89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KEMUNGKINAN PENERAPAN VALUE FOR MONEY DAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN KINERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASET KOTA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Diajukan oleh: Achmad Basuki Adibrata F.1306536 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KEMUNGKINAN PENERAPAN VALUE FOR MONEY DAN BALANCED

SCORECARD SEBAGAI ALTERNATIF PENGUKURAN KINERJA

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN, DAN ASET

KOTA SURAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Dan Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Diajukan oleh:

Achmad Basuki Adibrata

F.1306536

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN

Skripsi Dengan Judul:

Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai

Alternatif Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan,

dan Aset Kota Surakarta

Telah diterima dan disetujui dengan baik

untuk diajukan ke hadapan tim penguji skripsi.

Surakarta, 11 Februari 2010

Disetujui dan diterima oleh

Dosen Pembimbing

Agus Widodo, SE. ,M.Si, Ak 197308252000121001

Page 3: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi

Fakultas EkonomiUniversitas Sebelas Maret

guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Surakarta, Juli 2010

Tim Penguji Skripsi:

1. Drs. Djoko Suhardjanto, MCom (Hons). PhD.Ak sebagai Ketua

NIP. 196302031989031006 ( )

2. Agus Widodo, SE. MSi.Ak sebagai Pembimbing

NIP. 197308252000121001 ( )

3. Anas Wibawa, SE. MSi. sebagai Anggota

NIP. 197302152000121001 ( )

Page 4: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

MOTTO

Segala cercaan dan hinaan itu sebenarnya merupakan motivator, pemacu semangat hidup

untuk berjuang dan terus berjuang untuk menjadi lebih baik.

(Penulis)

Lakukan apa yang bisa kamu lakukan sekarang, janganlah kamu menundanya

(penulis)

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

( QS Albaqoroh: 268 )

Page 5: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan kepada:

1. Bapak Ibuku

2. Ade’Q tercinta

3. Teman-Temanku

4. Almamaterku

Page 6: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga peneliti dapat dan mampu untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Penelitian ini bertujuan untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Dalam menyusun skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bantuan baik

materiil maupun non materiil dari berbagai pihak. Oleh karenanya pada

kesempatan yang berbahagia ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini:

1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M.Com., Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah Memberikan ijin

menyusun skripsi.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

menyetujui permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Falikhatun, M.Si., Ak selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui

permohonan penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Agus Widodo, SE., M.Si., Ak selaku Pembimbing Skripsi yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

5. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ilmu-ilmu teori maupun

terapan.

6. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah memberikan dorongan, waktu, biaya,

kasih sayang, kesabarannya dan doa kepadaku, kupersembahkan skripsi ini

kepadamu.

7. Adikku tercinta Oktavianti Lukmana Sari yang telah memberikan support

dan kasih sayang kepadaku sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

8. Temen-temen Teamtou atau apalah namanya yg smpe saat ini lom jadi-jadi

juga, mahends, indah”sogi”, jeng rini, mbak paijah, anda gundul, fery, ngesti,

Ayooo…kapan maen-maen lagi??thanks guys... i luph u full.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak

dapat saya sebutkan satu-persatu.

Semoga budi baik yang telah Bapak, Ibu dan saudara berikan mendapatkan

pahala dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat

di masa sekarang dan yang akan datang.

Surakarta, Maret 2009

Penulis

Page 8: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................. v

KATA PENGANTAR............................................................................................ vi

DAFTAR ISI........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xii

ABSTRAK.............................................................................................................xvi

BAB I. PENDAHULUAN................................................................... .................. 1

A. Latar Belakang..................................................................................... ...... 1

B. Perumusan Masalah......................................................................... .......... 6

C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian................................................................................... .. 7

E. Sistematika Penulisan............................................................................. ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9

A. Landasan Teori................................................................ ........................... 9

1. Definisi Kinerja.................................................................................... 9

2. Pengukuran Kinerja.............................................................................. 10

3. Tujuan Pengukuran Kinerja................................................................ 12

Page 9: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

4. Manfaat Pengukuran Kinerja............................................................... 12

5. Pengukuran Kinerja yang Efektif........................................................ 13

B. Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik.............................................. 14

C. Konsep Value for Money…………......................................................... 15

D. Pengukuran Kinerja dengan Konsep Value for Money ........................... 16

E. Konsep Balanced Scorecard........................................……………..….. 17

F. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard...........……….............. 19

G. Penerapan Konsep Balanced Scorecard pada organisasi Sektor

Publik...................... …………………………………………………… 21

H. Kerangka Pemikiran…………………………………………………… 23

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 24

A. Desain Penelitian..................................................................................... 24

B. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan

Sampel..................................................................................................... 25

C. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 26

D. Teknik Pengujian Instrumen................................................................... 27

E. Teknik Analisis Data............................................................................... 28

1. Value for Money............................................................................... 28

2. Balanced Scorecard........................................................................... 30

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN........................................ 33

A. Deskripsi Data ....................................................................................... 33

1. Seleksi Sampel.................................................................................. 33

2. Analisis Deskriptif........................................................................... 37

Page 10: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

B. Value for Money ................................................................................... 42

1. Tingkat Ekonomi .............................................................................. 42

2. Tingkat Efisiensi .............................................................................. 44

3. Tingkat Efektivitas ........................................................................... 47

C. Balanced Scorecard…………………………………………………..... 49

1. Analisis Hasil Penelitian……………………………………………49

a. Perspektif Keuangan …………………………………………. 49

b. Perspektif Kepuasan Wajib Pajak.............................................. 57

c. Perspektif Operasi Bisnis Internal............................................. 59

d. Perspektif Tumbuh dan Berkembang........................................ 60

BAB V. PENUTUP............................................................................................ 69

A. Kesimpulan............................................................................................. 69

B. Keterbatasan Penelitian........................................................................... 72

C. Saran........................................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Perbandingan BSC pada Sektor Bisnis dan Sektor Publik..................... 22

Tabel IV.1 Jumlah Sampel DataPrimer .................................................................34

Tabel IV.2 Distribusi Responden berdasarkan jenis Wajib Pajak..........................34

Tabel IV.3 Distribusi Responden berdasarkan jenis Usahanya..............................35

Tabel IV.4 Distribusi Responden berdasarkan lamanya menjadi Wajib Pajak......35

Tabel IV.5 Distribusi Responden berdasarkan jenis Kelamin Wajib Pajak.......... 36

Tabel IV.6 Distribusi Responden berdasarkan lamanya menjadi Pegawai........... 36

Tabel IV.7 Hasil Uji Validitas Perspektif Kepuasan Wajib Pajak........................ 39

Tabel IV.8 Hasil Uji Validitas Perspektif Bisnis Internal..................................... 40

Tabel IV.9 Hasil Uji Validitas Perspektif Tumbuh dan Berkembang................... 40

Tabel IV.10 Anggaran Belanja dan Realisasi Belanja.... .......................................43

Tabel IV.11 Perhitungan Tingkat Ekonomis .........................................................43

Tabel IV.12 Realisasi Pendapatan dan Belanja.......................................................45

Tabel IV.13 Perhitungan Tingkat Efisiensi............................................................ 46

Tabel IV.14 Anggaran Pendapatan dan Realisasi Pendapatan.............................. 47

Tabel IV.15 Perhitungan Tingkat Efektivitas........................................................ 48

Tabel IV.16 Sumber Pendapatan dari Pihak Ekstern............................................ 50

Tabel IV.17 Perhitungan Rasio Kemandirian Daerah........................................... 50

Tabel IV.18 Perhitungan Rasio Pajak terhadap PAD............................................ 52

Tabel IV.19 Perhitungan Retribusi Daerah terhadap PAD................................... 53

Page 12: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tabel IV.20 Perhitungan Rasio Belanja Aparatur Daerah terhadap Total

Belanja................................................................................................................... 55

Tabel IV.21 Perhitungan Rasio Belanja Pelayanan Publik terhadap Total

Belanja................................................................................................................... 56

Tabel IV.22 Perbandingan Rasio Belanja Aparatur Daerah dan Pelayanan Publik

Terhadap Total Belanja.......................................................................................... 56

Tabel IV.23 Jumlah Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Wajib Pajak

terhadap KuesionerKepuasan Wajib Pajak............................................................ 57

Tabel IV.24 Jumlah Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Wajib Pajak

terhadap Kuesioner Internal Bisnis ....................................................................... 59

Tabel IV.25 Jumlah Frekuensi dan Persentase Jawaban Responden Pegawai

terhadap kuesioner Tumbuh dan Berkembang....................................................... 60

Tabel IV.26 Jumlah Total Skor Jawaban dan Rata-rata Riil Pertanyaan Perspektif

Kepuasan Wajib Pajak........................................................................................... 62

Tabel IV.27 Rata-rata Riil Kelompok Perspektif Kepuasan Wajib Pajak............. 64

Tabel IV.28 Jumlah Total Skor Jawaban dan Rata-rata Riil Pertanyaan Perspektif

Operasi Bisnis Internal.......................................................................................... 64

Tabel IV.29 Rata-rata Riil Kelompok Perspektif Operasi Bisnis Internal............ 66

Tabel IV.30 Jumlah Total Skor Jawaban dan Rata-rata Riil Pertanyaan Perspektif

Tumbuh dan Berkembang ..................................................................................... 67

Tabel IV.71 Rata-rata Riil Kelompok Perspektif Tumbuh dan Berkembang....... 68

Page 13: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

2. Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Surakarta

Tahun Anggaran 2005 – 2007

3. Contoh Lembar Kuesioner

Page 14: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

Possibility of Applying of Value for Money and Balanced Scorecard Altenatively Measurement of Performance on Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta

Achmad Basuki Adibrata F1306536

Performance measurement is an important factor in an organization, including in the public sector organization. So far, performance measurement used by public sector organization, is the traditional ones. This method focuses on financial aspect only.

The research is going to analize effectiveness of performance on Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta, which one of public sector organization in Surakarta, within value for money and balanced scorecard method. By using the method, performance of was not only measured in financial aspect, but also from non financial aspect, that is satisfaction customer, internal business operation, and growth aspect.

The research is survey research model. The research method, that used is survey for three aspects, satisfaction consumer, internal business operation, and growth. While quantitative comparative method is used in financial aspect and value for money. Data analysis is use proportion and average.

As a result of analysis from value for money obtained the result of calculation is 92,25% in economic, 93,65% for the efficiency, and 99,1% for the effectiveness, where the value less than 100% which its means the performance Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Surakarta have fulfilled economic aspect, efficiency, and effectiveness. While for the analysis of BSC obtained result of average value 2,97 in perspective of satisfaction customer, 3,04 in perspective internal business operation, and 2,84 in perspective growth and expand where the results of value higher than the expectation average value.

As the conclusion, it is known that Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta performance based on value for money is have economical, efficient, and effective performance. And also have effective performances on non financial aspect: satisfaction consumer, internal bussiness operation, and growth aspect.

Keyword: value for money, balanced scorecard, performances measurement

Page 15: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAKSI

Kemungkinan Penerapan Value for Money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan,

dan Aset Kota Surakarta

Achmad Basuki Adibrata F1306536

Pengukuran kinerja adalah faktor penting di dalam suatu organisasi,

termasuk juga untuk organisasi sektor publik. Sejauh ini, pengukuran kinerja yang digunakan oleh organisasi sektor publik, adalah pengukuran kinerja yang tradisional. Metoda ini memusatkan pada aspek keuangan saja.

Penelitian ini menganalisa efektivitas capaian pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta, yang merupakan salah satu dari organisasi sektor publik di Surakarta, dengan Value for Money dan Balanced Scorecard (BSC). Dengan menggunakan metode ini, capaian tidaklah hanya diukur dari aspek keuangan saja, tetapi juga dari aspek non keuangan, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, dan aspek tumbuh dan berkembang.

Penelitian ini adalah jenis penelitian survei jenis deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei untuk tiga aspek, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, serta tumbuh dan berkembang. Sedangkan dalam aspek keuangan dan value for money menggunakan metode komparatif kuantitatif. Analisa Data adalah dengan proporsi penggunaan dan rata-rata.

Hasil analisis dari value for money diperoleh hasil perhitungan rata-rata 92,25% untuk ekonomis, 93,65% untuk efisiensi, dan 99,1% untuk efektivitas, di mana nilai tersebut kurang dari 100% yang artinya kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta telah memenuhi aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan untuk analisis BSC diperoleh hasil nilai rata-rata 2,97 untuk perspektif kepuasan pelanggan, 3,04 untuk perspektif operasi intenal bisnis, dan 2,84 untuk perspektif tumbuh dan berkembang dimana nilai tersebut di atas nilai rata-rata harapan. Sebagai kesimpulan, dapat diketahui bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta berdasar analisis value for money adalah sudah ekonomis, efisien, dan efektif. Dan juga mempunyai capaian efektif pada aspek non keuangan: kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, serta tumbuh dan berkembang. Kata kunci: pengukuran kinerja, value for money, balanced scorecard

Page 16: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Possibility of Applying of Value for Money and Balanced Scorecard Altenatively Measurement of Performance on Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta

Achmad Basuki Adibrata F1306536

Performance measurement is an important factor in an organization, including in the public sector organization. So far, performance measurement used by public sector organization, is the traditional ones. This method focuses on financial aspect only.

The research is going to analize effectiveness of performance on Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta, which one of public sector organization in Surakarta, within value for money and balanced scorecard method. By using the method, performance of was not only measured in financial aspect, but also from non financial aspect, that is satisfaction customer, internal business operation, and growth aspect.

The research is survey research model. The research method, that used is survey for three aspects, satisfaction consumer, internal business operation, and growth. While quantitative comparative method is used in financial aspect and value for money. Data analysis is use proportion and average.

As a result of analysis from value for money obtained the result of calculation is 92,25% in economic, 93,65% for the efficiency, and 99,1% for the effectiveness, where the value less than 100% which its means the performance Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Surakarta have fulfilled economic aspect, efficiency, and effectiveness. While for the analysis of BSC obtained result of average value 2,97 in perspective of satisfaction customer, 3,04 in perspective internal business operation, and 2,84 in perspective growth and expand where the results of value higher than the expectation average value.

As the conclusion, it is known that Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta performance based on value for money is have economical, efficient, and effective performance. And also have effective performances on non financial aspect: satisfaction consumer, internal bussiness operation, and growth aspect.

Keyword: value for money, balanced scorecard, performances measurement

Page 17: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAKSI

Kemungkinan Penerapan Value for Money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan,

dan Aset Kota Surakarta

Achmad Basuki Adibrata F1306536

Pengukuran kinerja adalah faktor penting di dalam suatu organisasi,

termasuk juga untuk organisasi sektor publik. Sejauh ini, pengukuran kinerja yang digunakan oleh organisasi sektor publik, adalah pengukuran kinerja yang tradisional. Metoda ini memusatkan pada aspek keuangan saja.

Penelitian ini menganalisa efektivitas capaian pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta, yang merupakan salah satu dari organisasi sektor publik di Surakarta, dengan Value for Money dan Balanced Scorecard (BSC). Dengan menggunakan metode ini, capaian tidaklah hanya diukur dari aspek keuangan saja, tetapi juga dari aspek non keuangan, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, dan aspek tumbuh dan berkembang.

