Final - Panduan Pelatihan P3MD Plus Buku I

Embed Size (px)

Citation preview

Panduan Fasilitator Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat DesaPlus Penganggaran (P3MD Plus) Jilid 1 Oleh: Tim Pengembangan Panduan P3MD InCrEaSe Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Jl. TMP Kalibata No. 20, Jakarta T +62 21 794 2635 ext. 205 Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi NTT Jl. Polisi Militer No. 2, Kupang Nusa Tenggara Timur (85111) T/F +62 380 831 712, 833 462 InCrEaSe Jl. Asoka No. 20, Oetona Kupang Nusa Tenggara Timur T +62 380 829 096 Bengkel APPeK Shopping Center Gang Portu Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kupang Nusa Tenggara Timur T/F +62 380 838 107 Yayasan Pengembangan dan Pelayanan Masyarakat Alfa Omega Jl. Timor Raya km 13, Desa Mata Air Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur T/F +62 380 855 1644 E [email protected] Good Local Governance (GLG) Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia Gedung Utama, Lt. 2, Ruang Segitiga Jl. TMP Kalibata No. 20, Jakarta T/F +62 21 798 9446, 7918 4928 www.gtz-decentralization.or.id Panduan Fasilitator Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa Plus Penganggaran (P3MD Plus) Jilid I Tim Pengembangan Panduan P3MD Plus: Pemerintah Provinsi NTT Pemerintah Kabupaten TTS Pemerintah Kabupaten Belu Djose Nai Buti Yos Laku Mali Abraham Klakik Mukmin Syukur Benyamin Daga Alm. Th. Bambang Purwanto John Asbanu Yan Mella Yohanes Pari Beny Ngalu Florensia N. Tety Marsel Payong Agustinus Lisu Lembaga non-Pemerintah GLGKonsultan Fary Franscis Vinsen Bureni Susan Marey Dominggus Umbu Zasa Sarah Lery Mboeik Eliaser Neonufa Yorni Nokas Theresia R. Nubi Andreas Parera Florencio Mario Vieira Marvel J. P. Ledo Susmanto Irwan Sucahyo Editing, Setting, dan Lay-out: Marvel J. P. Ledo Halaman | i Kata Pengantar Gubernur Nusa Tenggara Timur Dewasainimasihbanyakterjadibahwaperencanaanprogram,proyek,ataukegiatan pembangunan,khususnyaditingkatdesa,dilaksanakantanpadilengkapidengandata dan informasi wilayah atau kelompok sasaran yang lengkap dan akurat. Padahal sudah adaperaturanperundang-undanganyangmengamanatkanbahwaperencanaan pembangunanharusdidasarkanpadadatadaninformasiyangakuratdandapat dipertanggungjawabkan (UU 25/2004 pasal 31 dan UU 32/2004 pasal 152 ayat 1). Disampingitu,banyakkenyataanmenunjukkan bahwahasilmusyawarahperencanaan pembangunan(Musrenbang)desayangtelahdisusun,tidakdikaitkandenganupaya alokasi penganggaran yang memadai. Hal tersebut telah menimbulkan rasa kecewa dan ke-tidak-peduli-an masyarakat terhadap Musrenbang Desa walaupun itu telah dilakukan denganpendekatanpartisipatifmodelP3MD(PerencanaanPartisipatifPembangunan Masyarakat Desa). Memperhatikandanuntukmengatasikeduakelemahandiatas,PemerintahProvinsi Nusa Tenggara Timur telah melakukan serangkaian kegiatan dan kajian tentang praktek penerapanmodelpendekatanP3MDdisejumlahdesadikabupatenTimorTengah SelatandanBelu.TujuannyaadalahuntukmelakukanpemantapanmodelP3MDyang sekaligusdikaitkandenganupayaalokasipenganggarannya.Penganggarantersebut terutama ditujukan bagi pemanfaatan dana Alokasi Dana Desa (ADD)yang adalah hak desa.TelahmenjadikebijakanpemerintahuntukmenyediakanADDdaridana perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah, khususnya yang diterima oleh kabupaten. Kajian seperti yang disebutkan diatas, juga dilakukan dalam rangka perwujudan otonomi desa dan terselenggaranya tata kepemerintahan desa yang baik. Dengan demikian juga diharapkandapatmenopangterselenggaranyatatakepemerintahandaerahyangbaik atauseringdisebutdengangoodlocalgovernance.Serangkaiankegiatandankajian dilakukan bekerjasama dengan GTZ-GLG, melalui proses sebagai berikut: StudiperkiraankebutuhanprogrampenguatanpemerintahandesadiKabupaten TTS dan Belu, Februari dan April 2007. PenyelenggaraanLokakaryaMembangunPemahamandanKomitmenBersama Tanggung-gugat Tata Pemerintahan Desa yang Baik/Good Village Governance dan MenyusunAksiBersama/JointDetailImplementationPlan,diKupang4-6Juni 2007. KajianPengalamanPenerapanPerencanaanPartisipatifPembangunan Masyarakat Desa (P3MD), Oktober 2007. PenyusunanPanduanP3MDyangdiselaraskandenganperaturanperundang-undanganyangadadandikaitkandenganalokasipenganggarannya.Panduanini Halaman | ii kemudiandisebutPerencanaanPartisipatifPembangunanMasyarakatDesaPlus Penganggaran atau disingkat P3MD Plus. Penyusunannya dilakukan oleh oleh Tim Kerja Penyusunan Panduan Fasilitator P3MD Plus, yang dibentuk berdasarkanSK GubernurNo242/KEP/HK/2007Novermber2007danterdiridarimultiunsur (Pemerintah Provinsi-Kabupaten, LSM, dan GTZ-GLG). PelatihandanPraktekLapangansertaUjicobaPanduanP3MDPlusserta Penyempurnaan Penerapan Panduan pasca Ujicoba, Desember 2007-Maret 2008. Denganmenyadarimasihadanyasejumlahkekurangannamundengantekad memperbaikisecaraberkelanjutan,modelP3MDPlusinitelahditerapkansejakawal tahunanggaran2008.Untukpenerapansecaraberkelanjutan,kebijakaninidirancang untukdituangkandalambentukperaturanyangdikeluarkanolehsetiapkabupatendi wilayah NTT selambat-lambatnya pada akhir 2008. TerimakasihsayasampaikankepadaTimKerjaPenyusunanPanduanPerencanaan dan Penganggaran Partisipatif di tingkat Dusun, Desa, dan Kecamatan, GTZ-GLG, dan semua pihak terkait, yang telah bekerja secara tekun dan terus menerus sejak Juni 2007 sampai Maret 2008. Saya mengharapkan Panduan ini dapat berfungsi sebagai landasan operasional awal kerjasama hingga akhir masa kerjasama nanti. Kupang, 28 Juli 2008 GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR, Drs. Frans Lebu Raya Halaman | iii DAFTAR ISI Kata Pengantar Gubernur Nusa Tenggara Timurii Daftar Isiiii Pendahuluan -Sejarah Penyusunan Panduan P3MD Plusv -Untuk Siapa Panduan P3MD Plus ini Disusunviii -Cara Menggunakan Panduan P3MD Plus.viii Bagian 1: Panduan Persiapan Persiapan Fasilitator -Sub Bagian 1.1: Apa dan Bagaimana Fasilitator P3MD Plus?1 Bahan Bacaan 1.1:Pemahaman Dasar tentang Fasilitator dan Fasilitasi Partisipatif 4 -Suba Bagian 1.2: Partisipasi adalah Hak Masyarakat17 Bahan Bacaan 1.2:Partisipasi Masyarakat Sebagai Bagian dari Tata Kepemerintahan yang Baik 19 -Sub Bagian 1.3: Membangun Pertemanan dan Rasa Mandiri Masyarakat24 Bahan Bacaan 1.3: Masyarakat Mampu untuk Mandiri 26 -Sub Bagian 1.4: Mendorong Peran Serta Perempuan dan Kaum yang Terpinggirkan Lainnya dalam Pembangunan Desa. 30 Bahan Bacaan 1.4: Partisipasi Perempuan dalam Pembangunan 33 Persiapan Pelaksanaan Musrenbang -Sub Bagian 1.5: Pemahaman Dasar P3MD Plus35 Bahan Bacaan 1.5: Dari P3MD ke P3MD Plus 37 -Sub Bagian 1.6: Membangun Strategi Penyelengaraan Musrenbangdus-Musrenbangdes secara Partisipatif. 39 Bahan Bacaan 1.6:Pemahaman Dasar tentang P3MD, P3MD Plus, Musrenbang, serta Perencanaan dan Penganggaran 41 Bagian 2: Panduan Perencanaan -Sub Bagian 2.1: Membangun Pemahaman Bersama Tentang Aturan-Aturan Perencanaan dan Penganggaran yang Berlaku 51 Bahan Bacaan 2.1: Memaknai P3MD Plus Menuju Otonomi Desa 53 -Sub Bagian 2.2: Analisis Potensi dan Masalah Bersama Masyarakat72 Bahan Bacaan 2.2: Pengkajian Potensi dan Masalah 74 -Sub Bagian 2.3: Peringkat Masalah dan Menemukan Tindakan untuk Perencanaan Bersama Masyarakat. 83 Bahan Bacaan 2.3: Pengelompokkan dan Pemeringkatan 86 Halaman | iv Bagian 3: Panduan Penganggaran -Sub Bagian 3.1: Memadukan Rencana Tindakan dengan Penganggaran melalui Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) Tahunan 91 Bahan Bacaan 3.1: Penganggaran Pembangunan Desa 94 -Sub Bagian 3.2: Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Desa96 Bahan Bacaan 3.2:Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), Rencana Kegiatan dan Anggaran Desa (RKADes), dan Alokasi Dana Desa (ADD) 99 -Sub Bagian 3.3: Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) 103 Bahan Bacaan 3.3:Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (RAPBDes) 105 Lampiran-Lampiran: OSurat Edaran Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Kabupaten/Kota kepada Pemerintah Desa, nomor 140/640/SJ. OSurat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2007. Halaman | v PENDAHULUAN Sejarah Penyusunan Panduan P3MD Plus Metode Perencanaan Partisipatif Pembangunan Desa (P3MD) merupakan suatu metode prosespembahasandanpenyusunanrencanapembangunandalamMusyawarah PerencanaanPembangunandiTingkatDesa(MusrenbangDes)yangdilakukansecara terbukadanobyektifbersamamasyarakat.Metodeinisempatdikenalolehbanyak aparatdesanamuntidaklagidipraktekkansebagaimanakonsepdasardanprinsip P3MD itu sendiri. Berdasarkan situasiyangdemikian, dilaksanakanlah beberapa diskusi yang melibatkan pihakpemerintahdaerahdenganlembaga-lembaganon-pemerintahdiTimorBarat untukmendalamipraktekpenyelenggaraanMusrenbangDesyangnotabene menggunakan metode P3MD. Diskusi pertama dilaksanakan di Hotel Kristal Kupang, pada tanggal 3-6 Juni 2007 yang menghasilkansuatupernyataanbersamabahwaperludilakukanpenguatankapasitas kelembagaan di tingkat desa dalam hal perencanaan dan penganggaran untuk APBDes termasukdidalamnyapengelolaandanaADDbagipembangunandesa.Untuk mewujudkannya,makadipandangperluuntukmelaksanakanpelatihandanpenguatan kapasitas fasilitator Musrenbang di Desa agar kualitas MusrenbangDes meningkat. Untukmemperjelaspemikiranbersamatersebutdanagarupayayangnantidilakukan didasarkan pada situasi yang sebenarnya dari pengembangan rencana pembangunan di desa,makadilakukanlahkegiatankajianfaktalapangandidelapandesayangadadi dua Kabupaten, yakni Kabupaten TTS dan Kabupaten Belu. Pemilihan 8 (delapan) desa ini dilakukan secara acak dengan mempertimbangkan lokasi desa, baik itu yang berada di daerah pesisir pantai, dataran menengah, maupun di dataran tinggi. Asumsi lain yang digunakan adalah sifat bentuk kehidupan masyarakat yang homogen1. Hasil kajian fakta lapangan yang didapat adalah sebagai berikut: Mekanisme musyawarah kurang berjalan dengan baik sebagai akibat dari banyaknya lembaga atau organisasi yang melakukan perencanaan dengan metode yang berbeda-beda dan waktu yang berbeda-beda, tapi melibatkan masyarakat dari desa yang sama. Penentuan usulan prioritas hampir tidak melibatkan keseluruhan masyarakat sama sekali. Yang terbaik yang pernah terjadi hanyalah menggunakan prinsip keterwakilan. Keterwakilan itu-pun sebagian besarnya tidak melakukan penggalian gagasan/kebutuhan dari masyarakat yang diwakili tetapi berdasarkan cara pandang orang-orang yang mewakili saja. Potensi tidak dijadikan sebagai kekuatan untuk pelaksanaan pembangunan tetapi hanya didasarkan pada pemikiran untuk memenuhi syarat-syarat formal 1 Yang dimaksudkan dengan homogen disini adalah adanya kesamaan kondisi sosial dan nilai-nilai budaya masyarakat, termasuk cara hidup pemenuhan ekonomi masyarakat. Halaman | vi saja. Contohnya, untuk memperoleh ADD, maka formulir yang diisi hanya untuk mendapatkan ADD - untuk memenuhi syarat Musrenbang. Tidak ada dokumen perencanaan/Musrenbang di tingkat desa.Tidak ditemukan dokumenRPJMDes(atauRenstraDesa)danRKPDes(atauRencanaKerja TahunanDesa).FaktadiKecamatanAmanubanSelatanmenunjukanbahwa dari 15 desa yang ada hanya satu desa yang melakukan perencanaan. Penentuan anggaran masih bukan menjadi bagian dari perencanaan masyarakat artinya perencanaan jalan sendiri sementara penyusunan