Upload
onlyiikhaa
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 1/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan dan minuman adalah barang yang mana diproduksi untuk
diolah, diedarkan dan dinyatakan sebagai makanan daan minuman untuk
konsumsi manusia serta semua bahan yang digunakan dalam produksi
atau pengolahan makanan daan minuman. Umumnya bahan yang disukai
oleh manusia juga disukai oleh mikroorganisme. Banyak virus, bakteri
ataupun jamur yang dapat menyerang makanan yang masih segar dan
dalam bentuk mentah seperti sayuran, buah-buahan dan banyak pula
bahan makanan yang sudah diawetkan.
Produk fermentasi selain dalam bidang pangan banyak pula
aplikasinya dibidang non-pangan. Produk asam organik banyak
dimanfaatkan untuk pangan dan non-pangan. Salah satu contohnya
adalah asam sitrat yang secara luas digunakan dalam berbagai bidang.
Asam sitrat dihasilkan secara fermentasi oleh berbagai mikroorganisme.
Fermentasi alkohol yang semula diaplikasikan untuk produksi minuman
kini dikembangkan untuk bidang farmasi dan energi.
Contoh produk fermentasi yang kita kenal yaitu nata de coco. Nata
adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga
bening dan bertekstur kenyal. Makanan nata de coco dihasilkan dari
fermentasi air kelapa, dan mulanya dibuat di Filipina.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 2/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah :
1. Apakah buah bengkoang dapat dijadikan bahan untuk fermentasi
nata?
2. Bagaimana cara membuat nata dari sari buah bengkoang ?
C. Maksud Praktikum
Adapun makdud dari praktikum ini adalah Mengetahui dan
memahami cara pembuatan nata dari sari Bengkoang dengan
menggunakan bakteri Acetobacter xylinum.
D. Tujuan Praktikum
Adapun Tujuan dari pecobaan ini adalah untuk memproduksi nata
dari sari buah Bengkoang dengan menggunakan bakteri Acetobacter
xylinum.
E. Manfaat Praktikum
Manfaat praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui
cara-cara pembuatan nata dalam skala kecil dengan menggunakan sari
buah Bengkoang (Hylocereus undatus)dengan bantuan bakteri
Acetobacter xylinum.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 3/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan kita,
beberapa diantaranya bermanfaat dan lainnya merugikan. Contoh bakteri
yang bermanfaat adalah Acetobacter Xylinum dalam proses fermentasi
pembuatan nata dan kombucha (Pelczar, 2006).
Fermentasi adalah suatu proses pengubahan senyawa yang
terkandung di dalam substrat oleh mikroba (kulture) misalkan senyawa
gula menjadi bentuk lain (misalkan selulosa / Nata de Coco), baik
merupakan proses pemecahan maupun proses pembentukan dalam
situasi aerob maupun anaerob. Jadi proses fermentasi bisa terjadi proses
katabolisme maupun proses anabolisme (Hidayat, 2006).
Perkataan fermentasi sering disalin dengan perkataan peragian, hal
ini sebenarnya tidak tepat. Kata-kata ragi untuk tempe, ragi untuk tape,
ragi untuk roti, ragi untuk oncom, ragi untuk membuat minuman keras, itu
menurut sistematiknya didalam dunia tumbuh-tumbuhan banyaklah
berbeda. Secara fisiologi ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan , yaitu
mereka menghasilkan fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat
menjadi bahan lain dengan mendapat keuntungan berupa energi. Adapun
substrat yang mereka ubah itu berbeda-beda. Orang membatasi
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 4/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi dan laktasi. (Dwidjoseputro
: 1998)
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi
penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen
atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga
cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah
bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan
oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi
karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul
glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi
aerobik (Surono, 2004).
Nata merupakan selulosa sintetik yang dihasilkan oleh bakteri
Acetobacter xylinum. Bakteri nata ini berasal dari biakan murni atau bibit.
Biakan murni merupakan bakteri yang berada dalam kondisi dormansi
(istirahat) dan belum terkontaminasi mikroorganisme lainnya. Awalnya,
biakan murni perlu diaktifksn terlebih dahulu yakni dengan menyediakan
kondisi lingkuangan (suhu dan pH) yang optimal dan makanan yang
dibutuhkan. Biakan murni ini dapat dibeli di Balai Penelitian Kimia.
