37
BESARAN BESARAN dan dan PENGUKURAN PENGUKURAN

fisika

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fisika

Citation preview

  • BESARAN dan PENGUKURAN

  • SAINSSifat : sistematis dan rasionalPengelompokkan ilmu :1. Ilmu Sosial

    2. Ilmu Alam

    Biologi : studi tentang mahluk hidup

    Kimia : interaksi unsur dan senyawa

    FISIKApaling fundamental

  • FISIKA (alam)ilmu tentang semua gejala alam (definisi sampai akhir abad 18)

    ilmu yang mempelajari komponen materi dengan segala antar-aksinya(definisi sekarang)Filsafat Alam

  • Cabang ilmu fisikaMekanika berkaitan dengan gerak bendaOptika berkaitan dengan cahayaAkustik berkaitan dengan bunyiTermodinamika berkaitan dengan kalorElektromagnetik tentang listrik dan magnetFisika klasikFisika Modern

  • Syarat Fisika :Mendefinisikan besaran-besaran fisis secara tepat serta pengukuran besaran fisis tersebut secara akuratMencari hubungan antara besaran-besaran fisis tersebutNilai tiap besaran fisis harus dinyatakan dengan bilangan dan sebuah satuan

  • Besaran pokok dan satuan (sistem SI) berdasarkan konferensi umum ke 14 mengenai berat dan ukuransatuan besaran fisis harus bersifat standart, tetap dan berlaku universal

  • Definis satuan :1 m= 1.650.763,73 panjang gelombang cahaya merah hasil radiasi EM dari isotop 86Kr yang bertransisi antara 2P10 dan 5d5.= jarak tempuh cahaya dalam ruang vakum selama 1/(299.729.458) sekon1 kg= massa sebuah balok platina yang disimpan di Biro Internasional Bagi Berat dan Ukuran, Sevres, Paris.= massa satu liter air murni pada suhu 40 C1 s= selang waktu yang diperlukan oleh atom 133Cs untuk melakukan getaran sebanyak 9.192.631.770 kali

  • Awalan-awalan untuk SI

  • Pengukuran besaran fisismembandingkan besaran fisis dengan beberapa nilai satuan dari besaran fisis tersebut

  • Alat-alat ukur besaran fisisAlat ukur besaran panjang :

  • Alat ukur besaran massa :

  • Alat ukur besaran waktu :

  • Alat ukur besaran listrik :

  • Alat ukur besaran temperatur :

  • Dalam melakukan pengukuran, pasti terjadi ketidakpastian (kesalahan)kesalahantertentu : kesalahan akibat performansi alatrandom : kesalahan akibat pengukuran berulang

  • KESALAHAN TERTENTU

    Disebut juga kesalahan sistemik (Systematic error)Contoh pada mistar : skalanya tidak teratur, suhu peneraan tidak sama dengan saat pengukuran.Contoh pada neraca : lengan neraca tidak tepat sama panjangKesalahan kalibrasi., alat, pengamat dan keadaan fisik.

  • Kesalahan randomDisebut : kesalahan acak atau tak tentu (random error)Pengukuran ulang dari besaran yang sama tidak memberi hasil yang tepat sama.Mengapa ? Biasanya angka terakhir pengukuran ditaksir oleh pengmat.Kesalahan ini tak dapat dihindari, tetapi dengan pengukuran berulang, kesalahan dapat dihitung.Makin banyak pengulangan pengukuran , makin tepat hasilnya.Contoh : fluktuasi tegangan jaringan listrik, landasan bergetar,bising dan background radiasi.

  • Kesalahan randomKesalahan bersumber pada gejala yang tidak mungkin dihindari atau perubahan yang terlalu cepat.Tugas dari kita ? Memilih hasil pengukuran suatu nilai terbaik yang dapat menggantikan niali benar. Memilih nilai lain yang menggambarkan penyimpangan nilai terbaik dari nilai benar.Caranya? Pengukuran harus diulang sebanyak mungkin.

  • Cara menyatakan hasil pengukuran :besaran terukurhasil pengukuran rata-rataKesalahan (toleransi)

  • PENGUKURAN TUNGGAL

    Lamanya benda mendingin,kecepatan komet dll, tidak mungkin dilakukan lebih dari sekali.

