Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI, DAN BI RATE
TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA TAHUN 2015-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
DISUSUN OLEH
NOFIA ROSANTI
NIM : 213-14-122
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
i
ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI, DAN BI RATE
TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA TAHUN 2015-2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
DISUSUN OLEH
NOFIA ROSANTI
NIM : 213-14-122
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2019
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Selamat tinggal masa lalu. Selamat datang hari yang baru.”
Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S Al-Insyiroh:6).
vii
PERSEMBAHAN
Sujud syukur kusembahkan kepadaMu Ya Allah, Tuhan Yang Maha
Segalanya. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal untuk masa
depanku dalam meraih cita-cita.
Dengan ini saya persembahkan skripsi ini kepada:
Bapak dan Ibu Tercinta
Terimakasih untuk kasih sayang, jerih payah, dan limpahan doa yang tak
berkesudahan dan tak akan terbalaskan.
Kakak-kakak ku Tersayang
Terimakasih untuk kakak-kakakku Mas Arman, Mbak Widya, Mas Afiet
yang luar biasa dalam memberi dukungan dan doa tanpa henti. Dan juga
keponakanku Intan dan Farhan yang selalu menjadi penyemangat disaat jenuh.
Guru-guru dan Dosen-dosenku
Terimakasih yang tak terhingga atas kesabaran dalam menjadikanku
pribadi berilmu. Teruntuk dosen pembimbingku terimakasih telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan dan arahan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Sahabat-sahabatku
Terimakasih atas memori kebersamaan yang kita rajut bersama dan atas
solidaritas yang luar biasa.
Calon Imamku
Terimakasih atas support dalam situasi dan kondisi apapun.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat yang tak ternilai serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
judul: ANALISIS PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI, DAN BI RATE
TERHADAP PROFITABILITS BANK SYARIAH DI INDONESIA PERIODE
2015-2018. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tanpa adanya doa,
dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
3. Bapak Ari Setiyawan, M.M. selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah.
4. Bapak Taufikur Rahman,S.E.,M.Si selaku pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktu, memberikan dorongan, bimbingan dan mengarahkan
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen serta staff di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
ix
6. Kedua orang tua tercinta, Bapak Wagiman dan Ibu Suyanti yang telah
membimbing dan memotivasi, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih atas kasih saying, doa, nasehat, kesabaran, dan
semangat yang luar biasa.
7. Kakak-kakak dan keponakan tersayang, (Mas Arman, Mbak Widya, Mas
Afiet, Intan Safitri, Muhammad Farhan) yang telah memberikan motivasi
dan semangat tiada henti.
8. Teman-teman mahasiswa angkatan 2014 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Jurusan S1 Perbankan Syariah.
9. Keluarga KKN Posko 146 Dusun Ngawurejo, Desa Kentengsari,
Kecamatan Kedungjati.
10. Teman-teman magang di BPRS Meru Sankara Magelang.
11. Keluarga Besar PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota Salatiga.
12. Sahabat-sahabati AMPLAS. Terimakasih sudah menjadi semangat dalam
berproses.
13. Calon imam Muhammad Bahruddin Farid yang selalu mensuport dalam
segala situasi dan kondisi.
14. Dan semua pihak yang sudah membantu penulis, yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan dan saran penulisan skripsi ini.
Dan akhirnya tiada untaian kata yang pantas dan berharga kecuali ucapan
Alhamdulillahirobbil alamin atas rahmat dan karunia serta ridho Allah SWT.
x
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya.
Wallahulmuwafiq illa Aqwamittariq
Wassalamualaikum Wr. Wb
Salatiga, 14 Agustus 2019
Penulis
xi
ABSTRAK
Rosanti, Nofia . Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi dan BI Rate Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2015-2018.
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S1 Perbankan
Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Taufikur Rahman, SE, M.Si.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kurs
rupiah, inflasi, dan BI Rate terhadap profitabilitas bank umum syariah di
Indonesia tahun 2015 sampai 2018. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai analisis
data.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berbentuk time series data
bulanan Return on Asset (ROA) Bank Umum Syariah, Kurs Rupiah terhadap
Dollar AS di Indonesia, Inflasi berdasarkan indeks harga konsumen, suku bunga
Bank Indonesia periode 2015 sampai 2018. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis menggunakan alat bantu aplikasi SPSS version 23 dan Eviews version 9.
Hasil penelitian ini menunjukan Kurs Rupiah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah. Inflasi tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas bank umum syariah,dan BI Rate tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas bank umum syariah.
Kata Kunci : Kurs Rupiah, Inflasi, BI Rate, dan Return On Asset (ROA).
xii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................ii
PENGESAHAN KELULUSAN .........................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN .....................................................iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................................v
PERNYATAAN KESEDIAAN DIPUBLIKASIKAN .......................................vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................xi
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah ........................................................................1
B.Rumusan Masalah ..................................................................................7
C.Tujuan Penelitian ...................................................................................7
D.Manfaat Penelitian .................................................................................8
E.Sistematika Penulisan .............................................................................9
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A.Telaah Pustaka .......................................................................................10
B.Kerangka Teori ......................................................................................14
1. Ekonomi Makro............................................................................14
2. Bank Syariah ................................................................................15
3. Profitabilitas .................................................................................19
4. Kurs Rupiah..................................................................................22
5. Inflasi ............................................................................................28
6. BI Rate..........................................................................................32
C.Kerangka Penelitian ...............................................................................39
D.Hipotesis ................................................................................................40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.Jenis Penelitian ......................................................................................45
B. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan ..........................................................45
C.Populasi Dan Sempel .............................................................................45
D.Teknik Pengumpulan Data.....................................................................48
E. Skala Pengukuran ..................................................................................49
F.Definisi Dan Konsep Operasional ..........................................................50
G. Instrumen Penelitian .............................................................................52
1. Uji Stasioneritas ...........................................................................53
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................53
xiv
3. Uji Statistik ...................................................................................56
H.Alat Analisis ..........................................................................................60
BAB IV ANALISIS DATA
A.Deskripsi Objek Penelitian ....................................................................61
B.Statistik Deskriptif .................................................................................61
C.Analisis Data ..........................................................................................62
1. Uji Stasioner .................................................................................62
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................64
3. Uji Statistik ...................................................................................71
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ............................................................................................79
B.Saran.......................................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................82
LAMPIRAN ........................................................................................................87
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Keuangan Syariah ..................................................... 3
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10
Tabel 3.1 Kriteria Sampel ..................................................................................... 46
Tabel 3.2 Jumlah Sampel ...................................................................................... 46
Tabel 3.3 Definisi Konsep dan Operasional ......................................................... 50
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ................................................................. 60
Tabel 4.2 Hasil Uji Stasioneritas ........................................................................... 62
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 63
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 65
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser ................................................................................... 66
Tabel 4.6 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda .......................................... 70
Tabel 4.7 Hasil Uji T ............................................................................................. 71
Tabel 4.8 Hasil Uji F ............................................................................................. 75
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 76
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 38
Gambar 4.1 Hasil Uji Grafik Scatterplot .............................................................. 67
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Histogram ........................................................ 68
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot .................................. 69
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Hasibuan dalam Syachfuddin (2017) Bank memiliki
peranan penting dalam perekonomian yaitu mampu berperan sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank juga memiliki tujuan
untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional
kearah peningkatan rakyat banyak.
Menurut Yuliani (2007) pada tahun 1997, di asia tenggara
mengalami krisis moneter yang merubah perekonomian Indonesia menjadi
terpuruk. Hal tersebut berdampak pada perusahaan-perusahaan yang
berada di dalam negeri, terutama pada sektor perbankan. Sektor perbankan
sangat bergantung pada posisi kurs karena transaksi yang dilakukan adalah
menggunakan mata uang asing. Hal tersebut semakin memperburuk
kondisi perekonomian nasional. Lembaga perbankan yang berfungsi
sebagai lembaga intermediasi juga semakin terkena imbasnya. Salah satu
permasalahan yang dihadapi adalah bank mengalami perubahan nilai suku
bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini yang
mengakibatkan bank sulit untuk memperoleh keuntungan. Pada saat itu
bank syariah mampu membuktikan sebagai lembaga keuangan yang dapat
bertahan ditengah krisis ekonomi yang semakin parah.
2
Menurut Irfan (2015) meski menghadapi krisis keuangan global
yang dampaknya semakin lama semakin meluas, kinerja perbankan
sepanjang tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya fungsi pengawasan dan
adanya kerjasama dengan otoritas terkait perbankan yang disertai dengan
peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia cukup efektif menjaga
ketahanan perbankan dari dampak krisis global yang terjadi pada saat itu.
Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan
melaksanakan proses konsolidasi dengan baik yang berdampak pada hasil
yang positif.
Menurut Antonio (2001) di Indonesia sendiri terdapat dua sistem
perbankan yang digunakan, yaitu bank syariah dan bank konvensional.
Pada bank syariah tidak mengenal adanya bunga didalam operasinya.
Dengan demikian, bank syariah tidak mendapatkan penghasilan dari bunga
atau riba. Salah satu bentuk penghasilan yang didapat pada bank syariah
adalah berupa bagi hasil dengan pelaku usaha yang menggunakan dana
dari bank syariah serta investasi dari bank tersebut.
Di Indonesia perbankan syariah terbagi menjadi beberapa jenis
yaitu Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Contoh dari
Bank Umum Syariah adalah Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, BRI
Syariah, Bank Muamalat Indonesia, dan beberapa bank umum syariah
besar lainnya. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor
pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
3
kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melakukan kegiatan usaha secara
konvensional berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang pembantu
syariah dan atau unit syariah. Contoh dari Unit Usaha Syariah adalah Bank
Danamon Indonesia, Bank Permata, CIMB Niaga, dan beberapa
perbankan konvensional yang memiliki UUS lainnya. Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan dalam menjalankan
operasional perbankan, memiliki layanan yang terbatas. Salah satu
perbedaan besarnya adalah BPRS tidak memiliki izin untuk melakukan
penghimpun dana melalui produk giro. Dua produk utama BPRS adalah
penghimpun dana melalui tabungan dan deposito serta penyaluran dana
dengan prinsip syariah. Contoh dari BPRS adalah BPRS Harta Insan
Karimah, BPRS Al Salaam, dan beberapa BPRS lainnya. Berikut jumlah
lembaga keuangan syariah di Indonesia :
Table 1.1
Jumlah Lembaga Keuangan Syariah
Nama Jumlah
Bank UmumSyariah 14
Unit Usaha Syariah 21
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 167
Sumber: www.ojk.co.id
4
Menurut Fathoni (2017) salah satu indikator untuk menilai kinerja
keuangan bank adalah dengan melihat tingkat profitabilitasnya serta
tingkat efisiensinya. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return
On Asset (ROA). ROA memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk
memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Semakin besar ROA
menunjukan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat
kembalian (return) akan semakin besar.
Selain faktor internal, tingkat profitabilitas bank juga dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal yang bersifat makro, seperti
peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar perusahaan. Lingkungan ekonomi
makro akan mempengaruhi operasional perusahaan yang dalam hal ini
keputusan pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan
perbankan. Dalam penelitian ini, terdapat variabel-variabel yang menjadi
faktor eksternal dan dapat mempengaruhi profitabilitas (ROA) Perbankan
Syariah adalah Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI Rate (Irmawan, 2017).
Faktor pertama yang mempengaruhi profitabilitas adalah kurs
rupiah atau nilai tukar. Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu
faktor profitabilitas perbankan karena dalam kegiatannya, bank
memberikan jasa jual beli valuta asing. Di dunia perekonomian makro
suatu negara nilai tukar uang menjadi acuan pertumbuhan ekonominya,
semakin kuat nilai tukar uang negara dapat dikategorikan semakin sehat
juga perekonomian pada suatu negara. Dengan demikian akan berdampak
pada simpanan masyarakat pada bank syariah sehingga akan
5
meningkatkan profitabilitas perbankan (Dewi, 2018). Pendapat diatas
didukung oleh penelitian Hidayati (2014) yang menunjukan hasil kurs
berpengaruh positif terhadap profitabilitas Return On Asset (ROA).
Namun berbeda dengan penelitian Welta & Lemiyana (2017) menunjukan
bahwa kurs berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap
profitabilitas Return On Asset (ROA).
Faktor kedua yang mempengaruhi profitabilitas adalah inflasi.
Inflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa, yang terjadi jika
pembelanjaan bertambah dibandingkan dengan penawaran barang dipasar.
Sebagai lembaga intermediasi, bank sangat rentan dengan risiko inflasi
terkait dengan mobilitas dananya. Apabila suatu negara mengalami inflasi
yang tinggi maka akan menyebabkan naiknya konsumsi, sehingga akan
mempengaruhi pola saving dan pembiayaan pada masyarakat. Perubahan
tersebut akan berdampak pada kegiatan operasional bank syariah, jumlah
dana dari masyarakat yang dihimpun akan semakin berkurang sehingga
nantinya akan mempengaruhi kinerja bank syariah dalam memperoleh
pendapatan dan menghasilkan keuntungan (Swandayani, 2012).
