebih tetapi tidak menggunakan alat kontrasepsi Kelompok unmet need KB
merupakan sasaran yang perlu menjadi perhatian dalam pelayanan program KB
Di Indonesia angka unmet need KB mencapai 11 dengan 4 untuk penjarangan
dan 7 untuk pembatasan Angka ini meningkat dibanding dari hasil survey
sebelumnya yaitu 86 Sebenarnya angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
meningkat dari 50 pada tahun 1991 menjadi 62 pada tahun 2012 namun
dalam kurun waktu 10 tahun terakhir penggunaan kontrasepsi modern hanya
meningkat 1 saja (SDKI 2012102)
Presentase wanita kawin yang memerlukan pelayanan KB saat ini di Indonesia
sekitar 73 dimana 85 diantaranya telah terpenuhi Jika semua kebutuhan
pelayanan KB terpenuhi maka prevalensi kontrasepsi dapat ditingkatkan dari 62
menjadi 73 Dari laporan SDKI 2012 data ini tidak berubah Sebanyak 88
wanita berstatus kawin memiliki kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi hampir
sama dengan keadaan pada tahun 2007 (87) artinya presentase akseptor baru
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
4
tidak meningkat secara signifikan hanya 1 saja (SDKI 2012102) Tingginya
angka unmet need KB berpengaruh pada rapatnya jarak kelahiran dan banyaknya
anak dilahirkan sehingga beresiko tinggi terhadap kematian ibu dan bayi
Pemerintah melalui BKKBN berusaha untuk menurunkan angka unmet need KB
ini karena merupakan salah satu faktor penyebab 75 kematian ibu di Indonesia
dan juga di dunia Kematian ibu di Indonesia diperkirakan meningkat dari
228100000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi 359100000 kelahiran
hidup pada tahun 2012 (SDKI 2012226)
Apabila unmet need KB tidak segera ditangani maka angka ini akan semakin
tinggi Wanita usia reproduksi yang tidak menggunakan KB berpeluang besar
untuk hamil dan mengalami komplikasi dalam masa kehamilan persalinan dan
nifas seperti aborsi karena unwanted pregnancy jarak terlalu dekat melahirkan
terlalu banyak maupun komplikasi penyakit selama kehamilan penyulit saat
persalinan dan komplikasi masa nifas (Sariestya 20146)
Provinsi Lampung mempunyai unmet need KB yang cukup tinggi pada tahun
2016 unmet need KB di Provinsi Lampung mencapai 1554 yang terdiri dari
ingin anak tunda (IAT) 791 dan tidak ingin anak lagi (TIAL) 763 Angka
unmet need KB di Provinsi ini jauh berada di atas target Provinsi yang seharusnya
hanya 939 (BKKBN Provinsi Lampung 2016) Kota Bandar Lampung
merupakan salah satu kota di Provinsi Lampung yang mempunyai unmet need KB
cukup tinggi yaitu 1293 jauh dari yang ditargetkan BKKBN Kota Bandar
Lampung yaitu target pencapaiannya 893 yang terdiri dari 20 kecamatan Data
pencapaian unmet need KB itu dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini sebagai
berikut
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
5
Tabel 1 Unmet need KB Kota Bandar Lampung Per Kecamatan Desember
2016
No Kecamatan
PUS KB
dan Non
KB
Unmet need KB
Total
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Kedaton 7038 232 330 397 564 629 894
2 Tnjg Seneng 7330 399 544 335 457 734 1001
3 TK Pusat 9915 508 512 488 493 996 1005
4 Bumi Waras 8280 563 680 289 349 852 1029
5 Tk Barat 10383 543 523 551 531 1094 1054
6 Kemiling 14286 902 631 613 429 1515 1060
7 Tb Barat 5891 363 616 354 601 717 1217
8 Tb Timur 6685 499 746 334 500 833 1246
9 Sukarame 8556 552 645 556 650 1108 1295
10 Tk Timur 5888 402 683 408 693 810 1376
11 Sukabumi 9959 788 791 592 595 1380 1386
12 Tb Utara 7830 426 544 662 846 1088 1390
13 Panjang 12165 561 461 1189 977 1750 1448
14 Tb Selatan 7142 551 771 504 706 1055 1477
15 Way Halim 12165 905 744 909 747 1814 1491
16 Raja Basa 9143 704 770 675 738 1379 1508
17 Langkapura 6315 427 676 532 843 959 1519
18 Enggal 4261 261 613 390 915 651 1528
19 Kedamaian 8688 662 762 731 841 1393 1603
20 Lab Ratu 5061 327 646 489 966 816 1612
Bandar Lampung 166905 10675 640 10898 653 21573 1293
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber BKKBN Kota Bandar Lampung 2016)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa dari 20 kecamatan di Kota Bandar
Lampung kecamatan yang mempunyai presentase unmet need KB paling tinggi
yaitu Kecamatan Labuhan Ratu 1612 yaitu 816 orang yang terdiri dari IAT
327 orang dan TIAL 489 orang dengan jumlah PUS 5061 orang (BKKBN Kota
Bandar Lampung 2016) Dapat dilihat jumlah PUS unmet need KB menurut
kelurahan di Kecamatan Labuhan Ratu pada Tabel 2 sebagai berikut
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
6
Tabel 2 Jumlah PUS unmet need KB menurut Kelurahan di Kecamantan
Labuhan Ratu tahun 2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari 6 kelurahan yang ada di Kecamatan
Labuhan Ratu tiap kelurahan memiliki angka unmet need KB baik IAT maupun
TIAL dari 6 kelurahan tersebut untuk unmet need KB rata-rata PUS yang ada
adalah unmet need KB yang tidak ingin anak lagi ditandai dengan 5 kelurahan
yang ada di Kecamatan Labuhan Ratu lebih banyak unmet need KB TIAL kecuali
Kelurahan Sepang Jaya yang memiliki PUS unmet need KB penundaan anak
yakni 107 dan tidak ingin anak lagi 62 Kelurahan Paling banyak unmet need KB
adalah Kelurahan Lahuhan Ratu Raya
Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo (200359) terdapat 3 faktor yang
mempengaruhi perilaku seseorang yaitu 1 Faktor predisposisi yaitu faktor yang
mempermudah terjadinya perilaku seseorang seperti pengetahuan sikap tradisi
nilai-nilai pengalaman 2 Faktor pemungkin meliputi sarana dan prasarana atau
fasilitas dan 3 Faktor penguat yaitu faktor yang memperkuat atau mendorong
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
7
seseorang dalam berperilaku bisa dari suami keluarga teman ataupun dukungan
dari tenaga kesehatan Sementara itu faktor penyebab unmet need KB diantaranya
kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan kurangnya
KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154)
Beberapa penelitian telah mengungkapkan faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
budaya yang masih dipegang teguh oleh pasangan usia subur Hasil SDKI 2007
alasan tingginya unmet need KB selain karena karakteristik demografi dan sosial
ekonomi juga karena alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsi
Efek samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Dari data yang diperoleh sementara faktor penyebab terjadinya unmet need KB di
Kecamatan Labuhan Ratu diantaranya yaitu 127 orang alasan fertilitas 4 orang
kurangnya dukungan suami 48 orang takut efek samping 4 orang biaya KB dan
242 orang disebabkan alasan yang lainnya Berdasarkan uraian di atas penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul ldquoFaktor Penyebab Terjadinya
Unmeet Need KB Pasangan Usia Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018rdquo
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang
berhubungan dengan unmet need KB adalah sebagai berikut
1 Karakteristik demografi
a Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
8
b Jumlah anak yang banyak
2 Karakteristik sosial
a Tingkat pendidikan rendah
b Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
3 Karakteristik ekonomi
a Tingkat pendapatan rendah
b Mahalnya biaya KB
4 Karakteristik Psikologis
a Kurangnya Dukungan Suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
5 Karakteristik kesehatan
a Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
C Batasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang muncul dari identifikasi masalah
agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah maka masalah dalam
penelitian ini hanya dibatasi permasalahannya sebagai berikut
1 Umur wanita PUS yang ge 30 tahun
2 Jumlah anak yang banyak
3 Tingkat Pendidikan rendah
4 Pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan rendah
6 Mahalnya biaya KB
7 Kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat kontrasepsi
8 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
9
D Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Apakah umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
2 Apakah jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
3 Apakah tingkat pendidikan rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
4 Apakah pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
5 Apakah tingkat pendapatan rendah PUS menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
6 Apakah biaya KB yang mahal menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
7 Apakah kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
10
8 Apakah efek samping negatif KB menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun
2018
E Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
1 Mendeskripsikan umur wanita PUS yang ge 30 tahun menjadi faktor
penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung Tahun 2018
2 Mendeskripsikan jumlah anak banyak atau gt 2 menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
3 Mendeskripsikan tingkat pendidikan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
4 Mendeskripsikan pengetahuan PUS yang kurang mengenai KB menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung Tahun 2018
5 Mendeskripsikan tingkat pendapatan yang rendah menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar
Lampung Tahun 2018
6 Mendeskripsikan mahalnya biaya KB menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
Tahun 2018
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
11
7 Mendeskripsikan kurangnya dukungan suami mengenai penggunaan alat
kontrasepsi menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di
Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
8 Mendeskripsikan efek samping negatif dari penggunaan alat kontrasepsi
menjadi faktor penyebab terjadinya unmet need KB PUS di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2018
F Kegunaan Penelitian
1 Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2 Sebagai sumbangan pemikiran bagi seluruh pengambil kebijakan baik yang
dikalangan pemerintah maupun swasta yang akan melakukan suatu
perencanaan di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung
3 Sebagai penambah wawasan bagi peneliti mengenai KB khususnya unmet
need KB
4 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan masukan
bagi pihak Badan Koordinasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Kota
Bandar Lampung dalam meningkatkan peserta aktif KBguna menekan
ledakan penduduk
5 Sebagai bahan referensi bagi penelitian sejenis
G Ruang Lingkup Penelitian
Untuk membatasi penelitian ini dan memberikan arahan yang jelas maka ruang
lingkup penelitian ini adalah
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
12
1 Ruang lingkup objek penelitian adalah faktor penyebab terjadinya unmet need
KB pada PUS di Kecamatan Labuhan Ratu Kota bandar Lampung tahun
2018
2 Ruang lingkup subjek adalah seluruh PUS unmet need KB di Kecamatan
Labuhan Ratu
3 Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kecamatan Labuhan Ratu Kota
Bandar Lampung
4 Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2018
5 Ruang lingkup ilmu adalah Demografi
Menurut Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP 1982) dalam
Trisnaningsih (20162) Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah)
terutama mengenai jumlah struktur (komposisi penduduk) dan
perkembangannya (perubahannya) Menurut Philip M Hauser dan Duddley
Duncan (19592) dalam Trisnaningsih (20163)
Demografi mempelajari jumlah persebaran territorial dan komposisi
penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu
yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak
territorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)
Penelitian ini masuk ke dalam ruang lingkup Demografi karena mengkaji
aspek natalitas (fertilitas) yang merupakan salah satu dari 3 komponen
pertumbuhan penduduk dalam penelitian ini khusunya mengkaji fertilitas
yaitu faktor terjandinya unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
Kota Bandar Lampung
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
13
II TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A Tinjauan Pustaka
Dasar konsepsional dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti dan
agar penelitian yang dilakukan terarah maka penulis mengutip beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian yang ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti
1 Program Keluarga Berencana (KB)
a Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997 keluarga
berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan mengatur interval diantara kehamilan mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Hartanto 200727)
Keluarga berencana menurut Undang-Undang No 52 tahun 2009 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) dijelaskan
bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak jarak dan usia
ideal melahirkan mengatur kehamilan melalui promosi perlindungan dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
14
berkualitas Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keluarga berencana adalah suatu usaha untuk membatasi menjarangkan dan
mengatur kelahiran melalui perencanaan dalam rangka mencapai kesejahteraan
keluarga
b Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan
a) Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR dari 236 pada tahun 2014
menjadi 211 pada tahun 2015 (Kemkes 201318) Pertambahan penduduk
yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan
sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan
kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk Hal
ini diperkuat dengan teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur sedangkan
pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung (Hartanto 201116)
b) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup
c) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis sehat tercukupi sandang
pangan papan pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Hartanto
201125)
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
15
c Sasaran Program Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki sasaran meliputi
1) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15-49
tahun dengan jalan mereka secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif
lestari sehingga memberikan efek langsung pada penurunan fertilitas
2) Sasaran Tidak Langsung
Organisasi-organisasi lembaga-lembaga kemasyarakatan instansi-instansi
pemerintah maupun swasta tokoh-tokoh masyarakat (alim ulama wanita dan
pemuda) yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam
pelembagaan NKKBS (Hartanto 201125)
d Macam-macam KB
1) Metode sederhana
Tanpa alat atau disebut KB alamiah Metode sederhana ini meliputi Metode
kalender metode suhu basal metode lendir serviks metode simpto termal
dan senggama teruptus Menggunakan alat yaitu mekanis (Berrier) Metode
ini meliputi kondom pria diafragma kap serviks spons kondom wanita dan
kimiawi
2) Metode modern
Kontrasepsi hormonal meliputi pil oral kombinasi mini pil suntikan implan
alat kontrasepsi bawah kulit (AKBR)
a) Intra uterie devices (IUDAKDR)
b) Kontrasepsi mantap meliputi pada wanita yaitu tubektomi dan pada pria
vasektomi(Hartanto 201142)
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
16
2 Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur
antara 15 sampai 49 tahun dan sang istri masih dalam masa reproduksi (Mantra
2003151) Sedangkan menurut BKKBN (200946) PUS pasangan yang istrinya
berumur 15-49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan)
Berdasarkan pengertian tersebut wanita yang dimaksud pada PUS adalah wanita
usia antara 15-49 tahun dimana organ reproduksinya masih berfungsi dengan baik
sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kehamilan dan memiliki kemampuan
untuk melahirkan anak
3 Unmet Need KB
a Pengertian Unmet Need KB
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya (Sariestya 20145) Menurut Demographi and
Healt Survey menyatakan bahwa unmet need KB merupakan proporsi WUS yang
menikah atau hidup bersama (seksual aktif) yang tidak ingin anak lagi atau yang
ingin menjarangkan kelahiran berikutnya dalam jangka waktu minimal 2 tahun
tetapi tidak menggunakan atau cara kontrasepsi
Definisi unmet need KB pada program DHS telah direvisi oleh Bradley dkk
(SDKI 2012100) adalah perkiraan kebutuhan yang tak terpenuhi kebutuhan yang
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
17
terpenuhi dan permintaan pelayanan kontrasepsi pada wanita kawin umur 15-49
tahun menggunakan definisi baru Secara spesifik wanita dianggap memiliki
unmet need KB untuk penundaan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan juga tidak ingin
hamil dalam waktu dua tahun ke depan atau tidak yakin apakah ingin
hamil atau kapan ingin hamil
2) Hamil dengan kehamilan yang belum diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran yang belum
diinginkan dan tidak menggunakan kontrasepsi
Wanita dianggap memiliki unmet need KB untuk pembatasan kehamilan jika
1) Berisiko hamil karena tidak menggunakan kontrasepsi dan tidak ingin
anak lagi
2) Hamil dengan kehamilan yang tidak diinginkan