Sementara itu, starter biasanya dibuat dari biakan murni atau bibit
sebelumnya. Starter berisi bakteri dalam kondisi aktif (hidup) yang
diperbanyak bersamaan dengan pembuatan nata. Misanya, 1 botol bibit
600 ml dibagi menjadi 4. 3 bagian untuk membuat nata dan 1 bagian
dipergunakan untuk menyediakan bibit lagi (Warisno, 2009).
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 5/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
Arti fisiologi fermentasi
Penemuan – penemuan yang diuraikan diatas, bagi Pasteur adalah
merupakan pembuktian bahwa fermentasi memegang peranan penting
dalam kehidupan mikroorganisme yang menyebabkan proses fermentasi.
Telah diketahui bahwa, oksigen bagi kebanyakan mikroorganisme
dibutuhkan sebagai bahan untuk mengoksidasi senyawa – senyawa
organik menjadi CO2. Bermacam – macam reaksi oksidasi biologi, yang
secara keseluruhan dikenal sebagai respirasi aerobik, yang menghasilkan
energi yang diperlukan oleh mikroorganisme dalam kehidupan dan
pertumbuhannya. Pasteur adalah orang pertama berpendapat bahwa
beberapa organisme hidup dapat memperoleh energi dengan jalan
memecahkan senyawa – senyawa organik tana pertolongan oksigen, yaitu
yang dikenal dengan nama proses fermentasi anaerob.
Beberapa mikroorganisme yang bersifat obligatif anaerob hanya
tergantung pada proses fermentasi dalam memperoleh energi untuk
kehidupannya. Disamping itu, banyak pula mikroorganisme lainnya yang
bersifat fakultatif anaerob seperti khamir, dapat memperoleh energi yang
berasal dari mekanisme yaitu jika ada udara dengan respirasi aerob dan
jika tidak ada aerob bersifat fermentasi.
Pasteur menunjukkan bahwa untuk memperroleh energi dengan
cara fermentasi jauh lebih rendah daripada respirasi aerob. Hal ini dapat
dibuktikan dari sedikitnya jumlah sel khamir yang terbentuk pada suasana
anaerob dibandingkan dengan suasana yang aerob.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 6/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
Setelah pembuktian tersebut diatas, maka hipotesa – hipotesa
yang menyatakan bahwa fermentasi adalah proses nonbiologi tidak dapat
dipertahankan lagi, walaupun Liebig tetap bertahan pada pendapatnya
sampai meninggal dunia.
Dengan demikian Pasteur telah menunjukkan bahwa proses
fermentasi merupakan suatu proses vital untuk kehidupan
mikroorganisme-mikroorganisme tertentu.
Pada tahun 1875 Claude Bernard, seorang ahli fisiologi bangsa
Prancis menunjukkan kemungkinan, bahwa sel – sel khamir mengandung
katalisator – katalisator biologi atau enzim – enzim yang dapat
memecahkan zat – zat gula menjadi alkohol dan CO2. Enzim – enzim
tersbut dapat diekstraksi dan dalam bentuk larutan masih dapat
menunjukkan kemampuannya. Pendapat tersebut pada mulanya masih
belum disetujui oleh Pasteur, dan Ia tetap berpendapat bahwa fermentasi
adalah suatu proses vital pada organisme – organisme tertentu. (Djide.
2006)
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 7/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
B. Uraian Bahan
1. Aquadest (Dirjen POM, 1979 hal 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut medium
2. Asam asetat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Acidum aceticum
Nama sinonim : Asam asetat, Cuka
RM / BM : CH3COOH / 60,05
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, , bau menusuk,
rasa asam, tajam.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)
P dan dengan gliserol P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 8/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
3. Kalium fosfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Kalii phospat
Nama sinonim : Kalium fasfat, Dikalium Hidrogen Fosfat
RM / BM : K2HPO4 / 122,08
Pemerian : Serbuk hablur, putih
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai dapar fosfat
4. Magnesium sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Magnesii sulfas
Nama sinonim : Magnesium sulfat, garam inggris
RM / BM : MgSO4 / 246,47
Pemerian : Hablur, tidak berwarna, tidak berbau, rasa
dingin, asam pahit, asin dan pahit. Dalam udara
kering dan panas merapuh.
