FARINGITIS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

zsad

Citation preview

FARINGITIS

DISUSUN OLEH :

ANINDHITO KURNIA P.G99122014KEPANITERAAN KLINIK SMF FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR.MOEWARDI

SURAKARTA

2013PENDAHULUANTraktus respiratorius atas memanjang dari trakea. Region ini merupakan pintu gerbang ke paru dan batasnya disekitar mulut yang mengandung berbagai mikroorganisme komensal dan apparatus pulmoner yang steril. Infeksi pada region ini adalam umum, namun biasanya sembuh sendiriFaring atau tenggorokan adalah salah satu bagian saluran pencernaan. Faring merupakan suatu tempat diantara rongga mulut dan esofagus. Bagian bawah faring berfungsi sebagai saluran udara dan makanan. Faring memegang peranan penting dalam proses menelan makananBerbagai jenis gangguan bisa saja terjadi pada tenggorokan/faring. Gangguan yang terjadi pada tenggorokan pada umumnya berupa peradangan tenggorokan (faringitis).Faringitis adalah inflamasi pada faring yang menyebabkan sakit tenggorok (Medical ensiklopedi). Faringitis akut merupakan salah satu penyakit tersering pada anak-anak yang berkunjung ke dokter umum. Di Amerika, per tahun lebih dari 10 juta pasien yang terdiagnosa sebagai faringitis akut. Faringitis lebih sering terjadi pada anak-anak. Insidensi puncak faringitis adlah pada usia sekolah antara umur 4-7 tahunBAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISIFaringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok 1. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman. Paling sering disebabkan oleh infeksi virus (misal EBV) atau bakteri Streptococcus beta hemolitikus, Mycoplasma pneumoniae. Biasanya dipermudah dengan daya tahan yang lemah. Selain itu, faringitis juga dapat terjadi karena menghirup bahan-bahan kimia yang secara langsung menyebabkan iritasi pada tenggorokan. Radang tenggorokan/faringitis banyak dialami oleh orang yang tinggal atau bekerja di tempat yang berdebu, atau lingkungan yang sangat kering, penggunaan suara yang berlebihan, makanan yang dapat mengiritasi tenggorokan misal mengonsumsi alkohol, atau batuk yang menetap, atau alergi 2.

B. PATOFISIOLOGIPenularan biasanya terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, kemudian bilaa jarinagn epitel terkikis, maka jarinagn limpoid superficial bereaksi, terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Selain itu infeksi/peradangan ditandai oleh pelepasan dan invasi toksin ekstra seluler lokal dan proteases3C. GAMBARAN KLINISPenderita faringitis biasanya menunjukan gejala-gajala sebagai berikut 4: sakit pada tenggorokan

tenggorokan terasa tersumbat secara konstan

sakit dan terasa sukar saat menelan, menelan ludah biasanya lebih sakit daripada menelan makanan.

Suara menjadi serak dan menjadi batuk

Mulut berbau kurang sedap

Demam, sakit kepala, sakit pada otot dan sendi, dan keluar ingus.Sebagai akibat dari faringitis dapat pula muncul gejala-gejala seperti pembengkakan kelenjar getah bening di leher, panas demam, muntah-muntah, dan lain-lain. radang tenggorokan/fringitis biasanya berlangsung sekitar 3-10 hari 5.

Pada pemeriksaan, akan terlihat faring berwarna kemerahan dan meradang. Faringitis yang disebabkan bakteri biasanya menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebihanD. DIAGNOSISDiagnosis biasanya dibuat tanpa kesulitan, terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarah ke faringitis. Biakan tenggorokan membantu dalam menentukan organisme penyebab faringitis, dan untuk membedakan faringitis karena bakteri atau virus1.Sangatlah penting untuk mengetahui onset, durasi, progresifitas dan tingkat keparahan dari gejala yang menyertai seperti demam, batuk, kesukaran bernafas, pembengkakan limfonodi; paparan infeksi, dan adanya penyakit sistemik lainnya seperti diabetes dan lain-lain. Faring harus diperiksa apakah terdapat tanda-tanda eritem, hipertrofi, adanya benda asing, eksudat, massa, petechie dan adenopati. Juga penting untuk menanyakan gejala yang dialami pasien seperti demam, timbulnya ruam kulit (rash), adenopati servikalis dan coryza. Jika dicurigai faringitis yang disebabkan oleh Sterptococcus, seorang dokter harus mendengar adanya suara murmur pada jantung dan mengevaliasi apakah pada pasien terdapat pembesaran lien dan hepar.