anggaran jalan sendiri (APBDes) sehingga sering dalam APBDes yang dibiayai bukan hasil MusrenbangDes. Hal ini membuka peluang adanya intervensi dari pihak yang lebih mementingkan diri sendiri terhadap pengelolaan anggaran di tingkat desa. Pengelolaan ADD masih diintervensi pihak kabupaten. Contohnya, di TTS pembelian mesin kompos dan sepeda motor. Di Kabupaten Belu, pengelolaan ADD disamaratakan untuk pembangunan fisik, misalnya, semua desa membangun kantor BPD. APBDes hanya disusun oleh Kepala Desa dan pihak kecamatan. Terkesan untuk memenuhi formalitas mendapatkan ADD. Proses penggunaan anggaran masih tertutup bagi masyarakat dan hanya diketahui oleh aparat desa dan ketua BPD. Hal ini terlihat dalam fakta bahwa Kepala Desa hanya melakukan pertanggungjawaban kepada pemerintah tingkat atas sementara kepada masyarakat tidak dilakukan, sehingga, masyarakat tidak tahu tentang sumber dana dan (arah) pengelolaannya. Prioritas pembangunan di desa masih berorientasi fisik (jalan, pembangunan kantor desa, dsb) dan tidak sesuai dengan kebutuhan dasar masyarakat desa setempat. Contoh1.Desa Wekmidar Belu sudah membutuhkan air bersih sejak 20 tahun silam tetapi yang dijawab adalah pembukaan jalan dan pembuatan kantor BPD. 2.Desa Nefokoko TTS dari hasil wawancara menunjukan bahwa 40% responden membutuhkan peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga pendidik dan paramedik, tetapi yang dipenuhi adalah membangun bangunan Polindes dan menambah ruang kelas sekolah. Tidak jelas siapa yang akan mengoperasionalkan bangunan-bangunan tersebut. Lebih jauh di tingkat Kabupaten, didapati beberapa fakta sebagai berikut: Belum ada komitmen Pemerintah Desa, Kecamatan, dan Kabupaten untuk menjadikan Renstra dan Propeda sebagai acuan Musrenbang dan penganggaran (wawancara Tim TTS dengan Bapppeda dan PMD TTS). Menilai kinerja hanya pada besaran anggaran yang digunakan bukan pada hasil, dampak, kaitannya dengan item kegiatan pembangunan lainnya, dll. Hal ini karena belum ada alat monitoring dan evaluasi yang praktis dan memadai untuk digunakan dalam menilai implementasi proses pembangunan. Dengandemikian,walaupunKabupatenBeludanTTStelahmengeluarkanPeraturan Daerah(PERDA)bagipenggunaanMetodeP3MD,namunprakteknya,baikAparat DesamaupunKaderDesayangmemfasilitasi,semuanyaterjebakhanyamelakukan pengisianformulirtanpamemaknaikonsepdasardanprinsipP3MDitusendiri.Sering Halaman | vii didapatikomentaraparatdesasepertidemikian,Kamitidaktahubagaimana menggunakan metode P3MD. Untukitulah,penyederhanaanpemahamandanmelengkapikonsepdasarP3MD menjadikebutuhangunamemperbaikimekanismeperencanaandanpenganggaran partisipatif di Desa. UUNo32/2004yangkemudiandiaturlebihlanjutdalamPP.72/2005memberikan kepastianhukumterhadapperimbangankeuanganpusatdandaerahdimanadesa memperolehhakdalambentukAlokasiDanaDesa(ADD).Olehkarenaitu,metode P3MD perlu diperkuat dengan panduan penyusunan penganggaran. Berdasarkan hal itulah, maka disepakati nama panduan menjadi Panduan P3MD Plus. ArtidariPlusadalahtidakhanyapenyederhanaanpanduanagardapatdilaksanakan oleh masyarakat desa sendiri tetapi juga bagaimana masyarakat mampu merencanakan, mengelola, memonitor, dan mengevaluasi ADD sebagai haknya yang merupakan bagian dari penganggaran desa. Beberapaperaturanperundang-undanganterkaitPerencanaanPembangunanDesa yang dipakai sebagai rujukan adalah: 1.Undang Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. 2.Peraturan Pemerintah RI Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa. 3.Permendagri Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat. 4.Permendagri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan. 5.Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. 6.Permendagri 66 Tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. 7.Permendagri 67 Tahun 2007 tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan. 8.Permendagri Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa. 9.Permendagri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tatacara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota kepada Desa. 10.Permendagri Nomor 32 Tahun 2006 tentang Pedoman Administrasi Desa. Halaman | viii Untuk Siapa Panduan P3MD Plus Penganggaran ini Disusun? Panduaninidibuatuntukmelatihcalonfasilitatoryangakanmemfasilitasi MusrenbangDesmenggunakanpendekatanP3MDplus.Diharapkan,kesadarankritis danketrampilanmerekadapattumbuhdalammenyusunrencanadananggaran pembangunan desa secara partisipatif. Walaupun demikian, pihak manapun, baik itu dari kalangan pemerintahan maupun non-pemerintahyangpernahmengikutipelatihanP3MDmaupunP3MDplusdapattetap memanfaatkanPanduaninibagipengayaandanpembaharuanpemahamanakan metode P3MD (Plus). Tujuan Pelatihan P3MD Plus -Meningkatkankeberdayaandankemandirianmasyarakatagarwargadesadapat berpartisipasiaktifdalamprosespengelolaanpembangunan,dimulaidari perencanaan dan penganggaran. -Meningkatkankualitasperencanaanpembangunandesaberdasarkankajian masalah, potensi, aspirasi dan sumber daya yang tersedia. -Meningkatkanpartisipasidanswadayagotongroyongmasyarakatsertaperandan fungsi lembaga masyarakat dalam pembangunan yang bertumpu pada kemampuan sendiri. -Meningkatkankesadaranmasyarakatuntukmenggunakanhakpartisipasidalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Cara Menggunakan Panduan Panduaninibukandimaksudkanuntukdiikutisecarakakulangkahperlangkah-nya. Penyesuaiansesuaisituasiperludilakukanagarpemahamanpesertapelatihan terhadap inti dari konsep metode P3MD Plus dapat terbangunkan. Satuhalyangperluselaludiingatadalahkriteriadalampenentuanperingkatmasalah dan peringkat usulan kegiatan pembangunan yang perlu untuk mendorong semua pihak agar selalu memperhatikan kepentingan kaum perempuan dan anak-anak. Hendaknya para fasilitator sudah terlebih dahulu memiliki informasi yang cukup tentang pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang sudah dan belum dimiliki calon fasilitator yang akan dilatih untuk menerapkan panduan ini. Langkah-langkahyangdisusundalampanduaninimerupakanrujukandarikumpulan pengalaman. Fasilitator perlu untuk mencatat temuan-temuan baru dari pengalamannya pada Lembaran Temuan Fasilitator yang telah disediakan. Jika pelatihan calon fasilitator dilakukan di Desa, maka pelatih dapat menciptakan atau menggunakan media lain yang sekiranya akan memudahkan penerapan materi. PanduaninibukanberartiyangterakhirtentangPanduanP3MDplus,P3MDsebagai metode harus terus diuji bersama masyarakat sehingga tidak dikenal sebagai hasil akhir atau kesimpulan, melainkan sebuah proses belajar secara terus menerus. Halaman | ix UntukefektivitaspenggunaanPanduanPelatihanFasilitatorDesaini,makajumlah pesertaidealbagipelatihanadalahantara25-35orang.Minimal30%daritotaljumlah fasilitator adalah perempuan. Halaman | 1 Bagian I PANDUAN PERSIAPAN Tujuan Umum: 1.Mengetahui apa dan bagaimana Fasilitator P3MD Plus. 2.Memahami bahwa partisipasi adalah hak masyarakat. 3.Membangun pertemanan dan rasa mandiri masyarakat. 4.Mendorong peran serta perempuan dan kaumyang terpinggirkan lainnya dalam pembangunan desa. 5.Memahami dasar P3MD Plus. 6.Membangun strategi penyelenggaraan Musrenbangdus-des secara partisipatif. Persiapan Fasilitator Sub Bagian 1.1: Apa dan Bagaimana Fasilitator P3MD Plus? Tujuan Peserta mengerti pengertian, kriteria, dan ciri-ciri Fasilitator P3MD Plus. Peserta memahami peran penting keahlian Fasilitator dalam P3MD plus. Peserta mengetahui bagaimana menjadi Fasilitator P3MD plus. Bahan dan Alat Kertascoklat/bekaskalendar,spidoldanperlengkapantulislainnyayang tersedia sesuai kondisi di desa. Waktu Kegiatan 100 menit Langkah Kegiatan Sesi Kerja Kelompok oCurah pendapat, menggunakan pertanyaan: Apa pengertian fasilitator? 10 menit oPerangkuman hasil curah pendapat5 menit oKemudian, mintalah kepada peserta membentuk kelompok. Jumlah kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta (satu kelompok tidak lebih dari 7 orang). 5 menit Halaman | 2 Lama waktu diskusi sebaiknya disepakati bersama peserta. oFasilitator meminta pesertamendiskusikan dalam kelompok tentang: -Siapa yang memfasilitasi Musrenbang? -Apa peran fasilitator saat itu? (minta peserta menyebutkan paling sedikit lima peran!) -Apa yang Boleh dan Tidak Boleh sebagai fasilitator? 20 menit Sesi Diskusi PlenooSetiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sebaiknya fasilitator mendorong para peserta untuk mengajukan pertanyaan dan juga pemikiran-pemikiran berbeda terhadap setiap presentasi. 40 menit oFasilitator terus menggali pemikiran peserta dengan pertanyaan-pertanyaan kritis seperti berikut: -apakah ada peran lain?,-apakah ada yang terlupakan?,-apakah masih ada sesuatu yang penting tapi belum terungkap?, -dll. Sesi Penegasan oFasilitator memberikan penekanan pada beberapa poin yang dirasa masih kurang dipahami dengan benar dan kemudian bersama-sama menemukan pengertian fasilitator dan mengapa fasilitator menjadi unsur penting dalam proses perencanaan pembangunan secara partisipatif. 20 menit oFasilitator juga memberikan penekanan bahwa pelatihan ini tidak akan memberikan penjelasan fasilitator yang baik seperti apa tetapi peserta sendiri akan melihat dan menemukan fasilitator yang baik seperti apa. Pertanyaan Kunci Apa ciri-ciri seorang Fasilitator? Mengapa Fasilitator penting? Apa peran Fasilitator? Bagaimana sikap seorang Fasilitator yang benar? dll. Halaman | 3 Langkah Alternatif Langkah Pleno dapat dipresentasikan dalam bentuk role play atau bermain peran. Halaman | 4 Bahan Bacaan 1.1 PEMAHAMAN DASAR TENTANG FASILITATOR DAN FASILITASI PARTISIPATIF 1.PENGANTAR AdabeberapapemahamandasaryangperludikuasaiolehsetiapFasilitator PerencanaanPembangunanPartisipatifsebelummelaksanakantugasnya, khususnyaFasilitatorPerencanaanPartisipatifPembangunanMasyarakatDesa PlusataudisingkatdenganP3MDPlus.Harapannya,agarsetiapanggota FasilitatorP3MDPlusmempunyaiwacanayangmendasardalamkedudukannya sebagaiyangmemperlancarmusyawarah,diskusi,ataupunpembahasansuatu materipenyajianyangakandifasilitasi.Pemahamantersebutterutamatentang FasilitatordanFasilitasiPartisipatif.Sistimatikapenulisantopikiniadalahsebagai berikut: 1).Pengantar. 2).Fasilitator: Apa, Mengapa, dan Bagaimana? 3).Fasilitasi Partisipatif. 4).Apa saja Jenis Metode Fasilitasi Partisipatif? 5).Apa yang dimaksud dengan kriteria dalam memfasilitasi P3MD Plus? 6).Apa yang dimaksud dengan peragaan atau visualisasi? Sebagai catatan perlu dikemukakan bahwa dalam uraian nanti,ada beberapa kata yang berasal dari bahasa Inggris yang diterjemahkan atau dijelaskan dalam bahasa Indonesia, mudah-mudahan tidak menghambat pemahaman pembaca. 2.FASILITATOR: APA, MENGAPA, DAN BAGAIMANA? 1).Apa yang dimaksud dengan Fasilitator? Fasilitator,dalamhaliniFasilitatorP3MDPlus,adalah:seorangatau sekelompokorangyangbertugasmembantukelompokmasyarakat perencanapembangunandidesayangdiprosessecarapartisipatif.Peran FasilitatoradalahmemperlancardanmempermudahprosesfasilitasiP3MD Plusagarmendapathasil-hasilyangsesuaidenganprinsippartisipasi masyarakatsebagai yang terutama. Fasilitatordapat atau biasa jugadisebut sebagai Fasilitator. 