12
1. Judul: FAKTOR PERTUMBUHAN PENDUDUK, TINGKAT MELEK HURUF, DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, 2004 2009 2. Nama Penulis: Atik Ismuningsih (143070002) 3. Intisari Studi ini meneliti tentang pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Melek Huruf, Distribusi Pendapatan terhadap kemiskinan kabupaten/kota di DIY tahun 2004 - 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana dan seberapa besar pengaruh pertumbuhan penduduk, tingkat melek huruf dan distribusi pendapatan terhadap kemiskinan, sehingga nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu dasar dalam penentuan kebijakan dalam mengatasi masalah kemiskinan di DIY Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan alat analisis panel data, yang terdiri dari data times series selama periode 2004-2009 dan data cross section 5 kabupaten/kota di DIY. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah dengan menggunakan random effect model, digunakan dalam model ini karena adanya perbedaan karakteristik dan sumber daya yang dimiliki masing-masing wilayah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penduduk negatif dan signifikan terhadap kemiskinan. Sementara itu, variabel tingkat melek huruf dan distribusi pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan. Kata kunci: kemiskinan, pertumbuhan penduduk, tingkat melek huruf, distribusi pendapatan.

faktor prtumbuhan penduduk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

faktor prtumbuhan penduduk

Citation preview

Page 1: faktor prtumbuhan penduduk

1. Judul:

FAKTOR PERTUMBUHAN PENDUDUK, TINGKAT MELEK HURUF,

DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP KEMISKINAN DI

PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, 2004 – 2009

2. Nama Penulis: Atik Ismuningsih (143070002)

3. Intisari

Studi ini meneliti tentang pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Tingkat Melek

Huruf, Distribusi Pendapatan terhadap kemiskinan kabupaten/kota di DIY tahun

2004 - 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana dan

seberapa besar pengaruh pertumbuhan penduduk, tingkat melek huruf dan

distribusi pendapatan terhadap kemiskinan, sehingga nantinya diharapkan dapat

digunakan sebagai salah satu dasar dalam penentuan kebijakan dalam mengatasi

masalah kemiskinan di DIY

Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan alat analisis panel data,

yang terdiri dari data times series selama periode 2004-2009 dan data cross

section 5 kabupaten/kota di DIY. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk

mengestimasi model regresi dengan data panel adalah dengan menggunakan

random effect model, digunakan dalam model ini karena adanya perbedaan

karakteristik dan sumber daya yang dimiliki masing-masing wilayah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penduduk negatif

dan signifikan terhadap kemiskinan. Sementara itu, variabel tingkat melek huruf

dan distribusi pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

kemiskinan.

Kata kunci: kemiskinan, pertumbuhan penduduk, tingkat melek huruf,

distribusi pendapatan.

Page 2: faktor prtumbuhan penduduk

4. Pendahuluan

Latar Belakang masalah

Di banyak negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan adalah

adanya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk

mengentaskan kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan

sesuatu yang sangat dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang

bagus pun menjadi tidak akan berarti bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi

dengan penurunan yang tajam dalam pendistribusian atau pemerataannya.

Kemiskinan terus menjadi masalah fenomena sepanjang sejarah, kemiskinan

telah membuat jutaan anak-anak tidak bisa mengenyam pendidikan yang

berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya tabungan dan tidak adanya

investasi, kurangnya akses ke pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan,

kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga, menguatnya arus

urbanisasi, dan yang lebih parah, kemiskinan menyebabkan jutaan rakyat

memenuhi kebutuhan pangan dan sandang secara terbatas.

Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk (1) Memperoleh pekerjaan

yang layak bagi kemanusiaan; (2) Hak rakyat untuk memperoleh rasa aman; (3)

Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan hidup (sandang, pangan, dan

papan) yang terjangkau; (4) Hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan

pendidikan. Salah satu akar permasalahan kemiskinan yakni tingginya disparitas

antar daerah akibat tidak meratanya distribusi pendapatan, sehingga kesenjangan

antara masyarakat kaya dan masyarakat miskin di Indonesia semakin melebar.