Apabila terdapat tonsil eksudat, pembengkakan kelenjar limfe leher, tidak disertai batuk dan suhu badan meningkat sampai 380 C maka dicurigai adanya faringitis karena infeksi GABHS4 . Pemeriksaan Laboratorium

Kultur tenggorok : merupakan suatu metode yang dilakukan untuk menegaskan suatu diagnosis dari faringitis yang disebabkan oleh bakteri GABHS. Untuk mencapai hasil yang akurat, pangambilan swab dilakukan pada daerah tonsil dan dinding faring posterior. Spesimen diinokulasi pada agar darah dan ditanami disk antibiotik. Kriteria standar untuk penegakan diagnosis infeksi GABHS adalah persentase sensitifitas mencapai 90-99 %. Kultur tenggorok sangat penting bagi penderita yang lebih dari 10 hari.

GABHS rapid antigen detection test

merupakan suatu metode untuk mendiagnosa faringitis karena infeksi GABHS. Tes ini akan menjadi indikasi jika pasien memiliki resiko sedang, atau jika seorang dokter tidak nyaman memberikan terapi antibiotik dengan resiko tinggi untuk pasien. Jika hasil yang diperoleh adalah positif maka pengobatan antibiotik yang tepat, namun jika hasilnya negatif maka pengobatan antibiotik dihentikan kemudian dilakukan follow-up

Hasil kultur tenggorok negative

Rapid antigen detection tidak sensitive untuk Streptococcus Group C dan G atau jenis bakteri patogen lainnya 3.

F. KOMPLIKASIKomplikasi infeksi GABHS dapat berupa demam reumatik, dan abses peritonsiler. Abses peritonsiler terjadi :

Kekambuhan biasanya terjadi pada pasaien dengan pengobatan yang tidak tuntas pada pengobatan dengan antibiotik, atau adanya paparan baru. Demam rheumatic akut(3-5 minggu setelah infeksi), poststreptococcal glomerulonephritis, dan toxic shock syndrome, peritonsiler abses, Komplikasi infeks mononukleus meliputi: ruptur lien, hepatitis, Guillain Barr syndrome, encephalitis, anemia hemolitik, myocarditis, B-cell lymphoma, dan karsinoma nasofaring3 .G. PENGOBATAN

Apabila penyebabnya diduga infeksi virus, pasien cukup diberikan analgetik dan tablet isap saja. Antibiotika diberikan untuk faringitis yang disebabkan oleh bakteri Gram positif disamping analgetika dan kumur dengan air hangat. Penisilin dapat diberikan untuk penyebab bakteri GABHS, karena penisilin lebih kemanjurannya telah terbukti, spektrum sempit,aman dan murah harganya. Dapat diberikan secara sistemik dengan dosis 250 mg, 2 atau 3 kali sehari untuk anak-anak, dan 250 mg 4 kali sehari atau 500 mg 2 kali sehari selama 10 hari. Apabila pasien alergi dengan penisilin, dapat diganti dengan eritromisin4.E. PROGNOSIS

Sebagian besar faringitis dapat sembuh spontan dalam 10 hari, namun sangat penting untuk mewaspadai terjadinya komplikasi pada faringitis 3.BAB II

STATUS PASIEN

A. ANAMNESA

1. Identitas Pasien

Nama: An. I

Umur: 10 tahun

Jenis Kelamin: Laki-laki Agama: Islam

Pekerjaan: -

Alamat:Ngoresan, Surakarta

No. RM: 01 87 89 66

Masuk RS: 20 September 2013

Pemeriksaan: 20 September 2013

2. Keluhan Utama

Nyeri tenggorokan3. Riwayat Penyakit Sekarang

Penderita datang dengan orang tua dengan keluhan tenggorokan nyeri sejak 2 hari terakhir. Tenggorokan pasien juga terasa gatal dan kering sehingga pasien susah menelan makanannya. Pasien juga mengeluhkan badan terasa demam dan lemas sejak 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh nyeri kepala. Batuk (-), pilek (-), hidung tersumbat (-), terasa lendir mengalir di tenggorokan (-).4. Riwayat Penyakit Dahulu

R. Sesak Nafas: disangkal R. Asma : disangkal R. Alergi : disangkal R. Mondok : disangkal5. Riwayat Penyakit keluarga

R. Sakit jantung

: disangkal R. Penyakit Paru

: disangkal R. Asma

: disangkal R. DM, Hipertensi : disangkal6. Riwayat Status Gizi

Penderita biasa makan tiga kali sehari dengan nasi, lauk pauk , tahu, tempe, lebih sering makan daging ayam. Penderita minum air putih kurang lebih 6-7 gelas perhari.7. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah pelajar.