2).Mengapa perlu Fasilitator? AgarprosesP3MDPlusdapatberjalansecaraterbukadalammenjaring Halaman | 5 Satu senyum bagaikan matahari yang dapat menghalau kabut gelap hati yang sedang keruh. aspirasiparapeserta,tanpapemihakankepadapesertaataukelompok pesertatertentu,ataupihaklainnya,denganharapanusulanpembangunan yangdihasilkanmerupakanhasilpertimbangansemuapesertasecara obyektif dan setara. 3).Apa tugas dan peranan Fasilitator? (1)Memotivasiataumenumbuhkanpartisipasiparapesertamusyawarah, agar aktif berpendapat dan menyimpulkan bersama. (2)Menampungpendapatparapesertadiskusiataumusyawarahdan menyimpulkan bersama. (3)Memberikanbantuankemudahandalammemperlancarproses musyawarah, menganalisis, dan menyimpulkan berbagai pendapat dari peserta. 4).Apa syarat dan kriteria menjadi Fasilitator? (1)Menguasaimetodefasilitasipartisipatif,yangdapatdimilikimelalui pelatihan, orientasi, dan praktek lapangan. (2)Mempunyai keterampilan berkomunikasi dengan baik. (3)Diterima oleh kelompok musyawarah terkait. (4)Mempunyaipengetahuantentangdata,peta,danarahmusyawarah yang akan dilakukan. (5)Berkedudukan sebagai teman yang ditokohkan. (6)Sabar dan mampu mengendalikan diri. (7)Mampu menghargai pendapat orang lain. (8)Mampu bersikap terbuka dan tidak memihak. (9)Memahami isu gender (relasi laki-laki dan perempuan) yang ada dalam masyarakat. 5).Apa pentingnya Etika Fasilitator? EtikafasilitatormenjadipentingkarenakeberhasilanseorangFasilitator banyakditentukanolehpengendaliantingkahlakunyadalammenghadapi pesertamusyawarah.TingkahlakuFasilitatorituharusdapatmenciptakan suasananyaman,salingmenghormatidansalingpercayadiantarapeserta musyawarah.TingkahlakuFasilitatorsepertiituhanyadapatterciptabila Fasilitator tersebut memenuhi tata krama atau sopan santun, sehingga dapat diterimabaikolehpeserta,sesamaanggotaTim Fasilitator,penyelenggaramusyawarah,maupun mungkin para pengamat dan narasumber. 6).Bagaimana sikap-sikap Fasilitator yang etis? (1)Sikap pribadi antara lain: Simpatik. Akrab dengan peserta. Ramah. (2)Sikap pada waktu memfasilitasi: Tidak memihak pada seseorang atau suatu kelompok tertentu. Tidak menggurui. Saling menghormati sesama Fasilitator. Halaman | 6 Menghargai pendapat peserta. Bersedia menerima saran dan pendapat orang lain. 7).Apa kiat-kiat Fasilitator (1)Sampaikan materi bahasan secara jelas, singkat, dan tepat. (2)Mampu mengendalikan diri sedemikian rupa sehingga persoalan pribadi tidak dicampur-adukkan dengan persoalan masyarakat. (3)Aktifmendengarkanpendapatoranglain,walaupunpendapatitutidak disetujui. (4)Senantiasamenciptakansuasanasalingterbuka,salingpercaya,dan saling menghormati. (5)Menhadapisuasanakonflikdantegangdenganhatidingindan pemikiran yang arif. (6)Tidakmendikteoranglain,melainkanmembantuoranglainuntuk memecahkan permasalahan mereka sendiri. (7)Membangkitkan kepercayaan orang lain. (8)Selalumenggugahoranguntukmengemukakanpendapatnyaterkait materi bahasan. (9)Membantu orang lain menemukan jawaban dari suatu permasalahan. Catatan: Dalam beberapa situasi, Fasilitator harus mampu menemukan titik simpul daripokok-pokokbahasanyangdidiskusikandalammusyawarah. Selanjutnyadengancara-carabijaksana,titiksimpultersebut dikemukakankeforum,sehinggakesepakatanyangdiputuskanoleh peserta tidak merupakan keputusan yang diusulkan oleh Fasilitator. Apabilaterjadisilangpendapatantarpeserta,Fasilitatorharusmampu mengambilkesimpulanyangtepatdancepat,tanpamemihakkepada salahseorangatausekelompokpeserta.Dalammenyampaikan pendapatataukesimpulan,Fasilitatordapatmengemukakandalam bentukpertanyaan.Dengandemikian,jawabanpesetadapat menghindariperbedaanpendapatataukeraguanyangmuncul sebelumnya, tanpa ada yang merasa dirugikan atau dipojokkan. 8).Pentingnya kerjasama Tim Fasilitator Dalamsuatuforummusyawarahperencanaanpembangunan,diperlukan kerjasamayangbaik,kompak,dansantunantarFasilitator.Untukitu,Tim FasilitatorperluberadadibawahkoordinasiseorangKetuaTim.Didalam pelaksanaan tugasnya perlu disepakati pembagian dan pembidangan secara jelas materi yang akan disajikan oleh masing-masing Fasilitator. Seorang fasilitator atau Mitra Fasilitator yang tidak sedang bertugas di depan kelas,bisasajamajukedepanuntukmembantufasilitatoryangsedang bertugasdidepan,misalnyadalammenempelkankertasplanoatau menuliskanaspirasidansaransertapemikiranparapeserta.Yangperlu diperhatikan untuk dihindari, diantaranya adalah: Halaman | 7 (1)SeorangMitraFasilitatortidakbolehmajukedepanuntukmembantu penjelasanmateriataumenjawabpertanyaanpesertaTANPAIJIN Fasilitatoryangsedangbertugasdidepankelas!Dalamhal demikian sepatutnya Mitra Fasilitator atau para Mitra Fasilitator, terlebih dulumemberitanda(ataukode-kodegerakantubuhyangtelah disepakatisebelumnya)kepadaFasilitatoryangdidepan.Atau sebaliknya,Fasilitatoryangdidepandapatmemberikantandaatau kode-kodekepadaMitra-Fasilitatortertentu,untukmengharapkan bantuanataumemberikanpemikirantambahan.Untukmempermudah salingmemberitandaataukode-kodetersebut,sebaiknyaparaMitra Fasilitatormengambilposisidudukdibelakangtempatdudukpara peserta. (2)Jangantunjukkandengangamblangkonflikatauperbedaanpersepsi antaraFasilitatoryangsedangbertugasdidepankelasdenganpara MitraFasilitatordihadapanparapeserta.Haltersebutdapat mengurangiataumerusakkepercayaanpesertakepadaFasilitator, terutamakepadaFasilitatoryangsedangbertugasdankerjasamaTim Fasilitator dapat menjadi rusak. 9).Hal-hal lain yang harus diperhatikan oleh Fasilitator: (1)SeorangFasilitatorharusmampumenguasaiataumemahamiruang lingkuppokokbahasanyangakandisajikan.Denganpenguasaandan pemahamantersebutdiharapkanFasilitatormampumempertahankan perannyadalamprosespencapaiankesepakatanataukeputusan musyawarah. (2)SeorangFasilitatorharusberdirididepanpesertadenganposisi menghadap kepada peserta (tidak membelakangi peserta). Diusahakan agarposisiFasilitatorberadaditengah-tengahpesertasehinggadapat menjangkau semua peserta dengan mudah. Sebaliknya, semua peserta dapatdenganmudahmemperhatikanapa-apayangdisampaikanoleh Fasilitator. (3)Untukmencapaijarakpandangkepadapesertasecaramerata,posisi duduk peserta sebaiknya disusun dalam posisi setengah lingkaran. (4)Jika ruangan memungkinkan, diusahakan agar susunan bangku peserta hanyasatubaris.HaliniuntukmemudahkanFasilitatormendekat kepada peserta agar lebih akrab. Kalau terpaksa lebih dari 1 baris, jarak kursi perlu direnggangkan agar dapat memudahkan para peserta dalam bergerak sesuai dinamika pelatihan. (5)Denganjumlahpesertaantara20-25atau30orang,sebaiknya Fasilitatortidakmenggunakanalatpengerassuaraagarkedua tangannya dapat leluasa menggunakan alat-alat bantu yang diperlukan. Misalnya,untukmenulisdanmenempelmetaplanyangmemerlukan kedua tanggannya. Tentu saja suara Fasilitator harus diusahakan keras, tegas, dan lantang. (6)Sedapatmungkin,Fasilitatorharusmampumengeloladan memanfaatkanwaktuyangsudahdijadwalkandandisepakatibersama peserta.Tidakbolehseringmelewatibatas-bataswaktuyangtelah Halaman | 8 disepakatibersamapeserta.Jikaperluwaktutambahan,sebaiknya dibahas bersama peserta. (7)Hendaklah Fasilitator tidak mengemukakan kesalahan peserta di depan pesertalain.Apabiladirasaperludemikelancarandiskusiatau musyawarah, maka Fasilitator menggunakan contoh atau ilustrasi yang dapatmenggambarkansituasi,lalumembiarkanparapesertasendiri yangmenyimpulkansecaratidaklangsung.Dengandemikian,peserta yang keliru tersebut dengan sendirinya tidak akan merasa direndahkan, karenapengertiannyahanyadiujidanternyatadiamenyadarisendiri bahwa pengertiannya tersebut tidak tepat. 3.FASILITASI PARTISIPATIF 1).Pengertian Merupakanaktivitasyangmemudahkanpesertauntukberpartisipasiaktif dalam suatu diskusi atau musyawarah. Dalampelaksanaannya,fasilitasiyangpartisipatifbiasanyamenggunakan alatdanmediaperagaanatauvisualisasiyangdapatmerangsangpeserta untuk mengembangkan pemikirannya. Semua peserta mendapat kesempatan yang sama dalam memahami materi yang disajikan. 2).Apa ciri-ciri Fasilitasi Partisipatif? (1)Adanyaketerlibatansemuaunsurterkait,dalamhaliniadalahsemua unsurperencanadanmasyarakatagardapatberpartisipasidalam membahas dan memutuskan. (2)AdanyaFasilitator,agartidakadadominasidanpemihakankepada peserta atau kelompok peserta tertentu. (3)Adanyametodetertentu,agardiskusidapatlebihterarahdan sistematis. (4)Adanya peragaanatau visualisasi, agar diskusi dapatdilakukansecara terbuka dan obyektif. (5)Adanya kriteria dan skoring (pemberian nilai, peringkat ataupun bobot), agarpenetapanprioritasusulankegiatanpembangunan,mempunyai alasan yang jelas sesuai tingkat kepentingannya. (6)Adanyadokumentasilangsungtentangmateri,proses,danhasil diskusi. 4.APA SAJA JENIS METODE FASILITASI PARTISIPATIF? 1)Apa saja jenis-jenis Fasilitasi Partisipatif? Ceramah. Curah pendapat. Tanya jawab. Diskusi kelompok.Diskusi pleno. Kerja kelompok. Kerja perorangan. Simulasi. Praktek lapangan. Halaman | 9 2)Cara Fasilitasi Partisipatif (1)Ceramah Seseorangyangmemberikanceramahadalahorangyangberperan sebagaifasilitatoratau penolongbagiparapendengarnyadalamsuatu prosesbelajar.Seorangpenceramahhendaklahmengenalterlebih dahulu para pendengarnya. Hal ini berguna bagi pengaplikasian strategi ceramah. Salahsatustrategiyangcocokuntukdigunakanagarparapendengar benar-benarsadarsecaramendalamakanapayangdidengardan dipahaminyaadalahpedagogikritis.Strategiinimemberikanpeluang yangseluas-luasnyabagiparapendengaruntukmempertanyakan atau menantang apa yang disampaikan sang penceramah. Tujuanpenggunaanmetodeceramahkritisdalampanduaniniadalah agarterbukapeluangyangseluas-luasnyabagikeberlanjutan penggunaankeahlianFasilitasiPerencanaandanPenganggaran PartisipatifdiDesasebagaiakibatdaripemahamanyangbenarakan berbagaiinformasiterkaityangdisampaikan.Misalnya,haltujuan musyawarahdanpenggunaanalatkajianperencanaandan penganggaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah: Mempersiapkan materi ceramah lengkap dengan penjelasannya. Mempersiapkanalat-alatpendukungceramah,misalnya,kartu plano, alat tulis, dan bagan, serta Melaksanakanceramahdengansuarayangjelas,menantang pesertauntukmempertanyakandanberdialog,sertamemberi contoh-contoh. (2)Curah Pendapat MetodeCurahPendapatinipertamakalidiperkenalkanolehAlex FaickneyOsbornpadatahun1930.DefinisiCurahPendapatadalah teknikkreatifberkelompokyangdidisainuntukmenghasilkan sekelompok besar ide yang selanjutnya digunakan untuk mendapatkan solusi2. Tujuan penggunaan metode curah pendapat dalam panduan ini adalah untukmengumpulkan,membahassecarasingkat,danmenyimpulkan pendapatseluruhpesertamengenaimateribahasantertentu.Semua peserta bebas menyatakan pendapatnya. Langkah-langkah yang dilakukan: Fasilitatormemperkenalkandalambentukpertanyaantentang materibahasantertentuyangmemerlukanpendapatpeserta. Pertanyaan tersebut ditulis di papan tulis dengan huruf yang cukup besardanjelasagarmudahdibacaolehpesertadarijarak 2 Diterjemahkan secara bebas dari http://en.wikipedia.org/wiki/Brainstorming. Halaman | 10 maksimal lima meter. Fasilitator membacakan pertanyaan tersebut sambilmenunjukhuruf-hurufyangdibacanyadanmengamati reaksidaripeserta.Fasilitatorharusmemastikanbahwa pertanyaantersebutdipahamiolehseluruhpeserta.Caranya adalahdengankonsistenterusmemintasatuataulebihpeserta menjelaskan pertanyaan tersebut. Fasilitatormenjelaskancara-caramengemukakanpendapatnya, antaralaindenganmemintakepadasetiappesertauntuk menyampaikanpendapatnyadanakanditulisolehfasilitatordi