Upload
hoangtram
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM
PEMANFAATAN BUS TRANS JABODETABEK DI
KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
Vierta Aprilliany
NIM. 6661100841
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - 2015
MANAJEMEN STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM
PEMANFAATAN BUS TRANS JABODETABEK DI
KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
Vierta Aprilliany
NIM. 6661100841
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - 2015
MANAJEMEN STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM
PEMANFAATAN BUS TRANS JABODETABEK DI
KOTA TANGERANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Oleh :
Vierta Aprilliany
NIM. 6661100841
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - 2015
ABSTRAK
Vierta Aprilliany. NIM 6661100841. Skripsi. Manajemen Strategi DinasPerhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di KotaTangerang. Pembimbing I: Titi Stiawati, M. Si dan Pembimbing II: RinyHandayani, M. Si
Masalah dalam penelitian ini adalah belum optimalnya pemanfaatan Bus TransJabodetabek di Kota Tangerang karena lokasi terminal yang tidak strategis.Tampak dari kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan TransportasiMassal Kota seperti Bus Trans Jabodetabek ini. Penelitian ini mengacu padaindikator manajemen strategi yaitu Pengamatan Lingkungan, Perumusan Strategi,Implementasi Strategi, dan Evaluasi dan Pengendalian. Indikator penelitian inimenurut J. David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:9). Metodologi penelitianyang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan teknik pengumpulandata yang dilakukan adalah melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.Informan terdiri dari Dinas Perhubungan, Perusahaan Umum PengangkutanPenumpang Djakarta (Perum PPD), Penumpang Trans Jabodetabek danMasyarakat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa ManajemenKinerja Dinas Perhubungan Kota Tangerang belum optimal. Selama bus beroperasiselama 2 tahun lebih di Tahun 2015 ini, bus mengalami pengurangan jamoperasional guna mengurangi biaya operasional bus. Kerugian terjadi dandirasakan pada pihak Perum PPD karena ketidak optimalan pengoperasian makapendapatan tidak mencukupi biaya operasional yang dikeluarkan, maka diperlukanadanya sosialisasi kepada masyarakat dan penempatan lokasi yang mudahdijangkau oleh masyarakat Kota Tangerang guna menciptakan pengoptimalan BusTrans Jabodetabek dan mengurangi kemacetan dari penggunaan kendaraan pribadidari masyarakat Kota Tangerang.
Kata Kunci: Manajemen Strategi, Dinas Perhubungan Kota Tangerang,Transportasi, Transportasi Darat
ABSTRACT
Vierta Aprilliany. NIM 6661100841. Strategy Management of DepartmentTransportation in Utilization if Trans Jabodetabek Bus At Tangerang City. Thefirst Advisor is: Titi Stiawati, M. Si and The second Advisor is: Riny Handayani,M. Si
The problem is this research is the utilization of Trans Jabodetabek Bus that notoptimum in Tangerang City because of the unstrategic terminal location. It seenfrom the less interest of society to use Mass Transportation, such as TransJabodetabek Bus. This research refers to the strategy management indicators, theyare, Environment Observation, Strategy Fornulation, Strategy Implementation,and Controlling and Evaluation. This research indicators according to J. DavidHunger and Thomas L. Wheelen (2003:9). The research methodology that used inthis research is qualitative with aggregation data technic that done are throughobservation, interview, and documentation study. The informant consist ofDepartment Transportation, public Corporation Djakarta TransportingPassengers (Perum PPD), Trans Jabdoetabek passengers and society. Based onthe research result, performance management of Department Transportation atTangerang cityis not optimal yet. During 2 years more this bus operated, the busexperiencing decrementof operationalhour to decrease bus operational cost. Losshappened and felt by Perum PPD because of not optimal operationalthen theincome cannot cover the operational cost that spent, so socialization is needed forthe society and set the location that easy to accessed by citizen of Tangerang Cityto create optimality of Trans Jabodetabek Bus and decrease the traffic fromprivate vehicle users of Tangerang City society.
Keywords: Trans Jabodetabek Bus, Strategy Management, Transportation
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat
Allah SWT karena berkat ridho, rahmat dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan
kepada peneliti sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Penyusunan skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang berjudul
“Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang”.
Dengan telah selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak yang senantiasa mendukung serta membimbing
peneliti. Untuk itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
ii
3. Kandung Sapto N, M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Mia Dwiana, M. Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Ismanto, S. Sos., MM., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
6. Rahmawati, M. Si., Ketua Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ipah Ema Julianti., M.Si., Sekretaris Jurusan Administrasi Negara Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Maulana Yusuf, M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang senantiasa
memberikan bimbingan dan arahan serta banyak masukan yang sangat
berarti selama proses perkuliahan.
9. Titi Stiawati, M.Si., Dosen Pembimbing I yang banyak membantu memberi
motivasi dan semangat serta berbagai arahan dan masukan untuk menyusun
l skripsi ini dari awal.
10. Riny Handayani, M.Si., Dosen Pembimbing II yang selalu membimbing
dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Semua Dosen serta Staf Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali
penulis dengan ilmu pengetahuan dan berbagai pengalaman selama
perkuliahan.
iii
12. Mama dan Papa yang selalu memberikan dukungan dan kasih sayang serta
doa yang tak pernah putus kepada penulis. Terima kasih banyak atas segala
yang diberikan selama ini, dan mohon maaf apabila penulis belum dapat
membahagiakan dan membalas segala kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis.
13. Andhika Rama Santoso dan Rizky Amelia Putri yang senantiasa
memberikan dukungan, kebahagiaan dan semangat dalam pembuatan
skripsi ini.
14. Vicky Fawzy, Ajrina, Anin, Tiana, Toro, Abdul, Tami, Rezza, Cahyo,
Toni, Eno, Agung, Herly, Adam, dan Hilmi yang selalu memberikan
semangat, perhatian dan canda tawa serta doa yang telah diberikan kepada
penulis hingga saat ini.
15. Kawan-kawan AneB 2010 Dwi, Siska, Fani, Reni, Putri, Yuanita, Menes,
Novryan, Indra, Agryan, Umam, Fityan, Nurdin, Oji dan teman sekelas
lainnya yang selalu memberi warna ceria dalam proses perkuliahan yang
tak pernah terlupakan.
16. Monica, Julinda, Ika, Kurniawan, Susi, Ayum, Anggi, Wiwit, terima kasih
dengan segala motivasi, doa dan canda dalam menyusun skripsi ini.
17. Dan berbagai pihak lain yang telah membantu dan melancarkan proses
pembuatan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iv
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,
karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang bersifat positif
dan membangun sangat diharapkan guna perbaikan yang diperlukan di masa
yang akan datang. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Serang, Juni 2015
Vierta Aprilliany
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ......................................................................... 11
1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 12
1.4. Rumusan Masalah ........................................................................... 12
1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................ 13
1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................... 13
1.6.1. Manfaat Teoritis .................................................................... 13
1.6.2. Manfaat Praktis ..................................................................... 14
1.7. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka ............................................................................. 17
2.2. Definisi Manajemen ......................................................................... 18
2.3. Manajemen Strategi ........................................................................ 21
vi
2.4. Definisi Transportasi ....................................................................... 32
2.4.1. Sistem Kegiatan ..................................................................... 33
2.4.2. Sistem Jaringan ..................................................................... 34
2.4.3. Sistem Pergerakan ................................................................. 35
2.5. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 38
2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................... 41
2.7. Asumsi Dasar .................................................................................. 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................. 44
3.2. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 45
3.3. Lokasi Penelitian .............................................................................. 45
3.4. Variabel Penelitian .......................................................................... 46
3.4.1. Definisi Konsep ...................................................................... 46
3.4.2. Definisi Operasional .............................................................. 46
3.5. Instrumen Penelitian ........................................................................ 47
3.6. Informan Penelitian ......................................................................... 53
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 55
3.8. Jadwal Penelitian ............................................................................ 58
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ……………………………………….. 60
4.1.1. Deskripsi Wilayah Kota Tangerang …………………….. 60
4.1.2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tangerang .. 63
4.2. Deskripsi Data ……………………………………………………. 70
4.2.1. Deskripsi Data Penelitian ………………………………. 70
4.2.2. Daftar Informan Penelitian ……….…………………….. 72
vii
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ……………………………...………… 75
4.3.1. Pengamatan Lingkungan ……………………………….. 75
4.3.2. Perumusan Strategi ……………………………………... 83
4.3.3. Implementasi Strategi ………………………...………… 89
4.3.4. Evaluasi dan Pengendalian ……………………………... 94
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ………………………………………………….….. 105
5.2. Saran ……………………………………………………………. 107
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Daftar Armada Bus Trans Jabodetabek ............................................... 8
Tabel 1.2 Jadwal Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek ............................... 10
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ......................................................................... 51
Tabel 3.2 Informan Penelitian ............................................................................ 54
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ................................................................................ 59
Tabel 4.1 Jumlah Kecamatan di Kota Tangerang …………………………..… 61
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2014 …………………… 63
Tabel 4.3 Daftar Informan ……………………………………………………. 73
Tabel 4.4 Rekapitulasi Pendapatan Hasil Operasi Bus Trans Jabodetabek ….. 78
Tabel 4.5 Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Pengadaan Bus ….…… 91
Tabel 4.6 Rekapitulasi Jumlah Penumpang Tahun 2013 …………….………. 96
Tabel 4.7 Rekapitulasi Jumlah Penumpang Tahun 2014 ………………….…. 96
Tabel 4.8 Jadwal Pemberangkatan Semula Bus Trans Jabodetabek ….….….. 98
Tabel 4.9 Jadwal Perubahan Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek ……... 99
Tabel 4.10 Ringkasan Pembahasan ……………………………………..…… 102
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir …………………………………………… 42
Gambar 3.1. Proses Analisis Data ………………………………………………… 56
Gambar 4.1. Keadaan Tempat Berdagang di Terminal Poris Plawad …………….. 79
Gambar 4.2. Keadaan Halte Kebon Nanas ………………………………………... 81
Gambar 4.3. Struktur Organisasi Dishub Kota Tangerang ………………………... 82
Gambar 4.4. Grafik Data Penumpang Bus Trans Jabodetabek ……………………. 95
Gambar 4.5. Grafik Jumlah Penumpang Per Jam Bus Trans Jabodetabek ………. 101
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dari masa ke masa perkembangan pembangunan di daerah merupakan
kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan pembangunan
juga menjadi magnet atau daya tarik dari suatu daerah. Salah satu indikator dari
kemajuan suatu wilayah yaitu melalui pembangunan. Pembangunan daerah
merupakan perubahan perkembangan yang terjadi menuju kearah yang lebih baik
untuk masyarakat di waktu mendatang. Perkembangan ruang perkotaan
merupakan suatu proses perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain dalam
waktu yang berbeda. Sorotan perubahan tersebut biasanya didasarkan pada waktu
yang berbeda dan untuk analisis ruang yang sama. Dalam hal ini pengertiannya
dapat menyangkut suatu proses yang berjalan secara alami atau dapat menyangkut
suatu proses perubahan yang berjalan artifisial dengan campur tangan manusia
yang mengatur perubahan tersebut (Hendro, 2001:91). Perkembangan di
perkotaan tidak akan pernah lepas dari pro dan kontra terhadap dampak sosial
yang akan ditimbulkan seiring berjalannya pelaksanaan kebijakan yang
diterapkan.
Perkembangan perkotaan akan berjalan baik apabila terdapat mobilisasi
yang baik dari berbagai aspek yang mendukung pembangunan. Dari sinilah aspek
transportasi menjadi suatu poin penting bagi pembangunan suatu daerah.
Transportasi merupakan pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat
2
ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh
manusia dan atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia
dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Transportasi melalui darat banyak berbagai
macamnya. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda,
keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak.
Seiring dengan perkembangan dari kebutuhan manusia untuk berdagang, kala itu
jalan mulai diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. Kemudian
banyak digunakan kendaraan beroda, dan dengan itu sampai saat ini beredarlah
berbagai macam kendaraan beroda mulai dari sepeda, gerobak, motor, mobil, bus,
dan kendaraan lainnya. Dewasa ini, angkutan umum menjadi populer dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Banyak transportasi alternatif yang ditawarkan
mulai dari angkutan umum, bus kota, sampai dengan kereta.
Kebutuhan alat transportasi publik yang baik dan nyaman sangat
dibutuhkan masyarakat untuk mobilitas atau perpindahan masyarakat dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Dengan sistem transportasi yang baik merupakan salah
satu kebutuhan yang penting dalam menunjang perkembangan dan kelancaran
aktivitas sosial ekonomi di suatu daerah. Transportasi yang aman, lancar, dan
teratur selain mencerminkan keteraturan daerah juga mencerminkan kelancaran
kegiatan perekonomian daerah tersebut. Perwujudan kegiatan transportasi yang
baik adalah dalam bentuk terkendalinya keseimbangan antara sistem kegiatan,
sistem jaringan dan sistem kelembagaan. Sistem transportasi kota merupakan satu
kesatuan dari pada elemen-elemen, komponen-komponen yang saling mendukung
dan bekerja sama dalam pengadaan transportasi yang melayani wilayah perkotaan.
3
Alat transportasi yang sedang berkembang pesat di pusat ibukota yang
merupakan kota besar dengan segala rutinitas kegiatan yang sangat padat salah
satunya adalah Bus Transjakarta yang juga terintegrasi dengan beberapa wilayah
di luar Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Beberapa wilayah yang telah terintegrasi
dengan sistem jaringan jalan ibukota antara lain daerah Bogor, Ciputat, Bekasi,
Cibinong, Cileungsi dan Cikarang.
Bus kota merupakan salah satu transportasi alternatif favorit di
masyarakat. Dengan kapasitas mengangkut orang yang banyak, bus kota juga di
rasa nyaman bagi sebagian masyarakat yang menikmati perjalanannya menuju ke
tempat tujuan. Bus-bus kota pengangkut masyarakat banyak ditemukan di
Terminal. Terminal merupakan sebuah tempat atau prasarana untuk menaikkan
atau menurunkan penumpang. Terminal bukan hanya untuk bus antar kota
maupun antar provinsi saja, namun juga terdapat angkutan umum perkotaan dan
pedesaan yang berkesinambungan membawa penumpang dari satu tempat ke
tempat tujuannya. Terminal dapat disebut juga dengan tempat bertemunya calon
penumpang dengan angkutan yang akan mengantarkannya ke tempat yang dituju.
Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Bus Transjakarta yang merupakan
salah satu bus kota di daerah ini menjadi primadona transportasi umum bagi
masyarakat dalam maupun luar daerah. Dengan tarif yang murah dan fasilitas
yang memadai menjadikan masyarakat ibukota tertarik untuk menggunakan Bus
Transjakarta tersebut sebagai alat transportasi sehari-hari. Dalam hal ini, Kota
Tangerang juga telah melakukan kerjasama dengan Pemerintah DKI Jakarta
dalam memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Dengan adanya Angkutan Perbatasan
4
Terintegrasi Busway (APTB) Pemerintah Kota Tangerang berharap dapat
mencontoh baik konsep dari Bus Transjakarta dalam melayani masyarakat di
bidang transportasi umum.
Di Kota Tangerang yang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten, bus
kota merupakan hal yang wajib menjadi perhatian pemerintah. Karena letak Kota
Tangerang yang strategis yaitu diantara Ibukota Provinsi yang terletak di Kota
Serang dan Ibukota Negara yaitu DKI Jakarta. Maka sarana transportasi antar kota
yang baik sangat berpengaruh dengan perkembangan daerah tersebut. Dengan
banyaknya penduduk Kota Tangerang yang memiliki keberagaman kebutuhan
mobilitas sosial untuk mencukupi kebutuhan hidupnya masing-masing, diperlukan
sarana transportasi umum guna menunjang perkembangan daerahnya.
Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway ini bukan hanya tersedia di
Kota Tangerang saja, melainkan kota-kota di sekitar DKI Jakarta diantaranya
yaitu di Bekasi, Ciputat, Cibinong, Bogor dan daerah lainnya. Di Kota Tangerang
sendiri Bus APTB ini telah resmi beroperasi mulai dari tanggal 20 Juni 2012 lalu.
Keberadaan Bus APTB mendapat respon baik dari masyarakat Kota Tangerang,
dengan tarif tiga ribu rupiah masyarakat sudah dapat kenyamanan fasilitas mulai
dari Terminal Poris Plawad sampai dengan Terminal Kalideres. Sesuai dengan
perkembangan dari kebutuhan masyarakat, maka per 1 Desember 2012 trayek pun
diteruskan sampai Taman Anggrek. Dengan ini harapan pemerintah untuk terus
membujuk masyarakat untuk menggunakan transportasi umum yang nyaman
dalam berkegiatan juga dalam rangka mengurangi penggunaan mobil pribadi agar
dapat mengurangi kemacetan yang menjadi masalah yang belum terselesaikan.
5
Demikian adalah daftar tarif angkutan umum massal Bus Trans Jabodetabek –
Kota Tangerang yang di berlakukan mulai 13 Juli 2013 yang terbagi dalam tiga
jenis tiket :
1. Tiket Rp. 3.000,- (tetap)
Dasar : Perda Kota Tangerang No 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa
Usaha. Untuk 1 kali jalan per penumpangdari Terminal Poris Plawad (Halte
Keberangkatan) sampai ke Terminal Kalideres (Halte Kedatangan) dan
Terminal Kalideres – Terminal Poris Plawad.
2. Tiket Rp. 8.000,- (sebelumnya Rp. 6.000,-)
Dasar : Surat Gubernur DKI Jakarta Nomor 231/-1.811./ tanggal 10 juli 2013
perihal : Persetujuan Tarif Angkutan Bus Kota Non Ekonomi. Untuk 1 kali
jalan per penumpang dari Terminal Poris Plawad (Halte Kedatangan) sampai
ke Mall Taman Anggrek (Halte Kedatangan). Dan tiket tersebut berlaku juga
untuk mendapatkan pelayanan Busway TransJakarta tanpa dipungut biaya
tambahan.
3. Tiket Rp. 5.000,- (tetap)
Dasar : Surat Perum PPD/SBU Buslane Kota Tangerang nomor : 48/APTB-
BL/VII/2013 tanggal 12 Juli 2013 perihal : Laporan Penyesuaian Tarif APTB.
Untuk 1 kali perjalanan bagi penumpang yang naik/beli tiket di koridor
TransJakarta halte Pesakih – Sumur Bor – Rawa Buaya – Jembatan Baru –
Dispenda – Samsat Barat – Jembatan Gantung – Taman Kota – Indosiar –
6
Jelambar – Grogol 2 (Mall Taman Anggrek) PP. Dan tiket tersebut dapat dibeli
langsung kepada petugas On Board / pihak operator (Perum PPD) dan berlaku
juga untuk mendapatkan pelayanan busway Transjakarta tanpa dipungut biaya
tambahan. (sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang Tahun 2013)
Namun keberadaan Bus Trans Jabodetabek belumlah cukup untuk
memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat antar kota tersebut. Masih terdapat
beberapa kekurangan yang terjadi dalam pelayanan juga pengoperasian bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang. Berdasarkan pengamatan (observasi) yang
dilakukan peneliti selama ini, terdapat berbagai permasalahan sebagai berikut :
Pertama, kurang pekanya Dinas Perhubungan Kota Tangerang dalam
melihat peluang untuk optimalisasi pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek. Banyak
peluang untuk mendapatkan penumpang yang maksimal di setiap trip bus jika
lokasi atau penempatan yang dekat dan mudah dijangkau masyarakat. Lokasi
terminal Poris Plawad terbilang kurang strategis karena terletak terbilang agak
tersembunyi dari pusat kota maupun keramaian penumpang. Dan dengan hanya
sebanyak 10 armada bus, maka perlu waktu yang cukup lama untuk menunggu
bus keberangkatan. Karena tiap harinya hanya 8 bus yang beroperasi dan
sebanyak 2 bus sebagai cadangan. Ini menjadikan kurang optimalnya pemanfaatan
Bus Trans Jabodetabek. Demikian hasil kutipan wawancara dengan Bapak Ismu
selaku Kepala Bidang Angkutan di Dinas Perhubungan Kota Tangerang :
“ Ya memang, buslane atau bus Trans Jabodetabek – Kota Tangerang inimasih banyak kekurangannya. Bus yang beroperasi hanya berjumlah 10dengan 2 armada sebagai cadangannya dan 8 bus lain sebagai operasional.Bus Trans Jabodetabek – Kota Tangerang ini merupakan hasil hibah dari
7
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.”(Wawancara denganBapak Ismu Hartanto, 16 Mei 2014, bertempat di Kantor DinasPerhubungan Kota Tangerang)
Jika dibandingkan dengan rute Pulogadung-Bekasi yang dapat mencapai 1.500-
2000 penumpang per harinya, rute Poris Plawad-Grogol masih minim peminat
dengan hanya 500-800 penumpang per harinya. Kepala Dinas Perhubungan
(Dishub) DKI Jakarta, Udar Pristono mengakui bahwa saat ini penumpang APTB
(Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway) Pulogadung-Bekasi telah mencapai
1.500-2000 penumpang per harinya. Dengan 10 armada trayek Bus APTB
Pulogadung-Bekasi yang beroperasi sejak pukul 05.00-22.00 WIB ini cukup
efektif karena bisa mengangkut penumpang, satu bus dapat mengangkut hingga
85 penumpang (http://jakarta.go.id ; diakses tanggal 17 Juli 2014 pukul 10.09).
Didapat dari hasil wawancara atau observasi awal peneliti, bahwa Bus
Trans Jabodetabek merupakan bus hibah atau pemberian secara gratis dari
Kementerian Perhubungan untuk dikelola dengan baik di wilayah Kota Tangerang
dan dipercayakan kepada Dinas Perhubungan Kota Tangerang untuk
menggandeng pihak lain untuk mengelola bus dengan tujuan pelayanan kepada
masyarakat. Berikut merupakan data armada Bus Trans Jabodetabek – Kota
Tangerang yang beroperasi setiap harinya yaitu sebagai berikut :
8
Tabel 1.1. Daftar Armada Bus Trans Jabodetabek – Kota Tangerang
No. NomorPolisi Nomor Uji Nomor Rangka Nomor Mesin
1. B 7045 IG TNG. 77090 MJERK8JSKAJN 13504 J08EUFJ 29296
2. B 7049 IG TNG. 77091 MJERK8JSKAJN 13506 J08EUFJ 29434
3. B 7100 IG TNG. 77092 MJERK8JSKAJN 13501 J08EUFJ 29293
4. B 7103 IG TNG. 77093 MJERK8JSKAJN 13274 J08EUFJ 27075
5. B 7132 IG TNG. 77094 MJERK8JSKAJN 13491 J08EUFJ 29031
6. B 7145 IG TNG. 77095 MJERK8JSKAJN 13218 J08EUFJ 26529
7. B 7186 IG TNG. 77096 MJERK8JSKAJN 13492 J08EUFJ 29032
8. B 7189 IG TNG. 77097 MJERK8JSKAJN 13496 J08EUFJ 29136
9. B 7218 IG TNG. 77098 MJERK8JSKAJN 13497 J08EUFJ 29137
10. B 7220 IG TNG. 77099 MJERK8JSKAJN 13502 J08EUFJ 29294
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang, September 2013
Kedua, kurangnya sosialisasi berlanjut dari Dinas Perhubungan terkait
keberadaan program Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Banyak
masyarakat Kota Tangerang belum mengetahui keberadaan Bus Trans
Jabodetabek yang terintegrasi Bus Transjakarta ini, dikarenakan kurangnya
sosialisasi tentang keberadaan maupun trayek yang dilintasi oleh Bus Trans
Jabodetabek. Hal ini seperti hasil wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada
beberapa penduduk Kota Tangerang diantaranya yaitu Bapak Safrudin yang
berada di sekitar Cikokol sebagai berikut :
9
“Saya tidak tahu apa itu Bus Trans Jabodetabek, kalo APTB saya tahuneng. Tapi APTB mah tangerang belum ada, sayang yah. Padahal kantetanggaan sama Jakarta.”
Bapak Safrudin merupakan salah satu masyarakat di Kota Tangerang yang masih
belum mengetahui keberadaan Bus Trans Jabodetabek yang terintegrasi dengan
Transjakarta yang mana merupakan salah satu Bus APTB (Angkutan Perbatasan
Terintegrasi Busway).
Ketiga, yaitu kurangnya minat masyarakat terhadap Bus Trans
Jabodetabek. Kurangnya minat masyarakat juga dibarengi karena kurangnya
sosialisasi yang diberikan. Juga perihal ketidak jelasan terhadap bus arah
sebaliknya yang menuju Terminal Poris Plawad menjelaskan bagaimana buruknya
sistem manajemen yang diterapkan. Maksud ketidak jelasan disini merupakan
kelancaran pembelian tiket maupun keberadaan loket yang tidak sesuai juga
kedatangan bus yang sangat jarang sekali. Bus Trans Jabodetabek ini sangat
jarang di jumpai di shelter balik menuju Kota Tangerang, karena penumpang bisa
sampai 45 bahkan 60 menit untuk menunggu kedatang bus selanjutnya. Akses
jalan menuju Terminal Poris Plawad juga menjadi penghalang bagi masyarakat
dalam menggunakan fasilitas seperti Bus Trans Jabodetabek yang berada di Kota
Tangerang, ini menjadikan kurangnya minat masyakarat dalam memanfaatkan
pengoptimalan fungsi dari Bus Trans Jabodetabek. Demikian adalah jadwal
pemberangkatan dari Bus Trans Jabodetabek :
10
Tabel 1.2. Jadwal Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek
Kota Tangerang
(Poris Plawad – Kali Deres – Grogol Mall Taman Anggrek)
RIT
NO. BUS
1 2 3 4 5 6
Rata-rata
Headway
I 05.25 05.50 06.15 06.40 07.05 07.30 25 Menit
II 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 10.30 30 Menit
III 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 30 Menit
IV 13.55 14.20 14.55 15.20 15.45 16.10 25 Menit
V 16.35 17.00 17.25 17.50 18.15 18.40 25 Menit
VI 19.05 19.30 - - - - 30 Menit
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang September 2013
Namun, sangat disayangkan sekali jadwal tersebut tidak terdapat ataupun
tertempel di tempat umum dan tempat yang strategis dengan penglihatan
pengguna bus Transjabodetabek. Maka, masyarakat pengguna bus tidak semuanya
mengetahui jadwal pemberangkatan bus tersebut. Hampir selalu ditemui di
lapangan masyarakat yang mengeluh karena telah menunggu bus terlalu lama
karena ketidaktahuan mereka terhadap jadwal pemberangkatan bus. Hanya sedikit
masyarakat yang tahu dan terbiasa menggunakan Bus Trans Jabodetabek ini.
Keempat, lemahnya pengelolaan Bus Trans Jabodetabek dalam
menentukan lokasi terminal bagi masyarakat. Lokasi yang mudah dijangkau dan
dekat dengan aktivitas masyarakat merupakan peran penting. Analisa pengelola
11
tentang penentuan suatu lokasi sangatlah berpengaruh terhadap pengoptimalan
kinerja yang akan didapat.
Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti jabarkan tersebut, maka
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen
Strategi Dinas Perhubungan dalam Pengoptimalan Bus Trans Jabodetabek di Kota
Tangerang”.
1.2. Identifikasi Masalah
Keberadaan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang merupakan suatu
hal yang positif bagi masyarakat. Pemenuhan kebutuhan akan transportasi akan
semakin baik jika pemanfaatan dari fungsi Bus Trans Jabodetabek sesuai dan
berjalan dengan baik. Jika dilihat dari latar belakang masalah di atas, maka
peneliti mencoba mengidentifikasi permasalahan yang ada tersebut. Identifikasi
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya respon Dinas Perhubungan Kota Tangerang dalam
melihat peluang untuk optimalisasi pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek.
2. Kurangnya sosialisasi berlanjut dari keberadaan Bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang.
3. Kurangnya minat masyarakat terhadap Bus Trans Jabodetabek.
4. Lemahnya pengelolaan Bus Trans Jabodetabek dalam menentukan
lokasi terminal yang kurang strategis bagi masyarakat.
12
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya
pada aspek yang berkaitan dengan Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus
Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Penerapan manajemen strategi yang baik
dan dapat diterapkan di Kota Tangerang, dilihat dari sarana dan prasarana yang
memadai. Penelitian ini juga menyangkut urusan yang berhubungan dengan
kebutuhan akan alat transportasi masyarakat dalam memperoleh kemudahan dan
kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan permasalahan di atas mengenai Manajemen Strategi
dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang maka perumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan
Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang ?
2. Hambatan apa saja yang terjadi dalam Dinas Perhubungan perihal
Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang ?
13
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini
memiliki tujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Manajemen Strategi dalam
Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang yaitu :
1. Untuk mengetahui Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi dalam
Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota
Tangerang.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terutama bagi pihak yang mempunyai kepentingan langsung terhadap
permasalahan yang akan diteliti. Penulis membagi manfaat penelitian ini ke dalam
2 bagian, yaitu pertama, manfaat teoritis, kedua manfaat praktis.
1.6.1 Secara Teoritis
1. Mengetahui konsep-konsep kebijakan publik dan implementasi
dari suatu kebijakan publik.
2. Menjadi referensi berpikir dan menambah cakrawala penerapan
ilmu di bidang sosial, khususnya Ilmu Administrasi Negara.
14
1.6.2 Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang selama ini
peneliti dapatkan dan pelajari dalam perkuliahan di kelas. Selain
itu, penelitian ini juga sebagai saran latihan bagi peneliti untuk
menulis karya ilmiah, serta melakukan penelitian secara langsung
terhadap permasalahan yang akan diteliti.
b. Bagi Pemerintah Kota Tangerang
Merupakan gambaran dan bahan evaluasi dalam mengetahui dan
memahami Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang.
1.7. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dibagi menjadi lima bagian yang masing-masing
terdiri dari sub-bagian, yaitu sebagai berikut :
1) PENDAHULUAN
Pendahuluan ini berisi latar belakang yang menggambarkan ruang lingkup
dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara
deduktif, dari lingkup yang paling umum ke masalah yang lebih khusus,
yang relevan dengan judul skripsi.Selain latar belakang masalah, bab
pendahuluan ini berisi identifikasi masalah, perumusan masalah, tujuan
15
penelitian ini dibuat dan manfaat penelitian yang berisi uraian manfaat
secara teoritis dan praktis.
2) DESKRIPSI TEORI DAN ASUMSI DASAR
Menyajikan teori-teori yang mendasari penulisan sebagai landasan untuk
menggambarkan, membandingkan, membahas masalah dan pengambilan
kesimpulan dan pemberian saran, serta penggambaran kerangka berfikir
dan asumsi dasar dalam penelitian ini.
3) METODOLOGI PENELITIAN
Menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian, serta instrumen
penelitian yang menjelaskan proses penyusunan dan jenis alat yang
digunakan dalam pengumpulan data serta teknik penentuan teknik kualitas
instrumen. Teknik pengolahan dan analisis data, tempat dan waktu dalam
pelaksanaan penelitian.
4) HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan deskripsi objek penelitian yang menjelaskan tentang
objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian, struktur organisasi dari
situasi sosial serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian,
Deskripsi data hasil penelitian yang menjelaskan hasil penelitian yang
telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisa data
yang relevan.
16
5) PENUTUP
Menyajikan kesimpulan yang didasarkan pada analisis dan pembahasan
yang dilakukan. Kesimpulan ini mengacu pada tujuan penulisan, yaitu
mengetahui dan memberikan gambaran hasil akhir dari penelitian ini.
6) DAFTAR PUSTAKA
Berisi kumpulan referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian.
7) LAMPIRAN
Berisi dokumen-dokumen penting pendukung penelitian ini.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka menjelaskan tentang teori-teori dan atau konsep yang
dipergunakan dalam penelitian yang sifatnya utama dimana tidak tertutup
kemungkinan untuk bertambah seiring dengan pengambilan data dilapangan.
Menurut William Wiersman (1986) dalam Sugiyono (2012:41) menjelaskan
bahwa :
“A theory is a generalization or series of generalization by which we attempto explain some phenomena in a systematic manner.” Teori adalahgeneraralisasi atau kumpulan generalisasi yang dapat digunakan untukmenjelaskan berbagai fenomena secara sistematik.
Dari kutipan tersebut menjelaskan bahwa menurut William Wiersman, teori
dapat digunakan untuk menjelaskan berbagai fenomena secara sistematik. Juga
berarti sebuah teori dapat dibuat sebagai landasan untuk mengungkap berbagai
fenomena secara sistematik.
Landasan teori menjadi pedoman dalam penelitian ini dan untuk
menterjemahkan fenomena-fenoma sosial yang terjadi dalam penelitian. Teori
yang relevan peneliti kaji sesuai dengan masalah-masalah yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya. Pada landasan teori berikut, peneliti akan menjelaskan
beberapa teori yang digunakan sebagai acuan dalam mengkaji penelitian. Dalam
Bab II ini akan dijelaskan secara sistematik beberapa teori dan bahan pustaka
18
berdasarkan pengertian para ahli terkait dengan “Manajemen Strategi Dinas
Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang”.
Teori merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian karena sebagai landasan
untuk mendapatkan data dalam penelitian, baik teori inti maupun teori pendukung
lainnya.
2.2. Definisi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan, Stoner dalam Handoko (2003:2). Menurut Hasibuan dalam bukunya
Manajemen (2006:9) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses
pemanfaatan sumber dan manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Adapun definisi manajemen lebih
lengkap dijabarkan oleh beberapa ahli berikut ini seperti oleh John D. Millett
(2011:1) yaitu :
John D. Millett membatasi manajemen is the process of directing andfacilitating the work of people organized in formal groups to achieve adesired goal (adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerjakepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapaitujuan. Millett lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses,yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
19
1. Proses pengarahan (process of directing), yaitu suatu rangkaiankegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasankepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalamkelompok formal dan untuk pencapaian tujuan.
2. Proses pemberian fasilitas (process of facilitating the work), yaiturangkaian kegiatan untuk memberikan sarana dan prasarana serta jasayang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dari seorang atasan kepadabawahan atau kepada orang yang terorganisasi dalam kelompok formaluntuk pencapaian suatu tujuan.
Menurut John Millet bahwa manajemen saling berkaitan dan lebih
menekankan pada pengarahan dan fasilitas dari usaha mewujudkan satu tujuan
bersama, berbeda dengan James A.F. Stoner dan Charles Wankel yang
berpendapat bahwa manajemen adalah sebagai berikut :
James A.F. Stoner dan Charles Wankel (1986:4) dalam Siswanto (2011:2)mendefinisikan bahwa Management is the process of planning, organizing,leading, and controlling the efforts of organization members and of using allother organizational resources to achieve stated organizational goals(manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumberdaya organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi). Menurut Stonerdan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatupekerjaan. Dalam batasan manajemen tersebut prosesnya meliputi :
1. Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akandilakukan;
2. Pengorganisasian, yaitu mengoordinasikan sumber daya manusiaserta sumber daya lainnya yang dibutuhkan;
3. Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaikmungkin;
4. Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidakdan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan.
Terdapat empat poin utama yaitu perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan serta pengendalian dalam mewujudkan suatu manajemen yang
baik menurut James A.F. Stoner. Lain halnya dengan Paul Hersey dan Kenneth H.