3) Masa nifas sampai dengan dua tahun setelah kelahiran tidak diinginkan
dan tidak menggunakan kontrasepsi
b Faktor Penyebab Terjadinya Unmet Need KB
Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi
dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping
dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor
mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 2012 3) Hasil
penelitian yang dilakukan Ulsafitri dan Raisa (2015 4) di Kelurahan Tarok Dippo
Bukittinggi Faktor penyebab unmet need KB diantaranya kurangnnya
pengetahuan tentang KB kurangnnya dukungan suami dan kurannya KIE KB
Beberapa penelitian lainnya mengungkapkan bahwa unmet need KB dipengaruhi
oleh faktor sosial demografi diantaranya umur paritas pendidikan alat
kontrasepsi yang pernah digunakan dan daerah tempat tinggal Seperti penelitian
dan studi yang dilakukan di Gwalior mengemukakan bahwa faktor unmet need
KB yaitu dukungan suami dan paparan informasi
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
18
1) Karakteristik Demografi
Menurut Philip M Hauser dan Dudley Duncan dalam Trisnaningsih (20163)
demografi mempelajari jumlah persebaran teritorial dan komposisi penduduk
serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu yang biasanya
timbul karena natalitas (fertilitas) mortalitas gerak teritorial (migrasi) dan
mobilitas sosial (perubahan status sosial) Karakteristik demografi yang menjadi
faktor penyebab terjadinya unmet need KB yaitu jumlah anak
a) Umur Wanita Unmet Need KB
Menurut Prawirohardjo Sarwono (2013) Umur sangat berpengaruh dalam
mengatur jumlah anak yang dilahirkan periode umur 20-35 tahun adalah periode
menjarangkan kehamilan untuk itu diperlukan metode yang keefektivitasanya
cukup tinggi jangka waktu lama (2-4 tahun) dan reversibel dan periode lebih
dari 35 tahun merupakan fase menghentikan kehamilan sehingga dibutuhkan
kontrasepsi dengan kriteria yang lebih tinggi dan tidak menambah kelainan atau
penyakit yang sudah ada Perbedaan fungsi fisiologis komposisi biokimiawi dan
sistem hormonal akan mempengaruhi pemakaian alat kontrasepsi yang bermaksud
untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia tua Variabel
umur ditemukan signifikan pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti
(200423) yang menemukan bahwa kemungkinan terjadinya unmet need KB
cenderung menurun seiring meningkatnya umur responden wanita PUS
b) Jumlah Anak
Menurut BKKBN (20123) jumlah anak dalam keluarga adanya banyaknya anak
yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin dalam kondisi hidup atau
menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas ada denyut jantung atau
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
19
denyut tali pusar atau gerakan-gerakan otot kemudian dijelaskan yang dimaksud
dengan keluarga kecil adalah keluarga yang jumlah anaknya paling banyak dua
orang sedangkan keluarga besar adalah suatu keluarga dengan jumlah anak lebih
dari dua (gt2) orang anak (Dalam laporan pendahuluan SDKI 2012)
Data SDKI 2012 menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara jumlah
anak hidup dengan kejadian unmet need KB Hubungan antara unmet need KB
dan jumlah anak hidup sangat dipengaruhi oleh preferensi fertilitas dari pasangan
Dapat dilihat dua kemungkinan situasi yang dapat mengakibatkan terjadinya
unmet need KB yaitu apakah kebutuhan KB untuk menjarangkan kelahiran atau
kebutuhan KB untuk membatasi kelahiran (tidak menginginkan anak lagi)
Kedua kondisi tersebut sangat dipengaruhi oleh pertimbangan jumlah anak yang
sudah dimiliki dengan preferensi fertilitas yang diinginkan pasangan tersebut
Semakin besar jumlah anak masih hidup yang dimiliki maka akan semakin besar
kemungkinan preferensi fertilitas yang diinginkan sudah terpenuhi sehingga
semakin besar peluang munculnya keinginan untuk menjarangkan kelahiran atau
membatasi kelahiran dan begitu pula peluang terjadinya unmet need KB bagi
wanita tersebut
2) Karakteristik Sosial Ekonomi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005308) karakteristik berasal dari
kata ldquokarakterrdquo yang berarti mempunyai sifat khusus Karakteristik dapat diartikan
sebagai sifat-sifat khusus yang dimiliki oleh suatu benda Sedangkan menurut
Abdulsyani (199465) Sosial Ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
20
dalam kelompok masyarakat yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi tingkat
pendidikan tingkat pendapatan rumah tinggal dan jabatan dalam organisasi
Berdasarkan pendapat diatas maka keadaan sosial ekonomi adalah gambaran
mengenai situasi yang sedang berlaku yang dapat dilihat dari aspek ekonomi dan
aspek sosialnya Penelitian ini merupakan penelitian mengenai faktor penyebab
terjadinya unmet need KB PUS maka hal-hal yang akan menjadi cakupan adalah
tingkat pendidikan pendapatan biaya KB yang meliputi
a) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah proses dalam mana potensi-potensi ini (kemampuan kapasitas)
yang disusun sedemikian rupa dan dikelola oleh manusia untuk menolong orang
lain atau dirinya sendiri demi mencapai tujuan yang ditetapkan menurut Jhon Idris
(20049) pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental serta intelektual emosional kearah alam semesta dan sesama
manusia Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI Jalur Jenjang Dan Jenis Pendidikan Pasal 14
menyebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi Sedangkan pasal 17 18 dan 19
jenjang pendidikan terbagi atas
1 Pendidikan dasar SD MI SMP dan MTs
2 Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
3 Pendidikan Tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
pendidikan adalah suatu aktivitas atau usaha manusia untuk mengembangkan dan
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
21
meningkatkan potensi-potensi yang dimilikinya yaitu intelektual emosional dan
kecakapan-kecakapan yang disengaja teratur dan berencana kearah tujuan yang
diinginkan Pendidikan juga merupakan suatu proses dalam arti suatu tuntutan
perubahan didalam perkembangan baik sikap pengetahuan maupun
keterampilan-keterampilan yang melibatkan berbagai kemampuan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan
yang telah ditempuh oleh PUS unmet need KB Wanita PUS unmet need KB
yang berpendidikan tingggi memiliki pemahaman yang cukup tentang informasi
yang diterimanya salah satunya informasi tentang keluarga berencana sehingga
peluang wanita PUS unmet need KB yang berpendidikan tinggi akan semakin
tinggi mengalami unmet need KB karena mereka memahami dampak atau faktor
resiko terhadap penggunaan alat kontrasepsi (Porow 20155)
b) Pengetahuan PUS mengenai KB
Menurut Notoatmodjo (201050) pengetahuan adalah hasil penginderaan
manusia atau hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (hidung mata telinga dan sebagainya) Dengan sendirinya pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Sebagian besar
pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera
penglihatan (mata) Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas
atau tingkat yang berbeda-beda Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat
pengetahuan yaitu tahu (know) memahami (comprehension) aplikasi
(application) analisis (analysis) sintesis (synthesis) dan evaluasi (evaluation)
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
22
Pengetahuan terkait dengan bagaimana terjangkaunya informasi Menurut Teori
Snehandu B Karr dalam Notoatmodjo (201061) terjangkaunya informasi
(accessibility of information) adalah terkait dengan tindakan yang akan diambil
oleh seseorang Sebuah keluarga mau mengikuti program KB apabila keluarga ini
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang keluarga berencana tujuan ber KB
bagaimana cara ber-KB (alat-alat kontrasepsi yang tersedia) akibat-akibat
sampingan ber-KB dan sebagainya
Berdasarkan teori perilaku kesehatan Lawrence Green dalam Notoatmodjo
(201059) pengetahuan merupakan faktor yang mempermudah atau
memprediposisi perilaku seseorang Untuk mengukur pengetahuan adalah dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melakui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket Indikator pengetahuan kesehatan
adalah ldquotingginya pengetahuanrdquo responden tentang kesehatan atau besarnya
persentase kelompok responden atau masyarakat tentang variabel-variabel
kesehatan (Notoatmodjo 201056)
c) Pendapatan
Pendapatan (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang diperoleh
