Upload
brandy-mcclure
View
240
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PlatyHelmintes
Citation preview
Parasitologi
Bedakan jenis kelamin ordo Digenea
sepasang testis —› masing-masing dilanjutkan oleh vas deferens —›kantong sirus yang berisi vesicula seminalis dan cirus —› primitive penis yang berakhir pada genital opening
Mempunyai ovarium tunggal —› oviduct —› ootype (tempat ovum menerima yolk (kuning telur) dari sekresi glandula vitelina dan membentuk cangkang —› telur menuju uterus (cangkang mengeras) —› keluar melalui porus genitalis.
Jantan Betina
FASCIOLIDAE
Fasciola
Ciri-Ciri
Bentuk pipih seperti daun, anterior lebih lebar dari posterior
Punya oral sucker dan ventral sucker Bersifat hemaprodit (terdapat 2 jenis kelamin) Punya kutikula berduri Inang definitif : sapi, kuda, domba, kambing,
kangguru, anjing, babi, kucing, gajah dan manusia
Sekum, testis dan ovarium bercabang (Bendryman et al., 2010)
Ciri-Ciri
Telur berbentuk oval, berdinding halus dan tipis berwarna kuning.
Ukuran telur 130-160 x 63-90 µm
Ukuran 25-30x8-15 µm
Panjang 2,5-3 cm x 1-1,5 cm
Warna coklat keabuan gelap
Ukuran telur 150-190 x 70-140 µm
Ukuran cacing 25-75mm x 12mm
Berwarna coklat muda dan transparan
F. Hepatica F. Gigantica
Siklus Hidup
Telur masuk ke dalam duodenum bersama cairan empedu keluar bersama feces. Telur menetas setelah 14 hari, yang dipengaruhi suhu dan kelembaban, menghasilkan miracidium.
Miracidium masuk ke dalam tubuh siput Lymnea dgn melepas selubung silia dan berkembang menjadi Sporokista.
Sporokista akan menghasilkan Redia Redia selanjutnya akan membentuk cercaria. Cercaria meninggalkan tubuh siput menempel pada
rumput dan berubah menjadi metacercaria. Metacercaria termakan oleh hewan ternak
berkembang menjadi cacing muda yang selanjutnya bermigrasi ke saluran empedu pada hati inang yang baru untuk memulai daur hidupnya.
Gejala Klinis
Akut : sebabkan kematian tanpa gejala klinis yg jelas. Pada umumnya diderita oleh kambing, domba serta anak sapi.
Diikuti oleh infeksi sekunder dari bakteri Clostridium novy yang menyebabkan black disease
Gejala klinis: hewan seperti dungu, lemah, nafsu makan menurun, tampak pucat dan oedema dari mukosa dan conjunctiva, hewan akan tampak nyeri jika ditekan pada daerah hepar.
Kematian terjadi secara cepat < 24 jam diikuti keluarnya eksudat purulen yang bercampur darah dari hidung dan anus.
Sub akut : jalannya penyakit berlangsung lebih lama mencapai 1-2 minggu diikuti dengan penurunan berat badan hewan penderita.
Kronis : kejadian lebih lama, terlihat oedema sub mandibula (bottle jaw), anemia, hewan cepat lelah disebabkan oleh ikterus dan diare, hewan menjadi kurus sehingga terjadi penurunan produksi susu dan bisa juga terjadi penurunan kualitas dan kuantitas dari bulu domba, terjadi askites, hydrotorax dan hydropericard.
Pengobatan
Karbon tetrachloride dengan dosis 1-2 ml/50 kg BB. Sangat efektif untuk cacing hati yang berumur 8-10 minggu. Tetapi tidak efektif untuk cacing hati yang berumur 5-6 minggu. Diberikan secara intramuskuler, sub kutan dan peroral
Mineral oil dengan dosis 1-2 ml/10 kg BB Hexachlorophen pemberian secara per oral
dengan dosis 15 mg/kg BB. Dapat mebunuh cacing muda berumur 4 minggu
Obat-obat lain yang dapat digunakan adalah: >>Dovenix dengan dosis 7ml untuk sapi dewasa pemberian secara sub kutan.>>triclabendazole dengan 5 mg/kg BB pemberian secara intramuskuler.