Blanchard yang memiliki definisi manajemen sebagai berikut :
20
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980:3) dalam Siswanto (2011:2)memberikan penjelasan tentang manajemen yaitu management as working withand through individuals and groups to accomplish organizational goals (sebagaiusaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untukmencapai tujuan organisasi). Hersey dan Blanchard lebih menekankan bahwadefinisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja,tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dankelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.Selanjutnya,terdapat definisi manajemen menurut Andrew F. Sikula :
Andrew F. Sikula dalam (P. Hasibuan, 2009:2) menjelaskan definisimanajemen, yaitu :
“Management is general refers to planning, organizing, controlling,staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activitiesperformed by any organization in order to coordinate the varied resourcesof the enterprise so as to bring an efficient creation of some product orservice.” Yang berarti bahwa Manajemen pada umumnya dikaitkan denganaktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilankeputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untukmengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaansehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien. Opini laintentang manajemen yang di definisikan oleh Hasibuan adalah sebagaiberikut :
Menurut Drs. H. Malayu S. P. Hasibuan (2009 : 3) menjabarkan pengertianmanajemen secara ringkas yaitu sebagai berikut :
1. Manajemen mempunyai tujuan yang akan dicapai.2. Manajemen merupakan perpaduan antara ilmu dengan seni.3. Manajemen merupakan proses yang sistematis, terkoordinasi, koperatif,
dan terintegrasi dalam memanfaatkan unsur-unsurnya.4. Manajemen baru dapat diterapkan jika ada dua orang atau lebih
melakukan kerja sama dalam suatu organisasi.5. Manajemen harus didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan
tanggung jawab.6. Manajemen terdiri dari beberapa fungsi.7. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
21
Dapat peneliti simpulkan bahwa manajemen merupakan ilmu sekaligus
alat untuk mempelajari proses, perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan organisasi dalam menjalani fungsi bersama untuk mencapai suatu
tujuan.
2.3. Manajemen Strategi
Secara etimologi, kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Lain halnya
dengan kata Strategis yang merupakan turunan dari kata dalam bahasa Yunani
stratēgos yang diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi
Athena. Maka manajemen strategi memiliki berbagai pandangan dan definisi dari
berbagai macam ahli, antara lain yaitu:
Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan mendasaryang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruhjajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut,menurut Sondang P. Siagian (2008:15).
Pengertian Manajemen Strategi menurut J. David Hunger dan Thomas L.Wheelen adalah “Strategic management is that a set of managerial decisionsand actions that determines the long run performance of a corporation”. Jikaditerjemahkan maka Manajemen Strategis adalah serangkaian keputusan dantindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangkapanjang. (2003:3)
Pengertian Manajemen Strategi menurut Lawrence R. Jauch dan William F.Gluech (Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, 1998:5) adalahsejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatustrategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk mencapai sasaran perusahaan.Manajemen Strategi pada dasarnya merupakan upaya organisasi untukmenyesuaikan dengan lingkungannya. Ini dapat dilihat dari definisi yang dibuatoleh Rowe, et.al. (1997:6) dalam Yosal Iriantara (2004:12), yang menyatakanbahwa manajemen strategis adalah proses untuk menyelaraskan kemampuan
22
internal organisasi dengan peluang dan ancaman yang dihadapinya dalamlingkungannya.
Tidak jauh berbeda dengan pernyataan diatas, Fred R. David (2004:5)
mendefinisikan manajemen strategi sebagai seni dan pengetahuan untuk
merumuskan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai objektifnya.
Menurut John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr (2011;5),
Manajemen strategi (strategic management) di definisikan sebagai satu set
keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan implementasi rencana
yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan. Manajemen strategi terdiri
atas sembilan tugas penting, yaitu :
1. Merumuskan misi perusahaan, termasuk pernyataan yang luas mengenai
maksud, filosofi, dan sasaran perusahaan.
2. Melakukan suatu analisis yang mencerminkan kondisi dan kapabilitas
internal perusahaan.
3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, termasuk faktor persaingan dan
faktor kontekstual umum lainnya.
4. Menganalisis pilihan-pilihan paling menguntungkan dengan cara
menyesuaikan sumber dayanya dengan lingkungan eksternal.
5. Mengidentifikasi pilihan paling menguntungkan dengan cara
mengevaluasi setiap pilihan berdasarkan misi perusahaan.
6. Memilih satu set tujuan jangka panjang dan strategi utama yang akan
menghasilkan pilihan paling menguntungkan tersebut.
7. Mengembangkan tujuan tahunan dan strategi jangka panjang dan strategi
utama yang telah ditentukan.
8. Mengimplementasikan strategi yang telah dipilih melalui alokasi sumber
daya yang dianggarkan di mana penyesuaian antara tugas kerja, manusia,
struktur, teknologi, dan penghargaan ditekankan.
9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategis sebagai masukan pengambilan
keputusan di masa mendatang.
23
Menurut Djoko Mulyono (2012:17), Manajemen strategi merupakanperencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh(disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusam tertinggi (keputusan yang bersifatmendasar dan prinsipil). Tujuannya adalah untuk memungkinkan organisasiberinteraksi secara efektif (disebut misi) dalam usaha menghasilkan sesuatu(perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan atau jasa sertapelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaiantujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi.
Manajemen strategi adalah formulasi dan implementasi rencana
dankegiatan yang berhubungan dengan hal-hal yang vital, dapat menembus
(pervasit) dan berkesinambungan bagi suatu organisasi secara keseluruhan
(Sagala, 2000:130 dalam Nana Herdiana 2015:199)
Menurut Ansoff (1990:15) dalam (Nana Herdiana 2015:199), menyatakan
bahwa manajemen strategi adalah :
“A systematic approach to a major and increasingly importantresponsibility of general management to position and relate the firm to itsenvironment in away which will assure its continued success and make ifsecure form suprises.”
Ansoff berpendapat bahwa manajemen strategi adalah pendekatan yangsistemastis bagi tanggung jawab manajemen, mengondisikan organisasi padaposisi yang dipastikan mencapai tujuan dengan cara yang menyakinkankeberhasilan yang berkelanjutan yang membuat perusahaan menjamin ataumengamankan format yang mengejutkan.
Dari uraian diatas diperoleh suatu gambaran bahwa Manajemen strategis
adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajemen yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan
lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka
panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen
strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman
24
lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan. Semula disebut
kebijakan bisnis, manajemen strategis meliputi perencanaan dan strategi jangka
panjang. Kebijakan bisnis, sebaliknya berorientasi pada manajemen umum dan
cenderung melihat ke dalam dan lebih menekankan pada integrasi yang sesuai
bagi banyak aktivitas fungsional dalam perusahaan. Kebijakan bisnis lebih
memfokuskan pada pemanfaatan aset perusahaan secara efisien. Dengan
demikian, kebijakan bisnis lebih menekankan pada perumusan arahan umum yang
dapat digunakan untuk pencapaian misi dan tujuan perusahaan dengan lebih baik.
Manajemen strategis sebagai suatu bidang ilmu menggabungkan kebijakan bisnis
dengan lingkungan dan tekanan strategis.
2.3.1. Proses Manajemen Strategi
Pada pengertiannya manajemen strategis merupakan suatu proses dalam
mencapai suatu tujuan, dengan demikian manajemen strategi memiliki beberapa
proses, seperti merencanakan strategi yang akan digunakan, dengan terlebih
dahulu menganalisis lingkungan yang memberikan pengaruh terhadap perusahaan
atau organisasi itu sendiri, proses selanjutnya adalah implementasi strategis,
sebuah strategi yang telah direncanakan harus di implementasikan, dalam
implementasi strategis diperlukan kemampuan antar pribadi agar implementasi
dapat menghasilkan hasil akhir yang sesuai dengan harapan, proses yang terakhir
adalah evaluasi strategis, dalam hal ini strategi yang telah direncanakan di ukur
tingkat keberhasilan sehingga bila terjadi masalah dapat ditentukan kembali
penyelesaiannya dan adapun lebih jauh proses-proses tersebut dipaparkan
25
berbeda-beda menurut pandangan para pakar. Seperti yang akan dijelaskan di
bawah ini.
Proses Manajemen Strategi terdiri dari berbagai tahap menurut Siagian
(2008:30), tahapan-tahapan itu yaitu:
1. Perumusan Misi Organisasi (Perusahaan)Dalam perumusan misi organisasi, harus terlihat jelas produk andalan apayang akan dihasilkan, pasaran konsumen yang bagaimana yang akandirebut, cara pemanfaatan teknologi yang akan digunakan yangkesemuanya menggambarkan sistem nilai dan skala prioritas yang dianutoleh para pengambil keputusan strategik dalam organisasi.
2. Peran Profil Organisasi (Perusahaan)Profil organisasi memperkuat identitas yang telah dinyatakan dalam misi.
3. Lingkungan EksternalOrganisasi harus beriteraksi dengan lingkungannya, perjalanan organisasidipengaruhi dengan tingkat tertentu oleh dampak peristiwa, perkembangandan sifat perubahan yang terjadi di lingkungannya.
4. Analisis dan Pilihan StrategikPenilaian terhadap lingkungan eksternal dan profil organisasimemungkinkan manajemen mengidentifikasi berbagai jenis peluang yangtimbul dan dapat dimanfaatkan. Suatu pilihan strategik harus bermuarapada penggabungan antara sasaran jangkan panjang dan strategi dasarorganisasi yang pada gilirannya menempatkan pada posisi yang optimal.
5. Penetapan Sasaran Jangka PanjangBerbagai sasaran jangka panjang yang akan ditetapkan, dinyatakan secaraspesifik, dapat diukur, dapat dicapai dan konsisten dengan berbagaisasaran lain yang ingin dicapai.
6. Penentuan Strategi IndukStrategi induk adalah suatu rencana umum yang bersifat menyeluruh ataukomprehensif yang mengandung arahan tentang tindakan-tindakan utamayang apabila terlaksana dengan baik akan berakibat pada tercapainyaberbagai sasaran jangka panjang dalam lingkungan eksternal yangbergerak dinamis.
7. Penentuan Sasaran Jangka PendekSasaran jangka [anjang dalam organisasi memerlukan konkretisasi. Salahsatu cara melakukan konkretisasi ialah dengan melakukan periodisasi,antara lain dengan menetapkan sasaran tahunan. Sasaran tahunan inimemiliki jangkauan waktu yang lebih dekat maka dapat disebut dengansasaran jangka pendek yang menunjang sasaran jangka panjang yang telahdibuat.
26
8. Penentuan Strategi OperasionalBerbagai satuan kerja yang mengoperasionalkan rencana maupun strategiperusahaan yang bertanggung jawab sebagai penyelenggara berbagaikegiatan fungsional seperti produksi, pemasaran, keuangan, akunting,sumber daya manusia dan berbagai fungsi organisasional lainnya.
9. Perumusan KebijaksanaanPerumusan kebijakan dalam arti penentuan berbagai petunjuk untukmemandu cara berpikir, cara pengambilan keputusan dan cara bertindakbagi para manajer dan bawahannya yang kesemuanya diarahkan padaimplementasi dan operasionalisasi strategi organisasi.
10. Pelembagaan StrategiAgar dalam suatu organisasi tercipta satu persepsi tentang gerak langkahdari semua komponen organisasi dalam rangka implementasi strategiinduk dan strategi operasional, tujuan dan berbagai sasaran yang telahditetapkan untuk dicapai, misi yang harus diemban, bidang kegiatanfungsional yang telah dibuat, strategi dasar yang telah ditetapkan, bidangkegiatan fungsional yang telah dirumuskan kesemuanya harus menjadi“milik” setiap orang dalam organisasi.
11. Penciptaan Sistem PengawasanUntuk mengetahui apakah dalam pelaksanaan terdapat penyimpangandisengaja atau tidak dari rencana dan program yang telah ditentukansebelumnya.
12. Penciptaan Sistem PenilaianPenilaian menjadi sangat penting mendapat perhatian karena dari penilaianitu tiga hal dapat terlihat, yaitu sasaran terlampaui, hasil yang diperolehsama dengan sasaran yang telah ditetapkan atau sasaran tidak tercapai.Masing-masing situasi sangat penting sebagai dasar mengambil keputusandalam proses manajemen strategi berikutnya.
13. Penciptaan Sistem Umpan BalikDengan umpan balik yang faktual, tepat waktu dan objektif, manajemenpuncak dapat mengetahui segi keberhasilan organisasi maupun kekurangberhasilannya, atau bahkan kegagalannya.
Proses Manajemen Strategis menurut Siagian diatas begitu banyak dan
terinci. Proses ini begitu memperhatikan tiap langkah perjalanan strategi ini dapat
dilihat dengan adanya penentuan jangka pendek hingga jangka panjang, selain itu
Siagian begitu memperhatikan strategi ditingkat strategi induk maupun strategi
operasional sehingga ini menjadi paket lengkap dalam manajemen strategis.
27
Sedangkan Proses Manajemen Strategis menurut Wheelen dan Hunger
(2003:9) meliputi empat elemen dasar di bawah ini:
1. Pengamatan LingkunganPengamatan lingkungan dilakukan dengan tindakan:a. Analisis Eksternal
Lingkungan ekstrenal terdiri dari variabel-variabel (kesempatan danancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus adadalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.Lingkungan eksternal memiliki dua bagian: lingkungan kerja danlingkungan sosial. Lingkungan kerja terdiri dari elemen-elemen ataukelompok yang secara langsung berpengaruh atau dipengaruhi olehoperasi-operasi utama organisasi. Lingkungan sosial terdiri darikekuatan umum, kekuatan itu tidak berhubungan langsung denganaktivitas-aktivitas jangka pendek organisasi tetapi dapat dan seringmempengaruhi keputusan-keputusan jangka panjang.
b. Analisis InternalLingkungan internal terdiri dari variabel-variabel (kekuatan dankelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalampengendalian jangka pendek dari manajemen puncak.variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan.Variabel-variabel itu meliputi struktur, budaya, dan sumber dayaorganisasi. Struktur adalah cara bagaimana perusahaandiorganisasikan yang berkenaan dengan komunikasi, wewenang, danarus kerja. Struktur sering disebut rantai pemerintah dandigambarkan secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi.Budaya adalah pola keyakinan, pengharapan, dan nilai-nilai yangdibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secarakhusus memunculkan dan mendefinisikan perilaku yang dapatditerima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan operatif.Sumber daya adalah aset yang merupakan bahan baku bagi produksibarang dan jasa organisasi. Aset itu meliputi keahlian orang,kemampuan, dan bakat manajerial, seperti aset keuangan dan fasilitaspabrik dalam wilayah fungsional. Tujuan utama dalam manajemenstrategi adalah memadukan variabel-variabel internal perusahaanuntuk memberikan kompetensi unik, yang memapukan perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif secara terus menerus,sehingga menghasilkan laba.
28
2. Perumusan StrategiPerumusan strategi adalah pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan,dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Perumusan strategimeliputi menentukan misi perusahaan, menetukan tujuan-tujuan yangdapat dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedomankebijakan. Dalam perumusan strategi yang harus diperhatikan adalahsebagai berikut:a. Misi
Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup.Pernyataan misi yang disusun dengan baik mendefinisikan tujuanmendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan denganperusahaan lain dan mengidentifikasi jangkauan operasi perusahaandalam produk yang ditawarkan dan pasar yang dilayani.
b. TujuanTujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Tujuan metumuskanapa yang akan diselesaikan dan kapan akan diselesaikan, dansebaiknya diukur jika memungkinkan. Pencapaian tujuan perusahaanmerupakan hasil dari penyelesaian misi.
c. StrategiStrategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensiftentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya.Strategi akan memaksimalkan keunggulan kompetitif danmeminimalkan keterbatasan bersaing.
d. KebijakanKebijakan perusahaan merupakan pedoman luas untuk divisi gunamengikuti strategi perusahaan. Kebijakan-kebijakan tersebutmenginterpretasi dan diimplementasi melalui strategi dan tujuandivisi masing-masing. Divisi-divisi kemudian akan mengembangkankebijakannya sendiri, yang akan menjadi pedoman bagi wilayahfungsionalnya untuk diikuti.
3. Implementasi StrategiImplementasi strategi adalah proses dimana manajemen
mewujudkan strategi dan kebijakannya dalam tindakan melaluipengembangan program, anggaran, dan prosedur. Rposes tersebutmungkin meliputi perubahan budaya secara menyeluruh, struktur danatau sistem manajemen dari organisasi secara keseluruhan. Dalamimplementasi strategi terdapat beberapa poin yang harus diperhatikan,yaitu :
a. ProgramProgram merupakan pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkahyang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan.
b. AnggaranAnggaran adalah program yang dinyatakan dalam bentuk satuan uang,setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapatdigunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
29
c. ProsedurProsedur atau sering disebut dengan Standard Operating Procedures(SOP) yaitu sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutanyang menggambarkan secara rinci bagaimana suatu tugas atau pekerjaandiselesaikan. Prosedur secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harusdikerjakan untuk menyelesaikan program-program perusahaan.
4. Evaluasi dan PengendalianEvaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerjasesungguhnya dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan.
Proses Manajemen Strategi juga dijelaskan oleh Djoko Mulyono dalambukunya yang berjudul Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam(2012:19) adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan Arah dan Misi OrganisasiSetiap organisasi pasti mempunyai visi, misi, dan tujuan. Visi, misi,dan tujuan ini menentukan arah yang akan dituju organisasi. Tanpaadanya visi, misi, dan tujuan maka kinerja organisasi akan berjalanacak, kurang jelas, dan mudah diombang-ambingkan situasieksternal.
2. Memahami Lingkungan Internal dan EksternalTujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti danmemahami lingkungan organisasi sehingga manajemen bisa bereaksisecara tepat terhadap setiap perubahan. Juga agar manajemenmempunyai kemampuan untuk merespon berbagai isu kritismengenai lingkungan yang berpengaruh cukup kuat terhadapperusahaan.
a. Lingkungan EksternalLingkungan eksternal mamiliki dua variabel yaitu peluang(opportunity) dan ancaman (threats).
b. Lingkungan InternalLingkungan internal mencakup semua unsur bisnis yangada di dalam perusahaan, seperti struktur organisasiperusahaan, budaya perusahaan, dan sumber daya,memiliki dua variabel, yaitu kekuatan (strength) dankelemahan (weakness).
3. Memformulasikan strategiFormulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian yang tepatguna untuk mencapai tujuan perusahaan. Formulasi strategi inimeliputi pengembangan misi bisnis, analisis SWOT:mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal serta mengukur danmenetapkan kelemahan dan kekuatan internal dan menetapkantujuan jangka panjang.
30
4. Mengimplementasikan StrategiDi dalam implementasi strategi, perusahaan diharapkan menetapkanatau merumuskan tujuan perusahaan tahunan (annual objective ofthe business), memikirkan dan merumuskan kebijakan, memotivasikaryawan, serta mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yangtelah dirumuskan dapat dilaksanakan. Mengimplementasikan berartimenggerakkan parakaryawan dan manager untuk menempatkanstrategi yang telah dirumuskan menjadi tindakan nyata.Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggitetapi juga diimbangi imbalan yang memadai.
5. Mengevaluasi dan Mengawal StrategiEvaluasi dan pengawasan strategi merupakan tahap terakhir di dalamproses strategi. Pada dasarnya evaluasi strategi mencakup 3 hal,yaitu :
a. Meninjau (review) faktor internal dan eksternal yangmenjadi dasar bagi strategi yang sedangberlangsung.
b. Mengukur kinerja yang telah dilakukan, danc. Mengambil berbagai tindakan perbaikan.
Evaluasi strategi sangat diperlukan sebab keberhasilan perusahaansaat ini tidak menjamin keberhasilan di mana yang akan datang.
Dari penjelasan mengenai proses-proses manajemen strategis yang
dijelaskan dapat ditarik kesimpulan bahwa proses-proses tersebut merupakan satu
kesatuan yang saling terkait dan saling melengkapi. Masing-masing proses
memiliki indikator keberhasilan yang berbeda-beda. Misalnya bila dalam tahap
analisis internal dan eksternal ini dilakukan dengan melakukan analisis yang
mendalam makan akan dapat menemukan akar masalah yang harus dihadapi dan
masalah yang akan datang, sehingga perumusan strategi yang digunakan dapat
lebih jelas. Dari pengamatan terhadap proses manajemen strategi menurut
Wheelen dan Hunger di atas proses yang paling menentukan keberhasilan sebuah
strategi adalah proses implementasi strategi itu sendiri. Implementasi harus
dilakukan sebaik mungkin dengan, disiplin dan komitmen dari segala unsur
perusahaan atau organisasi agar mengasilkan strategi yang membawa perusahaan
atau organisasi kepada tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan
31
keseriusan dalam implementasi strategi, selanjutnya untuk mengukur keberhasilan
strategi itu sendiri digunakan melalui evaluasi strategi yang dilakukan dengan cara
melihat prestasi yang diperoleh selama strategi tersebut dijalankan. Bila pada
perjalanannya strategi tersebut menghasilkan perusahaan maka yang harus
dilanjutkan adalah memperdalam strategi tersebut, namun bila dalam
perjalanannya strategi yang digunakan menghasilkan masalah maka dicari dimana
kesalahannya dan apa penyebabnya dan diselesaikan masalahnya.
Jadi dalam proses manajemen strategis yang paling penting dari masing-
masing pendapat para ahli mengenai proses manajemen adalah Implementasi
strategi, atau penerapan strategi, walaupun begitu perumusan strategi menjadi
yang nomor satu dalam proses manajemen strategi, lalu selanjutnya baru ke
evaluasi pengendalian. Masing-masing tahapan proses memiliki perannya masing-
masing yang tentunya tiap tahap akan menentukan keberhasilan ditahap
selanjutnya. Misalnya bila dalam tahap perancanaan strategis sudah direncanakan
secara matang maka tentunya pada tahap imlementasi menjadi lebih mudah untuk
diterapkan dan begitu juga pada tahap selanjutnya.
32
2.4. Definisi Transportasi
Transportasi dan aktivitas manusia merupakan suatu hal yang memiliki
keterkaitan erat. Hal ini dilihat dari interaksi diantara empat komponen dasar yaitu
sistem kegiatan, pola kegiatan, perilaku orang, serta prasarana dan sarana
transportasi. Keempat komponen dasar tersebut berinteraksi sehingga membentuk
sistem transportasi perkotaan. (Tarmin, 1997:70)
Sistem kebutuhan akan transportasi merupakan pola kegiatan tata guna
lahan yang terdiri dari sistem, pola kegiatan sosial, ekonomi, kebudayaan, dan
lain-lain. Kegiatan dalam sistem ini membutuhkan pergerakan sebagai alat
pemenuhan kebutuhan yang diperlukan dilakukan setiap hari. Pergerakan meliputi
pergerakan manusia atau barang membutuhkan sarana transportasi dan media
(prasarana) tempat sarana transportasi bergerak. Interaksi anatara sistem
kebutuhan dan sistem prasarana transportasi akan menghasilkan pergerakan
manusia atau barang dalam bentuk pergerakan kendaraan atau orang. Sistem
pergerakan yang aman, cepat, dan sesuai dengan lingkungannya dapat tercipta jika
diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen yang baik.
Adanya sarana dan sarana transportasi disuatu daerah akan mempertinggi
aksesbilitas (daya jangkau) daerah yang bersangkutan, yang pada gilirannya akan
mempengaruhi sistem aktivitas dari daerah tersebut. Pengaruh ini lebih cenderung
disebabkan karena perilaku perorangan atau kelompok dalam menentukan lokasi
dimana mereka beraktivitas, yang mana mereka akan memilih daerah yang
memiliki aksesbilitas yang tinggi atau berarti daerah yang paling mudah
33
dijangkau. Dampak selanjutnya adalah daerah yang memiliki aksesbilitas yang
tinggi semakin cepat perkembangannya karena diminati oleh pihak-pihak yang
berkepentingan baik perorangan maupun kelompok.
Dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa transportasi merupakan
hal yang berkaitan erat dengan kebutuhan manusia dan diantaranya terdapat pola
kegiatan, perilaku, prasarana, dan sarana transportasi.
2.4.1. Sistem Kegiatan
Pada dasarnya transportasi kota adalah kegiatan yang menghubungkan
antara tata guna lahan satu dengan yang lainnya dalam suatu kota. Dalam
perencanaan kota, perkembangan transportasi dan perkembangan kota tidak dapat
diabaikan karena merupakan dua hal yang saling mendukung. Berkembangnya
tata guna lahan suatu kota merupakan salah satu sebab meningkatnya kebutuhan
akan transportasi. Sebaliknya kebutuhan transportasi yang baik dan lancar akan
mempercepat perkembangan tata guna lahan dalam suatu kota karena akan
mempercepat pergerakan penduduk.
Tata guna lahan dalam suatu kota memiliki pola yang berbeda yaitumenyebar (misalnya pemukiman), mengelompok (perkotaan), dan aktivitastertentu yang memiliki lokasi “one off” (misalnya terminal, bandar udara).Berkaitan dengan transportasi, tata guna lahan tersebut menghasilkan bangkitanmaupun tarikan lalu lintas yang berbeda, tergantung pada jenis tata guna lahandan intensitas kegiatan yang ada. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari berbagaiaspek, antara lain jumlah perjalanan, jenis jalan, maupun waktu perjalanan(Tamin, 1997:61).
Demikian juga kalau dikaitkan dengan jumlah perjalanan dari suatu
terminal, sangat tergantung pada lokasi terminal tersebut. Jumlah perjalanan
yangdihasilkan tidak hanya ditentukan berdasarkan jumlah perjalan masing-
34
masing individu, tetapi terkait dengan tingkat kepadatan, maka akan makin
banyak jumlah individu yang melakukan perjalanan.
2.4.2. Sistem Jaringan
Struktur tata ruang kota pada dasarnya dibentuk dari dua elemen utama,
yaitu link dan node. Kedua elemen tersebut sekaligus merupakan elemen
transportasi, link (jalur) adalah suatu garis yang melewati panjang tertentu dari
suatu jalan, rel, atau rute kendaraan. Sedangkan node akan membentuk suatu pola
jaringan jalan transportasi perkotaan secara garis besar dapat dibagi menjadi :
1. Grid
Adalah bentuk paling sederhana dari sistem jaringan. Sistem ini
mampu mendistribusikan pergerakan secara merata keseluruh
bagian kota, dengan demikian pergerakan tidak memusat pada
beberapa fasilitas saja. Kota-kota dengan sistem jaringan semacam
ini umumnyan memiliki topografi yang datar.
2. Radial
Tipe ini akan memusatkan pergerakan pada suatu lokasi, biasanya
berupa pusat kota. Sistem radial biasanya dimiliki oleh suatu kota
dengan konsentrasi kegiatan pada pusat kota.
3. Circumferential
Tipe ini memisahkan lalu lintas dalam suatu kota, dengan cara
menyediakan jaringan jalan untuk lalu lintas menerus. Bentuk
jaringan ini umumnya berupa jalan bebas hambatan
35
4. Electic
Adalah jaringan yang terbentuk karena perluasan kota. Sistem
jaringan ini berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan yang
semula terisolasi.
2.4.3. Sistem Pergerakan
Untuk memenuhi kebutuhan manusia melakukan perjalanan dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan memanfaatkan sistem jaringan transportasi dan
sarana transportasi. Hal ini menimbulkan pergerakan arus manusia, kendaraan,
dan barang. Pergerakan yang terjadi dalam suatu kota sebagian besar merupakan
pergerakan rutin dari tempat tinggal ke tempat kerja atau sekolah. Pergerakan ini
akan membentuk suatu pola misalnya alat pergerakan, maksud perjalanan, pilihan
moda dan pilihan rute tertentu.
Secara keuangan pergerakan dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
internal, external, dan through.
1. Pergerakan internal
Adalah pergerakan yang berlangsung di suatu wilayah. Pergerakan
tersebut merupakan perpindahan kendaraan atau orang antara satu
tempat lainnya dalam batas-batas wilayah tertentu.
2. Pergerakan external
Adalah pergerakan dari luar wilayah menuju wilayah tertentu atau
sebaliknya.
36
3. Pergerakan through
Adalah pergerakan yang hanya melewati satu wilayah tanpa
berhenti pada wilayah tersebut.
Berdasarkan maksudnya diatas, pergerakan penduduk terbagi atas
pergerakan dengan maksud berbelanja, sekolah, bisnis dan keperluan sosial.
Maksud pergerakan akan menentukan dalam hal ini, tujuan pergerakan dalam hal
ini, tujuam pergerakan berbagi atas tujuan utama dan tujuan pilihan (Tamin,
1997:95), yang dimaksud dengan tujuan utama pergerakan adalah tujuan dari
pergerakan rutin yang dilakukan oleh setiap orang setiap hari, umumnya berupa
tempat kerja atau tempat pendidikan sedangkan tujuan pilihan meupakan tujuan
dari pergerakan yang tidak rutin dilakukan, misalnya ketempat rekreasi. Selain itu
pergerakan akan mengikuti pola waktu. Pada waktu tertentu, pergerakan akan
menyentuh jam sibuk (peak hours) karena volume pergerakan tinggi yaitu pada
pagi hari dan sore hari.
Karakteristik pola pergerakan ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
analisis daerah asal tujuan serta pemilihan rute yang akan dilalui. Rute adalah
urutan jalan yang dilalui oleh kendaraan dalam kegiatan pelayanannya, rute
tersebut dapat dibedakan atas :
37
1. Rute Radial
Adalah rute yang melayani penumpang Central Business District
(CBD) menuju bagian kota yang lain atau sebaliknya. Pola ini
berbentuk radial dengan pusat CBD.
2. Rute Circumferential
Adalah rute yang menyediakan pelayanan antara dua kawasan
yang berbeda, tanpa melalui CBD.
3. Rute Crosstown
Adalah rute yang melayani penumpang darisatu kawasan ke
kawasan lain dlam kota. Rute ini tegak lurus terhadap jalur radial
dan tangensial terhadap CBD.
4. Rute Feeder
Adalah rute yang mengubungkan jalur-jalur radial.
5. Rute Shuttle
Adalah rute yang melayani di kawasan yang merupakan trik
generation. Misalnya antara CBD dengan terminal/parkir atau
CBD dengan perumahan.
Karena rute merupakan jalan yang harus dilalui anatar asal dan tujuan
kendaraan, maka rute tersebut berfungsi untuk menggerakan pergerakan atau
distribusi pergerakan. Untuk mendistribusikan pergerakan tersebut dibutuhkan
sarana berupa kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kendaraan pribadu
bebas menentukan rute sesuai keperluannya. Akan tetapi untuk kendaraan umum,
rute tersebut telah ditentukan dan dibagi dalam trayek-trayek tertentu. Trayek
38
adalah lintasan Kendaraan Bermotor Umum untuk pelayanan jasa angkutan, yang
mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, baik berjadwal maupun tidak
berjadwal (UU No.22, 2009:178). Berdasarkan trayek tersebut, jenis pelayanan
angkutan umum dibedakan atas :
1. Short Haul Transit (angkutan jarak pendek/lokal)
Adalah angkutan yang melayani wilayah kecil misalnya dalam
CBD, dalam kampus, atau dalam lingkungan perumahan.
2. City Transite (angkutan dalam kota)
Tipe ini merupakan tipe pelayanan yang umum, meliputi semua
rute dalam kota.
3. Regional Transite (angkutan regional)
Yang termasuk dalam rute ini adalah angkutan kereta api dan rute
bus regional.
2.5. Penelitian Terdahulu
Dengan adanya penelitian terdahulu dalam penelitian ini, diharapkan dapat
bermanfaat dalam mengolah atau memecahkan masalah yang terjadi dalam
penelitian Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pengoptimalan Bus
Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Penelitian terdahulu tentunya berguna
sebagai bahan pertimbangan juga merupakan bahan bacaan sebagai arahan yang
pernah peneliti baca dan tentunya sejenis dengan penelitian ini.
39
Penelitian yang dilakukan oleh Minarni, Universitas Indonesia, tahun 2008
dengan judul Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta di Bidang
Transportasi Massal (Busway). Dalam penelitian ini diketahui bahwa Pemerintah
DKI Jakarta memilih fokus kepada alat transportasi massal Busway dikarenakan,
biaya yang dibutuhkan sangat cukup dan merupakan program real yang
dikembangkan pemerintah daerah. Dibanding dengan biaya membangun MRT
perbandingannya yaitu 1:22, yang artinya 1km MRT setara dengan 22km Busway,
sementara itu sejak iklim desentralisasi APBD DKI Jakarta tidak akan cukup
membiayai. Pengoptimalan fungsi Busway di DKI Jakarta juga ikut
dikembangkan dengan membangun 15 koridor yang dikerjakan bertahap.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Model
operasional penelitian menggunakn teori Implementasi Kebijakan George Edward
III Tahun 1980. Dengan begitu telah jelas bahwa program real dari pemerintah
daerah yaitu mengimplementasikan kebijakan Pemerintah Daerah DKI Jakarta
dengan cara memenuhi target pelaksanaan pengembangan sistem angkutan Bus
Priority (Busway) di bidang transportasi massal dengan membangun 15 koridor
busway secara bertahap.
Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Tri Tunggal
Jati, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Tahun 2013 dengan judul Kualitas
Pelayanan Trans Jakarta di DKI Jakarta. Di dalam penelitian ini diketahui bahwa
kualitas pelayanan merupakan segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan guna memenuhi harapan konsumen. Penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan instrumen dimensi
40
SERVQUAL ini menjelaskan perihal kualitas pelayanan bagi masyarakat
pengguna angkutan umum massal khusus busway atau Trans Jakarta. Dengan
menilai dari berbagai sisi dari mulai pegawai, fasilitas bus, hingga berbagai
pelayanan lainnya yang seharusnya di dapat oleh para pengguna Bus Trans
Jakarta. Dalam penelitian ini terdapat kesenjangan mengenai ketersediaan lahan
parkir di dekat Shelter bus dan mengenai kondisi armada bus Transjakarta dan
penjelasan mengenai kesenjangan yang terjadi dalam empat kuadran berbeda
sesuai dengan hasil kuisioner yang telah di sebar. Dapat dinyatakan bahwa
kualitas pelayanan Transjakarta Busway di DKI Jakarta yang dianalisis dari aspek
dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty
dinyatakan bahwa harapan (Ekspektasi) pengguna jasa layanan Transjakarta
Busway lebih besar dari persepsi pengguna jasa layanan Transjakarta Busway
maka pengguna layanan jasa Transjakarta Busway menjadi tidak puas atas
layanan yang diberikan. Dengan membuat Standar Pelayanan Minimal (SPM)
bagi Bus Transjakarta diharapkan dapat mengurangi kesenjangan atau gap yang
terjadi dengan fokus terhadap berbagai bidang yang telah tersedia. Perbaikan fisik
pada armada bus juga diharapkan dapat optimal pada seluruh Bus Transjakarta.
41
2.6. Kerangka Pemikiran Penelitian
Bus Trans Jabodetabek yang menjadi salah satu solusi untuk mengatasi
rungsingnya hiruk pikuk ramai di jalan kota diharapkan mampu menjadikan solusi
terbaik bagi kemacetan yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
Berbagai kendala dan perubahan yang terjadi memiliki fungsi sebagai
pembelajaran pemerintah dalam melayani masyarakat secara optimal. Pada
kondisi demikian, diperlukan pemikiran ulang tentang bagaimana manajemen
yang baik yang dapat diterapkan terhadap keberadaan Bus Trans Jabodetabek agar
dapat meningkatkan pendapatan daerah, juga menjadi manfaat yang optimal bagi
masyarakat kota khususnya.
Dengan adanya pengawasan manajemen yang baik dan terarah menjadikan
pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek dapat menghasilkan pemasukan daerah yang
berarti bagi pemerintah daerah, juga sebagai salah satu solusi kemacetan dalam
bertransportasi di jalanan kota yang mobilitasnya sangat ramai. Namun keadaan di
lapangan tidak dapat mencerminkan antusiasme warga Kota Tangerang terhadap
keberadaan Bus Transjabodetabek ini. Oleh karena itu, Manajemen Strategi
Pemerintah Kota Tangerang dalam pengoptimalan Bus Trans Jabodetabek
dengan menggunakan Proses Manajemen Strategi menurut Whelen & Hunger
(2003:9) meliputi empat elemen dasar yaitu Pengamatan Lingkungan, Perumusan
Strategi, Implementasi Strategi, Evaluasi dan pengendalian. Dengan mengunakan
proses manajemen strategi tersebut dan memperhatikan prinsip pengelolaan dan
pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek maka di harapkan akan terciptanya strategi
42
pengembangan, penataan, dan pengoptimalan guna menjadi solusi kemacetan
yang selalu terjadi di jalan-jalan Kota Tangerang.