Penelitian ini adalah jenis penelitian survei jenis deskriptif. Metode penelitian yang digunakan adalah survei untuk tiga aspek, yaitu kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, serta tumbuh dan berkembang. Sedangkan dalam aspek keuangan dan value for money menggunakan metode komparatif kuantitatif. Analisa Data adalah dengan proporsi penggunaan dan rata-rata.

Hasil analisis dari value for money diperoleh hasil perhitungan rata-rata 92,25% untuk ekonomis, 93,65% untuk efisiensi, dan 99,1% untuk efektivitas, di mana nilai tersebut kurang dari 100% yang artinya kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta telah memenuhi aspek ekonomis, efisiensi, dan efektivitas. Sedangkan untuk analisis BSC diperoleh hasil nilai rata-rata 2,97 untuk perspektif kepuasan pelanggan, 3,04 untuk perspektif operasi intenal bisnis, dan 2,84 untuk perspektif tumbuh dan berkembang dimana nilai tersebut di atas nilai rata-rata harapan. Sebagai kesimpulan, dapat diketahui bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta berdasar analisis value for money adalah sudah ekonomis, efisien, dan efektif. Dan juga mempunyai capaian efektif pada aspek non keuangan: kepuasan pelanggan, operasi bisnis internal, serta tumbuh dan berkembang. Kata kunci: pengukuran kinerja, value for money, balanced scorecard

Page 18: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pertama berikut ini akan dijelaskan mengenai latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era reformasi seperti sekarang ini mewujudkan pemerintahan yang

baik (good corporate governance) menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar lagi

keberadaannya dan mutlak terpenuhi (Heruwati, 2008). Prinsip-prinsip

pemerintahan yang baik meliputi diantaranya: (1) akuntabilitas (accountability)

yang diartikan sebagai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya,

(2) keterbukaan dan transparansi (oppennes and transparency), (3) ketaatan pada

hukum, dalam arti seluruh kegiatan didasarkan pada aturan hukum yang berlaku

dan aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil dan konsisten, serta (4)

partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan

pembangunan (Mardiasmo, 2005).

Sesuai dengan dikeluarkannya Undang-undang yang baru tentang

pemerintahan daerah yaitu UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

diberi kewenangan untuk mengurus dan mengelola potensi daerahnya sendiri.

Dalam peraturan ini Pemerintah Daerah diberi kewenangan yang luas dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, pengendalian dan evaluasi kecuali kewenangan bidang politik luar

Page 19: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

negeri, pertahanan keamanan, peradilan moneter, fiskal, agama, dan kewenangan

lain yang ditetapkan peraturan pemerintah. Sehingga, sebagai konsekuensinya dari

kewenangan otonomi yang luas, pemerintah daerah mempunyai kewajiban untuk

meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat secara demokratis, adil,

merata, dan berkesinambungan. (http://www.dinkesjatim.go.id/data-

informasi.html).

Perubahan paradigma sistem pemerintahan seperti ini mengubah fungsi

pemerintah lebih ke arah pelayanan masyarakat. Kemudahan-kemudahan prosedur

dan prosedur yang mestinya diikuti dengan penawaran pelayanan simpatik bagi

pengguna jasa layanan harus terus ditingkatkan. Tidak kalah penting adalah

komunikasi dan promosi dari pemerintah daerah yang menjanjikan kemudahan-

kemudahan dalam menggunakan jasa pelayanan. Sejalan dengan aktivitas ini,

maka instansi pemerintah dipaksa untuk mengembangkan mutu pelayanannya.

Selama ini pelayanan pemerintah kepada masyarakat dirasakan masih

kurang memuaskan. Sebagian mengeluhkan sistemnya masih sangat birokratis

dan program yang ada sejak dulu tentang pendayagunaan aparatur negara belum

berhasil menyuguhkan tampilan pelayanan yang baik (Utomo, 2007).

Tuntutan masyarakat yang terus meningkat ini menciptakan suatu kondisi

produk jasa dan fasilitas yang ditawarkan kepada pengguna jasa dituntut untuk

menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian keluhan pengguna jasa

dapat dieliminasi. Sebagai contoh dapat dilihat pada kemudahan dalam proses dan

adanya percepatan proses ataupun penyederhanaan administrasi, di samping

peningkatan fasilitas penunjang. Fasilitas ini dapat dijadikan keunggulan suatu

kantor/instansi dibandingkan kantor/institusi yang lain (Hardiyanto, 2005).

Page 20: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pelayanan yang berkualitas berkaitan erat dengan kinerja suatu

organisasi/badan. Kinerja merupakan pengalihbahasaan dari kata ”performance”.

Dalam kamus kata performance dapat diartikan dalam tiga arti yaitu prestasi,

pertunjukan, dan pelaksanaan tugas. Instansi pemerintah sebagai organisasi yang

berorientasi kepada pelayanan publik harus memiliki kinerja yang efektif agar

bisa menghasilkan layanan yang berkualitas sebagai salah satu produk akhirnya

(Wahyudi, 2005).

Untuk mengetahui efektivitas kinerja sebuah organisasi, kita perlu

mengukur kinerja organisasi tersebut. Pengukuran kinerja merupakan sistem yang

digunakan untuk menilai dan mengetahui sejauh mana seorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan (Bastian, 2001).

Artinya pengukuran kinerja ditujukan dalam berbagai bidang seperti kemampuan

kerja, kedisiplinan, hubungan kerja, kepemimpinan, atau hal-hal khusus yang

sesuai dengan bidang atau jabatan yang dijabatnya. Kaplan dan Norton (1996)

mengatakan bahwa pada hakekatnya pengukuran kinerja merupakan salah satu

alat kontrol dalam perusahaan yang bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai apa yang dikehendaki perusahaan.

Selama ini banyak organisasi yang menggunakan pengukuran kinerja

tradisional yang lebih menekankan pada aspek keuangan saja, yaitu dengan

membandingkan rasio-rasio keuangan dari waktu ke waktu. Jika terdapat

peningkatan rasio keuangan, maka akan dikatakan baik. Padahal pengukuran

kinerja yang hanya menekankan pada faktor keuangan saja mempunyai banyak

keterbatasan. Kaplan dan Norton (1996) mencatat bahwa ada beberapa kritik

terhadap penggunaan pengukuran kinerja secara tradisional, yaitu:

Page 21: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Adanya ketidakcukupan dalam pendokumentasian dari penilaian tersebut.

2. Memfokuskan pengukuran pada masa lalu.

3. Ketidakmampuan merefleksikan nilai-nilai yang diciptakan dari tindakan

kontemporer.

Dengan mendasarkan adanya kelemahan pada sistem pengukuran kinerja

konvensional seperti tersebut di atas, maka Kaplan dan Norton (1996)

mengusulkan pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced scorecard.

Evaluasi mengenai kinerja organisasi bisa didapatkan dari dua sumber,

yakni informasi finansial dan informasi nonfinansial. Informasi finansial

didapatkan dari penyusunan anggaran untuk mengendalikan biaya. Sedangkan

informasi nonfinansial merupakan faktor kunci untuk menetapkan strategi yang

dipilih guna melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan (Hardiyanto, 2005).

Kedua informasi di atas dapat dianalisa menggunakan beberapa model

pengukuran kinerja perusahaan, diantaranya dengan menggunakan Value for

Money dan metode Balanced Scorecard.

Indikator kinerja dalam suatu organisasi dengan menggunakan Value for

Money meliputi penilaian efisiensi, efektivitas, dan ekonomis (Bastian, 2001).

Efisiensi diartikan sebagai hubungan antara input dan output di mana penggunaan

barang atau jasa yang digunakan organisasi untuk mencapai output tertentu.

Efektifitas adalah hubungan antara output dan tujuan, di mana efektivitas diukur

berdasarkan seberapa jauh tingkat output atau keluaran, kebijakan, prosedur dari

organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ekonomis yaitu

hubungan antara pasar dan masukan. Efisiensi dan efektivitas merupakan salah

satu prinsip dalam penyelenggaraan anggaran belanja suatu organisasi, untuk

Page 22: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dapat memberikan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal. Balanced

Scorecard (BSC) merupakan kerangka kerja komprehensif untuk menerjemahkan

visi dan misi serta strategi perusahaan dalam seperangkat ukuran kinerja yang

terpadu, tersusun dalam empat perspektif, yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis

internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Tujuan penerapan BSC pada

pengukuran kinerja organisasi publik adalah untuk menyatakan adanya

keseimbangan antara berbagai ukuran internal dan eksternal (Baharuddin, 2006).

Pemerintah Daerah Surakarta sebagai organisasi sektor publik tidak luput

untuk berkewajiban mewujudkan pemerintahan yang baik. Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta merupakan bagian dari

pemerintah daerah Surakarta sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang

pendapatan daerah, yang dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berada di

bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota Surakarta. Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Surakarta mempunyai tugas pokok yaitu

melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pendapatan

daerah dan tugas-tugas lainnya. Sebagai salah satu dinas dari Pemerintah Daerah

Surakarta yang memegang peranan penting dalam usaha penggalian dana melalui

penerimaan pajak daerah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta memiliki tugas yang sangat berat sehingga dituntut untuk memiliki

suatu sistem kinerja yang baik yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan tersebut

(Utomo, 2007).

Selama ini penilaian kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Surakarta masih menggunakan ukuran keuangan saja, dimana keberhasilan

didasarkan atas target dan realisasi pendapatan (Utomo, 2007). Maka dalam

Page 23: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

penelitian ini penulis mencoba untuk melakukan evaluasi dengan menggunakan

konsep Value for Money dan metode Balanced Scorecard dalam mengukur

kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta, yang

diharapkan akan memberikan alternatif pengukuran kinerja yang lebih

komprehensif bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sehingga

kinerjanya dapat lebih meningkat dan kepercayaan masyarakat atau jasa yang

diberikan juga akan meningkat.

Tulisan ini mengukur kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Kota Surakarta dengan pendekatan Value for Money dan Balanced

Scorecard.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut: “Bagaimanakah kinerja Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta diukur dengan Value for Money

dan Balanced Scorecard?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulisan ini bertujuan sebagai

berikut:

1. Mengevaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta dilihat dari value for money.

2. Mengevaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta dilihat dari aspek keuangan.

Page 24: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

3. Mengevaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta dilihat dari aspek kepuasan Wajib Pajak.

4. Mengevaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta dilihat dari aspek operasi bisnis internal.

5. Mengevaluasi kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta dilihat dari aspek tumbuh dan berkembang.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Surakarta, hasil-

hasil analisis yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan bisa

menjadi bahan untuk meningkatkan dan mempertahankan kinerja yang

ada, serta dapat mengetahui kepuasan atau ketidakpuasan Wajib Pajak.

2. Bagi peneliti, manfaat yang dapat diharapkan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari konsep value for money dan

balanced scorecard.

b. Dapat menambah wawasan tentang kinerja pemerintahan.

3. Bagi Pembaca/Mahasiswa

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang akuntansi sektor

publik dan semoga penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan bagi

penelitian berikutnya.

Page 25: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

E. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab pertama merupakan pendahuluan secara umum yang

membahas tentang latar belakang penulisan penelitian. Selain itu

dibahas juga tentang perumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II berisi landasan teori-teori yang relevan dan definisi-

definisi yang berkaitan dengan penelitian dan kerangka

pemikiran.

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

Bab ini mengulas metode penelitian yang mencakup desain

penelitian, penentuan sampel, sumber data, teknik pengumpulan

data, pengukuran variabel dan metode analisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang analisis data, yang merupakan analisis

penelitian yang membahas hasil pengumpulan data, pengolahan

data, serta penyelesaiannya dalam rangka menyusun kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasan

penelitian, dan saran-saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 26: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Ketika berbicara mengenai pengukuran kinerja, terlebih dahulu perlu kita

ketahui mengenai pengertian kinerja, pengukuran kinerja itu sendiri, tujuan dari

pengukuran kinerja, manfaat adanya pengukuran kinerja, serta bagaimana

pengukuran kinerja yang efektif.

1. Definisi kinerja

a. Menurut Withmore dalam Prabowo (2006), kinerja diartikan:

Kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari

seseorang, kinerja dapat diartikan suatu perbuatan, prestasi, atau

pameran umum ketrampilan atau merupakan ekspresi seseorang.

b. Menurut Simamora dalam Prabowo (2006), kinerja didefinisikan

sebagai:

Kinerja adalah kemampuan organisasi atau individu untuk dapat

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan untuk

memastikan bahwa kinerja seseorang telah memenuhi standar

kualifikasi.

c. Menurut Bastian (2006), “kinerja adalah gambaran pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi.” Kinerja merupakan prestasi

yang ingin dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu.

Page 27: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Untuk mengetahui keberhasilan/kegagalan suatu organisasi, seluruh

aktivitas organisasi tersebut harus dapat diukur. Dan pengukuran

tersebut tidak semata-mata kepada input (masukan), tetapi lebih

ditekankan kepada keluaran, atau manfaat program tersebut.

Dari berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

kinerja dapat diartikan sebagai sebuah prestasi atau sesuatu bentuk

informasi yang dapat dipergunakan untuk mengevaluasi prestasi, dengan

membandingkan hasil akhir dengan tolok ukur yang digunakan.

2. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan faktor yang sangat penting bagi

suatu organisasi, baik itu sektor publik ataupun sektor swasta. Menurut

Secakusuma (2003), penilaian kinerja merupakan penilaian periodik

efektivitas organisasi, bagian-bagian dalam organisasi, dan personelnya

terhadap pencapaian tujuan, standar atau kriteria yang ditetapkan.

Pengukuran ini dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan organisasi

dan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam organisasi.

Dengan melakukan pengukuran kinerja, suatu organisasi dapat mengetahui

dan dapat memastikan tingkat keberhasilan usahanya. Dengan kata lain

pengukuran kinerja bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

manajemen atas misi yang diembannya.

Menurut Atkinson dalam Wahyudi (2005) pengukuran kinerja

merupakan pengukuran dari suatu aktivitas ataupun suatu rantai nilai

(value chain). Mengelompokkan ukuran kinerja menjadi 2 (dua) jenis

Page 28: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

yaitu objektif adalah ukuran kinerja yang apabila diuji oleh orang lain akan

memberikan hasil yang sama, biasanya bersifat kuantitatif dan subjektif

adalah ukuran kinerja yang tidak dapat diuji, biasanya berupa pendapat

pribadi dari penilai sehingga tingkat akurasinya rendah.

Berikut ini beberapa pengertian dari pengukuran kinerja:

a. Stout dalam Utomo (2007), menyatakan bahwa:

Pengukuran/penilaian kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam arah pencapaian misi (mission accomplishment) melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk,jasa, ataupun suatu proses.

b. Menurut Siegel dan Marconi dalam Prabowo (2006), pengukuran kinerja didefinisikan:

Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan standar, dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

c. Menurut Mulyadi dalam Wahyudi (2005), pengukuran kinerja

diartikan sebagai penilaian atas perilaku manusia dalam melaksanakan

peran yang mereka mainkan dalam organisasi.

Dari berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pengukuran kinerja dapat diartikan sebagai suatu penilaian terhadap

operasional serta hasil atau output kinerja suatu organisasi dalam arah

menuju pencapaian misi organisasi.

Pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan pendekatan

value for money dan balanced scorecard yang memadukan pengukuran

finansial dan pengukuran non finansial yang sangat cocok untuk mengukur

kinerja lembaga atau organisasi sektor publik.

Page 29: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

3. Tujuan Pengukuran Kinerja

Tujuan adalah perjalanan luas tentang apa yang akan diwujudkan

oleh organisasi (Prabowo, 2006). Tujuan merupakan visi organisasi.

Secara umum tujuan pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2005)

adalah: (a) untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down

dan bottom up), (b) feedback digunakan untuk menyesuaikan kinerja atau

target yang telah ditetapkan, (c) untuk mengakomodasi pemahaman

kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk

mencapai goal congruence, (d) untuk mengukur kinerja finansial dan non-

finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusur perkembangan

pencapaian strategi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pengukuran

kinerja bagi suatu organisasi adalah: (a) untuk melihat tingkat keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan, (b) sebagai bahan

evaluasi bagi pihak manajemen organisasi.

4. Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Mardiasmo (2005), manfaat dari pengukuran kinerja

diantaranya: (a) memberikan pemahaman mengenai ukuran yang

digunakan untuk menilai kinerja manajemen, (b) memberikan arah untuk

mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, (c) untuk memonitor dan

mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target

kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja, (d)

sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward &

Page 30: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai

dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati, (e) sebagai alat

komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki

kinerja organisasi, (f) membantu memahami proses kegiatan instansi

pemerintah, dan (g) memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan

secara objektif.

Dengan adanya pengukuran kinerja diharapkan visi dan tujuan dari

terwujud, kinerja akan terus membaik dari waktu ke waktu karena adanya

evaluasi kinerja secara kontinyu dan pada akhirnya prestasi akan tercapai.

5. Pengukuran Kinerja yang Efektif

a. Menurut Sellenheim dalam Wahyudi (2005) menyatakan bahwa sistem

pengukuran kinerja yang efektif yaitu, (1) sistem pengukuran dapat

mendukung strategi organisasi dan kunci sukses penting yang

digunakan oleh manajemen, (2) fleksibel untuk berubah, (3) sederhana

dan mudah dipahami, (4) mempertimbangkan faktor – faktor finansial

dan non finansial, serta (5) memberikan penegasan yang positif.

b. Menurut Hongren dalam Prabowo (2006) menyatakan bahwa sistem

pengukuran kinerja yang efektif adalah (1) berhubungan dengan tujuan

perusahaan, (2) mempunyai perhatian yang seimbang untuk jangka

pendek dan jangka panjang, (3) menggambarkan aktivitas manajemen,

(4) dapat mempengaruhi tindakan karyawan untuk menjadi lebih baik,

(5) dilakukan secara konsisten dan teratur.

Page 31: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Dari beberapa uraian di atas, pengukuran kinerja yang efektif

haruslah berhubungan dengan tujuan organisasi dan dapat mendukung

strategi organisasi baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang

dari aspek finansial maupun non finansial serta dilakukan secara konsisten

dan teratur.

B. Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik

Penilaian kinerja tradisional mempunyai keterbatasan diantaranya

ketidakmampuan menilai kinerja harta tak berwujud dan harta intelektual

organisasi. Keterbatasan pada penilaian kinerja tradisional yang hanya menitik

beratkan pada aspek keuangan saja, maka Kaplan dan Norton (1996) mencoba

melakukan pendekatan baru yang menilai kinerja organisasi dengan

mempetimbangkan empat aspek yaitu aspek finansial, aspek customer atau

pelanggan, aspek bisnis internal, serta aspek pertumbuhan dan pembelajaran

organisasi. Pendekatan penilaian kinerja yang mempertimbangkan aspek dalam

organisasi dikenal dengan Balanced Scorecard. Penerapan strategiknya ke dalam

berbagai praktek yang dapat dilakukan di semua jajaran organisasi termasuk

organisasi sektor publik.

Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud,

yaitu: (1) pengukuran kinerja organisasi sektor publik dimaksudkan untuk

membantu memperbaiki kinerja pemerintahan, pengukuran kinerja dimaksudkan

untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan sasaran program unit

kerja sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik

dalam pemberian pelayanan publik, (2) ukuran kinerja organisasi sektor publik

digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan, (3)

Page 32: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

ukuran kinerja organisasi sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan

pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan

(Mardiasmo, 2005).

C. Konsep Value for Money

Tolok ukur dalam anggaran belanja suatu organisasi yang berorientasi laba

(swasta) maupun organisasi nonprofit (sektor publik) adalah value for money yang

meliputi penilaian efisiensi, efektivitas, dan ekonomis (Bastian, 2001). Efisiensi

dan efektivitas anggaran belanja merupakan salah satu prinsip utama dalam

penyelenggaraan anggaran belanja suatu organisasi sektor publik agar dapat

memberikan pelayanan kesejahteraan yang maksimal.

Indikator kinerja dalam suatu organisasi yang menggunakan value for money

harus menggambarkan pencapaian tingkat pelayanan pada biaya ekonomis yang

terbaik (economical cost). Ini berarti unit biaya yang terendah tidak selalu

menggambarkan value for money yang terbaik, karena dengan biaya termurah

tidak selalu merupakan yang terbaik (Bastian, 2001).

Menurut Bastian (2006), teknik pengukuran kinerja dengan Value for Money

atau disebut juga dengan 3E diklasifikasikan ke dalam tiga aspek penilaian, yaitu:

(1) ekonomis (hemat/tepat guna) adalah hubungan antara pasar dan masukan (cost

of input). Pengertian ekonomis sering disebut kehematan yang mencakup juga

pengelolaan secara hati-hati atau cermat (prudency) dan tidak pemborosan. Suatu

kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat menghilangkan atau

mengurangi biaya yang tidak perlu; (2) efisiensi (daya guna) mempunyai

pengertian yang berhubungan erat dengan konsep produktivitas. Pengukuran

Page 33: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

efisiensi dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara output yang

dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Proses kegiatan

operasional yang dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu

dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang serendah-

rendahnya, (3) efektivitas (hasil guna) merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Pengertian efektivitas ini pada

dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan suatu

program atau kegiatan organisasi apakah telah mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan

tersebut mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.

Indikator kinerja dalam suatu organisasi yang menggunakan value for money

seharusnya menggambarkan suatu pencapaian tingkat pelayanan pada biaya

ekonomi yang terbaik (economical cost). Dalam arti, unit biaya yang terendah

tidak selalu menggambarkan value for money yang terbaik, bahkan dengan biaya

termurah tidak selalu merupakan hal yang terbaik.

D. Pengukuran Kinerja dengan Konsep Value for Money

Konsep pengukuran dengan Value for Money menurut Mahsun (2006) yaitu

teknik pengukuran kinerja yang menggunakan alat analisis:

1. Tingkat Ekonomis

Mengukur tingkat kehematan dari pengeluaran-pengeluaran yang

dilakukan organisasi sektor publik. Dalam pengukuran tingkat ekonomis

memerlukan data-data anggaran pengeluaran dan realisasinya.

Page 34: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Tingkat Efisiensi

Tingkat efisiensi digunakan untuk mengukur tingkat input dari

organisasi sektor publik terhadap tingkat output pada organisasi sektor

publik. Pengukuran tingkat efisiensi memerlukan data–data realisasi biaya

untuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan.

3. Tingkat Efektivitas

Mengukur tingkat output dari organisasi sektor publik terhadap

target-target pendapatan sektor publik. Pengukuran tingkat efektivitas

memerlukan data-data realisasi pendapatan dan anggaran atau target

pendapatan.

Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengukuran

kinerja dengan konsep value for money ini menggunakan data-data

keuangan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini menggunakan data

keuangan APBD Kota Surakarta untuk tahun anggaran 2005-2007.

E. Konsep Balanced Scorecard

Balanced Scorecard merupakan gabungan dua kata: scorecard dan balanced.

Scorecard atau kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil

kinerja seseorang, melalui kartu skor ini kita dapat membandingkan kinerja

seseorang pada masa sekarang dan masa yang akan datang dan perbandingan

tersebut digunakan sebagai alat evaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan

(Purwanto, 2003). Kata Balanced (berimbang) menunjukkan bahwa kinerja

seseorang akan diukur secara seimbang dari dua aspek yaitu: secara finansial dan

Page 35: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

non finansial, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Jadi inti

Balanced Scorecard adalah pengukuran kinerja yang digunakan untuk

merencanakan hasil yang akan diwujudkan di masa yang akan datang dengan

memperhitungkan keseimbangan antara aspek finansial dan non finansial, intern

dan ekstern.

Beberapa definisi dari Balanced scorecard:

1. Menurut Kaplan dan Norton (1996), Balanced Scorecard didefinisikan sebagai:

Balanced Scorecard is a set of measuress that gives top managers a fast but comprehensive view of the bussiness....includes finansial measure that tell the result of actions already taken...complements the finansial measure with operational measures on customer satisfaction, internal process, and organization’s innovationand improvement activities – operational measures that are the drivers of future finansial perfomance.

2. Menurut Antony, Banker, Kaplan dan Young dalam Yuwono (2004),

Balanced Scorecard didefinisikan sebagai:

Balanced Scorecad is a measurement and management system that views a bussiness units performance from four perspektif: finansial, customer, internal bussiness, and learning and growth.

3. Mulyadi (2001) menyatakan bahwa “Balanced Scorecard merupakan

contemporary management tool yang digunakan untuk mendongkrak

kemampuan organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan.”

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Balanced

Scorecard adalah suatu pengukuran kinerja yang didasarkan pada pengukuran

aspek finansial atau keuangan maupun non finansial.

Balanced Scorecard sebagai pelengkap pengukuran kinerja keuangan

memberikan kemungkinan bagi para manajer untuk memandang bisnis dari empat

Page 36: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perspektif, yaitu keuangan, pelanggan, internal bisnis dan pembelajaran dan

pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced Scorecard didefinisikan

sebagai suatu sistem manajemen yang dapat dipakai sebagai kerangka sentral

dalam berbagai proses manajerial penting seperti penentuan sasaran individual

dan tim, pemberian kompensasi, alokasi sumber daya manusia, perencanaan dan

penganggaran, pemberian umpan balik strategis, pemberdayaan karyawan, serta

pertumbuhan iklim belajar organisasi (Kaplan dan Norton, 1996). Balanced

Scorecard menunjukkan adanya pengukuran kinerja yang menggabungkan antara

pengukuran keuangan dan non keuangan (Kaplan dan Norton, 1996).

F. Pengukuran Kinerja dengan Balanced Scorecard

Konsep Balanced Scorecard merupakan suatu sistem pengukuran kinerja

strategik dengan menggunakan empat perspektif yang menggambarkan

keseimbangan antara tujuan yang ingin dicapai organisasi baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang (Bastian, 2001). Keempat perspektif tersebut

meliputi:

1. Perspektif Keuangan

Perspektif ini berhubungan dengan pencapaian sasaran keuangan

dalam suatu organisasi. Perspektif ini memberikan penilaian terhadap

target keuangan yang dicapai oleh organisasi dalam mewujudkan visinya.

2. Perspektif Konsumen

Perspektif ini memberikan gambaran dan identifikasi terhadap

sasaran organisasi di sisi konsumen dan target pasar, sebagai bentuk

interaksi antara organisasi dan konsumen. Perspektif ini mencakup ukuran

Page 37: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

generik terhadap outcomes dari strategi yang telah diformulasikan dan

diterapkan oleh organisasi.

3. Perspektif Bisnis Internal

Perspektif ini menyajikan identifikasi terhadap faktor kritikal dalam

proses internal yang memungkinkan organisasi untuk: (a) menyajikan

value proportion yang akan menarik dan mempertahankan konsumen

dalam target segmen pasarnya dan (b) memuaskan harapan shareholder

dalam mencapai keuntungan yang tinggi.

Dalam proses ini tidak hanya berfokus pada proses operasional

melainkan juga kombinasi dengan proses inovasi sebagai upaya

peningkatan proses yang sedang berjalan.

4. Perspektif Learning and Growth

Perspektif ini menyajikan proses pengembangan infrastruktur yang

dibutuhkan perusahaan sebagai upaya peningkatan dan pengembangan

dalam jangka panjang, yang meliputi: (a) pengembangan kemampuan

sumber daya manusia, (b) pengembangan sistem informasi, dan (c)

motivasi dan pemberdayaan sumber daya yang ada.

Dalam penelitian sebelumnya Kurniastuti (2001) meneliti tentang

efisiensi dan penghematan pelayanan publik di Kantor Pelayanan Terpadu

(KPT) Sukoharjo. Penelitian Kurniastuti ini secara khusus mengukur

efisiensi pelayanan publik KPT Sukoharjo dari tiga aspek dalam balanced

scorecard yaitu aspek keuangan, aspek kepuasan pengguna, dan aspek

Page 38: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

operasi bisnis internal sementara dalam penelitian ini penulis menganalisis

empat aspek dalam balanced scorecard, yaitu aspek keuangan, aspek

kepuasan pelanggan/customer, aspek operasi bisnis internal, dan aspek

tumbuh dan berkembang.

G. Penerapan Konsep Balanced Scorecard pada Organisasi Sektor Publik

Pada awalnya penerapan Balanced Scorecard lebih menekankan pada

perspektif bisnis (private). Namun dalam perkembangannya konsep Balanced

Scorecard sudah mulai diadopsi dalam sektor publik atau pemerintahan.

Penerapan Balanced Scorecard untuk sektor bisnis dimaksudkan untuk

meningkatkan persaingan (competitivesss), sedangkan untuk sektor publik lebih

menekankan pada nilai misi dan pencapaian (mission value and effectiveness).

Aspek keuangan, untuk sektor bisnis akan mengutamakan keuntungan,

pertumbuhan dan pangsa pasar sedangkan pada sektor publik dimaksudkan untuk

pengukuran produktivitas dan efisiensi. Pihak–pihak yang berkepentingan, untuk

sektor bisnis akan lebih mengutamakan para pemegang saham, pembeli, dan

manajemen, sedangkan untuk sektor publik meliputi pembayar pajak, pengguna

jasa dan legislatif (Machmud, 2002).

Secara umum penerapan Balanced Scorecard pada sektor publik dilakukan

dengan memulai proses pembelajaran di bidang keahlian, pengetahuan data,

ataupun masyarakat. Proses pembelajaran ini akan mempengaruhi proses internal

organisasi. Proses internal akan mewarnai mutu pelayanan yang diberikan pada

masyarakat maupun wakil rakyat, mempengaruhi nilai dan manfaat, serta

Page 39: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

mempengaruhi keuangan dan biaya sosial, dan secara keseluruhan akan bermuara

pada misi organisasi yang ditetapkan terlebih dahulu (Machmud, 2002).