    Pelaporan hasil pengukuran tunggal tsb ( x x )x = kali last count (skala terkecil)

  • Pengukuran BerulangMakin banyak pengukuran dilakukan,makin besar tingkat kepercayaan terhadap hasilnya.Empat hal yang selalu dihadapi dalam pengukuran : 1. Berapa banyak pengukuran harus dilakukan ? 2. Nilai mana yang dipilih sebagai nilai terbaik, terdekat dan pengganti nilai benar ? 3. Berapa simpangan nilai terbaik itu dari nilai benar dan bagaimana cara menentukan simpangan tsb ? 4. Hubungan apakah yang ada antara nilai terbaik dan tingkat kepercayaan di satu pihak, dengan jumlah pengukuran yang dilakukan di pihak lain ?

  • Pengukuran BerulangCara menyatakan hasil pengukuran

  • Contoh :

  • Angka PentingJumlah angka yang harus dilaporkan bergantung pada ketelitian alat atau kesalahan hasil pengukuran. Misalnya : pengukuran x menghasilkan x = 22/7 = 3,1428 x = 0,01 maka x = (3,14 0,01) Artinya ? 1. Angka 3 dan 1 diketahui dengan pasti 2. Angka 4 diragukan 3. Angka 2,8, diragukan sama sekali. 4. Besaran x memiliki 3 angka penting.

  • Angka PentingSemua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran , termasuk angka terakhir yang ditaksirkan.Aturan penulisan : Termasuk angka penting > angka bukan nol > angka nol di antara angka bukan nol

  • Aturan operasional angka pentingPerkalian/pembagian Jumlah angka penting hasil = jumlah angka penting terkecil yang dioperasionalkan.Penarikan akar Jumlah angka penting hasil = jumlah angka penting yang ditarik akarnya.Penjumlahan dan pengurangan Mengandung satu angka yang diragukan.

  • Apa bedanya 3,1 dan 3,10 ?Pada 3,1 angka tiga diketahui dengan pasti, sedang angka 1 diragukan.Pada 3,10 angka 3 dan 1 diketahui dengan pasti,sedangkan angka 0 diragukan.Hasil pengukuran 3,10 lebih teliti dari 3,1.Ketelitian suatu pengukuran sering dinyatakan dalam %. Misal suatu pengukuran menghasilkan (22/7 1%)Ketelitian dalam persen dinyatakan hanya dengan satu angka penting saja , 1 % bukan 1,0 %Jadi hasil pengukuran yang dilaporkan adalah x=(3,140,03)

  • Contoh perhitunganHitunglah penjumlahan bilangan-bilangan penting berikut ini. a. 14,43 gram, 0,352 gram, dan 71,9 gram b. 5,140 kg dengan 234 kg

    Jawab. a. 14,43 gram . 3 angka taksiran 0,352 gram . 2 angka taksiran 71,9 gram . 9 angka taksiran ------------------- + 86,682 gram 86,7 gram ( dibulatkan karena hanya boleh satu angka taksiran )

  • Hitung dan nyatakan hasilnya dalam angka penting yang sesuai. a. 4,854 gram : 25 cm3 b. 20,34 mm x 4,8 mm

    Jawab a. 4,854 gram memiliki 4 angka penting 25 cm3 memiliki 2 angka penting --------------- : 0,19416 gram/cm3 . 0,19 gram/cm3

    Contoh perhitungan

  • mistarlast count = 1 mmp = 0,5 mm

  • jangka sorong

  • 20 sn = 1 mm1 sn = 1/20 mm = 0,05 mmlast count = 0,05 mmp = 0,025 mm

  • Cara membaca hasil pengukuran :su = 10 mmsn = 8p = 10 mm + (8 x 0,05 mm) = 10,40 mmp = su + (sn x last count)

  • Mikrometer skrup

  • 50 sp = 0,5 mm1 sp = 1/100 mm = 0,01 mmlast count = 0,01 mmp = 0,005 mm

  • Cara membaca hasil pengukuran :su = 10 mmsp = 41p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mmp = su + (sp x last count)

  • Hasil pengkuran :mistar :pastidiragukan3 angka pentingjangka sorong :mikrometer skrup :pastidiragukan5 angka pentingpastidiragukan5 angka penting