Upload
samsul-mutakim
View
362
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPA POKOK BAHASAN
PENGGOLONGAN HEWAN BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR PADA
SISWA KELAS IV SDN BULU 02 KECAMATAN PILANGKENCENG
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013
OLEH :
SAMSUL MUTAKIM
NPM 09141193
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKI PGRI MADIUN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan
di setiap negara. Berhasil tidaknya pendidikan yang dilaksanakan akan
menentukan maju mundurnya negara tersebut. Pendidikan merupakan usaha
sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki
peserta didik melalui proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan untuk
mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta
memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga
negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah
kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, bahan dan metode pembelajaran.
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat
berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman bagi para siswa. Pengalaman
belajar lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses
pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi
bidang kajian yang relevan akan membentuk skema (konsep), sehingga siswa
akan memperoleh keuntungan dan kebulatan pengetahuan.
Di sisi lain adanya banyak fakta bahwa guru menguasai materi dengan
baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Metode pembelajaran yang selama ini diterapkan oleh guru adalah metode
konvensional dalam arti kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Peran
siswa lebih banyak mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru.
Pada suatu saat siswa diminta menjawab pertanyaan yang disampaikan guru
kepada mereka. Di samping itu siswa tidak pernah diberi kesempatan
mengambil inisiatif untuk berinteraksi dengan temannya dalam memahami
materi dan menjelaskan pemahaman yang diketahuinya.
1
Selain itu rendahnya prestasi belajar siswa disinyalir merupakan
akibat kurang bervariasinya model pembelajaran, sehingga siswa kurang
termotivasi dalam pembelajaran. Hal ini juga diakibatkan oleh guru yang
terlalu dominan dalam Proses Belajar Mengajar.
Berdasarkan pengamatan awal yang peneliti lakukan, pembelajaran
IPA di SDN Bulu 02, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun
khususnya Kelas IV belum menggunakan model pembelajaran yang dapat
mempermudah meningkatkan minat siswa dan pemahaman siswa terhadap
materi pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan selama ini masih
monoton dan tidak menarik, sehingga siswa kurang aktif saat proses
pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan fakta tersebut maka perlu dilakukan peningkatan kualitas
proses pembelajaran dan peningkatan pencapaian prestasi pada mata pelajaran
IPA. Langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang selama ini berlangsung dengan menciptakan kegiatan
belajar mengajar yang lebih interaktif dan menarik yang bisa membangun
komunikasi dua arah yaitu antara guru dan siswa, maupun antar siswa dengan
siswa. Tidak hanya guru yang melakukan pembelajaran pada siswa tapi siswa
juga harus aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
informasi yang diterima benar–benar memberikan makna yang mendalam.
Salah satu bentuk usaha guru dalam mengadakan perubahan pembelajaran
adalah dengan penggunaan metode demonstrasi dan media gambar dalam
kegiatan pembelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan
makanannya.
Peneliti memilih SDN Bulu 02, Kecamatan Pilangkenceng,
Kabupaten Madiun karena dalam pembelajaran IPA murid kurang suka atau
kurang berminat pada waktu mengikuti proses belajar mengajar. Hal ini terlihat
dari indikator-indikator minat belajar siswa tidak nampak pada waktu guru
menjelaskan materi, mereka terlihat kurang memperhatikan justru bermain
dengan sesama teman atau diam saja tetapi tidak konsentrasi dalam pelajaran.
2
Menurut informasi dari guru kelasnya mereka juga malas mengerjakan PR,
oleh karena itu hasil belajar IPA mereka juga rendah.
Oleh karena itu akan dipilih alternatif menggunakan metode demonstrasi
menggunakan media gambar untuk menumbuhkan suasana belajar yang
kondusif. Perlu diketahui bahwa penggunaan metode demonstrasi dan media
gambar dapat merangsang siswa untuk berani bertanya, melatih berfikir dan
kritis, terampil berkomunikasi serta cakap untuk mengemukakan pendapat,
maka penulis membuat laporan dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN
MINAT BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN HEWAN
BERDASARKAN MAKANANNYA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI DAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA
KELAS IV SDN BULU 02 KECAMATAN PILANGKENCENG
KABUPATEN MADIUN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013”
1. Identifikasi Masalah
Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus pertama, penulis diamati oleh
seorang pengamat yang mencatat hal-hal yang terjadi sampai kegiatan
pembelajaran berakhir. Dari hasil pengamatan tersebut diperoleh catatan
bahwa perhatian siswa terhadap pelajaran cukup baik, tetapi terdapat
beberapa siswa yang belum dapat menjawab pertanyaan, terutama saat guru
memberikan waktu untuk bertanya kepada siswa tentang materi yang belum
dipahaminya.
Berdasarkan hal tersebut diatas penulis meminta bantuan supervisor
untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap masalah yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Sebagian siswa ramai sendiri ketika guru mengajar
b. Siswa jarang memberikan respon saat guru menjelaskan
c. Siswa kurang aktif dalam diskusi kelompok
d. Siswa kurang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru pada
akhir pembelajaran.
3
2. Analisis Masalah
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat dan supervisor, diketahui
bahwa penyebab timbulnya masalah adalah kurang efektifnya pembelajaran
yang disampaikan oleh guru dan proses pemberian tugas. Hal ini disebabkan
oleh:
a. Guru menggunakan media yang kurang menarik perhatian anak (kurang
kongkret).
b. Guru kurang jelas dalam memberikan arahan atau perintah.
c. Guru kurang memberikan motivasi terhadap anak.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah tersebut maka guru harus melakukan
perbaikan pembelajaran guna mencapai kompetensi yang diharapkan.
Alternatif yang dapat dilakukan adalah:
a. Pemilihan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Penggunaan media yang dapat menarik perhatian dan motivasi belajar
siswa.
c. Memberikan pertanyaan yang mudah dipahami serta mengarah pada
kompetensi yang diharapkan.