Menurut Wibowo (2006) perbandingan penerapan Balanced Scorecard

pada organisasi sektor bisnis dengan organisasi sektor publik terlihat dari

beberapa hal seperti dijelaskan dalam tabel I.1 di bawah ini:

Tabel I.1 Perbandingan Balanced Scorecard pada Sektor Bisnis

dan Sektor Publik Jenis Sektor Bisnis Sektor Publik

· Strategik tujuan utama

· Tujuan financial · Pihak yang

berkepentingan · Hasil yang

diinginkan · Faktor kunci sukses

· Peningkatan persaingan · Pertumbuhan laba, pangsa

pasar · Pemegang saham,

pembeli, manajemen · Kepuasan konsumen · Tingkat pertumbuhan

pendapatan, pangsa pasar, keunikan, teknologi

· Nilai misi dan efektivitas · Produktivitas, tingkat

efisiensi · Pembayar pajak, pengguna

jasa, legislatif · Kepuasan konsumen · Penerapan manajemen

yang baik, standarisasi teknologi, skala ekonomi

Sumber: Wibowo (2006)

Organisasi publik merupakan organisasi yang didirikan dengan tujuan

memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan mendapatkan keuntungan

(profit). Organisasi ini bisa berupa organisasi pemerintah dan organisasi nonprofit

lainnya. Meskipun organisasi publik bukan bertujuan mencari profit, organisasi

ini dapat mengukur efektivitas dan efisiensinya dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat. Untuk itu organisasi publik dapat menggunakan Balanced

Sscorecard dalam pengukuran kinerjanya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan

organisasi publik yang berbeda dengan organisasi bisnis, maka sebelum

digunakan ada beberapa perubahan yang dilakukan dalam konsep Balanced

Scorecard.

Page 40: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Rohim dalam Wibowo (2006) menyatakan bahwa yang menjadi fokus

utama dalam organisasi publik adalah misi organisasi, secara umum misi suatu

organisasi publik adalah melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dari misi tersebut diformulasikan strategi-strategi yang akan dilakukan untuk

pencapaian misi tersebut. Strategi tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam 4

(empat) perspektif. Yang pertama perspektif customers & stakeholders

menggambarkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat, selanjutnya yang

kedua perspektif finansial mengidentifikasikan pemberian pelayanan yang

efiesien. Perspektif yang ketiga perspektif internal business process

menggambarkan proses-proses yang penting bagi organisasi untuk meningkatkan

kualitas hidup masyarakat dan yang terakhir perspektif employees & organization

capacity mengambarkan kompetensi dan kemampuan semua anggota organisasi.

H. KERANGKA PEMIKIRAN Untuk memudahkan analisis dalam penelitian ini maka dibuat kerangka

pemikiran seperti pada gambar II.1 di bawah ini.

Gambar II.1

Kemungkinan Penerapan Value for Money dan Balanced Scorecard sebagai Evaluasi Pengukuran/Penilaian Kinerja dari Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta

Balanced Scorecard: 1. Perspektif Keuangan 2. Perspektif

Pelanggan/Customer 3. Perspektif Bisnis

Internal 4. Perspektif tumbuh

dan berkembang

Value for Money: 1. Ekonomis 2. Efisiensi 3. Efektivitas

Penilaian Kinerja

Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta

Page 41: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data. Kuesioner menggunakan kuesioner yang diadopsi

dari penelitian Wahyudi (2005). Dengan menggunakan metode penelitian survei

akan didapatkan keterangan-keterangan yang jelas terhadap suatu masalah

tertentu.

Metode penelitian yang digunakan adalah survei untuk tiga perspektif

yaitu perspektif kepuasan pengguna/customer, perspektif bisnis internal dan

perspektif tumbuh dan berkembang. Sedangkan untuk Value for Money

(ekonomis, efektivitas, dan efisiensi) dan perspektif keuangan menggunakan

metode komparatif kuantitatif.

Survei yaitu penelitian dengan mengambil sampel dari suatu populasi dan

memakai kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok (Singarimbun, 1989).

Menurut Suparmoko dalam Wahyudi (2005), penelitian survei merupakan metode

pengumpulan informasi tentang sekelompok manusia dan suatu hubungan

langsung dengan objek yang dipelajari seperti individu, organisasi, masyarakat

dan sebagainya diadakan melalui suatu cara yang sistematis seperti pengisian

daftar pertanyaan, wawancara dan sebagainya.

Menurut Subiyanto dalam Wahyudi (2005), penelitian dengan

menggunakan metode survei bertujuan untuk melaksanakan pengujian yang

cermat dan teliti terhadap obyek penelitian berdasarkan suatu situasi atau kondisi

Page 42: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

tertentu dengan melihat kesesuaiannya dengan pernyataan atau nilai tertentu yang

diikuti dan diamati dengan cermat dan teliti sehingga diharapkan memperoleh

informasi yang cukup.

B. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan Sampel

Populasi berkaitan dengan seluruh grup (kelompok) orang-orang, kejadian,

atau segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti (Sekaran,

2000). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak

dan seluruh pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Surakarta.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti secara detail

(Sekaran, 2000). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak

dan Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta. Wajib

Pajak diambil sebagai sampel karena Wajib pajak ini merupakan pihak ketiga atau

pihak ekstern yang berhubungan langsung dengan Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan, dan Aset Kota Surakarta dalam hal pembayaran/pelunasan/pemenuhan

kewajiban pajak daerah dan secara tidak langsung mengetahui situasi, kondisi

maupun kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota

Surakarta. Sementara pengambilan sampel dari pegawai Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta itu sendiri karena pegawai

merupakan pihak yang berkaitan langsung dengan kegiatan operasional dari Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta.

Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada Wajib Pajak

maupun pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota

Surakarta di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta.

Page 43: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Untuk kuesioner Wajib Pajak dibagikan pada waktu Wajib Pajak sedang

mengurus pembayaran pajaknya di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan

Aset Kota Surakarta, sedangkan untuk kuesioner pegawai dibagikan langsung di

masing-masing ruangan kerjanya. Dalam penelitian ini kuesioner yang disebar

atau dibagikan sejumlah 100 untuk Wajib Pajak dan 60 untuk Pegawai Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta.

Menurut Suparmoko dalam Wahyudi (2005), beberapa petunjuk untuk

menentukan besarnya sampel adalah sebagai berikut:

1. Bila populasi (N) besar, persentase yang kecil saja sudah dapat

memenuhi syarat sebagai sampel.

2. Besarnya sampel hendaknya tidak kurang dari 30 responden.

3. Sampel juga ditentukan berdasarkan pertimbangan waktu, tenaga, dan

biaya.

Metode pengambilan sampling dilakukan dengan menggunakan metode

convenience sampling, prosedur ini digunakan untuk mendapatkan unit sampel

menurut keinginan peneliti dan cocok untuk penelitian eksporatif.

C. Teknik Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui wawancara dan jawaban responden atas

pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diadopsi dari penelitian Wahyudi

(2005). Untuk value for money dan perspektif keuangan menggunakan data

sekunder yaitu data keuangan APBD diperoleh dari bagian tata usaha dan

administrasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta.

Page 44: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

D. Teknik Pengujian Instrumen

Dalam penelitian ini teknik pengujian data yang dilakukan adalah

menggunakan pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Sebelum melakukan

analisis terhadap data primer, pengujian terhadap kesahihan dan keampuhan

(reliabilitas) data perlu dilakukan. Pengujian dilakukan terhadap validitas dan

reliabilitas.

a. Pengujian Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2006). Pengujian

validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 13.

Dalam SPSS langkah dalam menentukan butir pertanyaan yang valid yaitu

dengan melihat pada bagian Item-Total Statistic pada kolom Corrected

Item Total Correlation, nilai-nilai tersebut menunjukkan nilai korelasi

butir-butir pertanyaan terhadap skor totalnya (Ghozali, 2006). Nilai hitung

tersebut dibandingkan dengan r tabel (dilihat di tabel dengan terlebih dulu

mencari df-nya (derajat kebebasan) sesuai dengan datanya dan asumsi spss

akan menggunakan tingkat signifikansi 5%). Derajat kebebasan (degree of

freedom) ini diperoleh dengan perhitungan degree of freedom (df)=n-2,

dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pengambilan kesimpulannya jika

nilai hitung > dari nilai r-tabel maka butir tersebut dinyatakan valid.

b. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

diandalkan atau dapat dipercaya. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali

Page 45: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relatif konsisten, maka alat ukur yang digunakan reliable (Cooper dan

Emory dalam Ghozali, 2006). Dalam SPSS untuk menentukan reliabilitas

bisa dilihat dari nilai Alpha jika nilai Alpha lebih besar dari nilai r tabel

maka dikatakan reliabel (nilai Alpha > 0,60). Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunally

dalam Ghozali, 2006).

E. Teknik Analisis Data

1. Value For Money

Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif komparatif yaitu

metode yang bermanfaat dalam membantu memecahkan permasalahan

yang aktual dengan berusaha mengumpulkan, menyajikan, menganalisis,

dan membandingkan data yang ada (Wahyudi, 2005).

Data yang berasal dari APBD dianalisis dengan teknik pengukuran

kinerja yang menggunakan alat analisis menurut Mahsun (2006) sebagai

berikut:

a. Tingkat Ekonomis

Mengukur tingkat kehematan dari pengeluaran-pengeluaran yang

dilakukan organisasi sektor publik. Dalam pengukuran tingkat

ekonomi memerlukan data-data anggaran pengeluaran dan

realisasinya.

Berikut formula untuk mengukur tingkat ekonomi:

Page 46: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

b. Tingkat Efisiensi

Tingkat efisiensi digunakan untuk mengukur tingkat input dari

organisasi sektor publik terhadap tingkat output pada organisasi sektor

publik. Pengukuran tingkat efisiensi memerlukan data-data realisasi

biaya untuk memperoleh pendapatan dan data realisasi pendapatan.

Berikut formula untuk mengukur tingkat efisiensi:

c. Tingkat Efektivitas

Mengukur tingkat output dari organisasi sektor publik terhadap target-

target pendapatan sektor publik. Pengukuran tingkat efektivitas

memerlukan data-data realisasi pendapatan dan anggaran atau target

pendapatan.

Berikut formula untuk mengukur tingkat efektivitas:

Kriteria ekonomis, efisien atau efektivitas adalah:

1) Jika diperoleh nilai kurang dari 100% (x< 100%) berarti ekonomis,

efisien, atau efektif.

2) Jika diperoleh nilai sama dengan 100% berarti ekonomis, efisien,

atau efektivitas berimbang.

3) Jika diperoleh nilai lebih dari 100% (x > 100%) berarti tidak

ekonomis, efisien, atau efektif.

Page 47: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

2. Balanced Scorecard

Analisis data biasanya mencakup pekerjaan meringkas data yang

telah dikumpulkan menjadi suatu jumlah yang dikelola, membuat

ringkasan, mencari pola-pola tertentu dan menerapkan teknik statistika

tertentu (Sugiyono, 2001).

Setelah hasil tabulasi kuesioner diuji validitas dan reliabilitasnya,

selanjutnya data yang telah terkumpul kemudian ditabulasi berdasarkan

nilai dari setiap item pertanyaan yang ada dalam kuesioner mengggunakan

metode analisis statistik deskriptif, yaitu analisis proporsional dan rata-

rata.

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Setiap jawaban dari pertanyaan kuesioner diberi skor sesuai dengan

ukuran ordinal, Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi

skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju

(STS) diberi skor 1. Pada umumnya skala likert memasukkan pilihan

ragu-ragu/netral, tetapi dalam penelitian ini pilihan tersebut

ditiadakan dengan alasan untuk menjaga kesungguhan responden.

Dalam penilaiannya dilakukan tabulasi terhadap jawaban responden

untuk kemudian dihitung persentase tingkat persetujuan responden

terhadap pernyataan-pernyataan yang diajukan (Sugiyono, 2001).

b. Setelah semua kuesioner terkumpul, dibuat tabulasi jawaban lalu

dilakukan analisis proporsi dengan rumus :

P = X N

Page 48: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Notasi :

P = Proporsi

X = jumlah responden dengan kriteria tertentu

N = jumlah responden keseluruhan

c. Menghitung nilai rata-rata riil dari setiap pertanyaan dengan rumus

berikut:

Rata-rata riil pertanyaan = jumlah skor jawaban

jumlah responden

d. Membandingkan rata-rata riil pertanyaan dengan rata-rata harapan

(µ). Karena penelitian ini tidak menggunakan pilihan dengan skor

netral atau ragu-ragu, maka rata-rata harapan ditetapkan dengan skor

2,5 yang merupakan skor tengah antara skor 2 Tidak Setuju (TS) dan

skor 3 Setuju (S). Sebuah pertanyaan dianggap memperoleh persepsi

yang baik dari responden, jika pertanyaan tersebut memperoleh rata-

rata riil lebih besar dari 2,5 (rata-rata harapan) dan begitu juga

sebaliknya (Wahyudi, 2005).

e. Setelah rata-rata riil ditemukan, dicari rata-rata kelompok dengan

rumus:

Rata-rata riil kelompok = jumlah rata-rata riil pertanyaan

jumlah item pertanyaan

f. Analisis data, apabila item pertanyaan tentang efektifitas kinerja

dalam penelitian ini nilai rata-rata lebih dari sama dengan 2,5

diklasifikasikan kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

Page 49: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dan Aset Surakarta efektif, dan apabila nilai rata-rata kurang dari 2,5

diklasifikasikan kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Surakarta kurang efektif.

Page 50: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Setelah membahas metodologi penelitian di Bab III, maka pada Bab IV

akan dijelaskan mengenai deskripsi data dan pembahasan hasil analisis yang

dilakukan dalam penelitian ini.

A. Deskripsi Data

Deskripsi data dalam penelitian ini, terdiri dari dua bagian yaitu: seleksi

sampel dan analisis deskriptif dari data yang diperoleh.

1. Seleksi Sampel

Penelitian ini menggunakan dua jenis data, data primer dan data

sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari

hasil survei kuesioner kepada Wajib Pajak dan Pegawai Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta. Pada penelitian survei

ini, responden dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yaitu

seluruh wajib pajak yang terdaftar di Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Surakarta. Sedangkan kelompok kedua adalah

pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Surakarta.

Kuesioner yang disebar sejumlah 100 untuk Wajib Pajak dan 60 untuk

Pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota

Surakarta. Kuesioner yang berhasil terkumpul berjumlah 80 untuk Wajib

Pajak dan 50 untuk pegawai Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan,

Page 51: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

dan Aset Kota Surakarta. Pada tabel di bawah ini akan disajikan hasil

penyeleksian sampel penelitian.

Tabel IV.1

Jumlah Sampel Data Primer

Keterangan Jumlah Persentase

Wajib Pajak Pegawai Wajib Pajak Pegawai

Kuesioner yang tersebar

Kuesioner yang tidak kembali

Kuesioner yang kembali

Kuesioner yang menjadi sampel

100

(20)

80

80

60

(10)

50

50

100%

20%

80%

80%

100%

16,67%

83,33%

83,33%

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan data dari 80 responden wajib pajak yang terkumpul tersebut

dapat diperoleh gambaran sebagai berikut:

a. Sebanyak 65 responden atau 81,25% adalah wajib pajak orang

pribadi. Sedangkan 15 responden atau 18,75 % adalah wajib pajak

badan.

Tabel IV.2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Wajib Pajak

Jenis Wajib Pajak Jumlah Persentase

Orang Pribadi 65 81,25% Badan 15 18,75%

Jumlah 80 100%

Page 52: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

b. Berdasarkan jenis usahanya, responden dikelompokkan ke dalam

tiga sub kelompok besar jenis usaha yaitu industri, dagang, dan

jasa. Hasil klasifikasi tersebut adalah 24 responden atau 30 %

bergerak di bidang perindustrian, 26 responden atau 32,5 %

bergerak di bidang perdagangan, dan 30 responden atau 37,5 %

bergerak di bidang jasa.