Pemerintah sendiri selalu mencanangkan upaya penanggulangan kemiskinan

dari tahun ketahun, namun jumlah penduduk miskin tidak juga mengalami

penurunan yang signifikan, walaupun data di BPS menunjukkan kecenderungan

penurunan jumlah penduduk miskin, namun secara kualitatif belum

menampakkan dampak perubahan yang nyata malahan kondisinya semakin

memprihatinkan tiap tahunnya. Dengan terjadinya krisis moneter pada tahun 1997

telah mengakibatkan jumlah penduduk miskin kembali membengkak dan kondisi

Page 3: faktor prtumbuhan penduduk

tersebut diikuti pula dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi yang cukup

tajam. Berbagai upaya penanggulangan kemiskinan yang telah diambil

pemerintah berfokus pada: (1) peningkatan pertumbuhan ekonomi yang

berkualitas melalui upaya padat karya, perdagangan ekspor serta pengembangan

UMKM, (2) peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pendidikan dan

kesehatan (KB, kesejahteraan ibu, infrastruktur dasar, pangan dan gizi), (3)

pemberdayaan masyarakat lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) yang bertujuan untuk membuka kesempatan berpartisipasi bagi

masyarakat miskin dalam proses pembangunan dan meningkatkan peluang dan

posisi tawar masyarakat miskin, serta (4) perbaikan sistem bantuan dan jaminan

sosial lewat Program Keluarga Harapan (PKH).

Permasalahan utama dalam upaya pengurangan kemiskinan saat ini terkait

dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan ekonomi tidak tersebar secara merata di

seluruh wilayah Indonesia, ini dibuktikan dengan tingginya disparitas pendapatan

antar daerah. Selain itu kemiskinan juga merupakan sebuah hubungan sebab

akibat (kausalitas melingkar) artinya tingkat kemiskinan yang tinggi terjadi karena

rendahnya pendapatan perkapita, pendapatan perkapita yang rendah terjadi karena

investasi perkapita yang juga rendah. Tingkat investasi perkapita yang rendah

disebabkan oleh permintaan domestik perkapita yang rendah juga dan hal tersebut

terjadi karena tingkat kemiskinan yang yang tinggi dan demikian seterusnya,

sehingga membentuk sebuah lingkaran kemiskinan sebagai sebuah hubungan

sebab dan akibat (teori Nurkse) dan telah dibuktikan untuk contoh kasus lingkar

kemiskinan di Indonesia (Sumanta, 2005).

Tujuan Penelitian

Untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan penduduk, tingkat melek huruf dan

distribusi pendapatan terhadap kemiskinan di Kabupaten/Kota di Propinsi DIY

2004 - 2009.

Page 4: faktor prtumbuhan penduduk

5. Tinjauan Pustaka

Kemiskinan

Kemiskinan seringkali dipahami sebagai gejala rendahnya tingkat

kesejahteraan semata padahal kemiskinan merupakan gejala yang bersifat

kompleks dan multidimensi. Rendahnya tingkat kehidupan yang sering

sebagai alat ukur kemiskinan hanyalah merupakan salah satu mata rantai dari

munculnya lingkaran kemiskinan. Kemiskinan bisa dipandang sebagai suatu

hal yang absolut dan juga relatif. Secara umum, kemiskinan adalah

ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar standar atas

setiap aspek kehidupan.

Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuha penduduk menurut BPS pertumbuhan penduduk (population)

adalah semua orang yang menetap di suatu wilayah tertentu dalam jangka

waktu tertentu.

Menurut Sukirno (1997), pertumbuhan penduduk bisa menjadi faktor

pendorong dan penghambat pembangunan. Pertama, memungkinkan semakin

banyaknya tenaga kerja. Kedua, perluasan pasar, karena luas pasar barang

dan jasa ditentukan oleh dua faktor penting, yaitu pendapatan masyarakat dan

jumlah penduduk. Sedangkan penduduk disebut faktor penghambat

pembangunan karena akan menurunkan produktivitas, dan akan terdapat

banyak pengangguran.

Tingkat Melek Huruf

Tingkat Melek Huruf Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) melek huruf

adalah kemampuan seseorang membaca dan menulis huruf latin atau huruf

lainnya (selain huruf latin) yang masing-masing merupakan keterampilan

dasar yang diajarkan di kelas-kelas awal jenjang pendidikan dasar.