Dari beberapa alternatif yang ditentukan, bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman, proses dan hasil pemikiran ilmiah. Prioritas
pemecahan masalahnya adalah upaya meningkatkan hasil dan motivasi
belajar IPA Pokok Bahasa Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis
Makanannya. Perbaikan atau pemecahan masalah ini dengan menggunakan
metode demonstrasi dan media gambar yang mampu menarik perhatian
siswa dalam mengikuti mata pelajaran IPA.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada masalah–masalah yang ada di atas maka peneliti
akan merumuskan masalah yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu:
“Apakah dengan menggunakan metode demonstarsi dan media gambar dapat
meningkatkan minat belajar dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan
4
penggolongan hewan berdasarkan makannya pada siswa Kelas IV SDN Bulu
02 Kec. Pilangkenceng Kab. Madiun tahun pelajaran 2012/2013?”
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah di atas maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan menggunakan
metode demonstrasi dan media gambar dapat meningkatkan minat belajar
dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan
makanannya pada siswa Kelas IV SDN Bulu 02 Kec. Pilangkenceng Kab.
Madiun tahun pelajaran 2012/2013.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Dengan penulisan laporan penelitian ini, diharapkan dapat berguna
antara lain:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi bagi siswa untuk
meningkatkan minat belajar IPA.
2. Bagi guru, diharapkan dapat mendorong dan memotivasi guru agar lebih
memahami metode dan pendekatan-pendekatan pembelajaran, serta
mengembangkanya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan dalam peningkatan keperdulian
terhadap pembelajaran.
4. Bagi penulis, diharapkan dapat menjadi bahan referensi (rujukan) dalam
melaksanakan penelitian lebih lanjut, ke arah yang lebih baik terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan
Pada dasarnya pengertian pendidikan (UU SISDIKNAS No.20 tahun
2003) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata
‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini
mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.
Dalam pandangan Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan bahwa: Pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak
itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.
Sedangkan dalam pandangan H. Horne, (2009 : 98) pendidikan adalah
proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi
makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas
dan sadar kepada tuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,
emosional dan kemanusiaan dari manusia.
6
Konsep pendidikan dalam UU No. 20 tahun 2003, pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
B. Tinjauan Tentang Minat Belajar Siswa
1. Pengertian Minat Belajar Siswa
Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata
ini beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai
berikut:
a. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah
keinginan. (KBBI, 2008:957)
b. Minat berarti kecenderungan hati (keinginan, kesukaan) terhadap
sesuatu. (Cipta Ginting, 2003:98)
c. Minat menurut Mahfudz Shalahuddin adalah perhatian yang
mengandung unsur-unsur perasaan.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa
minat adalah kecenderungan jiwa yang relatif menetap kepada diri
seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Minat timbul
atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja,
dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab
partisipasi dalam kegiatan. (Usman, 2002:27)
7
Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut:
a. Konsep belajar dalam Gagne (dalam Udin, 2007:3.30), belajar
merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus
dari lingkungan menjadi beberapa tahap pengolahan informasi yang
diperlukan untuk memperoleh kapasitas yang baru.
b. Dalam pandangan Skinner (dalam Pupuh, 2007:5), mengartikan belajar
sebagai suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang
berlangsung secara progresif.
c. Menurut Anita E. Woolfolk (dalam Conny 1999:245), menegaskan
bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan
pengetahuan dan perilaku yang relatif permanen pada individu.
d. Dalam pandangan Abin Syamsudin (dalam Conny, 1999:245), belajar
adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan perilaku dan pribadi.
e. Menurut Santrock and Yusen (dalam Conny, 1999:245), learning is
defined as relatively permanent change in behavior that occurs thought
experience.
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap
dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yang disengaja.
Dari kesimpulan pengertian minat dan pengertian belajar maka
dapat disimpulkan pengertian minat belajar adalah aspek psikologi
seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah,
keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku
melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman, dengan kata lain minat belajar adalah perhatian, rasa suka,
ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui
keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
Minat ini besar pengaruhnya terhadap belajar, karena minat siswa
merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan siswa, bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa
tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
8
baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat
dalam belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi
tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Dalam artian
menciptakan siswa yang mempunyai minat belajar yang besar, mungkin
dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik, salah satunya adalah
mengembangkan variasi dalam gaya mengajar. Dengan variasi ini siswa
bisa merasa senang dan memperoleh kepuasan terhadap belajar.
Minat mengandung unsur-unsur kognisi (mengenal), emosi
(perasaan), dan konasi (kehendak). Oleh sebab itu, minat dapat dianggap
sebagai respon yang sadar, sebab kalau tidak demikian, minat tidak akan
mempunyai arti apa-apa. Unsur kognisi mempunyai maksud minat
didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju
oleh minat tersebut, mengandung unsur emosi karena dalam partisipasi
atau pengalaman itu disertai oleh perasaan tertentu, seperti rasa senang,
sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari unsur kognisi. Dari
ketiga unsur tersebut diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang ada di sekolah seperti
belajar.
Jadi minat sangat erat hubungannya dengan belajar, belajar tanpa
minat akan terasa menjemukan, dalam kenyataannya tidak semua belajar
siswa didorong oleh faktor minatnya sendiri, ada yang mengembangkan
minatnya terhadap materi pelajaran dikarenakan pengaruh dari gurunya,
temannya, orang tuanya. Oleh sebab itu, sudah menjadi kewajiban dan
tanggung jawab sekolah untuk menyediakan situasi dan kondisi yang bisa
merangsang minat siswa terhadap belajar.
Membangkitkan minat belajar siswa itu juga merupakan tugas
guru yang mana guru harus benar-benar bisa menguasai semua
keterampilan yang menyangkut pengajaran, terutama keterampilan dalam
bervariasi, keterampilan ini sangat mempengaruhi minat belajar siswa
seperti halnya bervariasi dalam gaya mengajar, jika seorang guru tidak
menggunakan variasi tersebut, siswa akan cepat bosan dan jenuh terhadap
9
materi pelajaran. Untuk itu variasi dalam gaya mengajar, agar semangat
dan minat siswa dalam belajar meningkat, jika sudah begitu, hasil
belajarpun sangat memuaskan. Dan tujuan pembelajaran pun akan tercapai
dengan maksimal.
1) Asal-Usul Minat Belajar Siswa
Menurut Moch. Surya (Jaka Umbaran 2010 : 48) minat tidak
dibawa sejak lahir, minat merupakan hasil dari pengalaman belajar.