Gambar 2.1Bagan Kerangka Berpikir
Proses Manajemen Strategi menurutHunger & Whelen (2003:9)
1. Pengamatan lingkungan.2. Perumusan Strategi.3. Implementasi Strategi.4. Evaluasi dan Pengendalian
Masalah yang terjadi:
1. Kurang pekanya Dinas Perhubungan Kota Tangerangdalam melihat peluang untuk optmalisasi Bus TransJabodetabek.
2. Kurangnya sosialisasi berlanjut dari keberadaan BusTrans Jabodetabek di Kota Tangerang.
3. Kurangnya minat masyarakat terhadap Bus TransJabodetabek.
4. Lemahnya pengelolaan Bus Trans Jabodetabek dalammenentukan lokasi terminal yang kurang strategis bagimasyarakat.
Terwujudnya Manajemen Strategi untuk Pemanfaatan BusTransjabodetabek di Kota Tangerang secara optimal.
43
2.6. Asumsi Dasar
Asumsi dasar merupakan sebuah persepsi awal peneliti terhadap objek
yang diteliti. Asumsi yang disimpulkan didasarkan pada pengamatan peneliti di
lapangan yang menunjukkan bahwa ketersedian sarana dan prasarana yang
memprihatinkan, dan sosialisasi yang diberikan untuk masyarakat masih kurang.
Berdasarkan pada kerangka pemikiran yang dipaparkan di atas, peneliti
telah melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti
berasumsi bahwa dalam pengelolaan pada manajemen strategi keberadaan Bus
Trans Jabodetabek belum optimal karena dengan letak yang kurang strategis
menjadikan kurang optimalnya pemanfataan Bus Trans Jabodetabek dan juga
masih banyak diperlukan perbaikan-perbaikan terhadap pengelolaannya secara
teknis maupun non teknis.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong (2006:5) menyatakan
bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah,
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada. Sedangkan Moleong (2006:6) dalam
bukunya mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara
holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah. Dan dengan metode analisis deskriptif, deskriptif menggambarkan dan
menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Deskriptif juga merupakan
penelitian dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau
hipotesis yang berkaitan dengan keadan dan kejadian sekarang. Metode penelitian
deskriptif menjelaskan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa
adanya.
Penelitian kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati dan kemudian dianalisa serta dikolaborasikan dengan
bersandar kepada indikator-indikator yang menjadi acuan penelitian.
45
3.2. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, penetuan fokus berdasarkan pada hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang di pandang ahli (Sugiyono, 2012:141). Dalam penelitian mengenai
Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang, maka peneliti membatasi ruang lingkup materi
kajian penelitian yang akan dilakukan yakni Pengamatan Lingkungan, Perumusan
Strategi, Implementasi Strategi, dan Evaluasi dan Pengendalian dalam
pengelolaan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat di Kota Tangerang dan DKI
Jakarta dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Kota Tangerang merupakan salah satu kota yang mempergunakan Bus
Trans Jabodetabek sebagai angkutan massal bagi masyarakatnya.
2. Daerah Khusus Ibukota Jakarta merupakan pacuan dari suksesnya
angkutan massal berbasis jalan atau yang sering dikenal busway. Karena
terdapat beberapa shelter juga yang di lewati oleh bus Trans Jabodetabek
diantaranya yaitu halte kali deres, sumur bor, jembatan baru, sampai
grogol 2 Taman anggrek.
3. Dinas Perhubungan Kota Tangerang sebagai pengelola bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang.
46
3.4. Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konseptual
Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep
yang jelas, yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran
antara penulis dan pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1. Manajemen Strategi
Manajemen strategi adalah perencanaan strategi yang akan
digunakan dengan terlebih dahulu menganalisis hal-hal yang
berpengaruh terhadap perusahaan atau organisasi.
3.4.2 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah Manajemen
Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Transjabodetabek di Kota
Tangerang. Karena peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif, maka
dalam penjelasan definisi operasional ini akan dikemukakan fenomena-fenomena
penelitian yang dikaitkan dengan konsep yang digunakan yaitu empat variabel
menurut Wheelen dan Hunger yang mempengaruhi manajemen strategi, yaitu :
47
1) Pengamatan Lingkungan, yakni mengamati lingkungan sekitar
yang dapat mempengaruhi manajemen strategi yang dipakai yang
meliputi analisis internal dan eksternal.
2) Perumusan Strategi, yakni mengamati perumusan strategi yang
dibuat oleh pelaksana program yang terdiri dari misi, tujuan,
strategi, dan kebijakan yang dilaksanakan.
3) Implementasi Strategi, yakni mengamati kondisi proses
implementasi yang terjadi di lapangan, bagaimana implementasi
dari manajemen tersebut dilaksanakan.
4) Evaluasi dan Pengendalian, yakni mengamati fenomena dari
pengawasan terhadap suatu program dalam pelaksanaan
manajemen.
3.5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrumen kunci yaitu peneliti itu sendiri. Menurut
Moleong (2006:163) ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan
keseluruhan skenarionya. Dalam hal instrumen, kualitatif menurut Nasution
(dalam Sugiyono, 2012:223) menyatakan yaitu:
48
”Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikanmanusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokuspenelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasilyang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelassebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjangpenelitian itu. Dalam keadaan yang tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak adapilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yangdapat mencapainya”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam penelitian
kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang
menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Tetapi setelah masalah yang akan
dipelajari itu jelas, maka dapat dikembangan suatu instrumen. Peneliti kualitatif
sebagai human instrument, berfungsi menerapkan fokus penelitian, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya
(Sugiyono, 2012:59-60).
Dalam proses penyusunan data pada penelitian ini, sumber data yang
digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun sumber data primer
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti langsung dari sumber data
baik melalui proses wawancara tatap muka antara peneliti dengan informan,
maupun melalui observasi atau pengamatan tidak berperanserta di tempat yang
menjadi objek penelitian. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari studi
dokumentasi dan studi pustaka terkait dengan Manajemen Strategi Dinas
Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.
49
Adapun alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
khususnya dalam melakukan wawancara adalah:
1. Buku catatan: untuk mencatat pencatatan dengan sumber data.
2. Handphone recorder: untuk merekam semua percakapan karena jika
hanya menggunakan buku catatan, peneliti sulit untuk mendapatkan
informasi yang telah diberikan oleh informan.
3. Hanphone camera: untuk memotret/mengambil gambar semua
kegiatan yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan keabsahan dari suatu penelitian.
Sementara itu, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Studi Kepustakaan
Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli,
diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka,
kajian teoritis, dan tinjauan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut,
pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk
mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Oleh
karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti:
mengidentifikasi teori secara sistematis, penemuan pustaka, analis
dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik
penelitian. Dalam hal ini peneliti melakukan studi kepustakaan
melalui hasil penelitian sejenis yang pernah dilakukan, buku-buku,
maupun artikel atau yang memuat konsep atau teori yang dibutuhkan
50
terkait dengan Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam
Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
observasi atau dengan melakukan pengamatan, yang dapat
diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperanserta dan yang
tidak berperanserta. Pada pengamatan tanpa peranserta pengamat
hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan pengamatan.
Pengamat berperanserta melakukan dua peranan sekaligus, yaitu
sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok
yang diamatinya dari Moleong (2006: 176). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan observasi tak berperanserta, karena dalam
penelitian ini peneliti tidak terlibat untuk membantu pelaksanaan
program Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang. Peneliti hanya
melakukan pengamatan saja untuk mengetahui kondisi objek
penelitian.
3. Wawancara
Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam (indepth
interview). Wawancara mendalam adalah teknik pengolahan data yang
pengumpulan data didasarkan pada percakapan secara intensif dengan
suatu tujuan tertentu untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya.
Wawancara dilakukan dengan cara mendapat berbagai informasi
menyangkut masalah yang diajukan dalam penelitian. Wawancara
51
dilakukan pada informan yang dianggap menguasai materi penelitian.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semiterstuktur,
dimana wawancara dilakukan secara bebas untuk menggali informasi
lebih dalam dan bersifat dinamis, namun tetap terkait dengan pokok-
pokok wawancara yang telah peneliti buat terlebih dahulu dan tidak
menyimpang dari konteks yang akan dibahas dalam fokus penelitian.
Dalam sebuah wawancara tentu dibutuhkan suatu pedoman. Pedoman
wawancara digunakan peneliti dalam mencari data dari para informan
dan memudahkan peneliti dalam menggali sumber informan untuk
mendapatkan informasi. Adapun pedoman wawancara yang telah
disusun yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1
Pedoman Wawancara
No Dimensi Indikator Pertanyaan KodeInforman
1 PengamatanLingkungan
1. Analisis Internal
2. Analisis Eksternal
1. Apakah sumber dayamanusia yang dimilikidirasa telah memadai?
2. Apakah terdapatsosialisasi?
1. Adakah persaingan dariluar?
2. Bagaimana minatmasyarakat KotaTangerang?
I1-1-I1-7
I2-1-I2-2
I1-1 – I1-7
I1-1 – I2-3
2 Perumusan Strategi 1. Menentukan misi
2. Menentukan tujuanyang dapat dicapai
1. Sejauh manapelaksanaan misiorganisasi?
1. Tujuan apa yang akandiselesaikan?
I1-1 – I1-5
I1-1 – I1-5
52
3. PengembanganStrategi
4. Penetapan pedomanKebijakan
2. Target dalampenyelesaian tujuan?
1. Apa yang akandilakukan untuk strategiselanjutnya?
1. Pedoman apa yangdigunakan dalampengoperasian?
2. Sejauh mana kebijakandijalankan dan dipatuhi?
I1-1 – I1-5
I1-1 – I1-5
I1-1 – I1-5
I1-1 – I1-5
3 Implementasi Strategi 1. PengembanganProgram
2. Anggaran
3. Prosedur
1. Program apa untukpengembangan BusTrans Jabodetabek?
2. Siapa yang menjalankanprogram tersebut?
1. Anggaran yangdigunakan dandisediakan?
1. Bagaimana Prosedurpelaksanaan Strategi?
2. Bagaimana kesesuaianstandar operasionalpelayanan?
I1-1 – I1-7
I1-1 – I1-7
I1-1 – I1-7
I1-1 – I1-7
I1-1 – I1-7
4 Evaluasi danPengendalian
1. Pengukuran
2. Standar Kinerja
3. Mengukur Kinerja
1. Bagaimana target dariprogram kerja?
1. Standar kinerja yangdigunakan?
1. Kapan evaluasidilakukan?
2. Hasil kinerja yang telahdicapai?
I1-1 – I1-5
I1-1 – I1-5
I1-1 – I1-7
I1-1 – I1-7
Dan I2-1-I2-2
Sumber : Peneliti 2014
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, kebijakan.
53
Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup,
sketsa, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya mislanya karya
seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2009:240).
3.6. Informan Penelitian
Dalam penelitian kualitatif terdapat informasi penelitian dalam setiap hal
yang dilakukan pada saat meneliti suatu masalah tersebut. Dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive yaitu dipilih informan dengan
bersangkutan dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang berkaitan dengan
informan atau narasumber yang berkaitan dengan kearsipan. Untuk memudahkan
dalam pembacaan hasil penelitian, maka berikut ini akan diuraikan daftar
informan yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu:
54
Tabel 3.2Informan Penelitian
No. Kategori Informan KodeInforman
Keterangan
I Instansia. Kepala Bidang Angkutan
Dinas Perhubungan KotaTangerang
b. Staf Bidang Angkutan OrangDinas Perhubungan KotaTangerang
c. Kepala UPTD AngkutanUmum Massal DinasPerhubungan KotaTangerang
d. Koordinator Kegiatan UPTDAngkutan Umum MassalDinas Perhubungan KotaTangerang
e. Danru Kegiatan UPTDAngkutan Massal DinasPerhubungan KotaTangerang
f. Staf UPTD Angkutan UmumMassal Dishub KotaTangerang
g. Kepala Unit Operasi PerumPPD
h. Staf Unit Operasi Perum PPD
I1-1
I1-2
I1-3
I1-4
I1-5
I1-6
I1-7
I1-8
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key Informan
Key InformanII Masyarakat
a. Masyarakat pengguna BusTrans Jabodetabek
b. Supir Angkutan sekitar diKota Tangerang
c. Masyarakat bukan penggunaBus Trans Jabodetabek
d. Pedagang
I2-1.n
I2-2.n
I2-3.n
I2-4.n
Key Informan
Key Informan
Secondary Informan
Secondary Informan
Sumber: Peneliti, 2014
55
3.7. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan mengikuti teknik analisis data kualitatif mengikuti konsep yang
dikemukakan Irawan dalam bukunya Metodelogi Penelitian Administrasi
(2005:27) yang terdiri dari langkah-langkah yang sistematis dimulai dari
pengumpulan data mentah, transkip data, pembuatan koding, kategorisasi data,
penyimpulan sementara, triangulasi dan yang terakhir yaitu penyimpulan akhir.
Jadi, dalam analisis data pada penelitian kualitatif bersifat induktif
(grounded) dapat diartikan bahwa kesimpulannya penelitian adalah dengan cara
mangabstaraksikan data-data empiris yang dikumpulkan dari lapangan dan
mencari pola-pola yang terdapat di dalam data-data tersebut. Karena itu analisis
data dalam penelitian kualitatif tidak perlu menunggu sampai seluruh proses
pengumpulan data selesai dilaksanakan. Analisis itu dilaksanakan secara paralel
pada saat pengumpulan data dan dianggap selesai manakala peneliti merasa telah
memiliki data sampai tingkat “titik jenuh” atau reliable (data yang didapat telah
seragam dan telah menemukan pola aturan yang peneliti cari). Maka, tidak heran
bila dalam penelitian kualitatif dapat berlangsung berbulan-bulan. Menurut
Bogdan dan Biklen analisis data kualitatif adalah (dalam Moleong, 2006: 248) :
“Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapatdikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukanapa yang paling dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapatdiceritakan kepada orang lain ”
56
Dari penjelasan di atas maka proses analisis data terkait erat dengan pengumpulan
dan interpretasi data. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan selama
proses penelitian berlangsung yaitu sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan, dan setelah selesai di lapangan.
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Prasetya
Irawan, yaitu sebagai berikut.
Gambar 3.1 Proses Analisis Data
(Sumber: Irawan, Prasetya. 2005:5)
Dari gambar di atas maka dapat diuraikan kegiatan dalam proses analisis
data yaitu :
1. Pengumpulan Data Mentah
Tahap ini peneliti mengumpulkan data mentah melalui wawancara,
observasi lapangan, kajian pustaka dengan menggunakan alat-alat yang
dibutuhkan, seperti kamera dan tape recorder. Dalam tahap ini peneliti
hanya mencatat data yang apa adanya (verbatim) tanpa
mencampurkannya dengan pikiran, komentar, dan sikap peneliti itu
sendiri.
KategorisasiData
PembuatanKoding
TranskripData
PengumpulanData Mentah
PenyimpulanAkhir
Triangulasi PenyimpulanSementara
57
2. Transkrip Data
Pada tahap ini peneliti merubah catatan data mentah ke bentuk tertulis.
Yang ditulis oleh peneliti pun harus apa adanya tanpa mencampur
adukkannya dengan pikiran peneliti.
3. Pembuatan Koding
Di tahap ini peneliti membaca ulang seluruh data yang telah
ditranskrip. Hal-hal penting di dalam transkrip dicatat dan diambil kata
kuncinya. Kemudian kata kunci ini nanti diberi kode.
4. Kategorisasi Data
Dalam tahap ini peneliti mulai menyederhanakan data dengan cara
mengikat konsep-konsep (kata-kata) kunci dalam satu besaran yang
dinamakan “kategori”.
5. Penyimpulan Sementara
Di tahap ini peneliti dapat mengambil kesimpulan yang sifatnya
sementara.
6. Triangulasi
Triangulasi adalah proses check and recheck antara sumber data
dengan sumber data lainnya. Dalam proses ini beberapa kemungkinan
bisa terjadi. Pertama, satu sumber cocok dengan sumber lain. Kedua,
satu sumber data berbeda dengan sumber lain, tetapi tidak harus berarti
58
bertentangan. Ketiga, satu sumber bertolak belakang dengan sumber
lain.
7. Penyimpulan Akhir
Kesimpulan akhir dapat diambil ketika peneliti telah merasa bahwa
data peneliti sudah jenuh dan setiap penambahan data baru hanya
berarti ketumpang tindihan.
3.7. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan
proses penelitian (Sugiyono, 2009:286). Berikut ini merupakan jadwal penelitian
Manajemen Strategi dalam Pemanfaatan Bus Transjabodetabek di Kota
Tangerang.
59
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu2014 2015
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul1. Pengajuan
Judul2. Perizinan dan
observasiawal
3. PenyusunanProposalSkripsi
4. BimbinganProposalSkripsi Bab 1-Bab 3
5. SeminarProposalSkripsi
6. Prosespencarian datadi lapangan
7. Pengolahandata
8. Penyusunanhasilpenelitian
9. Bibingan Bab4 dan Bab 5
10. Sidang skripsi11. Revisi skripsi
Sumber: Peneliti 2014
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
Kota Tangerang dan gambaran umum Dinas Perhubungan Kota Tangerang. Hal
tersebut dipaparkan sebagai berikut ini.
4.1.1. Deskripsi Wilayah Kota Tangerang
Wilayah Provinsi Banten telah terbagi menjadi empat wilayah kota dan
empat kabupaten, yaitu Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Serang,
Kota Cilegon, dan Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten
Serang serta Kabupaten Lebak. Kota Tangerang terdiri dari 13 kecamatan yang
dibagi atas 104 kelurahan. Dahulu, Tangerang merupakan bagian dari wilayah
Kabupaten Tangerang, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif
dan akhirnya ditetapkan sebagai kotamadya pada tanggal 28 Februari 1993.
Sebutan kotamadya diganti dengan kota pada tahun 2001.
Kota Tangerang secara geografis terletak pada posisi 1060 36´ - 1060 42´
Bujur Timur (BT) dan 60 6´ - 60 Lintang Selatan (LS) dengan luas wilayah 164,54
Km2. Secara administratif luas wilayah Kota Tangerang dibagi dalam 13
kecamatan, yaitu :
61
Tabel 4.1. Jumlah Kecamatan di Kota Tangerang
No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)
1. Ciledug 8,769 Km2
2. Larangan 9,611 Km2
3. Karang Tengah 10,474 Km2
4. Cipondoh 17,91 Km2
5. Pinang 21,59 Km2
6. Tangerang 15,785 Km2
7. Karawaci 13,475 Km2
8. Jati Uwung 14,406 Km2
9. Cibodas 9,611 Km2
10. Periuk 9,543 Km2
11. Batu Ceper 11,583 Km2
12. Neglasari 16,077 Km2
13. Benda 5,919 Km2
Sumber : tangerangkota.go.id
Kota Tangerang berada pada ketinggian 10-30 meter diatas permukaan laut
(dpl), dengan bagian Utara memiliki rata-rata ketinggian 10 meter dpl seperti
Kecamatan Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan
bagian Selatan memiliki ketinggian 30 meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan
Kecamatan Larangan. Adapun batas administrasi Kota Tangerang adalah sebagai
berikut :
62
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Teluknaga,
Kecamatan Kosambi dan Kecamatan Sepatan di
Kabupaten Tangerang;
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Curug di
Kabupaten Tangerang, serta Kecamatan Serpong
Utara dan Kecamatan Pondok Aren di Kota
Tangerang Selatan;
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jakarta Barat dan Jakarta
Selatan di DKI Jakarta;
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis
dan Kecamatan Cikupa di Kabupaten Tangerang.
Kondisi geografis Kota Tangerang berbatasan langsung dengan ibukota
negara (sekitar 27 km), disamping itu keberadaan Bandara Internasional Soekarno-
Hatta, sebagai bandara terbesar di Indonesia juga berada di wilayah Kota
Tangerang, yang menjadikan Kota Tangerang pintu gerbang utama bagi negara
Republik Indonesia. Kondisi demografi Kota Tangerang meliputi berbagai data
dan informasi pertumbuhan penduduk yang tidak hanya dipengaruhi oleh kelahiran
(fertilitas), tetapi juga oleh perpindahan (migrasi) berikut merupakan gambaran
pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Tangerang :
63
Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kota Tangerang Tahun 2014
No. Kecamatan Jumlah (jiwa)
1. Ciledug 121.715
2. Larangan 137.212
3. Karang Tengah 104.870
4. Cipondoh 185.461
5. Pinang 152.363
6. Tangerang 153.257
7. Karawaci 167.729
8. Cibodas 148.890
9. Jatiuwung 93.186
10. Periuk 125.121
11. Neglasari 106.903
12. Batu Ceper 85.837
13. Benda 71.813
J
U
M
L
A
H
Tahun 2014 1.654357
Tahun 2013 1.846.755
Tahun 2012 2.031.294
Tahun 2011 1.883.757
Tahun 2010 1.680.631
Tahun 2009 1.571.822
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang, Oktober 2014
4.1.2. Gambaran Umum Dinas Perhubungan Kota Tangerang
Dinas Perhubungan Kota Tangerang merupakan unsur pelaksana tugas
Pemerintah Daerah Kota Tangerang di bidang Perhubungan yang dipimpin oleh
Kepala Dinas dan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota. Dasar hukum Dinas Perhubungan Kota Tangerang adalah Peraturan
Daerah Kota Tangerang Nomor 1 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan
Daerah Kota Tangerang dan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang
64
Pembentukan Dan Susunan Organisasi Dinas Daerah. Dinas Perhubungan Kota
Tangerang berlokasi di Jalan Dr. Sitanala Nomor 1 Kota Tangerang. Dinas
Perhubungan Kota Tangerang memiliki visi yaitu :
“ Mewujudkan Transportasi yang Handal “
Adapun untuk mewujudkan visi tersebut, Dinas Perhubungan Kota
Tangerang memiliki tiga (3) misi yaitu diantaranya :
1. Mengoptimalkan pelayanan angkutan umum yang nyaman,
2. Mendorong terjaminnya keselamatan bertransportasi,
3. Meningkatkan sistem sirkulasi pergerakan orang dan barang yang lancar,
tertib, dan teratur.
Dinas Perhubungan Kota Tangerang memiliki tugas melaksanakan urusan
rumah tangga Pemerintah Daerah dan tugas pembantuan di bidang perhubungan.
Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugasnya memiliki fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan dibidang perhubungan;
2. Pelaksanaan pembinaan operasional dibidang perhubungan;
3. Pengendalian dan pengawasan teknis dibidang perhubungan;
4. Pemberian bimbingan teknis dibidang perhubungan;
5. Pemberian ijin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan
6. Pelaksanaan Rumah Tangga dan Tata Usaha Dinas Perhubungan.
65
Susunan Organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang yaitu sebagai
berikut :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat, yang membawahkan:
a. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian;
b. Sub Bagian Keuangan;
c. Sub Bagian Perencanaan.
3. Bidang Pengembangan Sistem, yang membawahkan :
a. Seksi Bina Sistem Transportasi;
b. Seksi Analisis Dan Evaluasi;
4. Bidang Angkutan, membawahkan :
a. Seksi Bina Pengembangan Angkutan;
b. Seksi Prasarana Dan Sarana Angkutan;
5. Bidang Lalu Lintas, yang membawahkan :
a. Seksi Manajemen Lalu Lintas;
b. Seksi Rekayasa Lalu Lintas;
c. Seksi Prasarana Sarana Lalu Lintas.
6. Bidang Pengawasan Pengendalian Operasional, yang membawahkan :
a. Seksi Pengawasan Penertiban Lalu Lintas Angkutan Jalan;
b. Seksi Pengendalian Lalu Lintas Angkutan Jalan.
7. UPTD Angkutan Umum Massal membawahkan :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
8. UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor, membawahkan :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
9. UPTD Terminal, membawahkan :
a. Sub Bagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
66
10. UPTD Perparkiran, membawahkan :
a. Sub. Bagian Tata Usaha;
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
Tugas pokok menurut struktur jabatan dalam susunan organisasi Dinas
Perhubungan Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
1. Tugas pokok dan fungsi dari Kepala Dinas adalah :
a. Memimpin, mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan seluruhkegiatan penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas di bidang perhubungan.
b. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas;c. Penyelenggaraan penyusunan usulan program, rencana kerja, dan anggaran
tahunan Dinas;d. Pengendalian dan pengkoordinasian seluruh kegiatan kedinasan tiap-tiap
unit kerja di lingkungan Dinas;e. Perumusan kebijakan pembangunan, pengembangan, serta rehabilitasi
prasarana dan sarana fisik dalam lingkup tugas Dinas;f. Pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja dan penggunaan anggaran
tahunan Dinas;g. Penyelenggaraan pembinaan dan peningkatan kemampuan berprestasi para
pegawai di lingkungan Dinas;h. Evaluasi dan pelaporan.
2. Tugas pokok dan fungsi dari Sekretariat adalah :
a. Membantu Kepala Dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan kebijakanpenyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas serta menyelenggarakan kegiatandi bidang administrasi umum, keuangan, kepegawaian, dan perencanaan.
b. Penyelenggaraan penyusunan usulan Rencana Kerja , kinerja, dan anggarantahunan Sekretariat;
c. Penyelenggaraan penyusunan usulan program, Rencana Kerja, kinerja, dananggaran tahunan Dinas;
d. Penyelenggaraan administrasi umum, administrasi kepegawaian danadministrasi keuangan;
e. Pengawasan dan pembinaan terhadap para Kepala Sub Bagian yangdibawahkannya;
f. Pelaporan.
67
3. Tugas pokok dan fungsi dari Bidang Pengembangan Sistem Transportasi adalah:
a. Memimpin, merencanakan, mengatur, dan mengendalikan kegiatanpenyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup perencanaan sertaanalisis dan evaluasi terhadap kinerja sistem transportasi;
b. Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunanBidang Pengembangan Sistem Transportasi;
c. Penyelenggaraan penyusunan dan pengembangan sistem transportasi diDaerah;
d. Penyelenggaraan perencanaan teknis pembangunan, pengembangan,pemeliharaan, serta perbaikan prasarana dan sarana transportasi;
e. Penyelenggaraan perencanaan penanggulangan masalah lalu lintas diDaerah;
f. Penyelenggaraan analisis dan evaluasi terhadap kinerja sistem transportasidi Daerah;
g. Pengawasan dan pembinaan terhadap Kepala Seksi yang dibawahkannya;h. Evaluasi dan pelaporan.
4. Tugas pokok dan fungsi dari Bidang Angkutan adalah :
a. Memimpin, merencanakan, mengatur, dan mengendalikan kegiatanpenyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup angkutan orang,angkutan barang, dan angkutan khusus;
b. Penyelenggaraan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunanbidang angkutan;
c. Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian di lingkupangkutan orang, angkutan barang dan angkutan khusus;
d. Penyelenggaraan pelayanan umum dan pembinaan teknis perijinan dilingkup angkutan orang, angkutan barang dan angkutan khusus;
e. Penyelenggaraan pengumpulan data dan bahan yang berkaitan denganangkutan orang, angkutan barang, dan angkutan khusus;
f. Pelaporan.
5. Tugas pokok dan fungsi dari Bidang Lalu Lintas adalah :
a. Memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatanpenyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup manajemen danrekayasa lalu lintas serta prasarana dan sarana transportasi;
b. Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan Bidang LaluLintas;
c. Penyelenggaraan penyusunan rumusan kebijakan teknis dan pembinaan dibidang manajemen dan rekayasa lalu lintas;
d. Penyelenggaraan penyusunan rumusan kebijakan teknis dan pembinaan dibidang prasarana dan sarana transportasi;
e. Penyelenggaraan pembangunan, pengadaan, dan peningkatan kualitasprasarana dan sarana fisik dalam lingkup tugas Bidang Lalu Lintas;
68
f. Penyelenggaraan pembinaan teknis perijinan dan pengelolaan retribusidaerah dalam lingkup tugas Bidang Lalu Lintas;
g. Pelaporan.
6. Tugas pokok dan fungsi dari Bidang Pengawasan Pengendalian Operasionaladalah :
a. Memimpin, merencanakan, mengatur dan mengendalikan kegiatanpenyelenggaraan sebagian tugas Dinas dalam lingkup pengendalianoperasional;
b. Penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan BidangPengendalian Operasional;
c. Penyelenggaraan pemantauan serta pengawasan terhadap pelaksanaanketentuan perundang-undangan mengenai pengoperasian kendaraanbermotor angkutan umum/barang di jalan dan kondisi kelancaran lalu lintasdi daerah;
d. Penyelenggaraan operasi pemeriksaan surat-surat kelengkapan dan suratijin mengemudi kendaraan bermotor angkutan umum/barang;
e. Penyelenggaraan penerbitan/pemberian surat bukti pelanggaran ketentuanperundang-undangan mengenai pengoperasian kendaraan bermotorangkutan umum/barang di jalan;
f. Penyelenggaraan upaya-upaya penanggulangan gangguan terhadapkelancaran arus lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas;
g. Penyelenggaraan pembinaan teknis perijinan dalam rangka penanggulangangangguan terhadap kelancaran arus lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas;
h. Penyelenggaraan pembangunan, pengadaan, dan peningkatan kualitasprasarana dan sarana fisik dalam lingkup tugas Bidang PengendalianOperasional;
i. Pelaporan.
7. Tugas pokok dan fungsi dari UPTD Angkutan Umum Massal adalah :
a. Memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yangberkenaan dengan pengelolaan Angkutan Umum Massal;
b. Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan UPTD AngkutanUmum MAssal;
c. Pelaksanaan pembinaan terhadap pengelolaan Angkutan Umum Massal ;d. Pelaksanaan pemungutan Penerimaan Daerah yang berasal dari Angkutan
Umum Massal;e. Pembinaan kegiatan ketatausahaan;f. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;g. Pelaporan.
8. Tugas pokok dan fungsi dari UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor adalah :
a. Memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yangberkenaan dengan pengelolaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor;
69
b. Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan UPTD PengujianKendaraan Bermotor;
c. Pelaksanaan pelayanan pengujian kendaraan bermotor;d. Pelaksanaan pemungutan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;e. Pembinaan kegiatan ketatausahaan;f. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;g. Pelaporan.
9. Tugas pokok dan fungsi dari UPTD Terminal adalah :
a. Memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yangberkenaan dengan pengelolaan Terminal;
b. Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran tahunan UPTD Terminal;c. Pelaksanaan pengelolaan Terminal ;d. Pelaksanaan pemungutan Retribusi Terminal;e. Pembinaan kegiatan ketatausahaan;f. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;g. Pelaporan.
10. Tugas pokok dan fungsi dari UPTD Perparkiran adalah :
a. Memimpin dan mengatur pelaksanaan sebagian tugas Dinas yangberkenaan dengan pengelolaan pelayanan perparkiran;
b. Perumusan usulan rencana kerja dan anggaran kerja UPTD Perparkiran;c. Pelaksanaan pelayanan perparkiran;d. Pelaksanaan pemungutan Retribusi Perparkiran;e. Pembinaan kegiatan ketatausahaan;f. Pembinaan terhadap para pegawai yang membantunya;g. Pelaporan.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil fokus penelitian yaitu pada
Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek di Kota Tangerang, terutama dalam Bidang Angkutan Dinas
Perhubungan Kota Tangerang.
70
4.2. Deskripsi Data
4.2.1. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah
didapatkan dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses
penelitian berlangsung. Dalam penelitian mengenai Manajemen Strategi Dinas
Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang,
peneliti menggunakan teori Manajemen Strategi menurut J. David Hunger dan
Thomas L. Wheelen (2003:9):
1. Pengamatan Lingkungana. Analisis Eksternalb. Analisis Internal
2. Perumusan Strategia. Misib. Tujuanc. Strategid. Kebijakan
3. Implementasi Strategia. Programb. Anggaranc. Prosedur
4. Evaluasi dan Pengendalian
Mengingat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, maka data yang dihasilkan dan diperoleh bersifat deskriptif
berbentuk kata dan kalimat yang berasal baik dari hasil wawancara dengan
informan penelitian, hasil dari observasi di lapangan, catatan lapangan penelitian
atau pencarian dan pengumpulan data dilakukan peneliti secara investigasi dimana
peneliti melakukan wawancara kepada sejumlah informan yang berkaitan dengan
masalah penelitian sehingga informasi yang didapat sesuai dengan apa yang
71
diharapkan. Informan yang adapun sudah ditentukan dari awal karena peneliti
menggunakan teknik purposive dalam menentukan informan.
Data-data tersebut merupakan data-data yang berkaitan mengenai
Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans
Jabodetabek. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, dan
kajian pustaka kemudian dilakukan ke bentuk tertulis untuk mendapatkan polanya
serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban
yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian serta
dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian penulisan kode-kode,
yaitu :
1. Kode Q untuk menunjukkan item pertanyaan,2. Kode A untuk menunjukkan item jawaban,3. Kode II-1, menunjukkan daftar informan dari Kepala Dinas Perhubungan
Kota Tangerang,4. Kode II-2, menunjukkan daftar informan dari Kepala Bidang Angkutan
Dinas Perhubungan Kota Tangerang,5. Kode II-3,menunjukkan daftar informan dari Staf Bidang Angkutan Orang
Dinas Perhubungan Kota Tangerang,6. Kode II-4, menunjukkan daftar informan dari Kepala UPTD Angkutan
Umum Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang,7. Kode II-5, menunjukkan daftar informan dari Koordinator Kegiatan UPTD
Angkutan Umum Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang,8. Kode II-6, menunjukkan daftar informan dari Danru Kegiatan UPTD
Angkutan Umum Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang,9. Kode II-7, menunjukkan daftar informan dari Kepala Unit Operasi
Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta,10. Kode I1-8, menunjukkan daftar informan dari Staf Unit Operasi Perusahaan
Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta,11. Kode I2-1, menunjukkan daftar informan dari Masyarakat Pengguna Bus
Transjabodetabek Kota Tangerang,12. Kode I2-2, menunjukkan daftar informan dari Masyarakat Bukan Pengguna
Bus Trans Jabodetabek Kota Tangerang,13. Kode I2-3, menunjukkan daftar informan dari Pedagang sekitar Terminal
Poris Plawad Kota Tangerang.
72
Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan
masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi
berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian dilapangan dengan
membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan
dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa kategori dengan beberapa
dimensi yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori
yang telah diuraikan sebelumnya. Dimensi-dimensi tersebut mengacu pada Teori
Manajemen Strategi menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) dan juga melihat pada
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM.10 Tahun 2012
Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan sebagai
acuan Standar Operasional Pelayanan (SOP), serta Peraturan Walikota Tangerang
Nomor 27 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan.
4.2.2. Daftar Informan Penelitian
Pada penelitian mengenai Manajemen Strategi Dinas Perhubungan dalam
Pemanfaatan Bus Transjabodetabek di Kota Tangerang, peneliti menggunakan
teknik purposive yang merupakan metode penetapan sampel dengan berdasarkan
pada kriteria-kriteria tertentu disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan.
Adapun informan-informan yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang
menurut peneliti memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena
mereka (informan) dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan
permasalahan yang sedang diteliti.