Dalam penelitian Satria (2010) diketahui bahwa inflasi mempunyai
pengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanuardi (2014)
diketahui bahwa inflasi mempunyai pengaruh positif terhadap
profitabilitas perbankan.
6
Faktor ketiga yang mempengaruhi profitabilitas adalah BI Rate. BI
Rate merupakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia yang menjadi
acuan suku bunga dipasar uang. Perubahan suku bunga BI (BI Rate)
diikuti oleh perubahan suku bunga deposito dan suku bunga kredit dengan
pergerakan yang searah (positif). Suku bunga BI juga ikut mempengaruhi
profitabilitas bank. Ketika suku bunga BI naik, maka akan diikuti oleh
naiknya suku bunga deposito yang berakibat langsung terhadap penurunan
sumber dana pihak ketiga bank syariah. Penurunan DPK ini sebagai akibat
dari pemindahan dana masyarakat ke bank konvensional untuk
mendapatkan imbalan bunga yang lebih tinggi. Apabila dana pihak ketiga
turun, maka profitabilitas bank syariah juga akan mengalami penurunan
(Sahara, 2013).
Hasil penelitian Sahara (2013) menyatakan bahwa suku bunga BI
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Suku bunga tinggi dapat
membuat perbankan mengalami Net Interest Margin (NIM) yang semakin
negatif. Hal ini disebabkan biaya bunga yang harus dikeluarkan terus
meningkat, sedangkan pendapatan bunga kredit tidak meningkat dan
penyaluran dana kesektor usaha dan nasabah lain juga semakin sulit.
Sedangkan penelitian yang berbeda menurut Wibowo dan Syaechu (2013)
menyatakan bahwa BI Rate memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA.
Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitan yang tidak
konsisten diatas, serta adanya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
7
profitabilitas bank syariah maka peneliti ingin membahas lebih dalam lagi
melalui penelitian yang akan dilakukan dengan judul “ANALISIS
PENGARUH KURS RUPIAH, INFLASI, DAN BI RATE
TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI
INDONESIA PERIODE 2015-2018”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Kurs Rupiah terhadap Profitabilitas pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2015-2018?
2. Bagaimana pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2015-2018?
3. Bagaimana pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas pada Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2015-2018?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan :
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Kurs terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh Inflasi terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018.
8
3. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh BI Rate terhadap
Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2015-
2018.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang
baik, diantaranya :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan suatu proses pembelajaran dalam
penerapan antara teori yang didapat pada saat perkuliahan dengan
praktik yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan suatu bahan informasi
mengenai Analisis Pengaruh Kurs Inflasi, dan BI Rate terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2015-2018).
Penelitian ini juga diharapkan berguna bagi penelitian selanjutnya
sebagai rujukan apabila topik penelitan sama.
3. Bagi Bank
Penelitan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai koreksi untuk
terus meningkatkan kinerjanya.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan bertujuan untuk membuat sistematika laporan
penelitian dengan menggambarkan alur pemikiran dari awal hingga akhir
secara ringkas. Sistematika penulisan penelitian ini sebagai berikut :
9
BAB 1 merupakan pendahuluan, dalam bab ini berisi penjelasan
mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II merupakan landasan teori, dalam bab ini terdapat empat
bagian yaitu pertama, landasan teori yang berisi uraian telaah pustaka,
referensi, jurnal, artikel, dan lain-lain, yang berkaitan dengan topik
penelitian ini. Referensi ini juga digunakan sebagai dasar untuk melakukan
analisis terhadap masalah. Kedua, penelitian dan pengkajian yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam penelitian ini. Ketiga kerangka pemikiran berisi kesimpulan
dari telaah pustaka yang digunakan untuk menyusun asumsi atau hipotesis.
Dan bagian keempat adalah hipotesis yang dikemukakan.
BAB III merupakan metode penelitian, dalam bab ini menguraikan
tentang metode pengkajian masalah, data penelitian yang berisi antara lain
variabel penelitian, karakteristik data, populasi dan sampel, disertai
penjelasan tentang prosedur pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV adalah analisis data, dalam bab ini dibahas secara lebih
mendalam tentang uraian penelitian yang berisi deskripsi objek penelitian
dan analisis data serta pembahasan hasil dan interprestasi yang diperoleh
dari penelitian.
BAB V adalah penutup, bab ini merupakan penutup dari penulisan
penelitian dan berisi tentang kesimpulan dari pembahasan bab-bab yang
telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran yang dapat diberikan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Dalam penelitian ini menggunakan variabel dependen Return on
Assets (ROA), variabel independen Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI Rate.
Berikut ini merupakan ringkasan peneliti terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian ini:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti/Judul/Tah
un
Variabel Hasil Perbedaan Dengan
Penulis
Pengaruh Kurs terhadap Profitabilitas
1 Fretty
Welta/Pengaruh
CAR, Inflasi,
Nilai Tukar,
Terhadap
Profitabilitas Pada
Bank Umum
Syariah (2017)
Independen:
CAR, Inflasi,
Nilai Tukar
Dependen:
ROA.
Nilai Tukar,
CAR, dan
Inflasi
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel CAR tetapi
menggunakan
variabel BI Rate.
2 Aris
Fadjar/Analisis
Faktor Internal
dan Eksternal
Bank Yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum di
Indonesia.
Independen:
NPL BOPO,
LDR, CAR,
Nilai Tukar,
Tingkat Suku
Bunga, Inflasi.
Dependen:
ROA
Nilai tukar,
tingkat suku
bunga,, dan
inflasi tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
NPL, LDR
berpengaruh
negative
terhadap ROA.
BOPO
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel NPL, LDR,
CAR, BOPO.
11
3 Oktavia Rosana
Dewi/Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga, Inflasi, BI
Rate, Dan Kurs
Terhadap
Profitabilitas
Perbankan Syariah
di Indonesia
Periode 2013-
2017 (2018).
Independen:
DPK, Inflasi,
BI Rate, Kurs.
Dependen:
ROA
Kurs
berpengaruh
positif dan tidak
signifikan
terhadap ROA.
DPK dan BI
Rate
berpengaruh
negatif
signifikan
teradap ROA.
Inflasi
berpengaru
positif
signifikan
terhadap ROA.
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel DPK.
Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas
1 Syahirul
Alim/Analisis
Pengaruh Inflasi
dan BI Rate
terhadap Return
on Asset (ROA)
Bank Syariah di
Indonesia (2014)
Independen:
Inflasi, BI
Rate
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Inflasi
berpengaruh
positif tidak
signifikan
terhadap ROA
dan BI Rate
berpengaruh
negatif tidak
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
ROA menggunakan
variabel Kurs
Rupiah
2 Desi Marlin
Swandayani/Peng
aruh Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas, dan
Jumlah Uang
Beredar terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
(2012)
Independen:
Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas,
Jumlah Uang
Beredar
Dependen:
Profitabilitas
(ROA)
Inflasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap ROA
perbankan
syariah,
Suku Bunga,
Nilai Tukar
Valas dan
Jumlah Uang
Beredar
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel Jumlah
Uang Beredar
3 Edhi Satriyo
Wibowo/Analisis
Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi,
CAR, BOPO,
NPF, terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah (2013)
Independen:
Suku Bunga,
Inflasi, CAR,
BOPO, NPF,
terhadap
Profitabilitas
Bank Syariah.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Inflasi,
Suku Bunga,
CAR, BOPO,
NPF
berpengaruh
negatif
signifkan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel CAR,
BOPO, NPF, tetapi
Kurs Rupiah.
4 Ayu Yanita
Sahara/Analisis
Independen:
Inflasi, Suku
Variabel Inflasi
dan Produk
Dalam penelitian
ini untuk
12
Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, dan
Produk Domestik
Bruto terhadap
Return on Asset
(ROA) Bank
Syariah di
Indonesia (2013)
Bunga, dan
Produk
Domestik
Bruto.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Domestik Bruto
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
Sedangkan Suku
Bunga BI
berpengaruh
negatif terhadap
ROA
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas
tidakmenggunakan
variabel PDB tetapi
menggunakan
variabel Kurs
Rupiah.
5 Muhammad Rafi
Maulana/Analisis
Pengaruh Inflasi,
Nilai
Tukar,CAR,BOP
O, terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
(2015)
Independen:
Inflasi, Nilai
Tukar,CAR,B
OPO.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Inflasi
dan CAR
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
Sedangkan
variabel Nilai
Tukar dan
BOPO
berpengaruh
negatif terhadap
ROA.
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel CAR,
BOPO, tetapi
menggunakan
variabel BI Rate.
6 Adi
stiawan/Analisis
Pengaruh Faktor
Makroekonomi,
Pangsa Pasar, dan
Karakteristik
Bank terhadap
Profitabilitas Bank
Syariah (2009)
Independen:
Inflasi, GDP,
Pangsa pasar,
CAR, FDR,
NPF, BOPO,
SIZE
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Inflasi dan GDP
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap ROA.
Pangsa
pasar,CAR,FDR
,NPF,BOPO,SI
ZE berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
ROA tidak
menggunakan
variabel
CAR,FDR,NPF,BO
PO,SIZE, GDP,
pangsa pasar tetapi
menggunakan
variabel BI Rate
7 Aris
Fadjar/Analisis
Faktor Internal
dan Eksternal
Bank yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum Syariah di
Indonesia (2013)
Independen:
Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar, CAR,
NPL,BOPO,L
DR.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel
Inflasi,Nilai
Tukar,Suku
Bunga tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan
variabel
CAR,NPL,BOP
O,LDR
berbengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabiltas tidak
menggunakan
variabel
CAR,NPL,BOPO,
LDR
Pengaruh BI Rate terhadap Profitabilitas
1
Luthfia Hanania/
Faktor Internal
dan Eksternal
Independen:
Suku Bunga,
DPK,
Hasil dari
penelitian ini
menunjukan
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
13
Yang
Mempengaruhi
Profitabiltas
Perbankan Syariah
dalam Jangka
Pendek dan
Jangka Panjang
(2015)
Pembiayaan,
NPF, Inflasi.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
bahwa Suku
Bunga
berpengaruh
negatif
signifikan
terhadap ROA.
DPK, NPF, dan
Inflasi tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
Pembiayaan
berpengaruh
positif terhadap
ROA.
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel DPK,
Pembiayaan dan
NPF tetapi
menggunakan
variabel Kurs
Rupiah.
2 Rizky Aryo
Wichaksono/Anali
sis Pengaruh
Faktor Eksternal
dan Internal
Perbankan Syariah
terhadap
Profitabilitas pada
Perusahaan
Perbankan Syariah
(2015)
Independen:
Suku Bunga,
Nilai Tukar
Rupah,
Inflasi,FDR,B
OPO.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Variabel Suku
Bunga,
Inflasi,Nilai
Tukar dan FDR
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
Sedangkan
variabel Inflasi
dan BOPO
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel FDR, dan
BOPO
3 Ayu
Kurniawati/Penga
ruh Penyaluran
Kredit dan Suku
Bunga terhadap
Profitabilitas
(ROA) (2012)
Independen:
Penyaluran
kredit dan
Suku Bunga.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Hasil penelitian
menyatakan BI
Rate
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA
dan Penyaluran
kredit tdak
berpengaruh
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
menegetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel penyaluran
kredit, tetapi
menggunakan
variabel inflasi,
kurs rupiah.
4 Desi Marlin
Swandayani/Peng
aruh Inflasi, Suku
Bunga, Nilai
Tukar Valas, dan
Jumlah Uang
Beredar terhadap
Profitabilitas pada
Perbankan Syariah
di Indonesia
(2009)
Independen:
Suku Bunga,
Inflasi, Nilai
Tukar Valas,
dan Jumlah
Uang Beredar.
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Suku bunga,
nilai tukar valas
dan jumlah uang
beredar
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA,
sedangkan
variabel inflasi
berpengaruh
tidak signifikan
terhadap ROA
Dalam penelitian
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel jumlah
uang beredar.
5 Fadjar/Analisis Independen: Suku Bunga, Dalam penelitian
14
Faktor Internal
dan Eksternal
Bank yang
Mempengaruhi
Profitabilitas Bank
Umum di
Indonesia (2013)
Suku Bunga,
Nilai Tukar,
Inflasi,CAR,N
PL,
BOPO,LDR
Dependen:
Return on
Asset (ROA)
Nilai Tukar,
Inflasi, dan
CAR tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA,
sedangkan NPL
dan LDR
berpengaruh
negatif terhadap
ROA, BOPO
berpengaru
positif terhadap
ROA
ini untuk
mengetahui faktor
yang
mempengaruhi
profitabilitas tidak
menggunakan
variabel CAR,
NPL, BOPO, LDR.
Beradasarkan paparan di atas terdapat beberapa penelitian yang
dilakukan untuk menguji pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI Rate,
terhadap Return on Assets (ROA).