EURYTREMA
Taksonomi Eurytrema
Phyllum : platyhelminthes Class : trematoda Ordo : digenea Family : dicrocoelidae Genus : Eurytrema Spesies : E. Pancreaticum
Siklus Hidup
E.pancreaticum memerlukan inang I siput tanah Didalam tubuh siput tanah, menghasilkan 2 generasi
dari sporokista generasi kedua akan menghasilkan cercaria ± 5 bulan setelah infeksi.
Cercaria keluar dari tubuh siput dan menempel pada rumput, kemudian termakan oleh belalang (inang II).
Metacercaria terjadi didalam haemocele dan menjadi infektif setelah 3 minggu dalam tubuh belalang .
Penularan terjadi saat belalang yang mengandung metacercaria termakan oleh ruminansia bersamaan dengan rerumputan.
Metacarceria dari tubuh belalang yang termakan akan menetas didalam usus sapi kemudian cacing muda akan bermigrasi menuju saluran pankreas dan menginfeksi ruminansia tersebut.
Patogenesis
Infeksi ringan : Radang selaput lendir dan Kerusakan epitel saluran empedu
Infeksi berat : pengerasan pankreas, kadang-kadang lunak dan bengkak.
Pengobatan
Metode pengobatan belum diketahui, namun pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian mollucida dipadang penggembalaan, pengeringan rawa-rawa, dan pemberian pakan bergizi bagi ternak.
PARAMPHISTOATIDAE
Parampistomum
Taksonomi
Phyllum : Platyhelminthes Class : Trematoda Ordo : Digenea Family : Paramphistomatidae Genus : Paramphistomum,
Cotylophoron, Gastrothylax, Gigantocotyle, Gastrodiscus
Morfologi Umum
Tubuh tebal dan sirkuler pada potongan melintang (transversal)
Ventral sucker berkembang, kuat dan terletak pada ujung posterior
Kantong ventral berukuran besar Anterior sucker kadang-kadang mempunyai
sepasang kantong Tidak memiliki faring, memiliki esofagus Intestinal caecal sederhana Kutikula tidak berduri Sejumlah besar spesies ditemukan pada rumen
dan retikulum sapi, rusa, kerbau, kambing dan domba, dan kolon dari kuda
Jenis-Jenis
Genus : Paramphistomum (Fischoeder, 1901)
Spesies : P. Cervi (Schrank, 1790) Habitat cacing dewasa : rumen dan retikulum
kambing, domba dan sapi Peyebaran : kosmopolitan Morfologinya : Warna merah muda pada waktu hidup, Merupakan “conical fluke” yaitu cacing
mengerucut yang bentuknya seperti buah pear
Bagian ventral sedikit konkaf dan bagian dorsal sedikit konveks
Mempunyai sucker yang besar dibagian subterminal posterior
Ukuran cacing 5-13 x 2-5mm Genital pore terletak 1/3 bagian anterior Testis sedikit berlobi, sebelah anterior ovarium Vittelaria terletak diantara varing dan ventral
sucker Ukuran telur 114-176 x 73-100 µm
Genus : Cotylophoron(Stilles dan Gold Berger, 1910)
Species :C.Cotylophorum(Fischoeder,1901;Nasmarck, 1937)
Habitat : rumen dan retikulum kambing, domba, sapi
Penyebarannya : kosmopolitan Morfologi : Mirip dengan P. Cervi tetapi genital
sucker mengelilingi genital pore Ukuran telur 123-135 x 61-68 mikron (Soulsby,
1986)
Genus : Gasterothylax (Poirier, 1883)Species : G. Crumenifer (Creplia, 1847)
Habitat : rumen domba, sapi dan kerbau di India, srilangka dan Cina
Morfologi : Cacing dewasa berwarna merah pada waktu masih hidup,
memanjang dan sirkuler pada potongan transversal Ukuran cacing dewasa : 9-18 x 5 mm Cacing dari genus ini berbeda dengan genus lain pada kantong
ventral yang berukuran besar, terbuka di bagian anterior dan meluas pada seluruh permukaan ventral sampai posterior sucker
