Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL PAKEM DAN MEDIA REALIA TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
KELAS V SD NEGERI 1 METRO TIMUR
(Skripsi)
Oleh
NORMA HIDAYATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PAKEM DAN MEDIA REALIA TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
KELAS V SD NEGERI 1 METRO TIMUR
Oleh
NORMA HIDAYATIKA
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar peserta didik pada
mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengetahui pengaruh positif dan signifikan pada model PAKEM dan media realia
terhadap hasil belajar matematika peserta didik. Jenis penelitian ini yaitu
eksperimen dengan desain penelitian non equivalent control group design.
Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur
yang berjumlah 43 peserta didik. Penentuan sampel penelitian menggunakan
sampel jenuh, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan teknik non tes dan teknik tes. Hasil
pengujian hipotesis menggunakan rumus regresi ganda diperoleh data Fhitung >
Ftabel (4,84>3,55) berarti Ha diterima. Terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan pada model PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur.
Kata kunci: matematika, media realia, pakem.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF PAKEM AND REALIA MEDIA TYPE ON
MATHEMATIC LEARNING OUTCOMES OF CLASS 5th
SD NEGERI 1 STUDENTS METRO TIMUR
By
NORMA HIDAYATIKA
The problem in this study is the low student learning outcomes in mathematics
subjects. This study aims to analyze and determine the positive and significant
influence of PAKEM model and realia media on students' mathematics learning
outcomes. This type of research is an experiment with non equivalent control
group design research design. The population of this study was the fifth grade
students of SD Negeri 1 Metro Timur totaling 43 students. Determination of
research samples using saturated samples, where all members of the population
are used as samples. Data collection techniques are carried out using test and
non test techniques. The results of hypothesis testing using multiple regression
formulas obtained data Fcount > Ftable (4.84> 3.55) means Ha is accepted. There is
a positive and significant influence on the PAKEM model and media realia on the
results of mathematics learning in class V students of SD Negeri 1 Metro Timur.
Keywords: mathematics, realia media, pakem.
PENGARUH MODEL PAKEM DAN MEDIA REALIA TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK
KELAS V SD NEGERI 1 METRO TIMUR
Oleh
NORMA HIDAYATIKA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Norma Hidayatika
NPM : 1513053166
Program Studi : S 1 PGSD
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Model PAKEM dan Media
Realia terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1
Metro Timur” tersebut adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian
tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila dikemudian hari ternyata
pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-
undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, 11 Juli 2019
Yang membuat Pernyataan
Norma Hidayatika
NPM 1513053166
MOTTO
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut untuk kebaikan dirinya sendiri”
(QS: Al-Ankabut : 6)
“Sukses adalah saat persiapan dan Kesempatan Bertemu”
(Bobby Unser)
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Norma Hidayatika, dilahirkan di Pekon
Tegal Binangun, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten
Tanggamus, pada tanggal 27 Maret 1997. Peneliti
merupakan anak ke 4 dari lima bersaudara, putri dari
pasangan Bapak Saiman dan Ibu Tri Prihatin.
Peneliti menyelesaikan pendidikan formal:
1. SD Negeri Tegal Binangun, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus,
lulus pada tahun 2008.
2. MTs GUPPI Sumberejo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, lulus
pada tahun 2011.
3. SMA Negeri 1 Sumberejo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus
yang lulus pada tahun 2014.
Pada tahun 2015, peneliti terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Bersama
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan juga sebagai mahasiswa
penerima beasiswa BIDIKMISI. Peneliti aktif diorganisasi internal kampus yaitu
Pramuka Kampus B FKIP Unila, HIMAJIP, dan LSO Formasi.
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Waktu yang telah kulalui dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, dengan suka duka perjuangan yang senantiasa menemani langkahku. Sujud syukurku kusembahkan kepadaMu Yaa Allah, telah Engkau berikan aku kesempatan
untuk bisa sampai pada titik ini.
Segala Puji hanya milik Mu Yaa Allah, bersama keridhaan Mu, kupersembahkan karya tulis ini sebagai rasa syukur untuk:
Bapakku Saiman dan Ibuku Tri Prihatin yang tercinta.
Terimakasih atas cinta dan kasih sayang serta pengorbananmu yang tak tergantikan. Lantunan doamu yang selalu kau panjatkan hingga aku kuat
menjalani setiap rintangan yang ada dihadapanku. Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahiim, terimakasih telah Kau tempatkan aku diantara kedua malaikatMu yang
setiap waktu selalu mendoakanku, ikhlas menjagaku, mendidikku, dan membimbingku dengan baik. Berikanlah Surga FirdausMu untuk mereka, dan
jauhkanlah mereka dari panasnya api neraka kelak. Aamiin Mbak dan Mamasku yang tersayang, Isni Tarwiyati dan Muhammad Syaifuddin,
serta Adikku yang terkasih Rizki Hidayatulloh. Terimakasih telah memberiku dukungan baik moril maupun materil, selalu memberikan doa, nasihat, semangat dan motivasi yang luar biasa untuk terus bergerak menjadi kebanggaan keluarga.
Almamater tercinta “Universitas Lampung”.
ii
SANWACANA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Model PAKEM dan Media Realia terhadap
Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Metro Timur”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan di Universitas Lampung.
Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P., Rektor Universitas Lampung
yang mengesahkan ijazah dan gelar sarjana kami, sehingga peneliti
termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M. Pd., Dekan FKIP Universitas Lampung yang
telah membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi.
3. Bapak Dr. Riswandi, M.Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna
syarat skripsi.
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., Ketua Program Studi S-1 PGSD
Universitas Lampung yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
surat guna syarat skripsi.
5. Bapak Drs. Muncarno, M.Pd., Koordinator kampus B FKIP Universitas
iii
Lampung sekaligus Ketua Penguji, yang telah memajukan kampus
PGSD tercinta dan memberikan banyak motivasi dan saran-saran yang luar
biasa dan sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan saran dan motivasi kepada peneliti.
7. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., Sekretaris Penguji yang telah membimbing
dengan sabar dan telaten serta memberikan banyak motivasi dan saran-saran
yang membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.
8. Ibu Dra. Yulina H, M.Pd.I., Penguji Utama yang telah mengarahkan dengan
bijaksana, membimbing dengan penuh kesabaran, dan memberikan saran
yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD Kampus B FKIP Universitas
Lampung yang telah memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Kepala SD Negeri 1 Metro Timur Ibu Siti Aisyah, S. Pd. yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.
11. Ibu Suryani, S.Pd., wali kelas V A yang telah membantu dan memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut.
12. Bapak Harnanto, A. Ma., wali kelas V B yang membantu dan memberikan
kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di kelas tersebut.
13. Tenaga kependidikan SD Negeri 1 Metro Timur yang telah memberikan
dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
iv
14. Peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur yang telah berpartisipasi aktif
sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
15. Pramuka Kampus B FKIP Unila (Racana Kidewa Raka), HIMAJIP, dan LSO
Formasi sebagai organisasi yang telah menjadi keluarga dan kampus kedua,
telah memberikanku banyak ilmu, wawasan, dan keterampilan serta
mengajarkanku arti kebersamaan dan kekeluargaan.
16. Sahabat-sahabat seperjuangan kelas B yang selalu memotivasi, memberikan
semangat dan dukungan serta teman-teman PGSD angkatan 2015, semoga
kita dapat meraih apa yang telah kita perjuangkan dan kita cita-citakan.
17. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang sudah diberikan kepada
peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,
akan tetapi semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.
Metro, 11 Juli 2019
Peneliti
Norma Hidayatika
NPM 1513053166
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah .............................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 8
G. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 9
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 11
1. Belajar dan Pembelajaran .............................................................. 11
a. Pengertian Belajar ..................................................................... 11
b. Pengertian Pembelajaran ........................................................... 12
c. Pembelajaran di SD .................................................................. 13
d. Hasil Belajar ............................................................................. 15
1) Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 15
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........................... 16
2. Matematika .................................................................................... 17
a. Pengertian Matematika ............................................................. 17
b. Pembelajaran Matematika ......................................................... 18
c. Pembelajaran Matematika di SD .............................................. 20
3. Kurikulum 2013 ............................................................................. 21
a. Pengertian Kutikulum .............................................................. 21
b. Pola Pikir Kurikulum 2013 ...................................................... 22
c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013 .... 23
4. Model Pembelajaran ...................................................................... 26
5. Model PAKEM ............................................................................. 26
a. Pengertian Model PAKEM ....................................................... 26
b. Langkah-langkah PAKEM ....................................................... 28
c. Kelebihan dan Kekurangan Model PAKEM ............................ 30
6. Media Pembelajaran ...................................................................... 32
xv
Halaman
a. Pengertian Media ...................................................................... 32
b. Pengertian Media Pembelajaran ............................................... 33
c. Fungsi Media ............................................................................ 34
7. Jenis-jenis media ........................................................................... 36
8. Media Realia .................................................................................. 38
a. Pengertian Media Realia ........................................................... 38
b. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia dalam
Pembelajaran ............................................................................. 39
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Realia ................................ 40
B. Penelitian yang Relevan ..................................................................... 42
C. Kerangka Pikir ................................................................................... 43
D. Paradigma Penelitian .......................................................................... 45
E. Hipotesis ............................................................................................. 46
III. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ............................................. 47
b. Setting Penelitian ............................................................................ 49
c. Prosedur Penelitian .......................................................................... 49
d. Populasi dan Sampel ........................................................................ 50
1. Populasi ....................................................................................... 50
2. Sampel ......................................................................................... 51
e. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................. 52
1. Variabel Penelitian ...................................................................... 52
2. Definisi Operasional .................................................................... 53
f. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 55
1. Teknik Non Tes ........................................................................... 56
a. Observasi ................................................................................ 56
b. Wawancara ............................................................................. 56
c. Dokumentasi ........................................................................... 57
d. Angket .................................................................................... 57
2. Teknik Tes ................................................................................... 58
g. Uji Kemantapan Alat Pengumpulan Data ........................................ 59
1. Penyusunan Kisi-kisi Soal Tes .................................................... 59
2. Uji Coba Instrumen Tes .............................................................. 60
3. Uji Validitas ................................................................................ 60
4. Reliabilitas ................................................................................... 61
h. Teknik Analisis Data dan Penguji Hipotesis ................................... 62
1. Uji Persyaratan Analisis Data ..................................................... 63
a. Uji Normalitas ........................................................................ 63
b. Uji Homogenitas .................................................................... 64
2. Analisis Data Hasil Belajar ........................................................ 64
a. Nilai Hasil Belajar Secara Individu ........................................ 64
b. Nilai Rata-rata Seluruh Peserta Didik .................................... 65
c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Secara
Klasikal ................................................................................... 65
d. Uji Hipotesis ........................................................................... 65
xvi
Halaman
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi umum lokasi penelitian ...................................................... 70
1. Visi dan Misi ................................................................................. 70
2. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 71
3. Tenaga Kependidikan dan Peserta Didik ...................................... 71
B. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 73
1. Persiapan Penelitian ...................................................................... 73
a. Hasil Uji Validitas .................................................................... 73
b. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 76
2. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 77
3. Pengambilan Data Penelitian ........................................................ 78
C. Deskripsi Data Hasil Penelitian ......................................................... 78
1. Hasil Belajar Peserta Didik ........................................................... 79
2. Angket Penerapan Model PAKEM ............................................... 84
3. Angket Penerapan Media Realia ................................................... 86
D. Hasil Analisis Data ............................................................................ 87
1. Hasil Uji Normalitas...................................................................... 87
2. Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 92
3. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 94
E. Pembahasan........................................................................................ 97
1. Pengaruh Model PAKEM terhadap Hasil Belajar Matematika .... 98
2. Pengaruh Media Realia terhadap Hasil Belajar Matematika ........ 99
3. Pengaruh Model PAKEM terhadap Media Realia ........................ 99
4. Pengaruh Model PAKEM dan Media Realia terhadap Hasil
Belajar Matematika ....................................................................... 100
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ....................................................................................... 102
B. Saran ................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104
LAMPIRAN .................................................................................................... 108
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rekapitulasi nilai mid semester ganjil peserta didik kelas V
SD Negeri 1 Metro Timur Tahun Pelajaran 2018/2019...................... 5
2. Jumlah populasi peserta didik kelas V SDN 1 Metro Timur ..................... 51
3. Kisi-kisi instrumen tes .............................................................................. 59
4. Koefisien korelasi point biserial ................................................................ 61
5. Koefisien reliabilitas KR 20 ...................................................................... 62
6. Persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik ...................................... 65
7. Data Kependidikan SD Negeri 1 Metro Timur.......................................... 72
8. Data jumlah peserta didik SD Negeri 1 Metro Timur ............................... 73
9. Hasil analisis validitas butir tes ................................................................. 75
10. Nilai pretest peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol ................. 79
11. Nilai posttest peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol ............... 81
12. Tabel klasifikasi nilai N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol .......... 83
13. Deskripsi angket respon peserta didik terhadap model PAKEM .............. 84
14. Deskripsi angket respon peserta didik terhadap media realia .................... 86
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma ganda dengan dua variabel independen ................................... 45
2. Desain eksperimen. ................................................................................... 48
3. Denah lokasi SD Negeri 1 Metro Timur.................................................... 71
4. Perbandingan ketuntasan nilai pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol............................................................................................... 80
5. Perbandingan ketuntasan nilai posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol............................................................................................... 82
6. Perbandingan nilai N-Gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol............................................................................................... 83
7. Distribusi frekuensi angket respon peserta didik terhadap
model PAKEM .......................................................................................... 85
8. Distribusi frekuensi angket respon peserta didik terhadap
media realia ................................................................................................ 87
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Dokumen Surat-surat Penelitian
1. Surat Penelitian Pendahuluan .................................................................... 108
2. Surat Pemberian Izin Penelitian Pendahuluan ........................................... 109
3. Surat Izin Uji Instrumen ............................................................................ 110
4. Surat Izin Penelitian ................................................................................... 111
5. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 112
6. Surat Pemberian Izin Penelitian................................................................. 113
7. Surat Keterangan Penelitian ...................................................................... 114
Perangkat Pembelajaran
8. Pemetaan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) ................. 115
9. Silabus Pembelajaran (Kelas Eksperimen) ................................................ 117
10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen) ......................... 123
11. Silabus Pembelajaran (Kelas Kontrol)....................................................... 131
12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol) ................................ 135
13. Soal Uji Instrumen Tes .............................................................................. 142
14. Kunci Jawaban Soal Uji Instrumen Tes..................................................... 150
15. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ........................................................ 151
16. Angket Respon Peserta Didik terhadap Model PAKEM ........................... 152
17. Angket Respon Peserta Didik terhadap Media Realia ............................... 154
Data Uji Instrumen
18. Hasil Uji Validitas ..................................................................................... 156
19. Hasil Uji Validitas Manual ........................................................................ 159
20. Hasil Uji Reliabilitas.................................................................................. 162
21. Hasil Uji Reliabilitas Manual .................................................................... 163
22. Soal Pretest dan Posttest ........................................................................... 165
23. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ................................................. 173
Data Hasil Penelitian
24. Rekapitulasi Nilai N-Gain ......................................................................... 174
25. Data Hasil Penarikan Angket Respon Peserta Didik terhadap Model
PAKEM ..................................................................................................... 176
26. Data Hasil Penarikan Angket Respon Peserta Didik terhadap Media
Realia ......................................................................................................... 177
Halaman
27. Frekuensi Angket Respon Peserta Didik terhadap Model PAKEM .......... 178
28. Frekuensi Angket Respon Peserta Didik terhadap Media Realia .............. 179
Data Hasil Analisis Penelitian
29. Hasil Uji Normalitas .................................................................................. 180
30. Hasil Uji Homogenitas .............................................................................. 186
31. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 191
Tabel Statistik
32. Tabel Nilai r Product Moment ................................................................... 195
33. Kurva Normal (Z Tabel) untuk Pretest ..................................................... 197
34. Kurna Normal (Z Tabel) untuk Posttest .................................................... 199
35. Tabel Nilai Chi Kuadrat (χ2) ...................................................................... 201
36. Tabel Nilai Distribusi F Uji Homogenitas ................................................. 202
37. Tabel Nilai Distribusi F Uji Hipotesis ....................................................... 203
Foto Dokumentasi
38. Foto Uji Instrumen di SD Negeri 10 Metro Timur ................................... 204
39. Foto Pembelajaran di Kelas Eksperimen ................................................... 205
40. Foto Pembelajaran di Kelas Kontrol.......................................................... 207
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945,
mencerdaskan kehidupan bangsa adalah proses yang sangat kompleks.