73
Informan dalam penelitian ini adalah semua pihak baik aparatur terkait dan
pihak-pihak lain yang ikut terlibat. Aparatur terkait adalah pegawai-pegawai Dinas
Perhubungan Kota Tangerang. Untuk keabsahan data dan untuk dapat menggali
secara mendalam mengenai penelitian ini maka peneliti pun mengambil informan
dari instansi terkait yang ikut terlibat dalam kerja sama pada pengelolaan Bus
Transjabodetabek yaitu Perusahaan Umum PPD, serta masyarakat Kota
Tangerang. Adapun informan yang bersedia diwawancarai adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3. Daftar Informan
No. KodeInforman
Nama Informan Keterangan Usia JenisKelamin
1. I1-1 Ismu Hartanto,S.E, MT
Kepala BidangAngkutan DinasPerhubungan KotaTangerang
52 Tahun Laki-laki
2. I1-2 WawanRachmansyah,S.Sos
Staf BidangAngkutan DinasPerhubungan KotaTangerang
30 Tahun Laki-laki
3. I1-3 H. Asep YuyunMulyana, SE
Kepala UPTDAngkutan UmumMassal DinasPerhubungan KotaTangerang
53 Tahun Laki-laki
4. I1-4 Teguh Setiagama,SE
KoordinatorKegiatan UPTDAngkutan UmumMassal DinasPerhubungan KotaTangerang
44 Tahun Laki-laki
5. I1-5 Hendi Suhendi Danru KegiatanUPTD AngkutanUmum MassalDinas PerhubunganKota Tangerang
28 Tahun Laki-laki
6. I1-6 FanmockSimatupang
Kepala UnitOperasi PerusahaanUmum
50 Tahun Laki-laki
74
PengangkutanPenumpangDjakarta (PerumPPD)
7. I1-7.1 Jayadi Staf Unit OperasiPerum PPD
48 Tahun Laki-laki
8. I1-7.2 Bunyamin Staf Unit OperasiPerum PPD
49 Tahun Laki-laki
9. I2-1.1 Sam Dee MasyarakatPengguna BusTrans Jabodetabek
33 Tahun Laki-laki
10. I2-1.2 Mei MasyarakatPengguna BusTrans Jabodetabek
41Tahun Perempuan
11. I2-1.3 Lani MasyarakatPengguna BusTrans Jabodetabek
29 Tahun Perempuan
12. I2-1.4 Jamilah MasyarakatPengguna BusTrans Jabodetabek
34 Tahun Perempuan
13. I2-2.1 Iwan Supir AngkutanKota
31 Tahun Laki-laki
14. I2-2.2 Diki Supir AngkutanKota
27 Tahun Laki-laki
15. I2-3.1 Rahayu Masyarakat BukanPengguna BusTrans Jabodetabek
25 Tahun Perempuan
16. I2-3.2 Safrudin Masyarakat BukanPengguna BusTrans Jabodetabek
33 Tahun Laki-laki
17. I2-4.1 Nuraini Pedagang 25 Tahun Perempuan
18. I2-4.2 Ida Pedagang 27 Tahun Perempuan
(Sumber : Peneliti, 2015)
75
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian
Pembahasan dan analisis dalam penelitian ini merupakan data dan fakta
yang peneliti dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang
peneliti gunakan. Untuk mengetahui bagaimana Manajemen Strategi Dinas
Perhubungan dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang maka
peneliti menggunakan teori Manajemen Strategi menurut J. David Hunger dan
Thomas L. Wheelen (2003:9):
1. Pengamatan Lingkungan2. Perumusan Strategi3. Implementasi Strategi4. Evaluasi dan Pengendalian
Adapun pembahasan yang dapat peneliti paparkan adalah sebagai berikut:
4.3.1. Pengamatan Lingkungan
Pengamatan lingkungan merupakan proses analisis yang mendalam yang
meliputi lingkungan sekitar baik internal maupun eksternal.
a. Analisis Eksternal
Lingkungan eksternal mencakup variabel kesempatan dan ancaman yang
ada di luar organisasi. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian: lingkungan
kerja dan lingkungan sosial. Lingkungan kerja disini merupakan pihak ketiga
pengelola Bus Trans Jabodetabek yaitu Perusahaan Umum PPD (Pengangkutan
Penumpang Djakarta) yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di
bidang transportasi darat di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sejak di resmikannya
Bus Trans Jabodetabek pada 20 Juni 2012 silam, Dinas Perhubungan sudah mulai
bekerja sama dengan pihak Perum PPD dalam mengelola Bus Trans Jabodetabek.
76
Sebagaimana petikan wawancara dengan Bapak Ismu Hartono, S.E, MT (52
Tahun) selaku Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Tangerang :
“Ya, mulai di resmikannya Bus Trans Jabodetabek kami bekerja samadengan Perum PPD selaku pihak ketiga untuk mengelola Bus TransJabodetabek dari Poris Plawad sampai Taman Anggrek.” (Wawancaradengan Bapak Ismu, 16 Mei 201, di Kantor Dinas Perhubungan KotaTangerang).
Kesempatan Perum PPD untuk bekerja sama dengan Dinas Perhubungan
Kota Tangerang ini merupakan keuntungan bagi kedua pihak yaitu diantaranya,
Perum PPD yang terbukti telah kompeten di bidang transportasi pengengkutan
penumpang di daerah DKI Jakarta dan sekitarnya telah handal dalam menangani
berbagai masalah transportasi di daerah ibukota tersebut. Dan dengan adanya
Perum PPD, Dinas Perhubungan sangat terbantu dalam menangani pengoperasian
Bus Trans Jabodetabek tersebut.
Namun tidak memungkiri adanya ancaman dari sisi tersebut, dengan banyak
nya perbedaan dari kedua instansi tersebut. Dari mulai perbedaan visi dan misi,
perbedaan kepala pimpinan, sampai kepada perbedaan lainnya. Perbedaan yang
ada antara kedua instansi menjadi ancaman eksis nya Bus Trans Jabodetabek
tersebut. Berbagai ancaman yang timbul dengan adanya perbedaan tersebut adalah
perbedaan tujuan dari kedua instansi tersebut. Seperti petikan wawancara oleh
Bapak Asep Yuyun (53 Tahun) selaku Kepala UPTD Angkutan Umum Massal
Dinas Perhubungan Kota Tangerang seperti berikut :
“Jadi begini, yang mengelola Bus Trans Jabodetabek itu adalah operatoryaitu Perum PPD yang merupakan BUMN. Kalau BUMN mereka bertujuanuntuk profit atau memperoleh keuntungan. Tapi Pemerintah itu bertujuanuntuk pelayanan masyarakat. Awalnya, memang berjalan lancar sepertiyang diharapkan kedua pihak. Kita (Dishub dan Perum PPD) ini seperti duasisi mata uang yang saling berbeda. Seharusnya mereka tetap jalan tiap jam
77
keberangkatan yang telah dibuat, namun mereka sudah tidak mampu.Karena menilai pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang....”(Wawancara dengan Bapak Asep Yuyun, 24 Desember 2014, di KantorUPTD Angkutan Umum Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang)
Menurut Bapak Asep Yuyun memang disadari perbedaan ini yang
menjadikan terhambatnya kualitas pelayanan terhadap masyarakat. Jumlah
penumpang yang sangat sedikit tidak dapat menutupi biaya operasional keseharian
dari Bus Trans Jabodetabek tersebut. Maka diberlakukan jam keberangkatan yang
berbeda dengan awal perencanaan. Dari awalnya berjumlah sampai 32
keberangkatan dengan 8 bus yang beroperasi setiap harinya, sekarang hanya 2
sampai 12 keberangkatan tiap harinya. Hal ini pun disadari oleh Bapak Fanmock
Simatupang (50 Tahun) selaku Kelapa Unit Operasi Perusahaan Umum
Pengngkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) :
“Dari pihak PPD sendiri merasa merugi, Karena semua biaya operasionalPerum PPD lah yang menanggung. Dan bus ini merupakan hibah daripemerintah, maka dishub memercayai Perum PPD untuk mengelolanya.Sekarang sih penumpang perharinya bisa dihitung pake jari, mbak.Makanya gabisa menutupi biaya operasional bus ini. Bahkan untuk bahanbakar saja kadang suka nombok. Untuk perawatan seperti penggantianban, kerusakan pada bus PPD semua yang menanggung. Dikatakan merugikarena pemasukan tidak sesuai dengan pengeluaran....”(Wawancaradengan Bapak Fanmock Simatupang, 15 Januari 2015, di Kantor UnitOperasi Perum PPD Terminal Poris Plawad)
Dari hasil wawancara diatas tersebut menggambarkan bagaimana keadaan
lingkungan kerja dari Dinas Perhubungan dan Perum PPD dalam mengoperasikan
Bus Trans Jabodetabek. Ketidak sinambungan tersebut sangat disayangkan, apalagi
dengan keadaan bus yang prima namun tidak dapat mengangkut penumpang secara
optimal. Pelayanan sudah memadai namun minat masyarakat akan bus ini lama
kelamaan semakin pudar.
78
Tabel 4.4 Rekapitulasi Pendapatan Hasil Operasi Bus Trans
Jabodetabek
Bulan Jumlah
Bus(SO)
Jumlah Tiket Jumlah
Pendapatan
UDJ
Peng/Kond
BBM Jumlah
Pot
Pend
BersihRIT KM PNP Terusan
9.000 (Rp)Terpadu
6.000 (Rp)Non Trsn3.000 (Rp)
Ltr Rupiah
Des 69 382 8.190 4.979 3.696.000 24.102.000 1.563.000 29.634.000 10.480.000 2.874 21.555.000 32.035.000 (2.401.000)Jan(15)
24 83 1.743 1.169 792.000 6.024.000 231.000 7.047.000 3.360.000 622 4.509.500 7.869.500 (822.500)
(Sumber : Perum PPD, 2015)
Dari tabel 4.4 menjelaskan bahwa pada bulan Desember 2014 pendapatan
dari operasional Bus Trans Jabodetabek mencapai –Rp.2.401.000 (minus dua juta
empat ratus satu ribu rupiah) dan pada pendapatan pada bulan Januari 2015 (data
hanya sampai tanggal 15 Januari 2015) mencapai –Rp.822.500 (minus delapan
ratus dua puluh dua ribu lima ratus rupiah). Data ini menjelaskan pernyataan dari
pihak Perum PPD yang mengatakan bahwa mereka merugi dalam pengoperasian
Bus Trans Jabodetabek ini, data lengkap terdapat di lampiran.
Lingkungan sosial juga berperan dalam hal ini yaitu masyarakat.
Masyarakat sangat berperan dalam kesuksesan Bus Trans Jabodetabek ini, dengan
berbagai latar belakang yang berbeda masyarakat juga memiliki peranan tersendiri.
Seperti halnya masyarakat pengguna Bus Trans Jabodetabek, kesempatan yang
dimiliki dalam mensukseskan Bus Trans Jabodetabek diukur dari banyaknya
masyarakat pengguna bus ini yang secara langsung berpengaruh terhadap
kelancaran operasional Bus Trans Jabodetabek. Dan masyarakat bukan pengguna
Bus Trans Jabodetabek pun memiliki andil penting dalam berbagai sisi.
Diantaranya pedagang yang ikut merasakan keuntungan apabila bus ini ramai,
pedagang di sekitar Terminal Poris Plawad pun dapat meraup keuntungan lebih
79
dengan penjualan berbagai dagangan yang mereka sediakan walaupun mereka
tidak boleh berdagang di dalam bus.
Gambar 4.1 Keadaan Tempat Berdagangdi Terminal Poris Plawad yang Sepi
Sumber : Peneliti, 2015
Dari gambar 4.1 menjelaskan bahwa keadaan para penumpang yang sepi
juga berdampak pada sepinya aktivitas perdagangan di sekitar Terminal Poris
Plawad ini. Foto tersebut diambil pada sekitar pukul 16.00 WIB. Dimana beberapa
pedagang sudah menutup kios dagangannya. Namun jika pada jam-jam sibuk atau
jam kerja, kios-kios tersebut tetap buka seperti biasa antara jam 7 sampai jam 4
sore hari. Pernyataan ini juga di benarkan oleh salah satu pedagang di kawasan
Terminal Poris Plawad yakni ibu Ida (27 Tahun) selaku pedagang di kawasan
Terminal Poris Plawad :
“... kalo dulu kan tiap jam ada yang naik bus ini jd ada aja orang lewatkemudian beli minum, makanan, jajanan, atau beli pulsa. Lumayan nengkalo tiap hari begitu mah. Kalo sekarang sepi banget jadinya yang
80
beli.”(Wawancara dengan ibu Ida, 21 Mei 2014, di Terminal Poris PlawadKota Tangerang)
Berbeda dengan pedagang, masyarakat lain yang bukan pengguna bus ini
ternyata juga memiliki peranan. Seperti halnya para sopir Angkutan Kota (Angkot)
di sekitar trayek Bus Trans Jabodetabek. Para sopir angkot ini berhasil menutup
salah satu rute Bus Trans Jabodetabek yaitu rute Kebon Nanas. Dengan mendemo
bus tersebut dan mengancam serta merusak fasilitas di halte tersebut membuat Bus
Trans Jabodetabek tidak lagi beroperasi sampai Kebon Nanas. Hal ini jelaskan pula
dengan wawancara oleh Ibu Nuraini (25 Tahun) selaku pedagang di halte Kebon
Nanas tersebut :
“Bus Trans Jabodetabek sudah lama tidak beroperasi di halte ini, karenasempat di demo oleh sopir angkot. Hanya beroperasi beberapa minggu saja,habis itu di demo dan tidak muncul lagi keberadaan bus nya di sekitarsini...”Dengan penjelasan yang diungkapkan oleh ibu Nuraini tersebut
menyebutkan bahwa Angkutan Kota merupakan ancaman bagi Bus Trans
Jabodetabek. Memang angkutan kota di Kota Tangerang telah lama menjadi alat
transportasi bagi masyarakat, dan dengan adanya Bus Trans Jabodetabek ini para
supir Angkot merasa merugi dan tersaingi.
81
Gambar 4.2
Keadaan Halte Kebon Nanas
Sumber : Peneliti, 2014
Terlihat dari gambar 4.1 bahwa halte kebon nanas sudah tidak lagi dilewati
Bus Trans Jabodetabek justru telah berubah menjadi pemberhentian beberapa taksi
seperti terlihat di gambar. Tangga yang digunakan untuk naik Bus Trans
Jabodetabek pun tidak di benahi dan hanya di letakkan di sebelah halte saja. Di
halte itulah Ibu Nuraini berdagang berbagai macam makanan dan minuman sejak
halte itu berdiri sampai sekarang.
b. Analisis Internal
Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel yang ada dalam
organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek dari
manajemen puncak. Variabel-variabel tersebut membentuk suasana dimana
pekerjaan dilakukan. Variabel itu meliputi struktur, budaya dan sumber daya
organisasi.
Mengenai struktur organisasi Dinas Perhubungan, berikut merupakan
gambaran dari struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Tangerang :
82
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Dishub Kota Tangerang
Tahun 2014
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang, 2014
Dalam gambar diatas menjelaskan bahwa struktur organisasi Dinas
Perhubungan dibuat hierarki. Dilihat dalam strukutur organisasi tersebut tercermin
budaya organisasi di lingkungan Dinas Perhubungan Kota Tangerang
menggunakan budaya hierarkis, juga karena pemrosesan informasi yang formal
seperti dokumentasi, komputasi dan evaluasi. Dan diasumsikan sebagai sarana bagi
tujuan kesinambungan yang mencakup stabilitas, kontrol dan koordinasi yang satu
arah.
Dalam mencapai tujuan suatu organisasi hal yang paling penting dalam
organisasi yaitu sumber daya. Dalam hal ini, Dinas Perhubungan Kota Tangerang
83
maupun dari pihak Perum PPD telah mencukupi berbagai poin dalam sumber daya
tersebut. Karena program Bus Trans Jabodetabek telah berjalan selama 2 tahun
lebih dan segalanya telah di jalankan secara baik. Pernyataan tersebut di berikan
oleh salah satu penumpang Bus Trans Jabodetabek kepada peneliti yaitu seorang
pemain sekaligus pelatih bola yang setiap harinya melakukan mobilitas yang
teratur bernama Sam Dee :
“Ya saya menggunakan bus ini hampir tiap harinya karena kebutuhansehari-hari. Menurut saya fasilitas yang diberikan bagus dan sangatmemuaskan dengan pelayanan yang ramah dan fasilitas yang nyamanuntuk saya beraktifitas. Saya rasa mereka (Dishub dan Perum PPD)sangat bersungguh-sungguh dalam menjalani program ini. Karenadibanding dengan kendaraan lainnya, bus ini lah yang paling nyamanuntuk mobilitas di daerah Kota Tangerang dan Jakarta.” (Wawancaradengan Sam Dee, 6 Juni 2014, di dalam Bus Trans Jabodetabek)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa sumber daya yang
dilakukan dan diupayakan sudah optimal juga terlihat dalam fasilitas dan
pelayanan yang diberikan kepada para pengguna Bus Trans Jabodetabek.
4.3.2. Perumusan Strategi
a. Misi
Misi organisasi merupakan tujuan atau alasan mengapa organisasi itu
hidup. Seperti halnya organisasi pada umumnya, Dinas Perhubungan Kota
Tangerang juga memiliki misi organisasi yaitu :
1. Mengoptimalkan pelayanan angkutan umum yang nyaman,
2. Mendorong terjaminnya keselamatan bertransportasi, dan
3. Meningkatkan sistem sirkulasi pergerakan orang dan barang yang lancar,
tertib, dan teratur.
84
Ketiga poin tersebut merupakan misi dari Dinas Perhubungan Kota
Tangerang yang merupakan tujuan dan alasan adanya organisasi tersebut. Dalam
beberapa poin diatas, ketiga poin tersebut telah diusahakan oleh Dinas
Perhubungan Kota Tangerang. Dalam program keberadaan Bus Trans Jabodetabek
misalnya, mencerminkan pengupayaan dari misi organisasi dari Dinas
Perhubungan Kota Tangerang. Dimana adanya bus ini, diharapkan masyarakat
mendapatkan pelayanan angkutan umum yang nyaman. Dengan berbagai fasilitas
yang mendukung lainnya seperti adanya banyak shelter yang telah dibangun di
harapkan keselamatan masyarakat terjamin dalam menunggu kedatangan bus
maupun angkutan lain dalam bertransportasi. Sudah tentu Bus Trans Jabodetabek
merupakan program yang dibuat untuk meningkatkan kelancaran serta ketertiban
sistem sirkulasi pergerakan orang yang teratur.
b. Tujuan
Pencapaian tujuan perusahaan merupakan hasil dari penyelesaian misi dari
suatu organisasi. Merumuskan apa yang akan diselesaikan dan kapan akan
diselesaikan, juga sebaiknya diukur jika memungkinkan. Berdasarkan pemahaman
tersebut maka untuk mengetahui pencapaian tujuan dari Dinas Perhubungan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya dalam pengoperasian Bus Trans Jabodetabek ini
dan melihat kerjasama dengan Perum PPD yang ikut bertanggung jawab sebagai
penyedia layanan.
Dengan adanya perencanaan membuat tujuan menjadi fokus utama dalam
suatu organisasi. Dalam hal ini pelayanan masyarakat merupakan hal yang
terpenting. Dalam menjalankan segala pengoperasiannya, berdasarkan Peraturan
85
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor. PM 10 Tahun 2012 tentang
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan menjelaskan bahwa
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan meliputi :
1. Jenis pelayanan, dan
2. Mutu pelayanan.
Dengan adanya Standar Pelayanan Minimal tersebut menjelaskan beberapa
poin yang harus di penuhi dalam pelaksanaan pengoperasian Bus Trans
Jabodetabek tersebut.
1. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf a pada Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 10 Tahun 2012 diantaranya
yaitu meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan
dan keteraturan. Menganggapi jenis pelayanan ini, dari hasil wawancara oleh
bapak Fanmock Simatupang selaku Kepala Unit Operasi Perusahaan Umum
Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD) bahwa sebagai berikut :
“Mengenai jenis pelayanan, memang hampir semua bagus, dari mulaikenyamanan, keamanan, keselamatan, kesetaraan, sampai keteraturan bussemuanya bagus sekali. Kami berupaya sangat keras dalam memciptakankepercayaan masyarakat terhadap kami. Namun, masalah keterjangkauantidaklah demikian. Terminal Poris Plawad ini lokasinya sangat tidakstrategis. Jika ingin ke Terminal ini para penumpang harus rela jauh-jauhdan naik angkutan kota lagi untuk sampai ke dalam terminalnya.”(Wawancara dengan Bapak Fanmock Simatupang, 15 Januari 2015, KantorPerum PPD Terminal Poris Plawad)
Hal serupa juga disampaikan oleh Ibu Rahayu sebagai pengguna Bus Trans
Jabodetabek :
86
“Fasilitas dan pelayanannya bagus dan memuaskan, namun lokasinyasusah dijangkau yah kalau harus ke terminal poris dulu ribet naikangkotnya. Lagian ga semua angkot masuk terminal kan, jadinya agakmales buat naik. Kayanya sedikit yah yang minat bus ini? Padahal enak lhonaik ini, nyaman banget.” (Wawancara dengan Ibu Rahayu, 5 Januari2015, di Terminal Poris Plawad)
Berdasarkan keterangan diatas, sebetulnya Dinas Perhubungan dan Perum
PPD telah mengupayakan segala jenis pelayanan dengan baik dan maksimal.
Namun, tidak strategisnya lokasi Terminal Poris Plawad tidak mendukung
terlaksana pengoperasian Bus Trans Jabodetabek ini dengan optimal. Sebagian
besar masyarakat yang berada di kawasan Terminal Poris Plawad merupakan
penumpang dari bus antar kota maupun antar provinsi saja.
2. Mutu Pelayanan
Mutu pelayanan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 3 huruf b pada
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 10 Tahun 2012
diantaranya adalah indikator dan nilai, ukuran atau jumlah. Yang mana semua ini
menyangkut sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan maupun Perum
PPD dalam pengoperasian Bus Trans Jabodetabek ini. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya perihal sumber daya, sumber daya yang dimiliki telah
semuanya tercukupi dari mulai berbagai fasilitas dan pelayanan yang telah termuat
dalam SOP atau Standar Operasional Prosedur. Maka dengan itu, mutu pelayanan
dari Dinas Perhubungan dalam pengoperasian Bus Trans Jabodetabek ini dikatakan
baik. Karena mulai dari kelengkapan fasilitas dan perawatan yang dilakukan telah
memenuhi standar. Dan Dinas Perhubungan pun selalu berkoordinasi dengan
Perum PPD dalam pengecekan kelengkapan dan perbaikan yang harus dilakukan
pada Bus Trans Jabodetabek sebelum bus itu beroperasi.
87
c. Strategi
Strategi merupakan perumusan perencenaan secara komprehensif tentang
bagaimana perusahaan atau organisasi mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing.
Dalam pemahaman tersebut Dinas Perhubungan juga telah memiliki strategi untuk
memaksimalkan keunggulan kompetitif dan meminimalkan keterbatasan bersaing
salah satunya yaitu bersosialisasi secara media sosial. Memang media sosial telah
menjadi trend di kalangan anak muda pada zaman sekarang. Bersosialisasi tak lagi
dengan cara mengetuk pintu ke pintu untuk dapat perhatian dan pemahaman dari
seseorang. Media sosial menjadikan sosialisasi berbagai macam informasi menjadi
mudah bahkan sangat mudah dalam sebatas genggaman tangan saja.
Dinas perhubungan dalam memaksimalkan pengoperasian Bus Trans
Jabodetabek ini telah melakukan sosialisasi melalu media sosial facebook, twitter
juga blog. Hal ini merupakan strategi dari Dinas Perhubungan untuk bersosialisasi
kepada masyarakat secara luas. Walaupun facebook dan blog tidak terlalu sering
untuk mengupdate berbagai informasi yang berkaitan dengan Bus Trans
Jabodetabek ini namun twitter setiap harinya selalu “berkicau” memberikan
berbagai macam informasi keberangkatan maupun hal lain berkenaan dengan Bus
Trans Jabodetabek. akses informasi ini dapat dilihat melalui twitter dengan akun
@TJabodetabek, Facebook dengan akun Angkutan Umum Massal Buslane, dan
blog dengan alamat aumassal.blogspot.com yang memuat berbagai konten berita
serta informasi dari Dinas Perhubungan juga berkenaan dengan pengoperasian Bus
Trans Jabodetabek setiap harinya.
88
d. Kebijakan
Kebijakan menginterpretasi dan diimplementasi melalui strategi dan tujuan
yang menjadi pedoman bagi wilayah fungsionalnya untuk diikuti. Berbagai
kebijakan yang telah diambil oleh Dinas Perhubungan dan Perum PPD dalam hal
strategi dan tujuan telah dibahas sebelumnya dan menghasilkan kesimpulan bahwa
semua upaya yang telah diupayakan telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai
SOP atau SPM yang telah dibuat. Namun salah satu poin yang menghalangi yaitu
keterjangkauan lokasi dari Terminal Poris Plawad itu sendiri.
Bapak Fanmock Simatupang selaku Kepala Unit Operasi Perum PPD
mengungkapkan harus ada beberapa kebijakan lagi untuk membuat “hidup
kembali” Bus Trans Jabodetabek ini, dengan kutipan wawancara sebagai berikut :
“Seharusnya Kepala Dinas Perhubungan atau Walikota Tangerangbertindak tegas dengan menindak angkutan kota yang tidak masuk keterminal. Dan membuat kebijakan setiap angkutan kota yang melintas diJalan Jendral Sudirman seluruhnya harus melewati Terminal Poristerlebih dahulu. Dengan begitu akan memudahkan masyarakat mengaksesbus ini dan sekalian mensosialisasi masyarakat dengan adanya Bus TransJabodetabek ini.” (Wawancara dengan Bapak Fanmock Simatupang, 15Januari 2015, di Kantor Perum PPD Terminal Poris Plawad)
Berdasarkan hasil wawancara diatas menunjukkan kebijakan dari pemimpin
atas atau kepala pimpinan belum tegas. Masi longgarnya sanksi yang ditegakkan
menjadikan para pelanggar tidak jera dalam melanggar peraturan yang telah dibuat.
89
4.3.3. Implementasi strategi
a. Program
Program merupakan pernyataan aktivitas-aktivitas atau langkah-langkah
yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanaan. Dinas Perhubungan Kota
Tangerang setiap bulan selalu membuat laporan operasional kegiatan Buslane, juga
laporan tiap tahun yang memuat berbagai masukan kritikan dari para pengguna
yang dijadikan perencanaan untuk Bus Trans Jabodetabek ke depan.
Dari data yang diperoleh peneliti yaitu Laporan Kegiatan Operasional
Buslane Bulan September 2014, Kegiatan Operasional Tahun 2013 dan Kegiatan
Operasional Tahun 2014 terdapat berbagai program yang direncakanan oleh Dinas
Perhubungan yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rencana optimalisasi (perubahan rute dan pengembangan lintasan)
2. Tujuan perubahan rute adalah untuk efisiensi waktu layanan dan
efisiensi Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
3. Memperpanjang rute sampai dengan halte Kebon Nanas
4. Penyediaan fasilitas penunjang untuk menaikkan dan menurunkan
penumpang
5. Alternatif yang dapat dilakukan dalam waktu dekat adalah dengan
menyediakan tangga portable dengan tinggi disesuaikan dengan pintu
Buslane dan akan ditempatkan di Halte Angkutan Umum yang telah
ada di sepanjang rute lintasan tersebut
90
6. Akan adanya program BRT di kawasan Terminal Poris Plawad pada
tahun 2015 diharapkan akan membuat penumpang Bus Trans
Jabodetabek meningkat.
Berdasarkan beberapa poin dari kesimpulan data yang diperoleh diatas
tersebut, merupakan program-program yang dibuat oleh Dinasi Perhubungan
Kota Tangerang dalam upaya mengoptimalisasi kegunaan Bus Trans Jabodetabek
di Kota Tangerang. Beberapa poin diatas telah terealisasi yaitu poin 1 sampai
dengan poin 5. Poin ke 6 masi dalam proses pengembangan, dimana sampai
sekarang sudah terlihat adanya pembangunan halte-halte BRT di sekitar wilayah
Kota Tangerang. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Hendi Suhendi selaku Danru
Kegiatan UPTD Angkutan Umum Massal seperti berikut :
“Nanti akan dibangun BRT, sekarang masi dalam proses pembuatanhalte-halte atau shelter-shelter di berbagai wilayah di KotaTangerang. BRT nanti bakalan seperti bus ini (Trans Jabodetabek)juga, tetapi ukurannya agak kecil. Jadi bus nya nanggung gitu neng,ga gede ga kecil jg. Makanya haltenya juga dibuat tidak terlalubesar. Sekarang sudah bisa dilihat contoh-contoh haltenya seperti didepan Mall Balekota, di depan toko Pizza Hut Modernland, dan diJalan Benteng Betawi ini juga ada. Jadi masih dalam proses, danmudah-mudahan dilancarkan program ini. Doain saja neng, nantiawal tahun bisa menikmati fasilitas angkutan umum yang nyamandan ada ac nya di kota (Tangerang) ini.” (Wawancara dengan BapakHendi Suhendi selaku Danru Kegiatan UPTD AUM DinasPerhubungan Kota Tangerang, 2 Desember 2014, di Kantor UPTDAUM Terminal Poris Plawad.”
Dari hasil wawancara yang dilakukan tersebut, dijelaskan akan ada
program jangka panjang yang akan diselesaikan pada awal tahun 2015 ini.
Program tersebut sangat berkesinambungan dengan program Bus Trans
Jabodetabek ini. Hal ini juga merupakan upaya dalam pengoptimalan
91
pengoperasian Bus Trans Jabodetabek yang telah berjalan selama 2 tahun lebih
ini.
b. Anggaran
Anggaran merupakan program yang dinyatakan dalam bentuk satuan
uang, setiap program akan dinyatakan secara rinci dalam biaya, yang dapat
digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan.
Tabel 4.5. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Pengadaan
Bus Trans Jabodetabek Kota Tangerang
DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAHFormulir
DPA – SKPD2.2.1
Pemerintah Kota TangerangTahun Anggaran 2011
Urusan Pemerintahan : 1.07. Urusan Wajib PerhubunganOrganisasi : 1.07.01. Dinas PerhubunganProgram : 1.07.01.17. Program Peningkatan Pelayanan AngkutanKegiatan : 1.07.01.17.19. Pengelolaan Angkutan MassalWaktu Pelaksanaan : Januari – Desember 2011Lokasi Kegiatan : Kota TangerangSumber Dana : APBD TA 2011
Indikator dan Tolak Ukur Kinerja Belanja LangsungIndikator Tolok Ukur Kinerja Target Kinerja
Capaian Program : Ketersediaan Proyek / LintasanPelayanan Transportasi Umum (Massal)
Pelayanan Angkutan Massal yangOptimal
Masukan : Jumlah Dana Rp. 9.963.686.000,00Keluaran : Jumlah sarana angkutan umum Operasional Angkutan Massal
(Bus Way)Hasil : Peningkatan Capaian Kinerja SKPD 50%Kelompok Sasaran Pemerintah Daerah dan Masyarakat
RINCIAN ANGGARAN BELANJA LANGSUNGMENURUT PROGRAM DAN PER KEGIATAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
KODE REKENING URAIAN RINCIAN PERHITUNGAN JUMLAH
92
Volume Satuan Harga Satuan1 2 3 4 5 6
5 BELANJA DAERAH 9.963.686.0005 2 BELANJA LANGSUNG 9.963.686.0005 2 1 BELANJA PEGAWAI 231.825.0005 2 1 01 Honorarium PNS 158.8255 2 1 01 02 Honorarium Tim Pengadaan
Barang & Jasa8.825.000
1. Pejabat Pengadaan Barang &Jasa 1 org x 1 keg
1 OK 400.000 400.000
2. Tim Pengadaan Barang dan JasaKegiatan Operasioanl Bus Way
7.000.000
Ketua 1 org x 1 keg 1 OK 1.750.000 1.750.000Sekretaris 1 org x 1 keg 1 OK 1.500.000 1.500.000Anggota 3 org x 1 keg 3 OK 1.250.000 3.750.000
3. Tim Pengadaan Barang dan JasaKegiatan Operasional Bus Way
7.000.000
Ketua 1 org x 1 keg 1 OK 450.000 450.000Sekretaris 1 org x 1 keg 1 OK 300.000 300.000Anggota 3 org x 1 keg 3 OK 225.000 675.000
5 2 1 01 03 Honorarium Tim 150.000.000Honorarium Tim PengandaliOperasional Angkutan Massal
150.000.000
Penanggung Jawab 1 org x 12 Bln 12 OB 1.750.000 21.000.000Ketua 1 org x 12 Bln 12 OB 1.500.000 18.000.000Sekretaris 1 org x 12 Bln 12 OB 1.250.000 15.000.000Anggota 8 org x 12 Bln 96 OB 1.000.000 96.000.000
5 2 1 02 Honorarium Non PNS 73.000.0005 2 1 02 03 Honorarium Petugas Ticketing 73.000.000
Petugas Ticketing 2 org x 2 shiftx 365 Hr
1460 OH 50.000 73.000.000
5 2 2 BELANJA BARANG DAN JASA 9.588.136.0005 2 2 01 Belanja Bahan Pakai Habis 1.600.0005 2 2 01 02 Belanja Dokumen Administrasi
Tender1.600.000
1. Kegiatan Operasional Bus Way 1 Paket 1.000.000 1.000.0002. Kegiatan Pengamanan danPetugas Kebersihan
2 Paket 300.000 600.000
5 2 2 03 04 Belanja Jasa Pengumuman /Pemenang Lelang
4.472.000
1. Kegiatan Operasioanl Bus Way 1 Paket 2.972.000 2.972.0002. Kegiatan Pengamanan dan
Petugas Kebersihan2 Paket 750.000 1.500.000
5 2 2 03 21 Belanja Jasa Pengamanan Kantor 240.900.000Security 4 org x 3 shift x 365 Hr 4380 OH 55.000 240.900.000
5 2 2 03 22 Belanja Jasa Kebersihan Kantor 23.725.000Petugas Cleaning Service1 org x 365 Hr
365 Hr 65.000 23.725.000
5 2 2 03 32 Belanja Jasa PengelolaanTransportasi
9.214.425.000
Biaya Operasional KendaraanBus Way
365 Hr 25.245.000 9.214.425.000
5 2 2 06 Belanja Cetak dan Penggandaan 51.900.0005 2 2 06 01 Belanja Cetak 37.500.000
Cetak Tiket Elektrik 6.000 Pcs 5.000 30.000.000Cetak Spanduk 30 Bh 250.000 7.500.000
93
5 2 2 06 02 Belanja Penggandaan 14.400.000Foto Copy dan Jilid (Spiral +Laminating)
14.400.000
5 2 2 10 Belanja Sewa Perlengkapan danPeralatan Kantor
21.750.000
Belanja Sewa Perlengkapandalam rangka Launching BusWay
21.750.000
5 2 2 10 Belanja Sewa Meja Kursi 3.000.000Belanja Sewa Kursi Lipat 300 buah 10.000 3.000.000
5 2 2 10 05 Belanja Sewa Tenda 1 Paket 7.000.000 7.000.0005 2 2 10 07 Belanja Sewa Panggung dan
Dekorasi1 Paket 6.650.000 6.650.000
5 2 2 10 08 Belanja Sewa Sound System 1 Paket 5.100.000 5.100.0005 2 2 11 Belanja Makan dan Minum 29.364.0005 2 2 11 02 Belanja Makan dan Minum
Rapat12.864.000
Belanja Makan dan Minum RapatEvaluasi
12.864.000
Jamuan Rapat Snack25 Org x 12 Bln
300 Keg 15.000 4.500.000
Jamuan Rapat Makan Box25 Org x 12 Bln
300 Keg 25.000 7.500.000
Belanja Air Galon6 Galon x 12 Bln
72 galon 12.000 864.000
5 2 2 11 04 Belanja Makan dan MinumKegiatan / Pesta
16.500.000
Belanja Jamuan Snack dalamrangka Launching Bus Way
300 dos 20.000 6.000.000
Belanja Jamuan Makan dalamrangka Launching Bus Way
300 box 35.000 10.500.000
5 2 3 BELANJA MODAL 143.725.0005 2 3 10 Belanja Modal Pengadaan
Peralatan Kantor143.725.000
5 2 3 10 17 Belanja Modal Pengadaan MesinTicket Elektrik
140.000.000
Mesin Ticket Elektrik 2 Unit 70.000.000 140.000.000Unsur Penunjang Belanja Modal 3.725.000Honorarium Tim PengadaanBarang dan Jasa
1.425.000
Ketua 1 Keg 450.000 450.000Sekretaris 1 Keg 300.000 300.000Anggota 3 Keg 225.000 675.000Honorarium Pemeriksa Barang 1.250.000Ketua 1 Keg 375.000 375.000Sekretaris 1 Keg 275.000 275.000Anggota 3 Keg 200.000 600.000Biaya Penggandaan DokumenLelang/Pemenang Lelang
1 Paket 300.000 300.000
Biaya Jasa Pengumuman Lelang /Pemenang Lelang
1 Paket 750.000 750.000
JUMLAH BELANJA LANGSUNG 9.963.686.000
Rencana Penarikan Dana Per TriwulanRp. 2.460.263.000Rp. 2.599.511.000
94
Rp. 2.451.956.000Rp. 2.451.956.000Rp. 9.963.686.000
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Tangerang, 2014
c. Prosedur
Prosedur atau Standard Operating Procedures (SOP) merupakan
sistem langkah-langkah atau teknik-teknik yang berurutan diselesaikan. Prosedur
secara khusus merinci berbagai aktivitas yang harus dikerjakan untuk
menyelesaikan program-program. Dalam pengoperasian Bus Trans Jabodetabek
Standar Pelayanan Minimal telah diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Umum Berbasis Jalan. Dari berbagai pasal dan poin dari Peraturan
Menteri tersebut Dinas Perhubungan juga telah membuat SOP untuk menjelaskan
berbagai hal khusus berkenaan dengan Bus Trans Jabodetabek ini yang termuat
pada lampiran.