pada periode tertentu Besar kecilnya pendapatan dapat mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan pokok keluarga (Reksoprayitno 200479) Menurut
Maslow (dalam Djaali 2008 102) jika suatu kebutuhan telah terpenuhi orang
tidak lagi berkeinginan memenuhi kebutuhan tersebut tetapi berusaha memenuhi
kebutuhan lainnya yang lebih tinggi tingkatannya jadi kebutuhan pertama untuk
dipuaskan adalah kebutuhan dasar fisiologis yaitu makan minum berpakaian dan
bertempat tinggal Bintarto dan Surastopo (199133) menyebutkan kebutuhan
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
23
yang lebih tinggi dapat dicapai setelah kebutuhan primer terpenuhi secukupnya
Keadaan sosial ekonomi yang rendah umumnya berkaitan dengan berbagai
masalah kesehatan yang dihadapi timbulnya masalah kesehatan disebabkan
karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan dalam mengatasi masalah yang
mereka hadapi Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mempengaruhi daya beli
termasuk kemapuan membeli alat dan obat kontrasepsi (BAPPENAS 2013)
Pedapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerimaan uang yang
diterima oleh PUS unmet need KB dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan
yang dihitung berdasarkan satuan rupiah perbulan
d) Biaya Alat Kontrasepsi
Biaya sebagai faktor yang dapat berpengaruh dalam pemilihan alat kontrasepsi
KB suntik dapat diketahui dari pendapat Prawiroharjo Sarwono (2002925) yang
menyatakan bahwa harga obat atau alat kontrasepsi yang terjangkau menjadi
faktor yang menentukan akseptabilitas cara kontrasepsi Lebih lanjut dijelaskan
bahwa kontrasepsi ideal harus memenuhi syarat-syarat tertentu diantaranya
adalah murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
Biaya dari suatu strategi KB mencakup biaya metode itu sendiri waktu yang
dikorbankan wanita dan petugas serta biaya tidak langsung lainnya termasuk
ongkos berkunjung ke klinik
Macam alat kontrasepsi cukup banyak mulai dari yang murah hingga yang cukup
mahal dalam satu kali pemakaiannya Apabila dilihat jangka waktu
penggunaannya hasil akhir biaya yang harus dikeluarkan hampir sama Namun
hasil keefektifannya tentu berbeda dan disebabkan oleh banyak faktor Sebagai
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
24
informasi dan pertimbangan yang akan menggunakan alat kontrasepsi dalam
program KB di bawah ini ada enam macam alat kontrasepsi dengan perbandingan
harganya dapat dilihat dalam Tabel 3 dibawah ini
Tabel 3 Biaya Alat Kontrasepsi di Kota Bandar Lampung tahun 2017
No Alat Kontrasepsi Biaya
(Rp)
1 Kondom 20000 -50000
2 Pil 5000 - 15000
3 Suntik 1 Bulan 30000
4 Suntik 3 Bulan 25000
5 Implant 150000
6 Spiral 150000-400000
Sumber Data BKKBN Kota Bandar Lampung 2017
3) Karakteristik Psikologi
a) Dukungan Suami
Dukungan suami menurut (Rini F 200556) merupakan sikap penuh perhatian
yang ditunjukkan dalam bentuk kerjasama yang baik serta memberikan dukungan
moral dan emosional Dukungan suami adalah dukungan yang diberikan suami
terhadap istri suatu bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan
secara psikologis baik berupa motivasi perhatian dan penerimaan Dukungan
suami merupakan hubungan bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi
istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif (Goldberger amp
Breznis 1982)
Seorang istri di dalam pengambilan keputusan untuk memakai atau tidak memakai
alat kontrasepsi membutuhkan persetujuan dari suami karena suami dipandang
sebagai kepala keluarga pelindung keluarga pencari nafkah dan seseorang yang
dapat membuat keputusan dalam suatu keluarga Pengetahuan yang memadai
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
25
tentang alat kontrasepsi dapat memotivasi suami dan untuk menganjurkan istrinya
memakai alat kontrasepsi tersebut menurut Laksmi (200933) Dukungan suami
dalam penggunaan kontrasepsi ini merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam
program keluarga berencana (BKKBN 200637-38)
1 Bentuk Partisipasi Pria dalam Program Keluarga Berencana
a Sebagai Peserta KB
Partisipasi pria dalam program KB dapat bersifat langsung maupun tidak
langsung Partisipasi pria secara langsung dalam program KB adalah
menggunakan salah satu cara atau metode pencegahan kehamilan seperti
1) Vasektomi (MOPKontap pria)
2) Kondom
3) Sanggama terputus
4) Pantang berkala
5) Kontrasepsi lainnya yang sedang dikembangkan
Sedangkan partisipasi pria secara tidak langsung dalam program KB yaitu
menganjurkan mendukung atau memberi kebebasan kepada pasangannya
(istri) untuk menggunakan kontrasepsi
b Mendukung Istri dalam Penggunaan Kontrasepsi
Partisipasi pria dalam menganjurkan Mendukung dan memberikan
kebebasan wanita pasangannya (istri) untuk menggunakan kontrasepsi atau
carametode KB diawali sejak pria tersebut melakukan akad nikah dengan
wanita pasangannya dalam mencanangkan jumlah anak yang akan dimiliki
sampai dengan akhir masa reproduksi (menopouse) istrinya Bentuk
dukungan suami terhadap istri dalam menggunakan alat kontrasepsi meliputi
1) Memilih kontrasepsi yang cocok yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kondisi istrinya
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
26
2) Membantu istrinya dalam menggunakan kontrasepsi secara benar dan
mengingatkan istri untuk kontrol
3) Membantu mencari pertolongan bila terjadi efek samping maupun
komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
4) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau
rujukan
5) Mencari alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti
tidak memuaskan
6) Membantu menghitung waktu subur apabila menggunakan metode
pantang berkala
7) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan kesehatan istri tidak
memungkinkan
c Memberi Pelayananan KB
Partisipasi pria dalam program KB disamping mendukung istrinya
menggunakan kontrasepsi dan sebagai peserta KB diharapkan juga memberi
pelayanan KB kepada masyarakat baik sebagai motivator maupun sebagai
mitra
d Merencanakan Jumlah anak
Merencanakan jumlah anak dalam keluarga perlu dibicarakan perlu
dibicarakan anatara suami istri dengan mempertimbangkan berbagai aspek
antara lain kesehatan dan kemampuan untuk memberikan pendidikan dan
kehidupan yang layak Perencanaan keluarga menuju keluarga berkualitas
perlu memperhatikan usia produksi istri yaitu sebagai berikut
a Masa menunda kehamilan anak pertama bagi pasangan yang istrinya
dibawah 20 tahun
b Masa mengatur jarak kelahiran untuk usia istri 20-30 tahun
c Masa mengakhiri kehamilan untuk usia di atas 30 tahun
4) Kesehatan
a) Efek Samping
Efek samping dalam dunia kedokteran adalah suatu dampak atau pengaruh yang
merugikan dan tidak diinginkan yang timbul sebagai hasil dari suatu pengobatan
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
27
atau intervensi lain seperti pembedahan Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet
need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena alasan fertilitas
dan efek samping dari metode kontrasepsi Efek samping dari metode kontrasepsi
juga merupakan faktor yang menyebabkan akseptor mengalami drop-out dari KB
yang digunakan (Witjaksono J 20123)
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi
juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode
kontrasepsi tersebut Berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status
kesehatan efek samping potensional konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang
tidak diinginkan besar keluarga yang direncanakan persetujuan pasangan bahkan
norma budaya lingkungan dan orang tua (Saifuddin 2006U-5)
1 Metode jenis kontrasepsi dan efek samping
a Kondom
Metode kontrasepsi menggunakan kondom ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan pengguna adalah alergi dan berkurangnya kenikmatan
hubungan seksual (Sulistyawati 2012160)
b Pil
Efek samping yang sering dirasakan pengguna pil ini adalah pendarahan
tekanan darah tinggi berat badan naik jerawat kloasma tromboembolisme
penurunan produksi air susu gangguan fungsi hati varises perubahan libido
depresi candidiasis vaginal pusingmigrain mual dan muntah rambut rontok
(Sulistyawati 2012160-167)
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
28
c Suntik
Efek samping yang sering dirasakan pengguna kontrasepsi suntik adalah
gangguan haid depresi keputihan galaktorea jerawat rambut rontok
perubahan berat badan mual dan muntah pusingmigrain perubahan libido
(Sulistyawati 2012167-171)
d Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Metode kontrasepsi menggunakan AKDR ini memiliki efek samping yang