papantulis.Pesertaharusdifasilitasiuntukmenyatakan pendapatnyasendiritanpadipengaruhipendapatdaripeserta lainnya. Caralainuntukmenampungpendapatadalahdengan menggunakan kartu plano. Kartu-kartu tersebut dibagikan ke setiap peserta.Kemudianparapesertadimintauntukmenuliskan pendapatnyamasing-masingpadakartu.Kemudian,kartu-kartu tersebutdikumpulkandanditempelkandipapandepankelas. Setelah setiap kartu terkumpulkan, maka Fasilitator membaca satu persatukartutersebutsambilselalumemintapersetujuanpara pesertadalampengelompokkankartusesuaitopikbesaryang memayungi isi tiap kartu. Setelahmenuliskansejumlahpendapatyangdisampaikan, Fasilitator menyimpulkan pendapat-pendapat yang tertulis tersebut. Ucapkanterimakasihdanpenghargaanataskesediaanpeserta memberikan pendapatnya. (3)Tanya-jawab Tujuanpenggunaanmetodetanya-jawabadalahuntukmengetahui tingkatpemahaman/kegiatanpesertaterhadapsuatupokokbahasan. Metodeinibiasanyadigunakanbersamaanatauuntukmelengkapi metode lain yang sedang digunakan. Langkah-langkah yang dilakukan: Merumuskan pertanyaan, Mengajukan pertanyaan kepada peserta,Mengulas dan memperjelas jawaban-jawaban peserta. (4)Diskusi Kelompok Prinsipdasardarisuatudiskusiadalahadanyasuatudialogatau pengajuanpendapatatauargumensecarainteraktif(duaarahsecara aktif)dimanasetiappesertadiskusisamakesempatannyadalam mengemukakanpendapat.Suatupertemuanduaataulebihorang dapatdikatakansedangberdiskusiapabilaterdapatduaataulebih orangyangsecaraaktifmengemukakanpendapat,baikitupendapat lepassendirimaupunpendapatyangterkaitdenganpendapatyang Halaman | 11 dikemukakanoranglain.Suatupendapatyangdikemukakandapat merupakanpendapatyangmenguatkanpendapatoranglainmaupun pendapatyangbertentangansamasekali.Setiappendapatselalu didasarkan pada bukti pendukung yang jelas. Tujuanpenggunaanmetodediskusikelompokadalahmenjamin terlaksananyapengkajianyanglebihmendalampadatopikatausub-topiktertentu.Misalnya,jikakelompokperencanaterlalubesar jumlahnyamakadapatdibagidalamkelompok-kelompokyanglebih banyak, atau topik yang ada dibagi kedalam sub-sub topik tertentu baru kemudian disatukan kembali. Langkah-langkah yang digunakan: Tentukan pokok bahasan yang akan didiskusikan. Jelaskantugasmasing-masingkelompokagarmemahamitopik khusus yang harus didiskusikan. Persiapkanbahan/alatyangakandigunakandalamdiskusi kelompok. Memantau dan melancarkan jalannya diskusi kelompok. Mencatat hasil diskusi kelompok. (5)Diskusi pleno Tujuanpenggunaanmetodediskusiantarpeserta(diskusipleno) adalah untuk mengetahui perbedaan/persamaan pendapat yang terjadi diantarapesertaatauantarkelompokpesertamusyawarah perencanaan dan penganggaran. Langkah-langkah yang dilakukan: Tentukan masalah yang akan didiskusikan. Mintalah 1 sampai 3 orang peserta musyawarah untuk lebih dahulu menjelaskan pertanyaan tersebut. Mintakan tanggapan dari peserta musyawarah lain. Tariklahbenangmerahhasiltanggap-menanggapparapeserta musyawarah menjadi kesimpulan dari hasil pembahasan. (6)Kerja Kelompok Tujuan penggunaan metode Kerja Kelompok adalah: Apabila ingin memberikan sesuatu kemampuan tertentu. Apabilainginmengetahuitingkatkemampuanpesertaterhadap sesuatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan: Siapkan deskripsi tugas dan alat (kalau ada). Membuatpetunjukdenganjelastentangtugasyangakan dilakukan oleh setiap kelompok. Minta kelompok untuk melakukan tugas tersebut. Hasil pekerjaan kelompok disampaikan atau disajikan pada diskusi pleno untuk dapat ditanggapi. Halaman | 12 (7)Kerja Perorangan Tujuan penggunaan metode Kerja Perorangan adalah: Untukmengetahuitingkatkemampuanpesertaterhadapsuatu pengetahuan dan keterampilan tertentu. Untuk merangsang bangkitnya suatu kemampuan tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan: Siapkan uraian tugas dan alat-alat pendukung (kalau ada). Membuatpetunjukdenganjelastentangtugasyangakan dilakukan oleh setiap peserta. Minta setiap peserta melakukan tugas tersebut. Melakukandiskusiterbukadengansemuapesertaakanjawaban yangpalingtepat.Manfaatdaridiskusiterbukainiadalahpara pesertadapatsecaramandirimenilaihasilkerjaperorangan mereka.Dengandemikian,terbukalahpeluangbagitercapainya kesadaransecaramendalamakanmaknajawabanyangpaling benar. (8)Simulasi atau Bermain Peran Tujuanpenggunaanmetodesimulasiadalahuntukmembawapeserta kepadapengertiansuatuhaltertentusecaramandiriberdasarkan pengalaman masing-masing peserta. Pemahaman yang telah terbentuk tersebutakanmempermudahFasilitatordalammenyampaikanintidari suatu pokok bahasan terkait. Langkah-langkah yang dilakukan: Merumuskanmasalahdanperan-perantertentuyangakan dimainkan peserta. Menunjukbeberapapesertauntukmemainkanperan-peran tertentu tersebut. Melaksanakan permainan peran itu. Memintakomentarparapesertalainyangberperansebagai pengamat simulasi. Mendiskusikanpendapatparapengamattersebutuntuk dibuatkan kesimpulan. (9)Praktek Lapangan MetodePraktekLapangandigunakanuntukmengetahuitingkat ketepatanaplikasiteoriyangtelahdidapatdalampertemuandikelas. Prakteklapangandapatmemperkayawawasan,pengetahuan,dan ketrampilan peserta dalam menerapkan atau menguji teori. Langkah-langkah yang dilakukan: Merumuskanpanduanprakteklapangan,tujuan,danlangkah-langkah yang akan dilakukan oleh peserta latihan. Mempersiapkanlokasiprakteklapangan,peralatan,danpihak-pihak yang terkait di lapangan. Meminta peserta melakukan praktek lapangan. Meminta peserta merefleksikan hasil praktek lapangan. Halaman | 13 Meminta komentar terhadap hasil praktek lapangan. Merumuskan kesimpulan dari hasil praktek lapangan. 5.APA YANG DIMAKSUD DENGAN PERAGAAN ATAU VISUALISASI? Peragaanatauvisualisasiadalahsuatucarapenyampaianinformasidengan menggunakanalatataumediatertentuagardapatdilihatdandidengar,sehingga apa yang disampaikan menjadi lebih mudah dimengerti. 1).Apa manfaat dan keunggulan peragaan? (1)Dayaserapperagaanmelaluipenglihatan,sangattinggi,yaitu:84%, dibanding dengan pendengaran: 11%, penciuman: 3%, peraba: 1%, dan pengecap:1%(lihatgambardandiagramdibawahpadaIlustrasi1: PersentasePerbandinganDayaSerapInformasidanIlustrasi2:Hubungan antara yang dilihat, didengar, dirasakan, dan daya serap indera manusia sehari-hari, dengan prosentase penyerapan yang lebih baik). (2)Gagasan dan saran menjadi lebih mudah diingat, tidak mudah terlupakan dan hilang. (3)Perbedaanpendapatdanunsur-unsurpembedanyaakanlebihmudah dimengerti, sehingga dapat menghindari salah pengertian. (4)Peragaanakanlebihmemudahkanpenyampaianpendapat,terutama apabilapesertaberasaldarilatarbelakangbudaya,golongan,dan jabatan yang berbeda. (5)Diskusi dapat lebih terarah atau terfokus pada sasaran pokok bahasan. (6)Tahapandiskusitergambarmelaluiperagaan,sehinggaakan memudahkanmerekayangtidakatauterlambathadiruntukikut memahami materi diskusi yang telah berlangsung. (7)Mempermudah dan memperlancar proses dokumentasi dan penyusunan laporan hasil pembahasan atau diskusi. 2).Apa saja alat bantu peragaan itu? (1)Kartu metaplan Kartu metaplan adalah potongan kertas manila dalam bentuk standar segiempatberukuran20cmx9.5cm.Fungsinyaadalahsebagai lembarpenulisanpendapatpesertamusyawarah,untukkemudian dibahas bersama. Kartu(sebaiknya)terbuatdaripotongankertasmanila(agarmudah ditulisi,dibacadandipindahkanataudilepasdandilekatkankembali) sertaterdiridariberbagaiwarna,seperti:merah,putih,hijau,kuning, biru.Namunapabilatidakmemungkinkanbagikondisisetempat, dapatdibuatdengankertasapasajanamundapatmemenuhi fungsinya. Selanjutnya,selainbentukstandarsegiempat,dapatjugadibuat dalambentuklain,seperti:bulat,oval,bentukawanatausegiempat ukuranlain-lain,yangdapatdigunakanuntukpenegasanatautanda danrambu-rambulaindalamprosespembahasandan pendokumentasian. Halaman | 14 (2)Bagaimana cara penulisan pada kartu metaplan? Tulisanharusjelasdandenganwarnajelas,hindarimenggunakan tulisan dengan warna merah. Agar tulisan pada kartu metaplan dapat terbaca dengan mudah, maka tulisantersebutharuscukupbesarsehinggasatukartudapat menampung maksimum tiga baris tulisan secara wajar. Setiap tulisan harusrata-kiridanhindaripenggunaanhurufkapital/besarsemua, tetapi, gunakanlah formulir penulisan biasa, dimana huruf awal selalu hurufbesardanhuruf-hurufselanjutnyaadalahhurufkecil,kecuali, singkatan. Setiapkartuhanyaditulisidengansatupernyataanpribadi(bukan ataspengaruhoranglain).Apabilapernyataantidaktermuatdalam satu kartu, dapat menggunakan dua kartu atau lebih. Apabilamenggunakanalattulisspidol,setelahselesaisetiap penulisanagarspidolditutup,sehinggatintanyatidakcepathabis atau mengering. (3)Papan dan kertas flipchart Flipchart Flipchartadalahpapanberwarnaputihberukuran104x74cm, denganbingkaimetalataualuminium,ataukayu,dandapat digunakan sebagai papan tulis putih (whiteboard). Alat penjepit kertas padaflipchartdapatterdiridaribermacam-macammodel:dapat berupaskrupbesaryangmenyatudenganpapanataudapatjuga menggunakan penjepit kertas besar (terlepas dari papan flipchart). Flipchartditempatkanpadastandardengantinggisekitar179cm (tinggi kaki + 75 cm). Kertas flipchart Kertas flipchart adalah lembar kertas tulis lebar berukuran 96 x 70 cm. Jeniskertasdapatterdiridari:kertaskalender,kertasdindingatau kertas lebar lainnya sesuai dengan kondisi setempat. (4)Papan tancap (pinboard, softboard) dan kertas warna coklat Papan tancap Papan tancap adalah landasan tulis berukuran 150 x 123 cm, terbuat daribubukkayupres,styroporataukarpetkarethitam,ataumatrasdengantebal1,5cm.Bingkaipapandapatterbuatdarimetalatau kayuyangringan,sehinggapapanmudahdipindah-pindahkan. Dinamakanpapantancapkarenadigunakanuntukmenancapkan kartu-kartuinformasidenganjarumataupakutancap,ataualat tancap lainnya. Alternatif pengganti papan tancap: Apabila di suatu forum pertemuan tidak tersedia papan tancap, dapat jugamenggunakanpapantulisputih(whiteboard)besaratau landasantulislainberukuranpanjang200xtinggi123cm, dimodifikasidenganmenempelkanstyroporataumatraspada landasantulis.Apabilastyroporjugatidakada,makakartu-kartu Halaman | 15 metaplandilekatkanpadalandasantulisdenganselotip,lemUHU ataubahanperekatlain,ataupunperekat`yangdapatdibuatsendiri sesuai kondisi setempat. Papan tancap ditempatkan pada standar dengan tinggi 195 cm. Kertas warna coklatKertas warna coklat adalah lembaran kertas berukuran 140 x 125 cm, dan digunakan untuk: *Melapisipapantancap,dimanakartu-kartumetaplan ditancapkandankemudiandirekatkanpadalembarantersebut. Lembaran yang telah berisi kartu dan telah selesai didiskusikan, dapatditempelkanpadadindingterbuka,agarpesertadapat melihatdanmembacakembalihasilpembahasanyangtelah dilakukandandisepakati.Lembarantersebutjugaberfungsi sebagaisumberdokumentasiaslisuatupembahasan,sebelum dimasukkan ke dalam komputer atau lembar dokumentasi lain. *Untukmenjelaskantujuanpelatihanatautopiklaindalamsuatu penyajianolehfasilitatoratausiapapun,dimanapenjelasan sudah dituliskan dan dirancang sebelumnya. *Selanjutnya perlu dikemukakan, bahwa ada 2 jenis kertas coklat, yaitukertaspembungkus(tebal)danjeniskertassampul(tipis). Disarankanagardiusahakanuntukmengusahakanyangtebal, dengan harapan tidak mudah robek. Ilustrasi 1 Prosentase Perbandingan Daya Serap Informasi Penglihatan:84% Pendengaran:11% Penciuman:3% Peraba:1% Pengecap:1% Sumber: GTZ KUF; Modul Pelatihan Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian, tahun 1997 Halaman | 16 Ilustrasi 2 Prosentase Perbandingan Daya Serap Informasi Daya ingat berdasarkan indera yang digunakan Daya ingat berdasarkan indera dan waktu yang digunakan Daya ingatWaktuPersentase Lihat + Dengar Setelah 3 jam85% Setelah 3 hari65% Lihat saja Setelah 3 jam72% Setelah 3 hari20% Dengar saja Setelah 3 jam70% Setelah 3 hari10%