Tabel IV.3

Distribusi Responden berdasarkan Jenis Usahanya

Jenis Usaha Jumlah Persentase

Industri 24 30 % Dagang 26 32,5% Jasa 30 37,5%

Jumlah 80 100%

c. Berdasarkan lamanya menjadi Wajib Pajak, sebanyak 35

responden atau 43,75% telah menjadi wajib pajak kurang dari 5

tahun, 25 responden atau 31,25 % menjadi wajib pajak antara 5-10

tahun, dan 20 responden atau 25 % telah menjadi wajib pajak lebih

dai 10 tahun.

Tabel IV.4 Distribusi Responden berdasarkan Lamanya Menjadi Wajib Pajak

Lama menjadi Wajib Pajak Jumlah Persentase

< 5 Tahun 35 43,75% 5 -10 Tahun 25 31,25% > 10 Tahun 20 25 %

Jumlah 80 100%

Page 53: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Sedangkan berdasarkan data dari 50 responden pegawai Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Surakarta yang

terkumpul dapat diperoleh gambaran sebagai berikut:

a. Sebanyak 32 responden atau 64 % adalah laki-laki, sedangkan 18

responden atau 36 % adalah perempuan.

Tabel IV.5 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Wajib Pajak

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki - laki 32 64 % Perempuan 18 36 %

Jumlah 50 100%

b. Berdasarkan lamanya menjadi pegawai, responden dapat

digolongkan: sebanyak 5 orang atau 10 % telah menjadi pegawai

kurang dari 5 tahun, 27 orang atau 54 % telah menjadi pegawai

antara 5 – 10 tahun, dan 18 orang atau 36 % telah menjadi pegawai

lebih dari 10 tahun.

Tabel IV.6 Distribusi Responden berdasarkan Lamanya Menjadi Pegawai

Lama menjadi Pegawai Jumlah Persentase

< 5 Tahun 5 10 % 5 -10 Tahun 27 54 % > 10 Tahun 18 36 %

Jumlah 50 100%

Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data APBD Kota

Surakarta Tahun Anggaran 2005-2007 yang diperoleh dari bagian tata usaha dan

administrasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta.

Page 54: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

2. Analisis Deskriptif

Secara garis besar analisis deskriptif dalam penelitian dapat dibagi

menjadi dua bagian, yaitu: analisis deskriptif untuk data primer dan data

sekunder. Data primer digunakan untuk mengukur kinerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta dari segi

perspektif kepuasan Wajib Pajak, perspektif operasi bisnis internal, dan

perspektif tumbuh dan berkembang. Sedangkan data sekunder untuk

mengukur kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset

Kota Surakarta dari segi perspektif keuangan dan value for money.

a. Pengujian data primer (Pengujian Validitas dan Reliabilitas)

Sebelum melakukan analisis terhadap data primer, pengujian

terhadap data perlu dilakukan. Pengujian dilakukan dengan validitas dan

reliabilitas.

1). Pengujian Validitas

Seperti dijelaskan dalam bab sebelumnya, validitas

menunjukkan sejauhmana alat pengukur benar-benar mengukur apa

yang akan diukur. Menurut Arikunto (1996), pengujian validitas

dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara yaitu validitas

eksternal dan validitas internal. Validitas internal dicapai bila ada

kesesuaian antara bagian-bagian dalam instrumen dengan instrumen

secara keseluruhan. Pengujian validitas internal dilakukan dengan

menggunakan analisis butir. Pengujian validitas tersebut dilakukan

dengan mengkorelasikan butir dengan skor total.

Page 55: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam SPSS langkah dalam menentukan butir pertanyaan yang

valid yaitu dengan melihat pada bagian Item-Total Statistic pada

kolom Corrected Item Total Correlation, nilai-nilai tersebut

menunjukkan nilai korelasi butir-butir pertanyaan terhadap skor

totalnya (Ghozali, 2006). Nilai hitung tersebut dibandingkan dengan r

tabel (dilihat di tabel dengan terlebih dulu mencari df-nya (derajat

kebebasan) sesuai dengan datanya dan asumsi spss akan

menggunakan tingkat signifikansi 5%). Derajat kebebasan (degree of

freedom) ini diperoleh dengan perhitungan degree of freedom (df)=n-

2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pengambilan kesimpulannya

jika nilai hitung > dari nilai r-tabel maka butir tersebut dinyatakan

valid.

Hasil Pengujian Validitas:

· Uji Validitas untuk Perspektif Kepuasan Wajib Pajak

Dari hasil perhitungan Perspektif Kepuasan Wajib Pajak dengan

jumlah sampel 80 orang, diperoleh derajat kebebasan df=78 (80-2),

dan hasil r-tabel 0,145. Dari hasil analisis dengan SPSS diperoleh

data sesuai dengan tabel VI.7, diperoleh hasil bahwa datanya valid

(Corrected Item Total Correlation > r tabel).

· Uji Validitas untuk Perspektif Operasi Bisnis Internal.

Dari hasil perhitungan Perspektif Operasi Bisnis Internal dengan

jumlah sampel 80 orang, diperoleh derajat kebebasan df=78 (80-2),

dan hasil r-tabel 0,145. Dari hasil analisis dengan SPSS diperoleh

Page 56: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

data sesuai dengan tabel VI.8, diperoleh hasil bahwa datanya valid

(Corrected Item Total Correlation > r tabel).

§ Uji Validitas untuk Perspektif Tumbuh dan Berkembang.

Dari hasil perhitungan Perspektif Tumbuh dan Berkembang dengan

jumlah sampel 50 orang, diperoleh derajat kebebasan df=48 (50-2),

dan hasil r-tabel 0,184. Dari hasil analisis dengan SPSS diperoleh

data sesuai dengan tabel VI.9, diperoleh hasil bahwa datanya valid

(Corrected Item Total Correlation > r tabel).

Tabel VI.7

Item-Total Statistics

ITEM

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted PERTANYAAN1 52,9625 37,075 ,587 ,535 ,829 PERTANYAAN2 53,2625 35,766 ,592 ,581 ,827 PERTANYAAN3 53,4875 35,443 ,627 ,510 ,825 PERTANYAAN4 53,3375 38,176 ,338 ,543 ,840 PERTANYAAN5 53,2625 37,361 ,493 ,499 ,833 PERTANYAAN6 53,2375 37,196 ,527 ,650 ,831 PERTANYAAN7 53,3875 37,329 ,503 ,613 ,832 PERTANYAAN8 53,2000 38,061 ,395 ,533 ,837 PERTANYAAN9 53,3000 36,390 ,582 ,512 ,828 PERTANYAAN11 53,5000 37,671 ,421 ,509 ,836 PERTANYAAN12 53,9375 38,414 ,315 ,261 ,841 PERTANYAAN13 54,0625 36,971 ,365 ,482 ,840 PERTANYAAN14 53,8000 38,187 ,363 ,360 ,838 PERTANYAAN15 53,4000 38,243 ,441 ,411 ,835 PERTANYAAN16 53,3875 40,088 ,230 ,235 ,842 PERTANYAAN17 53,3875 38,797 ,349 ,299 ,839 PERTANYAAN18 53,6250 37,706 ,397 ,332 ,837 PERTANYAAN21 54,2500 38,392 ,239 ,331 ,846 PERTANYAAN22 54,2125 36,499 ,476 ,514 ,833

Sumber: data yang diolah

Page 57: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Tabel VI.8

Item-Total Statistics

ITEM

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted PERTANYAAN1 44,4000 22,673 ,322 ,625 ,750 PERTANYAAN2 44,2125 22,904 ,347 ,527 ,746 PERTANYAAN3 44,1500 22,610 ,456 ,387 ,735 PERTANYAAN4 44,1375 23,740 ,355 ,403 ,745 PERTANYAAN6 43,9625 22,923 ,436 ,512 ,737 PERTANYAAN7 44,0625 22,363 ,546 ,548 ,728 PERTANYAAN8 44,3000 23,884 ,270 ,346 ,752 PERTANYAAN9 44,0250 23,746 ,340 ,374 ,746 PERTANYAAN10 44,1125 22,177 ,518 ,453 ,729 PERTANYAAN13 44,0875 23,600 ,402 ,384 ,741 PERTANYAAN14 44,3125 23,053 ,395 ,462 ,741 PERTANYAAN16 44,2625 24,120 ,217 ,310 ,757 PERTANYAAN17 44,3375 23,948 ,241 ,369 ,755 PERTANYAAN18 44,2500 23,835 ,392 ,322 ,743 PERTANYAAN19 44,4125 24,347 ,246 ,235 ,753

Sumber: data yang diolah

Tabel IV.9

Item-Total Statistics

ITEM

Scale

Mean if

Item

Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

PERTANYAAN1 25,6200 7,342 ,264 ,242 ,692

PERTANYAAN3 25,6400 7,704 ,220 ,457 ,696

PERTANYAAN4 25,4200 7,147 ,459 ,526 ,649

PERTANYAAN5 25,3400 7,453 ,394 ,565 ,662

PERTANYAAN6 25,5200 6,581 ,658 ,521 ,609

PERTANYAAN7 25,4000 7,755 ,341 ,547 ,672

PERTANYAAN8 25,8200 7,906 ,280 ,463 ,681

PERTANYAAN9 25,7200 7,634 ,296 ,576 ,679

PERTANYAAN13 25,6000 7,551 ,338 ,583 ,672

PERTANYAAN14 25,5200 7,806 ,337 ,589 ,673

Sumber: Data yang diolah

Page 58: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengukur kekonsistensian

hasil pengukuran dan menguji bagaimana instrumen cukup dapat

dipercaya. Seperti dalam validitas, pengujian reliabilitas juga

menggunakan rumus alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan

reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunally, 1967).

Rincian hasil uji reliabilitas untuk Perspektif Kepuasan Wajib Pajak. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

,843 ,846 19

Rincian hasil uji reliabilitas untuk Perspektif Operasi Bisnis Internal. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

,757 ,762 16

Rincian hasil uji reliabilitas untuk Perspektif Tumbuh dan

Berkembang.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

,692 ,700 10

Page 59: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya data yang telah

terkumpul akan ditabulasikan berdasarkan nilai dari setiap item pertanyaan

yang ada dalam kuesioner untuk kemudian dianalisis.

B. VALUE FOR MONEY

Pembahasan dalam konsep ini dibagi menjadi tiga metode pengukuran

yaitu:

1. Tingkat ekonomi

Ekonomis (kehematan) diukur sebagai tingkat biaya yang

dikeluarkan untuk melaksanakan suatu kegiatan atau memperoleh sesuatu

sesuai rencana dan tujuannya. Suatu kegiatan operasional dikatakan

ekonomis jika dapat menghilangkan atau mengurangi biaya-biaya yang

tidak perlu.

Untuk mengukur tingkat ekonomi dalam mengelola keuangan

suatu daerah, maka formula yang digunakan adalah:

Data anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat pada tabel IV.10 dan

hasil perhitungan tingkat ekonomi dapat dilihat dalam tabel IV.11.

Page 60: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Tabel IV.10

Anggaran Belanja dan Realisasi Belanja

( dalam jutaan rupiah)

Jenis Pengeluaran Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Belanja Pegawai 223312,45 215244,22 275099,70 258263,50 349263,74 330137,78

Belanja Barang 61226,51 57777,89 75798,07 63848,26 97762,10 80769,37

Belanja Pemeliharaan 19299,33 17466,87 22024,26 20658,12 - -Belanja Perjalanan Dinas 3835,20 3051,77 5702,82 4854,39 - -

Belanja lain-lain - - - - 51160,62 49841,60

Pembayaran Pokok

11267,92 10175,44 73617,05 64730,61 157061,23 127254,38dan Bunga Pinjaman

Subsidi/Bantuan 36705,21 35787,80 59686,33 57810,09 - -

Keuangan kepada

Daerah

Pengeluaran tidak 1000,00 591,19 1000,00 395,76 1000,00 294,37

Tersangka

Jumlah Belanja 356646,63 340095,17 512928,23 470560,73 656247,69 588297,50Sumber: Data APBD Kota Surakarta tahun anggaran 2005-2007

Tabel IV.8 Perhitungan Tingkat Ekonomi

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Anggaran Belanja Realisasi Belanja % Selisih

Pengeluaran

2005 356646,63 340095,17 95,35914311 16551,46

2006 512928,23 470560,73 91,74007353 42367,49

2007 656247,69 588297,50 89,64564931 67950,19

Rata-rata 92,24828865 Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel IV.10 dan Tabel IV.11 di atas terlihat bahwa

perbandingan jumlah anggaran belanja dan realisasi belanja mengalami

Page 61: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

perubahan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 di mana mengalami

kenaikan. Selisih pengeluaran untuk masing-masing tahun yaitu pada tahun

2003 sebesar Rp. 16.551.460.000,- sedangkan tahun 2006 sebesar

Rp.42.367.490.000,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 67.950.190.000,-. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah realisasi belanja/pengeluaran aktual yang lebih

kecil daripada jumlah belanja/ pengeluaran yang ditetapkan dalam anggaran,

maka berarti kinerja keuangan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan,

dan Aset Kota Surakarta adalah baik. Dari hasil analisis selisih ini dapat

dijadikan umpan balik bagi perencanaan anggaran daerah pada periode

anggaran berikutnya.

Pengukuran tingkat ekonomi Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset Kota Surakarta pada tahun 2005 bernilai 95,36%, tahun

2006 bernilai 91,74%, dan tahun 2007 bernilai 89,65 %, sedangkan nilai rata-

ratanya sebesar 92,25%. Berdasarkan analisis perhitungan ini maka dapat

disimpulkan bahwa Dinas Pendapatan,Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota

Surakarta pada tahun 2005, 2006, 2007, serta rata-rata dari ketiga tahun

tersebut adalah mempunyai tingkatan ekonomi yang ekonomis karena

diperoleh hasil persentase dengan tingkat pencapaiannya yang bernilai

kurang dari 100%.

