4
Faringitis kronis Definisi Faringitis kronik adalah radang tenggorok yang sudah berlansung dalam waktu yang lama , biasanya tidak disertai nyeri menelan , Cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan. Terdapat 2 bentuk yaitu faringitis kronis hiperplastik dan faringitis kronis atrofi. Faktor predisposisi proses radang kronis di faring ini ialah rhinits kronis , sinusitis ,iritasi kronik oleh rokok dan minum alkohol , inhalasi uap yang meransan mukosa faring dan debu. Faktor lain penyebab terjadinya faringitis kronis adalah pasien yang biasa bernapas melalui mulut karena hidung tersumbat. Faringitis kronis hiperplastik Patologi Pada faringitis kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral abnd hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata disebut granular. Gejala pasien mengeluh mula-mula tenggorok gatal dan kering dan akhirnya batuk beriak. Terapi Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan nitras argenti. Kaustik juga dapat dilakukan dengan listrik ( electro cauter) . Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur atau tablet isap disamping obat batu antitusif atau ekspetoran . Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati. Faringitis kronis atrofi Etiologi Faringgitis kronis atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan infeksi pada laring.

Faringitis kronis

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fk

Citation preview

Page 1: Faringitis kronis

Faringitis kronis

Definisi

Faringitis kronik adalah radang tenggorok yang sudah berlansung dalam waktu yang lama , biasanya

tidak disertai nyeri menelan , Cuma terasa ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan. Terdapat

2 bentuk yaitu faringitis kronis hiperplastik dan faringitis kronis atrofi. Faktor predisposisi proses radang kronis di faring ini ialah rhinits kronis , sinusitis ,iritasi kronik oleh rokok dan minum alkohol , inhalasi uap yang meransan mukosa faring dan debu. Faktor lain penyebab terjadinya faringitis kronis adalah pasien yang biasa bernapas melalui mulut karena hidung tersumbat.

Faringitis kronis hiperplastik

Patologi

Pada faringitis kronis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral abnd hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding posterior tidak rata disebut granular.

Gejala

pasien mengeluh mula-mula tenggorok gatal dan kering dan akhirnya batuk beriak.

Terapi

Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan memakai zat kimia larutan nitras argenti. Kaustik juga dapat dilakukan dengan listrik ( electro cauter) . Pengobatan simptomatis diberikan obat kumur atau tablet isap disamping obat batu antitusif atau ekspetoran . Penyakit di hidung dan sinus paranasal harus diobati.

Faringitis kronis atrofi

Etiologi

Faringgitis kronis atrofi sering timbul bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada rhinitis atrofi, udara pernapasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan infeksi pada laring.

Gejala dan tanda

pasien mengeluh tenggorok kering dan tebal serta mulut berbau. Pada pemeriksaan tampak mukosa faring ditutupi oleh lendir yang kental dan bila diangkat tampak mukosa kering.

Terapi

pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofinya dan untuk faringitis kronis atrofi ditambahkan dengan obat kumur dan menjaga kebersihan mulut.

Page 2: Faringitis kronis

Faringitis spesifik tuberkulosis

Definisi

Faringitis tuberkulosis adalah infeksi kronik yang disebabkan oleh kuman mikrobakterium tuberkulosa dan merupakan akibat dari tuberkulosis paru

Etiologi

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberkulosis dan mycobacterium bovis. Penularan mycobacterium tuberkulosis biasanya melalui udara, hingga sebagian besar fokus primer tuberkulosis terdapat dalam paru. peroral misalnya minum susu yang mengandung basil tuberkulosis , biasanya mycobacterium bovis. Dapat juga terjadi dengan kontak langsung misalnya melalui luka atau lecet dikulit. Cara infeksi ini disebut cara eksogen. Sedangkan cara endogen yaitu penyebaran melalui darah (hematogen) pada tuberkulosis miliaris dan melalui aliran limfe (limfogen).

Gambaran klinis

Tuberkulosa pada faring terdapat dalam tiga bentuk, yaitu :

Tuberkulosis milier akut,

tuberkulosis milier akut : Ditemukan erupsi tuberkel di daerah faucis, palatum mole, dasar lidah atau mukosa pipi. Timbul rasa tidak enak pada stadium ini, tetapi bila erupsi meluas membentuk ulkus barulah timbul rasa sakit sekali dan disfagia. Terdapat kecenderungan untuk berdarah dan keluar air liur yang banyak, lendir kental melekat kedaerah yang berulkus Keadaan umum pasien segera memburuk dan terdapat beberapa jenis gangguan dengan suhu badan yang meningkat

Ulkus tuberkulosis kronis

Selalu berhubungan dengan tuberkulosa paru yang lanjut dengan sputum mengandung kuman tuberkulosa. Terjadi ulserasi pada faring dan lidah dimana ulkus biasanya terletak pada ujung lidah. Ulkus mempunyai sifat dangkal, tepi tidak teratur dengan dasar yang bersih, pertumbuhan lambat. Ujung saraf masih utuh sehingga timbul rasa nyeri dengan gejala yang ada hubungan dengan disfagia akut

Lupus vulgaris.

Lupus vulgaris adalah proses tuberkulosa pada kulit. lokasi yang sering ialah di bagian depan septum nasi serta konka inferior dan dari sini dapat menyebar ke muka atau faring. Pada tenggorok biasanya mengenai palatum mole dan faucius jarang pada tonsil. Bentuk erupsi berupa “apple jelly nodules” yang segera menjadi abu-abu dan lebih padat. Mukosa menjadi keras dan hilang mobilitasnya, nodul akan pecah sehingga permukaan mukosa rusak dan tampak daerah granuler. Proses berlangsung sangat kronik dengan kecenderungan menyembuh disebagian tempat tetapi proses penyakit terus berlanjut sehingga terbentuk sikatriks pada palatum. Uvula dapat mengecil atau lenyap.

Diagnostik

Page 3: Faringitis kronis

Bta , foto rontgen paru

Tatalaksana

diberikan INH + rifampisin + streptomisin atau etambutol atau pirazinamid (Z) setiap hari sebagai fase initial selama 1-2 bulan dilanjutkan dengan INH + rifampisin atau etambutol atau streptomisin 2-3 kali seminggu selama 4-7 bulan, sehingga lama pengobatan keseluruhan menjadi 6-9 bulan DOA PADA YANG KUASA : )