4.3.4. Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian adalah proses yang melaluinya aktivitas-
aktivitas perusahaan dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Dalam pembahasan tersebut
dibutuhkan data mengenai pencapaian dari program Bus Trans Jabodetabek ini.
Berikut merupakan data penumpang Bus Trans Jabodetabek dari tahun 2012
sampai 2014 :
95
Gambar 4.3. Grafik Data Penumpang Bus Trans Jabodetabek
dari Tahun 2014 sampai Tahun 2014
Sumber : Dinas Perhubungan, 2015
Berdasarkan gambar diatas menjelaskan bahwa ada sebanyak 80.446
penumpang pada tahun 2012, lalu terjadi lonjakan penumpang pada tahun 2013
yaitu berjumlah 242.178 orang, dan menurun lagi pada tahun 2014 hanya
berjumlah 189.052 penumpang yang menggunakan Bus Trans Jabodetabek.
Data tersebut sesuai dengan keadaan dilapangan, bahwa pada tahun 2012
merupakan tahun launchingnya program Bus Trans Jabodetabek di Bulan Juni
2012 maka data yang di input hanya dari bulan Juli sampai Desember saja
terhitung hanya 5 bulan pelaporan. Berbeda dengan tahun 2013 yang terdapat data
setahun penuh yaitu 12 bulan Peningkatan terjadi pada tahun 2013. Dari laporan
pada tahun 2013 terdapat data penumpang per bulan sebagai berikut :
0
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014
Jumlah Penumpang Tahun2014
Jumlah Penumpang Tahun2013
Jumlah penumpang Tahun2012
96
Tabel 4.6. Rekapitulasi Jumlah Penumpang Tahun 2013
No. Bulan Penumpang1. Januari 11.8212. Februari 15.0433. Maret 19.1204. April 20.4665. Mei 23.0486. Juni 23.2487. Juli 19.4238. Agustus 15.8959. September 20.05110. Oktober 22.58911. November 24.56912. Desember 26.905
Jumlah Total 242.178Sumber : Dinas Perhubungan, 2014
Namun meningkatnya penumpang pada tahun 2013 tidak diikuti dengan
tahun berikutnya. Tahun 2014 jumlah penumpang pengguna Trans Jabodetabek
hanya 189.052 orang. Dengan perincian data perbulan sebagai berikut :
Tabel 4.7. Rekapitulasi Jumlah Penumpang Tahun 2014
No. Bulan Penumpang1. Januari 18.6162. Februari 17.7093. Maret 22.6114. April 21.5465. Mei 22.6246. Juni 18.0687. Juli 10.4518. Agustus 12.1229. September 15.38010. Oktober 13.95411. November 9.68912. Desember 6.282
Jumlah Total 189.052Sumber: Dinas Perhubungan, 2015
97
Berdasarkan data diatas menunjukkan penurunan minat masyarakat
terhadap penggunaan Bus Trans Jabodetabek dikarenakan masyarakat lebih tertarik
menggunakan layanan commuter line yang berada di Stasiun Poris yang letaknya
dekat dengan Stasiun Poris. Dengan jaminan tidak macet dan efisiensi waktu, maka
masyarakat lebih memilih menggunakan kereta dibanding dengan bus. Hal ini
diungkapkan juga oleh Bapak Fanmock Simatupang selaku Kepala Unit Operasi
Perum PPD sebagai berikut :
“Kalau sekarang kita memang sangat kalah banyak dengan trsnportasilain, seperti misalnya adanya stasiun kereta dekat sini. Kereta dengandua jalur sekarang ini sudah menjadi transportasi yang sangat efektikbagi masyarakat di sekitar sini. Makanya bus ini sangat kalah saing sejakadanya stasiun di poris yang mana letaknya tidak jauh dari terminal ini.”(Wawancara dengan Bapak Fanmock Simatupang, 15 januari 2015, diKantor Perum PPD Terminal Poris Plawad)
Dari hasil wawancara oleh Kepala Unit Operasi Perum PPD tersebut
menjelaskan berkurangnya minat masyarakat dikarenakan karena letaknya yang
tidak jauh membuat masyarakat lebih memilih transportasi lain.
Dalam hal evaluasi, Dinas Perhubungan sudah sangat baik dalam
menerapkan evaluasi dan pengendalian dalam program Bus Trans Jabodetabek ini.
Evaluasi dilakukan setiap bulannya dan dilaporkan dalam laporan operasional tiap
bulan dan tahunnya, juga memuat masukan serta kritik masyarakat yang diterima
melalui kotak suara maupun media sosial. Dan berdasarkan penelitian yang
dilakukan peneliti dalam hal ini melihat kinerja Dinas Perhubungan dalam
menjalankan program Bus Trans Jabodetabek sudah cukup baik. Dengan berbagai
kendala yang telah dijabarkan, Dinas Perhubungan telah mampu untuk
mengupayakan secara maksimal dan didukung dengan sosialisasi yang melalui
98
media sosial yang sangat efektif. Kendala yang terpenting yaitu kurang
strategisnya lokasi maka kurang terjangkau oleh masyarakat dan kurang tegasnya
sanksi terhadap angkutan kota yang tidak memasuki terminal terlebih dahulu.
Perubahan jadwal keberangkatan bus dari yang semula sehari bisa mencapai
30 kali keberangkatan dari Terminal Poris Plawad, sekarang hanya mencapai 6
keberangkatan tiap harinya. Ini dilakukan untuk menekan angka operasional yang
dikeluarkan setiap harinya. Berikut merupakan perubahan jadwal yang terjadi pada
Bus Trans Jabodetabek :
Tabel 4.8. Jadwal Pemberangkatan Semula Bus Trans Jabodetabek
(Poris Plawad – Kalideres – Grogol Mall Taman Anggrek)
RIT No. Bus Rata-rata
Headway1 2 3 4 5 6
I 05.25 05.50 06.15 06.40 07.05 07.30 25 Menit
II 08.00 08.30 09.00 09.30 10.00 10.30 30 Menit
III 11.00 11.30 12.00 12.30 13.00 13.30 30 Menit
IV 13.55 14.20 14.55 15.20 15.45 16.10 25 Menit
V 16.35 17.00 17.25 17.50 18.15 18.40 25 Menit
VI 19.05 19.30 - - - - 30 Menit
Sumber : Dinas Perhubungan, 2014
Dalam tabel diatas menjelaskan bahwa keberangkatan Bus Trans
Jabodetabek menggunakan 6 bus dengan 4 bus cadangan dan setiap harinya terjadi
99
pemberangkatan sebanyak 32 kali dari mulai Poris Plawad sampai dengan tujuan
akhir yaitu Grogol (Taman Anggrek). Terbilang mulai dari bulan Desember,
jadwal keberangkatan bus dari Terminal Poris Plawad ini mengalami perubahan
yang signifikan. Pihak dari Perum PPD mulai memotong jadwal pemberangkatan
dan jumlah armada bus yang beroperasi setiap harinya. Demikian merupakan
jadwal pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek mulai bulan Desember:
Tabel 4.9. Jadwal Perubahan Pemberangkatan Bus Trans Jabodetabek
(Poris Plawad – Kalideres – Grogol Mall Taman Anggrek)
RIT No. Bus
1 2 3
I 06.15 07.30 08.30
II 16.20 17.00 17.30
Sumber : Peneliti, 2015
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di lapangan menemukan
bahwa mulai bulan Desember hingga sekarang (bulan Januari) Perum PPD
memangkas jumlah armada bus yang beroperasi hingga hanya 3 bus saja dalam
sehari. Bahkan beberapa waktu ditemukan hanya ada 1 bus saja yang beroperasi
dengan alasan penumpang yang sepi menurut pihak Perum PPD.
100
Melihat keadaan ini, Bapak Teguh Setiagama, SE selaku Koordinator
Kegiatan UPTD Angkutan Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang
mengatakan bahwa :
“Kami memberdayakan jam pengoperasian sekarang, tidak lagi tiap jam busberoperasi. Hanya pagi dan sore hari bus beroperasi. Agar mengurangi biayaoperasional bus ini. Sebenarnya kami (DIshub Kota Tangerang) tidakmenginginkan hal ini terjadi. Namun, dari pihak Perum PPD berkeberatandalam mengelola Bus ini dan merasa merugi karena sepinya penumpang. Tapikan dalam SOP kita seharusnya sesuai dong dengan perjanjian awal denganjadwal operasi di tiap jam pada tiap harinya.”
Pernyataan dari Bapak Teguh Setiagama, SE tersebut dikuatkan dengan
pernyataan oleh Bapak Asep Yuyun selaku Kepala UPTD Angkutan Umum
Massal Dinas Perhubungan Kota Tangerang sebagai berikut :
“Sementara waktu kami pangkas waktu operasi bus ini, guna meminimalisirkerugian. Nantinya diharapkan, semua angkutan umum yang lewat di JalanJendral Sudirman akan singgah dahulu di Terminal Poris Plawad. Dari sana,diharapkan penumpang dapat mengetahui keberadaan Bus Trans Jabodetabekdan menggunakannya dengan optimal.”
Pernyataan yang dihasilkan dari wawancara oleh beberapa narasumber
tersebut menjelaskan pemotongan waktu operasional Bus Trans Jabodetabek
dikarenakan biaya operasional yang tidak seimbang dengan pemasukan yang
dihasilkan membuat kurang optimalnya pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek pada
tiap harinya maka diperlukan adanya pemangkasan waktu operasional bus.
Tentunya penentuan jam operasional juga tidak sembarang diberlakukan. Semua
melalui analisa dari berbagai data yang diperoleh selama Bus Trans Jabodetabek
beroperasi mulai tahun 2012 lalu. Salah satu data penunjang penetuan jam
operasional Bus Trans Jabodetabek dapat dilihat dari data jumlah penumpang per
jam seperti berikut :
101
Gambar 4.4. Grafik Jumlah Penumpang Per Jam Bus Trans
Jabodetabek Kota Tangerang Tahun 2014
Sumber : Dinas Perhubungan, 2014
Dari grafik tersebut menunjukkan bahwa terlihat pada pukul 05.00 sampai
pukul 07.00 jumlah penumpang cukup ramai hingga bisa mencapai 2500 orang per
bulan. Juga terlihat kembali penumpang Bus Trans Jabodetabk mulai ramai
kembali pada pukul 17.00 hingga pukul 19.00. Maka mengacu pada data inilah
pemberlakuan waktu operasional Bus Trans Jabodetabek diputuskan.
102
Berikut merupakan ringkasan pembahasan mengenai Manajemen Strategi
Dinas Perhubungan Kota Tangerang dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di
Kota Tangerang dengan menggunakan teori Manajemen Strategi dari David
Hunger dan Wheelen (2003:9) sebagai berikut :
Tabel 4.10 Ringkasan Pembahasan
No. Manajemen Strategi
1. Pengamatan Lingkungan a. Analisis Eksternal : yang terjadi lingkunganeksternal bagi Dinas Perhubungan KotaTangerang yaitu adanya Perum PPD yang ikutberperan aktif dan berkesempatan mengelolaBus Trans Jabodetabek dan sekaligusmenjadikannya ancaman dengan adanyaberbagai perbedaan organisasi.
b. Analisis Internal : mencakup struktut,budaya, dan sumber daya organisasi. Denganstruktur dan budaya yang ada dalamkeorganisasian Dishub Kota Tangerangmenjelaskan keberadaan sumber daya yangada. Dishub Kota Tangerang telah memilikicukup sumber daya dalam pengelolaan BusTrans Jabodetabek ini.
a. Belum
Baik
b. Baik
2. Perumusan Strategi a. Misi : misi organisasi dari Dishub KotaTangerang telah dilakukan berbagi upayauntuk menciptakan pelayanan yang terbaikbagi masyarakat.
b. Tujuan : tujuan dari diadakannya Bus TransJabodetabek yaitu untuk pelayanan kepadamasyarakat. Dengan itu, berdasarkanPermenhub No.10 Tahun 2012 tentangStandar Pelayanan Minimal Angkutan MassalBerbasis Jalan menjelaskan jenis pelayanandan mutu pelayanan yang harus dipenuhidalam pemberian pelayanan kepadamasyarakat.
c. Strategi : dengan pemanfaatan social mediayang ada diantaranya yaitu twitter, facebook,dan blog yang digunakan untuk sosialisasi
a. Baik
b. Baik
c. Baik
103
kepada masyarakat secara berkelanjutandiharapkan bisa memberikan info parapengguna Bus Trans Jabodetabek.
d. Kebijakan : sebagaimana hasil wawancarayang telah diperoleh yaitu menyatakanbahwasanya Kepala Dinas Perhubungan KotaTangerang harus membuat kebijakan perihalangkutan lain yang beroperasi di sekitar BusTrans Jabodetabek agar dapat salingberintegrasi dan berkesinambungan satu samalain.
d. BelumBaik
3. Implementasi Strategi a. Program : berbagai program yang akandilaksanakan guna menunjang pengoperasianBus Trans Jabodetabek telah disampaikandalam berbagai kesempatan evaluasi, hanyasatu yang belum terealisasi yaitu keberadaanBRT yang akan segera rampung pada tahun2015 yang merupakan upaya pengoptimalanpengoperasian Bus Trans Jabodetabek.
b. Anggaran : anggaran yang di publikasianoleh Dinas Perhubungan telah sesuai dengankeadaan dilapangan dan terlaksana denganbaik.
c. Prosedur : Peraturan Menteri PerhubunganNomor 10 Tahun 2012 menjadi dasar dariacuan SOP dan berbagai prosedur yang dibuatdalam mengelola Bus Trans Jabodetabek.
a. Belum
Baik
b. Baik
c. Baik
4. Evaluasi dan
Pengendalian
Dari data yang diperoleh, terdapat penurunanjumlah penmpang Bus Trans Jabodetabekpada tiap tahunnya. Dengan berkurangnyajumlah penumpang maka berkurang pulapendapatan yang didapat. Untuk menutupikerugian dari biaya operasional yangdikeluarkan setiap harinya maka diberlakukanpemangkasan jam operasional. Pengendalianatau pengawasan yang dilakukan Dishubterhadap Perum PPD dilakukan berkelanjutan[ada tiap minggunya dan menjadi pembahasanpada evaluasi selanjutnya, pengendalian yangdilakukan demikian sudah baik adanya demitercapainya tujuan bersama.
Belum Baik
104
Dalam pengoperasian Bus Trans Jabodetabek tersebut tentu saja pihak Dinas
Perhubungan mendapatkan berbagi hambatan dan halangan yang terjadi. Berbagai
hambatan yang terjadi dalam usaha pengoptimalan penggunaan Bus Trans
Jabodetabek diantaranya yaitu kurangnya koordinasi antar instansi terkait, dan
tidak tegasnya kebijakan yang dibuat. Hambatan sangat peneliti rasakan pada saar
mewawancarai para pegawai Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang
Djakarta (Perum PPD) yang banyak mengeluhkan berbagai hal mengenai Bus
Trans Jabodetabek yang mereka kelola. Dari mulai tidak berkembangnya trayek
bus, kurangnya pemasukan yang didapat, sampai dengan pemangkasan jam
operasional yang dilakukan sepihak oleh pihak Perum PPD.
105
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan yang ada di lapangan,
maka kesimpulan akhir penelitian tentang Manajemen Strategi Dinas Perhubungan
dalam Pemanfaatan Bus Trans Jabodetabek di Kota Tangerang dikatakan belum
optimal. Adapun kesimpulan yang berhasil didapatkan dari hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
Dari sisi Pengamatan Lingkungan Eksternal dan Internal terdapat
kurangnya koordinasi dan komunikasi antar instansi terkait yaitu pihak Dinas
Perhubungan Kota Tangerang dengan Perusahaan Umum Pengangkutan
Penumpang Djakarta (Perum PPD) menjadikan terhambatnya kualitas pelayanan
terhadap masyarakat. Perbedaan tujuan merupakan hal yang menjadi cikal bakal
ketidak harmonisan kedua instansi. Dalam Perumusan Strategi yang dilakukan oleh
Dinas Perhubungan Kota Tangerang, terdapat kekurangan dalam penentuan
terminal yang tidak strategis bagi masyarakat Kota Tangerang menjadikan kurang
optimalnya operasi Bus Trans Jabodetabek pada tiap harinya. Juga kurang tegasnya
kebijakan yang dijalankan oleh pihak Dinas Perhubungan Kota Tangerang
terhadap angkutan kota maupun transportasi darat lainnya di sekitar Terminal
Poris. Implementasi Strategi dalam Manajemen Strategi di Dinas Perhubungan
106
Kota Tangerang, program, anggaran, dan prosedur telah sesuai dengan apa yang
telah dibuat dan disepakati. Namun kurang berkembangnya program menjadikan
tidak optimal dan semakin berkurangnya ketertarikan masyarakat terhadap Bus
Trans Jabodetabek. Dalam Evaluasi terdapat gambarab dimana penurunan
penumpang terjadi tiap tahunnya dikarenakan semakin berkurangnya minat
masyarakat dalam penggunaan Bus Trans Jabodetabek. Dalam tahap Pengendalian
dan Evaluasi yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan telah dilakukan dengan baik
oleh Dinas Perhubungan Kota Tangerang sesuai dengan standar operasi yang telah
dibuat.
Berbagai hambatan yang terjadi dalam usaha pengoptimalan penggunaan
Bus Trans Jabodetabek diantaranya yaitu kurangnya koordinasi antar instansi
terkait, dan tidak tegasnya kebijakan yang dibuat. Hambatan sangat peneliti
rasakan pada saat mewawancarai para pegawai Perusahaan Umum Pengangkutan
Penumpang Djakarta (Perum PPD) yang banyak mengeluhkan berbagai hal. Dari
mulai tidak berkembangnya trayek bus, kurangnya pemasukan yang didadapat,
sampai dengan pemangkasan jam operasional yang dilakukan sepihak oleh pihak
Perum PPD.
107
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian di atas, maka
peneliti memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan bagi
Dinas Perhubungan Kota Tangerang agar dapat mengoptimalkan pelayanan dari
Bus Trans Jabodetabek, yaitu diantaranya :
a. Meningkatkan koordinasi antara Dinas Perhubungan dan pihak ketiga yaitu
Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD)
sehingga dapat mengembangkan program Bus Trans Jabodetabek dan
tercapainya optimalisasi dari pelayanan Bus Trans Jabodetabek tersebut.
b. Pihak Dinas Perhubungan dapat membuat kebijakan terhadap angkutan
kota maupun transportasi umum missal lain yang berada di sekitar
Terminal Poris Plawad agar terlebih dahulu melewati ataupun singgah
sementara dan menurun atau menaikkan penumpang di dalam Terminal
sesuai dengan fungsi Terminal yang seharusnya.
c. Meningkatkan komunikasi (langsung maupun lewat sosial media).
Mengkaji dan menganalisa kembali lokasi penempatan shelter dari Bus
Trans Jabodetabek.
d. Melakukan sosialisasi secara langsung dan menyeluruh kepada masyarakat,
agar keberaaan Bus Trans Jabodetabek makin diketahui oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Abdurrahman, Nana Herdiana. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran. Bandung;CV Pustaka Setia.
David, Fred R, 2004. Manajemen Strategis : Konsep. Jakarta; PT. Indeks.
Handoko, T Hani, 2003. Manajemen. Yogyakarta; BPFE-Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah.
Jakarta; PT. Bumi Aksara.
Hubeis, Musa, ed. 2014. Manajemen Strategik, Jakarta; PT Elex Media
Komputindo.
Hunger, J David Wheelen, Thomas L. 2011.Manajemen Strategi. Jakarta; Andi,
Press.
Irawan. Prasetya, 2005. Materi Pokok Metodologi Penelitian Administrasi.Jakarta: Universitas Terbuka.
Iriantara. Yosal, 2004. Manajemen Strategis Public Relations. Jakarta: GhaliaIndonesia.
Muljono, Djoko. 2012. Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam.Yogyakarta: C.V Andi Offset.
Moleong J. Lexy, 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosda Karya.
Pearce II, John A. Robinson Jr, Richard B. Manajemen Strategis-Formulasi,Implementasi, dan Pengendalian Edisi 10 Buku 1. Jakarta: SalembaEmpat.
Siagian, Sondang.P, 2007. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Bandung: Alfabeta.
Tamin, O.Z, 1997. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Bandung : ITB.
Dokumen :
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. PM 10 Tahun 2012
tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis Jalan.
Peraturan Daerah Kota Tangerang No. 15 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa
Usaha.
Sumber Penelitian Terdahulu :
Jati, Tri Tunggal. 2013. Kualitas Pelayanan Trans Jakarta di DKI Jakarta.
Serang; Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Minarni. 2008. Analisis Implementasi Kebijakan Pemerintah DKI Jakarta di
Bidang Transportasi Massal (Busway). Depok; Universitas Indonesia.
Sumber Lain :
http://www.jakarta.go.id (17/7/14 : 10.09)
http://www.tangerangkota.go.id (1/12/14 : 16:04)
http://www.dishub.tangerangkota.go.id (11/3/14 : 22:22)
http://www.aumassal.blogspot.com (11/3/14 : 22:23)
PEDOMAN WAWANCARA PENELITIAN
No. Informan Kode Pertanyaan1. Instansi Kepala Bidang
AngkutanDinasPerhubunganKotaTangerang
I1-1 1. Apakah SDM yang dimiliki dirasamemadai?
2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?5. Tujuan apa yang akan diselesaikan?6. Target dalam penyelesaian tujuan?7. Apa yang dilakukan untuk strategi
selanjutnya?8. Pedoman apa yang digunakan dalam
pengoperasian?9. Sejauh mana kebijakan dijalankan dan
dipatuhi?10. Program apa untuk pengembangan Bus
TJ?11. Siapa yang menjalankan program
tersebut?12. Anggaran yang digunakan dan disediakan?13. Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?14. Bagaimana kesesuaian SOP?15. Bagaimana target dari program kerja?16. Standar kinerja yang digunakan?17. Kapan evaluasi dilakukan?18. Hasil kinerja yang telah dicapai?
Staf BidangAngkutanDinasPerhubunganKotaTangerang
I1-2 1. Apakah SDM yang dimiliki dirasamemadai?
2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?5. Tujuan apa yang akan diselesaikan?6. Target dalam penyelesaian tujuan?7. Apa yang dilakukan untuk strategi
selanjutnya?8. Pedoman apa yang digunakan dalam
pengoperasian?9. Sejauh mana kebijakan dijalankan dan
dipatuhi?10. Program apa untuk pengembangan Bus
TJ?11. Siapa yang menjalankan program
tersebut?
12. Anggaran yang digunakan dan disediakan?13. Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?14. Bagaimana kesesuaian SOP?15. Bagaimana target dari program kerja?16. Standar kinerja yang digunakan?17. Kapan evaluasi dilakukan?18. Hasil kinerja yang telah dicapai?
Kepala UPTDAngkutanUmum MassalDinasPerhubunganKotaTangerang
I1-3 1. Apakah SDM yang dimiliki dirasamemadai?
2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?5. Tujuan apa yang akan diselesaikan?6. Target dalam penyelesaian tujuan?7. Apa yang dilakukan untuk strategi
selanjutnya?8. Pedoman apa yang digunakan dalam
pengoperasian?9. Sejauh mana kebijakan dijalankan dan
dipatuhi?10. Program apa untuk pengembangan Bus
TJ?11. Siapa yang menjalankan program
tersebut?12. Anggaran yang digunakan dan disediakan?13. Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?14. Bagaimana kesesuaian SOP?15. Bagaimana target dari program kerja?16. Standar kinerja yang digunakan?17. Kapan evaluasi dilakukan?18. Hasil kinerja yang telah dicapai?
KoordinatorKegiatanUPTDAngkutanUmum MassalDinasPerhubunganKotaTangerang
I1-4 1. Apakah SDM yang dimiliki dirasamemadai?
2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?5. Tujuan apa yang akan diselesaikan?6. Target dalam penyelesaian tujuan?7. Apa yang dilakukan untuk strategi
selanjutnya?8. Pedoman apa yang digunakan dalam
pengoperasian?9. Sejauh mana kebijakan dijalankan dan
dipatuhi?10. Program apa untuk pengembangan Bus
TJ?
11. Siapa yang menjalankan programtersebut?
12. Anggaran yang digunakan dan disediakan?13. Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?14. Bagaimana kesesuaian SOP?15. Bagaimana target dari program kerja?16. Standar kinerja yang digunakan?17. Kapan evaluasi dilakukan?18. Hasil kinerja yang telah dicapai?
Danru(komandanregu) KegiatanUPTDAngkutanUmum MassalDinasPerhubunganKotaTangerang
I1-5 1. Apakah SDM yang dimiliki dirasamemadai?
2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?5. Tujuan apa yang akan diselesaikan?6. Target dalam penyelesaian tujuan?7. Apa yang dilakukan untuk strategi
selanjutnya?8. Pedoman apa yang digunakan dalam
pengoperasian?9. Sejauh mana kebijakan dijalankan dan
dipatuhi?10. Program apa untuk pengembangan Bus
TJ?11. Siapa yang menjalankan program
tersebut?12. Anggaran yang digunakan dan disediakan?13. Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?14. Bagaimana kesesuaian SOP?15. Bagaimana target dari program kerja?16. Standar kinerja yang digunakan?17. Kapan evaluasi dilakukan?18. Hasil kinerja yang telah dicapai?
Kepala UnitOperasi PerumPPD
I1-6 1. Apakah SDM yang dimiliki telah dirasamemadai?
2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Program apa untuk pengembangan Bus TJ?5. Siapa yang menjalankan program tsb?6. Anggaran yang digunakan dan disediakan?7. Bagaimana prosedur pelaksanaan?8. Bagaimana kesesuaian SOP?9. Kapan evaluasi dilakukan?10. Hasil kinerja yang telah dicapai?
Staf UnitOperasi Perum
I1-7 1. Apakah SDM yang dimiliki telah dirasamemadai?
PPD 2. Adakah persaingan dari luar?3. Bagaimana minat masyarakat ?4. Program apa untuk pengembangan Bus TJ?5. Siapa yang menjalankan program tsb?6. Anggaran yang digunakan dan disediakan?7. Bagaimana prosedur pelaksanaan?8. Bagaimana kesesuaian SOP?9. Kapan evaluasi dilakukan?10.Hasil kinerja yang telah dicapai?
Pengguna BusTransJabodetabek
I2-1 1. Bagaimana minat masyarakat ?2. Apakah terdapat sosialisasi?3. Hasil kinerja yang telah dicapai?
Masyarakat BukanPengguna BusTransJabodetabek
I2-2 1. Bagaimana minat masyarakat ?2. Apakah terdapat sosialisasi?
Pedagang I2-3 1. Bagaimana minat masyarakat terhadap BusTJ ?
2. Apakah terdapat sosialisasi ?
TRANSKRIP DATA
Q1I
Apakah sumber daya manusia yang dimiliki dirasa memadai? Kode
II-1 Dari Dishub sendiri soal sdm pasti sudah memadai. Kami selalumelayani masyarakat dengan baik sesuai tupoksi.
1
II-2 Mengenai sumber daya manusia, di Dishub ini sudah dirasa cukupuntuk sumber daya manusianya. Karena memang jumlah personilkita sesuai dan semua memiliki tanggung jawab penuh terhadaptugas masing-masing.
2
II-3 Untuk sumber daya manusia, saya rasa kita (dishub) sudahmemadai. Dari mulai pegawai ticketing, on board, pengemudi danlainnya.
3
II-4 Untuk sdm saya rasa dari dinas perhubungan sendiri sudah cukupbagus yah..
4
II-5 Kalau Dinas Perhubungan sendiri sih sumber daya manusianyabagus. Nanti bisa dilihat kerja kami dilapangan dan dibandingkandengan tupoksinya. Semuanya bagus dan sesuai.
5
II-6 Ya, dari Perum PPD sdm nya sudah memadai. Terutama yang dinasdi Terminal Poris ini, semua bisa kami kerjakan sendiri dari mulaipasang ban, membetulkan ac, sampai membetulkan mesin yangngadat. Bahkan, bus sekitar yang ingin beroperasi antar kota disinijuga sering meminta tolong pada orang PPD untuk membetulkanmesin bus mereka yang suka ngadat. Karena orang-orang PPDsendiri sudah diakui sangat terampil di bidang otomotif.
6
II-7 PPD sendiri untuk para personilnya terutama yang menanganibuslane ini, kami sangat mumpuni pada bidangnya masing-masing.Bahkan bisa dikatakan lebih, karena kami hanya perwakilan dariPPD pusat. Kalo disini sangat susah mau ngapa-ngapain. Makanyakalo ada kendala dari bus nya langsung kami tangani sendiri disini.Teknisi kami juga handal semua, bisa ganti ban sendiri, masang iniitu semua kami kerjakan bersama disini. Kalau ada butuh yanglainnya yang tidak bisa kami tangani baru ke kantor pusat.
7
Q2
IAdakah persaingan dari luar ?
II-1 Ya, memang ada persaingan dari luar. Seperti misalnya dari parasupir angkutan kota yang mendemo dan memblokir pada kawasanhalte kebon nanas. Menjadikan trayek menuju halte sekitar kebonnanas sekarang sudah tidak ada lagi. Memang begitu adanya.Ketika Pemerintah melakukan program bagus yang diperuntukkanoleh masyarakat, justru masyarakat bisa dikatakan malahmenghalangi program yang kami buat untuk kenyamanan bersamadalam transportasi.
8
II-2 Ada. Misalnya dari transportasi lain seperti kereta, sekarang telahada stasiun baru yaitu stasiun poris. Kalau dilihat, masyarakat lebihtertarik untuk memakai transportasi kereta tersebut, karena efisiensiwaktu.
9
II-3 Tentu, salah satunya adalah penempatan stasiun kereta baru yang dibangun di Poris ini. Masyarakat cenderung lebih memilih naikkomuter line dibanding buslane.
10
II-4 Ya, memang ada saja demo dari Angkutan Kota yang menolakberoperasinya Bus Trans Jabodetabek trayek Kebon Nanas – Tamananggrek ini. Bahwasanya, terlihat di lapangan halte kebon nanassudah tidak lagi dilewati oleh Bus Trans Jabodetabek ini, karenaAngkutan Kota sekitar tidak setuju dengan adanya Bus TransJabodetabek ini, karena menurut mereka akan mengurangipemasukan mereka tiap harinya.
11
II-5 Sebenernya bukan persaingan, kan kami memiliki tugas masing-masing dalam melayani masyarakat Kota Tangerang. Walaupunadanya Stasiun Poris juga dekat sini, itu sebenarnya bukan saingankami. Namun, memang disayangkan masyarakat mungkin lebihbanyak berminat dengan pelayanan kereta yang diberikan. Namunkami juga masih tetap memiliki penumpang dan peminat bus iniyang setiap hari masih mau naik bus ini.
12
II-6 Kalau sekarang kita memang sangat kalah banyak dengantrsnportasi lain, seperti misalnya adanya stasiun kereta dekat sini.Kereta dengan dua jalur sekarang ini sudah menjadi transportasiyang sangat efektif bagi masyarakat di sekitar sini. Makanya bus inisangat kalah saing sejak adanya stasiun di poris yang mana letaknyatidak jauh dari terminal ini.
13
II-7 Saingan dari luar sangat mempengaruhi, apalagi sekarang stasiunkereta sudah bagus dan sistem komuter line yang ada sekarangmenjadi minat masyarakat untuk memilih transportasi kereta makinmeningkat. Ini juga berkaitan dengan kebijakan yang tidak tegas.Jika saja pemerintah tegas dan semua angkot yang melintas disekitar sini harus masuk terminal poris terlebih dahulu, maka bisasaja buslane ini akan ramai karena penumpang juga pasti lewatterminal dan bisa kami angkut ke tempat tujuan mereka. Jaditerminalnya juga bakal ramai dan menjadi terminal “hidup”.
14
Q3I
Bagaimana minat masyarakat ?
II-1 Minat masyarakat sekarang ini dirasa baik, namun disayangkanmasi dikatakan belum optimal dalam tiap kali pemberangkatan bus.
15
II-2 Minat masyarakat khususnya masyarakat Kota Tangerang belummenunjukkan angka yang memuaskan menurut saya.
16
II-3 Kalau dari pembukaan pada tahun 2012 lalu, itu masi cukup banyakminat masyarakat terhadap bus ini. Namun lama kelamaanmemudar.
17
II-4 Alhamdulillah pelanggan setia nya para komuter dan paramahasiswa, neng. Jadi walaupun sepi tetap ada saja yang naik.
18
II-5 Sangat kurang. 19II-7 Sangat sepi. Karena sekarang juga kalau mau naik buslane dari
shelter lain harus bayar lagi di dalam bus seperti aptb lain. Jadipenumpang juga merasa keberatan jika harus dua kali bayarongkosnya. Itu juga yang menjadi penumpang merasa kapok naikbus ini. Sangat di sayangkan bus bagus begini jadi tidak maksimalpemakaiannya.
20
I2-1 Menurut saya minat masyarakatnya masi kurang banget yah.Sayang lho, fasilitas bagus tapi yang minat kurang. Makanyaintensitas bus nya jadi berkurang nih kata bapak kondekturnya.Katanya dulu lebih intens, tapi sekarang udah berkurangpengoperasian bus perharinya. Tapi emang sih ya, harusnyatrayeknya lebih di perbanyak lagi biar bisa ngangkut masyarakatlebih banyak. Biar ga sepi. Agak miris liat bus ini tiap hari diterminal sini, sepi banget.