B. Kerangka Teori
1. Ekonomi Makro
Menurut Ahman dalam Wichaksono (2015) ekonomi makro
merupakan bidang ekonomi yang mempelajari tentang fenomena
perekonomian secara menyeluruh atau luas, misalnya inflasi, produk
domestik bruto, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi dan
mengkaji berbagai bidang yang luas, misalnya bagaimana total
investasi dan konsumsi ditentukan, apa penyebab krisis moneter,
bagaimana bank sentral mengelola uang dan suku bunga, mengapa
beberapa negara maju berkembang pesat sementara yang lain
mengalami kemunduran. Ilmu ekonomi makro memperhatikan
perekonomian secara keseluruhan dan ekonomi makro juga menelaah
faktor-faktor yang menentukan output nasional. Ilmu ekonomi makro
15
berhubungan dengan ketenagakerjaan dan pengangguran agregat
(secara keseluruhan).
Menurut Tandelilin (2010) Keuntungan pada perusahaan sangat
tergantung dari keadaan ekonomi secara keseluruhan, sehingga analisis
penilaian saham yang dilakukan investor juga harus memperhatikan
beberapa variabel ekonomi makro yang mampu mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Investor bisa
melakukan analisis fundamental secara top-down untuk menilai
prospek perusahaan. Pertama kali perlu dilakukan analisa terhadap
faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja pada seluruh
perusahaan, kemudian selanjutnya dengan analisa industri pada
akhirnya dilakukan analisis pada perusahaan yang mengeluarkan
sekuritas bersangkutan untuk menilai apakah sekuritas yang
dikeluarkan menguntungkan atau merugikan bagi investor.
2. Bank Syariah
Menurut Kasmir (2013) Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Sedangkan
perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang
Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya. Sedangkan tugas bank adalah membantu pemerintah dalam
16
hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah,
mendorong kelancaran produksi serta pembangunan dan memperluas
kesempatan kerja untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Ada
pula fungsi bank secara umum adalah:
a. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien
dalam kegiatan ekonomi.
b. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat.
c. Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
Menurut Bank Indonesia dalam websitenya (www.bi.go.id)
Kegiatan-kegiatan usaha didalam Bank Umum Syariah adalah
meliputi:
a. Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
b. Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang bertentangan
dengan prinsip syariah.
c. Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad
mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
17
d. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad
salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
e. Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Menurut Antonio (2001) prinsip-prinsip yang dimiliki bank syariah
adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Titipan atau Simpanan (Al-Wadiah). Al-Wadiah dapat
diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain.
Baik pihak individu atau badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan sewaktu-waktu.
b. Prinsip Bagi Hasil. Sistem bagi hasil adalah sistem yang meliputi
tata cara pembagian hasil usaha antara penyedia dan pengelola
dana.
c. Prinsip Jual Beli. Prinsip jual beli merupakan prinsip yang
menerangkan tentang tata cara jual beli. Dimana bank terlebih
dahulu membeli barang yang dibutuhkan, kemudian bank menjual
kembali barang tersebut dengan harga beli ditambah dengan
keuntungan.
d. Prinsip Sewa. Prinsip sewa adalah prinsip pemindahan hak guna
atas barang atau jasa yang dilakukan melalui pembayaran atas
upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas
barang itu sendiri.
18
e. Prinsip jasa (Fee-Based Service). Prinsip jasa disini meliputi
seluruh layanan non pembiayaan yang diberikan oleh bank.
Menurut Stiawan (2009) bank merupakan lembaga perantara
keuangan (financial intermediary) artinya bank adalah lembaga yang
di dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah dikarenakan bank
selalu dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar
utama dalam perdagangan. Kegiatan usaha bank dikaitkan dengan
komoditas-komoditas antara lain:
a. Memindahkan uang.
b. Menerima dan membayarkan kembali uang dalam rekening koran.
c. Mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga
lainnya.
d. Membeli dan menjual surat-surat berharga.
e. Membeli dan menjual cek, surat wesel, kertas dagang.
f. Memberi jaminan bank
Semakin pesatnya pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia
maka perlu dibentuk peraturan yang mengatur sistem perbankan
syariah dan badan pengawas syariah agar mampu dijalankan sebagai
mana mestinya sesuai prinsip syariah. Pada tahun 2008 ditetapkan
Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Selain
itu juga dibentuk Dewan Pengawas Syariah yang bertujuan sebagai
badan yang mengawasi jalannya Lembaga Keuangan Syariah.
19
Mengingat pentingnya perkembangan bank syariah di Indonesia,
maka bank syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tetap menjadi
perbankan dengan prinsip syariah yang sehat dan efisien.
3. Profitabilitas
Menurut Hery dalam Arifah (2018) Profitabilitas adalah
kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba selama periode
tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai dengan berbagai
cara dilihat dari laba dan aktiva atau modal yang akan
diperbandingkan. Dalam memperoleh laba yang maksimal, perusahaan
dapat meningkatkan mutu produk, dapat mensejahterakan pemilik,
karyawan, serta dapat melakukan investasi baru. Rasio profitabilitas
memiliki tujuan dan manfaat bagi perusahaan ataupun pihak luar
perusahaan diantaranya adalah:
1) Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu.
2) Digunakan untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
3) Digunakan untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Digunakan untuk mengukur besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dari total aset.
5) Digunakan untuk mengukur margin laba kotor atas hasil penjualan
bersih.
20
Penggunaan rasio profitabilitas disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuan pada perusahaan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam
perusahaan dapat digunakan secara keseluruhan atau hanya sebagian
saja. Rasio yang dapat digunakan dalam suatu perusahaan adalah:
1) Hasil pengembalian atas aset
2) Hasil pengembalian atas ekuitas
3) Margin laba kotor
4) Margin laba operasional
5) Margin laba bersih
Untuk mengukur kemampuan pada bank syariah dalam
mendapatkan keuntungan dapat menggunakan rasio profitabilitas
diantaranya melalui profit margin (margin laba), Return on Investmen
(ROI), Return on Asset (ROA).
Menurut Irsyad (2015) ROA merupakan rasio yang digunakan
untuk memperoleh keuntungan (laba) secara menyeluruh. Semakin
besar ROA dalam suatu bank, maka semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Berikut rumus yang
digunakan untuk mengukur ROA:
ROA :
x 100%
21
Menurut Munawir dalam Arifah (2018) fungsi dari ROA adalah
sebagai berikut:
1) Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil sifatnya yang
menyeluruh.
2) Apabila suatu perusahaan memiliki data industri sehingga dapat
diperoleh rasio, maka dapat dibandingkan analisa ROA dengan
efisiensi penggunaan modal pada perusahaan.
3) Analisa ROA digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-
tindakan yaitu dengan mengalokasikan biaya dan modal ke bagian
yang bersangkutan.
4) Analisa ROA juga digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produk yang dihasilkan perusahaan dengan
menggunakan product cost system yang baik, modal dan biaya
dapat dialokasikan kepada berbagai produk yang dihasilkan oleh
perusahaan yang bersangkutan.
5) ROA selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk
keperluan suatu perencanaan, misalnya digunakan untuk
pengembalian keputusan ketika suatu perusahaan akan
mengadakan ekspansi tertentu.
4. Kurs Rupiah
a. Pengertian Kurs
Menurut Mankiw (2000) nilai tukar uang atau kurs adalah harga
dari mata uang yang digunakan oleh penduduk negara untuk transaksi
22
perdagangan antara satu sama lain. Nilai tukar dibagi menjadi dua
yaitu nilai tukar nominal dan nilai tukar riil. Nilai tukar nominal adalah
harga mata uang suatu negara dengan negara lainnya, sedangkan nilai
tukar riil adalah nilai tukar nominal dibagi harga relatif dalam negeri
dan luar negeri (negara mitra dagang) kurs riil dijadikan sebagai acuan
untuk mengukir daya saing suatu negara dengan negara lainnya.
Nilai tukar adalah patokan nilai bagi Bank Sentral suatu negara
untuk membeli atau menjual mata uang domestik resmi yang
berlebihan terhadap mata uang asing. Tujuannya dalah untuk
meningkatkan harga produk ekspor dan sekaligus untuk menurunkan
harga impor yang diukur berdasarkan nilai tukar mata uang setempat
(Todaro, 2004).
Menurut International Organization for Standarization (ISO)
pengertian nilai kurs terhadap Dollar Amerika Serikat adalah dimana
kode mata uang suatu negara hanya diberi kode dengan tiga huruf,
dimana dua digit terakhir adalah nama mata uang negara yang
bersangkutan. Pada kurs IDR, dua digit pertama menyatakan singkatan
nama negara Indonesia dan digit ketiga meruapkan inisial dari Rupiah
pada USD, dua digit pertama adalah kepanjangan dari United States
dan digit terakhir adalah inisial dari mata uang dollar. Maka dari itu
nilai kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat biasa disingkat
dengan USD/IDR (Muzakki, 2018).
23
Menurut Krugman (2011) Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika
Serikat dalam sistem kebijakan penetapannya di Indonesia mengalami
tiga kali perubahan sistem kebijakan penetapan kurs, yaitu:
1) Sistem Kurs Tetap (1970-1928)
Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 tahun 1964, di
Indonesia menganut sistem nilai tukar atau kurs resmi Rp
250/Dollar Amerika Serikat. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar
pada tingkat yang di tetapkan, Bank Indonesia melakukan
intervensi aktif di pasar valuta asing.
2) Sistem Kurs Terkendali (1978-1997)
Sistem ini mendasarkan kurs pada basket of currency.
Kebijakan ini diterapkan bersama dengan dilakukannya devaluasi
rupiah pada tahun 1978. Dengan system ini, Bank Indonesia
menetapkan kurs indikasi (pembatas) dan membiarkan kurs
bergerak dengan spread tertentu. Bank Indonesia hanya melakukan
intervensi apabila kurs bergerak di luar spread yang ditentukan.
3) Sistem Kurs Mengambang (1997-sekarang)
Sejak pertengahan Juli 1997, kurs rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat semakin melemah. Atas hal tersebut dan dalam
rangka mengamankan cadangan devisa yang semakin berkurang
maka Bank Indonesia memutuskan untuk mengganti sistem kurs
terkendali dan diganti dengan sistem kurs mengambang bebas (free
24
floating exchange rate). Penggantian ini juga di maksudkan untuk
mengurangi intervensi Bank Indonesia terhadap rupiah.
b. Jenis-Jenis Kurs Nilai Tukar
Menurut Dornbusch (1992) Nilai tukar atau disebut juga kurs
valuta dalam berbagai transaksi ataupun jual beli valuta asing,
dikenal ada empat jenis yakni:
1) Selling Rate (kurs jual), adalah kurs yang ditentukan oleh suatu
Bank untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.
2) Middle Rate (kurs tengah) adalah kurs tengah antara kurs jual
dan kurs beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang
ditetapkan oleh Bank Central pada suatu saat tertentu.
3) Buying Rate (kurs beli) adalah kurs yang ditentukan oleh suatu
bank untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs
Menurut Madura dalam Muzakki (2018) Banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kurs menurut para ahli ekonomi yang
mengakibatkan perbedaan pendapat dari masing-masing para ahli
ekonomi. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mempengaruhi kurs,
yaitu:
1) Faktor fundamental
Faktor ini berkaitan dengan indikator ekonomi seperti suku
bunga, inflasi, perbedaan pendapatan antar negara, ekspektasi
pasar dan intervensi bank sentral.
25
2) Faktor teknis
Faktor ini berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran
devisa pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan
dan penawaran tetap maka dapat terjadi apresiasi kurs. Dan
sebaliknya, apabila permintaan menurun dan penawaran tetap,
maka akan terjadi depresiasi kurs.
3) Sentimen pasar
Faktor ini lebih banyak disebabkan oleh rumor atau kabar
politik yang insidentil, yang mendorong harga valuta asing naik
atau turun secara tajam dalam waktu yang pendek.
Menurut Eun (2013) bahwa ada lima faktor utama yang dapat
mempengaruhi perubahan kurs, yaitu:
1) Tingkat Inflasi
Pasar valuta asing, perdagangan internasional barang dan
jasa menjadi dasar yang utama dalam pasar valuta asing,
sehingga perubahan harga relatif dalam negeri terhadap luar
negeri akan mempengaruhi pergerakan kurs.
2) Cadangan Devisa
Proses hubungan ekonomi antar negara dapat
mempengaruhi hasil neraca pembayaran internasional suatu
negara. Apabila suatu neraca pembayaran internasional terjadi
surplus maka hal tersebut akan berdampak pada peningkatan
nilai cadangan devisa negara, dan sebaliknya jika negara
26
mengalami difisit dalam neraca pembayaran, sehingga bank
sentral negara tersebut harus mengeluarkan asset cadangan
devisanya, seperti emas, valuta asing atau meminjam Bank
Sentral lain
3) Perbedaan Suku Bunga
Perbedaan suku bunga pastinya akan mempengaruhi
masuk keluarnya permodalan dari para investor. Dengan
kenaikan suku bunga akan merangsang masuknya modal asing.