Pendidikan merupakan suatu subsistem dalam pembangunan bangsa, di
dalamnya terintegrasi komponen peserta didik, pendidik, kurikulum dan
pembelajaran, sarana dan prasarana, tata kelola penyelenggara, dan keuangan.
Mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia
merupakan tanggung jawab semua warga negara dalam memajukan pendidikan
nasional. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai dalam
pembangunan sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab (II) Pasal (2) Ayat (1) yang
menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi
peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokrasi sehingga bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Nasional tidak akan tercapai tanpa adanya pendidik dan
komponen lainnya yang mendukung terwujudnya bangsa yang cerdas. Undang-
undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Bab (I) Pasal (1) Ayat (1)
menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
2
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pendidik merupakan salah
satu komponen pendidikan yang berperan penting terhadap terciptanya proses
pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik ke arah tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Pendidik memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran khususnya pada anak Sekolah Dasar (SD) yang
sangat membutuhkan bimbingan dalam proses pembelajaran. Tugas seorang
pendidik salah satunya yaitu menciptakan suasana pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan serta dapat menunjang tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan karena mutu hasil pembelajaran dapat terwujud jika prosesnya
diselenggarakan secara efektif, artinya proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan lancar, terarah, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran yang terjadi pada SD Negeri 1 Metro Timur khususnya
kelas V sudah menggunakan kurikulum 2013. Pendidik telah berusaha
meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik dengan berusaha
menggunakan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013, akan tetapi
usaha yang dilakukan pendidik belum memperoleh hasil yang maksimal. Hal
tersebut kemungkinan disebabkan karena metode yang digunakan pendidik
belum bervariasi. Pendidik masih cenderung menggunakan metode ceramah dan
pembelajaran masih berpusat pada pendidik (teacher centered). Aktivitas
pembelajaran peserta didik masih sangat kurang. Peserta didik hanya
mendengarkan pendidik menjelaskan materi, kemudian peserta didik
diperintahkan untuk menjawab soal. Pembelajaran seperti ini mengakibatkan
3
peserta didik kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Peserta didik
mudah jenuh dan bosan karena tidak adanya proses pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan
perbaikan dalam proses pembelajaran dengan lebih memacu semangat setiap
peserta didik untuk secara aktif ikut terlibat dalam pengalaman belajarnya dan
belajar menjadi menyenangkan. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (PAKEM) adalah sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan (proses belajar) yang beragam
untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan pemahaman berbagai sumber
dan alat bantu belajar supaya pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.
Ahmadi dan Amri (2011: 22) mengungkapkan bahwa PAKEM menekankan
pada keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif sehingga
peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Peserta didik
akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya
dengan konsep lain yang telah dipahaminya melalui pengalaman langsung. Hal
ini sependapat dengan Suprijono (2015: 9) PAKEM adalah pembelajaran
bermakna yang dikembangkan dengan cara membantu peserta didik
membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan
pengalaman (pengetahuan lain) yang telah dimiliki dan dikuasai peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut, PAKEM sangat cocok untuk pembelajaran
matematika. Pembelajaran dirancang secara menarik dengan menggunakan
media pembelajaran yang membuat peserta didik tidak bosan dan lebih mudah
memahami materi matematika karena media yang digunakan dalam
4
pembelajaran adalah benda yang konkret. Sanjaya (2014: 61) menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan dan
segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan,
mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang
memanfaatkannya. Salah satu media yang dapat digunakan pendidik adalah
media realia.
Ibrahim dan Syaodih (2013: 119) mengungkapkan bahwa media realia dapat
memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada peserta didik untuk
mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas dalam situasi nyata dengan
menggunakan sebanyak mungkin alat indera mereka. Kehadiran alat peraga atau
media dalam proses pembelajaran matematika dapat mewakili dan membantu
pendidik dalam menyampaikan materi pelajaran melalui kata-kata atau kalimat
tertentu yang tidak bisa diungkapkan pendidik kepada peserta didik. Ibrahim
dan Syaodih (2013: 118) mengemukakan bahwa untuk mencapai hasil yang
optimal dari proses pembelajaran, salah satu hal yang sangat disarankan adalah
digunakannya media yang bersifat langsung dalam
bentuk objek nyata dan realia.
Observasi yang dilakukan peneliti di kelas V SD Negeri 1 Metro Timur pada 8
November 2018 diketahui bahwa rendahnya hasil belajar peserta didik karena
pembelajaran masih terpaku pada paradigma lama yaitu pembelajaran yang
berpusat pada pendidik atau teacher centered. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh pendidik sudah menggunakan kurikulum 2013, akan tetapi
belum menerapkan model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan bagi peserta didik.
5
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur pada tanggal 8 November 2018 memperoleh informasi
bahwa pendidik belum menerapkan sepenuhnya media pembelajaran, terutama
media realia dalam pembelajaran matematika. Hal ini kurang menarik perhatian
peserta didik. Kemampuan peserta didik untuk memahami pembelajaran
matematika cukup rendah, sehingga hasil belajar peserta didik pun rendah.
Berdasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
November 2018 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika di SD Negeri 1
Metro Timur banyak yang belum mencapai KKM. Berikut data hasil belajar
peserta didik kelas V pada mid semester ganjil.
Tabel 1. Rekapitulasi nilai mid semester ganjil peserta didik kelas V SD Negeri
1 Metro Timur Tahun Pelajaran 2018/2019
Kelas
Jumlah
Peserta
didik
(Orang)
Nilai
PKn Bahasa
Indonesia
IPA IPS Matematika
<75 75 <75 75 <75 75 <75 75 <75 75
V A 21 14 7 8 13 16 5 17 4 21 0
V B 22 12 10 11 11 14 8 14 8 16 6
Jum-lah 43 26 17 19 14 30 13 31 12 37 6
Persen-
tase
100 % 61% 39% 44% 56% 70% 30% 72% 28% 86% 14%
Sumber: Dokumentasi pendidik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur tahun
pelajaran 2018/2019
Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil mid semester ganjil kelas V A dan V B SD
Negeri 1 Metro Timur, peserta didik sebagian besar belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan sekolah, yaitu 75. Hal ini
dapat dilihat dari 43 peserta didik hanya beberapa peserta didik yang mencapai
KKM. Pada mata pelajaran PKn yang belum mencapai KKM sebanyak 26
peserta didik dengan persentase 61%, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
6
sebanyak 19 peserta didik dengan persentase 44%, pada mata pelajaran IPA
sebanyak 30 peserta didik dengan persentase 70%, pada mata pelajaran IPS
sebanyak 31 peserta didik dengan persentase 72%, dan pada mata pelajaran
matematika sebanyak 6 peserta didik dengan persentase 86%.
Data tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar Matematika paling rendah
dibandingkan mata pelajaran lain. Kelas V A merupakan kelas dengan
ketuntasan belajar matematika paling rendah, yaitu 0 dari jumlah keseluruhan
21 peserta didik, dan kelas V B hanya 6 peserta didik dari jumlah keseluruhan
22 peserta didik. Penulis menggunakan kelas V A sebagai kelas eksperimen
pada penelitian ini, karena nilai mata pelajaran matematika di kelas V A lebih
rendah dibandingkan kelas V B. Berdasarkan permasalahan di atas, maka
peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
PAKEM dan Media Realia terhadap Hasil Belajar Matematika Peserta Didik
Kelas V SD Negeri 1 Metro Timur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar tersebut, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang
berhubungan dengan hasil belajar matematika peserta didik sebagai berikut:
1. Pembelajaran masih terpaku pada paradigma lama yaitu pembelajaran yang
berpusat pada pendidik.
2. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik belum menggunakan
sepenuhnya media pembelajaran.
3. Pendidik jarang menggunakan media realia dalam proses pembelajaran
matematika.
7
4. Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik kelas V pada mid
semester ganjil.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, penelitian ini
dibatasi pada:
1. Model PAKEM (X1).
2. Media Realia (X2).
3. Hasil belajar Matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur
(Y).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian
yakni sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
model PAKEM terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V
SD Negeri 1 Metro Timur?
2. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
media realia terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur?
3. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
model PAKEM terhadap media realia?
4. Apakah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
model PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar matematika peserta
didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur?
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
model PAKEM terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur.
2. Mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
media realia terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur.
3. Mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
model PAKEM terhadap media realia.
4. Mengetahui adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari penggunaan
model PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar matematika peserta
didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik
Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan bagi peserta didik, dapat meningkatkan keaktifan dan
kreatifitas serta hasil belajar peserta didik terutama pada mata pelajaran
matematika.
2. Pendidik
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dan pengalaman
pendidik mengenai model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan serta penggunaan media pembelajaran yang tepat pada mata
9
pelajaran matematika agar dapat meningkatkan kemampuan profesional
pendidik.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positif bagi
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan
tentang penelitian eksperimen dan pembelajaran, sehingga dimasa
mendatang ketika sudah menjadi seorang pendidik SD mampu menjalankan
tugas secara profesional.
5. Peneliti Lain
Memberikan pengetahuan dan informasi pagi para peneliti selanjutnya yang
akan meneliti mengenai model PAKEM dan media realia.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen.
2. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur
Kecamatan Metro Timur Kota Metro.
3. Objek dalam penelitian ini adalah Model PAKEM dan media realia serta
hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur.
4. Tempat penelitian ini adalah SD Negeri 1 Metro Timur yang beralamatkan
di Jl. Ahmad Yani No. 86 Metro Timur Kecamatan Metro Timur Kota
Metro.
10
5. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November tahun 2018 sampai
dengan bulan Maret tahun 2019.
11
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang harus ditempuh seseorang untuk
mencapai kemajuan hidupnya, baik secara formal maupun nonformal.
Belajar juga dapat dikatakan sebagai perubahan tingkah laku yang
diakibatkan oleh proses interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha, dengan
tahapan-tahapan tertentu dan berlangsung dengan waktu yang relatif
lama.
Menurut Kosasih dan Sumarna (2013: 11) belajar merupakan suatu
tahapan aktivitas yang menghasilkan perubahan perilaku dan mental
yang relatif tetap sebagai bentuk respon terhadap suatu situasi atau
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Susanto
(2016: 4) mengemukakan belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu
konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan
seseorang terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam
berpikir, merasa, maupun dalam bertindak.Dictionary of Psychlogy
12
disebutkan bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama belajar diartikan
sebagai ”the procces of acquiring knowledge”. Kedua belajar diartikan
sebagai “a relatively permanent change potentiality which occurs as a
result of reinforced proactive”. Pengertian pertama belajar memiliki arti
suatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar
berarti suatu perubahan kemampuan untuk berinteraksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Pengertian belajar dari
Dictionary of Psychlogy ini menekankan aspek proses serta keadaan
sebagai hasil belajar, Sriyanti (2013: 16-17).
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa belajar
adalah sebuah proses yang dilakukan seseorang yang mengakibatkan
adanya perubahan yang lebih baik pada sikap, pengetahuan, serta
keterampilan. Apabila belajar dilakukan secara berkelanjutan, perubahan
yang terjadi akan semakin meningkat lebih baik.
b. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik pada
suatu lingkungan belajar untuk saling bertukar informasi yang dilakukan
secara sistematis dan teratur. Rusman (2014: 322) pembelajaran
merupakan implementasi kurikulum di sekolah dari kurikulum yang
sudah dirancang dan menuntut aktivitas dan kreativitas pendidik dan
peserta didik sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan secara
efektif dan menyenangkan. Pembelajaran adalah proses kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dalam situasi
13
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Kosasih dan
Sumarna (2013: 21). Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Bab
(1) Pasal (1) Ayat (20), pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Corey dalam Susanto (2016: 186) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk
memungkinkan seseorang turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses kegiatan belajar mengajar yang didalamnya
terdapat pendidik sebagai pengajar dan peserta didik sebagai objek
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi yang berlangsung
pada saat pembelajaran dapat dilakukan secara tatap muka maupun
melalui media komunikasi.
c. Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD)
Pembelajaran di Sekolah Dasar hendaknya dilakukan sesuai dengan
karakteristik yang dimiliki dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
peserta didik agar dapat menumbuhkan semangat dan potensi peserta
didik. Susanto (2016: 86) mengungkapkan bahwa masa usia Sekolah
Dasar (SD) adalah masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia
enam hingga sebelas atau dua belas tahun, maka pembelajaran di sekolah
harus sesuai dengan karakteristik anak usia SD yang suka bermain,
14
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, mudah terpengaruh oleh
lingkungan, dan gemar membentuk kelompok sebaya. Oleh karena itu,
proses pembelajaran di sekolah dasar diusahakan untuk terciptanya
suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Proses
pembelajaran merupakan suatu kegiatan dalam rangka melaksanakan
kurikulum pada suatu lembaga pendidikan, agar dapat membantu peserta
didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Susanto
(2016: 89) mengemukakan pendidikan di sekolah dasar bertujuan
memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan
keterampilan dasar yang bermanfaat bagi peserta didik sesuai dengan
tingkat perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti
pendidikan di SMP. Sekolah harus memiliki patokan pengarah yang baku
sebagai standar penentuan target seluruh kegiatan pemenuhan struktur
yang sistematis, yaitu Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Menurut
Permendikbud No. 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
SKL SD/MI memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan,
dan keterampilan. Masing-masing dimensi tersebut memiliki kualifikasi
kemampuan yang berbeda. Adanya tujuan pembelajaran dan Standar
Kompetensi Lulusan, proses pembelajaran di SD menjadi terarah.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
di Sekolah Dasar (SD) dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi
peserta didik yang membangun dirinya dan ikut serta bertanggung jawab
terhadap pembangunan bangsa, dan mampu hidup di masyarakat. Adanya
pembelajaran di SD diharapkan mampu memotivasi peserta didik untuk
15
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
d. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah bagian yang sangat penting dalam pembelajaran,
karena hasil belajar merupakan output dari proses belajar dan
mengajar yang dilaksanakan secara sistematis dan terencana. Susanto
(2016: 5) menyatakan hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri peserta didik, baik yang menyangkut aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Jihad dan
Haris (2012: 7) mengemukakan hasil belajar merupakan pencapaian
bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang telah
dilakukan dalam waktu tertentu. Domain kognitif mencakup
pengetahuan dan ingatan, domain afektif mencakup sikap menerima,
memberikan respon, nilai organisasi dan karakterisasi, dan domain
psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial dan intelektual.
Syah (2012: 141) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah penilaian
untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang peserta didik
sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Belajar merupakan
proses dari seseorang, di mana hasil belajar dipengaruhi oleh
intelegensi dan penguasaan anak tentang materi yang akan dipelajari.
Hasil belajar peserta didik dapat diukur dengan menggunakan alat
16
evaluasi yang biasanya disebut tes hasil belajar. Berdasarkan uraian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang dimiliki seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran.
Kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif (pengetahuan), afektif
(sikap), dan psikomotorik (keterampilan).
2) Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar diperoleh karena dipengaruhi beberapa faktor. Munadi
dalam (Rusman, 2016: 124) mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis,
sementara faktor eksternal meliputi faktor lingkungan dan faktor
instrumental. Wasliman dalam (Susanto, 2016: 12) mengemukakan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal berasal dari luar diri peserta didik yang
memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
Slameto (2010: 54) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar adalah sebagai berikut:
a) Faktor Internal: yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
Sedang belajar, faktor internal terdiri dari:
(1) Faktor jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh).
(2) Faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan).
(3) Faktor kelelahan.
17
b) Faktor Eksternal: yaitu faktor yang ada di luar individu, faktor
eksternal terdiri dari:
(1) Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi,
pengertian orang tua, dan latar belakang budaya).
(2) Faktor sekolah (metode mengajar, media pembelajaran,
kurikulum, hubungan pendidik dengan peserta didik, relasi
peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar,
dan tugas rumah).
(3) Faktor masyarakat (kegiatan peserta didik dan masyarakat,
mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik
tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa secara umum ada dua
faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individ, dan
faktor eksternal berasal dari luar diri individu.
2. Matematika
a. Pengertian Matematika
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua
jenjang pendidikan. Mulai dari tingkat sekolah dasar hingga pendidikan
tinggi, bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara
informal. Johson dan Rising dalam Susanto (2016: 10) mengatakan
bahwa matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan
pembuktian yang logis, matematika ini adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat,
representasinya dengan simbol yang padat, lebih berupa bahasa simbol
mengenai ide dari pada bunyi. Susanto (2016: 185) berpendapat bahwa
matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang dapat
18
meningkatkan kemampuan berpikir dan kemampuan berargumentasi,
memberikan kontribusi dalam penyelesaian masalah sehari-hari dan
dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam pengembangan
dunia kerja dan teknologi. Kebutuhan akan aplikasi matematika tidak
hanya untuk keperluan sehari-hari, tetapi untuk mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan juga. Oleh karena itu, matematika
sebagai ilmu dasar perlu dikuasai dengan baik oleh peserta didik,
terutama sejak sekolah dasar. Sundayana (2014: 2) matematika
merupakan salah satu komponen dari serangkaian mata pelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam pendidikan.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa matematika
adalah suatu mata pelajaran yang yang tersusun secara beraturan, logis,
berjenjang dari yang paling mudah hingga yang paling rumit.
Matematika diajarkan mulai dari sekolah dasar dengan materi yang
sederhana. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh, maka
semakin rumit materi matematika yang diajarkan.
b. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang
dibangun oleh pendidik untuk mengembangkan kreativitas berpikir
peserta didik yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir peserta
didik, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasa yang baik
terhadap materi matematika, Susanto (2016: 186-187). Aisyah dalam
19
Rokhmah (2018 : 27) mengemukakan bahwa pembelajaran matematika
adalah proses yang dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana
lingkungan yang memungkinkan seseorang melaksanakan kegiatan
belajar matematika yang berpusat pada pendidik. Proses pembelajaran
matematika harus dirancang dan disusun sedemikian rupa, agar
penyampaian materi dalam membuat peserta didik paham dan bermakna
untuk kehidupannya.
Istiqomah (2010: 3) mengemukakan, pembelajaran matematika SD
merupakan pembelajaran yang menuntut logika berfikir secara
sistematis, sesuai dengan alur perkembangan peserta didik SD. Pendidik
harus mampu menyesuaikan dengan perkembangan dan karakteristik
peserta didik pada saat mengajarkan matematika agar peserta didik
mudah memahami materi yang telah disampaikan dan dapat
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat peneliti simpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang melibatkan
pengembangan pola berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan
belajar yang sengaja diciptakan oleh pendidik agar peserta didik dapat
melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Pembelajaran
matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari
tingkat dasar, sehingga peserta didik diharapkan dapat berpikir logis,
analitis dan sistematis yang akan berdampak positif bagi perkembangan
masa depannya kelak.
20
c. Pembelajaran Matematika di SD
Pembelajaran matematika secara formal dilaksanakan mulai dari jenjang
Sekolah Dasar (SD). Kriswandani dalam Wayudi (2012: 9),
pembelajaran matematika di SD berkenaan dengan ide (gagasan-
gagasan), aturan-aturan, hubungan-hubungan yang diatur secara logis
sehingga matematika berkaitan dengan konsep-konsep abstrak. Heruman
(2008: 6) menyatakan dalam pembelajaran matematika SD, diharapkan
terjadi reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah
menemukan suatu cara penyelesaian secara informal dalam
pembelajaran di kelas.
Selanjutnya Heruman menambahkan bahwa dalam pembelajaran
matematika harus terdapat keterkaitan antara pengalaman belajar siswa
sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Sehingga diharapkan
pembelajaran yang terjadi merupakan pembelajaran menjadi lebih
bermakna (meaningfull), siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui
sesuatu (learning to know), tetapi juga belajar melakukan (learning to
do), belajar menjiwai (learning to be), dan belajar bagaimana
seharusnya belajar (learning to learn), serta bagaimana bersosialisasi
dengan sesama teman (learning to live together). Susanto (2013: 193)
mengungkapkan bahwa membangun pemahaman pada setiap kegiatan
belajar matematika di sekolah dasar akan memperluas pengetahuan
peserta didik. Semakin luas pengetahuan tentang ide atau gagasan
matematika yang dimiliki, semakin bermanfaat bagi peserta didik untuk
lebih mudah menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
21
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di SD merupakan upaya yang dilakukan
pendidik untuk menumbuhkan kemampuan peserta didik untuk
mengomunikasikan konsep yang telah dipahami dengan baik.
Pembelajaran matematika di SD membantu peserta didik untuk terampil
dalam menyelesaikan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari
yang berhubungan dengan hitung menghitung atau yang berkaitan
dengan angka-angka.
3. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum
Kurikulum pada dasarnya adalah acuan dilaksanakannya proses
pendidikan baik secara formal maupun non formal. Nana Syaodih (2009:
5)mengungkapkan kurikulum merupakan suatu rencana yang memberi
pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar-mengajar.
Pengertian tersebut juga sejalan dengan pendapat Nasution (2006: 5)
yang menyatakan bahwa kurikulum dipandang sebagai suatu rencana
yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
staf pengajarnya. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab (1) Pasal (1) ayat (19),
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
22
pendidikan tertentu. Syaodih (2009: 5) kurikulum biasanya dibedakan
antara kurikulum sebagai rencana dengan kurikulum yang fungsional.
Rencana tertulis merupakan dokumen kurikulum, sedangkan kurikulum
yang dioperasikan di dalam kelas merupakan kurikulum fungsional.