Pendidikan merupakan salah satu bentuk modal manusia (human capital)

yang menunjukkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendekatan modal

manusia berfokus pada kemampuan tidak langsung untuk meningkatkan

utillitas dengan meningkatkan pendapatan.

Page 5: faktor prtumbuhan penduduk

Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan nasional adalah mencerminkan merata atau

timpangnya pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan

penduduknya (Dumairy,1997:54). Distribusi pendapatan dibedakan menjadi

dua ukuran pokok yaitu distribusi ukuran, adalah besar atau kecilnya bagian

pendapatan yang diterima masing-masing orang dan distribusi fungsional atau

distribusi kepemilikan faktor-faktor produksi (Todaro, 2000:180). Dari dua

definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa distribusi pendapatan

mencerminkan ketimpangan atau meratanya hasil pembangunan suatu daerah

atau negara baik yang diterima masing-masing orang ataupun dari

kepemilikan faktor-faktor produksi di kalangan penduduknya.

6. Metode Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang dikumpulkan secara tidak langsung / data yang

diterbitkan oleh suatu badan tetapi badan itu tidak langsung mengumpulkan

sendiri, melainkan diperoleh dari pihak lain. Data sekunder yang digunakan dalam

analisis ekonometrika pada penelitian ini adalah data panel (gabungan antara data

time series dan cross section) dalam bentuk tahunan. Data time series yang

digunakan adalah dimulai dari periode 2004 – 2009 (6 tahun).

7. Analisis dan Pembahasan

Pemilihan model dalam penelitian ini menggunakan uji Hausman untuk

memilih model Fixed Effect atau Random Effect.

Page 6: faktor prtumbuhan penduduk

Hasil Estimasi Model Random Effect

Variabel Koefisien Regresi Standart Error t-statistik Probabilitas

Y 2736.730 367.0205 7.456613 0.0000

X1 -4.695836 1.854389 -2.532281 0.0177

X2 -0.008699 0.038349 -0.226840 0.8223

X3 -0.250403 0.137615 -1.819587 0.0804

R2

:

0.344158

Adjusted R2

: 0.268484

DW-test : 2.665677

N : 30

Sumber : Lampiran Hasil Olah Data Model Random Effect, 2011.

Secara matematis hasil dari analisis regresi linier berganda dapat ditulis pada

estimasi persamaan sebagai berikut :

Y = – 4,695836X1 – 0,008699X2 – 0,250403X3

Pada persamaan di atas ditunjukkan pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y). Adapun arti dari koefisien regresi tersebut

adalah:

1. β1= -4,695836

Artinyaapabila Pertumbuhan Penduduk (X1) naik sebesar 1 Persen, maka

Kemiskinan Kabupaten/Kota di Propinsi DIY (Y) akan turun sebesar

4,695836 persen dengan asumsi variabel lain adalah konstan (cateris paribus)

2. β2 = -0,008699

Artinya apabila Tingkat Melek Huruf (X2) naik sebesar 1 persen , maka

Kemiskinan Kabupaten/Kota di Propinsi DIY (Y) akan turun sebesar

0,008699 persen dengan asumsi variabel lain adalah konstan (cateris paribus)

3. β3 = -0,250403

Artinya apabila Distribusi Pendapatan (X3) naik sebesar 1 persen, maka

Kemiskinan Kabupaten/Kota di Propinsi DIY (Y) akan turun sebesar

0,250403 persen dengan asumsi variabel lain adalah konstan (cateris paribus).

Page 7: faktor prtumbuhan penduduk

R2

(Koefisien Determinasi)

R2 (Koefisien Determinasi) ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan secara komprehensif

terhadap variabel dependen. Nilai R2 (Koefisien Determinasi) mempunyai range

antara 0-1. Semakin besar R2

mengindikasikan semakin besar kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Dari hasil regresi R2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0.344158 artinya

variasi dari variabel dependen (Y) dalam model yaitu Kemiskinan

Kabupaten/Kota di DIY (Y) dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel independen

(X) yaitu Pertumbuhan Penduduk (X1), tingkat melek huruf (X2), Distribusi

Pendapatan (X3) sebesar 34,41%, sedangkan sisanya sebesar 65,59% dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pembahasan

Hasil dari pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua variable

independen berpengaruh tidak signifikan kecuali variabel Perumbuhan Penduduk

terhadap variabel dependen dengan menggunakan α = 5%. Semua variable

memiliki tanda yang sesuai dengan teori kecuali variable Pertumbuhan Penduduk,

artinya bahwa memang terdapat perbedaan karakteristik dan sumber daya antar

wilayah.