sering dirasakan adalah pendarahan infeksi keputihan eksplusi AKDR
perforasitranslokasi nyeri saat haid nyeri waktu melakukan hubungan
seksual mulas-mulas (Sulistyawati 2012171-177)
c Dampak Unmet Need KB
1) Unwanted Pregancy
Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi dimana pasangan tidak
menghendaki adanya proses kelahiran dari suatu kehamilan Kehamilan ini akibat
dari suatu perilaku seksualhubungan yang disengaja maupun tidak disengaja
(Widyastuti 2009105) Akibat dari kehamilan ini biasanya akan berdampak pada
pengguguran kehamilan atau aborsi
2) Aborsi
Aborsi atau pengguguran kandungan yang dalam bahasa latin abortus adalah
keluarnya janin dalam rahim yang disengaja (Trisnaningsih 2016145) Penyebab
abortus disengaja yaitu a) Berdasarkan alasan medis karena untuk
menyelamatkan nyawa ibu misalnya ibu sudah terlalu tua sehingga tidak mampu
untuk melahirkan sehingga menghawatirkan nyawa si ibu b) tidak berdasarkan
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
29
alasan medis misalnya alasan malu karena ibu telah sering hamil
3) Kematian Ibu dan Bayi
Angka kematian ibu (AKI) menjadi salah satu target ke-tiga Sustainable
Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia Sasaran untuk
menurunkan angka kematian ibu melahirkan hingga frac34 dari angka pada tahun
1990 sebanyak 70100000 kelahiran hidup makan target SDGs sebanyak
70100000 pada akhir tahun 2030 Angka kematian ibu sebesar 359100000
kelahiran hidup pada tahun 2012 angka tersebut masih dianggap tinggi (SDKI
2012226) Sementara target pada ahir 2019 sebanyak 306100000 kelahiran
hidup (Kemkes RI 2015) Menurut Depkes RI (2010) penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia diantaranya pendarahan eklamsia infeksi partus lama
dan abortus
4) Peningkatan Penduduk yang Pesat
Saat ini jumlah penduduk Indonesia telah meningkat dari 119 juta pada tahun
1971 menjadi 2376 juta jiwa pada tahun 2010 (Badan Pusat Statistik 20127)
Kondisi ini menyebabkan Indonesia menduduki posisi nomor 4 penduduk
terbanyak di dunia dan menjadi salah satu penduduk negara berkembang dengan
jumlah penduduk terbanyak (Indikator Kesejahteraan Rakyat Tahun 2015)
Jumlah penduduk Indonesia akan semakin besar dan mencapai 2964 juta jiwa
pada tahun 2030 Berarti akan ada tambahan 409 juta penduduk Indonesia antara
tahun 2015-2030 Pada dekade terakhir angka kelahiran (TFR) Indonesia stagnan
sehingga meningkatkan LPP dari 134 (2000-2005) menjadi 149 (2005-2010)
Komponen yang berperan penting terhadap TFR adalah tingkat penggunaan
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
30
kontrasepsi (CPR) dan unmet need KB Faktor penyebab unmet need KB
diantaranya kurangnya pengetahuan tentang KB kurangnya dukungan suami dan
kurangnya KIE KB (Ulsafitri dan Raisa 20154) Hasil SDKI 2007 alasan
tingginya unmet need KB selain karena sosial demografi dan ekonomi juga karena
alasan fertilitas dan efek samping dari metode kontrasepsiEfek samping dari
metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
B Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang peneliti ambil untuk perbandingan dengan
penelitian ini dapat kita lihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 4 Penelitian Yang Relevan
N
o
Nama
peneliti Judul Tujuan
Metode dan
Teknik
Analisis
Hasil
Penelitian
1 Yelty
Ulsafitri
dan Raisa
Nabila F
(2015)Progr
am Studi D
III
Kebidanan
STIKes
YARSI
SUMBAR
Bukittinggi
Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan unmet
need KB
pada
pasangan usia
subur (PUS)
di Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
pasangan
usia subur
(PUS)
Populasi
dalam
penelitian ini
adalah
keseluruhan
PUS yang
ada di
Kelurahan
Tarok Dipo
Bukittinggi
Pengambilan
sampel
dengan
menggunaka
n teknik
sampling
dengan
menggunkan
teknik cluster
sampling
yang
berjumlah 96
responden
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara tingkat
pengetahuan
responden dan
dukungan
suami dengan
kejadian unmet
need dan tidak
terdapat
hubungan yang
signifikan
antara umur
responden
dengan
kejadian unmet
need KB di
Kelurahan
Tarok Dipo
Kota
Bukittinggi
32
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
31
2 Susianan
Sarisyati
sundari
Mulyanings
ih Sri
Sugiarti
(2015)
Sekolah
Tinggi Ilmu
Kesehatan
ALMA Ata
Yogyakarta
Faktor- faktor
yang
berhubungan
dengan
terjadinya
unmet need
KB pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kota
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pada
PUS Di Kota
Yogyakarta
Penelitian ini
menggunaka
n metode
deskriptif
populasi
dalam
penelitian ini
adalah
Pasangan
Usia Subur di
Yogyakarta
Cara
pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
teknik
probability
proportional
to size (PPS)
yang
berjumlah
779
responden
Hasil
penelitian
tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara
pendidikan
istri dengan
kejadian unmet
needdan tidak
ada hubungan
yang
signifikan
jumlah anak
masih hidup
dengan
kejadian unmet
need KB
3 Eni Astuti
dan Ratifah
2014
Akademi
Kebidanan
YLPP
Purwokerto
Deskriptif
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita usia
subur (WUS)
tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi wanita
usia subur
(WUS) tidak
menggunaka
n alat
kontrasepsi
Penelitian ini
adalah
pendekatan
deskriptif
cross-
sectional
Populasi 154
dan sampeel
61 orang
ada hubungan
yang
signifikan
antara paritas
pengetahuan
dan dukungan
suami terhadap
unmet need
KB
4 Sari
Handayani
utami
Desmiwati
Endrinaldi
(2013)
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang
Faktor-Faktor
Yang
Berhubunga
Dengan
Unmet Need
KB Pasca-
Salin IUD
Post-Placenta
Di Kamar
Rawat Pasca-
Bersalin
RSUP DR
M Djaimil
Periode
Mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
unmet need
KB pasca-
salin IUD
Post-
Placenta di
kamar rawat
pasca-
bersalin
RSUP DR
Jenis
penelitian
survey
dengan
desain cross
sectional
study
Sampel
adalah wanita
pasangan usia
subur yang
melahirkan
pervaginam
dan dipilih
hasil penelitian
ini
yaitu ada
hubungan yang
signifikan
antara
pengetahuan
dengan
kejadian unmet
need
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
32
Januari-
Maret 2013
M Djaimil
Periode
Januari-
Maret 2013
secara
accidental
sampling
5 Nurjanah S
(2017)
Program
Studi Bidan
Pendidikan
Jenjang
Diploma IV
Fakultas
Ilmu
Kesehatan
Universitas
bdquoAisyiyah
Yogyakarta
Faktor-faktor
Yang
Mempengaru
hi Unmet
Need Pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaru
hi unmet
need pada
Pasangan
Usia Subur
(PUS) Di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
Desain
penelitian ini
adalah
penelitian
deskriptive
korelasi
dengan cross
sectional
Populasi
sebanyak 113
orang dan
sampel 88
responden
dengan
teknik simpel
random
sampling
Terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
dukungan
suami dengan
unmet need di
Kelurahan
Patehan
Yogyakarta
C Kerangka Pikir
Unmet need KB dapat didefinisikan sebagai kelompok yang belum terpenuhi
kebutuhan kontrasepsinya mencakup semua pria atau wanita usia subur yang
sudah menikah atau hidup bersama dan dianggap aktif secara seksual yang tidak
menggunakan metode kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun
menunda kelahiran berikutnya Berdasarkan data masih banyak PUS yang tidak
menggunakan kontrasepsi Perilaku subjek dipengaruhi oleh faktor-faktor internal
atau faktor dari dalam individu meliputi karakteristik PUS dan perilaku kesehatan
Seperti Hasil SDKI 2007 alasan tingginya unmet need KBselain karena sosial
demografi dan ekonomi juga karena efek samping dari metode kontrasepsi Efek
samping dari metode kontrasepsi juga merupakan faktor yang menyebabkan
akseptor mengalami drop-out dari KB yang digunakan (Witjaksono J 20123)
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
33
yang menyebabkan tingginya angka unmet need KB Berdasarkan uraiantersebut
kerangka pikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 sebagai berikut
Gambar 1 Faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di Kecamatan Labuhan Ratu tahun 2018
D Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Umur tua wanita diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian unmet need
KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt75 responden
wanita memiliki umur gt 30 tahun
2 Banyaknya jumlah anak masih hidup yang dimiliki PUS diduga menjadi
penyebab terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan kriteria gt75 jumlah anak yang dimiliki gt2 anak