8. Anamnesa Sistemik

Keluhan utama : Tenggorokan terasa nyeriKepala:nyeri kepala (+)Mata:pandangan kabur (-), mata kuning (-), pandangan dobel (-), berkunang-kunang (-)

Hidung:pilek (-), mimisan (-), hidung tersumbat (-)

Telinga :pendengaran berkurang (-), keluar cairan (-), berdenging ( - )Mulut:mulut terasa kering (+), bibir biru (-), sariawan (-), gusi berdarah (-), gigi berlubang (-), bibir pecah-pecah (-)

Tenggorokan:sakit telan (+), serak (-), gatal (+)

Respirasi :sesak (-) waktu serangan, batuk (-), dahak () berwarna putih, batuk darah (-), mengi (-), stridor (-)

Cardiovaskuler:nyeri dada (-), pingsan (-), keringat dingin (-), berdebar-debar (-), lemas (-) saat seranganGastrointestinal:mual (-) saat serangan, muntah (-), perut terasa panas (-), kembung (-), sebah (-), mbeseseg (-), nafsu makan menurun (+), perut membesar (-), muntah darah (-), BAB warna hitam (-), BAB darah lendir (-), BAB sulit (-), ambeien (-)Genitourinaria:BAK warna seperti teh (-), BAK warna merah (-), nyeri saat BAK (-), sering kencing (-), kencing sedikit (-)

Muskuloskeletal:nyeri otot (-), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-), kesemutan (-)

Extremitas:atas:pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-), luka (-/-), terasa dingin (-/-)

bawah:pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-), luka (-/-), terasa dingin (-/-)

Kulit:kering (-), gatal (-), luka (-), pucat (-), kuning (-), kebiruan (-)

B.PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum :apatis , sakit sedang, gizi kesan cukup

Tanda vital:

a. Tekanan darah : 100/70 mmHg

b. Nadi: 70 x / menit, reguler, isi cukup, elastisitas cukup.

c. Heart rate: 60 x / menit, reguler

d. Respirasi: 38 x / menit

e. Suhu: 38,3 0 C (per axiller)

f. Berat badan: 40 kg

g. Tinggi badan: 120 cm

Kulit

:warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-), spider nevi (-), turgor baik (+)

Kepala:bentuk mesocephal, luka (-), rambut warna hitam dan tidak mudah dicabut

Mata:cekung (-/-), conjungtica pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-)

Telinga:sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), MT intak, LT lapangHidung :napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-), epistaksis (-/-), chonca inferior DS eutrofi, septum deviasi (-), Mulut

:bibir kering (-), sianosis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), lidah kotor (-), lidah hiperemis (-), lidah tremor (-), papil lidah atrofi (-)

Tenggorokan :tonsil hipertrofi (-) T1-T1, faring hiperemis (+), uvula ditengahLeher:simetris, trachea di tengah , JVP tidak meningkat (R+2), KGB servikal membesar (-), tiroid membesar (-), nyeri tekan (-)

Thorax:normochest, simetris, retraksi supraternal (-), spider nevi (-), pernapasan tipe thoraco-abdominal

Jantung: Inspeksi: Ictus cordis tak tampak

Palpasi: Ictus cordis tak kuat angkat,

Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra.

Perkusi: Batas jantung

Batas jantung kanan atas: SIC II linea parasternalis dextra

Batas jantung kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dextra

Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra

Batas jantung kiri bawah : SIC V lateral linea midclavicula sinistra

Kesan : Batas jantung normal

Auskultasi: HR : 80 kali/menit, reguler

BJ I tunggal, BJ II tunggal, intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-)

Ekstrasistole (-)

Paru:Depan:Inspeksi:simetris statis dan dinamis

Palpasi:fremitus raba kanan = kiri

Perkusi:sonor / sonor

Auskultasi :suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-) RBK(-/-), Wheezing (-/-)

Belakang:Inspeksi:simetris statis dan dinamis

Palpasi:fremitus raba kanan = kiri

Perkusi:sonor / sonor

Auskultasi:suara dasar vesikuler (+/+), ST (-/-)

Abdomen :Inspeksi

:dinding perut lebih tinggi dari dinding dada

Auskultasi:peristaltik usus (+) normal

Perkusi

:timpani, acites (-), pekak alih (-)

Palpasi

:supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba.