Genital pore terbuka di dalam kantong, terletak pada pertengahan antara faring dan percabangan intestin
Sekum terletak pada tepi anterior dari testis Testis berlobi dan horizontal Ovari terletak di bagian belakang dari sekum dan testis Uterus terletak pada pertengahan tubuh Ukuran telur 115-135 x 60-70 µm
Genus : Gigantocotyle (Nasmarck, 1937)
Species : G. Explanatum (Nasmarck, 1937)
Habitat : saluran empedu, kandung empedu dan duodenum sapi dan kerbau
Penyebaran : India dan Malaysia Morfologi : bentuk seperti kerucut
dengan salah satu ujung lancip, dan ujung lainnya melebar
Genus : Gastrodiscus (Leuckart, 1877)
Species : G. aegyptiacus (Cobbold, 1876)
Habitat : usus halus dan usus besar bangsa kuda, babi di Afrika, India dan di daerah tropis lainnya
Morfologi : Warna merah muda Ukuran 17 x 8-11 mm Bentuk tubuhnya seperti mangkok (piring) =
saucer shape Intestin bercabang Testis berlobi letaknya hampir diagonal dan bagian
tengah belakang terletak ovari Telur oval dan ukurannya 131-139 x 78-90 µm
Siklus Hidup
Mirip telur fasciola, mempunyai operculumPada waktu dikeluarkan sudah bersegmen. Waktu perkembangan menjadi mirasidium pada setiap speciesnya berbeda-beda. Mirasidium yang bebas akan berenang di air dan masuk ke dalam siput air. Penetrasi ke dalam tubuh siput melalui dinding posterior dari rongga mantel, kemungkinan terjadi pada bagian yang lunak. Siput yang berperan sebagai intermediet host
Perkembangan selanjutnya didalam siput, sama pada semua species. Mirasidium sewaktu melakukan penetrasi masuk rongga mantel, melapaskan cilia untuk melindungi mirasidium. Setelah 12 jam membentuk sporocyst, setelah 11 hari sporokista matur dan menagndung maksimum 8 redia setiap sporokista. Redia akan dibebaskan 11 hari setelah infeksi dan pada hari ke 21 setelah infeksi , setiap redia mengandung 15-30 serkaria. Serkaria yang mature/masak berwarna coklat gelap dan mempunyai 2 bintik mata. Serkaria akan keluar bila terkena sinar matahari dalam waktu 30 menit. Serkaria yang keluar (sercaria pigmentota) mempunyai ekor pendek dan memiliki 2 pasang bintik mata.
Beberapa jam kemudian serkaria mengalami enkystmentpada tanaman air. Proses enkistasi lengkap selama 10 menit menjadi metacercaria yang bertahan hidup selama kurang lebih 3 bulan. Infeksi pada inang definitif karena termakannya metaserkaria bersama rumput tanaman air.
Gejala Klinis
Paramphistomum memiliki 2 fase yaitu fase intestinal dan fase ruminal. Pada fase intestinal cacing muda menyebabkan pendarahan bengkak serta merah di dalam duodenum dan abomasum hal ini menyebabkan duodenitis dan abomasitis. Pada kasus infeksi masal pertumbuhan cacing menjadi lambat sehingga gejala klinis akan terlihat lebih lama. Fase ruminal cacing akan menyebabkan perubahan epitel dari rumen yang mengganggu kapasitas reabsorbsi. Gejala klinisnya diare dengan feses yang berbau khas apatis dan demam ringan. Pada kasus kronis akan terjadi kekurusan serta kerugian ekonomi lainnya. Pada kasus masal cacing ini bisa menyebabkan kematian, pada fase ruminal tidak terlihat jelas.
Pengobatan
Identifikasi gambar
Gastrothylax
Os = oral Sucker
Es = eye spot
P = pharynx
Ga = Genital atrium
In = intestine
Vs = vental sucker
Ta = tail
Paragonimus