Berdasarkan pendapat mengenai kurikulum tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat program pendidikan
yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang
disusun secara sistemis dan berisi rancangan pembelajaran. Kurikulum
disusun sebagai pedoman pendidik dan peserta didik agar proses belajar
mengajar terlaksana dengan baik dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan.
b. Pola Pikir Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem
Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap yang
diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum 2006 atau
yang sering disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013
dibuat seiring dengan kemerosotan karakter bangsa Indonesia pada akhir-
akhir ini. Korupsi, penyalahgunaan obat terlarang, pembunuhan,
kekerasan, premanisme, dan lain-lain adalah kejadian yang menunjukkan
kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah serta
rapuhnya fondasi moral dan spiritual kehidupan bangsa (Mulyasa,
2013:14). Maka dari itu, Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada
23
pendidikan karakter terutama pada tingkat dasar yang akan menjadi
pondasi pada tingkat berikutnya. Selain itu, penyebab perlunya
mengembangkan kurikulum 2013 adalah beberapa hasil dari riset
internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme for
International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan
bahwa prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang,
Mulyasa (2013: 60). Adapun penyempurnaan pola pikir pada kurikulum
2013 menurut Mumpuniarti (2014: 10-12) sebagai berikut:
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada perserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama.
2) Pola pembelajaran satu arah (dari guru ke peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (komunikasi timbal balik
antara guru, peserta didik, lingkungan dan sumber belajar).
3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi atau melalui internet).
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran yang makin diperkuat dengan pendekatan
sains).
5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim).
6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia.
7) Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik.
8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidiciplines).
9) Pola pembelajaran pasif menajdi pembelajaran aktif dan kritis.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013
Langkah-langkah pembelajaran yang sistematis diperlukan untuk
menjelaskan suatu konsep materi kepada peserta didik. Pendidik perlu
menerapkan konsep pembelajaran yang baik dalam setiap kegiatan
24
belajar mengajar, dengan adanya perencanaan yang sistematis
pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan yang dikehendaki
kurikulum. Permendikbud No. 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum mengemukakan langkah-langkah pembelajaran berbasis
kurikulum 2013 secara umum sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah
dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari;
c) Mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau
tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai;
dan
d) Menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan
tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk
menyelesaikan permasalahan atau tugas.
2) Kegiatan Inti
a) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan : melihat, menyimak, mendengar
dan membaca yang diformulasikan pada sekenario proses
pembelajaran. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
b) Menanya
Dalam kegiatan menanya guru membuka kesempatan secara
luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai fakta,
konsep, prinsip atau prosedur yang sudah dilihat, disimak,
dibaca atau
dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
menanya atau mengajukan pertanyaan: Pertanyaan tentang
hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang
abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal
lain yang abstrak. Siswa harus dilatih agar bisa menanya hal-
hal yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang
bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih
menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan
bantuan guru untuk mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat
25
di mana peserta didik mampu mengajukan pertanyaan secara
mandiri.
c) Mengumpulkan dan Mengasosiasikan
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku
yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan
tersebut terkumpul sejumlah informasi. Informasi tersebut
menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu memproses
informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan
informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi
dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan.
d) Mengkomunikasikan Hasil
Mengkomunikasi dapat melatih siswa untuk mengembangkan
sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,
mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan
mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada tahapan
mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
atau media lainnya.
3) Kegiatan Akhir
a) Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta
didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut
dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan,
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
Berdasarkan uraian tersebut, proses pembelajaran pada kurikulum 2013
mengacu pada Permendikbud No. 81 A tentang Implementasi Kurikulum
yang menjelaskan tentang langkah-langkah pembelajaran berbasis
kurikulum 2013. Adapun langkah-langkah pembelajaran berbasis
Kurikulum 2013 ada 3 tahap kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
26
4. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh pendidik. Model pembelajaran
merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
strategi, dan tehnik pembelajaran, (Helmiati, 2012: 19). Arends dalam
Shoimin (2014: 7) menyatakan, “The term teaching model refers to a
particular approach to instruction that includes its goals, syantax,
environment, and management system.” Artinya, istilah model
pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu
termasuk tujuan, sintaks, lingkungan, dan sistem pengelolaannya. Rusman
(2016: 133) model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat
digunakan untuk membentuk kurikulum dan merancang bahan-bahan
pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk menyusun seluruh
rangkaian pembelajaran yang berfungsi sebagai pedoman bagi pendidik
untuk melaksanakan proses pembelajaran. Setiap model yang akan
digunakan dalam pembelajaran menentukan paerangkat yang dipakai dalam
pembelajaran tersebut.
5. Model Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM)
a. Pengertian Model PAKEM
PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada
27
anak (student-centered learning) dan pembelajaran harus bersifat
menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani
atau takut. Aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam
pembelajaran PAKEM, di samping upaya untuk terus memotivasi, agar
anak mengadakan eksplorasi, kreasi, dan bereksperimen dalam
pembelajaran.
PAKEM adalah penerjemahan dari empat pilar pendidikan yang
dicanangkan oleh UNESCO: (1) learning to know, yaitu mempelajari
ilmu pengetahuan berupa aspek kognitif dalam pembelajaran, (2)
learning to do, yaitu belajar melakukan yang merupakan aspek
pengalaman dan pelaksanaannya, (3) learning to be, yaitu belajar
menjadi diri sendiri berupa aspek kepribadian dan kesesuaian dengan diri
anak,ini juga sesuai dengan konsep “multiple intelligence” dari Howard
Gardner, dan (4) learning to life together, yaitu belajar hidup dalam
kebersamaan yang merupakan aspek kesosialan anak, bagaimana
bersosialisasi, dan bagaimana hidup toleransi dalam keberagaman yang
ada di sekeliling peserta didik.
Nurdyansyah dan Fahyuni (2013: 105-106) PAKEM merupakan
singkatan dari pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual
yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses
pembelajarannya. Pertama, proses interaksi (peserta didik
berinteraksi secara aktif dengan pendidik, rekan peserta didik,
multimedia, referensi, lingkungan dan sebagainya). Kedua, proses
komunikasi (peserta didik mengkomunikasikan pengalaman belajar
mereka dengan pendidik danrekanpeserta didik lain melalui cerita,
dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses refleksi,
(peserta didik memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang
28
mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat,
proses eksplorasi (peserta didik mengalami langsung dengan
melibatkan semua indera melalui pengamatan, percobaan,
penyelidikan dan wawancara).
Rusman (2014: 322) mengemukakan, PAKEM merupakan model
pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan pembelajaran
PAKEM, diharapkan berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipatif,
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa PAKEM
merupakan model pembelajaran yang menuntut pendidik untuk dapat
melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik
untuk aktif dan kreatif dengan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Selain peserta didik, pendidik juga dituntut untuk kreatif
dan inovatif agar pembelajaran PAKEM dapat dilaksanakan dengan
maksimal.
b. Langkah-langkah PAKEM
Setiap model dalam kegiatan pembelajaran memiliki langkah-langkah
secara sistematis dalam penerapannya. Teruna (2013 : 88)
mengemukakan langkah-langkah pelaksanaan PAKEM (Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
1) Pendidik merancang kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2) Pendidik menyesuaikan bahan dan kegiatan belajar sesuai dengan
kemampuan peserta didik.
29
3) Pendidik mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman peserta
didik sehari-hari.
4) Pendidik menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang
beragam.
5) Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan.
6) Pendidik memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengungkapkan gagasannya.
7) Pendidik menilai pembelajaran dan kemajuan belajar peserta
didik.
Langkah-langkah PAKEM menurut Akhlak (2018: 8) sebagai berikut:
1) Merencanakan keperluan dalam pembelajaran, yaitu: kurikulum,
RPP, serta alat bantu dalam mengajar.
2) Melaksanakan proses pembelajaran yang berlandaskan PAKEM,
adapun perilaku pendidik diantaranya adalah sebagi berikut:
a) Mendengarkan dan menghargai peserta didik
b) Mengembangkan rasa percaya diri peserta didik
c) Menanamkan rasa tidak takut salah
d) Memberikan tantangan
e) Memantau perkembangan hasil belajar
Ahmadi dan Amri (2011: 33) mengemukakan langkah-langkah PAKEM
dalam pembelajaran sebagai berikut:
1) Membimbing kelompok belajar
a) Menempatkan siswa ke dalam kelompok belajar.
b) Memberi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
c) Menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan
dilaksanakan.
d) Memberikan bimbingan kepada kelompok yang membutuhkan.
e) Mengumpulkan hasil kerja kelompok.
2) Menelaah pemahaman dan memberikan umpan balik
a) Memberikan kesempatan pada kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya.
b) Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk
menanggapi hasil presentasi.
c) Memberikan konfirmasi terhadap hasil kerja siswa.
d) Membimbing siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang
telah dipelajari
3) Mengevaluasi
a) Membantu siswa melakukan refleksi.
b) Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran.
Berdasarkan langkah-langkah yang telah diuraikan, peneliti
menggunakan langkah-langkah PAKEM yang dikemukakan oleh
Ahmadi dan Amri (2011: 33), karena tahapan-tahapan yang akan
30
digunakan lebih jelas dan terperinci. Hal ini memudahkan peneliti dalam
menerapkan langkah-langkah ke dalam pembelajaran matematika.
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaannya adalah, (1) membimbing
kelompok belajar, (2) menelaah pemahaman dan pemberian umpan balik,
dan (3) mengevaluasi.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model PAKEM
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Adanya kekurangan dan kelebihan dalam setiap model
pembelajaran menjadikan model tersebut memiliki karakteristik atau ciri
khas yang tidak sama dengan model lainnya.
Teruna (2013 : 90) mengemukakan kelebihan dan kekurangan PAKEM
sebagai berikut:
1) Kelebihan PAKEM
a) PAKEM merupakan pembelajaran yang mengembangkan
kecakapan hidup.
b) Dalam PAKEM siswa belajar bekerja sama.
c) PAKEM mendorong siswa menghasilkan karya kreatif.
d) PAKEM mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses.
e) PAKEM menghargai potensi semua siswa.
f) Program untuk meningkatkat pakem disekolah harus
ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya.
2) Kekurangan
a) Perbedaan individual siswa belum diperhatikan termasuk laki-
laki /perempuan, pintar/kurang pintar, social, ekonomi
tinggi/rendah.
b) Pembelajaran belum membelajarkan kecakapan hidup.
c) Pengelompokan siswa masih dari segi pengaturan tempat
duduk,kegiatan yang dilakukan siswa sering kali belum
mencerminkan belajar kooperatif yang benar.
d) Guru belum memperoleh kesempatan menyaksikan
pembelajaran pakem yang baik.
e) Pajangan sering menampilkan hasil kerja siswa yang
cenderung seragam.
f) Pembelajaran masih sering berupa pengisian lembar kerja
31
siswa (LKS) yang sebagian besar pertanyaanya bersifat
tertutup.
Akhlak (2018: 10-11) mengemukakan kelebihan dan kekurangan model
PAKEM diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Mengalami, yaitu peserta didik terlibat secara aktif baik fisik,
mental, maupun emosional.
b) Komunikasi, yaitu kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara pendidik dan peserta didik.
c) Interaksi, yaitu kegiatan pembelajarannya memungkinkan
terjadinya interaksi multi arah.
d) Refleksi, yaitu egiatan pembelajaran yang memungkinkan
peserta didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan. 2) Kekurangan
a) Membutuhkan dana, dalam pembelajaran yang PAKEM sering
kita memakai media sehingga membutuhkan biaya yang lebih
untuk menunjang proses pembelajaran.
b) Pengembangan RPP, dalam pembelajaran PAKEM pendidik
dituntut untuk kerja ekstra dalam pengembangan RPP agar
dapat menciptakan pembelajaran yang dinginkan.
c) Manajemen kelas, dalam pembelajaran ini pendidik harus
selalu dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif dan
menyenangkan.
d) Kurangnya kreatifitas pendidik, sehingga pendidik cenderung
malas untuk melakukan pembelajaran yang inovatif.
Ahmadi dan Amri (2011: 25-26) menyebutkan kelebihan dan kekurangan
PAKEM sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat
perkembangannya.
b) Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
c) Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat
bertahan lama.
d) Keterampilan berpikir anak berkembang dalam proses
pembelajaran ini.
e) Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai dengan
lingkungan anak.
f) Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses
pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain
32
adalah kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan
pendapat orang lain.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan waktu yang banyak dalam pembelajaran.
b) Guru dituntut untuk memiliki keterampilan dan kreatifitas.
c) Penilaian yang dilakukan bukan hanya pada hasil belajar tetapi
lebih ditekankan pada proses, sehingga guru dituntut untuk
lebih teliti dalam memberikan penilaian.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan para ahli peneliti dapat
menyimpulkan bahwa kelebihan model PAKEM adalah dapat
meningkatkan keaktifan dan kretifitas dalam proses pembelajaran, dapat
menciptakan suasana belajar yang tidak monoton karena peserta didik
terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun emosional. Adapun
kelemahan model PAKEM yaitu pendidik masih kesulitan dalam
mengubah kebiasaan peserta didik untuk lebih mandiri, aktif dalam
mencari dan menemukan informasi, karena sudah terbiasa menerima
informasi dari pendidik. Selain itu, guru juga dituntut untuk kerja ekstra
dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran agar dapat
menciptakan pembelajaran yang diinginkan. Kelebihan dan kelemahan
dalam model pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi motivasi, acuan,
dan tantangan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian.
6. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media
Kehadiran media dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang
cukup penting, karena dalam kegiatan belajar mengajar ketidakjelasan
bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media
sebagai perantara. Sanjaya (2014: 57) berpendapat bahwa media adalah
33
perantara dari sumber informasi ke penerima informasi, contohnya video,
televisi, komputer, dan lain-lain. Media adalah alat bantu apa sajay ang
dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran
(Djamarah dan Zain, 2013:121). Faturrohman dan Sutikno (2011: 65)
menyatakan media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung
antara pendidik dengan peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa media
adalah alat bantu yang digunakan sebagai perantara penyampaian pesan
dari sumber informasi kepada penerima informasi. Adanya media
memudahkan seseorang dalam berkomunikasi untuk menyampaikan dan
menerima pesan yang telah disampaikan.
b. Pengertian Media Pembelajaran
Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar adalah suatu
kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses pembelajaran. Gerlach
dan Ely dalam Sanjaya (2014: 60) secara umum media pembelajaran itu
meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi
yang memungkinkan peserta didik untuk memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
Mudlofir dan Rusydiyah (2016: 124) menyatakan bahwa media
pembelajaran adalah sebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima agar penerima mempunyai motivasi untuk
belajar sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang
34
lebih memuaskan, sedangkan bentuknya bisa berbentuk cetak
maupun noncetak.
Sundayana (2016: 6) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
suatu alat atau sejenisnya yang dapat digunakan sebagai pembawa pesan
dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan yang dimaksud adalah materi
pelajaran, dimana keberadaan media tersebut dimaksudkan agar pesan
lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik.
Menurut beberapa pendapat para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses pembelajaran
yang dapat menyampaikan pesan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Pesan dalam pembelajaran akan mudah diterima oleh peserta didik dengan
adanya media pembelajaran sebagai perantara penyampaian pesan yang
sulit dipahami peserta didik
c. Fungsi Media
Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara pendidik dan peserta
didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi
pelajaran, sehingga media dalam proses pembelajaran memiliki fungsi
yang cukup penting dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
Menurut Kemp dan Dayton dalam Sundayana (2016: 9) ada tiga fungsi
utama media pembelajaran adalah untuk:
1) Memotivasi minat atau tindakan. Untuk memenuhi fungsi
motivasi,media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik
drama atau hiburan.
2) Menyajikan informasi, isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat
umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau pengetahuan
latar belakang.
35
3) Memberi instruksi. Untuk tujuan instruksi dimana informasi yang
terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik
dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang
nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.
Sanjaya (2014: 73-75) menyatakan bahwa penguasaan media
pembelajaran memiliki beberapa fungsi yaitu :
1) Fungsi komunikatif, media pembelajaran digunakan untuk
memudahkan komunikasi antara penyampai pesan dan penerima
pesan.
2) Fungsi motivasi, memudahkan peserta didik mempelajari materi
pelajaran sehingga dapat lebih meningkatkan gairah peserta didik
untuk belajar.
3) Fungsi kebermaknaan, meningkatkan kemampuan peserta didik
untuk aspek kognitif tingkat tinggi, afektif dan psikomotor.
4) Fungsi penyamaan persepsi, dengan adanya media pembelajaran
diharapkan dapat menyamakan persepsi setiap peserta didik
sehingga setiap peserta didik memiliki pandangan yang sama
terhadap informasi yang diberikan.
5) Fungsi individualitas, dengan adanya media pembelajaran
diharapkan dapat melayani kebutuhan setiap individu yang
memiliki minat dan gaya belajar yang berbeda.
Menurut Degeng (dalam Mudlofir dan Rusydiyah, 2016: 128) secara garis
besar fungsi media adalah :
1) Menghindari terjadinya verbalisme.
2) Membangkitkan minat/motivasi.
3) Menarik perhatian peserta didik.
4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan ukuran.
5) Mengaktifkan peserta didik dalam kegiatan belajar.
6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Menurut pendapat para ahli, peneliti dapat menyimpulkan bahwa fungsi
media adalah sebagai alat bantu untuk menanamkan konsep matematika
agar lebih mudah memahami dan menerima pesan yang disampaikan
dalam pembelajaran. Media sangat memudahkan pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran, sehingga peserta didik lebih tertarik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
36
7. Jenis-jenis Media
Media pembelajaran memiliki banyak sekali jenis dan macamnnya. Mulai
yang paling kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan
mahal harganya. Ada media yang dapat dibuat oleh guru sendiri, ada juga
media yang diproduksi pabrik maupun yang dapat dimanfaatkan di
lingkungan sekitar. Menurut Rudy Brets dalam Sundayana (2013: 14-15)
yang mengkasifikasikan media menjadi tujuh jenis, yaitu :
a. Media audio visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film
pada televisi, televisi, dan animasi.
b. Media audio visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman
suara, dan sound slide.
c. Audio semi gerak, seperti: tulisan jauh bersuara.
d. Media visual bergerak, seperti: film bisu.
e. Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto, microphone.
f. Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.
g. Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri.
Hamzah (201: 26) mengemukakan jenis-jenis media sebagai berikut:
a Media audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau
suara, contoh : cassette, tape recorder dan radio
b Media visual, yaitu alat-alat yang dapat memperlihatkan rupa atau
bentuk, yang kita kenal sebagai alat peraga.
Alat-alat visual atau alat-alat peraga ini terbagi atas :
1) Media visual dua dimensi. Media visual dua dimensi pada
bidang yang tidak transparan, contoh : gambar di atas kertas
atau karton, gambar yang diproyeksikan dengan opaque-
projector, lembaran balik wayang beber, grafik, diagram,
bagan, poster, gambar hasil cetak saring dan foto.
2) Media visual dua dimensi pada bidang yang transparan, contoh
: slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk overhead
projector.
3) Media visual tiga dimensi disebut tiga demensi karena
mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Contoh : benda
asli (realia), contoh barang atau speciment, alat tiruan
sederhana atau mock-up. Termasuk di dalamnya diorama,
pameran dan bak pasir.
37
Pengelompokkan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi
perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2013: 35)
dibagi dalam dua kategori luas, yaitu :
a. Pilihan Media Tradisional
1) Visual diam yang diproyeksikan.
a) Proyeksi opaque (tak-tembus pandang).
b) Proyeksi overhead.
c) Slide.
d) Filmstrips.
2) Visual yang tak diproyeksikan
a) Gambar, poster.
b) Foto.
c) Charts, grafik, diagram.
d) Pameran, papan info, papan-bulu.
3) Audio
a) Rekaman piringan.
b) Pita kaset, reel, cartridge.
4) Penyajian Multimedia
a) Slide plus suara (tape).
b) Multi-image.
5) Visual dinamis yang diproyeksikan
a) Film.
b) Televisi.
c) Video.
6) Cetak
a) Buku teks.
b) Modul, teks terprogram.
c) Workbook.
d) Majalah ilmiah, berkala.
e) Lembaran lepas (hand-out).
7) Permainan
a) Teka-teki.
b) Simulasi.
c) Permainan papan.
8) Realia
a) Model.
b) Specimen (contoh).
c) Manipulative (peta, boneka).
d) Alat Peraga Matematika.
b. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
1) Media berbasis telekomunikasi
a) Telekonferen.
b) Kuliah jarak jauh.
2) Media berbasis mikroprosesor
a) Computer-assisted instruction.
38
b) Permainan komputer.
c) System tutor intelijen.
d) Interaktif.
e) Hypermedia.
f) Compact (video) disc.
Berdasarkan jenis-jenis media tersebut, maka peneliti memilih meneliti
jenis media menurut Seels dan Glasgow dalam Arsyad (2013: 35) yaitu
media realia (media asli). Salah satu media yang memiliki kelebihan
yang cukup baik untuk pelaksanaan pembelajaran matematika yang
memerlukan pengalaman langsung adalah media realia.
8. Media Realia
a. Pengertian Media Realia
Media realia adalah benda nyata yang digunakan oleh pendidik sebagai
bahan atau sumber belajar. Hamzah (2011:117) mengemukakan, media
realia atau benda asli adalah alat visual tiga dimensi yang memiliki
ukuran panjang, lebar, dan tinggi. Menurut Hermawan dkk (2007:31)
media realia merupakan model atau objek nyata dari suatu benda
dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman secara
langsung kepada peserta didik. Sanjaya (2012: 14) menyatakan bahwa
media realia adalah benda nyata yang digunakan sebaga bahan ajar
atau yang biasa disebut benda yang sebenarnya.
Benda nyata sebagai media adalah alat penyampaian informasi yang
berupa benda atau objek yang sebenarnya atau asli dan tidak
mengalami perubahan yang berarti. Berdasarkan pendapat para ahli
dapat disimpulkan bahwa media realia merupakan benda atau objek
39
nyata yang sebenarnya, yang dapat dilihat oleh pancaindra dan dapat
digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran. Media realia
mampu memberikan arti nyata kepada peserta tentang hal-hal yang
sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak.
b. Langkah-langkah Penggunaan Media Realia dalam Pembelajaran
Pemanfaatan media realia sebagai media pembelajaran dan bagian dari
upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran akan semakin efektif
dan efesien. Fathurrohman dan Sutikno (2011: 72) mengemukakan
bahawa secara umum ada enam langkah yang bisa ditempuh pendidik
dalam menggunakan media, yaitu:
1) Merumuskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan
media.
2) Pendidik memilih dan menetapkan media yang akan
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Persiapan kelas. Pendidik menyiapkan peserta didik dan kelas
sebelum media dihadirkan.
4) Penyajian pembelajaran dan pemanfaatan media.
5) Peserta didik mempraktekkan media pembelajaran yang
dibawa oleh pendidik.
6) Evaluasi pembelajaran.
Menggunakan media realia harus menggunakan cara yang sistematis.
Sadiman (2012: 198) mengemukakan bahwa secara khusus ada empat
langkah yang perlu diikuti pendidik dalam menggunakan media realia,
yaitu:
1) Menyediakan benda-benda nyata yang berhubungan dengan
bahan ajar agar dapat dimanfaatkan di kelas dengan efesien.
2) Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam proses
pembelajaran di kelas. Peserta didik dapat pengalaman
langsung dari benda-benda tersebut.
3) Mengajak peserta didik mengamati secara langsung, kemudian
bersama temannya berdiskusi tentang materi yang telah
disampaikan.
40
4) Setelah mengamati dan berdiskusi serta bimbingan dari
pendidik, peserta didik dapat menyimpulkan materi yang telah
disampaikan.
Berdasarkan langkah-langkah penggunaan media realia yang telah
diuraikan, maka peneliti menggunakan langkah-langkah menurut
Sadiman (2012: 198) karena lebih efektif dan efesien jika diterapkan
dalam pembelajaran matematika, sehingga peserta didik dapat
memahami materi matematika yang bersifat abstrak. Langkah-langkah
penggunaan media yaitu: (1) Menyediakan benda-benda nyata yang
berhubungan dengan bahan ajar agar dapat dimanfaatkan di kelas
dengan efesien. (2) Menggunakan benda-benda nyata tersebut dalam
proses pembelajaran di kelas. Peserta didik dapat pengalaman
langsung dari benda-benda tersebut. (3) Mengajak peserta didik
mengamati secara langsung, kemudian bersama temannya berdiskusi
tentang materi yang telah disampaikan. (4) Setelah mengamati dan
berdiskusi serta bimbingan dari pendidik, peserta didik dapat
menyimpulkan materi yang telah disampaikan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Media Realia
Penggunaan media dalam pembelajaran pastilah ada kelebihan dan
kekurangannya yang perlu diperhatikan ketika seorang pendidik
memutuskan untuk menggunakan media realia dalam proses
pembelajaran. Ibrahim dan Syaodih (2013: 119) mengungkapkan
bahwa ada beberapa kelebihan dan kekurangan menggunakan objek
nyata ini, yaitu :
41
1) Kelebihan
a) Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada
peserta didik untuk mempelajari sesuatu ataupun
melaksanakan tugas dalam situasi nyata.
b) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih
keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak
mungkin alat indera.
2) Kekurangan
a) Membawa peserta didik ke berbagai tempat di luar sekolah,
kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk
kecelakaan dan sejenisnya.
b) Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek
nyata tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan
kerusakan dalam menggunakannya.
c) Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran objek
yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan, dan
pgambar bagian demi bagian, sehingga pembelajaran harus
didukung pula dengan media lain.