Extremitas :Atas

:pitting edem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-), clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-)

Bawah

:pitting oedem (-/-), akral dingin (-/-), luka (-/-), clubbing finger (-/-), spoon nail (-/-) C. RESUME

Penderita datang dengan orang tua dengan keluhan tenggorokan nyeri sejak 2 hari terakhir. Tenggorokan pasien juga terasa gatal dan kering sehingga pasien susah menelan makanannya. Pasien juga mengeluhkan badan terasa demam dan lemas sejak 2 hari terakhir. Pasien juga mengeluh nyeri kepala. Batuk (-), pilek (-), hidung tersumbat (-), terasa lendir mengalir di tenggorokan (-).E. TUJUAN PENGGUNAAN OBAT

Untuk menghilangkan penyebab utama

Untuk menghilangkan gejala simptomatis yang dirasa menggangguKERANGKA BERPIKIR PENGGUNAAN OBATPENULARAN SECARA DROPLET

F. PEMBAHASAN OBAT1. Amoxicilin Dalam kasus diatas kita dapat menggunakan antibiotic untuk membunuh kuman. Penegakan diagnosis infeksi kuman dapat dilihat dari adanya demam dan tidak ada nyeri sendi. Bakteri tersering yang menyebabkan infeksi faring ialah streptococcus B hemolitikus , yaitu bakteri gram positif. Kita dapat menggunakan antibiotic amoxicilin tablet sebanyak 250 mg. pemberian antibitotik ini diberikan tiap 8 jam. Mekanisme kerja antiiotik ini adalah menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan dalam sintesa dinding sel mikroba. Terhadap mikroba yang sensitif, golongan penisilin akan menghasilkan efek bakterisid pada mikroba yang aktif membelah. Mikroba yang tidak dalam keadaan membelah praktis tidak terpengaruh oleh penisilin, sehingga efek penisilin hanya bakteriostatik. Selain itu keadaan inipun akan menyebabkan terjadinya aktivasi proteolitik.2. Paracetamol Paracetamol diberikan untuk menghilangkan demam dan sebagai analgesik. Parasetamol juga mempunyai efek anti inflamasi meskipun rendah. Paracetamol bekerja menghambat pembentukan prostaglandin yang merupakan inisial peningkatan temperature set body . Dosis yang digunakan ialah 250 mg untuk anak dengan waktu paruh 1-3 jam. Dosis maksimal yang bisa diberikan per hari ialah 1,2 g. paracetamol di metabolisme di hati. Efek samping yang mungkin terjadi ialah dapat terjadi methemoglobinemia, hemolisis eritrosit, hepatotoksik.RESEP R/ Amoxicilin tab mg 250 f.l.a Pulv dtd No.XII 3 dd Pulv 1

R/ Paracetamol tab mg 250

f.l.a Pulv dtd No.XII

prn (1-3) dd Pulv 1Pro : An. I (10 Tahun)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hilger PA. Penyakit-Penyakit Nasofaring dan Orofaring. Dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit THT ed.6. Jakarta: EGC.1994. 2. Rusmarjono, Soepardi, E.A. Dalam: Supardi, E.A., Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Ed ke-5. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indinesia. 2001.3. Kazzi,A.,Antoine, Wills,J. Pharyngitis..

http://www.emedicine.com/med/topic735 htm.2006. diakses pada 27 September 2013.4. Alan,L.,Bisno. Acute Pharyngitis. http://www.nejm.org.vol 344;3;205-210

5. Vincent, T., Mirian, Celestin,N.,Hussain,N.,Aneela. Pharyngitis.

http://www.a.f.p.org.2004;69:1469-70www.emedicine.com/med/topic735 htm.2006. diakses pada 27 September 2013.6. www.emedicine.com/med/topic735 htm.2006. diakses pada 27 September 2013.

Kuman menginfiltrasi jar. epitel faring dan terjadi pengikisan

Bakteri + MF + Monosit

Endogen pirogen

IL 1 B

IL 6

IFN

TNF

IFN

ANTIBIOTIK

PARACETAMOL

Prostaglandin

RADANG

NYERI

Hipothalamus

MERAH

PANAS

DEMAM

BENJOLAN

FUNCTIO LESA