13
Rangakaian Penapis RC Kelompok IV A Fitri Febriani A.Ikhsan Maulana, Fitriani Supriadi, dan La Jamsari Abstrak Telah dilakukan praktikum tentang rangkaian penapis RC. Rangkaian penapis RC artinya, rangakain RC ada yang bersifat meloloskan frekuensi rendah, tetapi menahan frekuensi tinggi dan begitu pun sebaliknya. Pratikum ini bertujuan untuk membedakan jenis rangkain RC tapis lolos rendah dan tinggi, menentukan frekuensi cut-off ragkaian tapis RC lolos rendah dan lolos tinggi berdasarkan bode-plot, dan merancang suatu sistem rangkaian tapis RC tingkat satu. Pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama untuk tapis lolos rendah dan tahap kedua untuk tapis lolos tinggi. Dalam percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap tegangan outputnya dengan memanipulasi nilai frekuensinya. Berdasarkan analisis data diperoleh frekuensi cut-off untuk tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi masing-masing 12918 Hz dan dari analisis grafik diperoleh frekuensi cut-offnya untuk tapis lolos rendah dan tinggi adalah 8000 Hz dan 4000 Hz . Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa perbedaan rangkaian RC tapis lolos rendah dan tinggi terletak dari peletakan resistor dan kapasitornya sedang untuk nilai ferkuensi cut-off baik secara teori maupun pratikum dilihat pada saat sinyal mengalami pelemahan sinyal dari daya mula-mulanya pda suatu nilai frekuensi atau pada saat frekuensi mempunyai -3dB pada =p. Kata Kunci: penapis RC, tapis lolos rendah dan tinggi, frekuensi cut-off, tegangan input dan output, rangakain tapis tingkat satu. A. Metode dasar RC Filter Riak merupakan sesuatu yang tidak diinginkan karenanya harus di usahakan untuk direduksi sekecil mungkin. Salah satu metode yang biasa digunakan untuk mereduksi amplitudo riak keluaran dari sebuah catu daya yaitu dengan memperbesar konstanta waktu pelepasan muatannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbesar nilai resistansi R atau nilai C (Bakri, Martawijatya, & Saleh, 2008). Perkenalan rangkaian RC telah dibahas pada percobaan sebelumnya. Tetapi kali ini, akan dikaji sifat RC sebagai penapis frekuensi. Artinya rangkaian RC ada yang bersifat meloloskan frekuensi rendah, tetapi menahan frekuensi tinggi, dan begitu pula sebaliknya (Dasar, 2013). Untuk frekuensi rendah tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluaran diperkecil, hal ini dikenal dengan rangkaian tapis lolos rendah. Isyarat keluaran rangakaian tapis RC lolos rendah sebanding dengan integral masukannya. Ini berarti rangkaian RC ini berlaku sebagai pengintegralan pada daerah dimana tanggapan frekuensi berupa garis lurus dengan kemiringan -20 dB/dekade. Untuk isyarat masukan dari rangkaian ini berbentuk persegi (Sutrisno, 1986).

Fitri Febriani (Rangakaian Penapis RC).pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Rangakaian Penapis RC

Kelompok IV A

Fitri Febriani

A.Ikhsan Maulana, Fitriani Supriadi, dan La Jamsari

Abstrak

Telah dilakukan praktikum tentang rangkaian penapis RC. Rangkaian penapis RC artinya, rangakain

RC ada yang bersifat meloloskan frekuensi rendah, tetapi menahan frekuensi tinggi dan begitu pun

sebaliknya. Pratikum ini bertujuan untuk membedakan jenis rangkain RC tapis lolos rendah dan tinggi,

menentukan frekuensi cut-off ragkaian tapis RC lolos rendah dan lolos tinggi berdasarkan bode-plot,

dan merancang suatu sistem rangkaian tapis RC tingkat satu. Pengumpulan data dilakukan dengan dua

tahap. Tahap pertama untuk tapis lolos rendah dan tahap kedua untuk tapis lolos tinggi. Dalam

percobaan ini dilakukan pengukuran terhadap tegangan outputnya dengan memanipulasi nilai

frekuensinya. Berdasarkan analisis data diperoleh frekuensi cut-off untuk tapis lolos rendah dan tapis

lolos tinggi masing-masing 12918 Hz dan dari analisis grafik diperoleh frekuensi cut-offnya untuk tapis

lolos rendah dan tinggi adalah 8000 Hz dan 4000 Hz . Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa

perbedaan rangkaian RC tapis lolos rendah dan tinggi terletak dari peletakan resistor dan kapasitornya

sedang untuk nilai ferkuensi cut-off baik secara teori maupun pratikum dilihat pada saat sinyal

mengalami pelemahan sinyal dari daya mula-mulanya pda suatu nilai frekuensi atau pada saat frekuensi

mempunyai -3dB pada =p.

