Upload
adankkeyen
View
55
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Fiksasi Eksterna
Citation preview
Fiksasi Eksterna, external Fixation
PENDAHULUAN
Dalam penanganan pada seorang pasien yang mengalami
fraktur terdapat beberapa cara yang digunakan tergantung
dari bagaimana bentuk fraktur yang terjadi. Salah satunya
adalah fiksasi eksterna yang merupakan teknologi baru yang
digunakan untuk menstabilkan patah tulang atau fraktur
dengan menggunakan pin yang dihubungkan dengan bars
atau frame yang dapat dilihat diluar tubuh.
Teknik ini pertama kali dilakukan oleh Strader seorang
dokter hewan kemudian digunakan untuk manusia lebih dari
5 dekade yang lalu oleh Roger
DEFINISI
Fiksasi eksterna adalah alat yang diletakkan diluar kulit
untuk menstabilisasikan fragmen tulang dengan
memasukkan dua atau tiga pin metal perkutaneus
menembus tulang pada bagian proksimal dan distal dari
tempat fraktur dan pin tersebut dihubungkan satu sama lain
dengan menggunakan eksternal bars. Teknik ini terutama
atau kebanyakan digunakan untuk fraktur pada tulang tibia,
tetapi juga dapat dilakukan pada tulang femur, humerus dan
pelvis.(1,4,5,6)
Prinsip dasar dari teknik ini adalah dengan menggunakan
pin yang diletakkan pada bagian proksimal dan distal
terhadap daerah atau zona trauma, kemudian pin-pin
tersebut dihubungkan satu sama lain dengan rangka luar
atau eksternal frame atau rigid bars yang berfungsi untuk
menstabilisasikan fraktur. Alat ini dapat digunakan sebagai
temporary treatment untuk trauma muskuloskeletal atau
sebagai definitive treatment berdasarkan lokasi dan tipe
trauma yang terjadi pada tulang dan jaringan lunak.
Pada pelvis, kompresi oleh fiksasi eksterna dapat
menstabilisasikan pelvis, mengurangi perdarahan, sebagai
penatalaksanaan resusitasi awal dan sebagai definitive
treatment pada beberapa trauma . (2,3,5)
Fiksasi eksterna terutama digunakan ketika terdapat luka
dan trauma pada jaringan lunak yang merupakan
kontraindikasi langsung untuk dilakukan pembedahan
terhadap fraktur.
TIPE FIKSASI EKSTERNA
Terdapat beberapa tipe fiksasi eksterna yaitu : (4)
Pin fixators : unilateral, bilateral frame, V-shaped dan
triangular.
Ring (Wire fixator)
Hybrid fixators (wire and pin), adalah tipe fiksasi eksternal
yang digunakan untuk fraktur tertutup pada sendi.
Dinamakan hybrid karena terdiri dari wire fixation (3/4 ring
fixator) dengan pin fixator (fiksasi unilateral pada bagian
diafisis).
Pinless external fixators , tujuan utama desain dari pinless
fixator adalah untuk menghindari tembusnya pin kedalam
kanalis medularis.
Mefisto, merupakan teknik fiksasi eksterna yang baru
diperkenalkan dan dirancang untuk limb lengthening dan
bone transport.
INDIKASI (4,7)
Terdapat indikasi absolut untuk penatalaksanan fiksasi baik
internal maupun eksternal pada fraktur yang terbagi
menjadi dua bagian utama yaitu :
1. Saving life, yang dimaksud dengan saving life atau
menyelamatkan hidup adalah dengan adanya stabilisasi yang
cepat maka dapat mengurangi resiko terjadinya kematian.
2. Saving Limb, stabilisasi pada fraktur diafisis merupakan
suatu bagian penatalaksanan darurat terutama pada fraktur
dengan trauma jaringan lunak dimana dengan stabilisasi
dapat mengurangi kerusakan yang lebih lanjut pada jaringan
lunak.