3 Tingkat pendidikan rendah PUS diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratudengan kriteria lt 50 PUS
lulusan sekolah menengah atas
Tingginya angka
unmeet need KB
4 Pengetahuan PUS mengenai KB
5 Tingkat Pendapatan
6 Biaya KB
3 Tingkat pendidikan
2 Jumlah anak
7 Dukungan Suami
8 Efek Samping
1 Umur
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
34
4 Buruknya pengetahuan PUS mengenai KB diduga menjadi penyebab
terjadinya kejadian unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan
kriteria lt 50 PUS memiliki pengetahuan baik
5 Tingkat pendapatan rendah diduga menjadi penyebab terjadinya kejadian
unmet need KB PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt50 PUS
pendapatannya kecil
6 Mahalnya biaya pelayanan KB diduga menjadi penyebab tingginya Unmet
Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu dengan kriteria gt 50 PUS
yang tidak menggunakan alat kontrasepsi disebabkan karena mahalnya
pelayanan KB
7 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria lt 50 PUS yang memperoleh dukungan suami terhadap
penggunaan alat kontrasepsi
8 Takut efek samping negatif terhadap penggunaan KB diduga menjadi
penyebab tingginya Unmet Need KB oleh PUS di Kecamatan Labuhan Ratu
dengan kriteria gt 50 PUS yang beranggapan kontrasepsi memiliki efek
samping yang banyak
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
35
III METODE PENELITIAN
A Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif Menurut
Nazir (2009 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia suatu objek suatu set kondisi suatu sistem pemikiran
ataupun kelas manusia pada masa sekarang Tujuan penelitian ini adalah untuk
membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta mengenai keadaan penduduk serta wilayah yang menjadi
lokasi penelitian serta hubungan antara fenomena yang diselidiki terkait dengan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB Penggunaan metode penelitian
deskriptif diharapkan penelitian ini mampu menjawab permasalahan dengan
analisis berdasarkan data yang terkumpul
B Populasi dan Sampel
1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono 2015117) Adapun populasi pada
penelitian ini adalah PUS yang belum terpenuhi kebutuhan kontrasepsinya
mencakup semua pria atau wanita usia subur yang sudah menikah atau hidup
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
36
bersama yang dianggap aktif secara seksual yang tidak menggunakan metode
kontrasepsi baik yang tidak ingin punya anak lagi ataupun menunda kelahiran
berikutnya PUS unmet need KB yang bertempat tinggal di Kecamatan Labuhan
Ratu dengan jumlah 816 PUS unmet need KB yang dapat dilihat secara rinci pata
Tabel 5
Tabel 5 Populasi PUS Unmet Need KB di Kecamatan Labuhan Ratu Tahun
2016
N
o Kelurahan PUS
Bukan Peserta KB
Popula
si PUS
unmet
need
KB
IAT TIAL
1 Labuhan Ratu 976 40 490 128 1569 168 2059
2 Labuhan Ratu Raya 1302 123 1507 137 1679 260 3186
3 Kota Sepang 437 10 123 49 600 59 723
4 Kampung Baru Raya 319 17 209 48 588 65 797
5 Kampung Baru 587 30 368 65 796 95 1164
6 Sepang Jaya 1440 107 1311 62 760 169 2071
Jumlah 5061 327 4007 489 5993 816 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono 2015118) Pengambilan sampel pada penelitian ini
dilakukan dengan proportional random sampling Proportional artinya
pengambilan sampel dari setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding
dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah sedangkan
random adalah pengambilan sampel secara acak Artinya setiap subjek memiliki
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel Besarnya sampel ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
37
n
x
Keterangan
n = Jumlah elemenanggota sampel
N = Jumlah elemenanggota populasi
e = error level (tingkat kesalahan) (10 atau 01)
Oleh sebab itu pengambilan sampel pada penelitian ini adalah sebagai berikut
n
x
n
x
n
n
n = 8908 dibulatkan menjadi 89
Jadi pada penelitian ini diperoleh sampel sebesar 89 wanita PUS unmet need KB
di Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Sampel diambil secara
proporsional dari setiap Kelurahan dengan rumus sebagai berikut
Berdasarkan rumus cara penetuan sampel PUS untuk tiap kelurahan misalnya
Kelurahan Labuhan Ratu dapat dihitung sebagai berikut
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
38
Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh sampel PUS untuk setiap
kelurahan yang dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 pada halaman selanjutnya
Tabel 6 Populasi dan Sampel PUS Unmet Need KB dalam Penelitian di
Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2018
No Kelurahan
Populasi PUS unmet
need KB Sampel
PUS
Presentase
() Frekuensi
1 Labuhan Ratu 168 2059 18 2022
2 Labuhan Ratu Raya 260 3186 28 3146
3 Kota Sepang 59 723 7 787
4 Kampung Baru Raya 65 797 7 787
5 Kampung Baru 95 1164 11 1236
6 Sepang Jaya 169 2071 18 2022
Jumlah 816 10000 89 10000
Keterangan
IAT Ingin anak ditunda
TIAL Tidak ingin anak lagi
(Sumber PLKB Kecamatan Labuhan Ratu Tahun 2016)
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara diundi dengan langkah-langkah
sebagai berikut
1 Menyiapkan kertas dan gelas yang digunakan sebagai alat mengundi
2 Memotong kertas sebanyak 168 potongan (sesuai jumlah PUS di Kelurahan
Labuhan Ratu)
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
39
3 Menulis nomor undian 168 PUS pada kertas yang telah dipotong kecil-kecil
lalu menggulung kertas sebanyak 168 potongan dan dimasukkan ke dalam
gelas
4 Mengocok gelas yang berisi gulungan mengeluarkan kertas gulungan yang
berisi nomor undian tersebut lalu mencatat hasilnya ke dalam buku kemudian
nomor yang telah keluar tersebut dimasukkan kembali kedalam gelas
5 Selanjutnya mengocok gelas kembali sampai sebanyak 18 kali (sesuai besar
sampel untuk Kelurahan Labuhan Ratu)
6 Kemudian lanjutkan pada Kelurahan berikutnya dengan prosedur yang sama
7 Sehingga diperoleh responden atau sampel sebanyak 89 PUS unmet need KB
C Variabel dan Definisi Operasional Variabel
1 Variabel Penelitian
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel yang berarti sesuatu
yang mempunyai variasi nilai (Singarimbun dan Effendi 200842) Variabel
penelitian ini adalah faktor penyebab terjadinya unmet need KB Pasangan Usia
Subur (PUS) di kecamatan Labuhan Ratu dengan indikator karakteristik
demografi sosial ekonomi PUS pengetahuan PUS mengenai KB dukungan
suami dan efek samping
2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu
variabel atau kontrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan
ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur kontrak atau
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
40
variabel tersebut (Nazir 2009126) Adapun definisi operasional variabel dari
penelitian ini adalah sebagai berikut
a Karakteristik PUS
1) Umur merupakan lama waktu hidup yang dimiliki PUS ketika
menggunakan PUS unmet need KB saat ini diperoleh berdasarkan
jawaban PUS yang dinyatakan dalam tahun
2) Jumlah anak yang dimiliki adalah jumlah anak lahir hidup yang dimiliki
responden ketika penelitian berlangsung Jumlah anak pada penelitian ini
dikelompokan menjadi
a) le tergolong memiliki anak sedikit
b) gt 2 tergolong memiliki anak banyak
b Karakteristik sosial
1) Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang
ditamatkan oleh PUS unmet need KB Tingkat pendidikan pada
penelitian ini dikelompokan menjadi tiga (UU Sisdiknas no 20 tahun
2003) yaitu
a) Pendidikan dasar SDMI SMPMTS
b) Pendidikan menengah SMA MA dan SMK
c) Pendidikan tinggi Diploma Sarjana Magister dan Doktor
2) Pengetahuan PUS mengenai KB pengetahuan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan PUS tentang KB dengan indikator
pengertian KB tujuan KB macam-macam KB efektivitas dan efek
samping penggunaan alat kontrasepsi yang diukur menggunakan
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
41
kuesioner dengan 10 pertanyaan kepada responden dan setiap pertanyaan
benar diberi nilai 1 pada setiap jawaban benar dan jawaban salah adalah
0 Dari total 10 pertanyaan dikali 100 Kriteria pengetahuan
digolongkan sebagai
a) Pengetahuan dikatakan baik bila responden dapat menjawab 90-
100 dari pertanyaan yang diberikan
b) Pengetahuan dikatakan cukup bila responden dapat menjawab 60-
80 dari pertanyaan yang diberikan
c) Pengetahuan dikatakan kurang bila responden dapat menjawab le
50 dari pertanyaan yang diberikan
c Karakteristik Ekonomi
1) Tingkat pendapatan keluarga adalah jumlah perolehan uang yang
diterima oleh keluarga PUS selama satu bulan yang berasal dari berbagai