Kata Kunci: penapis RC, tapis lolos rendah dan tinggi, frekuensi cut-off, tegangan input dan

output, rangakain tapis tingkat satu.

A. Metode dasar

RC Filter

Riak merupakan sesuatu yang tidak

diinginkan karenanya harus di usahakan

untuk direduksi sekecil mungkin. Salah

satu metode yang biasa digunakan untuk

mereduksi amplitudo riak keluaran dari

sebuah catu daya yaitu dengan

memperbesar konstanta waktu pelepasan

muatannya. Hal ini dapat dilakukan

dengan memperbesar nilai resistansi R atau

nilai C

(Bakri, Martawijatya, & Saleh, 2008).

Perkenalan rangkaian RC telah

dibahas pada percobaan sebelumnya.

Tetapi kali ini, akan dikaji sifat RC sebagai

penapis frekuensi. Artinya rangkaian RC

ada yang bersifat meloloskan frekuensi

rendah, tetapi menahan frekuensi tinggi,

dan begitu pula sebaliknya (Dasar, 2013).

Untuk frekuensi rendah tegangan

keluaran sama dengan tegangan masukan,

akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat

keluaran diperkecil, hal ini dikenal dengan

rangkaian tapis lolos rendah. Isyarat

keluaran rangakaian tapis RC lolos rendah

sebanding dengan integral masukannya.

Ini berarti rangkaian RC ini berlaku

sebagai pengintegralan pada daerah

dimana tanggapan frekuensi berupa garis

lurus dengan kemiringan -20 dB/dekade.

Untuk isyarat masukan dari rangkaian ini

berbentuk persegi (Sutrisno, 1986).

Dasar pemahaman tentang proses

tanggapan frekuensi ini, maka kita hanya

akan mengkaji pada sifat RC yang bisa

meloloskan frekuensi rendah dan tinggi

dan sebagai alat pengubah (converter)

gelombang persegi-ke-segitiga dan

persegi-ke-pulsa dengan, masing-masing,

mengintegrasikan dan

mendiferensialkan gelombang inputnya

dan rangkaiannya sendiri masing-masing

disebut rangkaian integrator dan

rangkaian diferensiator orde 1, yang

hanya terdiri dari sebuah resistor yang seri

dengan sebuah kapasitor yang ditunjukkan

oleh gambar berikut.

Untuk pengintegralan RC, sinyal

keluaran rangkaian merupakan integral

dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh

:

0

1t

o inV V dtRC

(3.1)

dan untuk pendiferensialan RC, sinyal

keluaran rangkaian merupakan diferensial

dari sinyal masukan yang dinyatakan oleh

:

ino

dVV RC

dt (3.2)

Untuk keduanya, integrator dan

diferensiator, sinyal akan mengalami

”pelemahan” sinyal dari daya mula-

mulanya pada suatu nilai frekuensi yang

disebut frekuensi cut – off (fc) yang

dinyatakan oleh :

1

2cf

RC (3.3)

(Dasar, 2013).

Demikian juga oleh karena pada

frekuensi =0, harga A=Vo/Vi =2 -

1/2=0.707, sehingga harga:

AdB=20 log A=-10 log 2=-3,0 dB

maka harga o juga dinamakan 3 dB cut-

off frekuensi. Gambar tanggap frekuensi

dengan harga A menggunakan skala dB,

dinamakan Bode Plot (Purwandi &

Abdulrahman)

B. Identifikasi Variabel

Kegiatan 1. Rangakaian Integrator

a. Variabel Manipulasi : Frekuensi

sumber (Hz).

b. Variabel Respon : Tegangan

(V).

c. Variabel Kontrol : Resistansi

Resistor (), kapasitansi kapasitor (F).