Sumber: Materi pelatihan Pemantapan P3MD bagi Tim Pembina LKMD Tk. II dan Kecamatan, oleh Balai Pengkaderan PMD, Yogyakarta. 85%72%70%65%20%10%0%20%40%60%80%100%Lihat + Dengar Lihat saja Dengar sajaSetelah 3 jamSetelah 3 hari83% 11% 3,5% 1% 1,5% Melalui Presentase Mata83 Telinga11 Hidung3.5 Lidah1 Tangan1.5 Halaman | 17 Lama waktu diskusi ini disesuaikan dengan kondisi dan disepakati bersama peserta.Sub Bagian 1.2: Partisipasi adalah Hak Masyarakat Tujuan Peserta dapat menjelaskan hak-hak dasar masyarakat dalam pembangunan. Pesertadapatmenjelaskanhak-haknyauntukberpartisipasidalam perencananan pembangunan di desanya. PesertamenggunakanhakpartisipasidalamwadahMusrenbangdanforum musyawarah lainnya. Bahan dan Alat Kertascoklat/bekaskalendar,Spidoldanperlengkapantulislainnyayang tersedia sesuai kondisi di desa. Waktu 120 menit Langkah Kegiatan Sesi Kerja Kelompok oFasilitator mengawalinya dengan suatu role-play atau game yang inspiratif dan dapat mengantar peserta pada pemahaman akan segala sesuatu terkait partisipasi masyarakat. 75 menit oMintalah peserta mendiskusikan dalam kelompok yang sama tentang: -Kegiatan apa saja yang biasa menyertakan masyarakat untuk berpartisipasi? Siapa yang berperan sebagai pengambil keputusan? Buatlah daftar terpilah dengan cara mengidentifikasi apakah semua kegiatan diikuti oleh laki-laki saja, perempuan saja, atau laki-laki dan perempuan. -Apa yang peserta ketahui tentang partisipasi, Hal-hal apa saja yang menunjukan adanya partisipasi?-Apa beda Hak dan Kebutuhan? -Buatlah tabel yang dapat memisahkan jawaban laki-laki dari jawaban perempuan. -Kembangkanlah kesimpulan pengertian dari pendapat laki-laki dan perempuan terkait partisipasi, hak, dan kebutuhan. oMintalah tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. oBersama peserta semua kelompok, tariklah satu kesimpulan umum akan pengertian partisipasi, hak, dan kebutuhan. oMintalah peserta untuk menerjemahkan kedalam bahasa daerah masing masing tentang partisipasi, hak, dan kebutuhan. Halaman | 18 Sesi Pleno oFasilitator selalu menantang peserta dengan pertanyaan-pertanyaan kritis, agar peserta mendapatkan jawaban jawaban dari pertanyan-pertanyaan kritis tersebut. 30 menit oFasilitator juga memberikan penegasan mengenai syarat syarat apa saja yang harus dipenuhi agar dapat disebut partisipatif dengan menggunakan acuan pertanyaan-pertanyaan kritis berikut: oApakah lembaga pemerintahan desa memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperan serta? oBagaimana sebaiknya agar proses penyusunan rencana dan anggaran semakin banyak melibatkan kelompok-kelompok masyarakat? oBagaimana agar kaum perempuan dan kaum yang terpinggirkan juga dapat terlibat? Sesi Penegasan oSesi ini ditutup dengan penekanan Fasilitator tentang partisipasi sebagai salah satu prinsip tata kepemerintahan yang baik. 15 menit oFasilitator juga memberikan penekanan pada Hak-hak Dasar Manusia yang harus diakomodir oleh setiap kegiatan pembangunan. oFasilitator memberikan masukan melalui media/bahan bacaan terlampir. Pertanyaan Kunci Apa itu Partisipasi? Apa itu Hak-hak Dasar? Apa syarat bahwa proses perencanaan pembangunan telah memenuhi hak partisipasi masyarakat? Apa-apa saja wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan di desa? Pada tahap apa saja masyarakat berperan serta? Dan bagaimana cara keterlibatannya? Halaman | 19 Bahan Bacaan 1.2 PARTISIPASI MASYARAKAT SEBAGAI BAGIAN DARI TATA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK Apa itu Tata kepemerintahan yang Baik? ETata kepemerintahan adalah suatu proses dimana institusi-institusi publik milik pemerintah menyelesaikan masalah-masalah publik, mengelola sumber daya-sumber daya publik, dan menjamin perwujudan penerapan upaya menjamin hak-hak asazi manusia. EDisebut Tata kepemerintahan yang Baik karena semua hal diatas dilaksanakan bebas dari korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta berdasarkan hukum. Nilai-nilai Tata kepemerintahan yang Baik: ESelalu meresponi kebutuhan masyarakat ETerbuka (Tranparan) ETanggung-gugat (Akuntabel) EPartisipasi Masyarakat EDemokratis EMendukung kesetaraan laki-laki dan perempuan (gender equality). Pembangunan Berdasarkan Hak ESemuahak-hakasasimanusiaharusdijaminolehpembangunan.Contoh hak-hak asasi manusia adalah: oJaminan kesehatan, pangan, pakaian, dan perumahan. oMendapat pendidikan. oMengembangkan diri seluas-luasnya. oPerempuanberhakmendapatkanperawatandanbantuanistimewaterkait tugasreproduksinyadananak-anakberhakmendapatperawatandan bantuan istimewa bagi pertumbuhan tubuh dan jiwanya yang sehat. oJaminan sosial dan kebudayaan. oMemiliki usaha ekonomi. oMemiliki pekerjaan. oBebasdarikekerasandanberbagaidiskriminasi(pembedaan-pembedaansecaratidakadil)hanyakarenaberbedajeniskelamin,status sosial, suku, ras, dan agama. ETanggung-gugat. Setiap penyelenggara pembangunan berdasarkan mandat yangditerimadarirakyat,wajibuntukbertanggungjawabterhadapsetiap kebijakanpublikyangdibuat,karenamasyarakatbisamenggugatjikatidak dibuat sejahtera. Halaman | 20 EPenguatanataupengembanganmasyarakat.masyarakatbukanhanya sekedarmenerima,tetapidiberikankuasa,ditingkatkankemampuannya,dan disediakan akses untuk aktif didalam penyelenggaraan pembangunan. EPartisipasinon-diskriminatifmasyarakat,kelompok-kelompokmasyarakat, termasukperempuandankelompok-kelompokmasyarakatyangterpinggirkan, semuanya mempunyai hak untuk terlibat dalam penyelenggaraan pembangunan. Partisipasi dalam Peratutaran Pemerintahan di Indonesia Partisipasipadahakekatnyamerupakanwahanaatausaranapendorongbagisetiap warga, untuk mempergunakan hak menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusanyangterkaitdengankepentinganmasyarakatbanyak.Sedangkan, desentralisasimerupakansalahsatusaranaatauinstrumenuntukmendorongtata kepemerintahanyangbaik(goodgovernance).Olehkarenaitu,dalamrangka penerapanotonomidandesentralisasi,partisipasimerupakansalahsatuprinsipyang harus dikembangkan. Desentralisasi,menurutUU32/2004pasal1ayat7,intinyaadalahpenyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur danmengurusurusanpemerintahan.Sedangkandaerahotonom,menurutundang-undangyangsamapasal1ayat6,adalahkesatuanmasyarakathukumyang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempatmenurutprakarsasendiriberdasarkanaspirasimasyarakat.Kalimat mudahnya:otonomiadalahkewenanganuntukmengaturdanmenguruspemerintahan dan kepentingan masyarakat berdasarkan prakarsa dan aspirasi mereka. Dibawahini,kitaakanbicaratentangpartisipasidantatakepemerintahanyangbaikdi tingkat desa (Good Village Governance) melalui penyelenggaraan otonomi desa. Partisipasi sebagai Hak Masyarakat Sejakawalperludipahami,bahwaciriutamadanpertamadalampartisipasiadalah keikutsertaanmasyarakatatauwargadalampengambilanataupembuatankeputusan. Padagambardibawahiniterlihatjelasempatciriatauaspekdalamprosespartisipasi. Jugaterlihatbagaimanakeikutsertaanmasyarakatdalampelaksanaannyatermasuk manfaat (langsung) apa yang bisa didapat oleh masyarakat yang harus disepakati sejak awal perencanaan. Perlu dicatat bahwa yang dimaksud disini adalah manfaat langsung yangdapatditerimaolehmasyarakatsetelahkegiatanproyekatauprogamselesai. Manfaat langsung ini pada hakekatnya merupakan salah satu ciri yang membedakannya dengan pembangunan daerah, nasional atau semacamnya, dimana pada pembangunan daerah,seseorangtidakbisasertamertamenuntutmanfaatlangsungyangakan diterima.Kemudiandiakhiridenganaspekevaluasi.Masyarakatmempunyaihakuntuk ikut serta dalam melakukan evaluasi. Halaman | 21 Dalam peraturan perundang-undanggan yang ada, termasuk dalam UU 32/2004 dan PP 72/2005, tidak ada uraian pengertian dan penjelasan rinci tentang partisipasi. Yang ada misalnyatentangpetunjukperlunyapartisipasiatauperansertamasyarakatdalam kaitannyadenganotonomidesa,hakpartisipasiwargadanbagaimanamasyarakat mendapatkanhaktersebut.Beberapayangmenyebutkanpartisipasiatauperanserta masyarakat, diantaranya dapat disebutkan diawah ini: =Pemberianotonomiluaskepadadaerahdiarahkanuntukmempercepat terwujudnyakesejahteraanmasyarakatmelaluipeningkatanpelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat (UU 32/2004, Penjelasan umum No. huruf a). =Daerahmemilikikewenanganmembuatkebijakandaerahuntukmemberi pelayanan,peningkatanperan-serta,prakarsa,danpemberdayaanmasyarakat yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat (UU 32/2004, Penjelasan Umum no. 1 huruf b). =Landasan pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi,otonomiasli,demokratisasidanpemberdayaanmasyarakat(UU 32/2004, Penjelasan Umum no. 10, kalimat terakhir alinea 1 dan 2). =Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun secarapartisipatifolehpemerintahandesasesuaidengankewenangannya (pasal 63 ayat 2). Empat Aspek dan Proses Partisipasi(A)PembuatanKeputusan(B)Pelaksanaan(C)Manfaat(D)EvaluasiSumber: Cohen and Uphoff (1976) Empat aspek dan Rangkaian Proses Partisipasi Halaman | 22 =Peransertamasyarakatdalampenyelenggaraannegaramerupakanhakdan tanggung-jawabmasyarakatuntukikutmewujudkanPenyelenggaraNegara yang bersih (UU 28/1999 pasal 8). PeransertamasyarakatsebagaimanadimaksuddalamPasal8diwujudkan dalam bentuk: mencari,memperoleh,danmemberikaninformasitentanghak penyelenggaraan negara; hakuntukmemperolehpelayananyangsamadanadildariPenyelenggara Negara; hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung-jawab terhadap kebijakan Penyelenggara Negara. =Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan atau tertulis dalam rapat penyiapan atau pembahasan rancangan undang-undang dan rancangan peraturan daerah (UU 10/2004 pasal 53). Uraiandiatasmemperlihatkandenganjelasdanpastibahwapartisipasimasyarakat, disamping diakui merupakan salah satu prinsip otonomi daerah dan desa, juga menjadi hakmasyarakatdandidukungolehsejumlahperaturanperundang-undangan.Dengan demikian,masyarakattidaklagisemata-matasebagaiobyekataupemanfaat pembangunan, tetapi sekaligus merupakan pelaku atau subyek. Dengankeikutsertaanwargadalamprosespengambilankeputusan,khususnyadalam prosespembangunan,diharapkankepercayaanmasyarakatterhadappenyelenggara danlembagapemerintahandapatmenjadisemakinbaik.Menurutpengamatanpara ahli,denganpenyelenggaraandesentralisasi,dapatlebihmendekatkanhubungan wargadannegara,rakyatdanpemerintahnya.Disampingitu,denganpartisipasidapat lebihmenjaminterdengardanditerimanyaaspirasimasyarakatolehpemerintah, termasukaspirasiperempuan,kelompokmiskindankelompokmarjinalataukelompok terbelakang lainnya. Seandainyasudahsepertiitu,haltersebutdapatmencerminkanmakinbaiknya hubungandandukunganmasyarakatterhadappemerintah,khususnyapemerintah daerah.Jugadapatmempermudahpemahaman,bahwadesentralisasidapat mendekatkanpemerintahdenganrakyatnya.Namundemikianharusdiakuibahwa berbagaiharapanpositifdalamdesentralisasi,darihasilsejumlahkajian,tidakselalu