2. Tingkat Efisiensi

Efisiensi merupakan perbandingan antara output dan input. Output

merupakan realisasi biaya untuk memperoleh penerimaan daerah dan input

merupakan realisasi dari penerimaan daerah. Untuk mengukur tingkat

Page 62: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

efisiensi dalam mengelola keuangan dengan melihat perbandingan antara

realisasi anggaran pendapatan dengan realisasi anggaran belanja, maka

formula yang digunakan yaitu:

Data realisasi pendapatan dan belanja dapat dilihat pada tabel IV.12 dan

IV.13 di bawah ini:

Tabel IV.12 Realisasi Pendapatan dan Belanja

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan 2005 2006 2007

Pendapatan Asli Daerah 66086,58 78637,87 89430,98

Dana Perimbangan 292146,65 431666,96 500355,22 Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah 15396,70 575,21 11643,67

Jumlah Pendapatan 373629,93 510880,03 601429,87

Belanja Pegawai 215244,22 258263,50 330137,78

Belanja Barang 57777,89 63848,26 80769,37

Belanja Pemeliharaan 17466,87 20658,12 -

Belanja Perjalanan Dinas 3051,77 4854,39 -

Belanja Lain-lain - - 49841,60

Pembayaran Pokok 10175,44

64730,61

127254,38

Dan Bunga Pinjaman

Subsidi/Bantuan Keuangan Kepada 35787,80

57810089,55

- Daerah

Pengeluaran Tidak 591,19 395757,00 294368,38

Tersangka

Jumlah Belanja 340.095,17 586.18201,43 882.371,51 Sumber data: Data APBD Kota Surakarta tahun anggaran 2005- 2007

Page 63: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Tabel IV.13 Perhitungan Tingkat Efisiensi

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Realisasi Biaya Untuk

Memperoleh Pendapatan Realisasi Pendapatan %

2005 340.095,17 373.629,93 91,024606

2006 470.560,73 510.880,03 92,107873

2007 588.297,50 601.429,87 97,816476 Rata-rata 93,64965

Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel IV.12 dan tabel IV.13 terlihat bahwa jumlah

realisasi pendapatan dan belanja dari tahun 2005 sampai dengan tahun

2007 mengalami kenaikan. Pada pos pendapatan tahun 2005 berjumlah Rp

373.629.930.000,- dan di tahun 2006 meningkat menjadi Rp

510.880.030.000,- begitupun juga pada tahun anggaran 2007 mengalami

peningkatan menjadi 601.429.870.000,-. Sedangkan untuk realisasi belanja

tahun 2005 sebesar Rp. 340.095.170.000,- kemudian di tahun 2006

meningkat menjadi Rp. 470.560.730.000,- dan di tahun 2007 meningkat

lagi sebesar Rp. 588.297.500.000,-.

Besarnya tingkat efisiensi tahun 2005 menunjukkan nilai sebesar

91,02% kemudian naik menjadi 92,11% pada tahun 2006 dan naik lagi

menjadi 97,81% di tahun 2007, karena persentase dari tahun 2005 hingga

tahun 2007 di bawah 100%, ini berarti menunjukkan tingkat efisiensi yang

cukup baik. Rata-rata persentase untuk ketiga tahun tersebut adalah

93,65% yang juga bernilai di bawah 100%, jadi dapat disimpulkan bahwa

nilai rata-ratanya juga termasuk ke dalam kategori pada pencapaian tingkat

efisiensi yang cukup baik atau sudah efisien.

Page 64: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3. Tingkat efektifitas

Efektifitas merupakan perbandingan antara outcome dan output. Outcome

merupakan dampak suatu program atau kegiatan terhadap masyarakat

sedangkan output merupakan hasil yang dicapai dari suatu program aktivitas

dan kebijakan. Untuk mengukur tingkat efektivitas dalam pengelolaan

keuangan daerah dengan melihat perbandingan anggaran pendapatan dengan

realisasinya dan prosentase tingkat pencapainnya dengan formula yang

digunakan sebagai berikut:

Data anggaran dan realisasi pendapatan dapat dilihat pada tabel IV.14 dan

hasil perhitungan tingkat efektivitas dapat dilihat dalam tabel IV.15 di bawah ini:

Tabel IV.14 Anggaran Pendapatan dan Realisasi Pendapatan

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007

Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi

Pendapatan asli daerah 62602,08 66086,58 74709,44 78637,87 88034,38 89430,98

Dana perimbangan 288591,55 292146,65 430942,51 431666,96 503571,83 500355,22

Bagian lain2 penerimaan yang sah 14904,93 15396,70 319,26 575,21 11552,13 11643,67

Jumlah pendapatan 366098,56 373629,93 505971,21 510880,03 603158,34 601429,87

Page 65: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel IV.15 Perhitungan tingkat efektivitas

(dalam jutaan rupiah)

Tahun

Anggaran Pendapatan

Realisasi pendapatan

%

Selisih penerimaan

2005 366098,56 373629,93 97,98 7531,36

2006 505971,21 510880,03 99,04 4908,82

2007 603158,34 601429,87 100,29 -1728,47

Rata-rata 99,10 Sumber: data yang diolah Berdasarkan tabel IV.14 dan IV.15 terlihat bahwa perbandingan jumlah

anggaran dan realisasi pendapatan mengalami perubahan dari tahun 2005 sampai

dengan tahun 2006 dan menunjukkan nilai realisasi pendapatan yang lebih besar

dibandingkan dengan anggaran pendapatannya, sedangkan pada tahun 2007

menunjukkan bahwa nilai anggaran lebih besar dari nilai realisasinya. Selisih

penerimaan untuk masing-masing tahun yaitu pada tahun 2005 sebesar Rp.

7.531.360.000,- sedangkan pada tahun 2006 sebesar Rp. 4.908.820.000,- dan

tahun 2007 sebesar Rp. 1.728.470.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

realisasi pendapatan/penerimaan aktual yang lebih besar daripada jumlah

pendapatan/penerimaan yang ditetapkan dalam anggaran, maka berarti kinerja

keuangan sebuah satuan kerja adalah baik, kecuali pada tahun 2007 yang

menunjukkan bahwa jumlah anggaran lebih besar daripada nilai realisasinya.

Hasil pengukuran dari tabel IV.15 diketahui persentase tingkat efektivitas

masing-masing tahun yaitu untuk tahun 2005 sebesar 97,98%, pada tahun 2006

99,04%, dan tahun 2007 sebesar 100,29 %, sedangkan untuk rata-rata dari ketiga

tahun tersebut diperoleh nilai sebesar 99,10%. Dalam persentase ini pada tahun

2007 nilainya lebih dari 100% yang berarti tingkat efektivitas yang dihasilkan

Page 66: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

adalah tidak efektif, sedangkan untuk tahun sebelumnya yaitu tahun 2005 dan

2006 nilainya masih di bawah 100%, sehingga bisa dikatakan sudah efektif.

Dari ketiga analisis di atas diperoleh hasil rata-rata bahwa Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta telah memenuhi

ketiga kriteria yaitu: ekonomis, efisien, dan efektif sehingga dapat dikatakan

bahwa kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Kota Surakarta

diukur dengan konsep value for money sudah baik.

B. BALANCED SCORECARD

1. Analisis Hasil Penelitian

Peneliti menggunakan teknis analisis proporsi untuk menganalisis

data yang telah dikumpulkan. Data yang dikumpulkan dari hasil survei

dikuantifikasikan atau diberi skor kemudian dinyatakan dengan persentase.

Khusus untuk perspektif keuangan, analisis data menggunakan

rasio kinerja. Dalam penelitian ini ada empat perspektif yang akan diteliti

yaitu perspektif keuangan, perspektif kepuasan wajib pajak, perspektif

operasi bisnis internal, dan perspektif tumbuh dan berkembang. Hasil

analisis data dari masing-masing perspektif sebagai berikut ini:

a. Perspektif Keuangan

Analasis dalam perspektif ini menggunakan rasio kinerja.

1) Rasio Kemandirian Daerah

Kemandirian keuangan daerah menunjukkan kemampuan

keuangan suatu pemerintah daerah dalam membiayai sendiri

kegiatan-kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

Page 67: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

kepada masyarakat umum. Kemandirian keuangan daerah

ditunjukkan oleh besar kecilnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang dibandingkan dengan sumber pendapatan dari pihak ekstern.

Formula rasio kemandirian adalah sebagai berikut:

Data sumber pendapatan dari pihak ekstern dapat dilihat pada tabel IV.16

dan hasil perhitungan tingkat efektivitas tabel IV.17 di bawah ini:

Tabel IV.16 Sumber Pendapatan Dari Pihak Ekstern

(dalam jutaan rupiah)

Keterangan Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Pos Bagi Hasil Pajak - - - Pos Bagi Hasil Bukan Pajak - 260,97 - Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 37.250,12 - 50878,37 Dana Alokasi Umum 218.082,00 334287,00 374501,00 Dana Alokasi Khusus - 16470,00 25900,40 PBB - 21161,70 25698,02 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan - 9949,63 15575,81

Bagi Hasil Pajak dan Bantuan Keuangan dari Propinsi

36.814,53 42667,46 50921,22

Jumlah 292146,65 424796,76 543474,82 Sumber : Data APBD Keuangan Kota Surakarta Tahun Anggaran 2005-2007

Tabel IV.17 Perhitungan Rasio Kemandirian Daerah

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Pendapatan Asli Daerah Sumber Pendapatan dari Pihak Ekstern % Keterangan

2005 66.086,57 292.146,65 22,6210 -

2006 78.585,75 424.796,76 18,4996 - 2007 89.430,98 543.474,82 16,4554 -

Rata-rata 19,192014 Sumber : Data yang diolah

Pada tabel IV.16 dan tabel IV.17 menunjukkan bahwa Pendapatan

Asli Daerah (PAD) dari tahun 2005 hingga tahun 2007 mengalami

Page 68: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

kenaikan yaitu PAD yang semula pada tahun 2005 sebesar Rp.

66.086.570.000,- kemudian pada tahun 2006 mengalami kenaikan menjadi

sebesar Rp. 78.585.751.288,- dan tahun 2007 sebesar Rp. 89.430.977.982,-

Begitu juga dengan sumber pendapatan dari pihak ekstern juga mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2005 sebesar

292.146.650.000,- dan meningkat pada tahun 2006 yaitu menjadi sebesar

Rp. 424.796.760.000,-, serta terjadi peningkatan lagi di tahun 2007

menjadi sebesar Rp. 548.474.820.000,-.

Pada Rasio Kemandirian mengalami perubahan walaupun relatif

kecil. Pada tahun 2005 rasio kemandirian mencapai 22,62 % dan pada

tahun 2006 turun menjadi 18,50 %. Selanjutnya pada tahun 2007

mengalami penurunan lagi menjadi 16,45 % sehingga diperoleh rata-rata

rasio kemandirian 19,19%.

Menurut uraian dan perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa

rasio kemandirian Kota Surakarta selama tiga tahun memiliki rata-rata

tingkat kemandirian yang masih rendah dan dalam kategori keuangan juga

masih kurang dengan pola hubungan instruktif yaitu peranan pemerintah

pusat sangat dominan daripada daerah, karena diketahui nilai rasio

kemandirian daerahnya 0-25%. Rasio kemandirian yang masih rendah

menunjukkan bahwa kemampuan keuangan daerah Kota Surakarta dalam

membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan masih sangat

tergantung pada pemerintah pusat. Di samping itu, rasio kemandirian yang

masih rendah dapat disebabkan pada sumber penerimaan daerah dan dasar

pengenaan biaya yang masih belum dapat diandalkan bagi daerah untuk

Page 69: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pelaksanaan otonomi daerah. Untuk mengatasi hal tersebut , pemerintah

daeah harus mampu mengoptimalkan penerimaan dari potensi

pendapatannya/PAD yang telah ada.

2) Rasio Pajak Daearah terhadap PAD

Pajak daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari

pajak dan dikelompokkan dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti

pajak kendaraan bermotor, pajak hotel, pajak restoran, dan sebagainya.

Untuk mengukur kemampuan pemerintah dalam menghasilkan

penerimaan dari pajak, maka diukur dengan formula rasio pajak daerah

terhadap PAD adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan rasio pajak terhadap PAD dapat dilihat dalam

tabel IV.18 di bawah ini :

Tabel IV.18 Perhitungan Rasio Pajak terhadap PAD

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Pajak daerah PAD % 2005 29.089,22 66.086,57 44,01684034 2006 35.589,77 78.585,75 45,28780981 2007 41.404,08 89.430,98 46,29724509

Rata-rata 45,20063175 Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pajak daerah dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan yang semula pada tahun 2005

menunjukkan angka sebesar Rp. 29.089.220.000,- di tahun 2006

meningkat menjadi Rp. 35.589.770.000,- dan pada tahun 2007 juga

meningkat menjadi Rp. 41.404.080.000,-. Tahun 2005 menunjukkan rasio

Page 70: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

sebesar 44,02% dan pada tahun 2006 mengalami kenaikan menjadi

45,29%, dan di tahun 2007 mengalami kenaikan lagi menjadi sebesar

46,3% sehingga rata-rata dari rasio untuk tiga tahun tersebut diperoleh

nilai sebesar 45,20%.

Dalam hal ini untuk hasil nilai rasio yang tertinggi terjadi pada

tahun 2007 yang berarti menunjukkan semakin tinggi pula partisipasi

masyarakat dalam membayar pajak, namun di tahun 2005 partisipasi

masyarakat dalam membayar pajak menunjukkan nilai yang terendah

dibandingkan dengan tahun 2006 dan tahun 2007.

3) Rasio Retribusi Daerah terhadap PAD

Retribusi daerah merupakan penerimaan daerah yang berasal dari

retribusi daerah misalnya berasal dari retribusi pelayanan kesehatan,

retribusi pemakaian kekeayaan daerah, retribusi air, dan sebagainya.

Formula untuk rasio retribusi daerah terhada PAD adalah sebagai

berikut:

Hasil perhitungan rasio retribusi daerah terhadap PAD dapat

dilihat dalam tabel IV.19 di bawah ini :

Tabel IV.19 Perhitungan Retribusi Daerah terhadap PAD

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Retribusi daerah PAD % 2005 30.361,98 66.086,57 45,94273844 2006 31.738,91 78.585,75 40,38760971 2007 33.359,23 89.430,98 37,30165207

Rata-rata 41,21066674 Sumber: data yang diolah

Page 71: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pada tabel IV.19 menunjukkan nilai retribusi daerah dari tahun

2005 sampai dengan tahun 2007 terus mengalami kenaikan, diantaranya

yaitu pada tahun 2005 retribusi daerahnya sebesar Rp. 30.361.980.000,-

kemudian meningkat di tahun 2006 menjadi sebesar Rp 31.738.910.000,-

dan mengalami peningkatan lagi pada tahun 2007 menjadi sebesar Rp.

33.359.230.000,-. Kemudian hasil rasio yang diperoleh di tahun 2005

bernilai 45,94%, tahun 2006 bernilai 40,39%, dan pada tahun 2007

bernilai 37,30% dengan nilai rasio rata-rata yang menunjukkan nilai

sebesar 41,21%, sehingga nilai rasio yang tertinggi terjadi pada tahun 2005

yang menunjukkan partisipasi masyarakat dalam membayar retribusi

paling banyak di bandingkan pada tahun 2006 dan tahun 2007.

4) Rasio Belanja Aparatur Daerah terhadap Total belanja

Belanja aparatur daerah merupakan belanja yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan kerja

aparatur daerah.

Formula rasio belanja aparatur daerah terhadap total belanja adalah

sebagai berikut:

Hasil perhitungan dari rasio belanja aparatur daerah terhadap total

belanja yaitu dapat ditunjukkan dalam Tabel IV.20.

Page 72: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel IV.20 Perhitungan Rasio Belanja Aparatur Daerah terhadap Total Belanja

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Aparatur Daerah Total Belanja % 2005 53.544,14 340.095,17 15,74386958 2006 52.293,65 470.560,73 11,11305012 2007 127.254,38 588.297,50 21,63095713

Rata-rata 16,16262561 Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel IV.20 di atas diketahui bahwa jumlah belanja aparatur

daerah untuk tahun 2005 sebesar Rp. 53.544.140.000,- namun mengalami

penurunan di tahun 2006 menjadi Rp. 52.293.650.000,- dan mengalami

kenaikan lagi di tahun 2007 menjadi sebesar Rp. 127.254.380.000,-. Hasil

rasio belanja aparatur daerah terhadap total belanja untuk tahun 2005

sebesar 15,74%, pada tahun 2006 turun menjadi 11,11%, dan mengalami

kenaikan lagi pada tahun 2007 menjadi sebesar 21,63%, dengan nilai rata-

rata rasio sebesar 16,16%.