Kegiatan 1. Rangakaian Integrator

a. Variabel Manipulasi : Frekuensi

sumber (Hz).

C

R

OutputInput

b. Variabel Respon : Tegangan

(V).

c. Variabel Kontrol : Resistansi

Resistor (), kapasitansi kapasitor (F).

C. Definisi Variabel

a. Variabel manipulasi

Frekuensi sumber merupakan frekuensi

yang berasal dari AFG dan terbaca pada

kotak frekuensinya dimana satuanyaa

adalah Hz

b. Variabel Respon

Tegangan merupakan besarnya

tegangan yang bersal dari rangkaian

yang terbaca pada osiloskop .dan cara

membacanya yaitu skala penunjukan

(𝑝𝑜𝑙/𝑑𝑖𝑣

5X jumlah skala pada osiloskop)

dimulai dari puncak gelombang yang

satu ke puncak yang lainnya.

c. Variabel Kontrol

a. Resistansi Resistor (R) merupakan

nilai dari resistor yang digunakan

sebagai penghambat muatan ataupun

arus yang terbaca pada spesifikasi dari

komponen tersebut dengan satuan

ohm yang bernilai 56.

b. Kapasitansi kapasitor merupakan

nilai dari kapasitor yang digunakan

untuk menyimpan muatan atau

berperan dalam menentukan faktor

resonansi secara teori dengan satuan F

D. Alat dan bahan

1. Audio Function

Generator (AFG) 1 buah

2. Osiloskop Sinar 1 buah

Katoda + probe

3. Papan Rangkaian, 1 buah

4. Resistor 1 buah

5. Kapasitor 1 buah

6. Kabel Penghubung 6 buah

E. Prosedur Kerja

Dalam melakukan kegiatan

percobaan ini, ada dua jenis rangkaian

yang anda harus analisis. Tetapi kedua

rangkaian tersebut pada prinsipnya adalah

sama. Hanya yang membedakan adalah

cara pengambilan outputnya saja.

a. Filter RC Lolos Rendah (Integrator).

Membuat rangkaian seperti yang

ditunjukkan oleh gambar berikut di atas

papan kit.

Sebelum anda melakukan

pengamatan terhadap outputnya, maka

terlebih dahulu anda harus catat dan ukur :

a. Mengetahui Nilai / harga komponen C

dan R.

b. Memperkirakan berapa besar frekuensi

potong (Cut-Off) rangkaian yang anda

buat dengan menggunakan Pers. (3.3).

c. Mengukur tegangan puncak Vi

(maksimum) audio generator untuk

gelombang persegi.

OutputInput

C

R

d. Mempelajari dengan seksama kalibrasi

untuk basis waktu dan basis tegangan

pada Osiloskop.

2. Setelah itu melakukan pengamatan dan

mengukur untuk tegangan output Vo

dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Setelah tampilan output tampak pada

layar monitor osiloskop dan anda sudah

memastikan bahwa sistem rangkaian

sudah berfungsi dengan baik, maka

lakukan langkah berikutnya dengan

memutar tombol/pemutar frekuensi

pada angka penunjukan 30 Hz.

b. Mengukur tegangan puncak yang

tampak pada layar monitor dan

sekaligus gambar model gelombang

keluarannya.

c. Melakukan langkah (2) dan langkah

(3) untuk frekuensi 60Hz, 90 Hz, 120

Hz, 150 Hz, …….. dan seterusnya.

d. Mencatat hasil pengamatan anda pada

tabel pengamatan.

Integrator Diferensiator

Vin = . . .

volt

Vin = . . .

volt

No. f

(Hz)

Vout

(volt)

No. f

(Hz)

Vout

(volt)

b. Rangkaian Tapis RC Lolos Tinggi

(Diferensiator).

Selanjutnya untuk percobaan ini

bentuk rangkaiannya sama dengan bentuk

rangkaian pada gambar rangkaian

integrator, hanya yang menjadi output

adalah R (resistor). Dan proses

pengamatan dan pengambilan data sama

prosesnya dengan rangkaian Tapis RC

lolos rendah. Untuk lebih jelasnya

perhatikan gambar rangkaian diferensial

berikut:

F. Data/Hasil analisis data

1. Tabel Pengamatan

R= 56 ± 5%

C= 22 X 10-8 F

a. Kegiatan 1. Rangkaian Integrator

Tabel 1. Hubungan antara frekuensi

terhadap tegangan output dan Amplitudo

pada rangkaian Integrator.