21
I2-2 Ya pasti lah. Kan enak ga macet. Kalo ada jalur jalannya sendiri kanlebih enak lagi ga bakal kena macet.
22
I2-3 Bus itu mah sekarang makin sepi aja. Dulu sih lumayan yah karenasetiap jam ada bus keberangkatan. Jadi yang udah tau atau ga taupun ada aja yang naik. Kalo sekarang yang naik mah yang tau ajaneng, yang gatau mah ga pernah naik bus itu kali yah.
23
Q4I
Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi ?
II-1 Kami (Dishub) selalu melaksanakan tugas dan memberikanpelayanan secara optimal demi terciptanya misi organisasi denganbaik.
24
I1-3 Sejauh ini menurut saya sudah baik. 25II-4 Sampai saat ini pelaksanaan misi organisasi berjalan dengan baik
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.26
Q5I
Tujuan apa yang akan diselesaikan ?
II-2 Tentunya tujuan kami yaitu memberikan pelayanan transportasimassal yang nyaman dan aman bagi warga Kota Tangerang. Dan ituselalu kami utamakan.
27
II-3 Kami sedang melaksanakan program transportasi dalam kota yangbaru bagi warga Kota Tangerang. Tujuannya yaitu untuk wargaKota Tangerang sendiri, agar dapat bertranportasi umum dengannyaman.
28
II-4 Tujuan kami selanjutnya yaitu bagaimana menuntaskan kemacetanyang sudah mulai menjadi momok masyarakat. Dengan ini, kamimempunyai program transportasi baru. Semoga kedepannya lancar,dan bisa untuk mengurangi jumlah angkutan kota yang ada yangmenjadi biang dari kemacetan di Kota Tangerang.
29
Q6I
Target dalam penyelesaian tujuan?
II-3 Insha Allah, awal-awal tahun 2015 sudah bisa dinikmatimasyarakat. Karena sekarang sedang proses pembuatan shelter dibeberapa titik di Kota Tangerang.
30
II-4 Nanti awal tahun 2015 mungkin sudah mulai beroperasi jika tidakterdapat banyak kendala, sekarang sedang proses pembuatan shelter.
31
Q7I
Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya?
II-3 Sementara waktu kami pangkas waktu operasi bus ini, gunameminimalisir kerugian. Nantinya diharapkan, semua angkutanumum yang lewat di Jalan Jendral Sudirman akan singgah dahulu diTerminal Poris Plawad. Dari sana, diharapkan penumpang dapatmengetahui keberadaan Bus Trans Jabodetabek danmenggunakannya dengan optimal.
32
II-4 Kami memberdayakan jam pengoperasian sekarang, tidak lagi tiapjam bus beroperasi. Hanya pagi dan sore hari bus beroperasi. Agarmengurangi biaya operasional bus ini.
33
II-5 Karena sepi penumpang, maka kami mengurangi waktu operasionalbus ini. Bus ini jadinya hanya beroperasi di jam sibuk kantor saja,seperti pagi dan sore hari. Kalau siang hari sangat sedikitpenumpangnya, sayang biaya operasionalnya membengkak kalautiap jam beroperasi namun hanya sedikit penumpang yang naik.
34
Q8I
Pedoman apa yang digunakan dalam pengoperasian?
II-2 Pengoperasian Bus Trans Jabodetabek ini berdasarakan PeraturanMenteri Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Standar Pelayanan MinimalAngkutan Massal Berbasis Jalan.
35
II-3 Sesuai dengan Permen Nomor 10 Tahun 2012. 36
II-4 Bus Trans Jabodetabek ini beroperasi sesuai dengan Permen Nomor10 Tahun 2012. Dan ada juga SOP lain yang menunjang sepertiSOP bagian administrasi, bengkel, pelayanan, pengemudi, ticketingdan pengawas.
37
II-5 Landasan kita yaitu Peraturan Menteri nomor 10 Tahun 2012. 38
Q9I
Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi?
II-3 Sejauh ini, semua kami lakukan sesuai standar kebijakan yang telahdibuat dan disepakati.
39
II-4 Kebijakan yang berlaku selalu kami jalani dengan baik. Kamiupayakan kebijakan dan rencana yang telah dibuat berjalan sesuaidengan kesepakattan maupun dengan aturan yang ada.
40
II-5 Kebijakan-kebijakan yang telah dibuat selalu dipatuhi dandijalankan dengan baik oleh pihak Dishub Kota.
41
Q10I
Program apa untuk pengembangan Bus Trans Jabodetabek?
II-1 Untuk Dinas Perhubungan terdapat beberapa program dalammengembangkan Bus Trans Jabodetabek ini, diantaranya yaitupenambahan trayek sampai ke daerah ancol. Namun itu masihdalam rencana.
42
II-2 Ada rencana penambahan trayek sampai ke daerah ancol, namunmasih dalam pertimbangan.
43
II-5 Nanti akan dibangun BRT (Bus Rapid Transit), sekarang masihdalam proses pembuatan halte-halte atau shelter-shelter di berbagaiwilayah di Kota Tangerang. BRT nanti bakalan seperti bus ini (BusTrans Jabodetabek) juga, tetapi ukurannya agak kecil. Jadi bus nyananggung gitu neng, ga gede, ga kecil juga. Makanya haltenya jugadibuat tidak terlalu besar. Sekarang sudah bisa dilihat contoh-contohhaltenya seperti di depam Mall Balekota, di depan took Pizza HutModernland, dan di Jalan Benteng Betawi ini juga ada. Jadi masihdalam proses, dan mudah-mudahan dilancarkan program ini. Doainsaja neng, nanti awal tahun bisa menikmati fasilitas angkutan umumyang nyaman dan ada ac nya di kota (Tangerang) ini.
44
Q11I
Siapa yang menjalankan program tersebut ?
II-1 Kami (Dishub Kota Tangerang) dan pihak PPD. 45
II-2 Pihak Dishub 46
II-5 Semua pihak dari Dishub. 47
Q12I
Anggaran yang digunakan dan disediakan dalam pelaksanaanBus Trans Jabodetabek?
II-1 Kalau Bus nya itu merupakan hibah dari Kementerian PerhubunganRepublik Indonesia. Sedangkan kami hanya bertanggung jawabmenyediakan beberapa shelter dan pelayanan jasa serta kebutuhanlainnya.
48
II-2 Bus nya pemberian Kementerian, jadi anggaran kami hanyadiperuntukkan untuk pengadaan shelter, bus lane, dan pelayanan jaslain.
49
II-3 Kalau Bus nya memang pemberian atau istilahnya hibah dariKementerian neng, pemda Cuma menyediakan shelter dankebutuhan operasional saja.
50
II-4 Setau saya Bus ini adalah hibah dari Kementerian Perhubungan RI,tapi karna saya baru bergabubung di bagian ini pada tahun 2012akhir, nanti saya cek lagi. Ya, memang benar. Bus ini merupakanhibah yang berjumlah 10 bus. Dishub hanya mengeluarkananggaran untuk pengoperasian bus ini.
51
II-5 Anggaran bus itu dari kementerian Perhubungan, Dishubmenganggarkan biaya operasional bus saja. Seperti halte, tiket,pegawai, dll.
52
Q13I
Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi?
II-3 Strategi yang digunakan pihak PPD untuk memangkas waktuoperasional merupakan keputusan sepihak, bukan merupakankemauan pihak Dishub.
53
II-4 Pemangkasan jam operasional Bus Trans Jabodetabek dilakukanoleh pihak PPD sendiri, bukan dari Dishub. Kalau dari Dishub sihsebenernya ingin seperti perjanjian awal, namun pihak PPD tidakdapat memenuhi.
54
II-6 Masalah pengurangan waktu operasional Bus Trans Jabodetabek sihyah mau bagaimana lagi. Dari pihak PPD kami merasa sangatmerugi tiap harinya. Makanya kami melakukan pemangkasan jamoperasional, memang tidak sesuai dengan perjanjian awal. Namun,memang kerugian kami mau di tanggung siapa lagi ? Pihak Dishubtidak mungkin mau menanggung kerugian yang kami alami. Merekataunya kan Bus nya harus jalan setiap hari saja.
55
II-7 Untuk menutupi kerugian biaya operasional sih pihak PPD terpaksamemangkas waktu operasional Bus Trans Jabodetabek dari yangtiap jam menjadi hanya beroperasi pada pagi dan sore hari saja.
56
Q14I
Bagaimana kesesuaian SOP ?
II-1 Baik dan sesuai. 57
II-2 Kesesuaian SOP dengan kinerja dari program Bus TransJabodetabek ini menurut saya telah sesuai semuanya dengan SOPyang ada.
58
II-3 Baik. Selama ini kami (Dishub) bekerja sesuai dengan SOP yangada pada masing-masing bidangnya.
59
II-4 Sesuai, semua yang kami lakukan untuk operasional Bus TransJabodetabek ini sesuai dengan SOP yang berlaku.
60
Q15I
Bagaimana target dari program kerja ?
II-2 Target dari program kerja ini awalnya sudah menjanjikan danterlihat berjalan baik pada awal tahun pertama launching Bus TransJabodetabek ini. Namun, terlihat penurunan penumpang pada tahunkedua setelah launching Bus Trans Jabodetabek ini, penurunanjumlah penumpang yang signifikan menjadikan program kerja inijauh dari target yang seharusnya telah direncanakan.
61
II-3 Sekarang ini jujur saja, target dari program ini sangat meleset jauhsekali. Seharusnya, setiap bulan itu pihak PPD harus setor kepadapihak DIshub atau Pemda Tangerang sini ya. Tapi kan dari laporanmereka juga sudah ketahuan bahwa mereka mengalami kerugian,maka tidak ada lagi setoran ke daerah. Buat kami yang penting kanpelayanan kepada masyarakatnya. Jadi walaupun tidak adapemasukan lagi terhadap pemerintah daerah, kami berharap umurpanjang saja dari operasional Bus Trans Jabodetabek ini.
62
II-7 Bagaimana mau kasih setoran, untuk biaya operasional saja kamisusah. Ini saja semua bus baru dig anti ban depan semua. Biayaperawatan kan dari pihak PPD, tapi kalau ga ada keuntunganuangnya darimana bisa merawat bus ini? Makanya kami sampaimengemis dari PPD Pusat untuk sekedar mengganti ban yang mulaigundul. Karena kami kan juga tidak mau ada kecelakaan karenakurangnya perawatan.
63
Q16I
Standar kinerja apa yang digunakan ?
II-3 Standar kinerja program Bus Trans Jabodetabek ini berlandaskandari Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2012 dan untuk perbagiannya ada standar lainnya tersendiri. Ada SOP administrasi,bengkel, pelayanan, pengemudi, ticketing, dan pengawasan semuaada SOP nya masing-masing.
64
II-4 Semua ada SOP nya masing-masing. Sesuai dengan data yang telahsaya berikan, nanti tinggal dipelajari saja sama mbanya.
65
Q17I
Kapan evaluasi dilakukan ?
II-1 Kami mengadakan rapat dan evaluasi setiap bulannya dengan pihakperum PPD
66
II-2 Evaluasi dilakukan setiap bulan disertai dengan laporanperkembangan penumpang dari Bus Trans Jabodetabek
67
II-3 Setiap bulan sekali 68
II-4 Dishub selalu mengawasi perkembangan fisik maupun non fisik dariBus Trans Jabodetabek setiap harinya. Dan pengawasan itu akandisampaikan dalam laporan yang dibuat pada setiap akhir bulan danakan menjadi evaluasi bagi pihak Perum PPD maupun pihakDishub.
69
II-5 Pihak Dishub selalu membuat laporan perkembangan di tiap akhirbulan, juga pihak Perum PPD dan diadakan pertemuan atau rapatrutin evaluasi terhadap Bus Trans Jabodetabek pada akhir atau awalbulan untuk melaporkan perkembangan Bus Trans JAbodetabekmenurut kedua instansi.
70
Q19I
Hasil kinerja yang dicapai ?
II-3 Melihat dari perkembangan kami menjalankan program kerjaini,saya merasa puas dengan hasil kinerja yang telah dilakukan olehsemua pihak. Walaupun hasilnya tidak memenuhi target yangdiinginkan, namun kami telah melakukan pelayanan terbaik bagimasyarakat Kota Tangerang dalam menyediakan transportasi yangaman dan nyaman.
71
II-4 Hasil kinerja kami bisa dilihay dari laporan perbulan maupunpertahun sesuai dengan yang telah kami buat. Menurut saya,pencapaian kinerja yang kami lakukan sudah optimal.
72
II-7 Terus tentang saja, saya sangat kecewa dengan hasil pencapaiansampai saati ini. Jika saja pihak Dishub tegas dalam penangananangkutan kota maupun perihal trayek pengembangan, mungkinpencapaian hasil dari Bus Trans Jabdoetabek ini dapat optimal.
73
I2-1 Sepertinya harus banyak dilakukan evaluasi yah. Kejelasan tentangjadwal pemberangkatan harusnya di pajang di tiap shelter yangdilalui ini. Di bagian ticketing sepertinya juga harus dibenahi, tadisempat lihat mba mba yang baru naik di shelter Dispenda terusharus bayar lagi di dalam busnya. Jadi kaya bayar dua kali gitu,mbanya gatau jadi sempet kesel juga keliatannya.
74
I2-2 Menurut saya sih belum terlalu dirasakan langsung oleh masyarakatbanyak yah, perlu pengembangan dalam program maupun kegiatanyang berhubungan langsung oleh masyarakata. Angkot dibenerikkek, atau di teraturin lagi, kayanya semrawut sekali kebanyakanangkot. Adain bus dalam kota juga, biar lebih efektif angkutanumumnya. Kan bisa muat banyak dang a terlalu macet nantinya.
75
I2-3 Kalau di Terminal sini sih ya, terlihat enak banget gitu kerjanya.Kebanyakan pada ngopi-ngopi sama ngerokok aja. Jarang bangetkeliatan sibuknya. Tapi mungkin dikantor mereka sudah bekerjamaksimal kali ya mba, hahahaa nanti saya disalahin lagi ngomongbegini mba. Tapi sebenernya kinerja mereka sudah baik sih,buktinya di jalan transportasi lancar-lancar saja tidak ada masalahyang terlalu.
76
Q19
I
Apakah terdapat sosialisasi ?
I2-1 Ya, ada 77
I2-2 Tidak tahu, tidak ada 78
I2-3 Ya, ada melalui spanduk 79
KODING DATA
Kode Kata Kunci1234567891011121314151617181920212223242526272829303132333435363738
SDM baik sesuai tupoksiSDM sudah dirasa cukupSDM sudah memadaiDirasa SDM sudah cukup bagusDishub SDM bagusPerum PPD sudah memadaiSDM Perum PPD sudah mumpuniYa, memang ada persaingan dari luarAdaTentu, salah satunya stasiun kereta baruYa, memang ada demo dari Angkutan KotaSebenarnya bukan pesaing, karena semua memiliki tugas masing-masingMemang sekarang kalah banyak dengan transportasi yang lainYa, saingan dari luar sangat mempengaruhiDirasa baik, namun belum optimalBelum menunjukkan angka yang memuaskanMemudarWalaupun sepi tetap ada saja yang naikSangat kurangSangat sepiMasih kurang bangetMakin sepi sajaSelalu melaksanakan tugas dan memberikan pelayanan secara optimalSejauh ini menurut saya sudah baikBerjalan dengan baik sesuai dengan rencana yang dibuatMemberikan pelayanan transportasi massal yang aman dan nyamanAgar dapat bertransportasi umum dengan nyamanBagaimana menuntaskan kemacetan yang sudah menjadi momok masyarakatAwal-awal 2015 sudah bisa dinikmatiAwal tahun 2015 mungkin sudah beroperasiSementara waktu kami pangkas waktu operasi busMemberdayakan jam operasional tidak lagi tiap jam beroperasiMengurangi jam operasional busPermen Nomor 10 Tahun 2012Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2012Permen Nomor 10 Tahun 2012Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2012Permen Nomor 10 Tahun 2012
3940414243444546474849505152535455565758596061626364656667686970717273747576777879
Semua dilakukan sesuai standar kebijakan yang telah dibuat dan disepakatiKebijakan yang berlaku selalu dijalankan dengan baikKebijakan yang dibuat selalu dipatuhi dan dijalankan dengan baikPenambahan trayek sampai daerah ancolPenambahan trayek sampai ancolAkan dibangun BRT (Bus Rapid Transit)Dishub dan PPDPihak DishubHanya pihak DishubBus merupakan hibah dari Kementerian PerhubunganBus pemberian Kementerian, anggaran diperuntukkan untuk pengadaan operasionalBus pemberian dari Kementerian, pe,da menyediakan shelter dan kebutuhan lainBus ini adalah hibah, dishub mengeluarkan anggaran untuk pengoperasianAnggaran bus dari Kementerian, Dishub menyediakan anggaran operasional sajaPihak PPD memangkas jam operasionalPemangkasan jam operasional Bus Trans JabodetabekPengurangan waktu operasional Bus Trans JabodetabekPihak PPD terpaksa memangkas waktu operasional Bus Trans JabodetabekBaik dan sesuaiSesuaiBaikSesuai dengan SOP yang adaTerlihat berjalan baik pada awalnyaSangat meleset jauh sekali dari target yang seharusnyaTidak sesuai targetBerlandaskan pada Permen 10 Tahun 2012, dan ada SOP perbidangnyaSemua ada SOP nya masing-masingMengadakan rapat dan evaluasi setiap bulanEvaluasi dilakukan setiap bulan disertai dengan laporanSetiap bulan sekaliPengawasan disampaikan dalam laporan yang dibuat tiap akhir bulanRapat rutin evaluasi pada akhir atau awal bulanPuasSudah optimalSangat kecewaHarus dilakukan banyak evaluasiBelum optimalSudah baikAdaTidak adaAda
CATATAN LAPANGAN
No. Tanggal Tempat Hasil Informan
1. 16 Mei 2014 Kantor DinasPerhubungan KotaTangerang
Data Excel TransJabodetabek, DataLaporan KegiatanOperasionalBuslane BulanSeptember 2013Wawancara
Bapak Ismu
2. 21 Mei 2014 Terminal PorisPlawad
Wawancara Ibu LaniBapak SafrudinIbu Ida
3. 6 Juni 2014 Kebon nanas –Poris plawad –Taman anggrek
Wawancara Bapak Sam DeeIbu MeiIbu Nuraini
4. 1 Desember 2014 Kantor DinasPerhubungan KotaTangerang
StrukturOrganisasi, Visidan Misi, ProfilDishubWawancara
Bapak WawanBapak Bayu
5. 2 Desember 2014 Terminal PorisPlawad, KantorBidang AngkutanUmum Massal(AUM)
Data LaporanKegiatanOperasionalBuslane Tahun2013Wawancara
Bapak TeguhSetiagama, SE.Bapak Hendi Suhendi
6. 24 Desember2014
Terminal PorisPlawad, KantorBidang AngkutanUmum Massal(AUM)
SOP Bus TransJabodetabek,Wawancara
Bapak H. Asep Yuyun,SE.Bapak TeguhSetiagama, SE.
7. 5 Januari 2015 Terminal PorisPlawad
Wawancara Ibu JamilahIbu Rahayu
8. 13 Januari 2015 Kantor OperasionalPPD, TerminalPoris Plawad
Wawancara Bapak JayadiBapak Bunjamin
9. 15 Januari 2015 Kantor UnitOperasional PPD,Terminal PorisPlawad
Wawancara Bapak FanmockSimatupangBapak Bunjamin
10. 23 Januari 2015 Kantor AngkutanUmum MassalDinas PerhubunganKota Tangerang,
Data Penumpang2014Wawancara
Bapak TeguhBapak Asep Yuyun
Terminal PorisPlawad
11. 30 Januari 2015 Kantor AngkutanUmum MassalDinas PerhubunganKota Tangerang,Terminal PorisPlawad
Data AnggaranBuslaneData PerjanjianKerja Sama
Bapak Asep YuyunBapak TeguhSetiagamaBapak Hendi
MEMBER CHECK
Nama : Ismu Hartanto, S.E, MT
Pekerjaan : Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota
Tangerang
Vierta : Bagaimana pengelolaan Bus Trans Jabodetabek selama ini, Pak ?
Pak Ismu : Ya, dari muali diresmikannya Bus Trans Jabodetabek kami bekerja
sama dengan Perum PPD selaku pihak ketiga untuk mengelola Bus
Trans Jabodetabek dari Poris Plawad sampai Taman Anggrek.
Vierta : Bagaimana minat masyarakat Kota Tangerang terhadap
keberadaan Bus Trans Jabodetabek ini, pak?
Pak Ismu : Minat masyarakat sekarang ini dirasa baik, namun disayangkan
masi dikatakan belum optimal dalam tiap kali pemberangkatan bus.
Vierta : Bagaimana dengan dishub sendiri, pak? Apakah sdm nya sudah
memadai ?
Pak Ismu : Dari Dishub sendiri soal sdm pasti sudah memadai. Kami selalu
melayani masyarakat dengan baik sesuai tupoksi.
Vierta : Bagaimana dengan persaingan dari luar, pak
Pak Ismu : Ya, memang ada persaingan dari luar. Seperti misalnya dari para
supir angkutan kota yang mendemo dan memblokir pada kawasan
halte kebon nanas. Menjadikan trayek menuju halte sekitar kebon
nanas sekarang sudah tidak ada lagi. Memang begitu adanya. Ketika
Pemerintah melakukan program bagus yang diperuntukkan oleh
masyarakat, justru masyarakat bisa dikatakan malah menghalangi
program yang kami buat untuk kenyamanan bersama dalam
transportasi.
Viert : Lalu, adakah program kedepan yang disusun untuk mendukung
jalannya Trans Jabodetabek ini, pak ?
Pak Ismu : Untuk Dinas Perhubungan terdapat beberapa program dalam
mengembangkan Bus Trans Jabodetabek ini, diantaranya yaitu
penambahan trayek sampai ke daerah ancol. Namun itu masih dalam
rencana.
Vierta : Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi?
Pak Ismu :Kami (Dishub) selalu melaksanakan tugas dan memberikanpelayanan secara optimal demi terciptanya misi organisasi denganbaik.
Vierta : Tujuan apa yang akan diselesaikan ?
Pak Ismu : Tentunya tujuan kami yaitu memberikan pelayanan transportasi
massal yang nyaman dan aman bagi warga Kota Tangerang sendiri,
agar dapat bertransportasi umum dengan nyaman.
Vierta : Anggaran yang di pakai untuk Bus Trans Jabodetabek berasal
darimana saja sih pak ?
Pak Ismu : Kalau bus nya itu merupakan hibah dari Kementerian Dinas
Perhubungan Republik Indonesia. Sedangkan kami hanya
bertanggung jawab menyediakan beberapa shelter dan pelayanan
jasa dan kebutuhan lainnya.
Vierta : Bagaimana kesesuaian dengan SOP pak ?
Pak Ismu : Baik dan sesuai.
Vierta : Kapan evaluasi dilakukan ?
Pak Ismu : Kami mengadakan rapat dan evaluasi setiap bulannya dengan
pihak Perum PPD
MEMBER CHECK
Nama : H. Asep Yuyun Mulyana, SE
Pekerjaan : Kepala UPTD Angkutan Umum Massal Dinas Perhubungan
Kota Tangerang
Vierta : Bus Trans Jabodetabeknya kenapa istirahat pada jam-jam aktif,
pak?
Pak Asep : Bukan istirahat, tetapi memang belakangan ini hanya beroperasi
pada jam kerja saja.
Vierta : Lho, memang kenapa bisa begitu, pak? Jadi siang gabisa naik Bus
Trans Jabodetabek lagi dong?
Pak Asep : Jadi begini, yang mengelola Bus Trans Jabodetabek itu adalah
operator yaitu Perum PPD yang merupakan BUMN. Kalau BUMN
mereka bertujuan untuk profit atau memperoleh keuntungan. Tapi
Pemerintah itu bertujuan untuk pelayanan masyarakat. Awalnya,
memang berjalan lancar seperti yang diharapkan kedua pihak. Kita
(Dishub dan Perum PPD) ini seperti dua sisi mata uang yang saling
berbeda. Seharusnya mereka tetap jalan tiap jam keberangkatan
yang telah dibuat, namun mereka sudah tidak mampu. Karena
menilai pendapatan dan pengeluaran mereka tidak seimbang.
Vierta : Bagaimana dengan fasilitas Bus Trans Jabodetabek, pak?
Pak Asep : Perihal fasilitas, kita selau memantau fasilitas dari Bus Trans
Jabodetabek ini. Kita selalu adakan pengecekan, evaluasi, dan
sebagainya demi kenyamanan masyarakat pengguna Bus.
Vierta : Kapan pengecekan dan evaluasi dilakukan, pak?
Pak Asep : pengecekan hampir tiap minggu dilakukan oleh orang kami
(dishub) sedangkan evaluasi sering dilakukan oleh kedua pihak dari
dishub maupun perum ppd.
Vierta : Kalau begitu tentu ada SOP nya kan pak?
Pak Asep : Tentu ada, nanti saya kasih SOP dan SPM dari Bus Trans
Jabodetabek ini. SOP dan SPM ini berdasar pada Permen No.10
Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal
Berbasis Jalan.
Vierta : Apakah Sumber daya manusia sudah memadai dalam memberikan
pelayanan ini, pak?
Pak Asep : Untuk sumber daya manusia, saya rasa kita (dishub) sudah
memadai. Dari mulai pegawai ticketing, on board, pengemudi dan
lainnya.
Vierta : Adakah persaingan bagi Bus Trans Jabodetabek ini pak?
Pak Asep : Tentu, salah satunya adalah penempatan stasiun kereta baru yang
di bangun di Poris ini. Masyarakat cenderung lebih memilih naik
komuter line dibanding buslane.
Vierta :Bagaimana dengan minat masyarakat terhadap Bus Trans
Jabodetabek ?
Pak Asep : Kalau dari pembukaan pada tahun 2012 lalu, itu masi cukup
banyak minat masyarakat terhadap bus ini. Namun lama kelamaan
memudar.
Vierta : Bagaimana tanggapan bapak mengenai pemangkasan jam
operasional ini?
Pak Asep : Sementara waktu kami pangkas waktu operasi bus ini, guna
meminimalisir kerugian. Nantinya diharapkan, semua angkutan
umum yang lewat di Jalan Jendral Sudirman akan singgah dahulu di
Terminal Poris Plawad. Dari sana, diharapkan penumpang dapat
mengetahui keberadaan Bus Trans Jabodetabek dan
menggunakannya dengan optimal.
Vierta : Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dari Dinas Perhubungan
Kota Tangerang ?
Pak Asep : Sejauh ini menurut saya sudah baik.
Vierta : Tujuan apa yang akan diselesaikan ?
Pak Asep : Kami sedang melaksanakan program transportasi dalam kota yang
baru bagi warga Kota Tangerang. Tujuannya yaitu untuk warga
Kota Tangerang sendiri, agar dapat bertransportasi umum dengan
nyaman.
Vierta : Target dalam pelaksanaan penyelesaian tujuan tersebut kapan pak?
Pak Asep : Insha Allah, awal-awal tahun 2015 sudah bisa dinikmati
masyarakat. Karena sekarang sedang proses pembuatan shelter di
beberapa titik di Kota Tangerang.
Vierta : Lalu, apa yang akan dilakukan untuk strategi selanjutnya ?
Pak Asep : Sementara waktu kami pangkas waktu operasi bus ini, guna
meminimalisir kerugian. Nantinya diharapkan, semua angkutan
umum yang lewat di Jalan Jendral Sudirman akan singgah dahulu di
Terminal Poris Plawad. Dari sana, diharapka penumpang dapat
mengetahui keberadaan Bus Trans Jabodetabek dan
menggunakannya dengan optimal.
Vierta : Pedoman apa yang digunakan dalam pengoperasian Bus Trans
Jabodetabek?
Pak Asep : Sesuai dengan Permen Nomor 10 Tahun 2012.
Vierta : Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi ?
Pak Asep : Sejauh ini, semua kami lakukan sesuai standar kebijakan yang
telah dibuat dan disepakati.
Vierta : Anggaran yang di pakai untuk Bus Trans Jabodetabek berasal
darimana saja sih pak ?
Pak Asep : Kalau Bus nya memang pemberian atau istilahnya hibah dari
Kementerian neng, Pemda Cuma menyediakan shelter dan
kebutuhan operasi saja.
Vierta : Bagaimana prosedur pelaksanaan strategi ?
Pak Asep : Strategi yang digunakan pihak PPD untuk memangkas waktu
operasional merupakan keputusan sepihak, bukan merupakan
kemauan pihak Dishub.
Vierta : Bagaimana kesesuaian dengan SOP ?
Pak Asep : Baik. Selama ini kami (Dishub) bekerja sesuai dengan SOP yang
ada pada masing-masing bidangnya.
Vierta : Bagaimana target dari program kerja ?
Pak Asep : Sekarang ini jujur saja, target dari program ini sangat meleset jauh
sekali. Seharusnya, setiap bulan itu pihak PPD harus setor kepada
pihak Dishub atau Pemda Tangerang sini ya. Tapi kan dari laporan
mereka juga sudah ketahuan mereka merugi, maka tidak ada lagi
setoran ke daerah. Buat kami yang penting kan pelayanan kepada
masyarakatnya. Jadi walupun tidak ada pemasukan lagi terhadap
pemerintah daerah, kami berharap umur panjang saja dari
operasional Bus Trans Jabodetabek ini.
Vierta : Bagaimana dengan standar kinerja yang digunakan ?
Pak Asep : Standar kinerja program Bus Trans Jabodetabek ini berlandaskan
dari Peraturan Menteri Nomor 10 Tahun 2012 dan untuk per
bagiannya ada standar lainnya tersendiri. Ada SOP administrasi,
bengkel, pelayanan, pengemudi, ticketing, dan pengawasan semua
ada SOP nya masing-masing.
Vierta : Kapan dilakukan evaluasi ?
Pak Asep : Setiap sebulan sekali
Vierta : Bagaimana dengan hasil kinerja yang telah dicapai ?
Pak Asep : Melihat dari perkembangan kami menjalankan program kerja ini,
saya merasa puas dengan hasil kinerja yang telah dilakukan oleh
semua pihak. Walaupun hasilnya tidak memenuhi target yang
diinginkan, namun kami telah melakukan pelayanan terbaik bagi
masyarakat Kota Tangerang dalam menyediakan transportasi yang
aman dan nyaman.
MEMBER CHECK
Nama : Teguh Setiagama, S.E
Pekerjaan : Koordinator Kegiatan UPTD Angkutan Umum Massal Dinas
Perhubungan Kota Tangerang
Vierta : Bagaimana dengan Bus Trans Jabodetabek setiap harinya?
Apakah sepi atau ramai dengan pengguna, pak?
Pak Teguh : Ya, sekarang memang sudah sepi tidak ramai seperti dulu lagi
neng. Sudah berkurang jauh peminatnya.
Vierta : Selalu sepi atau hanya ramai di jam jam tertentu saja, pak?
Pak Teguh : Ramai kalau jam kerja aja, neng. Pagi dan sore hari biasanya
ramai dengan orang kerja dan jam pulang mahasiswa.
Vierta : Bagaimana minat masyarakat terhadap bus ini, pak ?
Pak Teguh : Alhamdulillah pelanggan setia nya para pekerja komuter dan para
mahasiswa, neng. Jadi walaupun sepi tetap ada saja yang naik.
Vierta : Lalu rencana apa yang digunakan untuk dapat kembali menarik
pengguna Bus Trans Jabodetabek ini, pak?
Pak Teguh : Rencananya kita (Dinas Perhubungan) akan memperpanjang
trayek sampai ancol, dan kedepannya akan ada proyek Bus khusus
dalam kota untuk memberikan pelayanan yang nyaman kepada
masyarakat sesuai misi kami (Dinas Perhubungan). Sekarang
sedang proses pembuatan halte dalam kota dulu kita bagusin, nanti
baru bus nya. Busnya nanti tidak terlalu besar, hanya bis berukuran
sedang saja. Sekarang baru dibangun halte koridor 1 dulu koridor
dalam kota, lalu nanti koridor 2 mulai daerah ciledug.
Vierta : Apakah ada persaingan dari luar, pak ?
Pak Teguh : Ya, memang ada saja demo dari Angkutan Kota yang menolak
beroperasinya Bus Trans Jabodetabek trayek Kebon Nanas –
Taman anggrek ini. Bahwasanya, terlihat di lapangan halte kebon
nanas sudah tidak lagi dilewati oleh Bus Trans Jabodetabek ini,
karena Angkutan Kota sekitar tidak setuju dengan adanya Bus
Trans Jabodetabek ini, karena menurut mereka akan mengurangi
pemasukan mereka tiap harinya.
Vierta : Bagaimana dengan keadaan sumber daya manusia dari dinas
perhubungan sendiri, pak ?
Pak Teguh : Untuk sdm saya rasa dari dinas perhubungan sendiri sudah cukup
bagus yah..
Vierta : Bagaimana dengan kesesuaian dengan SOP yang berlaku, pak?
Pak Teguh : Ya, kami sudah melaksanakan pengoperasian Bus Trans
Jabodetabek ini sesuai dengan SOP yang berlaku.
Vierta : Mengenai jam operasional yang hanya beroperasi tiap pagi dan
sore saja, bagaimana tanggapan bapak ?
Pak Teguh : Kami memberdayakan jam operasional sekarang, tidak lagi tiap
jam bus beroperasi. Hanya pagi dan sore hari bus beroperasi. Agar
mengurangi biaya operasional bus ini. Sebenarnya kami (Dishub
Kota Tangerang) tidak menginginkan hal ini terjadi. Namun, dari
pihak Perum PPD berkeberatan dalam mengelola Bus ini dan
merasa merugi karena sepinya penumpang. Tapi kan dalam SOP
kita seharusnya sesuai dong dengan perjanjian awal dengan jadwal
operasi di tiap jam pada tiap harinya.
Vierta : Sejauh mana pelaksanaan misi organisasi dari Dinas Perhubungan
Kota Tangerang ?
Pak Teguh : Sampai saat ini pelaksanaan misi organisasi berjalan dengan baik
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Vierta : Tujuan apa yang akan diselesaikan ?
Pak Teguh : Tujuan kami selanjutnya yaitu bagaimana menuntaskan
kemacetan yang sudang menjadi momok masyarakat. Dengan ini,
kami mempunyai program transportasi baru. Semoga kedepannya
lancar dan bisa untuk mengurangi jumlah angkutan kota yang ada
yang menjadi biang dari kemacetan di Kota Tangerang.
Vierta : Target dalam pelaksanaan penyelesaian tujuan tersebut kapan
pak?
Pak Teguh : Nanti diawal tahun 2015 mungkin sudah mulai beroperasi jika
tidak terdapat banyak kendala, sekarang sedang proses pembuatan
shelter.
Vierta : Lalu, apa yang akan dilakukan untuk strategi selanjutnya ?
Pak Teguh : Kami memberdayakan jam pengoperasian sekarang, tidak lagi
tiap jam bus beroperasi. Hanya pagi dan sore hari bus beroperasi.
Agar mengurangi biaya operasional bus ini.
Vierta : Pedoman apa yang digunakan dalam pengoperasian Bus Trans
Jabodetabek?
Pak Teguh : Bus Trans Jabodetabek ini beroperasi sesuai dengan Permen
Nomor 10 Tahun 2012. Dan ada juga SOP lain yang menunjang
seperti SOP bagian administrasi, bengkel, pelayanan, ticketing, dan
pengawas.
Vierta : Sejauh mana kebijakan dijalankan dan dipatuhi ?
Pak Teguh : Kebijakan yang berlaku selalu kami jalani dengan baik. Kami
upayakan kebijakan dan rencana yang tekah dibuat berjalan sesuai
dengan kesepakatan maupun dengan aturan yang ada.