Kemiskinan dalam penelitian ini diukur dengan pertumbuhan penduduk

miskin menurut kriteria BPS. BPS menggunakan pendekatan pengeluaran atau

konsumsi yang mendasarkan pada kemampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka usaha untuk

menurunkan angka kemiskinan dapat ditempuh dengan meningkatkan

peningkatan kualitas sumber daya manusia yang nantinya dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat sehingga daya beli masyarakat dapat meningkat.

1. Pertumbuhan Penduduk dan Kemiskinan

Dari hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh hasil bahwa pertumbuhan

penduduk mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap kemiskinan

Page 8: faktor prtumbuhan penduduk

Dimana penurunan pertumbuhan penduduk sebanyak 1 persen akan menurunkan

kemiskinan sebesar 4.695836 persen. Artinya penurunan pertumbuhan penduduk

akan menurunkan angka kemiskinan. Adanya hubungan negatif antara

pertumbuhan penduduk dengan jumlah penduduk miskin menunjukkan bahwa

semakin rendah perumbuhan penduduk, maka jumlah penduduk miskin juga akan

turun. Hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti (2008) dan Wongdesmiwati (2010)

karena dalam penelitian tersebut pertumbuhan penduduk mempunyai hubungan

positif dengan jumlah penduduk miskin dimana semakin banyak jumlah

penduduk, maka jumlah penduduk miskin juga akan meningkat.

2. Tingkat Melek Huruf dan Kemiskinan

Dari hasil pengujian hipotesis ke dua bahwa variabel tingkat melek huruf

dengan menggunakan data jumlah angka melek huruf diperoleh hasil bahwa

variabel tingkat melek huruf mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kemiskinan artinya tingkat melek huruf tidak berpengaruh terhadap

kemiskinan di DIY karena hanya dengan melek huruf saja tidak cukup

berpengaruh untuk menurunkan tingkat kemiskinan, oleh sebab itu untuk

menurunkan tingkat kemiskinan bisa dari Human Capitalnya. Hasil tersebut

berbeda dengan yang diteliti oleh Skira (2006), Hermanto Siregar dan Dwi

Wahyuniarti (2008) dan Wongdesmiwati (2010). Dalam teori lingkaran

kemiskinan Nurkse dikatakan bahwa danya keterbelakangan, ketidak sempurnaan

pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya produktivitas. Rendahnya

produktivitas mengakibatkan rendahnya pendapatan yang mereka terima.

Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi.

Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan (Kuncoro, 1997).

Pendidikan disini disebut sebagai solusi untuk memotong lingkaran kemiskinan

ini. Dengan bekal pendidikan, maka produktivitas akan meningkat, peningkatan

produktivitas akan meningkatkan pendapatan, peningkatan pendapatan

mempertinggi kemampuan untuk menabung, tabungan tinggi akan meningkatkan

investasi dan investasi yang cukup akan dijadikan modal kembali dalam proses

pembangunan ekonomi.

Page 9: faktor prtumbuhan penduduk

3. Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan

Dari hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh hasil bahwa distribusi

pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan artinya

bahwa distribusi pendapatan tidak berpengaruh terhadap kemiskinan di DIY. Hal

itu bisa dikarenakan yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin,miskin tapi

masih berada diatas garis kemiskinan.

8. Penutup

Kesimpulan

1. Pertumbuhan Penduduk mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

terhadap kemiskinan artinya semakin rendah pertumbuhan penduduk maka

akan menurunkan tingkat kemiskinan.

2. Tingkat Melek Huruf berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

kemiskinan, artinya bahwa tingkat melek huruf tidak berpengaruh

terhadap kemiskinan.

3. Distribusi Pendapatan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

kemiskinan, artinya bahwa distribusi pendapatan tidak berpengaruh

terhadap kemiskinan.

Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang didapat, maka dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Pengendalian pertumbuhan penduduk di DIY sudah berjalan dengan baik

karena pelaksanaan program KB sudah berhasil dengan semakin turunnya

pertumbuhan penduduk yang berakibat semakin rendah pula tingkat

kemiskinan, oleh karena itu pemerintah harus terus menggalakkan

program Keluarga Berencana (KB) dan perlu terus dilakukannya

penyuluhan-penyuluhan akan pentingnya KB serta produk KB yang dapat

dijangkau kaum miskin.

Page 10: faktor prtumbuhan penduduk

2. Pendidikan yang tercermin dari besarnya tingkat melek huruf memiliki

pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kemiskinan, sehingga

diharapkan pemerintah propinsi DIY kembali menggalakkan program

pemberantasan buta aksara supaya dapat menekan kemiskinan di seluruh

Kabupaten/ Kota di DIY dan peningkatan kualitas pendidikian, misalnya

dengan adanya kebijakan anggaran pendidikan 20% perlu dilakukan

kontrol dalam pengalokasiannya, terutama agar biaya pendidikan dapat

lebih ringan, karena biaya pendidikan kini semakin mahal sehingga kaum

miskin susah mengakses pendidikan.

3. Sebaran distribusi pendapatan di DIY, salah satunya dengan cara

perkembangan pada sektor industri tidak terpusat pada beberapa

kecamatan saja tetapi merata pada tiap kecamatan di DIY sehingga

ketimpangan pendapatan akan semakin kecil dan distribusi pendapatan

akan semakin merata dinikmati setiap penduduknya.

9. Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik, 2004-2008, DIY dalam Angka, BPS DIY

BPS Provinsi D.I.Yogyakarta, 2006 Profil Rumah Tangga Fakir Miskin-

Miskin Provinsi D.I.Yogyakarta (Pendataan Fakir Miskin 2006)

Yogyakarta

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Firdausi, Nur Tsaniyah ( 2010), Proyeksi Tingkat Kemiskinan Di

Indonesia

(Studi Kasus di 30 Provinsi), Fakultas Ekonomi Diponegoro, Semarang.

Green, H.William, 2000, Econometric, Analysis, Third Edition, New

Jersey: Prentice Hall.

Gujarati, Damodar N, 2003, Basic Econometrics, Fourth Edition, The

McGrow Hill Companies Inc, New York.

54

Page 11: faktor prtumbuhan penduduk

Hadi Sasana, Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi di

Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Teng. Jurnal Ekonomi Pembangunan

Vol.10, No.1, hal.103-124.

Hasio, Cheng, 1995. Analisis of Panel Data. Cambridge: Cambridge

University Press.

Kuncoro, AS., (2008). Kemiskinan: Kesenjangan Antar Provinsi. Project

Officer untuk TARGETMDGs (BAPENAS/UNDP). MDGs News, Edisi

01/Juli-September 2008

Lincolin Arsyad, 1997, Ekonomi Pembangunan, STIE YKPN,

Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, 1997, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan

Kebijakan, UPPAMP YKPN, Yogyakarta.

Mankiew, Gregory, 2000, Teori Makro Ekonomi, Erlangga

Sukirno, Sadono (1978), Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan

Dasar Kebijakan, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Todaro, Michael. P. (1998), Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga,

Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Transyah, Echo, Imam Indratno. Penanggulangan Kemiskinan ( Poverty

Allivation ) untuk Keberhasilan Pembangunan. Universitas Islam Bandung

Widarjono, Agus, 2005, Ekonometrika Teori dan Aplikasi, Edisi Pertama,

Ekonisia, UII, Yogyakarta.

Wahyu Winarno, Wing, Analisis Ekonomertika dan Statistik Eviews,UPP

STIM YKPN

Wongdesmiwati, 2010, Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan

Kemiskinan di Indonesia, available: http://www.wordpress.com

Page 12: faktor prtumbuhan penduduk

10. Data Penulis ( Curiculum Vitae )

Nama : Atik Ismuningsih

Tempat/tgl. Lahir : Kulon Progo, 05 November 1989

Alamat : Padaan Ngasem, Banjarharjo Kalibawang Kulon Progo

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Pendidikan : - SD N Karangharjo

- SMP N 1 Kalibawang

- SMA N 1 Kalibawang

- UPN “ VETERAN” Yogyakarta