5) Rasio Belanja Pelayanan Publik terhadap Total Belanja

Rasio pelayanan publik merupakan belanja yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan

pelayanan pemerintah daerah kepada publik/masyarakat.

Formula rasio belanja pelayanan publik terhadap total belanja

adalah sebagai berikut:

Hasil perhitungan rasio belanja pelayanan publik terhadap total

belanja dapat dilihat dalam tabel IV.21.

Page 73: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel IV.21 Perhitungan Rasio Belanja Pelayanan Publik terhadap Total Belanja

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Pelayanan Publik Total Belanja % 2005 286.551,03 340.095,17 84,25613042 2006 418.266,90 470.560,73 88,8869112 2007 460.748,76 588.297,50 78,31900697

Rata-rata 83,82068286 Sumber: data yang diolah

Berdasarkan tabel IV.21 di atas diketahui bahwa jumlah belanja

pelayanan publik untuk tahun anggaran 2005 sebesar Rp.

286.551.030.000,- dan mengalami kenaikan di tahun 2006 menjadi sebesar

Rp. 418.266.900.000,- dan di tahun 2007 naik lagi menjadi sebesar Rp.

460.748.760.000,-. Hasil rasio belanja pelayanan publik terhadap total

belanja untuk tahun 2005 bernilai 84,26%, pada tahun 2006 naik menjadi

88,89%, dan di tahun 2007 turun menjadi 78,32%, dengan nilai rata-rata

rasio yaitu sebesar 83,82%.

Berdasarkan tabel IV.20 dan tabel IV.21 dapat diketahui

perbandingan rasio belanja aparatur daerah dan pelayanan publik dapat

dilihat dalam tabel IV.22 berikut ini:

Tabel IV.22 Perbandingan Rasio Belanja Aparatur Daerah dan Pelayanan Publik Terhadap Total Belanja

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Rasio belanja aparatur daerah

terhadap total belanja Rasio belanja pelayanan

publik terhadap total belanja

2005 15,743870 84,256130 2006 11,113050 88,886911 2007 21,630957 78,319007

Sumber: data yang diolah Berdasarkan tabel IV.22 maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar

persentase jumlah belanja yang dialokasikan untuk belanja aparatur

Page 74: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

daerah, maka semakin kecil dana yang dialokasikan untuk belanja

pelayanan publik yang digunakan untuk menyediakan sarana dan

prasarana masyarakat. Pada tahun 2006 menunjukkan rasio belanja

aparatur daerah terhadap total belanja sebesar 11,11% yang hasilnya

merupakan hasil terendah diantara ketiga tahun tersebut dan nilai rasio

belanja pelayanan publik terhadap total belanja sebesar 88,89% dengan

nilai tertinggi sehingga pengalokasian dana yang digunakan untuk

menyediakan sarana dan prasarana dalam masyarakat yang paling baik

yaitu terjadi pada tahun 2006.

2. Perspektif Kepuasan Wajib Pajak

Dari hasil tabulasi kuesioner diperoleh data seperti dalam tabel

IV.23 di bawah ini.

Tabel IV.23 Jumlah frekuensi dan Persentase Jawaban Responden

Wajib Pajak terhadap Kuesioner Kepuasan Wajib Pajak

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Persentase (%)

SS S TS STS SS S TS STS 1 Pertanyaan 1

Dispenda Surakarta memiliki peralatan modern

46 31 3 0 57.50 38.75 3.75 0

2 Pertanyaan 2 Dispenda Surakarta memiliki gedung yang bagus

33 33 14 0 41.25 41.25 17.50 0

3 Pertanyaan 3 Dispenda memiliki tempat parker yang luas

22 37 21 0 27.50 46.25 26.25 0

4 Pertanyaan 4 Lokasi Dispenda Surakarta cukup strategis

25 44 10 1 31.25 55.00 12.50 1.25

5 Pertanyaan 5 Fasilitas fisik menunjang kegiatan pelayanan yang diberikan

27 45 8 0 33.75 56.25 10.00 0

6 Pertanyaan 6 Pegawai Dispenda berpenampilan bagus dan rapi

28 45 7 0 35.00 56.25 8.75 0

7 Pertanyaan 7 Pegawai Dispenda Surakarta berpenampilan bagus dan rapi

19 53 8 0 23.75 66.25 10.00 0

Page 75: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Persentase (%)

SS S TS STS SS S TS STS 8 Pertanyaan 8

Bila Dispenda Surakarta berjanji akan melakukan sesuatu (missal penyuluhan) pada waktu yang telah ditentukan pasti akan dilakukan

31 42 7 0 38.75 52.50 8.75 0

9 Pertanyaan 9 Pelayanan dilakukan secara benar sejak awal

27 42 11 0 33.75 52.50 13.75 0

10 Pertanyaan 11 Dispenda Surakarta memiliki system pencatatan yang akurat

17 46 17 0 21.25 57.50 21.25 0

11 Pertanyaan 12 Dispenda Surakarta tidak memberikan pelayanan tepat waktu

7 32 41 0 8.75 40.00 51.25 0

12 Pertanyaan 13 Pegawai Dispenda tidak selalu bersedia membantu Bapak/Ibu/Sdr.

5 39 22 14 6.25 48.75 27.50 17.50

13 Pertanyaan 14 Pegawai Dispenda terlalu sibuk, sehingga tidak segera menanggapi keluhan dan kebutuhan Bapak/Ibu/Sdr

8 46 23 3 10.00 57.50 28.75 3.75

14 Pertanyaan 15 Pegawai Dispenda dapat dipercaya oleh Bapak/Ibu/Sdr

16 56 8 0 20.00 70.00 10.00 0

15 Pertanyaan 16 Bapak/Ibu/Sdr merasa aman dan nyaman berhubungan dengan pegawai Dispenda

12 65 3 0 15.00 81.25 3.75 0

16 Pertanyaan 17 Pegawai Dispenda memiliki pengalaman dan kemampuan dalam melayani Bapak/Ibu/Sdr

17 55 8 0 21.25 68.75 10.00 0

17 Pertanyaan 18 Pegawai Dispenda memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan Bapak/Ibu/Sdr

14 41 25 0 17.50 51.25 31.25 0

18 Pertanyaan 21 Dispenda memiliki jam-jam pelayanan yang tidak sesuai dengan Bapak/Ibu

6 15 45 14 7.50 18.75 56.25 17.50

19 Pertanyaan 22 Pegawai Dispenda bersikap tidak simpatik dan tidak menanggapi saat Bapak/Ibu/Sdr menghadapi suatu masalah

6 20 44 10 7.50 25.00 55.00 12.50

Sumber: data yang diolah

Page 76: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

3. Perspektif Internal Bisnis

Dari hasil tabulasi kuesioner diperoleh data seperti dalam tabel IV.24.

Tabel IV.24 Jumlah frekuensi dan Persentase Jawaban Responden

Wajib Pajak terhadap Kuesioner Bisnis Internal

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Persentase (%)

SS S TS STS SS S TS STS 1 Pertanyaan 1

Dispenda telah menghapus jenis pelayanan yang bertentangan dengan undang-undang

18 44 18 0 22.50 55.00 22.50 0

2 Pertanyaan 2 Dispenda telah menghapuskan jenis pelayanan yang memberatkan masyarakat dan menghambat perkembangan dunia usaha

19 44 17 0 23.75 55.00 21.25 0

3 Pertanyaan 3 Jenis pelayanan yang dengan pertimbangan efisiensi dapat dijadikan oelh Dispenda digabungkan dengan pelayanan izin yang lain

19 43 18 0 23.75 53.75 22.50 0

4 Pertanyaan 4 Dispenda telah mendelegasikan pelayanan kepada unit kerja bawahan

15 45 20 0 18.75 56.25 25.00 0

5 Pertanyaan 5 Prosedur pelayanan Dispenda telah disusun secara sederhana

28 41 11 0 35.00 51.25 13.75 0

6 Pertanyaan 6 Prosedur tata cara pelayanan umum Dispenda jelas dan pasti

21 53 6 0 26.25 66.25 7.50 0

7 Pertanyaan 7 Ada kejelasan dan kepastian mengenai persyaratan pelayanan umum di Dispenda, baik teknis maupun administrasi

14 64 2 0 17.50 80.00 2.50 0

8 Pertanyaan 8 Ada kejelasan dan kepastian mengenai unit kerja dan/atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan

6 55 19 0 7.50 68.75 23.75 0

9 Pertanyaan 9 Ada kejelasan dan kepastian mengenai pejabat Dispenda yang melayani keluhan masyarakat

17 42 21 0 21.25 52.50 26.25 0

10 Pertanyaan 10 Proses dan hasil pelayanan di Dispenda dapat memberikan keamanan dan kenyamanan

15 59 6 0 18.75 73.75 7.50 0

Page 77: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Persentase (%)

SS S SS S SS S SS S 11 Pertanyaan 13

Cakupan/jangkauan pelayanan Dispenda telah cukup luas dan jangkauan distribusi yang sama

14 36 30 0 17.50 45.00 37.50 0

12 Pertanyaan 14 Pelayanan di Dispenda sudah cukup adil bagi Bapak/Ibu/Sdr

15 43 22 0 18.75 53.75 27.50 0

13 Pertanyaan 16 Dispenda telah menyiapkan fasilitas customer service untuk menangani keluhan Bapak/Ibu/Sdr

14 44 22 0 17.50 55.00 27.50 0

14 Pertanyaan 17 Dispenda telah menyediakan kotak saran

25 65 0 0 31.25 81.25 0 0

15 Pertanyaan 18 Kotak saran dibuka minimal seminggu sekali untuk kemudian ditindak lanjuti oleh Dispenda

7 62 11 0 8.75 77.50 13.75 0

16 Pertanyaan 19 Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi di Dispenda

14 54 12 0 17.50 67.50 15.00 0

Sumber: data yang diolah

4. Perspektif Tumbuh dan Berkembang

Dari hasil tabulasi kuesioner diperoleh data seperti dalam tabel

IV.25 di bawah ini.

Tabel IV.25 Jumlah frekuensi dan Persentase Jawaban Responden

Pegawai terhadap Kuesioner Tumbuh dan Berkembang

No Item Pertanyaan frekuensi jawaban

responden persentase (%)

SS S TS STS SS S TS STS 1 Pertanyaan 1

Anda dapat bekerja terus sepanjang waktu kerja

6 30 11 3 12 60 22 6

2 Pertanyaan 3 Anda dapat mengerjakan pekerjaan yang berlainan dari waktu ke waktu

6 27 17 0 12 54 34 0

3 Pertanyaan 4 Pimpinan Anda menangani anak buahnya dengan baik

7 33 10 0 14 66 20 0

4 Pertanyaan 5 Pimpinan Anda memiliki kompetensi dalam mengambil keputusan

9 35 6 0 18 70 12 0

5 Pertanyaan 6 Pekerjaan Anda dapat memberikan kepastian kerja

6 32 12 0 12 64 24 0

Page 78: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

No Item Pertanyaan frekuensi jawaban

responden persentase (%)

SS S TS STS SS S TS STS 6 Pertanyaan 7

Anda dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan Anda

6 38 6 0 12 76 12 0

7 Pertanyaan 8 Gaji yang Anda terima sudah sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang Anda lakukan

0 29 21 0 0 58 42 0

8 Pertanyaan 9 Insentif yang Anda terima sudah sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang Anda lakukan

3 28 19 0 6 56 38 0

9 Pertanyaan 13 Lingkungan kerja Anda mendukung kerja Anda

4 32 14 0 8 64 28 0

10 Pertanyaan 14 Anda dapat bekerjasama dengan rekan Anda dengan baik

3 38 9 0 6 76 18 0

5. Menghitung rata-rata riel kelompok dan rata-rata kelompok

Untuk mengetahui efektivitas kinerja Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta dengan menggunakan

Balanced screcard, maka dihitung rata-rata riil setiap pernyataan dan rata-

rata kelompok dari hasil tabulasi kuesioner. Rata-rata riil setiap pernyataan

dihitung dengan rumus sebagai berikut

Sedangkan rata-rata riil kelompok dihitung dengan rumus sebagai berikut

Apabila rata-rata riil setiap pernyataan dan rata-rata riil kelompok

lebih besar dari rata-rata harapan (2,5) maka kesimpulannya kinerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta sudah efektif.

Dan sebaliknya apabila rata-rata riil setiap pernyataan dan rata-rata ril

kelompok lebih kecil dari rata-rata harapan (2,5) maka kesimpulannya

Page 79: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta

tidak efektif.

Dari hasil perhitungan, jumlah total skor jawaban, rata-rata riil

pertanyaan dan rata-rata kelompok masing-masing perspektif didapatkan

hasil seperti pada tabel IV.26, IV.27, IV.28, IV.29, IV.30, dan IV.31.