sumber Untuk memperoleh data pendapatan digunakan kuesioner
terbuka dan sesuai dengan jawaban responden Dalam penelitian ini
tingkat pendapatan dikategorikan berdasarkan upah minimum kota
(UMK) Bandar Lampung tahun 2018 berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 78 Tahun 2015 yaitu Rp 2263390 Pengukuran tingkat
pendapatan PUS digolongkan menjadi
a) Pendapatan dikatakan tinggi apabila pendapatan perbulan ge Rp
2263390
b) Pendapatan dikatakan rendah apabila pendapatan perbulan lt Rp
2263390
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
42
2) Biaya KB adalah sejumlah uang yang harus di keluarkan untuk
memperoleh pelayanan KB pengetahuan mengenai biaya pelayanan KB
anggapan responden terhadap biaya pelayan KB Biaya KB dapat
dikelompokan menjadi 2 yaitu sumber biaya KB dan jumlah biaya KB
Hal ini kedua kriteria tersebut di bagi lagi yaitu
a) Sumber pelayanan KB
1 Mandiri
2 Pemerintah
b) Jumlah biaya KB adalah anggapan responden terhadap biaya pelayan
KB
1 Terjangkau apabila responden merasa mampu untuk membayar
biaya KB
2 Mahal apabila responden merasa tidak mampu untuk membayar
biaya KB
d Karakteristik Psikologis
1) Dukungan suami adalah peranan suami dalam memutuskan penggunaan
alat kontrasepsi serta anjuran dari suami dalam pemakaian alat
kontrasepsi jenis alat kontrasepsi bentuk dukungan dari suami serta
saran terhadap penggunaan KB Sikap suami PUS terhadap alat
kontrasepsi adalah reaksi atau respons suami PUS dalam menilai alat
kontrasepsi baik berdasarkan aspek agama psikologi dan kesehatan
Sebagai dukungan suami dituangkan pada indikator (BKKBN 200638)
berikut
a) Memilih atau menyarankan kontrasepsi
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
43
b) Membantu istri dalam menggunakan dan mengingatkan istri untuk
selalu kontrol c) Mengantar istri ke fasilitas pelayanan d) Memberi uang untuk pelayanan KB e) Mecari alternatif lain bila tidak cocok f) Membantu menghitung waktu subur g) Menggunakan kontrasepsi bila keadaan istri tidak memungkinkan
Untuk mengetahui dan memperoleh data tentang sikap suami PUS terhadap
alat kontrasepsi yaitu dengan menggunakan kuisioner Terdapat 7 pertanyaan
yang digunakan dengan memberikan skor 1 untuk jawaban ya dan skor 0
untuk jawaban tidak Sikap suami PUS terhadap alat kontrasepsi digolongkan
menjadi
a) Sikap positif jika skor 50 ge 00 dari pertanyaan yang diberikan
b) Sikap negatif jika skor lt 50 dari pertanyaan yang diberikan
e Kesehatan
1) Efek samping adalah dampak atau pengaruh yang merugikan dan
tidak diinginkan yang timbul sebagai akibat dari penggunaan
kontrasepsi
a) Efek samping ringan mual pendarahan pusing keputihan
perubahan berat badan dan spotting
b) Efek samping berat infeksi Gangguan fungsi hati tekanan darah
naik
D Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
44
1 Kuesioner
Pengumpulan data pada penelitian ini mengguanakan alat pengumpulan data
berupa kuesioner Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat perangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2015199) Kuesioner digunakan
untuk memperoleh data seperti karakteristik demografi sosial dan ekonomi PUS
pengetahuan PUS mengenai KB biaya pelayanan KB Fertilitas dan dukungan
suami dengan jenis kuesioner campuran (terbuka dan tertutup)
2 Wawancara
Menurut Siswanto (201258) teknik wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan mengajukan pertanyaan kepada responden secara langsung Dalam
penelitian ini teknik ini menggunakan wawancara bebas terpimpin yang mana
pedoman wawancara sudah terdapat dalam lembar kuesioner dan memberikan
pertanyaan lebih mendalam terkait dengan alasan PUS di Kecamatan Labuhan
Ratu tidak menggunakan KB
3 Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010274) metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai
hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip buku surat kabar majalah
prasasti notulen rapat legger agenda dan sebagainya Teknik dokumentasi ini
digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data pasangan usia subur
monografi kelurahan serta data PUS yang diperoleh dari PLKB dan instansi
terkait di kelurahan dan kecamatan
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
45
E Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih
mudah dibaca dan diinterpretasikan Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan analisis tabel persentase satu arah dan analisis tabullasi silang
(cross tab) yang kemudian diinterpretasikan untuk mendapatkan gambaran
pengertian yang jelas dari data yang diperoleh kemudian disimpulkan sebagai
hasil penelitian Untuk menentukan persentase data menggunakan rumus sebagai
berikut
Keterangan
Presentase yang diperoleh
n Jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden)
N Jumlah responden
100 Konstata (Nazir 2009103)
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
104
V KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan mengenai ldquoFaktor
penyebab terjadinya unmet need KB pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan
Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 0 rdquo Dapat disimpulkan sebagai
berikut
1 Jumlah anak sedikit le masih hidup yang dimiliki menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar PUS unmet need KB
memiliki anak le atau sebanyak 9101 PUS beralasan anak yang mereka
miliki masih belum sesuai dengan keinginan mereka sehingga mereka
beralasaan ingin menambah anak
2 Umur wanita PUS tua atau gt30 tahun menjadi faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan lebih dari sebagian atau 7303 wanita PUS
unmet need KB memiliki umur gt30 tahun menganggap kemampuan
reproduksinya sudah menurun sehingga menganggap dirinya sudah tidak
akan terjadi kelahiran-kelahiran selanjutnya
3 Efek samping negatif penggunaan alat kontrasepsi menjadi faktor penyebab
terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar atau 6067 wanita
PUS unmet need KB tidak menggunakan alat kontrasepsi karena mengetahui
mengenai efek samping yang akan terjadi mauapun pernah mengalami efek
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
105
samping atas penggunaan tersebut sehingga membuat wanita unmet need KB
takut untuk menggunakan alat kontrasepsi Meskipun efek samping yang
dialami merupakan efek samping ringan
4 Tingkat pendapatan PUS rendah menjadi faktor penyebab terjadinya unmet
need KB dikarenakan sebagian besar atau 5506 PUS memiliki pendapatan
yang rendah Tingkat pendapatan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
pokok dan pemenuhan kebutuhan lainnya seperti pemenuhan kebutuhan
kesehatan apabila pemenuhan kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya
terpenuhi maka kebutuhan kesehatan juga akan terpenuhi
5 Tingkat pendidikan wanita PUS rendah bukan faktor penyebab terjadinya
unmet need KB dikarenakan sebagian besar tergolong memiliki tingkat
pendidikan menengah Dimana wanita PUS beranggapan bahwa mereka bisa
mencegah kehamilan dengan pengetahuan yang meraka miliki
6 Tingkat pengetahuan buruk wanita PUS unmet need KB bukan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
memiliki pengetahuan baik Hasil tersebut dapat diartikan bahwa wanita PUS
telah memperoleh informasi yang baik mengenai KB baik melalui sosialisasi
lembaga atau tenaga medis terkait KB maupun media informasi lainnya
7 Mahalnya biaya penggunaan alat kontrasepsi bukan merupakan faktor
penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar wanita PUS
merasa biaya yang di keluarkan untuk pengguanaan alat kontrasepsi mahal
tetapi alasan mereka tidak ber-KB adalah bukan karena mahalnya biaya
karena hanya 3371 wanita PUS beranggapan meskipun biaya yang
dikeluarkan mahal tetapi kebutuhan ber-KB harus tetap terpenuhi
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
106
8 Kurangnya dukungan suami terhadap penggunaan alat kontrasepsi bukan
faktor penyebab terjadinya unmet need KB dikarenakan sebagian besar
wanita mendapat dukungan serta persetujuan dari suami terkait dengan
penggunaan alat kontrasepsi suami memberikan saran serta berbagai bentuk
dukungan terhadap penggunaan alat kontrasepsi serta sebagian besar wanita
PUS selalu mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan suami terkait alat
kontrasepsi yang akan digunakan serta mempersilahkan istri memilih alat
kontrasepsi yang diinginkan
B Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka penulis mengajukan beberapa
saran sebagai berikut
1 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki umur gt 30 apabila masih