Pujita (2008: 18) mengungkapkan kelebihan dan kekurangan media
realia secara khusus yaitu :
1) Kelebihan
a) Mudah didapat, pada umumnya media realia dapat ditemui
karena merupakan benda nyata yang ada di lingkungan
sekitar.
b) Memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat
benda realia merupakan benda nyata, maka penjelasan
yang berkaitan dengan benda tersebut menjadi lebih jelas
dan akurat.
2) Kekurangan
a) Ukuran yang terlalu besar untuk menghadirkan media relia
ke dalam ruang kelas. Apabila kegiatan pembelajaran
dilakukan di dalam kelas, media yang berukuran besar
akan sulit untuk dibawa ke dalam ruangan.
b) Benda nyata yang berharga mahal. Misalnya batu-batuan
berharga.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
kelebihan media realia dapat membantu peserta didik untuk lebih mudah
memahami materi dalam suatu pembelajaran. Media realia juga memiliki
kekurangan yaitu biaya yang diperlukan terkadang tidak sedikit.
42
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan digunakan sebagai pembanding atau acuan dalam
melakukan kajian penelitian. Penelitian yang dijadikan pembanding atau
acuan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Munfatiroh (2018) “Pengaruh Model PAKEM untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SDI Raudhatul Jannah Waru
Kabupaten Sidoarjo”. Hasil penelitian yang dilakukan Munfatiroh model
PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar matematika peserta didik.
Persamaan dengan penelitian di atas terletak pada variabel bebas (PAKEM)
dan variabel terikat (hasil belajar matematika). Sampel penelitian yang
digunakan Munfatiroh adalah peserta didik kelas IV SDI Raudhatul Jannah
Waru, sedangkan peneliti menggunakan peserta didik kelas V SDN 1
Metro Timur serta waktu penelitian di atas pada tahun 2018 sedangkan
peneliti pada tahun 2019.
2. Arrahim dan Muttolingah (2017) “Penggunaan Media Realia (Papan
Magnetik) dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok
Bahasan Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Kelas IV MI At-
Taubah Kota Bekasi”. Hasil penelitian dengan menggunakan media realia
dapat meningkatkan hasil belajar. Persamaan penelitian di atas dengan
peneliti terletak pada variabel bebasnya yaitu media realia, dan variabel
terikatnya hasil belajar. Peneliti di atas menggunakan satu variabel bebas
sedangkan peneliti menggunakan dua variabel bebas, serta sampel
penelitian peserta didik kelas IV MI At-Taubah Kota Bekasi dan peneliti
menggunakan peserta didik kelas V SDN 1 Metro Timur.
43
C. Kerangka Pikir
Penelitian agar memiliki arah yang lebih jelas, perlu disusun sebuah kerangka
pikir. Kerangka pikir itu sendiri menurut Sekaran (dalam Sugiyono, 2015: 91)
merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan
berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.
Kerangka pikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antarvariabel yang diteliti, sehingga perlu dijelaskan hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
PAKEM dan media realia, sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar
matematika peserta didik. Berdasarkan hal tersebut, maka akan peneliti
jelaskan keterkaitan antar variabel secara teoritis. Belajar adalah perubahan
perubahan yang relatif menetap dan tingkah laku yang terjadi sebagai suatu
hasil dari latihan atau pengalaman.
Belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan
dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang mungkin
individu memperoleh pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman atau
pengalaman baru maupun sesuatu yang perna diperoleh atau ditemukan
sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali. Hasil belajar
matematika adalah hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah mengikuti
proses pembelajaran matematika berupa seperangkat pengetahuan, sikap,
keterampilan dan nilai yang berguna bagi peserta didik untuk kehidupan
sehari-hari untuk masi kini maupun masa yang akan datang. Meningkatkan
hasil belajar matematika peserta didik sangat ditentukan oleh kemampuan
pendidik dalam mengelolah proses pembelajaran, pembelajaran harus menarik
44
sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar. Agar hasil belajar
matematika peserta didik meningkat, diperlukan suatu model pembelajaran
yang tepat dalam proses belajar mengajar untuk melibatkan peserta didik
secara aktif, kreatif baik pikiran penglihatan, pendengaran, dan perilaku.
Salah satu Model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran matematika adalah model PAKEM. Model pembelajaran
PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam
bertindak untuk mencapai tujuan pembelajaran yang parisipatif, aktif,
kreatif,efektif, dan menyenangkan. Agar peserta didik termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah mereka tidak akan terbebani dan merasa takut.
Maka dari itu, aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting dalam
pembelajaran PAKEM, disamping upaya untuk memotivasi anak agar anak
mengadakan eksplorasi, kreasi dan bereksperimen terus dalam pembelajaran.
Selain model pembelajaran, pendidik juga harus memperhatikan media
pembelajaran yang digunakan. Penunjang keberhasilan peserta didik dalam
bidang akademik yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik secara
maksimal dan menumbuhkan motivasi belajar pada diri peserta didik, maka
dari itu dibutuhkan suatu media pembelajaran yang membuat peserta didik
menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Media realia adalah salah satu
media yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, karena dapat
memberikan informasi yang jelas dan akurat, mengingat benda realia
merupakan benda nyata, maka penjelasan yang berkaitan dengan benda
tersebut menjadi lebih jelas dan akurat. Berdasarkan uraian tersebut, maka
kerangka pikir dalam penelitian ini adalah “jika model PAKEM dan media
45
rx1y
rx2y
r x1x2 R x1x2y
realia digunakan dalam pembelajaran, maka aktivitas peserta didik akan
semakin bertambah, peserta didik akan menyukai pembelajaran matematika
dan hasil belajar peserta didik akan semakin meningkat”.
D. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan dasar pijakan yang mengarahkan cara
berfikir dalam penelitian. Menurut Sugiyono (2015: 42) paradigma
penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan
jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian,
teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah
hipotesis, dan teknik analisis statistik yang digunakan. Maka dari itu
diperlukan paradigma penelitian untuk dapat menggambarkan hubungan antar
variabel. Gambaran paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Gambar 1. Paradigma ganda dengan dua variabel independen
Keterangan:
= Model PAKEM
= Media Realia
Y = Hasil Belajar Matematika
= Pengaruh
Sumber: Sugiyono, 2016: 68.
X1
X2
Y
46
E. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir di atas, maka peneliti
menetapkan hipotesis yaitu.
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan model
PAKEM terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan media realia
terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1
Metro Timur.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan model
PAKEM terhadap media realia.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari penerapan model
PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar matematika peserta didik
kelas V SDN 1 Metro Timur.
47
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan eksperimen. Sugiyono (2015 :107) menyatakan bahwa metode
penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Sanjaya (2014 :85) menyatakan bahwa penelitian eksperimen
adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
suatu tindakan atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap suatu
kondisi tertentu.
Objek penelitiannya adalah model PAKEM (X1), media realia (X2) dan hasil
belajar matematika (Y). Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non-equivalen control group design. Desain non-equivalen control group
design menggunakan 2 kelompok, yaitu kelompok kelas eksperimen dan
kelompok kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan
perlakuan berupa penerapan penggunaan model PAKEM dan media realia,
sedangkan kelas kontrol adalah kelas pengendali yaitu kelas yang tidak
mendapat perlakuan atau kelas yang menggunakan model pembelajaran yang
biasa digunakan oleh pendidik. Hal ini, kelas V A dijadikan kelas eksperimen
48
yang akan diberikan perlakuan menggunakan model PAKEM dan media
realia, sedangkan kelas V B dijadikan kelas kontrol yang tidak mendapat
perlakuan. Desain penelitian non-
equivalen control group design dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar 2. Desain eksperimen
Keterangan:
O1 = Nilai pretest kelompok eksperimen
X = Perlakuan penggunaan media realia
O2 = Nilai posttest kelompok eksperimen
O3 = Nilai prestest kelompok kontrol
O4 = Nilai posttest kelompok kontrol
Sumber: Sugiyono (2015: 116)
Gambar 2 mengilustrasikan bahwa desain ini menggunakan dua kelompok,
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pelaksanaan pretest yang dilakukan
sebelum perlakuan, baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol (O1 , O3 ) dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan
perubahan. Pemberian posttest pada akhir perlakuan akan menunjukkan
seberapa jauh akibat dari perlakuan (O2 , O4 ). Hal ini dilakukan dengan cara
melihat perbedaan nilai (O2 – O1) dan (O4 – O3), sedangkan pada kelas
kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah diketahui tes awal dan tes akhir maka
dihitung selisihnya yaitu:
O2 – O1 = Y1
O4 – O3 = Y2
O1 X O2
O3 O4
49
Keterangan:
Y1 = Hasil belajar peserta didik yang mendapat perlakuan menggunakan
model PAKEM dan media realia
Y2 = Hasil belajar peserta didik tanpa perlakuan. Kemudian gain score
tersebut dianalisis menggunakan ttest .
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Timur yang
beralamatkan di Jl. Ahmad Yani No. 86 Metro Timur Kecamatan Metro
Timur Kota Metro.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November tahun 2018 sampai
dengan Maret tahun 2019.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN 1 Metro Timur.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh
dalam penelitian. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu.
1. Melaksanakan penelitian pendahuluan, seperti observasi dan studi
dokumentasi.
2. Memilih dua kelompok subjek untuk dijadikan kelas eksperimen
(kelas V A) dan kontrol (Kelas V B) di SD Negeri 1 Metro Timur.
3. Menyusun kisi-kisi dan instrumen pengumpul data yang berupa tes
pilihan jamak.
4. Menguji coba instrumen tes kepada subjek uji coba soal, yaitu peserta
didik kelas V B SD Negeri 10 Metro Timur.
50
5. Menganalisis data uji coba untuk mengetahui apakah instrumen valid dan
reliabel untuk dijadikan sebagai soal pretest dan posttest.
6. Memberikan pretest pada peserta didik eksperimen dan kelas kontrol
untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik.
7. Melakukan pembelajaran dengan memberikan perlakuan pada kelas
eksperimen dengan menggunakan model PAKEM dan media realia,
sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran yang
biasa digunakan oleh pendidik.
8. Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik.
9. Menganalisis data hasil tes dengan menghitung perbedaan antara hasil
pretest dan postest untuk masing-masing kelas menggunakan perhitungan
manual statistik dengan bantuan Ms. Office Excel 2010 untuk mencari
perbedaan hasil penelitian, sehingga dapat diketahui pengaruh model
PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar matematika peserta didik
kelas V SD Negeri 1 Metro Timur.
10. Interpretasi hasil perhitungan data.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2015: 117) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi, objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Arikunto (2014: 173) populasi
adalah keseluruhan subjek apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
51
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur, terdiri dari dua kelas,
yaitu kelas V A dan V B. Kelas VA memiliki jumlah peserta didik 21
orang, sedangkan kelas V B memiliki jumlah peserta didik 22 orang
sehingga jumlah total populasi 43 peserta didik. Data populasi dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Jumlah populasi peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur.
No. Kelas ∑ Peserta didik
1. V A 21
2. V B 22
∑ 43
Sumber: Dokumentasi pendidik kelas V A dan V B SDN 1 Metro Timur
tahun pelajaran 2018/2019.
2. Sampel
Sampel berarti contoh benda yang diambil dari sejumlah benda atau yang
mewakilinya. Sugiyono (2015: 118) menyatakan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel yang telah digunakan sesuai dengan pendapat Arikunto
(2014: 131) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti dan apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
nonprobability sampling dan purposive sampling. Menurut Sugiyono
(2015: 122) nonprobability sampling merupakan teknik pengambilan
sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
52
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jenis sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Menurut Sugiyono
(2015: 124) sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Purposive sampling
digunakan untuk penentuan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
dilihat berdasarkan persentase ketuntasan hasil belajar matematika peserta
didik. Kelas eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas
V A sebanyak 21 peserta didik dengan menggunakan model PAKEM dan
media realia. Peneliti memilih kelas V A sebagai kelas eksperimen karena
peneliti melihat nilai mid semester ganjil mata pelajaran matematika kelas
V A lebih rendah dari pada kelas V B.
Kelas V B sebanyak 22 peserta didik dijadikan sebagai kelas kontrol
dengan metode pembelajaran yang biasa pendidik gunakan pada mata
pelajaran matematika. Peneliti memilih kelas V B sebagai kelas kontrol
karena peneliti melihat nilai mid semester ganjil pada mata pelajaran
matematika kelas V B lebih tinggi dibanding kelas V A. Sehingga total
sampel pada penelitian ini adalah 43 peserta didik.
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Salah satu tahapan penting dalam proses penelitian adalah penentuan
variabel. Sugiyono (2015: 60) menyatakan bahwa variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
53
ditarik kesimpulan. Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model PAKEM (X1) dan
media realia (X2). Model PAKEM dan media realia merupakan variabel
yang menentukan hubungan antara fenomena yang diamati.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar matematika kelas V SD Negeri 1
Metro Timur (Y). Hasil belajar matematika adalah faktor yang diamati
peneliti untuk menentukan adanya pengaruh dari penggunaan model
PAKEM dan media realia.