Sehingga itulah sebabnya di negara dengan tingkat tinggi, maka
akan di ikuti masuknya modal asing yang tinggi juga. Modal
asing yang masuk, dapat menimbulkan permintaan untuk
meningkatkan mata uang dan menyebabkan kurs terapresiasi.
4) Ekspor-Impor
Harga merupakan salah satu faktor yang dapat
menentukan barang akan di impor ataupun di ekspor. Barang
dalam negeri yang murah akan meningkatkan ekspor dan
sebaliknya apabila harga barang naik akan melemahkan ekspor
dalam negeri. Sehingga dapat mengakibatkan mata uang
terapresiasi ataupun terdepresiasi. Dengan asumsi jika ekspor
naik, maka permintaan terhadap mata uang negara bertambah
cepat dibandingkan penawaran dan oleh karena itu nilai mata
uang akan mengalami apresiasi. Sebaliknya, jika impor yang
naik, penawaran mata uang lebih cepat berkurang, maka akan
27
mengakibatkan mata uang mengalami depresiasi. Atau dapat
dikatakan jika harga ekspor meningkat lebih cepat maka kurs
atau nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat.
Permintaan akan barang atau jasa dari negara tersebut naik yang
berarti permintaan uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya
untuk harga impor yang meningkat lebih cepat maka kurs atau
nilai tukar mata uang negara tersebut akan melemah.
5) Ekspektasi
Nilai tukar atau kurs dapat dipengaruhi oleh ekspektasi
nilai tukar masa depan. Nilai tukar dapat bereaksi dengan cepat
terhadap berita yang memiliki dampak kedepan. Sebagai contoh
berita terkait melonjaknya inflasi di AS. Hal ini akan
menyebabkan para pedagang valas menjual dolar, karena
memperkirakan nilai dolar akan menurun di masa depan.
d. Fluktuasi Kurs
Menurut Sukirno (2012) berpendapat bahwa nilai kurs
mengalami perubahan setiap saat. Perubahan nilai kurs umumnya
berupa:
1) Apresiasi atau Depresiasi
Apresiasi adalah kenaikan nilai mata uang suatu negara
terhadap mata uang negara asing, dan depresiasi adalah lawan
dari apresiasi, yaitu penurunan nilai mata uang suatu negara
terhadap mata uang asing. Apresiasi dan depresiasi sepenuhnya
28
tergantung terhadap permintaan dan penawaran di pasar baik
dalam negeri maupun luar negeri.
2) Revaluasi atau Devaluasi
Revaluasi adalah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata
uang asing. Sedangkan devaluasi adalah kebijakan yang
dikeluarkan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing. Kedua kebijakan
mempunyai tujuan masing-masing untuk menaikan dan
menurunkan nilai ekspor ataupun impor.
5. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Menurut Wibowo (2012) inflasi adalah suatu proses meningkatnya
harga secara terus menerus yang berkaitan dengan mekanisme pasar
yang disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain konsumsi
masyarakat yang meningkat, tingginya likuiditas di pasar yang
menyebabkan konsumsi naik atau bahkan spekulasi. Inflasi dapat juga
diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara berulang.
Inflasi sendiri adalah suatu indikator yang dapat digunakan untuk
melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan
harga berlangsung secara terus menerus dan saling mempengaruhi.
Menurut Linda (2015) Inflasi berpengaruh sangat besar bagi
masyarakat, dimana inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak
29
dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Inflasi
terbagi menjadi 4 tingkatan yaitu:
a. Inflasi Ringan, apabila kenaikan harga berda di bawah 10%
setahun.
b. Inflasi Sedang, apabila kenaikan harga berada di antara 10%-30%
setahun.
c. Inflasi Berat, apabila kenaikan harga berada diantara 30%-100%
setahun.
d. Hiperinflasi, apabila kenaikan harga di atas 100% setahun.
b. Jenis Inflasi Menurut Sebabnya
Menurut Nopirin (2009) inflasi dibedakan menjadi 2 macam
menurut jenisnya yaitu:
1) Demand Pull Inflation
Inflasi seperti ini bermula dari adanya kenaikan permintaan
total (agregat demand), sedangkan keadaan kesempatan kerja
mendekati kesempatan kerja penuh. Apabila kesempatan kerja
penuh telah tercapai, penambahan permintaan selanjutnya hanya
akan menaikkan harga saja. Kenaikan permintaan ini menyebabkan
keseimbangan GNP berada di atas atau melebihi GNP pada
kesempatan kerja penuh akan timbul adanya inflationary gap yang
menyebabkan inflasi.
30
2) Cost Push Inflation
Cost push inflation ditandai dengan kenaikan harga serta
turunnya produksi atau inflasi. Dengan demikian inflasi dapat
menyebabkan terjadinya perubahan pola pembagian pendapatan
dan kekayaan masyarakat. Inflasi dianggap seolah-olah pajak
seseorang dan merupakan subsidi bagi orang lain.
c. Cara Mencegah Inflasi
Menurut Nopirin (2009) berikut cara-cara mencegah inflasi
diantaranya:
1) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dapat dicapai melalui jumlah uang
beredar. Salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral
(demand depost). Uang giral sendiri dapat terjadi melalui beberapa
cara, yang pertama adalah apabila seseorang memasukan uang kas
ke dalam bank dalam bentuk giro. Yang kedua adalah apabila
seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas tetapi
dalam bentuk giro.
2) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut tentang pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi
permintaan total. Hal tersebut akan mempengaruhi tingkat harga.
Kebijakan fiskal yang berupa pengeluaran pemerintah dan
31
kenaikan pajak dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi
akan dapat ditekan.
3) Kebijakan Yang Berkaitan Dengan Output
Kenaikan output dapat memperkecil lajunya inflasi. Kenaikan
jumlah output dapat tercapai dengan kebijakan penurunan bea
masuk sehingga impor barang cenderung meningkat.
4) Kebijakan Penentuan Harga dan Indexing
Kebijakan penentuan harga dilakukan dengan penentuan
ceiling harga, dan didasarkan pada indeks harga tertentu untuk gaji
maupun upah. Apabila indeks harga naik, maka gaji juga naik.
Menurut Karim (2006) dalam teori inflasi islam, inflasi memiliki
dampak pada perekonomian karena:
a. Menyebabkan gangguan terhadap fungsi uang, terutama pada
fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran dimuka,
dan fungsi dari unit perhitungan. Seseorang harus melepaskan diri
dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut.
Inflasi juga mengakibatkan terjadinya inflasi kembali.
b. Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung
dari masyarakat sendiri.
c. Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk non
primer dan barang-barang mewah.
d. Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non produktif yaitu
penumpukan kekayaan seperti : tanah, bangunan, logam mulia,
32
mata uang asing dengan mengorbankan investasi kearah produktif
seperti, pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan
lainnya.
Dari uraian diatas inflasi dapat dihitung dengan rumus:
IHK =
6. BI Rate
Menurut Bank Indonesia dalam websitenya (www.bi.go.id) BI
Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan
moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan kepada
publik. BI Rate merupakan indikasi suku bunga jangka pendek yang
diinginkan Bank Indonesia dalam upaya mencapai target inflasi. BI
Rate digunakan sebagai acuan dalam operasi moneter untuk
mengarahkan agar suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan
hasil lelang operasi pasar terbuka berada disekitar BI Rate.
Menurut Pohan (2008) perkembangan tingkat bunga yang tidak
wajar secara langsung dapat mengganggu perkembangan perbankan.
Suku bunga yang tinggi di satu sisi akan meningkatkan hasrat
masyarakat untuk menabung sehinga jumlah dana perbankan akan
meningkat. Namun di sisi lain suku bunga yang tinggi akan
mengakibatkan penurunan kegiatan produksi dalam negeri.
Menurunnya produksi akan menurunkan kebutuhan dana dari sektor
usaha dan berakibat pada permintaan kredit bunga yang menurun. Hal
ini akan menimbulkan permasalahan kemana dana tersebut akan
33
disalurkan. Selanjutnya apabila tingkat bunga relatif rendah apabila
dibandingkan dengan tingkat bunga luar negeri, akan mengurangi
minat masyarakat untuk menabung dan mendorong aliran dana dari
dalam negeri sehingga bank akan kesulitan dalam memperoleh dana.
Tetapi pada sektor usaha, akan meningkatkan potensi kegiatan
investasi dan produksi karena tingkat suku bunga yang rendah akan
meningkatkan kredit perbankan. Sehingga kebijakan moneter sangat
dipengaruhi oleh ketetapan tingkat suku bunga yang ideal, harus
tercipta keseimbangan antara manfaat suku bunga bagi sektor
perbankan dan dunia usaha, supaya kestabilan ekonomi negara tetap
terjaga.
Menurut Laksmono dalam Irfan (2015) nilai suku bunga domestik
di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini
disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar
keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel.
Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yatu harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan
imbalan atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian
bunga adalah harga kredit. Tingkat suku bunga berkaitan dengan
peranan waktu didalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Tingkat suku
bunga muncul dari kegemaran untuk mempunyai uang sekarang.
Tingkat bunga merupakan harta yang harus dibayar oleh peminjam
untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu
34
yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam hal ini
merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan
harga barang di pasar komoditi karena tingkat bunga sesungguhnya
merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman
dibagi jumlah uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan
dalam persentase per tahun. Suku bunga terdiri dari suku bunga riil dan
suku bunga nominal.
Menurut Kasmir (2013) terdapat beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat suku bunga diantaranya sebagai berikut:
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi BI Rate/suku bunga
1) Kebutuhan Dana
Apabila bank kekurangan dana atau simpanan sedikit,
sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang
dilakukan oleh bank agar dana tersebut cepat terpenuhi dengan
meningkatkan suku bunga simpanan akan menarik nasabah
untuk menyimpan uang di bank. Dengan demikian kebutuhan
dana dapat terpenuhi. Sebaliknya jika bank kelebihan dana,
dimana simpanan banyak akan tetapi permintaan kredit sedikit,
maka bank akan menurunkan harga simpanan sehingga
mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan
cara menurunkan harga bunga kredit sehingga permohonan
kredit meningkat.
35
2) Persaingan
Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping
faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus
memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan
rata-rata 16% per tahun, maka jika hendak membutuhkan dana
cepat sebaiknya bunga simpanan kita naikkan diatas bunga
pesaing misalnya 17% per tahun. Namun sebaliknya untuk
bunga pinjaman kita harus berada di bawah bunga pesaing.
3) Kebijakan Pemerintah
Dalam kondisi tertentu, pemerintah dapat menentukan batas
maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan
maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau
maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank tidak
boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
4) Target Laba yang Diinginkan
Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya
keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang
diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan
demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu pihak bank harus
hati-hati dalam menentukan persentase laba atau keuntungan
yang diinginkan.
5) Jangka Waktu
36
Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan
semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan oleh besarnya
kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian sebaliknya
jika pinjaman berjangka pendek, maka bunganya relatif lebih
rendah.
6) Kualitas Jaminan
Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin
rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya.
Maksudnya kualitas disini adalah semakin likuid jaminan yang
dijaminkan maka suku bunga akan cenderung turun, begitu
juga sebaliknya. Sebagai contoh, jaminan berupa sertifikat
deposito berbeda jauh dengan sertifikat tanah. Hal ini di
karenakan jika pinjaman bermasalah, pencairan jaminan berupa
sertifikat deposito lebih mudah dicairkan dibanding sertifikat
tanah.
7) Reputasi Perusahaan
Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan
dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid
kemungkinan resiko kredit macet di masa mendatang relatif
kecil dan sebaliknya.
37
8) Produk yang Kompetitif
Maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut lalu
dipasarkan.Untuk produk yang kompetitif, produk kredit yang
diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang
kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian
kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran.
9) Hubungan Baik
Biasanya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi
dua yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa
(sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan
serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.
Nasabah utama biasanya mempunyai hubungan yang baik
dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunga
berbeda dengan nasabah biasa.
10) Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada
bank untuk menanggung segala resiko yang dibebankan kepada
penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan
bonafit baik dari segi kemampuan membayar, nama baik
maupun loyalitasnya terhadap bank, sehingga bunga yang
dibebankan pun juga berbeda. Demikian pula sebaliknya jika
pinjaman pihak ketiga kurang bonafit atau tidak dapat
38
dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai
jaminan ketiga oleh pihak perbankan.
a. Komponen-Kompon yang Menentukan Bunga
1) Total Biaya Dana (Cost of Fund)
Merupakan biaya untuk memperoleh simpanan setelah
ditambah dengan cadangan wajib (reserve requirement) yang
ditetapkan pemerintah. Biaya dana tergantung dari seberapa
besar bunga yang ditentukan untuk memperoleh dana melalui
produk simpanan. Semakin besar atau mahal bunga yang
dibebankan, maka semakin tinggi pula biaya dananya.
2) Laba Yang Dinginkan
Merupakan laba atau keuntungan yang ingin diperoleh bank
dan biasanya dalam persentase tertentu. Penentuan besarnya
laba juga sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam
hal ini biasanya bank disamping melihat kondisi nasabah
apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-
sektor yang dibiayai, misalnya jika proyek pemerintah untuk
pengusaha kecil, maka labanya berbeda dengan yang komersil.