Integrator

Vin= 10 Volt

f(Hz) Vout

(Volt)

Vout/

Vin

A

(20 Log

Vo/Vin)

(dB)

30 10.00 1.00 0.00

40 10.00 1.00 0.00

50 10.00 1.00 0.00

60 10.00 1.00 0.00

Integrator

Vin= 10 Volt

f(Hz) Vout

(Volt)

Vout/

Vin

A

(20 Log

Vo/Vin)

(dB)

70 10.00 1.00 0.00

80 10.00 1.00 0.00

90 10.00 1.00 0.00

100 10.00 1.00 0.00

200 10.00 1.00 0.00

300 10.00 1.00 0.00

400 10.00 1.00 0.00

500 10.00 1.00 0.00

600 10.00 1.00 0.00

700 10.00 1.00 0.00

800 10.00 1.00 0.00

900 10.00 1.00 0.00

1000 10.00 1.00 0.00

2000 10.00 1.00 0.00

3000 10.00 1.00 0.00

4000 9.60 0.96 -0.35

5000 9.20 0.92 -0.72

6000 8.40 0.84 -1.51

7000 7.60 0.76 -2.38

8000 7.20 0.72 -2.85

9000 6.40 0.64 -3.88

10000 6.00 0.60 -4.44

20000 3.60 0.36 -8.87

30000 2.40 0.24 -12.40

40000 0.96 0.10 -20.35

50000 0.80 0.08 -21.94

60000 0.68 0.07 -23.35

70000 0.56 0.06 -25.04

80000 0.52 0.05 -25.68

90000 0.48 0.05 -26.38

100000 0.40 0.04 -27.96

200000 0.20 0.02 -33.98

300000 0.14 0.01 -37.08

400000 0.10 0.01 -40.00

500000 0.09 0.01 -40.92

b. Kegiatan2. Rangkaian Diferensiator

Tabel 2. Hubungan antara frekuensi

terhadap tegangan output dan Amplitudo

pada rangkaian diferensiator.

Diferensiator

Vin= 10 Volt

f(Hz) Vout

(Volt)

Vout/

Vin

A

(-20Log

Vo/Vin)

(dB)

40 7.20 0.72 2.85

50 7.20 0.72 2.85

60 7.20 0.72 2.85

70 7.20 0.72 2.85

80 7.20 0.72 2.85

90 7.20 0.72 2.85

100 7.20 0.72 2.85

200 7.20 0.72 2.85

300 7.20 0.72 2.85

400 7.20 0.72 2.85

500 7.20 0.72 2.85

600 7.20 0.72 2.85

700 7.20 0.72 2.85

800 7.20 0.72 2.85

900 7.20 0.72 2.85

1000 7.20 0.72 2.85

2000 7.20 0.72 2.85

3000 7.20 0.72 2.85

4000 7.00 0.70 3.10

5000 6.80 0.68 3.35

6000 6.60 0.66 3.61

7000 6.20 0.62 4.15

8000 6.00 0.60 4.44

9000 6.00 0.60 4.44

10000 5.80 0.58 4.73

20000 5.00 0.50 6.02

30000 4.40 0.44 7.13

40000 4.20 0.42 7.54

50000 4.00 0.40 7.96

60000 4.00 0.40 7.96

70000 4.00 0.40 7.96

Diferensiator

Vin= 10 Volt

f(Hz) Vout

(Volt)

Vout/

Vin

A

(-20Log

Vo/Vin)

(dB)

80000 4.00 0.40 7.96

90000 4.00 0.40 7.96

100000 4.00 0.40 7.96

200000 3.80 0.38 8.40

300000 3.60 0.36 8.87

400000 3.60 0.36 8.87

500000 3.60 0.36 8.87

2. Grafik

Kegiatan 1. Rangkaian Integrator

Grafik 1. Hubungan antara frekuensi terhadap tegangan output dan amplitudo pada rangkaian integrator