Vierta : Anggaran yang dipakai untuk Bus Trans Jabodetabek berasal
darimana saja sih pak ?
Pak Teguh : Setahu saya Bus ini adalah hibah dari Kementerian Perhubungan
RI, tapi karna saya baru bergabung di bagian ini pada tahun 2012
akhir, nanti saya cek lagi. Ya, memang benar, Bus ini merupakan
hibah yang berjumlah 10 bus. Dishub hanya mengeluarkan
anggaran untuk pengoperasian bus ini.
Vierta : Bagaimana pelaksanaan prosedur strategi ?
Pak Teguh : Pemangkasan jam operasional Bus Trans Jabodetabek dilakukan
oleh pihak Perum PPD sendiri, bukan dari Dishub. Kalau dari
Dishub sih sebenarnya ingin seperti perjanjian awal, namun pihak
PPD tidak dapat memenuhi.
Vierta : Bagaimana kesesuaian dengan SOP pak ?
Pak Teguh : Sesuai, semua yang kami lakukan untuk operasional Bus Trans
Jabodetabek ini sesuai dengan SOP yang berlaku.
Vierta : Bagaimana dengan standar kinerja yang digunakan ?
Pak Teguh : Semua ada SOP nya masing-masing. Sesuai dengan data yang
telah saya berikan, nanti tinggal dipelajari saja sama mbanya.
Vierta : Kapan evaluasi dilakukan ?
Pak Teguh : DIshub selalu mengawasi perkembangan fisik maupun non fisik
daru Bus Trans Jabodetabek setiap harinya. Dan pengawasan itu
akan disampaikan dalam laporan yang dibuat pada setiap akhir
bulan dan akan menjadi evaluasi bagi pihak Perum PPD maupun
pihak Dishub.
Vierta : Bagaimana dengan hasil kinerja yang telah dicapai sampai saat
ini?
Pak Teguh : Hasil kinerja kami bisa dilihat dari laporan perbulan maupun
pertahun sesuai dengan yang telah kami buat. Menurut saya,
pencapaian kinerja yang kami lakukan sudah optimal.
MEMBER CHECK
Nama : Hendi Suhendi
Pekerjaan : Danru (Komandan Regu) Kegiatan UPTD Angkutan Umum Massal
Dinas Perhubungan Kota Tangerang
Vierta : Bagaimana dengan sumber daya manusia di Dinas Perhubungan Kota
Tangerang ini, pak ?
Pak Hendi : Kalau Dinas Perhubungan sendiri sih sumber daya manusianya bagus. Nanti
bisa dilihat kerja kami dilapangan dan dibandingkan dengan tupoksinya.
Semuanya bagus dan sesuai. Kalau ada yang tidak sesuai bisa dilaporkan nanti
siapa tahu bisa jadi masukan untuk kami (Dishub).
Vierta : Bagaimana dengan persaingan di luar, pak? Apakah berpengaruh dengan Bus
Trans Jabodetabek ?
Pak Hendi : Sebenernya bukan persaingan, kan kami memiliki tugas masing-masing
dalam melayani masyarakat Kota Tangerang. Walaupun adanya Stasiun Poris
juga dekat sini, itu sebenarnya bukan saingan kami. Namun, memang
disayangkan masyarakat mungkin lebih banyak berminat dengan pelayanan
kereta yang diberikan. Namun kami juga masih tetap memiliki penumpang dan
peminat bus ini yang setiap hari masih mau naik bus ini.
Vierta : Lalu, sudah sejauh mana misi organisasi di Dinas Perhubungan ini sudah
tercapai ?
Pak Hendi : Misi Organisasi Dinas Perhubungan masi selalu menjadi hal utama kami
dalam pelayanan. Sekarang sedang proses angkutan umum massal yang akan
ada di Kota Tangerang lagi. Nanti di tunggu aja, busnya udah pasti enak dan
nyaman buat masyarakat Tangerang.
Vierta : Kapan Bus itu akan mulai beroperasi, pak ?
Pak Hendi : Nanti jika semua halte sudah terpasang dengan rapih dan rampung semua di
Kota Tangerang. Rencananya sih awal tahun ini sudah kelar. Doain saja
supaya lancar dan cepat dapat dinikmati masyarakat.
Vierta : Bagaimana dengan minat masyarakat terhadap Bus Trans Jabodetabek, pak?
Pak Hendi : sangat kurang, neng. Walaupun sudah dilakukan berbagai sosialisasi.
Sekarang kan jaman modernisasi ya jamannya teknologi, justru bus ini udah
punya twitter sama facebook. Saya aja kalah, saya ga punya tuh twitter.
Vierta : Apa yang dilakukan untuk strategi selanjutnya?
Pak Hendi : Karena sepi penumpang, maka kami mengurangi waktu operasional bus ini.
Bus ini jadinya hanya beroperasi di jam sibuk kantor saja, seperti pagi dan sore
hari. Kalau siang hari sangat sedikit penumpangnya, sayang biaya
operasionalnya membengkak kalau tiap jam beroperasi namun hanya sedikit
penumpang yang naik.
Vierta : Pedoman apa yang digunakan dalam pengoperasian Bus Trans Jabodetabek ?
Pak Hendi : Landasan kita yaitu Peraturan Menteri nomor 10 Tahun 2012.
MEMBER CHECK
Nama : Fanmock Simatupang (Bapak Ucok)
Pekerjaan : Kepala Unit Operasional Perusahaan Umum PPD
Vierta : Bagaimana awal mula PPD bergabung dengan Dishub Kota
Tangerang, pak ?
Pak Ucok : Ya, PPD bergabung dengan dishub dengan memenangkan tender
kerjasama pengoperasionalan Bus Trans Jabodetabek pada tahun
2012 lalu.
Vierta : Mengapa frekuensi pemberangkatan bus dikurangi, pak?
Pak Ucok : ya karena sepi peminatnya sekarang, mbak.
Vierta : Oh begitu, lalu apa strategi yang digunakan untuk tetap
memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar Kota Tangerang,
pak?
Pak Ucok : Begini, dulu waktu pertama diresmikannya bus ini kan hanya dari
poris sampai kalideres saja. Itu dirasa belum menarik minat
masyarakat untuk menggunakan Bus Trans Jabodetabek jika
dengan trayek seperti itu bahkan bus itu bisa kalah sama angkutan
kota yang juga mempunyai trayek lebih jauh dari bus ini. Jadi di
panjangkan lagi trayek sampai ke Taman Anggrek dan juga
melewati kebon nanas dahulu. Pada tahap itu, keuntungan dari
penjualan tiket pada seluruh shelter masih bisa menutup biaya
operasional bus ini mbak. Namun, lama kelamaan semakin
berkurang pengunjungnya hanya ramai oleh pekerja atau para
komuter dan mahasiswa saja. Maka kami (Perum PPD) menyiasati
untuk beroperasi hanya pada jam berangkat dan pulang kerja saja
yaitu pada jam setengah 6 sampai jam setengah 8 dan sore pada
jam 4 sampai jam setengah 6.
Vierta : Mengapa Perum PPD merasa dirugikan, pak?
Pak Ucok : Karena semua biaya operasional Perum PPD lah yang
menanggung. Dan bus ini merupakan hibah dari pemerintah, maka
dishub memercayai Perum PPD untuk mengelolanya. Sekarang sih
penumpang perharinya bisa dihitung pake jari, mbak. Makanya
gabisa menutupi biaya operasional bus ini. Bahkan untuk bahan
bakar saja kadang suka nombok. Untuk perawatan seperti
penggantian ban, kerusakan pada bus PPD semua yang
menanggung. Dikatakan merugi karena pemasukan tidak sesuai
dengan pengeluaran. Kita sering minta ke PPD pusat untuk sekedar
mengganti ban yang sudah menggundul, ini juga baru ganti ban
depan semua, mbak. Ban pada semua bus ini belum pernah diganti
dari awal bus ini beroperasi.
Vierta : Bagaimana dengan sumber daya manusia dari Perum PPD ini,
pak? Apakah sudah cukup memadai ?
Pak Ucok : Ya, dari Perum PPD sdm nya sudah memadai. Terutama yang
dinas di Terminal Poris ini, semua bisa kami kerjakan sendiri dari
mulai pasang ban, membetulkan ac, sampai membetulkan mesin
yang ngadat. Bahkan, bus sekitar yang ingin beroperasi antar kota
disini juga sering meminta tolong pada orang PPD untuk
membetulkan mesin bus mereka yang suka ngadat. Karena orang-
orang PPD sendiri sudah diakui sangat terampil di bidang otomotif.
Vierta : Adakah persaingan dari luar dari Bus Trans Jabodetabek ini, pak?
Pak Ucok : Kalau sekarang kita memang sangat kalah banyak dengan
trsnportasi lain, seperti misalnya adanya stasiun kereta dekat sini.
Kereta dengan dua jalur sekarang ini sudah menjadi transportasi
yang sangat efektif bagi masyarakat di sekitar sini. Makanya bus
ini sangat kalah saing sejak adanya stasiun di poris yang mana
letaknya tidak jauh dari terminal ini.
Vierta : Lalu, bagaimana dengan program kedepan untuk bus ini, pak?
Pak Ucok : Waduh mbak, bus ini untuk bisa beroperasi esok hari saja sudah
syukur. Bagaimana tidak, dengan kondisi yang seperti sekarang ini
saya rasa sangat disayangkan jika bus ini tidak dipergunakan sebaik
mungkin. Namun keadaan di lapangan berkata lain, penumpang
tiap hari hanya sedikit dan pengeluaran untuk beroperasi kadang
tidak sesuai.
Vierta : Bagaimana dengan SOP atau SPM yang seharusnya pak? Apakah
sudah sesuai ?
Pak Ucok : Mengenai jenis pelayanan, memang hampir semua bagus, dari
mulai kenyamanan, keamanan, keselamatan, kesetaraan, sampai
keteraturan bus semuanya bagus sekali. Kami berupaya sangat
keras dalam menciptakan kepercayaan masyarakat terhadap kami.
Namun, masalah keterjangkauan tidaklah demikian. Terminal Poris
Plawad ini lokasinya sangat tidak strategis. Jika ingin ke Terminal
ini para penumpang harus rela jauh-jauh dan naik angkutan kota
lagi untuk sampai ke dalam terminalnya. Bahkan sangat sering
sekali angkutan kota yang seharusnya masuk dahulu ke terminal
malah tidak masuk terminal dan didiamkan saja tanpa diberikan
sanksi. Seharusnya Kepala Dinas Perhubungan atau Walikota
Tangerang bertindak tegas dengan menindak angkutan kota yang
tidak masuk ke terminal. Dan membuat kebijakan setiap angkutan
kota yang melintas di Jalan Jendral Sudirman seluruhnya harus
melewati Terminal Poris terlebih dahulu. Dengan begitu akan
memudahkan masyarakat mengakses bus ini dan sekalian
mensosialisasi masyarakat dengan adanya Bus Trans Jabodetabek
ini.
Vierta : ooh jadi begitu sebabnya penumpang di Terminal Poris Plawad ini
sepi ya pak?
Pak Ucok : Ya benar sekali, jika sore hari menjelang bahkan terminal ini
seperti terminal mati. Tidak ada aktivitas di dalam sini. Berbeda
dengan terminal lain yang beroperasi 24 jam tiap harinya. Kalau
disini jam 5 saja sepinya sudah seperti kuburan.
MEMBER CHECK
Nama : Jayadi
Pekerjaan : Staf Operasional Buslane Perum PPD
Vierta : apakah SDM yang ada telah memadai ?
Pak Jayadi : PPD sendiri untuk para personilnya terutama yang menangani buslane ini,kami sangat mumpuni pada bidangnya masing-masing. Bahkan bisa dikatakanlebih, karena kami hanya perwakilan dari PPD pusat. Kalo disini sangat susahmau ngapa-ngapain. Makanya kalo ada kendala dari bus nya langsung kamitangani sendiri disini. Teknisi kami juga handal semua, bisa ganti ban sendiri,masang ini itu semua kami kerjakan bersama disini. Kalau ada butuh yanglainnya yang tidak bisa kami tangani baru ke kantor pusat.
Vierta : adakah persaingan dari luar ?
Pak Jayadi : Saingan dari luar sangat mempengaruhi, apalagi sekarang stasiun keretasudah bagus dan sistem komuter line yang ada sekarang menjadi minatmasyarakat untuk memilih transportasi kereta makin meningkat. Ini jugaberkaitan dengan kebijakan yang tidak tegas. Jika saja pemerintah tegas dansemua angkot yang melintas di sekitar sini harus masuk terminal poris terlebihdahulu, maka bisa saja buslane ini akan ramai karena penumpang juga pastilewat terminal dan bisa kami angkut ke tempat tujuan mereka. Jaditerminalnya juga bakal ramai dan menjadi terminal “hidup”.
Vierta : Bagaimana dengan minat masyarakat terhadap buslane ?
Pak Jayadi : Sangat sepi. Karena sekarang juga kalau mau naik buslane dari shelter lainharus bayar lagi di dalam bus seperti aptb lain. Jadi penumpang juga merasakeberatan jika harus dua kali bayar ongkosnya. Itu juga yang menjadipenumpang merasa kapok naik bus ini. Sangat di sayangkan bus bagus beginijadi tidak maksimal pemakaiannya.
Vierta :
MEMBER CHECK
Nama : Safrudin
Pekerjaan : Wiraswasta
Vierta : Apakah bapak tahu mengenai Bus Trans Jabodetabek ? atau APTB ?
Pak Safrudin : Saya tidak tahu apa itu Bus Trans Jabodetabek, kalau APTB saya tahu neng.
Tapi APTB mah di Tangerang belum ada, sayang yah. Padahal kan tetanggaan
sama Jakarta.
Vierta : Kalau ada berarti bapak minat ya pak ?
Pak Safrudin : Ya pasti lah. Kan enak ga macet. Kalo ada jalur jalannya sendiri kan lebih
enak lagi ga bakal kena macet.
Vierta : Bapak tidak tahu tentang Bus Trans Jabodetabek sama sekali ?
Pak Safrudin : Tidak tahu neng. Baru tahu dari neng aja nih kalau ada Bus itu di Terminal
Poris. Tapi kan jauh ya kalo dipikir-pikir.
MEMBER CHECK
Nama : Ida
Pekerjaan : Pedagang
Vierta : Bagaimana minat masyarakat terhadap Bus Trans Jabodetabek, bu? Apakah
setiap keberangkatan bus selalu penuh dengan penumpang ?
Ibu Ida : Tidak neng. Bus itu mah sekarang makin sepi aja. Dulu sih lumayan yah
karena setiap jam ada bus keberangkatan. Jadi yang udah tau atau ga tau pun
ada aja yang naik. Kalo sekarang yang naik mah yang tau aja neng, yang gatau
mah ga pernah naik bus itu kali yah.
Vierta : memang tidak ada sosialisasi dari Dinas, bu ?
Ibu Ida : Yahh saya mah gatau juga sih neng. Liat tiap hari kayanya sepi terus bisnya.
Mungkin udah ada sosialisasi, mungkin juga ga ada. Saya gatau, neng.
Vierta : Apa pendapat ibu tentang Bus Trasn Jabodetabek ini?
Ibu Ida : Menurut saya sih Bus nya bagus ya neng, Cuma sayang aja kalo sedikit yang
naik.
Vierta : Pengaruh ga sih bu sama dagangan yang ibu jual disini?
Ibu Ida : Ngaruh lah neng, kalo dulu kan tiap jam ada yang naik bus ini jd ada aja orang
lewat kemudian beli minum, makanan, jajanan, atau beli pulsa. Lumayan neng
kalo tiap hari begitu mah. Kalo sekarang sepi banget jadinya yang beli.
MEMBER CHECK
Nama : Nuraini
Pekerjaan : Pedagang
Vierta : Bagaimana minat masyarakat terhadap Bus Trans Jabodetabek di halte
Kebon Nanas ini, bu?
Ibu Nur : Gimana ya neng, saya sih pernah liat Bus Trans Jabodetabek ini lewat
beberapa kali sini. Tapi kayanya orang juga jarang pada naik bus nya deh.
Lagian cuma beberapa minggu doang sih kayanya ada bus nya. Abis itu kan di
demo sama sopir angkot.
Vierta : Oh begitu bu? Memangnya kenapa seperti itu ?
Ibu Nur : Iya, sopir angkot yang (jurusan) kalideres itu neng pada ngedemo Bus Trans
Jabodetabek itu. Katanya ngerugiin. Terus bus nya gak boleh berhenti di halte
ini lagi. Tangga untuk naik nya juga sempet di jatuhkan oleh orang-orang itu
neng. Ih, saya mah ngeri. cuma sebentar sih demonya. Tapi orangnya rusuh
semua supir angkotnya serem.
Vierta : Oh begitu bu. Dari situ tidak ada lagi bus yang sampai halte sini bu?
Ibu Nur : Iya, tidak ada neng.
PERJANJIAN KERJA SAMA
TENTANGPEMANFAATAN ASSET PEMERINTAH KOTA TANGERANG
UNTUK PELAYANAN ANGKUTAN UMUM MASSAL
ANTARADINAS PERHUBUNGAN KOTA TANGERANG
DENGANPERUSAHAAN UMUM PENGANGKUTAN PENUMPANG DJAKARTA
(PERUM PPD)
NOMOR : 551.23/0605a-DISHUBNOMOR : 17.d/Sekr/PKK/VI/2012
Pada hari ini Rabu tanggal Dua Puluh Bulan Juni tahun Dua Ribu Dua Belas telah terjadiPerjanjian Kerja Sama Tentang Pemanfaatan Asset Pemerintah Kota Tangerang UntukPelayanan Angkutan Umum Massal antara :
1. Nama : Drs. GATOT SUPRIJANTO, M.APJabatan : Kepala Dinas Perhubungan Kota TangerangAlamat : Jalan. Dr. Sitanala No.1 Neglasari Kota TangerangBertindak untuk dan atas nama Pemerintah Kota Tangerang, sebagai Pejabat PenggunaAsset berupa bus sebanyak 10 (sepuluh) unit kendaraan, yang selanjutnya disebut PIHAKPERTAMA.
2. Nama : PARLINDUNGAN SITUMORANG, SH. MMJabatan : Direktur Utama Perum PPDAlamat : Jalan. Mayjen DI. Panjaitan No.1 Jakarta TimurBertindak untuk dan atas nama Perum PPD sebagai Direktur Utama Perum PPD yangselanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Sehubungan dengan hal tersebut Para Pihak sepakat mengikat diri dalam Perjanjian Kerjasama Tentang Pemanfaatan Asset Pemerintah Kota Tangerang Untuk Pelayanan AngkutanUmum Massal dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1DEFINISI
Dalam perjanjian kerjasama ini terdapat definisi sebagai berikut :
1. Angkutan Umum Massal adalah Sistem angkutan massal cepat dengan menggunakan busyang beroperasi pada koridor Kota Tangerang – Jakarta yang terintegrasi dengan sistemBusway Transjakarta yang selanjutnya disebut sebagai Transjabodetabek – KotaTangerang;
2. Bus adalah bus yang dirancang dan dibuat khusus untuk memenuhi persyaratan,karakteristik spesifikasi dan kondisi untuk dapat beroperasi pada koridor angkutan umummassal untuk mengangkut penumpang;
3. Koridor adalah Trayek / lintasan yang dilayani angkutan umum massal;
4. Armada adalah Unit Bus Siap Guna Operasi (SGO);
5. Biaya Operasional Bus adalah besaran biaya operasional untuk layanan angkutan umummassal Transjabodetabek – Kota Tangerang yang terdapat dalam perhitungan Rp / KMsesuai dengan hasil negosiasi antara pihak pertama dengan pihak kedua dalam prosestender;
6. Frekwensi adalah kekerapan jumlah putaran ulang dari suatu bus melewati koridor dalamsatuan waktu dari layanan yang ada;
7. Halte Bus adalah tempat pemberhentian bus angkutan massal dimana Bus diwajibkanberhenti sesuai dengan rencana pelayanan dan operasional;
8. Ijin trayek adalah ijin yang diberikan oleh Instansi yang berwenang kepada pihak pertamaselaku operator Bus yang memenuhi syarat untuk menyediakan layanan transportasiangkutan massal sesuai Perjanjian ini;
9. Jaminan pelaksanaan adalah bentuk jaminan bank senilai 5 % (lima persen) dari totalkontribusi tetap Per tahun;
10. Standar pelayanan minimal atau SPM adalah tingkat pelayanan minimum (Kualifikasiterendah) yang wajib dipenuhi oleh operator bus dalam operasional angkutan umummassal dari waktu-kewaktu.
BAB IIRUANG LINGKUP PERJANJIAN KERJASAMA
Pasal 2MAKSUD DAN TUJUAN KERJASAMA
Maksud dan tujuan perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan ini adalah untuk mengelola danmengoperasikan 10 (Sepuluh ) armada untuk layanan angkutan umum massal dengan koridor
Terminal Poris Plawad – Jalan Benteng Betawi – Jalan Jenderal Sudirman – Jalan Daan Mogot– Terminal Kalideres PP.
Pasal 3LANDASAN KERJASAMA
Pelaksanaan kerjasama pengoperasian angkutan umum massal dengan koridor sebagaimanatersebut pada pasal 2 didasarkan pada :
1. Peraturan Pemerintah Nomor : 13 tahun 2008 tentang perubahan peraturan pemerintahNomor : 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan barang Milik Negara / Daerah;
2. Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pengelolaan BarangMilik Daerah;
3. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Sistem dan ProsedurPengelolaan Barang Milik Daerah;
4. Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK :1412/AJ.208/DRJD/2011 Tanggal 14 April 2011 Tentang Penetapan Jaringan TrayekAngkutan Masaal Poris Plawad – Jakarta ( Kalideres );
5. Surat Penunjukan Operator Bus Lane Kota Tangerang Nomor : 510.2/0314-OPR.BL/DISHUB tanggal 11 Juni 2012.
Pasal 4LINGKUP KERJASAMA
1. Pihak Kedua selaku operator bus menerima dan menyetujui bahwa Lingkup kerjasama iniadalah penyelenggaraan layananan angkutan umum massal pada trayek sebagaimana padapasal 2 yang meliputi :
a. Pengoperasian Armada sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkanb. Penyedian Unit Manajemen Operasional.c. Penyedian Paramudi.d. Perawatan dan perbaikan armada.e. Penyediaan asuransi
2. Armada Bus untuk layanan angkutan umum massal pada trayek sebagaimana pada pasal 2adalah aset Pemerintah Kota Tangerang dan harus dikembalikan dalam keadaan baik danterawat sesuai dengan umur teknis pada masa berakhirnya kontrak ini kepada PIHAKPERTAMA.
Pasal 5JANGKA WAKTU KERJASAMA
Jangka waktu perjanjian kerjasama ini adalah 7 ( tujuh ) tahun terhitung sejak tanggal 20Juni 2012 ( tanggal berlakunya kerjasama ) sampai dengan tanggal 19 Juni 2019 ( tanggalberakhirnya kerjasama )
BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK
Pasal 6HAK PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA selaku pengguna aset berdasarkan kerjasama ini memperoleh Haksebagai berikut :a. Menerima rekaman ijin trayek yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dari
PIHAK KEDUA;
b. Mengusulkan perpanjangan, pembaharuan, pembekuan dan pencabutan ijin trayekangkutan umum massal sebagaimana pada pasal 2 yang dimiliki oleh PIHAKKEDUA kepada instansi yang berwenang;
c. Menerima Jaminan Pelaksanaan dari PIHAK KEDUA;
d. Menerima Polis Asuransi kendaraaan dari PIHAK KEDUA;
e. Menerima kontribusi tetap Per-Tahun dari PIHAK KEDUA;
f. Menerima kontribusi pembagian keuntungan hasil operasional dari PIHAK KEDUA;
g. Menerima pendapatan retribusi atas penggunaan fasilitas terminal dan layananpengujian bermotor terkait operasional angkutan umum massal dari PIHAK KEDUAsesuai dengan ketentuan yang berlaku;
h. Menerima pengembalian aset berupa 10 ( sepuluh ) unit armada bus dalam keadaanbaik dan terawat sesuai dengan umur teknis setelah masa berakhirnya kerjasama inidari PIHAK KEDUA;
i. Mendapatkan akses informasi seluas – luasnya mengenai penyelenggaraan layananangkutan umum massal pada trayek sebagaimana pada pasal 2 yang dikelola olehPIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA selaku operator bus berdasarkan kerjasama ini memperoleh Haksebagai berikut :a. Menerima aset Pemerintah Kota Tangerang berupa 10 ( sepuluh ) bus untuk dikelola;
b. Melakukan penyelenggaraan operasional angkutan umum massal pada koridorsebagaimana pada pasal 2 selama masa kerjasama;
c. Menerima pendapatan dari hasil operasional angkutan umum massal pada koridorsebagaimana pada pasal 2 selama masa kerjasama.
Pasal 7
KEWAJIBAN PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA selaku pengguna aset berdasarkan kerjasama ini memilikikewajiban sebagai berikut :a. Menyelenggarakan layanan untuk jaringan trayek angkutan umum massal
sebagaimana pada pasal 2 dengan operator bus melalui mekanisme sesuai denganketentuan yang berlaku;
b. Melaksanakan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pendukungoperasional angkutan massal;
c. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan operasional angkutan umum massal padaTrayek sebagaimana pada pasal 2 yang dikelola oleh PIHAK KEDUA;
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pemeliharaan dan perawatan bus yang dilakukanoleh PIHAK KEDUA;
e. Menetapkan besaran tarif angkutan umum massal dan perubahan tarif
f. Membayar pajak kendaraan bermotor untuk armada bus angkutan umum massal
2. PIHAK KEDUA selaku operator bus berdasarkan kerjasama ini memiliki kewajibansebagai berikut :a. Memperoleh dan mempertahankan Izin Trayek dan izin-izin lainnya sepanjang jangka
waktu Perjanjian;
b. Menyerahkan dan memperpanjang Jaminan Pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMAsetiap tahun sampai berakhirnya jangka waktu perjanjian;
c. Menyediakan asuransi kecelakaan dan menanggung kerugian yang diakibatkannya(baik terhadap awak kendaraan, penumpang maupun pihak lain) serta menyediakanasuransi kendaraan ( all risk );
d. Menyediakan unit manajemen untuk operasional layanan angkutan umum massal;
e. Mempekerjakan Pramudi yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan yangberlaku;
f. Menyediakan kendaraan derek sendiri atau dengan cara sewa dari pihak ketiga lainnya;
g. Melaksanakan operasional layanan angkutan massal sesuai dengan SPM danketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan;
h. Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan armada bus sesuai dengan panduan pabrikserta menjamin bus dalam kondisi laik jalan;
i. Memberikan laporan kegiatan operasional dan keuangan setiap bulannya (termasuklaporan dan bukti atas pemenuhan kewajiban yang terkait dengan kontrak ini)selambat-lambatnya minggu pertama pada bulan berikutnya;
j. Mengijinkan dan memberikan akses seluas-luasnya kepada PIHAK PERTAMA untukmemperoleh segala bentuk informasi yang berkaitan dengan pengoperasian Bus;
k. Menanggung seluruh kerugian akibat kerusakan sarana dan prasarana yang disebabkanoleh kelalaian PIHAK KEDUA dalam mengoperasikan Bus;
l. Membayar kontribusi tetap pertahun sebesar Rp. 60.000.000,- (Enam puluh JutaRupiah) dengan cara menyetor ke Kas Daerah per 3 (tiga) bulan sebesar Rp15.000.000,- (Lima Belas Juta Rupiah);
m.Membayar kontribusi pembagian keuntungan sebesar 50 %(Lima Puluh Presen) darikeuntungan setelah melampaui jumlah rata-rata penupang per bus per trip sebesar 24( Dua Puluh Empat ) penumpang tercapai atau pendapatan sebesar Rp. 72.000,-(Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah);
n. Membayar retribusi terminal dan pengujian kendaraan bermotor;
o. Menyerahkan pengembalian asset berupa 10 ( sepuluh ) bus dalam keadaan baik danterawat sesuai dengan umur teknis setelah masa berakhirnya kerjasama ini kepadaPIHAK KESATU.
BAB IVRESIKO PERJANJIAN
Pasal 8PENYESUAIAN BIAYA OPERASIONAL
1. PARA PIHAK memahami bahwa dalam pelaksanaan perjanjian ini memilikikemungkinan terjadinya resiko perubahan biaya operasional kendaraan yang disebabkankebijakan Pemerintah yang berdampak langsung terhadap BOK tersebut;
2. Apabila resiko dalam pasal 8 ayat 1 terjadi maka para pihak sepakat untuk melakukanmusyawarah guna mencapai mufakat paling lama sejak timbulnya resiko dimaksud yangdinyatakan secara tertulis oleh salah satu pihak;
3. Apabila penyelesaian dalam pasal 8 ayat 2 tidak tercapai maka para pihak akanmenggunakan penyelesaian sengketa yang diatur dalam perjanjian ini.
Pasal 9KEADAAN KAHAR
1. DefinisiKeadaan kahar adalah keadaan atau setiap peristiwa diluar kekuasaan dari pada pihakyang mengakibatkan para pihak menjadi tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkanperjanjian ini. Keadaan yang termasuk keadaan kahar adalah :a. Perang, permusuhan (baik yang di umumkan maupun tidak), invasi, serbuan negara
asing, serbuan orang asing, pemberontakan, revolusi, konflik senjata atau tindakandari militer, perang saudara, terorisme, gangguan terhadap masyarakat sipil dansabotase;
b. Ionisasi, radiasi atau pencemaran radio aktif dari limbah nuklir, dari pembuanganbahan bakar nuklir, ledakan toksik radioaktif, atau jenis ledakan yang membahayakanbarang milik lainnya kumpulan nuklir atau komponen nuklir;
c. Bencana alam termasuk namun tidak terbatas pada gempa bumi, banjir, tanahlongsor, tsunami, badai dan perubahan cuaca yang sangat buruk, dan.
d. Kerusuhan, pemogokan, penghentian kerja, kerusahan para pekerja atau gangguanindustri lainnya yang terjadi selama 30 (tiga puluh ) hari secara terus menerussehingga mempengaruhi pelaksanaan perjanjian ini dan bukan merupakan cidera janjioperator bus.
2. Pemberitahuan atas keadaan kaharJika suatu kedaan kahar terjadi yang membuat salah satu pihak tidak memenuhi kewajibanberdasarkan perjanjian ini maka pihak tersebut wajib secepatnya dalam waktu tidak lebihdari 14 ( Empat Belas ) hari kalender yang memberitahukan pihak lain secara tertulistentang timbulnya keadaan kahar yang mempengaruhi kewajiban berdasarkan perjanjianini dengan memberikan keterangan secara rinci dan tindakan yang telah dilakukan olehpihak tersebut untuk mengurangi keparahan keadaan tersebut dan selanjutnya penghentiankeadaan tersebut. Jika salah satu pihak tidak menyetujui keadaan kahar telah terjadi, makaperselisihan tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan mekanisme penyelesaianperselisihan yang diatur dalam perjanjian ini.
Pasal 10PENERAPAN SANKSI
1. PIHAK PERTAMA selaku pemberi tugas akan memverifikasikan kepatuhan PIHAKKEDUA selaku operator bus terhadap semua ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjianini dan ketentuan dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM);
2. Jika PIHAK KEDUA selaku operator bus lalai mematuhi kewajiban dan tanggung jawabseperti tercantum dalam perjanjian ini, maka pihak pertama selaku pemberi tugas berhakmemberikan teguran secara tertulis;
3. …………………dst
BAB VPENGALIHAN DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
Pasal 11PENGALIHAN PERJANJIAN
1. Pengalihan Perjanjian ini oleh PIHAK KEDUA selaku Operator bus kepada PIHAKKETIGA tidak dapat diijinkan selama masa perjanjian kerjasama sebagaimana pada pasal5;
2. Pengalihan perjanjian ini hanya dapat dilakukan setelah masa perjanjian kerjasamaberakhir atau pengakhiran kerjasama sebelum waktunya;
3. Mekanisme pengalihan perjanjian sebagaimana pasal 11 ayat 2 dilakukan sesuai ketentuanyang berlaku.
Pasal 12PENGAKHIRAN PERJANJIAN SEBELUM WAKTUNYA
1. Perjanjian ini dapat diakhiri sebelum tanggal berakhirnya perjanjian dengan persetujuantertulis sebelumnya dari para pihak, dalam hal terjadinya salah satu peristiwa sebagaiberikut :a. PIHAK KEDUA selaku operator bus lalai dalam melaksanakan kewajibanya atau
melanggar ketentuan dalam perjanjian ini, setelah kelalaian tersebut telahdiberitahukan oleh pihak pertama sekurang-kuranganya 3 (tiga ) kali pemberitahuan;
b. PIHAK KEDUA selaku operator bus tidak mampu melanjutkan pengoperasianangkutan umum massal sebagaimana tersebut pada pasal 2;
c. Terjadinya kondisi pihak kedua selaku operator bus sehubungan dengan likuidasi, ataupembubaran Operator Bus secara sukarela atau wajib,atau perubahan kepemilikan;
d. Sehubungan dengan keadaan kahar;
2. Dalam hal pengakhiran perjajinan sebelum waktunya sebagamana dimaksud dalam pasal12 wajib tunduk terhadap prosedur sebagai berikut :
a. Pihak yang meminta pengakhiran sebelum Tanggal berkhirnya perjanjian, akanmemberitahu pihak lain secara tertulis dalam waktu tidak kurang dari 60 (enampuluh) hari kerja sebelum tanggal dimana pengakhiran sebelum waktunya akandiberlalukan;
b. untuk pengakhiran sepihak sesuai pasal 12 ayat 1 apabila tidak tercapai kesepakatanatau apabila pihak yang akan mengakhiri Perjanjian ini tidak menerima balasanapapun dari pihak lainnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kerjasebagaiamana tersebut di pasal 12 ayat 2 (a) perjanjian ini, maka mekanismepenyelesaian konflik yang ditetapkan dalam perjajanjian ini akan digunakan;
c. Dalam hal yang timbulnya kejadian sesuai Pasal 12 ayat 1 perjanjian ini. SeandainyaPihak lain tidak menerima dan menyetujui pengakhiran sebelum waktunya, makapihak yang meminta pengakhiran dapat menggunakan sarana penyelessaianperselisihan yang tersedia berdasarkan perjanjian ini;
d. Apabila sesuai klausul perjanjian ini. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuanberdasarkan perjanjian ini yang dapat dikaitkan dengan Operator Bus, yang dianggapsebagai pelanggaran serius dan yang merupakan penyebab dari pengakhiran sebelumwaktunya atas perjanjian ini, maka prosedur yang diuraikan dalam klausul diatas akandiabaikan dan pemberitahuan tertulis dari pihak pertamaselaku pemberi tugas kepadapihak kedua selaku operator Bus sehubungan dengan pengakhiran perjanjian ini wajibdianggap cukup untuk pengakhiran Perjanjian ini.
Pasal 13KELANJUTAN PELAYANAN
1. Operator Bus menyetujui bahwa penyediaa jasa Operator adalah pelayanan yang wajibdiberikan secara terus menerus, berkelanjutan dan tanpa gangguan, kecuali dalam keadaankahar sebagaimana yang di maksud dalam pasal 12 ayat 1 (d ) Perjanjian ini;
2. Dalam hal terjadi pemberhentian pengoperasian Bus atau armada paling lama 1 X 24 Jamdan selain karena keadaan kahar, pihak pertama berhak untuk mengambil alihpengoperasian Bus armada dan/atau mengeluarkan perintah Bantuan KendaraanOperasional (BKO) hingga Operator Bus dapat mengoperasikan kembali Bus atauArmadanya;
3. Apapun penyebab pengakhiran Perjanjian sebelum waktunya, pihak kedua selakuOperator Bus atas instruksi tertulis pihak pertama wajib tetap melaksanakan kewajibanyaberdasarkan Perjanjian ini selama jangka waktu maksimal 3 (tiga) bulan sampai denganadanya perjanjian kerjasama dengan operator lain, kecuali ditentukan lain oleh pihakpertama.