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut
dalam etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Pengontrol kerja enzim dan pembentuk ikatan
dengan polisakarida
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 9/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
5. Gula (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Sakarosa
Nama sinonim : Gula
RM / BM : C12H22O11 / 342,20
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau massa hablur, atau
serbuk warna putih, tidak berbau, rasa manis
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 370
bagian etanol (95%) P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai penetralisir keasaman
6. Urea (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi : Ureum P
Nama sinonim : Urea
RM / BM : Co(NH2)2 / 60,06
Pemerian : Hablur prismatik, transparan, tidak berwarna,
tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa
dingin dan asin. Agak higroskopik.
Kelarutan : Larut dalam 1 bagian air dan dalam 12 bagian
etanol (95%) P, larut dalam 1,5 bagian etanol
(95%) P mendidih
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai penghasil nitrogen yang berpemgaruh
terhadap ketebalan nata.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 10/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
C. Uraian Mikroba
Acetobacter xyl inum
Klasifikasi (Garrity, 2004) :
Domain : Bacteria
Phylum : Proteobacter
Class : Alphaproteobacteria
Ordo : Rhodospirallales
Family : Acetobacteraceae
Genus : Acetobacter
Species : Acetobacter xylinum
Morfologi (Munawar, 2009)
Sel tunggal, batang lurus atau melengkung, namun tidak
berbentuk heliks. Pada umumnya berukuran 0,5 – 1,0 µm x 1,5 – 4,0
µm. Motil dengan flagelum polar, monotrikus atau multitrikus. Tidak
menghasilkan selongsong prosteka. Tidak dikenal adanya stadium
istirahat. Gram negatif. Kemoorganotrof. Metabolisme dengan
respirasi, tidak pernah fermentatif. Beberapa merupakan kemilitotrof
fakultataif, dapat menggunakan H2 dan CO sebagai sumber energi.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 11/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Ini adalah autoklaf,
batang pengaduk, blender, botol selai, botol semprot, erlenmeyer, gelas
kimia, gelas ukur, kain saring, kompor gas, mistar, sendok tanduk, spoit
steril 10 ml, tabung reaksi, timbangan analitik .
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
aluminium foil, aquadest, asam asetat glacial, benang godam, biakan
bakteri Acetobacter xylinum (Starter) 5% dan 10%, buah bengkoang, gula
pasir, kain kasa, kapas, Kertas saring, kertas timbang, K2HPO4, MgSO4,
dan Urea.
C. Cara Kerja
1. Pembuatan Nata
Diisiapkan alat dan bahan, dibuat sari buah bengkoang dengan
cara diblender buah bengkoang dan di saring untuk mengambil sarinya
sebanyak 200 ml menggunakan air steril. Setelah itu, dimasukkan ke
dalam 2 gelas botol selai yang masing-masing berisi 100 ml sari buah
bengkoang, lalu di tambahkan dengan gula dan asam asetat.
kemudian botol selai yang berisi sari buah di rebus, kemudian
didinginkan lalu ditambahkan K2HPO4, MgSO4. Kemudian di dinginkan
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 12/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
selama 2-3 jam, lalu di tambahkan urea pada masing-masing botol
selai dan starter yang berbeda satu botol selai untuk starter 5% dan
lainnya untuk starter 10%, kemudian botol selai ditutup menggunakan
kain kasa dan diikat dengan benang godam, kemudian
difermentasikan selama 12-15 hari dan di lakukan pengamatan
kemudian dipanen.
2. Pembuatan Kombucha
Disiapkan alat dan bahan, dikupas kulit buah bengkoang kemudian
dihaluskan, disaring serat buah bengkoang tersebut dengan kain
penyaring, hingga sari bengkoang keluar , sari diencerkankan dengan
aquadest dengan perbandingan 1:1 lalu di masukkan ke dalam 2 botol
selai masing-masing botol berisi sari buah sebanyak 100 ml .
Ditambahkan gula dan dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit.