3) Cadangan Resiko Kredit Macet
Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang
diberikan, karena setiap kredit yang diberikan pasti
mengandung suatu resiko tidak terbayar. Resiko itu dapat
timbul baik disengaja maupun tidak disengaja. Oleh karena itu
39
pihak bank perlu mencadangkannya sebagai sikap bersiaga
menghadapinya.
4) Biaya Operasi
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank
dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Biaya ini terdiri dari
biaya gaji, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, dan biaya-
biaya lainnya.
5) Pajak
Yaitu pajak yang dibebankan pemerintah kepada bank yang
memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel Kurs
Rupiah, Inflasi, dan BI Rate terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia.
H1
H2
H3
Kurs Rupiah (X1)
Inflasi (X2)
BI Rate (X3)
Profitabilitas (Y)
40
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
Sumber: konsep yang dikembangkan untuk penelitian ini, 2019
Dari gambar diatas maka dapat dibuat persamaan matematis sebagai
berikut:
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y = Pofitabilitas (ROA)
β0 = Konstanta (constant)
β1-3 = Koefisien Regresi
X1 = Kurs Rupiah
X2 = Inflasi
X3 = BI Rate
e = Kesalahan (error)
D. Hipotesis
Menurut Sujarweni (2015) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang
telah dibuat. Berdasarkan analisis dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
penelitian dinyatakan sebagai berikut :
1. Pengaruh Kurs Rupiah terhadap Return On Asset (ROA)
Kurs adalah perbandingan nilai tukar mata uang suatu negara
dengan mata uang negara asing atau perbandingan nilai tukar valuta
antar negara. Nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu faktor
profitabilitas perbankan, karena dalam kegiatannya bank memberikan
jasa jual beli valuta asing. Adanya pengaruh nilai tukar mata uang
41
terhadap profitbilitas perbankan mengidentifikasi apabila nilai tukar
mengalami apresiasi atau depresiasi maka akan berdampak pada
profitabilitas perbankan.
Menurut Cahyono (2009) dalam penelitiannya apabila kurs naik
yang artinya melemahnya rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat,
sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan negara akan
menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain.
Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa akan mengalami
penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan
substitusi sehingga pada akhirnya akan menyebabkan semakin
menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh
produsen dengan menurunkan pasokan sehingga dapat tercapai
keseimbangan yang baru.
Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila
produksi mengalami penurunan, masyarakat selaku penerima balas
jasa faktor produksi dan perusahaan selaku produsen akan mengalami
penurunan pendapatan. Sehingga dana yang tersedia untuk
diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut akan
mempengaruhi profitabilitas pada bank syariah.
Menurut Imamudin (2008) mengatakan bahwa kurs mempunyai
pengaruh terhadap kondisi perekonomian dengan barometer yang
digunakan adalah neraca perdagangan internasional. Dengan asumsi
jika nilai ekspor lebih tinggi daripada impor maka kurs uangnya akan
42
menurun yang artinya nilai mata uang domestik menguat terhadap
mata uang negara lain, sehingga harga-harga barang dan jasa di dalam
negeri akan mudah dijangkau, yang akan mengakibatkan kemampuan
masyarakat dalam menyisihkan pendapatannya akan meningkat
sehingga akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati (2014) menunjukan Kurs
Rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA pada Bank
Syariah di Indonesia. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
H1 : Kurs Rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
ROA Bank Umum Syariah
2. Pengaruh Inflasi terhadap Return On Asset (ROA)
Menurut Nopirin (2009) inflasi adalah kenaikan harga-harga umum
barang-barang secara terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
macam barang dapat dikatakan sebagai inflasi kecuali kenaikan
tersebut membawa dampak terhadap kenaikan harga sebagian besar
barang-barang yang lain. Apabila suatu negara mengalami inflasi
maka akan menyebabkan naiknya konsumsi, sehingga dapat
mempengaruhi pola saving dan pembiayaan pada masyarakat.
Perubahan tersebut akan berdampak pada operasional perbankan
syariah karena dana yang dihimpun dari masyarakat akan berkurang
sehingga profitabilitas bank akan berkurang.
43
Pengujian pada penelitan ini menunjukan bahwa semakin besar
inflasi maka ROA bank syariah semakin besar. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Fadjar (2013) dan Satriyo (2013) yang
menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA. Jika peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan
lebih tinggi daripada biaya produksi yang dikeluarkan, maka
profitabilitas perusahaan yang dikeluarkan akan naik.
Dari uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai
berikut :
H2 : Inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
Bank Umum Syariah.
3. Pengaruh BI Rate terhadap Return On Asset (ROA)
Menurut Karim (2006) meningkatnya suku bunga BI akan diikuti
peningkatan suku bunga tabungan, sehingga akan mengakibatkan
nasabah memindahkan dananya ke bank konvensional, untuk
memperoleh pengembalian yang lebih tinggi. Naiknya suku bunga
bank konvensional akan mempengaruhi kegiatan operasional bank
syariah yaitu dalam hal pembiayaan dan penyaluran dana. Bila hal
tersebut terjadi, maka pendapatan dan profit bank syariah akan
menurun.
Penelitian yang dilakukan Dwijayanty (2009) menyatakan bahwa
hasil penelitian di Bank Umum Syariah di Indonesia, variabel suku
bunga BI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Begitu
44
juga dengan penelitian Supriyanti (2009) menyatakan bahwa suku
bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA Bank Umum Syariah di
Indonesia.
Berdasarkan penelitian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
H3 : BI Rate berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA
Bank Umum Syariah.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah jenis penelitian yang mampu menghasilkan penemuan-
penemuan yang dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik atau cara-cara yang lain dari kuantifikasi atau pengukuran. Teori
menjadi faktor penting dalam proses penelitian. Karena dalam penelitan
kuantitatif, teori digunakan untuk seorang peneliti menemukan suatu
masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep,
menemukan metodologi dan menemukan alat analisis data (Bungin, 2006).
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu penelitian ini menggunakan data pada bulan Januari 2015
sampai Maret 2018. Lokasi penelitian ini mengambil tempat di Bank
Umum Syariah di Seluruh Indonesia.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada suatu
wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan diamati oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, jadi
populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang
46
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki
oleh subyek atau obyek itu sendiri (Sugiyono, 2015).
Berdasarkan data dari Bank Indonesia populasi dalam penelitian ini
adalah semua Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2015-2018 yang
berjumlah 14.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015) Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability
sampling (penarikan sampel secara acak). Non probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota yang dipilih menjadi
sampel. Bagian dari non probability sampling yang digunakan adalah
purposive sampling. Jadi dapat diartikan bahwa purposive sampling adalah
pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan kriteria sampel yang
diperlukan. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
47
Tabel 3.1
Kriteria Sampel
Kriteria Sampel Ket
a. Perusahaan Bank Umum Syariah di Indonesia yang
menyediakan laporan keuangan tahunan atau annual report
secara lengkap selama periode 2015-2018 yang telah
dipublikasikan di Bank Indonesia atau pada website masing-
masing bank syariah tersebut.
14
b. Bank Umum Syariah di Indonesia yang memiliki data yang
dibutuhkan terkait pengukuran variabel-variabel yang
digunakan untuk penelitian selama periode 2015-2018.
14
Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka variabel yang dapat
dijadikan sampel dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Kurs
Rupiah, Inflasi, dan BI Rate Terhadap Profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia Periode 2015-2018 diperoleh jumlah sampel sebanyak 14 Bank
Umum Syariah yang akan menjadi objek penelitian. Berikut ini adalah
daftar Bank Umum Syariah yang dapat dijadikan sampel dalam penelitian
ini
Tabel 3.2
Jumlah Sampel
1. PT. Bank Aceh Syariah
2. PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah
3. PT. Bank Muamalat Indonesia
4. PT. Bank Victoria Syariah
5. PT. Bank BRI Syariah
48
6. PT. Bank Jabar Banten Syariah
7. PT. Bank BNI Syariah
8. PT. Bank Syariah Mandiri
9. PT. Bank Mega Syariah
10. PT. Bank Panin Dubai Syariah
11. PT. Bank Syariah Bukopin
12. PT. Bank BCA Syariah
13. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah
14. PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber: www.ojk.co.id, Statistik Perbankan Syariah, 2019
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka yang dilakukan
dengan mengkaji buku-buku literatur, jurnal, dan artikel untuk
memperoleh landasan teoritis tentang Bank Umum Syariah serta
mengeksplorasi laporan-laporan keuangan dari bank berupa laporan
tahunan yang bersumber dari website BI, OJK, dan BPS.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan
majalah yang berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, dan lain sebagainya. Data yang
diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpulan data (Sujarweni, 2015).
49
2. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015) teknik pengumpulan data merupakan
langkah awal yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa menegetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data sesuai
standar data yang ditetapkan.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sumber
sekunder, sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Adapun data yang diperoleh
peneliti melalui studi pustaka yang dilakukan dengan mengkaji buku-buku
literatur, jurnal, dan artikel untuk memperoleh landasan teoritis tentang
Bank Umum Syariah serta mengeksplorasi laporan-laporan keuangan dari
bank berupa laporan tahunan yang bersumber dari website BI, OJK, dan
BPS.
E. Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2015) Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut
bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala rasio. Pengukuran rasio
biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau objek tertentu
dengan lainnya.
50
F. Definisi Operasional
1. ROA (Return On Asset)
Menurut Dendawijaya (2005) Return On Asset digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank untuk menghitung laba
secara keseluruhan. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk
menghitung:
ROA :
x 100%
2. Nilai Tukar/ Kurs
Menurut Ekananda (2014) kurs harga suatu mata uang relatif
terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
dalam penelitian ini menggunakan data bulanan kurs tengah dollar AS
terhadap rupiah periode 2015 sampai 2018 yang terdapat dalam
Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia. Berikut rumus yang dapat digunakan untuk menghitung
nilai kurs:
Kurs tengah = (kurs jual + kurs beli)/2
3. Inflasi
Menurut Hendrayanti (2013) Inflasi adalah proses kenaikan harga-
harga secara terus-menerus dalam periode tertentu. Berikut rumus
yang dapat digunakan untuk menghitung Inflasi:
IHK =
51
4. BI Rate
Menurut Sahara (2013) BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik. Suku bunga merupakan
pembayaran atas modal yang dipinjam dari pihak lain dinamakan
bunga. Bunga yang dinyatakan sebagai persentase dari modal
dinamakan tingkat suku bunga. Berarti tingkat suku bunga adalah
persentase pembayaran modal yang dipinjam dari pihak lain. Tingkat
suku bunga menjadi suku bunga acuan bagi Bank Umum di Indonesia.
Tabel 3.3
Definisi Konsep dan Operasional
Variabel
Penelitian
Definisi Indikator Skala
Pengukuran
Kurs Rupiah
(X1)
Menurut Ekananda
(2014) kurs harga
suatu mata unag
relative terhadap mata
uang negara lain.
Kurs tengah =
kurs jual-kurs
beli/2
Skala Rasio
Inflasi (X2) Menurut Karim
(2008) inflasi
merupakan kenaikan
tingkat harga secara
umum dari barang
atau komoditas dan
jasa selama suatu
periode waktu
tertentu.
Tingkat inflasi
pada periode (t-
1)
Skala Rasio
BI Rate (X3) Menurut Sukirno
(1994) suku bunga
merupakan
pembayaran atas
modal yang dipinjam
dari pihak lain
dinamakan bunga.
Tingkat suku
bunga dalam
persen
Skala Rasio
52
Bunga yang
dinyatakan sebagai
presentase dari modal
dinamakan tingkat
suku bunga. Berarti
tingkat suku bunga
adalah persentase
pembayaran modal
yang dipinjam dari
lain pihak.
ROA (Y) Menurut Dendawijaya
(2005) Return On
Asset digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank
untuk menghitung
laba secara
keseluruhan
ROA=laba
bersih sesuai
pajak/total
aktiva x 100%
Skala Rasio
G. Instrumen Penelitian
Menurut Ari kunto dalam Sujarweni (2015) instrumen
pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pembuatan instrumen harus
mengacu pada variabel penelitian, definisi operasional, dan skala
pengukurannya. Instrumen dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
periode 2015-2018 yang diakses dari website Bank Indonesia, website
Otoritas Jasa Keuangan, website Badan Pusat Statistik dan dari website bank
yang dijadikan obyek dalam penelitian. Sumber data adalah annual report
dari sampel bank yang diambil dari tahun 2015-2018. Analisis ini dilakukan
secara kuantitatif dengan bantuan statistik, analisis regresi berganda
(multiple regression analysis) dengan tujuam mengetahui apakah variabel
53
bebas Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI Rate memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROA. Alasan penggunaan uji regresi linear berganda karena
terdapat lebih dari satu variabel bebas.