sertamertaatautidakdengansendirinyadapatmeningkatkankinerjapemerintahan daerahyangsemakinbaik.Untukterjadinyahaltersebutmasihadasejumlah ketergantunganuntukberhasilnyakinerjadesentralisasiyaitu:kerangkakerjahukum, kebijakan anggaran, transparansi dalam tindakan pemerintah, dan partisipasi warga. Disampingitu,harusdisadaribahwapartisipasidapatmempengaruhidan mengakibatkanbiayatinggidanwaktupencapaianyanglebihlama.Olehkarenaitu, dayagunadanhasilguna,perludiperhitungkansecarabersamaandenganke-cermat-an, ke-seksama-an, dan ke-hemat-an. Disamping itu, disana sini partisipasi masyarakat itu masih merupakan hal yang mudah diucapkan, tetapi sulit untuk dilaksanakan. Halaman | 23 Peransertasemuawakilunsurmasyarakat,termasukkelompokmiskindanyang terpinggirkan, perlu dikembangkan. Keikutsertaan kelompok-kelompok tersebut menjadi mutlak, karena mereka merupakan sasaran pemerataan hasil-hasil pembangunan yang perludijaringaspirasinya,sesuaiamanatdanprinsipotonomidaerah.Disampingitu, bagi Negara berkembang seperti Indonesia, kelalaian dalam memperhatikan kelompok-kelompoktersebutdapatdikatakandengantidaksedangmelakukanpembangunan, karenabagianterbesardaripendudukIndonesiamasukdalamkategorimiskindan terpinggirkan.Sebagaigambaran,dibawahinidisampaikangambarhasilpenelitian tentangPolaPartisipasiMasyarakatdalambentukpiramida.Unsur-unsurmasyarakat yangseringdiikutsertakandalampengambilankeputusan,sebagianbesarhanya kelompokatas.Untukmasyarakatkelompokmenengahhanyakadang-kadangdan untuk kelompok bawah yang jumlahnya jauh lebih melebihi kelompok elit dan menengah jarang ikut membuat keputusan. Pola Partisipasi Masyarakat Pemerintahadalahpenanggungjawabutamadalampengembanganpartisipasi. Pemerintahadalahunsuryangdiberitugasdantanggung-jawabdalam penyelenggaraan pembangunan. Selain pemerintah, tentu saja dapat ditumbuhkan oleh siapasajayangsadardanpeduli,sepertiparaAkademisi,lembagaswadaya masyarakat(LSM),swasta,organisasiataukelompok-kelompokmasyarakat,ataupun orang perorangan. Kelompok elit desa/Toma*(Formal dan informal leaders)Sering ikutmembuat keputusanKelompok MenengahKadang2 ikutmembuat keputusanKelompok Bawah/MarginalJarang ikutmembuat keputusanSumber: LFN-LIPI, People's Participation in Rural Development, Bandung, 1985, hal. 12* Tokoh Masyarakat Halaman | 24 Lama waktu diskusi ini disesuaikan dengan kondisi dan disepakati bersama peserta.Sub Bagian 1.3: Membangun Pertemanan dan Rasa Mandiri Masyarakat Tujuan Pesertadapatmenjelaskanartidanmanfaatdaripertemanandengan masyarakat. Pesertadapatmengenalsiapa-siapaorangyangtepatuntukdibangun pertemanan dengan masyarakat. Peserta mampu untuk membangun komunikasi dan relasi dengan masyarakat. PesertamampumengajakmasyarakatuntukBerpikirdanMenyadaribahwa Masyarakatsebenarnyamemilikikemampuanuntukmemecahkanpersoalan mereka dan dapat memperbaiki kehidupannya oleh mereka sendiri. Pesertamampumerumuskankegiatan-kegiatankonkrityangdapatdilakukan tanpa dukungan dari pihak luar desa. Bahan dan Alat Kertascoklat/bekaskalendar,Spidoldanperlengkapantulislainnyayang tersedia sesuai kondisi di desa. Waktu 120 menit Langkah Kegiatan Sesi Curah Pendapat Fasilitator menggali pemahaman peserta dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sbb: oUntuk apa kita berteman dengan masyarakat? oSiapa dari masyarakat jadi teman kita? oBagaimana cara berteman dengan masyarakat tanpa janji-janji? 20 menit Sesi Diskusi Kelompok Fasilitator membagi peserta kedalam kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut: oSiapa masyarakat? Kapan masyarakat ada? Kenapa masyarakat bertahan dan berkembang? Kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat tanpa dukungan dari pihak luar di desanya? oApa saja keunikan masyarakat desa anda dibandingkan dengan masyarakat desa lain? oPotensi apa saja yang belum dan sudah menjadi andalan masyarakat di desa anda? oBagaimana potensi-potensi tersebut telah dimanfaatkan? oApa saja kesulitan-kesulitan yang dihadapi saat mengembangkan potensi-potensi tersebut? 40 menit Halaman | 25 oDan bagaimana masyarakat telah menjaga dan melestarikannya? Sesi Diskusi Pleno Fasilitator meminta tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dan ditanggapi oleh kelompok lain. 30 menit Fasilitator terus menggali pikiran peserta akan: oApa saja hak dan kewajiban yang dimiliki masyarakat dalam hal pengelolaan potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia? oApa saja aturan setempat dalam hal pengelolaan potensi yang sedang berlaku? oApa bentuk tanggungjawab masyarakat bagi pengelolaan yang baik bagi kepentingan orang banyak? Penggalian pikiran-pikiran masyarakat ini baik bagi penonjolan hal betapa pentingnya masyarakat didalam bekerja bersama atau sebagai rekan kerja pihak luar dalam membangun desa tempat tinggal masyarakat. Sesi Penegasan Sesi ini ditutup dengan penegasan Fasilitator tentang bagaimana membangun pertemanan dengan masyarakat dan membangun desa tanpa dukungan dari pihak luar. Beberapa pertanyaan refleksi dipertegas, diantaranya: oBagaimana sebaiknya pertemanan dengan masyarakat itu dibangun? oBagaimana cara masyarakat bertahan tanpa pihak luar? oKapan Pemerintah/pihak luar masuk ke Desa? 30 menit Pertanyaan Kunci Apa dasar sebuah pertemanan itu? Untuk apa pertemanan? Apakah kita biasanya membangun pertemanan untuk atau dikarenakan adanya sebuah proyek? Dengan siapa orang yang tepat di desa bagi kita untuk membangun pertemanan? Bagaimana kita memperkenalkan diri kita kepada masyarakat. Halaman | 26 Bahan Bacaan 1.3 MASYARAKAT MAMPU UNTUK MANDIRI Siapa itu Masyarakat? Masyarakat dalam kata bahasa Inggris disebut society. Asal katanya adalah socius, dari bahasa Latin yang berarti kawan. Sedangkan kata masyarakat berasal dari kata bahasa Arabyaitusyirk,yangartinyabergaul.Adanyapergaulaninitentukarenaadabentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan tetapi olehunsur-unsurkekuatanlaindalamlingkungansosialyangmerupakankesatuan (M. MunandarSolaeman:22).Masyarakatadalahsekelompokorangyangmembentuk sebuahsistemsemitertutup(atausemiterbuka),dimanasebagianbesarinteraksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuahmasyarakatadalahsuatujaringanhubungan-hubunganantarentitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilahmasyarakatdigunakanuntukmengacupada sekelompok orang yanghidupbersamadalamsatukomunitasyangteratur.Sekelompokmanusiadapat dikatakansebagaisebuahmasyarakatapabilamemilikipemikiran,perasaan,serta sistematuranyangsama.Dengankesamaan-kesamaantersebut,manusiakemudian berinteraksi dengan sesama mereka berdasarkan tujuan bersama. ParaahlisepertiMacIverdanJ.P.Gillinsepakatbahwaadanyasalingbergauldan interaksiinikarenaadanilai-nilai,norma-norma,cara-caradanproseduryang merupakankebutuhanbersama.Kebutuhaniniterpicuolehsistemadattertentudan terikatolehsuatuidentitasbersama.Masyarakat(society)merupakanistilahyang digunakanuntukmenerangkankomunititinggalbersama-sama.Bolehjugadikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. PKPM (Pengembangan Kemitraan untuk Pemberdayaan Masyarakat) merupakan suatu proyek yang digagas Bappenas bekerja sama dengan JICA mendefinisikan masyarakat sebagaisekelompokorangyangmempunyaitatakelolaterhadaphak-hakbersama (commonproperties)yangdimiliki(sumberdayaalam,sumberdayamanusia, pengetahuan, dll) yang didasarkan pada aturan dan tanggung jawab. Dengandemikian,masyarakatadalahsuatuunitkehidupansehari-hari,bukansemata-mata sebuah unit produksi, unit analisis dan unit terapan (pendekatan yang terpadu satu sama lain) bukan juga sebagai elit-elit desa atau sekelompok orang terpilih. Dari Penerima Manfaat ke Mitra Kerja Sekarangcobakitacermatiapayangterjadidenganpendekatanbantuanuntuksuatu programpemberdayaanmasyarakatyangsebenarnyatidakhanyadialamiNTTtetapi Halaman | 27 jugahampirsemuapendekatanyangadadiNegaraberkembang.KazuhisaMatsui menulisdalamjurnalnyatahun2007MembangunKemandirianDaerah mengungkapkan gangguan dalam hal pendekatan bantuan, yaitu kecenderungan untuk menyeragamkan penilaian dan berpikir bahwa desa juga harus menjadi seperti Kota jika inginmaju.Kitajugaacapkaliberpikirbahwahal-halyangkunodantradisionalharus digantiyangbaru.Digabungmenjadisatu,kitajugaselalumencariapayangkitatidak punyatanpamelihatapayangkitapunya,ataukitaselalumenganggapbahwapihak luarmempunyaihal-halyanglebihbaikdaripadayangkitamiliki.Kitaselalu menjelekkandirisendirisambilmembandingkannyadenganpihakluarataukitaselalu lebih percaya hal-hal yang ada di luar daripada yang ada di dalam. Jikadiperhatikandenganseksamapendekatanbantuanyangadaseringbermotif sepertikalautidakmempunyaimodalkitamintabantuanmodal,bilakitatidak mempunyaisumberdayamanusiayangberpendidikantinggimakasolusinyaminta beasiswadanpelatihan,bilakitatidakmemilikialatdanmesinmakamintabantuan teknologi. Pendek kata tidak ada di sini minta dari luar, tapi apakah semua ini benar dan efektif untuk keberlanjutan hidup masyarakat yang berkualitas? Mungkinadabaiknyabercermindarikehidupanmasyarakat,jikakitaberadadekat dengan mereka, dapat kita amati tidak terhitung jumlah kasus dalam kehidupan mereka yang mampu dipecahkan sendiri atas inisiatif yang datang dari mereka sendiri. Dengan potensiyangmerekamiliki,khazanahkulturdankearifanlokalyangmerekahidupi, persoalan-persoalan itu sanggup mereka atasi secara bijak. Ini berarti dari dalam dirinya sendirimasyarakatsebenarnyamempunyaidayahidup(elanvital)yangmemampukan mereka untuk bertahan dan terus berkembang. Dengandemikian,sebenarnyakehadirankitasebagaioutsiders,bukanlahobat mujarabbagipersoalanmasyarakat.Kitahanyalahsetitikdarikekayaanmasyarakat yang berusaha mendampingi masyarakat sejauh dapat. Prinsipnya, kita tidak membawa sesuatu yang baru dan asing dari luar komunitas, tetapi mulai dengan apa yang mereka miliki.Toh,masyarakatsendirilahyangharusberjuanguntukmengembangkan kehidupannya menjadi lebih baik. Coba perhatikan, apa yang terjadi dengan kita sebagai pihak luar datang ke masyarakat kemudianmembagimasyarakatmenjadiduakelompokberbeda.Satukelompok sebagaisasaranbantuandansatukelompokyangtidakdisentuh,yangselamaini sebenarnyamerekaadalahsatuadanyasaatdimanaterjadipersoalanmakayang memiliki kelebihan akan membantu yang mengalami kekurangan. Bila kita tidak berhati-hatidenganpendekataninidisitulahdosabesarkitasebagaipihakluardimanaperan merekauntuksalingberbagikitarampasdanpadasatuketikabilakelompokyang mendapatbantuanmengalamipersoalan,kemudiankelompokyangtidakdisentuh mengatakanah,merekaitusudahmendapatbantuandaripihakluardanituurusan pihakluaruntukmembantumerekabukanbagiandarikitalagi.Jikasudahsepertiitu, maka mereka telah kehilangan apa yang disebut dengan peopletopeopleaidatau bantuan dari masyarakat terhadap masyarakat. Belajardarisemuaini,mungkinsudahsaatnyarelasikerjayangdibangunberangkat padatitikbahwamasyarakatbukanlahpenerimamanfaat(beneficiaries)lagi,dankita Halaman | 28 bukanlah pemberimanfaat(benefactor) lagi, tetapi mitramasyarakatatau lebih tepat lagi kita dan masyarakat adalah kawan seperjuangan. Dari Fasilitator Proyek ke Fasilitator Masyarakat Bercermin dari sini, seorang fasilitator haruslah bisa berpikir dan berasa secara sehat. Prosesberpikirdanberasainilahyangkemudianmendasaribagaimanafasilitator mendampingimasyarakat.Alurberpikiryangbenarakanmenimbulkanfasilitasiyang