Jenis pelajaran yang melahirkan minat itu akan menentukan seberapa
lama minat bertahan dan kepuasan yang diperoleh dari minat. Minat
timbul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi,
pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar. Untuk itu ada dua hal
yang menyangkut minat yang perlu diperhatikan yakni:
a. Minat pembawaan, minat muncul dengan tidakdipengaruhi oleh
faktor-faktor lain, baik itu kebutuhan maupun lingkungan. Minat
semacam ini biasanya muncul berdasarkan bakat yang ada.
b. Minat muncul karena adanya pengaruh dari luar, maka minat
seseorang bisa saja berubah karena adanya pengaruh dari luar,
seperti: lingkungan, orang tuanya, dan bisa saja gurunya.
Dari dua hal di atas, yang nomor dua inilah yang dipermasalahkan
dalam penelitian ini, minat yang timbul karena adanya pengaruh dari
guru yang menggunakan variasi gaya mengajar.
Dalam konsep asal-usul minat menurut Slameto (2003 : 58)
Ada beberapa indikator-indikator minat belajar siswa sebagai berikut:
1) Pengalaman belajar
Pengalaman yang dimiliki oleh siswa dalam mata pelajaran
tersebut baik, misalnya prestasi belajar.
2) Mempunyai sikap emosional yang tinggi
Seorang anak yang berminat dalam belajar mempunyai
sikap emosional yang tinggi misalnya siswa tersebut aktif
mengikuti pelajaran, selalu mengerjakan pekerjaan rumah dengan
baik.
10
3) Pokok pembicaraan
Apa yang dibicarakan (didiskusikan) anak dengan orang
dewasa atau teman sebaya, dapat memberi petunjuk mengenai
minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut. Jadi, artinya
dalam berdiskusi anak tersebut akan antusias semangat dan
berprestasi.
4) Buku bacaan (buku yang dibaca)
Biasanya siswa atau anak jika diberi kebebasan untuk
memilih buku bacaan tertentu siswa itu akan memilih buku bacaan
yang menarik dan sesuai dengan bakat dan minatnya.
5) Pertanyaan
Bila pada saat proses belajar mengajar berlangsung siswa
selalu aktif dalam bertanya dan pertanyaan tersebut sesuai dengan
materi yang diajarkan itu bertanda bahwa siswa tersebut memiliki
minat yang besar terhadap pelajaran tersebut.
Dengan adanya indikator-indikator di atas, seorang guru bisa
mengetahui, apakah siswa yang diajarnya itu berminat untuk
mempelajari suatu pelajarannya dalam artian belajar atau tidak
berminat untuk belajar, jika siswa tidak berminat maka gurunya
hendaknya memberi motivasi atau membangkitkan minat siswa
tersebut, diantaranya dengan menggunakan variasi gaya mengajar.
2. Peranan Dan Fungsi Minat
Pandangan Hurlock (Wahid, 2003) terhadap peran dan fungsi minat
disebutkan pada setiap minat manusia, minat memegang peranan penting
dalam kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas prilaku dan
sikap, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang
berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan
berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Moh. Uzer Usman (1998: 27), suatu minat dalam belajar
merupakan suatu kejiwaan yang menyertai siswa di kelas dan menemani
siswa dalam belajar. Minat mempunyai fungsi sebagai pendorong yang kuat
11
dalam mencapai prestasi dan minat juga dapat menambah kegembiraan pada
setiap yang ditekuni oleh seseorang. Peranan minat dalam proses belajar
mengajar adalah untuk pemusatan pemikiran dan juga untuk menimbulkan
kegembiraan dalam usaha belajar seperti adanya kegairahan hati yang dapat
memperbesar daya kemampuan belajar dan juga membantunya tidak
melupakan apa yang dipelajarinya, jadi belajar dengan penuh dengan gairah,
minat, dapat membuat rasa kepuasan dan kesenangan tersendiri.
Dalam hal fungsi minat dalam belajar, The Liang Gie (1998: 28)
mengemukakan bahwa minat merupakan salah satu faktor untuk meraih
sukses dalam belajar. Peranan penting minat dalam kaitannya dengan
pelaksanaan belajar atau studi ialah:
a. Menciptakan dan menimbulkan kosentrasi atau perhatian dalam belajar
b. Menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar
c. Memperkuat daya ingat siswa tentang pelajaran yang telah diberikan
guru
d. Melahirkan sikap belajar yang positif dan kontrukstif
e. Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi/pelajaran
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Totok Santoso (Muhajir, 2007) Berhasil atau tidak
seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
intern, dan faktor ekstern, faktor intern adalah faktor yang ada dalam
individu seperti faktor, kesehatan, bakat perhatian, sedangkan faktor
eksternal adalah faktor yang ada diluar individu (dirinya) seperti Keluarga,
sekolah, masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
tersebut dalam Totok Santoso (Muhajir, 2007).
12
a. Faktor-faktor Intern :
1) Faktor Biologis
a) Faktor Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya
terhadap kemampuan belajar, bila seseorang kesehatannya
terganggu misalkan sakit pilek, demam, pusing, batuk dan
sebagainya, dapat mengakibatkan cepat lelah, tidak bergairah,
dan tidak bersemangat untuk belajar. Demikian halnya jika
kesehatan rohani (Jiwa) seseorang kuarang baik, misalnya
mengalami perasaan kecewa karena putus cinta atau sebab
lainnya, ini bisa mengganggu atau mengurangi semangat belajar.
Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat penting
bagi setiap orang, baik fisik maupun mental, agar badan tetap
kuat, pikiran selalu segar dan bersemangat dalam melaksanakan
kegiatan belajar.
b) Cacat Tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh seperti
buta, tuli, patah kaki, lumpuh dan sebagainya bisa
mempengaruhi belajar, siswa yang cacat belajarnya juga
terganggu. Sebenarnya jika hal ini terjadi hendaknya anak atau
siswa tersebut dilembagakan pendidikan khusus supaya dapat
menghindari atau mengurangi kecacatannya itu.
c) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi minat belajar
adalah perhatian dan kesiapan.
d) Bakat atau Intelegensi
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu
baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah
belajar, misalkan orang berbakat menyanyi, suara, nada lagunya
terdengar lebih merdu dibanding dengan orang yang tidak
13
berbakat menyanyi. Bakat bisa mempengaruhi belajar, jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakat, maka siswa
akan berminat terhadap pelajaran tersebut, begitu juga
intelegensi, orang yang memiliki intelegensi (IQ) tinggi,
umumnya mudah belajar dan hasilnyapun cenderung baik,
sebaliknya jika seseorang yang “IQ” nya rendah akan mengalami
kesukaran dalam belajar
b. Faktor-faktor eksternal :
Menurut Totok Santoso (Muhajir, 2007) Faktor eksternal yang
mempengaruhi minat belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor
sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor Keluarga
Minat belajar siswa bisa dipengaruhi oleh keluarga seperti
cara orang tua mendidik, suasana rumah, dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi minat belajar siswa
mencakup metode mengajar, kurikulum, pekerjaan rumah.
a) Metode mengajar
Dalam konsep metode mengajar menurut Totok Santoso
(Muhajir, 2007), Metode mengajar adalah suatu cara yang harus
dilalui dalam mengajar, metode mengajar ini mempengaruhi
minat belajar siswa. Jika metode mengajar guru kurang baik
dalam artian guru kurang menguasai materi-materi kurang
persiapan, guru tidak menggunakan variasi dalam
menyampaikan pelajaran alias monoton, semua ini bisa
berpengaruh tidak baik bagi semangat belajar siswa. Siswa bisa
malas belajar, bosan, mengantuk dan akibatnya siswa tidak
berhasil dalam menguasai materi pelajaran.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat belajar siswa
guru hendaknya menggunakan metode mengajar yang tepat,
14
efesien dan efektif yakni dengan dilakukannya keterampilan
variasi dalam menyampaikan materi.
b) Kurikulum
Dalam pandangan Totok Santoso (Muhajir, 2007)
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan
kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan
bahan pelajaran. Bahan pelajaran yang seharusnya disajikan itu
sesuai dengan kebutuhan bakat dan cita-cita siswa juga
masyarakat setempat. Jadi kurikulum bisa dianggap tidak baik
jika kurikulum tersebut terlalu padat, di atas kemampuan siswa,
tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.
Perlu diingat bahwa system intruksional sekarang
menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan
kebutuhan siswa. Guru perlu memahami siswa dengan baik, agar
dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa, agar
dapat melayani siswa dan memberi semangat belajar siswa.
Adanya kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan-
kebutuhan siswa, akan meningkatkan semangat, dan minat
belajar siswa, sehingga siswa mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan.
c) Pekerjaan rumah
Dalam pandangan Totok Santoso (Muhajir, 2007)
Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dibebankan oleh guru
kepada murid untuk dikerjakan di rumah. Merupakan momok
penghambat dalam kegiatan belajar, karena membuat siswa cepat
bosan adalah belajar siswa tidak memiliki kesempatan untuk
mengerjakan kegiatan yang lain. Untuk menghindari kebosanan
tersebut guru janganlah terlalu banyak memberi tugas rumah
(PR), berilah kesempatan siswa unuk melakukan kegiatan yang
lain, agar siswa tidak merasa bosan dan lelah dengan belajar.
15
3) Faktor masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap minat belajar siswa, berikut
ini beberapa faktor masyarakat yang bisa mempengaruhi minat
belajar siswa diantaranya kegiatan dalam masyarakat dan teman
bergaul .
4) Penggunaan Media Pembelajaran yang Tepat
Minat belajar siswa dapat juga ditingkatkan serta dikembangkan
dengan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan baik. Jika
guru menggunakan media maka siswa akan lebih tertarik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran dan suasana belajar tidak
membosankan sehingga membuat siswa aktif.
5) Penggunaan Metode Pembelajaran yang tepat
Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran sebaiknya
menggunakan metode pembelajaran sehingga apa yang ingin
disampaikan guru bisa disampaikan secara maksimal. Salah satu
metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi.
C. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan
nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nana
Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah
cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada
saat berlangsungnya pengajaran”. Sedangkan konsep metode pembelajaran
menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran
adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik
agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai
tujuan”.
Berdasarkan definisi / pengertian metode pembelajaran yang dikemukakan
tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan
suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar terjadi proses
16
belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan. Dalam pandangan Benny A.
Pribadi (2009: 11) menyatakan, “tujuan proses pembelajaran adalah agar
siswa dapat mencapai kompetensi seperti yang diharapkan. Untuk mencapai
tujuan proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik dan sistemik”.
Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2)
demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.
D. Pengertian Metode Demonstrasi
1.Pengertian Demonstrasi
Menurut Aminuddin Rasyad dalam (Metode Pembelajaran
Pendidikan) (Jakarta: Bumi aksara), 2002, hal. 8. Secara umum demonstrasi
dapat diartikan sebagai salah satu cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan (media pembelajaran) yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik
bahasan yang harus didemonstrasikan.
Menambahi pendapat diatas, Metode Demonstrasi biasanya berkenaan
dengan tindakan-tndakan atau prosedur yang dilakukan, misalnya: proses
menggunakan sesuatu, proses mengerjakan sesuatu, membandingkan suatu
cara dengan cara yang lain, atau untuk mengetahui/melihat kebenaran
sesuatu.
Dalam pandangan Udin S. Wianat Putra, dkk ( 2004 : 424 ) “ Metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan mempertunjukkan
secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu untuk memperunjukkan
proses tertentu”. Sedangkan konsep metode demonstrasi dalam Syaiful
Bahri Djamarah ( 2000 : 54 ) : “Metode demonstrasi adalah metode yang
digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda
yang berkenaan dengan bahan pelajaran “.
17
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai
dengan penjelasan lisan.
2.Tujuan
Dalam pandangan Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001:
133) Metode demonstrasi ini memiliki tujuan adalah sebagai berikut :
i. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai oleh
siswa.
ii. Mengkongkritkan penelasan atau penjelasan kepada sswa.
iii. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara
bersama-sama.
2.Alasan Pengunaan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi akan digunakan oleh seorang guru pada saat :
i. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara gambling dan kongkrit
melalui penjelassan atau diskusi.
ii. Karena tujuan dan sidat materi pelajaran yang menuntut dilakukan
peragaan berupa demonstrasi.
iii. Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi
lemah auditif dan motorik, ataupun sebaliknya.
iv. Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja sesuai dengan
langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase
operasional kongkrit.