1. Uji Stasioneritas
Menurut Yuliadi (2009) Uji stasioner digunakan untuk melihat data
yang akan dianalisis stasioner apa tidak. Stasioneritas suatu data sangat
penting dalam data time series. Suatu data dikatakan stasioner jika nilai
rata-rata dan varians antara dua periode waktu hanya tergantung pada
selisih atau selang antara dua periode waktu tersebut bukan waktu yang
sebenarnya ketika kovarians tersebut dihitung. Pada penelitian ini
menggunakan uji unit root dengan metode Augmented Dicckey Fuller Test.
Pada uji akar-akar unit ini pada prinsipnya untuk mengamati apakah
koefisien tertentu dari model otokorelasi yang ditaksir mempunyai nilai
satu atau tidak.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Menurut Bawono (2006) Uji multikolonieritas bertujuan untuk
menguji suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen) model regresi yang baik yaitu model regresi yang
tidak memiliki korelasi antar sesama variabel bebas. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolonieritas dalam suatu model regresi yaitu
dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah
54
yang dijelaskan oleh variabel independennya. Nilai toleran yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/toleran). Nilai
cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya
multikolonieritas yaitu Toleran ≤ . 10 atau sama dengan VIF ≥ 10.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) Uji autokorelasi bertujuan menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
penggangguan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang beruntun sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat
mengunakan metode uji Durbin-Watson (DW tes). Uji Durbin Watson
dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Pengambilan keputusan atau kriteria ada tidaknya autokorelasi :
a. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi positif jika 0 < d < dl
keputusan di tolak.
b. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi positif jika dl ≤ d ≤ du
keputusan no decision.
c. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi negatif jika 4 – dl < d < 4
keputusan ditolak.
55
d. Hipotesis nol tidak ada autokorelasi negatif jika 4 – du ≤ d ≤ 4
– dl.
e. Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif du < d < 4 – du.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi pengamatan yang
lain. Jika varian dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
melihat grafik plot, uji Park, uji Glejser, dan uji White. Dalam
penelitian ini, uji yang digunakan adalah grafik plot dan uji glejser. Uji
grafik plot adalah uji dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah
Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah di studentised. Sedangkan uji glejser sama
dengan halnya uji Park untuk dapat meregres nilai absolut residual
terhadap variabel independen dengan persamaan regresi ІUtІ = ꭤ І βXt
І vt.
d. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013) Uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual
56
memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji T dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Ada
dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak yaitu dengan analisis grafik dan normal probability plot. Dalam
penelitian ini pada pengujian hipotesis pertama metode yang
digunakan adalah analisis grafik, dan uji normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengaan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual
normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan
mengikuti garis diagonalnya. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi normal atau mendekati normal.
3. Uji Statistik
Menurut Ghozali (2013) Uji statistik digunakan untuk melihat tingkat
ketepatan atau keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan dari data yang
kita analisa. Nilai ketepatan atau keaktualan ini dapat diukur goodnessof
fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, f hitung, dan nilai
koefisien determinasinya. Berkaitan apakah uji statistik ini dikatakan lolos
atau tidak, tergantung dari tingkat signifikansinya dari hasil
perhitungannya. Jika hasilnya berada di daerah kritis atau yang menolak
Ho maka dikatakan bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji
selanjutnya dan ini berlaku sebaliknya jika berada di daerah yang
menerima Ho.
57
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Bawono (2006) Regresi digunakan untuk menganalisa
data yang bersifat multivariate. Analisa ini digunakan untuk
meramalkan nilai variabel dependen (Y) dengan variabel independen
yang lebih dari satu (minimal dua), sehingga analisis regresi berganda
sering disebut juga analisa multivariate, karena variabel yang
mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu
variabel independen (X). Kondisi variabel independen (X) dalam
mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif bisa juga
negatif, atau beraneka ragam kondisi yang mempengaruhi. Sehingga
regresi berganda ini lebih real dengan kenyataan di lapangan, bahwa
sesuatu hal pasti dipengaruhi oleh banyak hal. Sedangkan untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan kasual antara beberapa
variabel independen (X1, X2, X3….) mempengaruhi variabel
dependen (Y) dapat dilakukan dengan diuji statistik. Persamaan regresi
berganda dapat berupa sebagai berikut:
ROA = β0 + β1.Kurs Rupiah + β2.Inflasi + β3.BI Rate
Keterangan:
ROA : Kinerja keuangan
Kurs : Kurs Rupiah
Inflasi : Inflasi
BI Rate : Suku Bunga Bank
β0 : Konstanta
58
β1-β5 : Koefisien regresi
e : Eror
b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Menurut Sujarweni (2015) Uji T adalah pengujian koefisien regresi
parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen (X) secara individual mempengaruhi variabel (Y). Apabila
nilai probabilitas signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka suatu
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis diterima jika taraf signifikan (a) < 0,05.
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Menurut Ghozali (2013) uji F adalah pengujian signifikansi
persamaan yang digunakan untuk mengetahui sberapa besar pengaruh
variabel bebas (X1, X2, X3) secara bersama-sama terhadap variabel
tidak bebas (Y). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah
semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: Ho : b1 = b2 = ….
= bk = 0
Artinya apakah semua variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis (Ha)
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1
≠ b2 ≠ …. ≠ bk ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji
59
hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut:
1. Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5%. Dengan kata lain, kita
menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F,
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
d. Koefisien Determinasi (R²)
Menurut Bawono (2006) Koefisien determinasi yang dinotasikan
dengan (R²) merupakan suatu ukuran yang penting dalam regresi.
Koefisien determinasi (R²) menunjukan sejauh mana tingkat hubungan
antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X1,2,3,..)
mempengaruhi variabel dependen. Analisis koefisien determinasi (R²)
digunakan untuk mengetahui seberapa besar prosentase (%) pengaruh
keseluruhan variabel independen yang digunakan (X,1,2,3,..) terhadap
variabel dependen (Y). Pengujian ini dilakukan dengan melihat R²
pada hasil analisis persamaan regresi yang diperoleh apabila angka
koefisien determinasi (R²) semakin mendekati 1 berarti model regresi
yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model penduga terhadap
variabel dependen (Y).
60
H. Alat Analisis
Agar tujuan penelitian dapat tercapai, maka peneliti menggunakan
data kuantitatif dengan uji regresi dan menggunakan alat analisis IBM
SPSS Statistic 23 dan Eviews 9 untuk menguji data yang lain, merupakan
sebuah program komputer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam
memproses data-data statistik secara tepat dan cepat, serta menghasilkan
berbagai output yang dikehendaki oleh para pengambil keputusan.
61
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi, dan
BI Rate Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2015-2018. Data rasio keuangan yang digunakan sesuai dengan periode
penelitian yaitu 2015 sampai 2018 yang diperoleh dari laporan tahunan
perbankan syariah yang dipublikasikan melalui website Bank Indonesia,
Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Pusat Statistik. Dengan jumlah Bank
Umum Syariah yang terdaftar sebanyak 14 bank yang sesuai kriteria.
B. Statistik Deskriptif
Menurut Ghozali (2013) Statistik deskriptif memberikan gambaran
atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata standar deviasi,
varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi). Hasil uji statistik deskriptif pada data penelitian
ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kurs Rupiah 48 1262500,0
0 1522700,0
0 1361322,91
67 55644,8894
2
BI Rate 48 425,00 775,00 580,2083 127,88774
Inflasi 48 279,00 726,00 423,0000 142,88740
ROA 48 16,00 141,00 84,6875 31,94687
Valid N (listwise)
48
Sumber: data sekunder yang diolah, 2018
62
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat empat variabel
penelitian (Kurs Rupiah, Inflasi, BI Rate, ROA) dengan jumlah periode
secara keseluruhan sebanyak 48. Dengan nilai minimum sebagai nilai
terendah untuk setiap variabel, dan nilai maksimum untuk nilai tertinggi
untuk setiap variabel dalam penelitian. Dalam tabel juga dapat dilihat
mean dari setiap nilai dari masing-masing variabel. Selain itu juga dapat
dilihat standar deviasi nilai dari data masing-masing variabel.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif dapat diketahui bahwa
pada variabel Kurs Rupiah memiliki rata-rata 1361322,9167 dengan nilai
minimal 1262500,00 dan nilai maksimal 1522700,00 dengan standar
deviasi sebesar 55644,88942. Variabel BI Rate memiliki rata-rata
580,2083 dengan nilai minimal 425,00 dan nilai maksimal 775,00 dengan
standar deviasi sebesar 127,88774. Variabel Inflasi memiliki rata-rata
423,0000 dengan nilai minimal 279,00 dan nilai maksimal 726,00 dengan
standar deviasi 142, 88740. Variabel ROA memiliki rata-rata 84,6875
dengan nilai minimal 16,00 dan nilai maksimal 141,00 dengan standar
deviasi sebesar 31,94687.
C. Analisis Data
1. Uji Stasioneritas
Uji stasioneritas digunakan untuk menguji time series agar data
yang digunakan bersifat flat, tidak mengandung komponen trend dengan
keragaman konstan dan tidak terjadi fluktuasi periodik. Uji yang
digunakan adalah uji Unit Root Test yang dikembangkan oleh Dickey-
63
fuller, berdasarkan data yang diperoleh dari masing-masing variabel tahun
pada tahun 2015-2018. Maka hasil uji stasioneritas data adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Stasioneritas
No Variabel *Prob Keterangan
1 Kurs Rupiah 0,0000 Stasioner
2 Inflasi 0,0000 Stasioner
3 BI Rate 0,0000 Stasioner
4 ROA 0,0000 Stasioner
Sumber: Output Eviews 9, (data diolah) 2019
Dari tabel Augmented Dikcy-Fuller Unit Root Test menunjukan
bahwa nilai probabiliti Kurs Rupiah sebesar 0,0000, Inflasi sebesar 0,0000,
BI Rate sebesar 0,0000 dan ROA sebesar 0,0000. Dari semua nilai
probabiliti semua variabel pada tingkat level dapat menolak null hypotesist
dan dari sebuah level unit root. Tetapi, pada firs difference tidak dapat
menolak null hypotesist dikarenakan nilai probabiliti kurang dari 0,05.
Maka uji stasioner ditetapkan pada first difference.
Dari tabel 4.2 masing-masing variabel dalam peneitian
menunjukan bahwa semua data stasioner, dapat dituliskan dengan
D(KURS_RUPIAH), D(INFLASI), D(BI_RATE), dan D(ROA). Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran uji stasioneritas.
64
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel indepenen (Ghozali, 2013).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji nilai
perhitungan nilai Tolerance dan VIF. Hasil dari uji
multikolonieritas dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant)
-211.026
103.382
-2.041
.047
Kurs Rupiah
.000 .000 .444 3.432 .001 .885 1.130
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923 .435 2.298
BI Rate -.086 .044 -.343
-1.933
.060 .470 2.128
a. Dependent Variable: ROA Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Hasil perhitungan dari nilai Tolerance menunjukan tidak
adanya variabel yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari
0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen yang
nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan Varian Inflation Factor
(VIF) juga menunjukan hal yang sama. Tidak ada satu variabel
65
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan tidak terjadi multikolonieritas antar variabel
independen dalam model regresi.
b. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013) Uji autokorelasi untuk menguji
apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul
karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan dengan
satu sama lainnya. Pada data time series sering terjadi korelasi.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak dalam penelitian
ini menggunakan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi.
Jika residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan
bahwa residual adalah acak atau random. Uji Durbin Watson
dilakukan dengan membuat hipotesis:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat di bawah ini:
66
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .590a .348 .303 26.66567 .763
a. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Dengan jumlah sampel 48 (n) dan jumlah variabel 4 (k)
maka di tabel Durbin Watson didapatkan nilai batas atas (du) 1,67
dan nilai batas bawah 1,40. Dengan nilai (d) 0,763 maka (4-d)
yaitu 3,237. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelsi
positif dan tidak terdapat autokorelasi negatif sehingga sama sekali
tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2013) Uji heteroskedastisitas untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan lain. Model regresi yang
baik adalah tidak terjadi atau terbebas dari heteroskedastisitas.
Dalam pengujian ini menggunakan heteroskedastisitas uji
glejser dan grafik plot. Untuk mengetahui ada tidaknya
heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari
tabel dan grafik plot antar nilai prediksi variabel terikat dengan
residualnya. Adapun tabel dan grafik dapat dilihat di bawah ini:
67
Tabel 4.5
Hasil Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant)
8.679 48.765 .178 .860
Kurs Rupiah
1.180E-5 .000 .054 .337 .738 .885 1.130
Inflasi .002 .019 .027 .117 .907 .435 2.298
BI Rate -.006 .021 -.058 -.264 .793 .470 2.128
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji
heteroskedastisitas menggunakan uji glejser adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya
adalah tidak terjadi gajala heteroskedastisitas dalam model
regresi
2) Dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka
kesimpulannya terjadi gejala heteroskedastisitas.
Hasil perhitungan dari uji glejser diatas menunjukan bahwa
nilai signifikansi dari ketiga variabel independen menunjukan nilai
lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas.