2. Definisi Operasional
Penelitian kuantitatif harus mampu memberikan penafsiran yang sama
terhadap variabel yang diteliti. Hal tersebut untuk menghindari perbedaan
penafsiran dalam memahami variabel penelitian, maka variabel-variabel
penelitian harus didefinisikan sejelas mungkin dalam bentuk definisi
operasional. Widoyoko (2015: 130) menyatakan bahwa definisi
operasional merupakan definisi yang didasarkan pada sifat-sifat yang
didefinisikan yang dapat diamati. Konsep yang diamati maksudnya konsep
itu terbuka untuk orang lain melakukan penelitian sehingga penelitian
54
yang telah dilakukan dapat diuji kembali oleh orang lain. Definisi
operasional akan dijelaskan dalam variabel penelitian berikut.
a. Model PAKEM (X1)
PAKEM berasal dari konsep bahwa pembelajaran harus berpusat pada
anak (student-centered learning) dan pembelajaran harus bersifat
menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan agar mereka tidak merasa terbebani
atau takut. Maka aspek fun is learning menjadi salah satu aspek penting
dalam pembelajaran PAKEM, di samping upaya untuk terus
memotivasi anak agar anak mengadakan eksplorasi, kreasi, dan
bereksperimen dalam pembelajaran. PAKEM merupakan model
pembelajaran yang menuntut pendidik untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik untuk aktif dan
kreatif dengan pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
b. Media Realia (X2)
Media realia adalah benda nyata yang digunakan oleh pendidik sebagai
bahan atau sumber belajar. Sanjaya (2012: 14) menyatakan bahwa
media realia adalah benda nyata yang digunakan sebaga bahan ajar atau
yang biasa disebut benda yang sebenarnya. Benda nyata sebagai media
adalah alat penyampaian informasi yang berupa benda atau objek yang
sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti.
Media realia merupakan benda atau objek nyata yang sebenarnya, yang
dapat dilihat oleh pancaindra dan dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam pembelajaran.
55
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah
mengikuti proses belajar, baik dari aspek pengetahuan, sikap dan
keterampilan. Hasil belajar dalam penelitian ini difokuskan pada aspek
kognitif. Ranah kognitif peserta didik diukur menggunakan instrumen
tes yang diberikan pada akhir pembelajaran. Tes yang diberikan setelah
uji coba merupakan tes formatif dalam bentuk pilihan jamak sebanyak
20 item. Setiap jawaban benar memiliki skor 1 dan jawaban salah
memiliki skor 0. Peserta didik dikatakan berhasil apabila siswa telah
mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan dari
penelitian karena hakekat penelitian adalah mengumpulkan data yang
sesungguhnya secara objektif. Teknik yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan keseluruhan data yang berkaitan dengan penelitian ini adalah
teknik non tes dan teknik tes.
1. Teknik Non Tes
Teknik non tes merupakan teknik penilaian dengan tidak menggunakan
tes. Teknik ini umumnya digunakan untuk menilai keterampilan
(psikomotor) maupun sikap (afektif) yang berhubungan dengan kegiatan
belajar dalam pendidikan baik secara individu maupun kelompok. Menurut
Wiyono dan Sunarni (2009: 20-21) teknik non tes adalah teknik evaluasi
yang menggunakan alat atau instrumen non tes dalam mengumpulkan data,
seperti observasi, wawancara, angket, inventori, skala sikap, dokumentasi,
56
dan sejenisnya. Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
melihat langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi
atau sampel). Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang penilaian kinerja pendidik, kondisi
sekolah di SD Negeri 1 Metro Timur.
b. Wawancara
Sugiyono (2015: 194) mengemukakan bahwa wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya . Jenis wawancara yang
digunakan adalah wawancara terbuka yang memiliki pertanyaan tidak
terbatas atau tidak terikat jawabannya. Wawancara ditujukan kepada
peserta didik kelas V A dan V B sebagai narasumber. Adapun
pertanyaan-pertanyaan yang digunakan telah disiapkan sebelumnya
agar memperoleh data yang akurat dan terfokus pada tujuan penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen, berupa dokumen tertulis,
gambar, maupun elektronik untuk memperkuat data penelitian. Teknik
57
ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang nilai mid semester
ganjil peserta didik tahun pelajaran 2018/2019. Selain itu, teknik ini
juga digunakan untuk memperoleh gambar/foto peristiwa saat kegiatan
penelitian berlangsung.
d. Angket
Angket merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam pengaruh penerapan model PAKEM dan
penggunaan media realia. Angket adalah daftar pernyataan yang
diberikan kepada responden untuk memberikan respons sesuai dengan
permintaan yang diinginkan. Angket yang diberikan berjumlah 30 butir.
Angket dibuat dengan skala likert. Riduwan (2013: 87) menyatakan
bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau sekelompok atau kejadian atau gejala sosial. Dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator dijadikan sebagai tolak
ukur untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan.
Sugiyono (2016: 35) menyatakan bahwa skala likert mempunyai 5
kemungkinan jawaban yaitu selalu, sering, kadang-kadang, netral, dan
tidak pernah. Skala likert dalam penelitian ini mempunyai empat
kemungkinan jawaban tanpa jawaban netral, dimaksudkan untuk
menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak
mempunyai jawaban yang jelas. Pada skala likert ini terdapat empat
58
pilihan jawaban, yaitu katagori selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak
pernah. Angket yang diberikan pada siswa adalah untuk mengetahui
respon siswa dalam penggunaan model PAKEM dan media realia
dalam pembelajaran matematika. Menurut Widodo (dalam Teruna
2013: 89-94) Indikator model PAKEM adalah sebagai berikut.
a. Pengelolaan kelas.
b. Keterampilan bertanya.
c. Pelayanan individual.
d. Sumber belajar dan alat bantu pembelajaran.
e. Umpan balik dan evaluasi.
f. Komunikasi dan interaksi.
g. Keterlibatan peserta didik.
h. Refleksi.
Afriani (2017: 41) mengemukakan indikator media realia sebagai
berikut.
a. Keaktifan siswa dalam belajar.
b. Antusias peserta didik mengikuti pembelajaran.
c. Penggunaan media dalam pembelajaran.
d. Pemahaman peserta didik pada materi pembelajaran.
2. Teknik Tes
Teknik tes, digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai hasil belajar
peserta didik pada ranah kognitif, dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat penguasaan peserta didik dalam pembelajaran matematika. Alat
pengumpul data yang digunakan berupa soal tes dengan jumlah 40 butir
59
soal. Bentuk tes yang diberikan berupa soal pilihan jamak, setiap jawaban
benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Tes dilaksanakan
diawal pembelajaran sebelum peserta didik mendapatkan materi (pretest)
dan di akhir pembelajaran diberi (postest). Uji coba tes dilaksanakan di SD
Negeri 10 Metro Timur karena sama-sama menggunakan kurikulum 2013,
akreditasi yang sama yaitu akreditasi B, strata pendidik kelas V sama-sama
S1, dan KKM pada mata pelajaran matematika kelas V sama-sama 75.
G. Uji Kemantapan Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian haruslah mampu
menjamin bahwa instrumen tes yang digunakan berkualitas. Untuk itu, maka
tes yang akan digunakan mengikuti langkah-langkah penyusunan soal, yaitu:
1. Penyusunan Kisi-kisi Soal Tes
Kisi-kisi soal tes yang digunakan disusun berdasarkan materi pembelajaran
yang telah ditentukan. Kisi-kisi soal tes ini digunakan untuk memudahkan
dalam penyusunan instrumen soal tes. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar
ranah kognitif peserta didik akan disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3. Kisi- kisi instrumen tes
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi Ranah Nomor Soal
3.6 Menjelaskan dan
menemukan
jaring-jaring
bangun ruang
sederhana (kubus
dan balok)
3.6.1 Mengidentifikasi
bentuk bangun ruang
kubus dan balok C1
1, 3, 15, 16, 22,
23, 26, 27, 28,
29, 31, 33
3.6.2 Membedakan berbagai
jaring-jaring kubus dan
balok C2
7, 8, 9, 10, 13,
17, 18, 19, 21,
25, 30, 34, 35,
37, 38, 39
3.6.3 Menentukan berbagai
jaring-jaring kubus dan
balok C3
2, 4, 5, 6, 11,
12, 14, 20, 24,
32, 36, 40
Jumlah 40
60
2. Uji Coba Instrumen Tes
Setelah instrumen tes tersusun, kemudian diujicobakan kepada peserta
didik yang tidak termasuk dalam sampel. Tes uji coba ini dilakukan untuk
mendapatkan persyaratan tes yaitu validitas dan reliabilitas. Jumlah soal
yang di uji cobakan sebanyak 40 butir. Tes uji coba ini dilakukan pada
kelas V SD Negeri 10 Metro Timur karena sama-sama menggunakan
kurikulum 2013, akreditasi yang sama yaitu akreditasi B, strata pendidik
kelas V sama-sama S1, dan KKM pada mata pelajaran matematika kelas V
sama-sama 75. Pendidik mengajar menggunakan metode yang sesuai
dengan kurikulum 2013. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
saintifik dan metode pembelajaran yang digunakan bervariasi.
3. Uji Validitas
Setelah diadakan uji coba instrumen, selanjutnya yaitu menganalisis hasil
uji coba instrumen. Sugiyono (2015: 173) valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen
yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu
valid. Penggunaan kisi-kisi instrumen akan memudahkan pengujian
validitas dan dapat dilakukan secara sistematis. Untuk mengukur tingkat
validitas soal, digunakan rumus korelasi point biserial, dimana angka
indeks korelasi diberi lambang rpbi dengan rumus sebagai berikut.
Korelasi:
√
Keterangan:
= Koefisien korelasi point biserial
= Rata-rata dari subjek-subjek yang menjawab benar bagi item yang
dicari validitasnya
61
= Mean skor total
= Standar deviasi dari skor total (simpangan baku)
p = Proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut
q = 1-p (proporsi subjek yang menjawab salah item tersebut
Sumber: Kasmadi dan Sunariah (2014: 157)
Tabel 4. Koefisien korelasi point biserial
No. Koefisien korelasi Tingkat korelasi
1. 0,80-1,00 Sangat kuat
2. 0,60-0,79 Kuat
3. 0,40-0,59 Sedang
4. 0,20-0,39 Rendah
5. 0,00-0,19 Sangat rendah
Sumber: Sugiyono (2015: 257)
Kriteria pengujian apabila > dengan α= 0,05 maka alat ukur
tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila < , maka
alat ukur tersebut tidak valid atau drop out. Nilai diperoleh dari tabel
nilai-nilai r.
4. Reliabilitas
Kata reliabilitas dalam Bahasa Indonesia diambil dari kata “reliability”
dalam Bahasa Inggris, berasal dari kata “reliable” yang artinya dapat
dipercaya (Arikunto, 2013: 74). Instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Semakin reliabel suatu tes, semakin yakin
bahwa dalam hasil suatu tes mempunyai hasil yang sama dan bisa dipakai
di suatu tempat sekolah ketika dilakukan tes kembali. Penelitian ini
menggunakan pengujian reliabilitas instrumen jenis internal consistency,
yang dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian
data yang diperoleh dianalisis dengan teknik Single Test-Single Trial
62
dengan menggunakan formula Kuder Richardson. Adapun rumus
(Kuder Richardson) sebagai berikut.
= (
) (
∑
)
Keterangan:
= Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir item
1 = Bilangan konstan
= Varian total
pi = Proporsi testee yang menjawab dengan betul butir item
yang bersangkutan
qi = Proporsi testee yang menjawab salah, atau: qi = 1 – pi
Σpiqi = Jumlah dari hasil perkalian antara pi dengan qi
Sumber: Sudijono (2013: 252)
Reliabilitas instrumen dihitung dengan bantuan program Microsoft Office
Excel 2010. Kriteria tingkat reliabilitas adalah sebagai berikut.
Tabel 5. Koefisien reliabilitas KR 20
No. Koefisien Reliabilitas Tingkat Reliabilitas
1. 0,80-1,00 Sangat kuat
2. 0,60-0,79 Kuat
3. 0,40-0,59 Sedang
4. 0,20-0,39 Rendah
5. 0,00-0,19 Sangat rendah
Sumber: Arikunto (2013: 276)
H. Teknik Analisis Data dan Penguji Hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif.
Teknik analisis tersebut digunakan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
model PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar matematika peserta
didik. Setelah melakukan perlakuan terhadap kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh data berupa hasil pretest, posttest, dan peningkatan
pengetahuan (N-Gain). Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, dapat
menggunakan rumus sebagai berikut.