-45.00

-42.00

-39.00

-36.00

-33.00

-30.00

-27.00

-24.00

-21.00

-18.00

-15.00

-12.00

-9.00

-6.00

-3.00

0.00

3.00

1 10 100 1000 10000 100000 1000000

A (

dB

)

f (Hz)

fc=8000 Hz

Kegiatan 2. Rangkaian Diferensiator

Grafik 1. Hubungan antara frekuensi terhadap tegangan output dan amplitudo pada rangkaian diferensiator

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

9.00

10.00

1 10 100 1000 10000 100000 1000000

A (

dB

)

f (Hz)

fc= 4000 Hz

3. Analisis perhitungan

1) Menentukan frekuensi cut-off

a. Rangkaian Integrator

a. Secara teori

fc=1

2𝜋𝑅𝐶

fc=1

2𝜋𝑥56Ωx22.10−8𝐹

fc= 12918 Hz

b. Secara praktikum

fc=f pada saat A=-3 dB

fc= 8000 Hz

% diff = |𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎| x 100%

% diff =|12918 Hz−8000 Hz

12918 𝐻𝑧+8000 𝐻𝑧

2

| x 100%

% diff =|4918 Hz

10459 𝐻𝑧| x 100%

% diff = 47 %

b. Rangkaian Diferensiator

a. Secara teori

fc=1

2𝜋𝑅𝐶

fc=1

2𝜋𝑥56Ωx22.10−8𝐹

fc= 12918 Hz

b. Secara praktikum

fc=f pada saat A= 3 dB

fc= 4000 Hz

% diff = |𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎| x 100%

% diff =|12918 Hz−4000 Hz

12918 𝐻𝑧+4000 𝐻𝑧

2

| x 100%

% diff =|8918 Hz

8459 𝐻𝑧| x 100%

% diff = 47 %

2) Menentukan kutub tapis (0)

a. Rangkaian Integrator

c. Secara teori

0=2𝜋fc

0=2𝜋1

2𝜋𝑅𝐶

0=1

𝑅𝐶

0=1

56Ωx22.10−8𝐹

0= 81.169 Hz

d. Secara praktikum

0=2𝜋fc

0=2𝜋 X 8000 Hz

0=50.265 Hz

% diff = |𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎| x 100%

% diff =|81169 Hz−50265 Hz

81169𝐻𝑧+51265𝐻𝑧

2

| x 100%

% diff =|30904 Hz

65717 𝐻𝑧| x 100%

% diff = 47 %

b. Rangkaian Diferensiator

a. Secara teori

0=2𝜋fc

0=2𝜋1

2𝜋𝑅𝐶

0=1

𝑅𝐶

0=1

56Ωx22.10−8𝐹

0= 81.169 Hz

b. Secara praktikum

0=2𝜋fc

0=2𝜋 X 4000 Hz

0=25132 Hz

% diff = |𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑘

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎| x 100%

% diff =|81169 Hz−25132 Hz

81169𝐻𝑧+25132𝐻𝑧

2

| x 100%

% diff =|56037 Hz

53151𝐻𝑧| x 100%

% diff = 105 %

G. Pembahasan

Kegiatan yang dilakukuan pada

praktikum penapis RC ada dua yaitu

melakukan pengukuran tegangan keluaran

terhadap rangkaian Integrator dan

melakukan pengukuran tegangan keluaran

pada rangkaian diferensiator, dimana

rangkaian integrator tiada lain adalah

rangkaian tapis lolos rendah yang berarti

meloloskan frekuensi yang rendah dan

menahan frekuensi yang tinggi sedang

rangkaian diferensiator tiada lain adalah

rangkaian tapis lolos tinggi yang artinya

meloloskan frekuensi yang tinggi dan

melemahkan frekuensi yang rendah.

Pada kegiatan 1 yaitu rangkaian

tapis lolos rendah. Pada kegiatan ini yang

menjadi variabel manipulasinya adalah

frekuensinya dan menjadi variabel

responnya yaitu tegangan keluaran.