3.Kekuatan dan Keterbatasan Metode Demonstrasi
Menurut pandangan ( Soetomo, 1993 : 162-163) Kelebihan dan
kelemahan metode Demonstrasi dibanding dengan metode yang lain
adalah :
i. Kekuatan Metode Demonstrasi
a. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak
terjadi verbalisme
18
b. Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang
didemonstrasikan itu
a. Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tidak hanya
mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi
b. Siswa akan lebih akktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya
sendiri
c. Menyajikan materi yang tidak bisa disajikan oleh metode lain
ii. Kelemahan Metode Demonstrasi
Kelemahan metode Demonstrasi adalah :
a. Tidak semua guru dapat melakuakn demonstrasi dengan baik
b. Terbatasnya sumber belajar, alat pembelajaran, media
pembelajaran, situasi yang sering tidak mudah diatur dan
terbatasnya waktu.
c. Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding
dengan metode ceramah dan tanya jawab
d. Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang
matang
iii. Cara Mengatasi Keterbatasan Metode Demonstrasi
Dalam konsep metode demonstrasi menurut (Roestyah N.K, 1991 :
84). Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan
metode demonstrasi adalah dengan berbagai cara, yakni :
a. Guru harus terampil melakukan demonstrasi
b. Melengkapi sumber, alat dan media pembelajaran yang diperlukan
untuk demontrasi
c. Mengatur waktu sebaik mungkin
d. Membuat rancangan dan persiapan demonstrasi sebaik mungkin
iv. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Demonstrasi
Dalam (Dimyati dan Moedjono, 1992/1993. Strategi Belajar
Mengajar, Jakarta : Depdikbud). Langkah-langkah yang dapat
dilakukan dalam pelaksanaan metode demonstrasi adalah :
Kegiatan Persiapan
19
1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh siswa
2. Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang
telah dirumuskan
3. Menyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dialakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah
disiapkan
4. Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk pengggunaan
peralatan yang diperlukan.
Kegiatan Pelaksanaan Metode Demonstrasi
1. Kegiatan Pembuka
Sebelum kegiatan demonstrasi, ada beberapa hal yang harus
dilakukan dalam membuka pelajaran:
i. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan siswa dapat
memperhatikan apa yang didemonstrasikan guru.
ii. Tanyakan pelajaran sebelumnya.
iii. Timbulkan motivasi siswa dengan mengemukakan anekdot
atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran
yang akan dibahas.
iv. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa dan juga
tugas-tugas apa yang harus dilakukan disamping dalam
demonstrasi nanti.
2. Kegiatan Inti Pembelajaran
i. Mulaialah melakukan demonstrasi sesuai yang telah
direncanakan dan dipersiapkan guru.
ii. Pusatkan perhatian siswa kepada hal-hal yang penting yang
harus dikuasai dari demonstrasi yang dilakukan oleh guru
sehingga semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
sebaik-baiknya.
iii. Ciptakan suasana kondusif dan hindari suasana yang
menegangkan.
20
iv. Berikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis
mengikuti proses demonstrasi termasuk memberi kesempatan
bertanya dan komentar-komentar.
3. Kegiatan Mengakhiri Pembelajaran
Jika demonstrasi telah selesai, yang dilakukan guru selanjutnya
adalah:
i. Meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok
atau langkah-langkah kegiatan demonstrasi.
ii. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai hal-
hal yang belum dipahami.
iii. Melakukan evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi.
iv. Tindak lanjut baik berupa tugas-tugas berikutnya maupun
tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan.
E. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Sebagai salah satu komponen yang dapat menentukan keberhasilan
proses pembelajaran, adalah media pembelajaran, karena media
pembelajaran merupakan alat bantu menyampaikan informasi.
Arif S. Sadiman (1990 : 6) mengatakan bahwa “media adalah
berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang berarti perantara atau pengantar”.
H. Mohamad Ali (1992 : 89) berpendapat bahwa “media
pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan
untukmenyalurkan pesan, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar”.
Menurut Heinich dkk. (1996), media (jamak) / medium (tunggal)
secara umum adalah saluran komunikasi, yaitu segala sesuatu yang
membawa informasi dan sumber informasi untuk disampaikan kepada
penerima informasi. Contohnya adalah film, televisi, diagram, materi
21
pembelajaran, komputer, dan instruktur. Media dipandang sebagai media
instruksional apabila membawa pesan yang mengandung tujuan
instruksional. Di samping istilah media, terdapat juga istilah metode
pembelajaran. Metode pembelajaran adalah prosedur instruksional yang
dipilih untuk membantu siswa mencapai tujuan atau mengintemalisasi
materi/pesan yang disampaikan.
Gerlach dan Ely (2008:68) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garisbesar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahun,
ketrampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku teks dan
lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian
media dalam proses belajarmengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat
grafis, photografis atauelektronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Association for Education and Communication Technologi
(AECT) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses
penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA)
menyatakan bahwa media sebagai benda yang dapat
dimanipulasikan,dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen.
Dalam pandangan Clark (1996), pengertian media dapat dilihat dan
berbagai sudut, di antaranya media dipandang (1) sebagai teknologi, yaitu
dan aspek mekanis dan elektronik yang menentukan fungsi, bentuk, dan
sifat fisik lain; di mana media merupakan alat untuk menyampaikan
pembelajaran tetapi tidak mempengaruhi hasil belajar; (2) sebagai tutor,
misalkan sekolah tertentu menyediakan tambahan sumber tenaga pengajar,
dengan demikian media sebagai teknologi ditambah konten pembelajaran;
(3) sebagai materi/konten atau program yang disajikan sebagai upaya
komunikasi massa secara komersial dan menghibur yang ditujukan bagi
anak-anak di luar sekolah; (4) sebagai teknologi dan tutor/agen yang
mensosialisasikan sesuatu untuk mendorong siswa untuk berusaha belajar
22
lebih giat; (5) sebagai alat mental untuk berpikir dan memecahkan
permasalahan, jadi bukan hanya merupakan teknologi namun juga
merupakan sistem simbol yang dapat digunakan dan suatu proses yang
dapat dipertunjukkan. Sedangkan menurut Critters (1996), media
pembelajaran dipandang sebagai alat atau wahana untuk menyampaikan
atau mengomunikasikan pesan pembelajaran kepada siswa.