BAB VIPENGEMBALIAN ASSET
Pasal 14KEWAJIBAN PENGEMBALIAN ASSET YANG DISERAHKAN
1. Pada tanggal berakhirnya Perjanjian ini. pihak kedua selaku Operator Bus wajibmengembalikan semua aset yang pernah diterimanya dalam kondisi baik sesuai umurpemakaiannya yang normal (jika ada), kepada pihak pertama beserta perbaikan danpenambahannya termasuk properti permanen dan tidak akan menimbulkan pembayaranganti rugi atau kompensasi jenisnya dari dari pihak pertama;
2. Pada pengakhiran Perjanjian ini sebelum waktunya, pihak kedua wajib mengembalikansemua aset yang pernah diterimanya (jika ada), dalam kondisi yang sama atau lebih darikondisi pada saat pertama kali diserahkan oleh pihak pertama kepada pihak kedua.Segala konsekuensi dan biaya yang diperlukan untuk pengembalian aset ini ditanggungoleh PIHAK KEDUA;
BAB VIIASPEK HUKUM LAINNYA
Pasal 15PENGAKHIRAN TANPA PUTUSAN PENGENDALIAN
PARA PIHAK setuju dan dengan ini mengenyampingkan ketentuan pasal 1266 KitabUndang – undang Hukum Perdata yang mewajibkan pembatalan Perjanjian ini berdasarkansuatu putusan pengadilan.
Pasal 16PERUBAHAN PERJANJIAN
Ketentuan Perjanjian ini tidak dapat diubah, dikesampingkan, dilepaskan, atau diakhiri secaralisan, demikian juga cidera janji apapun menurut Perjanjian ini. Tidak dapat di kesampingkanatau dilepas secara lisan kecuali dengan dokumen tertulis yang ditanda tangani oleh atau atasnama PARA PIHAK.
Pasal 17PENAPSIRAN PERATURAN
Apabila, selama berlangsungnya perjanjian ini, timbul selisih penafsiran antara para pihakterhadap isi peraturan perundang-undangan atau ketentuan lain yang dapat mengakibatkanganguan serius terhadap pelayanan sistem tangkutan umum massal, maka para pihak dapatmeminta penafsiran kepada Kementerian teknis terkait atau lembaga pemerintah terkaitmengenai ketentuan dan / atau klausul yang diperselisihkan atau kurang jelas tersebut.
Pasal 18KERAHASIAAN
1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan selamaberlangsungnya Perjanjian ini dan setelah berakhirnya perjanjian ini tidak akan membuka,mengungkapkan, menyiarkan dan/atau menyebarluaskan semua data data termasuk tetapitidak terbatas pada informasi, keterangan dan dokumen – dokumen penting lainnya yangditerima oleh masing – masing pihak selama jangka waktu perjanjian ini (‘” informasiRahasia”) yang diperoleh dari masing – masing pihak, kecuali diminta oleh auditorinddependen atau instansi pemerintah terkait sesuai ketentuan perundang – undanganyang berlaku. Tidak termasuk informasi rahasia adalah informasi keterangan dandokumen-dokumen lainnya yang tersedia atau dapat di akses secara umum;
2. PIHAK KEDUA dan/atau karyawan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAKKEDUA tidak melakukan pengadaaan dan/atau menyebarluaskan informasi rahasiakepada pihak manapun juga dan dengan cara apapun juga, kecuali dengan persetujuantertulis terlebih dahulu dari pihak pertama;
3. PIHAK PERTAMA dan/atau karyawan maupun pihak lain yang ditunjuk oleh PIHAKPERTAMA tidak akan melakukan penggadaan dan/atau menyebarluaskan informasirahasia kepada pihak manapun juga dan dengan cara apapun juga, kecuali denganpersetujuan tertulis dahulu dari PIHAK KEDUA.
Pasal 19HUKUM YANG BERLAKU
Perjanjian ini diatur oleh Hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 20PERATURAN PERPAJAKAN PERJANJIAN KERJASAMA
Segala ketentuan mengenai pajak yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian ini diatur sesuaidengan apa yang tertera dibawah ini :
1. PARA PIHAK sepakat untuk melaksanakan Perjanjian ini sesuai dengan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku di Republik Indonesia;
2. Seluruh pajak, bea dan kontribusi yang dikenakan atas atau dikenakan oleh pemerintah,setiap badan teritorial atau setiap pihak berwenang lainnya dan bertambah sebagai akibatdari dilangsungkannya penandatanganan, pelaksanaan, pemenuhan atau likuidasiPerjanjian ini akan diatanggung oleh masing-masing pihak sesuai ketentuan perpajakanyang berlaku.
Pasal 21PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat yang berhubungan dengan perjanjian inisepanjang memungkinkan akan diselesaikan secara musyawarah dan mufakat antara parapihak.
2. Bila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tersebut tidak berhasil tercapai dalamwaktu 30 (tiga puluh) hari kerja, maka segala bentuk sengketa, perselisihan, pertentangandan perbedaan diantara para pihak mengenai penerapan dan/atau interprestasi ketentuan –ketentuan dalam perjanjian ini, akan diselesaikan dan diputuskan oleh Badan ArbitraseNasional Indonesia ( “BANI” ) menurut peraturan-peraturan administrasi dan prosedurArbritrase Bani dan dilaksanakan di Jakarta Indonesia.
3. Majelis arbitrase terdiri dari 3 (tiga) orang arbiter, yang salah satunya dipilih permohonanarbitrase, seorang ketua yang dipilih permohonan arbitrase dan termohon arbitraseapabila tidak tercapai kesepakatan, maka para pihak akan meminta BANI untukmenetapkan ketua arbiter tersebut.
4. Sejak pengajuan permohonan arbitrase sampai majelis arbitrase mengeluarkan putusanOperator Bus wajib tetap malaksanakan setiap kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini,dalam jangka waktu maksimal 6 (enam) bulan sejak diajukannya permohonan arbitrase.
Pasal 22PEMBERITAHUAN
Setiap Pemberitahuan, penagihan atau komunikasi lainnya yang diberikan atau dibuatberdasarkan Perjanjian ini wajib dilakukan secara tertulis atau dikirim kepada pihak yangbersangkutan pada alamat atau nomor faksimili yang diuraikan dibawah (atau alamat ataunomor faksimili lain yang dimiliki pihak penerima dengan pemberitahuan tertulis lima (5) harikerja sebelumnya kepada pihak lainnya), termasuk namun tidak terbatas pada pemberitahuanperubahan alamat para pihak :
Kepada Dinas Perhubungan Kota Tangerang :
Dinas perhubungan Kota tangerangAlamat : Jln. Dr. Sitanala No I Kota TangerangTelepon : 021 - 55794856Faksimili : 55733672
Kepada Operator Bus :
Perusahan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta ( Perum PPD )Alamat kantor pusat :Jln. Mayjen DI. Panjaitan NO. 1 Jakarta TimurTelepon : 021 - 85912548Faksimili : 021 - 8501047Up : Direktur
Setiap pemberitahuan, penagihan atau komunikasi lainnya yang di alamatkan demikian kepadapihak terkait wajib dianggap telah disampaikan (i) jika diantarkan langsung pada waktusebenarnya disampaikan kepada alamat tersebut diatas dan (ii) jika diberikan atau di buatdengan faksimili, pada saat dikirim. Setiap pemberitahuan, penagihan atau komunikasi lainnyaberdasarkan Perjanjian ini dan setiap dokumen lain yang diwajibkan untuk disampaikanmenurut Perjanjian ini wajib dilakukan dalam Bahasa Indonesia.
Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterai sesuai dengan ketentuan,dengan ditandatangani oleh masing-masing pihak dan mempunyai ketentuan hukum yangsama.
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,
Drs. GATOT SUPRIJANTO. M. AP PARLINDUNGAN SITUMORANG, SH. MM
MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA
PERATURANMENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA
NOMOR PM. 10 TAHUN2012
TENTANG
STANDARPELAYANANMINIMAL
ANGKUTANMASSALBERBASIS JALAN
a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 141ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009ten tang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, perlumenetapkan Peraturan Menteri tentang standarpelayanan minimal angkutan umum;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 79 ayat (2)Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011ten tang Manajemen dan Rekayasa, AnalisisDampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas,pembatasan lalu lintas kendaraan perseorangandapat dilakukan dengan pengenaan retribusipengendalian lalu lintas apabila telah tersediajaringan dan pelayanan angkutan umum massaldalam trayek yang memenuhi standar pelayananminimal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumenetapkan Peraturan Menteri Perhubungantentang Standar Pelayanan Minimal AngkutanMassal Berbasis J alan;
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 125, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentangJalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4444);
3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentangPenataan Ruang (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentangLalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5025);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1993 Nomor 59, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3528);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006tentang Jalan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2006 Nomor 86, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4655);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4833);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011ten tang Manajemen dan Rekayasa, AnalisisDampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011Nomor 61, Tambahan Lembaran, Negara RepublikIndonesia Nomor 5221);
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 ten tangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negarasebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas, dan FungsiEselon I Kementerian Negara, sebagaimana telahdiubah beberapa kali, terakhir dengan PeraturanPresiden Nomor 92 Tahun 2011;
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 65Tahun 1993 ten tang Fasilitas Pendukung KegiatanLalu Lintas dan Angkutan Jalan;
12. Keputusan ...
12. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 71Tahun 1999 ten tang Aksesibilitas Bagi PenyandangCacat dan Orang Sakit pada Sarana dan PrasaranaPerhubungan;
13. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan AngkutanOrang di J alan;
14. Keputusan Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003tentang Pedoman Umum PenyelenggaraanPelayanan Publik;
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 14Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa LaluLintas di Jalan;
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 60Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata KeIjaKementerian Perhubungan;
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANGSTANDARPELAYANANMINIMALANGKUTANMASSALBERBASISJALAN.
1. Standar Pelayanan Minimal Angkutan MassalBerbasis Jalan yang selanjutnya disebut StandarPelayanan Minimal adalah persyaratanpenyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Jalanmengenai jenis dan mutu pelayanan yang berhakdiperoleh setiap Pengguna Jasa Angkutan MassalBerbasis Jalan secara minimal.
2. Angkutan Massal Berbasis Jalan adalah suatusistem angkutan umum yang menggunakan mobilbus dengan lajur khusus yang terproteksi sehinggamemungkinkan peningkatan kapasitas angkut yangbersifat massal yang dioperasikan di KawasanPerkotaan.
3. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yangmempunyai kegiatan utama bukan pertaniandengan susunan fungsi kawasan sebagai tempatpermukiman perkotaan, pemusatan dan distribusipelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dankegiatan ekonomi.
4. Kawasan Megapolitan adalah kawasan yangterbentuk dari 2 (dua) atau lebih KawasanMetropolitan yang memiliki hubungan fungsionaldan membentuk sebuah sistem.
5. Kawasan Metropolitan adalah Kawasan Perkotaanyang terdiri atas sebuah Kawasan Perkotaan yangberdiri sendiri atau Kawasan Perkotaan inti denganKawasan Perkotaan di sekitarnya yang salingmemiliki keterkaitan fungsional yang dihubungkandengan sistem jaringan prasarana wilayah yangterintegrasi dengan jumlah penduduk secarakeseluruhan sekurang- kuran gnya 1.000.000 (satujuta) jiwa.
6. Kawasan Perkotaan Besar adalah KawasanPerkotaan yang terdiri atas sebuah KawasanPerkotaan yang berdiri sendiri atau KawasanPerkotaan inti dengan Kawasan Perkotaan disekitarnya yang saling memiliki keterkaitanfungsional yang dihubungkan dengan sistemjaringan prasarana wilayah yang terintegrasi denganjumlah penduduk antara 500.000 (lima ratus ribu)sampai dengan 1.000.000 (satu juta) jiwa.
7. Kawasan Aglomerasi Perkotaan adalah KawasanPerkotaan yang terdiri atas sebuah KawasanPerkotaan yang berdiri sendiri atau KawasanPerkotaan inti dengan Kawasan Perkotaan disekitarnya yang saling memiliki keterkaitanfungsional yang dihubungkan dengan sistemjaringan prasarana wilayah yang terintegrasi danmembentuk sebuah sistem.
8. Halte adalah tempat pemberhentian kendaraanbermotor umum untuk menaikkan danmenurunkan penumpang.
, 9. Fasilitas Pendukung Halte adalah fasilitas pejalankaki menuju lokasi halte yang berupa trotoar,tempat penyeberangan yang dinyatakan denganmarka jalan danj atau rambu lalu lintas, jembatanpenyeberangan danj atau terowongan.
10. Penyelenggara Angkutan Massal Berbasis Jalanadalah badan usaha milik negara, badan usahamilik daerah, danjatau badan hukum lain sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
11. Pengguna J asa adalah perseorangan atau badanhukum yang menggunakan jasa Angkutan MassalBerbasis Jalan.
12. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab dibidang sarana dan prasarana lalu lintas danangkutan jalan.
13. Direktur J enderal adalah Direktur J enderal yangtugas dan tanggung jawabnya di bidang lalu lintasdan angkutanjalan.
(1) Penyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Jalandilakukan di Kawasan Perkotaan meliputi KawasanMegapolitan, Kawasan Metropolitan, dan KawasanPerkotaan Besar sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
(2) Kawasan Perkotaan sebagaimana dimaksud padaayat (1)berupa:
a. kota sebagai daerah otonom;b. bagian daerah kabupaten yang memiliki ciriperkotaan;
c. kawasan yang berada dalam bagian dari duaatau lebih daerah yang berbatasan langsung danmemiliki ciri perkotaan; atau
d. kawasan aglomerasi perkotaan.
(3) Penyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Jalansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdidukung dengan:a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal;b. lajur khusus;c. trayek angkutan umum lain yang tidakberhimpitan dengan trayek angkutan massal;dan
d. angkutan pengumpan.
Penyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Jalansebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)harus memenuhi Standar Pelayanan Minimal.
Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksudpada ayat (1) merupakan acuan bagi PenyelenggaraAngkutan Massal Berbasis Jalan dalammemberikan pelayanan kepada Pengguna Jasa.
Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksudpada ayat (1)meliputi:a. jenis pelayanan; danb. mutu pelayanan.
(4) Jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat(3)huruf a meliputi:a. keamanan;b. keselamatan;c. kenyamanan;d. keterjangkauan;e. kesetaraan; danf. keteraturan.
(5) Mutu pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat(3)huruf b meliputi:a. indikator; danb. nilai, ukuran atau jumlah.
(1) Keamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (4) huruf a merupakan standar minimal yangharus dipenuhi untuk terbebasnya Pengguna Jasadari gangguan perbuatan melawan hukumdanl atau rasa takut.
(2) Keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:a. keamanan di halte dan fasilitas pendukunghalte, meliputi:1. lampu penerangan;2. petugas keamanan; dan3. informasi gangguan keamanan.
b. keamanan di mobil bus, meliputi:1. identitas kendaraan;2. tanda pengenal pengemudi;3. lampu isyarat tanda bahaya;4. lampu penerangan;5. petugas keamanan; dan6. penggunaan kaca film sesuai ketentuan yangberlaku.
(1) Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (4) huruf b merupakan standar minimal yangharus dipenuhi untuk terhindarnya dari risikokecelakaan disebabkan oleh faktor manusia, saranadan prasarana.
(2) Kesela.matan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:a. keselamatan pada manusia, meliputi:1. standar operasional prosedur (SOP)pengoperasian kendaraan; dan
2. standar operasional prosedur (SOP)penanganan keadaan darurat.
b. keselamatan ...
b. keselamatan pada mobil bus, meliputi:1. kelaikan kendaraan;2. peralatan keselamatan;3. fasilitas kesehatan;4. informasi tanggap darurat; dan5. fasilitas pegangan untuk penumpang berdiri.
c. keselamatan pada prasarana, meliputi :1. perlengkapan lalu lintas dan angkutan jalan;2. fasilitas penyimpanan dan pemeliharaankendaraan (poon.
(3) Fasilitas penyimpanan dan pemeliharaankendaraan (poon sebagaimana dimaksud pada ayat(2) huruf c angka 2 merupakan fasilitaspenyimpanan kendaraan yang berfungsi sebagaitempat pemeliharaan dan perbaikan kendaraan.
(4) Fasilitas penyimpanan dan pemeliharaankendaraan (poon sebagaimana dimaksud pada ayat(3)wajib dilakukan pemeriksaan secara berkala.
(5) Ketentuan Iebih Ianjut mengenai tata carapemeriksaan pool sebagaimana dimaksud pada ayat(4)diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal.
(1) Kenyamanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (4) huruf c merupakan standar minimal yangharus dipenuhi untuk memberikan suatu kondisinyaman, bersih, indah dan sejuk yang dapatdinikmati Pengguna J asa.
(2) Kenyamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:a. kenyamanan di halte dan fasilitas pendukunghaIte, meliputi:1. Iampu penerangan;2. fasilitas pengatur suhu ruangan danjatauventilasi udara; dan
3. fasilitas kebersihan;4. Iuas Iantai per orang;5. fasilitas kemudahan naikjturunpenumpang.
b. kenyamanan di mobil bus, meliputi:1. Iampu penerangan;2. kapasitas angkut;3. fasilitas pengatur suhu ruangan; dan4. fasilitas kebersihan;5. luas Iantai untuk berdiri per orang.
(1) Keterjangkauan sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (4) huruf d merupakan standarminimal yang harus dipenuhi untuk memberikankemudahan bagi Pengguna Jasa mendapatkanakses Angkutan Massal Berbasis Jalan dan tarifyang terjangkau.
(2) Keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) terdiri atas:a. kemudahan perpindahan penumpang antarkoridor;
b. ketersediaan integrasi jaringan trayekpengumpan; dan
c. tarif.
(1) Kesetaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (4) huruf e merupakan standar minimal yangharus dipenuhi untuk memberikan perlakuankhusus berupa aksesibilitas, prioritas pelayanan,dan fasilitas pelayanan bagi Pengguna Jasapenyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak,dan wanita hamil.
(2) Kesetaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:a. kursi prioritas;b. ruang khusus untuk kursi roda; danc. kemiringan lantai dan tekstur khusus.
(1) Keteraturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (4) huruf f merupakan standar minimal yangharus dipenuhi untuk memberikan kepastian waktupemberangkatan dan kedatangan mobil bus sertatersedianya fasilitas informasi perjalanan bagiPengguna J asa.
(2) Keteraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri atas:a. waktu tunggu;b. kecepatan perjalanan;c. waktu berhenti di halte;d. informasi pelayanan;e. informasi waktu kedatangan mobil bus;f. akses keluar masuk halte;g. informasi halte yang akan dilewati;h. ketepatan dan kepastian jadwal kedatangan dankeberangkatan mobil bus;
i. informasi gangguan perjalanan mobil bus;J. sistem pembayaran.
Rincian tentang jenis dan mutu pelayanan StandarPelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal3 sampai dengan Pasal 9 serta bentuk dan desaininterior Angkutan Massal Berbasis Jalan tercantumdalam Lampiran I dan Lampiran II Peraturan Menteri ini.
(1) Masyarakat berhak untuk berperan sertamemberikan saran dan masukan terhadap StandarPelayanan Minimal yang telah ditetapkan baiksecara lisan maupun tertulis kepada DirekturJenderal, Gubernur, Bupati danjatau Walikota.
(2) Direktur Jenderal, Gubernur, Bupati danj atauWalikota mempertimbangkan dan menindaklanjutimasukan, pendapat, danj atau dukungan yangdisampaikan oleh masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1).
(1) Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimalsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkalasetiap enam bulan sekali oleh:a. Direktur Jenderal untuk angkutan massalberbasis jalan di perkotaan yang melampauibatas wilayah provinsi;
b. Gubemur untuk angkutan massal berbasisjalan di perkotaan yang melampaui bataswilayah kabupatenjkota dalam satu provinsi;
c. Bupati untuk angkutan massal berbasis jalandi perkotaan dalam wilayah kabupaten; dan
d. Walikota untuk angkutan massal berbasis jalandi perkotaan dalam wilayah kota.
(2) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat:a. fungsi dan manfaat jenis pelayanan; danb. pemenuhan nilaijukuranjjumlah jenispelayanan.
(3) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2)dilaporkan kepada Menteri.
(1) Direktur Jenderal melakukan pembinaan terhadappelaksanaan Standar Pelayanan Minimal.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi:a. persyaratan teknis;b. petunjuk teknis, yang mencakup penetapanpedoman, prosedur dan atau tata carapenyelenggaraan; dan
c. bimbingan teknis dalam rangka peningkatankemam puan dan keteram pilan teknis parapetugas.
Penyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Jalan yangsudah ada wajib menyesuaikan Standar PelayananMinimal sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteriini paling lama 3 (tiga) tahun sejak Peraturan Menteri iniberlaku.
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Menteri 1m denganpenempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 31 J anuari 2012
MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA,
ttd
E.E. MANGINDAANDiundangkan di Jakartapada tanggal 1 Februari 2012
MENTERIHUKUMDANHAKASASIMANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIRSYAMSUDIN
Salinan sesuai denKepala Bir
UMAR IS SH MM MHPembina Utama Muda (IVIc)NIP. 19630220 198903 1 001
LAMPI RAN IPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR PM. 10 TAHUN 2012TENTANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN
NO JENIS URAIAN INDIKATOR NILAI/UKURAN I JUMLAH KETERANGAN1 KEAMANAN
a. Halte dan 1) Lampu Berfungsi sebagai sumber cahaya di Jumlah yang berfungsi Minimal 95% dan sesuaiFasilitas Penerangan dalam halte untuk memberikan dengan standar teknisPendukung keamanan bagi pengguna jasaHalte 2) Petugas Orang yang bertugas menjaga Ketersediaan petugas Minimall (satu) petugas
Keamanan ketertiban dan kelancaran sirkulasipengguna iasa di halte
3) Informasi Informasi yang disampaikan Jumlah Minimal 2 (dua) stiker Operator yangGangguan pengguna jasa apabila mendapat menerima danKeamanan gangguan keamanan berupa stiker menindaklanjuti
berisi nomor telepon danl atau SMS laporanpengaduan ditempel pada tempatyang strategis dan mudah terlihat
b. Mobil bus 1) Identitas Nomor kendaraan dan nama trayek Jumlah Minimall (satu)Kendaraan berupa stiker yang ditempel pada
kaca depan dan belakang2) Tanda Pengenal Berbentuk papan/kartu identitas Jumlah Minimall (satu)Pengemudi mengenai nama pengemudi dan
nomor induk pengemudi yangditempatkan di ruang pengemudi
3) Lampu Isyarat Lampu informasi sebagai tanda Jumlah Minimal 1 (satu)Tanda Bahaya bahaya berupa tombol yang
ditempatkan di ruang pengemudi4) Lampu Berfungsi sebagai sumber cahaya di Jumlah yang berfungsi 100% berfungsi dan sesuaiPenerangan dalam mobil bus untuk memberikan dengan standar teknis
keamanan bagi pengguna iasa5) Petugas Orang yang bertugas menjaga Ketersediaan petugas Minimal 1 (satu) petugasKeamanan ketertiban dan keamanan pengguna
I iasa di dalam mobil bus
I6) Kaca film Lapisan pada kaca kendaraan guna Persentase kegelapan Maksimal 60%
mengurangi cahaya matahari secaralangsung
NO JENIS URAIAN INDIKATOR NILAI/UKURAN / JUMLAH KETERANGAN2 KESELAMATAN
Manusia 1) Standar Tata tertib mengoperasikan Penerapan Standar 100% diterapkannya SOPa.Operasional kendaraan yang wajib dipatuhi oleh Operasi Prosedur (SOP)Prosedur (SOP) pengemudi sekurang- kurangnyapengoperasian ditetapkan memuat:kendaraan a. Tata tertib mengemudi;
b. Tata tertib menaikkan danmenurunkan penumpang, dll
2) Standar Tata cara penanganan keadaan Penerapan Standar 100% diterapkannya SOPOperasional darurat untuk keselamatan Operasi Prosedur (SOP)Prosedur (SOP) pengemudi dan penumpang,penanganan sekurang-kurangnya ditetapkankeadaan darurat memuat tata cara penanganan pintu
bus rusak, bus terbakar atau mogok,dll
b. Mobil bus 1) Kelaikan Kendaraan sebelum dioperasikan Pemenuhan laik jalan 100% lulus uji laik jalanKendaraan waiib lulus uii laik ialan
2) Peralatan Fasilitas penyelamatan darurat dalam a. Jumlah yang 100% berfungsi dan sesuaikeselamatan bahaya, dipasang di tempat yang berfungsi; dengan standar teknis dan
mudah dicapai dilengkapi dengan b. Kondisi baik standar operasiketerangan tata cara penggunaanberbentuk stiker, dan paling sedikitmeliputi:a. palu pemecah kaca;b. tabung pemadam kebakaran; danc. tombol pembuka pintu otomatis
3) Fasilitas Fasilitas kesehatan yang digunakan Jumlah 1 (satu) set ditempatkan diKesehatan untuk penanganan darurat setiap mobil bus
kecelakaan dalam mobil bus, berupaperlengkapan P3K (PenangananPertama Pada Kecelakaan)
4) Informasi tanggap Informasi yang disampaikan Jumlah Minimal 2 (dua)darurat pengguna jasa apabila teIjadi kondisi
darurat berupa stiker berisi nomortelepon dan/atau SMS pengaduanditempel pada tempat yang strategisdan mudah terlihat
5) Fasilitas Alat bantu penumpang berdiri a. Jumlah yang 100% berfungsi dan sesuaipegangan berfungsi; dengan standar teknispenumpang b. Kondisi baikberdiri
NO JENIS URAIAN INDIKATOR NILAI/UKURAN / JUMLAH KETERANGANc. Prasarana 1) Perlengkapan lalu Berupa rambu dan marka berfungsi Ketersediaan Harus tersedia Disesuaikan
lintas dan sebagai pendukung dalam dengan kebutuhanangkutan jalan pengaperasian angkutan massal
berbasis ialan2) Fasilitas Berfungsi sebagai tempat a. Ketersediaan; a. Harus tersediapenyimpanan dan penyimpanan, pemeliharaan dan b. Kondisi berfungsi b. 100% berfungsi sesuaipemeliharaan perbaikan kendaraan dengan persyaratankendaraan (/Joan teknis
3 KENYAMANAN
a. Halte dan 1) Lampu Berfungsi sebagai sumber cahaya di Jumlah yang berfungsi Minimal 95% dan sesuaiFasilitas Penerangan dalam halte untuk memberikan rasa dengan standar teknis.Pendukung nyaman bagi penggunaiasaHalte 2) Fasilitas pengatur Fasilitas untuk sirkulasi udara dalam a. Harus tersedia
suhu ruangan halte dapat menggunakan AC (air Ketersediaan b. Suhu ruangandan/ atau ventilasi conditionef) , kipas angin (fan) maksimal 2TC apabilaudara dan/ atau ventilasi udara menggunakan AC (air
. conditione';3) Fasilitas Fasilitas kebersihan berupa tempat Jumlah Minimall (satu)kebersihan sampah
4) Luas lantai per Memberikan kenyamanan ruang a. 4org/m2orang berdiri bagi penumpang selama Ukuran luasan (waktu puncak)
menunggu mabil bus di dalam halte b. 2org/m2(waktu non puncak)
5) Fasilitas Memberikan kemudahan penumpang Tinggi lantai halte Tidak ada perbedaan tinggikemudahan untuk naik dan turun dari mobil bus sarna dengan tingginaik/turun lantai buspenumpang
b. Mobil bus 1) Lampu Berfungsi sebagai sumber cahaya di Jumlah yang berfungsi 100% berfungsi dan sesuaipenerangan dalam kabin mabil bus untuk dengan standar teknis
memberikan kenyamanan bagipenggunaiasa
2) Kapasitas angkut Jumlah penumpang sesuai kapasitas Jumlah penumpang Maksirnal 100% sesuaiangkut terangkut kapasitas angkut
3) Fasilitas pengatur Fasilitas pengatur suhu di dalam bus a. Ketersediaan; a. Harus tersediasuhu ruangan menggunakan AC (air conditionef) b. Suhu b. Suhu dalam kabin 25 -
2TC4) Fasilitas Fasilitas kebersihan berupa tempat Jumlah Minimal 2 (dua)kebersihan sampah
5) Luas lantai untuk Memberikan kenyamanan ruang Ukuran luasan a. 50rg/m2berdiri per orang gerak penumpang selama berada di (waktu puncak)
dalam mobil bus b. 4org/m2(waktu non puncak)
NO JENIS4 KETERJANGKAUAN
a. Kemudahan perpindahanpenumpang antar koridor
b. Ketersediaan integrasi jaringantrayek pengumpan
Aksesibilitas pengguna jasa dalammelakukan perpindahan antar koridordari tempat berangkat sampai dengantujuan akhir
Kemudahan akses pengguna jasamemperoleh angkutan umum dengantrayek yang berkelanjutan dengantrayek angkutan massal
Biaya yang dikenakan pada penggunajasa untuk satu kali perjalanan
Tempat duduk di mobil busdiperuntukkan bagi penyandangcacat, manusia usia lanjut, anak-anak, dan wanita hamilPrasarana di halte dan mobil bus yangdiperuntukkan bagi pengguna jasayang menggunakan kursi roda
Sesuai SK Penetapan Tarifoleh Pemerintah Daerahsetempat
Koridorlintasankendaraan untukpelayanan jasaangkutan orangdengan mobil busyang mempunyaiasal dan tujuanperjalanan,lintasaniadwal tetapTrayekpengumpan harussesuai dengantrayek angkutanmassalPenentuanberdasarkanDirjenPerhubunganDarat Nomor 687Tahun 2002ten tang PedomanTeknisPenyelenggaraanAngkutanPenumpangUmum di WilayahPerkotaan DalamTrayek Tetap danTeratur
tarifSK
c. Kemiringankhusus
JENISlantai
e. Informasi waktu kedatanganbus
URAIANFasilitas akses menuju halte yangmemberikan kemudahan bagipengguna jasa yang menggunakankursi roda, penyandang cacat,manusia usia lanjut, dan wanitahamil
INDIKATORKetersediaan
NILAI/UKURAN / JUMLAHHarus tersedia
Waktu yang dibutuhkan pengguna Waktu (menit) a. Waktu puncakjasa menunggu kedatangan bus maksima17 menit
b. Waktu non puncakmaksimal 15 menit
Kecepatan rata-rata perjalanan Jarak tempuh per jam a. Waktu puncak(km/jam) maksima130 km/jam
b. Waktu non puncakmaksima150 kmfjam
Waktu berhenti mobil bus di setiap Waktu (detik) a. Waktu puncakhalte maksimal 45 detik
b. Waktu non puncakmaksimal 60 detik
Informasi yang disampaikan di dalamhalte kepada pengguna jasa,sekurang-kurangnya memuat:a. nama halte;b. jadwal kedatangan dankeberangkatan;
c. jurusan/rute dan koridor;d. perpindahan koridor dan terminal;e. tarif;f. peta jaringan koridor pelayanan
mobil Informasi yang disampaikan di dalam
Ihaltekepada pengguna jasa mengenai
perkiraan waktu menunggukedatangan mobil bus
a. Bentukb. Tempatc. Kondisi
a. Berupa papaninformasi, visual, audio,dan tulisan (brosur ataupamflet)
b. Penempatanterbaca danterlihat
c. Kondisi baik dan/ atauberfungsi
d. Dapat melalui mediainternet.
a. Informasi dalam bentukvisual, harusditempatkan di tempatyang strategis danmudah dibaca
b. Kondisi baikberfungsi.
mudahjelas
a. Bentukb. Tempatc. Kondisi
KETERANGANKemiringan lantaidan teksturkhusus yangdigunakan sesuaistandar teknisyang ditetapkan
Penentuan waktupuncak dan nonpuncakdisesuaikankondisi masing-masing daerahPenentuan waktupuncak dan nonpuncakdisesuaikankondisi masing-masing daerahPenentuan waktupuncak dan nonpuncakdisesuaikankondisi masing-masing daerah
f. Akses keluar masuk halte Akses keluar masuk yang dapat Terdapat ruang yang Sesuai dengan standarmendorong terciptanya keteraturan cukup untuk akses teknispengguna jasa dan kelancaran lalulintas
g. Informasi halte yang akan dilewati Informasi yang disampaikan di dalam a. Bentuk a. Informasi dalam bentukmobil bus untuk mempermudah b. Tempat visual, haruspengguna jasa yang akan turun di suatu c. Kondisi ditempatkan di temp athalte (sedang dan akan dilewati) yang strategis dan
mudah dibaca;b. Informasi dalam bentukaudio harus dapat didengar jelas;
c. Kondisi baik danberfungsi
h. Ketepatan dan kepastian jadwal Memberikan kepastian waktu Waktu a. FullBRT:kedatangan dan keberangkatan mobil keberangkatan dan kedatangan mobil Keterlambatan 5 menitbus bus dari jadwal yang
ditetapkanb. Sistem Transit:Keterlambatan 10 menitdari jadwal yangditetapkan
1. Informasi gangguan perjalanan mobil Fasilitas di dalam halte yang Waktu dan Bentuk lnformasi disampaikanbus memberikan informasi penyebab segera melalui informasi di
keterlambatan jadwal perjalanan mobil papan pengumuman ataubus seperti gangguan keamanan, displayoperasional, dan keselamatan
j. Sistem pembayaran Metode pembelian tiket yang Bukti pembelian tiket a. Smart card (Full BRT):memberikan kemudahan dalam untuk petugas dan b. Manual dan/atau Smartmelakukan transaksi dengan cepat dan penumpang Card (Sistem transit);transparan c. Perangkat atau mesin
pengecekan smart card(tap) jika menggunakansmart card
MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA,
ttd
E.E. MANGINDAAN
ttIS, SH, MM, MHPembin tama Muda (IVIe)NIP. 19630220 198903 1 001
LAMPIRAN IIPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR PM. 10 TAHUN 2012TENTANGSTANDAR PELAYANAN MINIMAL ANGKUTAN MASSAL BERBASIS JALAN
B~'IITEMPAT KHUSUS
PENYADANGtURSI RODA
: Pipa besi / pipa stainless steel (handrail)
: Pegangantangan penumpang(handgrip)
o
Tempat Palu Pemecah KacaTempat Keluar Darurat
11946TAMPAICSAMPING ICIRI
: Pipa besi I pipa stainless steel (handrail)
: Pegangantangan penumpang(handgrip)
UMAR IS SH MM MHPembina Utama Muda (IVIe)NIP. 19630220 198903 1 001
BOD1\
MENTERIPERHUBUNGANREPUBLIK INDONESIA,
ttd
RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Vierta Aprilliany
NIM : 6661100841
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 11 April 1992
Agama : Islam
Alamat : Komplek Sekretariat Negara RI Blok B 8 No.2 Rt.04
Rw.03 Kecamatan Pinang Kota Tangerang
Telepon : 081221215720
Email : [email protected]
DATA PRIBADI
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 11 April 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Ramidjan
Nama Ibu : Halimah
Pekerjaan Ayah : Pegawai Negeri Sipil
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
PENDIDIKAN
1997-1998 : TK Sek-Neg
1998-2004 : SD Negeri Panunggangan 9
2004-2007 : SMP Negeri 13 Kota Tangerang
2007-2010 : SMA Negeri 7 Kota Tangerang
2010-2015 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Program Strata-1
Administrasi Negara