Secara teori rangkaian tapis lolos

rendah merupakan rangkaian yang

meloloskan frekuensi yang rendah dan

melemahkan frekuensi yang tinggi,

dimana susunan rangkaiannya yaitu

resistor dan kapasitor di rangkai seri dan

kapasitor di rangkai parallel dengan

tegangan outputnya. Jika ditinjau dari

grafik yang dihasilkan, kurva yang

dihasilkan akan semakin menurun. Kurva

akan mulai menrun pada saat telah

mengalami frekuensi cut-off. Besar

frekuensi cut-off yang dihasilkan yaitu

12918 Hz dan kutub tapisnya sebesar

81169 Hz.

Secara praktikum telah

membuktikan bahwa kurva yang

dihasilkan akan semakin menurun jika

telah mencapai frekuensi cut-offnya.

Frekuensi cut-off diperoleh dengan

menghubungkan titik -3 dB dengan

frekuensi sehingga diperoleh frekuensi

sebesar 8000 Hz dan kutub tapisnya

sebesar 50265 Hz. % diff yang dihasilkan

cukup besar yaitu sebesar 47%.

Pada kegiatan 2 yaitu rangkaian

tapis lolos tinggi. Pada kegiatan ini yang

menjadi variabel manipulasinya adalah

frekuensinya dan menjadi variabel

responnya yaitu tegangan keluaran.

Secara teori rangkaian tapis lolos

tinggi merupakan rangkaian yang

meloloskan frekuensi yang rendah dan

melemahkan frekuensi yang tinggi,

dimana susunan rangkaiannya yaitu

resistor dan kapasitor di rangkai seri dan

resistor di rangkai parallel dengan

tegangan outputnya. Jika ditinjau dari

grafik yang dihasilkan, kurva yang

dihasilkan akan semakin meningkat.

Kurva akan mulai meningkat pada saat

telah mengalami frekuensi cut-off. Besar

frekuensi cut-off yang dihasilkan yaitu

12918 Hz dan kutub tapisnya sebesar

81169 Hz.

Secara praktikum telah

membuktikan bahwa kurva yang

dihasilkan akan semakin meningkat jika

telah mencapai frekuensi cut-offnya.

Frekuensi cut-off diperoleh dengan

menghubungkan titik 3 dB dengan

frekuensi sehingga diperoleh frekuensi

sebesar 4000 Hz dan kutub tapisnya

sebesar 25132 Hz. % diff yang dihasilkan

cukup besar yaitu sebesar 105%. Hal ini

dapat terjadi karena frekuensi secara

praktikum diperoleh pada saat 3 dB

seharusnya frekuensi diperoleh pada saat -

3 dB.

Perbedaan nilai frekuensi secara

teori dan praktek terjadi karena sulitnya

praktikan dalam menentukan besar

frekuensi sesuai dengan kenaikan

logaritmit. Tapi apa yang dikatakan teori

sudah sesuai dengan yang di peroleh pada

saat praktikum namun yang mebedakan

adalah nilainya. Hal ini terjadi karena

adanya alat AFG yang sangat sensitif.

Selain itu alat sudah tidak teliti dalam

mengukur tegangan maupun frekuensi.

H. Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dapat

disimpulkan bahwa:

1. Rangkaian penapis RC lolos rendah

yaitu resistor dirangkai seri dengan

kapasitor namun kapasitor dirangkai

parallel dengan tegangan outputnya

sedang rangkaian penapis RC lolos

tinggi yaitu resistor dirangkai seri

dengan kapasitor namun resistor

dirangkai parallel dengan tegangan

outputnya

2. Frekuensi cut-off dapat diperoleh baik

secara perhitungan maupun secara

teori. Frekuensi cut-off diperoleh pada

saat sinyal akan mengalami pelemahan

sinyal dari daya mula-mulanya pada

suatu nilai frekuensi atau diperoleh

pada saat -3 dB.

3. Rangkaian tapis RC tingkat satu artinya

rangkaian yang hanya terdiri atas satu

komponen resistor dan satu komponen

kapasitor.

Daftar Pustaka

Bakri, A. H., Martawijatya, M., &

Saleh, M. (2008). Dasar-Dasar

Elektronika 1. Makassar:

Universitas Negeri Makassar.

Dasar, T. E. (2013). Penuntun

Praktikum Elektronika Dasar

1. Makassar: Laboratorium

Unit Elektronika dan

Instrumentasi.

Purwandi, B., & Abdulrahman, F.

Elektronika 1. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Sutrisno. (1986). Elektronika Teori dan

Penerapannya. Bandung : ITB.

Lampiran

a. Rangkain Integrator

b. Rangkaian Diferensiator