Konsep media dalam Vernon S. Gerlach dan Donald P. Ely
(2008:94) mengatakan bahwa media adalah sumber belajar. Secara luas
dapat diartikan dengan manusia, benda,ataupun peristiwa yang membuat
kondisi siswa mungkin memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.
Menurut pandangan Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (1991 : 3).
Media pembelajaran adalah, suatu cara, alat, atau proses yang digunakan
untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesanyang
berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat mrmbangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap
siswa.Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media
pembelajaran adalah sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapatmerangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar mengajar.
Media disebut juga alat-alat audio visual, artinya alat yang dapat
dilihat dan didengar yang dipakai dalam proses pembelajaran dengan
maksud untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektif dan efisien.
Dengan penggunaan alat-alat ini guru dan siswa dapat berkomunikasi lebih
mantap dan hidup serta interaksinya bersifat banyak arah.
Media mengandung pesan sebagai perangsang belajar dan dapat
menumbuhkan motivasi belajar sehingga siswa tidak menjadi bosan dalam
meraih tujuan-tujuan belajar. Apapun yang disampaikan oleh guru sebaiknya
menggunakan media, paling tidak yang digunakannnya adalah media verbal
yang berupa kata-kata yang diucapkan dihadapan siswa.
23
Menurut Daryanto (2009:1) bahwa media adalah alat yang dapat
membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna
pesan yang disampaikan sehingga tujuan
2. Manfaat Media Pembelajaran
Dalam pandangan Hamalik (1986:34) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran akan sangat
membantu keefektifan proses belajar mengajar dan penyampaian pesan dan
isi pelajaran pada saat itu. Media pembelajaran juga dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan dengan menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
3. Macam dan Jenis Media
1. Media Auditif
Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suarasaja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.
Media ini cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam
pendengaran.
2. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan.Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip(film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau
lukisan, cetakan.Ada pula media visual yang menampilkan gambar
atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
3. Media Audio Visual
Media Audio Visual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang
lebih baik
24
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2007:85) media
pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses belajar mengajar
adalah:
Media dua dimensi seperti gambar, foto, grafik, bagan, poster,
kartun.
Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model padat (solid model),
model penampang, model susun, model kerja.
Media Proyeksi seperti slide, filmstrip, OHP/LCD (Liquid Crystal
Display).
Lingkungan.
F. Media Gambar sebagai Salah Satu Media pembelajaran
1. Pengertian Media Gambar
Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “ Gambar
adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang,
binatang, tumbuhan dan sebagainya.”
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula
untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau
menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak
digambarkan. Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi
biayanya.
Di bawah ini beberapa pengertian media gambar, diantaranya:
a. Media gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan ataupun pikiran yang
bentuknya bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip,
opaque projector (Hamalik, 1994:95).
b. Media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang
merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-
mana (Sadiman,1996:29).
25
c. Media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan
pemandangan dalam hal bentuk, rupa, serta ukurannya relatif terhadap
lingkungan (Soelarko,1980:3).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar
adalah perwujudan lambang dari hasil peniruan-peniruan benda-benda,
pemandangan, curahan pikir atau ide-ide yang di visualisasikan kedalam
bentuk dua dimensi. Bentuknya dapat berupa gambar situasi dan lukisan
yang berhubungan dengan pokok bahasan berhitung.
2. Fungsi Media Gambar
Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual
sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan
dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-
simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar
artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.
3. Kelebihan media gambar adalah
a. Sifatnya konkrit dan lebih realistis dalam memunculkan pokok masalah,
jika dibandingkan dengan bahasa verbal.
b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
c. Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
d. Memperjelas masalah dalam bidang apa saja dan untuk semua orang
tanpa memandang umur sehingga dapat mencegah atau membetulkan
kesalahpahaman.
e. Harganya murah dan mudah didapat serta digunakan (Sadiman,
1996:31).
4. Adapun kelemahan media gambar adalah
a. Hanya menampilkan persepsi indera mata, ukurannya terbatas hanya
dapat terlihat oleh sekelompok siswa
b. Gambar diintepretasikan secara personal dan subyektif.
c. Gambar disajikan dalam ukuran yang sangat kecil, sehingga kurang
efektif dalam pembelajaran (Rahadi, 2003:27)
26
Menurut Sudjana (2001:12) tentang bagaimana siswa belajar melalui
gambar gambar adalah sebagai berikut:
a. Ilustrasi gambar merupakan perangkat pengajaran yang dapat menarik
minat belajar siswa secara efektif.
b. Ilustrasi gambar merupakan perangkat tingkat abstrak yang dapat
ditafsirkan berdasarkan pengalaman dimasa lalu, melalui penafsiran
kata-kata.
c. Ilustrasi gambar membantu para siswa membaca buku pelajaran
terutama dalam menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi teks yang
menyertainya.
d. Dalam booklet, pada umumnya anak-anak lebih menyukai setengah
atau satu halaman penuh bergambar, disertai beberapa petunjuk yang
jelas.
e. Ilustrasi gambar isinya harus dikaitkan dengan kehidupan nyata, agar
minat para siswa menjadi efektif.
f. Ilustrasi gambar isinya hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga
tidak bertentangan dengan gerakan mata pengamat, dan bagian-bagian
yang paling penting dari ilustrasi itu harus dipusatkan dibagian sebelah
kiri atas medan gambar.
Dengan demikian media gambar merupakan salah satu teknik media
pembelajaran yang efektif karena mengkombinasikan fakta dan gagasan
secara jelas, kuat dan terpadu melalui pengungkapan kata-kata dan gambar.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Bulu 02, Kecamatan
Pilangkenceng, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 / 2013 pada kelas
IV. Dengan jumlah murid sebanyak 27 siswa terdiri dari 8 siswa laki-laki
dan 19 siswa perempuan.