Sedangkan indikasi pada fiksasi eksterna yaitu :
Fraktur TerbukaFiksasi eksterna merupakan satu-satunya kemungkinan yang
digunakan untuk menstabilkan tulang pada fraktur terbuka,
khususnya pada fraktur terbuka tipe III B dan C. Dengan
fiksasi eksterna maka dapat menghindari bertambahnya
kerusakan pada jaringan lunak, dan vaskularisasi tulang
dapat berjalan dengan baik.
Fraktur TertutupPada fraktur tertutup, fiksasi eksterna jarang dilakukan,
kecuali pada polytrauma yang berat, atau terdapat luka
memar yang berat pada fraktur tertutup.
PolytraumaPada polytrauma yang berat, fiksasi eksterna dapat menjadi
indikasi utama untuk menstabilisasi multiple fractures.
Fraktur pada Anak-anak
Pada anak-anak, meskipun terdapat polytrauma atau tidak,
fiksasi eksterna tetap merupakan indikasi terapi khususnya
pada ekstremitas bawah atau pada kasus dengan fraktur
terbuka.
Indikasi Khusus- articular fractures/ joint bridgingRekonstruksi sendi yang tepat dan fiksasi yang stabil dengan
kompresi interfragmen yang dapat mengurangi nyeri pada
pergerakan bebas merupakan terapi utama untuk articular
fractures. Tujuan ini dapat dilaksanakan dengan cara ORIF
atau pada simpler fractures dengan cara kombinasi lag-
screw fixation dan hybrid fixator.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
A. KEUNTUNGAN FIKSASI EKSTERNA(1,4,8)
Mengurangi kerusakan vaskuler pada tulangMengurangi gangguan pada lapisan jaringan lunak.Sangat berguna untuk menstabilkan fraktur terbuka.Kekakuan pada fiksasi dapat diatur tanpa prosedur operasiMengurangi resiko terjadinya infeksi.Cukup aman untuk digunakan pada kasus dengan infeksi
pada tulang.Mobilisasi dapat cepat dilakukan oleh pasien, dan bagian
tubuh dapat digerakkan dan berpindah posisi tanpa adanya
perasaan takut akan terjadi pergeseran pada tulang.Kompresi, netralisasi dan distraksi dapat dilakukan dengan
fiksasi eksterna sesuai dengan bentuk fraktur.B. KERUGIAN FIKSASI EKSTERNA (1,4,8)
Pin dan wires dapat menembus jaringan lunakMembatasi pergerakan sendi.
Terdapat komplikasi pin-track pada penggunaan fiksasi
eksterna yang lama.Secara mekanis pemasangan pin dan rangka fiksasi sulit
dilakukan dan mudah terjadi infeksi jika teknik
pemasangannya tidak benar.Alat-alat pada fiksasi eksterna sangat mahal.Rangka fiksasi dapat terdiri dari beberapa rangkaian
sehingga pasien merasa tidak nyaman dan dengan alasan
estetika.METODE DAN TEKNIK PEMASANGAN
MetodeTerdapat dua metode yang pada umumnya digunakan untuk
meletakkan pin yang digunakan pada fiksasi eksterna yaitu :
(4,5,9)
1. Through-and-through, yaitu masing-masing pin
dimasukkan melalui kulit dan menembus fragmen tulang
kemudian keluar menembus kulit pada sisi sebelahnya.
2. One-side (Cantilever system), yaitu pin dimasukkan
melewati fragmen tulang tetapi tidak sampai menembus
sampai pada sisi sebelah dan menonjol hanya pada salah
satu sisi tubuh.
TEKNIK PEMASANGAN (4,7,10)A. Teknik pin insertion
Sebelum dilakukan fiksasi, berikan tanda silang pada tempat
atau daerah “safe Zone” sebagai tempat untuk memasukkan
pin dan meminimalkan resiko trauma pada sistem saraf,
pembuluh darah dan tendo.
1. Diafisis
• Untuk pemasangan pin pada bagian diafisis sangat penting
bagi kita untuk menghindari terjadinya kerusakan pada
tulang akibat rasa panas yang ditimbulkan pada saat
memasukkan pin atau schanz screws.