63
G =
Dengan kategori sebagai berikut:
Tinggi : 0,7 ≤ N-Gain ≤ 1
Sedang : 0,3 ≤ N-Gain ≤ 0,7
Rendah : N-Gain < 0,3
Sumber: Hake dalam Widayanti (2015: 3)
1. Uji Prasyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
sebaran data penelitian yang berdistribusi normal atau tidak. Ada
beberapa cara yang digunakan untuk menguji normalitas data, yaitu: (a)
Uji Kertas Peluang Normal, (b) Uji Chi Kuadrat (χ2), dan (c) Uji
Liliefors. Uji normalitas dalam penelitian yang akan dilakukan dengan
menggunakan metode Uji Chi Kuadrat (χ2). Uji normalitas penelitian ini
menggunakan rumus chi kuadrat sebagai berikut:
∑
Keterangan:
= Nilai Chi Kuadrat hitung
= Frekuensi yang diperoleh
= Frekuensi yang diharapkan
Sumber: Muncarno (2016:60)
Tahap selanjutnya, membandingkan hitung dengan nilai
tabel untuk α =
0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k -1, maka dikonsultasikan pada tabel
Chi Kuadrat dengan kaidah keputusan : Jika hitung <
tabel, artinya
distribusi data dinyatakan normal, sedangkan jika hitung >
tabel,
artinya distribusi data dinyatakan tidak normal.
64
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas varians dilakukan antara dua kelompok data, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok
tersebut dilakukan untuk variabel terikat dan hasil belajar kognitif
peserta didik. Dalam penelitian ini uji homogenitas menggunakan
perbandingan varians terbesar dengan varians terkecil. Rumus uji
homogenitas (Muncarno (2015: 57), yaitu:
1) Menentukan hipotesis dalam bentuk kalimat
H0 : =
varian homogen
Ha : ≠
varian tidak homogen
2) Menentukan taraf signifikan, dalam penelitian ini taraf
signifikannya adalah α = 5% atau 0,05.
3) Uji homogenitas menggunakan uji-F dengan rumus
F =
4) Keputusan uji jika Fhitung < Ftabel maka homogen, sedangkan jika
Fhitung > Ftabel maka tidak homogen.
2. Analisis Data Hasil Belajar
a. Nilai Hasil Belajar Secara Individu
Menghitung hasil belajar siswa secara individu
S=
Keterangan :
S = nilai siswa (yang dicari)
R = jumlah skor/item yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes
100 = bilangan tetap
Sumber : Kunandar (2013: 126)
65
b. Nilai Rata-rata Seluruh Peserta Didik
Menghitung nilai rata-rata seluruh peserta didik
= ∑
∑
Keterangan :
= nilai rata-rata seluruh siswa ∑ = total nilai siswa yang diperoleh ∑ = jumlah siswa
Sumber : Kunandar (2013: 126)
c. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Secara Klasikal
Menghitung persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik secara
klasikal dapat digunakan rumus berikut.
P =
x 100 %
Tabel 6. Persentase ketuntasan hasil belajar peserta didik.
No Persentase Kriteria
1 >85% Sangat tinggi
2 65-84% Tinggi
3 45-64% Sedang
4 25-44% Rendah
5 < 24% Sangat rendah
Sumber : Aqib (2010: 41)
d. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan analisis regresi ganda. Kegunaan analisis
regresi ganda yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y)
apabila variabel bebas minimal dua atau lebih. Analisis regresi ganda
ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas
atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel
bebas atau lebih dengan satu variabel terikat. Menurut Riduwan dalam
66
Muncarno (2017: 113-114) langkah-langkah menyelesaikan regresi
ganda yaitu sebagai berikut.
1. Langkah 1.
Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat.
2. Langkah 2.
Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik.
Ha : r 0
Ho : r = 0
3. Langkah 3.
Membuat tabel penolong untuk menghitung angka statistik.
4. Hitung nilai-nilai persamaan b1, b2 dan a dengan rumus berikut
Σ x12= Σ x1
2- ∑
Σ x22= Σ x2
2- ∑
Σ y2= Σy
2-
∑
Σ x1y= Σ x1y - ∑ ∑
Σ x2y= Σ x2y - ∑ ∑
Σ x1x2= Σ x1x2 - ∑ ∑
Kemudian masukkan hasil dari jumlah kuadrat ke persamaan
b1,b2, dan a
b1= (∑
)(∑ ) ∑ ∑
∑ ∑
∑
b2= (∑
)(∑ ) ∑ ∑
∑ ∑
∑
67
a = ∑
– b1(
∑
) – b2(
∑
)
5. Langkah 5.
Mencari korelasi ganda dengan rumus :
(Rx1x2y)= √ ∑ ∑
∑
6. Langkah 6.
Mencari nilai kontribusi korelasi ganda dengan rumus:
KP = (Rx1x2y)2 x 100%
7. Langkah 7.
Menguji signifikansi dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel
dengan rumus:
Fhitung =
Dimana, n = jumlah responden, dan
m = jumlah variabel bebas
Kaidah pengujian signifikansi sebagai berikut.
Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan Jika
Fhitung ≤ Ftabel, maka terima Ho artinya tidak signifikan.
Taraf signifikan: = 0,01 atau = 0,05
Carilah nilai Ftabel menggunakan tabel F dengan rumus:
Ftabel = F [(1 ) (dk = k), (dk = n‒k‒1)]
8. Langkah 8.
Membuat kesimpulan.Rumusan hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
68
1. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan model PAKEM terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro
Timur.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan model PAKEM terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro
Timur.
2. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan media realia terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro
Timur.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan media realia terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro
Timur.
3. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan model PAKEM terhadap media realia.
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan model PAKEM terhadap media realia.
4. Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan model PAKEM dan media realia terhadap
hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri
1 Metro Timur.
69
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada
penggunaan model PAKEM dan media realia terhadap
hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD Negeri
1 Metro Timur.
102
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan dalam penelitian
ini, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
pada penerapan model PAKEM dan media realia terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas V SD Negeri 1 Metro Timur. Pengaruhnya
dapat dilihat pada perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 79,76 , sedangkan pada kelas
kontrol sebesar 73,41. Begitu pula dapat dilihat dari perbandingan nilai rata-
rata N-Gain kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 0,62 dan 0,43, dengan
selisih 0,19. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
kognitif peserta didik pada hasil belajar di kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Pengujian hipotesis yang menggunakan analisis regresi ganda
diperoleh nilai Fhitung = 4,84> Ftabel = 3,55 berarti signifikan, artinya terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan model PAKEM dan
media realia terhadap hasil belajar matematika peserta didik kelas V SD
Negeri 1 Metro Timur.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan model PAKEM dan media
realia, terdapat beberapa saran yang ingin dikemukakan oleh peneliti kepada
103
pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.
1. Peserta didik
Sebagai masukan bagi peserta didik terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model PAKEM dan media realia,
hendaknya peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran, menjadi peserta didik yang percaya diri dan bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan.
2. Pendidik
Sebagai bahan masukan, diharapkan pendidik lebih baik dalam
menerapkan strategi pembelajaran yang aktif, menarik dan menyenangkan.
Model PAKEM dapat dipakai sebagai alternatif dalam memberikan variasi
dalam proses pembelajaran.
3. Sekolah
Bagi sekolah yang ingin menerapkan model PAKEM dan media realia
dalam pembelajaran matematika, hendaknya memberikan dukungan
kepada pendidik
4. Peneliti Lain
Bagi peneliti lain yang ingin menerapkan pendekatan pembelajaran ini,
sebaiknya dicermati dan dipahami kembali cara penerapannya. Selain itu,
materi harus disiapkan dengan sebaik mungkin agar memperoleh hasil
yang baik dan keterbatasan dalam penelitian ini dapat diminalisir untuk
penelitian selanjutnya.
104
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Rinah. 2017. Hubungan antara Penggunaan Media Realia dengan Prestasi
Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Kandis Kota Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. (Skripsi). Universitas Lampung, Bandar
Lampung.
Ahmadi Iif Khoiru & Sofan Amri. 2011. Paikem Gembrot. Prestasi Pustakaraya,
Jakarta. 256 hlm.
Akhlak. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Pakem Untuk Meningkatkan
Prestasi Belajar Pai Peserta Didik Smpn Satu Atap Terasa Kecamatan Sinjai
Barat Kabupaten Sinjai. (Skripsi). UIN Alauddin Makasar.
Arikunto, Suharismi. 2013. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. 413 hlm.
Arrahim & Muttolingah. 2017. Penggunaan Media Realia (Papan Magnetik)
dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Kelas IV MI At-Taubah Kota
Bekasi. Universitas Islam 45 Bekasi. Jurnal Pedagogik. 5: 57-64.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
265 hlm.
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Rineka
Cipta, Jakarta. 226 hlm.
Fathurrohman, Pupuh, & Sutikno, Sobry. 2011. Strategi Belajar Mengajar
melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam. PT Refika Aditama,
Bandung. 113 hlm.
Hajar, Siti Hilmi. 2017. Pengaruh Strategi PAIKEM terhadap Minat Belajar
Matematika Siswa Kelas VII MTs Nurussalamah Montong Are Tahun
Pelajaran 2017/2018. (Skripsi). Montong Are, Makasar.
Helmiati. 2012. Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo, Yogyakarta. 108 hlm.
Ibrahim, R & Syaodih, Nana. 2013. Rencana Pengajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
139 hlm.
105
Istiqomah. 2010. Analisis Karakter Siswa Melalui Interaksi. Belajar Matematika
dengan Menggunakan Model Pembelajaran STAD. (Skripsi). UIN Sunan
Ampel, Surabaya.
Jihad, Asep & Haris, Abdul. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Multi Pressindo, Yogyakarta. 196 hlm.
Kasmadi, & Nia. 2014. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Alfabeta,
Bandung. 244 hlm.
Kosasih, Nandang & Sumarna, Dede. 2013. Pembelajaran Quantum dan
Optimalisasi Kecerdasan. Alfabeta, Bandung. 256 hlm.
Mudlofir, Ali & Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2016. Desain pembelajaran Inovatif
dari Teori ke Praktek. PT Rajagrafindo Pesada, Jakarta. 268 hlm.
Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Rosda,
Jakarta. 231 hlm.
Mumpuniarti. 2014. Perubahan Pola Pikir Kurikulum 2013. Universitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta. 42 hlm.
Muncarno. 2017. Cara Mudah Belajar Statistik Pendidikan. Hamim Group,
Metro. 135 hlm.
Munfatiroh, Siti. 2018. Pengaruh Model Pakem untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas IV di SDI Raudhatul Jannah Waru.
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo. Jurnal Pendidikan.1-6.
Nurdiansyah & Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum
2013. Nizemia Learning Center, Sidoarjo. 173 hlm.
Purwanto Ngalim. 2014. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Remaja
Rosdakarya, Bandung. 197 hlm.
Rahmaniati, Rita. 2014. Penerapan PAKEM untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Siswa SDN 8 Langkai Palangkaraya. Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya, Palangkaraya. Pedagogik Jurnal Pendidikan. 9: 25-30.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Alfabeta,
Bandung. 282 hlm.
Rokhmah, Faizatur. 2018. Pengaruh Pendekatan Realisitic Mathematics
Education (Rme) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Sd
Negeri 6 Metro Utara. (Skripsi). Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran. Rajawali Pers, Malang. 436 hlm.
106
______2016. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Rajawali Pers. Jakarta, 418 hlm.
Sadiman, Arief dkk. 2012. Media Pendidikan. Pustekom Dikbud dan PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta. 332 hlm.
Sanjaya, Wina. 2014. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana, Jakarta. 294
hlm.
______2016. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Kencana, Jakarta. 308 hlm.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Ar-Ruuzz Media, Yogyakarta. 240 hlm.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bumi Aksara,
Jakarta. 195 hlm.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Penerbit Ombak, Yogyakarta. 197 hlm.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Alfabeta, Bandung. 458 hlm.
Sundayana, Rostina. 2016. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika. Alfabeta, Bandung. 230 hlm.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 212 hlm.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Prenamedia, Jakarta. 308 hlm.
Syah, Muhibbin. 2012. Psikologi Belajar. Rajawali Pres, Jakarta. 256 hlm.
Teruna Abu. 2013. Asyik Brlajar Dengan PAKEM Matematika. Citraunggul
Laksana, Jakarta Timur. 128 hlm.
Tim Penyusun. 2005. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tetang Guru dan
Dosen. Debdiknas, Jakarta. 54 hlm.
_______2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 81 A Tahun
2013 tentang Implementasi Kurikulum. Debdiknas, Jakarta. 48 hlm.
Uno, B Hamzah. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Bumi
Aksara, Jakarta. 237 hlm.
107
Widayanti, Anita Nuraini Dyah. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui
Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik pada .Materi Kalor dan
Perpindahannya pada Siswa Kelas VII. (Skripsi). Universitas Negeri
Surabaya, Surabaya.
Wiyono, Bambang Budi & Sunarni. 2009. Evaluasi Program Pendidikan dan
Pembelajaran. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang,
Malang. 168 hlm.