68
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Gambar 4.1
Hasil Uji Grafik Plot
Berdasarkan gambar 4.1 dapat diketahui bahwa data (titik-
titik) menyebar secara merata di atas dan di bawah garis 0 (nol),
dan tidak berkumpul disatu tempat, serta tidak membentuk pola
tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2013) Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah sebuah model regresi variabel dependen, variabel
independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui suatu populasi suatu
data dapat dilakukan dengan analisis grafik. Salah satu cara untuk
melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram
69
dan normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat
gambar dibawah ini:
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Histogram
Dengan melihat tampilan histogram uji normalitas gambar
4.2, maka dapat disimpulkan bahwa histogram menunjukan pola
distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat
histogram, hal ini dapat memberikan hasil yang meragukan
70
khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal
adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Hasil
uji normalitas normal probability plot dapat dilihat di bawah ini:
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Gambar 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Normal Probability Plot
Pada grafik normal probability plot gambar 4.3 terlihat
bahwa titik-titik menyebar terhimpit di sekitar diagonal, serta
penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Dari kedua grafik
diatas dapat dinyatakan bahwa model regresi pada penelitian ini
memenuhi asumsi normalitas.
71
3. Uji Statistik
a. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi berganda digunakan untuk menganalisa data yang
bersifat multivariate. Analisis ini digunakan untuk meramalkan
nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih
dari satu (Bawono, 2006). Hasil uji analisis regresi berganda dapat
dilihat di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -211.026 103.382 -2.041 .047
Kurs Rupiah
.000 .000 .444 3.432 .001
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Model regresi yang diperoleh dari hasil pengujian dapat
ditulis sebagai berikut:
ROA = -211.026 + 0,000 (Kurs) – 0,004 (Inflasi) – 0,86
(BI Rate).
Persamaan model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
72
1) Konstanta diperoleh sebesar -211.026 yang berarti jika variabel
independen dianggap konstan atau bernilai 0 (nol), maka ROA
akan menurun sebesar -211.026.
2) Koefisien regresi variabel Kurs sebesar 0,000 menunjukan
bahwa jika variabel kurs meningkat 1 satuan maka akan
meningkatkan ROA sebesar 0,000 satuan dengan catatan
variabel lain dianggap konstan.
3) Koefisien regresi variabel Inflasi sebesar -0,004 menunjukan
bahwa jika variabel inflasi meningkat 1 satuan maka akan
menurunkan ROA sebesar 0,004 satuan dengan catatan variabel
lain dianggap konstan. Namun hasil tersebut tidak signifikan.
4) Koefisien regresi variabel BI Rate sebesar -0,086 menunjukan
bahwa jika variabel BI Rate meningkat 1 satuan, maka akan
menurunkan ROA sebesar 0,086 satuan dengan catatan variabel
lain dianggap konstan. Namun hasil tersebut tidak signifikan.
b. Uji Hipotesis ( Uji T )
Uji ini digunakan untuk melihat angka signifikansi variabel
independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau
sendiri-sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau
individu, dengan menggunakan uji t statistik untuk masing-masing
variabel bebas, dengan tingakat kepercayaan tertentu (Bawono,
2006). Hasil uji dapat dilihat tabel di bawah ini :
73
Tabel 4.7
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -211.026 103.382 -2.041 .047
Kurs Rupiah .000 .000 .444 3.432 .001
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060
a. Dependent Variable: ROA
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2019
Uji signifikansi individual dilakukan terhadap variabel
independen X dengan hipotesis sebagai berikut :
H1: Variabel independen (Kurs Rupiah) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel dependen (ROA).
H2: Variabel independen (Inflasi) berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap variabel dependen (ROA).
H3: Variabel independen (BI Rate) berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap variabel dependen (ROA).
Apabila nilai signifikansi kurang dari nilai alfa 0,05 maka
variabel tersebut dinyatakan mempengaruhi variabel dependennya.
Berdasarkan hasil uji t, peneliti mendapatkan nilai hitung masing-
masing untuk Kurs Rupiah (X1), Inflasi (X2), dan BI Rate (X3),
yaitu:
1) Pengaruh variabel Kurs Rupiah terhadap Return On Asset
(ROA)
74
Variabel kurs rupiah dengan nilai T hitung sebesar 3.432
degan arah koefisien positif dan nilai signifikansi sebesar 0,001.
Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis
pertama yang digunakan dalam penelitian ini yang menyatakan
kurs rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas diterima. Hasil tersebut berarti semakin tinggi kurs
rupiah maka semakin tinggi profitabilitas.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Swandayani
(2009) dan Welta (2017). Dalam penelitian tersebut menunjukan
hasil bahwa kurs rupiah atau nilai tukar berpengaruh positif
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah. Namun hasil
penelitian ini tidak mendukung penelitian Prastowo (2013).
Penelitian tersebut menunjukan bahwa kurs rupiah atau nilai tukar
berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas bank umum
syariah.
2) Pengaruh variabel Inflasi terhadap Return On Asset (ROA)
Variabel inflasi dengan nilai T hitung sebesar -0,098
dengan arah koefisien negatif dan nilai signifikansi sebesar 0,923.
Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka H2 ditolak,
atau dengan kata lain inflasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah. Hal ini
menunjukan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun
laba yang diperoleh perusahaan tidak mengalami penurunan yang
75
signifikan dan sebaliknya. Alasan yang dapat menjelaskan kondisi
tersebut adalah bahwa pada dasarnya inflasi yang tinggi
mencerminkan kenaikan barang-barang yang menjadikan nilai
perederan uang dapat berkurang akibat harga yang meningkat.
Sehingga masyarakat lebih mengutamakan fungsi uangnya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak
dibandingkan disimpan atau diinvestasikan pada bank umum
syariah. Sehingga inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Fadjar (2013),
dan Wibowo (2013). Dalam penelitian tersebut menunjukan hasil
bahwa inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas
bank umum syariah. Namun penelitian ini tidak mendukung
penelitian Supriyanti (2013) dan Arumdalu (2018). Dalam
penelitian tersebut menunjukan bahwa inflasi berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah.
3) Pengaruh variabel BI Rate terhadap Return On Asset (ROA)
Variabel BI Rate dengan nilai T hitung sebesar -1,933
dengan arah koefisien negatif dan nilai signifikansi sebesar 0,060.
Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis
ketiga yang digunakan dalam penelitian ini yang menyatakan
variabel BI Rate berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas ditolak. Hal tersebut berarti menunjukan apabila
76
terjadi kenaikan satu persen BI Rate menyebabkan profitabilitas
bank umum syariah menurun tetapi tidak signifikan. Alasan yang
mendasari BI Rate tidak berpengaruh terhadap profitabilitas adalah
karena sistem operasional Bank Syariah tidak menggunakan sistem
bunga, sehingga BI Rate hanya memiliki pengaruh yang rendah
atau tidak signifikan terhadap Retun On Asset (ROA).
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Fathoni (2017),
Prastowo (2013), dan Wibowo (2013). Dalam penelitian tersebut
menunjukan hasil bahwa BI Rate berpengaruh tidak signifikan
terhadap profitabilitas bank umum syariah. Namun penelitian ini
tidak mendukung penelitian Kurniawati (2012), dan Swandayani
(2009). Penelitian tersebut menunjukan hasil BI Rate berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas bank umum syariah.
c. Uji Nilai F
Uji statistik F untuk menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Uji ini
bertujuan untuk menentukan signifikan pengaruh variabel
independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Untuk menghitung nilai F tabel, tingkat signifikansi yang
digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan (degree of
freedom) df = (N-k) dan (k-1) dimana N adalah jumlah observasi,
77
sedangkan k adalah jumlah variabel termasuk intersip (Ghozali,
2009). Hasil Uji F dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df
Mean Square F Sig.
1 Regression
16681.764 3 5560.588 7.820 .000b
Residual 31286.548 44 711.058
Total 47968.312 47
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
Dari tabel 4.8 diperoleh nilai signifikansi 0,000. Karena
nilai signifikansi lebih lecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa kurs rupiah, inflasi, BI Rate secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah.
d. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R²) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemmpuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen yang terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2013). Hasil koefisien determinasi dapat dilihat di bawah ini:
78
Tabel 4.9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,590a ,348 ,303 .26.66567
a. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
1. Koefisien korelasi R sebesar 0,348 yang artinya terdapat
hubungan yang kurang cukup kuat antar variabel independen
dan dependen ( karena tidak mendekati angka 1 ).
2. Dapat dilihat nilai Adjusted R-Squared sebesar 0,303 ini berarti
30,3% ROA bank umum syariah dapat dijelaskan oleh variabel
kurs rupiah, inflasi BI Rate, sedangkan 69,7% lainnya dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
79
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan melalui tahap
pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data mengenai analisis
pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi, dan BI Rate terhadap profitabilitas Bank
Umum Syariah di Indonesia tahun 2015-2018, sebagai berikut:
1. Variabel Kurs Rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah.
2. Varibel Inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah. Karena dalam periode penelitian
tingkat inflasi tergolong ringan di bawah 10% sehingga masyarakat
tidak cenderung menggunakan dananya untuk memenuhi kebutuhan
konsumsi terlebih dahulu melainkan tetap meningkatkan pola saving di
bank umum syariah.
3. Variabel BI Rate berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas bank umum syariah. Karena naik turunnya BI Rate hanya
digunakan untuk acuan bank konvensional dan bank umum syariah
tidak menjadikan naik turunnya BI Rate dalam menentukan tingkat
profirabilitas bank umum syariah.
80
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta kesimpulan pada
penelitian ini, saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini
sebagai berikut:
1. Bagi Bank Umum Syariah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan
pertimbangan bagi perusahaan perbankan syariah di Indonesia dalam
melakukan kebijakan yang berhubugan dengan Kurs Rupiah, Inflasi
dan BI Rate. Supaya tingkat profitabilitas semakin besar, perlu
pengkajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
profitabilitas, diantaranya dengan meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap kinerja, kapabilitas, integritas, dan kredibilitas
bank umum syariah. Menjamin keamanan dana nasabah, pelayanan
dan pengelolaan serta ekspektasi perkiraan pendapatan yang diperoleh
dari penyimpanan dana tersebut.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan
referensi bagi peneliti selanjutnya di bidang yang sama untuk
dikembangkan dan diperbaiki, misalnya dengan memperpanjang
periode paradigma pengamatan sehingga dapat lebih
mencerminkan hasil penelitian.
81
b. Memperluas jangkauan sampel perusahaan agar tidak hanya
terbatas pada satu perusahaan saja, tetapi juga mencakup
perusahaan-perusahaan yang lebih banyak lagi.
c. Kelemahan dalam penelitian ini adalah nilai R Square nya rendah
sebesar 30,3%. Saran bagi penelitian selanjutnya agar dapat
memperbanyak jumlah variabel yang dipergunakan, karena masih
banyak variabel lain yang berpengaruh pada profitabilitas bank
syariah.
82
DAFTAR PUTAKA
Alim, Syahirul. 2014. Analisis Pengaruh Inflasi Dan BI Rate Terhadap Return On
Asset (ROA) Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi
Modernisasi. Vol.10 No.3.
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insan Press.
Arifah, Reni Nur. 2018. Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF),
BOPO, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Dengan
CAR Sebagai Variabel Intervening. Skripsi. Salatiga: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Arumdalu, Sekar Cahyani. 2018. Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, Kurs Dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Profitabilitas Bank Umum
Syariah Di Indonsia Periode 2011-2015. Skripsi. Surakarta:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga: STAIN
Salatiga Pers.
Bungin, Burhan. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo.
Cahyono, Ari. 2009. Pengaruh Indikator Makro Ekonomi Terhadap Dana Pihak
Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Tesis. Jakarta:
Fakultas Pasca Sarjana Program Studi Timur Tengah dan Islam
Universitas Inonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Dewi, Oktavia Rosana. 2018. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Inflasi, BI Rate, dan
Kurs Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia
2013-2017. Skripsi. Lampung: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Dornbusch, Rudiger dan Fischer. 1992. Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Dwijayanthy, Febriana dan Prima Naomi. 2009. Analisis Pengaruh Inflasi, BI
Rate, dan Nilai Tukar Mata Uang Terhadap Profitabilitas Bank
Periode 2003-2007. Jurnal Manajemen. Vol.3 No.2.
Ekananda, Mahyus. 2014. Analisis Data Time Series. Bekasi: Mitra Wacana
Media.
83
Eun, Sabherwal, Cheon dan Bruce Resnick. 2013. International Financial
Management. Ed, 6. New York: Mc Graw-Hill. (E-Book).
Fadjar, Aris. 2013. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia. Jurnal
Manajemen. Jakarta: Vol.10 No.1.
Fathoni, Arif Bintang. 2017. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan BOPO Terhadap
ROA Perbankan (Studi Pada Bank Umum Persero Periode 2013-
2015). Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanania, Luthfia. 2015. Faktor Internal dan Eksternal Yang Mempengaruhi
Profitabilitas Perbankan Syariah Dalam Jangka Pendek dan Jangka
Panjang. Jurnal Perbanas Review. Vol.1 No.1.