• Untuk memasukkan pin atau schanz screws secara tepat,
maka pin tersebut harus mencapai korteks pada bagian
ujungnya tetapi tidak sampai menembus terlalu jauh. Dan
untuk mencapai sasaran yang tepat maka kita bisa
menggunakan ukuran atau dibantu dengan intraoperative x-
ray.
• Jika pin yang dimasukkan tidak mencapai ujung korteks
maka kemungkinan pin yang digunakan agak pendek atau
pin yang dimasukkan menembus bagian lain. Dan dari
gambaran x-ray kontrol akan tampak ‘empty hole’ pada
bagian ujung korteks yang berarti skrup yang dimasukkan
tidak mencapai ujung korteks.
2. Metafisis
Untuk pemasangan pada bagian metafisis terdapat hal-hal
penting yang
harus diperhatikan pada saat akan memasukkan pin atau
schanz screw yaitu :
• Tidak membuat trauma pada pembuluh darah dan nadi.
• Tidak meletakkan pin pada sendi.
• Menghindari fracture lines.
• Menggunakan self-drilling screws pada tulang metafisis.
B. Frame construction
a. Tampak gambaran ilustrasi penatalaksanaan ‘fixator first’
untuk complex open fracture.
b. Pada setiap fragment tulang, pin dipasang berdasarkan
kondisi jaringan lunak.
c. Hubungkan pin pada rangka atau bar yang memiliki dua
pengait untuk mereposisi.
d. Setelah direposisi, kedua bars dihubungkan dengan tube
ketiga dan dilakukan tube-to-tube clamps.
e. Tampak pada tulang fibula juga difiksasi untuk menjaga
stabilisasi.
PERAWATAN POST OPERATIVE(1,4,5,7)
Perawatan Pin-track.
Pin site dibersihkan tiap hari dengan menggunakan cairan
hydrogen peroxide atau sabun antibakteri atau dengan
larutan betadine. Pasien dilatih tiap 2-4 minggu sampai
penyembuhan fraktur. Pin site dijaga agar tidak terjadi
infeksi dan semua hubungan fiksator di cek untuk
memastikan tetap saling berhubungan. Pada 4-6 minggu
pertama hanya diberikan latihan keseimbangan berat badan.
Pada pasien dengan trauma pada tumit yang tidak stabil,
maka pin pada kaki dapat di pertahankan lebih lama sampai
tumit dapat stabil kembali.
Timing of procedure
Intramedullary nailing atau pemasangan plat atau fiksasi
interna dipertimbangkan aman jika dilaksanakan dalam dua
minggu pertama setelah fiksasi eksterna, dimana perawatan
pin-site baik tanpa tanda-tanda infeksi. Kemudian fiksasi
eksterna dapat dilepaskan setelah 6-8 minggu dengan
mempertimbangkan fracture healing.
KOMPLIKASI (1,4,8)
Terdapat beberapa potensi komplikasi dengan sepsis yang
pada umumnya terjadi yaitu :
Pin Tract Infection. Tanpa adanya keahlian dalam teknik
pemasangan pin dan perawatan yang baik, maka hal ini
merupakan komplikasi yang pada umumnya paling banyak
terjadi sekitar 30 %. Dimulai dari proses radang yang
berasal dari luka sampai terjadi infeksi superfisial yang
dapat menyebabkan terjadinya osteomyelitis hingga
memerlukan pemberian antibiotik.
Gangguan Neurovaskular . Seorang ahli bedah harus
mengetahui daerah “safe zone” dan “danger zone” sebelum
memasang pin. Nervus radialis pada bagian distal tangan
dan pada bagian proksimal dari telapak tangan, dan arteri
tibialis anterior serta nervus peroneus pada kaki merupakan
tempat yang paling sering terkena. Vessel penetration ,
trombosis, arterivenous fistula, dan aneurysma sering
ditemukan.
Refraktur. Kemungkinan besar dapat terjadi pada saat
mengeluarkan pin. Seperti pada metode open reduction
dapat menjadi sulit atau tidak mungkin dilakukan apabila
terdapat infeksi pada pin tract.