Didinginkan, Ditambahkan felikel dan bibit cairan, wadah yang lain
hanya ditambahkan bibit cairan, botol yang satu diisi dengan 5% dan
lainnya 10%. Botol selai ditutup dengan menggunakan kain kasa yang
diikat dengan benag godam. Difermentasi selama 14 x 24 jam. Diamati
pertumbuhan kombucha.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 13/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM
A. Hasil Praktikum
1. Gambar Pengamatan
Produk Fermentasi Nata dan Combucha
Keterangan :
1. Botol selai
2. Kain kasa
3. Sari buah
Keterangan :
1. Botol selai
2. Kain kasa
3. Sari buah
4. Etiket
5. Nata
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM
Hari ke 7
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM
HARI KE 5
LABORATORIUMMIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 14/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
Keterangan :
1. Botol selai
2. Kain kasa
3. Sari buah
4. Nata
B. Pembahasan
Nata berasal dari bahasa spanyol yang artinya terapung. Ini sesuai
dengan sifatnya yaitu sejak diamati dari proses awal terbentuknya nata
merupakan suatu lapisan tipis yang terapung pada permukaan yang
semakin lama akan semakin tebal.
Dalam praktikum ini, buah yang digunakan sebagai bahan utama
nata adalah pepaya. Dengan menggunakan dua macam starter yaitu
starter 5% dan 10%.
Starter atau biakan mikroba merupakan suatu bahan yang paling
penting dalam pembentukan nata. Sebagai starter digunakan biakan
murni dari Acetobacter xylinum. Bakteri ini secara alami dapat ditemukan
pada sari tanaman bergula yang telah mengalami fermentasi atau pada
sayuran dan buah-buahan bergula yang sudah membusuk.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 15/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
Bila mikroba ini ditumbuhkan pada media yang mengandung gula,
organisme ini dapat mengubah 19% gula menjadi selulosa. Selulosa yang
dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-
sama dengan polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus
menebal menjadi lapisan nata.
Adapun fungsi dari setiap bahan yaitu strarter yang didalamnya
terdapat ekstrak beef dan air kelapa berfungsi sebagai media
pertumbuhan dan sumber nutrisi dari bakteri Acetobacter xylinum. MgSO4
berfungsi sebagai sumber sulfat. Asam asetat glasial digunakan untuk
memberi suasana asam pada medium. Karena bakteri Azetobacter
xylinum hanya dapat hidup pada daerah dengan kondisi lingkungan yag
asam. KH2PO4 yang berfungsi sebagai dapar fosfat. Urea berfungsi
sebagai sumber nitrogen dan gula baik yang ada pada air kelapa dan sari
buah pepaya maupun dari gula pasir, dibutuhkan oleh bakteri sebagai
sumber karbon.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses fermentasi, adalah
sebagai berikut :
1. Pengaruh penambahan asam.
Dalam percobaan ini terdapat dua versi asam yang digunakan
yaitu asam asetat dan asam sitrat yang mana pH antara kedua asam
tersebut berbeda. Penambahan asam dapat menurunkan pH nata de
coco dan dengan kata lain, keasaman semakin tinggi. Hal ini dapat
menghambat produktivitas mikroba untuk menghasilkan selulosa karena
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 16/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
pada dasarnya mikroba Acetobacter xylinum tidak tahan pada kondisi
yang terlampau asam. Asam asetat atau asam cuka digunakan untuk
menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa. Asam asetat
yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan
konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat
keasaman yang diinginkan yaitu pH 4,5 – 5,5 dibutuhkan dalam jumlah
banyak. Selain asam asetat, asam-asam organik dan anorganik lain
bisa digunakan
2. Pengaruh penambahan urea
Penambahan urea lebih berpengaruh pada ketersediaan nitrogen
bagi mikroba Acetobacter xylinum dan juga sedikit berpengaruh pada
ketebalan nata.
3. Pengaruh penambahan gula
Gula pasir merupakan media pertumbuhan bakteri Acetobacter
xylinum yang mana lebih berpengaruh pada penetralisiran sedikit
tingkat keasaman sehingga memperbesar peluang terbentuknya nata.
Adapun mekanisme pembentukan nata yaitu bakteri Acetobacter
xylinum akan merubah gula pada medium menjadi selulosa.
Acetobacter xylinum dapat merubah 19% gula menjadi selulosa.