Hendrayanti, Silvia. 2013. Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal
Terhadap Profitabilitas Perbankan. Skripsi. Semarang: Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Hidayati, Amalia Nuril. 2014. Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol.1
No.1.
Huda, Nurul. 2008. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Persada Media Group.
Irfan. Arifin Achmad. 2015. Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga Bank
Indonesia Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah Di
Indonesia (Periode 2012-2014). Skripsi. Salatiga: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis IAIN Salatiga.
Imamudin, Yuliadi. 2008. Analisis Nilai Tukar dan Implikasinya Pada
Perekonomian Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan.
Vol.9 No.1. April 2018.
Irmawan, Andri Ade. 2017. Pengaruh Faktor Makroekonomi Dan Internal
Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di
Indonesia Periode 2010-2015. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Irsyad, Muhammad, Ahmad Mulyadi Kosim dan Hilman Hakim. 2015. Pengaruh
PDB (Produk Domestik Bruto), Suku Bunga, Dan, Inflasi Terhadap
Profitabilitas Bank Syariah Periode 2014-2017. Jurnal Hukum
Ekonomi Syariah dan Ahwal As Syakhsiyah. Vol.
84
Karim, Adiwarman A. 2006. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kasmir. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Krugman, Paul. 2011. International Economic. Ed 11. New Jersey. Prentice Hall.
Kurniawati, Ayu. 2012. Pengaruh Penyaluran Kredit dan Tingkat Suku Bunga
Terhadap Profitabilitas (ROA). Jurnal Ekonomi. Vol. 2 No.1.
Linda, Muthia Roza, Megawati, dan Definawati. 2015. Pengaruh Inflasi, Kurs,
Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Non Performing Loan Pada PT.
Bank Tabungan Negara (PERSERO) Tbk. Cabang Padang. Journal
of Economic Education Vol.3 No. 2 (137-145).
Mankiw, N. Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Maulana, Muhammad Rafi. 2015. Analisis Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, CAR,
BOPO Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Periode 2010-
2014. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Muzakki, Muhammad Nur. 2018. Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Kurs
Rupiah terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Umum Syariah di
Indonesia (2015-2018). Skripsi. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Salatiga.
Nopirin. 2009. Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE.
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Prastowo, Puguh Roni dan Rony Malavia. 2010. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku
Bunga, Dan Nilai Tukar Terhadap Profitabilitas Perbankan. Jurnal
Riset Manajemen.
Sahara, Ayu Yanita. 2013. Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan Produk
Domestik Bruto Terhadap Return On Asset (ROA) Bank Syariah di
Indonesia. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1. No. 1.
Saputra, Anas Tinton. 2015. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode 2010-2013.
Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Sarwono, Jonathan. 2005. Teori dan Praktik Riset Pemasaran dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
85
Satria, Dias dan Rangga Bagus Subekti. 2010. Determinasi Penyaluran Kedit
Bank Umum di Indonesia Periode 2006-2009. Jurnal Keuangan
dan Perbankan. Vol.14 No.3.
Sodiq, Amirus. 2014. Analisis Pengaruh Inflasi, Produk Domestik Bruto (PDB)
dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Return on Asset Bank Syariah.
Jurnal Equilibrium. Vol.2 No.2. Desember 2014. Hlm 208-225.
Stiawan, Adi. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Makroekonomi, Pangsa Pasar Dan
Karakteristik Bank Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi
Pada Bank Syariah Periode 2005-2008). Tesis. Semarang: Program
Studi Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro Semarang.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R dan D). Bandung: CV Altabeta.
Sujarweni, V Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru.
Sukirno, Sadono. 2012. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Supriyanti, Neni.2009. Analisis Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga BI Terhadap
Kinerja Keuangan PT. Bank Muamalat Berdasarkan Rasio
Keuangan. Jakarta. Universitas Gunadarma.
Swandayani, Desi Marlin dan Kusumawati Rohmawati. 2012. Pengaruh Inflasi,
Suku Bunga, Nilai Tukar Valas, dan Jumlah Uang Beredar
terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Syariah di Indonesia
Periode 2005-2009. Jurnal Akuntansi. Vol.3 No.2.
Syachfuddin, Laras Andasari. 2017. Pengaruh Faktor Makro Ekonomi, Dana
Pihak Ketiga, Pangsa Pembiayaan, Terhadap Profitabilitas Industri
Perbankan Syariah di Indonesia tahun 2011-2015. Jurnal Ekonomi
Syariah Teori dan Terapan. Vol.4 No.12.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Todaro, M. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia. Jakarta: Erlangga.
Welta, Fretty dan Lemiyana. 2017. Pengaruh CAR, Inflasi, Nilai Tukar Terhadap
Profitabilitas Pada Bank Syariah. Jurnal Ekonomi. Vol.1 No.1.
Wibowo, Edhi Satriyo dan Muhammad Syaechu. 2013. Analisis Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF, Terhadap Profitabilitas Bank
Syariah. Jurnal Manajemen. Vol.2 No. 2.
86
Wibowo, Edhi Satriyo. 2012. Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR,
BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Skripsi.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Wichaksono, Rizky Aryo. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Eksternal Dan
Internal Perbankan Syariah Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Perbankan Syariah Periode 2010-2014. Skripsi. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Yanuardi, Alindra. Hadiwidjojo dan Sumiati. 2014. Faktor Determinn Atas
Profitabilitas Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Jurnal Akuntansi. Vol.5 No.2
Yuliani. 2007. Hubungan Efisiensi Operasional Dengan Kinerja Profitabilitas
Pada Sektor Perbankan Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Manajemen & Bisnis Sriwijaya. Vol.5 No.10.
Yuliadi, Imamudin. 2001. Ekonomi Islam. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan
Pengamalan Islam (LPII).
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.ojk.go.id
Lampiran 1
A. Data Penelitian
Variabel Dependen dan Independen
Tahun Bulan Kurs
Rupiah Inflasi BI Rate ROA
2015 1 1262500 696 775 88
2 1286300 629 750 78
3 1308400 638 750 69
4 1293700 679 750 62
5 1321100 715 750 63
6 1333200 726 750 50
7 1348100 726 750 50
8 1402700 718 750 46
9 1465700 683 750 49
10 1363900 625 750 51
11 1384000 489 750 52
12 1379500 335 750 49
2016 1 1384600 414 725 101
2 1339500 442 700 81
3 1327600 445 675 88
4 1320400 360 675 80
5 1361500 333 675 16
6 1318000 345 650 73
7 1309400 321 650 63
8 1330000 279 525 48
9 1299800 307 500 59
10 1305100 331 475 46
11 1356300 358 475 67
12 1343600 302 475 63
2017 1 1334300 349 475 101
2 1334700 383 475 100
3 1332100 361 475 112
4 1332700 417 475 110
5 1332100 433 475 111
6 1331900 437 475 110
7 1332300 388 475 104
8 1335100 382 450 98
9 1349200 372 425 100
10 1357200 358 425 70
11 1351400 330 425 73
12 1354800 361 425 63
2018 1 1341300 325 425 42
2 1370700 318 425 74
3 1375600 340 425 123
4 1387700 341 450 123
5 1395100 323 475 131
6 1440400 312 525 137
7 1441300 318 525 135
8 1471100 320 550 135
9 1492900 288 575 141
10 1522700 316 575 126
11 1433900 323 600 126
12 1448100 313 600 128
B. Deskripsi Obyek Penelitian
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kurs Rupiah 48 1262500,0
0 1522700,0
0 1361322,916
7 55644,8894
2
BI Rate 48 425,00 775,00 580,2083 127,88774
Inflasi 48 279,00 726,00 423,0000 142,88740
ROA 48 16,00 141,00 84,6875 31,94687
Valid N (listwise)
48
C. Uji Stasioneritas
Variabel Kurs Rupiah
Null Hypothesis: D(X1) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.*
Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.299930 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424
*MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X1,2)
Method: Least Squares
Date: 08/07/19 Time: 14:52
Sample (adjusted): 2015M03 2018M12
Included observations: 46 after adjustments
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
D(X1(-1)) -1.217062 0.146635 -8.299930 0.0000
C 4326.184 4537.949 0.953335 0.3456
R-squared 0.610236 Mean dependent var -208.6957
Adjusted R-squared 0.601378 S.D. dependent var 48393.48
S.E. of regression 30553.97 Akaike info criterion 23.53488
Sum squared resid 4.11E+10 Schwarz criterion 23.61439
Log likelihood -539.3023 Hannan-Quinn criter. 23.56466
F-statistic 68.88883 Durbin-Watson stat 2.062747
Prob(F-statistic) 0.000000
V
Variabel Inflasi
Null Hypothesis: D(X2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.564679 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X2,2)
Method: Least Squares
Date: 08/07/19 Time: 14:53
Sample (adjusted): 2015M03 2018M12
Included observations: 46 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X2(-1)) -0.806024 0.144846 -5.564679 0.0000
C -5.296673 6.517636 -0.812668 0.4208 R-squared 0.413065 Mean dependent var 1.239130
Adjusted R-squared 0.399725 S.D. dependent var 56.12097
S.E. of regression 43.48108 Akaike info criterion 10.42503
Sum squared resid 83186.58 Schwarz criterion 10.50454
Log likelihood -237.7758 Hannan-Quinn criter. 10.45482
F-statistic 30.96565 Durbin-Watson stat 1.876858
Prob(F-statistic) 0.000001
Variabel BI Rate
Null Hypothesis: D(X3,2) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -12.20165 0.0000
Test critical values: 1% level -3.584743
5% level -2.928142
10% level -2.602225 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(X3,3)
Method: Least Squares
Date: 08/07/19 Time: 14:54
Sample (adjusted): 2015M04 2018M12
Included observations: 45 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(X3(-1),2) -1.552571 0.127243 -12.20165 0.0000
C 0.613968 3.611442 0.170006 0.8658 R-squared 0.775902 Mean dependent var -1.111111
Adjusted R-squared 0.770690 S.D. dependent var 50.55250
S.E. of regression 24.20772 Akaike info criterion 9.254646
Sum squared resid 25198.58 Schwarz criterion 9.334943
Log likelihood -206.2295 Hannan-Quinn criter. 9.284580
F-statistic 148.8803 Durbin-Watson stat 2.126981
Prob(F-statistic) 0.000000
Variabel Profitabilitas
Null Hypothesis: D(Y) has a unit root
Exogenous: Constant
Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=9) t-Statistic Prob.* Augmented Dickey-Fuller test statistic -8.649332 0.0000
Test critical values: 1% level -3.581152
5% level -2.926622
10% level -2.601424 *MacKinnon (1996) one-sided p-values.
Augmented Dickey-Fuller Test Equation
Dependent Variable: D(Y,2)
Method: Least Squares
Date: 08/07/19 Time: 14:55
Sample (adjusted): 2015M03 2018M12
Included observations: 46 after adjustments Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(Y(-1)) -1.256181 0.145234 -8.649332 0.0000
C 1.298585 2.950426 0.440135 0.6620 R-squared 0.629664 Mean dependent var 0.260870
Adjusted R-squared 0.621247 S.D. dependent var 32.48824
S.E. of regression 19.99421 Akaike info criterion 8.871267
Sum squared resid 17589.81 Schwarz criterion 8.950774
Log likelihood -202.0392 Hannan-Quinn criter. 8.901051
F-statistic 74.81094 Durbin-Watson stat 2.022663
Prob(F-statistic) 0.000000
Lampiran 2
A. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 (Constant)
-211.026
103.382 -2.041 .047
Kurs Rupiah
.000 .000 .444 3.432 .001 .885 1.130
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923 .435 2.298
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060 .470 2.128
a. Dependent Variable: ROA Sumber: data sekunder yang diolah, 2019
2. Uji Autokorelasi
3. U
j
i
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .590a .348 .303 26.66567 .763
a. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi b. Dependent Variable: ROA
Heteroskedastisitas
a. Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Toleranc
e VIF
1 (Constant) 8.679 48.765 .178 .860
Kurs Rupiah
1.180E-5 .000 .054 .337 .738 .885 1.130
Inflasi .002 .019 .027 .117 .907 .435 2.298
BI Rate -.006 .021 -.058 -.264 .793 .470 2.128
b. Uji Grafik Plot
Lampiran 3
A. Uji Statistik
1. Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -211.026 103.382 -2.041 .047
Kurs Rupiah .000 .000 .444 3.432 .001
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060
a. Dependent Variable: ROA
2. Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -211.026 103.382 -2.041 .047
Kurs Rupiah .000 .000 .444 3.432 .001
Inflasi -.004 .041 -.018 -.098 .923
BI Rate -.086 .044 -.343 -1.933 .060
a. Dependent Variable: ROA
3. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 16681.764 3 5560.588 7.820 .000b
Residual 31286.548 44 711.058
Total 47968.312 47
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi
4. Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,590a ,348 ,303 .26.66567
a. Predictors: (Constant), BI Rate, Kurs Rupiah, Inflasi
b. Dependent Variable: ROA