Adapun jadwal pelaksanaan dari pra siklus, kegiatan perbaikan
siklus I dan kegiatan perbaikan siklus 2.
a. Pra Siklus
Tahap pra siklus mulai dilaksanakan pada tanggal 27 Nopember 2012
dalam pembelajaran IPA di kelas IV SDN Bulu 02, Kecamatan
Pilangkenceng, Kabupaten Madiun dengan pokok bahasan
“Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya”.
b. Siklus I
Dilaksanakan pada tanggal 02 Nopember 2012 dengan alokasi waktu 1
x 35 menit pada jam ke-4 pukul 09.00 – 09.35 di kelas IV mata
pelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan
makanannya pada SDN Bulu 02, Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun
Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
c. Siklus 2
Dilaksanakan pada tanggal 09 Nopember 2012 dengan alokasi waktu 1
x 35 menit pada jam ke-4 pukul 09.00 – 09.35 di kelas IV mata
pelajaran IPA pokok bahasan penggolongan hewan berdasarkan
makanannya pada SDN Bulu 02, Kec. Pilangkenceng, Kab. Madiun
Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
2. Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas IV SDN Bulu 02 Kecamatan
Pilangkenceng Kabupaten Madiun pada tahun pelajaran 2012 / 2013 pada
28
umumnya dapat dikatakan cukup baik, dilihat dari penampilan di dalam
maupun diluar kelas, antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,
serta pakaian yang dikenakan setiap hari. Meskipun demikian ada beberapa
hal yang kurang yaitu siswa sering kali ramai saat kegiatan pembelajaran
berlangsung dan ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan
rumah (PR). Hal tersebut dapat dikatakan pula bahwa proses belajar
mengajar ada sebagian siswa yang kurang berminat.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Perencanaan
Di dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat Rencana
Pembelajaran (RP) untuk kegiatan pembelajaran pra siklus, dan Rencana
Perbaikan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan siklus I dan II. Peneliti
juga membuat lembar kerja siswa (LKS), menyiapkan lembar evaluasi,
menyiapkan media dan sumber belajar untuk tiap siklus.
a. Pra Siklus
Satuan Pendidikan : SDN BULU 02
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV / I
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit
Standar Kompetensi
3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Kompetensi Dasar
3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Indikator
1. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam jenis hewan
Herbivora
2. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam jenis hewan
Karnivora
3. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam jenis hewan
29
Omnivora
4. Menyimpulkan bahwa makanan masing-masing hewan tidak sama.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam
jenis Herbivora
2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam
jenis Karnivora
3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk kedalam
jenis Omnivora
4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing
hewan tidak sama.
Materi Pokok
1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Tekun
Tanggung jawab
Bersemangat
Mandiri
Kasih Sayang
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab.
2. Penugasan.
3. Diskusi
4. Ceramah bervariasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Pada pra kegiatan, guru membuka pelajaran dengan
memberi salam, dan memeriksa kehadiran siswa dan
mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran.
Selanjutnya guru menyiapkan sumber belajar yang akan digunakan.
Dalam kegiatan apersepsi guru bertanya kepada siswa
tentang nama-nama hewan yang diketahui siswa serta bertanya
30
kepada siswa tentang hewan peliharaan yang ada di rumahnya.
Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
diajarkan.
Dalam kegiatan inti (eksplorasi) guru menjelaskan materi
tentang pengelompokkan hewan berdasarkan makanannya dan
siswa mendengarkan penjelasan guru. Selanjutnya guru menunjuk
beberapa siswa untuk menyebutkan contoh beberapa hewan yang
termasuk ke dalam herbivora, karnivora dan omnivora selain yang
sudah dicontohkan oleh guru. Dalam kegiatan elaborasi guru
membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dengan kemampuan
bervariasi (satu bangku) selanjutnya guru memberikan tugas pada
masing-masing kelompok untuk mendiskusikan hewan berdasarkan
makanannya. Setelah itu guru memberikan waktu pada masing-
masing kelompok untuk mengerjakan tugas tersebut. Selama siswa
mendiskusikan tugas kelompok, guru mengamati dan mengawasi
cara kerja siswa dalam diskusi kelompok sambil memberikan
arahan dan penjelasan kepada siswa dalam kelompok apabila ada
yang mengalami kesulitan. Setelah selesai, guru dan siswa
mengevaluasi hasil diskusi secara bersama-sama. Dalam kegiatan
konfirmasi, guru memberikan tes lisan kepada siswa, siswa yang
berhasil menjawab pertanyaan tersebut mendapatkan reward setelah
itu guru menegaskan kembali materi pelajaran yang baru saja
dipelajari.
Dalam kegiatan penutup, guru bersama siswa menyimpulkan
materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya setelah itu
guru berpesan kepada siswa untuk selalu menjaga dan menyayangi
hewan dengan sebaik mungkin. Setelah semuanya dilakukan guru
mengucapkan salam penutup.
31
b. Rencana Perbaikan Siklus I
Satuan Pendidikan : SDN BULU 02
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV / I
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit
Standar Kompetensi
3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Kompetensi Dasar
3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Indikator
1. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Herbivora
2. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Karnivora
3. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Omnivora
4. Menyimpulkan bahwa makanan masing-masing hewan tidak sama.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis
Herbivora
2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis
Karnivora
3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis
Omnivora
4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing
hewan tidak sama.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Tekun
Tanggung jawab
Bersemangat
Mandiri
Kasih Sayang
32
Tujuan perbaikan pembelajaran
1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan
herbivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar
2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan
karnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar
3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan
omnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar
4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing
hewan tidak sama melalui metode demonstrasi dengan media
gambar
Materi Pokok
1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab.
2. Penugasan.
3. Diskusi
4. Ceramah bervariasi
5. Demonstrasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Dalam pra kegiatan, guru membuka pelajaran dengan
memberi salam, dan memeriksa kehadiran siswa serta
mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran. Setelah
itu guru menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang
akan digunakan.
Dalam kegiatan awal (apersepsi) guru bertanya kepada siswa tentang hewan peliharaan yang ada di rumah siswa setelah itu guru menunjukkan berbagai macam gambar hewan lalu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
Dalam kegiatan inti (eksplorasi), guru menjelaskan materi
tentang pengelompokkan hewan berdasarkan makanannya setelah
itu guru bersama siswa mendemonstrasikan pengelompokkan hewan
33
berdasarkan makanannya dengan menggunakan media gambar.