Selulosa yang terbentuk dalam media tersebut berupa benang-benang
yang bersama-sama polisakarida membentuk jalinan yang terus
menerus menebal menjadi lapisan nata.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 17/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
Tujuan dilakukannya variasi dari fermentasi adalah di mana untuk
mengetahui pada starter yang manaka yang bisa mnghasilkan produk
yang lebih baik dari fermentasi tersebut.
Pada praktikum yang dilakukan pada nata di temukan adanya
pertumbuhan bakteri yang baru sehingga menyebabkan produk yang
jelek. Dari hasil pengamatan nata yang menngunakan starter 5%
menujukkan adanya peningkatan dari keadaan yang semula,begitupun
untuk nata yang 10%. Sedangkan hasil dari kombucha terhadap
pengamatan yang diperoleh hasilnya bertambah sebagai contoh pada hari
pertama tinggi dari kombucha adalah 4,3 cm sedangkan pda hari ke dua
di dapatkan tinggi kombucha 4,4 cm. Hal ini disebabkan adanya
pertumbuhan bakteri yang berkembang biak.
Pada pengamatan didapatkan hasil yang tidak bagus dimana
produk yang dihasilkan terdapat bakteri lain sehingga menyebabkan
kerusakan pada produk nata dan kombucha, hal ini dapat disebabkan
karena adanya faktor kesalahan dalam pembuatan produk diantaranya:
alat dan bahan yang digunakan tidak steril, adanya kontaminasi dengan
bakteri lain selama proses pembuatan, cara pengolahan yang tidak baik
dan kurang steril.
Adapun hal- hal yang mungkin menyebabkan kesalahan pada
proses pembuatan nata pada sampel adalah:
Sari sampel bengkoang tidak bersih pada saat penyaringan
Penambahan starter yang tidak tepat.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 18/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembuatan Nata de bekoa dengan menggunakan sari
buah bengkoang , nata yang diperoleh dari 5% didapatkan tinggi nata 1,2
cm, untuk nata 10% tingginya 1,2 cm, sedangkan untuk kombucha di
dapatkan tingginya 3 cm untuk 5% dan 3,1 cmucha 10%.
B. Saran
Sebaiknya asisten lebih mengarahkan praktikan dalam menjalani
praktikum agar tidak terjadi kesalahan.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 19/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
DAFTAR PUSTAKA
Dir jen POM, 1979, “Farmakope Indonesia, Edisi III”, Depkes RI: Jakarta
Dir jen POM, 1995, “Farmakope Indonesia, Edisi IV”, Depkes RI: Jakarta
Garrity, M. G. 2004. “Taxonomic Outline of the Prolcargotes BergeysMarvel of Systemic Bacteriology”. Second Edition : New York
Hidayat, N., M. C. Padaga, dan S. Suhartini, 2006. “MikrobiologiIndustri”. Penerbit Andi : Yogyakarta.
Munawar. 2009. “Bakteri Nata de Coco”. PT. Gramedia pustaka utama :Jakarta.
Pelczar. 2007. “Dasar–Dasar Mikrobiologi”. Universitas Indonesia :Jakarta
Suryani.A., 2007, “Membuat Aneka Nata”, Cetakan 2, Penebar Swadaya: Jakarta.
Surono IS. 2004. “Prebiotik Susu Fermentasi dan Kesehatan”.YAPMMI : Jakarta.
Warisno, 2009, ”Inspirasi Usaha Membuat Aneka Nata”, Agromedia
Pustaka : Jakarta.
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 20/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
LAMPIRAN
Skema Kerja Nata
Sampel buah:
Bengkoang
Disaring
Didinginkan
Tuang ke wadahfermentasi
Direbus sarinya
Ditambahkan asam
asetat glacial, MgSO4,KH2PO4, gula,
urea/pepton
Fermentasiselama 14 hari
Starter 75%, 50% Acetobacter xylinum
Amati terbentuknyanata
Diblender
7/22/2019 Fermen Thia
http://slidepdf.com/reader/full/fermen-thia 21/21
FERMENTASI
SATRIANI ULFAH C. PAJRAH S, Farm, Apt150 2011 0315
Skema Kerja Kombucha
Sampel buah:
Bengkoang
Disaring
Didinginkan
Tuang ke wadah
fermentasi
Direbus Sarinya
Gula
Fermentasi
selama 14 hari
Velikel dan Bibit cairan
Amati terbentuknyaKombucha
Diblender