haid sebaiknya tetap menggunakan alat kontrasepsi baik yang MKJP baik
untuk menghentikan ataupun Non-MKJP untuk menjarangkan kehamilan
2 Bagi PUS yang sudah memiliki anak 2 untuk menghentikan kelahiran dan
menggunakan alat kontrasepsi MKJP
3 Bagi wanita PUS unmet need KB yang memiliki tingkat pendidikan rendah
maupun tinggi sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi baik untuk yang
ingin menjarangkan ataupun yang ingin menghentikan kehamilan untuk
mencegah kemalian yang tidak diinginkan
4 Bagi wanita PUS unmet need KB sebaiknya mengikuti lagi kegiatan
sosialisasi mengenai pentinggnya KB agar lebih mengetahui manfaat tujuan
dan efek samping KB
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
107
5 Bagi PUS yang memiliki pendapatan rendah sebaiknya mencari pekerjaan
lain maupun pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan hidup termasuk
kebutuhan kesehatan seperti kebutuhan untuk ber-KB
6 Bagi PUS yang merasa biaya pelayanan KB mahal sebaiknya tetap
menggunkan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi yang diberikan gratis
oleh pemerintah
7 Bagi suami PUS unmet need KB sebaiknya lebih mendukung istri untuk
menggunkan alat kontrasepsi untuk menjarangkan atau menghentikan
kehamilan agar tidak terjadi kehamilan yang tidak diinginkan
8 Bagi wanita PUS unmet need KB yang pernah mengalami efek samping baik
itu ringan maupun berat sebaiknya tetap menggunkan alat kontrasepsi dengan
mengganti jenis alat kontrasepsi yang bisa di konsultasikan ke bidan maupun
ke pelayanan KB pemerintah
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
108
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani 1994 Sosiologi (sketmatika teori dan terapan) Bumi Aksara
Jakarta 218 hlm
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Rineka cipta Jakarta413 hlm
Astuti Eni dan Ratifah 2014 Deskriptif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Wanita Usia Subur (WUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi
Jurnal Ilmiah Kebidanan vol 5 No2 Edisi Desembar 2014Akademi
Kebidanan YLPP Purwokerto hlm 99-108 Diakses dari
(httpdownloadportalgarudaorgarticlephparticle pada Kamis 12
Oktober 2017)
BAPPENAS 2013 Penanggulangan KemiskinanJakarta
(httpwwwbappenasgoidindexphpdowload_fileview89101739
pada Kamis 12 Maret 2018)
Bintarto dan Surastopo Hadisumanto 1991 Metode Analisis Geografi LP3ES
Jakarta 287 hlm
BKKBN 2006 Buku InformasiPartisipasi Pria Dalam KB dan Kesehatan
Reproduksi BKKBN Jakarta 52 hlm
______ 2016 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah 2015 BKKBN Jakarta 179
hlm
______ 2016 Lembaran Data Unmet Need Kota Bandar Lampung 2016
BKKBN Bandar Lampung 1 hlm
BPS 2012 Sensus Penduduk 2010 Badan Pusat Statistik Jakarta 227 hlm
___ 2012 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 Badan Pusat
Statistik Jakarta 234 hlm Diakses dari (httpchnrlorgpelatihan-
demografiSDKI-2012pdf pada Kamis 12 Oktober 2017)
___ 2017 Kecamatan Labuhan Ratu dalam angka 2016 Badan Pusat Statistik
Kota Bandar Lampung 1 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
109
Desmiwati Utami dan Endrinaldi 2013 Faktor-Faktor yang Berhubunga dengan
Unmet Need KB Pasca-Salin IUD Post-Placenta di Kamar Rawat Pasca-
Bersalin RSUP DR M Djaimil Periode Januari- Maret 2013 Jurnal
Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Hlm 158-
163 Diakses dari
(httpwwwe-journalcom201410faktor-faktor-yang-berhubungan-
dengan22htm pada Kamis 12 Oktober 2017)
Djaali 2008 Psikologi Penduduk Bumi Aksara Jakarta 164 hlm
Fadhila Ratno dan Fauziah 2016 Unmet Need Keluarga Berencana Pada
Pasangan Usia Subur di Kecamatan Padang Pada Tahun 2015 Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas Program Studi S-1 Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Padang 9 hlm Diakses dari
(httpjurnalfkmunandacidindexphpjkmaarticledownload200214p
ada Kamis 12 ktober 2017)
Goldberger Leo amp Breznitz 1982 Hand Book Of Stress Theoritical and Clinical
Aspects New York The Free Press 237 hlm
Hartanto Hanafi 2007 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar
Harapan Jakarta 419 hlm
______ 2011 Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi Pustaka Sinar Harapan
Jakarta 419 hlm
Hoetomo 2005 Kamus Lengkap Bahasa IndonesiaMitra Belajar Surabaya
379hlm
Indira Laksmi 2009 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan pada Keluarga Miskin Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 48 hlm
Jacinta Rini F 2002 Stres Kerja Team e-psikolog Baliusada Jakarta 79 hlm
Kamus Lengkap Bahasa Indonesia 2005 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka 1386 hlm
Kementerian Kesehatan RI 2013 Buletin Jendela Informasi Kesehatan
Kemenkes RI Jakarta 38 hlm
Listyaningsih Sumini dan Satiti 2016 Unmet Need Konsep yang Masih Perlu
Diperdebatkan Populasi Volume 24 Nomor 1 2016 72-90Fakultas
Geografi Pusat Studi Kependudukan Dan Kebijakan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta hlm 72-90 Diakses dari
(httpsjurnalugmacidpopulasiarticleview23696 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
110
Manuaba Ida Ayu Candranita Ida bagus Gde Fajar Ida Bagus Gde Manuaba
2010 Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KBKedokteran EGC
Jakarta 507 hlm
Mantra Ida Bagoes 2003 Demografi UmumPustaka Pelajar Offset Yogyakarta
294 hlm
Monografi Kecamatan Labuhan Ratu 2017 Monografi Kecamatan Labuhan
Ratu Bandar Lampung 24 hlm
Nazir Moh 2009 Metode Penelitian Ghalia Indonesia Bogor 486 hlm
Notoatmodjo 2003 Pendidikan Dan Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210
hlm
Notoatmodjo 2011 Ilmu Prilaku kesehatan Rineka cipta Jakarta210 hlm
Nurjanah 2017 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need Pada Pasangan
Usia Subur (PUS) di Kelurahan Patehan Yogyakarta Jurnal Kesehatan
Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas bdquoAisyiyah Yogyakarta hlm Diakses dari
(httpdigilibunisayogyaacid27991NASKAH20PUBLIKASIpdf
pada Kamis 12 Oktober 2017)
Pemerintah Republik Indonesia 2009 Undang-undang No 52 Tahun 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga 37
hlm
PLKB 2017 Unmet Need Kecamatan Labuhan Ratu Petugas Lapangan Keluarga
Berencana Bandar Lampung 4 hlm
PrawirohardjoSarwono 2002 Ilmu kebidanan Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo Jakarta 981 hlm
Prihastuti Dewi 2004 Analisis Lanjut SDKI 2000-2003 Kecendrungan
Preferensi Fertilitas Unmet Need dan Kehamilan tidak diharapkan di
Indonesia BKKBN Jakarta 34 hlm
Reksoprayitno2004 Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi Bina Grafika
Jakarta 179 hlm
Saifuddin Abdul Bari 2006 Buku Pelayanan Praktis KontrasepsiYayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirodiharjo Yogyakarta Hlm U-63
Sariestya 2014 Unmet Need Tantangan Program Keluarga Berencana Dalam
Menghadapi Ledakan Penduduk Tahun 2030 Artikel Magister
Kebidanan Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung 11 hlm Diakses dari
(httprepositoryunpadacid19758 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Sariyati Susiana Sundari dan Sugiharti 2015 Faktor yang Berhubungan dengan
Terjadinya Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) di Kota
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm
111
Yogyakarta Jurnal Perawat Dan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Hlm 123-128 Diakses dari
(httpswwwresearchgatenetpublication307445010 pada Sabtu 7
Oktober 2017)
Singarimbun Masri dan Irwan Efendi 2008 Metode Penelitian Survai Pustaka
LP3ES Indonesia Jakarta 336 hlm
Sulistyawati Ari 2011 Pelayanan Keluarga Berencana Salemba Medika
Jakarta 244 hlm
Sugiyanta I Gede 2006 Geomorfologi II (Bahan Ajar) Bandar Lampung
Universitas Lampung 7 hlm
Sugiyono 2015 Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif
dan RampD Alfabeta Bandung 456 hlm
Trisnaningsih 2016 Demografi Edisi 2 Media Akademi Yogyakarta 240 hlm
Ulsafitri Yellyta dan Raisa Nabila 2016 Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Unmet Need KB Pada Pasangan Usia Subur (PUS) Jurnal
kesehatan Program Studi D III Kebidanan STIKes YARSI Sumatra
Barat 7 hlm Diakses dari
(httpejournalstikesyarsiacidindexphpJAV1N1articledownload54
107 pada Sabtu 7 Oktober 2017)
Undang Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Sistem
pendidikan Nasional Bab VI 38 hlm
Widyastuti Yani 2009 Kesehatan Reproduksi Fitramaya Yogyakarta 190 hlm
Witjaksono J 2012 Rencana Aksi Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi tahun 2012-2014 BKKBN Jakarta 5 hlm