Dalam kegiatan elaborasi, guru membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok, dengan kemampuan bervariasi (satu bangku) lalu
memberikan tugas pada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan hewan berdasarkan makanannya kemudian guru
memberikan waktu pada masing-masing kelompok untuk
mengerjakan tugas tersebut. Selama siswa mendiskusikan tugas
tersebut dengan kelompoknya guru mengamati dan mengawasi cara
kerja siswa dalam diskusi kelompok serta memberikan arahan dan
penjelasan kepada siswa dalam kelompok apabila ada yang
mengalami kesulitan. Setelah selesai, guru dan siswa mengevaluasi
hasil diskusi secara bersama-sama.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan tes tulis
kepada siswa dan bersama dengan siswa membahas tugas individu
selanjutnya menegaskan kembali materi pelajaran yang baru saja
dipelajari.
Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan
materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya serta
berpesan kepada siswa untuk selalu menjaga dan menyayangi
hewan dengan sebaik mungkin. Setelah semua selesai dilakukan
guru mengucapkan salam penutup
34
c. Rencana Perbaikan Siklus 2
Satuan Pendidikan : SDN BULU 02
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV / I
Alokasi Waktu : 1 x 35 Menit
Standar Kompetensi
3. Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Kompetensi Dasar
3.2 Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.
Indikator
1. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Herbivora
2. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Karnivora
3. Menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis Omnivora
4. Menyimpulkan bahwa makanan masing-masing hewan tidak sama.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis
Herbivora
2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis
Karnivora
3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk jenis
Omnivora
4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing
hewan tidak sama.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin
Tekun
Tanggung jawab
Bersemangat
Mandiri
Kasih Sayang
35
Tujuan perbaikan pembelajaran
1. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan
herbivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar
2. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan
karnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar
3. Siswa mampu menyebutkan contoh hewan yang termasuk hewan
omnivora melalui metode demonstrasi dengan media gambar
4. Siswa mampu menyimpulkan bahwa makanan masing-masing
hewan tidak sama melalui metode demonstrasi dengan media
gambar
Materi Pokok
1. Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya
Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab.
2. Penugasan.
3. Diskusi
4. Ceramah bervariasi
5. Demonstrasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Dalam pra kegiatan, guru membuka pelajaran dengan
memberi salam, dan memeriksa kehadiran siswa serta
mengkondisikan kelas agar siswa siap mengikuti pelajaran. Setelah
itu guru menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang
akan digunakan.
Dalam kegiatan apersepsi, guru bertanya kepada siswa
tentang hewan peliharaan yang ada di rumah siswa setelah itu
menunjukkan berbagai macam gambar hewan dan makananya serta
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diajarkan
Dalam kegiatan inti (eksplorasi), guru menjelaskan materi
tentang pengelompokkan hewan berdasarkan makanannya setelah
36
itu guru bersama siswa mendemonstrasikan pengelompokkan hewan
berdasarkan makanannya menggunakan media konkret ( jenis
makanan nyata ). Dalam kegiatan elaborasi, guru membentuk siswa
menjadi beberapa kelompok, dengan kemampuan bervariasi (satu
bangku) lalu memberikan tugas pada masing-masing kelompok
untuk mendiskusikan hewan berdasarkan makanannya kemudian
guru memberikan waktu pada masing-masing kelompok untuk
mengerjakan tugas tersebut. Selama siswa mendiskusikan tugas
tersebut dengan kelompoknya guru mengamati dan mengawasi cara
kerja siswa dalam diskusi kelompok serta memberikan arahan dan
penjelasan kepada siswa dalam kelompok apabila ada yang
mengalami kesulitan. Setelah selesai, guru dan siswa mengevaluasi
hasil diskusi secara bersama-sama.
Dalam kegiatan konfirmasi, guru memberikan tes tulis
kepada siswa dan bersama dengan siswa membahas tugas individu
selanjutnya menegaskan kembali materi pelajaran yang baru saja
dipelajari.
Dalam kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan
materi penggolongan hewan berdasarkan makanannya serta
berpesan kepada siswa untuk selalu menjaga dan menyayangi
hewan dengan sebaik mungkin. Setelah semua selesai dilakukan
guru mengucapkan salam penutup
2. Pelaksanaan
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Jika digambarkan
dalam sebuah diagram model, penelitian tindakan kelas berbentuk spiral
dari siklus yang satu ke siklus berikutnya adalah sebagai berikut:
37
Gambar 1: Spiral Penelitian Tindakan Kelas
3.
4.
Dari gambar di atas dapat diuraikan bahwa sebelum melakukan
tindakan peneliti harus terlebih dahulu merencanakan secara seksama
jenis tindakan yang akan dilakukan. Setelah apa yang direncanakan
matang barulah dilaksanakan. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan
tersebut peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan tersebut dan
akibat yang timbul dari tindakan tersebut.
3. Pengamatan / Pengumpulan Data / Instrumen
Peneliti mengadakan pengamatan dalam kegiatan perbaikan
meningkatkan minat belajar IPA pokok bahasan penggolongan hewan
berdasarkan makanannya dengan menggunakan metode demonstrasi dan
media gambar pada siswa kelas IV SDN Bulu, 02 Kecamatan
Pilangkenceng, Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2012 / 2013.
38
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
Perencanaan
SIKLUS 2
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
?
Perencanaan
PRA SIKLUS
Pengamatan
PelaksanaanRefleksi
Dalam pelaksanan Perbaikan Pembelajaran siklus 1 dan 2, peneliti
menggunakan alat penilaian sebagai berikut :
1. Lembar observasi penilaian minat, digunakan untuk menilai minat
dalam diri siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Penilaian proses, digunakan untuk menilai keaktifan siswa selama
dalam kegiatan diskusi kelompok.
3. Lembar evaluasi individu, digunakan untuk menilai hasil evaluasi
siswa secara individu di akhir pembelajarn.
Secara lengkap instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
39
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
Arikunto, Suharsimi.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Modul Universitas Terbuka .2008. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Modul Universitas Terbuka .2008. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Tim PKP PGSD.2012.Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Usman, Uzer. 2002. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
40