benar.Sebaliknya,bilaalurberpikirsalah,fasilitasiyangdiciptakanjugaakankeliru. Sensivitas rasa yang kurang diperhatikan dalam proses fasilitasi menjadikan masyarakat sebagaitongsampahyangbisamenampungsegalahalyangdibuatdandikatakan fasilitator.Padahal,masyarakatmempunyairasakolektifyangperludihargaikarena menjadi patokan kebenaran bagi mereka. DalamkamusbahasaInggris,istilahfasilitator berasaldariduakatayaitufacilis yang berartitomakeeasieratauuntukmembuatorang-oranglainyangberbedabisa denganmudahmengerti.Danate,yangberartiactivatetoactionataumelakukan suatukegiatan.Jadifasilitatormemilikiartiseorangyangdapatmembuatmudahagar sesuatu dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain yang berbeda. Dapat dicontohkan sebagaiberikut,dalamsuatukegiatanyangmelibatkananak-anakdannenek-nenek, seorang fasilitator berupaya memberikan pemahaman sedemikian rupa sehingga anak-anakataunenek-nenekdapatmengertidandapatmelakukanapayangfasilitator jelaskan.Namunprakteknyaamatlahsulitkitamembedakanantaraparafasilitatordan parapakaryangmembuatapasajasukar.Banyakkasusdimanapadaakhirnya masyarakattidakmemahamibahkanmasyarakatmenjaditergantungpadafasilitator. Hal ketergantungan seperti inilah yang harus dihindari. Iniberartiprosesberpikirseorangfasilitatormenjadipentinguntukdipahami?.Cara berpikir fasilitator ibarat cara berpikir seorang dokter. Tujuan berpikir dari seorang dokter adalah menyembuhkan penyakit yang artinya menghentikan sakit-penyakit yang sedang dideritapasiennya.Sebelumdoktermenyembuhkanpenyakit,dengansendirinyaia harusmenentukanpenyakitapayangadapadapasien,yangdalamterminologi kedokterandisebutmelakukandiagnosis.Dalammelakukandiagnosis,sangdokter akanmembangunkomunikasidengansangpasien.Ketepatananalisadoktersalah satunyabergantungpadaketepataninformasiyangdiberikanolehsangpasiendan adalah tugas sang dokter untuk selalu menggalinya dengan lebih mendalam. Setelah itu, barulahsangdoktermenetapkanrencanatindakmedik.Sepertidemikianseharusnya seorang fasilitator bekerja. Sayang seribu sayang, sering kita perhatikan fasilitatoryang datangkemasyarakattelahterlebihdahulumembawaresep(rencanaaksi)bahkan ironisnya tidak sedikit yang sudah membawa obat (materi) yang belum tentu itu penyakit (issue) masyarakat. Beberapa catatan penting: Masyarakatsebenarnyamemilikikemampuanuntukmembangundirimereka sendiridenganmemecahkanpersoalanmerekadandapatmenciptakan kehidupannya oleh mereka sendiri. Masyarakat selama ini telah mampu melakukan analisis masalah, menyusun rencana, melaksanakan, monitoring dan evaluasi suatu kegiatandenganmemanfaatkansumberdayayangdimilikimaupunyangdariluar sertadapatmembangunkerjasamadenganorangluar.Pendekkata,sebenarnya masyarakat dapat melakukan sendiri. Halaman | 29 Padaintinya,pendekatanPemberdayaanMasyarakatadalahmasyarakatdi dampingiolehpihakluaruntukmemecahkanmasalahnyasendiridengan mengaksesdanmenggunakansumberdayasetempat.Dengandemikian, pemecahanmasalahdanpengembangannyaberkelanjutandanketergantungan masyarakatpadapihak-pihakdanbantuandariluardapatdikurangi.Disinilah poin yang berkaitan dengan berbagi pengalaman, berbagi ketrampilan, dan berbagi pengetahuan dalam rangkaian proses pemberdayaan masyarakat. Seringkalimasyarakatmendapatbantuandaripihakluar.Namunseringkalijuga bantuan tidak berlanjut dan setelah program selesai, manfaat dari bantuan tersebut punselesai.Untukjangkapendekmasalahdapatdipecahkan,tetapiuntuk jangka panjang tidak ada perbaikan berarti. Terlaluseringkitakemasyarakattanpapengetahuandanketrampilanyang cukupmengenaimasyarakat.Kitaharusmempunyaipemahamanyangbenar mengenai apa dan siapa masyarakat sebelum ke masyarakat. Mengapasebuahmasyarakatmenjadipenting?Masyarakatadalahsebuahunit kehidupan sehari-hari, bukan semata-mata sebuah Unit Produksi, Unit Analisa, danUnitTerapan(pendekatanyangterpadusatusamalain)bukanjugasebagai elit-elit desa atau sekelompok orang terpilih. Halaman | 30 Fasilitator membantu merumuskan hasil curah pendapat peserta. Sub Bagian 1.4: Mendorong Peran Serta Perempuan dan Kaum yang Terpinggirkan Lainnya dalam Pembangunan Desa. Tujuan Pesertamampuuntukmenjelaskanperbedaandanpersamaanlaki-lakidan perempuan. Pesertamampuuntukmenjelaskanpengertianyangterpinggirkandansiapa-siapa yang termasuk dalam kelompok yang terpinggirkan. Pesertamampumenjelaskanbahwalaki-laki,perempuan,dankelompokyang terpinggirkanmempunyaikesempatan,tanggungjawab,dantanggung-gugat yangsamadidalamprosespembangunan,termasukhakuntukmengambil keputusan dan memanfaatkan hasil-hasil pembangunan. Pesertamampuuntukmenggalinilai-nilaidanpengalamansetempatyang mendukung keterlibatan laki-laki dan perempuan dalam proses pembangunan. Bahan dan Alat Kertascoklat/bekaskalendar,Spidoldanperlengkapantulislainnyayangtersedia sesuai kondisi di desa. Waktu 150 menit Langkah Kegiatan Sesi Curah Pendapat Fasilitator meminta pendapat peserta tentang: Apa perbedaan dan persamaan laki-laki dan perempuan? Manakah dari perbedaan tersebut yang bersifat kodrati dan yang bersifat bentukan masyarakat (konstruksi sosial) yang dapat berubah-ubah sesuai waktu dan tempat? Apa dampak yang dialami laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari terkait dengan perbedaan yang bersifat bentukan masyarakat itu? Apa itu yang terpinggirkan? Siapa-siapa yang termasuk dalam kelompok yang terpinggirkan? Bagaimana proses pengambilan keputusan di desa anda? Siapa-siapa saja yang terlibat? Bagaimana keterwakilan kaum perempuan dan kaum yang terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan tersebut? 30 menit Halaman | 31 Lama waktu diskusi ini disesuaikan dengan kondisi dan disepakati bersama peserta.Sesi Diskusi Kelompok Mintalah peserta berkelompok sesuai dengan asal desa masing-masing. Masing-masing kelompok mendiskusikan topik-topik yang telah disiapkan sebagai berikut: oBagaimana peran laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga? oApa peran yang biasa diambil oleh laki-laki dan perempuan dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan pembangunan desa? oSebutkan dan jelaskan, apa-apa saja program pembangunan desa saat ini yang telah melibatkan kaum yang terpinggirkan dan apa saja bentuk keterlibatan mereka! 45 Menit Sesi Diskusi Pleno Fasilitatormemintatiapkelompokuntukmempresentasikanhasil diskusi mereka dan ditanggapi oleh kelompok lain. 60 menit Fasilitator terus menggali pikiran peserta akan apa saja hak dan kewajiban yang dimiliki masyarakat dalam hal pengelolaan potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia. Apa saja aturan setempat dalam pengelolaan potensi tersebut yang sedang berlaku? Apa bentuk tanggungjawab masyarakat bagi pengelolaan yang baik bagi kepentingan orang banyak? Penggalian pikiran-pikiran masyarakat ini baik bagi penonjolan hal betapapentingnyamasyarakatdidalambekerjabersamaatau sebagairekankerjapihakluardalammembangundesatempat tinggal masyarakat. Sesi Penegasan Fasilitatormenegaskanisimateridenganmenggunakancatatan-catatan atau rangkuman yang telah dibuat selama proses. 15 menit Fasilitatormemberipenegasanmengenaitujuan-tujuanyang hendak dicapai dalam sub-bagian ini. Halaman | 32 Pertanyaan Kunci Sebutkandanjelaskanperanlaki-lakiyangsudahmulaidilakukanolehkaum perempuan! Sebutkan juga sebaliknya! Bagaimana kontrol dan evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan program-program pembangunan di desa?Siapa-siapa saja yang melaksanakankontroldan evaluasi tersebut? Pendekatan macam apa yang diterapkan guna memastikan bahwa perempuan dan laki-laki sama terlibat dalam keputusan pembangunan di desa? Untuk apa perempuan terlibat, apa manfaat untuk semua pihak? Bagaimanamemastikanbahwalaki-lakidanperempuandapatberbagi tanggungjawab untuk meningkatkan standar hidup keluarga dan masyarakat? Halaman | 33 Bahan Bacaan 1.4 PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN P Pa ar rt ti is si ip pa as si i P Pe er re em mp pu ua an n d da al la am m P Pe em mb ba an ng gu un na an n d da ap pa at t d di ia ar rt ti ik ka an n s se eb ba ag ga ai i b be er ri ik ku ut t: : -Turutsertadalamseluruhprosespembangunan,yakni,sejakperencanaandan penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi. -Turutaktifberperansertadalambidang-bidangkegiatanpembangunanpokok, misalnya, kegiatan ekonomi, kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan, dsb. -Terlibatsecaraaktifdalampembuatankeputusanyangakanmempengaruhi kehidupannya. -Aktif mengembangkan diri dalam arti yang seluas-luasnya. -Mendapatkn manfaat dari proses dan hasil pembangunan. Mengapa partisipasi perempuan? -Seperti laki-laki, perempuan juga memiliki hak untuk terlibat dalam pengaturan dan pengelolaan semua aspek dalam kehidupan. -Kemampuan dan kemauan perempuan adalah sumber potensial yang belum secara penuh teroptimalkan bagi pembangunan. -Partisipasi perempuan berkontribusi pada pemerataan dan keadilan bagi pertumbuhan manusia secara keseluruhan. Strategi pendekatan partisipasi perempuan: -Menunggu dan mendengarkan dengan penuh perhatian. -Mengobservasi dan mempelajari bersama Perempuan. -Menciptakan suasana dimana Perempuan dapat menyatakan apa yang mereka rasakan sebagai masalah. -Mendorong agar Perempuan bersama-samamerancang kegiatan untuk memecahkan masalah mereka dan masalah komunitas. Proses partisipasi perempuan dalam program: -Proses konsultasi melibatkan perempuan agar cara pandang perempuan turut tergali dan diperhitungkan. -Perempuan memiliki kesempatan untuk menentukan prioritas masalah/kebutuhannya. -Perempuan memiliki kesempatan untuk mengorganisir diri, memonitor kemajuan pelaksanaan program, dan menilai hasil-hasilnya. -Perempuan memiliki kesempatan untuk menetapkan masalah baru yang perlu diatasi. Perubahanlebihmerupakanproses mengidentifikasimasalahdaripadausaha pemecahanmasalahdanprosesdaur ulang harus selalu terjadi. Halaman | 34 H Ha am mb ba at ta an n- -h ha am mb ba at ta an n p pa ar rt ti is si ip pa as si i d di ip pi ih ha ak k p pe er re em mp pu ua an n d di is se eb ba ak ka an n o ol le eh h b be eb be er ra ap pa a f fa ak kt to or r: : 1.Kemiskinan struktural: -Perempuan cenderung terpaksa mengikuti keinginan laki-laki. -Perempuan juga tanpa disadari bersikap memperkuat posisi laki-laki. -Perempuan terkadang merasa lebih aman bila diam. -Laki-laki semakin kuat kedudukannya untuk: oMenentukan ditentukan oMengidentifikasidiidentifikasi oMemutuskan diputuskan. 2.Sikap dan tindak tanduk perempuan dalam hidup bermasyarakat-Banyak yang bersikap pasif dan tergantung sebagai dampak dari tuntutan budaya dan lingkungan. Membiarkan yang pasif tetap pasif dan yang bergantung tetap bergantung adalah membahayakan masa depan bangsa. -Sikap mengelak diri dari masalah dan bukan menghadapinya karena dikondisikan oleh lingkungan untuk selalu menjadi orang belakang. Partisipasi perempuan dalam pembangunan, disamping sebagai hak dan sesuai prinsip kemitrasejajaran,hakekatnyamerupakanupayamendasaragarsemuaunsurpelaku danpemanfaatpembangunanberpartisipasidalamprosesdanpengelolaan pembangunan. Halaman | 35 Fasilitator membantu merumuskan hasil curah pendapat peserta. PERSIAPAN PELAKSANAAN MUSRENBANG Sub Bagian 1.5: Pemahaman Dasar P3MD Plus Tujuan Peserta dapat menjelaskan apa itu P3MD Peserta dapat membedakan P3MD dari P3MD plus. Peserta dapat menjelaskan kerangka panduan dan langkah-langkah P3MD Plus untuk dipakai dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) Bahan dan Alat Kertascoklat/bekaskalendar,Spidoldanperlengkapantulislainnyayang tersedia sesuai kondisi di desa. Waktu 120 menit Langkah Kegiatan Sesi Curah Pendapat Fasilitator memulai dengan curah pendapat. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan yang kurang lebih seperti berikut ini: oApakah pernah mendengar istilah P3MD? oApa kepanjangan dari P3MD? oApakah pernah menggunakan P3MD? Jika, ya, kapan digunakan? oApa itu desa? oApa itu pembangunan? oApa itu perencanaan? oApa itu penganggaran? oApa itu partisipatif? 30 Menit Sesi Diskusi Kelompok Setelah curah pendapat, fasilitator meminta peserta mendiskusikan dalam kelompok mengenai beberapa pertanyaan sebagai berikut: oHal-hal apa saja yang menunjukkan bahwa perencanaan pembangunan bisa dikatakan partisipatif? (paling sedikit lima hal) oApa saja manfaat perencanaan partisipatif (paling sedikit lima manfaat) oSebutkan tahapan-tahapan dalam P3MD yang diketahui? 30 Menit Halaman | 36 Sesi Diskusi Pleno Fasilitator meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka dan kelompok-kelompok lainnya menanggapi dengan memanfaatkan hasil diskusi kelompok mereka masing-masing. 30 Menit Sesi Penegasan Fasilitatormemberikanpenekananberupasesuatuyangmasih kurang dan kemudian bersama-sama menemukan missing point daripemahamanmengenaiperencanaanpartisipatifdan manfaatnya dari P3MD. 30 Menit Padasesiinijuga,fasilitatormemberikaninformasitentang:Apa perbedaanP3MDdanP3MDplus?MengapaPlusdanSejarah Penyusunan Panduan P3MD Plus. Fasilitatorkemudianmenutupsesiinidenganmemberikan penegasan akan kerangka atau tahapan dalam P3MD Plus. Pertanyaan Kunci Apa itu P3MD? Apa manfaat dalam penerapan P3MD di Desa? Apa saja hambatan yang ditemui dalam penerapan P3MD? Apa beda P3MD dengan P3MD plus? Apa saja tahapan atau langkah-langkah penerapan P3MD Plus. Mengapa perlu pembahasan Penganggaran, Pelaksanaan, dan MONEV? Langkah Alternatif Debat Kampung menggunakan Topik Perbedaaan P3MD dengan P3MD Plus Skenario Debat harus diciptakan terlebih dahulu. Halaman | 37 Bahan Bacaan 1.5 DARI P3MD KE P3MD PLUS P3MD adalah singkatan dari Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa. P3MDbersemangatuntukmendorongterciptanyamasyarakatyangadalahSubyek sekaligussebagaiObyekpembangunanyangpadaakhirnyadapatmemecahkan masalahmerekasecaramandiri.Tetapi,sampaipadatingkatantertentumasyarakat tetap harus menyelesaikan masalah mereka bersama-sama dengan pemerintah. P3MDPlusPenganggaranmerupakanhasildariupayapengembanganpartisipasi masyarakatyanglebihluaslagibagiterwujudnyaOtonomiDesadalammembangun. Masyarakatmerencanakandanmenganggarkanpembangunandesasecarabersama-sama lewat wadah musyawarah untuk mufakat. Maksud P3MD Plus: Agar penyusunan Rencana dan Anggaran Pembangunan Desa itu dilakukansecaraterbukadanobyektifsesuaikebutuhandanmasalahpembangunan masyarakat di Desa. Halaman | 38 Perbandingan Substansial P3MD dengan P3MD Plus: AspekP3MDPenekanan dalam P3MD Plus Singkatan Perencanaan partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa Perencanaan partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa Plus Penganggaran Tujuan Meningkatkan mutu perencanaan pembangunan di desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan keadaan setempat. Menumbuhkan rasa memiliki masyarakat terhadap program/kegiatan pembangunan yang di Desanya sehingga lebih bersungguh2 dan bertanggungjawab. Menumbuhkan dan mendorong peranserta masyarakat dalam pengelolaan pembangunan yang telah disepakati bersama. Menerapkan P3MD secara konsisten di desa. Penganggaran pembangunan desa yang memanfaatkan ADD dan dana pembangunan lainnya yang dikelola desa. Desa memiliki kewenangan dan keleluasaan (kemandirian) didalam merencanakan dan menganggarkan kebutuhan pembangunannya. Formulir Menggunakan 7 (tujuh) formulirMenggunakan 4 (empat) formulir Prinsip 1.Terbuka 2.Selektif 3.Cermat 4.Proses berulang 5.Penggalian informasi 6.Pemeriksaan berulang Selain prinsip-prinsip yang sudah ada: 1.Mendorong keterlibatan perempuan dan kaum yang terpinggirkan. 2.Penekanan pada pemenuhan hak dasar 3.Menumbuh-kembangkan Kemandirian Desa. 4.Efisiensi dan efektivitas penggunaan Anggaran Desa dalam arti terarah, terukur, dan terkendali. Hasil RPJMDesa yang dibuat tiap tahun. RPTDes DURPDes -RPJMDes yang dibuat satu kali per lima tahun. -RKPDes -RKADes -RAPBDes Halaman | 39 Minta-lah kelompok lain untuk mengamati saat peragaan simulasi Musrenbang Sub Bagian 1.6: Membangun Strategi Penyelenggaraan Musrenbangdus-Musrenbangdes secara Partisipatif Tujuan Peserta memahami pengertian dan manfaat Musrenbang. Pesertamengetahuisiapasajapemeranutamadanyangdiharapkanterlibat dalam penyelenggaraan Musrenbangdus-des. PesertamengetahuikapantepatnyaMusrenbangdus-desdilaksanakansebagai bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Pesertamengetahuiapa-apasajayangperludisiapkansebelum Musrenbangdus-des dilaksanakan. Peserta mengetahui apa-apa yang dihasilkan dari pelaksanaan Musrenbangdus-des. PesertamampudanterampilmelaksanakanMusrenbangdus-desyang partisipatif. Bahan dan Alat Kertascoklat/bekaskalendar,Spidoldanperlengkapantulislainnyayang tersedia sesuai kondisi di desa. Waktu 80 menit Langkah-Langkah Sesi Simulasi dalam Kelompok Mintalah satu atau dua kelompok Peserta mensimulasikan tentang proses pelaksanaan Musrenbang berdasarkan pengalaman di Desanya dengan memperhatikan beberapa poin berikut: oSiapa yang melaksanakan? oSiapa saja yang hadir? Berapa perbandingan kehadiran laki-laki dan perempuan? oKapan? oDimana? oBagaimana tahapannya? oApa hasilnya? odll. 30 menit Sesi Diskusi Pleno Setiap kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 30 menit Fasilitator terus menggali pikiran peserta dengan pertanyaan-pertanyaan kritis seperti berikut: oApakah ada proses yang terlupakan? oTahapan mana yang paling sulit? Halaman | 40 oApakah masih ada sesuatu yang mau ditambahkan? Fasilitator mencatat masukan-masukan dari hasil pengamatan sebagai bahan untuk penegasan materi. Sesi Penegasan Fasilitator bersama-sama peserta menemukan apa-apa yang masih kurang dari pelaksanaan dan manfaat Musrenbangdus-des. 20 menit Pada sesi ini juga, fasilitator terus menggali pikiran peserta lewat pengajuan pertanyaan-pertanyan kritis terkait perencanaan, partisipatif, pembangunan, dan desa. Semuanya itu untuk memberikan penyadaran akan pentingnya Musrenbangdus-des. Pertanyaan Kunci Apa itu Musrenbang dan mengapa perlu? Siapa pemeran utama Musrenbangdus-des? Siapa yang diharapkan hadir? Apa saja yang perlu disiapkan? Siapa buat apa? Bagaimana pelaksanaannya? Kapan dilaksanakan? Penyiapan Tempat? Bagaimana mengumumkan pelaksanaan Musrenbang kepada masyarakat? Penyiapan Fasilitator? Penyiapan Alat dan bahan? Halaman | 41 Bahan Bacaan PEMAHAMAN DASAR TENTANG P3MD, P3MD PLUS, MUSRENBANG, SERTA PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Peraturan Perundang-undangan (PPu) utama tentang P3MD, P3MD Plus, Musrenbang, sertaPerencanaandanPenganggaranadalahUU25/2004besertapetunjukteknisnya berupaSEBMenegPPN/KepalaBappenasdanMendagriNo.0008/M.PPN/01/2007-050/264A/SJTh.2007.Disampingitu,jugaUU32/2008besertaPP72/2005.Dalam PDHtersebut,baikP3MDmaupunP3MDPlusdisebutdenganistilahMusyawarah PerencanaanPembangunanataudisingkatMusrenbang.(PerencanaanPartisipatif Pembangunan Masyarakat Desa), P3MD Plus, dan Musrenbang. P3MDatauPerencanaanPartisipatifPembangunanMasyarakatDesamerupakan metodeperencanaanditingkatdesadenganpendekatanpartisipatif,yangtelah dikembangkanolehDirektoratJenderalPemberdayaanMasyarakatdanDesa, DepartemenDalamNegerisejaktahun1995.BerdasarkankajianPemerintahProvinsi NTT,metodeiniperludilanjutkandandiselaraskandengansejumlahPPubaruserta pengalamanpenerapanmetodeP3MDselamaini.Penyelarasandimaksudterutama berupapenyederhanaaninstrumen,pemantapanpenerapanmetode,sertaketerkaitan dankonsistensiantaraperencanaandenganpenganggaranyangdikaitkandengan adanyakebijakanketersediaandanakhususuntukdesaberupaAlokasiDanaDesa (ADD). Sehubungandenganpenyelarasan,penyederhanaan,danpemantapanpenerapan metodesepertidisebutkandiatas,ditambahdenganmengaitkanperencanaandengan penganggaranpembangunandesa,kemudiandisepakatibahwametodeinidisebut Keterkaitandankonsistensiperencanaandenganpenganggaraniniharus menjadi hal yang pasti, kalau pemerintahan desa memperhatikan amanat pasal 153 UU 32/2004 dan demi pemerataan kesejahteraan warga, meskipun amanat tersebut lebih ditujukan untuk perencanaan pembangunan daerah. Biarlah desa membericontohkepadadaerahdalamhalkonsistensiperencanaandan penganggaran,walaupunbarusebatasdanayangbersumberdariADDdan swadayawargadesasaja.Mudah-mudahanhalinidapatmenyadarkanatau LEBIHmenyadarkanpemerintahandaerah(baca:pemerintahdananggota DPRD)untukdapatmemperhatikanpeningkatankesejahteraansertajeritan kelompokyangterpinggirkan,miskin,dankaumperempunkhususnyadan masyarakat pedesaan umumnya. Halaman | 42 P3MDPlus.PerludikemukakanbahwaistilahP3MDsebagaimetodeperencanaan partisipatiflahirlimatahunsebelumhadirnyaeraotonomisaatitu,sehinggaperlu perjuangantersendiriuntukmengawaliprinsippartisipatifdalamperencanaan pembangunan.Untukitu,istilahP3MDbaikuntukdipertahankan,walaupuntentuperlu diselaraskandandimantapkandalampenerapannya.Secarakebetulan,sejakawal penerapannya,GTZmemberikandukunganpenuhdalammemfasilitasidanmelakukan pendampingan, khususnya di Sumatera Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur semasa IDT, selanjutnya ke NTB dan NTT hingga sekarang. P3MDPlusdirancanguntukdigunakansebagaimetodeataucaramemprosesdan memfasilitasipenyelenggaraanMusrenbangatauMusyawarahPerencanaan PembangunansepertiyangdiamanatkandalamUU25/2004danuntuktingkatdesa diaturpelaksanaannyadalamSEBKepalaBappenas-MendagriTahun2007seperti tersebut diatas. Perlu dipahami bahwa SEB memang tidak mempunyai kekuatan hukum yangmengikat,namundarisisiisinyasangatbermanfaatsebagaipedoman pelaksanaan di tingkat Desa dan Kelurahan. Menuruttingkatadministrasipemerintahan,MusrenbangterdiridariMusrenbang Nasional,Provinsi,Kabupaten/Kota,(Kecamatan),danMusrenbangDesa/Kelurahan. Sedangkan menurut periode atau jangka waktunya, Musrenbang dibagi dalam tiga jenis, yaitu:1.RencanaPembangunanJangkaPanjang(RPJP)untukperiode20tahun; RencanaPembangunanJangkaMenengah(RPJM)untukperiodelimatahun;dan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) untuk periode satu tahun. Khususuntuktingkatdesa,adaMusrenbangDesayangdibagimenjadiduajenis periode,yaitu:RencanaPembangunanJangkaMenengahDesa(RPJMDesa)untuk periodelimatahun,dan RencanaKerjaPembangunanDesa(RKPDesa)untukperiode satu tahun. Beberapa Diktum dalam PPu Terkait Sebagaiupayauntukdapatlebihmemahamiperaturanperundang-undanganyang terkait dengan P3MD, P3MD Plus, Musrenbang, serta Perencanaan dan Penganggaran, beberapa ketentuan dapat disajikan dibawah ini3. =Undang-Undang 25/2004 AdadelapanpengertiandansatuketentuanyangtertuangdalamUU25/2004 yangdapatbermanfaatbagiFasilitatorP3MDPlus,khususnyadalamrangka pengembanganpenyelenggaraanRPJMDesyangakandatangtetapdalam kaitan