Tabel IV.26 Jumlah Total Skor Jawaban dan Rata-rata Riil pertanyaan

Perspektif Kepuasan Wajib Pajak

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban Rata-rata

riil SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1) 1 Pertanyaan 1

Dispenda Surakarta memiliki peralatan modern

46 31 3 0 184 93 6 0 3.54

2 Pertanyaan 2 Dispenda Surakarta memiliki gedung yang bagus

33 33 14 0 132 99 28 0 3.24

3 Pertanyaan 3 Dispenda memiliki tempat parker yang luas

22 37 21 0 88 111 42 0 3.01

4 Pertanyaan 4 Lokasi Dispenda Surakarta cukup strategis

25 44 10 1 100 132 20 1 3.16

5 Pertanyaan 5 Fasilitas fisik menunjang kegiatan pelayanan yang diberikan

27 45 8 0 108 135 16 0 3.24

6 Pertanyaan 6 Pegawai Dispenda berpenampilan bagus dan rapi

28 45 7 0 112 135 14 0 3.26

7 Pertanyaan 7 Pegawai Dispenda Surakarta berpenampilan bagus dan rapi

19 53 8 0 76 159 16 0 3.14

8 Pertanyaan 8 Bila Dispenda Surakarta berjanji akan melakukan sesuatu (missal penyuluhan) pada waktu yang telah ditentukan pasti akan dilakukan

31 42 7 0 124 126 14 0 3.30

9 Pertanyaan 9 Pelayanan dilakukan secara benar sejak awal

27 42 11 0 108 126 22 0 3.20

10 Pertanyaan 11 Dispenda Surakarta memiliki system pencatatan yang akurat

17 46 17 0 68 138 34 0 3,00

Page 80: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban Rata-

rata Riil SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)

11 Pertanyaan 12 Dispenda Surakarta tidak memberikan pelayanan tepat waktu

7 32 41 0 28 96 82 0 2.58

12 Pertanyaan 13 Pegawai Dispenda tidak selalu bersedia membantu Bapak/Ibu/Sdr.

5 39 22 14 20 117 44 14 2.44

13 Pertanyaan 14 Pegawai Dispenda terlalu sibuk, sehingga tidak segera menanggapi keluhan dan kebutuhan Bapak/Ibu/Sdr

8 46 23 3 32 138 46 3 2.74

14 Pertanyaan 15 Pegawai Dispenda dapat dipercaya oleh Bapak/Ibu/Sdr

16 56 8 0 64 168 16 0 3.10

15 Pertanyaan 16 Bapak/Ibu/Sdr merasa aman dan nyaman berhubungan dengan pegawai Dispenda

12 65 3 0 48 195 6 0 3.11

16 Pertanyaan 17 Pegawai Dispenda memiliki pengalaman dan kemampuan dalam melayani Bapak/Ibu/Sdr

17 55 8 0 68 165 16 0 3.11

17 Pertanyaan 18 Pegawai Dispenda memiliki pengetahuan yang luas sehingga dapat menjawab pertanyaan Bapak/Ibu/Sdr

14 41 25 0 56 123 50 0 2.86

18 Pertanyaan 21 Dispenda memiliki jam-jam pelayanan yang tidak sesuai dengan Bapak/Ibu

6 15 45 14 24 45 90 14 2.16

19 Pertanyaan 22 Pegawai Dispenda bersikap tidak simpatik dan tidak menanggapi saat Bapak/Ibu/Sdr menghadapi suatu masalah

6 20 44 10 24 60 88 10 2.28

Page 81: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel IV.27 Rata-rata Riil Kelompok Perspektif Kepuasan Wajib Pajak

No Nomor Pernyataan Rata-rata riil 1 Pertanyaan nomor 1 3,54 2 Pertanyaan nomor 2 3,24 3 Pertanyaan nomor 3 3,01 4 Pertanyaan nomor 4 3,16 5 Pertanyaan nomor 5 3,24 6 Pertanyaan nomor 6 3,26 7 Pertanyaan nomor 7 3,14 8 Pertanyaan nomor 8 3,30 9 Pertanyaan nomor 9 3,20 10 Pertanyaan nomor 11 3,00 11 Pertanyaan nomor 12 2,58 12 Pertanyaan nomor 13 2,44 13 Pertanyaan nomor 14 2,74 14 Pertanyaan nomor 15 3,10 15 Pertanyaan nomor 16 3,11 16 Pertanyaan nomor 17 3,11 17 Pertanyaan nomor 18 2,86 18 Pertanyaan nomor 21 2,16 19 Pertanyaan nomor 22 2,28 Jumlah 56,46 Rata-rata riil kelompok 2,97

Tabel IV.27 di atas menunjukkan rata-rata riil pertanyaan dan rata-rata riil

kelompok lebih besar dari rata-rata harapan sehingga dapat disimpulkan kinerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari perspektif

kepuasan Wajib Pajak sudah cukup efektif.

Tabel IV.28 Jumlah Total Skor Jawaban dan Rata-rata Riil pertanyaan

Perspektif Operasi Bisnis Internal

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban Rata-rata riil

SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1) 1 Pertanyaan 1

Dispenda telah menghapus jenis pelayanan yang bertentangan dengan undang-undang

18 44 18 0 72 132 36 0 3.00

2 Pertanyaan 2 Dispenda telah menghapuskan jenis pelayanan yang memberatkan masyarakat dan menghambat perkembangan dunia usaha

19 44 17 0 76 132 34 0 3.03

Page 82: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban Rata-rata

riil SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)

3 Pertanyaan 3 Jenis pelayanan yang dengan pertimbangan efisiensi dapat dijadikan oelh Dispenda digabungkan dengan pelayanan izin yang lain

19 43 18 0 76 129 36 0 3.01

4 Pertanyaan 4 Dispenda telah mendelegasikan pelayanan kepada unit kerja bawahan

15 45 20 0 60 135 40 0 2.94

5 Pertanyaan 5 Prosedur pelayanan Dispenda telah disusun secara sederhana

28 41 11 0 112 123 22 0 3.21

6 Pertanyaan 6 Prosedur tata cara pelayanan umum Dispenda jelas dan pasti

21 53 6 0 84 159 12 0 3.19

7 Pertanyaan 7 Ada kejelasan dan kepastian mengenai persyaratan pelayanan umum di Dispenda, baik teknis maupun administrasi

14 64 2 0 56 192 4 0 3.15

8 Pertanyaan 8 Ada kejelasan dan kepastian mengenai unit kerja dan/atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan

6 55 19 0 24 165 38 0 2.84

9 Pertanyaan 9 Ada kejelasan dan kepastian mengenai pejabat Dispenda yang melayani keluhan masyarakat

17 42 21 0 68 126 42 0 2.95

10 Pertanyaan 10 Proses dan hasil pelayanan di Dispenda dapat memberikan keamanan dan kenyamanan

15 59 6 0 60 177 12 0 3.11

Page 83: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban Rata-rata

riil SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)

11 Pertanyaan 13 Cakupan/jangkauan pelayanan Dispenda telah cukup luas dan jangkauan distribusi yang sama

14 36 30 0 56 108 60 0 2.80

12 Pertanyaan 14 Pelayanan di Dispenda sudah cukup adil bagi Bapak/Ibu/Sdr

15 43 22 0 60 129 44 0 2.91

13 Pertanyaan 16 Dispenda telah menyiapkan fasilitas customer service untuk menangani keluhan Bapak/Ibu/Sdr

14 44 22 0 56 132 44 0 2.90

14 Pertanyaan 17 Dispenda telah menyediakan kotak saran

25 65 0 0 100 195 0 0 3.69

15 Pertanyaan 18 Kotak saran dibuka minimal seminggu sekali untuk kemudian ditindak lanjuti oleh Dispenda

7 62 11 0 28 186 22 0 2.95

16 Pertanyaan 19 Bapak/Ibu/Sdr mendapatkan kemudahan untuk memperoleh informasi di Dispenda

14 54 12 0 56 162 24 0 3.03

Tabel IV. 70

Rata-rata Riil Kelompok Perspektif Operasi Bisinis Internal

No Nomor Pertanyaan Rata-rata riil 1 Pertanyaan nomor 1 3,00 2 Pertanyaan nomor 2 3,03 3 Pertanyaan nomor 3 3,01 4 Pertanyaan nomor 4 2,94 5 Pertanyaan nomor 5 3,21 6 Pertanyaan nomor 6 3,19 7 Pertanyaan nomor 7 3,15 8 Pertanyaan nomor 8 2,84 9 Pertanyaan nomor 9 2,95 10 Pertanyaan nomor 10 3,11 11 Pertanyaan nomor 13 2,80 12 Pertanyaan nomor 14 2,91 13 Pertanyaan nomor 16 2,90 14 Pertanyaan nomor 17 3,69 15 Pertanyaan nomor 18 2,95 16 Pertanyaan nomor 19 3,03 Jumlah 48,70 Rata-rata riil kelompok 3,04

Page 84: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Tabel di atas menunjukkan rata-rata riil pertanyaan dan rata-rata riil kelompok

lebih besar dari rata-rata harapan sehingga dapat disimpulkan kinerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari

perspektif Operasi Bisnis Internal sudah cukup efektif.

Tabel IV.30 Jumlah Total Skor Jawaban dan Rata-rata Riil pertanyaan

Perspektif Tumbuh dan Berkembang

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban Rata-rata

riil SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1) 1 Pertanyaan 1

Anda dapat bekerja terus sepanjang waktu kerja

6 30 11 3 24 90 22 3 2.78

2 Pertanyaan 3 Anda dapat mengerjakan pekerjaan yang berlainan dari waktu ke waktu

6 27 17 0 24 81 34 0 2.78

3 Pertanyaan 4 Pimpinan Anda menangani anak buahnya dengan baik

7 33 10 0 28 99 20 0 2.94

4 Pertanyaan 5 Pimpinan Anda memiliki kompetensi dalam mengambil keputusan

9 35 6 0 36 105 12 0 3.06

5 Pertanyaan 6 Pekerjaan Anda dapat memberikan kepastian kerja

6 32 12 0 24 96 24 0 2.88

6 Pertanyaan 7 Anda dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kemampuan Anda

6 38 6 0 24 114 12 0 3,00

7 Pertanyaan 8 Gaji yang Anda terima sudah sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang Anda lakukan

0 29 21 0 0 87 42 0 2.58

Page 85: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

No Item Pertanyaan Frekuensi Jawaban

Responden Total Skor Jawaban

Rata-rata riil SS S TS STS SS(x4) S(x3) TS(x2) STS(x1)

8 Pertanyaan 9 Insentif yang Anda terima sudah sesuai dengan banyaknya pekerjaan yang Anda lakukan

3 28 19 0 12 84 38 0 2.68

9 Pertanyaan 13 Lingkungan kerja Anda mendukung kerja Anda

4 32 14 0 16 96 28 0 2.80

10 Pertanyaan 14 Anda dapat bekerjasama dengan rekan Anda dengan baik

3 38 9 0 12 114 18 0 2.88

Tabel IV.31

Rata-rata Riil Kelompok Perspektif Tumbuh dan Berkembang

No Nomor Pertanyaan Rata-rata riil

1 Pertanyaan nomor 1 2,78 2 Pertanyaan nomor 3 2,78 3 Pertanyaan nomor 4 2,94 4 Pertanyaan nomor 5 3,06 5 Pertanyaan nomor 6 2,88 6 Pertanyaan nomor 7 3,00 7 Pertanyaan nomor 8 2,58 8 Pertanyaan nomor 9 2,68 9 Pertanyaan nomor 13 2,80 10 Pertanyaan nomor 14 2,88 Jumlah 28,38 Rata-rata riil kelompok 2,84

Tabel di atas menunjukkan rata-rata riil Pertanyaan dan rata-rata riil kelompok

lebih besar dari rata-rata harapan sehingga dapat disimpulkan kinerja Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari

perspektif Tumbuh dan Berkembang sudah cukup efektif.

Page 86: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

BAB V

PENUTUP

Hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai

acuan bagi peneliti untuk mengambil beberapa kesimpulan. Maka sebagai penutup

dari penelitian ini akan diambil beberapa kesimpulan, keterbatasan penelitian dan

saran dari penelitian ini.

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dari perhitungan analisis data Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Kota Surakarta selama tahun 2005 sampai dengan tahun

2007 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan teknik pengukuran value for money adalah:

a) Tingkat Ekonomi, diperoleh prosentase dengan hasil rata-ratanya

adalah 92,25%, bernilai kurang dari 100% yang berarti kemampuan

kinerja keuangan daerah Kota Surakarta dalam mengelola

pengeluaran-pengeluaran untuk kegiatan operasional adalah ekonomis.

b) Tingkat Efisiensi, diperoleh prosentase dengan hasil rata-rata 93,65%

yang bernilai kurang dari 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa

kegiatan operasional pemerintah Kota Surakarta dilakukan secara

efisien.

c) Tingkat Efektivitas, nilai rata-rata yang diperoleh adalah 99,10%

dengan prosentase di bawah 100%, berarti tingkat efektivitas Kota

Surakarta dalam mengelola keuangan daerahnya sudah efektif.

Page 87: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari konsep Value

for Money sudah baik karena telah memenuhi ekonomis, efisiensi dan

efektivitas.

2. Berdasarkan Balanced Scorecard

a) Berdasarkan Rasio-rasio Kinerja

1) Rasio kemandirian daerah.bernilai rata-rata kurang dari 25% yaitu

sebesar 19,19%, sehingga mempunyai pola hubungaan instruktif

yang berarti kemampuan pemerintah kota Surakarta dalam

memenuhi kebutuhan dana untuk penyelenggaraan tugas-tugas

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan sosial masyarakat

relatif rendah.

2) Rasio Pajak daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),

berdasarkan rasio ini dengan jumlah rata-rata sebesar 45,20 %

yaitu tahun 2005 sebesar 44,02%, tahun 2006 bernilai 45,29%, dan

pada tahun 2007 sebesar 46,30%. Dalam hal ini dapat disimpulkan

bahwa pada tahun 2007, partisipasi masyarakat dalam membayar

pajak adalah paling tinggi dibanding tahun lainnya.

3) Rasio retribusi daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD),

nilai rasio pada tahun 2005 adalah 45,94%, tahun 2006 sebesar

40,39%, dan tahun 2007 sebesar 37,30%, sedangkan nilai rata-

ratany bernilai 41,21%. Ini berarti bahwa pada tahun 2005 juga

menunjukkan partisipasi masyarakat yang paling tinggi dalam

membayar retribusi daerah.

Page 88: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

4) Rasio belanja aparatur daerah dan pelayanan publik terhadap total

belanja, hasil perhitungan rasio ini pada tahun 2006 menunjukkan

nilai rasio belanja aparatur daerah terhadap total belanja yang

terendah sebesar 11,11 % dengan nilai rasio pelayanan publik

terhadap total belanja yang tertinggi sebesar 88,89%. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa di tahun alokasi dana yang ditujukan

untuk masyarakat adalah paling baik.

b) Perspektif Kepuasan Wajib Pajak

Dari analisis yang dilakukan menunjukkan rata-rata riil Pertanyaan

dan rata-rata riil kelompok lebih besar dari rata-rata harapan yaitu

sebesar 2,97 sehingga dapat disimpulkan kinerja Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari

perspektif kepuasan Wajib Pajak sudah efektif.

c) Perspektif Operasi Bisnis Internal

Dari analisis yang dilakukan menunjukkan rata-rata riil Pertanyaan dan

rata-rata riil kelompok lebih besar dari rata-rata harapan yaitu sebesar

3,04 sehingga dapat disimpulkan kinerja Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari

perspektif Operasi Bisnis Internal sudah efektif.

d) Perspektif Tumbuh dan Berkembang

Dari analisis yang dilakukan menunjukkan rata-rata riil Pertanyaan dan

rata-rata riil kelompok lebih besar dari rata-rata harapan yaitu sebesar

2,84 sehingga dapat disimpulkan kinerja Dinas Pendapatan,

Page 89: FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET …/Kemungkinan...Skripsi Dengan Judul: Kemungkinan Penerapan Value for money dan Balanced Scorecard sebagai Alternatif Pengukuran Kinerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Surakarta ditinjau dari

perspektif Tumbuh dan Berkembang sudah cukup efektif.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas terdapat beberapa

keterbatasan dalam penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menganalisis APBD pada tahun anggaran 2005

sampai dengan tahun 2007 saja.

2. Penelitian ini hanya dilakukan di Kota Surakarta saja sehingga hasil

penelitiannya kemungkinan besar tidak berlaku atau tidak sama apabila

objek penelitian dilakukan di daerah lain.

C. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan, maka penulis

mencoba menyampaikan saran-saran yaitu diantaranya sebagai berikut:

1. pola hubungan kemandirian daerah yang bersifat instruktif pada

Pemerintah Daerah Kota Surakarta, maka perlu dilakukan identifikasi

potensi daerah sehingga peluang-peluang baru untuk sumber penerimaan

daerah dapat dicari agar tingkat ketergantungan keuangan daerah kepada

penerimaan pusat/propinsi dapat dikurangi.

2. penelitian hanya dilakukan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset Kota Surakarta saja dengan APBD pada tahun anggaran 2005-

2007, diharapkan bagi penelitian berikutnya dilakukan di beberapa

daerah sehingga diketahui perbandingan antar daerah.